PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 i PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh : Dian Puspita Sari NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

2 ii

3 iii

4 iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian. Maju terus pantang mundur Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku & saudaraku yang telah memberikan semangat dalam hidupku orang-orang yang kusayangi yang membuat hidupku lebih berarti iv

5 v

6 vi ABSTRAK Penelitian tentang pengembangan konsep lensa cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar pada seorang siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan pemahaman seorang siswa pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar. Partisipan penelitian adalah seorang siswa yang semula dipilih secara acak. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pretes yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index) serta pencatatan perkembangan konsepsi siswa selama proses fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya jawab dan postes. Soal pretes dan postes berupa tes essay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep awal yang dimiliki siswa tentang Lensa Cembung masih kurang. Setelah melalui fasilitasi dan tanya jawab secara individual siswa dapat menjelaskan dan mengerjakan soal postes dengan baik sesuai dengan konsep yang benar. vi

7 vii ABSTRACT Research about development conception convex lens through guidance and discussion using picture on a child. The goals of the research were to find out understanding growth of a student conception convex lens through guidance and discussion using picture Partisipant of this research was a owning conception at most and most complex selected from 5 students which at random. This research has the character of descriptive and qualitative. Data in this research were collected through pretest provided with CRI (Certainty Of Response Index), student conception growth through fasilitasi in the form guidance and discussion using picture and post test. Pretest and post test are essay. Result of the research indicated that student pre-concepts student about Convex Lens were still less. After passing guidance and discussion using picture, student could explain and did pos test problem better as according to correct concepts. vii

8 viii viii

9 ix KATA PENGANTAR Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan penyertaan- Nya yang senantiasa baru setiap hari, sehingga penelitian dengan judul PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FPMIPA Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran. 2. Dosen-dosen Pendidikan Fisika, untuk ilmu yang telah diberikan kepada saya. 3. Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya menempuh pendidikan. 4. Bapak, Ibu, Adikku Aji, atas segala kasih sayang, kepercayaan, kesabaran dan dukungan dalam doa, semangat dan biaya sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini. 5. Mas Yoseph dan keluarga atas segala cinta, semangat, kesabaran, doa dan dukungannya. ix

10 x 6. Alphon, Cornel dan Dewi yang selalu memberi semangat pada akhir-akhir pengerjaan skripsi ini. 7. Lusia dan Ervan yang selalu SMS memberi dukungannya. 8. Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2002, yang telah bekerja sama dalam menempuh studi di Pendidikan Fisika. 9. Semua pihak yang belum dapat disebutkan. Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Yogyakarta, Penulis DIAN PUSPITA SARI x

11 xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v ABSTRAK... vi ABSTRAC... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 3 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 BAB II LANDASAN TEORI... 4 A. Konsep... 4 B. Pemahaman Konsep... 6 C. Miskonsepsi... 8 D. Materi yang terkait dengan penelitian xi

12 xii BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Partisipan C. Waktu dan Tempat Penelitian D. Metode Pengumpulan Data E. Metode Analisis Data F. Instrumen Penelitian G. Validitas Instrumen BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Pretes Postes xiii

14 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan yang pokok. Kegiatan belajar-mengajar melibatkan dua pihak yaitu guru sebagai fasilitator atau pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat bergantung pada interaksi antara keduannya. Dalam perkembangannya siswa mengalami perubahan dalam hal pemikiran. Pemikiran siswa sejak lahir sampai dewasa berbeda, semakin maju dan berkembang. Karena itu konsep yang akan disampaikan kepada siswa harus memperhatikan tingkat pemikirannya, dari materi yang mudah ke materi yang sulit. Pengetahuan yang dibentuk siswa adalah konstruksi siswa sendiri maka siswa harus dibantu agar aktif dalam mengolah, mendalami dan membangun pengetahuannya. Sebagai seorang pendidik kita perlu menciptakan suasana yang menantang siswa berfikir, merumuskan pikiran dan mengekspresikan apa yang diketahuinya. Menurut Euwe van de Berg, Inti pengetahuan fisika mencakup konsep-konsep. Tahap awal mempelajari fisika adalah memahami konsepkonsep dasar secara benar. Semenjak kecil siswa sudah memiliki pengetahuan awal sebelum mereka mengikuti pembelajaran formal di sekolah. Siswa yang 1

15 2 memasuki kelas sudah penuh dengan pra-konsepsi atau pra-anggapan dan terkadang konsep awal yang sudah mereka dapatkan di lingkungan tidak sesuai dengan konsep pengetahuan ilmiah. Sayangnya kebanyakan siswa secara konsisten mengembangkan konsep konsep yang telah mereka miliki tersebut terus menerus yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar fisika. Konsep atau gagasan gagasan yang didapatkan dari pengalaman akan sulit diperbaiki (Berg, 1991: 1) yang tentu saja hal ini dapat mengganggu proses pemahaman siswa. Untuk dapat mengubah miskonsepsi ini, pendidik perlu merancang suatu metode pendampingan yang bertujuan agar siswa dapat mengerti dan memahami konsep yang sebenarnya. Metode yang digunakan adalah pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan percobaan. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengerti kesalahan konsep yang mereka miliki dan bagaimana konsep yang benar. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri kesalahan konsep yang telah mereka miliki dan dapat menemukan sendiri pula konsep yang sebenarnya. Tugas pendidik di sini hanyalah mengarahkan dan menuntun siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memilih judul : PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR.

16 3 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan diungkap adalah apakah metode pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dapat meningkatkan pemahaman konsep Lensa Cembung pada seorang anak? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman seorang anak pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa, membantu terjadinya perubahan konsep dan membantu membangun pengetahuannya. 2. Bagi guru dan calon guru, dapat digunakan sebagai masukan untuk memahami perubahan konsep yang terjadi pada diri siswa 3. Bagi peneliti, sebagai acuan untuk merancang pembelajaran yang sesuai pada materi yang lain.

17 4 BAB II DASAR TEORI A. Konsep Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai berbagai macam konsep. Dalam proses pembelajaran sering kali diawali dengan konsep sebelum sampai pada penerapannya. Dalam proses pembelajaran fisika, guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai pokok bahasan yang sedang dipelajarinya. Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987: 234). Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Dalam pembelajaran fisika konsep dapat berupa obyek (benda), gejala, situasi (kondisi), sifat sifat, dan atribut dari suatu obyek (Euwe Van Den Berg, 1991: 8). Dalam penelitian Vygotsky (Suparno,1997: 52) konsep dibedakan dua macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh dari kehidupan sehari hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di sekolah. Kedua konsep itu saling berhubungan terus menerus. Yang dipelajari anak di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari hari atau sebaliknya. Konsep spontan didasarkan pada kejadian khusus dan tidak merupakan bagian yang bertalian secara logis dari suatu sistem pemikiran, sedangkan konsep ilmiah disajikan sebagai suatu bagian dari suatu sistem. 4

18 5 Dalam kehidupan sehari hari, dapat dijumpai berbagai macam konsep. Neil Bolton dalam Kartika Budi (1991: 39) mengklasifikasikan konsep ada tiga kelompok yaitu konsep fisis (physical concepts), konsep logika matematis (logico-mathematical concepts), dan konsep filosofis (philosophical concepts). Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada (1) obyek, (2) sifat yang menyatu (inherent) pada obyek, (3) proses yang terjadi pada obyek, dan (4) relasi antara konsep yang satu dengan yang lain. Konsep logika matematik adalah konsep tentang sesuatu di luar obyek, yaitu yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap suatu obyek seperti konsep asosiatif, komunikatif, distributif dan lain-lain, sedangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan sifat manusia disebut dengan konsep filosofis. Konsep fisis dapat dibedakan menjadi konsep obyek dan konsep proses (Kartika Budi, 1991: 40). Konsep obyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsep konkret dan konsep abstrak. Berikut beberapa contoh masingmasing konsep. Konsep obyek yang mengacu pada obyek obyek konkret misalnya magnet, lensa, mikroskop, zat cair, cahaya, muatan, dan garputala; sedangkan yang mengacu pada obyek-obyek yang abstrak misalnya suhu, tenaga, dan panas. Konsep yang mengacu pada sifat atau atribut yang menyatu dengan obyeknya misalnya: massa, panjang gelombang, dan berat. Setiap konsep memiliki ciri khas yang hanya dimiliki konsep tersebut dan tidak dimiliki oleh konsep lain. Dengan ciri yang dimilikinya konsep tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berhubungan. Hubungan-hubungan antar konsep tersebut dapat memberi arti, walau tidak semua konsep dapat

19 6 dilambangkan. Hubungan antara konsep-konsep yang saling berkaitan dalam sebuah jaringan disebut juga sebagai peta konsep. Dengan adanya peta konsep siswa akan lebih memahami sebuah konsep. Konsep yang sudah dikuasai dengan benar, akan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, tidak tertutup kemungkinan konsep yang telah dikuasai siswa tidak tepat atau salah, karena konsep awal siswa resisten terhadap perubahan. Hal ini terjadi karena siswa percaya bahwa pengertian awal mereka telah berjasa dalam memahami dunia ini. Karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru harus membantu siswa dalam mengembangkan perubahan konsep sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan benar. B. Pemahaman Konsep Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah usaha agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus membimbing dan menekankan siswa pada pemahaman tersebut. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab-akibat (Bloom dalam Suparno, 2001: 7). Memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari adalah salah satu hal penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Kartika Budi (1987: 233) pemahaman merupakan salah satu aspek kognitif dalam pelaksanaan pembelajaran di

20 7 sekolah. Aspek ini merupakan aspek yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena menjadi aspek yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan pembelajaran, pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang kita pelajari. Oleh karenanya belajar harus mengerti makna, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi permasalahan. Memahami adalah tujuan akhir dari belajar. Pemahaman bukan sekedar tahu tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan apa yang telah dipahami. Dengan demikian belajar akan bersifat mendasar. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang belajar di sekolah melupakan unsur pemahaman. Misalnya saja belajar di malam hari menjelang ujian pada keesokan harinya. Kegiatan belajar yang demikian cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang akan diujikan tetapi bila ditanyakan pada hari yang berbeda mereka akan lupa yang telah mereka pelajari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat. Untuk dapat mengetahui pemahaman siswa diperlukan indikatorindikator yang menunjukkan pemahaman tersebut (Kartika Budi, 1992: 114). Indikator tersebut adalah sebagai berikut. 1. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi dengan menggunakan kalimat sendiri. 2. Dapat menjelaskan makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain. 3. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum.

21 8 4. Dapat menerapkan konsep untuk : a. Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus. b. Memecahkan masalah fisik baik secara teoritis maupun praktis. c. Memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tersebut terpenuhi. 5. Dapat mempelajari konsep lain yang saling berkaitan dengan lebih cepat. 6. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan. 7. Dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan. Berdasarkan kriteria atau indikator indikator tersebut, seorang guru dapat mengetahui siswa dalam kegiatan pembelajaran fisika, apakah mengalami perubahan konsep baik yang memperluas konsep ataupun membetulkan konsep yang salah. Dengan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat konsep fisika dimengerti, mereka benar benar menguasai bidang fisika. C. Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada salah satu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.

22 9 Miskonsepsi pada siswa muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Suparno (1998: 95) memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Berg menekankan bahwa tidak semua konsep siswa yang berbeda dengan fisikawan dikatakan sebagai miskonsepsi, hanya konsep konsep yang bertentangan saja yang dikatakan sebagai miskonsepsi. Hal ini dikuatkan lagi oleh Brown dan Novak seperti dikutip Suparno (2005 : 4) yang menyatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu interpretasi konsep-konsep yang tidak sesuai dengan penelitian ilmiah yang sekarang diterima. Miskonsepsi yang banyak terjadi adalah salah pengertian siswa atau ketidaktepatan konsep awal siswa yang terus dibawa selama proses belajar mengajar. Miskonsepsi terjadi karena dalam kehidupan sehari hari konsep awal siswa dapat digunakan untuk memecahkan masalah sehari hari sehingga miskonsepsi akan sangat sulit dibenahi. Miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh kesalahan guru, buku teks, konteks dan metode pengajaran (Suparno, 2005 : 29). Miskonsepsi sebenarnya adalah hal yang wajar dalam proses pembentukan pengetahuan seorang yang sedang belajar. Bahkan dengan terjadinya miskonsepsi siswa akan dapat lebih memahami suatu konsep. Miskonsepsi tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi miskonsepsi dapat dikurangi dengan cara guru harus dapat

23 10 menimbulkan keraguan, konflik dan kebingungan akan konsep awal yang dimiliki siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan peristiwa peristiwa yang bertentangan dengan konsep awal siswa (Suparno, 2005: 7) D. Materi yang terkait dengan Penelitian Lensa cembung Lensa cembung adalah benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau atu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa merupakan bahan utama pada alat-alat optik. Contoh alat optik yang sering dipergunakan adalah kaca mata. Jadi kaca mata menggunakan lensa bukan kaca. Salah satu jenis lensa adalah lensa cembung yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari pada bagian tepinya dan bersifat mengumpulkan berkas sinar (konvergen). Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung ada 3 jenis, yaitu a. Lensa cembung-cembung atau lensa cembung dua atau lensa bikonveks b. Lensa cembung datar atau lensa plankonveks c. Lensa cembung cekung atau lensa konkaf konveks Akibat dari permukaan lensa yang melengkung, cahaya yang datang pada lensa cembung akan dibiaskan dengan arah tertentu. Pembiasan yang terjadi pada lensa mengikuti hukum pembiasan. Oleh karena kelengkungan pada lensa cembung, cahaya yang keluar dari lensa akan mendekati sumbu. Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya atau bersifat konvergen. Pada jarak

24 11 tertentu dari lensa akan dapat ditentukan satu titik di mana cahaya itu terkumpul, dan titik tersebut dinamakan titik api atau fokus lensa. Bila sebuah benda berada di depan lensa cembung, akan terbentuk bayangan. Bayangan dari sebuah benda diperoleh dari perpotongan sinar bias. Untuk mendapat bayangan dari sebuah benda, dapat digunakan sinar istimewa pada lensa cembung. Sinar-sinar istimewa lensa cembung 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F 2 ). 2. Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F 1 ) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

25 12 3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan. Berkas sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Bayangan adalah pada perpotongan sinar-sinar bias dan bayangannya bersifat nyata. Apabila perpotongan sinar-sinar bias terjadi di depan lensa atau bayangan terbentuk dari perpanjangan sinar-sinar bias, bayangan bersifat maya (semu). Bayangan maya ini selalu terbentuk di depan lensa. Perpanjangan sinar bias dan bayangan maya dilukiskan dengan garis putus putus. Beberapa contoh lukisan pembentukan bayangan pada lensa cembung ditunjukkan gambar berikut: 1. Benda terletak pada ruang I di depan lensa cembung, maka bayangan terbentuk di depan lensa dengan sifat maya, tegak, dan diperbesar. Bayangan Benda

26 13 2. Apabila benda berada di ruang II di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk di belakang lensa pada ruang III dengan sifat nyata, terbalik, dan diperbesar. benda bayangan 3. Apabila benda diletakkan pada ruang III di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk nyata, terbalik, diperkecil. benda bayangan

27 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan bersifat deskriptif kualitatif untuk memaparkan perkembangan konsepsi seorang siswa SMP pada pokok bahasan Lensa Cembung dan mengidentifikasi fasilitasinya yang sesuai. B. Partisipan Partisipan dari penelitian ini adalah seorang siswa SMP kelas IX yang dipilih dari 5 siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan komplek. Penentuannya didasarkan atas hasil tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index). C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu bulan Juni 2011 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Juni 2011 Tempat Rumah siswa ( Tangkisan Towangsan Gantiwarno Klaten ) 14

28 15 D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Pretes Dalam Penelitian ini peneliti mengambil 5 siswa yang dipilih secara acak. Kemudian diambil 1 siswa yang mempunyai miskonsepsi terbanyak dan terkompleks. Untuk itu digunakan pretes tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index). 2. Data Perkembangan konsepsi siswa melalui fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya Jawab. Fasilitasi dengan bantuan gambar diberikan sesuai dengan konsep lensa cembung sedangkan fasilitasi dalam bentuk tanya jawab bersifat fleksibel, sesuai dengan kebutuhan. 3. Data Postes Dalam Postes ini siswa diberi soal essay sebanyak 5 soal. Jawaban siswa digunakan untuk meyakinkan konsepsi akhir siswa setelah melalui tahap fasilitasi yang diberikan yang sebelumnya telah diketahui dari proses fasilitasi. Dengan demikian data postes hanya bersifat melengkapi data konsep akhir siswa yang telah diperoleh dalam proses fasilitasi.

29 16 E. Metode Analisis Data 1. Analisis Pretes Data pretes dianalalisis dari hasil pengerjaan soal siswa yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index). Skala 0-2 menunjukkan bahwa siswa menjawab soal dengan cara menerka, baik itu jawaban benar atau jawaban salah, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa. Skala 3-4 menunjukkan bahwa siswa tidak menerka dalam menjawab soal, melainkan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada jawaban yang dipilih. Jika jawaban siswa itu salah, ini menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan penerapan pengetahuan dalam menjawab soal yang dimiliki siswa menunjukkna indikasi adanya miskonsepsi. 2. Analisis Perkembangan konsep siswa melalui fasilitasi berupa Tanya jawab dan fasilitasi dalam bentuk gambar. Pada tahap ini dikelompokan sesuai dengan konsep yang terdapat dalam materi Lensa Cembung. Bagan fasilitasi sebagai berikut : Konsep Lensa Cembung Gambar Tanya jawab Hasil

30 17 3. Analisis Postes Setelah melalui beberapa fasilitasi yang sudah dilakukan, siswa mengerjakan postes yaitu tes akhir berupa soal essay sebanyak 5 soal untuk mengetahui pemahaman konsep Lensa Cembung dan melihat perkembangan siswa sebelum dan sesudah difasilitasi. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tertulis pretes dan postes, bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar. 1. Pretes Pretes diberikan kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep awal yang dimiliki setiap anak tentang lensa cembung. 2. Desain Fasilitasi Pengembangan Konsep Proses pembangunan konsep dapat diamati dari tanya jawab dengan bantuan gambar. Tanya jawab dilakukan oleh peneliti terhadap siswa yang diteliti saja yaitu satu siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan paling kompleks. 3. Postes. Instrumen ketiga yang digunakan untuk mengetahui konsep akhir siswa adalah dengan menggunakan tes pemahaman akhir siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa selama pembangunan konsep ini akan

31 18 tertuang dalam tes tersebut. Dalam tes ini siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari melalui Tanya jawab dan gambar. G. Validitas Instrumen Instrumen yang berupa pretes dan persiapan bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan postes tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrumen diuji melalui keandalan isi yaitu bentuk pertanyaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan apakah sesuai dengan konsep yang akan dibangun tentang lensa cembung. Berdasarkan kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan semua instrumen siap digunakan.

32 19 BAB IV DATA DAN ANALISIS 1. Hasil Pretes Data pretes diperoleh dari jawaban siswa setelah mengerjakan soal essay sebanyak 20 soal. Soal yang diberikan sesuai dengan konsep lensa Cembung. Ada beberapa soal yang telah dikerjakan yang menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan tersebut menunjukkan indikasi adanya miskonsepsi (soal no 8, 18, 19, 20). Soal No.8 Gambarkan bayangan yang terbentuk! Soal Jawaban + + 2F 1 F 1 F 2 2F 2 2F 1 F 1 F 2 2F 2 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

33 20 Partisipan menjawab soal tidak didasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung. Kemudian dilihat dari angka skala tingkat keyakinan jawaban skala 3 yang dilingkari menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Soal no.18 Apabila benda berada di atas sumbu utama. gambarkan bagaimana bayangan terbentuk? Soal Jawaban + + 2F 1 F 1 F 2 2F 2 2F 1 F 1 F 2 2F 2 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Sama seperti soal no.8, pada soal ini siswa menjawab pertanyaan tanpa di- dasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung tetapi siswa tersebut yakin benar dalam menjawab pertanyaan dilihat dari skala 3 yang dilingkari pada tingkat keyakinan jawaban. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.

34 21 Soal no.19 Apakah akan terbentuk bayangan pada layer dari lilin yang menyala?jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Akan terbentuk bayangan (benar) Alasan : karena cahaya lilin akan diteruskan oleh lensa kemudian akan tampak pada layar. Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Siswa hanya menjawab secara teoritis tanpa disertai dengan gambar yang mengatakan bahwa akan terbentuk bayangan. Skala tingkat keyakinan siswa yang dilingkari angka 4 menunjukkan bahwa partisipan mempunyai pengetahuan dalam menjawab soal, tidak menerka tetapi menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.

35 22 Soal no.20 a. Jika tidak terbentuk bayangan pada soal No. 19, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan! Jawaban : Mungkin lensa terhalang sesuatu. Alasan : karena jika lensa terhalang sesuatu maka cahaya dari lilin tidak dapat diteruskan. Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : b. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan! Jawaban : Sifat bayangan nyata. Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Siswa dalam menjawab pertanyaan tidak yakin karena menggunakan kata mungkin. Skala tingkat keyakinan jawaban siswa yang dilingkari angka 3 yang menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Banyak juga soal yang tidak dikerjakan karena tidak mengetahui jawabannya (soal no. 7, 11, 12, 13, 14, 16).

36 23 2. Hasil fasilitasi dengan bantuan gambar dan tanya jawab Dilihat dari hasil pretes yang sudah dikerjakan siswa, maka peneliti melakukan bimbingan secara individual melalui fasilitasi gambar dan tanya jawab. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 2.a. Bagian-Bagian Lensa. Pertanyaan : Liat gambar! Apa kamu mengetahui gambar di atas? Jawaban siswa : Iya.gambar lensa cembung Pertanyaan : Bagian lensa cembung, apakah kamu mengetahuinya? Jawaban siswa : Apa ya.? Pertanyaan : Coba lihat lagi gambar berikutnya.apa kamu mengetahuinya? Jawaban siswa : Tidak tahu.. Permukaan Lensa

37 24 Pertanyaan : Masih ada tidak bagian lensa yang lain? Jawaban siswa : Sudah tidak ada. Pertanyaan : Coba lihat gambar lagi, bagian tengah lensa namanya apa? Bidang Lensa Jawaban siswa : Bidang lensa Siswa dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang disampaikan. 2.b. Titik Fokus

38 25 Pertanyaan : Apakah kamu mengetahui yang dimaksud dengan titik fokus itu? Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan kemudian saya perlihatkan gambar mengernai titik fokus, kemudian ada titik fokus sejati dan titik fokus maya. 2.c. Sumbu Utama & Pusat Lensa Pertanyaan : Coba sekarang buatlah gambar sumbu utama! Sebenarnya berupa apa sumbu utama tersebut? Hasil Pertanyaan : Siswa menjawab dengan benar apa itu sumbu. : Setelah membuat sumbu utama, di mana pusat lensa itu?

39 26 Hasil : Siswa menjawab benar karena ada kata inti yaitu pusat maka di jawab di tengah. 2.d. Sumber Cahaya Pertanyaan : Apakah sumber cahaya itu? Apakah memancar ke segala arah? Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, kemudian saya jelaskan dengan bantuan gambar. 2.e. Berkas sinar yang relevan. Pertanyaan : Apa itu sinar yang relevan? Mengapa disebut dengan sinar yang relevan?

40 27 Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, kemudian saya jelaskan apa itu berkas dan apa artinya relevan, kemudian siswa berusaha menjawab pertanyaan. 2.e. Sinar istimewa Pertanyaan : Mengapa dari sinar-sinar yang relevan tadi, kita temukan sinar istimewa pada Lensa Cembung? Hasil : Siswa berusaha menjawab pertanyaan dengan perlahan-lahan, kemudian siswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar. 3. Hasil Postes Setelah melalui fasilitasi dengan gambar dan tanya jawab siswa mengerjakan soal postes sebanyak 5 soal essay. Siswa merasa mudah mengerjakan Soal dikerjakan sesuai dengan konsep yang benar meskipun dalam mengerjakan siswa masih perlu pendampingan peneliti.

41 28 1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! beri penjelasan! Jawaban : + F 1 F 2 a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F 2 ) b. Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F 1 ) akan dibiaskan sejajar sumbu utama c. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan 2. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal. Jawab : Soal + F 1 F 2

42 29 Jawaban + F 1 F 2 3. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik? Soal Titik benda + F 1 F 2 Jawaban + F 1 F 2

43 30 4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk? Soal F 1 F 2 Jawaban + A F 1 F 2 A 5. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal. Soal F 1 F 2

44 31 Jawaban + F 1 F 2

45 32 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menyelesaikan berbagai tahaptahap, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut : 1. Pada tes tertulis yang diberikan waktu tahap awal, materi yang disampaikan adalah materi yang sudah mereka dapatkan di kelas VIII tetapi dalam menjawab pertanyaan tentang konsep lensa cembung, mereka kelihatan seperti mendapatkan materi baru. Tidak ada pemahaman yang benar berada di pikiran mereka. Banyak hal yang menjadikan alasan mereka, ada yang bilang lupa, ada yang memang belum memahami materi lensa cembung di kelas VIII. 2. Siswa mengalami pemahaman yang meningkat setelah difasilitasi dengan gambar. Misalnya pada soal di bawah ini 2F 1 F 1 F 2 2F 2 Setelah difasilitasi melalui gambar mulai dari pengenalan tentang bagian lensa, titik fokus, sumbu utama, pusat lensa dan sinar istimewa, siswa dapat mengerjakan soal dengan lancar. 32

46 33 Hasil 2F 2 F 1 F 2 2F 2 B. Saran Proses penelitian telah dilakukan oleh peneliti. Banyak kekurangan dari penelitian ini. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk dapat menyempurnakan penelitian ini. 1. Peneliti harus menguasai konsep lensa cembung terutama penyampaian dalam bentuk gambar dengan sungguh-sungguh supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal. 2. Proses yang dipakai untuk pengembangan konsep bisa lebih bervariasi.

47 34 DAFTAR PUSTAKA Kartika Budi, Fr. Y Konsep Pembentukan dan Penanamannya Sumbangan Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Kartika Budi, Fr. Y Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi. Yogyakarta : Widya dharma Th. III. No.1, Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul Teori Perkembangan Kognitif Jean Pieget. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : Grasindo. 34

48 35 Lampiran 1 Pretes Nama : Kelas : Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh! 1. Cahaya merambat lurus. Benar atau Salah? Berikan alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Cahaya merambat tanpa membawa energi. Benar atau Salah? Berikan alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

49 36 3. Cahaya merambat membawa energi. Benar / salah? Berikan alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Untuk merambat cahaya memerlukan medium. Benar atau Salah? Berikan alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Untuk merambat cahaya tidak memerlukan medium. Benar atau Salah? Berikan alasan Anda! Jawaban : Alasan :

50 37 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Mengapa benda yang terkena cahaya matahari memiliki bayangan yang serupa dengan bentuk benda aslinya? Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! Jawaban : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal! + F 1 F 2

51 38 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? + F 1 F 2 Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Lanjutan dari soal No. 9. Seandainya lensa terhalangi sebuah benda, apakah terbentuk bayangan? +

52 39 Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Bila sebuah benda berada di ruang II ( antara F dan 2F ) dari lensa cembung, Bagaimana sifat bayangan yang terjadi! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? + F 1 F 2

53 40 Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk? + A Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik?

54 41 + F 1 F 2 Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Kacamata, kamera, proyektor termasuk benda yang menggunakan lensa cembung. Benar atau salah? Berikan alasanmu! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

55 Bagaimana sinar biasnya? Jawaban langsung ditulis pada lembar soal! + Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Jika benda tepat berada di titik focus ( F 2 ). Terbentuk bayangan atau tidak? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal!

56 43 + F 1 F 2 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : Apakah akan terbentuk bayangan pada lilin yang menyala? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

57 Lanjutan soal no 19 a. Jika tidak terbentuk bayangan mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : a. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

58 45 Lampiran 2 Postes Nama : Kelas : Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh! 1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! Beri penjelasan! Jawaban : 2. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal! + F 1 F 2 3. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik? + F 1 F 2

59 46 4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk? + A 5. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal! + F 1 F 2

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep menginformasikan teori-teori yang ada di buku tanpa menunjukkan bagaimana teori itu diperoleh. nak tidak menerima begitu saja informasi-informasi atau istilah-istilah yang diajarkan guru atau yang dipaparkan

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran vi Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran DAFTAR ISI i ii iii iv vi ix xi xii BAB I : PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata. BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL OLIMPIADE SAINS NASIOANAL Pelajaran Rumpun Materi Tingkat : Fisika : Cahaya dan Optika : Kabupaten / Kota A. PILIHAN GANDA 1. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang berkaitan dengan cahaya : 1. Umbra

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN AKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

L E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya.

L E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya. L E N S A I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya. II. TUJUAN INSTRUKIONAL KHUSUS. Menentukan panjang focus lensa positif

Lebih terperinci

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS Anita 1, Lia Anggraeni 2, Matsun 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Pontianak, Jalan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si Disusun Oleh: Lilis Sonia 12222058 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iv v vi viii x xi xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah...

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I

DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I BAB II BAB

Lebih terperinci

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Palu pada Materi Pembiasan Cahaya Syamsinar inarnore@yahoo.com Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 65 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Negeri Mangunsari 02 Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : V / II : Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Lebih terperinci

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

JARAK FOKUS LENSA TIPIS JARAK FOKUS LENSA TIPIS Dian Saputri Yunus, Ni Nyoman Putri Ari, Fitri Safitri, Sadri. LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Abstrak Telah dilakukan

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pendahuluan Optika geometri adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat cahaya Sifat-sifat Cahaya yang dipelajari meliputi. Pemantulam cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Alat-alat optik Cahaya

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo PERANGKAT LUNAK PEBENTUKAN BAYANGAN PADA CERIN DAN LENSA Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo Email: nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak Dalam Ilmu isika banyak materi yang menarik untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH ARINA MUSTIKA NIM

SKRIPSI OLEH ARINA MUSTIKA NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING ORGANIZING REFLECTING EXTENDING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BALONG SKRIPSI

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B Alat-alat Optik 119 B A B B A B 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong merupakan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA Disusun oleh : Nama : 1. Richard Erbachan (141810301003) 2. Evan Agus M (141810301019) 3. Muhammad Ilham F. (141810301025) 4. Diramisti P. (141810301026)

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B 119 BAB BAB 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR. 18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP BAYANGAN NYATA DAN BAYANGAN MAYA SETELAH MELAKUKAN KEGIATAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR II TENTANG CERMIN

PERUBAHAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP BAYANGAN NYATA DAN BAYANGAN MAYA SETELAH MELAKUKAN KEGIATAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR II TENTANG CERMIN HALAMAN JUDUL PERUBAHAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP BAYANGAN NYATA DAN BAYANGAN MAYA SETELAH MELAKUKAN KEGIATAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR II TENTANG CERMIN Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis JARAK FOKUS LENSA TIPIS Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Pendidikan Fisika 204 Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014 Soal berikut ini disusun untuk mengukur kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing pada materi optik dan alat

Lebih terperinci

PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG

PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG A. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat : ) Memahami siat lensa cembung. ) Mengetahui jarak okus lensa cembung.

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto Mata Pelajaran : Fisika Kelas : VIII A Semester : Genap Alokasi Waktu : 4 X 40 menit I. Standart Kompetensi

Lebih terperinci

OMEGA Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2015) ISSN:

OMEGA Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2015) ISSN: Strategi Pembelajaran Relating-Experiencing-Applying-Cooperating-Transferring (REACT) dengan Pendekatan Inkuiri untuk Mengurangi Miskonsepsi Fisika Siswa Nyai Suminten Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan pendidikan : SMA. Kelas / semester : XI/ 2 Alokasi waktu :1 x 45 menit Materi pokok : Sifat Lensa Cembung A. Kompetensi Inti KI1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:

Lebih terperinci

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. 1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X3 / II Sekolah : SMA Nation Star Academy Surabaya

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan 97 LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa Skor nilai ulangan harian No Nomor Induk Jenis Kelamin Skor Keterangan 1. 1758 P 60 Tidak Tuntas 2. 1735 P 53 Tidak Tuntas 3. 1737 L 63 Tidak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Prakonsepsi Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek, misalnya benda-benda atau kejadian-kejadian yang mewakili kesamaan ciri khas

Lebih terperinci

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Konsep merupakan pemikiran dasar yang diperoleh dari fakta peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014 Soal berikut ini disusun untuk mengukur kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing pada materi optik dan alat

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. CAHAYALATIHAN SOAL BAB 10. batu baterai. dinamo. lilin. aki

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. CAHAYALATIHAN SOAL BAB 10. batu baterai. dinamo. lilin. aki 1. Berikut ini yang merupakan sumber cahaya adalah. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. CAHAYALATIHAN SOAL BAB 10 batu baterai dinamo lilin aki Kunci Jawaban : C Sumber cahaya adalah benda benda

Lebih terperinci

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II EKSPERIMEN FISIKA DASAR II PERCOBAAN 1 CERMIN CEMBUNG TUJUAN ; Menentukan Titik Fokus Cermin Cembung Menyelidiki sifat-sifat bayangan dari suatu cermin cembung. DASAR TEORI A A` f C S S` Gambar di atas

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA. Skripsi. Oleh: Nirmala Respatiningrum K

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA. Skripsi. Oleh: Nirmala Respatiningrum K ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA Skripsi Oleh: Nirmala Respatiningrum K2310066 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA KEGIATAN BELAJAR A. LANDASAN TEORI PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA Dalam kegiatan belajar ini anda dapat mempelajari kembali dan melakukan percobaan mengenai pembentukan bayangan oleh lensa termasuk di

Lebih terperinci

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa 1. Pengerian Lensa Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung.dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Fatimatul Munawaroh 1, M. Deny Falahi 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k adalah... k A. 1 getaran l n B. ¾ getaran C. ½ getaran D. ¼ getaran 2. Perhatikan gambar soal nomor 1.Jika bandul

Lebih terperinci

MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA STKIP PGRI PONTIANAK PADA MATERI LISTRIK STATIS

MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA STKIP PGRI PONTIANAK PADA MATERI LISTRIK STATIS MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA STKIP PGRI PONTIANAK PADA MATERI LISTRIK STATIS Eti Sukadi 1, Ira Nofita Sari 2 1,2 Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Pontianak, Jln. Ampera No. 88 Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Metode penelitian kuasi eksperimen ini digunakan untuk menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses pembelajaran matematika, siswa mempelajari konsep-konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses pembelajaran matematika, siswa mempelajari konsep-konsep 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada proses pembelajaran matematika, siswa mempelajari konsep-konsep yang saling berkaitan. Bila salah satu konsep tidak dipahami dengan baik, maka hal ini

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN KEGIATAN BELAJAR A. Landasan Teori PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN Dalam modul Fisika Dasar anda telah mempelajari optik geometrik. Dengan demikian, sampai sejauh ini sesungguhnya diharapkan anda telah

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

Oleh : Ius Kusnara

Oleh : Ius Kusnara Oleh : Ius Kusnara Email : kus_nara_bio@yahoo.com pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. (QS 2:257) CAHAYA memiliki sifat-sifat 1. Memiliki kecepatan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MENYELESAIKAN SOAL PELUANG DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Ajaran

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepatcepatnya sesudah detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan. Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik detik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi lapangan mengenai tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di kota Bandung kepada 39 orang siswa menyatakan

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 14 Sumber: Dokumentasi Penerbit Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus

Lebih terperinci

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 12 menit 1. Di antara besaran - besaran seperti kelajuan, temperatur, percepatan, momentum, intensitas

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan

Lebih terperinci

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI 2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI Agar dapat berfungsi dengan balk, maka secara praktis semua piranti fotometri dalam beberapa hal tergantung kepada bagian-bagian optiknya. Jumlah serta jenis bagian optik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 4 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 4 menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa selalu disertai pembangunan bidang pendidikan. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 4 menyatakan bahwa guru sebagai

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 Waktu : 120 Menit Petunjuk: I. Pilihlah satu jawaban yang benar

Lebih terperinci

Cahaya dan Alat Optik

Cahaya dan Alat Optik BB 11 Cahaya dan lat Optik. Sifat-Sifat Cahaya B. Cermin dan Lensa C. lat-lat Optik Bab 11 Cahaya dan lat Optik 351 sumber penghalang bayang-bayang cepat rambat besarnya bergantung medium dari memiliki

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata ALAT OPTIK Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun

Lebih terperinci

Kode FIS.18. Sumbu Utama

Kode FIS.18. Sumbu Utama Kode FIS.8 Sumbu Utama M r F i O R f F O F BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 3 SUMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED DITINJAU DARI GAYA BERFIKIR

DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 3 SUMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED DITINJAU DARI GAYA BERFIKIR 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 3 SUMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED DITINJAU DARI GAYA BERFIKIR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP A PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP Nopa Ratna Putri, Edy Tandililing, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: nopa_ratnaputri@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : CENDY SETIA PURWASIH

SKRIPSI OLEH : CENDY SETIA PURWASIH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SMPK SANTO YUSUP MOJOKERTO SKRIPSI OLEH : CENDY SETIA PURWASIH 1113011007

Lebih terperinci