ESTIMASI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ESTIMASI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY PERIODE"

Transkripsi

1 ESTIMASI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY PERIODE Lailis Ulumiyah Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma lailis_ulumiyah@student.gunadarma.ac.id ABSTRAKSI Pada kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang, penelitian dan permodelan jumlah uang beredar dipandang perlu untuk memberikan estimasi dan prediksi tingkat jumlah uang beredar dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pergerakan jumlah uang beredar (variabel output) sehingga bisa di estimasi dengan mengamati empat data makro ekonomi Indonesia yaitu nilai tukar, inflasi, dan output gap (variabel input). Periode pengamatan dimulai dari data time series Januari 2001 hingga Maret Alat analisa yang digunakan adalah adaptive neuro fuzzy inference system. Pendekatan adaptive neuro fuzzy merupakan perpaduan antara jaringan syaraf tiruan dan logika fuzzy. Untuk data output gap terlebih dahulu dilakukan estimasi PDB potensial dengan menggunakan HP Filter. Keseluruhan analisa serta persiapan variabel dilakukan dengan bantuan Matlab R2010b. Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan, sistem fuzzy menghasilkan 4 aturan fuzzy yang bisa mendefinisikan kelakuan input-output. Hasil dari penelitan ini menunjukkan tingkat akurasi yang cukup tinggi dengan rata-rata tingkat error mampu mencapai 0 yaitu sebesar 0,5725 setelah di uji dengan data pada periode Oktober 2009 hingga Maret Kata kunci: fuzzy, inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar, output gap.

2 PENDAHULUAN Secara sederhana jumlah uang beredar diartikan sebagai jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang beredar terdiri atas uang kartal dan uang giral disebut dengan jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) dan sering ditulis dengan istilah M1 sedangkan jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal,uang giral dan uang kuasi disebut dengan jumlah uang beredar dalam arti luas (broad money) atau sering ditulis dengan istilah M2. Dengan demikian, jumlah uang beredar M2 merupakan M1 ditambah dengan uang kuasi. Uang beredar merupakan salah satu indikator penting dalam proses pengambilan kebijakan ekonomi. Hal ini karena hampir semua kegiatan seperti produksi dan konsumsi selalu melibatkan uang. Hal tersebut menunjukan bahwa uang beredar mempunyai peranan yang tidak dapat terpisahkan dalam perekonomian. Kebijakan moneter di suatu Negara merupakan otoritas Bank Sentral. Fungsi dari Bank Sentral adalah untuk mengendalikan stabilitas moneter dan keuangan termasuk didalamnya mengatur peredaran uang di masyarakat. Bank sentral Indonesia dalam hal ini adalah Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah, tujuan tersebut telah terangkum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin dalam inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targetting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang. Tabel 1 Perbandingan JUB Negara Indonesia dan Negara ASEAN TAHUN Jumlah Uang Beredar M2 (Miliaran) Indonesia Malaysia Singapura Thailan Sumber : BI,BNM,MAS,BOT Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa tingkat jumlah uang beredar di Negara Indonesia mengalami peredaran uang yang cukup signifikan dibandingkan jumlah uang beredar di Negara ASEAN lainya seperti Malaysia,Singapura dan Thailan. Pada kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang, maka penelitian dan pemodelan jumlah uang beredar di indonesia dipandang perlu untuk memberikan estimasi atau prediksi jumlah uang beredar dimasa yang akan datang. TINJAUAN PUSTAKA 1. Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar merupakan uang yang beredar di masyarakat. Namun definisi jumlah uang beredar terus berkembang, sehingga jumlah uang beredar dalam konteks negara maju cara perhitunganya dapat berbeda dengan negara sedang berkembang (Manurung dan Rahardja, 2004 hal. 13).Umumya cakupan uang beredar di negara maju lebih luas dan lebih kompleks. Namun setidaknya terdapat dua pendekatan transaksional (transactional approach) dan pendekatan likuiditas (liquidity approach) 2. Nilai Tukar Secara garis besar ada dua macam sistem nilai tukar (kurs). Yaitu sistem kurs mengambang (floating exchange rate system) dan sistem kurs tetap (fixed exchange rate sistem). Jika nilai mata uang suatu negara ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar, maka negara tersebut dikatakan menganut sistem kurs mengambang. Sebaliknya jika sistem kurs ditetapkan oleh pemerintah maka sistem

3 kurs yang digunakan adalah sistem kurs tetap. Namun ada juga negara membiarkan nilai mata uangnya berada pada mekanisme pasar dan jika pergerakan mata uang melampaui batas, pemerintah menlakukan intervensi.sistem seperti ini disebut sistem nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate). 3. Inflasi Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang menyangkut dimensi ekonomi dan non ekonomi. Sehingga katagori inflasi dapat dilihat dari beberapa dimensi pula. Imanudin dalam bukunya Ekonomi Moneter mengatagorikan inflasi kedalam tiga katagori, yaitu berdasarkan sifatnya, besaranya laju inflaasi, dan berdasarkan faktor penyebab. 4. Output Gap Output gap didefinisikan sebagai presentase deviasi output aktual dari output potensialnya (Tjhajono, Munandar & Waluyo,2010 hal 2). Output gap merupakan selisih antara aktual output dan potensial output yang terjadi dalam perekonomian. output potensial bergantung pada ketersediaan tenaga kerja dan modal serta mengikat dari waktu ke waktu seiring dengan pertumbuhan kedua sumber daya tersebut serta tingkat produktivitas. Sedangkan output riil adalah jumlah total barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam periode waktu tertentu yang dinilai berdasarkan harga konstan. Output potensial dan output gap bukanlah variabel yang dapat diobservasi. Melainkan harus diestimasi berdasarkan informasi pada variabelvariabel relevan yang bersifat observable (Bagian SSR Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI,2000 hal 1). Metode perhitungan output potensial yang paling sering digunakan selama ini adalah dengan menggunakan pendekatan Hodrick- Presscott (HP) Filter. Pendekatan ini menjadi populer terutama karena kepraktisanya. HP filter merupakan metode penghalusan (smooting method) yang banyak digunakan untuk memperoleh estimasi komponen trend jangka panjang dari suatu series ekonomi. Metode ini pertama kali digunakan oleh Hadrick dan Pesscott untuk menganalisis siklus bisnis Amerika Serikat pasca perang dunia II. 5. Fuzzy Logik Logika fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran antara benar dan salah. Dalam suatu logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan tetapi berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai bergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotaan yang memiliki rentang nilai 0 hingga Adaptif Neuro Fuzzy Inference System Neuro-fuzzy adalah gabungan dari dua sistem yaitu sistem logika fuzzy dan jaringan syaraf tiruan. Sistem neuro-fuzzy berdasar pada sistem inferensi fuzzy yang dilatih dengan alogaritma pembelajaran yang diturunkan dari sistem jaringan syaraf tiruan. Dengan demikian,sistem neuro-fuzzy memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh sistem inferensi fuzzy dan sistem jaringan syaraf tiruan. Dari kemampuannya untuk belajar maka sistem neuro-fuzzy sering disebut sebagai ANFIS (adaptive neuro fuzzy inference system). 7. Fuzzy Clustering Kemunculan fuzzy clustering dilatar belakangi adanya curse of dimensionality, yaitu jumlah aturan (rule) yang begitu cepat membesar dengan bertambahnya jumlah variabel input (Naba, 2009, hal. 143). Dengan fuzzy clustering, suatu data input-output akan dikelompokan dalam beberapa grup atau cluster. Informasi cluster ini akan membantu dalam pembentukan FIS yang bisa memodelkan kelakuan hubungan inputoutput.fuzzy clustering adalah salah satu teknik untuk menentukan cluster optimal dalam suatu ruang vektor. Fuzzy clustering sangat berguna bagi permodelan fuzzy terutama dalam mengidentifikasi aturan fuzzy. Ada beberapa algoritma clustering data yaitu dengan Fuzzy C-Means (FCM) atau dengan menggunakan Subractive Clustering. FCM adalah algoritma pengclusteran yang terawasi, sebab pada FCM terlebih dahulu harus mengetahui jumlah

4 cluster yang akan dibentuk. Namun apabila jumlah cluster yang akan dibentuk belum diketahui sebelumnya,maka harus menggunakan algoritma yang tidak terawasi yaitu subtractive clustering. Subtractive clustering didasarkan atas ukuran densitas titik-titik data dalam suatu ruang. METODE PENELITIAN Data yang digunakan berupa data time series kondisi makro indonesia periode Januari 2001 hingga Maret 2012 yang bersumber dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik serta beberapa sumber lainya yang relevan. Data sekunder diantaranya adalah :Nilai Tukar (Rp/ USD), Inflasi, Output Gap dan Jumlah Uang Beredar. Tiga data pertama dalam penelitian ini disebut variabel input sedangkan jumlah uang beredar dalam penelitian ini adalah variabel outputnya. Dalam memodelkan suatu fuzzy inference sistem, dibutuhkan variabel input dan variabel output. Variabel-variabel tersebut akan dinotasikan dalam bentuk matriks baris dan kolam terakhir adalah outputnya. Tabel 2 Data Dan Variabel Data Variabel Sumber Kurs Input University of British Colombia Inflasi Input Badan Pusat Statistik (BPS) Output Input Diolah dengan Gap kubik spline serta estimasi HP filter JUB Output Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam memprediksi tingkat jumlah uang beredar adalah metode ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System). Metode ini dipilih karna beberapa landasan diantaranya. a. (Naba,2009:118) dalam bukunya mengatakan bahwa : Dalam permodelan berdasarkan data, ada situasi dimana kita sama sekali tidak bisa meraba bagaimana seharusnya bentuk fungsi keangotaan yang cocok untuk dipakai dalam pemetaan input menjadi output. Dengan mengatur parameter fungsi keangotaan itu akan membuang-buang waktu saja karena cenderung mengarah ke trials-errors. Tanpa prosedur yang jelas dan sistematis. Disinilah letak peranan ANFIS yang berkerja berdasar teknik pembelajaran neuro adaptive. ANFIS bekerja secara intensif menebak parameter fungsi keangotaan yang cocok. b. (Kusumadewi,2002 hal207) dalam bukunya mengatakan bahwa :... ANFIS adalah suatu metode yang mana dalam melakukan penyetelan autran menggunakan alogaritma pembelejaran terhadap data.... ANFIS juga memungkinkan aturan-aturan beradaptasi. c. (The Marthworks Inc, 2002 hal 93) menjelaskan : ANFIS derives is name from adaptve neuro fuzzy inference system. Using a given input/output data set, the toolbox function anfis contructs a fuzzy inference system (FIS) whose membership function parameters are tuned (adjusted) using either a bacpropagetion algorithm alone, or in combination with a least sequares type of method. This allowes your fuzzy sistem to learn from the data they are modeling. d. (Fariza, Helen dan Rasyid, 2007) dalam penelitianya Performasi Neuro Fuzzy untuk Peramalan Time Series, metode ANFIS menghasilkan proses belajar yang baik dimana nilai eror training data mampu mencapai 0 (nol). Neuro-Fuzzy adalah gabungan dua sistem yaitu sistem logika fuzzy dan jaringan syaraf tiruan. Sistem neuro-fuzzy berdasarkan pada sitem inferensi fuzzy yang dilatih dalam alogaritma pembelajaran yang diturunkan dari sistem jaringan tiruan. Dari tiruanya untuk belajar maka sistem neuro-fuzzy sering disebut sebagai ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System). a. Persiapan data time series Dalam persiapan data time series, data time series tersebut dibentuk matriks yang memiliki pola inputoutput pada kolamnya.

5 b. Pembentukan Fuzzy Model Tahap ini merupakan tahap penentuan tipe fungsi keanggotaan, jumlah fungsi keanggotaan masingmasing input. Proses ini delakukan dengan fuzzy clustering metode subractive clustering yaitu membagi data kedalam kelompok-kelompok kecil. c. Learning adaptive neuro fuzzy Pada tahap ini akan dibelajarkan data training pada adaptive neuro fuzzy inference system yang akan mendefinisikan aturan fuzzy (rules), dari rules inilah yang nantinya akan memetakan matriks output, kemudian dari matriks ini akan digunakan untuk proses estimasi. Jumlah rule yang terbentuk sama dengan jumlah cluster yang terbentuk Gambar 1 Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD) d. Output adaptive neuro fuzzy Output dari adaptive neuro fuzzy akan berupa grafik yang berisi dari data aktual dan data dari hasil prediksi neuro fuzzy, sehingga dari proses pembelajaran data akan ditemukan model untuk memprediksi output dengan hanya merubah parameter pada fungsi keanggotaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Makro Ekonomi ,000 20,000 15,000 10,000 5, ,000-10,000-15, Gambar 3 : Output Gap Gambar 2 : Inflasi Implementasi ANFIS Dari ke-empat variabel yang ada, yaitu nilai tukar rupiah, inflasi Output Gap dan jumlah uang beredar, maka ke-empat variabel tersebut disusun kedalam metriks berukuran (135 baris dan Gambar 4 : Uang Beredar 4 kolom) data disusun berurutan sesuai definisi variabel input dan outputnya. Kemudian diolah menggunakan ANFIS terdapat 4 aturan logika fuzzy yang mampu mendefinisikan kelakuan input-output sebagai berikut : [R1] [R2] [R3] [R4] If (kurs is in1cluster1).(inflasi is in2cluster1).(outputgap is in3cluster1) then (JUB is out1cluster1) If (kurs is in1cluster2).(inflasi is in2cluster2).(outputgap is in3cluster2) then (JUB is out1cluster2) If (kurs is in1cluster3).(inflasi is in2cluster3).(outputgap is in3cluster3) then (JUB is out1cluster3) If (kurs is in1cluster4).(inflasi is in2cluster4).(outputgap is in3cluster4) then (JUB is out1cluster4).

6 Kemudian akan dilakukan pengecekan atas model yang telah dibuat dengan menggunakaan 30 data yang telah dipersiapkan data sebelumya yaitu data hingga Berikut data jumlah uang beredar yang berhasil diestimasi : JUB AKTUAL Tabel 3 JUB hasil estimasi JUB ANFIS Selisih 2,02 2,06-0,04 2,06 2,15-0,09 2,14 2,20-0,06 2,07 2,09-0,02 2,07 2,10-0,03 2,11 2,15-0,04 2,12 2,17-0,05 2,14 2,13 0,02 2,23 2,27-0,04 2,22 2,30-0,08 2,24 2,35-0,11 2,28 2,25 0,02 2,31 2,35-0,04 2,35 2,40-0,05 2,47 2,50-0,03 2,44 2,47-0,03 2,42 2,48-0,06 2,45 2,55-0,10 2,43 2,45-0,02 2,48 2,52-0,04 2,52 2,64-0,12 2,57 2,60-0,04 2,62 2,78-0,16 2,64 2,66-0,02 2,68 2,70-0,02 2,73 2,75-0,02 2,88 2,90-0,02 2,86 2,96-0,11 2,85 2,95-0,10 2,91 2,98-0, JUB AKTUAL JUBANFIS Gambar 5 JUB Hasil Estimasi Dari data di atas dapat dilihat bahwa, error terbesar terjadi pada bulan Mei 2011 yaitu sebesar 0.95, sedangkan error terkecil terjadi pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar Selisih dari error yang terjadi, dipicu oleh adanya krisis Eropa puncaknya terjadi pada awal tahun 2011 yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Krisis tersebut berdampak pada nilai rupiah yang mengalami pelemahan cukup tajam sehingga berpengaruh pada perdagangan, nilai tukar rupiah (kurs) ataupun kepercayaan investor terhadap nilai rupiah.

7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Permodelan ANFIS menghasilkan 4 aturan fuzzy yang bisa memodelkan kelakuan inputoutput antara variabel makro ekonomi (nilai tukar, Inflasi dan Output Gap) terhadap JUB. Secara keseluruhan, Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) mampu melakukan training atas data dan memodelkan kelakuan hubungan inputoutput dengan baik, hal ini dibuktikan dengan rata-rata tingkat error mampu mencapai 0 yaitu sebesar 0,5725. Dari hasil estimasi ini data training berhasil di uji dengan baik, hanya saja pada saat pengecekan data ada beberapa pasangan inputoutput yang mengalami selisih antara aktual dan estimasi yang cukup besar, selisih terbesar adalah 0.95 dan -0,06. Namun secara keseluruhan model ini masih dapat menjelaskan kelakuan inputoutput. Saran Penulis akui bahwa penelitian ini bukanlah penelitian yang sempurna, penulis megharapkan penelitian dengan model dan metode yang sama terus dikembangkan agar memperoleh hasil yang sempurna pula. Beberapa saran penulis untuk penelitian kedepan diantaranya : 1) Berkenaan dangan output gap, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode HP- Filter dalam mengestimasi nilai output potensial. Penggunaan metode ini hanya berdasarkan kepopulerannya saja dan banyak digunakan, masih terdapat banyak metode dalam mengestimasi output potensial. Untuk kedepannya tidak ada salahnya untuk mencoba metode estimasi yang lain seperti Beveridge-Nelson decomposition, Unobserved Component, Structural VAR, dan Multivariate Hodrick-Prescott Filter. 2) Meski tingkat keakurasian hasil estimasi cukup baik dengan tingkat error yang kecil yaitu sebesar 0,5725, namun masih terdapat beberapa pasangan input-output yang mengalami error yang tinggi, kedepannya diharapkan untuk memperbaiki atau memperkecil tingkat error tersebut. 3) Dari hasil pembahasan, error tinggi yang timbul lebih disebabkan oleh faktor di luar variabel pengamatan, seperti data produksi, data konsumsi dan data investasi. Kedepan diharapkan untuk melibatkan variabel-variabel diluar variabel makroekonomi itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Achsani, Noer Azam, and Hermanto Siregar. "Classsification of the ASEAN+3 Economics Using Fuzzy Clustering Approach." European Journal of Scientific Research, 2010, hal Aidatul, Agus Maman Abadi. Aplikasi Model Neuro Fuzzy Untuk Prediksi Tingkat Inflasi Di Indonesia Jurnal Aplikasi Model Neuro Fuzzy, 2011, hal Bagian SSR Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI. "Alternatif Pengukuran Output Potensial dan Kesenjangan Output." Program Kerja Tahun 2000 (Bank Indonesia), Endri. "Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia." Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2008, hal

8 Fariza, Arna, Afrida Helen, and Annisa Rasyid. "Performasi Neuro Fuzzy Untuk Peramalan Data Time Series." Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 2007, hal Gerlach, Stefan, and Matthew S. Yiu. "Estimating Output Gaps in Asia: A Cross- Country Study." The Japanese and International Economies, 2003, hal Konuki, Tetsuya. "Estimating Potential Output and the Output Gap in Slovakia." IMF Working Paper, Kusumadewi, Sri. Analisis dan Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Tollbox Matlab. Yogyakarta: Graha Ilmu, "Aplikasi Neural-Fuzzy pada Regresi Interval untuk Data Time Series." Prosiding Seminar Nasional Riset Teknologi Informasi (SRITI). Yogyakarta: AKAKOM, Neuro Fuzzy: Integrasi Jaringan Syaraf dan Sistem Fuzzy. Yogyakarta: Graha Ilmu, Kusumadewi, Sri, and Hari Purnomo. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu, Lestari, Etty Puji. "Dampak Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Permintaan Uang M2 di Indonesia." Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2008, hal Manurung, Mandala, dan Prathama Rahardja. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: FE UI, Muchlas, dan Tole Sutikno. Prediksi Harga Saham Berbasis Web dengan Sistem Inferensi Fuzzy Tsukamoto. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta, 2007, hal Naba, Eng. Agus. Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Andi Offset, Nugroho, Didit Budi. Diktat Kuliah Metode Numerik. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, R.A, Dewanto, Aradea, and Devi Febrianty. "Prediksi Penjualan dengan Neuro Fuzzy." Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta, 2007, hal Rafsandjani, Rieza. Firdian. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Tahun Skripsi Jurusan Manajemen UIN Malang, Sempena, Samsu. Interpolansi Spline Kubik pada Trajektori Manusia. Bandung, Setiawan, Kuswara. Paradigma Sistem Cerdas. Malang: Bayumedia,2003. Siang, Jong Jek. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Andi, Syudastri. Estimasi Tingkat Inflasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy. Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma,2011. Tahmasebi, Pejman, and Ardeshir Hezarkhani. "Application of Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System for Grade Estimation : Case Study Sarcheshmeh Porphyry Copper Deposit, Kerman, Iran." Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 2010, hal The Mathworks Inc. Fuzzy Logic Toolbox User's Guide. The MathWorks Inc,2002. Tjahjono, Endy Dwi, Haris Munandar, dan Jati Waluyo. Revisiting Estimasi Potential Output dan Output Gap Indonesia: Pendekatan Fungsi Produksi berbasis Model. Working Paper Bank Indonesia, Yuliadi, Imamudin. Ekonomi Moneter. Jakarta: Indeks, 2008.

ESTIMASI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY

ESTIMASI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY ESTIMASI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY Dr. Armaini Akhirson armaini@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAKSI Pada kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang, penelitian

Lebih terperinci

PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY SEBAGAI ALTERNATIF BAGI BANK INDONESIA DALAM MENENTUKAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA

PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY SEBAGAI ALTERNATIF BAGI BANK INDONESIA DALAM MENENTUKAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY SEBAGAI ALTERNATIF BAGI BANK INDONESIA DALAM MENENTUKAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA Armaini Akhirson Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma armaini@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY SEBAGAI ALTERNATIF BAGI BANK INDONESIA DALAM MENENTUKAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA

PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY SEBAGAI ALTERNATIF BAGI BANK INDONESIA DALAM MENENTUKAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY SEBAGAI ALTERNATIF BAGI BANK INDONESIA DALAM MENENTUKAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA Armaini Akhirson Kepala Pusat Studi Industri Kecil dan Mikro Universitas Gunadarma armaini@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGKAT BI RATE

ESTIMASI TINGKAT BI RATE ESTIMASI TINGKAT BI RATE BERDASARKAN FAKTOR NILAI TUKAR(KURS USD/RP), JUB, INFLASI, IHSG DAN PDB MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Disusun oleh: Nama : AKHMAD KAHFI NPM :

Lebih terperinci

Akhmad Kahfi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. &

Akhmad Kahfi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.   & ESTIMASI TINGKAT BI RATE BERDASARKAN FAKTOR NILAI TUKAR(KURS USD/RP), JUB, INFLASI, IHSG DAN PDB MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Akhmad Kahfi Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Akhmad Kahfi 1 Armaini Akhirson 2. Abstract. Abstrak

Akhmad Kahfi 1 Armaini Akhirson 2. Abstract. Abstrak ESTIMASI TINGKAT BI RATE BERDASARKAN FAKTOR NILAI TUKAR (KURS USD/RP), JUB, INFLASI, IHSG DAN PDB MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Akhmad Kahfi 1 Armaini Akhirson 2 1,2

Lebih terperinci

Estimasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika di Indonesia dengan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy

Estimasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika di Indonesia dengan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy JUDUL SKRIPSI : Estimasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika di Indonesia dengan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Disusun oleh: Nama : ANNA FIRYANA NPM : 10208156 Jurusan : Manajemen / S1 Pembimbing

Lebih terperinci

JUDUL SKRIPSI : ESTIMASI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAAN ADAPTIVE NEURO FUZZY. Disusun oleh :

JUDUL SKRIPSI : ESTIMASI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAAN ADAPTIVE NEURO FUZZY. Disusun oleh : JUDUL SKRIPSI : ESTIMASI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAAN ADAPTIVE NEURO FUZZY Disusun oleh : Nama : FITRI APRILIANA NPM : 20208521 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Armaini

Lebih terperinci

sehingga lahirlah opini banci atau opini unqualified dengan tambahan paragraf penjelas mengenai kondisi ekonomi.

sehingga lahirlah opini banci atau opini unqualified dengan tambahan paragraf penjelas mengenai kondisi ekonomi. OPINI KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN (GOING CONCERN) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFEREENCE SYSTEM PASCA TERBITNYA IPSA 30.1 Muhammad Arifin (Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Supriyanto 1, Sudjono 2, Desty Rakhmawati 3 ( 1,2. UNSOED Purwokerto, 3. STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

Prediksi Inflasi dengan Neural Network Menggunakan Metode Backpropagation

Prediksi Inflasi dengan Neural Network Menggunakan Metode Backpropagation Prediksi Inflasi dengan Neural Network Menggunakan Metode Backpropagation Nama : Ayu Choirunisa NPM : 51412280 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Informatika Pembimbing : Dr. Asep Juarna LATAR

Lebih terperinci

SISTEM CERDAS PENDUKUNG KEPUTUSAN PREDIKSI NILAI TUKAR VALUTA ASING MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA TUGAS AKHIR

SISTEM CERDAS PENDUKUNG KEPUTUSAN PREDIKSI NILAI TUKAR VALUTA ASING MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA TUGAS AKHIR SISTEM CERDAS PENDUKUNG KEPUTUSAN PREDIKSI NILAI TUKAR VALUTA ASING MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang hal-hal yang menjadi latar belakang pembuatan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, metodologi penelitian serta sistematika penulisan

Lebih terperinci

Prediksi Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi Menggunakan Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) dengan Metode Fuzzy C-Means Clustering

Prediksi Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi Menggunakan Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) dengan Metode Fuzzy C-Means Clustering SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 12 Prediksi Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi Menggunakan Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) dengan Metode Fuzzy C-Means Clustering

Lebih terperinci

Implementasi Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (Anfis) untuk Peramalan Pemakaian Air di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang

Implementasi Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (Anfis) untuk Peramalan Pemakaian Air di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Implementasi Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (Anfis) untuk

Lebih terperinci

Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih

Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih Niska Ramadani Dosen Universitas Dehasen Bengkulu niskaramadani@gmail.com ABSTRAK Pertumbuhan penduduk harus

Lebih terperinci

T 2 Aplikasi Model Neuro Fuzzy Untuk Prediksi Tingkat Inflasi Di Indonesia

T 2 Aplikasi Model Neuro Fuzzy Untuk Prediksi Tingkat Inflasi Di Indonesia T 2 Aplikasi Model Neuro Fuzzy Untuk Prediksi Tingkat Inflasi Di Indonesia Aidatul Fitriah 1, Agus Maman Abadi 2 1) Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2) Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi otoritas kebijakan moneter dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. Analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) L K Widyapratiwi 1, I P A Mertasana 2, I G D Arjana 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal memiliki peran utama dalam mempertahankan stabilitas makroekonomi di negara berkembang. Namun, dua kebijakan tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi sistem tenaga listrik yang modern biasanya berhubungan dengan berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi dan proses pengambilan

Lebih terperinci

MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Wanti Rahayu 1 1 Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI Email : 1 wanti.reiku@gmail.com Abstrak- Guru merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indikator indikator ekonomi makro sangat berperan dalam menstabilkan perekonomian. Menurut Lufti dan Hidayat ( 2007 ), salah satu indikator ekonomi makro yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang adalah alat pembayaran dalam transaksi jual beli barang atau jasa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Uang adalah alat pembayaran dalam transaksi jual beli barang atau jasa. Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang adalah alat pembayaran dalam transaksi jual beli barang atau jasa. Pada dasarnya ada dua jenis uang yang beredar di masyarakat, yaitu uang kartal dan uang giral.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia pada tanggal 14 Agustus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, sehingga dalam tatanan perekonomian suatu negara diperlukan pengaturan moneter yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia menuntut berbagai prasyarat untuk mencapai keberhasilannya. Salah satunya adalah keterlibatan sektor

Lebih terperinci

Implementasi Metode Fuzzy untuk Menentukan Kebutuhan Konsumsi Bahan Bakar dalam Setiap Pelayaran Kapal Penangkap Ikan di Pesisir Madura

Implementasi Metode Fuzzy untuk Menentukan Kebutuhan Konsumsi Bahan Bakar dalam Setiap Pelayaran Kapal Penangkap Ikan di Pesisir Madura Implementasi Metode Fuzzy untuk Menentukan Kebutuhan dalam Setiap Pelayaran Kapal Penangkap Ikan di Pesisir Madura Edy Setiawan [1], Galih Anindita [2], Fipka Bisono [3] Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025

ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025 ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025 Jenggo Dwyana Prasaja *), Hermawan, and Susatyo Handoko Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini dipersiapkan dan dilaksanakan untuk menganalisis penerapan kebijakan moneter berdasarkan dua kerangka perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter Bank

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI SAHAM MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (STUDI KASUS SAHAM MINGGUAN PT ASTRA AGRO LESTARI, TBK)

SISTEM PREDIKSI SAHAM MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (STUDI KASUS SAHAM MINGGUAN PT ASTRA AGRO LESTARI, TBK) Vol., No., Agustus 16, 35-39 SISTEM PREDIKSI SAHAM MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (STUDI KASUS SAHAM MINGGUAN PT ASTRA AGRO LESTARI, TBK) Yuniar Farida, S.T, M.T 1) Program Studi Matematika

Lebih terperinci

PROPOSAL. KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA

PROPOSAL. KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA PROPOSAL KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA 1998.1-2007.4 Disusun oleh: ADI LASUWARDI B 300 050 003 FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka inilah yang membawa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu unsur yang memegang peran penting dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian (2002). Semenjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui

Lebih terperinci

PREDIKSI TINGGI MUKA AIR BENDUNGAN RIAM KANAN MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

PREDIKSI TINGGI MUKA AIR BENDUNGAN RIAM KANAN MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM Technologia Vol 9, No.1, Januari Maret 2018 11 PREDIKSI TINGGI MUKA AIR BENDUNGAN RIAM KANAN MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM Yusri Ikhwani Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian setiap negara tidak selalu stabil, tetapi berubahubah akibat berbagai masalah ekonomi yang timbul. Salah satu aspek penting dari kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN 2003.1 2005.12 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Pada fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dimulai ketika sebuah

BAB I PENDAHULUAN. independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dimulai ketika sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dimulai ketika sebuah undang-undang

Lebih terperinci

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA Pengantar Ekonomi Makro INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA NAMA : Hendro Dalfi BP : 0910532068 2013 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia pada tahun 1997, telah menyebabkan posisi nilai tukar rupiah terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KEKURANGAN PENELITIAN DAN SARAN. Dari hasil pengujian peramalan dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani

BAB 5 KESIMPULAN, KEKURANGAN PENELITIAN DAN SARAN. Dari hasil pengujian peramalan dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani BAB 5 KESIMPULAN, KEKURANGAN PENELITIAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Dari hasil pengujian peramalan dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani dan bantuan software Matlab, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran

1. PENDAHULUAN. makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

PRAKIRAAN PENGGUNAAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK PADA GKB 2 UMM MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) SKRIPSI

PRAKIRAAN PENGGUNAAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK PADA GKB 2 UMM MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) SKRIPSI PRAKIRAAN PENGGUNAAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK PADA GKB 2 UMM MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Disusun oleh: Nama : DEWI TRI YULIARY NPM : Jurusan : Manajemen / S1 Pembimbing : DR. Armaini Akhirson,SE.,MMA

Disusun oleh: Nama : DEWI TRI YULIARY NPM : Jurusan : Manajemen / S1 Pembimbing : DR. Armaini Akhirson,SE.,MMA JUDUL SKRIPSI : Analisis Tehnik Fundamental Terhadap Harga Saham Dengan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Pada Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012 Disusun oleh: Nama : DEWI TRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi ketika orang bersedia untuk membeli (permintaan) sama dengan jumlah orang yang bersedia

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Untuk Prediksi Nilai Tukar Rupiah

Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Untuk Prediksi Nilai Tukar Rupiah ISSN: 2089-3787 609 Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Untuk Prediksi Nilai Tukar Rupiah Adani Dharmawati, Hugo Aprilianto STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru adani.dharmawati@yahoo.com, hugo.aprilianto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter yang sebelumnya mempunyai sasaran ganda (pencapaian inflasi yang rendah dan peningkatan kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM BERBASIS WEB DENGAN SISTEM INFERENSI FUZI TSUKAMOTO

PREDIKSI HARGA SAHAM BERBASIS WEB DENGAN SISTEM INFERENSI FUZI TSUKAMOTO PREDIKSI HARGA SAHAM BERBASIS WEB DENGAN SISTEM INFERENSI FUZI TSUKAMOTO Muchlas, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III UAD, Jl. Prof

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dunia berdampak luas tidak hanya pada hubungan perdagangan antar negara tetapi juga pada kondisi perekonomian antar negara. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods di awal tahun 1970an, berbagai negara industri telah melakukan reformasi rezim nilai tukar nominal tetap mereka menjadi nilai tukar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

Prediksi Suku Bunga Acuan (BI Rate) Menggunakan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)

Prediksi Suku Bunga Acuan (BI Rate) Menggunakan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 73-80 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Suku Bunga Acuan (BI Rate) Menggunakan Metode Adaptive

Lebih terperinci