LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 20

2 KATA PENGANTAR Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) sebagai salah satu unit kerja/organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahun. LAKIP Pusluhtan Tahun 20 ini disusun guna memberikan pertanggungjawaban atas tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 20. Tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan Pusluhtan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi digambarkan dalam kesatuan bab dalam format laporan yang berisi: Ringkasan Eksekutif; Bab I. Pendahuluan (A. Latar Belakang, B. Tugas dan Fungsi, Organisasi dan Tata Kerja, D. Lingkungan Strategi Organisasi); Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja (A. Rencana Strategis, B. Rencana Kinerja Tahunan, C. Penetapan Kinerja); Bab III. Akuntabilitas Kinerja (A. Hasil Pengukuran Kinerja, B. Analisis Pencapaian Kinerja, C. Evaluasi Kinerja, D. Kinerja Analisis Efisiensi Capaian Indikator); Bab IV. Penutup. Hasil pengukuran kinerja Pusluhtan, Nilai Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan 88,5% (berhasil) dan Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 88,04% (berhasil). Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan Akuntabilitas Pusluhtan Tahun 20 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saran-saran dari berbagai pihak terkait untuk penyempurnaannya sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Jakarta, Februari 202 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. MOMON RUSMONO, MS NIP LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 i

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Tahun 20 merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas dan fungsi Pusluhtan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dasar hukum pembentukan Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 6/Permentan/OT.40/0/200 tanggal 4 Oktober 200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 8/Permentan/OT.40//20 tanggal 30 November 20 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Eselon IV lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Adapun fungsi Pusluhtan adalah: () pengembangan program dan informasi ; (2) penataan kelembagaan dan ketenagaan, dan (3) pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Visi Pusluhtan adalah menjadikan Pusat Penyuluhan Pertanian andal untuk mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang profesional, kreatif inovatip dan berwawasan global. Adapun misi Pusluhtan adalah : () mengembangkan program dan informasi sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; (2) mengembangkan kelembagaan dan yang profesional; (3) memberdayakan kelembagaan petani dan usahatani yang kuat, mandiri dan berdaya saing. Tujuan yang ingin dicapai oleh Pusluhtan adalah: () Mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; (2) Mengembangkan metoda, materi, sarana prasarana dan pembiayaan sesuai programa ; (3) Menata dan mengembangkan kelembagaan yang andal; (4) Meningkatkan jumlah dan kompetensi penyuluh sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; (5) Menata dan mengembangkan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri; (6) Menata dan mengembangkan usaha tani yang mandiri dan berdaya saing. Sasaran strategis yang ingin dicapai: () Tersedianya program yang mendukung 4 (empat) sukses pembangunan ; (2) Tersedianya pedoman penyelengaraan ; (3) Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (ketenagaan, kelembagaan dan kelembagaan tani), dan sistem informasi melalui cyber extension di Balai Penyuluhan Kecamatan; (4) Tersedianya meteri-materi melalui media cetak dan media elektronik; (5) Terfasilitasinya 9 Badan Koordinasi Penyuluhan, 200 Badan Pelaksana Penyuluhan, 500 Balai Penyuluhan Kecamatan (model), dan Pos Penyuluhan Desa/ Kelurahan; (6) Terfasilitasinya pembentukan 4 Badan koordinasi Penyuluhan, 280 Badan Pelaksana Penyuluhan, 322 Balai Penyuluhan Kecamatan, dan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan; (7) Terfasilitasinya pemenuhan kebutuhan tenaga penyuluh di setiap desa (penyuluh PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian dan penyuluh swadaya/swasta); (8) Terfasilitasinya pembinaan karier bagi orang penyuluh PNS,.237 Penyuluh Pertanian Honorer, dan orang LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 ii

4 THL-TB Penyuluh Pertanian, dan peningkatan kompentensi bagi 8.09 orang penyuluh swadaya/swasta; (9) Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan tani ( Poktan, Gapoktan,.365 Asosiasi tani); (0) Terfasilitasinya penumbuhan kelembagaan tani (8.092 Poktan, Gapoktan, 960 Asosiasi tani); () Terfasilitasinya pengembangan manajemen usaha tani bagi Gapoktan menjadi kelompok usaha yang berorientasi agribisnis; dan (2) Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan ekonomi petani berbasis komoditi unggulan bagi.365 Asosiasi tani. Arah kebijakan Pusluhtan adalah: () Penyuluhan diarahkan untuk mendukung terwujudnya 4 (empat) sukses pembangunan ; (2) Pemantapan programa diarahkan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan ; (3) Pengembangan sistem informasi diarahkan melalui pendekatan pemajuan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; (4) Pengembangan kelembagaan diarahkan untuk membangun kelembagaan yang andal dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan agribisnis; (5) Pemantapan sistem Penyuluhan Pertanian diarahkan untuk peningkatan kompetensi penyuluh yang bersifat Polivalen di tingkat desa dan Spesialis di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat; (6) Penempatan satu penyuluh satu desa untuk mendukung kebijakan satu desa satu komoditas unggulan dengan mengoptimalkan peran penyuluh PNS, penyuluh Swadaya, dan penyuluh Swasta; (7) Pemantapan ditujukan untuk memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengubah pola pikir dari sistem usaha tani tradisional ke arah yang lebih modern, peningkatan usaha tani serta penumbuhan dan penguatan kelembagaan tani. Program Pusluhtan Tahun meliputi: () Pengembangan program dan informasi ; (2) Pengembangan kelembagaan dan ketenagaan ; (3) Pemberdayaan kelembagaan petani dan usaha tani. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa Nilai Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan 88,5% (berhasil) dan Nilai Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 88,04% (berhasil). LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 iii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Tugas dan Fungsi... C. Organisasi dan Tata Kerja... 4 D. Lingkungan Strategis Organisasi... 4 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 6 A. Rencana Strategis (Renstra)... 6 A. Visi... 6 A.2 Misi... 6 A.3 Tujuan... 6 A.4 Sasaran... 7 A.5 Kebijakan... B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)... C. Penetapan Kinerja... 3 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 6 A. Hasil Pengukuran Kinerja... 6 B. Analisis Pencapaian Kinerja... 8 C. Evaluasi Kinerja... 8 D. Kinerja Analisis Efisiensi Capaian Indikator... 8 BAB IV. PENUTUP LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 iv

6 DAFTAR TABEL Tabel. Sasaran Strategis dan Indikator Pusluhtan selama Tahun Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian... 2 Tabel 3. Penetapan Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 v

7 DAFTAR LAMPIRAN. Jumlah Aparatur Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun Dukungan Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 vi

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berlakunya UU No. 22 Tahun 999 yang diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan ini menyangkut aspek perencanaan kelembagaan, ketenagaan, program, manajemen, kerjasama dan anggaran. Adapun pemerintah pusat memiliki peranan dalam: () menyusun kebijakan nasional ; (2) merumuskan pedoman, norma dan peraturan-peraturan di bidang ; (3) merumuskan standar minimal, akreditasi ketenagaan dan kelembagaan, sarana, prasarana dan pembiayaan ; dan (4) mengembangkan kerjasama dalam dan luar negeri. Namun demikian peta kewenangan dan tanggung jawab di antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan telah berubah dengan terbitnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) pada tanggal 5 November Berdasarkan Undang-Undang tersebut, kelembagaan di pusat mempunyai tugas: () menyusun kebijakan nasional, programa nasional, standardisasi dan akreditasi tenaga penyuluh, sarana dan prasarana, serta pembiayaan ; (2) menyelenggarakan pengembangan, pangkalan data, pelayanan, dan jaringan informasi ; (3) melaksanakan, koordinasi, penyeliaan, pemantauan dan evaluasi, serta alokasi dan distribusi sumber daya ; (4) melaksanakan kerja sama nasional, regional, dan internasional; dan (5) melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya, dan swasta. B. Tugas dan Fungsi Dasar hukum pembentukan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian (Pusbangluhtan) adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 299/Kpts/OT.40/7/2005 tanggal 25 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 34/Kpts/OT.40/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. Selanjutnya rincian tugas pekerjaan Unit Eselon IV lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 6/Permentan/ OT.40/0/200 tanggal 4 Oktober 200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Tugas pokok Pusluhtan adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program,, serta pemantauan, evaluasi dan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20

9 pelaporan pelaksanaan kegiatan, sedang fungsi Pusluhtan adalah sebagai berikut:. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, serta informasi pelaksanaan kegiatan ; 2. pelaksanaan penyelenggaraan ; 3. pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan ; 4. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan petani dan usahatani. Uraian mengenai tugas dan fungsi masing-masing bidang/sub bidang lingkup Pusluhtan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 6/Permentan/OT.40/0/200 sebagai berikut: Pusat Penyuluhan Pertanian terdiri atas:. Bidang Program dan Informasi; 2. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan; 3. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani; dan 4. Kelompok Jabatan Fungsional. Bidang Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, serta informasi pelaksanaan kegiatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Program dan Informasi menyelenggarakan fungsi:. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana daan program, kerjasama, dan pemantauan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang ; dan 2. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi, serta penyiapan materi di bidang. Bidang Program dan Informasi terdiri atas:. Subbidang Program dan Kerjasama; dan 2. Subbidang Informasi dan Materi. Subbidang Program dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, kerjasama, dan pemantauan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang. Subbidang Informasi dan Materi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi, serta penyiapan bahan materi di bidang. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 2

10 Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengembangan dan ketenagaan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian menyelenggarakan fungsi:. penyiapan pengembangan di bidang kelembagaan ; dan 2. penyiapan pengembangan di bidang ketenagaan. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan terdiri atas:. Subbidang Kelembagaan Penyuluhan; dan 2. Subbidang Ketenagaan Penyuluhan. Subbidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan di bidang kelembagaan. Subbidang Ketenagaan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan di bidang ketenagaan. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani menyelenggarakan fungsi:. penyiapan pemberdayaan dan pengembangan di bidang kelembagaan petani; dan 2. penyiapan pemberdayaan dan pengembangan di bidang usahatani. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani terdiri atas:. Subbidang Kelembagaan Petani; dan 2. Subbidang Usahatani. Subbidang Kelembagaan Petani mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberdayaan dan pengembangan di bidang kelembagaan petani. Subbidang Usahatani mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberdayaan dan pengembangan di bidang usahatani. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas jabatan fungsional Penyuluh Pertanian. Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, mempunyai tugas:. melakukan penyelenggaraan ; dan 2. melakukan kegiatan lainnya sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 3

11 Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk Kepala Pusat atas persetujuan Kepala Badan. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Pusluhtan dipimpin oleh satu Kepala Pusat dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Bidang, 6 (enam) Kepala Sub Bidang dan Kelompok Penyuluh Pertanian dengan total jumlah pegawai 9 orang. Adapun struktur organisasi sebagai berikut. Struktur Organisasi Pusluhtan sebagai berikut. Kelompok Penyuluh 2. KAPUSLUHTAN Kabid Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan 3. Kabid Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani 4. Kabid Program dan Informasi Kasubbid Kelembagaan Penyuluhan Kasubbid Ketenagaan Penyuluhan Kasubbid Kelembagaan Petani Kasubbid Usahatani 5. Kasubbid Program dan Kerjasama Kasubbid Informasi dan Materi D. Lingkungan Strategis Organisasi Lingkungan strategis organisasi Pusluhtan terdiri dari strategis internal dan eksternal, baik yang bersifat positif maupun negatif. Dalam konteks organisasi, lingkungan internal yaitu kekuatan (strength) yang dimiliki Pusat Penyuluhan Pertanian yang dalam pelaksanaannya pengembangan SDM Pertanian meliputi :. Pusat Penyuluhan Pertanian terdiri dari 3 (tiga) Bidang yaitu: (a) Bidang Program dan Informasi; (b) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan; dan (c) Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani; dan (satu) Kelompok Jabatan Fungsional. Kemudian Kepala Bidang pada Pusat Penyuluhan Pertanian didukung oleh 6 (enam) Sub Bidang yaitu: (a) Kasubbid Kelembagaan Penyuluhan; (b) Kasubbid Ketenagaan Penyuluhan; (c) Kasubbid Kelembagaan Petani; (d) Kasubbid Usahatani; (e) Kasubbid Program dan Kerjasama; dan (f) Kasubbid Informasi dan Materi; 2. Jumlah aparatur Pertanian di Pusluhtan sebanyak 85 orang dengan komposisi: SLTA kebawah sebanyak 9 orang (22,35 %) dan lulusan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 4

12 D sebanyak orang(,7 %), dan S3 ke bawah sebanyak 65 orang (76,47 %). Secara rinci disajikan pada Lampiran ; 3. Dukungan anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Per Desember 20 disajikan pada Lampiran 2. Adapun lingkungan internal organisasi yang negatif, yaitu kelemahan (weaknesses) dalam pelaksanaan pengembangan SDM Pertanian yang dirasakan hingga saat ini :. Terbatas dan belum meratanya kesempatan pengembangan kemampuan bagi petugas; 2. Belum optimalnya dukungan kerjasama dengan pihak terkait; 3. Dukungan sarana dan prasarana belum optimal. Kemudian lingkungan strategis eksternal organisasi yang positif, yaitu peluang (opportunities) dalam pengembangan SDM meliputi:. Keberadaan lembaga-lembaga di daerah yang mendukung pelaksanaan pengembangan SDM Pertanian seperti: Bakorluh, Bapelluh, Dinas Pertanian, Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), dan Kelompoktani (Poktan); 2. Keberadaan petugas dan penyuluh di daerah seperti Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Pertanian Honorer, Penyuluh Swadaya, dan Tenaga Harian Lepas Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP); 3. Dukungan atau sharing pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penyuluha dan pengembangan SDM ; 4. Dukungan kerjasama internasional dalam penyelenggaraan dan pengembangan SDM (FEATI). Sedangkan lingkungan strategis eksternal organisasi yang negatif, yaitu tantangan (threats) dalam pelaksanaan pengembangan SDM meliputi:. Kualitas sebagian besar SDM (petani) yang masih rendah, terutama dari segi pendidikan formal; 2. Berkurangnya minat generasi muda pada sektor ; 3. Lemahnya aksesbilitas petani pada lembaga permodalan, lembaga penyedia sarana produksi, lembaga pemasaran dan sumber informasi/teknologi; 4. Kemiskinan, pengangguran dan penyediaan lapangan kerja di bidang. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 5

13 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis (Renstra) Rencana Strategis Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun disusun dengan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan sebagai berikut:. Visi Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor: 24 tahun 200, nomenklatur Badan Pengembangan SDM Pertanian berubah menjadi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Mengacu pada peraturan tersebut, struktur organisasi kelembagaan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian di tingkat pusat berubah menjadi Pusat Penyuluhan Pertanian dengan fungsi: ) pengembangan program dan informasi ; 2) penataan kelembagaan dan ketenagaan ; dan 3) pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Sesuai fungsi Pusat Penyuluhan Pertanian dan memperhatikan potensi, capaian hasil pada periode sebelumnya, serta tantangan dan permasalahan yang ada, maka visi Pusat Penyuluhan Pertanian periode adalah Menjadikan Pusat Penyuluhan Pertanian andal untuk mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. 2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Pusat Penyuluhan Pertanian menetapkan misi sebagai berikut. a. Mengembangkan program dan informasi sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; b. Mengembangkan kelembagaan yang andal, dan ketenagaan yang profesional; c. Memberdayakan kelembagaan petani dan usaha tani yang kuat, mandiri dan berdaya saing. 3. Tujuan Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, Pusat Penyuluhan Pertanian menetapkan tujuan sebagai berikut: a. Mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; b. Mengembangkan metoda, materi, sarana prasarana dan pembiayaan sesuai programa ; LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 6

14 c. Menata dan mengembangkan kelembagaan yang andal; d. Meningkatkan jumlah dan kompetensi penyuluh sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; e. Menata dan mengembangkan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri; f. Menata dan mengembangkan usaha tani yang mandiri dan berdaya saing. 4. Sasaran Sasaran strategis yang ingin dicapai Pusat Penyuluhan Pertanian dalam kurun waktu adalah: a. Tersedianya program yang mendukung 4 (empat) sukses pembangunan ; b. Tersedianya pedoman penyelengaraan ; c. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (ketenagaan, kelembagaan dan kelembagaan tani), dan sistem informasi melalui cyber extension di Balai Penyuluhan Kecamatan; d. Tersedianya meteri-materi melalui media cetak dan media elektronik; e. Terfasilitasinya 9 Badan Koordinasi Penyuluhan, 200 Badan Pelaksana Penyuluhan, 500 Balai Penyuluhan Kecamatan (model), dan Pos Penyuluhan Desa/ Kelurahan; f. Terfasilitasinya pembentukan 4 Badan koordinasi Penyuluhan, 280 Badan Pelaksana Penyuluhan, 322 Balai Penyuluhan Kecamatan, dan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan; g. Terfasilitasinya pemenuhan kebutuhan tenaga penyuluh di setiap desa (penyuluh PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian dan penyuluh swadaya/swasta); h. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi orang penyuluh PNS,.237 Penyuluh Pertanian Honorer, dan orang THL-TB Penyuluh Pertanian, dan peningkatan kompentensi bagi 8.09 orang penyuluh swadaya/swasta; i. Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan tani ( Poktan, Gapoktan,.365 Asosiasi tani); j. Terfasilitasinya penumbuhan kelembagaan tani (8.092 Poktan, Gapoktan, 960 Asosiasi tani); k. Terfasilitasinya pengembangan manajemen usaha tani bagi Gapoktan menjadi kelompok usaha yang berorientasi agribisnis; l. Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan ekonomi petani berbasis komoditi unggulan bagi.365 Asosiasi tani. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 7

15 Rincian sasaran strategis dan indikator Sasaran Pusat Penyuluhan Pertanian selama tahun disajikan pada Tabel berikut. Tabel. Sasaran Strategis dan Indikator Pusat Penyuluhan Pertanian Selama Tahun Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tersedianya program 2. Terfasilitasinya peraturan perundangundangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraa an 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa. Jumlah Programa Pertanian Nasional 2. Jumlah pedoman penyelenggaraa n yang tersusun. Jumlah Turunan peraturan perundangundangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraa n. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model programa 5 pedoman 3 programa 5 pedoman 2 programa 5 pedoman 2 programa 5 pedoman 2 programa 5 pedoman 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan laporan 4 laporan 4 laporan 4 laporan 4 laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 8

16 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraa n 5. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di posluhdes dan pengembangan manajemen posluhdes. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan) 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 9

17 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber extension. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraa n PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pen dampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 66 orang 66 orang 66 orang 66 orang 66 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 0rang 33 orang 33 0rang 33 0rang 33 0rang - laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang eks eks eks eks eks LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 0

18 5. Kebijakan a. Penyuluhan diarahkan untuk mendukung terwujudnya 4 (empat) sukses pembangunan ; b. Pemantapan programa diarahkan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan ; c. Pengembangan sistem informasi diarahkan melalui pendekatan pemajuan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; d. Pengembangan kelembagaan diarahkan untuk membangun kelembagaan yang andal dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan agribisnis; e. Pemantapan sistem Penyuluhan Pertanian diarahkan untuk peningkatan kompetensi penyuluh yang bersifat Polivalen di tingkat desa dan Spesialis di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat; f. Penempatan satu penyuluh satu desa untuk mendukung kebijakan satu desa satu komoditas unggulan dengan mengoptimalkan peran penyuluh PNS, penyuluh Swadaya, dan penyuluh Swasta; g. Pemantapan ditujukan untuk memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengubah pola pikir dari sistem usaha tani tradisional ke arah yang lebih modern, peningkatan usaha tani serta penumbuhan dan penguatan kelembagaan tani. B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah proses penetapan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan kebijakan/program pada Rencana Strategis (Renstra). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMenPan dan RB) Nomor 29 Tahun 200 tanggal 3 Desember 200 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, format RKT mengalami penyederhanaan dibandingkan dengan peraturan sebelumnya (Keputusan Kepala LAN Nomor 239/2003). Unsur RKT hanya terdiri dari 3 bagian, yaitu: () sasaran strategis, yaitu sasaran strategis yang terdapat dalam Rencana Strategis (Renstra); (2) Indikator Kinerja; dan 93) Target dari indikator kinerja pada tahun 20. Secara menyeluruh, muatan yang terkandung dalam RKT disajikan pada Tabel 2 berikut. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20

19 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian Unit Eselon II : Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun : 20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2. Jumlah pedoman penyelenggaraan yang tersusun.. Tersedianya program. Jumlah Programa Pertanian Nasional; programa 5 pedoman 2. Terfasilitasinya peraturan perundang-undangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraaan 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah Turunan peraturan perundangundangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/ Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraan.. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan ; 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional; 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan ; 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan; 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model; 5. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di posluhdes dan pengembangan manajemen posluhdes.. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan). 2 2 laporan 4 4 laporan laporan laporan laporan 2 laporan laporan 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraan 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun; 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan ; 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tersusun.. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi laporan laporan laporan 3 kali (33 prov) LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 2

20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target extension. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraan PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf ; 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional; 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi; 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional.. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat; 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pendampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi.. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak; 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor ; 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer. 00 orang 33 orang 66 orang 33 orang 33 orang laporan laporan laporan 33 orang eks C. Penetapan Kinerja Penetapan kinerja merupakan pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja antara Kepala Badan dan Pusat Penyuluhan untuk mewujudkan kinerja tertentu. Dokumen penetapan kinerja memuat 2 (dua), yaitu: () Pernyataan Penetapan kinerja; (2) Lampiran Formulir Penetapan Kinerja. Penetapan disusun setelah DIPA diterbitkan dan dijadikan lampiran pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja dengan rincian pada Tabel 3 sebagai berikut. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 3

21 Tabel 3. Penetapan Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 Unit Eselon I : Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun : 20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya program 2. Terfasilitasinya peraturan perundaang-undangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraaan 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraan 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber extension. Jumlah Programa Pertanian Nasional 2. Jumlah pedoman penyelenggaraan yang tersusun. Jumlah Turunan peraturan perundang-undangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraan. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di posluhdes dan pengembangan manajemen posluhdes. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan) 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tersusun. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi programa 5 pedoman 2 2 laporan 4 4 laporan laporan laporan laporan 2 laporan laporan laporan laporan laporan 3 kali (33 prov) LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 4

22 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraan PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pendampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer 00 orang 33 orang 66 orang 33 orang 33 orang laporan laporan laporan 33 orang eks Jumlah Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran 20 sebesar Rp ,- LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 5

23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Hasil Pengukuran Kinerja Secara menyeluruh, hasil pengukuran kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 Unit Eselon II : Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun : 20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %. Tersedianya program pertania n 2. Terfasilitasinya peraturan perundang-undangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraaan 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah Programa Pertanian Nasional 2. Jumlah pedoman penyelenggaraan yang tersusun. Jumlah Turunan peraturan perundang-undangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraan. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model 5. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di posluhdes dan pengembangan manajemen posluhdes. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan) programa programa 00,00 5 pedoman 5 pedoman 00, ,00 2 laporan 2 laporan 00,00 00, ,00 4 laporan 2 laporan 50,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 2 laporan 2 laporan 00,00 laporan laporan 00,00 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 6

24 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraan 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber extension. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraan PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tersusun. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pendampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 00,00 00,00 00,00 3 kali 3 kali 00,00 (33 prov) (33 prov) 00 orang 00 orang 00,00 33 orang 33 orang 00,00 66 orang 66 orang 00,00 33 orang 33 orang 00,00 33 orang 33 orang 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 33 orang 33 orang 00,00 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 7

25 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer , , eks eks 200,00 Jumlah Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran 20: Rp ,- Realisasi Anggaran TA.20: Rp ,- (89,9%). B. Analisis Pencapaian Kinerja Penilaian terhadap penilaian kinerja menggunakan kriteria yaitu: () nilai >85-00 adalah memuaskan; (2) nilai >75-85 adalah sangat baik; (3) nilai >65-75 adalah baik, perlu sedikit perbaikan; (4) nilai >50-65 adalah cukup baik (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar; (5) nilai >30-50 adalah agak kurang, perlu banyak perbaikan; dan (6) nilai 0-30 adalah kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar. Secara keseluruhan penilaian terhadap penilaian kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian adalah 87,76% adalah sangat baik. C. Evaluasi Kinerja Nilai pencapaian kinerja sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 tercatat berkisar antara 75,00% - 85,00% dengan rata-rata 87,76% dan pada tahun 200, nilai pencapaian kinerja sasaran Pusat Penyuluhan Pertanian tersebut mencapai kisaran 85,00%-00,00% dengan rata-rata 99,69%. Capaian pada tahun terakhir (20) menunjukkan jarak yang tidak terlalu jauh antara realisasi tahun 200 dan 20 yaitu,93%. Hal ini mencerminkan kondisi pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam arti kesenjangan yang terjadi tidak terlalu besar. D. Kinerja Analisis Efisiensi Capaian Indikator Efisiensi capaian indikator kinerja dapat dilihat dari perbandingan proporsi antara besarnya capaian indikator kinerja sasaran yang diperoleh dengan besarnya masukan/input yang digunakan (proporsi Output/Input). Efisiensi terjadi apabila nilai rasio output dibandingkan dengan input mencapai atau lebih dari. Perbandingan proporsi capaian global indikator kinerja sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian dengan input yang digunakan pada tahun 20 adalah 87,76% berbanding 89,9%. Dengan demikian nilai efisiensi yang diperoleh adalah 2,5%. Nilai angka tersebut mengindikasikan bahwa capaian yang diperoleh tersebut kedalam kategori efisien. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 meliputi : LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 8

26 . Terlambatnya penerbitan DIPA tahun 20; 2. Terlambatnya SK Satker P2K; 3. Kualitas/Jumlah maupun kualitas Pusat Penyuluhan belum memadai, khususnya di daerah (Satker Dekonsentrasi di Provinsi dan Satker Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota); 4. Masih terjadinya revisi anggaran sampai dengan bulan Oktober 20; 5. Terdapat wilayah kerja yang masih sulit dijangkau oleh transportasi darat sehingga memerlukan sarana transportasi udara yang berimplikasi pada tingginya biaya operasional, sedangkan anggaran tersedia tidak cukup; 6. Kurang seimbangnya antara peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana yang dimiliki Satker dengan peningkatan penyelenggaraan kegiatan; 7. Sering terlambatnya pengumpulan data karena adanya perubahan kode Satker serta sering terjadinya penggantian petugas atau pejabat penanggungjawab Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di daerah. Menyikapi kondisi permasalahan yang masih terjadi tersebut, maka langkah antisipasi yang harus dilakukan untuk tahun-tahun mendatang adalah: () segera menyusun jadwal palang kegiatan dan serapan anggaran secara lebih cermat setelah DIPA terbit; (2) menyempurnakan mekanisme dan tata hubungan kerja antara unit kerja terkait dalam rangka mempercepat pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 9

27 BAB IV PENUTUP Laporan akuntabilitas kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian tahun 20 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas fungsi yang diemban Pusat Penyuluhan Pertanian selama tahun 20. Pada tahun 20, sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian terangkum kedalam 5 sasaran strategis yang dipayungi Program Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian. Kinerja sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 secara global mencapai 87,76% dengan kisaran 85,00% - 00,00%, sedangkan realisasi serapan anggaran mencapai 89,9%. Hasil analisis efesiensi capaian indikator Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 menunjukan nilai yang efisien atau lebih besar dari, yaitu 2,5%.Diisi lain mencapai realisasi serapan anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 sebesar 89,9%. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 diantaranya: ) terlambatnya penerbitan SK KPA Satker Pusat, sehingga awal pelaksanaan kegiatan mengalami keterlambatan; 2) kuantitas/jumlah maupun kualitas SDM pelaksanaan belum memadai, khususnya di daerah (Satker Dekonsentrasi di provinsi dan Satker Tugas Perbantuan di Kabupaten/Kota), 3) masih terjadinya revisi anggaran sampai dengan bulan Oktober 20; dan 4) terdapatnya wilayah kerja masih sulit dijangkau oleh alat transportasi darat sehingga memerluhan sarana transportasi udara yang berimplikasi pada tingginya biaya operasional, sedangkan anggaran yang tersedia tidak mencukupi, kurang seimbangnya antara peningkatan kuantitas dan kualitas serana prasarana yang dimiliki Satker dengan peningkatan penyelenggaraan kegiatan, serta sering terlambatnya pengumpulan data karena adanya perubahan kode Satker serta sering terjadinya pengantian petugas atau pejabat di Daerah. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 20

" : ' «..: ;. low-izi!* = r»;*iij. PU5RT PERYUUIHRR PERIRRIRn BRDRO PERYUIUHRR ORR PERGEfllBRRGRR 5001 PERTRRIflfl

 : ' «..: ;. low-izi!* = r»;*iij. PU5RT PERYUUIHRR PERIRRIRn BRDRO PERYUIUHRR ORR PERGEfllBRRGRR 5001 PERTRRIflfl " : ' «..: ;. low-izi!* = r»;*iij» PU5RT PERYUUIHRR PERIRRIRn BRDRO PERYUIUHRR ORR PERGEfllBRRGRR 500 PERTRRIflfl LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN203

Lebih terperinci

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2013 No. A SASARAN INDIKATOR

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da No.124, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyuluhan Pertanian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/SM.200/1/2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2012

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2012 [Type text] Page RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 999 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP Badan PPSDMP Tahun 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP Badan PPSDMP Tahun 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang dicapai Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Badan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA PEDOMAN TEKNIS SUPERVISI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN TAHUN 2011 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemarintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN PUSAT DAN DAERAH Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian PENAS XIV-2014 Malang, 8 Juni 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN ISI PAPARAN I PENDAHULUAN II KONDISI UMUM

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB II LKIP BAKORLUH PROV. GORONTALO TAHUN 2016 28 BAB II Perencanaan dan Penetapan Kinerja LKIP BAKORLUH PROV. GORONTALO TAHUN 2016 29 2.1 RENCANA STRATEGIS Rencana strategis disusun sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, sehingga Rencana Kerja Tahunan (RKT)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan 2013

Rencana Kinerja Tahunan 2013 Rencana Kinerja Tahunan 2013 STPP MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Kementerian Pertanian. 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 9/Permentan/OT.40/9/03 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN AN KELAUTAN DAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN AN Oleh : KUSDIANTORO Kepala Bidang Program dan Monev, Pusat Penyuluhan KP Disampaikan pada acara Temu Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENUYUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2012

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 202 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 202 KATA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENYULUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740 Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8224360, 8220077, Fax. 8221672, 8220022 PO Box 05/Cgb Bogor 16740 RINGKASAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang PENDAHULUAN Latar belakang Pembangunan aparatur negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP (Disampaikan pada Pra-Musrenbangtan di IICC Bogor, 7 9 Mei2014) ISI PAPARAN I SASARAN IKU DAN KEBIJAKAN BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN -1- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018 KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada Musrenbangtan 2017 Jakarta, 30 Mei 2017 1 I. PERKEMBANGAN PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH?

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH? TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH? Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo, API, MPS PENYULUH PERIKANAN MADYA PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A. JUSTIFIKASI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam bidang Perhubungan komunikasi dan Informatika dituntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pascapanen dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang penyuluhan pertanian dan penyuluhan peternakan, serta pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 RINGKASAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/ OT.140/10/2013, kedudukan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai unit pelaksana teknis di bidang

Lebih terperinci

REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2015

REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2015 REALIS BADAN REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM TAHUN 2015 No. NASIONAL 1. 018.10.13 1810. 1 Jumlah Aparatur Pertanian yang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA Badan dan Kearsipan Provinsi BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN Oleh : KEPALA BADAN PPSDMP 1 DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN UU No. 16 Thn 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban untuk mewujudkan visi dan misi organisasinya sehingga visi dan misi Pemerintah dapat terwujud dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 16/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 16/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 16/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PE RTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

perencanaannya yang harus mengacu pada Rencana Strategis SKPD, pelaksanaan teknis di lapangan, maupun pengawasan/ monitoringnya.

perencanaannya yang harus mengacu pada Rencana Strategis SKPD, pelaksanaan teknis di lapangan, maupun pengawasan/ monitoringnya. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Suhardiyono (1992), dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumberdaya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 25 Pebruari 2013 PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci