Ringkasan Eksekutif. MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi Lima Tahun Pelaksanaan RPJMN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ringkasan Eksekutif. MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi Lima Tahun Pelaksanaan RPJMN"

Transkripsi

1

2 REPUBLIK INDONESIA Ringkasan Eksekutif MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi Lima Tahun Pelaksanaan RPJMN Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2010

3 Kata Pengantar Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah berakhir. Secara umum RPJMN telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Pencapaian ketiga agenda pembangunan yaitu: (1) Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai, (2) Agenda Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis, serta (3) Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat telah menunjukkan kemajuan yang berarti. Meskipun peningkatan hasil pembangunan telah terjadi di seluruh bidang pembangunan, namun terdapat beberapa sasaran pembangunan yang masih perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Buku Ringkasan Eksekutif ini diharapkan dapat memberi gambaran singkat tentang keseluruhan isi Buku MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi Lima Tahun Pelaksanaan RPJMN yang disusun oleh seluruh pihak terkait di Bappenas. Oleh karena itu, ringkasan eksekutif ini dikemas dalam dua bagian. Bagian pertama menguraikan keberhasilan masing-masing prioritas pembangunan. Bagian kedua disajikan dalam bentuk matriks yang memuat capaian sasaran masing-masing prioritas pembangunan. Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak di Kementerian PPN/Bappenas yang telah mendukung, menyusun, memungkinkan dan mewujudkan terbitnya buku laporan dan buku ringkasan ini. Diharapkan Buku Ringkasan Ekskutif ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya para pelaku pembangunan. Jakarta, April 2010 Plt. Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas Dr. Ir. Dedi M. Masykur Riyadi ii

4 DAFTAR ISI Halaman Judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii Ringkasan Eksekutif Keberhasilan MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi Lima Tahun Pelaksanaan RPJMN Agenda I Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai... 1 Agenda II Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis... 5 Agenda III Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Matriks Ringkasan MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi5 Tahun Pelaksanaan RPJMN Agenda I Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai Agenda II Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis Agenda III Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat iii

5 Ringkasan Eksekutif Keberhasilan MEMELIHARA MOMENTUM PERUBAHAN Evaluasi Lima Tahun Pelaksanaan RPJMN Pelaksanaan RPJMN secara umum telah terlaksana dengan baik dan berhasil mencapai kemajuan yang berarti bagi pembangunan Indonesia. Hal ini cukup nyata terlihat pada beberapa capaian seperti penurunan jumlah penduduk miskin, penurunan jumlah pengangguran terbuka, dan beberapa capaian lainnya. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu berbagai kemajuan yang belum sepenuhnya mencapai target yang telah ditetapkan. Upaya yang lebih besar dan mencakup komitmen dan kerjasama seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan dalam pencapaian pembangunan pada waktu mendatang. Pencapaian pembangunan diwujudkan berdasarkan tiga agenda pembangunan, yaitu (1) Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai; (2) Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Demokratis; (3) Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Agenda I Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai Pencapaian sasaran-sasaran dari Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai menunjukkan hasil yang cukup baik. Situasi aman dan damai dapat terwujud berkat kemajuan dalam penyelesaian berbagai konflik di daerah maupun konflik antarkelompok warga masyarakat serta penanggulangan berbagai bentuk kriminalitas. Semakin kokohnya NKRI didukung oleh keberhasilan pemerintah dengan dukungan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan separatisme dan terorisme serta peningkatan kemampuan pertahanan negara yang antara lain tercermin dari pengembangan tingkat kesiapan alutsista. Peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia semakin meningkat antara lain peran Indonesia di PBB, penyelesaian masalah Palestina, dan diadopsinya prakarsa Indonesia dalam pembentukan Komunitas ASEAN. pertama dari Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai adalah meningkatnya rasa aman dan damai. Dalam rentang waktu , pencapaian sasaran ini menunjukkan hasil yang cukup baik. Situasi yang 1

6 aman dan damai dapat terwujud melalui berbagai kemajuan yang dicapai dari penyelesaian berbagai konflik di daerah, seperti Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Papua dan Maluku maupun konflik antarkelompok warga masyarakat; serta penanggulangan berbagai bentuk kriminalitas, termasuk kejahatan konvensional, transnasional dan peredaran gelap narkoba. ini dicapai melalui penetapan Prioritas Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat, Prioritas Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan Pada Nilai-nilai Luhur, serta Prioritas Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas. Prioritas Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat. Pencapaian situasi harmonis di kalangan masyarakat merupakan kontribusi nyata dari peran masyarakat bersama pemerintah. Ini terlihat dari hasil pemulihan wilayah pasca konflik dan peningkatan komitmen persatuan dan kesatuan nasional, khususnya di Papua, Maluku, Maluku Utara, Poso Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jatim, Aceh dan Kalimantan Barat, memperlihatkan hasil yang cukup baik. Berbagai capaian khususnya dalam menjaga stabilitas sosial dan politik merupakan kontribusi dari pelaksanaan program-program yang dilaksanakan selama lima tahun, terutama dukungan pelaksanaan Program Pemulihan Wilayah Pasca Konflik dan Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan. Prioritas Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan Pada Nilai-nilai Luhur. Pengembangan kebudayaan yang diarahkan untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa dalam periode RPJMN telah memberikan kemajuan yang cukup berarti semakin berkembangnya pemahaman terhadap pentingnya kesadaran akan keragaman budaya yang ditandai oleh menurunnya eskalasi konflik/perkelahian antarkelompok warga di tingkat desa, yaitu dari desa pada tahun 2003 menjadi desa pada tahun 2008 (BPS, 2008; Podes). Program Pengelolaan Keragaman Budaya telah mendorong terciptanya situasi yang lebih kondusif di kalangan masyarakat yang tercermin dari terlaksananya dialog antarbudaya yang terbuka dan demokratis untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa khususnya dalam rangka kebersamaan dan integrasi serta terlaksananya kampanye hidup rukun dalam keragaman budaya/multikultur. Prioritas Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas. Pelaksanaan RPJMN untuk prioritas ini secara umum menunjukkan kemajuan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai tindak kriminal seperti kejahatan konvensional maupun 2

7 transnasional, konflik horizontal dan vertikal, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, serta berbagai bentuk kriminalitas yang lainnya, baik secara kuantitas maupun kualitas, masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Hal ini diduga bukan disebabkan oleh kurangnya jumlah dan pelayanan polisi, tetapi lebih disebabkan oleh meningkatnya faktor korelatif kriminogen, seperti meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan, serta tingginya peluang dan kesempatan untuk melakukan tindakan kriminalitas. Dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, kontribusi Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) cukup menonjol yang dicirikan dengan tidak adanya konflik horizontal maupun vertikal yang berakibat terganggunya keamanan dalam negeri, aktivitas masyarakat, maupun dunia usaha. kedua adalah semakin kokohnya NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Penurunan konflik dan pulihnya kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah pasca konflik separatisme, seperti NAD dan Papua, menunjukkan keberhasilan pemerintah bersama masyarakat dalam menjaga kekokohan NKRI. Selain itu upaya pencegahan dan penindakan aksi terorisme yang dapat dilaksanakan dalam waktu relatif singkat terbukti telah menimbulkan rasa aman di kalangan masyarakat. ini diwujudkan melalui penetapan Prioritas Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme; Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme; serta Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara. Prioritas Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme. Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan separatisme, Pemerintah berhasil menuntaskan konflik separatisme di NAD dan mengurangi intensitas konflik separatisme di Papua. Dampak positif dari semakin kondusifnya perkembangan politik adalah terciptanya kondisi yang aman bagi kehidupan masyarakat umum yang diikuti oleh terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang. Kebijakan otonomi khusus untuk provinsi tertentu dan otonomi daerah untuk daerah lainnya dapat dilaksanakan sesuai dengan pentahapannya. Keberhasilan pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan separatisme dalam kurun waktu lima tahun tercermin dari terlaksananya berbagai kegiatan Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri. Prioritas Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme. Upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme yang dilakukan sampai dengan tahun 2008 telah menunjukkan keberhasilan. Namun, terjadinya peristiwa 3

8 peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton pada pertengahan tahun 2009 menunjukkan bahwa aksi terorisme harus terus diwaspadai. Sejumlah keberhasilan aparat bersama masyarakat dalam mencegah dan menindak aksi-aksi terorisme membuktikan bahwa daya cegah dan tangkal negara terhadap ancaman terorisme secara keseluruhan telah meningkat. Aparat keamanan mampu mengurai dan menghubungkan kasus-kasus terorisme dengan jaringan-jaringan terorisme yang ada di Indonesia dan keterkaitannya dengan jaringan terorisme internasional. Kemampuan dalam mencegah dan menindak aksi-aksi terorisme tersebut terlaksana berkat dukungan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan terorisme yang semakin memadai. Secara simultan, seluruh kegiatan Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri telah berhasil dengan baik dalam pelaksanaan penanggulangan aksi terorisme. Hal itu terlihat dari perubahan peran Desk Terorisme, yang meningkat menjadi Badan Penanggulangan Terorisme. Dokumen perubahan tersebut dalam waktu dekat akan ditandatangani oleh Presiden RI sebagai tindak lanjut Program 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono. Prioritas Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara. Kemajuan pembangunan pertahanan negara dalam kurun waktu RPJMN antara lain ditunjukan oleh peningkatan kesiapan personel dan alutsista, serta terselenggaranya latihan matra dan gabungan TNI sesuai rencana secara berkelanjutan. Profesionalisme TNI terus ditingkatkan melalui pengembangan kekuatan terpusat, kewilayahan, satuan tempur, satuan bantuan tempur dan satuan pendukung, serta pelaksanaan latihan perorangan hingga latihan gabungan TNI. Jumlah personel TNI dalam kurun waktu lima tahun meningkat dari personel menjadi personel atau bertambah sebanyak personel. Keberhasilan capaian sasaran peningkatan kemampuan pertahanan negara terwujud melalui pelaksanaan Program Pengembangan Pertahanan (lintasmatra darat, laut, dan udara). Keberhasilan yang cukup menonjol pada akhir tahun 2009 adalah meningkatnya tingkat kesiapan alutsista yang mencapai rata-rata sekitar 60 persen, yang disumbangkan oleh matra darat sekitar 81 persen, matra laut sekitar 46 persen dan matra udara 59 persen. ketiga adalah semakin berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. ini dinilai berhasil dari berbagai capaian yang diraih oleh Pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional di berbagai forum internasional. ini diwujudkan melalui penetapan prioritas Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. 4

9 Prioritas Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Kiprah diplomasi Indonesia selama periode terus menguat sejalan dengan peran aktif yang dimainkan oleh Indonesia dalam percaturan diplomasi internasional, baik dalam kerangka bilateral, regional maupun multilateral. Indonesia menjadi tuan rumah dalam perhelatan internasional untuk mengatasi masalah perubahan iklim atau dikenal dengan UNFCC (United Nation Framework on Climate Changes) dan menghasilkan Bali Roadmap. Porsi pencapaian terbesar pada lingkup ASEAN adalah diadopsinya prakarsa Indonesia terkait dengan pembentukan Komunitas ASEAN. Berkaitan dengan pemulihan citra Indonesia, Indonesia yang moderat dan demokratis merupakan citra baru yang dibangun dan disebarluaskan ke seluruh dunia. Penyebarluasan ide dan gagasan melalui pembangunan citra telah memantapkan posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam pergaulan internasional yang pada gilirannya akan membantu mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional. Pelaksanaan Program Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia dinilai paling memberikan dampak bagi pencapaian sasaran RPJMN , terutama capaian yang diraih terkait dengan peran Indonesia di PBB, penyelesaian masalah Palestina, dan peningkatan upaya penanggulangan kejahatan lintasnegara seperti terorisme, money laundering, penyalahgunaan narkoba, trafficking, dan lain-lain. Agenda II Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Demokratis Berkaitan dengan pencapaian sasaran-sasaran pada Agenda Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis, kemajuan pencapaian yang cukup baik diantaranya ditunjukkan oleh meningkatnya pelayanan birokrasi masyarakat yang tercermin dari penurunan praktik korupsi, menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki yang tercermin dari peningkatan angka IPG dan IDG, terkendalinya pembentukan daerah otonom baru sebagai hasil pelaksanaan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah, dan meningkatnya penataan perundang-undangan termasuk dukungan yang positif dan keterlibatan pemerintah dalam penyusunan perubahan terhadap peraturan perundangan bidang politik bagi berkembangnya proses demokratisasi Indonesia. Selain berbagai kemajuan di atas, terdapat beberapa pencapaian yang masih membutuhkan upaya dan komitmen yang lebih besar, salah satunya adalah pelaksanaan penegakan hukum atas hak asasi manusia. 5

10 pertama dari Agenda Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis adalah meningkatnya keadilan dan penegakan hukum. Perwujudan peningkatan keadilan terlihat dari berbagai penyusunan perundang-undangan yang tidak diskriminatif. Namun, dalam hal penegakan hukum masih ditemukan berbagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia, sehingga masih diperlukan upaya dan komitmen yang lebih intensif. ini diwujudkan melalui prioritas Pembenahan Sistem dan Politik Hukum; serta Penghormatan, Pengakuan, dan Penegakan atas Hukum dan Pengakuan atas Hak Asasi Manusia (HAM). Prioritas Pembenahan Sistem dan Politik Hukum. Pencapaian sasaran penataan hukum dilaksanakan melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan perundang-undangan. Selama lima tahun pelaksanaan RPJMN Pemerintah telah menetapkan sebanyak 284 Rancangan Undang- Undang (RUU) yang tercantum dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Dari jumlah tersebut sebanyak 87 buah UU merupakan RUU yang tercantum dalam Prolegnas. Salah satu faktor penghambat dalam proses perencanaan dan pembentukan hukum adalah masih belum dipatuhinya Program Legislasi Nasional (Prolegnas) secara konsisten. Program yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan sistem dan politik hukum adalah Program Pembentukan Hukum. Keberhasilan pelaksanaan program ini ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang dihasilkan, salah satunya adalah pada bidang pemberantasan korupsi, yaitu dengan disahkannya UU Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention Against Corruption 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa Anti Korupsi) dan UU Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Prioritas Penghapusan Diskriminasi dalam Berbagai Bentuk. Pencapaian penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk dilaksanakan antara lain melalui peraturan perundang-undangan yang tidak mengandung unsur diskriminatif; perbaikan pelayanan, khususnya di bidang hukum termasuk HaKI, keimigrasian, dan administrasi hukum umum; serta pelaksanaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. Kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam menciptakan kondisi yang kondusif dalam penyelenggaraan Pemilu dengan aman dan tertib terlihat dari pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden pada tahun Program Pelayanan dan Bantuan Hukum merupakan satu-satunya program yang menjadi andalan dalam mewujudkan pencapaian prioritas pembangunan ini. 6

11 Prioritas Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan atas Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencapaian penanganan korupsi di Indonesia telah memperlihatkan hasil yang cukup baik, dengan meningkatnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia dari 1,9 pada tahun 2004 menjadi 2,8 pada tahun Pencapaian tersebut tidak terlepas dari kerja keras Pemerintah untuk terus meningkatkan upaya pemberantasan korupsi di berbagai bidang. Namun, pelaksanaan penegakan hukum atas hak asasi manusia di Indonesia secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berbagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia masih terjadi seperti pada kasus-kasus penggusuran, kelaparan, dan pemutusan hubungan kerja secara massal. Terkait dengan penegakan dan perlindungan HAM, sampai saat ini juga terus dilakukan berbagai Rencana Aksi Nasional HAM (RAN-HAM). Rencana aksi ini tertuang dalam Keppres Nomor 40 Tahun 2004 tentang RANHAM disertai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaannya. kedua adalah terjaminnya keadilan gender untuk meningkatkan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Pencapaian indeks pembangunan gender (IPG)/Gender-related Development Index(GDI) dan indeks pemberdayaan gender (IDG)/(Gender Empowerment Measure/GEM) menunjukkan peningkatan, artinya telah terjadi kemajuan dalam upaya peningkatan keadilan gender. ini diwujudkan melalui prioritas Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Prioritas Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Kesenjangan pencapaian pembangunan bagi perempuan dan laki-laki mengalami penurunan, walaupun masih perlu diturunkan lagi. Hal ini terlihat dari peningkatan angka IPG, yaitu dari 0,721 pada tahun 2005 menjadi 0,726 pada tahun 2007 (Human Development Report/HDR). Selain itu IDG Indonesia, juga menunjukkan peningkatan, yaitu dari 0,613 pada tahun 2005 menjadi 0,621 pada tahun 2007 (BPS-KNPP). Namun demikian, kecilnya peningkatan nilai IDG tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan kesetaraan gender di bidang ketenagakerjaan, ekonomi, dan politik, masih belum memadai. Untuk kesejahteraan dan perlindungan anak kemajuan terlihat terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan perlindungan anak. Di bidang pendidikan ditunjukkan dengan meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) pendidikan anak usia dini dan angka partisipasi sekolah (APS) usia 7-12, 13-15, dan tahun. Di bidang kesehatan, ditandai dengan menurunnya angka kematian 7

12 bayi, balita, dan neonatal. Sedangkan di bidang ketenagakerjaan ditunjukkan dengan menurunnya persentase pekerja anak usia tahun. ketiga adalah meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah yang baik, menjamin konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih tinggi. Perwujudan dari peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan yang baik terlihat dari perkembangan daerah otonomi baru yang tertata cukup baik dan peningkatan dan perkembangan kapasitas keuangan Pemerintah Daerah dengan adanya peningkatan transfer keuangan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah daerah lebih dari 100 persen. ini diwujudkan melalui prioritas Revitalisasi Proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Prioritas Revitalisasi Proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Pada kurun waktu perkembangan daerah otonomi baru (DOB) tertata cukup baik. Hal ini tercermin dari terkendalinya pembentukan DOB, yaitu berupa penurunan jumlah DOB yang terbentuk dari sebanyak 104 daerah pada kurun waktu menjadi 57 daerah pada kurun waktu Berdasarkan peningkatan dan perkembangan kapasitas keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat, penyelenggaraan otonomi daerah, dan penciptaan pemerintahan daerah yang baik, telah terjadi peningkatan transfer keuangan dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dari Rp150,46 Triliun pada tahun 2005 menjadi Rp309,57 Triliun pada tahun Selain itu, proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan daerah terutama pada daerah kabupaten/kota juga meningkat dari tahun 2007 sebesar 6,1 persen menjadi sebesar 7,1 persen di tahun 2009 keempat adalah meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat. ini dicerminkan dengan berkurangnya secara nyata praktik korupsi di birokrasi, yang dimulai dari tataran (jajaran) pejabat yang paling atas, terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa. Untuk mencapai sasaran ini diwujudkan melalui penetapan prioritas yang diletakkan pada Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa. Prioritas Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa. Pada RPJMN , pembangunan aparatur negara diarahkan untuk menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan sasaran 8

13 berkurangnya secara nyata praktik korupsi di birokrasi, meningkatnya kualitas pelayanan publik, dan terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang efisien, efektif, transparan, profesional, dan akuntabel. Praktik korupsi telah menurun secara nyata sesuai dengan meningkatnya IPK Indonesia, meningkatnya opini wajar tanpa pengecualian (WTP) hasil audit BPK atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), serta meningkatnya jumlah instansi pemerintah (pusat, daerah) yang melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Keberhasilan pembangunan aparatur negara antara lain ditunjukkan oleh capaian Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan. kelima adalah terlaksananya Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 secara demokratis, jujur, dan adil dengan menjaga momentum konsolidasi demokrasi yang sudah terbentuk berdasarkan hasil Pemilu secara langsung tahun Perwujudan sasaran ini ditunjukkan dengan dukungan yang positif dan keterlibatan pemerintah dalam penyusunan perubahan/revisi terhadap peraturan perundangan bidang politik bagi berkembangnya proses demokratisasi Indonesia. ini diwujudkan melalui prioritas Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh. Prioritas Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh. Penguatan kelembagaan demokrasi difokuskan pada penguatan yang bersifat prosedural dan substansial. Hal ini ditunjukkan dengan dijaminnya proses checks and balances atau prinsip-prinsip pengawasan antarkekuasaan secara timbal balik dan berimbang, serta adanya pengakuan hak asasi manusia. Dalam masa , proses konsolidasi demokrasi dititikberatkan pada: (1) upaya untuk meningkatkan peran dan fungsi lembaga penyelenggara negara dan lembaga kemasyarakatan sesuai konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku; (2) peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik; serta (3) upaya untuk dapat menyelenggarakan pemilihan umum yang demokratis, jujur dan adil. Tuntutan masyarakat sekaligus kepemimpinan lembaga Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memberikan perhatian agar demokrasi dapat berjalan dengan baik telah mendorong lembaga-lembaga pemerintah untuk menunjukkan upaya perbaikan kinerja dan menghasilkan keluaran yang diharapkan oleh rakyat. Dampak dari kinerja parpol yang belum optimal adalah lemahnya kepercayaan publik terhadap partai politik. Prioritas 9

14 pembangunan perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh dicapai melalui beberapa program dan kegiatan pokok, yang salah satunya adalah Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Demokrasi. Keberhasilan pelaksanaan program ini terlihat dengan adanya dukungan yang positif dan keterlibatan pemerintah dalam penyusunan perubahan/revisi terhadap peraturan perundangan bidang politik bagi berkembangnya proses demokratisasi Indonesia, seperti UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Agenda III Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Pada Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, hasil pencapaian sasaransasarannya belum sepenuhnya dapat terwujud dengan baik. Pencapaian sasaran penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 8,2 persen tahun 2009 serta penciptaan lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen tahun 2009 dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga masih menemui kendala. Kendala yang dihadapi adalah goncangan ekonomi global dan bencana alam yang berdampak pada perekonomian domestik. Namun, terdapat juga berbagai kemajuan yang cukup berarti, antara lain meningkatnya kontribusi kawasan perdesaan terhadap pertumbuhan nasional, berkurangnya jumlah kabupaten dengan status daerah tertinggal; meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya AKI dan AKB; menurunnya TFR; dan meningkatnya perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam; serta perbaikan infrastruktur yang ditunjukkan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan. pertama Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat adalah menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi 8,2 persen tahun 2009 serta terciptanya lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen tahun 2009 dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga. Pencapaian sasaran ini menunjukkan hasil yang cukup baik. Selama kurun waktu , tingkat kemiskinan secara umum semakin menurun yaitu menjadi 14,15 persen. Tingkat pengangguran terbuka telah berhasil diturunkan sampai dengan 7,87 persen pada Agustus Perwujudan pencapaian sasaran ini dilaksanakan melalui prioritas: (1) Penanggulangan Kemiskinan; (2) Peningkatan Investasi dan Ekspor Non-migas; 10

15 (3) Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur; (4) Revitalisasi Pertanian; (5) Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM); (6) Peningkatan Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN); (7) Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek); (8) Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan; dan (9) Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro. Prioritas Penanggulangan Kemiskinan. Pemerintah pada periode tahun menetapkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama pembangunan. Selama kurun waktu , tingkat kemiskinan secara umum semakin menurun yaitu menjadi 14,15 persen. Penurunan ini merupakan hasil kerja keras di tengah goncangan ekonomi global yang menuntut naiknya harga BBM secara tajam dan berdampak pada perekonomian domestik. Selain itu, bencana alam yang melanda sejumlah daerah selama periode tersebut turut menahan perbaikan kondisi perekonomian domestik. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk menurunkan jumlah penduduk miskin diantaranya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Prioritas Peningkatan Investasi dan Ekspor Non Migas. Kegiatan investasi dan ekspor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkesinambungan. Pada periode tahun , Pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan dan deregulasi peraturan Pemerintah di pusat dan daerah untuk mewujudkan iklim investasi yang sehat. Dari sisi ekspor, pertumbuhan ekspor non-migas yang cukup tinggi terjadi selama periode dengan rata-rata sebesar 17,9 persen. Namun sepanjang tahun 2009 ekspor non-migas terkena dampak negatif dari krisis ekonomi global sehingga nilainya terkontraksi dengan pertumbuhan sebesar -9,7 persen. Penurunan ekspor non-migas ini disebabkan oleh penurunan permintaan dunia dan penurunan harga komoditas/produk ekspor. Indonesia telah berhasil menurunkan ketergantungan terhadap ekspor tradisional, pada tahun 2005 pangsa pasar ekspor tradisional sebesar 54,7 persen dan kemudian menjadi sebesar 45,1 persen pada tahun Selain itu, Indonesia telah mampu diversifikasi pasar tujuan ekspor. Adapun, upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah diantaranya melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor. Prioritas Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur. RPJMN menekankan pentingnya peningkatan daya saing industri manufaktur, karena hal tersebut merupakan strategi untuk menjawab tantangan globalisasi dan 11

16 liberalisasi ekonomi dunia. Industri manufaktur dalam kurun waktu menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 3,9 persen per tahun. Pencapaian ini masih di bawah laju rata-rata sasaran RPJMN sebesar 8,56 persen per tahun. Industri manufaktur Indonesia masih dapat dikatakan baik ditengah gejolak ekonomi global. Industri manufaktur pada negara-negara berkembang lainnya mengalami perlambatan, namun industri manufaktur Indonesia tetap mengalami pertumbuhan. Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri maufaktur. Kebijakan diarahkan pada perkuatan struktur dan daya saing manufaktur yang meliputi tiga program yaitu: (1) Program Penguatan Struktur Industri, (2) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dan (3) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. Prioritas Revitalisasi Pertanian. Dalam kurun waktu , revitalisasi pertanian telah mencapai beberapa perkembangan yang baik. Dalam pencapaian sasaran utama revitalisasi pertanian didapatkan pertumbuhan PDB sektor pertanian mencapai rata-rata 3,6 persen per tahun dengan pertumbuhan PDB subsektor tanaman bahan makanan mencapai 3,7 persen, tanaman perkebunan 3,6 persen, peternakan dan hasilnya 2,9 persen, serta perikanan 5,6 persen. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian juga meningkat rata-rata sebesar 1,2 persen per tahun yang diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan yang ditunjukkan dengan perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP pada tahun 2009 telah mencapai 110,2 atau naik dari 102,9 pada tahun Dalam pencapaian sasaran antara peningkatan ketahanan pangan, kemampuan untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri telah menunjukkan hasil yang baik dimana dalam kurun waktu , produksi padi/beras meningkat rata-rata sebesar 3,4 persen per tahun. Pada tahun 2008, Indonesia telah mampu mencapai swasembada beras yang berarti produksi padi nasional telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada tahun tersebut produksi padi nasional mencapai 60,3 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 38,0 juta ton beras. Jumlah produksi beras nasional tersebut telah melebihi total kebutuhan konsumsi penduduk yang diperkirakan mencapai 32 juta ton. Keberhasilan tersebut berlanjut pada tahun Pada tahun tersebut produksi padi nasional mencapai 64,3 juta ton GKG atau setara dengan 40,5 juta ton beras. Pencapaian-pencapaian penting berhasil diwujudkan terutama melalui pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Sumber daya Perikanan. 12

17 Prioritas Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah telah berhasil dalam meningkatkan produktivitas UMKM dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan produktivitas nasional. Pada tahun 2008 produktivitas UMKM per unit usaha mencapai 22,73 juta/unit usaha dengan rata-rata laju pertumbuhan hampir 2,5 persen setiap tahunnya. Sedangkan produktivitas UMKM per tenaga kerja pada tahun 2008 adalah sebesar 12,72 juta/tenaga kerja dengan laju pertumbuhan rata-rata hampir sebesar tiga persen setiap tahunnya yang jauh lebih tinggi dari produktivitas nasional yang laju pertumbuhannya tidak sampai dengan dua persen. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu penurunan kualitas koperasi yang ditunjukkan oleh penurunan jumlah koperasi aktif yang melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan kepemilikan manajer dalam koperasi, serta penurunan daya saing produk UMKM dalam pasar ekspor ratarata sebesar 0,17 persen selama periode Prioritas Peningkatan Pengelolaan BUMN. Peningkatan kinerja dan daya saing BUMN dalam rangka memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap keuangan negara merupakan capaian penting yang terus diupayakan peningkatannya, diantaranya melalui Pemetaan fungsi BUMN yang ada ke dalam kelompok BUMN public service obligation (PSO) dan kelompok BUMN komersial (business oriented). Pelaksanaan PSO oleh BUMN meliputi lima prinsip tepat yaitu: tepat sasaran, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, dan tepat harga. Berdasarkan pemantauan terhadap pelaksanaan PSO oleh BUMN pada tahun 2008, hasilnya secara umum adalah telah dilaksanakan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan tepat, walaupun masih muncul berbagai kendala di lapangan. Berkaitan dengan revitalisasi BUMN, selama kurun waktu telah dilakukan berbagai upaya memperkuat landasan hukum antara lain dengan diterbitkannya empat PP pelaksana UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN dan lima Peraturan Menteri Negara BUMN sebagai pelaksanaan UU Nomor 19 Tahun Selain itu, Kementerian BUMN juga terus melanjutkan upaya pembinaan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Good Corporate Governance (GCG). Kementerian BUMN terus memantau dan menilai pelaksanaan GCG, antara lain melalui assessment yang sampai dengan tahun 2009 telah dilakukan terhadap 109 BUMN dan review yang sampai dengan tahun 2009 telah dilakukan terhadap 47 BUMN. Berbagai langkah kebijakan tersebut telah memberikan hasil yang positif selama periode , dari sebanyak 139 BUMN yang dikuasai Pemerintah, jumlah BUMN yang merugi semakin sedikit, 13

18 yaitu 36 BUMN pada tahun 2005, menjadi 23 BUMN pada tahun Besarnya keuntungan yang diraih BUMN juga meningkat dari sebesar Rp42,33 triliun pada akhir tahun 2005 menjadi Rp74,00 triliun pada tahun Prioritas Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Peningkatan kemampuan iptek merupakan syarat peningkatan daya saing bangsa. Dalam kurun waktu , capaian paling penting yang berhasil diwujudkan adalah meningkatnya jumlah publikasi ilmiah dan paten yang didaftarkan di dalam negeri (Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia). Paten yang terdaftar di dalam negeri yang berkaitan dengan bidang pangan sebesar 17,5 persen, energi 7,4 persen, transportasi 7,4 persen, teknologi informasi dan komunikasi 4,8 persen, teknologi pertahanan dan keamanan 0,6 persen, serta kesehatan dan obat 7,8 persen. Pencapaian tersebut menggambarkan bahwa sasaran peningkatan kemampuan iptek yang terdiri dari empat sasaran, secara umum telah tercapai dengan baik. Adapun program yang paling mendukung terwujudnya capaian-capaian sasaran dalam peningkatan kemampuan Iptek ini adalah Program Penelitian dan Pengembangan Iptek, Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek dan Program Penguatan Kelembagaan Iptek. Prioritas Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan. Taraf kehidupan yang lebih baik dapat dicapai dengan pemenuhan hak untuk memperoleh pekerjaan. pembangunan ketenagakerjaan pada akhir 2009 seperti dituangkan dalam RPJMN berupa tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,1 persen. ini dapat tercapai apabila pertumbuhan ekonomi 6,6 persen. Secara umum, TPT telah berhasil diturunkan namun sebagian besar lapangan kerja yang tercipta masih didominasi oleh lapangan kerja informal. Sampai Agustus 2009, TPT masih sebesar 7,87 persen, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,3 persen. Pemerintah melakukan upaya-upaya perbaikan iklim ketenagakerjaan diantaranya melalui Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Prioritas Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro. Indonesia tetap mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi selama periode RPJMN Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 secara keseluruhan sebesar 4,5 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan target RPJM masing-masing sebesar 6,1 persen dan 6,4 persen. Kondisi ini merupakan dampak dari masih lesunya perekonomian global yang berimbas pada perekonomian domestik. Namun demikian, 14

19 Pemerintah terus mengupayakan untuk tetap menjaga ketahanan fiskal yang berkesinambungan serta memberikan stimulus fiskal untuk pertumbuhan ekonomi. Peningkatan penerimaan perpajakan menunjukkan kinerja yang baik, hal ini ditempuh melalui perbaikan dan reformasi administrasi perpajakan yang berkelanjutan, seperti moderninasi administrasi perpajakan. kedua adalah berkurangnya kesenjangan antarwilayah melalui penetapan prioritas pembangunan yang mengarah pada pembangunan perdesaan dan pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah. Pencapaian pembangunan perdesaan dapat dilihat dari meningkatnya kontribusi kawasan perdesaan pada sektor pertanian maupun non pertanian terhadap pertumbuhan nasional, meningkatnya kesejahteraan masyarakat desa yang ditandai dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin, dan perluasan kesempatan kerja yang berdampak pada menurunnya pengangguran dan kemiskinan, serta meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat desa. Perwujudan pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah dapat dilihat dari berkurangnya jumlah daerah tertinggal. ini diwujudkan melalui prioritas Pembangunan Perdesaan, dan prioritas Pengurangan Ketimpangan Wilayah. Prioritas Pembangunan Perdesaan. Kawasan perdesaan memiliki kontribusi dan peran yang besar sebagai basis pertumbuhan nasional. Sektor pertanian turut memberikan kontribusi yang semakin besar dalam meningkatkan produk domestik bruto dilihat dari semakin meningkatnya rasio PDB sektor pertanian terhadap PDB nasional, yaitu dari 13,13 persen pada tahun 2005 menjadi 15,85 persen pada tahun Kontribusi kawasan perdesaan terhadap pertumbuhan nasional dari sektor non pertanian (terutama upaya pemberdayaan UMKM) juga cukup nyata yang ditunjukkan dengan peningkatan produktifitas ekonomi kawasan perdesaan. PDB sektor pertanian UKM dari tahun 2005 hingga 2008 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 capaian PDB sektor pertanian UKM sebesar Rp347,41 triliun dan pada 2008 menjadi Rp679,45 triliun. Kesejahteraan masyarakat perdesaan semakin meningkat ditandai dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin, yaitu 22,7 juta jiwa tahun 2005 menjadi 20,62 juta jiwa tahun Perluasan kesempatan kerja di perdesaan, terutama lapangan kerja baru di bidang kegiatan agribisnis off-farm dan industri serta jasa berskala kecil dan menengah, telah berdampak pada berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan serta meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat perdesaan. 15

20 Prioritas Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah. Pelaksanaan program-program pengembangan wilayah secara sinergis telah berhasil mengurangi ketimpangan pembangunan wilayah. Salah satu indikator keberhasilan tersebut adalah berkurangnya jumlah daerah tertinggal. Evaluasi atas pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal selama lima tahun menunjukkan bahwa sebanyak 50 kabupaten dari 199 kabupaten yang pada awal pelaksanaan RPJMN dikategorikan sebagai daerah tertinggal telah lepas dari status tertinggal menjadi daerah yang relatif maju dalam skala nasional secara bertahap, yaitu 28 kabupaten di tahun 2007, 12 kabupaten di tahun 2008, dan 10 kabupaten di tahun ketiga adalah meningkatnya kualitas manusia. Selama kurun waktu peningkatan kualitas manusia yang dicapai antara lain: (1) meningkatnya akses dan kesempatan masyarakat untuk memperoleh pendidikan; (2) meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia menjadi 70.7 tahun pada tahun 2009; (3) menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi 2.3 kelahiran per wanita; dan (4) meningkatnya kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan. ini diwujudkan melalui penetapan prioritas: (1) Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang Berkualitas; (2) Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang Lebih Berkualitas; (3) Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial; (4) Pembangunan Kependudukan, dan Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda dan Olahraga; serta (5) Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama. Prioritas Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang Berkualitas. Pembangunan pendidikan nasional selama periode RPJMN telah berhasil meningkatkan akses dan kesempatan masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dari 7,27 tahun pada tahun 2005 menjadi 7,50 tahun pada tahun 2008 dan menurunnya persentase angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas dari 9,55 persen pada tahun 2005 menjadi 5,97 pada tahun 2008 (BPS, 2008; hasil Susenas). Pencapaian tersebut semakin diperkuat dengan adanya peningkatan angka partisipasi pendidikan pada semua jenjang pendidikan. Prioritas Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Kesehatan yang Berkualitas. Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia. Berdasarkan data BPS (2008), usia harapan hidup pada tahun 2009 adalah 70,7 tahun, diatas sasaran RPJMN 16

21 yaitu 70,6 tahun. Angka kematian ibu (AKI) selama empat tahun terakhir telah menurun secara nyata. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI menurun dari 307 per kelahiran hidup menjadi 228 per kelahiran hidup pada tahun Angka ini telah mendekati sasaran dalam RPJMN yakni 226 per kelahiran hidup. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita adalah sebesar 18,4 persen terdiri dari gizi-kurang 13,0 persen dan gizi-buruk 5,4 persen (Depkes, 2007, Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas). Angka tersebut telah melampaui target RPJMN sebesar 20,0 persen. Meskipun secara prevalensi menurun dari tahun 2005 (25,8 persen), namun jika dilihat dari jumlah penduduk dan proporsi balita pada tahun yang sama, beban masalah yang dihadapi masih cukup besar. Prioritas Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial. Keberhasilan pelaksanaan RPJMN pembangunan bidang perlindungan dan kesejahteraan sosial antara lain melalui pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi anak, lanjut usia dan penyandang cacat telantar, pemberian bantuan bagi fakir miskin dan PMKS lainnya, serta pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Berkaitan dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) didapatkan bahwa program BLT merupakan program yang 90,51 persen tepat sasaran, 97,14 persen tepat jumlah dan 89,10 persen tepat waktu. Sementara itu, bantuan sosial untuk rumah tangga sangat miskin (RTSM) dalam bentuk bantuan tunai bersyarat melalui PKH, pada tahun 2007 menjangkau KK di 48 kabupaten di 7 provinsi. Sedangkan pada tahun 2009, cakupan PKH diperluas hingga menjangkau KK di 70 Kabupaten, dengan tambahan 6 provinsi. Prioritas Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda dan Olahraga. Pembangunan kependudukan yang didukung oleh program keluarga berencana telah berhasil menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/tfr) dari 2,4 kelahiran per wanita (SDKI 2002/2003) menjadi 2,3 kelahiran per wanita (SDKI 2007). Hasil ini belum memenuhi target TFR RPJMN sebanyak 2,2 kelahiran per wanita. Kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan mengalami peningkatan. Peningkatan ini antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya APS pemuda dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pemuda. APS penduduk usia tahun meningkat dari 53,86 persen pada 2005 menjadi 54,70 pada 2008; APS penduduk usia tahun, meningkat dari 12,23 persen pada 2005 menjadi 12,43 pada 2008 (Susenas, 2008). Sementara itu TPAK pemuda 17

22 juga mengalami peningkatan yaitu dari 62,47 persen pada tahun 2006 menjadi 63,31 pada tahun Prioritas Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama. Sejumlah kemajuan di bidang kerukunan umat beragama telah menampakkan bentuknya yang diperlihatkan dengan intensitas dan semangat kerjasama lintasagama dan terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di berbagai provinsi, kabupaten/kota bahkan di tingkat kecamatan. Selama periode , pemerintah terus berupaya memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada umat beragama agar bisa menjalankan ajaran agamanya dengan mudah, aman, bebas dan leluasa. Untuk sarana peribadatan, sebanyak gedung tempat ibadah telah dibangun dan sebanyak gedung tempat ibadah direhabilitasi. Bantuan kitab suci dan tafsir kitab suci juga terus dilaksanakan, dalam periode yang sama telah disalurkan sebanyak hampir 400 ribu eksemplar. Bahkan, untuk menguatkan status hukum dari tanah-tanah hibah keagamaan, baik itu tanah wakaf, tanah gereja dan sejenisnya, agar lebih bermanfaat untuk kepentingan umat telah diupayakan bantuan sertifikasi hampir untuk 20 ribu petak tanah hibah. keempat adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang pembangunan. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam telah menghasilkan beberapa indikator positif dalam penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, perbaikan kapasitas dan sistem pengelolaan dan juga kualitas lingkungan hidup. ini diwujudkan melalui prioritas Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Prioritas Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Secara umum upaya perbaikan pengelolaan sumber daya alam telah menghasilkan beberapa indikator positif dalam penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, perbaikan kapasitas dan sistem pengelolaan, dan juga kualitas lingkungan hidup. Pada sektor kehutanan, berbagai pencapaian yang berhasil diwujudkan, antara lain: (1) menurunnya kasus kejahatan di bidang kehutanan dan terselamatkannya kekayaan negara sekitar Rp25 triliun setiap tahun sebagai hasil upaya pencegahan dan pemberantasan pembalakan liar (illegal logging); (2) menurunnya laju deforestasi dan degradasi hingga 0,9 juta hektar per tahun akibat adanya upaya rehabilitasi; (3) investasi baru hutan tanaman sekitar 1,12 juta hektar 18

23 hutan tanaman industri (HTI) dengan nilai investasi sebesar Rp62,29 triliun; membaiknya harga hasil hutan di pasar internasional; (4) adanya kepastian hukum dan bantuan permodalan dalam usaha kehutanan bagi masyarakat; (5) meningkatnya usaha di bidang pariwisata alam; (6) diatasinya kebakaran hutan secara nyata; serta (7) terserapnya tenaga kerja dari pembangunan kehutanan yang mencapai sekitar 2,5 juta orang. Pada sektor kelautan, berbagai capaian yang berhasil diwujudkan antara lain: (1) menurunnya jumlah pelanggaran serta perusakan sumber daya pesisir dan laut; (2) terlaksananya uji coba pengelolaan ekosistem pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara lestari, terpadu, serta berbasis masyarakat di beberapa lokasi, terutama di ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang lamun; serta (3) diterbitkannya UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (PWP-PPK). Pada sektor Pertambangan dan Energi, dalam periode upaya untuk meningkatkan nilai tambah dengan membangun industri pengolahan hasil tambang telah meningkat meskipun masih sangat kecil. Pada sektor lingkungan hidup, berbagai capaian yang berhasil diwujudkan antara lain: (1) terlaksananya pengendalian pencemaran lingkungan; (2) terlaksananya pengendalian kerusakan lingkungan; (3) terlaksananya pemantauan kualitas lingkungan; (4) meningkatnya pengelolaan bahan beracun dan berbahaya (B3) dan limbah B3; serta (5) upaya penanganan bencana alam dalam bentuk pembangunan sarana dan pengembangan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika secara komprehensif. Pencapaian-pencapaian penting berhasil diwujudkan terutama melalui pelaksanaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan, Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan serta Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. kelima adalah membaiknya infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan. Perwujudan peningkatan kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan dicerminkan dengan pencapaian beberapa kegiatan yang sesuai atau bahkan melebihi target yang direncanakan di bidang sumberdaya air, transportasi, energi dan kelistrikan, pos dan telekomunikasi, serta perumahan dan permukiman. ini diwujudkan dengan prioritas Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Prioritas Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Program percepatan pembangunan infrastruktur pada RPJMN difokuskan pada perbaikan pelayanan dan penyediaan infrastruktur di bidang sumberdaya air, 19

24 transportasi, energi dan kelistrikan, pos dan telekomunikasi, serta perumahan, air minum, limbah, persampahan, dan drainase guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, difokuskan pula pada percepatan pembangunan infrastruktur yang didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan. Bidang Sumberdaya Air, pencapaian dari pembangunan infrastruktur sumber daya air sampai tahun 2009 antara lain: (1) dalam upaya menjaga kelestarian, meningkatkan fungsi dan ketersediaan air, serta meningkatkan daya tampung air, telah dilakukan pembangunan 11 waduk yaitu: Waduk Keuliling di Nanggroe Aceh Darusalam, Telaga Tunjung dan Benel di Bali, Ponre-ponre di Sulawesi Selatan, Panohan dan Lodan di Jawa Tengah, Kedung Brubus, Nipah, dan Gonggang di Jawa Timur, serta Bilal dan Binalatung di Kalimantan Timur, selain itu, juga telah dilakukan pembangunan 443 embung; (2) untuk mendukung ketahanan pangan nasional, telah dilakukan peningkatan luas layanan jaringan irigasi seluas 527,06 ribu hektar, rehabilitasi jaringan irigasi seluas 1,93 juta hektar, dan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat seluas 2,1 juta hektar per tahun. Selain itu, juga telah dilakukan peningkatan/rehabilitasi jaringan rawa seluas 923,57 ribu hektar serta operasi dan pemeliharaan jaringan rawa seluas 451,29 ribu hektar per tahun; (3) dalam upaya meningkatkan pemenuhan kebutuhan air baku bagi rumah tangga, industri, dan perkotaan, telah dibangun saluran pembawa air baku dengan kapasitas layanan lebih kurang 12,52 m 3 /det.; (4) dalam rangka mengendalikan dan mengurangi dampak bencana akibat banjir, telah dibangun prasarana pengendali banjir sepanjang km untuk mengamankan kawasan seluas 12,8 ribu hektar dan telah dipasang serta dioperasikan flood forecasting and warning system di sepuluh wilayah sungai sebagai langkah antisipasi terhadap banjir; (5) sebagai landasan hukum dan operasional pelaksanaan pengelolaan sumber daya air secara optimal, telah diterbitkan beberapa Peraturan Pemerintah (PP) sebagai implementasi dan pengaturan lebih lanjut atas UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; dan (6) upaya untuk meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pembinaan, pelatihan dan kegiatan pengelolaan sumber daya air partisipatif yang dilakukan melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA), dan pemberdayaan masyarakat di sekitar waduk. Pencapaian beberapa kegiatan telah sesuai atau bahkan melebihi target yang telah direncanakan, yaitu dalam hal: (1) pelaksanaan pembangunan waduk dan embung; pengelolaan dan konservasi sungai, danau, dan sumber air 20

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB 1 UMUM... 01-1 INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

DAFTAR ISI BAB 1 UMUM... 01-1 INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAGIAN PERTAMA UMUM BAB 1 UMUM... 01-1 BAGIAN KEDUA AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI BAB 2 BAB 3 BAB 4 PENINGKATAN RASA PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB 1 UMUM AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB 1 UMUM AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAGIAN PERTAMA UMUM BAB 1 UMUM... 01-1 BAGIAN KEDUA AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 6 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI

Lebih terperinci

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 6 KODE POLITIK DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 01 01 Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik 01 02 Program Peningkatan Kapasitas Poltik dan Hubungan Luar Negeri 01 03

Lebih terperinci

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN 2010 2014 A. PENDAHULUAN Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Lebih terperinci

pengantar Pengantar oleh: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

pengantar Pengantar oleh: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pengantar Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS Pengantar oleh: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua.

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH -67- BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 Tujuan Rencana Jangka Panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Pendahuluan bab i i -

Pendahuluan bab i i - bab i Pendahuluan Laporan Kinerja Dua Tahun Pemerintahan SBY-JK sselama Republik Indonesia (RI) berdiri, baru pada periode pemerintahan tahun 2004-2009 inilah presiden dan wakil presiden RI dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban 1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV.1 Agenda Pembangunan Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, serta permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. STRATEGI Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif utuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat terhubung

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat menggagas blueprint cetak biru menuju negara kesejahteraan 2045, digabungkan dengan Nilai-nilai Pancasila,

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Kabupaten Blitar adalah suatu daerah yang telah mulai terbentuk sistem kepemerintahannya sejak lebih dari 650 tahun lalu, atau lebih tepatnya sejak 5 Agustus 1324,

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 Oleh Herry Darwanto 2 I. PERMASALAHAN Sebagai negara yang masyarakatnya heterogen, potensi konflik di Indonesia cenderung akan tetap

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Isu Strategis Kota Surakarta

Isu Strategis Kota Surakarta Isu Strategis Kota Surakarta 2015-2019 (Kompilasi Lintas Bidang) Perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Sinkronisasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB VI KEBIJAKAN UMUM BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi Visi merupakan kondisi ideal masa depan yang menantang, yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan, berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini. Kondisi

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan Permendagri 54/2010, visi dalam RPJMD ini adalah gambaran tentang kondisi Provinsi Sulawesi Selatan yang diharapkan terwujud/tercapai pada akhir

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI

BAB III VISI DAN MISI BAB III VISI DAN MISI 3.1 Visi Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2008-2013 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN Ignatius Mulyono

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN Ignatius Mulyono KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2011 Ignatius Mulyono BALEG DAN PROLEGNAS Salah satu tugas pokok Baleg sebagai pusat pembentukan undang-undang, adalah menyusun rencana pembentukan undang-undang.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci