MENGAWAL PELAKU UTAMA dengan ROADMAP BAKORLUH SULAWESI TENGGARA

Transkripsi

1 MENGAWAL PELAKU UTAMA dengan ROADMAP BAKORLUH SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN identik dengan PENINGKATAN. Entah itu peningkatan produksi, produktivitas ataupun kinerja. Demikian pula dengan pembangunan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan yang mayoritas dialami dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat di pedesaan. Tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri sejalan dengan kinerja penyuluh dalam upaya membantu setiap pelaku utama untuk meningkatkan efisiensi usahanya. Kepala Sekretariat Bakorluh Provinsi Sulawesi Tenggara, pada hari Rabu, 19 Februari 2014 membangun sebuah moment penting dalam rangka PEMBANGUNAN pada sektor pertanian, perikanan dan kehutanan bagi Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan tersusunnya ROADMAP sebagai kompas pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan. Roadmap ini diwujudkan dalam upaya mendukung pengawalan kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih besar terhadap perubahan pelaku utama dan usaha untuk lebih baik dalam menjalankan usaha tani/nelayan-nya, sehingga tujuan pembangunan dalam peningkatan produksi dan pendapatan pelaku utama dapat terwujud.

2 Beberapa point penting dalam Roadmap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sinkronisasi database penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan baik mengenai jumlah penyuluh maupun jumlah pelaku utama (kelompok tani dan gabungan kelompok tani). 2. Database penyuluhan yang tersusun dalam laporan resmi akan menjadi pegangan dalam penyusunan kebijakan, program maupun kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluhan. 3. Unit-unit kerja segera mempersiapkan instrumen pelaksanaan kegiatan di lingkup Sekretariat Bakorluh berupa petunjuk teknis, term of reference (TOR), dan surat-surat keputusan untuk tiga sektor penyuluhan, yakni pertanian, perikanan, dan kehutanan seperti yang tertuang pada poin (4) dan (5) 4. Terkait poin (3), kegiatan di lingkup sekretariat Bakorluh P2K Sultra mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Temu koordinasi tingkat provinsi sebanyak satu paket yang akan dilakukan pada bulan Februari. b. Pengawalan dan pendampingan penyuluhan di lokasi SL-PTT tingkat provinsi sebanyak satu paket yang akan berlangsung pada bulan Maret dan April. c. Pengembangan data base penyuluhan tingkat provinsi sebanyak satu paket yang akan dilaksanakan pada bulan Mei. d. Pembinaan penyelenggaraan penyuluhan kabupaten/kota sebanyak satu paket yang akan dilaksanakan pada Juni dan Oktober. e. Pertemuan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan tahun 2014 dan perencanaan tahun 2015 sebanyak satu paket yang dilaksanakan pada bulan Maret. f. Penilaian penyuluhan perikanan teladan provinsi sebanyak satu paket yang akan dilaksanakan pada bulan Maret. g. Pembinaan dan sinergitas kelembagaan penyuluhan di provinsi untuk 120 kelompok pada bulan Maret. 5. Kegiatan pengawalan dan pendampingan di kabupaten/kota mencakup kegiatan sebagai berikut:

3 A. Pertanian a. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyuluhan kabupaten/kota (Perda UU, Perda Campuran, Perbub Walikota) di 11 kabupaten/kota yang dilaksanakan pada bulan Maret dan Juni. b. Peningkatan kapasitas balai penyuluhan kecamatan (BP3K) sebagai posko pelaksana pembangunan pertanian di 41 wilayah kerja penyuluhan pertanian (WKPP) yang berlangsung dari Maret Oktober. c. Pemberdayaan petani melalui demfarm padi, jagung dan kedelai di lokasi swadaya murni petani sebanyak 30 WKPP yang berlangsung pada bulan April, Juni, Agustus, dan September. d. Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani pada 50 unit lembaga ekonomi petani yang berlangsung pada bulan Mei dan September. e. Penumbuhan dan pemberdayaan penyuluh pertanian swadaya melalui pos penyuluhan desa sebanyak 84 paket yang berlangsung pada bulan April-Juni dan Agustus- September. f. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di lokasi SL-PTT padi sebanyak 113 WKPP yang berlangsung pada April-Juli, September dan November. g. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di lokasi SL-PTT jagung sebanyak 42 unit yang berlangsung pada April-Juli dan September. h. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di lokasi SL-PTT padi sebanyak 6 paket yang berlangsung pada April, Juni- Oktober. B. Perikanan a. Pendampingan dan pembinaan kegiatan penumbuhan dan pengembangan kelompok utama perikanan pada 120 kelompok yang dilaksanakan pada bulan Mei.

4 b. Penguatan kegiatan penyuluhan perikanan swadaya untuk 190 paket yang akan dilaksanakan pada bulan April-Agustus c. Penyusunan database sistem penyuluhan sebanyak satu paket yang berlangsun pada bulan Desember C. Kehutanan a. Kegiatan Kampanye Indonesia Menanam (KIM) dan Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) sebanyak satu paket yang akan dilaksanakan pada buan November. b. Fasilitasi Lomba Wana Lestari sebanyak satu paket yang akan dilaksanakan pada bulan Maret. c. Pembinaan kegiatan Kelompok Usaha Produktif (KUP) Kehutanan sebanyak satu paket yang akan dilaksanakan pada bulan April. 6. Pelaksanaan kegiatan pengawalan dan pendampingan seperti pada poin (5) mempertimbangkan hal-hal berikut ini: a. Perlunya monitoring posko peningkatan produksi beras nasional (P2BN), mulai dari operasional hingga penentuan jadwal tanam. Juga melihat keterlibatan pemerintah setempat seperti camat, kepala desa, hingga penyuluh lapangan. b. Penempatan demplot padi dan jagung terutama pada BP3K yang memiliki lahan sawah. c. Kegiatan penumbuhan kelompok pelaku utama harus terkawal dengan baik dan menekankan pada transparansi pengelolaan keuangan 7. Perlu perubahan paradigma dalam perencanaan kegiatan dana dekonsentrasi pada sektor perikanan dan kehutanan sehingga pengawalan dapat menjadi lebih efektif. Para staf perencana harus dibekali pemahaman agar pendanaan kegiatan benar-benar ideal. 8. Perlu segera mempersiapkan pelaksanaan kegiatan workshop pelaku utama dan pelaku usaha yang akan berlangsung pada 28 Februari Kepanitiaan harus segera dibentuk.

5 9. Kegiatan-kegiatan penyuluhan yang dilakukan tenaga fungsional penyuluh harus berdasarkan surat keputusan sehingga pertanggungjawaban kegiatan lebih akuntabel. 10. Persiapan pelaksanaan Penas di Malang, Jawa Timur, akan dilaksanakan dalam rapat koordinasi lintas SKPD terkait. Beberapa hal yang perlu diperjelas antara lain, komposisi kepanitiaan, jumlah kontingen yang berangkat, kesiapan pemondokan, seragam kontingen, dan lain-lain. 11. Wacana pemberian penghargaan untuk Gubernur Sultra di bidang penyuluhan pada Penas di Malang, Jawa Timur. Mencoba menangkap peluang serupa ketika Sultra mendapat penghargaan sebagai daerah yang pertama kali menerapkan UU SP3K dan mendapat reward berupa bantuan satu unit mobil penyuluhan. MIRNAWATI FIRDAUS, S.Pi Penyuluh Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara/ petugas Admin SIMLUHKP Bakorluh Sulawesi Tenggara