ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN DOMBA DI PASAR HEWAN KABUPATEN CIANJUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN DOMBA DI PASAR HEWAN KABUPATEN CIANJUR"

Transkripsi

1 ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN DOMBA DI PASAR HEWAN KABUPATEN CIANJUR ATTRIBUTES THAT INFLUENCE CONSUMER PREFERENCE OF SHEEP IN ANIMAL MARKET OF CIANJUR REGENCY Andry Ramdani*, Sondi Kuswaryan**, dan Sri Rahayu** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang *Alumni Fakultas Peternakan Unpad **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad Abstrak Penelitian mengenai atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen domba telah dilakukan di Pasar Hewan Cianjur, Pasar Hewan Ciranjang, dan Pasar Hewan Cibeber dari tanggal 27 Oktober sampai tanggal 27 November Penelitian bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan domba potong serta mengetahui preferensi konsumen dalam memilih domba potong. Metode penelitian dilakukan secara sensus terhadap 20 orang responden melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Hasil analisis menyimpulkan bahwa atribut-atribut yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam pemilihan domba potong adalah harga domba, bobot badan, perdagingan daerah pinggang, kepadatan tubuh, dan jenis kelamin betina. Preferensi konsumen domba potong di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur tergolong netral untuk atribut harga dan perdagingan daerah pinggang, sedangkan untuk atribut bobot badan dan kepadatan tubuh tergolong positif, sementara untuk pertimbangan terhadap atribut jenis kelamin betina tergolong sangat positif pada saat melakukan pembelian. Kata kunci: atribut, domba potong, konsumen, preferensi Abstract The research of Attributes that Influence Consumer Preference of Sheep had been conducted in the Cianjur, Ciranjang, and Cibeber Animal Market started from 27 October to 1

2 27 November It aimed to know the attributes considered by the consumers in selecting sheep for slaughtering, and their preferences in choosing it. The research method used was census over 20 respondents through interviews using questionnaires. The Results showed that attributes considered by the consumers were the price, weight, loin area, body density and female of sheep. The consumer preferences of sheep for slaughtering in Cianjur Animal Market were neutral for the price and loin area, positive for weight and body density, and very positive for female of sheep at the time of purchasing process. Key words: attributes, sheep for slaughtering, consumer, preference Pendahuluan Domba telah lama dikenal oleh masyarakat terutama oleh peternak dan petani di Jawa Barat. Mereka menyukai domba karena daging yang dihasilkannya mempunyai cita rasa yang tinggi. Tercatat pemotongan domba terbanyak berada di Jawa Barat, yaitu 434,94 ribu ekor. Selain itu, populasi domba di Indonesia yang terbesar juga berada di Jawa Barat, yaitu sebanyak 9,21 juta ekor (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013). Kabupaten Cianjur adalah salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat dengan keunggulan yang dihasilkannya berupa produk-produk pertanian ataupun peternakan. Di bidang peternakan, domba merupakan komoditas yang diunggulkan karena selain ketersediaannya banyak, pemasarannya terus tumbuh dan berkembang sejak dari zaman penjajahan Belanda hingga sekarang. Menurut data statistik dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Cianjur (2013), populasi domba di Kabupaten Cianjur dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Populasi domba di Kabupaten Cianjur berturut-turut dari tahun 2011 sampai tahun 2013 adalah sebanyak 364,06 ribu ekor, 400,67 ribu ekor, dan 403,99 ribu ekor. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pemasaran domba potong di Kabupaten Cianjur juga terus mengalami peningkatan. Pasar hewan di Kabupaten Cianjur merupakan bagian utama rantai pemasaran domba dari berbagai daerah pemasok domba oleh para peternak hingga ke kota-kota sebagai tempat konsumsi oleh konsumen akhir. Pasar hewan di Kabupaten Cianjur sudah berdiri sejak lama. Para pelaku perdagangan di pasar hewan tersebut diketahui tidak hanya terdiri atas masyarakat lokal saja, melainkan juga para pedagang/pembeli domba dari luar daerah seperti Depok, Banten, Tanggerang, Jakarta, Bandung, Sukabumi, dan Bogor. Di Kabupaten Cianjur terdapat sejumlah pasar hewan, yaitu Pasar Hewan Cianjur yang buka pada hari Senin dan Kamis, Pasar Hewan Ciranjang yang buka pada hari Rabu dan Minggu, dan Pasar Hewan Cibeber yang buka pada hari Rabu dan Sabtu. Keberadaan pasar-pasar hewan di Kabupaten Cianjur yang sudah sejak lama menyediakan kebutuhan domba bagi konsumen menunjukan adanya keberlangsungan proses pemasaran yang potensial. 2

3 Pasar hewan di Kabupaten Cianjur telah mampu menarik pembeli dan pedagang dari berbagai daerah, namun informasi mengenai alasan serta atribut yang menjadi pertimbangan dalam transaksi domba di pasar hewan tersebut belum banyak terungkap. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah penelitian dengan judul Atribut yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Domba di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur. Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian adalah konsumen domba potong yang tersebar ke sejumlah pasar hewan di Kabupaten Cianjur, yaitu Pasar Hewan Kecamatan Cianjur Desa Naggrak, Pasar Hewan Kecamatan Ciranjang Desa Ciranjang, dan Pasar Hewan Kecamatan Cibeber Desa Cikondang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus. Metode Penelitian sensus dipilih atas dasar jumlah populasi yang relatif sedikit dan potensi daerah yang tidak terlalu menyebar secara luas (Paturochman, 2012). Metode sensus menjadikan seluruh anggota populasi diambil sebagai responden. Responden yang berhasil ditemukan selama 1 bulan di lapangan adalah sebanyak 20 orang, sehingga 20 orang responden ini merupakan jumlah anggota populasi yang berasal dari sejumlah pasar hewan di Kabupaten Cianjur. Data yang dihimpun adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada sejumlah responden di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil observasi ke Dinas Peternakan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Cianjur, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemerintah Kabupaten Cianjur. Preferensi konsumen domba potong ditentukan sebagai variabel terikat dalam penelitian, sedangkan atribut domba potong ditentukan sebagai variabel bebas. Atribut yang akan dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan domba potong adalah faktor harga, asal daerah domba, berat badan domba, tebal bulu domba, jenis kelamin domba, kesehatan domba, bangsa domba, umur domba, lebar dada, bagian pinggul, perdagingan daerah pinggang, kedalaman paha, dan kepadatan tubuh. Analisis data dilakukan melalui 2 tahap. Pertama, melakukan pengujian tarhadap validitas atribut dengan menggunakan metode Cochran Q-Test untuk menentukan atribut terpilih (valid) (Simamora,2004). Rumus untuk Uji Cochran Q adalah sebagai berikut: Keterangan: K: jumlah variabel n: jumlah responden 3

4 C: Total respon pada variabel (kolom) R: Total respon pada pengamatan (baris) Dk = K-1 Kriteria: Tolak Ho (terima Ha) apabila Q hitung Q tabel Terima Ho (tolak Ha) apabila Q hitung < Q tabel Kedua, atribut yang terpilih akan dianalisis kembali dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein, untuk mengetahui bagaimana preferensi yang dimiliki oleh konsumen domba potong. Rumus untuk model sikap Multiatribut Fishbein adalah sebagai berikut: Keterangan: Ao: sikap konsumen terhadap domba di pasar hewan Kabupaten Cianjur bi: tingkat kepercayaan konsumen bahwa domba di pasar hewan Kabupaten Cianjur memiliki variabel tertentu (atribut ke-i) ei: dimensi evaluatif (evaluasi) konsumen terhadap atribut ke-i yang dimiliki domba di pasar hewan Kabupaten Cianjur Kriteria: Tabel 1. Kriteria Sikap Berdasarkan Skala Interval Kriteria Skor Sangat Tidak Positif 1 A 0 5,8 Kurang Positif 5,9 A 0 10,7 Netral 10,8 A 0 15,6 Positif 15,7 A 0 20,5 Sangat Positif 20,6 A 0 Hasil dan Pembahasan 1) Atribut yang Dipertimbangkan Responden Rata-rata konsumen domba potong di pasar hewan Kabupaten Cianjur merupakan para pembeli (buyer) yang berprofesi sebagai pedagang perantara. Di antara mereka ada yang berprofesi sebagai pedagang sate, pedagang daging domba di pasar rakyat, ataupun sebagai pemasok daging domba ke rumah makan atau restoran di luar daerah. Hasil penelitian di lapangan ditampilkan pada Tabel 2. 4

5 Tabel 2. Data Atribut yang Dipertimbangkan Konsumen No. Kode Atribut Nama Atribut Jawaban Proporsi Ya Tidak Ya Tidak ----Orang % A1 Harga A3 Bobot Badan A13 Kepadatan Tubuh A11 Perdagingan Daerah Pinggang 5. A5 Jenis Kelamin A6 Kesehatan A10 Pinggul A9 Lebar Dada A8 Umur A12 Kedalaman Paha A2 Asal Daerah A4 Tebal Bulu A7 Bangsa Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk mengetahui atribut yang valid maka digunakanlah uji statistik dengan menggunakan Cochran Q-Test. Hasilnya menentukan bahwa atribut yang dipertimbangkan oleh para pembeli/responden pada saat melakukan pembelian domba potong adalah harga domba, bobot badan, kepadatan tubuh, jenis kelamin, dan perdagingan daerah pinggang. Dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20 orang responden menyepakati kelima atribut tersebut sebagai hal-hal yang dipertimbangkan pada saat melakukan pembelian domba potong. Atribut pertama yang dipertimbangkan oleh para pembeli adalah harga domba. Berdasarkan informasi perkiraan harga domba dari kantor pelayanan Pasar Hewan Cianjur, diketahui bahwa harga domba potong yang dijual di pasar hewan Kabupaten Cianjur untuk harga bulan September 2014, dipatok murah dari mulai Rp ,00 per ekor betina dengan bobot hidup sekitar 10 kg, hingga dengan Rp ,00 per ekor betina dengan bobot hidup sekitar 30 kg, sedikit di antaranya ada yang ditawarkan hingga dengan Rp ,00 per ekor betina dengan perkiraan bobot hidup > 30 kg. Sedangkan untuk harga domba jantan dipatok dari mulai Rp ,00 per ekor dengan bobot hidup sekitar 10 kg sampai Rp ,00 per ekor dengan bobot hidup sekitar 35 kg. Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen, rata-rata para pembeli domba potong berbelanja dikisaran harga Rp ,00 per ekor hingga Rp ,00 per ekor. Kebanyakan konsumen mengambil 5

6 domba betina, hal ini karena pada umumnya domba betina lebih murah daripada jantan, namun pembeli juga tetap berminat bila terdapat domba jantan yang menurutnya murah. Para pembeli dapat membatalkan keinginannya untuk membeli domba yang sesuai dengan kriterianya, dikarenakan batas anggaran yang tersedia, sehingga pada akhirnya harus puas dengan memilih domba yang berada di bawah keinginannya. Maka pertimbangan harga menjadi faktor yang sangat krusial bagi para pembeli. Hal ini sebagaimana pendapat Mowen dan Minor (2002) bahwa harga merupakan salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen, dan manajer perlu benar-benar menyadari peran tersebut dalam pembentukan sikap konsumen. Atribut selanjutnya yang dipertimbangkan oleh para pembeli adalah jenis kelamin betina. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, kebanyakan konsumen mengambil domba betina sebagai domba potong dari mulai yang perkiraan umurnya masih muda hingga dengan yang lebih dari 1 tahun, hal ini karena pada umumnya domba betina dipandang lebih murah daripada jantan. Harga betina yang dipandang relatif lebih murah dibandingkan jantan kemungkinan besar disebabkan oleh ketersediaan jumlahnya yang banyak di pasar dibandingkan domba jantan, sehingga hal ini menjadikan fungsi permintaan domba betina menjadi lebih tinggi. Data populasi domba berdasarkan jenis kelamin dari Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur (2013) menginformasikan bahwa perbandingan antara total jumlah domba betina dan jantan adalah sebanyak 242,49 ribu : 160,64 ribu, hal ini menunjukan bahwa domba betina cenderung lebih banyak daripada jantan, sehingga memungkinkan domba betina lebih banyak di bawa ke pasar hewan daripada jantan. Maka berdasarkan pemahaman terhadap prinsip hukum permintaan dari suatu komoditas (Putong, 2005), dapat disimpulkan bahwa turun atau naiknya harga domba akan seiring dengan jumlah domba yang tersedia di pasar hewan. Pemilihan domba betina sebagai domba potong oleh para pembeli telah mengindikasikan bahwa masih maraknya pemotongan ternak ruminansia betina produktif yang dirasa bertentangan dengan amanat UU Peternakan dan Kesehatan Hewan (2009) pasal 18 ayat (2): ternak ruminansia betina produktif (kecil/besar) dilarang disembelih karena merupakan penghasil ternak yang baik, kecuali untuk keperluan penelitian, pemuliaan, atau pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan. Dalam penjelasan pasal 18 ayat (1), yang dimaksud dengan ternak ruminansia betina produktif adalah ruminansia besar, yakni sapi dan kerbau yang melahirkan kurang dari 5 kali atau berumur di bawah 8 tahun dan ruminansia kecil, yaitu kambing dan domba yang melahirkan kurang dari 5 kali atau berumur di bawah 4 tahun 6 bulan. Penentuan ternak ruminansia betina tidak produktif ditentukan oleh tenaga kesehatan hewan. Domba jantan kurang diminati pada hari-hari biasa dan jumlahnya lebih sedikit, sehingga harga penawarannya akan lebih tinggi. Hal ini kemungkinan akan berbeda pada saat 6

7 momen idul adha. Padahal untuk tujuan dipotong, domba jantan justru lebih baik daripada betina karena pada bobot dan umur yang sama, domba jantan selalu lebih unggul daripada betina. Hal ini sebagaimana pendapat Santoso dkk., (2012) bahwa domba jantan memiliki kelebihan dibandingkan domba betina untuk tujuan utama penghasil daging, yaitu memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, pada umur yang sama memiliki lebih banyak otot dan tulang serta lebih sedikit lemak dibandingkan domba betina. Terhadap hal tersebut, pemerintah melalui petugas Dinas Peternakan Kabupaten Cianjur perlu lebih tanggap dan observatif terhadap maraknya aktivitas pemotongan domba betina produktif. Hal ini dapat disebabkan karena para pedagang (konsumen antara) lebih memilih melakukan pemotongan mandiri (memotong di tempat sendiri) dibanding harus datang ke Rumah Potong Hewan (RPH) dengan membayar sejumlah harga untuk biaya pemotongan dan pemeriksaan, sehingga pada akhirnya setiap kasus dari pemotongan domba betina produktif lolos dari pengawasan pemerintah. Kebijakan ini sebenarnya sangat baik dan bukan untuk memberatkan para peternak, namun seperti pada penjelasan UU Peternakan dan Kesehatan Hewan (2009) pasal 18 ayat (2) dimaksudkan untuk mempertahankan populasi ternak ruminansia betina produktif guna memenuhi kecukupan kebutuhan konsumsi protein hewani dalam negeri. Mengamati potensi pemasaran dan juga populasi domba betina di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur, maka dengan adanya kebijakan ini, diharapkan Kabupaten Cianjur dapat diuntungkan dengan menjadi wilayah pemasok domba terbesar di Jawa Barat. Atribut selanjutnya yang dipertimbangkan oleh para pembeli adalah aspek bobot badan. Sama pentingya dengan harga, bobot badan/bobot hidup paling berperan dalam menentukan harga domba di pasar hewan. Hal ini karena atribut bobot badan merupakan patokan utama dalam penentuan harga domba. Bobot badan yang tinggi bisa dijadikan indikator domba yang gemuk dan akan membuat timbangan karkas semakin berat, sehingga mampu meningkatkan harga jual. Para pembeli menuturkan bahwa dalam penentuan harga domba, selalu mendasarkannya kepada bobot badan, meskipun angka bobot badan yang diketahui para pembeli adalah dengan pendugaan saja (menaksir). Kenyataan ini sebagaimana pendapat Setiadi dkk., (1994) bahwa pada umumnya dalam menentukan harga jual, pemilik/jagal belum semuanya menerapkan penimbangan ternak, hanya berpatokan pada taksiran bobot badan. Konsumen membuat perkiraan lewat melakukan serangkaian perlakuan seperti mengamati, memegang/meraba, dan mengangkat domba, dengan demikian cara menaksir yang digunakan konsumen adalah dengan menggunakan panca indera, dan dengan cara menaksir seperti ini sulit untuk menghasilkan angka yang akurat, hal ini sebagaimana pendapat Djagra (1994) dalam Igd dan Wiyana (2012) bahwa di antara cara dalam penaksiran bobot badan ternak, adalah penaksiran dengan berdasarkan panca indera, dan penaksiran dengan menggunakan rumus korelasional antara bobot badan dengan beberapa ukuran 7

8 dimensi tubuh dari ternak, namun penaksiran dengan panca indera ini bisa sangat subjektif sifatnya, karena hasilnya sangat tergantung dari kemahiran dan subjektifitas si penaksir. Pada dasarnya aktivitas menaksir juga memiliki kelebihan, di antaranya menghemat waktu pembeliaan dan mengatasi kesulitan membawa timbangan yang besar untuk penimbangan ternak ruminansia yang besar. Akan tetapi untuk kesulitan membawa alat timbangan hanyalah berlaku bagi ternak yang besar seperti sapi atau kerbau, pada ternak ruminansia yang kecil (domba/kambing) sebaiknya penimbangan oleh alat tetap dilakukan, seperti cukup oleh alat timbangan sederhana yang digantung, hal ini karena ternak domba tidak membutuhkan alat timbangan yang begitu besar sehingga tidak akan membuat penjual maupun pembeli kesulitan. Hingga sekarang kebiasaan pengukuran domba dengan cara menaksir masih tetap umum dilakukan, padahal bila pedagang dan konsumen dapat mengetahui angka bobot badan yang lebih akurat seperti dengan penimbangan oleh alat, maka secara ekonomi sudah pasti kerugian sekecil apapun dari hasil jual beli ternak dapat dihindari, dan proses jual beli domba dapat dilakukan dengan seadil-adilnya. Igd dan Wiyana (2012) menyatakan pengukuran bobot badan ternak yang dilakukan dengan baik adalah sangat membantu peternak dalam menentukan jumlah pemberian pakan yang tepat, pemberian dosis obat serta menetapkan nilai atau harga jual ternak secara benar. Terdapat perbedaan dalam pemilihan bobot badan domba di antara para pembeli berdasarkan profesinya masing-masing. Rata-rata pembeli yang berprofesi sebagai pedagang sate atau pemasok daging domba ke rumah makan/restoran mencari domba dengan bobot badan sekitar kg, hal ini diharapkan agar mendapatkan bobot karkas sebanyak 8-10 kg/ekor. Sedangkan pembeli dengan profesi sebagai pemasok daging domba ke pasar-pasar tradisional berbelanja domba dengan perkiraan bobot badan di atas 25 kg, bahkan yang dicari adalah yang paling besar bobot badannya, upaya ini juga demi mendapatkan bobot karkas yang sebesar-besarnya. Pada umumnya bobot karkas merupakan saparuh dari bobot hidup domba, hal ini sebagaimana yang dinyatakan Wiliamson dan Payne (1993) bahwa rata-rata persentase karkas dari domba tropic antara 40-48% dari bobot hidupnya. Dengan demikian, konsumen yang berporfesi sebagai pedagang sate atau pemasok daging domba ke rumah makan/restoran cenderung mencari domba-domba yang muda, sedangkan bagi konsumen yang berporfesi sebagai pemasok daging kiloan ke pasar rakyat/tradisional tidak memperhatikan status fisiologis atau yang terpenting hasil karkas yang paling besar yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada pengamatan oleh Suharto dan Layla (2005) terhadap 6 ekor domba lokal betina dengan umur berkisar 7 bulan (muda) yang dipelihara secara tradisional (pakan hanya rumput tanpa konsentrat), hasilnya menunjukan bahwa diperoleh bobot hidup domba betina pada kisaran 11,6 kg s/d 19 kg dengan rataan sebesar 15,1 kg, bobot karkas antara 5 kg s/d 8 kg dengan rataan 6,33 kg, dan persentase karkas antara 37,5 s/d 43,75 % dengan rataan 41,98 %. 8

9 Atribut selanjutnya yang dipertimbangkan oleh para pembeli adalah kepadatan tubuh. Berdasarkan Tabel 2, skor yang sama ditunjukkan oleh atribut kepadatan tubuh dengan atribut harga dan bobot badan. Pembeli memperhatikan kepadatan tubuh sebenarnya untuk menduga banyaknya daging dan tingkat perlemakan. Para pembeli menyukai domba yang potensi dagingnya paling banyak, bila pada saat perabaan domba dirasakan padat/tebal (seperti bantalan) dan kurang terasa tulang, maka pembeli menduga bahwa jumlah dagingnya banyak, namun bila pada saat perabaan dirasakan tipis dan terasa tulang, maka para pembeli menduga bahwa kandungan lemaknya sedikit, sehingga dimungkinkan jumlah dagingnya juga sedikit. Perilaku konsumen domba potong dalam meraba kepadatan tubuh ini sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2010) bahwa ketebalan lemak punggung dipercaya sebagai indikator kurus atau gemuknya domba. Atribut terakhir yang dipertimbangkan para pembeli adalah perdagingan daerah pinggang. Daerah ini terletak di tengah-tengah, antara punggung dan pantat domba, pembeli merasa perlu untuk memeriksa atau meraba daerah ini, karena dengan memeriksanya, pembeli dapat menduga bagian-bagian tubuh domba yang lain, seperti besar karkas, bagian pinggul, bagian dada dan harga kulit. Semakin lebar kepalan tangan pada saat memegang bagian pinggang maka pembeli beranggapan karkasnya akan semakin besar. Berdasarkan diagram potongan primal karkas domba dalam Soeparno (2009), perdagingan daerah pinggang juga memiliki kandungan-kandungan daging yang sangat diperlukan untuk bahan baku masakan. Kandungan daging ini seperti bagian loin, sirloin, termasuk bagian bawah (flank), sehingga atribut perdagingan domba pada daerah pinggang memang sering menjadi perhatian. 2) Preferensi Konsumen terhadap Domba Potong di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur Hasil analisis pertama kembali ditanyakan kepada 20 orang responden yang sedang melakukan pembelian. Berdasarkan proses pencarian informasi ataupun pengalaman berbelanja, konsumen domba potong pasti memiliki sebuah kepercayaan. Di antara kepercayaan yang terbentuk di benak konsumen terhadap sejumlah atribut domba potong yang ada di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kepercayaan Responden terhadap Atribut Domba Potong No. Kode Atribut Kepercayaan (Bi) Atribut Skor 1. A5 Jenis Kelamin Betina 5 2. A13 Kepadatan Tubuh 3,9 3. A3 Bobot Badan 3,7 4. A11 Perdagingan Daerah Pinggang 3,6 5. A1 Harga 3 9

10 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa pembeli menilai atribut jenis kelamin betina dari domba potong yang terdapat di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur menjadi yang paling baik, disusul dengan atribut kepadatan tubuh, bobot badan, perdagingan daerah pinggang dan harga. Maka dengan kata lain, atribut jenis kelamin betina mengartikan bahwa kebanyakan domba untuk keperluan dipotong yang tersedia di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur adalah betina, hal ini juga sebagaimana yang telah diamati di pasar hewan, bahwa kebanyakan konsumen domba sering mendapatkan domba yang betina untuk dipotong. Atribut kepadatan tubuh dinilai lebih baik oleh konsumen daripada atribut bobot badan, sedangkan atribut bobot badan dinilai lebih baik oleh konsumen dari pada atribut perdagingan daerah pinggang, dan atribut harga menempati urutan yang paling rendah. Maka kemungkinan besar, harga domba potong di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur masih dianggap relatif mahal oleh para pembeli. Begitulah pandangan umum menurut sebagian besar pembeli mengenai domba potong yang tersedia di pasar hewan Kabupaten Cianjur berdasarkan kajian terhadap atribut-atributnya. Kepercayaan yang sebelumnya sudah dibahas berperan di dalam mendorong responden untuk dapat menilai sebuah objek dari atributnya berdasarkan persepsi yang terbentuk mengenai objek tersebut. Sedangkan perasaan berperan dalam menentukan suasana hati bagi responden terhadap atribut dari suatu objek. Konsumen bisa saja memuji sebuah produk karena produk tersebut memiliki sejumlah atribut yang disenangi, dan kemudian membelinya. Namun bisa juga sebaliknya, konsumen tidak jadi membelinya karena produk tersebut tidak memiliki atribut yang diperlukan meskipun produk tersebut tetap dinilai baik oleh konsumen. Dalam kaitannya dengan aspek evaluasi pada model sikap Fishbein, evaluasi berupaya mengukur sikap responden terhadap atribut dengan menanyakan seberapa suka responden/pembeli terhadap suatu atribut, dalam hal ini atribut domba potong. Hal ini berfungsi untuk mengukur seberapa penting atribut-atribut domba di benak pembeli berdasarkan skala ukur yang sudah ditentukan. Maka, bagaimana keadaan pembeli dalam memandang seluruh atribut domba yang menjadi pertimbangan akan dapat diketahui. Evaluasi responden terhadap sejumlah atribut domba potong ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Evaluasi Responden terhadap Atribut Domba Potong Evaluasi (Ei) No. Kode Atribut Atribut Skor 1. A5 Jenis Kelamin Betina 4,65 2. A1 Harga 4,55 3. A3 Bobot Badan 4,15 4. A13 Kepadatan Tubuh 4,05 5. A11 Perdagingan Daerah Pinggang 3,45 10

11 Berdasakan Tabel 4, dapat dilihat bahwa responden menilai jenis kelamin betina sebagai atribut domba terpenting dalam proses pemilihan domba potong. Hal ini dapat terjadi karena memang tingginya kecenderungan masyarakat dalam menggunakan domba betina untuk dipotong. Selain itu, harga domba betina dipandang relatif lebih murah daripada domba jantan. Hal ini sebagaimana hasil pengamatan dari Suharto dan Layla (2005) bahwa di pemotongan tradisional ternyata banyak domba betina yang masih muda dipotong. Dasar pemilihan domba betina karena karkasnya lebih tinggi bila dibanding domba jantan, harga hidup lebih murah, sedangkan harga karkas domba betina dan jantan tidak berbeda. Dikaitkan dengan hasil analisis kepercayaan (Bi) pada Tabel 3, anggapan konsumen mengenai atribut jenis kelamin relatif sama. Keduanya memiliki skor yang hampir sama, artinya konsumen domba potong tidak pernah merasa kecewa mengenai atribut jenis kelamin betina pada domba-domba di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur. Perbedaan skor yang sedikit berbeda ini dapat disebabkan karena masih terdapat sebagian kecil konsumen domba yang menggunakan domba jantan sebagai domba potong. Menurut beberapa konsumen ini, jantan ataupun betina tidak jadi masalah, asalkan harganya tetap sesuai. Hal ini sama dengan pendapat Sugiarto dkk., (2002) bahwa konsumen mau membeli barang yang mereka perlukan bila harganya sesuai dengan keinginan mereka dan bila barang tersebut berguna baginya. Oleh karenanya, pertimbangan mendapatkan domba betina untuk sebagian kalangan tidak selalu menjadi faktor utama dalam pembelian domba potong bila konsumen ditawarkan domba lain/jantan dengan harga yang menurut konsumen sesuai. Harga sebagai atribut domba yang terpenting kedua di dalam proses pemilihan domba potong. Sebagaimana yang menjadi alasan atas perhatian konsumen terhadap domba betina, maka harga tetap menjadi salah satu pertimbangan terpenting pada saat konsumen melakukan pemilihan domba potong di pasar hewan. Aktivitas tawar-menawar terhadap harga domba yang telah diamati dari konsumen terhadap pedagang di pasar hewan, dapat mengartikan bahwa konsumen domba tetap mengharapkan harga yang semurah-murahnya terhadap domba pilihannya, hal ini juga mengingat bahwa kebanyakan konsumen domba potong adalah para pedagang perantara, maka pertimbagan terhadap harga beli domba akan sangat menentukan keuntungan terhadap usaha pemotongan mereka, karena domba merupakan faktor produksi yang nanti akan dijual kembali untuk mendapatkan laba. Skor rata-rata yang ditunjukan pembeli adalah sebesar 4,55 untuk atribut harga domba, hal ini merupakan skor tertinggi kedua setelah atribut jenis kelamin betina, dan jika dibandingkan dengan skor rata-rata atribut yang lain. Dengan kata lain, kebanyakan pembeli beranggapan bahwa penilaian (evaluasi) terhadap jenis kelamin betina dan harga domba adalah hal yang paling utama dalam membentuk sikap terhadap domba potong, disusul dengan evaluasi terhadap bobot badan, kepadatan tubuh, dan perdagingan daerah pinggang. Dikaitkan dengan hasil analisis kepercayaan (Bi) pada Tabel 3, terlihat bahwa harga domba menempati penilaian paling 11

12 rendah menurut para pembeli, dengan rata-rata skor sebesar 3, sedangkan dari hasil analisis evaluasi (Ei) pada Tabel 4, harga domba menempati peringkat kedua terpenting setelah atribut jenis kelamin betina, dengan rata-rata skor 4,55, maka dapat dilihat bahwa skor penilaian tidaklah sama/jauh berbeda atau Bi < Ei, sehingga hal ini menyimpulkan bahwa memang harga domba potong di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur, masih belum sesuai dengan harapan para pembeli. Kebanyakan para pembeli menilai bahwa harga domba di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur masih relatif mahal. Skor atribut bobot badan pada hasil anlisis kepercayaan sebesar 3,7 sedangkan pada analisis evaluasi skornya sebesar 4,15. Hal ini menunjukan bahwa bobot badan domba di pasar hewan Kabupaten Cianjur masih belum memenuhi harapan para pembeli. Atribut harga berkaitan erat dengan atribut bobot badan, karena memang atribut bobot badan sebagai penentu patokan harga. Harga masih kurang sesuai karena memang atribut bobot badanpun belum sesuai dengan harapan pembeli. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari pendugaan bobot badan domba yang tidak akurat. Namun demikian, mengenai atribut kepadatan tubuh, ternyata disukai oleh para pembeli dan atribut kepadatan tubuh juga menempati skor yang cukup baik di persepsi pembeli, atau penilaian relatif tidak jauh berbeda. Untuk atribut perdagingan daerah pinggang, penilaian juga relatif proporsional, atribut perdagingan daerah pinggang menempati urutan paling rendah dikepentingan para pembeli, dan juga memiliki penilaian yang biasa pada domba potong yang tersedia di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hal tersebut di atas, para pemasar ataupun pengambil kebijakan perlu kembali meninjau sistem pemeliharaan domba di masyarakat peternak terutama pada aspek manajemen pakan. Pihak terkait juga perlu memprioritaskan penggunaan biaya produksi peternakan yang lebih efisien agar dapat dihasilkan domba yang dapat dijual dengan harga yang lebih ekonomis. Hal ini terutama untuk domba jantan, karena domba jantan sering dianggap lebih mahal dari betina. Setelah dilakukan perhitungan keseluruhan atas masingmasing atribut, maka didapatkanlah hasil analisis sikap yang ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Multiatribut Fishbein Kode No. Atribut Domba Potong Skor Rata-rata Interpretasi Sikap Atribut 1. A1 Harga 13,75 Netral 2. A3 Bobot Badan 15,45 Positif 3. A11 Perdagingan Daerah 13 Netral Pinggang 4. A13 Kepadatan Tubuh 15,8 Positif 5. A5 Jenis Kelamin Betina 23,25 Sangat Positif 12

13 Berdasarkan Tabel 5, nilai sikap (A 0 ) konsumen domba potong terhadap masingmasing atribut relatif beragam. Nilai dari setiap atribut ini diinterpretasikan berdasarkan skala interval yang telah ditentukan, maka hasilnya untuk atribut harga dan perdagingan daerah pinggang tergolong netral atau 10,8 A 0 15,6. Kriteria sikap netral menunjukkan bahwa konsumen domba potong memiliki penilaian yang biasa di dalam memperhatikan atribut harga dan perdagingan daerah pinggang sebagai pertimbangan dalam pemilihan domba potong. Atribut bobot badan dan kepadatan tubuh tergolong positif atau 15,7 A 0 20,5. Kriteria sikap positif menunjukkan bahwa konsumen domba potong memperhatikan dan menjadikan atribut bobot badan serta kepadatan tubuh sebagai pertimbangan dalam pemilihan domba potong. Dapat dikatakan bahwa atribut bobot badan dan kepadatan tubuh memiliki pengaruh yang kuat di dalam proses pemilihan domba potong. Atribut jenis kelamin dalam hal ini domba betina tergolong sangat positif atau 20,6 A 0. Kriteria sikap sangat positif menunjukkan bahwa pembeli domba potong benar-benar mengandalkan dan menjadikan atribut jenis kelamin sebagai faktor pertimbangan pada saat proses pemilihan domba potong. Dengan kata lain, atribut jenis kelamin betina memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap proses pemilihan (preferensi) domba potong oleh konsumen pada saat melakukan pembelian. Secara faktual, pembeli berupaya melakukan pemilihan domba potong dan selalu melakukan pembelian di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur dalam jumlah banyak meskipun berdasarkan hasil analisis penelitian, konsumen mendapati ketidakpuasan, yaitu pada harga dan timbangan bobot badan. Hal ini menandakan bahwa ketidakpuasan konsumen masih ada pada batas yang wajar (masih dapat ditoleransi). Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, nilai sikap untuk atribut harga terkategori netral. Itu artinya meskipun konsumen merasa kurang puas, namun harga domba yang masih dianggap relatif mahal oleh konsumen tersebut, ternyata tidak begitu kuat dalam mempengaruhi proses pembelian domba potong atau dapat dikatakan pengaruhnya hanya sedang/pertengahan. Hal yang serupa juga akan terjadi pada atribut bobot badan, karena memang atribut bobot badan berkaitan erat dengan aspek harga, walaupun atribut bobot badan berada pada kategori yang positif di dalam proses pemilihan domba potong. Penyebab dikompensasikannya atribut harga dan bobot badan oleh atribut jenis kelamin betina juga dapat menjadi alasan tetap dilaluinya proses pemilihan serta pembelian domba potong oleh konsumen. Hal ini karena pada bobot dan umur yang sama, harga domba betina umumnya selalu lebih rendah daripada domba jantan, sehingga keumuman tersebut akan dapat menutupi persepsi mahalnya harga per satuan domba betina. Hal ini sebagaimana pendapat Mowen dan Minor (2002) bahwa sebenarnya model sikap terhadap benda Fishbein merupakan model pilihan kompensatori, yaitu bahwa kelemahan pada suatu atribut objek dapat ditutupi atau dikompensasikan oleh atribut yang lain. 13

14 Simpulan 1) Kesimpulan - Atribut-atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen domba dalam pemilihan domba potong di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur adalah harga domba, bobot badan domba, perdagingan daerah pinggang, kepadatan tubuh, dan jenis kelamin betina. - Preferensi konsumen domba potong di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur tergolong netral untuk atribut harga dan perdagingan daerah pinggang, sedangkan untuk atribut bobot badan dan kepadatan tubuh tergolong positif, sementara untuk pertimbangan terhadap atribut jenis kelamin, dalam hal ini domba betina tergolong sangat positif pada saat melakukan pembelian. 2) Saran - Pemerintah melalui Dinas Peternakan setempat perlu lebih giat di dalam mengawasi pemotongan betina produktif dalam rangka menjalankan amanat Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan pasal 18 ayat (2). - Upaya pengembangan domba lewat pemberdayaan peternak di daerah-daerah sasaran di Kabupaten Cianjur sebaiknya tidak hanya berorientasi kepada kuantitas saja demi memenuhi permintaan domba untuk para pembeli yang datang dari berbagai daerah, akan tetapi, berusaha meningkatkan kualitas/mutu domba dengan berpedoman kepada sistem pemeliharaan domba yang intensif, manajemen pakan yang berkualitas, dan penggunaan biaya produksi peternakan domba yang efisien. - Atas hal tersebut di atas, maka diperlukan penelitian lebih lanjut yang menganalisis tentang preferensi konsumen domba terhadap domba tipe bibit. Hal ini agar upaya peningkatan mutu domba di Kabupaten Cianjur oleh pemerintah daerah serta berbagai pihak yang terkait dapat semakin optimal. Ucapan Terimakasih Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Pembimbing utama Ir. Sondi Kuswaryan, MS. dan pembimbing anggota Ir. Sri Rahayu, MS. yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis sejak awal penyusunan artikel ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Adin Rahman Hakim dan Ibu Iis S.Pd., M.Pd. yang telah melahirkan dan membesarkan penulis dengan segala pengorbanannya, juga atas dukungan moril dan materil yang penulis peroleh, terutama selama melaksanakan penelitian. 14

15 Daftar Pustaka Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Buku Statistik Peternakan Perikanan dan Kelautan, hal: 10;12. Pemerintah Kabupaten Cianjur. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013, hal: 59. Jakarta: Kementrian Pertanian RI. Igd, S. dan KD. A. Wiyana Aplikasi Rumus Penaksiran Bobot Badan Ternak Berdasarkan Ukuran Dimensi Tubuh pada Kelompok Peternak Sapi Potong di Desa Daun Yeh Cani Abian Semal Badug. Jurnal Udayana Mengabdi 10 (1): ISSN: Mowen, J. dan M. Minor Perilaku Konsumen (jilid I) edisi kelima, hal: Terjemahan Lina Salim. Jakarta: Erlangga. Paturochman, M Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel, hal 129. Bandung: Unpad Press. Putong, I Teori Ekonomi Mikro, hal: 36. Jakarta: Mitra Wacana Media. Santoso, U., S. Nurachma., dan A. Sarwestri Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Journals unpad Vol (1) No.1: Setiadi, B., D.Priyanto, B.Sudaryanto, dan Subandriyo Pendugaan bobot badan melalui pengukuran beberapa ukuran tubuh pada domba persilangan domba ekor gemuk dengan pejantan merino, Proseding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Buku 2. Balitnak Simamora, B Panduan Riset Prilaku Konsumen, hal: 17. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sodiq, A. dan Z. Abidin Sukses Menggemukan Domba, hal: 56. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka. Soeparno Ilmu dan Teknologi Daging, hal: 265. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiarto, T. Herlambang, Brastoro, R. Sudjana, dan S. Kelana Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif, hal: 12;14. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suharto dan Z. Layla Perbandingan Karkas Jantan dan Betina pada Umur Potong 7 bulan di Pemotongan Tradisional. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian, Balitnak Bogor Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, bab IV pasal 18, bab XIII pasal 86, hal: 16;52. Wiliamson, G. dan W.J.A. Payne Pengantar Peternakan di daerah Tropis, hal: 570;572. Terjemahan SGN Djiwa Darmadja. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 15

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Agung Gilang Pratama*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) Evan Adiyoga, Sondi Kuswaryan, Linda Herlina (evagelion_el90@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan komoditas ternak, khususnya daging. Fenomena

Lebih terperinci

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN PERSENTASE KARKAS DAN TEBAL LEMAK PUNGGUNG DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Fajar Muhamad Habil*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah menghasilkan karkas dengan bobot yang tinggi (kuantitas), kualitas karkas yang bagus dan daging yang

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging

Lebih terperinci

Analisis Preferensi...Rizky Febrianggia

Analisis Preferensi...Rizky Febrianggia ANALISIS PREFERENSI DAN SIKAP KONSUMEN AKHIR DI RUMAH MAKAN SATE DOMBA (Survei di berbagai Rumah Makan Sate Domba di Wilayah Cibeunying Kota Bandung) Rizky Febrianggia*, Sri Rahayu, dan Hasni Arief Universitas

Lebih terperinci

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di Rumah Potong Hewan Ciroyom, Bandung) Correlation between Frame Score and

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Kerbau sangat bermanfaat bagi petani di Indonesia yaitu sebagai tenaga kerja untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditas hasil ternak yang sangat bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat banyak

Lebih terperinci

PEMILIHAN BAHAN BAKU DAGING DOMBA OLEH PEDAGANG OLAHAN DAGING DOMBA DI JALUR KAWASAN WISATA PUNCAK BOGOR JAWA BARAT

PEMILIHAN BAHAN BAKU DAGING DOMBA OLEH PEDAGANG OLAHAN DAGING DOMBA DI JALUR KAWASAN WISATA PUNCAK BOGOR JAWA BARAT PEMILIHAN BAHAN BAKU DAGING DOMBA OLEH PEDAGANG OLAHAN DAGING DOMBA DI JALUR KAWASAN WISATA PUNCAK BOGOR JAWA BARAT THE CHOICE OF MUTTON AS RAW MATERIAL BY FOOD VENDORS IN PUNCAK TOURISM AREA, BOGOR WEST

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng,

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng, 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang terkait dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng,

Lebih terperinci

STUDI KASUS TINGKAT PEMOTONGAN DOMBA BERDASARKAN JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR DAN BOBOT KARKAS DI TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN WILAYAH MALANG

STUDI KASUS TINGKAT PEMOTONGAN DOMBA BERDASARKAN JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR DAN BOBOT KARKAS DI TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN WILAYAH MALANG STUDI KASUS TINGKAT PEMOTONGAN DOMBA BERDASARKAN JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR DAN BOBOT KARKAS DI TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN WILAYAH MALANG Syafrizal Muhammad 1, G. Ciptadi 2 dan A. Budiarto 2 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)

ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) THE ANALYSIS OF MARKETING CHANNEL AND MARGIN ON BUFFALO (A Case Study in the Bungbulang District Garut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 20-24 ISSN 1693-8828 Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta N. Rasminati, S. Utomo dan D.A. Riyadi Jurusan Peternakan,

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah makan yang dimaksud yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah makan yang dimaksud yaitu III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsumen perantara daging domba dalam hal ini rumah makan sate domba yang sudah memiliki tempat atau bangunan permanen yang

Lebih terperinci

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT Sasongko W Rusdianto, Farida Sukmawati, Dwi Pratomo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara

Lebih terperinci

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL EFFECT OF SEX AND SLAUGHTER WEIGHT ON THE MEAT PRODUCTION OF LOCAL SHEEP Endah Subekti Staf Pengajar Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR

SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR VII. SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR 7.1. Sikap Konsumen terhadap Daging Sapi Lokal dengan Daging Sapi Impor Sikap konsumen terhadap atribut produk daging sapi lokal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan ternak yang keberadaannya cukup penting dalam dunia peternakan, karena kemampuannya untuk menghasilkan daging sebagai protein hewani bagi masyarakat. Populasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 25-29 ISSN 1693-8828 Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman F.X. Suwarta dan G. Harmoko Jurusan Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas penghasil daging. Domba memiliki keuunggulan diantaranya yaitu memiliki daya adaptasi yang baik terhadap

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dapat menghasilkan daging, wool, dan lain sebagainya. Prospek domba sangat menjanjikan untuk

Lebih terperinci

IV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU

IV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU IV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU Ternak mempunyai arti yang cukup penting dalam aspek pangan dan ekonomi masyarakat Indonesia. Dalam aspek pangan, daging sapi dan kerbau ditujukan terutama untuk

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA) Disusun Oleh : Kelompok 9 Dita Swafitriani 200110140030 Hartiwi Andayani 200110140176 Fathi Hadad 200110140242

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan Secara umum kinerja produksi ternak sapi dan kerbau di berbagai daerah relatif masih rendah. Potensi ternak sapi dan kerbau lokal masih dapat ditingkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah satu Kabupaten di Jawa Barat dengan jumlah populasi pada Tahun 2013 yaitu 1.129.633 ekor dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan yang bernilai gizi tinggi sangat dibutuhkan untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan sehat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut pangan hewani sangat memegang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba Garut merupakan salah satu komoditas unggulan yang perlu dilestarikan sebagai sumber

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi permintaan pasar daging

Lebih terperinci

Preferensi Konsumen Terhadap Daging Domba di Jawa Barat Dadi Suryadi, Sri Rahayu, Cecep Firmansyah,Dan Sondi Kuswaryan

Preferensi Konsumen Terhadap Daging Domba di Jawa Barat Dadi Suryadi, Sri Rahayu, Cecep Firmansyah,Dan Sondi Kuswaryan PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP DAGING DOMBA DI JAWA BARAT Dadi Suryadi, Sri Rahayu, Cecep Firmansyah,dan Sondi Kuswaryan Fakultas Peternakan Unpad E-mail : dsryd_46@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science e-journal FAPET UNUD e-journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: peternakantropika_ejournal@yahoo.com email: jurnaltropika@unud.ac.id Universitas Udayana ANALISIS PREFRENSI KONSUMEN

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi 25 IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bekasi adalah rumah potong hewan yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun 2009. RPH kota Bekasi merupakan rumah potong dengan

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Sambas Mulyana 1 Intisari Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH Pita Sudrajad*, Muryanto, Mastur dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea (http://maps.google.com, 5 Agustus 2011)

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea (http://maps.google.com, 5 Agustus 2011) HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bogor merupakan wilayah dari Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Propinsi Banten dan bagian dari wilayah Jabotabek. Secara geografis,

Lebih terperinci

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Evaluation Of Salako Cumulative Index On Local Ewes In Neglasari Darangdan District

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia pada daging sapi segar dan berkualitas beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai aspek diantaranya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1 L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1 PERSAMAAN LAJU PERTUMBUHAN DOMBA LOKAL JANTAN DAN BETINA UMUR 1-12 BULAN YANG DITINJAU DARI PANJANG BADAN DAN TINGGI PUNDAK (Kasus Peternakan Domba Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KambingKacang Kambing Kacang merupakan salah satu kambing lokal di Indonesia dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat

METODE PENELITIAN. metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran keadaan obyek penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY Kevin Novarsy*, Linda Herlina**, Adjat Sudradjat**. Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos) Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 653 668 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN (Correlation of

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kariyana Gita Utama (KGU) yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT P a g e 1 MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT TERNAK DOMBA POTONG EKOR GEMUK (DEG) DAN DOMBA EKOR TIPIS (DET )DI INDONESIA UNTUK SIFAT PRODUKSI DAGING MELALUI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan bangsa kambing hasil persilangan kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan pejantan

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkembangan Domba Asia merupakan pusat domestikasi domba. Diperkirakan domba merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi oleh manusia kira-kira

Lebih terperinci

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Mega Ariani, Taslim, dan Anita Fitriani Jurusan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMOTONGAN SAPI IMPOR DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) PEMERINTAH KOTA BANDUNG FACTORS THAT AFFECTED SLAUGHTER CATTLE IMPORT IN SLAUGHTER HOUSE BANDUNG CITY GOVERMENT Disan Narundhana*,

Lebih terperinci

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi PENDAHULUAN Semakin meningkatnya daya beli masyarakat dan berkembangnya industri perhotelan, restoran dan usaha waralaba merupakan kekuatan yang mendorong meningkatnya permintaan produk peternakan, khususnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor yang penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Komoditas peternakan mempunyai prospek

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah Ayam kampung semula I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan

Lebih terperinci

PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS

PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS Maria Yosita, Undang Santosa, Endang Yuni Setyowati Fakultas Peternakan, Universitas

Lebih terperinci

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN DALAM PENGGEMUKAN DOMBA DI TINGKAT PETANI HAM BUDIMAN Pusal Penelitian dan Pengeinbangan Peternakan RINGKASAN Usaha penggernukan domba dengan perhaikan penambahan pakan konsentrat

Lebih terperinci

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES Nico ferdianto, Bambang Soejosopoetro and Sucik Maylinda Faculty of Animal Husbandry, University

Lebih terperinci

Statistik Tanaman Holtikultura Kabupaten Pinrang 2016 i Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 i STATISTIK PEMOTONGAN TERNAK KABUPATEN PINRANG 2016 Nomor Publikasi : 73153.007 Katalog BPS :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi Pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa dan diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN)

Lebih terperinci

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A PENYIMPANGAN BOBOT BADAN DUGAAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER DAN RUMUS ARJODARMOKO TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL SAPI PASUNDAN DI KABUPATEN GARUT (Kasus di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut) DEVIATION OF PRESUMPTION

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Keadaan Umum Balai Pengembangan Ternak Domba Margawati merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN Characterization Quantitative Characters Of Kosta Buck In Pandeglang Regency Province Banten Fajar Purna

Lebih terperinci

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT QUANTITATIVE CHARACTERISTICS OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE FARMING Dandy Dharma Nugraha*, Endang Yuni Setyowati**, Nono Suwarno** Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin Program Studi Peterenakan Fakultas Peternakan Dan Perikanan Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam

Lebih terperinci

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Deviation of Local Sumba Horse Body Weight Between Actual Body Weight Based on Lambourne Formula Nurjannah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan 1(1):56-62,2013 ISSN. 2355-0732 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) Wahyudir Kadir

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016 50 ANALISIS PERSEPSI DAN HARAPAN PETERNAK SAPI MADURA TERHADAP SISTEM BAGI HASIL TERNAK DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Agus Widodo 1), Agung Budianto Ahmad 1), Lita Rakhma Yustinasari 2)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Peran pokok

I. PENDAHULUAN. Pangan mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Peran pokok 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Peran pokok pangan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup, melindungi dan menjaga kesehatan, serta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan daging sapi terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Direktorat Jendral Peternakan (2012)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan terhadap daging khususnya daging sapi di Propinsi Sumatera Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging domba berdasarkan kualitas dapat dibedakan atas umur domba,

TINJAUAN PUSTAKA. Daging domba berdasarkan kualitas dapat dibedakan atas umur domba, II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Domba Daging domba berdasarkan kualitas dapat dibedakan atas umur domba, jenis kelamin, dan tingkat perlemakan. Daging domba memiliki bobot jaringan muskuler atau urat daging

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus

Lebih terperinci

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at : Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 839 844 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MOTIVASI PARA PETERNAK DI PAGUYUBAN KAMBING PERAH PERANAKAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya TINJAUAN PUSTAKA Gaduhan Sapi Potong Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya dilakukan pada peternakan rakyat. Hal ini terjadi berkaitan dengan keinginan rakyat untuk memelihara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH (The Correlation between body measurements and body weight of Wonosobo Rams in Wonosobo

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien HASIL DAN PEMBAHASAN Tumbuh-Kembang Karkas dan Komponennya Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien pertumbuhan relatif (b) terhadap bobot tubuh kosong yang nyata lebih tinggi (1,1782)

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kerbau berasal dari india, namun telah tersebar di banyak negara termasuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kerbau berasal dari india, namun telah tersebar di banyak negara termasuk II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Klasifikasi Kerbau Kerbau berasal dari india, namun telah tersebar di banyak negara termasuk Indonesia. Terdapat beberapa tipe kerbau yakni kerbau perah, kerbau pedaging, dan

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG Burhanuddin, S. Masithoh & J. Atmakusuma Junrsan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih

Lebih terperinci

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH (The Estimation of Beef Cattle Output in Sukoharjo Central Java) SUMADI, N. NGADIYONO dan E. SULASTRI Fakultas Peternakan Universitas Gadjah

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci