APLIKASI DETEKSI OBJEK MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT UNTUK MODUL SISTEM CERDAS PADA ROBOT NAO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI DETEKSI OBJEK MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT UNTUK MODUL SISTEM CERDAS PADA ROBOT NAO"

Transkripsi

1 APLIKASI DETEKSI OBJEK MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT UNTUK MODUL SISTEM CERDAS PADA ROBOT NAO (Studi Kasus : Laboratorium Sistem Kendali Kontrol Institut Teknologi Bandung) Disusun Oleh : ARI KURNIAWAN SAPUTRA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG 2016 i

2 ii

3 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian :APLIKASI DETEKSI OBJEK MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT UNTUK MODUL SISTEM CERDAS PADA ROBOT NAO Nama Mahasiswa : Ari Kurniawan Saputra No. Pokok Mahasiswa : Fakultas Program Studi : Ilmu Komputer : Teknik Informatika Mengesahkan Dosen Pembimbing Bandar Lampung, Ketua Program Studi Teknik Informatika Maria Shusanti Febrianti, S.Kom., M.Kom. Marzuki Syahfirin, S.Kom., M.Kom iii

4 ABSTRAK APLIKASI DETEKSI OBJEK MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT UNTUK MODUL SISTEM CERDAS PADA ROBOT NAO (Laboratorium Sistem Kendali Kontrol (LSKK) Institut Teknologi Bandung) Oleh : Ari Kurniawan Saputra Pengenalan objek (object recognition) merupakan salah satu image processing untuk mengenali objek-objek yang akan dikenali untuk diolah lebih lanjut agar mendapatkan suatu data informasi. Dengan adanya proses pengenalan objek tersebut, manusia akan di permudah dalam mengenali bentuk dari objek seperti pemetaan geografis, penggunaan sensor pada benda untuk sistem keamanan, pembacaan citra hasil scan medis, dan lain-lain.penngenalan objek (object recognition) merupakan salah satu image processing untuk mengenali objek-objek yang akan dikenali untuk diolah lebih lanjut agar mendapatkan suatu data informasi. Terdapat beberapa metode deskripsi fitur (Feature Descriptor) untuk mendeteksi objek, seperti SIFT (Scale Invariant Feature Transformation), SURF (Speed Up Robust Feature), Color based object detection, HOG (Histograms of Oriented Gradients), Viola Jones, Optical Flow, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, metode fitur ekstraksi yang digunakan adalah HOG (Histograms of Oriented Gradients) dan menggunakan SVM (Support Vector Machine) sebagai klasifikasi fitur (feature classifier). HOG digunakan dalam penelitian ini dikarenakan HOG merupakan Feature Descriptor yang mengambil tepi atau struktur gradient yang terkarakteristik dari bentuk lokal atau arah tepi dan dengan distribusi intensitas gradient lokal yang baik. Dalam penerapan objek iv

5 deteksi terdapat beberapa penerapan sistem seperti di bidang keamanan, pengembangan Artificial Intelligent, pendataan secara otomatis (automatic data collect), dan lain-lain. Adapun masalah yang menjadi permasalahan dalam penelitian tugas akhir ini adalah. Minimnya pengolahan informasi dari pendeteksian objek untuk pengembangan modul sistem cerdas pada Robot NAO. Dalam mendeteksi objek terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi akurasi dan pengenalan objek, seperti intensitas pencahayaan yang minimum dan jumlah data training. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah mengembangkan modul sistem cerdas pada Robot NAO dengan membangun aplikasi yang dapat mendeteksi objek di sekitar. Melakukan pengujian keakurasian deteksi terhadap algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient yang digunakan dalam membangun aplikasi eteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO. Hasil dari Perancangan Aplikasi Deteksi Objek menggunakan algoritma Histogram of Oriented Gradient ini dapat digunakan untuk penambahan modul sistem cerdas pada Robot NAO di karenakan dari hasil pengujian menghasilkan pengujian tes model menunjukkan tingkat keberhasilan mencapai 99,10% dalam mengenali image tes. Pada pengujian image tes positif, jumlah penggunaan data training sangat mempengaruhi dalam proses pendeteksian objek menjadi lebih akurat. Pada pengujian image gabungan (tes image positif dan negatif) tingkat keberhasilannya naik 98.23% menjadi 99,10%. Keyword : Image Processing, Computer Vision, Machine Perception, Feature Descriptor Algorithm, Histogram of Oriented Gradient, Support Vector Machine, Robot NAO, Artificial Intelegence For Robot. v

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Rejomulyo pada tanggal 11 September 1992 dari Ayah yang bernama Sunarto dan Ibu bernama Yuyun. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu : 1. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Rejomulyo, Kec. Palas, Kab. Kalianda Lampung Selatan dan lulus pada Tahun Penulis melanjutkan pendidikan di SMP PGRI 1 Palas dan lulus pada Tahun Penulis melanjutkan pendidikannya SMA N 1 Palas dan lulus pada Tahun Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Universitas Bandar Lampung, Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika. vi

7 PERSEMBAHAN ب س بي ه للا ب ا ه للال س م ب ا ه للال ب بي Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa Alloh SWT, saya persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang saya sayangi : Kedua orang tuaku Papahku, Sunarto dan Mamakku tercinta, Yuyun, yang selalu menjadi motivator terbesar dalam kehidupanku, yang tak pernah berhenti menyebut namaku dalam setiap do a do anya, dan selalu menyayangiku. Atas semua pengorbanan dan kerja keras mereka yang mengantarku sampai sekarang. Takkan pernah cukup dan bias aku membalas cinta kalian kepadaku. Teman-teman kecil masa sekolah minggu di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Petra Rejomulyo, yang telah memberikan dorongan semangat, dan harapan atas keberhasilanku. Ibu Maria Shusanti Febrianti, S.Kom.,M.Kom selaku dosen pembimbing ku yang selalu memberikan saran serta motivasi kepadaku sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini. Bapak Marzuki Syahfirin, S.Kom., M.Kom, yang selalu mengajari, mendidik dan memberikan motivasi dan semangat dalam penelitian penyelesaian tugas akhir ini. Bapak Robby Yuli Endra, S.Kom., M.Kom, orang yang sangat berjasa dalam hidup saya. Pak Uki, Hendri Martius Wijaya, Pak Romi Satria Wahono, R.I.P Steven Paul Job, orang-orang yang menjadi inspirator dan kiblat saya dalam belajar. Meiliciana Yaputri, orang yang pernah mengajariku pemrograman hingga menjadi acuanku untuk lebih semangat lagi dalam belajar sampai sekarang. Teman-teman programmer PHP Indonesia dan JAVA Indonesia yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini. Serta Almamater Universitas Bandar Lampung. vii

8 viii

9 MOTTO Wajib Bagi Saya Untuk Melanjutkan Studi Ke Luar Negeri (Vini Vidi Visi Et Impera). (Ari Kurniawan Saputra) ix

10 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tugas akhir ini dengan tepat waktu. Dalam laporan penelitian tugas akhir ini, penulis meneliti tentang suatu aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO di Laboratorium Sistem Kendali Kontrol (LSKK) Institut Teknologi Bandung yang belum menggunakan modul ini dalam pendeteksian objek atau pengenalan objek. Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian yang mendalam yang berfokus terhadap bagaimana cara mendeteksi suatu objek menggunakan algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient dan melakukan pengujian keakuratan pendeteksian suatu objek terhadap aplikasi deteksi objek yang di bangun dalam penelitian ini menggunakan beberapa data training yang telah ditentukan dengan tujuan aplikasi yang dibangun dapat diterapkan dalam modul sistem cerdas pada Robot NAO di Laboratorium Sistem Kendali Kontrol (LSKK) Institut Teknologi Bandung. Maka dalam penelitian ini penulis membangun aplikasi eteksi objek menggunakan Histogram of Oriented Gradient untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO di Laboratorium Sistem Kendali Kontrol (LSKK) Institut Teknologi Bandung. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Dengan terselesaikannya penulisan tugas akhir ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Yang Terhormat Dra. Sri Hartati Barusman, Selaku Ketua Pembina Yayasan Administrasi 2. Yang Terhormat Bapak Dr.ir.H.M. Yusuf Sulfarano Barusman,MBA., Selaku Rektor Universitas Bandar Lampung. 3. Yang Terhormat Bapak Andala Putra Barusman,SE.,MA.Ec. Selaku Direktur Exsekutif Yayasan Administrasi Universitas Lampung. 4. Yang Terhormat Bapak Ahmad Cucus, S.Kom., M.Kom., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung. x

11 5. Yang Terhormat Bapak Marzuki Syahfirin, S.Kom., M.Kom. Selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung, sekaligus memberikan motivasi dan semangat dalam penelitian penyelsaian penelitian tugas akhir pada penulis. 6. Yang Terhormat Ibu Maria Shusanti Febrianti, S.Kom.,M.Kom selaku dosen pembimbing dalam pembuatan penulisan tugas akhir ini yang telah membimbing dan memberikan pengarahan serta masukan masukan yang positif pada penulis. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung. 8. Seluruh tim Lumen Research di Laboratorium Sistem Kendali Kontrol (LSKK) Institut Teknologi Bandung. 9. Semua teman-teman Fakultas Ilmu Komputer angkatan Semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan rendah hati, penulis mengharapkan saran, buah pemikiran, serta kritik yang membangun dari pembaca yang membaca penulisan tugas akhir ini, guna lebih memperbaiki dan menyempurnakan penulisan tugas akhir ini. Bandar Lampung, Maret 2016 (Ari Kurniawan Saputra) xi

12 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ii ABSTRAK....iii RIWAYAT HIDUP...vii PERSEMBAHAN. viii MOTTO.. ix KATA PENGANTAR....x DAFTAR GAMBAR..... xv DAFTAR TABEL...xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran Sistematika Penulisan...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TIORI 2.1 Tinjauan Pustaka Landasan Teori Pengertian Artificial Intelligence Pengertian Computer Vision Pengertian Pengolahan Citra (Image Processing) Pendeteksi Tepi (Edge Detection) Piksel Definisi Histogram Of Oriented Gradient Definisi Flowchart (Diagram Alir)...23 BAB III xii

13 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis Metode Penelitian Metode Pengumpulan data Studi Pustaka (Library Research) Studi Lapangan (Field Research) Analisis Kebutuhan Fungsional Analisa Kebutuhan Non-Fungsional Analisis Perangkat Keras (Hardware) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Analisis Pengguna Flowchart (Diagram Alir) Perancangan Aplikasi Deteksi Objek...40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Aplikasi Deteksi Objek Untuk Modul Sistem Cerdas Pada Robot NAO Sejarah Singkat Laboratorium Sistem Kendali Kontrol Institut Teknologi Bandung Pembahasan Microsoft Visual Studio Robot NAO Antar Muka Akuisisi Citra Normalisasi Warna Menghitung Nilai Gradient (Gradient Compute) Menentukan Bin Orientasi (Spatial Orientation Binning) Normalisasi Blok (Block Normalization) Linear Support Vector Machine (SVM) Classifier Detector Window Pengujian Black Box...44 xiii

14 4.4 Pengujian Wihite Box Flowchart Halaman Utama Aplikasi Flowgraph Halaman Utama Aplikasi Path Linear Halaman Utama Aplikasi Cyclomatic Compexcity User Flowgraph Halaman Utama Aplikasi Hasil Keakurasian Deteksi Objek Pada Aplikasi Deteksi Objek Menggunakan Algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient...59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran..63 DAFTAR PUSTAKA 7 xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Flowchart Proses Akuisisi Citra...12 Gambar 3.2 Flowchart Proses Pendeteksian Objek Menggunakan Histogram Of Oriented Gradient...13 Gambar 3.3 Flowchart Pengiriman Data ke Server Modul...15 Gambar 3.4 Flowchart Kinerja Sistem...18 Gambar 3.5 Rancangan Aplikasi deteksi Objek...19 Gambar 4.1 Tampilan Aplikasi Deteksi Objek...20 Gambar 4.2 Proses Akuisisi Citra Dari Kamera Robot NAO...32 Gambar 4.5 Data Training Akuisisi Citra Positif...33 Gambar 4.6 Data Training Akuisisi Citra Negatif...34 Gambar 4.7 Gambar Asli Beberapa Objek Yang Akan Di Lakukan Pendeteksian...38 Gambar 4.8 Hasil Gambar Grayscale Beberapa Objek Yang Akan Di Lakukan Pendeteksian...38 Gambar 4.9 Nilai Sel Dalam Gambar...39 Gambar 4.10 (a) citra grayscale (b) citra hasil perhitungan gradient...41 Gambar 4.11 (a) Sudut Gradient, (b) Grafik Histogram Pada Sel...42 Gambar 4.12 (a) Citra Grayscale, (b) Nilai Histogram, (c) Magnitude, (d) Visualisasi Fitur Histogram of Oriented Gradient...44 Gambar 4.13 R-HOG Sel...45 Gambar 4.14 SVM dalam upayanya mencari hyperlane terbaik untuk memisahkan class -1 dan Gambar 4.16 Flowgraph Halaman Utama Aplikasi...46 Gambar 4.16 Grafik Flowgraph Halaman Aplikasi Deteksi Objek...46 Gambar 4.15 Testing Image...47 Gambar 4.16 Proses Pendeteksian Objek...47 xv

16 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Flowchart (Diagram Alir) Tabel 3.1 Karakteristik Pengguna Tabel 4.1 Halaman Utama Aplikasi Tabel 4.2 Data Image Test Dalam Pengujian Data Training Tabel 4.3 Hasil Pengujian Data Training xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan Citra Digital atau Image Processing merupakan kajian ilmu yang mengolah data berupa gambar dengan bantuan sistem teknologi komputer, baik tentang perbaikan kualitas citra ataupun pengenalan citra, semua dapat di pelajari dalam ilmu ini. Pemgembangan ilmu ini juga dapat dikembangkan dalam berbagai penelitian dan dalam bidang Computer Vision. Computer Vision merupakan kombinasi antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Hasil keluaran dari proses Computer Vision merupakan imageunderstanding. Pengembangan bidang ini dilakukan dengan mengadaptasi kemampuan dari penglihatan manusia dalam mengambil informasi. Dalam disiplin ilmu, computer vision berkaitan dengan teori pada AI (Artificial Intelegent)yang mengektraksiinformasi dari citra. Data citra dapat diperoleh dengan beberapa bentuk seperti urutan video,sudut pandang dari beberapa kamera, atau data multidimensional dari scanner medis. Beberapa area permasalahan dalam Computer Vision yaitu : recognation, motion, dan restorasi citra (menurut : Computer Vision, hal : 01, Linda G. Shapiro & George C. Stockman, Prentice Hall, 2001). LSKK adalah kelompok yang berdiri sejak tahun 1965 yang bekerja dalam bidang pendidikan, penelitian & pengembangan serta dukungan profesional dalam kerangka Institut Teknologi Bandung. Saat ini, LSKK beranggotakan sebanyak 16 orang staf dari dua Kelompok Keahlian, yaitu KK Teknik Komputer & KK Kendali & Sistem Komputer. ( 09 Desember 2015) NAO adalah robot humanoid berukuran sedang yang otonom dan dapat diprogram, yang dikembangkan oleh Aldebaran Robotics, sebuah perusahaan startup dari Perancis yang berkantor pusat di Paris. Proyek Nao diluncurkan pada tahun Pada tanggal 15 Agustus 2007 Nao menggantikan robot anjing milik Sony yaitu Aibo sebagai robot yang digunakan dalam kompetisi Liga Platform Standar (LPS) pada Piala dunia sepak bola robot (Robo Cup), suatu kompetisi xvii

18 robotika internasional. ( 09 Desember 2015) Pengenalan object (object recognition) merupakan salah satu image processing untuk mengenali objek-objek yang akan dikenali untuk diolah lebih lanjut agar mendapatkan suatu data informasi. Dengan adanya proses pengenalan objek tersebut, manusia akan di permudah dalam mengenali bentuk dari objek seperti pemetaan geografis, penggunaan sensor pada benda untuk sistem keamanan, pembacaan citra hasil scan medis, dan lain-lain.penngenalan object (object recognition) merupakan salah satu image processing untuk mengenali objek-objek yang akan dikenali untuk diolah lebih lanjut agar mendapatkan suatu data informasi. Dengan adanya proses pengenalan objek tersebut, manusia akan di permudah dalam mengenali bentuk dari objek seperti pemetaan geografis, penggunaan sensor pada benda untuk sistem keamanan, pembacaan citra hasil scan medis, dan lain-lain. Terdapat beberapa metode deskripsi fitur (Feature Descriptor) untuk mendeteksi objek, seperti SIFT (Scale Invariant Feature Transformation), SURF (Speed Up Robust Feature), Color based object detection, HOG (Histograms of Oriented Gradients), Viola Jones, Optical Flow, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, metode fitur ekstraksi yang digunakan adalah HOG (Histograms of Oriented Gradients) dan menggunakan SVM (Support Vector Machine) sebagai klasifikasi fitur (feature classifier). HOG digunakan dalam penelitian ini dikarenakan HOG merupakan Feature Descriptor yang mengambil tepi atau struktur gradient yang terkarakteristik dari bentuk lokal atau arah tepi dan dengan distribusi intensitas gradient lokal yang baik. Dalam penerapan objek deteksi terdapat beberapa penerapan sistem seperti di bidang keamanan, pengembangan ArtificialIntelligent, pendataan secara otomatis (automatic data collect), dan lain-lain. Histogram Of Oriented Gradients adalah algoritma digunakan untuk mengekstraksi fitur pada obyek gambar dengan menggunakan obyek manusia. Berdasarkan langkahnya, proses awal pada metode HOG adalah mengkonversi citra RGB (Red, Green, Blue) menjadi grayscale, yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai gradien setiap piksel. Setelah mendapatkan nilai gradien, xviii

19 maka proses selanjutnya yaitu menentukan jumlah bin orientasi yang akan digunakan dalam pembuatan histogram. Proses ini disebut spatial orientation binning. Namun sebelumnya pada proses gradient compute gambar pelatihan dibagi menjadi beberapa cell dan dikelompokkan menjadi ukuran lebih besar yang dinamakan block. Sedangkan pada proses normalisasi block digunakan perhitungan geometri R-HOG. Proses ini dilakukan karena terdapat block yang saling tumpang tindih. Berbeda dengan proses pembuatan histogram citra yang menggunakan nilai nilai intensitas piksel dari suatu citra atau bagian tertentu dari citra untuk pembuatan histogramnya. (Navneet Dalal and Bill Triggs, 2003) Aplikasi Deteksi Objek merupakan aplikasi yang digunakan dalam pendeteksian atau pengenalan suatu objek sesuai dengan data training yang digunakan dan dapat dijadikan penambahan modul sistem cerdas pada robot dalam mengenali objek didalam suatu ruangan ataupun luar ruangan. Setelah melihat perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi deteksi objek untuk penambahan modul sistem cerdas pada Robot NAO di Laboratorium Sistem Kendali Kontrol (LSKK) Institut Teknologi Bandung. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengadakan penelitian dalam penyusunan tugas akhir yang berjudul "APLIKASI DETEKSI OBJEK MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT UNTUK MODUL SISTEM CERDAS PADA ROBOT NAO". 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang di identifikasi adalah : 1. Minimnya pengolahan informasi dari pendeteksian objek untuk pengembangan modul sistem cerdas pada Robot NAO. 2. Dalam mendeteksi objek terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi akurasi dan pengenalan objek, seperti intensitas pencahayaan yang minimum dan jumlah data training. 1.3 Batasan Masalah xix

20 Melihat dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini hanya terfokus pada : 1. Pada penelitian ini penerapan pengenalan objek hanya dilakukan pada kamera robot NAO. 2. Pada penelitian ini rata-rata data yang akan di training digunakan sekitar 7 data positif dan 15 data negatif. 3. Background yang digunakan dalam memaksimalkan intensitas pencahayaan menggunakan warna putih untuk lebih meningkatkan akurasi pengenalan objek. 1.4 Rumusan Masalah Adapaun permasalahan dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Penerapan Aplikasi Deteksi Objek Menggunakan Histogram Of Oriented Gradient Untuk Sistem Cerdas Robot NAO Dalam Mempersepsikan Suatu Ruangan? " 1.5 Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengembangkan modul sistem cerdas pada robot NAO dengan membangun aplikasi yang dapat mendeteksi objek di sekitar. 2. Melakukan pengujian keakurasian deteksi terhadap algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient yang digunakan dalam membangun aplikasi eteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Manfaat dari penelitian ini di harapkan dapat di implementasikan pada sistem cerdas semua robot dalam pendeteksian objek untuk xx

21 mempersepsikan suatu ruangan menggunakan algoritma Histogram Of Oriented Gradient. 2. Manfaat dari penelitian ini, penulis dapat memahami lebih lanjut mengenai algoritma Histogram Of Oriented Gradient yang diterapkan pada modul sistem cerdas robot NAO untuk pendeteksian objek dalam mempersepsikan suatu ruangan. 3. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pustaka bagi penulis lain yang sedang melakukan penelitian mengenai pendeteksian objek menggunakan algoritma Histogram Of Oriented Gradient 1.7 Kerangka Pemikiran xxi

22 Problem Minimnya pengolahan informasi dari pendeteksian objek untuk pengembangan machine perception Dalam mendeteksi objek terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi akurasi dan pengenalan objek, seperti intensitas pencahayaan yang minimum dan jumlah data training Approach Histogram Of Oriented Gradient Software Development Microsoft Visual Studio C# 2010 Emgu CV Implementasi Robot Lumen (NAO) Result Aplikasi dapat mempersepsikan ruangan berdasarkan dari inputan objek yang dikeanli 1.8 Sistematika Penulisan Pada penulisan penelitian ilmiah ini terdiri dari beberapa bab dan diuraikan secara singkat ke dalam sistematika penulisan yaitu sebagai berikut : xxii

23 BAB I PENDAHULUAN Didalam Bab 1 Penulis Menguraikan tentang latar belakang, batasan masalah tujuan penelitian dan permasalahan yang ada pada pendeteksian objek pada persepsi mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Di dalam Bab II penulis menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan teori- teori yang mendasari dalam penulisan tugas akhir ini dan dipakai sebagai pedoman bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam perancangan untuk penyusunan tugas akhir ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV penulis membahas tentang perancangan dan hasil dari pendeteksian objek menggunakan algoritma Histogram Of Oriented Gradient. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan ilmiah ini yang berisikan uraian tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xxiii

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung Penelitian ini digunakan beberapa landasan teori yang relevan serta berkaitan dengan pokok bahasan sebagai berikut : a. Penelitian yang dilakukan oleh Navneet Dalal and Bill Triggs, France : Histograms of Oriented Gradients for Human Detection menjelaskan bahwa metode HOG memungkinkan untuk mendeteksi manusia dengan 6 langkah dasar sebagai proses seperti, normalisasi warna, perhitungan xxiv

25 gradien, orientasi bin dan sel, normalisasi kontras dengan penumpukan blok spasial, pengumpulan data histogram, dan klasifikasi menggunakan SVM. b. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Yanwei Pang, Kun Zhang, Yan Yuan, Kongqiao Wang tentang "Distributed Object Detection With Linear SVMs", komputasi rendah kompleksitas dan generalisasi tinggi dua gol penting untuk video deteksi objek. Kompleksitas komputasi rendah disini berarti tidak hanya kecepatan yang cepat tetapi juga konsumsi energi lebih sedikit. Sliding window metode objek deteksi dengan Linear Support Vector Machine (SVM) adalah framework untuk objek deteksi yang sudah umum. c. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Shunli Zhang, Xin Yu, Yao Sui, Sicong Zhao, and Li Zhang tentang "Object Tracking With Multi-View Support Vector Machines", metode tracking baru melalui multi-view framework learning multi-view dengan menggunakan Support Vector Machine (SVM), metode tracking multi-view SVM dibangun berdasarkan beberapa tampilan fitur dan strategi kombinasi baru. Untuk mewujudkan representasi yang komprehensif, kami memilih tiga jenis fitur, yaitu, nilai abu-abu skala, histogram gradien berorientasi (HOG), dan pola biner lokal (LBP), untuk melatih SVMs sesuai. d. Penelitian yang keempat dilakukam oleh Venkata Naresh Mandhala, et al, tentang "Scene Classification Using Support Vector Machines", mengklasifikasikan scenes dunia nyata dalam empat kelompok semantik pantai, hutan, jalan raya dan jalan menggunakan mesin dukungan vektor. Pendekatan klasifikasi didirikan menyederhanakan buruk pada tugas-tugas klasifikasi citra, ketika kelas non-dipisahkan. Support Vector Machine adalah teknik klasifikasi terbimbing, memiliki ekstraksi di geometris Teori Belajar dan telah mendapatkan pentingnya sebagai hey kuat, tepat dan efektif bahkan setelah menggunakan model pelatihan kecil. 2.2 Landasan Teori xxv

26 2.2.1 Pengertian Artificial Intelligence Menurut Elaine Rich dan Kevin Knight, Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan sebaik yang dilakukan manusia atau bahkan lebih baik. Dan yang dimaksud dengan kecerdasan buatan adalah kombinsai dari kemampuan untuk melakukan : a. Learning, semua jenis pembelajaran informal maupun formal melalui kombinasi dari pengalaman, pendidikan dan pelatihan. Learning menunjukkan perubahan di dalam sistem yang memungkinkan system untuk melakukan tugas yang sama secara lebih efisien. b. Pose Problems, mengenali situasi masalah dan mentransformasikan menjadi masalah yang lebih jelas. Solve Problems, memecahkan masalah, menyelesaikan tugas dan penciptaan produk. (Shapiro, 2001) Pengertian Computer Vision Computer Vision suatu bidang yang bertujuan untuk membuat suatu keputusan yang berguna mengenai obyek fisik nyata dan keadaan berdasarkan atas sebuah citra. Computer Vision merupakan kombinasi antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Hasil keluaran dari proses Computer Vision merupakan image understanding. Pengembangan bidang ini dilakukan dengan mengadaptasi kemampuan dari penglihatan manusia dalam mengambil informasi. Dalam disiplin ilmu, Computer Vision berkaitan dengan teori pada AI yang mengektraksi informasi dari citra. Data citra dapat diperoleh dengan beberapa bentuk seperti urutan video, sudut pandang dari beberapa kamera, atau data multi-dimensional dari scanner medis. Beberapa area permasalahan dalam Computer Vision yaitu : Recognation, Motion, dan restorasi citra tahun 1989, Fungsi-fungsi yang umumnya dilakukan dalam banyak system Computer Vision adalah sebagai berikut: xxvi

27 a. Image acquisition, berhubungan dengan pengambilan citra yang digunakan misalnya citra untuk pengukuran suhu yang umumnya diambil menggunakan kamera yang dilengkapi dengan sensor suhu. b. Pre-processing, yaitu tahapan yang dilakukan untuk mengekstraksi beberapa informasi yang dilakukan dengan melakukan pengurangan noise, peningkatan kontras, dan untuk citra berwarna dapat juga dilakukan gray scaling. c. Feature extraction adalah pengambilan fitur-fitur bermakna dari citra dan umumnya fitur-fitur tersebut dapat berbentuk tepi/edge, titik-titik yang terlokalisasi, bentuk atau pergerakan. d. Detection / segmentation yang merupakan penentuan wilayah dari titik-titik atau wilayah yang menjadi pokok perhatian. e. High level processing adalah fungsi dimana data diperiksa apakah data diterima untuk verification dan data dikenali untuk recognition. f. Decision making adalah fungsi yang menentukan apakah suatu data yang ada itu sesuai atau tidak dengan menilai seberapa besar kecocokan dengan sesuatu yang diinginkan. (Shapiro, 2001) Pengertian Pengolahan Citra (Image Processing) Pemrosesan citra atau i mage processing adalah sebuah teknik dimana data dari sebuah citra didigitisasi dan beberapa operasi matematika diaplikasikan ke dalam data, biasanya dengan komputer digital, untuk membuat sebuah citra yang lebih berguna atau menyenangkan pada mata manusia, atau untuk mepresentasikan beberapa dari tugas interpretasi dan pengenalan yang biasanya dilakukan oleh manusia. Lebih luasnya lagi, image processing adalah bentuk dari information processing dimana kedua input dan output berupa citra, seperti foto atau frame dari video. Kebanyakan teknik image processing memperlakukan citra sebagai signal dua dimensi dan mengaplikasikan teknik signal processing yang standard kedalamnya. 1. Definisi Citra Sebuah citra adalah kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik dua dimensi. Piksel adalah sampel dari pemandangan yang mengandung intensitas xxvii

28 citra yang dinyatakan dalam bilangan bulat. Indeks baris dan kolom (x,y) dari sebuah piksel dinyatakan dalam bilangan bulat. Piksel (0,0) terletak pada sudut kiri atas pada citra, indeks x bergerak ke kanan dan indeks y bergerak ke bawah. Konvensi ini dipakai merujuk pada cara penulisan larik yang digunakan dalam pemrograman komputer. (a) koordinat pada grafik matematika (b) koordinat pada citra Pengertian citra berdasarkan sifatnya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu citra analog dan citra digital. a. Citra Analog Citra Analog merupakan kesan visual yang dihasilkan oleh sistem saraf penglihatan manusia akibat stimulasi cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang berada didalam jangkauan 350nm sampai 780nm dari spektrum elektromagnetik dan diekspresikan sebagai distribusi energi L(λ).Cahaya yang diterima oleh sebuah objek disebut iluminasi. Dimana p(λ) adalah tingkat refleksitas objek, L(λ) adalah distribusi energi cahaya dan I(λ) adalah iluminasi yang dihasilkan.iluminasi yang dihasilkan akan ditangkap oleh sensor visual mata yang disebut batang dan kerucut.sensor batang berjumlah sekitar seratus juta dan bersifat peka terhadap nilai iluminasi yang rendah (gelap), sedangkan sensor kerucut berjumlah sekitar 6,5 juta, peka terhadap nilai iluminasi yang tinggi (terang) dan warna. b. Citra Digital citra adalah sebuah kumpulan nilai-nilai yang tersusun secara dua dimensi, yaitu tersusun atas baris dan kolom. Setiap nilai dari kumpulan ini disebut elemen citra (picture elemen atau piksel). Pada umumnya nilai-nilai ini merupakan bilangan bulat dan memiliki jangkauan nilai minimal maupun maksimal, serta memiliki tingkat intensitas salah satu komponen warna pada model warna tertentu (misalnya model warna merah, hijau, dan biru). Dimensi dari susunan nilai ini disebut lebar dan tinggi dari citra sedangkan banyaknya bit (binary digit) untuk menyatakan sebuah nilai disebut kedalaman citra. Citra digital dihasilkan melalui proses digitalisasi, yang terdiri atas proses sampling dan quantizing. Proses sampling adalah proses penangkapan gelombang cahaya oleh serangkaian sensor yang peka terhadap gelombang elektromagnetik cahaya xxviii

29 tertentu, memiliki ukuran tertentu, dan disusun atas baris dan kolom, ukuran dan bentuk sensor, serta banyaknya sensor secara horizontal dan vertical menentukan resolusi citra yang dihasilkan. Sensor-sensor ini akan menghasilkan tegangantegangan listrik yang sebanding dengan besar intensitas cahaya yang diterima, yang kemudian akan dikirimkan ke quantizer untuk ditentukan nilainilainya.nilai-nilai inilah yang disebut dengan piksel. (Rafael C. Gonzalez, 2008) Pendeteksi Tepi (Edge Detection) Pendeteksi tepi (Edge detection) adalah sebuah metode dalam image processing untuk mendeteksi suatu sisi (pinggir) dari sebuah citra. Goal dari edge detection adalah untuk memberi tanda pada poin dalam digital image yang dimana intensitas cahayanya berubah secara tajam. Perubahan ketajaman dalam properti citra biasanya merefleksikan kejadian-kejadian yang penting dan perubahan dalam properti dunia. Ini termasuk (i) diskontuinitas dalam kedalaman, (ii)diskontuinitas dalam orientasi permukaan, (iii) perubahan dalam properti material dan (iv) beberapa variasi dalam skema iluminasi. Edge detection adalah sebuah riset dalam area image processing dan computer vision, dan juga dalam area feature extraction. Edge detection dari sebuah citra berkurang secara signifikan tergantung oleh banyaknya data dan informasi filter yang bisa dianggap sebagai kurang relevan, menyimpan struktur properti yang penting dari sebuah citra. Ada banyak metode untuk melakukan edge detection, tapi beberapa bisa dibagi dalam dua kategori, search-based dan zero-crossing based. Dalam metode search-based mendeteksi sisi dengan melihat maxima dan minima dalam derivatif pertama dari citra, biasanya local directional maxima dari magnitude gradien. Dalam metode zero-crossing based mencari zero crossing dalam derivatif kedua dari citra untuk mencari sisi, biasanya zero crossing dari Laplacian atau zero crossing dari ekspresi diferensial yang non-linear. (Rafael C. Gonzalez, 2008) : Piksel Menurut (Rafael C. Gonzalez, 2008) gambar yang bertipe bitmap tersusun dari piksel-piksel. Piksel disebut juga dengan dot. Piksel berbentuk bujur sangkar dengan ukuran relatif kecil yang merupakan penyusun atau pembentuk gambar bitmap. Banyaknya piksel tiap satuan luas tergantung pada resolusi yang xxix

30 digunakan. Keanekaragaman warna piksel tergantung pada bit depth yang dipakai. Semakin banyak jumlah piksel tiap satu satuan luas, semakin baik kualitas gambar yang dihasilkan dan tentu akan semakin besar ukuran file-nya. Hubungan yang ada antara piksel-piksel, yaitu neighbours of a pixel. Dimisalkan piksel F terletak di koordinat (x,y), maka yang disebut delapan tetangga (neighbours of a piksel) atau N8 (F) adalah piksel-piksel yang memiliki koordinat: (x+1,y),(x-1,y),(x,y+1),(x,y-1), (x+1,y+1), (x-1,y+1),(x+1,y-1),(x-1,y-1) Definisi Histogram Of Oriented Gradient Histogram Of Oriented Gradients ini digunakan untuk mengekstraksi fitur pada obyek gambar dengan menggunakan obyek manusia. Berdasarkan langkahnya, proses awal pada metode HOG adalah mengkonversi citra RGB (Red, Green, Blue) menjadi grayscale, yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai gradien setiap piksel. Setelah mendapatkan nilai gradien, maka proses selanjutnya yaitu menentukan jumlah bin orientasi yang akan digunakan dalam pembuatan histogram. Proses ini disebut spatial orientation binning. Namun sebelumnya pada proses gradient compute gambar pelatihan dibagi menjadi beberapa cell dan dikelompokkan menjadi ukuran lebih besar yang dinamakan block. Sedangkan pada proses normalisasi block digunakan perhitungan geometri R-HOG. Proses ini dilakukan karena terdapat block yang saling tumpang tindih. Berbeda dengan proses pembuatan histogram citra yang menggunakan nilai nilai intensitas piksel dari suatu citra atau bagian tertentu dari citra untuk pembuatan histogramnya, berikut adalah tahapan dalam Histogram Of Oriented Gradient : (Navneet Dalal and Bill Triggs, 2003) a) Konversi Citra atau Normalisasi Warna Citra true colour adalah representasi citra berwarna yang mrmiliki tiga komponen utama yaitu merah, hijau dan biru (RGB). Masing-masing komponen pada citra true colour mempunyai 256 kemungkinan nilai. Citra grayscale memiliki 28 (256) kemungkinan nilai pada pikselnya. Nilai tersebut dimulai dari nol untuk warna hitam dan 255 untuk warna putih. Konversi Citra true colour ke Grayscale xxx

31 mengubah nilai piksel yang semula mempunyai 3 nilai yaitu Red, Green, Blue menjadi satu nilai yaitu keabuan. Berikut persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai keabuan : L = 0.144*R+0.587*G+0.299*B Dimana : L : nilai keabuan pada piksel : bobot untuk elemen warna merah (wr) : bobot untuk elemen warna biru (wb) : bobot untuk elemen warna hijau (wg) R B G : nilai intensitas elemen warna merah : nilai intensitas elemen warna biru : nilai intensitas elemen warna hijau NTSC (National Television System Committee) mendefinisan bobot untuk konversi citra true colour ke grayscale sebagai berikut : wr = 0.299, wb = 0.587, wg = Data masukkan berupa citra true colour dan data keluaran berupa citra Grayscale. b) Gradient Compute Setelah proses konversi citra yaitu mengubah gambar dalam bentuk grayscale langkah selanjutnya adalah menghitung nilai gradien setiap piksel dalam gambar. c) Spatial Orientation Binning Untuk membuat sebuah histogram dibutuhkan nilai gradien dan nilai tersebut didapat dari nilai tiap piksel dalam sebuah gambar. Gambar kemudian akan dibagi menjadi cells dengan ukuran yang telah ditentukan. Jadi tiap cells dalam gambar akan dibuat histogramnya untuk mengetahui nilai dalam tiap cells karena tiap cell mempunyai nilai yang berbeda. Dalam pembuatan histogramnya diperlukan adanya bin untuk mengetahui nilai gradiennya. Bin akan ditentukan sendiri oleh pengguna. Dalam penelitian sebelumnya bin yang digunakan adalah 4 bin orientation xxxi

32 d) Normalization Block Karena nilai gradien mempunyai nilai yang berbeda oleh karena itu diperlukan pengelompokkan cells menjadi lebih besar atau yang disebut dengan block. Block biasanya tumpang tindih karena setiap cells kontribusi nilai lebih dari sekali. Dalam normalisasi block ini terdapat dua geometri block utama yaitu block persegi panjang R-HOG dan melingkar C-HOG akan tetapi dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah geometri R-HOG. Hasil akhir dalam normalisasi block ini yaitu fitur. Dalam proses ini, block yang tumpang tindih diselesaikan dengan R-HOG. Sedangkan dalam block terdiri dari 2 x 2 cells, dalam detector windows terdapat 7 x 15 R-HOG dan menggunakan 4 bin orientasi sehingga diperoleh 1680 vektor dalam 1 detector windows. Jumlah vektor ini di dapat dari 2x2x7x15x4 dan vektor ini yang disebut sebagai fitur. Gambar 2.7 adalah contoh bentuk geometri R-HOG. e) Detector Windows Detector windows merupakan windows atau jendela berukuran 64 x 128 yang digunakan untuk jendela pendeteksian. Jendela pendeteksian ini terdiri dari 8 x 8 piksel dalam tiap cells Definisi Flowchart (Diagram Alir) Flowchart atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Diagram Alir ini dipergunakan dalam industri manufakturing untuk menggambarkan proses-proses operasionalnya sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat berdasarkan urutan langkah dari suatu proses ke proses lainnya. Flowchart atau Diagram Alir sering digunakan untuk mendokumentasikan standar proses yang telah ada sehingga menjadi pedoman dalam menjalankan proses produksi.disamping itu, Flowchart atau Diagram Alir ini juga digunakan untuk melakukan Analisis terhadap proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau perbaikan proses yang berkesinambungan (secara terus menerus). Pada dasarnya, Flowchart (Diagram Alir) adalah alat yang digunakan untuk melakukan Perencanaan Proses, Analisis xxxii

33 Proses dan Mendokumentasikan Proses sebagai standar Pedoman Produksi. Flowchart (Diagram Alir) merupakan salah satu dari QC 7 Tools (7 alat Pengendalian Kualitas) yang diperkenalkan oleh Mr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1968 bersamaan dengan alat-alat lainnya seperti Histogram, Pareto Chart, Scatter Diagram, Control Chart, Cause and Effect Diagram (Fishbone Chart) dan Check Sheet. Sebutan-sebutan lain untuk Flowchart (Diagram Alir) antara lain : Flow Diagram, Process Flowchart, Process Map, Work Flow Diagram dan Business Model. Flowchart (Diagram Alir) merupakan alat (tool) dasar dan mudah dipergunakan serta sangat bermanfaat bagi suatu perusahaan Manufakturing dalam mengidentifikasikan proses operasionalnya terutama untuk menjelaskan setiap langkah dalam menjalankan Proses Operasionalnya. Berikut ini adalah beberapa simbol yang digunakan dalam menggambar suatu flowchart : (Albert R. Roberts dan Gilbert.J, 2009 :494) Tabel 2.1 Flowchart (Diagram Alir) Simbol Nama Fungsi TERMINATOR Permulaan / akhir program GARIS ALIR (FLOW LINE) Arah aliran program PREPARATION Proses inisialisasi/ pembrian nilai awal Proses PROCESS perhitungan/proses pengolahan data INPUT/OUTPUT DATA PREDFINED (SUB PROGRAM) DECISION Proses input/output data, parameter, informasi Permulaan sub program/proses menjalankan sub program Perbandingan pernyataan, xxxiii

34 ON PAGE CONNECTOR OFF PAGE CONNECTOR penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya Penghubung bagianbagian flowchart yang berada pada satu halaman Penghubung bagianbagian flowchart yang berada pada halaman berbeda Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu : a) Flowchart Sistem (System Flowchart) b) Flowchart Flowchart Dokumen (Document Flowchart) c) Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) d) Flowchart Program (Program Flowchart) e) Flowchart Proses (Process Flowchart) a) Flowchart Sistem (System Flowchart) Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan dekripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator). b) Flowchart Dokumen (Document Flowchart) Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang xxxiv

35 menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem. c) Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbolsimbol bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya. d) Flowchart Program (Program Flowchart) Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. e) Flowchart Proses (Process Flowchart) Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Bagan alir proses menggunakan lima buah simbol tersendiri, flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. xxxv

36 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Metedologi Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yang di mana penelitian ini berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang holistik, komplek, dinamis, dan penuh makna, sehingga permasalahan belum jelas. Hal ini menyebabkan proposal penelitian yang dibuat masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan mengunakan metode penelitian. Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono yaitu: Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2014) Jenis Metode Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan pada penelitian ilmiah ini adalah jenis metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian deskriptif dan mengembangkan niche menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) disorot dalam penelitian kualitatif. Teori dasar yang digunakan sebagai panduan untuk fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain teori dasar juga berguna untuk memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian dan pembahasan hasil penelitian. (Sugiyono, 2014) 3.2. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan dalam penelitian ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka (Library Research) dan Studi Lapangan (Field Research). xxxvi

37 Studi Pustaka (Library Research) Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir, 1998: 111). Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data melalui panduan-panduan buku referensi dan literature lain yang berhubungan dengan pengetahuan teoritis mengenai masalah yang sedang diteliti. Yang kemudian dijadikan data untuk diolah lebih lanjut Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan yang dilakukan dengan mengadakan penelitian secara langsung pada objek yang akan diteliti, dalam hal ini adalah sistem pendeteksian pola wajah.(fenty, 2007). Adapun metode yang dilakukan dalam studi lapangan adalah sebagai berikut : a. Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara melalui pengamatan langsung pada objek penelitian yaitu sistem pendeteksian wajah dengan menggunakan metode Viola Jones, hal tersebut dilakukan guna mendapatkan gambaran secara menyeluruh dan jelas mengenai sistem. b. Kepustakaan Untuk mendukung proses penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui buku referensi atau literature lain yang berkaitan dengan penelitian peneliti. Metode kepustakaan merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari sumbersumber tertulis, seperti buku-buku, dan bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.3 Analisis Kebutuhan Fungsional Analisis kebutuhan fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi fungsi yang mampu dilakukan oleh sistem. Analisis kebutuhan adalah kebutuhan yang xxxvii

38 berasal dari pemangku kepentingan (Stakeholders) termasuk fungsi dan fitur dari sebuah sistem. Aplikasi deteksi objek berbasis Histogram Of Oriented Gradient ini memiliki beberapa kemampuan yaitu : a. Pendeteksian objek dapat dilakukan dengan banyak objek atau multidetect, yaitu user membuat data training sesuai data objek yang akan dilakukan pendeteksian atau dalam proses ini disebut dengan akuisisi citra, kemudian aplikasi akan melakukukan proses sesuai tahapan dalam algoritma Histogram Of Oriented Gradient dalam tahapan ini yang pertama adalah normalisasi warna yaitu proses mengkonvert citra colour enjadi citra grayscale, kemudian Gradient Compute yaitu proses menghitung nilai gradient setiap piksel dalam gambar, proses selanjutnya Spatial Orientation Binning yaitu proses dimana setiap cells dalam gambar akan dibuat histogram. Dalam pembuatan histogramnya diperlukan adanya bin untuk mengetahui nilai gradiennya. Bin akan ditentukan sendiri oleh pengguna. Dalam penelitian sebelumnya bin yang digunakan adalah 4 bin orientation, dalam normalisasi block ini terdapat dua geometri block utama yaitu block persegi panjang R-HOG dan melingkar C-HOG akan tetapi dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah geometri R-HOG, hasil akhir dalam normalisasi block ini yaitu fitur, tahap selanjutnya adalah Detector Windows merupakan windows atau jendela berukuran 64 x 128 yang digunakan untuk jendela pendeteksian. Jendela pendeteksian ini terdiri dari 8 x 8 piksel dalam tiap cells. b. Aplikasi akan mengirim data berupa nilai vektor ke server modul robot sesuai channel atau alamat server setiap modul, setelah data berhasil terkirim maka selanjutnya akan diproses dalam modul Artificial Intelegence robot untuk kemudian nilai tersebut di eksekusi sebagai command atau perintah oleh robot NAO. 3.4 Analisa Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang mendeskripsikan tingkat kualitas sebuah sistem. xxxviii

39 Aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas robot NAO ini memiliki tingka kualitas yang dapat dinilai dari beberapa aspek seperti : a. Keakuratan deteksi objek mempunyai tingkat keakuratan yang cukup baik, karena : 1) Prinsip kerja HOG ialah menghitung nilai dan arah (vektor) gradien dalam daerah tertentu, sehingga akan tampak karakteristik distribusi gradien pada suatu gambar. Karakeristik distribusi gradien inilah yang akan menggambarkan bagaimana bentuk suatu objek pada gambar, lalu akan ditentukan seberapa dekat kemiripan bentuk dari objek pada gambar tersebut terhadap objek yang ingin dideteksi. 2) Pengklasifikasian menggunakan Support Vector Machine dimana pada algoritma ini memilih hyperplane terbaik pada setiap piksel. b. Kehandalan, dari tingkat kehandalan aplikasi deteksi objek ini mampu mendeteksi objek dengan berbagai sisi atau posisi karena menggunakan data training yang diambil dengan beberapa ketentuan seperti posisi, pencahayaan, dan rotasi Analisis Perangkat Keras (Hardware) Komputer merupakan salah satu peralatan teknologi informasi. Pada awalnya komputer memang digunakan sebagai mesin hitung yang cepat dan dapat meng input data yang akan diproses sehingga dapat mengeluarkan output yang disebut informasi. Namun seiring perkembangan teknologi, komputer telah menjadi alat pengolahan data yang serba guna. Komputer dapat digunakan untuk mengolah data menjadi informasi, sistem komputer membutuhkan tiga komponen, yaitu perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software), perangkat akal (Brainware) (Nasution, 2004). Pada penelitian ini dibutuhkan komponenkomponen komputer yang dapat menunjang dalam perancangan Aplikasi Deteksi Objek. Perangkat keras yang dapat digunakan dalam perancangan Aplikasi Deteksi Objek minimal mempunyai spesifikasi sebagai berikut: a. Perangkat keras dalam implementasi 1) Komputer Pentium 4 xxxix

40 2) RAM 256 MB 3) Hardisk 80 GB 4) Koneksi jaringan komputer lokal atau internet 5) b. Perangkat keras dalam perancangan Aplikasi 1) Komputer Pentium 4 2) RAM 256 MB 3) Hardisk 80 GB Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Komponen yang tidak kalah penting selain perangkat keras adalah perangkat lunak, karena kedua komponen tersebut saling ketergantungan. Perangkat keras tidak akan berarti tanpa perangkat lunak begitu juga sebaliknya. Jadi perangkat lunak dan perangkat keras saling mendukung satu samalain. Perangkat keras hanya berfungsi jika diberikan instruksi-intruksi kepadanya.instruksi-instruksi inilah disebut dengan perangkat lunak. Perangkat lunak yang dapat digunakan dalam perancangan Aplikasi Deteksi Objek minimal mempunyai spesifikasi sebagai berikut: a. Perangkat lunak dalam implementasi : 1) Sistem Operasi Windows atau Linux 2) Kabel LAN b. Perangkat lunak dalam perancangan Aplikasi : Microsoft Visual Studio C# Analisis Pengguna Pengguna dari perangkat lunak yang akan dikembangkan ini terdiri dari user, untuk lebih jelasnya lihat tabel dihalaman berikut ini : Tabel 3.1 Karakteristik Pengguna Pengguna Aktifitas User Melakukan akuisisi citra, melakukan training data xl

41 3.6 Flowchart (Diagram Alir) Untuk mendapatkan banyak pandangan terhadap aplikasi yang akan dikembangkan, pada penelitian ini menggunakan Flowchart sebagai diagram alir yang menunjukkan berbagai aspek dalam sistem. 1) Flowchart (Alir Diagram) Sisi User a) Proses Akuisisi Citra Akuisisi Citra START Training Data Objek+Akuisisi Citra Deteksi Objek END Gambar 3.1 Flowchart Proses Akuisisi Citra Gambar flowchart diatas menjelaskan tentang proses ketika user melakukan akuisisi citra, pada tahap pertama user melakukan input data training sesuai dengan data objek yang akan dilakukan pendeteksian dan melakukan input gambar atau akuisisi citra dengan cara meletakkan gambar atau objek di depan xli

42 kamera robot NAO, kemudian tahap berikutnya objek akan di deteksi menggunakan aplikasi deteksi objek. b) Proses Pendeteksian Objek Deteksi Objek START B Akuisisi Citra Klasifikasi Objek dengan Support Vector Machine Normalisasi Warna Pendeteksian Objek Menghitung Gradien END Normalisasi Warna Spatial Orientation Binning Normalisasi Blok Proses Pendeteksian Setiap Piksel Pada Window A xlii

43 Gambar 3.2 Flowchart Proses Pendeteksian Objek Menggunakan Histogram Of Oriented Gradient Gambar diatas menjelaskan proses pendeteksian objek menggunakan algoritma Feature Descriptor Histogram Of Iriented Gradient, tahap pertama yaitu akuisisi citra yaitu proses penginputan citra atau data objek yang akan dideteksi dalam hal ini user meletakan objek di depan kamera robot NAO, proses selanjutnya adalah Normalisasi Warna yaitu proses merubah citra asli menjadi citra grayscale dengan perhitungan (RUMUS), proses selanjutnya menghitung gradient yaitu proses menghitung nilai gradien setiap piksel dalam gambar, proses selanjutnya Spatial Orientation Binning yaitu proses menjadikan setiap cells dalam gambar menjadi histogram dalam pembuatan histogramnya diperlukan adanya bin untuk mengetahui nilai gradiennya, proses selanjutnya Normalisasi Block dalam tahap ini biasanya terjadi tumpang tindih karena setiap cells kontribusi nilai lebih dari sekali dan hasil akhirnya yaitu berupa fitur dari objek yang di deteksi, proses selanjutnya Pendeteksian Windows (Detector Windows) yaitu proses penyeleksian fitur objek sesuai data training objek yang dilakukan pendeteksian dilakukan per piksel dalam gambar, proses selanjutnya aalah pengklasifikasi objek menggunakan Support Vector Machine dimana pada proses ini mencari hyperplane terbaik dari objek tersebut untuk kemudian objek akan dibedakan, proses selanjutnya adalah pendeteksian objek yaitu proses deteksi objek sesuai dengan yang ada dalam data training. 2) Flowchart (Alir Diagram) Sisi Robot a) Proses Pengiriman Data ke Server Modul Robot Proses Pengiriman Data ke Server Robot START xliii

44 Pengiriman Nilai Vektor Objek Server Listening Data Channel Modul Visual Server Listening Data Channel Modul Artificial Intelegence Server Listening Data Pengiriman Command END Gambar 3.3 Flowchart Pengiriman Data ke Server Modul Gambar diatas menjelaskan proses pengiriman data ke server modul, dimana proses yang pertama yaitu komputer client mengirimkan data ke server sesuai modul yang akan dituju, pengiriman data nilai vektor, proses selanjutnya Server Listening Data yaitu proses dimana server menandai bahwa modul siap menerima data dari komputer client, proses selanjutnya yaitu data akan dipilah atau dilakukan filter data sesuai modul yang dituju oleh komputer client misalnya xliv

45 adalah modul visual, proses selanjutnya server melakukan Listening kembali, proses selanjutnya data dari modul visual akan dikirimkan ke modul Artificial Intelegence (AI) modul ini bertugas sebagai pusat pangkalan data dari komputer client yang akan di eksekusi berupa command yang nantinya akan dikirimkan langsung ke robot NAO melalui IP robot, proses selanjtnya adalah pengiriman data berupa command ke robot NAO. 3) Flowchart (Alir Diagram) Kinerja Modul Sistem User Server Robot NAO START Server Listening Data Server Listening Data Trainiing Data + Akuisisi Citra Terima Data Vektor Menerima Data Command Pendeteksian Objek xlv

46 Pengiriman Nilai Vektor Pengiriman Data ke Modul AI Menjalankan Command Server Listening Data Menerima Data Vektor Pengiriman Command ke Robot NAO Gambar 3.4 Flowchart Kinerja Sistem Gambar diatas menjelaskan proses kinerja sistem dimana tahap pertama adalah user melakukan training training data dan melakukan akuisisi citra pada dengan cara meletakkan objek yang akan dilakukan pendeteksian di depan kamera robot, proses selanjutnya objek akan di deteksi dengan Aplikasi Deteksi Objek menggunakan Algoritma Feature Descriptor Histogram Of Oriented Gradient, kemudian tahap selanjutnya hasil deteksi objek berupa nilai vektor yang kemudian dikirimkan ke server melalui channel tujuan yaitu dalam hal ini adalah channel modul visual, tahap berikutnya server melakukan listening data dan tahap selanjutnya server menerima data vektor dari komputer client, tahap berikutnya pengiriman data dari server modul visual ke server modul Artificial Intelegence (AI), kemudian data diterima oleh server modul AI, kemudian data akan dikirimkan ke Robot NAO melalui IP Address robot berupa data command hasil eksekusi nilai vektor, gtahap terakhr robot melakukan listening data dan kemudian menerima data command untuk kemudian Robot NAO menjalankan command sesuai yang dikirimkan oleh server modul Artificial Intelegence (AI). xlvi

47 3.7 Perancangan Aplikasi Deteksi Objek Tampilan perancangan aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO menggunakan algoritma Histogram of Oriented Gradient dengan bahasa pemrograman C#. Gambar 3.5 Rancangan Aplikasi deteksi Objek Gambar diatas adalah rancangan dari aplikasi deteksi objek menggunakan algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient, terdapat beberapa fitur dalam aplikasi, yaitu : Top Camera, Bottom Camera, tombol START, tombol CAPTURE TOP, tombol CAPTURE BOTTOM. Pada fitur Top Camera ini berfungsi menampilkan kamera pada bagian atas Robot NAO, fitur Bottom Camera berfungsi untuk menampilkan kamera pada bagian bawah Robot NAO, tombol START berfungsi sebagai mengkoneksikan semua kamera bagian atas dan bawah pada Robot NAO, tombol CAPTURE TOP berfungsi untuk capture gambar pada kamera bagian atas, dan tombol CAPTURE BOTTOM berfungsi untuk capture gambar kamera pada bagian bawah. xlvii

48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Aplikasi Deteksi Objek Untuk Modul Sistem Cerdas Pada Robot NAO Penerapan aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO di lakukan karena minimnya pengolahan informasi dari pendeteksian objek untuk pengembangan machine perception, maka dari itu penulis menerapkan aplikasi deteksi objek ini pada modul sistem cerdas Robot NAO yang dilakukan di Laboratorium Sistem Kendali Kontrol Institut Teknologi Bandung Sejarah Singkat Laboratorium Sistem Kendali Kontrol Institut Teknologi Bandung LSKK berdiri sejak tahun 1965 yang bekerja dalam bidang pendidikan, penelitian & pengembangan serta dukungan profesional dalam kerangka Institut Teknologi Bandung. Saat ini, LSKK beranggotakan sebanyak 16 orang staf dari dua Kelompok Keahlian, yaitu KK Teknik Komputer & KK Kendali & Sistem Komputer. 4.2 Pembahasan Microsoft Visual Studio Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk xlviii

49 aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic.NET, Visual InterDev,Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe. Saat ini Microsoft Visual Studio terbaru adalah versi 2015, versi ini hanya bisa berjalan di windows Robot NAO NAO adalah robot humanoid berukuran sedang yang otonom dan dapat diprogram, yang dikembangkan oleh Aldebaran Robotics, sebuah perusahaan startup dari Perancis yang berkantor pusat di Paris. Proyek Nao diluncurkan pada tahun Pada tanggal 15 Agustus 2007 Nao menggantikan robot anjing milik Sony yaitu Aibo sebagai robot yang digunakan dalam kompetisi Liga Platform Standar (LPS) pada Piala dunia sepak bola robot (Robo Cup), suatu kompetisi robotika internasional. ( 09 Desember 2015) Antar Muka GUI (Graphical User Interface) merupakan antar muka pengguna suatu program berbasis grafis, yakni perintah-perintah tidak diketik melalui keyboard, berikut adalah beberapa tampilan antar pengguna untuk berinteraksi dengan Aplikasi Deteksi Objek untuk modul cerdas pada Robot NAO menggunakan algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient xlix

50 Gambar 4.1 Tampilan Aplikasi Deteksi Objek Gambar diatas adalah tampilan aplikasi deteksi objek menggunakan algoritma Histogram of Oriented Gradient, algoritma ini mempunyai beberapa tahapan dalam proses pendeteksian, yaitu : Akuisisi Citra, Normalisasi Warna, Gradient Compute, Spatial Orientation Binning, Normalization Block, Detector Windows, Klasifikasi Linear Support Vector Machine Akuisisi Citra Akuisisi citra adalah tahap awal untuk mendapatkan citra digital. Tujuan akuisisi citra adalah untuk menentukan data yang diperlukan dan memilih metode perekaman citra digital. Tahap ini dimulai dari objek yang akan diambil gambarnya, persiapan alat-alat, sampai pada pencitraan. Pencitraan adalah kegiatan transformasi dari citra tampak(foto, gambar, lukisan, patung,pemandangan dan lain-lain) menjadi citra digital. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk pencitraan adalah : a) Vidoe kamera b) Kamera digital c) Kamera konvensional dan converter analog to digital d) Scanner e) Photo sinar-x / infra merah l

51 Pada penelitian ini akuisisi citradalam pendeteksian objek menggunakan video kamera dari Robot NAO Gambar 4.2 Proses Akuisisi Citra Dari Kamera Robot NAO Gambar diatas adalah proses akuisisi citra yang diambil dari kamera pada robot NAO, gambar dikirimkan melalui channel pada server moul visual sehingga gambar dapat ditampilkan pada komputer client 1.1 Data Akuisisi Citra Positif Akuisisi citra positif merupakan data training objek yang akan di deteksi, berikut adalah data training positif : Gambar 4.5 Data Training Akuisisi Citra Positif li

52 Gambar diatas adalah data training objek positif yang akan dilakukan proses pendeteksian menggunakan algoritma Feature Descriptor yang akan diterapkan pada aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO dalam mempersepsikan suatu ruangan. 1.2 Data Training Akuisisi Citra Negatif Akuisisi citra negatif merupakan data training objek yang tidak di deteksi, berikut adalah data training negatif : Gambar 4.6 Data Training Akuisisi Citra Negatif Gambar diatas adalah data training objek positif yang akan dilakukan proses pendeteksian menggunakan algoritma Feature Descriptor Histogram of Oriented Gradient yang akan diterapkan pada aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas pada Robot NAO dalam mempersepsikan suatu ruangan Normalisasi Warna Pada tahapan ini adalah proses merubah gambar asli menjadi gambar grayscale.proses ini dapat dilakukan dengan cara mengambil semua piksel pada gambar kemudian warna tiap piksel akan diambil informasi mengenai 3 warna dasar yaitu merah, biru dan hijau (melalui fungsi warna RGB), ketiga warna dasar ini akan dijumlahkan kemudian dibagi tiga sehingga didapat nilai rata rata. Nilai rata rata inilah yang akan dipakai untuk memberikan warna pada piksel gambar sehingga warna menjadi grayscale, tiga warna dasar dari sebuah piksel lii

53 akan diatur menjadi nilai rata rata (melalui fungsi RGB), untuk mendapatkan nilai grayscale dapat ditemukan dengan ketentuan sebagai berikut : f 0 x, y = f i R x, y + f i G x, y + f i B (x, y) Proses merubah gambar asli menjadi gambar grayscale Gambar 4.7 Gambar Asli Beberapa Objek Yang Akan Di Lakukan Pendeteksian Gambar 4.8 Hasil Gambar Grayscale Beberapa Objek Yang Akan Di Lakukan Pendeteksian Menghitung Nilai Gradient (Gradient Compute) Menghitung Nilai Gradient (Gradient Compute) merupakan proses setelah konversi citra. Gradien merupakan hasil pengukuran perubahan dalam sebuah fungsi intensitas, dan sebuah citra dapat dipandang sebagai kumpulan beberapa fungsi intensitas kontinyu dari citra. Proses ini digunakan untuk mendapatkan garis tepi pada objek dalam citra. Gradien dari suatu gambar dapat diperoleh dengan penyaringan dengan filter 2 dimensi yaitu filter vertikal dan horisontal. Yang pertama dilakukan adalah gambar dikonversi dalam bentuk grayscale untuk liii

54 menghindari keharusan untuk mempertimbangkan kontribusi intensitas yang berbeda untuk setiap bidang warna (RGB). Metode yang biasa digunakan adalah 1-D centered, dengan matriks seperti berikut: [-1,0,1] 1) Menggunakan rumus derivatif parsial untuk fungsi imag f(x,y) : a) Untuk sumbu x : b) Untuk sumbu y : 2) Akan diperoleh nilai x dan y yang digunakan untuk menghitung gradient : a) Magnitude (besar gradient) : R = x 2 + y 2 b) Orientasi gradient (dalam sudut) : θ = arc tan y x ` Gambar 4.9 Nilai Sel Dalam Gambar liv

55 Gambar diatas adalah tampak nilai sel dalam gambar, setiap sel terdiri dari 8X8 px. 3) Proses perhitungan gradient menggunakan konvolusi metode 1-D centered Filter mask = untuk Dx (-1 0 1)T untuk Dy Dx = = 23 Dy = = 83 Magnitude f = Dx 2 + Dy 2 = 86,12 Orientation θ = arctan Dx Dy 15 0 (a) (b) Gambar 4.10 (a) citra grayscale (b) citra hasil perhitungan gradient Gambar diatas adalah citra grayscale dan citra hasil perhitungan dari gradient Menentukan Bin Orientasi (Spatial Orientation Binning) Pada proses ini menghasilkan pengkodean yang sensitif terhadap konten gambar lokal, namun tetap tahan terhadap perubahan kecil dalam pose dan lv

56 penampilan. Gambar dibagi menjadi beberapa daerah dengan ruang kecil yang disebut sel. Untuk setiap sel akan diakumulasikan histogram 1-D lokal atau orientasi tepi pada semua pixel dalam sel. Kombinasi cell-level histogram 1-D membentuk representasi histogram orientasi dasar. Setiap histogram orientasi membagi berbagai sudut gradient menjadi angka tetap dalam bins yang telah ditentukan. Besarnya gradient dari pixel dalam sel digunakan untuk vote ke dalam histogram orientasi. Misalnya akan dibangun histogram yang didistribusikan melalui dengan sejumlah channel sama dengan 9, maka untuk pemberian vote dalam histogram adalah sebagai berikut: a) Semua gradient dengan besar sudut [0-20 ] memberikan vote untuk channel 1. b) Semua gradient dengan besar sudut [20-40 ] memberikan vote untuk channel 2. c) Dan seterusnya. (a) (b) Gambar 4.11 (a) Sudut Gradient, (b) Grafik Histogram Pada Sel Gambar (a) adalah sudut gradient arah pencahayaan yang terdapat pada suatu citra, gambar (b) adalah grafik Histogram pada setiap sel dalam citra, setiap histogram orientasi membagi berbagai sudut gradient menjadi angka tetap dalam bins yang telah ditentukan. Besarnya gradient dari pixel dalam sel digunakan untuk vote ke dalam histogram orientasi. berikut adalah proses perhitungan menentukan orientasi binnig (Spatial Orientation Binning) pada citra kursi : Orientation = 70 o lvi

57 Orientation = 70 o Orientation = 15 o Magnitude = 35 Magnitude = 20 Magnitude = 86, = 64,5 bin 10 o = 21,5 bin 30 o 20 (a) (b) (c) Gambar 4.12 (a) Citra Grayscale, (b) Nilai Histogram, (c) Magnitude, (d) Visualisasi Fitur Histogram of Oriented Gradient lvii

58 Normalisasi Blok Pada saat proses Compute Gradient di peroleh nilai gradien yang berbeda-beda. Sehingga perlu pengelompokkan tiap cells dalam cells perlu dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih besar yang disebut block. Sedangkan setelah pengelompokkan menjadi block, block ini biasanya terjadi overlap atau tumpang tindih. Dalam normalisasi block ini menggunakan geometri block persegi R-HOG. Proses ini untuk merupakan proses akhir dari metode HOG yang menghasilkan fitur. Proses ini dilakukan saat proses detector windows seperti pada proses menghitung bin orientasi bin. Ukuran detector windows yang digunakan adalah 64x128 yang terdiri dari 8x8 piksel. Menghitung normalisasi blok yaitu mengambil kelompok sel dan menormalisasi respon kontras secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan mengakumulasikan ukuran histogram dari grup sel yang disebut blok. Hasilnya akan digunakan untuk menormalisasi setiap sel dalam blok, berikut adalah penghitungan histogram dalam blok : 1) 2) yaitu L1 -norm yang diikuti akar kuadrat, jumlah untuk memperlakukan vector descriptor sebagai distribusi peluang. 3) AAA 4), L2 -norm diikuti oleh clipping (dibatasi nilai maksimum sampaiu) dan renormalizing dimana merupakan vector yang tidak dinormalisasi. Standar ke-k dan sebuah konstanta kecil. 1) Descriptor Windows Pada proses ini adalah mengumpulkan descriptor dari semua blok yang merupakan overlapping grid yang mencangkup deection window ke alam feature vector gabungan untuk digunakan dalam classifier, yang digunakan sebagai descriptor parameter series adalah R-HOG. Deskriptor blok R-HOG menggunakan sel berbentuk grid persegi atau persegi panjang yang overlap. R- HOG menghitung grid (yang menefinisikan angka sel paa tiap blok) dari pixel sel yang masing-masing mengandung bins, dimana tahapan ini adalah parameter. lviii

59 Gambar 4.13 R-HOG Sel Jadi apabila dengan asumsi memiliki : 1) Ukuran Jendela 2) Sel-sel piksel (tital R-HOG sel) 3) Blok sel tanpa overlap (sebanyak 7 blok) Maka akan diperoleh descriptor akhir ukuran : (7 X 15) X (2 X 2) X 9 = Linear Support Vector Machine (SVM) Classifier Support Vector Machine (SVM) merupakan metode learning machine yang bekerja atas pronsip Strucrural Risk Minimization (SRM) dengan tujuan menemukan hyperplane terbaik yang memisahkan dua buah class (kategori) pada input space. Prinsip dasar Support Vector Machine adalah linear classifier, dan sedang dikembangkan agar dapat bekerja pada non-linear. Untuk mengecek apakah dalam window tersebut terdapat objek yang akan dideteksi atau tidak, digunakan SVM Classifier untuk memisahkan human dan non-human atau dalam penelitian ini adalah pendeteksian objek. Pada SVM Classifier dan algoritma klasifikasi yang berusaha memisahkan sebuah hyperplan optimal (Cristianini & Shawe-Taylor, 2000) lix

60 (a) (b) Gambar 4.14 SVM dalam upayanya mencari hyperlane terbaik untuk memisahkan class -1 dan +1 Gambar diatas menunjukkan ada beberapa pattern yang merupakan anggota dari dua buah class +1 dan -1. Problem klasifikasi dapat diterjemahkan dengan usaha menemukan garis (hyperlane) yang memisahkan kedua class tersebut. Feature HOG juga dipakai sebagai input dari learning SVM. Feature HOG dirubah kedalam feature vector dengan ukuran 4608x1. Ukuran feature vector dihasilkan dari perkalian dari ukuran block (2x2 cell), jumlah bin 9, dan banyaknya block yang terbentuk dari image dengan ukuran 128x64. Feature vector inilah yang dipakai sebagai input untuk proses learning SVM. 4.3 Pengujian Black Box Pengujian Selanjutnya dilakukan untuk memastikan bahwa suatu event atau masukan akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai dengan rancangan. Untuk contoh pengujian terhadap beberapa perintah sebagai berikut : Tabel 4.1 Halaman Utama Aplikasi No Input Output Action Hasil 1 Tombol START Mengkoneksikan Klik Sukses dengan kamera Robot NAO 2 Tombol Capture TOP Mengambil capture hambar pada kamera bagian atas pada Robot NAO KLIK Sukses lx

61 3 Tombol Capture BOTTOM Mengambil capture hambar pada kamera bagian bawah pada Robot NAO KLIK Sukses Dari hasil pengujian dapat disimpulkan untuk pengujian black box yang meliputi pengujian beberapa input, proses dan output dengan acuan rancangan perangkat lunak telah terpenuhi dengan hasil sesuai dengan rancangan. 4.4 Pengujian White Box Pengujian white box digunakan untuk menguji hal-hal yang berkaitan dengan logika internal dan struktur kode. Pada pengujian ini di uji dengan rumus sebagai berikut: Cyclomatic Complexcity V(G) = E N + 2 Keterangan : E = Path / Jalur N = Node Berikut ini adalah pengujian white box pada Aplikasi Deteksi Objek. Flowchart Aplikasi deteksi objek untuk modul sistem cerdas pada robot NAO Flowchart Halaman Utama Aplikasi lxi

62 Gambar 4.15 Flowchart Halaman Utama Aplikasi Flowgraph Halaman Utama Aplikasi lxii

63 Gambar 4.16 Flowgraph Halaman Utama Aplikasi Path Linear Halaman Utama Aplikasi Basis set yang dihasilkan dari jalur independent secara linier adalah jalur sebagai berikut : a b c d Cyclomatic Compexcity User V (G) = E N + 2 V (G) = V (G) = E N V(G) E N V(G) Gambar 4.16 Grafik Flowgraph Halaman Aplikasi Deteksi Objek lxiii

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer Vision didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana computer dapat mengenali obyek yang diamati. Computer Vision

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGENALAN UANG KERTAS DOLLAR AMERIKA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGENALAN UANG KERTAS DOLLAR AMERIKA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PENGENALAN UANG KERTAS DOLLAR AMERIKA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING MEITA SETIAWAN / 0700709224

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

FERY ANDRIYANTO

FERY ANDRIYANTO SISTEM ANALISA IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA SKRIPSI Oleh : FERY ANDRIYANTO 0734010123 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1 DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ Muhammad Imron Rosadi 1 Prodi Teknik Informatika, Universitas Yudharta Pasuruan Purwosari 67162 Pasuruan Jawa Timur 1 Email : Imron_uyp@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi ini, meliputi pustaka OpenCV, citra, yaitu citra grayscale dan citra berwarna, pengolahan citra meliputi image enhancement

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata steganos yang artinya tulisan tersembunyi (covered writing) dan kata graphos yang berarti tulisan. Sehingga steganografi

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Digital [3] Citra atau gambar didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), di mana x dan y adalah koordinat bidang datar, dan harga fungsi f di setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Tulisan Tangan angka Jawa Digitalisasi Pre-Processing ROI Scalling / Resize Shadow Feature Extraction Output Multi Layer Perceptron (MLP) Normalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital adalah teknologi menerapkan sejumlah algoritma komputer untuk memproses gambar digital. Hasil dari proses ini dapat berupa gambar atau

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL Mawaddah Aynurrohmah, Andi Sunyoto STMIK AMIKOM Yogyakarta email : andi@amikom.ac.id Abstraksi Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM.

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. 0434010389 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

1BAB I. 2PENDAHULUAN

1BAB I. 2PENDAHULUAN 1BAB I. 2PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Pelacak objek (object tracking) pada saat ini merupakan penelitian yang menarik dalam bidang computer vision. Pelacak objek merupakan langkah awal dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Dosen Pembimbing : 1) Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo M.Eng. 2) Dr. I Ketut Eddy Purnama ST., MT. Oleh : ATIK MARDIYANI (2207100529)

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA Murinto 1), Eko Aribowo, Elena Yustina Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : murintokusno@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN Dolly Indra dolly.indra@umi.ac.id Teknik Informatika Universitas Muslim Indonesia Abstrak Pada tahap melakukan ekstraksi ciri (feature extraction) faktor

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pemrosesan gambar secara digital telah berkembang dengan cepat. Pengolahan gambar ini didukung dengan kemajuan teknologi perangkat keras yang signifikan. Produk produk pengolah

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN DETEKSI TEPI PREWITT DAN ROBERTS PADA UANG KERTAS DAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN DETEKSI TEPI PREWITT DAN ROBERTS PADA UANG KERTAS DAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN DETEKSI TEPI PREWITT DAN ROBERTS PADA UANG KERTAS DAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) Oleh : Ika Puji Rahayu 2010-51-038 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Eko Subiyantoro, Yan Permana Agung Putra Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient

Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient Cahyo Permata 2207100167 Dosen Pembimbing : DR. I Ketut Eddy Purnama, ST.,MT. Muhtadin, ST.,MT.,Msc. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi deteksi

Lebih terperinci

MK : Algoritma & Pemrograman

MK : Algoritma & Pemrograman MK : Algoritma & Pemrograman Section 2 Konsep dasar algoritma SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER ROYAL Program Studi : Sistem Informasi dan Sistem Komputer Tahun Akademik Ganjil 2017/2018

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PENGENALAN KARAKTER PLAT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FCM Abstrak Victor Prahara

Lebih terperinci

Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient

Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient 1 Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient Cahyo Permata,I Ketut Eddy Purnama dan Muhtadin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Masalah Identifikasi permasalahan ini bahwasanya diambil dari sudut pandang masyarakat tentang objek (batik) yang dikenal dari segi pola dan gambar

Lebih terperinci

Human Detection Menggunakan Metode Histogram Of Oriented Gradients

Human Detection Menggunakan Metode Histogram Of Oriented Gradients Human Detection Menggunakan Metode Histogram Of Oriented Gradients HUMAN DETECTION MENGGUNAKAN METODE HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENTS (HOG) BERBASIS OPEN_CV Kusno Suryadi, Supriyanto Sikumbang Teknik Elektro,

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat

Lebih terperinci

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 Pengantar PENGOLAHAN CITRA Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 TUJUAN Mahasiswa dapat membuat aplikasi pengolahan citra Mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep pengolahan citra untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata Berty Chrismartin Lumban Tobing Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Depok berty.chrismartin@ui.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu proses pembelajaran, evaluasi menjadi salah satu komponen yang memegang peranan penting sebagai ukuran bagaimana suatu proses pembelajaran telah diserap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

Deteksi Mobil pada Citra Digital Menggunakan C-HOG dan Support Vector Machine

Deteksi Mobil pada Citra Digital Menggunakan C-HOG dan Support Vector Machine IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Deteksi Mobil pada Citra Digital Menggunakan C-HOG dan Support Vector Machine Frans Irawan 1, Ardi Purnomo 2, Derry Alamsyah 3 1,2 STMIK GI MDP;

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda tangan dengan sifat uniknya merupakan salah satu dari sekian banyak atribut personal yang diterima secara luas untuk verifikasi indentitas seseorang, alat pembuktian

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Skripsi Di susun oleh : M. RIDHO MAJIDI (0934010056) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVESITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk berkomunikasi adalah dengan cara melakukan interaksi langsung. Dengan interaksi maka setiap orang dapat mengerti maksud pernyataan ataupun perintah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci