TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Naga komodo Varanus komodoensis (Anonim 2012).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Naga komodo Varanus komodoensis (Anonim 2012)."

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodo Naga komodo (bahasa Inggris : Komodo dragon) secara fisik tampak seperti hewan naga dalam berbagai mitologi bangsa seperti Cina dan Barat. Masih banyak nama lain yang dimiliki komodo misalnya komodo monitor. Hal ini karena komodo termasuk dalam famili kadal monitor Varanidae dan genus Varanus. Beberapa masyarakat lokal di pulau Komodo, Rinca, dan Flores, menyebutnya sebagai buaya darat, sedangkan yang lain menyebutnya biawak raksasa. Namun, umumnya orang secara sederhana menyebutnya komodo (Ciofi 1999). Komodo merupakan satwa purba, jenis kadal tertua yang masih hidup, dan diduga merupakan keturunan dari kadal yang lebih besar Megalania presca dari Jawa atau Australia yang hidup tahun lalu (Erdmann 2004). Menurut Hutchins et al. (2003), klasifikasi komodo dalam taksonomi adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Squamata Famili : Varanidae Subfamili : Varanine Genus : Varanus Spesies : Varanus komodoensis (Ouwens 1912) Gambar 1 Naga komodo Varanus komodoensis (Anonim 2012).

2 4 Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di Kepulauan Sunda Kecil, Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (Erdmann 2004). Secara alami, komodo hanya ditemukan di beberapa pulau-pulau kecil beriklim arid dalam kawasan Taman Nasional Komodo antara lain pulau Komodo, Rinca, Gili Motang, Padar, dan Flores (O Shea & Halliday 2001). Komodo memiliki ukuran tubuh raksasa, kaki yang kokoh, dan kepala yang lebar dan kuat. Rata-rata panjang tubuhnya dapat mencapai 2,5-3,1 m (O Shea & Halliday 2001). Bobot badan dewasa berkisar antara kg dan pertumbuhan tubuhnya terus bertambah seiring bertambahnya umur dengan jangka hidup mencapai 50 tahun (Welsbacher 2002). Komodo dewasa berwarna abu-abu, sedangkan anakannya mempunyai pola tubuh lebih terang dan hidup arboreal (di atas pohon) demi keamanan. Komodo adalah pemangsa, ia memangsa mamalia besar (babi, rusa, kuda, kerbau), burung, reptil (temasuk komodo yang lebih kecil), bahkan manusia dan bangkai (O Shea & Halliday 2001). Meskipun komodo dapat berlari sampai kecepatan 20 km/jam, ia lebih suka berburu dengan bersembunyi dan menunggu mangsanya selama berjam-jam pada satu titik (Ciofi 1999). Hewan yang berhasil kabur namun sempat tergigit dan terluka akan diintai sampai mati lalu dimangsa. Kematian mangsanya disebabkan infeksi bakteri virulen pada air ludah komodo yang dengan cepat menyebabkan kelemahan (O Shea & Halliday 2001). Komodo melakukan perkawinan antara bulan Mei sampai Agustus. Komodo betina kemudian bertelur pada bulan September (Ciofi 1999) dengan jumlah telur berkisar antara 8-27 butir. Komodo aktif pada siang hari dan sering berada di savana dan hutan (O Shea & Halliday 2001) sedangkan pada malam hari satwa ini tidak aktif dan biasanya menghabiskan waktu di dalam liang, cekungan, lereng berbatu, atau semak belukar yang menjalar (Lutz & Lutz 1997). Fisiologi Darah Total volume darah reptil adalah sebanyak 5-8 % dari bobot badan dan sebanyak 10 % dari volume tersebut dapat diambil untuk pemeriksaan darah (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl 2006). Menurut Rastogi (2007), darah adalah

3 5 cairan yang beredar melalui saluran-saluran tertutup yang membentuk jejaring. Darah umumnya berwarna merah karena mengandung hemoglobin, yaitu zat pigmen merah di dalam sel darah. Darah vena berwarna lebih gelap dan kebiruan jika dibandingkan dengan darah arteri karena pengaruh oksigenasi. Tekanan osmotik darah kurang lebih sebesar 28 mmhg. Tekanan osmotik dipengaruhi oleh jumlah garam, sisa metabolit, protein, dan gula yang terlarut dalam plasma darah. Darah memiliki ph sekitar 7,35 dan mempunyai kemampuan sebagai penyangga (buffer) sehingga ph dapat dipertahankan dalam batasan tertentu. Akibat fatal dapat dialami individu jika terjadi peningkatan ph sampai 8 atau penurunan jauh dibawah 7. Hampir semua organ memerlukan darah untuk menjalankan fungsi penting tubuh yaitu : Respirasi : transportasi oksigen dari paru-paru ke berbagai jaringan dan karbon dioksida dari berbagai jaringan ke paru-paru. Transpor zat-zat makanan : darah adalah satu-satunya medium pembawa zatzat makanan yang ke berbagai jaringan tubuh. Ekskresi : sisa metabolisme seperti urea, asam urat, kreatin, air, karbon dioksida, dll. dibawa darah ke ginjal, paru-paru, kulit, dan usus untuk dibuang. Pengaturan suhu tubuh : darah berperan penting dalam menyalurkan panas tubuh yang dihasilkan oleh otot melalui oksidasi karbohidrat dan lemak. Menjaga keseimbangan asam basa : darah mempunyai daya penyangga (buffer) dan mampu menjaga keseimbangan normal asam basa tubuh. Pengaturan keseimbangan cairan : keseimbangan cairan tubuh dijaga dengan pertukaran dengan cairan pada jaringan. Pertahanan : darah mampu melindungi tubuh terhadap infeksi dengan sistem imun. Transpor hormon : darah adalah satu-satunya medium pembawa hormon ke bagian tubuh yang berjauhan. Penggumpalan : mekanisme penggumpalan dilakukan trombosit untuk mencegah kehilangan darah karena cedera. Transpor metabolit : darah menyediakan zat kimia dan metabolit penting bagi tubuh.

4 6 Hematologi Pemeriksaan hematologi dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan darah seperti anemia, peradangan, parasitemia, gangguan hematopoetik, hemostatik, dll. Nilai normal hematologi reptil dari berbagai laboratorium dan referensi berbeda-beda. Hal ini disebabkan sel darah reptil sangat peka terhadap berbagai perbedaan perlakuan (cara pengambilan, penanganan, teknik analisis darah, dan penggunaan anasthesia) dan lingkungan (habitat, status fisiologi, umur, dan jenis kelamin). Pemeriksaan hemotologi reptil meliputi pemeriksaan terhadap total eritrosit, hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit (Campbell 2006). Sebagian besar darah tersusun dari plasma dan sel-sel darah. Jika darah disentrifugasi, akan terlihat dua bagian terpisah yang jelas yaitu sekitar 2/3 bagian plasma dan 1/3 sisanya sel-sel darah (Rastogi 2007). Volume plasma pada kebanyakan jenis reptil berkisar antara ml/kg bobot badan sedangkan volume eritrosit berkisar antara ml/kg bobot badan (Dessauer 1970). Plasma adalah bagian darah yang berwujud cair (Rogers 2011). Plasma darah pada kebanyakan reptil tidak berwarna (Campbell 2006). Plasma darah terdiri dari 90 % air dan 10 % zat-zat terlarut. Kandungan utama zat terlarut dalam plasma adalah protein yaitu mencapai 70 % (Nelson & Cox 2004). Selain itu, dalam jumlah kecil, plasma juga mengandung karbohidrat, lemak, ion-ion anorganik, nitrogen, gas, hormon, enzim, dan vitamin. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (platelet) (Rastogi 2007). Eritrosit Eritrosit reptil berbentuk lonjong dan melengkuk dengan penonjolan di sekitar inti sel. Sitoplasmanya berwarna kekuningan atau merah bata. Inti selnya sangat tidak beraturan dengan kromatin yang kasar dan padat (Frye 1991). Kromatin intinya akan semakin padat dan gelap seiring pertambahan umur sel (Gambar 2) (Irizarry-Rovira 2010). Ada beberapa parameter untuk evaluasi eritrosit antara lain jumlah eritrosit, hematokrit (Hct) atau packed cell volume (PCV), kadar hemoglobin (Hb), mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH),

5 7 mean corpuscular haemoglobin concentration (MCHC), dan laju endap darah (LED). Eritrosit reptil berukuran lebih besar (MCV fl) dan berjumlah lebih sedikit (0,3-2, /mm 3 ) dibandingkan eritrosit burung dan mamalia. Jumlah eritrosit pada reptil berbanding terbalik dengan ukuran selnya. Bangsa kadal cenderung memiliki ukuran eritrosit paling kecil (MCV di bawah 300 fl) namun jumlah eritrositnya paling banyak (1-1, /mm 3 ). Reptil jantan cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih tinggi daripada betina (Campbell 2006). Eritrosit reptil mempunyai jangka hidup rata-rata ( hari) lebih lama dibandingkan eritrosit mamalia karena laju metaboliknya yang lebih lambat (Irizarry-Rovira 2010). Hematokrit adalah persentase volume eritrosit dalam darah utuh setelah proses sentrifugasi (Rastogi 2007). Hematokrit digunakan untuk memeriksa kesehatan umum dan tingkat hidrasi reptil (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl 2006). Selang Hct normal reptil adalah sekitar % dengan rata-rata 30 % (Campbell 2006). Hemoglobin adalah protein mengandung besi yang ada dalam sel darah merah. Sebagian besar (95 %) berat kering dari eritrosit adalah Hb. Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Hampir semua jaringan tubuh memerlukan oksigen sehingga Hb sangat penting untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal tubuh. Hemoglobin yang teroksigenasi berwarna merah terang dan disebut oksihemoglobin, sedangkan Hb yang tereduksi berwarna kebiruan dan disebut deoksihemoglobin (Rogers 2011). Selang nilai kadar hemoglobin darah reptil berkisar antara 6-10 g/dl (Campbell 2006). Hasil pemeriksaan kadar Hb tergantung pada banyaknya jumlah eritrosit dan jumlah Hb per setiap eritrosit (Rastogi 2007). Nilai total eritrosit, Hct, dan Hb pada setiap individu reptil dapat sangat berbeda karena pengaruh berbagai faktor meliputi musim, temperatur lingkungan, jenis kelamin, status nutrisi, dan faktor-faktor lain (Irizarry-Rovira 2010). Setelah mengetahui nilai total eritrosit, Hct, dan Hb, maka nilai indeks eritrosit (MCV, MCHC, MCHC) dapat dihitung dengan rumus (Rastogi 2007). Nilai MCV menentukan volume rata-rata dari setiap butir eritrosit, MCH menentukan jumlah

6 8 hemoglobin rata-rata pada setiap butir eritrosit dan MCHC menentukan konsentrasi hemoglobin rata-rata pada setiap butir eritrosit (Rosenfeld & Dial 2010). Selang normal MCHC reptil adalah sekitar g/dl dengan rata-rata 30 g/dl (Campbell 2006). Laju endap darah (LED) didapatkan dari lamanya waktu pengendapan eritrosit dalam darah utuh dan tidak menggumpal. LED berguna untuk menandakan adanya penyakit organ yang belum diketahui (Rastogi 2007). Gambar 2 Eritrosit kura-kura Rusia (Agrionemys horsfieldii), diamati dengan pewarnaan Pappenheim dan perbesaran mikroskop (Knotkova et al. 2002). Leukosit Leukosit umumnya berukuran sedikit lebih besar daripada eritrosit, tidak berwarna/transparan, dan dapat didiferensiasi dengan mudah pada sediaan ulas darah di bawah pengamatan mikroskop. Leukosit dapat berinti satu, dua, atau lebih (Rastogi 2007). Leukosit reptil memiliki variasi morfologi yang tinggi antar spesies sehingga dapat terjadi kesalahan pengenalan jenis sel. Leukosit reptil digolongkan menjadi heterofil, limfosit, monosit, azurofil, eosinofil, dan basofil (Irizarry-Rovira 2010). Leukosit yang dominan pada kebanyakan reptil adalah heterofil dan limfosit, sedangkan pada beberapa spesies tertentu seperti kura-kura dan penyu didominasi oleh basofil (Fry 2009). Heterofil adalah leukosit yang dominan pada kebanyakan reptil (Slomka 2005). Heterofil berbentuk sel bulat dan sitoplasmanya tidak berwarna namun

7 9 memiliki granul-granul kemerahan (eosinofilik) berbentuk batang pendek (Gambar 3a) (Campbell 2006). Warna dan morfologi granul berbeda-beda antar spesies reptil, namun umumnya berbentuk lonjong dan berwarna merah jingga atau coklat (Irizarry-Rovira 2010). Inti heterofil berbentuk bulat atau lonjong, berada di tengah, dan kromatinnya padat. Beberapa jenis kadal memiliki inti heterofil yang bergelambir (Campbell 2006). Fungsi heterofil reptil diduga sama dengan neutrofil mamalia. Bersama monosit, ia merespon peradangan akut dan berperan penting untuk fagositosis. Jumlahnya dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya musim. Seperti neutrofil mamalia, heterofil reptil juga menunjukkan perubahan morfologi saat peradangan seperti left shift dan bentuk toksik (Irizarry-Rovira 2010). Limfosit juga merupakan leukosit yang dominan pada kebanyakan reptil (Slomka 2005). Fungsi limfosit reptil sama dengan limfosit mamalia (Redrobe dan MacDonald 1999; Stahl 2006). Secara morfologi, limfosit reptil terlihat mirip dengan limfosit mamalia. Bentuknya bulat dengan sedikit sitoplasma berwarna kebiruan (Irizarry-Rovira 2010) dan tidak memiliki granul maupun vakuola (Campbell 2006). Inti selnya dapat berbentuk bulat atau sedikit melekuk, terletak di tengah, dan kromatin intinya sangat padat pada sel dewasa (Campbell 2006). Reptil biasanya mempunyai limfosit besar dan kecil (Gambar 3b) (Irizarry-Rovira 2010). Volume sitoplasma limfosit besar lebih banyak dan berwarna pucat sedangkan sitoplasma limfosit kecil lebih sedikit dan warnanya agak kebiruan (Campbell 2006). Limfosit kecil terkadang sulit dibedakan dengan trombosit karena bentuknya mirip (Irizarry-Rovira 2010). Trombosit biasanya terlihat bergerombol (Campbell 2006) dan sitoplasmanya tidak berwarna (Fry 2009). Selain itu, tepi inti sel dan sitoplasma pada limfosit mempunyai tepi yang jelas dan rapi sedangkan pada trombosit tidak beraturan (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl 2006). Jumlah limfosit reptil dapat berbeda-beda sesuai musim dan berbagai faktor lain (Irizarry-Rovira 2010). Monosit adalah leukosit dengan ukuran terbesar (Campbell 2006). Bentuk dan fungsi monosit reptil mirip dengan monosit mamalia (Fry 2009). Inti selnya dapat berbentuk bulat, oval, atau menekuk. Kromatin inti selnya kurang padat dan biasanya berwarna lebih pucat dibandingkan inti sel limfosit (Campbell 2006).

8 10 Sitoplasmanya berwarna kebiruan atau keabuan, dengan atau tanpa vakuola (Gambar 3c). Selain itu, terdapat juga monosit dengan granulasi halus seperti debu dan berwarna merah muda (azurofilik) yang disebut azurofil (Irizarry-Rovira 2010). Azurofil adalah sel turunan monosit yang fungsinya belum diketahui (Fry 2009). Monosit berperan dalam respon peradangan kronis (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl 2006). Eosinofil mempunyai sitoplasma dan granul-granul yang berbentuk bulat. Inti selnya berbentuk bulat atau bergelambir (Gambar 3d). Ukuran, warna granul, bentuk inti sel, dan jumlah eosinofil reptil berbeda-beda antar spesies. Umumnya, granulnya berwarna merah terang atau jingga. Perbedaan jumlah eosinofil dipengaruhi berbagai faktor antara lain spesies, musim, dan infestasi parasit (Irizarry-Rovira 2010). Bangsa kadal biasanya mempunyai ukuran eosinofil yang paling kecil (Campbell 2006) dan jumlahnya sangat sedikit. Fungsi eosinofil reptil diduga sama dengan eosinofil mamalia (Fry 2009). Basofil berbentuk bulat dan kecil (Campbell 2006). Inti selnya bulat atau lonjong dan terletak di tengah. Sitoplasmanya memiliki granul-granul bulat dan padat berwarna ungu gelap hingga menutupi inti sel (Gambar 3e) (Irizarry-Rovira 2010). Jika terlihat, inti selnya berbentuk bulat tidak bergelambir. Ukuran dan jumlah basofil reptil berbeda-beda antar spesies. Ukuran basofil kadal cenderung lebih kecil daripada kura-kura dan buaya (Campbell 2006). Jumlah basofil dipengaruhi spesies, infestasi parasit, dan faktor-faktor lain (Irizarry-Rovira 2010). Fungsi basofil reptil diduga sama dengan basofil mamalia (Fry 2009). Gambar 3 Morfologi dan ukuran relatif sel-sel leukosit normal bangsa kadal, (a) heterofil, (b) limfosit kecil dan besar, (c) monosit, (d) eosinofil, (e) basofil (Reagan et al. 2008). Trombosit Trombosit reptil berbentuk lonjong atau fusiform. Intinya berada di tengah, dengan kromatin inti padat dan berwarna ungu. Sitoplasmanya tidak

9 11 berwarna atau biru sangat pucat dan terkadang terdapat granul-granul azurofilik. Trombosit aktif sering ditemukan dan membentuk gerombol dalam sediaan ulas darah (Gambar 4). Tepi dan vakuola sitoplasmanya tidak beraturan. Trombosit tanpa sitoplasma sama sekali tampak saat bergerombol. Trombosit berperan penting dalam pembentukan trombus dan fungsinya sama dengan platelet mamalia dan burung (Campbell 2006). Reptil normal mempunyai trombosit/100 leukosit (Slomka 2005). Trombosit berbentuk mirip dengan limfosit kecuali trombosit tepi inti selnya dan sitoplasmanya yang tidak beraturan, sedangkan limfosit mempunyai tepi yang jelas dan rapi (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl 2006). Gambar 4 Trombosit yang bergerombol pada kura-kura Rusia (Agrionemys horsfieldii), diamati dengan pewarnaan Pappenheim dan perbesaran mikroskop (Knotkova et al. 2002). Biokimia darah Secara umum, interpretasi hasil biokimiawi darah pada reptil dan hewan domestik dianggap sama, namun interpretasi pada reptil memerlukan lebih banyak pertimbangan. Hal ini disebabkan darah reptil sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kondisi lingkungan, spesies, umur, jenis kelamin, status nutrisi, musim, dan status fisiologi. Uji biokimiawi darah reptil yang paling berguna untuk diagnostik meliputi total protein, albumin, glukosa, asam urat, aspartate aminotransferase (AST), kreatinin kinase (CK), kalsium, dan fosfor (Campbell 2006). Namun, uji-uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah total protein, albumin, globulin, AST/SGOT, ALT/SGPT, urea, dan kreatinin.

10 12 Total Protein Kandungan utama plasma darah sebagian besar, yaitu mencapai 70%, adalah protein. Protein darah terutama terdiri dari albumin dan globulin. Protein plasma lainnya antara lain fibrinogen, haptoglobin, apolipoprotein, transferin, dan prothrombin (Rastogi 2007). Protein darah memiliki banyak peranan penting bagi tubuh antara lain mempertahankan tekanan osmotik koloid plasma, melakukan reaksi imunitas, mencegah defisiensi protein, dan menggumpalkan darah pada luka dengan fibrinogen (Rastogi 2007). Total protein plasma normal reptil berkisar antara 3-7 g/dl (Campbell 2006). Albumin Albumin adalah salah satu dari protein darah utama selain globulin. Setengah bagian dari total protein darah adalah albumin. Albumin menjalankan banyak fungsi penting bagi tubuh antara lain membantu penggunaan asam lemak bebas, menjaga osmolalitas plasma darah dan cairan interstisial, dan membantu ekskresi bilirubin (Nelson & Cox 2004). Albumin dibentuk di hati dan dilepaskan ke darah. Selain mendeteksi penyakit hati, kadar albumin juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit ginjal (Rosenfeld & Dial 2010). Globulin Globulin adalah salah satu dari protein darah utama selain albumin (Nelson & Cox 2004). Globulin terbagi menjadi tiga subfraksi yaitu -, -, dan -globulin, - dan -globulin melaksanakan tugas pengangkutan fraksi lemak dalam protein, sedangkan -globulin mengandung antibodi untuk respon imun. Globulin dibentuk di sistem retikuloendotelial, makrofag, dan limfosit (Rastogi 2007). AST/SGOT Aspartate aminotransferase (AST) atau serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) merupakan uji yang sangat sensitif terhadap kerusakan hepatoseluler dibandingkan uji alanin aminotransferase (ALT) (Fry 2009). Hal ini disebabkan aktivitas AST tinggi di jaringan hati reptil. Secara umum, karakteristik

11 13 enzim hati pada reptil mirip dengan enzim mamalia dan burung (Campbell 2006). Meskipun sangat sensitif, AST bersifat tidak spesifik karena aktivitas enzim ini dapat ditemukan pada banyak jaringan selain hati seperti otot, paru-paru, dan ginjal (Reavill 2005). Umumnya, nilai normal AST pada reptil berada di bawah 250 IU/L (Campbell 2006). ALT/SGPT Alanin aminotransferase (ALT) atau serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) adalah enzim yang dihasilkan oleh hati. Enzim ALT reptil bersifat tidak spesifik terhadap organ tertentu karena aktivitas ALT juga tinggi pada ginjal reptil. Meskipun demikian, uji ALT pada reptil tidak sensitif untuk mendeteksi penyakit ginjal karena kebanyakan enzim ini terbuang di urin dan sedikit yang masuk ke darah. Uji ALT juga kurang sensitif untuk mendeteksi penyakit hepatoseluler dibandingkan AST. Umumnya, nilai normal ALT pada reptil berada di bawah 20 IU/L (Campbell 2006). Urea Urea pada darah adalah hasil metabolit hati yang dilepaskan ke darah untuk diekskresikan melalui ginjal (Rosenfeld & Dial 2010) sehingga uji terhadap urea dapat digunakan untuk memeriksa fungsi ginjal. Namun, fisiologi ginjal reptil berbeda dengan ginjal mamalia. Zat yang diekskresikan oleh ginjal reptil meliputi asam urat, urea, dan ammonia. Kebanyakan protein diubah oleh ginjal reptil menjadi asam urat namun yang menjadi urea sedikit. Oleh karena itu, uji urea untuk mendeteksi penyakit ginjal lebih baik menggunakan uji plasma urea nitrogen (PUN) daripada blood urea nitrogen (BUN). Nilai BUN tidak akan meningkat banyak pada reptil dengan penyakit ginjal. Nilai normal BUN pada kebanyakan reptil berada dibawah 10 mg/dl. Kadar urea normal pada reptil berada dibawah 15 mg/dl. Nilai PUN dapat mencapai mg/dl pada spesies reptil yang tinggal di daerah kering. Hal ini merupakan mekanisme untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh dengan meningkatkan osmolalitas plasma (Campbell 2006).

12 14 Kreatinin Kreatinin adalah asam amino hasil metabolisme otot. Peningkatan kadar kreantinin disebabkan langsung oleh penurunan fungsi filtrasi glomerulus (Rosenfeld & Dial 2010) sehingga uji terhadap kreatinin dapat digunakan untuk memeriksa fungsi ginjal. Namun fisiologi ginjal reptil berbeda dengan ginjal mamalia sehingga uji ini tidak dapat menjadi indikator penyakit ginjal yang baik pada reptil. Hal ini karena kadar kreatinin yang dibentuk dalam tubuh reptil sangatlah sedikit yaitu dibawah 1 mg/dl (Campbell 2006). Kadar kreatinin berbeda-beda antar spesies reptil. Kreatinin pada reptil karnivora cenderung lebih tinggi (Reavill 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH KOMODO (Varanus komodoensis) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN YENSEN

GAMBARAN DARAH KOMODO (Varanus komodoensis) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN YENSEN GAMBARAN DARAH KOMODO (Varanus komodoensis) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN YENSEN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kuat yang sebarannya hanya terdapat di pulau-pulau kecil dalam kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dan kuat yang sebarannya hanya terdapat di pulau-pulau kecil dalam kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komodo (Varanus komodoensis Ouwens, 1912) merupakan kadal besar dan kuat yang sebarannya hanya terdapat di pulau-pulau kecil dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK)

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cirebon Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program/Semester : XI IPA/1 Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu contoh rusa yang ada di Indonesia yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Hampir

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, MCV, MCH dan MCHC ayam broiler dengan perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2

SISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2 SISTEM EKSKRESI 1. Pendahuluan - Pengertian Ekskresi - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler 2. Fungsi pokok sistem ekskresi - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2 - Keseimbangan air, garam,

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Plasma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatkan pengetahuan dan teknologi dibidang peternakan. Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pengujian nilai LD 50 Dari pengujian yang dilakukan menggunakan dosis yang bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada hewan coba dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) Defriana, Aditya Fridayanti, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar eritrosit, haemoglobin, hematokrit, dan MCV ayam peterlur yang diberi dan tanpa kitosan dalam pakan, berdasarkan hasil penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel.1 Kadar Eritrosit,

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 1 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Pendahuluan Subpokok Bahasan : a. Pengertian umum tentang Patologi b. Klinik Veteriner. c. Garis besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah Leukosit Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi fisiologis ternak dapat diketahui melalui pengamatan nilai hematologi ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang mengandung butir-butir

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 1. Kaitan antara hati dan eritrosit adalah??? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 Hati berperan dalam perombakan eritosit Hati menghasilkan eritrosit Eritrosit merupakan

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba 3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi merupakan jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan

Lebih terperinci

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung 16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,

Lebih terperinci

Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem Peredaran Darah Manusia Sistem Peredaran Darah Manusia Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

Sistem Peredaran Darah:

Sistem Peredaran Darah: SISTEM PEREDARAN DARAH Sistem Peredaran Darah: Adalah salah satu sistem yang penting di dalam tubuh badan. Sistem ini mengedarkan darah bermula dari jantung ke seluruh badan dan masuk ke jantung semula.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena atau arteri yang mengangkat oksigen dan bahan makanan ke seluruh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan terhadap penyakit ringan atau berat dapat dilakukan menggunakan obat sintetis ataupun obat yang berasal dari bahan alam. Namun demikian, beberapa pihak terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis 2.1.1. Pengertian dan Konsep Dasar Prahasta (2001) menyebutkan bahwa pengembangan sistem-sistem khusus yang dibuat untuk menangani masalah informasi

Lebih terperinci

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A. PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI Oleh, Kelompok 2: I Dewa Ayu Megarani (P07134012003) Ni Wayan Nursilayani (P07134012013) I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P07134012023) I Putu Paramartha Wicaksana A. (P07134012033)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Antibodi pada Mukus Ikan. Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Antibodi pada Mukus Ikan. Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh 21 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Antibodi pada Mukus Ikan Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh tidak dapat disajikan pada laporan ini karena sampai saat ini masih dilakukan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. 50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH DISUSUN OLEH: Anis Rachmawati (3415080201) Fina Lidyana (3415081961) Kusfebriani (3415081962) Rani Rahmahdini (3415083253) R.A Nurhikmah Annisa

Lebih terperinci

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez. Author : Liza Novita, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.tk GLOMERULONEFRITIS AKUT DEFINISI Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Viskositas Darah Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap resistensi aliran darah. Viskositas darah tergantung beberapa faktor, dimana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi unggas yang telah lama berkembang di Indonesia salah satunya ialah puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat sebagai sumber

Lebih terperinci

Sumber air tubuh: 1. Makanan 2. Air minum 3. Air metabolit

Sumber air tubuh: 1. Makanan 2. Air minum 3. Air metabolit IK OlehM Dr.Ir.Morina Riauwaty, IN Biol, MP 13 Dipl. 1 Peranan air dalam tubuh MH Otak: tubuh yang terhidrasi baik akan membuat daya ingat lebih tajam, mood stabil R ULlebih baik dan motivasi Jantung:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jenis makanan yang terdapat di masyarakat tidak jarang mengandung bahan kimia berbahaya serta tidak layak makan, penggunaan bahan kimia berbahaya yang marak digunakan

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Kadar Enzim SGPT dan SGOT Pada Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki Tabel 1. Kadar Enzim SGPT pada mencit betina setelah pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamakan pembuluh

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, pemeliharaan ayam broiler dilaksanakan selama 28 hari di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan

Lebih terperinci