BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI"

Transkripsi

1 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 AREA BERISIKO TINGGI DAN PERMASALAHAN UTAMANYA Peta area sanitasi beresiko Kota Cirebon dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1-4 dengan rincian sebagai-berikut : Skor 4 : Resiko Tinggi berwarna merah; Skor 3 : Resiko Sedang berwarna biru; Skor 2 : Resiko Menengah berwarna kuning; Skor 1 : Resiko Rendah berwarna hijau. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kota Cirebon telah ditetapkan oleh kelompok kerja sanitasi setelah membandingkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi anggota Pokja Sanitasi serta melakukan serangkaian observasi atau kunjungan lapangan diseluruh kelurahan. Hasil kesepakatan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1., menetapkan 3 kelurahan yang mempunyai resiko tinggi. Kelurahan-kelurahan tersebut adalah: Kelurahan Lemahwungkuk, Kelurahan Panjunan dan Kelurahan Argasunya. Area beresiko sedang terdapat di wilayah Kelurahan Kasepuhan dan Kelurahan Kalijaga. Area beresiko menengah terjadi di Kelurahan Kesenden, Kelurahan Kebon Baru, Kelurahan Sukapura, Kelurahan Pekalipan, Kelurahan Jagasatru, Kelurahan Pegambiran, Kelurahan Kesambi, Kelurahan Drajat, Kelurahan Pekiringan, Kelurahan Karyamulya, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Kecapi dan Kelurahan Larangan. Sedangkan area beresiko dengan tingkat rendah terdapat pada Kelurahan Kejaksan, Kelurahan Pekalangan, Kelurahan Pulasaren dan Kelurahan Sunyaragi. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 1

2 Kecamatan/ Kelurahan Tabel 5.1. PEMBOBOTAN AREA BERESIKO KOTA CIREBON Skor berdasarkan persepsi SKPD Skor berdasarkan data sekunder Skor berdasarkan data EHRA Skor yang disepakati Skor berdasarkan kunjungan lapangan Kejaksan Kejaksan ,3 1 1 Kesenden Kebon Baru ,6 2 2 Sukapura ,6 2 2 Pekalipan Pekalipan Pekalangan ,3 1 1 Pulasaren ,3 1 1 Jagasatru Lemahwungkuk Lemahwungkuk Panjunan Kasepuhan ,3 3 3 Pegambiran Kesambi Kesambi ,6 2 2 Drajat ,6 2 2 Pekiringan ,6 2 2 Sunyaragi ,3 1 1 Karyamulya Harjamukti Harjamukti Kalijaga ,3 3 3 Argasunya ,3 4 4 Kecapi ,6 2 2 Larangan ,6 2 2 BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 2

3 Gambar 5.1 PETA AREA BERESIKO KOTA CIREBON BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 3

4 5.2 Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas Masyarakat merupakan komponen dalam suatu komunitas dan mempunyai posisi penting dalam pengelolaan sanitasi. Berkaitan dengan hal tersebut perlu ditingkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat yang ditandai dengan penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan sehat. Salah satu upayanya adalah memberdayakan individu dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif. Dengan demikian untuk menunjang tujuan di atas, Dinas Kesehatan memiliki beberapa program diantaranya sebagai berikut : 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, diantaranya adalah Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) dan penyelenggaraan penyehatan lingkungan. 2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 2.1. Penyehatan lingkungan 2.2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 2.3. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 3.1. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 3.2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 3.3. Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 3.4. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan 4. Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan penyuluhan sosialisasi lingkungan sehat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat, pada tahun 2008 telah dilaksanakan di 11 lokasi dan pada tahun 2009 dilaksanakan di 22 lokasi di Kota Cirebon. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 4

5 Tabel 5.2 Pelaksanaan Penyuluhan Sosialisasi Lingkungan Sehat Tahun 2008 No Lokasi Hari / Tanggal Darma Wanita Disperindag Kota Cirebon Pondok Pesantren Madinatunnajah Pondok Pesantren Ulumudin Pondok Pesantren Darul Masholeh Pondok Pesantren Siti Fatimah Pondok Pesantren Istiqomah Pondok Pesantren Manarussalam Pondok Pesantren Benda kiayi Miftah Pondok Pesantren Jagasatru Pondok Pesantren Az-Ziyadah Pondok Pesantren Tuhfaturrogibin Rabu / 14 Mei 2008 Rabu / 18 Juni 2008 Kamis / 19 Juni 2008 Rabu / 25 Juni 2008 Senin / 30 Juni 2008 Selasa / 1 Juli 2008 Senin / 18 September 2008 Rabu / 29 Oktober 2008 Jum at / 21 Nopember 2008 Senin / 24 Nopember 2008 Minggu / 30 Nopember 2008 Tabel 5.3 Pelaksanaan Penyuluhan Sosialisasi Lingkungan Sehat Tahun 2009 No Tanggal Pelaksanaan Kelurahan Lokasi Pelaksanaan Sasaran 1 05-Okt-09 Kesenden Baperkam RW 10 Samadikun Selatan Masyarakat RW Okt-09 Kebon Baru Baperkam RW 06 Tanda Barat Masyarakat RW Okt-09 Kejaksan Baperkam RW 05 Masyarakat RW Mei-09 Sukapura Baperkam RW 07 Masyarakat RW Okt-09 Drajat Baperkam RW 01 Masyarakat RW Okt-09 Karyamulya UPTD Puskesmas Majasem Masyarakat RW Okt-09 Kesambi Baperkam RW 03 Sigendeng Masyarakat RW Okt-09 Pekiringan Ruang Pertemuan Pusk. Gunung Sari Masyarakat RW Okt-09 Sunyaragi Baperkam RW 06 Karang Jalak Masyarakat RW Okt-09 Jagasatru Baperkam RW 09 Karang Anyar Masyarakat RW Okt-09 Pulasaren Baperkam RW 06 Pulobaru Utara Masyarakat RW Jul-09 Pekalangan Baperkam RW 05 Pekalangan Selatan Masyarakat RW Okt-09 Pekalipan Ruang Pertemuan Pusk. Astanagarib Masyarakat RW Okt-09 Kesepuhan Ruang Pertemuan Pusk. Kesunean Masyarakat RW Mei-09 Lemahwungkuk Ruang Pertemuan Pusk. Cangkol Masyarakat BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 5

6 No Tanggal Pelaksanaan Kelurahan Lokasi Pelaksanaan Sasaran Okt-09 Panjunan Ruang Pertemuan Pusk. Pesisir Masyarakat RW Jun-09 Pegambiran Baperkam RW 03 Karangdawa Barat Masyarakat RW Okt-09 Argasunya Baperkam RW 06 Kedung Krisik Selatan Masyarakat RW Okt-09 Harjamukti Baperkam RW 09 Katiasa Masyarakat RW Okt-09 Kalijaga Baperkam RW 03 Masyarakat RW Okt-09 Kecapi Baperkam RW 15 Galungan Asih Masyarakat RW Jun-09 Larangan Baperkam RW 08 Merbabu Asih Masyarakat RW 08 Program pengembangan lingkungan sehat dari Dinas Kesehatan mempunyai tujuan memberdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan untuk menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan masalahmasalah lingkungan. Pada tahun 2008 sasaran diarahkan kepada : 1. Perbaikan Sarsandas Tempat-tempat Umum : a. Masjid Jami Al-Lijamutaqwa Kelurahan Argasunya b. Masjid Baiturahman Kelurahan Kalijaga Dengan kegiatan pembangunan dan perbaikan tempat wudlu dan MCK. 2. Perbaikan Sarsandas Perumahan bagi rumah penderita penyakit berbasis lingkungan sebanyak 20 rumah di Kelurahan Kesenden. Dengan kegiatan pembangunan jamban dan septik tank, perbaikan ventilasi dan pencahayaan, pembangunan septik tank dan plesterisasi Selain program-program di atas, dilakukan juga inspeksi sarana sanitasi dasar perumahan dengan hasil sebagai berikut : BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 6

7 JUMLAH KK DIPERIKSA JUMLAH KK MEMILIKI JUMLAH SEHAT % KK MEMILIKI % SEHAT Tabel 5.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN JAMBAN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK Kejaksan 2,993 2,920 2,920 2, Jl.Kembang 3,658 3,658 3,575 3, Nelayan 1,932 1,883 1,883 1, Pamitran 2,348 2,348 2,130 1, KEC.KEJAKSAN 10,931 10,809 10,508 9, Kesambi 2,492 2,492 2,492 2, Gunung Sari 2,676 2,676 2,676 2, Sunyaragi 2,643 2,643 2,636 2, Majasem 5,194 5,194 5,132 5, Drajat 3,985 3,985 3,985 2, KEC.KESAMBI 16,990 16,990 16,921 15, Jagasatru 4,627 4,627 4,599 3, Astanagarib 1,670 1,670 1,559 1, Pekalangan 1,508 1,508 1,388 1, KEC.PEKALIPAN 7,805 7,805 7,546 6, Kesunean 2,958 2,285 2,285 1, Pegambiran 4,269 4,269 3,509 2, Pesisir 2,529 1,861 1,744 1, Cangkol 2,187 2,187 1,599 1, KEC.LEMAH WUNGKUK 11,943 10,602 9,137 7, Kalitanjung 4,565 4,565 4,380 4, Larangan 5,153 5,153 5,058 5, Perumnas Utara 3,719 3,719 3,708 3, Sitopeng 3,407 3,407 2,182 2, Kalijaga 6,782 6,782 6,326 6, KEC.HARJA MUKTI 23,626 23,626 21,654 21, JUMLAH KOTA ,295 69,832 65,766 61, CIREBON ,023 65,254 63,229 59, ,023 67,030 63,229 60, Sumber: Bidang pengendalian masalah penyakit, DINKES BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 7

8 JUMLAH KK DIPERIKSA JUMLAH KK MEMILIKI JUMLAH SEHAT % KK MEMILIKI % SEHAT Tabel 5.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN (LANJUTAN) TEMPAT SAMPAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK Kejaksan 2,993 2,772 2,772 2, Jl.Kembang 3,658 3,658 3,658 3, Nelayan 1,932 1,883 1,883 1, Pamitran 2,348 2,348 2,348 2, KEC.KEJAKSAN 10,931 10,661 10,661 9, Kesambi 2,492 2,492 2,492 2, Gunung Sari 2,676 2,676 2,676 2, Sunyaragi 2,643 2,643 2,591 1, Majasem 5,194 5,194 5,194 5, Drajat 3,985 3,985 3,985 2, KEC.KESAMBI 16,990 16,990 16,938 14, Jagasatru 4,627 4,627 4,254 3, Astanagarib 1,670 1,209 1, Pekalangan 1,508 1,508 1, KEC.PEKALIPAN 7,805 7,344 6,580 5, Kesunean 2,958 2,285 2,285 1, Pegambiran 4,269 4,269 3,700 2, Pesisir 2,529 1,861 1,327 1, Cangkol 2,187 2,187 1,599 1, KEC.LEMAH WUNGKUK 11,943 10,602 8,911 7, Kalitanjung 4,565 4,565 4,565 4, Larangan 5,153 5,153 5,153 4, Perumnas Utara 3,719 3,719 3,719 3, Sitopeng 3,407 3, Kalijaga 6,782 6,782 6,265 6, KEC.HARJA MUKTI 23,626 23,626 20,492 19, JUMLAH KOTA ,295 69,223 63,582 55, CIREBON ,023 67,068 61,049 47, ,023 67,068 61,049 47, Sumber: Bidang pengendalian masalah penyakit, DINKES BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 8

9 JUMLAH KK DIPERIKSA JUMLAH KK MEMILIKI JUMLAH SEHAT % KK MEMILIKI % SEHAT Tabel 5.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN (LANJUTAN) PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK Kejaksan 2,993 2,986 2,986 2, Jl.Kembang 3,658 3,658 3,575 3, Nelayan 1,932 1,883 1,883 1, Pamitran 2,348 2,348 2,204 2, KEC.KEJAKSAN 10,931 10,875 10,648 9, Kesambi 2,492 2,492 2,492 2, Gunung Sari 2,676 2,676 2,162 1, Sunyaragi 2,643 2,643 2,643 1, Majasem 5,194 5,194 5,194 5, Drajat 3,985 3,985 3,985 2, KEC.KESAMBI 16,990 16,990 16,476 13, Jagasatru 4,627 4,627 4,627 3, Astanagarib 1,670 1,670 1,670 1, Pekalangan 1,508 1,508 1,508 1, KEC.PEKALIPAN 7,805 7,805 7,805 6, Kesunean 2,958 2,285 2,285 1, Pegambiran 4,269 4,269 3,059 2, Pesisir 2,529 1,861 1,519 1, Cangkol 2,187 2,187 1, KEC.LEMAH WUNGKUK 11,943 10,602 8,458 6, Kalitanjung 4,565 4,565 4,565 4, Larangan 5,153 5,153 5,061 5, Perumnas Utara 3,719 3,719 3,719 3, Sitopeng 3,407 3, Kalijaga 6,782 6,782 6,782 6, KEC.HARJA MUKTI 23,626 23,626 20,917 20, JUMLAH KOTA ,295 69,898 64,304 57, CIREBON ,023 22,922 65,705 19, ,023 67,934 65,705 60, Sumber: Bidang pengendalian masalah penyakit, DINKES BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 9

10 Selain Dinas Kesehatan, PKK juga mempunyai Program-program layanan yang berkaitan dengan sanitasi berbasis masyarakat di antaranya : 1. Penyuluhan tentang rumah layak huni dengan azas Tri Bina 2. Penyuluhan rumah sehat dan lingkungan sehat 3. Mengikuti sosialisasi tentang pembuatan biopori dan kompos 4. Program kelestarian lingkungan hidup Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan yang diadakan melalui forumforum rutin seperti posyandu dan pertemuan lainnya dengan materi : a. Menanamkan kesadaran tentang kebersihan dan pengelolaan jamban keluarga, MCK, SPAL b. Perlindungan mata air dari pencemaran c. Pembuangan dan pengelolaan sampah d. Pemakaian air bersih e. Perilaku hidup bersih dan sehat f. Pembuatan kompos dan biopori PKK memiliki kader-kader yang bergerak di bidang kesehatan, dimana fungsinya adalah menyampaikan materi penyuluhan mengenai lingkungan sehat kepada masyarakat. Tabel 5.5 Kader-kader PKK NO NAMA WILAYAH KESEHATAN JUMLAH KADER KESEHATAN POSYANDU GIZI KESLING PENYULUHAN NARKOBA LAIN- LAIN KEJAKSAN KESAMBI PEKALIPAN LEMAHWUNGKUK HARJAMUKTI JUMLAH Sumber : TP PKK Kota Cirebon BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 10

11 Kantor Lingkungan Hidup juga memiliki program pelatihan pengelolaan limbah padat domestik anorganik sebagai upaya mereduksi total timbulan sampah yang ada. Berdasarkan studi primer EHRA, berikut mengenai kebiasaan cuci tangan masyarakat terutama pada 5 waktu kritis, dengan sampel 40 responden tiap kelurahan. Desa/Kelurahan Tabel 5.6 DATA EHRA MENGENAI KEBIASAAN CUCI TANGAN MASYARAKAT CTPS sesudah BAB CTPS sebelum menyuapi anak CTPS sebelum menyiapkan makanan CTPS sebelum makan CTPS setelah menceboki anak Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Kejaksan Kesenden Kebon Baru Sukapura Pekiringan Kesambi Sunyaragi Karyamulya Drajat Jagasatru Pulasaren Pekalipan Pekalangan Kesepuhan Lemahwungkuk Panjunan Pegambiran Harjamukti Larangan Kecapi Argasunya Kalijaga TOTAL CTPS : Cuci Tangan Pakai sabun 5.3 Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi Studi media merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja sanitasi Kota Cirebon dalam rangka melengkapi data untuk buku putih. Buku Putih Sanitasi Kota Cirebon yang merupakan rangkuman kondisi eksisting kota diharapkan dapat menyediakan semua informasi mengenai kota termasuk mengenai media yang terdapat di kota termasuk di dalamnya preferensi media masyarakat. Studi media dilakukan dengan tujuan: BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 11

12 1. Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah kota dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk di sini adalah media yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan pembelajarannya 2. Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu sanitasi yang akan diangkat oleh pemkot dan ISSDP dan peluang-peluang kerjasama dengan media massa 3. Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya 4. Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatan-kegiatan kemasayarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi Adapun hasil dari studi ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu bahan untuk menyusun strategi kampanye kepedulian sanitasi. 2. Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi. 3. Media belajar bersama, khususnya bagi pokja sanitasi untuk kegiatan sejenis di masa mendatang. Selain itu manfaat lain dari studi ini adalah terinformasikannya program pembangunan sanitasi kota, ISSDP dan pokja sanitasi kota kepada nara sumber yang diwawancarai (instansi pemerintah dan media massa) Mengingat studi media memerlukan update sebelum kampanye dilakukan, metode yang digunakan adalah metode pemantauan cepat (rapid appraisal methods). Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainnya mengenai media komunikasi. Metode yang dipergunakan meliputi: 1. Wawancara informan kunci (key informant interview). Wawancara ini terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 12

13 2. Pengamatan langsung (direct observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap media komunikasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai sumber-sumber informasi yang tersedia, kegiatan program pemasaran sosial yang sedang dan telah berlangsung, pemanfaatan media formal dan informal, kerjasama dengan media massa dll. 3. Survey kecil (mini-survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara orang). Narasumber menggunakan random sampling yaitu sampel acak. Di Kota Cirebon, sampel merupakan penduduk di semua kelurahan (22 kelurahan) yang terpilih secara random. Adapun informasi yang ingin diketahui dari survey ini adalah: 1. Isu-isu yang menarik bagi masyarakat miskin 2. Preferensi media massa sehari-hari, frekuensi terpaan dan waktu 3. Kegiatan kemasyarakatan sehubungan dengan sanitasi yang ada di lingkungan Berikut hasil pemetaan yang dilakukan oleh pokja A. Hasil Pengumpulan Data dari OPD Pengumpulan data dari OPD dilakukan dengan mewawancarai narasumber di masing-masing OPD yang berhubungan dengan sanitasi. Adapun pertanyaan yang diajukan pada narasumber yaitu: 1. Apa saja kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran social lainnya yang pernah dilakukan? 2. Isu apa saja yang diangkat? 3. Siapa khalayak sasaran yang dituju? 4. Media apa saja yang digunakan? (media massa, luar ruang, alternatif) 5. Kalau media massa lokal yang digunakan, media massa yang mana saja yang diajak kerjasama? Dan bagaimana bentuk kerjasamanya? 6. Apa yang menarik yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan-kegiatan OPD/Dinas Hasil Pemetaan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Tupoksi Utama adalah untuk mengkoordinasikan merumuskan sasaran, mengarahkan, membina, mengendalikan, mengerahkan penyelenggaraan BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 13

14 urusan pemerintah daerah dalam menyusun melaksanakan kebijakan daerah bidang pmberdayaan masyarakat dan kelurahan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang KB dan KS berdasarkan kebijakan Walikota atau sekda serta tugas pembantuan yang ditugaska Pemerintah kepada Pemerintah Kota. Kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan adalah Sosial UU Pencegahan Kekerasan dalam rumah tangga, Sosialisasi UU tentang perlindungan anak dan sosialisasi bantuan permodalan bagi KUBE. Isu yang diangkat diantaranya kekerasan terhadap perempuan dan anak, trafficking (perdagangan manusia), Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Khalayak Sasaran yang dituju adalah masyarakat secara luas di setiap kelurajan yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh wanita, pengurus LPM, RW dan RT. Media yang digunakan yaitu media sendiri berupa bahan-bahan sosialisasi dalam bentuk powerpoint. Hal yang menarik yang bisa menjadi pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran social yang pernah dilakukan adalah masyarakat bertambah informasi tentang program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, administrasi kelurahan, penguatan kelembagaan, KB dan KS Besarnya anggaran sosialisasi dan komunikasi kegiatan (sanitasi) adalah variatif. OPD/Dinas Hasil Pemetaan Kantor Lingkungan Hidup Tupoksi utama adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Fungsinya adalah : - Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 14

15 - Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan lingkup bidang lingkungan hidup - Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan adalah sosialisasi global warming (pemilahan sampah, pengolahan sampah, biopori, penanaman pohon dan penghijauan. Isu yang diangkat yaitu pemanasan global dan pengelolaan sampah perkotaan Khalayak sasaran yang dituju adalah seluruh stakeholder Media yang digunakan yaitu media sendiri seperti standing banner, poster, leaflet, spanduk dan media massa berupa koran. Media massa lokal yang digunakan adalah Radar Cirebon dan Kabar Cirebon sedangkan bentuk kerjasama berupa pemberitaan Hal yang menarik yang bisa menjadi pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran social yang pernah dilakukan adalah antusias masyarakat terhadap upaya perbaikan sanitasi dalam pengelolaan lingkungan sangat tinggi tetapi implementasinya belum sesuai harapan. Besarnya anggaran sosialisasi dan komunikasi kegiatan (sanitasi) berupa pengadaan alat komposter sebesar Rp ,-, pengadaan alat biopori dan sosialisasi pembuatan lubang resapan biopori sebesar Rp ,- dan pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik sebesar Rp ,-. OPD/Dinas Hasil Pemetaan Dinas Kesehatan Dinas kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Bidang pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan, pengawasan dan registrasi BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 15

16 makanan minuman produksi rumah tangga, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dibidang penyehatan lingkungan. Kegiatan komunikasinya menggunakan media penyuluhan, sosialisasi, survey dan pemetaan. Bekerjasama dengan PKK. Alat yang dipakai adalah leaflet dan hand out yang disebar di penyuluhan dan sosialisasi, poster, spanduk, materi dalam bentuk presentasi, radio spot, dialog interaktif di radio lokal. Mempunyai hubungan baik dengan media massa lokal. Wartawan seringkali datang ke kantor untuk menanyakan isu terbaru ataupun mencari tahu lebih dalam tentang isu yang sedang berkembang. Menggunakan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan sebagai media komunikasi. Alat bantu yang digunakan berupa fotokopi materi. Berdasarkan pengalaman, sosialisasi dengan menggunakan media LCD (ada bahan tayang) lebih menarik masyarakat dibandingkan sosialisasi biasa tanpa alat bantu. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber dari OPD/dinas dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Setiap OPD/dinas memiliki anggaran untuk melakukan kegiatan komunikasi (termasuk di dalamnya membuat materi komunikasi yang biasanya berbentuk leaflet, spanduk maupun spot di radio). Untuk produksi materi komukasi, OPD/dinas membuat sendiri dan juga bisa bekerja sama dengan kantor Infomas. 2. Semua OPD/dinas yang menjadi narasumber menggunakan media sosialisasi dan penyuluhan dalam mengkomunikasikan isu tertentu. Alat yang digunakan masih berupa leaflet, paparan presentasi dan copy hand out yang disebarkan saat sosialisasi. Belum maksimal dalam memanfaatkan media massa lokal seperti koran dan radio. 3. Isu yang diangkat oleh OPD/dinas tergantung dari tupoksi masing-masing. Untuk isu tertentu, beberapa OPD/dinas bersama-sama dalam pengerjaannya. 4. Tiap OPD/dinas cukup dekat dengan media massa lokal namun masih berdasar BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 16

17 B. Hasil pengumpulan data dari media massa lokal Di Cirebon cukup banyak media lokal baik media cetak maupun media elektronik. Berikut daftar media massa di Kota Cirebon. Tabel 5.7 RADIO FM DI KOTA CIREBON No Nama Radio Alamat 1 Radio Maritim Rassonia Jl. Raya Kesambi Kampung Melati 04 Cirebon 2 Radio Swara Prima Sonata Jl. Gunung Kelud Cirebon 3 Radio Kita Jl. Kartini Cirebon 4 Radio Is FM Jl. Ciremai Raya Cirebon 5 Radio Kisi FM Jl. Karang Jalak Cirebon 6 Radio MM Jl. Karang Jalak Cirebon 7 Radio Dairy Jl. Kesatria Kesambi Cirebon 8 Radio Cirebon FM Jl. Sliwangi Cirebon 9 Radio Nuansa FM Jl. Cipto Mangunkusumo Cirebon 10 Radio DB FM Jl. Cipto Mangunkusumo Cirebon 11 Radio Citra Jl. Perumnas Cirebon Tabel 5.8 HARIAN SURAT KABAR CIREBON No Nama Surat Kabar Alamat 1 Harian Radar Cirebon Jl. Perjuangan No. 9 Cirebon Telp / Harian Kabar Cirebon Jl. Kartini Cirebon Tabel 5.9 TELEVISI CIREBON No Nama Surat TV Alamat 1 Radar Cirebon TV Jl. Perjuangan No. 9 Cirebon Telp / Cirebon TV Jl. Pronggol Cirebon Untuk media massa lokal, wawancara dilakukan oleh pokja sanitasi. Ada 15 media massa lokal yang dikunjungi dan diwawancara yaitu 1 media cetak : Radar Cirebon, 3 radio yaitu: Radio Maritim Rassonia, Radio Cirebon FM dan Radio Swara Prima Sonata dan 1 televisi yaitu Radar Cirebon Televisi (RCTV). Penentuan media massa dilakukan oleh pokja. Selain untuk memperoleh data terbaru mengenai media massa bersangkutan, kunjungan ke media juga dimaksudkan untuk menjalin hubungan yang baik antara pokja dan media massa tersebut. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 17

18 C. Harian Radar Cirebon Kunjungan pertama dilakukan ke Radar Cirebon yang beralamat di Graha Pena Cirebon Jalan Perjuangan 9 Kota Cirebon, terbit perdana pada 20 Desember 1999 dikelola oleh manajemen professional dibawah naungan PT. Wahana Semesta Cirebon (Group Jawa Post). Manajemen ini telah terbukti berhasil mengelola lebih dari 120 perusahaan pers di seluruh Indonesia. Koran yang mempunyai slogan Harian Pertama dan Terutama di Pantura Jawa Barat ini tampil sebagai koran umum dan menampilkan berbagai informasi tentang kegiatan ekonomi dan bisnis, finansial, lokal maupun nasional. Sajian Radar Cirebon mengutamakan berita-berita lokal (65%) dan nasional (35%). Rubrikasinya antara lain: Cirebon metropolis, Kotabaru Cirebon, WTC dan WBC, Radar bisnis, Metro bisnis, Komunitas bisnis, Radar Sport, Politika, Wacana, Prootomi, Selebritis, Goyang Pantura, Budaya, Visite, Sosok, Wanita dan Keluarga, Komunitas Cirebon, Puber, Radar Yunior, Ecogreen, dll. Wilayah edar adalah Ciayumajakuning : Kota/Kabupaten Cirebon (40%), Indaramayu (27,9%), Kuningan (23%), Majalengka (9,1%) Adapun sasaran pembacanya adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 65% - wanita: 35% Usia pembaca: - di bawah 20th : 15% th: 16% th: 27% th: 30% - 50 th ke atas: 12% Pendidikan: - SMP: 5% - SLTA/sederajat: 45% - Akademi: 30% - Sarjana: 20% Pekerjaan: - Pelajar/mahasiswa: 7% BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 18

19 - Kary. swasta, pns: 18% - Pengusaha/wiraswasta: 45% - Ibu rumah tangga: 25% - lain-lain: 5% Pengeluaran per bulan: - di bawah Rp. 250rb: 10% - Rp.250rb Rp. 500rb: 17,9% - Rp. 500rb Rp. 750rb: 12,7% - Rp. 750rb Rp 1 juta: 19,3% - Rp 1 juta Rp 1,5 juta: 24,9% - Rp. 1,5 juta ke atas: 15% Koran ini belum memiliki rubrik khusus mengenai sanitasi namun sering mengangkat berita sehubungan dengan sanitasi di Cirebon termasuk didalamnya persampahan, banjir yang disebabkan oleh saluran drainase yang tidak berfungsi maksimal, air bersih dan lain lain. Tetapi beberapa edisi ini Radar Cirebon mempunyai Rubrik bernama Ecogreen yang berisi tentang lingkungan hidup. Berdasarkan pemantauan Radar Cirebon, cara yang paling cocok untuk berkomunikasi dengan masyarakat Cirebon adalah melalui kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan ini dapat berbentuk lomba ataupun event lainnya. Berdasarkan pengalaman dalam menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan, antusiasme masyarakat akan lebih tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan seperti lomba dibandingkan sosialisasi biasa dengan media pertemuan warga. Antusiasme masyarakat juga dapat diraih dengan cara memberikan stimulan berupa hadiah. E. Radio Maritim Rassonia Radio Maritim FM berdiri pada tahun 1965 sebagai penganggung jawab adalah Nisfu S dan Direkturnya bernama Ismir OS, SE. Radio yang beralamat di Jalan Raya Kesambi Kampung Melati No. 04 Cirebon berada pada frekuensi MHz dengan radius pancar ± 100 Km dan radius jangkauan Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka, Brebes dan Sumedang Timur. Dengan jam siar yang cukup panjang yaitu dari pukul sampai BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 19

20 Maritim FM membidik kalangan professional muda. Maritim FM mempunyai format siaran yaitu berita yang up to date, konseptual dari sudut pandang jurnalistik, mencari mengolah lalu menyebar luaskan informasi yang layak kepada publik dan sprit edukasi, sebuah program yang kami bangun untuk saling berbagi informasi dan pemikiran, berbagai persoalan serta solusinya. Isu yang dibawakan disesuaikan dengan keadaan Cirebon pada saat tersebut. Respon pendengar cukup bagus untuk acara sosialisasi namun peningkatan yang signifikan akan terjadi ketika ada stimulan berupa hadiah bagi penanya. Waktu sosialisasi disesuaikan dengan karakterisik pendengar. Umumnya di pagi hari ibu-ibu lebih banyak, siang menjelang sore bapak-bapak yang lebih banyak. setelah jam 3 sore lebih banyak anak muda. untuk itu waktu yang paling tepat untuk acara sosialisasi adalah antara jam sore. Radio Maritim FM pernah menjalin kerjasama dengan OPD Dinas Kesehatan dan BKKBN Propinsi Jawa Barat. Jenis-jenis informasi / acara di Radio Maritim Fm antara lain Berita 25%, Pendidikan 10%, Entertainment 50% dan Commercial 15%. Adapun sasaran pendengar adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 50% - wanita: 50% Usia pembaca: - di bawah 20th : 35% th: 35% th: 25% th: 5% - 50 th ke atas: 0% Pendidikan: - SMP: 35% - SLTA/sederajat: 23% - Akademi: 29% - Sarjana: 13% BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 20

21 F. Radio Cirebon FM Radio Labamba dikelola oleh PT Radio Swara Cirebon yang berlamat di Jalan Siliwangi Gang Kramat IV No. 134 Cirebon berdiri semenjak tahun 2001 oleh Biem T Benjamin. Radio Cirebon FM merupakan radio yang berbahasa pengantar bahasa Cirebon karena mempunyai konsep mengangkat Cirebon dimata masyarakat Cirebon. Radio Cirebon FM sangat peduli dengan perkembangan dan pembangunan di Kota Cirebon sehingga konsep dari acaranya sangat berorientasi kepada perkembangan Kota Cirebon. Adapun jenis-jenis informasi/acara di Radio Cirebon FM antara lain : Intip Cirebon, Dedomelan, Sintren, Srengongo Sore, Kanoman, Midang dan Kasepuhan. Sasaran pendengar Radio Cirebon FM : Jenis kelamin: - pria: 45% - wanita: 55% Usia pembaca: - di bawah 20th : 30% th: 35% th: 20% th: 5% - 50 th ke atas: 10% Pendidikan: - SD : 5% - SMP: 15% - SLTA/sederajat: 25% - Akademi: 25% - Sarjana: 25% F. Radio Swara Prima Sonata Radio Swara Prima Sonata berdiri pada tahun 1968 sebagai pengelola adalah H. Dasuki. Radio yang beralamat di Jalan Gunung Salak II No. 111 Cirebon. Radio Swara Prima Sonata belum pernah menjalin kerjasama dengan OPD. Jenis-jenis informasi / acara di Radio Swara Prima Sonata antara lain Hiburan dan Informasi 80% dan Lain-lain 20%. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 21

22 Adapun sasaran pendengar adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 43% - wanita: 57% Usia pembaca: - di bawah 20th : 19% th: 43% th: 31% th: 4% - 50 th ke atas: 3% Pendidikan: - SD :34% - SMP: 26% - SLTA/sederajat: 33% - Akademi: 4% - Sarjana: 3% G. Radar Cirebon TV Radar Cirebon Televisi (RCTV) yang beralamat di Garaha Pena Radar Cirebon Jalan Perjuangan No. 9 Cirebon berdiri pada tanggal 1 September 2008 yang dikelola oleh PT. Wahana Televisi Cirebon. RCTV berada pada 25 UHF dengan cakupan area Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indramayu, Brebes, Tegal dan Pemalang. Jumlah penonton RCTV diperkirakan sebanyak 2 juta orang (20 dari jumlah penduduk) dengan waktu siaran dari jam wib sampai dengan jam wib atau selama 15 jam. Jenis-jenis informasi/acara RCTV antara lain : Berita (30%), Hiburan (40%), Religius (10%) dan Talkshow (20%). Adapun sasaran pendengar adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 45% - wanita: 55% Usia pembaca: - di bawah 20th : 10% BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 22

23 th: 25% th: 50% th keatas: 15% Pendidikan: - SD :5% - SMP: 15% - SLTA/sederajat: 30% - Akademi/Sarjana: 45% 5.4 Keterlibatan Sektor Swasta Dalam Layanan Sanitasi Di Kota Cirebon, inisiatif pihak swasta dalam persampahan sudah bermunculan dengan sendirinya karena mereka melihat adanya peluang bisnis. Mereka mengumpulkan sampah non organik baik yang bersumber dari rumah tangga maupun dari fasilitas umum dan kawasan bisnis (hotel, restoran dan sebagainya) yang memiliki nilai jual. Sejauh ini belum ada interaksi formal antara Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan para pelaku bisnis terkait pengelolaan sampah tersebut. Sektor swasta yang terlibat dari usaha pendaur ulangan sampah adalah : 1. Peran Pengusaha Daur Ulang Sampah Organik Pihak swasta yang berbadan usaha dan terlibat dalam usaha pendaur ulangan sampah yaitu PT KPM (Khatulitiswa Putra Mandiri) yang dalam proses pembuatannya bekerja sama dengan PT SAI (Sarana Argo Internusa) dengan produksi berupa pupuk organik berbentuk granule dengan komposisi bahan terdiri dari kompos 30% dan sisanya menggunakan campuran dari kotoran hewan (kohe), kotoran ayam (Koyam), bahan kapur (Kaptain) dan ampas tebu (blotong putih) setelah itu dilakukan proses pencampuran sampai dengan jadi produk dibutuhkan waktu proses 40 hari dengan total produksi sebesar 500 ton/bulan dengan nama produk Elang Biru yang dalam pendistribusiannya bekerjasama dengan Petro Kimia Gresik, PT Shang Hyang Sri. Perjanjian kerjasama antara pemerintah Kota Cirebon dengan PT Khatulistiwa Putra Mandiri tercantum dalam Nota Kerjasama Nomor : 137.1/Perj.11- DKP/2007 ; 18/KPM/IX/2007 tentang Kerjasama Pemberdayaan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Pabrik Kompos Pemerintah Kota Cirebon pada tanggal 5 September Perjanjian kerjasama antara PT Khatulistiwa BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 23

24 Putra Mandiri dengan PT Sarana Agro Internusa tercantum dalam Nota Kerjasama Nomor : 21.1/Perj.01/2008 tentang Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Organik di TPA Kopiluhur Cirebon pada tanggal 15 November Adapun data umum perusahaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.10 DATA UMUM PERUSAHAAN DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK 1. Bidang Usaha Pengolah kompos menjadi POG 2. Nama Perusahaan (bila berbadan hukum) PT. Khatulistiwa Putra Mandiri 3. Nama Penanggung Jawab / Direktur Ir. Rahmanizan Saputra 4. Alamat Jl. Pramuka No.10 Argasunya Kota Cirebon 5. Telepon - 6. Mulai menjalankan usaha Jumlah Personel 24 a. Tenaga langsung 4 b. Tenaga tidak langsung Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Pengolahan Kompos di TPA Kopi Luhur menjadi Pupuk Organik Granul 2. Peran Pengusaha Penampung dari jenis sampah anorganic (Pengepul) dan Pengusaha Produksi Daur Ulang Barang Bekas Keterlibatan sektor swasta dalam proses pendaur ulangan hanya sebatas pengepul dari bahan sampah yang diterima dari pemulung yang sebagian besar berada di TPA Kopi Luhur dengan total jumlah pemulung sekitar 157 orang yang kemudian dikirim ke tempat daur ulang, proses pengumpulan barang terdiri dari sampah non organik, adapun beberapa pengusaha daur ulang yang berhasil diidentifikasi dan diwawancarai adalah sebagai berikut: a. Nama pengusaha pengepul Bapak Jasana, alamat kegiatan Desa Banjar Wangunan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, dengan modal investasi awal pada tahun 1998 sebesar Rp ,- dan nilai kekayaan perusahaan hingga tahun 2009 mencapai sekitar Rp ,-untuk informasi mengenai data umum perusahaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 24

25 Tabel 5.11 DATA UMUM PENGEPUL 1) Bidang Usaha Pengepul Limbah Plastik 2) Nama Perusahaan (bila berbadan - hukum) 3) Nama Penanggung Jawab / Jasana Direktur 4) Alamat Banjar Wangunan Rt 02 RW 04 Kec. Mundu 5) Telepon - 6) Mulai menjalankan usaha ) Jumlah Personel 8 a. Tenaga langsung - b. Tenaga tidak langsung 8 8) Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Pengepul Limbah Plastik (kresek) dari pemulung Adapun untuk jenis barang bekas yang ditampung serta volume rata-rata dari masing-masing jenis barang bekas yang dikumpulkan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.12 JENIS BARANG BEKAS YANG DITAMPUNG No Jenis Barang Bekas Volume rata-rata per Harga Beli per minggu (kg) minggu (Rp/kg) Harga Jual (Rp/Kg) 1 Plastik kresek Karung PE dan PP Kota tujuan penjualan barang di Kota Surabaya, sedangkan kendala dalam mengembangkan usaha adalah modal usaha dan pemasaran/ harga yang tidak stabil. b. Nama pengusaha pengepul Bapak Pili, alamat kegiatan Perumahan Gerbang Permai Kabupaten Cirebon, usaha berdiri sejak tahun 2000, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 10 orang, untuk jenis dan volume barang rongsok yang ditampung seperti dapat terlihat pada tabel di bawah ini: BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 25

26 Tabel 5.13 JENIS BARANG RONGSOK YANG DITAMPUNG No Jenis Barang Bekas Volume rata-rata per Harga Beli per minggu (kg) minggu (Rp/kg) Harga Jual (Rp/Kg) 1 Kertas Beling Kaleng , c. Nama pengusaha pengepul Bapak Udini, alamat kegiatan Kopi Luhur Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, usaha berdiri sejak tahun 2002 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak tujuh orang, untuk jenis dan volume barang rongsok yang ditampung seperti dapat terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.14 JENIS BARANG BEKAS YANG DITAMPUNG No Jenis Barang Bekas Volume rata-rata per Harga Beli per minggu (kg) minggu (Rp/kg) Harga Jual (Rp/Kg) 1 Botol/ Cup Air Kemasan , Botol Bekas Shampo 500 2, Emberan , Sektor lembaga pendidikan yang berupaya dalam proses daur ulang sampah yang berhasil diwawancarai adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri Delapan (SMPN 8) sebagai pelopor Sekolah Berbasis Lingkungan, pihak sekolah memasukan kegiatan ini dalam bentuk muatan lokal yakni mata pelajaran lingkungan hidup (PLH) yang anggotanya terdiri dari seluruh siswa yang ada di SMPN 8 Kota Cirebon, yaitu sekitar 805 siswa. Setelah SMPN 8 mendapat gelar sekolah asri di tahun 2005 dan sekolah berbasis lingkungan (SBL) di tahun 2006 sampai dengan 2008, sampai pada akhirnya mendapat gelar Sekolah Adiwiyata di tahun Kondisi lingkungannya terlihat sangat asri karena banyak di tanami dengan tumbuh-tumbuhan dan ditambah lagi dengan adanya hutan sekolah yang ditanami pohon-pohon dengan model tumpang sari. Terkait dengan proses pendaur ulangan sampah, sekolah ini telah memiliki alat komposting yang bertujuan untuk mengolah sampah yang berasal dari organik dalam bentuk produk berupa pupuk kompos tanaman yang dilakukan proses produksi 2 minggu sekali dengan bahan baku sampah organik yang dihasilkan sebanyak 100 kg/minggu dan menghasilkan 50 kg/minggu pupuk kompos BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 26

27 tanaman. Selain mengolah dari sampah organik, sekolah ini juga mengolah bahan an organik menjadi kerajinan tangan berupa taplak meja, tatakan gelas, tas, gantungan kunci, patung miniatur dan lain-lain. Dengan demikian hasil produksi dari kreatifitas siswa tersebut sering diikutsertakan dalam acara pameran dan dijual yang uangnya digunakan untuk biaya proses selanjutnya, karena Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang dalam hal ini Dinas Pendidikan tidak mengalokasikan anggaran yang menunjang proses pendaur ulangan tersebut. Dengan demikian SMPN 8 mampu mereduksi jumlah timbulan sampah di TPS karena secara keseluruhan karena semua jenis sampah yang dihasilkan dapat sepenuhnya termanfaatkan, sehingga sekolah ini mendapat julukan sebagai sekolah pelopor untuk kategori sekolah berbasisi lingkungan. Gambar 5.2 HASIL DAUR ULANG SAMPAH 3. Peran Pengusaha Pelaksana Reuse, Reduce dan Recycle (3R) Keterlibatan pihak swasta selain mendaur ulang limbah padat atau sampah, ada beberapa perusahaan yang melakukan pengolahan reuse, reduce dan recycle (3R) air limbah dan komposting, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 27

28 Tabel 5.15 DAFTAR PERUSAHAAN PENGOLAHAN LINGKUNGAN HIDUP (REUSE, REDUCE DAN RECYCLE) NO PERUSAHAAN ALAMAT DOKUMEN YANG KETERANGAN DIMILIKI (AMDAL/UKL/UPL) 1 PT.ARIDA Jl.Dukuh Duwur UKL-UPL Reuse dan Recycle air Limbah untuk produksi 2 PT.INDONESIA POWER Jl.Brigjen H.R UKL-UPL Komposting Dharsono,Bypass 4. Pengusaha Sedot Tanki Septic Sistem penanganan limbah cair di Kota Cirebon menggunakan sistem on site dan sistem offsite adapun penanganan pengelolaannya dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum dan pihak swata. Pengelolaan oleh pihak perorangan yang menggunakan sistem on site yakni menggunakan jasa mobil sedot tinja yang dalam hal ini sektor swasta tidak berbadan usaha yang terlibat dan ada di Kota Cirebon hanya baru ada satu dengan jumlah armada yang dimiliki tiga buah unit untuk satu unit kendaraa terdiri dari 3 orang personil dengan kapasitas angkut mobil 3m 3 untuk tiap unitnya, dengan ketentuan biaya sebesar Rp ,-/m 3. Order yang diterima untuk setiap harinya sekitar 10 rit atau apabila dikalikan dengan satu unit mobil dengan kapasitas 3m 3 setara dengan 30m 3 limbah cair yang bisa diangkut mobil sedot tinja untuk dibuang ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang awalnya dibuang ke IPAL kesenden yang terletak di Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan namun karena suatu hal sehingga pada saat ini dibuang ke IPAL Ade Irma yang tepatnya terletak di Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk, namun terkadang adanya sektor usaha lain yang terlibat (sektor pertanian, peternakan ikan) yang mau memanfaatkan limbah sedot tinja sebagai pupuk tanaman ataupun makanan ikan, karena belum ada pihak swasta yang secara resmi mau mengolah dan memanfaatkan pembuangan limbah tinja. Total keuntungan yang didapat setelah dikurangi dengan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar 50% dari total pendapatan kotor, selain jasa BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 28

29 penyedotan tinja usaha lain yang terkait dalam bentuk pembuatan septic tank dan perbaikan saluran yang menuju septic tank. Untuk informasi data umum mengenai profil pengusaha sedot tinja dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.16 PROFIL PENGUSAHA SEDOT TINJA 1) Bidang Usaha Usaha Sedot Limbah Tinja 2) Nama Perusahaan (bila berbadan hukum) GSP 3) Nama Penanggung Jawab / Direktur Dadang Suryadarma 4) Alamat Jl. Mahoni F 37 Kosambi Cirebon 5) Telepon / ) Mulai menjalankan usaha ) Jumlah Personel 11 orang a. Tenaga langsung 9 orang b. Tenaga tidak langsung 2 orang 8) Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Usaha Sedot LImbah tinja Beberapa BUMN juga telah memberikan bantuan melalui CSR di antaranya ada yang diperuntukkan bidang sanitasi, seperti PT PELINDO II memberikan bantuan untuk pembuatan TPS Harjamukti, daftar BUMN yang memberikan bantuan melalui CSR dapat dilihat pada tabel berikut. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 29

30 Tabel 5.17 REKAPITULASI PROGRAM DANA CSR DARI BUMN UNTUK KOTA CIREBON TAHUN 2009 NO BUMN PROGRAM TELAH DILAKSANAKAN RENCANA CSR TAHUN 2009 JUMLAH DANA CSR KETERANGAN TAHUN LALU TAHUN BANK JABAR BANTEN program CSR tidak ditentukan namun disesuaikan disesuaikan berdasarkan usulan atau Rp. 0 Rp berdasarkan usulan atau disesuaikan berdasarkan usulan atau kebutuhan daerah kebutuhan daerah kebutuhan daerah 2 PT KERETA API Rp Rp. 0 telah disalurkan 3 PT BAT INDONESIA Tbk 1. Pelayanan Kesehatan a. Bantuan Posyandu 4 posyandu di kelurahan Lemahwungkuk dan Pegambiran tahun 2007 dilaksanakan setiap bulan sekali sejak tahun 2007 b. Bantuan Pengobatan Gratis orang setiap 2 (dua) kali dalam setahun c. Donor Darah tahun 2007 dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali sejak tahun Pendidikan a. Pelatihan Guru kerjasama dengan Universitas Swadaya Gunung Jati tahun 2007, untuk meningkatkan kualitas guru di sekitar pabrik BAT : SMP 13, 14, 15 dan 16 b. Guru favorit dikirim untuk studi perbandingan 3. Tempat umum dan Pelayanan Lainnya a. Perbaikan Taman Kebumen tahun b. Papan pemberitahuan berkendaraan c. Menanam 1000 pohon Kesenden awal Desember tahun 2008 d. Sosialisasi Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan 4 BANK INDONESIA 1. Pemberian bantuan langsung (CSR Philantrophy) Bantuan sumbangan banjir, kegiatan sosial dan keagamaan di wilayah Kab/Kota Cirebon Pemberian sumbangan buku kepada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Karya Mulya Nelayan dan SD Sukasari Cirebon 2. Pelaksanaan CSR tahun 2009 lebih diarahkan pada bantuan pendidikan dan pengembangan Pemberian sumbangan buku untuk SMA Negeri 8 5 PT PELINDO II Pemberian bantuan langsung (CSR Philantrophy) Pemberian bantuan untuk pembuatan TPS Harjamukti Pemberian Bantuan untuk penataan penerangan jalan umum di Wilayah Pantau 6 BTN SYARIAH Pemberian bantuan langsung (CSR Philantrophy) Pemberian Bantuan untuk pembuatan Sarana Olahraga Bantuan pendidikan dan pengembangan UMKM Rp Rp. 0 Rp Rp. 0 Rp. 0 Rp Rp. 0 Rp Telah dilaksanakan melalui DKP Kota Cirebon Rp. 0 Rp Telah dilaksanakan melalui Dinas Perhubungan Kota Cirebon Rp. 0 Rp Telah dilaksanakan melalui Kecamatan Lemahwungkuk BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 30

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON I. PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Tabel 5.1 Area Beresiko Kabupaten Madiun Penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Madiun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015

PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015 NO SKPD PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015 BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL) BELANJA LANGSUNG (BL) TOTAL PROSENTASE ANGGARAN REALISASI

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan. Pelabuhan Perikanan. Perdagangan Jasa. Zone Perdagangan dan Jasa. Zone Permukiman. Zone Pertanian Campuran

FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan. Pelabuhan Perikanan. Perdagangan Jasa. Zone Perdagangan dan Jasa. Zone Permukiman. Zone Pertanian Campuran No. BWK / LUAS 1 BWK I Luas =346 ha LINGKUP ADMINISTRASI Kec. Kejaksan - Kel Kesenden - Kel Kebon Baru Kec. Lemahwungkuk - Kel. Lemahwungkuk - Kel. Panjunan - Kel. Kesepuhan - Kel. Pegambiran FUNGSI Zone

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR : 8 TAHUN 2001 NOMOR : 8 TAHUN 2001

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR : 8 TAHUN 2001 NOMOR : 8 TAHUN 2001 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR : 8 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR : 6 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 05 TAHUN

Lebih terperinci

5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya

5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya 5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya Penentuan area beresiko sanitasi di Kabupaten Gunungkidul berdasarkan hasil penilaian data sekunder, Persepsi SKPD dan Studi EHRA. No Kecamatan Tabel

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

5.1. Area Beresiko Sanitasi

5.1. Area Beresiko Sanitasi 5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN 5.1 STRATEGI SEKTOR DAN ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Madiun Tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1 Enabling and Sustainibility Aspect 3.1.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1 ENABLING AND SUSTAINABILITY ASPECT Aspek-aspek non teknis yang menunjang keberlanjutan program dimaksudkan dalam bagian ini adalah isu-isu

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB V AREA BERESIKO SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut tetapi juga menimbulkan dampak

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Bab ini merupakan milistone keempat penyusunan Buku Putih Sanitasi yang sangat penting bagi Kabupaten karena akan menetapkan prioritas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO Bertempat di Ruang Puri Manggala Bakti Kantor Pemerintah Kota Probolinggo pada hari Selasa, 30 Nopember 2010 telah diselenggarakan

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN - 2014 D I S U S U N Kelompok Kerja

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana 5.1. Area Berisiko Sanitasi Pemetaan Kelurahan dan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1 BAB 5: Hal 5-5. AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi EHRA dan persepsi SKPD terkait

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 30,5 % menjadi

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI. 5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI. 5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya Area berisiko sanitasi yaitu daerah yang terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN I DOKUMENTASI SURVEI LAPANGAN DAN PROSES RAPID RURAL APPRAISAL (RRA) Gambar 1. Mengurus Perijinan, Membangun Komunikasi, Serta Melakukan Wawancara dengan Tokoh-Tokoh Masyarakat

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG (POKJA SANITASI 2010)

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG (POKJA SANITASI 2010) 5.1 AREA BERESIKO TINGGI DAN PERMASALAHAN UTAMA Pemetaan area beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi area berdasarkan resiko sanitasi. Dari semua wilayah (129 desa dan 19 kelurahan) di Kabupaten

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek Buang Air Besar Sembarangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Dalam bab ini akan dijelaskan strategi untuk melakukan pemantauan/ monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada pemantauan dan evaluasi Strategi Kabupaten Berskala Kota ()

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON 110 BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON Pada Bab ini dilakukan analisis data-data yang telah diperoleh. Untuk mempermudah proses analisis secara keseluruhan, dapat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0% Strategi Sanitasi Kota Kota Subulussalam BAB V STRATEGI MONEV Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis Tujuan: Tersedianya layn IPLT Data Dasar Sasaran Indikator Sumber Nilai & Tahun Adanya Masyarakat 0% EHRA

Lebih terperinci

Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar

Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober 2015 Jaringan Kerja Ecovillage Jabar OUTLINE APA ITU ECOVILLAGE PROSES DAN RESPON MASYARAKAT RENCANA

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN 4.1 Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian 4.1.1 Air limbah 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah 2. Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dari hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan

Lebih terperinci

Skor Bedasarakan Data sekunder

Skor Bedasarakan Data sekunder BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Kecamatan/kelurahan Skor Bedasarakan Persepsi SKPD Skor Bedasarakan Data sekunder Skor Bedasarakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO Dalam bab ini akan dirinci data terkait kondisi sanitasi saat ini yang dapat menggambarkan kondisi dan jumlah infrastruktur sanitasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil analisis tata kelola persampahan berkelanjutan di Kawasan Perkotaan Sumedang yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2004 NOMOR 35 TAHUN 2004

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2004 NOMOR 35 TAHUN 2004 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2004 NOMOR 35 TAHUN 2004 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS-DINAS DAERAH PADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR Ketentuan Lomba 1. Lomba terbuka bagi Rukun Tetangga dengan kriteria: a. Komplek perumahan b. Perumahan tidak teratur (Non- komplek perumahan) c. Permukiman

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Rencana kegiatan terkait pengelolaan Air Limbah di kota metro dalam lima tahun

Lebih terperinci

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Bab 5: Survey EHRA oleh Enumurator DInas 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi

Lebih terperinci

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING LATAR BELAKANG Permasalahan sanitasi di Kabupaten Mamasa merupakan masalah yang harus segera mendapatkan perhatian serius baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

Sub Sektor : Air Limbah

Sub Sektor : Air Limbah Sub Sektor : Air Limbah No. Faktor Internal % Skor 1.00 2.00 3.00 4.00 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) Adanya struktur organisasi kelembagaan pengelola limbah 1.1 domestik pada PU BMCK Memiliki Program kegiatan

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Proses monitoring dan evalu merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci