BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN PUPUK Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk. Dalam pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Seperti telah diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupuk pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Kalau tindakan pemupukan untuk menambah bahan-bahan yang kurang tidak segera dilakukan tanaman akan tumbuh kurang sempurna, misalnya menguning, tergantung pada jenis zat yang kurang. Menurut hasil penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut, tiga unsur (Carbon, Hidrogen, Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi tersedia oleh tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum

2 (Mo). Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap unsur-unsur tersebut diatas. Ke-13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di dalam tanah. Terkadang tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap. Hal ini dapat diakibatkan karena sudah habis tersedot oleh tanaman saat kita tidak henti-hentinya bercocok tanam tanpa diimbangi dengan pemupukan. Kalau dilihat dari jumlah yang disedot tanaman, dari ke-13 unsur tersebut hanya 6 unsur saja yang diambil tanaman dalah jumlah yang banyak. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak tersebut disebut unsur makro. Ke-6 jenis unsur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. (Marsono.2001) 2.2 Kalsium dan Magnesium Kalsium Kalsium adalah logam putih perak yang melebur pada 845 o C. Kalsium dapat bereaksi dengan oksigen amfoter dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida ataupun hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida. Kalsium membentuk kation (II), Ca 2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. (Vogel, 1990) Unsur kalsium yang diperlukan oleh tanaman tingkat tinggi dalam jumlah relatif banyak dan diserap dalam bentuk ion Ca 2+. Kalsium termasuk unsur hara yang essensial, unsur ini diserap dalam bentuk Ca 2+. Sebagian besar terdapat dalam daun dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam lamella pada dinding sel. Selain itu terdapat juga dalam batang, berpengaruh baik pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar. Dalam hal ini apabila zat tidak diperhatikan atau ditiadakan, maka pertumbuhan ujung

3 dan bulu-bulu akar akan terhenti sedangkan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan berwarna coklat kemerah-merahan. Sumber-sumber Ca 2+ terutama terdapat pada batu-batu kapur dan sisa-sisa tanaman. Ternyata bahwa banyak tanah yang menderita kekurangan Ca 2+ sehingga pada penanaman tanam-tanaman tertentu perlu mendapatkan pengapuran terlebih dahulu, Kalsium berhubungan rata dengan pembentukan protein dan bagian tanaman yang aktif juga untuk membentuk dinding sel sehingga berpengaruh pada kesegaran tanaman. Kalsium ini dapat menetralkan asam dalam tanah. Sumber kalsium yang paling umum adalah batu kapur, meskipun sisa-sisa tanaman juga mengandung kalsium. Semakin lama tanah ditanam maka semakin asam sehingga tetap diperlukan ion Ca untuk mengganti yang diserap tanaman. (Isnaini,M.,2006) Tabel 2.1 Kandungan Ca Berbagai Pupuk (Rosmarkam,E.2002) Nama Pupuk Kadar Ca (%) Kalsium Nitrat Amonium Nitrat campur kapur Kalsium Sianida Gips (gipsum) Batuan Fosfat Super Fosfat (enkle) Superfosfat 19,4 8,2 38,5 22,3 33,1 19,6 36,0

4 2.2.2 Magnesium Magnesium adalah logam putih yang melebur pada 650 o C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa nitride Mg 3 N 2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung dengan cepat. Magnesium Hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut. Magnesium larut dengan mudah dalam asam. Magnesium membentuk kation ekivalen Mg 2+. Oksida, hidroksida, karbonat dan fosfatnya tidak larut sedangkan garam-garam lainnya larut. (Vogel, 1990) Magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mg 2+ yang merupakan usnur penting dalam tanaman sebagai penyusun klorofil. Magnesium juga mempunyai peranan penting terhadap metabolisme nitrogen. Makin tinggi tanaman menyerap Mg, maka makin tinggi juga kadar protein dalam akar ataupun bagian atas tanaman. Kekurangan Mg menyebabkan kadar protein turun dan non-protein naik. Unsur Mg yang dahulu hanya sebagai pelengkap pupuk lain kini telah menjadi unsur utama pada pupuk-pupuk tertentu. Hal ini disebabkan fungsi atau peranan Mg pada pertumbuhan tanaman semakin diperhitungkan. Pada awalnya yang disebut sebagai pupuk tunggal hanya ada tiga jenis, yaitu pupuk N, pupuk K, dan pupuk P. Namun, sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian pupuk Mg juga dapat dimasukkan kedalam kelompok pupuk tunggal. Salah satu jenis pupuk Mg yang mudah dapat ditemukan di toko-toko pertanian adalah magnesium sulfat (MgSO 4.H 2 O). Di pasaran pupuk ini dikenal dengan nama kieserite. Bahan utama penyusun pupuk Mg ini adalah brucit atau Mg(OH) 2 dan magnesit atau MgCO 3. (Marsono. 2001)

5 Tabel 2.2 Kandungan Mg berbagai Pupuk (Rosmarkam, E. 2002) Jenis Pupuk Mg Mg(%) Unsur lain Basic slag 3,4 - Amonium nitrat campur kapur 4,4 - Dolomit (MgCO 3.Ca CO 3 ) %-45% CaO Epsom salt (MgSO 4 ).7.H 2 O 9,6 13% S Kieserit (MgSO 4.H 2 O). 18,3 22% S Garam (manure salt) 3,5 Na, Cl Kalium magnesium sulfat 11, % K 2 O Magnesia 55,0 - Magnesium klorida (MgCl 2.6H 2 O) 20,0 - Magnesiumsulfat anhydrous 33,0 26,5% S Magnesite 45,0 - Nitro magnesia 7,0 - Pupuk magnesium sulfat berbentuk hablur dan berwarna putih keabu-abuan. Sifat kimianya sukar larut dalam air dan bereaksi asam. Oleh sebab itu, apabila digunakan secara terus-menerus dapat menyebabkan turunnya ph tanah atau tanah menjadi masam. (Marsono, 2001) 2.3 Kapur Karbonat: Kalsit dan Dolomit Kapur karbonat dihasilkan melalui proses penggilingan langsung pada batuan kapur. Kandungan utama dalam kapur ini adalah kalsium dan magnesium karbonat. Bila kadar kalsium karbonatnya lebih banyak maka kapur tersebut dinamakan kalsit. Sebaliknya, bila yang dominan adalah magnesium karbonat maka disebut dolomite.

6 Jenis kapur inilah yang umum digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan ph tanah. Jumlah kapur yang diberikan tergantung dari derajat keasamannya. Semakin tinggi derajat keasaman berarti semakin banyak kapur yang harus ditaburkan. Umumnya tanah-tanah pertanian yang akan ditanami membutuhkan kapur sebanyak 2-4 ton/ha. Meskipun dari pengukuran tanah pertanian menunjukkan ph netral, sebaiknya pengapuran tetap dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mem-buffer atau menahan naiknya keasaman tanah akibat penggunaan pupuk-pupuk kimia. (Marsono, 2001) Kapur Dolomit Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan ph. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya Kapur Kalsit Berfungsi untuk meningkatkan ph tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. bersifat lebih cepat larut didalam air. (Novizan, 2002)

7 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Ion Kalsium dan Magnesium Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan ion Kalsium Ketersediaan Ca 2+ bagi pertumbuhan tanaman di tanah dipengaruhi oleh: a. Pasokan total ion Kalsium dalam tanah Ketersediaan Kalsium tampaknya bukan merupakan faktor pembatas pertumbuhan utama kecuali pada tanah asam. Jika tidak ada faktor beracun, kebanyakan tanah asam kemungkinan dapat memasok Ca 2+ secara memadai kebanyakan tanaman. b. ph tanah atau ion Hidrogen Pengaruh langsung H + dalam tanah terhadap pengambilan ion-ion dan terhadap pertumbuhan tanaman sulit ditentukan, karena pada ph yang tingkat ion H + nya tinggi kemungkinan unsur lainnya juga larut dalam ph< 5. Jika tanaman ditumbuhkan dalam larutan hara, pengaruh negatif dari ion H + dapat secara jelas ditunjukkan. Serapan Ca 2+ menurun cukup berat pada ph < 5. Pengaruh ion H + terhadap pertumbuhan dapat diatasi dengan penambahan Ca 2+ mudah larut. c. Tipe koloid tanah dan tingkat kejenuhan ion Kalsium Mehlich dan Colwell (1994) menyimpulkan bahwa dalam tanah-tanah mineral asam, Ca 2+ tidak secara merata mudah tersedia untuk tanaman pada kejenuhan basa yang rendah dan menunjukkan bahwa persen kejenuhan basa lebih penting daripada Ca 2+ total yang ada. Adams (1967) melaporkan bahwa pada tanah lapisan bawah bersifat asam.

8 d. Rasio kation Kalsium terhadap kation Aluminium dan kation lain dalam larutan tanah Mungkin faktor tunggal yang paling penting yang mempengaruhi ketersediaan Ca 2+ dalam tanah asam adalah tingkat Al 3+ yang dapat dipertukarkan atau yang dapat larut dalam hubungannya dengan Ca Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan ion Magnesium a. Umum Kondisi yang dapat mengakibatkan perkembangan defisiensi Mg pada tanaman adalah: tanah asam, berpasir. Tanah asam dengan Mg 2+ tersedia rendah ditingkatkan dengan kapur kalsit takaran tinggi, dan pemberian pupuk-pupuk konsep takaran tinggi. b. ph tanah Serapan Mg 2+ oleh tanaman dari larutan hara dipengaruhi oleh konsentrasi ion H +. Serapan Mg 2+ oleh tanaman meningkat dengan meningkatnya ph yang mencapai ph optimum yaitu pada ph sekitar 5,5. Defisiensi pada tanaman secara umum berasosiasi dengan nilai ph tanah < 5. Jika tanah bereaksi asam dan ketersediaan Mg 2+ rendah, penggunaan kapur dolomit merupakan pendekatan terbaik dalam mengoreksi defisiensi Mg 2+. c. Kejenuhan Magnesium Kejenuhan Mg 2+ merupakan suatu ukuran yang lebih baik dari ketersediaan Mg 2+ daripada jumlah Mg 2+ dapat dipertukarkan sebenarnya. (Engelstad,O.P., 1997)

9 2.5 Fungsi Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) a. Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan ph yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak. b. Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut berlebihan seperti zat Al (aluminium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga). c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan KCl. d. Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai. e. Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah. f. Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat. g. Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman. h. Unsur pembentuk warna daun (klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna.

10 2.6 Gejala Dan Dampak kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) Gejala kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) a. Pada tanaman penghasil biji-bijian akan menghasilkan biji lemah, keriput, dan kempes tidak berisi. b. Kuncup bunga dan buah busuk dan akhirnya akan gugur. c. Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman. d. Tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ketulang daun, kuncup tanaman atau tunas muda mati. e. Pada daun tua tampak bercak coklat, lalu menguning, mengering lalu mati Dampak dan kerugian kekurangan Kalsium dan Magnesium : a. Kekurangan Kalsium dan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah bereaksi masam, mengakibatkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat sehingga tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pemupukan yang diberikan kurang efektif dan tidak efisien. produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu hasil kurang baik. secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah. b. Kekurangan Kalsium dan Magnesium akan menaikkan unsur Al (Aluminium), Fe (zat besi), Mn (mangan), Zn (sen) dan Cu (tembaga), unsur tersebut dalam jumlah berlebihan akan menjadi racun bagi tanah, mengganggu tanaman, kolam dan tambak Denutrisi pada tanaman mengakibatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menjadi rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit,

11 demikian pula dengan udang, ikan dan rumput laut yang berada pada tanah yang kekurangan Kalsium dan Magnesium. ( 2.7 Titrasi Kompleksometri EDTA dan Complekson Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Contoh dari kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga dengan titrasi merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri. EDTA dikenal dengan nama Versen, Complexon III, Sequesterene, Nulpon, Trilon, dan sebagainya. Struktur EDTA adalah sebagai berikut : HOOC CH 2 HOOC CH 2 N CH 2 CH 2 N HOOC CH 2 HOOC CH 2 Gambar 2.1 Struktur EDTA EDTA adalah suatu ligan yang heksadentat (mempunyai enam buah atom donor pasangan elektron), yaitu melalui kedua atom N dan keempat atom O (dari OH). Dalam pembentukan kelat, keenam (tetapi kadang-kadang hanya lima) bersama-sama mengikat satu ion inti dengan membentuk lima lingkaran kelat; molekul EDTA dilipat mengelilingi ion logam sedemikian rupa sehingga keenam atom donor terletak pada puncak-puncak sebuah oktaeder tersebut.

12 2.7.2 Indikator Metalokromat Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang bertindak juga sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah; Eriochrome Black T, Pyrotechol violet, Xylenol orange, Calmagit, Asam Salisilat, Zincon, Murexid, PAN (1-2-Piridil Azonaftol), Metafalein, dan Calcein Blue. (Underwood,A.L.,1990) Struktur indikator Murexide dapat terlihat pada gambar berikut : O + NH 4 + HN C CO NH CO C N = C CO NH CO CO - NH Gambar 2.2 Murexide (ph 6,0 13,0) Titrasi substitusi kompleks juga dapat dilakukan, misalnya penambahan kompleks Mg(EDTA) 2 terhadap garam Ca 2+, akan diperoleh Ca(EDTA) 2 dan Mg 2+ bebas, yang kemudian dapat membentuk kompleks berwarna dengan EBT yang dititrasi dengan titran EDTA. (Khopkar,S.M.1990) Titrasi Kompleksometri untuk analisa ion Mg 2+ dan Ca 2+ Titrasi langsung dengan EDTA terhadap sedikitnya 25 kation dengan menggunakan indikator metalokhromatik. Pereaksi pembentukan kompleks seperti sirat dan tartrat, sering ditambahkan untuk mencegah pengendapan hidroksida logam.

13 Buffer NH 3 NH 4 Cl dengan ph 9-10 sering digunakan untuk logam yang membentuk kompleks dengan amoniak. (Khopkar,S.M.,1990) Kesalahan total air, kalsium, dan magnesium dapat ditentukan dengan EDTA dengan menggunakan Eriochrom Black T atau Calmagite. Seperti dikatakan sebelumnya, kompleks antara Ca 2+ dan indikatornya terlalu lemah untuk terjadinya perubahan warna yang sesuai. Akan tetapi magnesium membentuk kompleks lebih kuat dengan indikatornya daripada dengan kalsium dan suatu titik akhir yang cocok diperoleh dengan buffer ammonium dengan ph 10. jika contoh yang dititrasi tidak mengandung magnesium, beberapa garam magnesium dapat ditambahkan kepada EDTA sebelum larutan ini distandarisasi. (Underwood,A.L.,1990) Kelebihan Titrasi Kompleksometri EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian ph, misal Mg 2+, Cr 3+ Ca 2+ dan Ba 2+ dapat dititrasi dengan ph 11; Mn 2+, Fe 3+, Co 2+, Ni 2+, Zn 2+, Cd 2+, Al 3+, Pb 2+, Cu 2+, Ti dan V dapat dititrasi pada ph 1,0-4,0. EDTA sebagai garam natrium, Na 2 H 2 Y sendiri merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Suatu titik ekuivalen segera tercapai dalam titrasi demikian dan akhirnya titrasi kompleksomteri dapat digunakan untuk penentuan beberapa logam pada operasi skala mikro. (Khopkar, S.M., 1990)

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Penetapan Kadar Magnesium Kelompok Vol. EDTA 0.1 M Vol. Magnesium 7 8 9 10 11 12 10.7 ml 14.1 ml 12 ml 2. Penetapan Kadar Kalsium Kelompok

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

Unsur Hara Penyusun Tanaman

Unsur Hara Penyusun Tanaman Unsur Hara Penyusun Tanaman Untuk Pertumbuhan & Perkembangan, Tanaman memerlukan 16 unsur : 1. Karbon (C ) 9. Sulfur (S) 2. Hidrogen (H) 10. Clor (Cl) 3. Oksigen (O) 11. Boron (B) 4. Nitrogen (N) 12. Cuprum/Tembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS. Drs. DJADJAT TISNADJAJA, M.Tech.

TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS. Drs. DJADJAT TISNADJAJA, M.Tech. TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS Drs. DJADJAT TISNADJAJA, M.Tech. 1 Pendahuluan Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan kompleks atau ion kompleks

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS Kelompok : Kelompok 1 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Alfontius Linata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal

Lebih terperinci

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Nitrogen: Dijumpai pada semua jenis tanah, terutama bertekstur kasar dan berkadar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

TARIF LINGKUP AKREDITASI

TARIF LINGKUP AKREDITASI TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 26 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI A. DEFINISI Pupuk adalah bahan

Lebih terperinci

2. Penaburan, pembenaman dan pencampuran kapur ketanah harus dalam dan rata.

2. Penaburan, pembenaman dan pencampuran kapur ketanah harus dalam dan rata. 2.1. PENGERTIAN PENGAPURAN Pengapuran adalah pemberian kapur kedalam tanah yang pada umumnya bukan karena kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam (Hardjowigeno, 1987). Pengapuran merupakan

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-028-IDN Alamat Bidang Pengujian : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 315, Surabaya 60234 Bahan atau produk Gaplek SNI 01-2905-1992 butir 7.1 Pati Serat Pasir/Silika

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aluminium Hidroksida 2.1.1 Sifat Fisika Aluminium Hidroksida Rumus Molekul: Al(OH) 3 OH Al OH OH Berat Molekul: 78,00 Aluminium hidroksida merupakan padatan berbentuk serbuk

Lebih terperinci

Ilmu Tanah dan Tanaman

Ilmu Tanah dan Tanaman Ilmu Tanah dan Tanaman Pupuk dan Kesuburan Pendahuluan Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan kepada tanah dengan tujuan memperbaiki sifat fisis, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Sifat fisis tanah

Lebih terperinci

KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN FEED THE SOIL TO FEED THE PEOPLE WE FEED THE LAND THAT FEEDS THE WORLD PEMBUATAN SIFAT DAN CIRI SINTETIK PUPUK SINTETIK A.PUPUK TUNGGAL 1. PUPUK NITROGEN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut MAGNESIUM (Mg) Kandungan Mg dalam kebanyakan tanah umumnya antara 0,05% pada tanah pasir, dan 0,5% pada tanah liat. Kandungan Mg dalam tanah liat tinggi karena Mg yang ada dalam mineral ferromagnesian

Lebih terperinci

Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman

Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman Oleh : Mamik Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena 17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang TINJAUAN PUSTAKA Kompos Kulit Buah Kakao Ada empat fungsi media tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dengan menggunakan unsur hara. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB 7 INDUSTRI PUPUK. Pengantar

BAB 7 INDUSTRI PUPUK. Pengantar BAB 7 INDUSTRI PUPUK Pengantar Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis. Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah harus subur,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Dr. Ir. Budiarto, MP. Program Studi Agribisnis UPN Veteran Yogyakarta 1 TANAH PERTANIAN Pertanian berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALTIK DASAR TITRASI KOMPLEKSOMETRI. Pembimbing : Dewi Widyabudiningsih. Oleh. Kelompok V. Indra Afiando NIM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALTIK DASAR TITRASI KOMPLEKSOMETRI. Pembimbing : Dewi Widyabudiningsih. Oleh. Kelompok V. Indra Afiando NIM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALTIK DASAR TITRASI KOMPLEKSOMETRI Pembimbing : Dewi Widyabudiningsih Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani NIM 111431016

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi (Sofyan dkk., 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi (Sofyan dkk., 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan Sawah Sawah adalah lahan pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan

Lebih terperinci

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO NERACA HARA KEBUN KAKAO PRODUKSI = f (Tanaman, Tanah, Air, Cahaya) Tanaman = bahan tanam (klon, varietas, hibrida) Tanah = kesuburan tanah Air = ketersediaan air Cahaya = intensitas cahaya KOMPOSISI TANAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan

Lebih terperinci

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh TINJAUAN PUSTAKA Penggenangan Tanah Penggenangan lahan kering dalam rangka pengembangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan kimia dan elektrokimia yang mempengaruhi kapasitas tanah dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kualitas tanah dalam hal kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat

Lebih terperinci

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN Desti Diana Putri/1214121050 I.PENDAHULUAN Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan unsur hara makro dan mikro dalam jumlah tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Pupuk merupakan suatu bahan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Pupuk merupakan suatu bahan yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ph Tanah Bagi tanaman pupuk sama seperti makanan oleh manusia. Oleh tanaman pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman 1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada ph 6-7, karena pada ph tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tablet Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian terak baja berpengaruh nyata terhadap peningkatan ph tanah (Tabel Lampiran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertambangan Pasir Besi Pasir besi merupakan bahan hasil pelapukan yang umum dijumpai pada sedimen disekitar pantai dan tergantung proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Esensialitas Hara bagi Tanaman Hara Esensial: Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12 LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air % - 50 2 Temperatur O C - Suhu air tanah 3 Warna - - Kehitaman 4 Bau - - Berbau tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga akan meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tanah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA 1. BILANGAN OKSIDASI Bilangan oksidasi suatu unsur menggambarkan kemampuan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain dan menunjukkan bagaimana peranan elektron

Lebih terperinci

BAHAN KIMIA DAN PRODUK KIMIA (BAGIAN VI, Bab 28 s.d. 38)

BAHAN KIMIA DAN PRODUK KIMIA (BAGIAN VI, Bab 28 s.d. 38) BAHAN KIMIA DAN PRODUK KIMIA (BAGIAN VI, Bab 28 s.d. 38) Pupuk BAB 31 Bab ini meliputi hampir semua produk yang umumnya dipakai sebagai pupuk alam atau pupuk buatan. Pupuk adalah suatu zat yang apabila

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili Cucurbitaceae. Melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis

Lebih terperinci

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah 1314151022 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah produk transformasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

KEMASAMAN TANAH. Wilayah tropika basah. Sebagian besar tanah bereaksi masam. Kemasaman tanah menjadi masalah utama

KEMASAMAN TANAH. Wilayah tropika basah. Sebagian besar tanah bereaksi masam. Kemasaman tanah menjadi masalah utama KEMASAMAN TANAH Wilayah tropika basah Sebagian besar tanah bereaksi masam Kemasaman tanah menjadi masalah utama Luas dan sangat potensial untuk pertanian Tanah yang banyak BO juga bereaksi masam TANAH

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-607-IDN Fisika/Kimia/ Tepung terigu Keadaan produk: Bentuk, Bau, Warna SNI 3751-2009, butir A.1 Mikrobiologi Benda asing SNI 3751-2009, butir A.2 Serangga

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci