DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH
|
|
- Suhendra Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH Oleh : NINA NOFITA NIM a062 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
2
3 DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (MANGIFERA INDICA L.) SECARA IN VITRO ABSTRAK Nina Nofita Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, ninanofita71@gmail.com Latar Belakang : Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin, bergerak turun ke saluran kemih. Daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) mengandung senyawa flavonoid diduga dapat digunakan sebagai obat tradisional peluruh kalsium batu ginjal. Tujuan : Untuk mengetahui daya melarutkan batu ginjal pemberian dengan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.). Metode : Rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni, terdiri dari 3 kadar yaitu % b/v, 9% b/v dan 10% b/v dengan perendaman 2, 4 dan jam. Pengukuran kelarutan serbuk batu ginjal dengan metode gravimetri. Data hasil kelarutan serbuk batu ginjal dianalis menggunakan SPSS 17,0 for windows dengan uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil : Penelitian menunjukkan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) pada kadar 10% b/v dengan perendaman jam memiliki efek paling besar melarutkan serbuk batu ginjal dengan rata-rata 7±,4 %. Kesimpulan : Infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) memiliki efek melarutkan serbuk batu ginjal. Kata Kunci : daun mangga arum manis (Mangifera indica L.), penyakit batu ginjal, flavonoid Kepustakaan : 29 ( )
4 ABSTRACT Background : Kidney stones are small stones that form in the kidney as a result of the precipitation that occurs in urine, moving down to the urinary tract. Arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) contain flavonoids expected to be used as a traditional dissolving of calcium kidney stones. Purpose : To know the power of dissolving kidney stones by administering infusion of armanis mango leaves (Mangifera indica L.). Method : The study design was purely experimental, consisted of three levels of % w/v, 9% w/v and 10% w/v by soaking for 2, 4 and hours. Measurement of solubility of powdered kidney stones used gravimetric method. Data from solubility of powdered kidney stones were analyzed by using SPSS 17.0 for windows with one way ANOVA test with the level of 95%. Result : Research showed that infusion of arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) at levels of 10% w/v with soaking time for hours had the greatest effect to dissolve powdered kidney stones with an average of 7 ±,4 %. Conclusion : Infusion of arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) has an effect to dissolve powder kidney stones. Keywords : Arumanis mango leaves (Mangifera indica L.), kidney stone, flavonoids. Literatures : 29 ( )
5 A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Obat tradisonal bagi sebagian masyarakat merupakan pilihan utama untuk mengatasi berbagai penyakit, sementara bagi sebagian masyarakat lain, obat tradisional menjadi pilihan alternatif pengobatan. Sementara itu, alasan pemakaian obat buatan pabrik yang tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat. Namun di balik kenyataan tersebut, ada kecenderungan bahwa masyarakat modern sekarang mulai tertarik pada obat-obat tradisional, misalnya jamu. Alasannya, selain aman di gunakan, khasiat beberapa jenis obat tradisional tidak kalah di bandingkan dengan obat-obatan modern (Prapanza, 2003). Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke saluran kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air kencing (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar (Nisma, 2012). Jenis batu ginjal dibedakan menjadi batu kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat), batu struvit, batu asam urat, batu sistin, dan batu sulfa. Sebagian besar batu ginjal (75-0%) mengandung kalsium, yang kebanyakan berupa kalsium oksalat (Bangash dkk, 2011). Prevalensi seseorang mengalami batu ginjal sepanjang hidupnya di perkirakan bervariasi antara 1-15%, dengan jumlah penderita laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, dan umumnya didapatkan pada dekade ketiga sampai dekade kelima. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, bahwa prevalensi batu ginjal 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter, Jawa Tengah berada di urutan ke 3 dari 33 provinsi di Indonesia dimana pada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada pada urutan tertinggi (Depkes RI, 2013). Pelarutan batu ginjal ini telah dilakukan beberapa penelitian dengan berbagai tanaman, salah satunya yaitu pengaruh penambahan fraksi etanol dan kloroform buah anggur biru (Vitis vinifera L.) tahun 2013 terhadap kelarutan kalsium batu ginjal dengan spektrofotometri serapan atom dimana disimpulkan bahwa fraksi etanol dan kloroform ekstrak etanol buah anggur biru mempunyai kandungan senyawa flavonoid yang mempunyai kemampuan dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Fraksi etanol dengan konsentrasi 320µg/ml dapat melarutkan kalsium batu ginjal sebesar 3,3% sedangkan fraksi kloroform dengan konsentrasi 340µg/ml dapat melarutkan kalsium batu ginjal sebesar 2,2%. Daun mangga dilaporkan memiliki kandungan alkaloid, senyawa fenol, saponin, kaumarin, tanin, steroid, glikosid, triterponoid, dan flavonoid. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) terutama daunnya, menurut penelitian yang telah dilakukan Ramesh Petchi R, dkk, daun mangga (Mangifera indica L.) memiliki khasiat sebagai analgetik, antiinflamasi pada
6 percobaan menggunakan tikus, dan antimikroba terhadap bakteri gram posotif, gram negatif, dan fungi. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman yang sudah sangat popular di dunia, berasal dari Asia Tenggara, dan merupakan salah satu tanaman buah yang tertua yang telah dibudidayakan di daerah tropis. Produk utama dari tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah buahnya yang biasa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun berbagai produk olahannya. Tetapi selain buah, komponen lainnya yang juga berperan penting adalah daun mangga yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat alternatif. Dengan penjelasan diatas tentang pelarutan batu ginjal dan tanaman mangga (Mangifera indica L.) dimana dan tanaman mangga (Mangifera indica L.) mengandung flavonoid yang bisa melarutkan batu ginjal, sehingga pada penelitian kali ini memilih salah satu jenis mangga yaitu daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) diharapkan bisa melarutkan batu ginjal. 2. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui kadar dan waktu perendaman infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) manakah yang efektif dalam melarutkan batu ginjal. B. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan a. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan penguap, beaker glass, erlenmeyer, batang pengaduk, kertas saring, kain flannel, corong kaca, ayakan no.40, neraca analitik, oven, inkubator, kompor, dan panci infusa. b. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun mangga arum manis, batu ginjal, dan senyawa kimia : asam sulfat, amoniak, dan aquadest 2. Prosedur Penelitian a. Determinasi Tanaman Daun mangga arum manis dideterminasi di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. b. Pembuatan Simplisia Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) dan Serbuk Batu Ginjal Daun mangga arum manis yang segar dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah dengan cara dicuci dibawah air mengalir, dirajang kemudian
7 dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam dan dilakukan pengayakan hingga didapat derajat yang halus. Batu ginjal diserbuk dalam mortir, kemudian di ayak dengan ayakan no 40 sehingga diperoleh hasil serbuk yang homogen. c. Pembuatan Infusa Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) Simplisia daun mangga arum manis di timbang sesuai bobot yang diinginkan (, 9 dan 10 gram) dimasukkan ke dalam panci infusa yang berisi aquadest 100 ml, dipanaskan pada suhu 90 0 C selama 15 menit yang terhitung mulai suhu mencapai 90 0 C sambil sekali-sekali diaduk. Infusan tadi disaring selagi panas menggunakan kain flanel. d. Identifikasi Kualitatif Kalsium Batu Ginjal 1mg serbuk halus batu ginjal ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam ammonium sulfat (Cahyono, 2009) e. Identifikasi Falvonoid Infusa daun mangga arum manis ditambah H 2 SO 4 pekat. Terbentuknya warna merah karena penambahan H 2 SO 4 pekat menunjukkan adanya flavonoid (Harbone, 197). f. Uji Daya Larut 100mg serbuk batu ginjal dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi infusa daun mangga arum manis sebanyak 10 ml, kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 2, 4, dan jam. Setelah diinkubasi, larutan disaring menggunakan kertas saring Whatman 42. Dikeringkan di oven pada suhu C selama 2 jam dan ditimbang hingga didapat bobot konstan. daya larut batu ginjal pada rebusan daun mangga arum manis dihitung dengan rumus : Daya larut batu ginjal (%) = (bobot batu ginjal awal-bobot batu ginjal akhir) x 100 Bobot batu awal g. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Data terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan analisis two way anova pada tingkat kepercayaan 95%. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Determinasi Tanaman 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-124a-121b-120a-119b- 109b- Famili 6. Aanacardiaceae)-1a-2a-Genus: Mangifera)- (Species:Mangifera indica L)
8 2. Serbuk dan Infusa Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) a. Serbuk b. Infusa Bagian tanaman yang digunakan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yaitu daun berwarna hijau tua. Serbuk yang dihasilkan halus dan berwarna hijau tua. b. Infusa Kadar infusa yang dibuat yaitu % b/v, 9%b/v, dan 10% b/v. Infusa yang dihasilkan berwarna kecoklatan. 3. Identifikasi Flavonoid Identifikasi flavonoid dalam infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) dilakukan dengan uji fitokimia dengan mereaksikan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) ditambah dengan H 2 SO 4 pekat sehingga terbentuk warna merah karena penambahan H 2 SO 4 pekat yang berarti infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) positif mengandung flavonoid 4. Analisa Kualitatif Batu Ginjal Analisa kualitatif batu ginjal dilakukan dengan cara menambahkan H 2 SO 4 encer pada 1 mg serbuk halus batu ginjal sehingga terbentuk endapan putih CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam ammonium sulfat (Cahyono,2009).
9 5. Hasil Akhir Persentase Tabel 1 Hasil Akhir Rata-Rata Persentase Kelarutan Batu Ginjal Waktu (jam) Konsentrasi (%) Mean ± SD (%) ± ±,4 42 ±,4 44 ± 5,5 52 ±,4 64 ± 5,5 56 ± 5,5 62 ± 4,5 7 ±,4 Dilihat dari hasil persentase kelarutan, rata-rata tertinggi terjadi pada konsentrasi 10% dengan lama perendaman jam yaitu sebesar 7 ±,4%. Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, uji anova dan uji post hoc test. 6. Uji itas dan Homogenintas Uji ini dilakukan dengan Shapiro wilk sebagai uji normalitas dan Levene test sebagai uji homogenitas. Tabel 2 Uji itas Shapiro Wilk Perlakuan Sig. Kesimpulan Waktu (jam) Kadar (% b/v) ,220 0,52 0,57 0,099 0,105 0,755 Hasil data menunjukan bahwa terdistribusi normal, dimana dikatakan normal jika nilai signifikasi >0,05. Kemudian pada uji homogenitas dengan Levene test ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Uji Homogenitas Levene Test Perlakuan Sig. Kesimpulan Waktu (jam) 0,950 Homogen Kadar (% b/v) 0,925 Homogen Hasil data menunjukan bahwa homogen, dimana dikatakan homogen jika nilai signifikasi >0,05. Setelah didapat hasil normalisasi dan homogenitas dilanjutkan dengan uji anova. 7. Uji Anova Hasil dari uji normalitas dan homogenitas terbukti data terdistribusi normal dan homogen sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji anova. Uji anova dilakukan dengan two way anova karena pada penelitian ini menggunakan dua parameter yaitu waktu dan konsentrasi.
10 Tabel 4 Uji Anova (two way anova) Parameter F hitung Signifikasi Keterangan Waktu 1,91 0,000 Berbeda bermakna Konsentrasi 31,714 0,000 Berbeda bermakna Hasil data menunjukan pada semua konsentrasi dan waktu perendaman terjadi perbedaan bermakna, dimana dikatakan berbeda bermakna jika nilai signifikasi <0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc test.. Uji Post Hoc Test Uji Post Hoc Test dilakukan dengan uji LSD untuk mengetahui perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda. Tabel 5 Uji LSD pada Waktu (jam) Perbandingan tiap Signifikasi Keterangan waktu (jam) 2 vs 4 0,000 Berbeda bermakna 2 vs 0,000 Berbeda bermakna 4 vs 0,000 Berbeda bermakna Tabel 6 Uji LSD pada Konsentrasi (% b/v) Perbandingan tiap Signifikasi Keterangan kadar ( % b/v) vs 9 0,003 Berbeda bermakna vs 10 0,000 Berbeda bermakna 9 vs 10 0,000 Berbeda bermakna Analisa uji LSD ini juga berdasarkan nilai signifikasi yang didapatkan, jika p>0,05 maka tidak ada perbedaan yang bermakna dan jika p<0,05 maka ada perbedaan yang bermakna. Hasil kelarutan tertinggi terjadi pada kadar 10% b/v pada waktu perendaman jam yaitu 90% batu ginjal terlarut, sedangkan kelarutan terendah terjadi pada kadar % b/v pada waktu perendaman 2 jam yaitu 10% batu ginjal terlarut. Kelarutan tertinggi terdapat pada perendaman jam, hal ini diduga karena adanya reaksi yang terjadi antara flavonoid dengan Ca yang berikatan, semakin lama perendaman batu ginjal diduga flavonoid akan semakin banyak mengikat Ca dan larut oleh infusa daun mangga arum manis. Kelarutan tertinggi juga terjadi pada konsentrasi 10% b/v, hal ini disebabkan karena kandungan senyawa flavonoid diduga lebih banyak daripada konsentrasi % b/v dan 9% b/v dan bisa diartikan bahwa yang paling bagus yaitu pada konsentrasi 10% dengan waktu pelarutan jam, dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa penelitian telah sejalan dengan teori.
11 D. SIMPULAN 1. Infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) terbukti mempunyai daya melarutkan batu ginjal 2. Hasil kelarutan tertinggi terjadi pada kadar 10% b/v pada waktu perendaman jam yaitu 90% batu ginjal terlarut, sedangkan kelarutan terendah terjadi pada kadar % b/v pada waktu perendaman 2 jam yaitu 10% batu ginjal terlarut. E. UCAPAN TERIMAKASIH Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Selaku Dosen Pembimbing I Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing II Niken Dyah Ariesti, S.Farm., Apt., M.Si F. DAFTAR PUSTAKA 1. Cahyono, B., dan Suharjo, J, B Batu Ginjal. Kanisius. Yogyakarta 2. Depkes RI Riset Kesehatan Dasar Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta 3. Harborne Metode Fitokimia. Edisi II Penerbit ITB. Bandung 4. Nisma, Fatimah Pengaruh Kelarutan Ekstrak Etanol Buah Anggur Biru Terhadap Kelarutan Batu Ginjal secara in vitro. Laporan penelitian. Lemit UHAMKA. Jakarta.
DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR
30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id
Lebih terperinciSEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT
SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT Catharanthus roseus (L.) G. Don leaves was used by society as a
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC
Lebih terperinciEFEK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) TERHADAP KADAR KALSIUM URIN TIKUS JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SECARA IN VIVO
EFEK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) TERHADAP KADAR KALSIUM URIN TIKUS JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SECARA IN VIVO Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Baiq Septia Hastuti ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km
Lebih terperinciPOWER TO DISSOLVE Ca OXALATE BY LEMON JUICE (Citrus lemon) ON VARIATION OF CONCENTRATION AND IMMERTION TIMES
POWER TO DISSOLVE Ca OXALATE BY LEMON JUICE (Citrus lemon) ON VARIATION OF CONCENTRATION AND IMMERTION TIMES Endang Triwahyuni Maharani 1, Jatmiko Susilo 2. Siva Dwi Kemala Sari 3 1 Laboratorium Kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL Oleh ULFA DYAH KURNIAWATI NIM.050112A089 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperincir = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.
23 Keterangan : t = perlakuan/treatment r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent) Variasi lama perendaman selama 2, 3, 4, 5, dan
Lebih terperinciPOTENSI KOMBINASI PERASAN DAUN KUMIS KUCING
POTENSI KOMBINASI PERASAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) DAN PERASAN DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill) SEBAGAI PELURUH KALSIUM OKSALAT SECARA IN VITRO ARTIKEL Oleh EVA WANIALISZA HANUM NIM.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciTHE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT
THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Jumiatun ABSTRACT Tali Putri (Cassytha filiformis)
Lebih terperinciGambar 2. Daun Tempuyung
Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.
BAB III METDLGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Penelitian uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental dengan rancangan
Lebih terperinciEffect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C
Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Lale Reta Utami ABSTRACT Pomegranate Leaves (Punica granatum
Lebih terperinciANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)
ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) Endang Triwahyuni Maharani*, Ana Hidayati Mukaromah**, Jatmiko Susilo*** *dan ** Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciEFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL
EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL Laila Rahmah*, Muhammad Amir Masruhim, Riski Sulistiarini 11 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciAKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu
15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel
Lebih terperinciIdentifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)
, Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)
Lebih terperinciEFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H
EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H ABSTRACT Sansevieria trifasciata Prain. leaves is a plant that contains flavonoid,
Lebih terperinciTHE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD
THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD Richa Yuswantina, Istianatus Sunnah, Enny Septiarni P.L.P
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian
Lebih terperinciJurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, 1(1), 19-28 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : 2548-141X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id Uji Daya Larut Kalsium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN
PENETAPAN KADAR TANIN DALAM INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Mufti Kharismawati*, Pri Iswati Utami*, Retno Wahyuningrum * Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dekskriptif. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun awar-awar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan pembentuk batu saluran kemih atau batu ginjal. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat adalah
Lebih terperinciTHE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN
THE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Rosalia Agustini ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium. B. Lokasi Penelitian Ekstraksi dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan penelitian The Post Test Only Control Group Design. 4.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL ILMIAH Oleh: DEWI FITRIANA 050110a012 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH Dian Kartikasari 1, Nurkhasanah 2, Suwijiyo Pramono 3 1 Pasca sarjana prodi Farmasi Universitas Ahmad
Lebih terperinciSri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT
The Effectiveness Test Of Giving Infusa Of Cincau Leaves (Cyclea barbata (L.) Miers) Toward SGPT and SGOT Enzyme Levels On The Mice Infected By Salmonella Typhi Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciA : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)
Lampiran 1 A Gambar 1. Tanaman ceplukan dan daun ceplukan B Keterangan A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) B : Daun ceplukan Lampiran 1 (Lanjutan) A B Gambar 2. Simplisia dan serbuk simplisia Keterangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai Perbedaan Ekstrak Kulit Salak Pondoh (Salacca zalacca) dan Sodium Hipoklorit 0,5% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi
Lebih terperinci