BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa bertujuan untuk mengkaji situasi dan memutuskan dengan tepat tentang masalah yang akan dipecahkan. Dalam tahap analisa langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah seperti input apa saja yang dibutuhkan serta output apa yang akan dihasilkan. Input adalah data-data yang dimasukkan, yang nantinya akan diproses sehingga bisa menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Input ini yang nantinya akan mengalami proses encoding yaitu mengetikkan data, mencocokan karakter dengan tipe data yang digunakan dan mengubah karakter menjadi image QR Code. Dari proses tersebut, dihasilkan sebuah output berupa image QR Code yang nantinya akan dibaca menggunakan aplikasi QR Code Reader Analisa Kebutuhan Analisa kebutuhan merupakan analisis terhadap komponen-komponen yang digunakan untuk pembuatan QR Code pada sistem online reservasi tiket pesawat ini. Pada studi kasus maskapai penerbangan XYZ, setiap data pemesanan tiket yang diinput user akan dikirimkan melalui dimana kode pemesanan tiket masih dalam bentuk barcode atau kode batang. Dengan masalah yang dihadapi tersebut penulis mencoba menerapkan untuk mengubah data kode pemesanan tiket pesawat yang akan dikirim melalui pengguna dalam bentuk simbol, dalam hal ini penulis menggunakan QR Code atau kode 2 dimensi. Kode pemesanan tiket dalam bentuk QR Code dapat dibaca dengan menggunakan 1

2 2 decoder QR Code dan untuk pengecekan valid atau tidaknya tiket, melalui dokumen XML yang berisi data pemesanan tiket di server Analisa Transformasi Data Berdasarkan file dokumen ISO QR Code symbology specification yang menjelaskan tahapan - tahapan dari penyusunan dan struktur QR Code penulis mencoba menjabarkan setiap tahapan yang ada di BAB 2 dengan menggunakan sampel data sebagai contoh untuk dirubah kedalam bentuk QR Code, dalam hal ini penulis hanya menggunakan mode alphanumeric saja. Dalam tipe data alphanumeric terdapat 45 karakter berbeda yang dikenali oleh QR Code yaitu diantaranya : a. 10 karakter digit angka yaitu angka 0 sampai dengan angka 9 dengan nilai byte data dimulai dari 30 HEX hingga 39 HEX. b. 26 karakter huruf alphabet yaitu huruf A-Z dengan nilai byte dimulai dengan 41 HEX sampai dengan 5A HEX. c. 9 karakter tanda baca yaitu, $, %, *, +, -,., /, dan : dengan nilai byte 20 HEX, 24 HEX, 25 HEX, 2A HEX, 2B HEX, 2D HEX, 2E HEX, 2F HEX, dan 3A HEX. Tabel 3.1 Encoding/decoding untuk mode alphanumeric [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:26]

3 Encoding Pada mode alphanumeric ini standarnya setiap dua karakter dipresentasikan dengan panjang 11 bit. Misalkan data yang akan diproses adalah ABC123 maka data akan dipresentasikan AB, C1 dan 23 dengan panjang masing masing 11 bit. Tapi jika jumlah karakter yang akan diproses jumlahnya ganjil, maka 1 karakter akhir akan dipresentasikan dengan panjang 6 bit. Sebagai contoh penulis akan mengubah data ABCDE123 menjadi sebuah simbol QR Code dengan versi 1-H. a. Pertama data akan dipisah-pisahkan menjadi kelompok yang beranggotakan 2 karakter. Hasil: (A,B) (C,D) (E,1) (2,3) b. Setiap karakter data yang ada pada tiap kelompok dikonversi kedalam nilai yang tercantum di tabel 3.1. Hasil: (10,11) (12,13) (14,1) (2,3) c. Selanjutnya setiap kelompok yang mempresentasikan nilai dari setiap karakter akan diubah menjadi angka biner dengan panjang 11 bit per kelompok. Setiap kelompok akan diubah terlebih dahulu kedalam bentuk desimal dengan rumus Dec = (A x 45) + B, lalu hasilnya akan dikonversi kedalam bentuk binari. (10, 11) => (10 x 45) + 11 => => 461 => (12, 13) => (12 x 45) + 13 =>

4 4 => 553 => (14, 1) => (14 x 45) + 1 => => 631 => (2, 3) => (2 x 45) + 3 => => 93 => Diurutkan menjadi d. Konversi indikator jumlah data kedalam bentuk bilangan biner dengan panjang 9 bit untuk versi 1-H. Hasil: Digabung menjadi e. Tambahkan indikator mode alphanumeric yaitu Hasil: f. Tambahkan indicator terminator data sepanjang 4 bit pada akhir urutan biner. Apabila panjang data sudah memenuhi jumlah data maksimal yang dapat ditampung oleh versi QR Code maka terminator tidak dibutuhkan. Hasil:

5 5 g. Ubah data kedalam kelompok-kelompok bit data yang memiliki panjang 8 bit, jika kelompok data terakhir jumlahnya kurang dari 8 bit maka ditambahkan dengan angka nol pada bagian belakang hingga memiliki panjang 8 bit. Hasil: h. Kelompok-kelompok yang terdiri dari 8 bit disebut dengan kode kata. Jika jumlah kode kata kurang dari kapasitas yang dapat ditampung dalam versi tersebut maka sebagai alternatif akan ditambahkan dan hingga memenuhi kapasitas. Untuk versi 1-H memiliki kapasitas 9 karena kode data yang ada saat ini memiliki panjang 8 kode kata maka akan ditambahkan dengan Hasil: i. Data yang sudah memenuhi kapasitas tersebut diubah kembali kedalam bentuk desimal dan dirubah per kode kata. Hasil: => => => => => => => => => 236

6 6 j. Dalam tahapan ini barisan kode data akan ditambahkan dan diproses dengan error correction code. Versi 1-H memiliki jumlah block RS (Reed Solomon) 1. Fungsi g(x) sesuai dengan versi 1-H yaitu : g(x) = x 17 + α 43 x 16 + α 139 x 15 + α 206 x 14 + α 78 x 13 + α 43 x 12 + α 239 x 11 + α 123 x 10 + α 206 x 9 + α 214 x 8 + α 147 x 7 + α 24 x 6 + α 99 x 5 + α 150 x 4 + α 39 x 3 + α 243 x 2 + α 163 x + α 136 Fungsi g(x) diatas adalah bentuk dasar dari elemen GF(2 8 ), fitur dari GF(2 8 ) diantaranya adalah : - Mendukung fungsi aritmatik dengan 4 operasi - α 255 adalah sama dengan 1 - Bilangan eksponensial α dapat dikonversi kedalam bentuk integer menggunakan tabel konversi eksponensial α yang ada di lampiran. Setelah diproses dengan menggunakan algoritma Reed Solomon maka akan menghasilkan urutan kode kata sebagai berikut: k. Hasil kode kata yang merupakan bilangan integer dirubah kembali menjadi bilangan biner dengan panjang 8 bit. Hasil: 32 => => => => => =>

7 7 46 => => => => => => => => => => => => => => => => => => => => l. Kode data yang sudah terbentuk binari kemudian akan dimasukan kedalam simbol QR Code dalam bentuk module-module yang terdiri dari 2 warna yaitu terang dan gelap. Sesuai dengan file dokumen ISO QR Code symbology specification bahwa ukuran simbol QR Code yang digunakan adalah simbol yang berukuran 21 modul x 21 modul seperti yang terlihat pada gambar 3.1

8 8 Gambar 3.1 Ukuran simbol yang digunakan pada versi 1-H [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:10] QR Code versi 1 memiliki 26 blok module dan pada setiap blok memiliki 8 modul yang mewakili panjang bit data pada setiap kode data. Setiap simbol memiliki koordinat yang dapat digambarkan dengan (x, y) dimana x adalah kolom dan y adalah baris, untuk QR Code versi 1 sendiri memiliki kordinat dari (0, 0) yaitu di posisi pojok kanan bawah sampai (20, 20) yaitu pojok kiri atas. Adapun untuk memasukan data kedalam simbol QR Code harus mengikuti aturan dan standar yang sudah dibuat, diantaranya adalah: - Data mulai dimasukan dari koordinat (0, 0) atau dari blok module kanan bawah. - Untuk pengisian pada setiap blok ada dua arah yaitu dengan arah pengisian ke bawah dan ke atas.

9 9 (a) (c) (b) Gambar 3.2 Cara pengisian data ke dalam blok data (a) pengisian normal dengan arah ke atas, (b) Pengisian normal dengan arah ke bawah, (c) Pengisian data jika blok bertindihan dengan pola struktur QR Code - Jika pertama yaitu blok paling paling kanan bawah sudah penuh maka dilanjutkan ke blok diatasnya, jika sudah mencapai blok terakhir dalam 1 kolom maka pindah ke kolom sebelah kiri tapi dengan arah berbeda yaitu dari atas ke bawah seperti yang digambarkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Arah urutan pengisian blok data pada very 2-M. [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:48]

10 10 - Hasil gambar simbol QR Code setelah dimasukan barisan kode kata yang sebelumnya sudah diubah kedalam bentuk binari terlihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Hasil sementara QR Code yang sudah dimasukan data m. Jika salah satu warna lebih dominan atau jika motif pada simbol menyerupai motif struktur QR Code seperti finder pattern dan lainlain maka akan membuat pembacaan QR Code menjadi kabur atau salah pengartian kode itu sendiri, Untuk menghindari hal tersebut maka pada simbol QR Code akan dimasukan struktur mask pattern untuk menghindari terjadinya hal hal yang disebutkan sebelumnya. Area yang akan diberikan mask pattern adalah kode kata yang ada di di simbol tidak termasuk didalamnya finder pattern, timing pattern dan lain lain. Cara dan aturan untuk memberikan mask pattern itu sendiri dibagi ke dalam 8 cara yang dapat digunakan salah satunya. Tabel 3.2 Daftar mask pattern, Arti mod pada table adalah sisa dari pembagian dan div adalah pembagian. Indikator mask pattern Kondisi 000 (i+j) mod 2 = i mod 2 = j mod 3 = (i+j) mod 3 = ((i div 2) + (j div 3)) mod 2 = 0

11 11 Tabel 3.3 Daftar mask pattern, Arti mod pada table adalah sisa dari pembagian dan div adalah pembagian (lanjutan). Indikator mask pattern Kondisi 101 (ij) mod 2 + (ij) mod 3 = ((ij) mod 2 + (ij) mod 3) mod 2 = ((ij) mod 3 + (i+j) mod 2) mod 2 = 0 Rumus atau formula dari mask pattern itu sendiri untuk setiap kordinat yang ada pada simbol QR Code. Contoh cara penggunaan mask pattern jika menggunakan mask pattern dengan indikator 000 : - Pada kodinat (20, 20) : (20+20) mod 2 = 0 - Pada kordinat (19,20) : (19+20) mod 2 = 1 Bit asli akan diproses dengan XOR dengan data bit yang didapatkan sesuai dengan kordinatnya. Pada sample data kali ini penulis akan menggunakan mask pattern 011. Gambar 3.5 Pattern mask pada simbol versi 1 [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:51]

12 12 n. Format informasi yang ada pada simbol QR Code adalah format yang berisi data-data informasi mengenai QR Code itu sendiri. Dalam format informasi itu sendiri terdapat keterangan error correction level yang digunakan dan indikator mask pattern sepanjang 15 bit. 2 bit pertama adalah error correction level yang ada pada tabel 3.3. Tabel 3.4 Daftar indikator error correction level Error Correction Level Inidcator L 01 M 00 Q 11 H 10 Karena versi QR Code yang digunakan pada sample data adalah versi 1-H maka indicator yang digunakan adalah bit berikutnya adalah mask pattern yang dipilih pada bagian sebelumnya yaitu 011. Hasil: o. Untuk 10 bit sisanya adalah bit bit untuk error correction level dari 5 bit sebelumnya. Setelah memproses dengan algoritma error correction level maka akan menghasilkan dan jika digabung dengan 5 data sebelumnya maka akan menjadi p. Untuk mencegah agar format informasi tidak memunculkan angka 0 semua maka format informasi yang sudah ada diproses XOR dengan maka format informasi menjadi q. Cara untuk meletakan format informasi kedalam simbol QR Code juga tidak sembarangan karena ada aturan dan urutan yang harus dilalui seperti yang terlihat pada gambar 3.6 dibawah ini.

13 13 Gambar 3.6 Ilustrasi urutan dari pengisian format informasi [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:56] Urutan yang terlihat pada gambar adalah urutan yang menghitung mundur jadi bukan angka 0 yang menjadi awal memasukan format informasi tapi format informasi dimasukan dimulai dari posisi 14. Hasil dari format informasi yang dimasukan kedalam simbol QR Code dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.7 Ilustrasi format informasi yang sudah dimasukan kedalam simbol QR Code

14 14 r. Hasil akhir dari simbol QR Code adalah simbol yang sudah diberikan format informasi dan kode kata yang sudah diproses dengan mask pattern dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.8 Hasil akhir dari QR Code untuk ABCDE Decoding Proses decoding dari bentuk simbol QR Code kembali kedalam bentuk kalimat atau data asli hanyalah sebuah pembalikan dari proses-proses decoding yang sudah dibahas sebelumnya. Adapun langkah-langkah dari decoding itu sendiri dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut: a. Alat pembaca atau scanner melakukan pencitraan gambar simbol yang akan didecode kembali menjadi data asli. Pada saat pembacaan yang akan dicari pertama kali adalah finder pattern atau pola pencari yang berada di posisi kanan atas, kiri atas, dan kiri bawah. b. Mendeteksi perputaran simbol dan kemiringan simbol dengan berpatokan kepada finder pattern. c. Mendeteksi panjang modul dengan mengukur jarak antara finder pattern dengan rumus X = (W UL + W UR ) / 14 d. Memperkirakan versi dari simbol dengan rumus V = [(D/X) 10] / 4. Jika hasilnya adalah kurang dari 6 atau sama dengan 6 maka hasil ini dipakai sebagai data versi yang valid.

15 15 Gambar 3.9 Ilustrasi pengukuran symbol [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:64] e. Jika versi yang dihasilkan lebih dari 6 maka akan dilakukan pembacaan sebagai berikut : - Membagi lebar dari W UR yang berada di pojok kanan atas dengan angka 7 untuk mengkalkulasi ukuran modul. - Mendeteksi garis bantuan antara finder pattern A ke finder pattern B dan finder pattern A ke finder pattern C - Membaca informasi format yang tersimpan disamping pada symbol Gambar 3.10 Ilustrasi penghubungan antar finder pattern dan letak format informasi [Sumber: ISO/IEC 18004, Information technology Automatic identification and data capturetechniques QR Code 2005 bar code symbology specification, 2006:64]

16 16 f. Setelah mendapatkan format informasi dan sudah diartikan isinya maka lakukan fungsi XOR dengan rumus data masking yang sesuai dengan indicator mask pattern yang ada di format informasi. g. Setelah data masking dihilangkan maka data dirangkai kembali menjadi bit-bit dengan cara membalik urutan saat memasukan data pada proses encoding. h. Lakukan pendeteksian error correction pada data. i. Kembalikan rangkaian data kedalam bentuk awal dari aliran data tersebut dengan menyusun kembali rangkaian blok-blok data dengan panjang yang sesuai dengan indikator-indikator yang ada pada informasi format. j. Mengembalikan data aslinya dengan melakukan kebalikan proses dari perubahan data menjadi bit Analisa Perangkat Lunak Dalam pembuatan encoder QR Code untuk pemesanan tiket ini penulis menggunakan script yang ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman C# berbasis web, sedangkan untuk decode QR Code ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang akan dijalankan pada sistem operasi Android. 3.2 Perancangan Prinsip dari decoder dan encoder yang dirancang ini memanfaatkan fungsi dan yang telah tersedia lalu digabungkan dengan bahasa pemrograman C# sebagai interface untuk retrieve lalu mengolah data yang dimasukan oleh user, disimpan ke dalam database dimana nantinya hasil data pemesanan tiket juga dalam bentuk dokumen XML dan bahasa pemrograman java sebagai interface untuk scan QR Code yang diterima user.

17 Perancangan Dengan Diagram Alur (Flow Chart) Diagram Alur adalah gambaran sebuah sistem dalam bentuk diagram alir dari algortima-algortima dalam suatu program, diagram ini menyatakan arah alur program tersebut dijalankan. Diagram alur untuk encoding dan decoding pada aplikasi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.11 Diagram alur proses encode pada aplikasi

18 18 Gambar 3.12 Diagram alur proses decode pada aplikasi Proses Encode pada gambar 3.11 dijelaskan bahwa user melakukan input data pemesanan tiket kedalam aplikasi, setelah data siap untuk diproses maka aplikasi akan melakukan validasi data dengan cara memeriksa apakah semua hal yang dibutuhkan sudah diisi dengan baik atau belum. Data yang dimaksud disini yaitu Negara dan Kota asal keberangkatan, Negara dan Kota tujuan, tanggal dan jam keberangkatan. Bila data yang dimasukan tersebut tidak valid atau dalam hal ini kosong maka aplikasi akan menampilkan pesan kesalahan lalu akan kembali menampilkan form pemesanan tiket agar user dapat mengulang untuk melengkapi pengisian form. Jika data yang dimasukan sudah valid maka aplikasi akan memproses data tersebut dengan menggunakan class dari QR Code. Setelah data

19 19 diproses oleh class QR Code maka data akan ditampilkan ke layar dalam bentuk detail data yang dimasukan oleh user berikut dengan gambar QR Code yang merupakan kode pemesanan tiket. Data yang ditampilkan ini juga akan dikirimkan ke user dalam bentuk dan data pemesanan tiket juga terdapat di server dengan tipe XML. Untuk proses decode terlihat pada gambar Petugas check in melakukan scan gambar QR Code yang akan diproses menjadi data kode pemesanan tiket. Setelah gambar dilakukan scan, maka aplikasi akan memproses dengan mengecek validasi, apakah format gambar yang di scan sudah benar. Bila gambar yang di scan tidak valid atau dalam hal ini rusak maka aplikasi akan menampilkan pesan kesalahan lalu Petugas check in dapat mengulang untuk melakukan scan gambar. Jika gambar yang di scan sudah valid maka aplikasi akan memproses gambar tersebut dengan menggunakan class dari QR Code untuk dilakukan decoding dan dicek dengan yang ada di database lalu menampilkan kode pemesanan dan status data pemesanan tiket Analisis Use Case Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah kebutuhan user adalah memodelkan sistem dengan menggunakan use case diagram. Use case adalah peringkat tertinggi dari fungsionalitas yang dimiliki sistem. Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang akan menggunakan/memanfaatkan sistem. Sedangkan use case diagram sendiri memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara aktor-aktor, yakni seseorang atau sesuatu yang sedang berinteraksi dengan sistem, dengan use caseuse case yang ada dalam sistem. (Nugroho, 2005:51) Dengan use case diagram ini dapat diketahui proses yang terjadi pada sistem aplikasi QR Code. Kompenenkompenen yang terdapat pada use case diagram terdiri dari: 1. Actor: pengguna software aplikasi, dalam hal ini bias berupa manusia, hadware, atau sistem informasi yang lain. Actor dapat memasukkan informasi ke dalam sistem, menerima informasi dari sistem ataupun keduanya.

20 20 2. Use Case: perilaku atau apa yang dikerjakan oleh pengguna sistem aplikasi, termasuk interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut. Tabel 3.5 Daftar Aktor yang terlibat dalam sistem User Term Petugas Check In Deskripsi Suatu individual atau organisasi yang mempunyai peran untuk mengajukan data pemesanan tiket pesawat Suatu individual atau organisasi yang mempunyai peran serta tanggung jawab untuk melakukan scan dan validasi data pemesanan tiket pesawat. Aktor yang digunakan hanya dua yaitu user dan petugas check in yang menggunakan bagian terpisah dari aplikasi ini, yang pertama adalah user yang mengajukan data pemesanan tiket dan memasukannya kedalam sistem yang akan merubah menjadi simbol QR Code yang kemudian dikirimkan kepada user melalui . Aktor kedua adalah petugas check in yang dapat melakukan scan untuk validasi data pemesanan tiket ke dalam sistem, kemudian sistem akan menterjemahkan simbol QR Code atau dalam hal ini melakukan decoding dari gambar simbol QR Code yang dimiliki user dan mencocokan dengan yang ada di database. Diagram Use case dari aplikasi sistem pemesanan tiket pesawat memanfaatkan QR Code dapat dilhat pada gambar 3.13 berikut: Gambar 3.13 Diagram Use Case

21 21 Gambar diatas merupakan use case diagram dari aplikasi sistem pemesanan tiket pesawat memanfaatkan QR Code, sedangkan untuk deskripsi singkat dari masing-masing use case adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Deskripsi singkat masing-masing use case Aktor Use Case Deskripsi Input data Use case ini digunakan untuk proses pemesanan tiket menginputkan data pemesanan tiket User Petugas Check in System Terima QR Code Melalui Scan Image QR Code yang nantinya akan di encode. Use case ini digunakan untuk user menerima data pemesanan tiket dalam bentuk QR Code melalui . Use case ini digunakan untuk menangkap image QR Code menggunakan kamera digital dan nanti hasilnya digunakan untuk proses penerjemahan. Encode Use case ini digunakan untuk merubah data yang akan digunakan sebagai informasi data pemesanan tiket, mencocokan karakter dengan tipe data dan mengubah karakter-karakter tersebut menjadi QR Code. Decode Use case ini digunakan untuk menerjemahkan inputan citra QR Code sehingga mendapatkan data yang tersimpan dalam QR Code tersebut. Pengecekan Data Use case ini sistem akan mencari dan mencocokan kode pemesanan tiket pesawat pada dokumen file XML dan selanjutnya akan ditampilkan pada layar Analisis Activity Diagram Activity diagram adalah salah satu cara untuk memodelkan event-event yang terjadi dalam suatu use case. Secara esensial, activity diagram mirip dengan diagram alir (flowchart) karena memperlihatkan aliran kendali dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya (Nugroho, 2005:61). Berikut adalah activity diagram secara keseluruhan proses yang terjadi di dalam sistem online reservasi tiket pesawat:

22 Activity Diagram QR Code Encode Activity diagram QR Code Encode dimulai pada saat user mengetikan data-data yang akan dijadikan image dari QR Code kemudian menyimpannya. Setelah itu image QR Code akan dibaca menggunakan kamera yang terintegrasi pada mobile phone dengan menggunakan aplikasi QR Code Reader. Activity diagram QR Code Encode seperti pada gambar Gambar 3.14 Activity diagram QR Code Encode Activity Diagram QR Code Decode Activity diagram decode ini diawali dengan melakukan scan QR Code sehingga didapatkan sebuah simbol QR Code, kemudian sistem akan mengenali dan mengambil simbol data matrik QR Code. Dari simbol yang didapat, sistem

23 23 akan mengambil format informasi level koreksi kesalahan dan pola mask yang digunakan. Setelah pola mask didapat maka proses unmask pada data matrik QR Code yang dimiliki simbol. Kemudian sistem mengambil blok-blok data yang terdapat pada simbol yang selanjutnya melakukan proses koreksi kesalahan pada blok data. Setelah proses koreksi maka sistem melakukan penerjemahan blok-blok data yang didapat menjadi data teks. Setelah semua proses selesai maka akan ditampilkan isi dari QR Code. Activity diagram QR Code Encode Pengecekan data seperti pada gambar Gambar 3.15 Activity diagram QR Code Decode

24 Activity Diagram Pengecekan Data Activity diagram pada use case ini diawali dengan membaca data dan mengeceknya, kemudian sistem mencocokan data dengan list pemesanan tiket dalam bentuk dokumen XML. Jika data yang dicari cocok maka akan ditampilkan status kode pemesanan tiket valid, jika data yang dicari tidak cocok maka akan ditampilkan status kode pemesanan tiket tidak valid. Activity diagram Pengecekan data seperti pada gambar Gambar 3.16 Activity diagram Pengecekan Data Analisis Sequence Diagram Sequence Diagram adalah interaction diagram yang memperlihatkan event-event yang berurutan sepanjang berjalannya waktu (Nugroho, 2005:92). Cara membaca sequence diagram dimulai dari atas ke bawah. Masing-masing sequence diagram akan menggambarkan aliran-aliran pada suatu use case. Pada

25 25 sistem online reservasi tiket pesawat menggunakan QR Code ini terdapat tiga buah sequence diagram, antara lain: Sequence Diagram Decode Gambar 3.17 Sequence diagram decode Sequence Diagram Encode Gambar 3.18 Sequence diagram encode

26 Sequence Diagram Pengecekan Data Gambar 3.19 Sequence diagram pengecekan data Analisis Class Diagram Class diagram adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Class diagram memberikan gambaran / diagram statis tentang sistem perangkat lunak dan relasi-relasi yang ada di dalamnya (Nugroho, 2005:110). Dalam class diagram diperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan mengenai tiap-tiap kelas. Class diagram dari sistem online reservasi tiket pesawat menggunakan QR Code seperti pada gambar 3.20.

27 27 Gambar 3.20 Class diagram Pengecekan Data Rancangan Basis Data Perancangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembuatan basis data. Permasalahan yang dihadapi pada waktu perancangan yaitu bagaimana basis data yang akan dibangun ini dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan perancangan basis data baik secara fisik maupun secara konseptualnya. Perancangan konseptual akan menunjukkan entity dan relasinya berdasarkan proses yang diinginkan oleh organisasinya. Untuk menentukan entity dan relasinya perlu dilakukan analisis data tentang informasi yang ada dalam spesifikasi di masa yang akan datang. Perancangan data dilakukan untuk mendesain dan merencanakan data-data apa yang nantinya akan digunakan dan diolah dalam proses QR Code berserta tipe dan panjang dari masing-masing data tersebut.

28 Perancangan Data Input Data input adalah data data yang dimasukkan untuk kemudian diproses. Berikut adalah perancangan data input yang nantinya akan digunakan dalam aplikasi sistem pemesanan tiket pesawat. Tabel 3.7 Kamus Data Tabel Pengguna Nama Field Tipe Data Deskripsi Id_Pengguna*(PK) NVarchar(50) ID pengenal user Kata_Sandi Varchar(50) Kata sandi user untuk login aplikasi Nama_Pengguna Varchar(100) Nama lengkap user Tanggal_Lahir Datetime Tanggal lahir user Jenis_Kelamin Varchar(50) Jenis kelamin user Alamat Varchar(50) Alamat lengkap tempat tinggal user Kota Varchar(50) Kota tempat tinggal user Kode_Pos Varchar(15) Kode pos tempat tinggal user Negara Varchar(50) Negara asal user Kebangsaan Varchar(50) Kebangsaan dari user Nomor_Identitas Varchar(50) Nomor Identitas KTP/SIM dari user Nomor_Ponsel Varchar(50) Nomor ponsel dari user Tanggal_Daftar Datetime Tanggal daftar ke aplikasi Tabel 3.8 Kamus Data Tabel Master Kota Nama Field Tipe Data Deskripsi Id_Kota*(PK) Integer ID Kota yang terdaftar Nama_Kota Varchar(50) Nama Kota yang terdaftar Nama_Negara Varchar(50) Nama Negara yang terdaftar Tabel 3.9 Kamus Data Tabel Master Roles Nama Field Tipe Data Deskripsi Id_Roles*(PK) Integer ID Roles yang terdaftar Nama_Roles Varchar(50) Nama Roles yang terdaftar Status_Aktif Bit Status dari roles Tabel 3.10 Kamus Data Tabel Master RolesUser Nama Field Tipe Data Deskripsi Id_RolesUser*(PK) Integer ID Roles User yang terdaftar Id_Pengguna(FK) Varchar(50) ID Pengguna yang terdaftar Id_Roles(FK) Integer ID Roles yang terdaftar

29 Perancangan Data Proses Data proses adalah data input yang masih menjalani pengolahan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Berikut adalah perancangan data proses yang nantinya akan digunakan dalam aplikasi sistem pemesanan tiket pesawat. Tabel 3.11 Kamus Data Tabel Pemesanan Tiket Nama Field Tipe Data Deskripsi ID_Pemesanan_Tiket*(PK) Integer ID Tabel pemesanan tiket Kode_Pemesanan_Tiket(FK) NVarchar(Max) Kode dari pemesanan tiket Id_Pengguna (FK) Varchar(50) Id pengguna Negara_Asal Varchar(50) Nama Negara keberangkatan Kota_Asal Varchar(50) Nama Kota keberangkatan Negara_Tujuan Varchar(50) Nama Negara tujuan Kota_Tujuan Varchar(50) Nama Kota tujuan Tanggal_Keberangkatan Datetime Tanggal Keberangkatan Jam_Keberangkatan Varchar(50) Jam Keberangkatan QR_Code Gambar QR Code Varbinary(Max) hasil encode Perancangan Data Proses Data output adalah data jadi yang telah selesai mengalami proses pengolahan. Berikut adalah perancangan data ouput yang dihasilkan dari aplikasi sistem pemesanan tiket pesawat. 4 Tabel 3.12 Perancangan Data Ouput Nama Data Tipe Data Deskripsi Kode_Pemesanan_Tiket NVarchar(Max) Kode dari pemesanan tiket Nama_Pengguna Varchar(50) Nama pengguna Negara_Asal Varchar(50) Nama Negara keberangkatan Kota_Asal Varchar(50) Nama Kota keberangkatan Negara_Tujuan Varchar(50) Nama Negara tujuan Kota_Tujuan Varchar(50) Nama kota tujuan Tanggal_Keberangkatan Datetime Tanggal keberangkatan Jam_Keberangkatan Varchar(50) Jam Keberangkatan

30 30 Tabel 3.11 Perancangan Data Ouput (lanjutan) Nama Data Tipe Data Deskripsi QR_Code Gambar QR Code hasil Varbinary encode Rancangan Antar Muka Dalam mendesain sebuah sistem, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah rancangan tersebut harus dapat memudahkan user dalam menggunakan sistem aplikasi yang dibuat. Sehingga perlu diperhatikan dalam mengatur letak tombol, kolom teks, menu ataupun komponen visual lain sehingga tidak membingungkan user dalam pemakaian aplikasi tersebut. Berikut adalah rancangan antarmuka dari aplikasi sistem pemesanan tiket pesawat Rancangan Form Input Pendaftaran User Form input pendaftaran user adalah interface untuk input data detail user yang nantinya berguna sebagai akses login ke aplikasi dan melakukan pemesanan tiket. Tampilan dari form tersebut dapat dilihat pada gambar 3.21 dibawah ini.

31 31 Gambar 3.21 Tampilan interface input pendaftaran Berikut ini adalah penjelasan dari isi dan control yang ada pada form input pendaftaran tersebut: a. Pada bagian User ID user harus memasukan alamat yang valid dan pada Kata Sandi harus terdiri dari setidaknya satu angka dan satu huruf, minimal 8 karakter dan maksimal 16 karakter, yang nantinya akan digunakan untuk akses aplikasi dan mengirimkan data pemesanan tiket melalui . b. Pada bagian Nama Lengkap, Tanggal Lahir dan Jenis Kelamin adalah field untuk data pribadi user. c. Pada bagian Alamat, Kota, Kode Pos, Negara, Kebangsaan dan Nomor ponsel adalah field untuk data tempat tinggal user dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

32 32 d. Tombol save untuk mengakhiri proses pendaftaran user dan menyimpan ke database, sedangkan tombol cancel untuk membatalkan proses pendaftaran user Rancangan Form Input Pemesanan Tiket Form input pemesanan tiket adalah interface untuk mengetik data detail pemesanan tiket. Tampilan dari form tersebut dapat dilihat pada gambar 3.22 dibawah ini. Gambar 3.22 Tampilan interface input pemesanan tiket Berikut ini adalah penjelasan dari isi dan control yang ada pada form input pemesanan tiket tersebut: a. Pada bagian Negara Asal Keberangkatan dan Kota Keberangkatan adalah field yang dapat dipilih negara asal dan kota keberangkatan untuk rencana perjalanan. b. Pada bagian Negara Tujuan dan Kota Tujuan adalah field yang dapat dipilih untuk data negara dan kota tujuan perjalanan.

33 33 c. Pada bagian Tanggal Keberangkatan dan Jam Keberangkatan adalah field yang dapat dipilih untuk Tanggal dan Jam perjalanan. d. Tombol submit untuk mengakhiri proses pemesanan tiket, merubah kedalam bentuk QR Code, menyimpan ke database lalu di generate ke dalam dokumen XML dan mengirimkan data pemesanan tiket kepada user, sedangkan tombol cancel untuk membatalkan proses pemesanan tiket Rancangan Form Scan QR Code Tiket Form Scan QR Code Tiket adalah interface untuk scan dan pengecekan data pemesanan tiket. Tampilan dari form tersebut dapat dilihat pada gambar 3.23 dibawah ini. Gambar 3.23 Tampilan interface scan QR Code tiket

34 34 Berikut ini adalah penjelasan dari isi dan control yang ada pada form scan QR Code tiket tersebut: a. Pada bagian Image Scan Area adalah bagian kamera untuk menangkap gambar QR Code dan melakukan decode. b. Pada bagian output Kode Tiket adalah field untuk menampilkan kode tiket yang sudah dipesan oleh user. c. Pada bagian Status Validasi Pemesanan Tiket adalah field untuk menampilkan status validasi dan kecocokan data tiket dengan yang ada di server. d. Tombol Cek Status untuk melakukan proses validasi dan kecocokan data tiket dengan yang ada di server.

Implementasi QRCode pada Resep Dokter

Implementasi QRCode pada Resep Dokter Implementasi QRCode pada Resep Dokter Nur Ani 1, Rolies Deby 2, Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana 1 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QR CODE PADA SISTEM ONLINE RESERVASI TIKET PESAWAT RIKY SAPTARIA BUDIMAN SAMBAS

IMPLEMENTASI QR CODE PADA SISTEM ONLINE RESERVASI TIKET PESAWAT RIKY SAPTARIA BUDIMAN SAMBAS IMPLEMENTASI QR CODE PADA SISTEM ONLINE RESERVASI TIKET PESAWAT RIKY SAPTARIA BUDIMAN SAMBAS 41507110043 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013 IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode (kode batang). Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store sudah menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pesan terkadang mengandung sebuah informasi yang sangat penting yang harus dijaga kerahasiaannya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

REALISASI APLIKASI PEMINDAI DAN PEMBANGKIT QUICK RESPONSE CODE (QR CODE) PADA SMARTPHONE ANDROID ABSTRAK

REALISASI APLIKASI PEMINDAI DAN PEMBANGKIT QUICK RESPONSE CODE (QR CODE) PADA SMARTPHONE ANDROID ABSTRAK REALISASI APLIKASI PEMINDAI DAN PEMBANGKIT QUICK RESPONSE CODE (QR CODE) PADA SMARTPHONE ANDROID Bobby Adhitya Nugraha 0822053 Email: bobbyadhitya@rocketmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Dalam tahap ini membahas tentang perancangan aplikasi yang penulis rencanakan, yaitu sebuah aplikasi yang bertujuan memberikan layanan absensi Sekolah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis sistem dan perancangan yang akan digunakan dalam pengembangan aplikasi integrasi antara Kriptografi menggunakan algoritma RSA dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan sistem Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa tahapan untuk membuat sebuah aplikasi mulai dari alur aplikasi, perancangan antar muka, perancangan arsitektural,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Struktur Organisasi Toko UKM Retal didirikan oleh pemilik toko dimana dalam opreasional toko tersebut menggunakan 2 atau lebih karyawan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 46 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan Batalion Barbershop adalah salah satu usaha jasa perawatan rambut yang berada di Jakarta Selatan. Batalion Barbershop merupakan usaha yang

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Obejek Penelitian 3.1.1 Sejarah Agen Agen AHS Sabna merupakan tempat untuk melakukan isi ulang air mineral resmi dari brand aqua, selain galon AHS Sabna juga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Selama ini proses pembayaran tiket konser dilakukan dengan scan dengan menggunakan barcode hal tersebut akan memakan waktu yang cukup lama karena

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Pada bab tiga ini akan dilakukan analisis terhadap landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

Sistem Pengamanan Keaslian Ijasah Menggunakan QR-Code dan Algoritma Base64

Sistem Pengamanan Keaslian Ijasah Menggunakan QR-Code dan Algoritma Base64 JUSI Vol. 1, No. 2 ISSN 2087-8737 September 2011 Sistem Pengamanan Keaslian Ijasah Menggunakan QR-Code dan Algoritma Base64 * Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ahmad Dahlan Jalan Prof. Dr. Soepomo,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Handphone merupakan salah satu teknologi yang sangat diminati masyarakat dalam membantu pekerjaan, pendidikan yang memberikan informasi secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan pada sebuah program aplikasi On- Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam

Lebih terperinci

21

21 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah salah satu bagian inti dari penelitian ini. Sebelum perancangan dilakukan, proses analisa harus sudah selesai dilakukan terlebih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Keylogger merupakan aplikasi yang digunakan untuk merekam segala aktifitas pada komputer yang berhubungan dengan fungsi keyboard, metode string matching

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masih banyaknya sebagian dari siswa yang tidak lulus tiap tahunnya dikarenakan sebagian dari siswa masih belum paham dalam mengerjakan soalsoal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan analisis dan perancangan sistem dari aplikasi translator bahasa Indonesia Sunda, Sunda Indonesia berbasis mobile dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan gambaran suatu sistem yang saat ini sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada. Analisis

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. Gambar1 Usecase Diagram

BAB 4 PERANCANGAN. Gambar1 Usecase Diagram BAB 4 PERANCANGAN 2.1 Perancangan UML Pada perancangan sistem ini terdapat beberapa perancangan UML yang terdiri dari use case diagram, dan diagram activity yang akan menggambarkan tentang prosedur dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Masalah Mesin ATM (Automatic Teller Machine) merupakan fasilitas mesin dari bank berbasis komputer yang menyediakan tempat bagi nasabah dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Perancangan aplikasi kamus Bahasa Sunda berbasis Android dengan menggunakan bahasa pemrograman Java ini merupakan sistem yang mempermudah pengguna

Lebih terperinci

Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login :

Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login : Prosedur Penggunaan Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login : 1. Beranda untuk Umum Gambar 4.1 Beranda Untuk Umum Pada halaman ini, user dapat membaca pengumuman yang telah diterbitkan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran umum Sudin kominfotik Kota Administrasi Jakarta Barat Suku dinas komunikasi informatika dan statistik adalah suku dinas beroperasi di pemerintahan Kota

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Informasi lokasi rawan narkoba di kota Medan adalah menggambarkan lingkungan rawan narkoba yang harus dihindari oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem. 27 BAB III ANALISA DAN DESAIN Analisis sistem digunakan untuk melakukan penguraian terhadap suatu sistem informasi secara nyata yang bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap masalah yang mungkin

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Implementasi Sistem Teknik Web Scraping ini dibuat karena website seminar tidak menyediakan API untuk mengelola data atau content pada websitenya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas analisa dan perancangan sistem, penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman berbasis objek. Analisa sistem meliputi analisa kebutuhan fungsional,

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, bentuk dan media berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisa Sistem Dengan menggunakan Borland Delphi 7 aplikasi simulasi perangkat pembelajaran komunikasi data teknik pengkodean sinyal digital yang akan dibangun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pembahasan yang akan diuraikan dalam sub bab ini meliputi gambaran hasil rancangan yang menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari

Lebih terperinci

APLIKASI QRSCANNER DAN QR CODE GENERATOR

APLIKASI QRSCANNER DAN QR CODE GENERATOR APLIKASI QRSCANNER DAN QR CODE GENERATOR TUGAS AKHIR Oleh : Hendri Agustian 3310901006 Novianto Rachmadi 3310901021 Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan matakuliah Tugas Akhir PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Penelitian bertujuan untuk merancang sebuah sistem yang dapat melakukan Perancangan Aplikasi Keamanan Data Dengan Metode End Of File (EOF) dan Algoritma

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat aplikasi desktop berbasis komputer menggunakan bahasa pemrograman VB.NET yang diberi nama Aplikasi virtual

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pembuatan sistem manajemen peresensi siswa ini bertujuan untuk membantu proses manajemen presensi siswa di sekolah dengan memberikan informasi tentang presensi siswa kepada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Sub ini membahas pemesanan dan pelayanan untuk pelanggan yang tersedia di Salon Meylan. Banyak pengunjung yang datang untuk memesan rias atau perawatan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Identifikasi Masalah, (2) Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS Pada penulisan tugas akhir bertujuan untuk membangun sebuah aplikasi rekam medis berbasis website. Tahapan yang dilalui pertama kali dalam membangun aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Barcode adalah suatu representasi data ke dalam suatu citra (image) yang dapat dibaca oleh mesin, citra ini memiliki data-data tertentu mengenai suatu produk. Barcode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam membuat sebuah perangkat lunak. Pada tahapan ini dilakukan perancangan terhadap Aplikasi

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Umum Perangkat Lunak Sistem informasi kost di sekitar Universitas Sebelas Maret ini memberikan informasi tentang kost kepada mahasiswa Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Identifikasi Masalah 3 dimensi atau biasa disingkat 3D atau disebut ruang, adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Istilah ini biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu lebih mengenal tentang sistem yang sedang berjalan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi yang didapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Kondisi pengolahan data yang telah dijabarkan sebelumnya pada bab 1 (satu) memiliki keterkaitan terhadap permasalahan yang teridentifikasi. Yaitu permasalahan terkait desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan Lokasi yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Inisiasi dan Perencanaan Proyek Pada tahap perencanaan ini, penulis mempelajari permasalahan yang ada yaitu sistem manajemen perparkiran yang banyak berkembang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Analisis Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Tahap ini merupakan yang paling penting, karena kesalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisa Sistem merupakan bentuk kegiatan yang menjabarkan rencana sistem yang akan dibuat berdasarkan identifikasi kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan: Gambar 3.1 Tahap awal pengerjaan Gambar di atas adalah tahapan awal dalam pengerjaan pembuatan aplikasi SMS Kriptografi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Tahapan analisa masalah yang dimaksud merupakan masalah penerimaan siswa baru pada sekolah yang masih menggunakan cara manual. Dalam beberapa sekolah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Sekolah SMK-2 Bisnis Manajemen Medan Putri yang merupakan salah satu lembaga pendidikan, dalam pengolahan data absensi siswa/i

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem Dalam melakukan sebuah analisa sistem penulis melakukan wawancara ke salah satu objek yang diambil dalam sebuah penelitian untuk proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Penelitian bertujuan untuk merancang sebuah sistem yang dapat melakukan penyisipan sebuah pesan rahasia kedalam media citra digital dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 2. Analisa permasalahan dan perancangan sistem

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 2. Analisa permasalahan dan perancangan sistem BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam penyelesaian tugas akhir ini, mengikuti beberapa tahap SHPS yang terdiri atas: 1. Identifikasi masalah 2. Analisa permasalahan dan perancangan sistem 3. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Toko Buku Family merupakan sebuah toko yang menjual buku-buku

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Toko Buku Family merupakan sebuah toko yang menjual buku-buku BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Toko Buku Family merupakan sebuah toko yang menjual buku-buku pelajaran. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Analisis Sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1. Analisis Masalah Untuk membangun sebuah sistem diperlukan berbagai informasi yang sesuai dengan rumusan permasalahan, ide pokok pemecahan masalah

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 1.1 Analisis Sistem Sistem yang di buat pada studi tentang penyembunyian data kedalam media gambar ditunjukan sebagai berikut: 1.1.1 Kebutuhan Input Kebutuhan input pada sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem penjualan pada para penjual barang elektronik hanya dilakukan dengan menunggu konsumen untuk datang menyinggahi tokonya, kemudian konsumen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Kebutuhan manusia akan perangkat informasi dan komunikasi seakan menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Dengan banyaknya aplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada semester Genap Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada semester Genap Tahun Pelajaran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Program Studi Ilmu Komputer Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI PUBLIKASI DIGITAL 3.1 Analisa Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah Pada penulisan tugas akhir ini akan di analisa mengenai masalah dalam penggabungan video

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tanah dalam perspektif ekonomi merupakan suatu investasi yang mempunyai nilai tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tanah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dokumentasi merupakan suatu hal yang dibutuhkan manusia pada era globalisasi pada saat ini. Karena pentingnya suatu nilai dokumentasi membuat pengguna

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kemajuan cara berpikir manusia membuat masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat bantu penting dalam peradaban

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan Kampoeng Steak adalah salah satu brand kuliner yang tepat bagi masyarakat local yang ingin merasakan menu steak dengan konsep penyajian yang istimewa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat aplikasi mobile Pencarian Jadwal Bioskop Terbaik berbasis Android yang diberi nama Nondhi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Sistem Cara kerja sistem

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Sistem Cara kerja sistem 44 BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sistem Sistem yang dibuat yaitu suatu aplikasi bantu dalam mengupdate keberadaan barang client. Selain sistem tracing yang sudah tersentralisasi kelebihan lainnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 38 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Seperti langkah-langkah yang dilakukan pada salah satu model proses rekayasa perangkat lunak yaitu model waterfall, maka pada bab ini akan dibahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis yang Berjalan Analisis sistem merupakan proses memilah-milah suatu permasalahan menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk dipelajari guna mempermudah

Lebih terperinci

. BAB III PERANCANGAN SISTEM

. BAB III PERANCANGAN SISTEM . BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun sebuah aplikasi Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Client Server ini terdapat beberapa tahapan yang dilalui, antara lain : 1. Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI Pada bab analisa dan perancangan aplikasi, penulis akan menjelaskan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi, menerangkan fungsi dari elemen-elemen yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis tata letak les bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III. Analisa Dan Perancangan

BAB III. Analisa Dan Perancangan BAB III Analisa Dan Perancangan 3.1 Analisa Masalah 3.1.1 Analisa Kondisi Terkini Pada saat ini PT. XYZ belum memiliki sistem yang dapat menghitung jumlah pengunjung event yang berbasis web. Sehingga dalam

Lebih terperinci