UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL."

Transkripsi

1 UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL Oleh ULFA DYAH KURNIAWATI NIM A089 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2016

2 UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Oleh ULFA DYAH KURNIAWATI NIM A089 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2016

3

4 Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) dalam Melarutkan Kalsium Batu Ginjal secara In Vitro Ulfa Dyah Kurniawati Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, ulfadyah28@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit batu ginjal merupakan penyakit gangguan saluran kemih, sedangkan batu ginjal adalah endapan yang terjadi karena pekatnya kadar garam dalam air seni yang terdapat dalam ginjal. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi penderita batu ginjal di Jawa Tengah menempati urutan ke-4 dari seluruh provinsi di Indonesia.Alternatif pengobatan yang dianggap praktis dan efisien adalah pengobatan tradisional.daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) mengandung senyawa flavonoid yang diduga dapat melarutkan serbuk batu ginjal.tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun sirih merah dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni (true experimental). Penelitian ini menggunakan daun sirih merah yang dibuat ekstrak dengan metode sokletasi. Serbuk batu ginjal yang mengandung kalsium direndam dalam 3 kadar ekstrak daun sirih merah. Kalsium batu ginjal yang larut ditetapkan kadarnya dengan metode spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah dapat melarutkan serbuk batu ginjal yaitu pada konsentrasi 1% b/v adalah 42,53 mg/kg, konsentrasi 2% b/v adalah 55,31 mg/kg dan konsentrasi 4%b/v adalah 73,18 mg/kg. Simpulan : Ekstrak daun sirih merah konsentrasi 4%b/v memiliki efek yang paling besar dibandingkan konsentrasi 1%b/v dan 2%b/v dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Kata kunci Kepustakaan : 32 ( ) :Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.), flavonoid, kalsium batu ginjal, spekofotometer serapan atom.

5 ABSTRACT Background : kidney stone disease is a disease of urinary tract, while kidney stones are deposits that occur because of the thick salt levels in the urine in the kidney. Based on the results of the Health Research Association in 2013, the prevalence of kidney stones in Central Java in the 4 th place of all the provinces in Indonesia. Alternative treatment considered to be practical and efficient is a traditional treatment. Red sirih leaves (Piper crocatum Ruiz&Pav.) contains flavonoids which is allegedly to dissolve calcium in kidney stones. Objective: this study aim to determine the activity of the extracted red sirih leaf in dissolving calcium in kidney stones by in vitro. Methods: the study was pure experimental research (true experimental). This study uses extracted red sirih leaves by the method of socletation. Powdered kidney stone calcium was soaked in 3 levels of extracted red sirih leaves. Soluble calcium of kidney stones by atomic absorption spectrophotometer method the wavelength of 422,7 nm. Result : the result showed that the extracted of red sirih leaves that could dissolve kidney stones at the concentration of 1% w/v was 42,53 mg/kg, the concentration of 2% w/v was 55,31 mg/kg and the concentration of 4% w/v was 73,18 mg/kg. Conclusion : the extracted red sirih leaves is the concentration of 4 w/v has bigger effect than the concentration of 1% w/v and 2% w/v in dissolving calcium in kidney stones by in vitro. Keywords : Red sirih leaves (Piper crocatum Ruiz&Pav.), flavonoids, calcium in kidney stones, spectrophotometer of atomic absorption. Bibliographies : 32 ( )

6 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi utama mempertahankan homeostasis dalam tubuh sehingga terdapat keseimbangan yang optimal untuk kelangsungan hidup sel (Smeltzer dan Suzzane, 2001). Ginjal mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa dengan cara menyaring darah melalui ginjal. Ginjal mengeluarkan sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan zat kimia asing.kegagalan ginjal dalam melakukan fungsi-fungsi vital ini dapat menimbulkan keadaan yang disebut uremia atau penyakit ginjal stadium akhir/terminal (Price dan Wilson, 2006).Salah satu masalah yang diakibatkan dari kegagalan ginjal tersebut adalah penyakit batu ginjal. Penyakit batu ginjal adalah penyakit gangguan saluran kemih, sedangkan batu ginjal adalah endapan yang terjadi karena pekatnya kadar garam dalam air seni yang terdapat dalam ginjal (Sunanto, 2005). Telah diketahui banyak cara untuk pengobatan batu ginjal misalnya dengan operasi maupun penyinaran. Namun cara tersebut dianggap kurang praktis dan efisien. Alternatif pengobatan yang sering terpilih adalah pengobatan tradisional, oleh karena itu banyak dilakukan penelitian tanaman-tanaman yang diduga mengandung zat aktif tertentu yang dapat melarutkan kalsium batu ginjal. Penelitian tentang pelarutan kalsium batu ginjal dengan menggunakan tanaman tradisional telah banyak dilakukan antara lain daun sambung nyawa (Mimih, 2008), daun sirsak (Triana, 1999),lobak (Rhapanus sativus) (Maryati dkk, 2009), meniran (Phyllanthus niruri,l.) (Sunaryo, 2010), tempuyung (Sonchus arvensis) (Cahyono, 1990) dan kacang panjang (Vigna sinervis ENDL) (Suparmi, 2008).Berdasarkan penelitian tersebut, zat berkhasiat yang dapat melarutkan kalsium batu ginjal adalah flavonoid.flavonoid juga terdapat di dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.).Menurut Sudewo (2010) daun sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, cyanogenic, glucoside, isoprenoid, nonprotein amino acid dan eugenol. Flavonoid adalah salah satu zat aktif dari tanaman obat tradisional yang mempunyai berbagai khasiat, salah satunya sebagai obat pelarut kalsium batu ginjal.adanya kandungan flavonoid dalam daun sirih merah kemungkinan dapat melarutkan kalsium batu ginjal. Mekanisme aksi dari flavonoid sebagai obat pelarut kalsium batu ginjal yaitu dengan cara membentuk kompleks khelat yang stabil antara logam-logam dengan senyawa flavonoid yang mempunyai gugus hidroksi dan gugus karbonil (Pramono dkk, 1993). Penelitian tentang daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) memang sudah ada, namun dalam pengobatan batu ginjal belum pernah dilaporkan.oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang efek pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) sebagai pelarut kalsium batu ginjal.

7 2. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih merah sebagai pelarut kalsium batu ginjal secara in vitro. b. Tujuan Khusus Mengetahui kadar ekstrak daun sirih merah yang optimal dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. B. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan Alat : pisau, kain hitam, ayakan no. 30 mesh, labu alas bulat, ekstraktor, kodensor, selang, labu takar, water bath, kertas saring, tabung reaksi, pipet tetes, spektrofotometri serapan atom, inkubator, erlenmeyer dan cawan penguap. Bahan : daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.), batu ginjal, etanol 70%, H 2 SO 4 pekat, NaOH, H 2 SO 4 encer dan aquadestilata. 2. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Fakultas Sains Matematika Biologi Universitas Diponegoro Semarang untuk memastikan kebenaran tanaman. 3. Pembuatan Serbuk Daun Sirih Merah ( Piper crocatum Ruiz&Pav.) Daun sirih merah dicuci dengan air mengalir sampai bersih, ditiriskan, dikeringkan tanpa terkena sinar matahari secara langsung dengan ditutup kain hitam.simplisia yang telah kering dihaluskan dengan blender dan diayak dengan ayakan 30 mesh. 4. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah ( Piper crocatum Ruiz&Pav.) Pembuatan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) menggunakan metode sokletasi. Serbuk daun sirih merah di sokletasi menggunakan etanol 70% diperoleh ekstrak kemudian diuapkan dengan waterbath pada suhu 60 C sampai diperoleh ekstrak kental daun sirih merah. Kemudian dibuat konsentrasi ekstrak daun sirih merah dengan kadar 1% b/v, 2% b/v dan 4% b/v. 5. Pembuatan Serbuk Batu Ginjal Batu ginjal yang digunakan digerus halus dalam mortir dan diayak dengan ayakan 40 dan 60 mesh untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam. 6. Identifikasi Senyawa Flavonoid Sebanyak 0,1 gram sampel ditambahkan 3 tetes NaOH 0,1 N lalu diamati warnanya. Flavonoid akan memberikan warna kuning kecoklatan. Sebanyak 0,1 gram sampel ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat lalu diamati warnanya. Flavonoid akan memberikan warna jingga hingga krem (Harborne, 1987). 7. Identifikasi Kalsium Serbuk Batu Ginjal Serbuk halus batu ginjal ditambahkan H 2 SO 4 encer terbentuk endapan putih. Endapan larut dalam H 2 SO 4 pekat panas (Cahyono dan Suharjo, 2009).

8 8. Perendaman Serbuk Batu Ginjal 100 mg batu ginjal ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi 10 ml dengan ekstrak daun sirih merah dalam berbagai konsentrasi. Tabung reaksi tersebut selanjutnya diinkubasi selama 4 jam pada suhu 37ºC dengan pengocokkan setiap 1 jam sekali, selanjutnya disaring dengan kertas saring. Hasil penyaringan yang diperoleh kemudian didestruksi sebelum dilakukan pengukuran kadar kalsium terlarut dengan spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 422,7 nm. 9. Analisis Data Data hasil penelitian diperoleh kadar kalsium yang terlarut dalam ekstrak daun sirih merah dianalisis dengan SPSS 19.0 for windows dengan taraf 95% kepercayaan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Determinasi Tanaman Hasil determinasi tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) adalah sebagai berikut: 1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-799b- 800b-801b-802b-803b-804b-805b-807b-808b-809b-810b-811b-812b- 815b-816b-818a-819b (Famili 23 Piperaceae)Genus: Piper-Spesies: Piper crocatum Ruiz&Pav. Berdasarkan hasil determinasi tanaman dapat diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.). 2. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) Hasil dari penyarian didapatkan ekstrak daun sirih merah kental berwarna hijau kehitaman sebanyak 17,4 gram. Hasil rendemen ekstrak daun sirih merah yaitu 17,4%, hasil rendemen dikatakan efektif apabila didapatkan >10%. Berdasarkan hasil rendemen yang didapat disimpulkan bahwa proses sokletasi daun sirih merah berlangsung maksimal. 3. Identifikasi Senyawa Flavonoid Hasil uji kualitatif flavonoid dengan NaOH menunjukkan terjadi perubahan warna dari hijau kehitaman menjadi kuning kecoklatan.uji kualitatif flavonoid dengan H 2 SO 4 pekat menunjukkan perubahan warna dari hijau kehitaman menjadi jingga.perubahan warna ini menunjukkan daun sirih merah mengandung flavonoid. 4. Identifikasi Kalsium Batu Ginjal Identifikasi kalsium batu ginjal dengan menambahkan H 2 SO 4 encer terbentuk endapan putih, endapan putih larut dengan ditambahkan H 2 SO 4 pekat Hal ini membuktikan bahwa serbuk batu ginjal memiliki kandungan kalsium. 5. Perendaman Kalsium Batu Ginjal Ekstrak daun sirih merah dibuat menjadi 3 kelompok ekstrak konsentrasi 1%b/v, 2% b/v dan 4% b/v. Masing-masing konsentrasi ekstrak dibagi menjadi 5 tabung dengan volume 10 ml per tabung. 10 ml

9 ekstrak digunakan untuk merendam 100 mg serbuk batu ginjal pada suhu inkubasi 37 o C selama 4 jam dan dilakukan pengocokan setiap 1 jam. Hal ini dimaksudkan agar kondisi percobaan dibuat sama dengan kondisi di dalam tubuh. Suhu inkubasi yang digunakan 37 o C karena pada umumnya suhu tubuh manusia normal 37 o C. Waktu inkubasi ditetapkan 4 jam karena frekuensi buang air kecil normal manusia sekitar 3-4 jam sekali dalam sehari. Sedangkan maksud dari pengocokan setiap 1 jam adalah diasumsikan bahwa batu ginjal dalam tubuh mengalami pergerakan. Batu ginjal di dalam ginjal mengalami gerakan akibat aliran air, aliran urin dan gerakan dari aktivitas tubuh manusia itu sendiri. Hasil perendaman disaring dengan kertas saring dan diambil filtratnya. Filtrat dari masing-masing kelompok konsentrasi ekstrak daun sirih merah dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) pada panjang gelombang 422,7 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum untuk analisis kalsium. Tabel I. Hasil Kelarutan Kalsium Batu Ginjal Ekstrak Daun Sirih Merah Kalsium Terlarut (mg/kg) Kadar 1% b/v 46,29 Kadar 1% b/v 35,96 Kadar 1% b/v 32,39 Kadar 1% b/v 51,50 Kadar 1% b/v 46,52 Kadar 2% b/v 56,26 Kadar 2% b/v 43,00 Kadar 2% b/v 62,18 Kadar 2% b/v 47,50 Kadar 2% b/v 67,63 Kadar 4% b/v 76,65 Kadar 4% b/v 63,70 Kadar 4% b/v 75,20 Kadar 4% b/v 80,10 Kadar 4% b/v 70,27 Mean ± SD 42,53 ± 8,01 55,31 ± 10,15 73,18 ± 6,37 Berdasarkan tabel I. didapatkan rata-rata ekstrak daun sirih merah konsentrasi 4% b/v memiliki daya kelarutan yang paling tinggi diantara konsentrasi yang lain yaitu 73,18 mg/kg. Tabel II. Hasil Uji LSD Ekstrak Daun Sirih Merah Kelompok perlakuan p-value Kesimpulan Kadar 1% b/v vs Kadar 2% b/v 0,032 Berbeda Signifikan Kadar 1% b/v vs Kadar 4% b/v 0,000 Berbeda Signifikan Kadar 2% b/v vs Kadar 4% b/v 0,005 Berbeda Signifikan

10 Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro- Wilkdiperoleh bahwa semua data terdistribusi normal dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (P>0,05). Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test didapatkan nilai signifikansi 0,567 (p >0,05) artinya bahwa data berasal dari populasi yang sama (homogen).karena data yang didapat terdistribusi normal dan homogen maka dapat dilanjutkan ke uji ANOVA.Nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil analisis adalah 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing kelompok perlakuan memiliki rata-rata kalsium terlarut yang berbeda. Berdasarkan tabel II dapat diketahui bahwa ekstrak daun sirih merah kadar 1% b/v dibandingkan dengan kadar 2% bv, kadar 1% b/v dibandingkan dengan kadar 4% dan kadar 2% dibandingkan dengan kadar 4% menunjukkan nilai signifikansi (p<0,05) yang berarti berbeda signifikan, artinya bahwa kelompok kadar 1%, kadar 2% dan kadar 4% ekstrak daun sirih merah memberikan efek melarutkan kalsium batu ginjal yang berbeda. Daya melarutkan kalsium batu ginjal pada ekstrak daun sirih merah kemungkinan karena kandungan senyawa aktifnya yaitu flavonoid yang mempunyai mekanisme pembentukan kompleks antara gugus hidroksi karbonil dalam molekul flavonoid dengan ion kalsium penyusun batu ginjal, sehingga kalsium batu ginjal akan terlarut (Pramono dkk, 1993). D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang uji aktivitas ekstrak daun sirih merah (Piper crocatumruiz&pav.) dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitrodapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ekstrak daun sirih merah(piper crocatumruiz&pav.) dapat melarutkan kalsium serbuk batu ginjal secara in vitro. 2. Pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) dengan konsentrasi 4% b/v memiliki efek melarutkan kalsium batu ginjal yang paling besar yaitu 73,18 mg/kg. E. UCAPAN TERIMA KASIH Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing I Richa Yuswantina S. Farm., Apt., M. Si., Dosen Pembimbing II Nova Hasani Furdiyanti.,S.Farm.,MSc.,Apt., RSI Sultan Agung Semarang, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri,Bapak Ibu saya tercinta serta teman-teman yang setia menemani saya. F. DAFTAR PUSTAKA 1. Smeltzer and Suzanne, C., Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth edisi 8. EGC. Jakarta. 2. Price, A. S., Wilson M. L., Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. EGC. Jakarta.. 3. Sunanto, H Musnahkan Penyakit dengan Tanaman Obat. Puspa Swara. Jakarta.

11 . 4. Mimih, K. R Kelarutan Batu Ginjal (Kalsium Oksalat) dalam Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Ekstrak Etanol 70% Daun Sambung Nyawa secara In Vitro. Skripsi. Universitas Pakuan. Bogor. 5. Triana Susilawati (1999). Daya Melarutkan Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Daun Sirsak terhadap Batu Ginjal Kalsium In Vitro.Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 6. Maryati, Azizahwati dan Kadarsih.P Aktivitas Sari Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Kelarutan Batu Ginjal Kalsium secara In Vitro. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 7. Sunaryo Potensi Infusa dan Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus Niruri L.) terhadap Peluruhan Batu Ginjal Kalsium secara In Vitro. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 8. Cahyono, Agus Tri Pengaruh Infus Daun Tempuyung dan Infus Daun Kumis Kucing terhadap Kelarutan Kalsium Batu Ginjal secara In Vitro.Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 9. Suparmi Uji Kelarutan Batu Ginjal Kalsium oleh Infus Buah Segar Kacang Panjang (Vigna sinervis ENDL) secara In Vitro. Skripsi. FMIPA UII. Yogyakarta. 10. Sudewo, Bambang Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Agromedia Pustaka. Jakarta. 11. Pramono S., Sumarno, Wahyuono S., Flavonoid Sonchus arvensis L. Senyawa Aktif Pembentuk Kompleks dengan Batu Ginjal Berkalsium. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta.

DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH

DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH Oleh : NINA NOFITA NIM. 050112a062 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method. The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W dan Peni Warisman ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS FRAKSI ETANOL dan FRAKSI AIR DECOCTA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) TERHADAP PELURUHAN BATU GINJAL KALSIUM SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS FRAKSI ETANOL dan FRAKSI AIR DECOCTA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) TERHADAP PELURUHAN BATU GINJAL KALSIUM SECARA IN VITRO UJI AKTIVITAS FRAKSI ETANOL dan FRAKSI AIR DECOCTA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) TERHADAP PELURUHAN BATU GINJAL KALSIUM SECARA IN VITRO Hendy Ristiono 1, Suwidjiyo Pramono 2, Laela Hayu N 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD Richa Yuswantina, Istianatus Sunnah, Enny Septiarni P.L.P

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD 23 THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD Richa Yuswantina, Istianatus Sunnah, Enny Septiarni

Lebih terperinci

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT Catharanthus roseus (L.) G. Don leaves was used by society as a

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan pembentuk batu saluran kemih atau batu ginjal. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR 30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. BAB III METDLGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) Endang Triwahyuni Maharani*, Ana Hidayati Mukaromah**, Jatmiko Susilo*** *dan ** Laboratorium

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN PENETAPAN KADAR TANIN DALAM INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Mufti Kharismawati*, Pri Iswati Utami*, Retno Wahyuningrum * Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Penelitian uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,

Lebih terperinci

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice 28 The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Parida Risanti agityaresti@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi 30 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Kimia Terpadu Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi dan Mikrobiologi

Lebih terperinci

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Lale Reta Utami ABSTRACT Pomegranate Leaves (Punica granatum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad Fahrurrozi

Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad Fahrurrozi The Experiment Antioxidant Activity of Petai Cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) Leaves Ethanolic Extract With DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl) Method. Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium kimia program studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental murni secara laboratoris in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji 1. Bahan uji yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen laboratorium. Penelitian laboratorium merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL

EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL Laila Rahmah*, Muhammad Amir Masruhim, Riski Sulistiarini 11 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci