Annual Training Tahun 2012
|
|
- Budi Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Annual Training Silvikultur, Fasilitator, Budidaya Lebah Madu, Sistem Informasi Geografis, Teknologi Pengolahan Kayu, Inventarisasi dan Analisis Vegetasi/Satwa Tahun 2012
3 Alamat Sekretariat Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Tamalanrea, Makassar Tel atau Fax website:
4 Kata Pengantar Buku Annual Training Fakultas Kehutanan UNHAS adalah sekumpulan pelatihan yang ditawarkan kepada masyarakat sebagai salah satu wujud penjabaran tugas pokok tridharma perguruan tinggi serta citra communiversity Universitas Hasanuddin. Ragam pelatihan yang ditawarkan dalam buku ini mengacu kepada hasil analisa kebututuhan pengembangan kapasitas para pihak dalam pembangunan kehutanan. Pelatihan akan didesain dengan suasana menyenangkan dan menggunakan ragam dan metode pendekatan pelatihan yang sesuai dengan tujuan tiap tema pelatihan. Beberapa jenis pelatihan yang ada di buku ini telah dilakukan dan telah memberikan manfaat kepada para pihak. Oleh karena itu sasaran peserta pelatihan ini perlu diperluas sehingga buku ini hadir untuk mensosialisasikannya. Pimpinan Fakultas Kehutanan UNHAS berharap ragam pelatihan yang ditawarkan dalam buku ini mendapatkan sambutan serta bermanfaat baik bagi peserta pelatihan nantinya maupun konstribusi nyata buat persoalan-persoalan kehutanan yang kita hadapi. Akhirnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kegiatan ini. Makassar, Maret 2012 Dekan Fakultas Kehutanan, Prof. Dr. Ir. Muh. Restu, MP
5 Daftar Isi 1. Pelatihan Budidaya Hutan dan Silvikultur - hal Pelatihan Fasilitator Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan - hal Pelatihan Fasilitator Sekolah Lapang Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa - hal Pelatihan Budidaya lebah Madu - hal Pelatihan Sistem Informasi Geografis - hal Pelatihan Pembuatan Papan Semen Untuk Komponen Rumah Sederhana - hal Pelatihan Pembuatan Biopelet dan Briket Arang Dari Limbah Biomassa - hal Pelatihan Pembuatan Laminasi Dekoratif - hal Pelatihan Aplikasi Teknologi Pengawetan Untuk Bahan Bangunan dan Mebel - hal Pelatihan Pendataan dan Analisis Vegetasi dan Satwa Liar - hal. 23 Formulir Pendaftaran - hal 25
6 1 Pelatihan Budidaya Hutan dan Silvikultur Latar Belakang Seorang rimbawan terutama silvikulturis harus mampu mengaplikasikan teori menjadi suatu produk yang berdaya cipta dan kreatif. Karena teori yang diperoleh mestinya diaplikasikan melalui suatu percobaan-percobaan, sehingga menjadi pengalaman secara empiris. Kemampuan tersebut tidak hanya diperoleh pada saat di bangku kuliah. Namun bisa diperoleh melalui pendidikan non formal Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Unhas mampu menjawab kebutuhan tersebut, dengan Sumberdaya Manusia dan sarana prasarana yang dimilikinya laboratorium ini telah mampu menyediakan wahana pelatihan bagi akademisi/ peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme pada bidang budidaya hutan (Silvikultur) 2. Menumbuhkan sikap mandiri dalam berkreasi dan berinovatif 3. Menjadi rimbawan dan sivikulturis yang andal dan bertanggungjawab. Paket Pelatihan 1. Pembuatan Kompos 2. Pembibitan dan Persemaian 3. Pendugaan Potensi Cadangan Karbon 4. Pembuatan Profil Tanah dan analisis laboratorium 5. Analisis keragaman genetik (DNA dan Morfologi) Narasumber 1. Prof.Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. 2. Prof.Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc. 3. Prof.Dr. Ir. Muh. Restu, MP. 4. Dr. Ir Anwar Umar, MS 5. Dr. Ir. Syamsuddin Millang, MS. 6. Ir. Budirman Bachtiar, MS 7. Mukrimin, S.Hut., MP. 8. Gusmiaty, SP., MP. 9. Fidyawati, A.Md. Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 1
7 Waktu Pelaksanaan Pelatihan dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan, Kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea dan Laboratorium Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Bengo-Bengo Kabupaten Maros, pada bulan Maret - Desember 2012 Peserta Pelatihan Ini ditujukan bagi Akademisi/Peneliti, mahasiswa S1, S2, dan S3, dan masyarakat umum Biaya Pelatihan 1. Pembuatan Kompos (Rp ) 2. Pembibitan dan Persemaian (Rp ) 3. Pendugaan Potensi Cadangan Karbon (Rp ) 4. Pembuatan Profil Tanah dan analisis laboratorium (Rp ) 5. Analisis keragaman genetik (DNA dan Morfologi) (Rp ) Fasilitas: Snack, makan siang, sertifikat, modul pelatihan, transportasi untuk field trip, akomodasi selama field trip. Materi Pelatihan 1. Modul Pembuatan Kompos, bokashi 2. Modul manual teknik Pembibitan tanaman hutan, ball seeding, 3. Manual pembuatan Persemaian modern 4. Modul penghitungan dan pendugaan Potensi Cadangan Karbon pada berbagai tipe hutan 5. Manual teknik pengambilan sampel tanah (Profil Tanah) 6. Manual analisis sifat kimia dan kimia tanah 7. Manual teknik pendugaan genetik melalui RAPD melalui elektroforesis 8. Manual teknik pendugaan genetik melalui karakteristik Morfologi Informasi Lanjut dan Pendaftaran Sekretariat Pelatihan Labratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Tamalanrea CP : Mukrimin, S.Hut., MP. ( ) muke_blk@yahoo.co.id 2 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
8 2 Pelatihan Fasilitator Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan Latar Belakang Konflik pengelolaan hutan di Indonesia selama ini meniscayakan dua hal yakni kemiskinan dan kerusakan hutan yang berlarut-larut. Ketegangan para pihak dalam pengelolaan kawasan hutan membuat stakeholder utama terjebak pada persoalan mempertahankan posisi dan hak kelola masing-masing, sehingga kearifan lokal masyarakat dalam mendukung hutan lestari sudah tidak terpikirkan lagi sementara itu Pemerintah disibukkan dalam pengamanan hutan, sementara aktifitas pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan publik terlupakan. Konflik ini harus diretas, salah satunya adalah dengan berusaha membangun konsensuskonsensus yang diawali proses-proses kesepahaman para pihak. Belum jelasnya sistem tenurial yang berkeadilan ditengah tumpang tindih hukum sektoral menimbulkan banyak konflik pengelolaan hutan. Dibutuhkan komitmen para pihak dalam penuntasan reforma agraria sektor kehutanan. Beberapa hasil pembelajaran yang didapatkan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin bahwa peran dan posisi para pihak sering berbenturan karena tidak bertemunya kepentingan para pihak, padahal substansi kebutuhan para pihak sebenarnya dapat dipertemukan dan dimediasi. Transformasi konflik menuju perubahan yang lebih berkeadilan terhadapa masyarakat lokal dan kelestarian hutan semestinya mampu diperankan oleh masing-masing posisi dan peran para pihak tersebut. Transformasi konflik melalui reforma agraria di sektor kehutanan dipandang salah satu media efektif dalam mengurai persoalan substantif dari tata kelola konflik ini. Kebijakan pemerintah pusat aktual telah cukup memberikan akses kepada masyarakat untuk pengelolaan hutan melalui beberapa skema antara lain Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) melalui dukungan kebijakan berupa PP 6/2007 jo PP 3/2008 yang di dalamnya memuat bentuk KM yaitu Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. 37/2007 dan Permenhut No. 49/2008 tentang Hutan Desa. Sementara itu skema Hutan Adat sementara masih dalam diskursus dan belum menemukan kesepahaman para pihak baik dalam segi konsepsi maupun prosedural dan implementasinya. Transformasi konflik ini membutuhkan fasilitataor pengelolaan konflik yang kuat dan berdedikasi. Berdasarkan hal tersebut diatas maka Fakultas Kehutanan UNHAS dengan bantuan mitra lainnya akan melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Konflik Sumberdaya hutan Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 3
9 Tujuan Pelatihan Tujuan keseluruhan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengelola konflik sumberdaya hutan. Pada pelatihan ini diharapkan peserta dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman mengenai konflik pengelolaan hutan di daerah mereka masing-masing serta mencoba mengoptimalkan peran dalam mengelola konflik tersebut 1. Berbagi pengalaman dan saling belajar tentang konflik sumberdaya hutan yang mereka alami selama ini. 2. Berbagi pengalaman dan saling belajar tentang teknik mengelola (analisis dan mediasi) konflik sumberdaya hutan di daerah masing-masing. 3. Saling berbagi pengetahuan dan keterampilan tentang agenda, dan peran peserta dalam tata kelola konflik didaerahnya masing-masing. Desain Pelatihan dan Proses Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pelatihan ini didesain dengan pendekatan partisipatif. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama pelatihan adalah sebagai berikut: Tahap I - Pelatihan Indoor 1. Menetapkan konteks pelatihan 2. Diskusi tentang konflik pengelolaan kawasan hutan 3. Teknik analisis konflik pengelolaan hutan secara partisipatif 4. Praktek analisis konflik pengelolaan hutan 5. Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan 6. Praktek Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan 7. Evaluasi Pemahaman Peserta tentang Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan 8. Agenda tata kelola konflik di daerah masing-masing Tahap II - Pelatihan Outdoor Peserta kembali ke lokasi masing-masing untuk praktek pengelolaan konflik dan dimonitoring oleh fasilitator pelatihan Tahap III - Monitoring dan Evaluasi Peserta dapat kembali ke ruang pelatihan (indoor) untuk saling berbagi dan megkomunikasikan hasil prakte. Tahap ini juga dapat dilakukan melalui diskusi melalui media elektronik seperti , dll Pelatih dan Penyelenggara Pelatihan akan difasilitasi oleh pelatih profesional dan berpengalaman dari Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) UNHAS dan juga mitra lain seperti SCF dan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM). Pada pelatihan ini akan diundang narasumber yang selama ini telah berpengalaman dalam melakukan mediasi konflik pengelolaan sumberdaya hutan 4 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
10 Peserta Pelatihan ini akan diikuti oleh individu ataupun lembaga yang sedang menangani atau memediasi konflik pengelolaan sumberdaya hutan (baik secara langsung maupun tidak langsung). Individu atau lemabaga tersebut dapat berasal dari staf Dinas Kehutanan Kabupaten dan Kota, staf Dinas Kehutanan Provinsi, Staf BP DAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) LSM Lokal, pendamping dan penggiat Kehutanan Masyarakat lainnya Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pelatihan akan dilaksanakan di Fakultas Kehutanan UNHAS Makassar, pada bulan Maret November 2012 Fasilitas Fasilitas yang akan didapatkan oleh peserta: 1. Ruang Pelatihan yang nyaman 2. Tempat Praktek yang sesuai 3. Tempat penginapan 4. Sertifikat 5. Akomodasi Biaya Pelatihan Biaya pelatihan akan menggunakan dua skema: 1. Skema I : Biaya akan ditanggung oleh peserta dengan total biaya Rp per orang. 2. Skema II : Biaya akan ditanggung oleh penyelenggara jika mendapatkan sponsor dari pihak-pihak terkait. Jadwal Pelatihan Jadwal Tahap I Materi Hari I. 1. Menetapkan konteks pelatihan 2. Diskusi tentang konflik pengelolaan sumberdaya hutan 3. Diskusi tentang transformasi konflik pengelolaan sumberdaya hutan Hari II 1. Teknik analisis konflik pengelolaan hutan secara partisipatif 2. Praktek analisis konflik pengelolaan hutan Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 5
11 Hari III 1. Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan 2. Praktek Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan 3. Evaluasi Pemahaman Peserta tentang Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan 4. Agenda tata kelola konflik di daerah masing-masing Bulan I dan Bulan II Bulan III Tahap II Peserta kembali ke lokasi masing-masing untuk praktek pengelolaan konflik dan dimonitoring oleh fasilitator pelatihan Peserta dapat kembali ke ruang pelatihan (indoor) untuk salaing berbagi dan megkomunikasikan hasil prakte. Tahap ini juga dapat dilakukan melalui diskusi melalui media elektronik seperti , dll Informasi Lanjut dan Pendaftaran Sekretariat Pelatihan Labratorium Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Tamalanrea CP : Muhammad Alif KS, S.Hut., M.Si. ( ) alif.mksr@gmail.com 6 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
12 3 Pelatihan Fasilitator Sekolah Lapang Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa Latar Belakang Kebijakan pemerintah pusat aktual telah cukup memberikan akses kepada masyarakat untuk pengelolaan hutan melalui beberapa skema antara lain Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) melalui dukungan kebijakan berupa PP 6/2007 jo PP 3/2008 yang di dalamnya memuat bentuk KM yaitu Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. 37/2007 dan Permenhut No. 49/2008 tentang Hutan Desa. Sementara itu skema Hutan Adat sementara masih dalam diskursus dan belum menemukan kesepahaman para pihak baik dalam segi konsepsi maupun prosedural dan implementasinya. Target pencapaian skema-skema tersebut belumlah optimal di lapangan, diperkirakan hanya sekitar 10% baik dari target luasan usulan maupun target pengelolaan, itupun dengan bantuan fasilitasi dari pihak lain seperti LSM dan lembaga donor. Peningkatan kapasistas fasilitator adalah salah satu kunci penting yang dirasakan oleh para pihak penting untuk diintervensi. Saat ini Kementerian Kehutanan juga mendorong peningkatan kapasitas khususnya HD dan HKm melalui program-program Sekolah Lapang HD dan HKm yang dapat dijalankan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat. Kementerian Kehutanan melalui Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor : P. 13/V-BPS/2010 Tentang Pedoman Pembangunan dan Pengembangan Sekolah Lapang Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa telah memberikan panduan bagi para pihak yang ingin memfasilitasi program sekolah lapang tersebut. Namun disatu sisi, dibutuhkan kecakapan fasilitator baik dari segi jumlah dan kualitas untuk menyukseskan program HD dan HKm baik yang sedang berjalan maupun yang masih sedang diinisiasi. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin akan melaksanakan pelatihan fasilitator sekolah lapang HKm dan HD guna menciptakan fasilitator handal dalam mengimplementasikan program sekolah lapang Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 7
13 Tujuan Pelatihan Tujuan keseluruhan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon fasilitator sekolah lapang HKm dan HD. Pada pelatihan ini diharapkan peserta dapat ; 1. Berbagi pengalaman dan saling belajar tentang program sekolah lapang HKm dan HD (konsep, Kurikulum dan Silabus (Kursil) sekolah lapang HKm dan Hutan Desa) 2. Bertukar pikiran dan berbagi pengalaman mengenai teknik fasilitasi sekolah lapang hutan desa dan hutan kemasyarakatan Desain Pelatihan dan Proses Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pelatihan ini didesain dengan pendekatan partisipatif. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama pelatihan adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan konteks pelatihan 2. Diskusi tentang konsep, materi sekolah lapang HKm dan HD 3. Diakusi tentang Kurikulum dan Silabus (Kursil) sekolah lapang HKm dan Hutan Desa 4. Teknik teknik dasar fasilitasi 5. Praktek fasilitasi sekolah lapang HKm dan HD (membawakan materi dan fasilitasi praktek lapang) a) Teknik Pengelolaan Hutan - Penyusunan rencana kerja - Penataan areal kerja - Penyusunan Laporan b) Teknik Pengembangan Usaha - Kewirausahaan dan Usaha - Pembuatan kebun Bibit Rakyat - Pengembangan Agroforestry c) Teknik Pengembangan Kelembagaan - Pembukuan Keuangan Kelompok - Pengembangan Koperasi - Membangun Kemitraan - Pengembangan Kelompok d) Teknik Fasilitasi e) Teknik Komunikasi f) Pelaporan Fasilitasi 6. Evaluasi Pemahaman Peserta tentang fasilitasi Sekolah lapang HKm dan HD 7. Agenda pembangunan Sekolah Lapang HKm dan HD di daerah masingmasing 8 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
14 Pelatih dan Penyelenggara Pelatihan akan difasilitasi oleh pelatih profesional dan berpengalaman dari Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) UNHAS dan juga mitra lain seperti SCF dan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM). Pada pelatihan ini akan diundang narasumber yang selama ini telah berpengalaman dalam melakukan program sekolah lapang HKm dan HD atau program peningkatan kapasitas pembangunan KM Peserta Pelatihan ini terbuka untuk diikuti oleh Staf BP DAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) Dinas Kehutanan Kabupaten dan Kota,, LSM Lokal, pendamping dan atau calon pendamping program HKm dan HD Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pelatihan akan dilaksanakan di Fakultas Kehutanan UNHAS Makassar, pada bulan Maret - November 2012 Fasilitas Fasilitas yang akan didapatkan oleh peserta : 1. Ruang Pelatihan yang nyaman 2. Tempat Praktek yang sesuai 3. Tempat penginapan 4. Sertifikat 5. Akomodasi Biaya Pelatihan Biaya pelatihan akan menggunakan dua skema 1. Skema I: Biaya akan ditanggung oleh peserta dengan total biaya Rp per orang 2. Skema II: Biaya akan ditanggung oleh penyelenggara jika mendapatkan sponsor dari pihak-pihak terkait Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 9
15 Jadwal Pelatihan Hari ke- Materi 1 a. Pembukaan b. Menetapkan konteks pelatihan c. Diskusi tentang konsep, materi sekolah lapang HKm dan HD d. Diakusi tentang Kurikulum dan Silabus (Kursil) sekolah lapang HKm dan Hutan Desa e. Teknik teknik dasar fasilitasi f. Teknik fasilitasi membawakan materi kebijakan HKm dan HD g. Teknik fasilitasi membawakan materi administrasi pengusulan HKm dan HD 2. Praktek fasilitasi sekolah lapang HKm dan HD (membawakan materi dan fasilitasi praktek lapang) a. Teknik Pengelolaan Hutan - Penyusunan rencana kerja - Penataan areal kerja - Penyusunan Laporan 3. Lanjutan Praktek fasilitasi sekolah lapang HKm dan HD (membawakan materi dan fasilitasi praktek lapang) a. Teknik Pengembangan Usaha - Kewirausahaan dan Usaha - Pembuatan kebun Bibit Rakyat - Pengembangan Agroforestry b. Teknik Pengembangan Kelembagaan - Pembukuan Keuangan Kelompok - Pengembangan Koperasi - Membangun Kemitraan - Pengembangan Kelompok 4 a. Evaluasi Pemahaman Peserta tentang fasilitasi Sekolah lapang HKm dan HD b. Agenda pembangunan Sekolah Lapang HKm dan HD di daerah masing-masing c. Penutupan Informasi Lanjut dan Pendaftaran Sekretariat Pelatihan Labratorium Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Tamalanrea CP : Muhammad Alif KS, S.Hut., M.Si. ( ) alif.mksr@gmail.com 10 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
16 4 Pelatihan Budidaya Lebah Madu Latar Belakang Lebah madu menghasilkan 13 macam produk yang semuanya mempunyai nilai tinggi. Permintaan akan produk lebah madu masih terbuka untuk baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Pelatihan ini diharapkan menghasilkan SDM yang mampu menghasilkan 13 macam produk lebah madu. Pelatihan meliputi budidaya, pemanenan, pengolahan, packaging sampai pemasaran. Tujuan pelatihan ini adalah peserta pelatihan mampu dan terampil dalam budidaya lebah madu mulai dari penangkapan koloni sampai pasca panen dan pemasaran. Materi Pelatihan No. MATERI PELATIHAN Jam Pelajaran A. Teori 1 Kebijaksanaan pemerintah di bidang perlebahan 2 2 Biologi Lebah 4 3 Manajemen Koloni 4 4 Peralatan Budidaya Lebah Madu 4 5 Panen produk, pasca panen dan manfaat produk 4 perlebahan 6 Analisa usaha dan pemasaran produk perlebahan 2 7 Hama dan penyakit lebah madu 2 8 Tanaman pakan lebah 2 B. Praktek 1 Peralatan Budidaya Lebah Madu 10 2 Pengelolaan Koloni dan Ratu Lebah 5 3 Panen produk perlebahan (madu, pollen, royal 5 jelly,lilin,propolis,bee venom,bee bread,bee brood) 4 Pengenalan jenis-jenis pakan 2 Jumlah Jam Pelajaran 46 Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 11
17 Waktu Pelaksanaan Pelatihan akan dilaksanakan pada bulan Maret - Desember 2012 Biaya Pelatihan 1. Umum : Rp ,- 2. Mahasiswa : Rp ,- Peserta LSM, petani, mahasiswa Fasilitas Fasilitas yang diperoleh peserta : 1. Konsumsi 2. Sertifikat 3. Materi dan bahan praktek Informasi lanjut dan pendaftaran Sekretariat Pelatihan Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan UNHAS CP : Dr. Ir. A. Sadapotto ( ) sadapotto@yahoo.com 12 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
18 5 Pelatihan Sistem Informasi Geografis Latar Belakang Perkembangan masyarakat yang semakin cepat dan kompleks, maka pengaturan kegiatannya melalui penataan batas hutan menjadi semakin dinamis dan rumit. Oleh karenanya teknologi dalam penyusunan rencana, implementasi, evaluasi dan pengendalian tata batas harus pula mengikuti perkembangan dinamika tersebut di atas agar tetap tepat dan efektif. Sistem informasi geografis (GIS) adalah sistem berbasis komputer yang mampu mengelola basis data geografis, baik data spasial, maupun data non spasial, sehingga dapat digunakan secara terpadu. Disatu sisi teknologi GIS yang sudah sangat berkembang memberikan kemudahan-kemudahan dan peluang baru bagi analisis spasial. Tujuan Pelatihan ini adalah agar peserta memiliki kemampuan dan keterampilan dasar dan keterampilan lanjutan dalam menggunakan teknologi GIS untuk perencanaan dan analisis wilayah. Materi Pelatihan 1. Pengenalan GIS 2. Pengenalan Tools GIS 3. Teknik Menginput Data 4. Teknik Mengoverlay Data 5. Teknik Layout. 6. Teknik Analisis Unit Lahan Peserta Pelatihan GIS Tingkat Dasar dan Lanjut di tujukan bagi perusahan kehutanan, pertambangan, perkebunan, instansi kehutanan, instansi lingkungan hidup, akasemisi, peneliti, LSM, Konsultan Mahasiswa S2 dan S3. Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 13
19 Waktu Pelaksanaan Pelatihan akan dilaksanakan di Fakultas Kehutanan Unhas pada bulan Maret - Desember 2012 Biaya Pelatihan Tingkat dasar Umum : Rp Mahasiswa : Rp Tingkat lanjut Umum : Rp Mahasiswa : Rp Informasi Lanjut dan Pendaftaran Sekretariat Pelatihan Labratorium Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Tamalanrea CP : Andang Suryana Soma, S.Hut., MP. ( ) s_andangs@yahoo.co.uk 14 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
20 Latar Belakang Arus urbanisasi yang terus terjadi pada kota-kota besar seperti halnya Makassar maupun kota-kota lain di Indonesia menuntut penyediaan hunian yang layak dan terjangkau. Penyediaan rumah tinggal yang layak dan terjangkau dimungkinkan jika komponen penyusun rumah juga dapat disediakan dengan harga yang murah namun berkualitas. Selama ini, pengembang umumnya menggunakan konstruksi beton dengan bahan batu merah atau batako untuk pembuatan rumah tinggal di daerah perkotaan. Tingginya permintaan pada bahan-bahan tersebut membuat harganya juga semakin meningkat. Sebenarnya bahan-bahan bangunan tersebut dapat disubstitusi dengan bahan lain. Dalam hal ini papan semen merupakan alternative pengganti yang sepadan ditinjau dari sisi kualitas dan diharapkan memiliki harga yang lebih terjangkau. Tujuan 6 Pelatihan ini adalah transfer keterampilan sekaligus pengetahuan tentang factorfaktor kunci dalam pembuatan papan semen sebagai bekal untuk melakukan inovasi dalam pembuatan papan semen dengan memanfaatkan bahan yang tersedia melimpah. Materi Pelatihan 1. Sumber-sumber bahan baku papan semen 2. Identifikasi kesesuaian bahan baku untuk pembuatan papan semen 3. Proses pembuatan papan semen 4. Pengujian kualitas 5. Faktor-faktor kunci yang menentukan dalam pembuatan papan semen Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : September 2012 (3 hari) Tempat : Workshop Fakultas Kehutanan Unhas Pelatihan Pembuatan Papan Semen Untuk Komponen Rumah Sederhana Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 15
21 Peserta Pelatihan ini ditujukan bagi intansi kehutanan dan pekerjaan umum, permukiman, pengembang, LSM, serta mahasiswa. Biaya Pelatihan Umum : Rp ,- Mahasiswa : Rp ,- Fasilitas: Snack, makan siang, sertifikat, modul pelatihan Informasi Lanjut dan pendaftaran Sekertariat Pelatihan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. CP : Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si. ( ) arie_tanti@yahoo.com Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
22 7 Pelatihan Pembuatan Biopelet dan Briket Arang Dari Limbah Biomassa Latar Belakang Sumber utama energi yang digunakan untuk keperluan rumah tangga masih berbasis pada minyak bumi. Padahal sebenarnya kita dapat memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan. Sebagai contoh, telah lama kita ketahui bahwa masyarakat di pedalaman menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi utamanya. Namun demikian sejak distribusi bahan bakar minyak mampu menjagkau sebagian besar wilayah, maka penggunaan kayu bakar ini digantikan oleh minyak bumi. Hal ini menjadi salah satu alasan semakin tingginya tingkat konsumsi energi yang bersumber dari minyak bumi. Jika ditelusuri, maka salah satu alasan keengganan penggunaan kayu bakar sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan adalah sifatnya yang sangat tidak praktis. Permasalahan ini seyogyanya dapat diatasi. Pelet adalah biomassa yang dipadatkan dengan ukuran diameter sekitar 0,5-0,8 cm dengan panjang 2-4 cm. Sedangkan briket arang adalah biomassa yang diarangkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan, dicampur perekat dan dicetak. Pelet dan briket arang ini merupakan bahan bakar yang praktis dari sisi penggunaan. Oleh karena itu produk-produk ini dapat didorong menjadi salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan bagi masyarakat. Tujuan Pelatihan ini adalah transfer keterampilan sekaligus pengetahuan tentang faktorfaktor kunci dalam pembuatan biopelet dari limbah biomassa sebagai bekal untuk melakukan inovasi dalam pembuatan biopelet dengan memanfaatkan bahan yang tersedia melimpah. Materi Pelatihan 1. Sumber-sumber bahan baku biopelet dan briket arang 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas biopelet dan briket arang 3. Proses pembuatan biopelet dan briket arang 4. Pengujian kualitas dan briket arang Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 17
23 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : April 2012 (4 hari) Tempat : Workshop Fakultas Kehutanan Unhas Peserta Pelatihan ini ditujukan bagi instansi kehutanan, instansi sosial,lsm, serta mahasiswa. Biaya Pelatihan Umum : Rp ,- Mahasiswa : Rp ,- Fasilitas: Snack, makan siang, sertifikat, modul pelatihan Informasi Lanjut dan pendaftaran Sekertariat Pelatihan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. CP : Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si. ( ) arie_tanti@yahoo.com 18 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
24 8 Pelatihan Pembuatan Laminasi Dekoratif Latar Belakang Ratusan jenis kayu perdagangan telah dikenal luas oleh masyarakat. Setiap jenis kayu memiliki warna dan corak yang unik sehingga ia dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan tersebut dapat berupa tekstur maupun warna. Keragaman warna kayu akan menghasilkan corak yang indah jika dapat dikombinasi secara kreatif melalui berbagai cara, misalnya dengan membuat produk-produk dengan profil tertentu dari kayu laminasi. Pembuatan kayu laminasi ini dapat dilakukan dengan menggabungkan kayu dengan corak yang berbeda-beda sehingga dalam pengerjaan lebih lanjut akan memunculkan kombinasi yang artistik. Produk laminasi tidak hanya dapat dibuat dengan memanfaatkan kayu sebagai bahan baku. Produk laminasi juga dapat dibuat dari bambu. Keterbatasan dimensi bambu membuat pemanfaatannya menjadi terbatas. Pemanfaatan bambu yang kita kenal selama ini hanyalah untuk scaffolding, konstruksi murah dan sederhana, atau untuk jenis-jenis tertentu sebagai bahan kerajinan. Akan tetapi, melalui teknologi laminasi, bambu dapat dibuat menjadi produk dengan dimensi yang sesuai kebutuhan. Teknologi laminasi membuat bambu dapat berdimensi sepuluh kali lebih besar dari dimensi alaminya. Pembesaran dimensi ini membuka peluang bagi penciptaan produk-produk baru yang dekoratif. Sebagai contoh, railing tangga atau teras rumah, atau bahan-bahan dekoratif lainnya dapat dibuat dari bambu dengan penampilan yang unik. Pelatihan ini dilaksanakan untuk memadukan teknologi dan keterampilan pengolahan kayu dan bambu laminasi untuk menciptakan produk-produk dekoratif yang dapat berperan bagi pengembangan ekonomi kreatif. Materi Pelatihan 1. Pengenalan beberapa jenis kayu dengan tekstur dan warna yang menarik 2. Teknik persiapan bahan baku dan peralatan laminasi 3. Metode pembuatan kayu dan bambu laminasi dekoratif 4. Pemanfaatan produk-produk laminasi dekoratif Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 19
25 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : Desember 2012 (4 hari) Tempat : Workshop Fakultas Kehutanan Unhas Peserta Pelatihan pembuatan laminasi ini ditujukan bagi masyarakat umum, pengrajin handy craft, pengusaha mebel, dinas perindustrian, LSM, maupun mahasiswa Biaya Pelatihan Umum : Rp ,- Mahasiswa : Rp ,- Fasilitas: Snack, makan siang, sertifikat, modul pelatihan Informasi Lanjut dan pendaftaran Sekertariat Pelatihan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. CP : Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si. ( ) arie_tanti@yahoo.com 20 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
26 9 Pelatihan Aplikasi Teknologi Pengawetan Untuk Bahan Bangunan dan Mebel Latar Belakang Salah satu permasalahan penting yang senantiasa muncul dalam bangunan perumahan maupun penggunaan produk-produk kayu dan bahan lignoselulosa lainnya seperti mebelair adalah serangan rayap dan jamur. Tingginya tingkat serangan rayap dan jamur ini dikarenakan Indonesia memiliki iklim yang sangat sesuai sebagai habitat rayap dan jamur. Akibat serangan rayap maupun jamur, umur pakai kayu menjadi lebih singkat atau setidaknya merusak keindahan produk yang digunakan. Tentu saja hal ini berimplikasi pada kerugian ekonomis yang harus ditanggung akibat pengantian bahan-bahan yang telah rusak tersebut. Lebih dari itu, permasalahan ini sebenarnya memiliki konsekuensi yang lebih luas yaitu semakin banyaknya pohon yang harus ditebang dari hutan yang akan menurunkan kemampuannya dalam menyerap karbon dari udara. Oleh karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk memperpanjang umur pakai kayu maupun bahan lignoselulosa lainnya yang digunakan untuk berbagai keperluan. Peningkatan umur pakai ini dapat dilakukan melalui aplikasi teknologi pengawetan. Namun demikian, karena menggunakan bahan beracun, maka aplikasinya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengaplikasikan metode ini. Meskipun demikian, apabila teknik pengawetan kayu dapat dipahami dengan baik, maka aplikasinya dapat dilakukan secara sederhana. Dengan demikian, pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam penggunaan kayu seperti halnya pengembang dapat memanfaatkannya pada kayu-kayu yang akan digunakannya. Tentu saja hal ini juga dapat meningkatkan nilai jual bangunan yang dipasarkan. Di sisi lain, karena mengandung bahan beracun, maka diperlukan kehati-hatian dalam penerapannya. Oleh karena itu pihak-pihak terkait yang berkepentingan seperti instansi pemerintah maupun LSM juga perlu memahami teknologi ini agar digunakan sesuai dengan peruntukannya. Pelatihan ini dilaksanakan untuk membekali peserta tentang ilmu dan keterampilan aplikasi teknologi pengawetan kayu secara sederhana agar dapat diaplikasikan secara langsung dan implikasi positif dan negatifnya dapat dipahami. Materi Pelatihan 1. Mendeteksi kerusakan kayu bahan bangunan dan mebel. 2. Penanganan kayu dan produk kayu sebelum dan setelah proses pengawetan. 3. Teknologi perlindungan dan pengawetan bahan bangunan. 4. Analisis manfaat pengawetan. Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 21
27 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : Juni 2012 (3 hari) Tempat : Workshop Fakultas Kehutanan Unhas Peserta Pengembang, Pengrajin mebel, instansi pemerintah seperti dinas perdagangan, dinas kehutanan, badan lingkungan hidup, LSM, serta mahasiswa. Biaya Pelatihan Umum : Rp ,- Mahasiswa : Rp ,- Fasilitas: Snack, makan siang, sertifikat, modul pelatihan Informasi Lanjut dan pendaftaran Sekertariat Pelatihan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. CP : Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si. ( ) arie_tanti@yahoo.com 22 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
28 10 Pelatihan Pendataan dan Analisis Vegetasi dan Satwa Liar Latar Belakang Keanekaragaman hayati Indonesia yang tinggi dengan peringkat kedua terbesar dunia adalah sebuah potensi yang patut dibanggakan. Kekayaan tersebut menjadi sumber kehidupan manusia sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan berdasarkan asas kelestarian untuk keberlangsungannya. Akan tetapi keberadaan vegetasi dan satwa liar yang menjadi bagian ekosistem keanekaragaman hayati tersebut saat ini masih banyak yang belum terdata bahkan banyak yang telah punah tanpa diketahui keberadaannya. Selain itu, dari sisi pemanfaatan keanekaragaman hayati masih banyak yang bersifat eksploitatif sehingga kelestarian dan laju kepunahan semakin cepat. Kegiatan ekowisata adalah salah satu solusi dalam pemanfaatan potensi keanekaragam hayati yang bertanggung jawab dan berkesinambungan serta melibatkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar tempat kegiatan ekowisata. Informasi yang akurat mengenai komposisi dan populasi vegetasi dan satwa liar adalah sebuah kebutuhan yang menjadi dasar untuk pengelolaannya. Lebih lanjut dari segi pemanfaatan, keterampilan dalam mengembangkan ekowisata juga membutuhkan keterampilan sendiri dalam menyampaikan informasi tersebut kepada para pelaku ekowisata. Oleh karena itu, Laboratorium Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang selama ini telah banyak melakukan kegiatan penelitian termasuk pendataan dan analisis vegetasi dan satwa liar serta pengembangan ekowisata meracang kegiatan pelatihan ini agar setidaknya menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tersebut. Bentuk dan Tujuan Pelatihan Kegiatan ini adalah pelatihan dengan beberapa paket yang dapat dipilih oleh setiap calon peserta berdasarkan kebutuhan masing-masing. Akan tetapi keeseluruhan paket tersebut juga bisa diikuti karena pada dasarkan ketiga paket tersebut materinya saling berhubungan Tujuan pelatihan ini adalah peningkatan kemampuan peserta pelatihan dalam bidang pendataan dan analisis vegetasi, inventarisasi dan analisis satwa liar dan kemampuan interpretasi potensi-potensi keanekaragaman hayati untuk dikembangkan dalam kegiatan ekowisata Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas - 23
29 Paket Pelatihan No Nama Paket Waktu Pelakanaan 1 Pengenalan Jenis Pohon (Dendrologi 1 Inventarisasi dan analisis data vegetasi 2 Inventarisasi dan analisis data Materi Kelas 1 hari, Praktek Lapang 2 hari Investasi (RP) Mahasiswa Umum Pemandu ekowisata Paket lengkap (1, 2, 3 dan 4) Materi Kelas 2 hari, Praktek Lapang 5 hari Peserta Staf Litbang Kehutanan, staf Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, LSM lokal, mahasiswa, dan masyarakat umum. Nara Sumber 1. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M. Sc. 2. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M. Sc. 3. Risma Illa Maulany, S. Hut., M. Sc. 4. Asrianny, S. Hut., M. Si. 5. Pakar di Bidangnya di luar akademisi Fasilitas 1. Sarana dan Prasarana Pelatihan 2. Modul Pelatihan 3. Konsumsi materi kelas 4. Transportasi ke lokasi praktek PP 5. Sertifikat Waktu dan Tempat Pelatihan akan dilaksanakan spanjang tahun, April - Desember Tempat : 1. Lab. Konservasi Biologi dan Ekowisata 2. Lab. Alam Konservasi Biologi dan Ekowisata di Kawasan Hutan Pendidikan Unhas Informasi lanjut dan pendaftaran Sekretariat Pelatihan Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan UNHAS Attn. : Asrianny ( ) yanni_sapati@yahoo.com 24 - Pelatihan Fakultas Kehutanan Unhas
30 Formulir Pendaftaran Nama : Instansi : Alamat : No.Telp/HP : Menyatakan ikut serta dalam pelatihan : Investasi akan : Ditransfer rekening panitia Bank BNI Cabang Tamalanrea, Makassar dengan No Rek A/N. Fakultas Kehutanan Unhas Dibayarkan ke panitia seminggu sebelum pelaksanaan pelatihan Tanggal :..,.. Tandatangan Catatan: 1. Beri tanda silang di pilihan metode pembayaran 2. Formulir pendaftaran yang telah diisi harap difax ke sekretariat panitia
Pelatihan Fasilitator Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan
2 Pelatihan Fasilitator Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan Latar Belakang Konflik pengelolaan hutan di Indonesia selama ini meniscayakan dua hal yakni kemiskinan dan kerusakan hutan yang berlarut-larut.
Lebih terperinciPelatihan Fasilitator Sekolah Lapang Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa
3 Pelatihan Fasilitator Sekolah Lapang Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa Latar Belakang Kebijakan pemerintah pusat aktual telah cukup memberikan akses kepada masyarakat untuk pengelolaan hutan melalui
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71
Lebih terperinciOleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22
Lebih terperinciSERBA SERBI HUTAN DESA (HD)
SERBA SERBI HUTAN DESA (HD) Oleh Agus Budhi Prasetyo, S.Si.,M.Si. Dalam Renstra 2010-2014, Kemenhut merencanakan hutan kemasyarakatan seluas 2 juta ha dan hutan desa seluas 500.000 ha. Dari areal yang
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.90 /Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciPP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)
Copyright (C) 2000 BPHN PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 62 TAHUN 1998 (62/1998) TENTANG PENYERAHAN
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman
Lebih terperinciBAB III Tahapan Pendampingan KTH
BAB III Tahapan Pendampingan KTH Teknik Pendampingan KTH 15 Pelaksanaan kegiatan pendampingan KTH sangat tergantung pada kondisi KTH, kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi oleh KTH dalam melaksanakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 116 /Dik-2/2012
Lebih terperinciHUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo
HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo Hutan Kemasyarakatan (HKm) menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan untuk menekan laju deforestasi di Indonesia dengan
Lebih terperinciA. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan
Lampiran Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Nomor : 522/ /Hutbun.1/2016 Tanggal : Nopember 2016 Perihal : Kajian Pembentukan UPTD Urusan Kehutanan pada Dinas Lingkungan Hidup dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumberdaya hutan yang tidak hanya memiliki keanekaragaman hayati tinggi namun juga memiliki peranan penting dalam perlindungan dan jasa lingkungan,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PS Manajemen Hutan PS Teknologi Hasil Hutan Pertimbangan Lapangan Kerja Peningkatan Kemampuan Alumni Kebijakan Kemendiknas Berdasarkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal
Lebih terperinciKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.13/VI-BPPHH/2014 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI LEGALITAS KAYU
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI AWAL GURU PROGRAM KEAHLIAN KEHUTANAN TAHUN 2014
KISI UJI KOMPETENSI AWAL GURU PROGRAM KEAHLIAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PROGRAM KEAHLIAN : KEHUTANAN Paket Keahlian : Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Teknik Pemanenan Hasil Hutan Teknik Rehabilitasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.147/Dik-2/2012
Lebih terperinciMemperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.893, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Rehabilitasi Hutan. Lahan. Dana Reboisasi. Tata Cara. Penyaluran. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.36/MENHUT-II/2012
Lebih terperinci2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.429, 2016 KEMEN-LHK. Jaringan Informasi Geospasial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.28/Menlhk/Setjen/KUM.1/2/2016
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II. PERENCANAAN KINERJA
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperincitertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang
PENDAHULUAN BAB A. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menjadi salah satu prioritas nasional, hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA)
Lebih terperinciLABORATORIUM KEBIJAKAN DAN KEWIRAUSAHAAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM KEBIJAKAN DAN KEWIRAUSAHAAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN KASUS PENOLAKAN BIBIT MPTS OLEH PETANI PADA KEGIATAN GNRHL DI KABUPATEN BULUKUMBA SUL-SEL KASUS BENTROKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciVISI, MISI & SASARAN STRATEGIS
VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS BADAN LITBANG KEHUTANAN 2010-2014 V I S I Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih meningkatkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2017 TENTANG DUKUNGAN DATA, INFORMASI DAN AHLI DALAM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciPERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF
Peran Penting Masyarakat dalam Tata Kelola Hutan dan REDD+ 3 Contoh lain di Bantaeng, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, pemerintah kabupaten memberikan modal dan aset kepada desa
Lebih terperinciPembangunan Bambu di Kabupaten Bangli
BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinci2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.
BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai
Lebih terperinci-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2017 KEMEN-LHK. Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran. Perusakan Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Hutan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
Lebih terperinciKOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
STANDAR KOMPETENSI GURU Kompetensi Utama KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi a b c
Lebih terperinciKeputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan
Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri
Lebih terperinciKabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau
Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.
Lebih terperinciUSULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN Dasar Hukum Lingkungan Hidup UU No. 32/2009: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No. 18/2008: Pengelolaan Sampah PP turunannnya Kehutanan UU No. 41/1999: Kehutanan
Lebih terperinciS A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk lebih meningkatkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincipeningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar hutan dan juga penciptaan model pelestarian hutan yang efektif.
Oleh: Luluk Nurul Jannah Staf P3E Kalimantan P engelolaan hutan selama lima dekade di Indonesia telah mengakibatkan tingkat penggudulan hutan yang tinggi dan konflik sosial antara komunitas, pemerintah,
Lebih terperinciVISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI
TATA KELOLA SUMBERDAYA ALAM DAN HUTAN ACEH MENUJU PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN DAN RENDAH EMISI VISI DAN MISI PEMERINTAH ACEH VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN
Lebih terperinci2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja
No. 1327, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Hutan Berkala. Rencana Kerja. Izin. Hasil Hutan. Restorasi Ekosistem. Inventarisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA
PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa hutan disamping
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2011 KEMENTERIAN KEHUTANAN. IUPHHK. Hutan Tanaman Rakyat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menhut-II/2011 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN
Lebih terperinciMATRIKS DISKUSI MASALAH DAN TINDAK LANJUT FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN Cisarua, 16 s/d 18 Juli 2012
MATRIKS DISKUSI MASALAH DAN TINDAK LANJUT FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN Cisarua, 16 s/d 18 Juli 2012 Topik Bahasan : Peran Forum Komunikasi Peneliti, Widyaiswara Dan Penyuluh
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA
PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.704, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Bakti Sarjana. Kehutanan. Pembangunan Hutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.30/MENHUT-II/2013 TENTANG BAKTI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG INVENTARISASI HUTAN BERKALA DAN RENCANA KERJA PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU RESTORASI EKOSISTEM DENGAN
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program
Konsep Perencanaan Pengelolaan DAS Terpadu, dengan ciri-ciri sebagai berikut (1) hutan masih dominant, (2) satwa masih baik, (3) lahan pertanian masih kecil, (4) belum ada pencatat hidrometri, dan (5)
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN
Tindak Lanjut/ Pelaksanaan Hasil FK-PWP Tahun 2012 Hendro Asmoro, SST., M.Si Disampaikan pada : Pertemuan FK-PWP Tahun 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN NASKAH
Lebih terperinciWALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1938, 2017 KEMEN-LHK. Penugasan bidang LHK kepada 33 Gubernur. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.66/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Fungsi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Pasal 93 ayat (2), Pasal 94 ayat (3), Pasal
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 94 /Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciB A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang U ntuk menindak lanjuti diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 maka dalam pelaksanaan otonomi daerah yang harus nyata dan bertanggung
Lebih terperinciMenyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang
Konferensi Pers dan Rumusan Hasil Workshop 21 Juli 2009 Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang Jakarta. Pada tanggal 21 Juli 2009, Departemen Kehutanan didukung oleh USAID
Lebih terperinciBUKU RENCANA MANAJEMEN PLAN SUB DAS GOPGOPAN
i ii Kata Pengantar Penyusunan rencana pengelolaan ( Manajemen Plan) Sub DAS Gogopan merupakan bahagian dari kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan di wilayah DAS Asahan Barumun melalui program
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN. HIDUP. Sumber Daya Alam. Perkebunan. Pengembangan. Pengolahan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati
Lebih terperinciMetode Pembelajaran. Bobot Nilai (%) 1, Mampu menjelaskan dengan benar tentang definisi, ruang lingkup, tujuan serta manfaat
GARIS-GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Manajemen Satwa Liar dan Dinamika Populasi Kode MK/SKS : 417M1133 / 3 Semester
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciTENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 49/Menhut-II/2008 TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar
Lebih terperinciDukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
EDARAN KE DUA Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II Tema: Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan BUKITTINGGI, 9-11 SEPTEMBER 2014
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT
PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI PRIORITAS IV : MENGEMBANGKAN DAN MEMPERKUAT EKONOMI DAERAH YANG DIKELOLA BERDASARKAN KOMODITAS UNGGULAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kekayaan alam bangsa Indonesia yang menjadi aset berharga dalam mendatangkan devisa bagi negara, sehingga dapat memberi kontribusi yang
Lebih terperinciSUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PENGANTAR Sebagai konsekuensi dari perubahan nomeklatur Kementerian
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 2/IV-SET/2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN MASYARAKAT PEDULI API
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 2/IV-SET/2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN MASYARAKAT PEDULI API DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat
Lebih terperinciPenjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG
Page 1 of 19 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 UMUM TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017
PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR Makassar, 2017 2 14 PRIORITAS NASIONAL Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat 1. Revolusi Mental 2. Kesehatan 3. Perumahan dan Permukiman Dimensi Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 128/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinci6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM
48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama
Lebih terperinciDukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
EDARAN KE DUA Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II Tema: Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan BUKITTINGGI, 16-18 SEPTEMBER 2014
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Pasal 93 ayat (2), Pasal 94 ayat (3), Pasal
Lebih terperinciKata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara
Opini Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Hulu DAS Kelara OPINI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN DI HULU DAS KELARA Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN, KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HUTAN DI WILAYAH TERTENTU PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SISTEM
71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari
Lebih terperinciV. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE
V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE Berdasarkan tinjauan pustaka yang bersumber dari CIFOR dan LEI, maka yang termasuk dalam indikator-indikator ekosistem hutan mangrove berkelanjutan dilihat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 7/Menhut-II/2011 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 7/Menhut-II/2011 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembar
No.1442, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Inventasrisasi Potensi. Kawasan Suaka Alam. Kawasan Pelestarian Alam. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.81/Menhut-II/2014
Lebih terperinciPemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Oleh: Rini Pahlawanti rpahlawanti@watala.org Fokus Diskusi Group Membedah implementasi skema Pemberdayaan Masyarakat dalam PP. 3/2008 Bandar Lampung,
Lebih terperinciProfil Dan Strategi Pengembangan Laboratorium Sistem Informasi Spasial dan Pemetaan Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
Profil Dan Strategi Pengembangan Laboratorium Sistem Informasi Spasial dan Pemetaan Fakultas I. Pendahuluan Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan beraneka kekayaan sumberdaya alam
Lebih terperinci