BAB II TEORI DASAR. Stress didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jadi, ketika sebuah benda diberi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DASAR. Stress didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jadi, ketika sebuah benda diberi"

Transkripsi

1 5 BAB II TEORI DASAR. Elastisitas.. Stress Stress didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jadi, ketika sebuah benda diberi gaya, maka stress adalah perbandingan antara gaya dengan luas area dimana gaya tersebut bekerja. Jika gaya bervariasi dari titik ke titik, maka stress juga bervariasi dari titik ke titik, dan besarnya stress di setiap titik ditentukan dengan mengambil elemen kecil infinit dari suatu titik tersebut dan membagi gaya yang bekerja pada area tersebut. Jika gaya yang bekerja pada permukaan memiliki arah yang tegak lurus dengan permukaan tersebut, maka stress yang dihasilkan oleh gaya tersebut disebut stress normal (normal stress). Ketika gaya yang bekerja pada permukaan memiliki arah yang sejajar dengan permukaan tersebut, maka stress yang dihasilkan oleh gaya tersebut disebut stress geser (shear stress). Jika gaya yang bekerja pada suatu permukaan tidak sejajar maupun tidak tegak lurus, maka gaya tersebut dapat diuraikan menjadi komponen-komponen gaya yang sejajar dan tegak lurus terhadap permukaan tersebut. Jika kita pertimbangkan elemen kecil kubus di dalam suatu benda yang tertekan, seluruh stress bekerja pada enam sisi elemen kubus kecil tersebut, dan stress yang bekerja pada setiap elemen tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa komponen (x, y, z). Hal tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar..

2 Gambar. Komponen stress pada permukaan yang tegak terhadap sumbu-x (After Exploration Seismology, d ed., by Robert E.Sheriff and Lloyd P.Geldart) Index -x, -y, dan z melambangkan sumbu kartesian dan σ yx melambangkan stress yang memiliki arah sejajar dengan sumbu-y dan bekerja pada permukaan yang tegak sumbu-x. Stress ini disebut sebagai stress geser. Ketika kedua index sama, maka stress tersebut disebut stress normal (misal σ xx ). Ketika kedua index berbeda, maka stress tersebut disebut stress geser (misal σ yx ). Ketika suatu medium berada dalam keadaan setimbang, maka stress total yang bekerja pada medium tersebut harus sama dengan nol. Hal ini berarti bahwa σ xx, σ yx dan σ zx yang bekerja pada bidang OABC harus sama dan berlawanan arah 6

3 terhadap stress yang bekerja pada bidang DEFG. Prinsip ini berlaku untuk empat bidang yang lain pada kubus tersebut. Pada dasarnya pasangan stress geser, seperti σ yx, merupakan sebuah pasangan stress yang memiliki kecenderungan untuk memutar elemen kubus tersebut terhadap sumbu sumbu-z, dan besar moment yang dihasilkan oleh stress geser tersebut (misal σ yx ) adalah F.l = (σ yx.dy.dz).dx (.) Apabila kita meninjau pasangan stress geser yang bekerja pada empat bidang yang lain maka kita akan melihat bahwa pasangan stress geser tersebut akan memiliki besar yang sama dan arah yang berlawanan seperti yang dialami oleh pasangan stress σ yx dan σ xy. Ketika elemen tersebut dalam keadaan setimbang, maka stress total harus sama dengan nol. Maka secara umum, akan kita peroleh hubungan σ ij = σ ji (.).. Strain Ketika stress bekerja pada sebuah benda elastis, maka benda tersebut akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan ini disebut sebagai strain, dan dapat diselesaikan dengan tipe tertentu. 7

4 Perhatikan sebuah segi empat PQRS yang terletak pada bidang-xy (lihat gambar.). Pada stress bekerja pada bidang tersebut, maka P berpindah menuju P, PP memiliki komponen-komponen u dan v. Asumsi bahwa u = u(x,y), v = v(x,y). Kemudian koordinat PQRS dan P Q R S masing-masing adalah Gambar. Analisis strain dua dimensi strain (After Exploration Seismology, d ed., by Robert E.Sheriff and Lloyd P.Geldart) ( + + ) P( x, y) : P ' x u, y v ; u v Q( x + dx, y) : Q ' x + dx + u + dx, y + v + dx ; x x u v S( x, y + dy) : S ' x + u + dy, y + dy + v + dy ; y y u u v v R( x + dx, y + dy) : R ' x + dx + u + dx + dy, y + dy + v + dx + dy x y x y 8

5 Pada umumnya u dan v sangat kecil bila dibandingkan dengan dx dan dy. Sehingga kita dapat mengabaikannya. Dengan asumsi ini, maka dapat kita lihat bahwa () Panjang PQ bertambah sebesar u dx dan panjang PS bertambah sebesar v dy x y ; karenanya u / x dan v / y adalah fraksi pertamabahan panjang sejajar masing-masing sumbu. () Sudut infinitesimal δ dan δ sama dengan v / x dan u / y (3) Sudut apit pada titik P berkurang sebesar ( δ + δ ) = ( v / x + u / y ) (4) Persegi panjang secara keseluruhan berotasi berlawanan arah jarum jam sebesar ( δ - δ ) = ( v / x - u / y ) Strain didefinisikan sebagai perubahan relatif (fraksi perubahan) dimensi atau bentuk suatu benda. Besaran u / x dan v / y adalah pertambahan panjang relatif pada arah x dan y dan sering disebut sebagai strain normal (normal strain). Besaran ( v / x + u / y ) jumlah pengurangan sudut apit ketika stress diaplikasikan dan sering disebut sebagai strain geser (shearing strain). Besaran ( v / x - u / y ) bukan dikenal sebagai strain. Besaran tersebut merepresentasikan rotasi dari benda elastis terhadap sumbu-z. Maka besaran tersebut kita notasikan θ z. 9

6 Dengan memperluas analisis di atas pada ruang tiga dimensi, kita dapat menuliskan (u,v,w) sebagai komponen-komponen perpindahan titik P(x,y,z). Maka kita akan peroleh strain-strain dasar sebagai berikut Strain normal : u ε xx =, x v ε yy =, y w ε zz =, z (.3) Strain geser : ε ε ε xy yz xy v u = ε yx = +, x y w v = ε zy = +, y z u w = ε yx = +, z x (.4) Kemudian, besar sudut rotasi benda terhadap sumbu-sumbu rotasi (sumbu-x,-y,-z) dalam koordinat tiga dimensi adalah 0

7 w v θ x =, y z u w θ y =, z x v u θ x =, x y (.5) Persamaan (.5) dapat dituliskan dalam bentuk vektor Θ = θ iˆ + θ ˆj + θ kˆ = xζ (.6) x y z dimana ζ = uiˆ + vj ˆ + wkˆ = vektor perpindahan titik P(x,y,z) Perubahan dalam hal dimensi diberikan oleh strain normal yang merupakan perubahan volume ketika benda diberi stress. Perubahan volume per satuan volume disebut sebagai dilatasi dan direpresentasikan oleh. Jika kita misalkan suatu balok dengan panjang sisi-sisinya sebelum diberi stress adalah dx, dy, dan dz, dan setelah diberi stress sisi-sisinya bertambah menjadi dx(+ε xx ), dy(+ε yy ), dan dz(+ε zz ), maka pertambahan volume dapat didekati dengan (ε xx +ε yy +ε zz )dxdydz. Ketika volume awal adalah dxdydz, maka dilatasi adalah = ε xx +ε yy +ε zz = u v + + w = ζ x y z (.7)..3 Hukum Hooke Untuk menentukan strain suatu benda elastis dari stress yang diketahui, maka kita harus mengetahui hubungan antara strain dan stress. Ketika strain yang terjadi

8 sangat kecil, maka hubungan ini diberikan oleh hukum Hooke. Hukum Hooke ini memiliki hubungan yang sangat rumit, tetapi ketika mediumnya bersifat isotropis, maka hukum Hooke dapat diekspresikan sebagai berikut σ ii = λ. +. µ. ε jj, i = x, y, z (.8) σ ij = µ. ε, i,j = x,y,z i j, (.9) ij Konstanta λ dan µ adalah konstanta Lame. Jika kita menuliskan ε ij = (σ ij /µ), maka kita dapat lihat bahwa ketika ε ij menjadi lebih kecil, maka µ menjadi lebih besar. Di sini µ adalah suatu ukuran tingkat kesulitan suatu benda untuk mengalami perubahan bentuk (pergeseran) ketika suatu stress geser bekerja pada benda tersebut. Hukum Hooke memberikan hubungan yang linear antara stress dan strain...4 Konstanta Elastik Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka kita dapat menetukan beberapa konstanta elastis untuk mendeskripsikan karakter elastis dari suatu medium. Beberapa konstanta elastis tersebut adalah E (modulus young), Poisson s ratio (σ), dan modulus bulk (k). Untuk mendefinisikan konstanta-konstanta elastis tersebut maka kita pertimbangkan bahwa seluruh stress yang bekerja pada medium adalah nol, kecuali σ xx. Asumsikan σ xx bernilai positif. Maka dimensi yang sejajar dengan σ xx akan bertambah dan dimensi yang tegak lurus terhadap σ xx akan berkurang. Hal

9 ini berarti bahwa ε xx bernilai positif ketika ε yy dan ε zz bernilai negatif. Perlu diketahui bahwa ε yy = ε zz. Sekarang kita definisikan E dan σ dengan hubungan E = σ xx /ε xx, (.0) σ = -ε yy / ε xx = - ε zz / ε xx (.) Tanda minus dimasukkan untuk membuat E dan σ menjadi positif. Untuk mendifinisikan k, kita pertimbangkan suatu elemen volume benda berada dalam tekanan hidrostatis. Hal tersebut equivalen dengan σ xx = σ yy = σ zz = -P ; σ xy = σ yz = σ zx = 0, Kemudian, k didefinisikan sebagai perbandingan antara stress dengan dilatasi, k = -P / (.) Dengan mensubstitusikan persamaan di atas ke dalam hukum Hooke, maka kita akan mendapatkan hubungan antara E, k, σ, dan konstanta lame (µ, λ) sebagai berikut ( 3 + ) ( λ + µ ) E = µ λ µ, σ = λ ( λ + µ ), (.3) (.4) 3

10 k = ( 3 λ + µ ) (.5) 3 Dengan melakukan eliminasi dan substitusi dari beberapa persamaan di atas, kita akan memperoleh satu konstanta sebagai fungsi dari dua konstanta yang lain...5 Energi Strain Ketika sebuah medium elastik mengalami deformasi, maka usaha akan dilakukan untuk melakukan deformasi tersebut, dan hal ini equivalen dengan sejumlah energi akan disimpan pada medium tersebut. Energi tersebut berhubungan dengan propagasi gelombang elastik pada medium tersebut. Jika stress σ xx menghasilkan perpindahan (strain) ε xx, kita asumsikan bahwa stress tersebut bertambah secara linear dari nol sampai σ xx dan rata-rata stress adalah (½)σ xx. Jadi E = usaha yang dilakukan per satuan volume = energi per satuan volume = (½)σ xx. ε xx Jumlahkan seluruh usaha yang dilakukan oleh semua stress pada setiap permukaan medium dan dengan menggunakan persamaan (.8) dan (.9) E = i j σ ε ij ij 4

11 = ( σ ε + σ ε + σ ε ) + σ ε + σ ε + σ ε xx xx yy yy zz zz xy xy yz yz zx zx { } ( λ µε ii ) ε µ ε ii ij (.6) = + + 5

12 . Gelombang Seismik.. Persamaan Gelombang Elastik Sampai saat ini kita hanya mempertimbangkan sebuah medium dalam keadaan statik. Sekarang kita akan mencoba menghilangkan batasan ini dan melihat kasus yang lebih umum, yaitu stress yang bekerja pada setiap permukaan medium tidak berada dalam keadaan setimbang. Pada gambar. sekarang kita asumsikan stress yang bekerja pada permukaan belakang adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar, tetapi stress yang bekerja pada permukaan belakang adalah σ σ xx yx σ zx σ xx + dx, σ yx + dx, σ zx + dx x x x Stress yang bekerja pada permukaan belakang dan permukaan depan memiliki arah yang saling berlawanan arah. Sehingga stress total yang dihasilkan adalah σ σ xx yx σ zx dx, dx, dx x x x Stress tersebut bekerja pada suatu area dengan luas dydz dan volume dxdydz. Maka kita dapat memperoleh gaya persatuan volume pada elemen medium tersebut pada arah sumbu-x,-y, dan z yang dapat diekspresikan dengan σ σ xx yx σ,, x x x zx 6

13 Hukum Newton II tentang gerak menyatakan bahwa jika gaya bekerja pada suatu benda bermassa, maka benda tersebut akan mengalami percepatan. Gaya tersebut adalah massa benda tersebut dikali dengan percepatannya. Jadi kita akan mendapatkan persamaan gerak sepanjang sumbu-x elemen medium tersebut adalah u σ σ σ ρ xx xy xz = + + t x y z =total gaya per satuan volume arah sumbu-x pada elemen medium (.7) dimana ρ adalah densitas (diasumsikan konstan). Persamaan yang sama dapat diturunkan untuk gerak sepanjang sumbu-y dan z. Persamaan (.7) menghubungkan perpindahan dengan stress. Dengan menggunakan hukum Hooke yang menghubungkan antara stress dan strain, maka kita akan peroleh hubungan antara perpindahan dan strain. Kemudian untuk mengekspresikan hubungan antara perpindahan dengan strain, maka kita gunakan persamaan (.3), (.4), (.7), (.8), dan (.9). Jadi ρ u ( ) u t λ µ = + + x µ (.8) 7

14 Dengan mengunakan analogi, kita dapat menurunkan bentuk persamaan yang sama untuk v dan w sebagai berikut ρ v ( ) v t λ µ = + + x µ ρ w ( ) w t λ µ = + + x µ (.9) (.0) Untuk mendapatkan persamaan gelombang, kita differensialkan persamaan (.8), (.9), dan (.0) terhadap x, y, dan z. Kemudian jumlahkan hasil yang diperoleh dari ketiga persamaan tersebut. u v w u v w ρ + + = ( λ + µ ) + + µ t x y z x y z x y z maka = ( + ) ρ t λ µ atau α = t (.) 8

15 Dimana ( λ + µ ) α = (.) ρ Dengan mensubstrak turunan persamaan (.9) terhadap z kemudian dikurangi dengan turunan dari persamaan (.0) terhadap y, maka akan kita peroleh w v w v ρ µ = t y z y z jadi θ x = β t µ θx Dengan menggunakan analogi yang sama, maka kita akan memperoleh bentuk persamaan yang sama untuk θ y dan θ z. θ y β t = µ θ y θz = β t µ θz 9

16 Jika Θ = θ iˆ + θ ˆj + θ kˆ, maka akan kita peroleh x y z β Θ = Θ t (.3) β = (.4) ρ µ Persamaan gelombang tersebut juga dapat diperoleh dengan metoda vektor. ζ t ρ = ( λ + µ ) + µ ζ (.5) Jika kita ambil curl dari persamaan (.5), maka kita akan memperoleh persamaan (.4). Jika ambil divergensi dari persamaan (.5) dan menggunakan persamaan (.7) untuk mendefinisikan, maka kita akan memperoleh persamaan (.). α adalah simbol untuk kecepatan gelombang-p dan β adalah simbol untuk kecepatan gelombang-s... Sifat dan Jenis Gelombang Seismik Pulsa seismik merambat melewati batuan dalam bentuk gelombang elastis yang mentransfer energi menjadi pergerakan partikel batuan. Gelombang elastik dapat dibagi dua yaitu gelombang tubuh (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). 0

17 a. Gelombang tubuh (body wave) Gelombang tubuh merupakan gelombang yang energinya ditransfer melalui medium di dalam bumi. Berdasarkan sifat gerakan partikel mediumnya, gelombang tubuh dibagi menjadi dua, yaitu gelombang P dan gelombang S. Gelombang Pressure (P) disebut juga gelombang kompresi. Gerakan partikel pada gelombang ini searah dengan arah penjalaran gelombang. Gelombang shear dikenal juga sebagai gelombang sekunder yang kecepatannya lebih rendah dari gelombang P. Gelombang ini disebut juga gelombang S atau transversal yang memiliki gerakan partikel yang berarah tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombang. Jika arah gerakan partikel merupakan bidang horizontal, maka gelombang tersebut adalah gelombang S Horizontal (SH) dan jika pergerakan partikelnya vertikal, maka gelombang tersebut adalah gelombang S Vertikal (SV). (a) (b) Gambar.3 Gerakan gelombang body (After Exploration Seismology, d ed., by Robert E.Sheriff and Lloyd P.Geldart) (a) gelombang pressure (gelombang longitudinal), (b) gelombang transversal.

18 b. Gelombang permukaan (surface wave) Gelombang permukaan merupakan gelombang yang memiliki amplitudo besar dan frekuensi rendah yang menjalar pada permukaan bebas (free surface). Berdasarkan sifat gerakan partikel mediumnya, maka gelombang permukaan di bagi menjadi yaitu gelombang Rayleigh dan gelombang love. Gambar.4 Ilustrasi gelombang permukaan (After Exploration Seismology, d ed., by Robert E.Sheriff and Lloyd P.Geldart) (a) gelombang Rayleigh, (b) gelombang Love. Gelombang Rayleigh atau dikenal juga dengan nama Ground roll merupakan gelombang permukaan yang gerakan partikelnya merupakan kombinasi gerakan partikel gelombang P dan S, yaitu berbentuk ellips. Sumbu mayor elips tegak lurus dengan permukaan dan sumbu minor sejajar dengan arah penjalaran gelombang. Kecepatan gelombang Rayleigh bergantung pada konstanta elastik dekat permukaaan dan nilainya selalu lebih kecil dari gelombang S (Vs).

19 Gelombang love merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam bentuk gelombang transversal. Gerakan partikelnya mirip dengan gelombang S. Kecepatan penjalarannya bergantung pada panjang gelombangnya dan bervariasi di sepanjang permukaan. Gambar.5 Ilustrasi trayektori gerakan partikel gelombang permukaan (After Exploration Seismology, d ed., by Robert E.Sheriff and Lloyd P.Geldart) (a)gelombang Rayleigh, (b) gelombang Love...3 Kecepatan Gelombang Seismik Sifat elastis batuan di bumi sangat bervariasi. Pada jenis batuan yang samapun dapat memiliki sifat elastis yang berbeda, misalnya disebabkan oleh tingkat kekompakan dari batuan tersebut. Pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa faktor geologi sangat berpengaruh terhadap kecepatan penjalaran gelombang seismik. 3

20 Faktor-faktor penting yang berpengaruh terhadap penjalaran gelombang seismik antara lain adalah sebagai berikut :. Sifat elastis dan densitas batuan. Porositas 3. Tekanan, baik akibat dari tekanan luar (efek over burden) atau tekanan pori 4. Temperatur 5. Sejarah terjadinya, seperti pengaruh tektonik, pengaruh kimiawi atau termal yang menyebabkan batuan berubah, pengaruh pelapukan, transportasi dan sedimentasi. 6. Umur batuan. Batuan yang berumur tua umumnya sangat kompak, porositas kecil, densitas besar dan umumnya mempunyai kecepatan lebih besar dibandingkan batuan sejenis yang lebih muda...4 Hukum Perambatan Gelombang Seismik Untuk penghitungan waktu tempuh dan lintasan yang dilewati sinar gelombang, kita dapat memanfaatkan beberapa hukum dasar perambatan gelombang. Dengan mengetahui besarnya waktu tempuh dan lintasan yang dilewati sinar gelombang secara akurat, kita bisa mengidentifikasi keadaan bawah permukaan bumi dengan benar. a) Prinsip Fermat Pernyataan dari prinsip Fermat adalah Gelombang merambat melewati lintasan tercepat. Hukum Snell dan hukum pemantulan mengikuti 4

21 pernyataan ini. Pada medium dua, kecepatan gelombangnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Snellius, yaitu : sinθ sinθ = V V = p (.6) Sudut θ merupakan sudut bias pada medium dua dan p adalah parameter raypath. Jika sin θ = V /V, maka sin θ sama dengan, karena θ membentuk sudut 90 o. Sudut θ dinamakan sudut kritis. Pada kasus ini gelombang bias tidak menjalar pada medium tetapi pada bidang batas. Prinsip Fermat dapat diaplikasikan untuk menentukan lintasan sinar dari satu titik ke titik yang lainnya yaitu lintasan yang bernilai minimum. Oleh karena itu, lintasan yang lainnya tidak perlu diperhatikan. Konsep praktis ini dapat digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan waktu tempuh untuk prestack depth migration (Meshley et al,993: Vesnaver, 996). Oleh karena itu, prinsip ini juga dapat diaplikasikan untuk menentukan jarak tempuh dan lintasan gelombang. Garis yang tegak lurus dengan muka gelombang tersebut di sebut wave path atau rays. Untuk kasus sudut datan normal (i = 0), perbandingan dari energi pantul dalam gelombang longitudinal dapat dituliskan sebagai : E E ( ρ V ρ V ) r = = i ( ρv + ρv ) RC (.7) 5

22 akar dari persamaan diatas merupakan koefisien refleksi. Dari hubungan di atas dapat terlihat energi pantul bergantung pada kontras dari densitas dan kecepatan pada batas medium. Energinya berkurang sejalan dengan pertambahan sudut i mencapai minimum, dan bertambah perlahan pada sudut kritis. b) Prinsip Huygen Dalam media homogen, gelombang terhambur dari titik sumber. Saat merambat, gelombang akan membuat muka gelombang. Prinsip Huygen menjelaskan bahwa muka gelombang akan menjadi sumber gelombang baru jika menemukan media yang berbeda...5 Faktor faktor yang Mempengaruhi Amplitudo Seismik Banyak faktor yang mempengaruhi amplitudo seismik yang terekam di permukaan. Faktor yang biasa diperhitungkan adalah koefisien refleksi yang berisi informasi sifat fisika batuan. Disamping itu, banyak karakteristik yang bisa diprediksi, diantaranya: efek penyebaran sferis, atenuasi, efek tuning, noise (bising), dan filter bumi. 6

23 noise Kepekaan geophone & kopling faktor instrumen interferensi Kekuatan sumber & Kopling divergensi bola Koefisisen Refleksi absorbsi variasi koefisien refleksi dengan sudut datang kelengkungan reflektor hamburan Gambar.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi amplitudo gelombang seismik. (O Doherty dan Anstey, 97)..6 Efek Penyebaran Sferis Penyebaran gelombang dari suatu sumber gelombang, merambat membentuk muka gelombang berupa bola. Jika energi pada suatu muka gelombang berharga konstan (tidak terjadi penyerapan energi selama merambat), maka energi persatuan luas atau intensitas gelombang akan turun sebanding dengan naiknya luas permukaan gelombang, atau dengan kata lain sebanding dengan /r dengan r adalah jarak dari sumber gelombang. Secara matematis hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan : I E = (.8) 4πr 7

24 Karena besarnya energi sebanding dengan kuadrat dari amplitudo, maka amplitudo juga sebanding dengan /r...7 Efek Serapan Energi Selain pelemahan amplitudo akibat efek penyebaran sferis, energi gelombang mengalami disipasi akibat pelepasan panas. Disipasi ini bervariasi secara eksponensial terhadap jarak dari sumber. Besarnya pelemahan energi akibat kedua efek perambatan sferis dan serapan pada jarak r dihitung menggunakan persamaan berikut ini: A = A 0 r0 r e α ( r r 0 ) (.9) dengan A adalah Amplitudo pada jarak r, A 0 adalah amplitudo pada jarak r 0 dan α adalah faktor serapan. Faktor serapan α bukan hanya bergantung pada sifat batuan, tetapi juga pada panjang gelombang. Sejumlah energi mengalami disipasi setiap osilasi atau panjang gelombang berjalan. Oleh karenanya perlu didefinisikan faktor kualitas Q yang hanya bergantung pada sifat batuan untuk memisahkan pengaruh disipasi keluar dari pelemahan sebelumnya. Besarnya faktor kualitas dinyatakan dalam persamaan : π Q = (.30) αλ 8

25 Dari perumusan tersebut terlihat bahwa untuk panjang gelombang yang besar (frekuensi rendah) dapat merambat lebih dalam. Itulah sebabnya meskipun digunakan frekuensi sumber yang besar untuk meningkatkan resolusi, gelombang sulit menembus lebih dalam...8 Impedansi Akustik Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah Impedansi Akustik (IA) yang merupakan perkalian antara kecepatan (v) dan densitas (ρ) IA = ρ x v (.3) Dalam mengontrol harga IA, kecepatan mempunyai arti lebih penting daripada densitas. Sebagai contoh, material pengisi pori batuan (air, gas, minyak) lebih mempengaruhi harga kecepatan dari pada densitas. Anstey (977) menganalogikan IA dengan kekerasan. Batuan yang keras dan sukar dimampatkan seperti batu gamping dan granit mempunyai IA tinggi, sedangkan batuan yang lunak seperti lempung mempunyai IA rendah. Koefisien refleksi bergantung pada harga impedansi akustik antara dua lapisan batuan. Jika impedansi akustik lapisan batuan atas lebih kecil dari impedansi akustik bawah maka harga koefisien refleksi positif dan negatif apabila sebaliknya. 9

26 ..9 Noise (bising) Bising adalah segala sesuatu pada data seismik yang tidak sesuai dengan model data secara konsep. Bising dapat dikategorikan pada penampang seismik sebagai bising acak dan bising koheren. Bising acak polanya tidak terlihat dari tras ke tras dan amplitudonya tidak dapat diprediksi, sumbernya dari instrumen, kabel, gerak gelombang, dan angin. Bising koheren sebaliknya, menampilkan keteraturan dari tras ke tras yang mempunyai kontinuitas untuk sejumlah besar tras seismik, bising ini berhubungan dengan sumber gelombang. Bising koheren ini terdiri dari: gelombang permukaan (Ground roll) berisi frekuensi rendah, amplitudo kuat dan kecepatan group rendah. 30

27 .3 Substitusi Fluida: Persamaan Gassmann.3. Sifat Elastis Batuan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sifat elastis batuan dapat diekspresikan dengan konstanta-konstanta elastisnya yang diturunkan dengan persamaan Hooke. Konstanta tersebut meliputi k (modulus bulk), µ (modulus geser), σ (poisson s ratio), λ, dan E (modulus young). Konstanta-konstanta elastis tersebut dapat saling berhubungan melalui persamaan (.3), (.4), dan (.5). Konstanta-konstanta elastis tersebut mempengaruhi laju gelombang seismik, baik gelombang kompresional (pressure wave), maupun gelombang geser (shear wave). Hal tersebut telah dinyatakan pada persamaan (.) dan (.4). Pada setiap medium memiliki nilai kelajuan gelombang-s dan gelombang-p yang berbeda, hal ini disebabkan karena pada medium tersebut memiliki nilai konstanta elastis yang berbeda-beda. Peerbedaan nilai konstanta elastik ini karena dipengaruhi oleh substitusi fluida pada medium (batuan) tersebut, baik jenis fluidanya maupun kandungan fluida tersebut dalam batuan..3. Persamaan Gassmann Persamaan Gassmann (95) telah digunakan untuk menghitung efek dari substitusi fluida pada properti seismik. 3

28 Gambar.7 Pada teori Biot-Gassmann sebuah batuan kubus dikarakterisasi dengan empat komponen : matrik batuan, sistem pori/fluida, rangka dry rock, batuan tersaturasi (Brian H. Russell, Ken Hedlin, Fred J. Hilterman, and Lawrence R. Lines, 003). Persamaan tersebut menghitung modulus bulk dari medium berpori yang tersaturasi oleh fluida dengan menggunakan modulus bulk yang telah diketahui dari matrik solid, frame, dan fluida yang mengisi pori batuan. Untuk sebuah batuan, matrik solid terdiri dari mineral yang membentuk batuan, frame merupakan kerangka dari batuan contoh, dan fluida pori dapat berupa gas, air (water), oil, atau campuran dari ketiganya. k* = k + d ( k / k ) d m φ φ k + k k k d f m m (.3) 3

29 Dimana k* adalah modulus bulk dari batuan yang tersaturasi dengan fluida yang memiliki modulus bulk k f. k d adalah modulus bulk kerangka batuan, k m adalah modulus bulk matrik (grain) batuan, dan φ adalah porositas batuan. Modulus geser µ* tidak mengalami perubahan yang disebabkan oleh saturasi fluida, maka dari itu µ* = µ d (.33) Dimana µ d adalah modulus geser dari kerangka batuan. Densitas ρ* dari batuan yang tersaturasi dapat dituliskan secara sederhana, ρ* = ρd + φρ f (.34) Dimana ρ* dan ρ d adalah densitas dari batuan yang tersaturasi fluida dan batuan kering, dan ρ f adalah densitas fluida pori. Perlu dicatat bahwa ρ d =(- φ ).ρ m, dimana ρ m adalah densitas densitas matrik (grain). Modulus bulk dan modulus geser dari kerangka batuan dapat dihitung dari kecepatan yang diukur pada batuan kerangka (the frame rock) : 3 k = ρ V V 4 d d p s (.35) µ = ρ V (.36) d d s 33

30 Hal tersebut penting untuk menunjukan bahwa modulus batuan kerangka tidak sama dengan modulus batuan kering. Dalam penggunaan persamaan Gassmann yang benar, modulus batuan kerangka harus diukur pada kondisi saturasi minimum (irreducible saturation condition). Fluida pada kondisi saturasi minimum (irreducible saturation) merupakan bagian dari kerangka batuan, bukan yang mengisi ruang pori. Pengeringan yang berlebihan dari batuan di laboratrium akan memberikan hasil Gassmann yang keliru. Modulus bulk dari campuran fluida yang mengisi batuan K f dapat dihitung dengan mengguanakan persamaan Wood (Wood, 94) Sw S S o g = + + (.37) k k k k f w o g Dimana k w, k o, dan k g adalah modulus bulk dari air, oil, dan gas. S w, S o, dan S g adalah saturasi dari air, oil, dan gas, yang diekspresikan sebagai fraksi volume dari ruang pori, dan S w + S o + S g =. Persamaan di atas menyatakan bahwa fluida terdistribusi merata di dalam pori batuan. Densitas dari fluida campuran yang mengisi batuan ρ f dapat dihitung dengan (.38) 34

31 Dimana ρ w, ρ o, dan ρ g adalah densitas dari air, oil, dan gas..3.3 Asumsi Persamaan Gassmann Asumsi persamaan Gassmann adalah sebagai berikut. Batuan (keduanya, matrik dan kerangka) secara makroskopik bersifat homogen.. Seluruh pori batuan terhubung. 3. Pori tersebut terisi oleh fluida yang frictionless (cairan, gas, atau campuran keduanya). 4. Sistem batuan-fluida bersifat tertutup (undrained). 5. Fluida pori tidak berinteraksi dengan bagian padat dari batuan. Asumsi () sering muncul pada banyak teori propagasi gelombang frekuensi pada medium berpori. Hal tersebut menyatakan bahwa panjang gelombang memiliki nilai yang lebih besar bila dibandingkan dengan ukuran pori dan grain. Asumsi () menyatakan bahwa porositas dan permeabilitas memiliki nilai yang besar. Selain itu, asumsi () ini menjamin adanya keseimbangan penuh dari aliran fluida pori. Asumsi (3) menyatakan bahwa vikositas fluida yang tersaturasi adalah nol. Hal tersebut juga untuk menjamin adanya keseimbangan penuh dari aliran fluida. Tapi pada umumnya fluida pori memiliki viskositas dan panjang gelombang yang terbatas, sehingga untuk perhitungan menggunakan persamaan Gassmann asumsi ini sering dilanggar. 35

32 Asumsi () dan (3) adalah kunci penting dari persamaan Gassmann dan merupakan esensi persamaan Gassmann. Asumsi () dan (3) menyatakan bahwa frekuensi gelombang adalah nol. Hal ini mungkin adalah suatu alasan mengapa pengukuran laboratrium dan logging dari modulus bulk biasanya memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang diperoleh dengan persamaan Gassmann. Pada frekuensi yang terbatas, gerak relatif antara solid matrik dan fluida pori akan terjadi, maka gelombang akan terdispersi. Gerak relatif yang terjadi antara fluida pori dan solid matrik disebabkan panjang gelombang yang terbatas dan perbedaan yang kontras dari modulus geser dan bulk antara fluida pori dan matrik batuan. Asumsi (4) berarti bahwa untuk sampel batuan laboratrium, sistem batuan-fluida dibatasi oleh suatu pembatas sedemikian sehingga tidak ada fluida yang mengalir keluar maupun ke dalam dari permukaan batuan. Ini merupakan kunci dalam perhitungan menggunakan persamaan Gassmann, karena jika sistem ini terbuka, maka perubahan properti-properti seismik hanya dipengaruhi oleh perubahan densitas fluida pori. Asumsi (5) mengeliminasi beberapa efek interaksi kimia/fisika antara fluida pori dan matrik batuan..3.4 Properti Matrik Untuk menghitung modulus bulk atau modulus geser dari matrik (grain), k m atau µ m, informasi dekomposisi dari batuan harus diketahui terlebih dahulu. Jika 36

33 sampel dari core tersedia, kelimpahan mineral dapat ditentukan dengan teknik laboratrium konvensional (misalnya, difraksi X-ray, analisis infrared transformasi fourier, perhitungan titik pada penampang tipis). Maka k m atau µ m dapat dihitung dengan mengaplikasi persamaan rata-rata Voigt-Reuss-Hill (VRH). Apabila matrik mineral terletak pada grain, hal tersebut lebih tepat untuk menggunakan hubungan sederhana rata-rata Reuss pada saat menghitung k m atau µ m. M n v = cim i (.39) i= c = n i R i= M (.40) i M M = ( M v + M R ) (.4) Dimana c i adalah fraksi volume dari komponen i dari matrik batuan (mineral atau grain) dan M i adalah modulus bulk dari komponen tersebut. Hal utama untuk mengaplikasikan persamaan Gassmann, terlebih dahulu kita menentukan modulus bulk dari matrik kerangka (frame matrix). K m dapat diturunkan dari salah satu cara, () pengukuran kecepatan seismik dengan mengontrol kelembapan dan pengeringan core batuan, () mengaplikasikan persamaan hubungan empiris atau teori medium efektif (Budiansky dan O Connell, 976 ; Gregory, 976 ; Murphy et al., 993 ; Spencer et al., 994 ; 37

34 Vernik, 998 ; Wang, 000, 00), atau (3) pengukuran langsung dari data log (Zhu dan McMechan, 990). Ketika bekerja dengan log data, seseorang biasanya melakukan pendekatan untuk menentukan k d, dan menuliskan kembali invers persamaan Gassmann sebagai berikut. k d φk m k * + φ k k f = φkm k * + φ k k f m m (.4) Jadi, modulus bulk dari batuan yang tersaturasi, k*, dapat ditentukan sebagai berikut 4 k* = ρ V V 3 b p s (.43) Wang (000a) juga pernah membandingkan hasil dari persamaan Gassmann dengan yang diperoleh dari pengukuran laboratrium mengenai efek substitusi fluida pada properti seismik. Efek dari substitusi fluida pada kelajuan seismik yang diperoleh dari pengukuran di laboratrium sesuai dengan apa yang diprediksi oleh persamaan Gassmann. Gambar di bawah ini menunjukkan efek substitusi fluida (waterflood dan CO flood) terhadap kelajuan kompresional pada pasir 38

35 (sand), sandstone, dan dolomit. Perhitungan perubahan V p karena efek substitusi fluida dengan persamaan Gassmann hampir sesuai dengan apa yang diperoleh dari pengukuran di laboratrium. Pada gambar berikutnya, untuk kelajuan geser, hasil yang diperoleh dari persamaan Gassmann memiliki nilai yang agak lebih besar bila dibandingkan dengan pengukuran di laboratrium. (a) (b) Gambar.8 Perhitungan dengan persamaan Gassmann versus pengukuran laboratrium efek dari perpindahan fluida (air dan aliran CO ) (a) kelajuan kompresional (V p ) (b) kelajuan geser pada sands, sandstones, dan dolomites (Zhijing (Zee) Wang, 00). 39

36 .4 Viskositas (hukum Stokes) Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalami gesekan (gaya gesek). Sebuah benda yang bergerak di dalam fluida juga mengalami gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut. Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida F = - b.v (.44) Dimana F adalah gaya gesek yang dialami oleh benda, b adalah konstanta gesekan, dan v adalah kecepatan benda. Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-sifatnya tetap, gaya gesek tersebut memenuhi hukum Stokes sbb F = -6.π.η.r.v (.45) Dimana η adalah viskositas suatu fluida dan r adalah jari-jari bola yang dicelupkan ke dalam fluida tersebut. Viskositas adalah sifat fisis suatu fluida yang mendeskripsikan tingkat kekentalan fluida tersebut. Hukum Stokes di atas berlaku bila : 40

37 . Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).. Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola. Gambar.9 Sebuah bola mengalami dua jenis gaya penghambat dalam suatu fluida. Bila sebuah benda padat berbentuk bola dengan jari-jari r dimasukkan ke dalam zat cair tanpa kecepatan awal bola tersebut akan begerak ke bawah mula-mula dengan percepatan sehingga kecepatannya bertambah. Dengan bertambahnya kecepatan maka gaya gesek fluida akan membesar, sehingga suatu saat bola akan bergerak dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap ini disebut kecepatan terminal yang terjadi pada saat gaya berat bola sama dengan jumlahan antara gaya angkat ke atas (Archimedes) dan gaya gesek Stokes seperti tampak pada gambar. Besarnya kecepatan terminal adalah r vt =. ( ρ ρo ) (.46) 9 η 4

38 Dimana ρ adalah massa jenis bola dan ρ o adalah massa jenis fluida. Bila jarak yang ditempuh bola dengan kecepatan terminal tersebut dalam selang waktu T adalah s maka berlaku persamaan gerak lurus beraturan s vt = (.47) T 4

39 .5 Resistivitas.5. Hambatan (hukum Ohm) Jika kita beri beda potensial di antara ujung tongkat tembaga dan ujung tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa, maka arus yang mengalir pada keduamedium tersebut memiliki nilai yang berbeda. Karakteristik (sifat) penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance). Kita mendefinisikan hambatan dari sebuah penghantar di antara dua titik dengan menggunakan sebuah beda potensial V di antara dua titik tersebut, dan dengan mengukur i, dan kemudian melakukan pembagian. Secara matematis hal tersebut dapat diekspresikan sebagai berikut. V R = (.48) i Persamaan di atas disebut juga sebagai hukum Ohm. Sebuah resistor sering disebut werstan, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus listrik. Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm ( ), seorang ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho. Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan 43

40 memiliki hambatan Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar ampere, atau sama dengan sebanyak elektron per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus. Aliran muatan melalui sebuah penghantar sering dianalogikan seperti aliran air pada sebuah pipa, yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa. Perbedaan tekanan ini dapat dianalogikan sebagai perbedaan potensial (beda potensial) yang dihasilkan oleh sumber potensial di antara ujung-ujung dari sebuah tahanan (resistor). Aliran air (katakanlah dinyatakan dalam liter/detik) dapat dianalogikan sebagai arus listrik atau aliran muatan ( dinyatakan dalam coulomb/detik). Banyaknya air yang mengalir per satuan waktu untuk suatu perbedaan tekanan yang diberikan ditentukan oleh oleh sifat pipa. Apakah pipa tersebut panjang atau pendek? Apakah penampang pipa tersebut lebar atau sempit? Sifat-sifat (karakteristik) pipa ini adalah analog dengan hambatan sebuah penghantar..5. Resistivitas (Hambat Jenis) Sesuatu yang dihubungkan dengan hambatan adalah resistivitas ρ, dimana nilai tersebut tidak bergantung pada bentuk geometris maupun dimensi bahan atau medium, tetapi hanya bergantung pada jenis bahan itu sendiri. Resistivitas untuk medium isotropis dapat didefinisikan sebagai berikut 44

41 E ρ = (.49) j Dimana E adalah medan listrik pada bahan (yang dinyatakan dalam Newton/coulomb) dan j adalah rapat arus (yang dinyatakan dalam Ampere/m ). Sering kali kita lebih suka berbicara mengenai konduktivitas, σ, dari suatu bahan dari pada berbicara mengenai resistivitasnya. Definisi konduktivitas adalah kebalikan dari resistivitas, yaitu ukuran kemudahan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Maka secara matematis dapat kita tuliskan σ = (.50) ρ Tinjaulah sebuah penghantar silinder, yang luas penampangnya A dan panjangnya l, yang dialiri arus yang nilainya konstan. Hal ini ditunjukan oleh gambar.0. Misalkan beda potensial pada ujung-ujung penghantar tersebut adalah V. Jika penampang-penampang silinder pada setiap ujung adalah merupakan permukaan ekuipotensial, maka medan listrik dan rapat arus akan konstan untuk semua titik di dalam silinder dan akan mempunyai nilai-nilai V E = (.5) i 45

42 dan j = i A L A i V Gambar.0 Silinder dengan panjang L dan luas penampang A, diberi beda potensial A, maka mengalir arus listrik sebesar i Maka kita dapat menuliskan resistivitasnya sebagai berikut. E V / i ρ = = j i / A Tetapi karena V/i adalah R, maka R pada persamaan hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut 46

43 L R = ρ (.5) A V, i, dan R adalah kuantitas makroskopik, yang untuk sebuah benda khas atau daerah yang diperluas. Kuantias-kuantitas mikroskopik yang bersangkutan adalah E, j, dan ρ. Kuantitas-kuantitas mikroskopik ini memiliki nilai di setiap titik di dalam sebuah benda. Kuantitas-kuantitas makroskopik tersebut saling dihubungkan satu dengan yang lain dengan menggunakan persamaan (.48) dan kuantitas-kuantitas mikroskopik dihubungkan satu dengan yang lain dengan menggunakan persamaan (.5), yang dapat dituliskan dalam bentuk vektor sebagai E = ρ.j. Kuantitas-kuantitas makroskopik tersebut dapat dicari dengan mengintegralkan terhadap kuantitas-kuantitas mikroskopik, dengan menggunakan hubungan yang telah diberikan, yakni r r i = j ds (.53) dan b Vab = E r dl r (.54) a Integral pada persamaan (.53) adalah integral permukaan, yang dilakukan pada setiap penampang penghantar. Integral pada persamaan (.54) adalah integral garis, yang dilakukan pada sebuah garis sembarang yang ditarik sepanjang 47

44 penghantar tersebut, dan menghubungkan kedua permukaan ekipotensial yang didefinisikan oleh a dan b. Untuk sebuah medium panjang yang dihubungkan ke sebuah permukaan ekipotensial baterai, a dapat dipilih sebagai sebuah penampang baterai di dekat terminal baterai yang lebih positif dan b dapat dipilih sebagai sebuah penampang yang lebih negatif. Kita dapat menyatakan hambatan sebuah penghantar di antara a dan b di dalam suku-suku mikroskopik dengan membagi persamaan (.54) dengan persamaan (.53). R b r r E dl V a r r i j ds ab = = Jika penghantar tersebut adalah sebuah silinder dengan luas penampang A dan panjangnya adalah L, dan jika titik a dan b adalah ujung-ujungnya, maka persamaan di atas akan kembali seperti persamaan (.5) Kuantitas V, i, dan R adalah sangat penting apabila kita sedang melakukan pengukuran-pengukuran listrik pada medium-medium penghantar yang real. Kuantitas-kuantitas tersebutlah yang kita baca pada alat-alat pengukur. Kuantitaskuantitas mikroskopik, E, j, dan ρ terutama sangat penting apabila kita membahas sifat fundamental bahan. Kuantitas-kuantitas mikroskopik tersebut adalah sangat 48

45 penting juga bila kita berminat mempelajari sifat bagian dalam dari benda-benda penghantar yang bentuknya tidak teratur. 49

46 .6 Diffraksi Sinar-X dan Scanning Electron Monograph.6. Diffraksi Sinar-X Pada tahun 9, belum ada penjelasan langsung mengenai struktur kristal, walaupun ada beberapa alasan untuk meyakini bahwa kristal memiliki susunan atom-atom yang periodik dengan jarak antar atom-atomnya berada pada orde Angstrom. Max Von Laue, di Universitas Munich, Jerman, menyatakan bahwa struktur periodik dari kristal dapat mendefraksikan sinar-x sebagai ganguan untuk mengetahui pola difraksi yang terjadi. Usulan ini didasarkan pada tiga asumsi : () struktur kristal adalah periodik, () sinar-x adalah gelombang, dan (3) panjang gelombang sinar-x memiliki orde yang sama dengan jarak antar atom di dalam kristal. Fisikawan Inggris Sir W.H. Bragg dan anaknya Sir W.L. Bragg mengembangkan sebuah hubungan untuk menjelaskan mengapa belahan muka kristal yang muncul dapat memantulkan sinar-x pada sudut datang tertentu (θ). Hubungan ini dikenal sebagai hukum Bragg. nλ = d sinθ (.55) dimana d adalah jarak antar lapisan atom di dalam kristal, variabel lamda λ adalah panjang gelombang sinar-x datang, dan n adalah bilangan bulat. Observasi ini adalah sebuah contoh dari interferensi hamburan sinar-x datang, dan biasanya disebut sebagai difraksi sinar-x, dan merupakan penjelasan langsung untuk struktur periodik atom dari sebuah kristal yang telah dipostulatkan selama 50

47 beberapa abad yang lalu. Persamaan Bragg di atas hanya untuk kondisi pada saat intensitas mengalami maksimum lokal (interferensi konstruktif) Gambar. Pantulan Bragg dari beberapa bidang lattice, yang dipisahkan dengan jarak d. Beda panjang lintasan adalah d.sinθ. Walaupun hukum Bragg digunakan untuk menjelaskan pola interferensi dari sinar-x yang dihamburkan oleh kristal, difraksi telah dikembangkan untuk mempelajari struktur seluruh materi dengan menggunakan ion, elektron, netron, dan proton dengan sebuah panjang gelombang yang sama dengan jarak antar atom (struktur atom) penyusun material yang kita teliti. Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar Angstrom (0-0 meter), dimana sama dengan ukuran sebuah atom. Sinar-X dipancarkan dengan rentang frekuensi antara sianr gamma dengan sinar ultraviolet. Difraksi sinar-x telah digunakan pada dua area, untuk karakterisasi material kristal dan menentukan struktur kristal tersebut. Setiap padatan kristal memiliki 5

48 karakter yang unik dari pola difraksi sinar-x untuk bentuk bubuknya (powder) dimana digunakan untuk mengkarakterisasi jenis material kristal tersebut. Setelah material kristalnya dapat diketahui, maka langkah berikutnya adalah menentukan struktur dari kristal tersebut, yaitu bagaimana keadaan atom-atom dalam kristal tersebut dan berapa jarak dan sudut antar atom dalam kristal tersebut. Difraksi sinar-x adalah tools yang sangat penting untuk karakterisasi bahan, terutama dalam bidang kimia, material, dan mineralogi. Untuk menentukan bentuk dan ukuran dari setiap sel paling mudah dengan menggunakan metode difraksi sinar-x. Ketika sebuah hamburan sinar-x menumbuk atom, elektron-elektron di sekitar atom mulai untuk berosilasi dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi sinar- X datang. Hampir di seluruh arah hamburan kita akan menemukan interferensi destruktif, dimana kombinasi dari dua gelombang memiliki fasa yang berlawanan, dan tidak terdapat resultan energi yang meninggalkan sampel padatan. Bagaimanapun struktur atom di dalam tersusun secara teratur, dan hanya beberapa kita temukan interferensi konstruktif. (a) 5

49 (b) Gambar. Pengukuran intensitas hasil difraksi sinar X (a) Peralatan difraksi sinar-x (b) Percobaan konfigurasi hamburan sinar-x menggunakan target Cu. Gelombang sinar-x akan bergantung pada fase dan sinar-x yang didifraksikan akan dihamburkan ke segala arah. Di sini, sinar yang didifraksikan dapat digambarkan sebagai sinar yang disusun dari sejumlah besar sinar yang saling menguatkan satu dengan yang lain..6. Perluasan Sinar yang Didifraksikan Pada tahun 98, P. Scherrer menunjukkan bahwa, ketika radiasi sinar monokromatik sejajar jatuh pada sebuah massa orientasi random dari sebuah kristal, sinar yang didifraksikan akan diperluas ketika partikel sangat kecil. 53

50 B ( θ θ ) = θ θ Gambar.3 Kurva intensitas sinar X hasil difraksi sebagai fungsi dari sudut hamburan (en.wikipedia.org/wiki/scanning_electron_microscope.htm#xray_microanalysis) Berdasarkan gambar.3 kita bias lihat ada tiga kondisi () untuk sudut θ B intensitas yang didifraksikan adalah maksimum, () untuk θ dan θ, intensitasnya adalah nol, dan (3) untuk sudut θ > θ > θ intensitasnya tidak nol, oleh karena itu ( m ) ( m ) t sinθ = + λ t sinθ = λ (.56) Maka kita dapat peroleh ( sin sin ) t θ θ = λ (.57) 54

51 θ + θ θ θ t cos sin = λ (.58) θ dan θ memiliki hubungan dengan θ B, maka kita peroleh θ + θ θ B (.59) θ θ θ θ sin (.60) jadi, θ θ t cos θ B = λ (.6) λ t = (.6) B cosθ B Dimana t adalah jarak antar atom di dalam kristal, dan B adalah θ θ.6.3 Scanning Electron Micrograph SEM (Scanning Electron Micrograph) adalah digunakan untuk mengetahui morfologi dari suatu material. Ini juga merupakan suatu teknik untuk mempelajari topografi suatu permukaan. Sebuah elektron berenergi tinggi ditembakkan menuju ke suatu permukaan material tersebut. Elektron datang yang menumbuk atom menyebabkan elektron pada atom tersebut terlepas dari permukaan dengan energi rendah. Elektron yang terlepas dari permukaan (yang diemisikan dari sampel) 55

52 dideteksi oleh layar fosfor. Layar fosfor tersebut akan bersinar dan intensitas cahaya yang ditimbulkan diukur dengan photomultiplier. Instrumen tersebut (SEM) dapat dijumpai laboratrium Pusat Penelitian Geologi Lingkungan, Bandung. Gambar.4 Alat Scanning Electron Micrograph equipment yang digabungkan dengan Energy Dispersive X-Ray Analysis equipment (laboratrium Pusat Penelitian Geologi Lingkungan, Bandung). Metoda SEM dan difraksi sinar-x sering digunakan dalam bidang mineralogi untuk menentukan jenis matrik kerangka dari suatu batuan. 56

53 .7 Teori AVO.7. Pendahuluan Dari pemanfaatan konvensional metoda seismik refleksi, secara tradisional hal tersebut dapat dilihat sebagai pita terbatas dari deret koefisien refleksi sudut datang normal dengan menggunakan waktu tempuh dan variasi amplitudo dari propagasi gelombang seismik selama overburden. Ostrander (98) mendemonstrasikan bahwa koefisien refleksi gas sand memiliki anomali dalam variasinya dengan bertambahnya offset dan menunjukkan bagaimana memanfaatkan kelakuan anomali ini sebagai indikator langsung hidrokarbon pada data real. Kemudian pekerjaan tersebut dipopulerkan dengan nama amplitude variation with offset analysis (AVO). Dalam perkembangannya sebagai tool seismik batuan, AVO menyediakan model yang dikembangkan dari seismogram refleksi yang memperbolehkan kita untuk mengestimasi koefisien refleksi dengan sudut datang normal dan latar belakang kelajuan gelombang seismik. AVO (Amplitude Variation with Offset) sering juga disebut sebagai AVA (Amplitude Versus with Angle of incidence) merupakan suatu konsep baru untuk mengidentifikasi hidrokarbon secara langsung, setelah konsep bright spot banyak mengalami kegagalan. Karena ternyata banyak pantulan lokal yang kuat (bright spot) tidak selalu menandakan adanya gas bumi. Banyak bright spot tersebut kosong atau berasal dari pantulan lapisan tipis batubara. 57

54 Secara prinsip konsep AVO berdasar kepada suatu anomali bertambahnya amplitudo sinyal terpantul dengan bertambahnya jarak sumber gelombang ke penerima (offset), apabila gelombang seismik tersebut terpantul oleh lapisan yang berisi gas hidrokarbon. Jarak sumber ke penerima (offset) berhubungan langsung dengan sudut datang sinar seismik (angle of incidence) terhadap lapisan pemantul. Pada kondisi normal semakin besar offset, semakin besar sudut datangnya dan semakin kecil amplitudonya, namun pada kasus anomali AVO, akan semakin besar pula amplitudonya..7. Teori Persamaan Zoeppritz-Knott Bright spot dianggap sebagai salah satu indikator langsung mengenai keberadaan akumulasi gas hidrokarbon di dalam seksi seismic. Anomali bright spot diakibatkan oleh turunnya nilai koefisien refleksi gelombang seismik secara drastic dari puncak lapisan yang mengandung gas terhadap nilai koefisien refleksi dari lapisan-lapisan di sekitarnya. Gejala ini disertai dengan adanya pembalikan polaritas dan penurunan frekuensi sinyal tepat di bawah reservoar gas tersebut. Di dalam praktek, tidak semua bright spot mengandung gas, banyak kondisikondisi di bawah permukaan yang lain dapat memberikan efek bright spot, misal sisipan tipis batubara, batuan berpori atau rekah-rekah, lapisan garam, konglomerat, turbidit, dan tubing efek dari lapisan tipis. Analisis AVO dikembangkan untuk menutupi kelemahan diagnosa tersebut yang bekerja berdasarkan pada adanya peningkatan amplitudo (koefisien refleksi) terhadap 58

55 bertambahnya jarak offset bila gelombang seismik tersebut melalui reservoar gas. Anomali tersebut sangat kecil sehingga diperlukan pra kondisi data seismik agar konsep AVO dapat diterapkan dengan baik. Walaupun analisis AVO bertumpu pada bertambahnya amplitudo sinyal terpantul terhadap offset, akan tetapi ada batas maksimum dari offset ini yang tidak boleh dilewati. Batas maksimum ini adalah sudut kritis. Di atas sudut kritis tingkah laku amplitudo sinyal terpantul tidak sebagaimana yang dijadikan pegangan dalam analisis AVO. Untuk jelasnya, amati kurva teoritis dari refleksi pada satu bidang batas. Kurva tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan yang diturunkan oleh Knott dan Zoepprit. Hasil perhitungan untuk dua model yang kondisi geloginya berkebalikan dapat dilihat dari gambar.5 Gambar.5 tersebut menerangkan peristiwa refleksi, transmisi, dan konversi sebuah gelombang seismic yang mengenai bidang batas antara dua lapisan. Absis menyatakan sudut datang, sedangkan ordinat menyatakan harga mutlak dari perbandingan energi antara gelombang-gelombang terpantul, terbias dan yang mengalami konversi dibandingkan terhadap energi gelombang yang datang. 59

56 (a) (b) Gambar.5 Hubungan antara offset dan sudut datang (a) Sudut datang diukur dari garis normal ke garis sinar-sinar seismik yang menuju ke lapisan pemantul. Semakin besar offset, semakin besar pula sudut datangnya (b) Fenomena refleksi, transmisi dan konversi gelombang seismic pada bidang batas antara dua lapisan (After Exploration Seismology, d ed., by Robert E.Sheriff and Lloyd P.Geldart). 60

57 Persamaan ini menentukan amplitudo gelombang terpantul dan terbiaskan pada bidang batas untuk gelombang P yang datang. Knott (899) adalah orang yang pertama kali melakukan hal tersebut melalui fungsi pergeseran potensial dan syarat batasnya. Di sini akan diturunkan maksud tersebut di atas berdasarkan langkah-langkah Zoepprit. Ambil notasi Ao,A,A,B, dan B menyatakan masing-masing amplitudo gelombang P datang, gelombang P pantul, gelombang S pantul, dan gelombang S bias seperti yang ditunjukkan pada gambar.6. z ρ, µ, λ, α, β x ρ, µ, λ, α, β Gambar.6 Gelombang P datang dari medium menuju medium mengalami pembiasan dan pemantulan menjadi dua mode gelombang (gelombang P dan S) (John P.Castagna and Milo M.Backus, 999) 6

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan

Lebih terperinci

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh BAB III TEORI FISIA BATUAN III.1. Teori Elastisitas Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh sifat elastisitas batuan, yang berarti bahwa bagaimana suatu batuan terdeformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

matematis dari tegangan ( σ σ = F A TEORI PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIk Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M0208050 Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan 16 BAB III TEORI DASAR 3.1 Seismik Refleksi Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastik yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SIFAT FISIS LUMPUR SIDOARJO. (a)

BAB III PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SIFAT FISIS LUMPUR SIDOARJO. (a) 81 BAB III PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SIFAT FISIS LUMPUR SIDOARJO 3.1 Lokasi Pengambilan Sample (a) (b) (c) Gambar 3.1 Lokasi pengambilan sampel (a) Peta pulau jawa yang menunjukkan lokasi semburan lumpur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi sebagai hasil dari fluktuasi tekanan karena perapatan dan perenggangan dalam media elastis. Sinyal

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar III. TEORI DASAR 3.1. Jenis-jenis Gelombang Seismik 3.1.1. Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi BAB III TEORI DASAR 3. 1. Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi Metode seismik merupakan metode eksplorasi yang menggunakan prinsip penjalaran gelombang seismik untuk tujuan penyelidikan bawah permukaan bumi.

Lebih terperinci

C iklm = sebagai tensor elastisitas

C iklm = sebagai tensor elastisitas Teori elastisitas menjadi dasar pokok untuk mendiskripsikan perambatan gelombang elastik. Tensor stress σ ik dan tensor strain ε ik dihubungkan oleh persamaan keadaan untuk suatu medium. Pada material

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel III. TEORI DASAR A. Konsep Dasar Seismik Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi. Pengertian gelombang secara umum ialah fenomena perambatan gangguan atau (usikan)

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI 2. 1 Gelombang Elastik Gelombang elastik adalah gelombang yang merambat pada medium elastik. Vibroseismik merupakan metoda baru dikembangkan dalam EOR maupun IOR

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN 4 BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN Dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon, berbagai cara dilakukan untuk mencari hidrokarbon dibawah permukaan, diantaranya melalui metoda seismik. Prinsip dasar

Lebih terperinci

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna) LSTK US SEH (Oleh : Sumarna) angkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. esaranbesaran utama

Lebih terperinci

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI Definisi: Suara - gangguan yang menyebar melalui bahan elastis pada kecepatan yang merupakan karakteristik dari bahan tersebut. Suara biasanya disebabkan oleh radiasi dari

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima

BAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima BAB III TEORI DASAR 3.1. Konsep Refleksi Gelombang Seismik Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima getaran pada lokasi penelitian. Sumber getaran dapat ditimbulkan oleh

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1) HND OUT FISIK DSR I/LSTISITS LSTISITS M. Ishaq PNDHULUN Dunia keteknikan khususnya Material ngineering, Studi geofisika, Civil ngineering dll adalah beberapa cabang keilmuan yang amat membutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

Getaran dan Gelombang

Getaran dan Gelombang Fisika Umum (MA301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Hukum Hooke, Sistem Pegas-Massa Energi Potensial Pegas Perioda dan frekuensi Gerak Gelombang Bunyi Gelombang Bunyi Efek Doppler Gelombang Berdiri

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi

Lebih terperinci

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gelombang Gelombang adalah gangguan yang terjadi secara terus menerus pada suatu medium dan merambat dengan kecepatan konstan (Griffiths D.J, 1999). Pada gambar 2.1. adalah

Lebih terperinci

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Didalam Bab 4.1 telah dijelaskan bahwa gelombang suara di dalam fluida tidak dipengaruhi oleh permukaan luarnya yang sejajar dengan arah suara propagasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. dimensi pergerakan partikel batuan tersebut. Meskipun demikian penjalaran

BAB III TEORI DASAR. dimensi pergerakan partikel batuan tersebut. Meskipun demikian penjalaran BAB III TEORI DASAR 3.. Seismologi Refleksi 3... Konsep Seismik Refleksi Metoda seismik memanfaatkan perambatan gelombang elastis kedalam bumi yang mentransfer energi gelombang menjadi pergerakan partikel

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 1 BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.1 Gelombang Elektromagnetik Energi gelombang elektromagnetik terbagi sama dalam bentuk medan magnetik dan medan listrik. Maxwell menyatakan bahwa gangguan pada gelombang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Skema Teori Listrik dan Magnetik Untuk mempelajari tentang ilmu kelistrikan dan ilmu kemagnetikan diperlukan dasar dari kelistrikan dan kemagnetikan yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN.. Tegangan Mekanika bahan merupakan salah satu ilmu yang mempelajari/membahas tentang tahanan dalam dari sebuah benda, yang berupa gaya-gaya yang ada di dalam suatu benda yang

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap lingkungan alam dan sekitarnya 2. Mmengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

Lebih terperinci

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD. BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 1 PENDAHULUAN Atom, Interaksi Fundamental, Syarat Matematika, Syarat Fisika, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Pengertian

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron PENDAHUUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH

BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH. GELOMBANG MENENGAH Berdasarkan spektrum frekuensi radio, pita frekuensi menengah adalah gelombang dengan rentang frekuensi yang terletak antara 300 khz sampai 3 MHz

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X

BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X I. PENDAHULUAN Sejarah mengenai difraksi sinar-x telah berjalan hampir satu abad ketika tulisan ini disusun. Tahun 191 adalah awal dari studi intensif mengenai difraksi

Lebih terperinci

FONON I : GETARAN KRISTAL

FONON I : GETARAN KRISTAL MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan Dalam suatu eksplorasi sumber daya alam khususnya gas alam dan minyak bumi, para eksplorasionis umumnya mencari suatu cekungan yang berisi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menentukan solusi persamaan gerak jatuh bebas berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Program

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. UJI SIFAT FISIK Parameter uji sifat fisik dari sampel batuan didapatkan dengan melakukan perhitungan terhadap data berat natural contoh batuan (Wn), berat jenuh

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi, 1 III. TEORI DASAR A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Gempa bumi umumnya menggambarkan proses dinamis yang melibatkan akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa

Lebih terperinci

2. Tiga buah gaya setitik tangkap, besar dan arahnya seperti pada gambar di bawah ini.

2. Tiga buah gaya setitik tangkap, besar dan arahnya seperti pada gambar di bawah ini. 1. Bondan mengukur massa sebuah batu dengan menggunakan neraca Ohauss tiga lengan dengan skala terkecil 0,1 gram, skala hasil pengukurannya terlihat seperti gambar di bawah ini. Massa batu tersebut adalah.

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci