LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DANA DIPA UNDIKSHA 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DANA DIPA UNDIKSHA 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DANA DIPA UNDIKSHA 2016 PELATIHAN PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS KARAKTER BERDASARKAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU- GURU BAHASA INGGRIS SMP, SMA, DAN SMK SE KABUPATEN MANGGARAI BARAT Pelaksana Dra. Luh Putu Artini, M.A., Ph.D. Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, MA. Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Kepada Masyarakat No: 36/UN48.16/PM/2016 LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Oktober 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN USUL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DANA DIPA 1. Judul : Pelatihan Pembelajaran Inovatif berbasis karakter berdasarkan Kurikulum 2013 bagi guru-guru bahasa Inggris SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Manggarai Barat 2. Ketua Pelaksana : Nama dan Gelar Akademik : Dra. Luh Putu Artini, M.A, PhD. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina/IVa/ Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas/Jurusan : Program Pascasarjana/Pendidikan Bahasa Inggris 3. Personalia a. Jumlah anggota : 1 orang b. Pembantu Pelaksana : - 4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 bulan 5. Bentuk Kegiatan : Lokakarya 6. Sifat Kegiatan : Rintisan 7. Biaya yang diperlukan : Rp ,-

3 Mengetahui Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNDIKSHA Singaraja, 12 Oktober 2016 Ketua Pelaksana P2M Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, MA. Dra Luh Putu Artini, MA, PhD NIP NIP Mengetahui Ketua LPPM Undiksha Prof Dr.I Nengah Suandi, M.Hum. NIP

4 DAFTAR ISI A. Judul BAB I 1.1Analisis Situasi Kajian Pustaka Tujuan Manfaat Kegiatan Target Pencapaian... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Karakter Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Scientific Approach Berdasarkan Kurikulum BAB III KERANGKA PEMECAH MASALAH 3.1 Khalayak Sasaran Antara yang Strategis Keterkaitan Metode Kegiatan Rancangan Evaluasi BAB IV PELAKSANA DAN HASIL 4.1 Pelaksanaan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Lampiran 1: Makalah Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota tim P2M Surat Permohonan Kerjasama P2M... 62

5 1.1 Analisis Situasi BAB 1 PENDAHULUAN Salah satu strategi yang diambil dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas oleh pemerintah Indonesia adalah dengan melakukan reformasi di bidang pendidikan. Reformasi tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam rangka mensejajarkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia dengan kualitas SDM dari negara-negara yang sudah tergolong lebih maju. Upaya ini perlu dilakukan agar SDM Indonesia mampu bersaing di dunia global. Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan strategi yang telah diambil saat ini adalah dengan meningkatkan sistem pendidikan nasional melalui penetapan standar-standar pendidikan. Ada delapan buah standar yang telah ditetapkan, beberapa yang relevan dengan program pengabdian masyarakat ini adalah standar isi, standar kompetensi lulusan dan standar proses. Sejak dibelakukannya kurikulum berbasis kompetensi sejak 2004, pembelajaran sudah mengalami perubahan paradigma dari pembelajaran berposat kepada guru menjadi berpusat pada siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang kemudian diberlakukan pada tahun 2006 lebih menekankan perlunya pembelajaran yang inovatif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi dan menantang. Sesungguhnya sejak tahu 2006 itulah istilah pembelajaran mulai gencar dipakai di dunia pendidikan. Berbagai pelatihan tentang pembelajaran inovatif mulai Kurikulum 2013 yang diperkenalkan sebagai pengganti KTSP memiliki standar proses dan pendekatan pembelajaran yang baru, namun konsep pembelajaran inovatif tidak berubah. Bahkan kebutuhan untuk mampu merancang pembelajaran inovatif semakin dibutuhkan, terutama yang sekaligus memasukkan pendidikan karakter sebagaimana yang dirumuskan dalam salah satu kompetetensi inti Kurikulum Di Provinsi Bali, pelatihan, seminar, lokakarna, professional development maupun bentuk kegiatan lain yang mengambil topik pembelajaran inovatif dan juga pendidikan karakter sudah sangat sering dilakukan. Bisa dikatakan bahwa hampir semua guru di Bali sudah tersentuh kegiatan sosialisasi maupun pelatihan tentang pembelajaran inovatif. 1

6 Namun demikian, sekolah-sekolah di berbagai wilayah di NTT belum banyak tersentuh oleh kegiatan pelatihan maupun professional development tentang pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter. Kebutuhan untuk mengadakan progam-program pelatihan bagi guru-guru, khususnya guru Bahasa Inggris di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten Manggarai Barat sangat diperlukan karena dua alasan utama. Pertama, memang karena alasana kurangnya kegiatan pelatihan dan professional development yang menyasar guru-guru Bahasa Inggris di Manggarai. Kedua, Kabupaten Manggarai Barat merupan kabupaten yang memiliki potensi wisata yang sangat mengagumkan termasuk adanya Pulau Komodo yang terkenal di seluruh dunia. Ada potensi besar bagi kabupaten ini untuk mengembangkan ekonomi kreatifnya di bidang pariwisata. Dengan demikian kebutuhan untuk bisa berbahasa Inggris menjadi semakin tinggi. Ini disadari oleh lembaga pendidikan tinggi yang ada di Manggarai. Melalui surat permohonan kerjasama di bidang Pengabdian Pada Masyarakat nomor: 059/SK-IIIa/10/d/PSPBI-STKIP/2015, tertanggal 21 Oktober 2015, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan St. Paulus sebagai sebuah LPTK terbesar di Manggarai Barat menyatakan keinginan untuk bekerjasama dalam mengadakan kegiatan P2M yang khusus menyasar guru-guru Bahasa Inggris dari semua tingkatan sekolah (Lihat Lampiran 3) 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Adapun masalah yang mendasari ide pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah 1) Sosialisasi, pelatihan maupun kegiatan-kgiatan Professional Development tentang implementasi Kurikulum 2013 belum banyak dilakukan di NTT, khususnya Kabupaten Manggarai Barat. 2) Pembelajaran dengan kurikulum baru memerlukan strategi inovatif yang bisa memadukan pembelajaran dengan target pengembangan kemampuan kognitif sekaligs karakter sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara natural dan menyenangkan. 3) Perlu adanya pelatihan bagi guru-guru bahasa Inggris se-kabupaten Manggarai Barat agar mampu merancang pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis sains yang kreatif 2

7 dan inovatif yang menekankan pembelajaran pada penggunaan bahasa komunikatif serta pendidikan karakter. 1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini memiliki tujuan agar guru-guru bahasa Inggris SMP, SMA dan SMK se Kabupaten Manggarai Barat agar memiliki: 1. pengetahuan konsep pembelajaran inovatif sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menyasar pencapaian kognitif dan pendidikan karakter 2. kemampuan menggunakan ragam strategi inovatif yang sesuai dengan konteks dan kondisi pembelajaran di sekolah masing-masing 3. kemampuan mengembangkan RPP menggunakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kaidah pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter berdasarkan kurikulum Manfaat Kegiatan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini diharapkan akan memberi manfaat yang signifikan terhadap pihak-pihak sebagai berikut: Bagi Guru Bahasa Inggris: Kegiatan P2M ini diharapkan mampu menjembatani harapan pemerintah dalam Kurikulum 2013 tentang pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter dengan kondisi persekolahan riil yang terjadi di Kabupaten Manggarai Barat. Bagi SMP dan SMA se-kabupaten Manggarai Barat: Kegiatan P2M ini akan secara langsung memiliki kontribusi positif terhadap kualitas pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas yang akan memberi motivasi dan minat peserta didik untuk belajar bahasa Inggris. Bagi UNDIKSHA: Sebagai sebuah LPTK, kegiatan P2M ini akan menjadi salah satu wujud kepedulian lembaga pendidikan ini untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas SDM (guru) di wilayah Indonesia umumnya dan di Kabupaten Manggarai Barat khususnya. 3

8 1.5 Target Pencapaian Berdasarkan analisis situasi di atas, target pencapaian kegiatan P2M ini adalah: 1) Mengenalkan jenis-jenis strategi inovatif yang sesuai dengan konsep pembelajaran berbasis scientific approach pada Kurikulum 2013 yang menargetkan pencapaian kognitif, skills, dan sekaligus membangun karakter. 2) Mengkaji relevansi jenis-jenis strategi inovatif berbasis karakter dalam pembelajaran yang mungkin dilakukan di sekolah-sekolah yang memiliki sumber belajar dan sarana prasarana yang sangat terbatas. 3) Membimbing guru-guru SMP, SMA dan SMK untuk membuat mapping materi dan strategi inovatif yang sesuai dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Dengan demikin para guru akan membangun pola fikir tentang bagaimana menyesuaikan topik dengan strategi yang tepat dan mengimplementasikan di kelas. 4) Melatihkan srategi-strategi inovatif berbasis karakter untuk mengajar materi dengan menerapkan Scientific Approach. Melalui strategi yang dilatihkan, guru diharapkan mampu untuk memahami dan mengimplementasikan metode yang dianjurkan oleh Kurikulum 2013, yaitu: Inquiry-based Learning, Problem-based learning dan Project-based learning. Dengan pemahaman yang baik terhadap konsep pendekatan saintifik dan metode-metode yang dirokemendasikan, diharapkan guru bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menyenangkan dan sekaligus membangun karakter peserta didik. Dengan demikian pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter terjadi secara sinergis dan bermakna. 4

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Karakter Pembelajaran di kelas memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam belajar. Strategi pembelajaran yang dipakai guru seharusnya bisa membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran harus menyediakan ruang bagi peserta didik untuk memiliki kesempatan mengemukakan gagasan dan perasaan, yang mana ketrampilan ini pasti akan diperlukan dalam interaksi perserta didik dalam masyarakat serta membangun kepribadian yang sesuai dengan harapan kurikulum baru yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Kompetensi Inti mendasari setiap mata pelajaran. Kompetensi Inti yang dimaksud terdiri dari 4 yaitu: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. yang Khusus pendidikan karakter diatur pada KI-2 dimana salah satu contoh rumusannya dalam mata pelajaran bahasa Inggris berbunyi sebagai berikut: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia (Silabus Bhs Inggris SMA, Kurikulum 2013) Kutipan KI-2 di atas menunjukkan perhatian pemerintah yang sangat besar terhadap pendidikan karakter yang harus diintegrasikan dalam pembelajaran rutin di kelas. 2.2 Pembelajaran Inovatif dalam Pelajaran Bahasa Inggris Khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs, SMA /MA, dan SMK, pembelajaran ditargetkan secara berjenjang yaitu agar peserta didik dapat 5

10 mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMA/MA diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa asing. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi: 1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional; 2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkahlangkah retorika; 3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana). Di tingkat SMA / MA, Mata Pelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi informational 2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global 6

11 3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. 4. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi informational; Pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMA/MTs adalah kemampuan memahami struktur dan fungsi kebahasaan dari berbagai ungkapan komunikastif yang dikemas dalam berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, report, news item, analytical exposition, hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, review, public speaking. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika; kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana). 2.3 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Scientific Approach Berdasarkan Kurikulum 2013 Sebagai bahasa asing, bahasa Inggris memerlukan pendekatan khusus dalam pembelajarannya di kelas. Tidak sama dengan pembelajaran bahasa Indonesia dimana setelah pembelajaran di kelas, pebelajar langsung terekpos pada bahasa terlebut diluar kelas. Dengan kara lain, proses belajar terjadi baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai asing, pebelajar umumnya hanya mendapat exposure terhadap bahasa hanya di kelas. Ada empat faktor yang memiliki andil dalam keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Faktor-faktor yang dimaksud terdiri dari Guru 7

12 dan Proses Mengajar (teacher and teaching), Pebelajar (learner), Proses Belajar (learning) dan Konteks Belajar (Learning Context). Dari segi guru dan Proses Mengajar, variable penentu adalah materi, silabus, metode, sumber belajar. Guru memiliki peran yang sangat penting karena merekalah yang memiliki otoritas untuk menjabarkan tuntutan kurikulum dan silabus dalam langkah-langkah nyata di kelas. Guru harus bisa merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan menetukan metode dan strategi belajar efeltif yang membuat siswanya bisa belajar secara efektif dan menyenangkan. Pebelajar (learner) sendiri juga merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar. Masing-masing siswa hadir di kelas dengan beberapa atribut yang memang sudah melekat pada mereka sebagai mahluk individu dan sosial. Mereka membawa perbedaan yang bersifat internal seperti misalnya: umur, IQ, aptitude, motivasi, attitude, kepribadian, dan cognitive styles. Perbedaan ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja dalam PBM. Menurut teori ini pebelajar dianggap sebagai salah satu dari tiga variabel bebas yang berperan besar dalam menentukan hasil belajar (adapun dua variable bebas lainnya guru+pbm dan konteks belajar). Hasil Belajar (Learning Outcome) sebagai variable terikat meliputi ketrampilan berbahasa yang mencakup mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Belajar (learning) didefinisikan sebagai suatu proses yang bisa dilakukan secara tidak sadar (subconscious) maupun sadar (conscious). Proses yang dilakukan secara tidak sadar maksudnya adalah belajar yang terjadi secara alamiah tanpa disadari sepenuhnya oleh pebelajar bahwa mereka sebenarnya sedang belajar. Sebaliknya, proses yang conscious (sadar) adalah proses belajar yang secara sadar dilakukan dalam bentuk tingkah laku atau tindakan atau strategi untuk mempelajarai sesuatu. 8

13 Konteks belajar juga merupakan salah satu faktor penentu. Pebelajar bahasa Inggris yang ada di negara dimana bahasa Inggris digunakan oleh anggota masyrarakat setempat (ESL) tentu akan meiliki strategi belajar dan hasil belajar yang berbeda dengan pebelajar yang berada di daerah dimana bahasa yang dipelajari tidak dipakai dilingkungannya (EFL). Dalam konteks ESL (English as a Second Language), pebelajar dihadapkan dengan belajar bahasa tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungannya. Sementara di konteks EFL (English as a Foreign Language), pebelajar hanya mendengar dan mempelajari bahasa tersebut di dalam kelas. Pada kurikulum sebelumnya (KTSP, 2006), keempat faktor ini kurang mendapat perhatian. Perhatian lebih difokuskan ada guru dimana para guru mendapat banyak kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan strategi untuk meningkatkan proses pembelajaran. Pada Kurikulum terbaru (Kurikulum 2013) perhatian tidak saja ditujukan pada guru tetapi juga proses, siswa, dan konteks belajar. Ini didasari oleh target yang ingin dicapai oleh kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum Kurikulum lama menekankan pada pencapaian kompetensi sehingga pembelajaran ditekankan pada pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Kurikulum 2014 dicanangkan untuk mencapai empat kompetensi inti yaitu: sikap spiritual, sikap social (karakter), pengetahuan dan ketrampilan atau dengan kata lain, selain mencapai apa yang ingin dicapai kurikulum sebelumnya, siswa mendapat perhatian serius agar memiliki karakter yang kuat, bermoral, bisa berinteraksi dengan efektif dalam scope lokal, nasional ataupun internasional. Sekolah harus bisa mencetak sumber daya manusia yang produktif, kreatif dan inovatif. Jadi Kurikulum 2013 menyediakan petujuk yang jelas tentang langkah-langkah pembelajaran yang diharapkan bisa mencapai target kualitas sumberdaya manusia yang diinginkan. Adapun langkahlangkah yang disarankan dalam implementasi Kurikulim 2013 dirumuskan dalam 5 M 9

14 yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Penjelasan dari masing-masing kegiatan ini dirangkum dalam tabel berikut. Tabel 1. Langkah Pemebelajaran menurut kurikulum 2013 LANGKAH PEMBELAJARAN Menanya KEGIATAN BELAJAR Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) Mengumpulkan informasi/ eksperimen - melakukan eksperimen - membaca sumber lain selain buku teks - mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas - wawancara dengan nara sumber Mengasosiasikan/ mengolah informasi - mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ekspe rimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 10

15 kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang Mengomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu adanya upaya untuk membantu guruguru bahasa Inggris di NTT, khususnya Kabupaten Manggarai Barat dalam memilih strategi inovatif dalam pembelajaran berbasis sains untuk mencapai kompetensi kognitif (pengethuan & ketrampilan) maupun metakognitif (pendidikan karakter). 11

16 BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Adapun tahapan dari identifiasi masalah sampai dengan dilaksanakannya kegiatan P2M ini mengikuti alur seperti yang digambarkan pada diagram di bawah ini Analisis Situasi Pembelajaran Inovatif dan Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Keterampilan Sumber Daya di Jur. Bahasa Inggris Penentuan Model Bantuan Pemilihan dan Penentuan Tenaga Pelatih Kondisi Riil Pembel. Bhs Inggris di Kab. Manggarai Barat, NTT PROGRAM : Pelatihan Pembelajaran Inovatif berbasis karakter berdasarkan Kurikulum 2013 bagi guru-guru bahasa Inggris SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Manggarai Barat, NTT H. Khalayak Sasaran Antara Yang Strategis Peserta sasaran yang akan diundang untuk mengikuti kegiatan P2M ini adalah 50 orang guru-guru Bahasa Inggris SMP, SMA dan SMK se kabupaten Manggarai Barat P2M ini akan melibatkan khalayak sasaran untuk mendukung pelaksanaan pengabdian ini, antara lain: (1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manggari Barat, NTT. (2) Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, (3) Para guru Bahasa Inggris SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Manggarai Barat, NTT dan, (4) Para kepala sekolah terkait. Adapan peran dan manfaat setiap instansi tersebut adalah sebagai berikut: 12

17 I. Keterkaitan No Institusi Peran dan Manfaat 1 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Barat, NTT Koordinasi 2 Rektor Universitas Pendidikan Ganesha Koordinasi dan Pengawasan 3 Para guru Bahasa Inggris SMP, SMA dan SMK se Kabupaten Manggarai Barat, NTT Sasaran Program 4 Para Kepala sekolah terkait Pengawasan J. Metode Kegiatan Bentuk aktivitas (modes of activitiy) dirancang menggunakan strategi pelatihan (training) dalam bentuk pelatihan, mengingat para calon peserta sedikit tidaknya telah memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang pembelajaran bahasa Inggris dan strategi pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa SMP, SMA dan SMK.. Tahapan-tahapan aktivitas secara umum menggunakan strategi pembelajaran Information Processing Theory, yaitu: penyemaian informasi (encoding), pengintegrasian informasi menjadi suatu pemahaman (decoding), perekaman informasi (storing), pelatihan informasi (rehearsal), dan pembelajaran informasi (learning). Oleh karena itu, pelatihan ini akan dimulai dengan pemberian informasi secara kelompok, pemberian daftar strategi pembelajaran inovatif dan contoh implementasi pembelajaran inovatif berbasis karakter dalam pembelajaran bahasa Inggris, pemberian tugas individual dan kelompok, kegiatan praktek dalam kelompok kecil. Adapun langkah terakhir adalah proses evaluasi dan refleksi terhadap efektifitas program. Selanjutnya, seusai kegiatan pelatihan, diharapkan semua pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta bisa dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masing-masing. Kegiatan dirancang dalam 13

18 bentuk pelatihan 2 hari yang secara operasional bisa dijabarkan dalam tabel dibawah ini: 1. Kegiatan Hari Pertama NO JENIS MATERI WAKTU KETERANGAN KEGIATAN/METODE 1 Registrasi Peserta Panitia 2 Pembukaan Rehat (morning Tea) Panitia 4 Penyemaian Informasi Strategi Inovatif Dr Luh Putu Artini, MA (encoding) / auditory 1 Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis sains di SMP, SMA, dan SMK 5 Penyemaian Informasi Pemilihan Strategi Dr Luh Putu Artini, MA (encoding) / auditory 1 Inovatif berbasis pendidikan karakter dalam Pembelajaran Bahasa Inggris 6 Pelatihan Mengembangkan Prof Dr. N. Padmadew Pengalaman belajar MA dengan penggunaan strategi inovatif berbasis pendidikan karakter 7 Rehat Makan siang Panitia 8 Kerja Kelompok Mapping materi/topik Dr. L.P. Artini, M.A. dan strattegi Prof. Dr. N. Padmadew pembelajaran inovatif MA. 9 Rehat Afternoon Tea Panitia 10 Diskusi Refleksi Mapping Dr. L.P. Artini, M.A. 14

19 materi / topik dan strategi pembelajaran Inovatif. 11 Kegiatan Hari Pertama berakhir Prof. Dr. N. Padmadew MA Panitia 1. Kegiatan Hari Kedua NO JENIS KEGIATAN/METODE MATERI WAKTU KETERANGAN 1 Pemodelan dan Diskusi Video pembelajaran Tim P2M inovatif 3 Rehat (morning Tea) Panitia 4 Kerja Kelompok Mengembangkan RPP Tim P2M dengan strategi pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter 5 Rehat Makan siang Dr Luh Putu Artini, MA 6 Refleksi Pemberian feedback Prof Dr. N. Padmadew pada rancangan RPP MA 7 Rehat Makan siang Panitia 8 Simulasi Simulasi implementsi Dr. L.P. Artini, M.A. strategi inovatif Prof. Dr. N. Padmadew berbasis karakter MA. 9 Rehat Afternoon Tea Panitia 10 PENUTUP Pengisian angket Panitia evaluasi Pembagian sertifikat Penutupan Kegiatan P2M 15

20 K. Rancangan Evaluasi Scriven (1967) menyebutkan tujuan umum monitoring dan evaluasi adalah menyediakan jawaban atau solusi terhadap pertanyaan-pertanyaan penting tentang perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan peran monitoring dan evaluasi menekankan pada cara-cara menggunakan jawaban atau solusi yang diperoleh. Menurut tujuannya, monitoring dan evaluasi berupaya untuk memberikan jawaban terhadap beberapa entitas tertentu. Entitas dapat berupa ragam instrumen (proses, personalia, prosedur, atau program). Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diajukan menurut tujuan dari monitoring dan evaluasi antara lain: Sejauhmana sesuatu itu berjalan dengan baik? Apa manfaat yang dipetik? Apa kelemahan dan kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan dengan baik? Talmage (1982) menyebutkan tujuan umum monitoring dan evaluasi dalam pendidikan adalah (1) pembuatan keputusan tentang manfaat suatu program, (2) memberi bantuan kepada pengambil keputusan dalam menetapkan suatu kebijakan tertentu, dan (3) berfungsi sebagai sarana politis. Dalam kaitannya dengan workshop Pelatihan Pembelajaran Inovatif Berbasis Karakter Berdasarkan Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru Bahasa Inggris SMP, SMA, Dan SMK Se Kabupaten Manggarai Barat, kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan melalui pengamatan langsung terhadap penampilan (performance) para peserta dalam kegiatan kelompok maupun simulasi dan kuesioner kepuasan peserta. Pada hari pertama, kegiatan lebih banyak digunakan untuk brainstorming, pemaparan dan pemodelan tentang strategi pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter. Narasumebr pertama (Dra. Luh Putu Artini, MA, Ph.D.) mengenalkan konsep inovasi dalam penggunaan strategi belajar bahasa Inggris di kelas. Selanjutnya guru-guru di ajak menganalisis contoh-contoh strategi dan kaitannya dengan pendidikan karakter. Misalnya, dalam metode Project-based learning, guru-guru diajak untuk menganalisis KI dan KD dari Kurikulum 2013 dan selanjutnya mendiskusikan indikator 16

21 pencapaian. Selanjutnya sebuah contoh strategi dalam metode Project-based learning diperkenalkan dan langkah-langkah implementasi di kelas. Berdasarkan ini, guru-guru disuruh berdiskusi untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang bisa dikembangkan dalam kegiatan tersebut. Pada hari kedua, kegiatan dimulai dengan pemodelan perencanaan pembelajaran yang menggunakan strategi inovatif. Selanjutnya evaluasi dilakukan dalam produk dan performace, melalui: 1. Pengembangan kegiatan kelas berdasarkan strategi pembelajaran inovatif berbasis pendidikan karakter: dilaksanakan dengan menganalisis rancangan langkah-langkah kegiatan dalam RPP yang disusun dan melalui simulasi 2. Implementasi rancangan pembeljaran inovatif: dilaksanakan dengan mengamati dan melefleksi dari simulasi pembelajaran yang menerapkan strategi/metode pembelajaran inovatif. 17

22 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL 4.1 PELAKSANAAN Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal Juni Jadwal ditetapkan setelah secara intens dilakukan komunikasi dengan institusi mitra guru-guru bahasa Inggris di, yaitu: STKIP Santa Paulus Ruteng. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada Masyarakat ini memang merupakan kebutuhan riil di lapangan dimana kabupaten Manggarai Barat memiliki semangat dan motivasi untuk bisa menyerenggarakan proses pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas karena kabupaten Manggarai saat ini sedang berkembang menjadi daerah tujuan wisata internasional. Kebutuhan untuk bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris semakin dirasakan oleh generasi muda khususnya lulusan sekolah (SMP, SMA, dan SMK). Sebagai mitra dalam kegiatan ini, STKIP Santa Pulus membantu mengundang para peserta serta berkoordinasi dengan Dinas pendidikan setempat, serta menyediakan tempat untuk pelatihan. Sementara itu, nara sumber berkordinasi sera menyiapkan materi, baik dalam sesi auditori maupun dalam lokakarya. (1) Pelaksanaan Hari Pertama, Sabtu 11 Juni Pelaksaan Pengabdian pada masyarakat ini dijadwalkan Sabtu dan Minggu agar tidak mengganggu tugas rutin para guru dalam mengajar. Adapun langkah-langkah pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana semula sebagaimana yang terlihat pada Bab 3 di atas. KEGIATAN MATERI WAKTU/ Registrasi Peserta Panitia Pembukaan Panitia Rehat (morning Tea) Panitia PENANGGUNGJAWAB 18

23 Penyampaian Materi 1 Strategi Inovatif Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis sains di SMP, SMA, dan SMK Dr L P Artini, M.A. Penyemaian Informasi (encoding) / auditory 1 Pemilihan Strategi Inovatif berbasis pendidikan karakter dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pelatihan Mengembangkan Pengalaman belajar dengan penggunaan strategi inovatif berbasis pendidikan karakter Dr L P Artini, M.A Prof Dr Ni Nyoman Padmadewi, MA Rehat Makan siang Panitia Kerja Kelompok Mapping materi/topik dan strategi pembelajaran inovatif Dr L P Artini, M A Prof N M Padmadewi, MA Rehat Afternoon Tea Panitia Diskusi Refleksi Mapping materi / topik dan strategi pembelajaran Inovatif. Kegiatan Hari Pertama berakhir Panitia Dr. L.P. Artini, M.A. Prof. Dr. N. Padmadewi, MA. Kegiatan embukaan dihadiri oleh para undangan dan peserta. Jumlah undangan ada 14 orang, 10 diantaranya adalah dosen Pendidikan Bahasa Inggris. Selain itu, undangan adalah dari Dinas Pendidikan dan dari Menejemen kampus. Pada sesi pemaparan materi, peserta sangat ktif dan banyak bertanya. Ini menunjukkan bahwa kegiatan memang bermakna / bermanfaat bagi peserta. Ada banyak curhatan dari guru tentang kondisi kelasnya. Selain itu guru juga menjelaskan tentang kendala-kendala untk implementasi metode pembelajaan inovatif. Misalnya, kemampuan siswa yang sangat rendah dalam berbahasa Inggris sehingga guru merasa pesimis jika mengimplementasikan metode inovatif yang mengharuskan siswa berpartisipasi aktif. Tetapi dengan penjelasan dan contoh-contoh sederhana, maka masalah cenderung bisa diatasi. 19

24 Pada kegiatan mapping topik, para guru dikelompokkan berdasarkan kelas. Mereka harus menganalisis silabus untuk selanjutnya ditentukan strategi yang kira-kira tepat atau sesuai dengan indikator dan ciri-ciri metode pembelajaran inovatif. (2) Pelaksaan Hari Kedua (Minggu, 12 Juni 2016) Pada hari kedua, jumlah peserta bertambah, karena ada mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang akan melaksanakan PPL ikut bergabung. Mereka ingin belajar tentang merencanakan pembelajaran yang menggunakan metode inovatif. Para guru dikelompokkan dengan mahasiswa dan mereka mengembangkan RPP. Adapun rincian kegiatan di hari kedua bisa dirangkum sebagai berikut. JENIS KEGIATAN/METODE MATERI WAKTU/ PENANGGUNGJAWAB Pemodelan dan Diskusi Video pembelajaran inovatif Tim P2M Rehat (morning Tea) Panitia Kerja Kelompok Mengembangkan RPP dengan strategi Tim P2M pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter Rehat Makan siang Dr Luh Putu Artini, MA Refleksi Pemberian feedback pada rancangan RPP Prof Dr. N. Padmadewi, MA Rehat Makan siang Panitia Simulasi Simulasi implementsi strategi inovatif berbasis karakter Dr. L.P. Artini, M.A. Prof. Dr. N. Padmadewi, MA. Rehat Afternoon Tea Panitia PENUTUP Pengisian angket evaluasi Panitia Pembagian sertifikat Penutupan Kegiatan P2M 20

25 Kegiatan pertama di hari kedua adalah pemodelan implementasi metode inovatif dengan lagu dan permaianan. Para peserta disuguhi sebuah video pembelajaran dan setelah itu dilakukan diskusi tentang langkah-langkah yang diterapkan dan nilai karakter yang mungkin bisa dikembangkan. Selanjutnya mereka diberi contoh RPP dan diskusi kembali dilakukan tentang RPP tersebut. Setelah itu barulah mereka dikelompokkan dan disuruh memutuskan KD dan indikator yang ingin dicapai dan dari sini RPP mereka kembangkan secara bersama-sama. Saat kegiatan diskusi kelompok, narasumber berkeliling untuk mengamati serta melayani pertanyaan dari peserta. Mereka dimotivasi untuk menggunakan pemikiran inovatif di setiap segmen pembelajaran, yaitu: mengobservasi, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Waktu yang disediakan untuk pengembangan RPP adalah 2 jam. Waktu tersebut digunakan dengan sangat baik oleh setiap kelompok dimana di akhir waktu yang dialokasikan, semua kelompok sudah menyelesaikan rancangannya. Selanjutnya ketua kelompok mempresentasikan RPP tersebut dan peserta lain dan fasilitator memberikan komentar dan masukan untuk menyempurnakan perencanaan pembelajaran tersebut. Setelah makan siang, dilakukan simulasi yang menggambarkan hasil peltihan yang diikuti oleh peserta. Kegiatan ini sangat menarik karena peserta sangat bersemangat untuk menunjukkan hasil pemikiran kreatif mereka. Semua peserta bisa belajar dari simulasi kelompok lain. Karena bersemangatnya, waktu terasa berjalan cepat sehingga tidak semua kelompok mendapat giliran. Tepat pukul 3 sore, kegiatan pelatihan dan lokakarya diakhiri. Pengisisan angket untuk evaluasi terpaksa ditiadakan, digantikan engan wawancara dengan beberapa peserta. Berdasarkan pengamatan dan wawancara secara random bisa disimpulkan bahwa acara pelatihan dan lokakarya tergolong sukses. 21

26 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Pengabdian pada Masyarakat yang dilakukan di Ruteng, Flores, tergolong sukses karena tujuan yang direncanaan bisa tercapai. Tujuan yang dimaksud antara lain untuk (i) membangun pengetahuan konsep pembelajaran inovatif sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menyasar pencapaian kognitif dan pendidikan karakter, (ii) untuk meningkatkan kemampuan menggunakan ragam strategi inovatif yang sesuai dengan konteks dan kondisi pembelajaran di sekolah masing-masing, dan (iii) untuk menyembangkan kemampuan mengembangkan RPP menggunakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kaidah pembelajaran inovatif dan pendidikan karakter berdasarkan kurikulum Dari hasil evaluasi, pencapaian ini dikonfirmasi dari wawancara dengan guru. Pada dasarnya para guru merasa telah belajar sesuatu yang penting dari kegiatan pelatihan dan berharap bahwa kegiatan semacam ini bisa dilakuan lagi di masa yang akan datang. 5.2 SARAN Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang dilaksanakan di luar daerah ternyata bisa bermanfaat bagi para guru di daerah tersebut. Untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik yang didasari oleh MOU antara LPTK dengan Dinas-dinas Pendidikan di daerah sehingga kegiatan semacam ini bisa terjadwal secara berkelanjutan. 22

27 L. Daftar Pustaka Artini, L.P. (2010). Feasible Bilingual Education Model in International Standard School in Indonesian Context: Theoretical Perspectives. A paper presented at Multidisciplinary International Conference on Education and Culture, Flores, July Artini, L.P. (2009). Profil Penggunaan Bahasa Inggris Dalam Pembelajaran Matematika dan Sains di Kelas Bilingual di Sekolah Negeri Rintisan Berstandar Internasional di Bali. Laporan Penelitian: IMHERE Project. Artini, L.P. (2006). T Learning English in Bali: Investigating Beliefs and Language Learning Strategies. Unpublished PhD Thesis. Newcastle University. Anderson & Krathwohl. (2004). Taxonomy of Teaching, Learning, and Assessing a Revision of Bloom s Taxonomy. N.Y: Allyn and Bacon. Cummins, J. (2003). Bilingual Education: Basic Principles in Dewaele J.M, Alex Housen & Li Wei (eds). Bilingualism: Beyond Basic Principles. Clevedon: Multilingual Matters Ltd. Dardjowidjojo, S. (2000). English teaching in Indonesia. English Australia Journal. 18 (1) Depdiknas. (2008). Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan SMP-SBI. Jakarta: Depdiknas (2007). Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2007). Panduan penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf Internasional. Jakarta: Depdiknas (2006). Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dewaele, J.M., Alex Housen & Li Wei (2003) (eds) Bilingualism: Beyond Basic Principles. Sydney: Multilingual Matters Ltd. Elliott, S.N. et al. (2000). Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning. Boston: Mc.Graw Hill. Faltis, C.J. and S.J Hudelson. (1998). Bilingual Education in Elementary and Secondary School Communities. Toward Understanding and Caring. Boston: Allyn and Bacon Hudson, P. (2009). Learning to Teach Science Using English as a Medium of Instruction. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol 5 No.2, pp National Association for Bilingual Education (2004). What is a Bilingual Education? Internet: http// (upload tgl 20 Maret 2009). Sutman, F.X. (1993). Teaching Science Effectively to Limited English Proficient Students. In ERIC/CUE Digest, No. 87 (download 31 July 2010) 23

28 Lampiran 1: Makalah Strategi Pembelajaran Inovatif berbasis Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013 Oleh: Luh Putu Artini (Dra, M.A., Ph.D.) Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha 24

29 Disampaikan dalam Pelatihan Guru-Guru SMP, SMA. Dan SMK Se-Kabupaten Manggarai Barat, di Ruteng, Flores, NTT Juni 2016 Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis Karakter Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Oleh: Luh Putu Artini Pendahuluan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Gansha Kurikulum 2013 (selanjutnya disebut K13) memiliki beberapa perbedaan dengan Kurikulum sebelumnya (KTSP). Perbedaan yang dimaksud antara lain: Pertama, K13 dikembangkan berbasis sains, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menuntun siswa mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif melalui model-model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Model yang dirokemendasi adalah pembelajaran berbasis inkuiri/discovery (Inquiry/Discoverybased Learning), Pembelajaran berbasis projek (Project-based Learning), dan Pembelajaran berbasis Masalah (Problem-based Learning). Semua model pembelajaran ini memberi kesempatan yang luas kepada peserta didik mengembangkan strategi dan target belajarnya. Kedua, secara tersurat K13 mencantumkan nilai-nilai karakter yang harus diinsersi pada setiap pembelajaran di kelas. Nilai-nilai tersebut tercantum dalam dua di antara 4 Kompetensi Inti (selanjutnya disebut KI) yang merupakan acuan pengembangan karakter, pengetahuan, dan ketrampilan. Adapun setiap KI tersebut memiliki sasaran yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam upaya menghasilkan generasi muda yang religious, cakap, cerdas dan berkarakter. Keempat KI tersebut memiliki target pencapaian sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk membangun sikap/karakter spiritual; 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk membangun 25

30 sikap/karakter sosial; 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk membangun pengetahuan/keilmuan; dan 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk membangun keterampilan/kecakapan (Permen Mendikbud No. 67, Th. 2013). Menurut para ahli pendidikan, peran sekolah sangat strategis dalam membangun karakter anak karena sekolah bisa mengkondisikan lingkungan, situasi dan pengalaman belajar peserta didik sehingga pembentukan karakter terbangun secara sistematis dan berstandar (Han & Thomas, 2010; Zakin, 2012). Untuk itu guru harus memiliki kemampuan untuk menginsersi pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar di kelas maupun kegiatan-kegiatan lain yang menunjang hasil belajar (Lewis, Robinson & Hayes, 2011; McClellan, 1999; Noddings,1984; Weissbourd, 2003). Sesungguhnya memang guru harus memiliki idealism tinggi dalam menjalankan profesinya sehingga pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikannya bisa menuntun peserta didik untuk meraih suskses dalam bidang keilmuannya, yaitu melalui mata pelajaran di sekolah; dan sekaligus sukses dalam kehidupan bermasyarakatnya. Untuk mencapai keduanya, pembelajaran setiap mata pelajaran harus menginsersi pendidikan karakter (Elias, 2010). Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang arah pendidikan berdasarkan K13, berikut adalah kutipan tentang 4 KI dalam K 13. KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian dalamkehidupan sehari-hari. KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Ketiga, K13 mengaitkan pendidikan dengan kehidupan nyata, bernegara dan peradaban sebagaimana yang tersurat dalam kutipan berikut. 26

31 Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian Kutipan di atas menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk anak bangsa yang cerdas, kreatif, trampil, berwawasan, menguasai teknologi, memiliki nilai seni dan budaya, memiliki rasa kemanusiaan yang kuat, cinta tanah air dan peka terhadap fenomena sosial atau kejadian-kejadian di sekitar mereka. Keempat, K13 menekankan pada pengembangan kemampuan berfikir, baik berfikir logis, objektif, kritis dan kreatif sebagaimana yang ditunjukkan pada kutipan berikut. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. (Kemendikbud, 2013) Jadi proses belajar mengajar di kelas dengan sendirinya melatih peserta didik untuk menggunakan daya fikirnya, baik yang logis, objektif, kritis dan kreatif. Daya fikir ini akan membentuk peserta didik menjadi manusia yang utuh yang selalu mengatasi masalah dengan efektif. Keempat, K13 mencanangkan standar proses dimana pembelajaran memiliki 5 tahapan yang sering disingkat menjadi 5M, yaitu: Mengobservasi, Menanya, Mengumpulkan informi/menalar, Mengasosiasi, dan Mengomunikasikan. Langkahlangkah ini memiliki tujuan masing-masing, yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang selalu berprilaku scientic yaitu selalu menggunakan logika berfikir, langkah-langkah sistematis, berdasar fakta dan logika dalam menyelesaikan masalah atau membat keputusan dalam kehidupan nyata di kemudian hari. Keempat perubahan besar yang menjadi ciri dari K13 sudah tentu bukan hal yang mudah untuk diimplementasikan. Pendidikan di Indonesia sudah puluhan tahun terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat ke guru (teacher-centered learning) dan berorientasi pada nilai akhir. Dengan kata lain, pembelajaran di sekolah yang selalu diakhiri dengan tes dan daftar nilai sudah membudaya dan perlu waktu dan upaya yang keras dari pembuat kebijakan dan guru untuk melakukan perubahan. Upaya yang keras yang dimaksud disini adalah menyesuaikan pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih dengan tuntutan kurikulum, yaitu belajar yang berpusat 27

32 pada siswa, menumbuhkan kemampuan berfikir dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter secara terpadu. Makalah ini ditulis untuk memaparkan bagaimana metode-metode pembelajaran inovatif berdasarkan K13 bisa diimplementasikan dan menginsersi nilai-nilai karakter di dalamnya. Metode yang dimaksud meliputi Inquiry/Discovery learning, Problem-based learning, dan Project-based learning Pembelajaran Inovatif Pembelajaran inovatif adalah proses belajar mengajar yang terjadi secara formal di kelas dan berpusat pada siswa (student-centered learning). Kata inovatif sebenarnya berarti baru yaitu bentuk atau versi baru dari sesuatu sebagai akibat dari pemikiran kreatif dan kritis. Dalam konteks pembelajaran di kelas, kata inovatif biasa digandengkan dengan metode atau strategi (metode/strategi inovatif). Selama ini guru-guru di Indonesia sudah terbiasa menggunakan metode ceramah, dimana guru menjelaskan dan siswa mendengarkan (teachercentered learning) dan sulit untuk keluar dari zona nyaman. Itu sebabnya walaupun berbagai pelatihan tentang pembelajaran inovatif sudah dilakukan, tetapi praktek pembelajaran klasikal (atau disebut juga dengan konvensional) masih tetap ditemukan. Jadi metode klasik / konvensional adalah metode yang secara konsisten tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu dimana guru menjadi tokoh sentral di kelas. Sementara itu pembelajaran inovatif lebih menekankan pada kreatifitas guru dimana metode/strategi yang dipakai dikembangkan/dimodifikasi agar sesuai dengan tujuan pembelajaran, minat dan usia siswa, serta kondisi/situasi dan fasilitas pendukung yang tersedia. Jadi pembelajaran inovatif bersifat fleksibel, kreatif dan efektif. Dalam konteks implementasi K13, pembelajaran di kelas harus dikemas sedemikian dengan langkah-langkah terstruktur dan berorientasi pada proses dan produk. Untuk menjadi guru yang inovatif, guru harus memiliki empat kompetensi guru profesional yaitu: 1) kompetensi professional yaitu kompetensi pada subjek / mata pelajaran yang diampu, 2) kompetensi pedagogis, yaitu kompetensi untuk mengajar menggunakan metode/strategi inovatif. Menurut McCroskey (2009) kompetensi pedagogis mendorong peserta didik belajar secara optimal dan membentuk karakter mereka. Jadi guru yang pedagogically competent adalah guru yang memiliki kemampuan memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, 3) kompetensi sosial, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi, bersosialisasi dan berinteraksi baik dengan komunitas sekolah maupun lingkungan sosialnya, dan 4) kompetensi personal yaitu 28

33 kompetensi yang berhubungan dengan etos kerja, dedikasi, komitmen, semangat, motivasi, sikap dan kepribadian guru yang secara langsung berhubungan secara langsung dengan kinerjanya di dalam kelas. Ada beberapa ciri dari strategi inovatif sebagaimana yang disampaikan oleh McKeachie (1998). Ciri yang dimaksud mencakup: (1) Implementasi prinsip demokratis di kelas. Menurut prinsip ini peserta didik diberi hak untuk berbicara dan didengarkan serta dihargai. (2) Pemahaman terhadap perbedaan individu (individual difference). Peserta didik berasal dari latar belakang sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda, memiliki pengetahuan awal yang berbeda, memiliki minat dan semangat yang berbeda dan sebagainya. Ini perlu diketahui guru dan dijdikan bahan pertimbangan dalam menentukan srategi atau kegiatan kelas. (3) Keterbukaan menerima kritik/saran. Keterbukaan ini sangat perlu untuk dikembangkan sehingga peserta didik menjadi terbiasa mendengar, menghargai dan merespon lawan bicara secara spontan dan bermakna (4) Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan melalui pengalaman belajar dan kemampuan berfikir. Dalam proses pembelajaran, siswa difasilitasi untuk selalu aktif dalam setiap kegiatan sehingga memiki pengetahuan, ketrampilan sikap, nilai-nilai karakter yang kuat untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Keempat karakteristik di atas menyiratkan adanya pembelajaran yang mengoptimalisasi potensi peserta didik untuk mencapai prestasi maksimal. Dengan implementasi yang benar, pembelajaran inovatif akan berdampak langsung terhadap prestasi belajar dan sekaligus pembentukan karakter yang kuat. Pergeseran pendekatan pembelajaran dari yang berpusat ke guru (klasikal) ke siswa (inovatif) bisa dibayangkan terjadi di kelas. Dalam implementasi pembelajaran inovatif, guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi proses belajar dengan menyediakan materi dan media belajar, menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, dan merancang kegiatan atau pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus efektif. Ini mendukung pendapat Brown &Atkins (1991) yang menyatakan bahwa dalam institusi pendidikan, siswa dan guru memiliki peran yang sejajar yaitu sama-sama sebagai agen belajar, tetapi masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Keduanya harus bekerjasama secara kooperatif untuk mencapai tujuan yang sama. Pembelajaran Inovatif Menurut K13 Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bagian awal dari makalah ini, K13 merekomendasi metode-metode pembelajaran inovatif yang bisa mendorong peserta didik 29

Luh Putu Artini 1*, Ni Nyoman Padmadewi 2. Abstrak. Pendahuluan

Luh Putu Artini 1*, Ni Nyoman Padmadewi 2. Abstrak. Pendahuluan Luh Putu Artini, Ni Nyoman Padmadewi. (2017). Pelatihan Pembelajaran Inovatif Berbasis Karakter Berdasarkan Kurikulum 2013 bagi Guru-Guru Bahasa Inggris SMP, SMA, dan SMK Se Kabupaten Manggarai Barat.

Lebih terperinci

: SMA NEGERI 1 MANADO

: SMA NEGERI 1 MANADO PEMERINTAH KOTA MANADO DINAS PENDIDIKAN NASIONAL SMA NEGERI 1 MANADO JALAN PRAMUKA NOMOR 102 95114 0431-864587 STANDAR ISI SEKOLAH : SMA NEGERI 1 MANADO MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS KELAS : XII TAHUN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X s/d XII / 1-2

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X s/d XII / 1-2 PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X s/d XII / 1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan zaman, teknologi dan khususunya dunia pendidikan sudah semakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pergantian, perubahan, dan revisi-revisi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA)

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA) 38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) 36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA)

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA) 38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Umum : Program

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Pertama A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Kedua A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Geometri Ruang 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah beralih fungsi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengalihan fungsi sekolah menurut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Matriks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Problem Based Learning, dan Teori Sikap 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah : SMA NEGERI 1 AIRMADIDI Kelas/ Semester : X /I Mata Pelajaran : BAHASA INGGRIS Topik : Ungkapan Proverb tulis dan tulis AlokasiWaktu : 3 x 45 Menit Pertemuanke

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 1 (satu) : Matematika : Umum : Komposisi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Memahami bentuk penyajian fungsi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Memahami bentuk penyajian fungsi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Sub Materi Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Banyudono : Matematika : VIII (delapan)/ 1 (satu) : Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan

Lebih terperinci

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

IKLAN. File bisa dikirim Via  ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda. IKLAN Kami menyediakan Paket Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 lengkap untuk semua mata pelajaran tingkat SMA/Ma/SMK, SMP/MTs, dan SD/Mi lengkap Semester 1 dan 2. File bisa dikirim Via email ataupun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnaya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMAN Plus Provinsi Riau Mata Pelajaran : Matematika Minat Kelas/Semester : XI/I Materi Pokok : Persamaan Trigonometri Alokasi Waktu : Menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (Lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Transformasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Peluang 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Lingkaran 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Umum : Limit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat berubah saat ini membutuhkan manusia yang siap dan tanggap. Salah satu cara untuk menghasilkan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Integral 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Geometri Ruang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Telagasari : Prakarya (Pengolahan) : VII/1 : Pengolahan Minuman Segar : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Transformasi 1

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN Dr. Marzuki marzukiwafi@yahoo.co.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13 May 2015 1 Pendahuluan Pendidikan harus dikelola dengan baik dan benar agar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 KLATEN : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII (tujuh)/ 1 (satu) : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnaya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMAN Plus Provinsi Riau Mata Pelajaran : Matematika Minat Kelas/Semester : XI/I Materi Pokok : Identitas Trigonometri Alokasi Waktu : Menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Relasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Turunan Fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Statistika 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Matriks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan. Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan. Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Topik Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit : SMK : Teknik Gambar Mesin : Menggunakan alat alat gambar, Garis, Huruf

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Nuh pada hakikatnya bertujuan untuk menghilangkan tiga penyakit masyarakat yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban (Kompas, 2015).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti dengan peningkatan pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Persamaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Umum : Barisan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) interferensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) interferensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Gelombang Bunyi dan Cahaya Alokasi Waktu : 5 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Matriks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI

KURIKULUM 2013 KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI KURIKULUM 2013 GEOGRAFI Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 KI dan KD Geografi untuk Peminatan Ilmu-ilmu Sosial SMA/MA 1 A. Pengertian Geografi

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) 369 42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XII / GANJIL Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 2) A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) 36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HO-3.1-2 RENN PELKSNN PEMELJRN (RPP) Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas Semester lokasi Waktu spek : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Prakarya : VII : 1 (satu) : 1 x pertemuan (2 jam pelajaran) : udidaya

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: KEYAKINAN GURU MATEMATIKA TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS XI SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ahmad Abdul Mutholib 1, Imam Sujadi 2, Sri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : MIPA Materi Pokok : Lingkaran 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Integral 1 Alokasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. Lampiran A: Perangkat Pembelajaran. Lampiran B: Instrumen Penelitian. Lampiran C: Data Hasil Uji Coba Instrumen

LAMPIRAN LAMPIRAN. Lampiran A: Perangkat Pembelajaran. Lampiran B: Instrumen Penelitian. Lampiran C: Data Hasil Uji Coba Instrumen LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran A: Perangkat Pembelajaran Lampiran B: Instrumen Penelitian Lampiran C: Data Hasil Uji Coba Instrumen Lampiran D: Data Hasil Penelitian Lampiran E: Hasil Pengumpulan Data Lampiran

Lebih terperinci

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / Genap Materi Pokok : Ekosistem Alokasi Waktu : 3 pertemuan x 3 jam pelajaran A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : X / Dua : MIA : Optik : 2 x 45 Menit (pertemuan III) A. Kompetensi

Lebih terperinci

Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4

Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4 SILABUS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan Kelas : SMP N 3 Kalasan : IX (sembilan) Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Umum : Hubungan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pembelajaran Matematika, Kemampuan berfikir kreatif, Metode Brainstorming, Model Pembelajaran PBL, dan Teori Sikap 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah proses interaksi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.

Lebih terperinci