BAB II TINJAUAN PUSTAKA. risiko internal maupun eksternal akibat tingginya mobilitas manusia (Pamela,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. risiko internal maupun eksternal akibat tingginya mobilitas manusia (Pamela,"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit merupakan organ terluar tubuh manusia yang rentan terhadap berbagai risiko internal maupun eksternal akibat tingginya mobilitas manusia (Pamela, 2012). Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari gangguan dan rangsangan dari lingkungan. Fungsi perlindungan kulit berupa berbagai mekanisme biologis seperti pembentukan lapisan tanduk yang berkelanjutan (keratinasi dan pelepasan sel-sel yang telah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, sekresi sebum dan keringat, serta pigmentasi oleh melanin sebagai pelindung dari paparan sinar matahari yang mengandung sinar UV. Selain sebagai pelindung, kulit juga berfungsi sebagai organ peraba dan perasa (Tranggono dan Latifah, 2007). Fungsi estetik juga merupakan fungsi penting dari kulit karena kulit dapat menggambarkan kesehatan, keindahan, status sosial, dan status ekonomi seseorang (Mescher, 2013). Secara struktural, kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Epidermis merupakan lapisan superfisialis dari kulit dan merupakan lapisan tipis yang disusun oleh sel-sel epitel (Gartner et al., 2011). Epidermis terutama disusun oleh sel-sel keratinosit dan tiga jenis sel lainnya, yaitu melanosit, langerhan s cell, dan sel merkel. Lapisan epidermis dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu:

2 8 a. Stratum corneum merupakan lapisan terluar dari lapisan epidermis. Lapisan tanduk disusun dari sel-sel yang pipih, mati, tak berinti, tak mengalami metabolisme, tak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin yang merupakan protein yang tidak larut dalam air dan resisten terhadap bahan-bahan kimia. Permukaan lapisan tanduk dilapisi oleh lapisan pelindung yang lembab dan tipis dan bersifat asam yang disebut sebagai mantel asam; b. Stratum lucidum merupakan lapisan yang terletak di bawah stratum corneum dan merupakan lapisan yang tipis, jernih, dan mengandung eleidin. Stratum lucidum hanya dijumlai pada kulit yang tebal. Antara stratum lucidum dengan lapisan di bawahnya,yaitu stratum granulosum terdapat lapisan keratin yang disebut rein s barrier; c. Stratum granulosum tersusun atas 3-5 lapisan sel keratinosit yang gepeng dan berinti. Stratum granulosum merupakan lapisan tempat diproduksinya keratin; d. Stratum spinosum atau malphigi layer terdiri atas sel-sel keratinosit yang berbentuk kubus dan tampak berduri. Inti sel dari sel keratinosit penyusun lapisan ini besar dan berbentuk oval. Pada lapisan ini, sel keratinosit secara aktif bermitosis, terutama pada lapisan yang lebih dalam. Langerhan s cell juga terdapat pada lapisan ini, dimana langerhan s cell merupakan sel yang berasal dari sumsum tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem imunitas;

3 9 e. Stratum basale atau stratum germinativum merupakan lapisan sel epidermis yang paling dalam dan mengandung sel-sel melanosit dan merkel sel. Sel melanosit merupakan sel yang tidak mengalami keratinasi dan berfungsi menghasilkan pigmen melanin dan menyalurkannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya. Sel merkel berada dalam jumlah kecil dalam stratum basale dan letaknya dekat dnegan vaskularisasi. Sel ini mendapat persarafan dari ujung saraf aferen dan diduga berfungsi sebagai mekanoreseptor sensorik. (Tranggono dan Latifah, 2007; Gartner et al., 2011) Lapisan epidermis melekat pada lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam yang tebal dan merupakan bagian dari jaringan ikat. Lapisan dermis berasal dari mesoderm dan terutama disusun atas serabut kolagen dan elastin yang tebal. Pada lapisan dermis terdapat folikel rambut, papilla, dan otot anektor pili, kelenjar dan saluran keringat, kelenjar sebasea, ujung pembuluh darah, ujung saraf. Sebagian besar lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subkutis/hipodermis) (Tranggono dan Latifah, 2007; Gartner et al., 2011). Dermis tediri atas dua lapisan yang tidak memiliki batas yang jelas, yaitu lapisan papilaris dan lapisan retikularis. Lapisan papilaris merupakan lapisan superfisialis yang tipis dan membentuk papilla dermis. Lapisan papilaris mengandung serat kolagen halus, fibril-fibril yang tertanam, mikro fibril, dan serat elastin. Sedangkan lapisan retikularis merupakan bagian dermis yang sangat luas dan mengandung serat elastin dan serat kolagen yang tebal. Pada lapisan ini juga terdapat arteri, vena, dan pembuluh getah bening (Gartner et al., 2011).

4 10 Antara lapisan dermis dengan jaringan atau organ di bawahnya terdapat suatu lapisan lemak yang terdiri dari jaringan adiposa. Lapisan ini disebut lapisan subkutan atau hipodermis. Lapisan ini berfungsi sebagai pengikat kulit dengan permukaan di bawahnya, penyerap guncangan dari bernturan kulit, dan penyedia penyekat suhu (Pack, 2007). Stratum corneum merupakan lapisan kulit yang berfungsi sebagai barrier terhadap pengaruh fisika dan kimia, juga berfungsi dalam mencegah terjadinya dehidrasi kulit (Faria et al., 2014). Abnormalitas stratum corneum menyebabkan kulit kering dengan gejala klinis berupa permukaan kulit yang terasa kencang, kaku, kasar, kusam, bersisik, gatal, kemerahan, bahkan nyeri (Egelrud, 2000). Pada kondisi normal, stratum korneum mengandung 30% air. Pada kondisi kulit kering, kandungan air pada stratum korneum kurang dari 10% dan hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi dehidrasi dan mangalami gangguan fungsi kulit (Sevrain and Bonte, 2007). Komponen yang berperan besar dalam menjaga hidrasi kulit ada dua, yaitu Natural Mosturizing Factor (NMF) dan komponen lemak interselular pada stratum korneum. NMF merupakan asam amino hasil pemecahan filagrin dan terdapat di sel korneosit yang menyusun stratum korneum. NMF bekerja dengan cara menarik air pada lapisan kulit ke dalam sel, sehingga hidrasi kulit terjaga. Produksi dari NMF dipengaruhi oleh berbagai faktor baik intriksik maupun ekstrinsik seperti kelembaban dan radiasi sinar UV. Radiasi sinar UV dapat menganggu enzim proteolitik yang akan memecah filagrin menjadi NMF. NMF terdiri atas asam amino bebas, pyrrolidone carbocylic acid, laktat, gula, urea,

5 11 klorida, sodium, potassium, ammonia, uric acid, glukosamin, keratin, kalsium, magnesium, fosfat, sitrat dan format yang penting dalam menjaga hidrasi dan sifat fisik stratum korneum, termasuk ph (Sevrain and Bonte, 2007). Lipid interseluler terdiri atas 45-50% ceramides, 20-25% kolesterol, dan 10-15% asam lemak bebas. Lipid interseluler melapisi setiap sel korneosit yang menyusun stratum korneum dengan rapat, sehingga mencegah cairan transepidermal. Berdasarkan penilitian, diketahui bahwa peningkatan ph stratum korneum akan menyebabkan terganggunya fungsi stratum korneum yang disebabkan oleh degradasi enzim yang mensintensis lipid interseluler. Kulit yang menua menunjukkan penurunan lipid interseluler stratum korneum hingga 30% (Wertz, 2004). Kulit memiliki ph yang relatif asam, yaitu 5,4-5,9 (Flour, 2009). Pada permukaan stratum corneum terdapat lapisan asam yang merupakan lapisan yang halus pada permukaan kulit. Mantel asam ini terdiri atas asam laktat, asam amino, asam lemak bebas, asam karbosiklik pyrolidine, dan potassium yang berasal dari keringat, kelenjar sebaseus dan sebum, proses pembentukan keratin pada kulit dan hasil pemecahan filagrin menjadi NMF. Lapisan mantel asam ini berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan mikroorganisme, dan memberikan perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat alkali (alkali neutralizing capacity atau skin buffering capacity). Selain itu, lapisan mantel ini juga mengandung garam yang menyebabkan kondisi hiperosmosis yang dapat menyebabkan tertariknya kandungan air dalam bakteri ke luar sel, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Apabila lapisan ini terganggu, maka kulit akan kehilangan keasamannya yang menyebabkan kulit menjadi lebih mudah rusak dan

6 12 teriritasi, serta rentan terhadap berbagai penyakit kulit. Kondisi ph juga ikut mempengaruhi hidrasi kulit, dimana ph akan mempengaruhi enzim hidrolitik yang berperan dalam sintesis lipid interseluler stratum korneum (Sevrain and Bonte, 2007). Seiring penuaan kulit baik akibat pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik akan menyebabkan ph kulit semakin basa (Flour, 2009). Ketika hidrasi dan ph kulit terganggu, maka fungsi fisiologis kulit akan terganggu, antara lain proses kornifikasi, deskuamasi dan fungsi homeostasis kulit (Flour, 2009). Deskuamasi merupakan proses pengelupasan stratum korneum yang normal terjadi. Deskuamasi dapat terjadi ketika desmosom rusak, sehingga sel-sel korneosit lepas satu sama lain dan kulit pun terlihat terkelupas. Desmosom dapat dirusak oleh enzim proteolitik stratum corneum chymotriptyc enzyme (SCCE) dan kerja enzim ini sangat bergantung pada hidrasi dan ph kulit yang sesuai. Jika proses deskuamasi tidak dapat terjadi, maka akan terjadi penumpukan stratum korneum yang menyebabkan kulit tampak kusam dan bersisik (Brannon, 2007). Gambar 2.1 Struktur Kulit Manusia (Pack, 2007)

7 Sinar UV Radiasi sinar UV dibutuhkan untuk kesehatan seperti dalam formasi vitamin D 3 (7-dehidrotokoferol) dan penyembuhan beberapa penyakin kulit. Akan tetapi, radiasi sinar UV juga dapat menyebabkan penyakit kulit. Salah satu penyakit kulit akibat radiasi sinar UV yang paling berbahaya adalah kanker kulit (Svobodova, et al., 2006). Sinar matahari teridiri atas tiga bagian spektrum elektromagnetik, yaitu sinar ultraviolet (45%), sinar tampak (5%), dan sinar infrared (50%). Sinar ultraviolet (UV) memiliki panjang gelombang nm. Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar UV dapat dibagi menjadi tiga, yaitu UVA ( nm), UVB ( nm), dan UVC ( nm). Lapisan ozon yang melapisi bumi dalam kondisi normal akan mengabsorbsi radiasi sinar UV dengan panjang gelombang sekitar 310 nm, yang berarti seluruh UVC dan sebagain besar UVB. Akan tetapi, akibat kerusakan lapisan ozon, radiasi sinar UVB yang diserap akan semakin tinggi (Svobodova, et al., 2006). Radiasi sinar UVB hanya 4-5% dari keseluruhan sinar UV dan intensitasnya paling tinggi pada pukul 11 siang hingga 1 siang. Akan tetapi, UVB bersifat lebih genotoxic dan 1000 kali lebih kuat dalam menyebabkan terjadinya sunburn. Sebagian radiasi sinar UVB dapat terpenetrasi hingga ke lapisan dalam kulit. Sebagian besar akan berefek pada lapisan epidermis terutama stratum basale, sehingga secara langsung dapat berakibat pada kerusakan DNA. UV-B juga dapat merangsang produksi radikal bebas dan menginduksi penurunan antioksidan pada

8 14 kulit secara signifikan, sehingga mengganggu kemampuan proteksi kulit terhadap radikal bebas akibat paparan sinar matahari (Svobodova et al., 2006). Ketika kulit terpapar radiasi sinar UV-B, radiasi UV-B akan mampu menghilangkan satu elektron dari oksigen pada kulit, sehingga terbentuk radikal bebas Reactive Oxygen Species (ROS) yaitu superoxide radical, hydrogen peroxide dan hydroxyl radical. ROS akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang mampu menyebabkan kerusakan DNA, RNA, protein dan lemak. Pembentukan ROS terjadi dalam waktu kurang dari 30 menit setelah paparan UV. Stres oksidatif yang terjadi akibat aktivasi ROS kemudian dapat merusak enzim hidrolitik yang berfungsi untuk memecah filagrin menjadi NMF dan merusak lemak intraseluler yang menyebabkan terjadinya penurunan hidrasi kulit dan peningkatan ph kulit yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya penuaan kulit dini (Fisher et al., 2002; Sevrain and Bonte, 2007; D Orazio et al., 2013). Gambar 2.2 Radiasi Sinar UV Menyebabkan Stres Oksidatif (D Orazio et al., 2013)

9 15 Efek akut paparan radiasi sinar UV berupa induksi reaksi inflamasi. UV-B mampu menginduksi sitokin dan mediator inflamasi pada kulit, sehingga menghasilkan respon inflamasi dan menyebabkan sunburn (D orazio et al., 2013). Inflamasi yang terjadi pada kulit dapat meningkatkan kehilangan cairan transepidermal yang berakibat pada penurunan hidrasi kulit (Goldstein, 2003). 2.3 Penuaan Kulit Penuaan kulit merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua makhluk hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti kulit menjadi kering, kasar, kendur, timbul kerutan, bercak pigmentasi, hingga tumor kulit. Berdasarkan penyebab ternjadinya, penuaan kulit dapat dibenakan menjadi dua, yaitu penuaan intrinsik (chronologic aging) dan penuaan ekstrinsik (Leijden, 1990). Penuaan instrinsik berlangsung secara alamiah dan tidak dapat dihindari, disebabkan oleh faktor dari dalam tubuh sendiri seperti hormonal, gen, dan ras. Penuaan ekstrinsik disebabkan oleh faktor dari luar seperti polusi, suhu, kelembaban, dan sinar ultraviolet (UV). Proses penuaan ekstrinsik dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetusnya (Baumann and Saghari, 2009). Penuaan kulit akibat paparan sinar UV disebut dengan photoaging. Tandatanda klinis photoaging berupa kulit kering, kulit menebal dan kasar, kerut lebih dalam dan nyata, bercak pigmentasi tidak teratur, pelebaran pembuluh darah (telangiektasi) hingga timbulnya tumor jinak, prakanker maupun kanker kulit (Helfrich et al., 2008; Jusuf, 2005).

10 16 Radiasi sinar UV akan menyebabkan jumlah filagrin yang disintesis akan mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan jumlah NMF, sehingga akan terjadi penurunan hidrasi kulit dan peningkatan ph dan menyebabkan kulit tampak kering (Fowler, 2012). Salah satu cara mengurangi kerusakan kulit akibat radikal bebas sinar UV adalah dengan menggunakan sediaan topikal yang mengandung antioksidan (Murray, et al., 2008; Burke, 2010). 2.4 Antioksidan Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil akibat kehilangan elektron. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul atau sel lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan elektron dari sel-sel tubuh kita menyebabkan kerusakan sel. Radikal bebas dapat dibentuk oleh sinar UVA dan UVB (Paramawati, 2010). Antioksidan dapat menghambat produksi ROS dengan pembilasan langsung, mengurangi jumlah oksidan di dalam dan sekitar sel-sel, mencegah ROS mencapai target biologis, membatasai penyebaran oksidan seperti yang terjadi pada peroksidasi lipid, dan menggagalkan stress oksidatif sehingga dapat digunakan dalam mencegah penuaan kulit (Pouillot, et al., 2011). Antioksidan merupakan substansi yang mampu menstabilkan, menonaktifkan, atau meminimalkan reaksi oksidatif dalam sel akibat reaksi dari radikal bebas (Priyadarsini, 2005). Sinar UV menyebabkan penuaan dini dengan cara membentuk radikal bebas yang kemudian merusak berbagai komponen jaringan

11 17 seperti lipid, protein, lemak, dan DNA. Selain itu, paparan sinar UV juga menurunkan kadar antioksidan tubuh seperti pada penuaan alami (Pandel, et al., 2013). Antioksidan tersebut antara lain berasal dari golongan flavonoid, seperti polifenol, katekin, antosianin, isoflavon, proantosianindin, serta golongan non flavonoid seperti asam monofenolik dan stilbene (Bosch, et al., 2015). Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh Manosroi et al. (2011), ditemukan bahwa senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan yang dibuat dalam sediaan gel dan krim mampu meningkatkan hidrasi kulit dan menghambat perusakan lipid interseluler ketika dipaparkan dengan sinar UV, sehingga ph kulit dapat dipertahankan. Oleh karena itu, penggunaan antioksidan topikal akan lebih efektif dalam mengurangi kadar radikal bebas pada kulit, sehingga mencegah terjadinya penuaan dini pada kulit akibat paparan radiasi sinar UV (Murray, et al., 2008; Bosch, et al., 2015). 2.5 Manggis (Gancinia mangostana L.) Klasifikasi Tanaman Hutapea (1994) mengklasifikasikan tanaman manggis sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas Ordo : Dicotyledoneae : Guttiferanales

12 18 Family Genus : Guttiferae : Garcinia Spesies : Garcinia mangostana L. Gambar 2.3 Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) (Paramawati, 2010) Deskripsi Buah Manggis Buah manggis berbentuk bulat dengan diameter 6-8 cm dan kulit buah berdinding tebal lebih dari 9 mm. Kulit buah berwarna hijau saat muda dan akan berubah menjadi merah tua hingga ungu kehitaman setelah tua. Daging buah manggis berwarna putih, mengandung banyak air dengan rasa agak asam dan manis, beraroma khas, berbiji bulat berwarna coklat dengan diameter 2 cm, dan tiap 1 buah manggis terdapat 5-7 biji (Hutapea, 1994; Jung et al., 2006). Simplisia kulit buah manggis berupa potongan padar, agak keras, permukaan luar agak kasar, agak mengkilat, bekas patahan tak rata, dan warna kecoklatan hingga coklat kehitaman. Sedangkan permukaan dalam

13 19 licin, berwarna coklat, berbentuk seperempat bola atau setengah bola dengan diameter 4-6 cm, tebal 3-6 mm, terdapat sisa sekat yang membagi buah menjadi 4 bagian atau lebih, tidak berbau, dan memiliki rasa yang pahit. Dalam pemeriksaan secara mikroskopik dapat ditemukan sel batu, parenkim endocarp, parenkim eksokarp, periderm, dan parenkim mesokarp sebagai fragmen penanda (Depkes RI, 2010) Kandungan Kimia Kulit Buah Manggis Kandungan kimia yang terdapat pada kulit buah manggis terdiri dari flavonoid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid, kuinon, natrium, kalium, magnesium, kalsium, besi, zink dan tembaga (Praptiwi, 2010). Senyawa golongan flavonoid dan polifenol yang terdapat pada kulit buah manggis adalah xanton. Kandungan xanton dalam kulit buah manggis sangat tinggi, yaitu mencapai 123,97 mg/100 ml (Yatman, 2012). Priya et al. (2010) memperoleh xanton dalam ekstrak kulit manggis sebesar 95%. Beberapa senyawa turunan xanton antara lain α-mangostin, β-mangostin, γ-mangostin, gartanine, garcinone E, dan 8-deoxygartanine (Chaverri et al., 2008). Gambar 2.4 Struktur Senyawa Xanton (Paramawati, 2010) Aktivitas Farmakologi

14 20 Manggis merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Bagian buah manggis yang paling sering digunakan sebagai obat dan bahan terapi adalah kulit buahnya. Masyarakat Asia Tenggara menggunakan kulit buah manggis untuk mengatasi penyakit kulit akibat infeksi dan luka, disentri amoebik, tuberculosis, demam, jerawat, kolera, dan berbagai penyakit lainnya. Dalam pengobatan ayurvedi, kulit buah manggis banyak digunakan untuk mengatasi inflamasi, diare, kolera, dan disentri (Chaverri et al., 2008; Permana, 2012). Kulit buah manggis mengandung berbagai macam senyawa seperti mangostin, tanin, xanton, flavon, fenol, dan lain-lain yang menjadi penyebab banyaknya aktivitas biologi bagian tanaman ini, antara lain aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antitumor, dan sebagainya (Li and Xu, 2015). Lim (2012) menyatakan bahwa xanton yang di isolasi dari kulit buah manggis menunjukkan aktivitas antioksidan, antitumor, antialergi, antiinflamasi, antibakteri, antifungal, serta antiviral. Berdasarkan penelitian aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis dengan metode DPPH menggunakan pelarut air, etanol, dan etil asetat yang dilakukan oleh Weecharangsan et al. (2006) menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi, yaitu dengan nilai Inhibition Concetration 50% (IC 50 ) sebesar 30,76 ± 1,66 µg/ml. Mardawati dkk. (2008) juga melakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada fraksi metanol, fraksi etanol, dan fraksi etil asetat kulit buah manggis, diperoleh nilai IC 50 berturut-turut 8,00 µg/ml, 9,26 µg/ml dan

15 21 29,48 µg/ml. Yaar dan Gilcherst (2007) menyatakan bahwa penggunaan antioksidan topikal pada kulit mampu menurunkan akumulasi peroksida pada kulit, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan kulit akibat stres oksidatif. Aktivitas antioksidan senyawa xanton dibutuhkan dalam formulasi sediaan yang mampu memberikan perlindungan jangka pendek, jangka panjang dan stres oksidatif akibat paparan sinar UV (Moffet and Shah, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Susanti et al. (2012) menunjukkan bahwa senyawa xanton dalam kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki panjang gelombang maksimum nm yang merupakan rentang panjang gelombang sinar UV, sehingga mampu menyerap sinar UV. Manosroi et al. (2011) menyatakan bahwa senyawa polifenol memiliki aktivitas antioksidan dan mampu meningkatkan hidrasi kulit dan mencegah terbentuknya lipid peroksida, sehingga mampu melindungi hidrasi dan ph kulit. Hasil penelitian Tilaar, et al. (2009) menunjukkan bahwa penggunaan krim ekstrak kulit manggis mampu meningkatkan kelembaban kulit. Xanton yang terdapat pada kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan dengan cara berperan sebagai radikal bebas scavenging agent. Mekanisme antioksidan senyawa golongan polifenol adalah: a. H-atom transfer (HAT) dan proton-coupled electron transfer (PCET). HAT adalah pemberian proton dan elektron dari atom H pada orbital atom radikal bebas. PCET adalah transfer proton

16 22 yang terjadi dari ikatan H ke atom O yang tak berpasangan milik radikal bebas. Gambar 2.5 Mekanisme HAT dan PCET (Meo et al., 2013) Keterangan: ArOH = Senyawa polifenol; R = Radikal bebas; ArO = Radikal baru yang terbentuk; RH = Radikal bebas dalam keadaan stabil b. Electron transfer-proton transfer (ET-PT) merupakan dua tahap mekanisme yang diinisiasi oleh transfer elektron dan diikuti dengan pelepasan proton. Transfer proton (PT) terjadi sangat cepat, sehingga mekanisme ET-PT dapat dianggap sebagai HAT. Gambar 2.6 Mekanisme ET-PT (Meo et al., 2013) Keterangan: ArOH = Senyawa polifenol; R = Radikal bebas; ArO = Radikal baru yang terbentuk; RH = Radikal bebas dalam keadaan stabil c. Sequential proton loss-electron transfer (SPLET) merupakan mekanisme yang terjadi sebagai respond dari ET-PT. SPLET diinisiasi oleh kehilangan proton. Anion dari polifenol kemudian akan mengalami transfer elektron. SPLET akan terjadi ketika anion (ArO - ) cukup stabil untuk terjadinya transfer elektron sebelum reprotonasi.

17 23 Gambar 2.7 Mekanisme SPLET (Meo et al., 2013) Keterangan: ArOH = Senyawa polifenol; R = Radikal bebas; ArO = Radikal baru yang terbentuk; RH = Radikal bebas dalam keadaan stabil; H = Atom Hidrogen Penelitian Nakatani et al., (2002) menunjukkan bahwa kandungan γ- mangostin ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antiinflamasi pada pengujian secara in vitro terhadap sintesa PGE-2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma tikus C-6. γ- mangostin menghambat secara poten pelepasan PGE-2. γ-mangostin menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE-2 dalam mikrosomal, ini ada kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in vitro, senyawa ini mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2 (Nakatani et al., 2002). 2.6 Masker Wajah Peel Off Masker merupakan sediaan kosmetik yang digunakan dengan cara dioleskan pada permukaan kulit dan dibiarkan beberapa saat (15-30 menit) dan berfungsi untuk merawat kulit, membersihkan, menjaga kelembaban, melindungi dari bahaya sinar UV, memutihkan, mencegah penuaan kulit, mencegah kerutan dan kulit kendur, juga mengatasi jerawat (Mitsui, 1997; Shai et al., 2009).

18 24 Berdasarkan cara pembersihannya dari permukaan kulit, masker dibedakan menjadi dua, yaitu masker yang dibilas dan masker yang dikelupas (masker peel off). Masker peel off dapat berupa gel, pasta, atau pun serbuk. Masker peel off dalam bentuk gel memiliki karakteristik berupa pembentukan lapisan yang transparan atau semitransparan, mampu menyebar dengan baik dan saat pengaplikasian mudah diangkat setelah dikeringkan. Keuntungan masker peel off dalam bentuk gel adalah dapat menimbulkan efek dingin, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit karena tidak membentuk lapisan lilin ayng kedap dan dapat menyumbat pori, memungkinkan pengaplikasian pada permukaan tubuh yang berambut, daya sebar dan daya lekat baik, serta mampu melepaskan zat aktif dengan baik (Lieberman dan Bunker, 1989; Mitsui, 1997; Shai et al., 2009). Manosroi et al. (2011) telah melakukan pengujian gel dan krim antioksidan yang mengandung senyawa polifenol terhadap hidrasi kulit dan dinyatakan bahwa hidrasi kulit yang dioleskan dengan sediaan dan dipaparkan dengan radiasi sinar UV lebih tinggi dibandingkan dengan hidrasi kulit yang tidak dioleskan dengan sediaan gel ataupun krim antioksidan. Formulasi masker gel peel off kulit buah manggis sebagai antioksidan telah dilakukan dengan menggunakan bahan berupa PVA (10-16%), HPMC (2-4%) dan propilen glikol (2-15%) (Sukmawati, 2013). Adhiningrat (2015) dan Weda (2015) telah melakukan optimalisasi formulasi masker gel peel off ekstrak etanol kulit buah manggis. Nesa (2015) telah melakukan pengujian profil stabilitas masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis dengan menggunakan HPMC sebagai gelling agent dengan hasil diperolehnya sediaan yang stabil selama 28 hari pengujian. Utami (2014) telah

19 25 melakukan pengujian aktivitas antioksidan masker gel peel off kulit buah manggis dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan masker gel peel off kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada standar vitamin C dengan nilai IC 50 masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis sebesar 17,90 ± 0,06 g/ml dan nilai IC 50 vitamin C sebesar 20,58 ± 0,11 g/ml. Pengujian iritasi masker gel peel off kulit buah manggis telah dilakukan dan hasil pengujian menunjukkan tidak ditimbulkannya iritasi pada sukarelawan uji (Laras, 2014). Selain itu, Darayanthi (2015) telah melakukan uji toleransi sinar UV-B dan dinyatakan bahwa masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis dapat meningkatkan dosis toleransi terhadap sinar UV-B.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan kulit merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua makhluk hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti kulit menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan seluruh organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi organ lainnya dari lingkungan hidup manusia. Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kita berharap dapat melewati penuaan dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan penyakit. Penuaan sebenarnya

Lebih terperinci

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis KULIT MANUSIA FUNGSI KULIT Membantu mengontrol temperatur tubuh Melindungi tubuh dari kuman Melindungi struktur dan organ vital dari perlukaan Terlibat dalam proses pembuangan sampah sisa metabolisme tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang BAB II Penuaan Dini pada Wanita Jepang 2.1 Penuan Dini Banyak orang berfikir bahwa penuaan merupakan hal yang sangat biasa, bahkan bagi sebagian orang penuaan dianggap tidak terlalu penting untuk kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama kulit. Seiring bertambahnya usia, fungsi kulit ikut menurun. Sel kulit yang mati melekat lebih lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan penuaan seperti penyakit sehingga dapat dicegah, dihindari dan

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan penuaan seperti penyakit sehingga dapat dicegah, dihindari dan 2 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penuaan kini telah mendapat perhatian khusus di ilmu Kedokteran. Konsep Anti Aging Medicine yang dicetuskan pada tahun 1993, mengganggap dan memperlakukan

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penuaan merupakan suatu proses fisiologis yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Penuaan atau proses menua/menjadi tua (aging) adalah menghilangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: Histologi kulit Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m 2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penuaan atau aging menjadi salah satu masalah pada setiap orang, terutama pada mereka yang sudah memasuki usia menengah atas. Paparan sinar matahari, polusi udara

Lebih terperinci

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik Perbedaan gel dan emulgel? Emulgel merupakan terdiri dari 2 fase yang dimana gabungan antara fase emulsi dan fase gel.sedangkan gel merupakan terdiri dari satu fase saja yaitu terdiri dari basis gel dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Buah Anggur Buah merupakan salah satu jenis makanan yang banyak mengandung vitamin serta mineral yang sangat dibutuhkan oleh manusia, buah anggur merah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika adalah bahan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya

Lebih terperinci

Luka dan Proses Penyembuhannya

Luka dan Proses Penyembuhannya Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor 1 2 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan

I. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penampilan kulit adalah indikator utama dari usia. Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan merupakan suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi sinar UV yang terlalu lama pada kulit dapat menyebabkan timbulnya penyakit kulit seperti kanker kulit dan reaksi alergi pada cahaya/fotoalergi (Ebrahimzadeh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Buah Labu Kuning Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima, Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata, dan Cucurbita pipo L (Anonim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut sangat rentan dengan terjadinya perlukaan, termasuk gingiva.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut sangat rentan dengan terjadinya perlukaan, termasuk gingiva. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rongga mulut sangat rentan dengan terjadinya perlukaan, termasuk gingiva. Gingiva merupakan membran mukosa yang melekat erat pada periosteum tulang maksila dan mandibula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Buah Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) 2.1.1 Asal usul buah pisang ambon Pisang pertama kali ditemukan tumbuh di daerah tropis di negara berkembang seperti Indochina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 1. Berikut ini merupakan kandungan keringat, kecuali?? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 Air NaCl Urea Glukosa Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Kulit mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup atau organisme akan sampai pada proses menjadi tua secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila datangnya tepat waktu. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber antioksidan alami. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit buah manggis adalah senyawa polifenol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paparan sinar matahari dapat memicu berbagai respon biologis seperti sunburn, eritema hingga kanker kulit (Patil et al., 2015). Radiasi UV dari sinar matahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit sehat merupakan idaman semua orang terutama bagi kaum perempuan oleh karena itu mayoritas masyarakat menggunakan produk kosmetik pemutih yang beredar di pasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Anggur Anggur diduga berasal dari sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspi. Kemudian, menyebar ke amerika utara, amerika selatan, dan eropa, selanjutnya ke Asia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan bahan tertentu. Faktor intrinsik diantaranya adalah penurunan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan bahan tertentu. Faktor intrinsik diantaranya adalah penurunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging process merupakan proses alami yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup di dunia ini, tetapi proses penuaan setiap orang tidaklah sama, ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki begitu banyak plasma nuftah tanaman berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat terdapat di negara ini. Menurut Taslim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi

I. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapatkan

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Buah Mangga 2.1.1 Buah mangga Buah mangga termasuk kelompok buah yang berdaging. Panjang buah 2,5 cm sampai 30 cm. Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akan tetapi, masih belum diketahui efek sampingnya (Pasaribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: YUSTINI MARIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Lobak Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering disebut dengan lobak cina/lobak oriental. Tanaman lobak memiliki akar tunggang dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Kacang Hijau 2.1.1 Tanaman kacang hijau Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. luas. Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. luas. Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ terbesar dari tubuh dan meliputi wilayah yang sangat luas. Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling tipis pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini di jaman yang sudah modern terdapat berbagai macam jenis makanan dan minuman yang dijual di pasaran. Rasa manis tentunya menjadi faktor utama yang disukai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, namun ternyata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses normal seiring dengan pertambahan usia, kulit akan mulai mengendur dan berkerut. Hal ini disebabkan fungsi fisiologis dari organ terutama kulit mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Anggur (Vitis vinifera) 2.1.1 Asal usul tanaman anggur Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman Miosen yaitu 23 juta tahun yang lalu. Dugaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses penuaan adalah tahapan alamiah seluruh mahluk hidup atau organisme. Proses ini sebenarnya merupakan hal normal yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini rimpang jahe merah dan buah mengkudu yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol menghasilkan rendemen ekstrak masing-masing 9,44 % dan 17,02 %.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan atau bisa disebut sebagai pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan atau bisa disebut sebagai pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia. Manggis menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan atau bisa disebut sebagai pangan fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari, disatu pihak sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, kesehatan kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan vitamin D dari pro vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Buah Jambu Biji Tanaman jambu biji bukan merupakan tanaman asli indonesia. Dari berbagai sumber pustaka menyebutkan bahwa tanaman jambu biji diduga berasal dari Meksiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan

Lebih terperinci

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit. Struktur Anatmi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatmi Kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar biasa disebut lapisan ari atau epidermis, di bawah lapisan ari adalah lapisan jangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Baumann Metode Baumann adalah sebuah metode untuk menentukan tipe wajah berdasarkan kadar kandungan minyak pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan jika banyak pasien

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penyakit dalam tubuh disebabkan oleh adanya radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul berbasis oksigen atau nitrogen dengan elektron tidak berpasangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat anatara lain terbentuknya radikal bebas. Asap kendaraan bermotor, asap rokok dan asap dari industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit intraseluler Protozoa, yaitu genus Plasmodium, menginfeksi 500 juta dan membunuh lebih dari 1 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan wrinkle/kerutan kulit, kulit yang kasar, kulit kering,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan wrinkle/kerutan kulit, kulit yang kasar, kulit kering, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan dini (PD) adalah proses degeneratif yang melibatkan kulit dan sistem penyokong kulit, 1 berupa perubahan stuktural dan elastilitas kulit yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timbal merupakan logam yang secara alamiah dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. Logam ini telah digunakan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak dapat berkalsifikasi menjadi kalkulus atau tartar. Plak dapat terlihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak dapat berkalsifikasi menjadi kalkulus atau tartar. Plak dapat terlihat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plak gigi adalah istilah umum untuk komunitas kompleks mikroba yang berkembang pada permukaan gigi, tertanam dalam matriks polimer bakteri dan saliva. Plak dapat berkalsifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan v vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan

Lebih terperinci

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik MANFAAT KULIT MANGGIS OKTOBER 2013 Abdul Malik - 649226 Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas adalah sebuah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya (Clarkson dan Thompson, 2000)

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta INTEGUMEN 2 Terletak di paling luar tubuh 15 % dari berat tubuh Luasnya sekitar 1,5 1,75 m Memiliki ketebalan 400 600

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Preparat jaringan yang telah dibuat, diamati dibawah mikroskop multinokuler dengan perbesaran 4x dan 10x. Semua preparat dapat dibaca berdasarkan tolok ukur skor tingkat peradangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup

Lebih terperinci

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. WIJUMA wt Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Kulit memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh, diantaranya:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyiapan sampel Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dalam keadaan basah yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg. Kulit buah naga merah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. massa tubuh dan yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. massa tubuh dan yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ terbesar dari tubuh, memiliki massa lebih dari 10% massa tubuh dan yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan lingkungannya (Walters, 2007).

Lebih terperinci

Bila dulu scrubbing hanya dapat dilakukan sekali-sekali saja, namun, zaman sudah mulai berubah. Sehingga scrubbing dapat dilakukan kapan saja,

Bila dulu scrubbing hanya dapat dilakukan sekali-sekali saja, namun, zaman sudah mulai berubah. Sehingga scrubbing dapat dilakukan kapan saja, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah regenerasi kulit berlangsung hingga 28 hari sekali. Dimana kulit mengalami pergantian kulit dengan yang baru setiap 28 hari. Proses regenerasi atau penggantian

Lebih terperinci

Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne)

Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne) Modul Hybrid Learning PPG Tata Rias Dalam Jabatan Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne) DISUSUN OLEH : Nurul Hidayah, M.Pd 1 A. PENDAHULUAN Modul ini akan menjelaskan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Handphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat dibawa ke mana-mana (portable,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1. BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul

Lebih terperinci