BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk menghasilkan tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk menghasilkan tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang terorganisir. (O BRIEN, 2003, p8) Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. (Raymond Mcleod, 2001, p9) Dari definisi teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem terdiri dari komponen yang saling berinteraksi satu sama lain dengan menerima input, memprosesnya lalu mengeluarkan output untuk mencapai suatu tujuan Pengertian Informasi Informasi adalah data yang sudah diproses atau data yang memiliki arti. (Raymond Mcleod, 2001, p12) Informasi adalah data yang telah dibentuk menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. (Laudon, 2004, p8) Dari definisi teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah diproses menjadi sesuatu yang berguna dan memiliki arti.

2 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan (atau menerima), proses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan pengaturan dalam sebuah organisasi. (Laudon, 2004, p8) Sistem informasi adalah penggabungan dari manusia, hardware, software, dan jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan, mengubah, dan membagikan informasi dalam sebuah organisasi. (O brien, 2005, p6) Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa definisi dari sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang melakukan pengumpulan data dan analisa data yang ada untuk menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan oleh penerima dalam pengambilan keputusan Pengertian Geografi Secara leksikal, geografi berasal dari kata Geo (bahasa Yunani) artinya bumi dan Grafien artinya mencitra, menguraikan. Geografi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencitrakan atau menggambarkan tentang keadaan bumi. (Bintarto, 1995, p1) Geografi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya. (Wardiyatmoko, 1996, p3)

3 9 Menurut Richthoffen, geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area yang berbeda dipermukaan bumi. (Prahasta, 2002, p12) Geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, p271) Jadi dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta sumber daya alam yang ada di bumi Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografi. (Paryono, 1994, p1) Sistem informasi geografis merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat dipermukaan bumi. (Prahasta, 2002, p49) Dengan kata lain SIG secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang dapat memanajemen, memanipulasi dan menganalisis informasiinformasi kebumian. Komponen-komponen SIG, sebagai suatu sistem berbasis komputer termasuk perangkat keras, perangkat lunak, data atau informasi dan juga operator yang mengoperasikan serangkaian proses manipulasi.

4 10 Kecanggihan teknologi SIG yang sering dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi adalah kemampuannya yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi data spasial sekaligus dengan database yang ada didalamnya (biasanya disebut query). Beberapa keuntungan yang didapat dalam menggunakan SIG : Data dapat dikelola dalam format yang kompak dan jelas. Data dapat dikelola dengan biaya yang murah bila dibanding dengan survei lapangan. Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan cepat. Komputer dapat mengubah data secara cepat dan tepat. Data spasial dan non-spasial dapat dikelola secara bersama. Analisis data dan perubahan data dapat dilakukan secara efesien. Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan secara tiga dimensi. Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat. Jadi kesimpulan yang didapat Sistem Informasi Geografis merupakan sekumpulan komponen yang memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, dan mengolah data, baik data spasial maupun data tekstual dan juga menampilkan hasil dengan cepat, akurat, tepat waktu Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis terbagi menjadi beberapa subsistem, yaitu :

5 11 1. Data Input Subsistem ini bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografis. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk harcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data Manajemen Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, maupun diperbaiki. 4. Manipulasi dan Analisis Data Subsistem ini menghasilkan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan Komponen Sistem Informasi Geografis Ada lima komponen untuk melakukan suatu proyek agar saling bekerjasama, yaitu : hardware, software, data, sumber daya manusia, dan prosedur.

6 12 Perangkat Keras / Hardware Perangkat keras yang biasanya digunakan dalam aplikasi SIG : 1. CPU Merupakan pusat proses data yang terhubung dengan media penyimpanan dengan ruang yang cukup besar dengan sejumlah perangkat lainnya. 2 Disk Drive Menyediakan tempat untuk membantu jalannya penginputan, membaca, proses dan penyimpanan data. 3 Digitizer Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam bentuk digital dan memasukannya ke dalam komputer. 4 Plotter / Printer Digunakan untuk mencetak hasil dari data yang telah diolah. 5 Tape Drive Digunakan untuk menyimpan data/program ke dalam pita magnetik atau untuk berkomunikasi dengan sistem lainnya. 6 VDU Digunakan untuk memudahkan user untuk mengontrol komputer dan perangkatperangkat lainnya. Perangkat Lunak / Software Software SIG berfungsi untuk memasukan, menganalisis dan menampilkan informasi SIG. Software SIG memiliki beberapa kemampuan utama, antara lain : Memanipulasi atau menyajikan data geografis atau peta berupa layer.

7 13 Berfungsi untuk analisis, query, visualisasi geografis. Penyimpanan data dan manajemen database (DBMS). Graphical user interface (GUI). Data Data merupakan bagian terpenting dari SIG, tanpa adanya data maka SIG tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Data yang diperlukan dalam SIG meliputi data spasial dan data atribut. Pengertian Data Data adalah aliran dari fakta-fakta kasar yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum disusun dalam sebuah bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia. (Laudon, 2004, p8) Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Dua sifat data, antara lain : a. Shared : data dapat digunakan bersama-sama oleh pengguna. b. Integrated : data merupakan kesatuan, sedapat mungkin menghindari penggulangan sehingga data menjadi lebih valid dan benar.

8 14 Jenis-jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis Jenis Data yang digunakan dalam sistem informasi geografis adalah data spasial (peta atau geometris) dan data atribut (keterangan atau non-spasial). Perbedaan diantara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut : a. Data atribut Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karateristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan posisi geografis. Contoh : data atribut sebagai sungai berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis dan lain sebagainya. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain, misalnya : rumah sakit, hotel dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai secara skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya : populasi sungai 10 sampai 15 ekor ikan, kadar kimia air pada sungai tersebut buruk, dan sebagainya. b. Data Spasial Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial.

9 15 Komponen tersebut adalah : 1. Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi diatas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor menggunakan simbol-simbol. Titik tidak dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya : sudut-sudut bangunan atau suatu gedung pada peta yang memiliki skala besar. 2. Garis Garis adalah bentuk linear yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek satu dimensi. Batasbatas poligon merupakan garis-garis, demikian pula jaringan listrik, komunikasi pipa air minum, saluran pembuangan, dan keperluan lainnya. 3. Poligon Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Sungai, danau, batas provinsi, batas kota, adalah tipe-tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara ketiga titik tersebut.

10 16 titik garis poligon Gambar 2.1 komponen data spasial 2.2 Peta Sistem Informasi Geografis Pengertian Peta dan Bagiannya Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan bumi. Peta dapat disajikan dengan berbagai cara yang berbeda, dari peta konvensional yang tercetak sampai peta digital yang tampil dilayar computer. Peta dapat menunjukkan banyak informasi penting, misalnya sungai, gunung, hutan, daerah perbukitan, laut, danau, batasbatas kota, dan lain-lain. Menurut Rockville, peta adalah suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu. (Prahasta, 2002, p129) Bagian-bagian pokok peta, antara lain : a. Judul Peta Setiap peta harus diberi judul untuk mencerminkan isi dan tipe peta. Judul suatu peta dapat diletakkan pada bagian atas tengah layar peta utama, bagian atas kiri atau kanan di luar peta utama, atau disembarang tempat di luar peta utama dan jangan sampai mengganggu peta utama.

11 17 b. Garis Astronomis Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat. Umumnya, garis astronomis dibuat dengan memberi tanda di tepi atau garis tepi dengan mnunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintang. c. Inset Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Tujuan memberikan inset pada peta adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta. d. Garis Tepi Peta Garsi tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta ini dapat membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang tepat ditengahtengahnya. e. Skala Peta Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta. Skala merupakan hal penting sebab pengguna peta dapat mengetahui jarak yang sebenarnya dari perbandingan skala tersebut. f. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta Sumber peta digunakan sebagai informasi dari mana sumber peta diperoleh. Tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk peta-peta dengan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, peta hasil perkebunan, dan lain-lain.

12 18 g. Penunjuk Arah / Mata Angin / Tanda Arah Untuk membantu pembaca mengetahui arah mata angin : utara, selatan, timur dan barat. Penunjuk arah diletakkan di kiri atas atau di bagian bawah peta. h. Simbol Peta Simbol peta merupakan tanda-tanda yang umum digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Simbol peta dapat dibagi sebagai berikut, simbol titik melambangkan ketinggian, tanaman, monumen (candi); simbol garis melambangkan sungai, jalan, rel kereta api, batas wilayah administrasi; dan simbol area melambangkan pemukiman, area pertanian dan perkebunan. i. Warna Peta Warna peta digunakan untuk menggambarkan keadaan objek tertentu, misalnya : warna biru digunakan untuk melambangkan lautan / perairan, warna hijau digunakan untuk dataran rendah, warna kuning digunakan untuk dataran tinggi, warna coklat digunakan untuk pegunungan, warna merah digunakan untuk bentang hasil budi daya manusia, dan warna putih digunakan untuk puncak pegunungan salju. Perubahan warna sewaktu-waktu gradual, artinya warnanya sama tetapi tua mudanya warna berbeda. j. Legenda Legenda merupakan informasi atau keterangan dari simbol-simbol agar lebih mudah dibaca. Pada umumnya legenda diletakkan dibagian kiri atau kanan bawah suatu peta dan sebaiknya dalam garis tepi peta.

13 19 k. Lettering Merupakan semua tulisan atau angka-angka untuk mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada. Lettering jangan terlalu sering digunakan dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil. l. Penggunaan Tulisan pada Peta Judul peta harus ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf harus disesusaikan dengan besar peta dan kenampakan di air menggunakan huruf miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya Jenis-jenis Peta Peta pada umumnya dapat dibagi berdasarkan skala dan data yang disediakan oleh peta tersebut. Berdasarkan skalanya peta dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu : 1. Peta kadaster, berskala 1:100 sampai 1: 5000, menggambarkan peta-peta tanah dan peta sertifikat tanah. 2. Peta skala besar, berskala 1:5000 sampai 1:250000, menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit, seperti kelurahan dan kecamatan. 3. Peta skala sedang, berskala 1: sampai 1:500000, menggambarkan wilayah-wilayah yang agak luas, seperti propinsi, daerah regional dan pulau. 4. Peta skala kecil, berskala 1: sampai 1: , menggambarkan wilayah-wilayah yang cukup luas, misalnya negara. 5. Peta skala geografis, berskala lebih dari 1: , menggambarkan sekumpulan negara, benua, atau dunia.

14 20 Berdasarkan data yang disediakan, terdapat dua macam bentuk peta : 1. Peta umum / peta ikhtisiar Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi daerah ataupun batas-batas administrasi suatu wilayah / Negara yang biasa digunakan untuk bermacam-macam tujuan. 2. Peta Khusus / Peta Tematik Peta tematik merupakan peta yang menampilkan hubungan keruangan, kenampakan tertentu di permukaan bumi dalam bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut seperti geologi, geografis, pertanahan dan sebagainya. Contohnya : Peta Geologi Peta yang menggambarkan struktur batuan dan sifat-sifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan tanah. Peta Air Tanah Peta yang menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu tempat / daerah. Peta Irigasi Peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, bendungan air dan saluran irigasi. Peta Transportasi Peta yang menggambarkan peta lalu lintas baik di darat, laut maupun udara.

15 21 Peta Lokasi Peta yang menggambarkan keadaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Peta Arkeologi Peta yang menggambarkan penyebaran letak benda-benda atau peninggalan purba Persyaratan Peta Tiga persyaratan pokok yang harus dipenuhi agar peta dapat berfungsi dengan baik, antara lain : Conform : bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam. Equivalent : daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan harus proposional luas dengan apa yang terdapat di alam. Equidistant : jarak-jarak yang digambar peta harus tepat perbandingannya dengan keadaan jarak sebenarnya. 2.3 Metode Pengembangan Sistem Pada pengembangan sistem penulis menggunakan metode pengembangan sistem tradisional. Di mana tahap-tahapnya dapat dilihat pada gambar :

16 22 : Pengulangan Kembali (Feed Back Loop) Gambar 2.2 Metode Pengembangan Sistem Tradisional Metode ini terdiri dari 5 tahap, yaitu : Tahap Preliminary Investigasi Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian terhadap objek, memperkirakan biaya dan keuntungan, mengevaluasi kemungkinan yang akan terjadi, mendapatkan persetujuan untuk memulai analisis sistem. Analisis Sistem Pada tahap ini dilakukan penganalisisan terhadap keadaan dan keperluan perusahaan, menganalisis sistem yang ada, manganalisis keadaan fungsional area dan keperluannya dan memutuskan fungsi-fungsi dari sistem yang baru seperti : karakteristik pengguna, tampilan pengguna dan lain-lain. Desain Sistem Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem seperti mendesain user interface, database, mendesain aplikasi, mendesain panduan mengenai aplikasi.

17 23 Implementasi Sistem Pada tahap implementasi dilakukan persiapan fasilitas untuk perangkat keras, membangun komponen, melatih pengguna, melakukan testing, melakukan penulisan manual untuk pengguna dan administrator, dan lainlain, apabila pada tahap implementasi ini aplikasi belum berjalan dengan baik maka dalam pengembangan sistem harus dikembalikan ke tahap analisis dan desain. Sistem Operasional Pada tahap ini sistem sudah dapat berjalan dengan baik dan sistem sudah bisa dipakai dengan baik oleh pengguna. (Dewits, 1996, p96) 2.4 Data Flow Dagram (DFD) Diagram alir data atau data flow diagram adalah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. DFD tingkat 0 atau biasa disebut juga dengan model konteks, merupakan DFD yang merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah proses tambahan dengan data input dan output yang ditunjukan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan. Proses tambahan dan jalur aliran informasi direpresentasikan pada saat DFD tingkat 0 dipartisi untuk mengungkap detail yang lebih. (Pressman, 2001, p311)

18 24 Berikut adalah notasi-notasi dasar yang digunakan dalam DFD : Entity eksternal Informasi yang ada diluar sistem yang dimodelkan Proses Transfer Informasi yang ada didalam sistem untuk dimodelkan Objek data Anak panah menunjukan arah aliran data Penyimpanan data Repositori data yang disimpan untuk di gunakan oleh satu proses atau lebih Gambar 2.3 Model Aliran Informasi 2.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan struktur logika dari database secara keseluruhan. Simbol-simbol dan notasi yang digunakan dalam penulisan diagram ini adalah : Persegi panjang, yang mewakili entity set. Elips, yang menyatakan atribut-atribut entity set. Belah ketupat, yang menggambarkan relationship set.

19 25 Garis yang menghubungkan antara entity set dengan atribut-atibutnya dan (Prahasta, 2002, p107) antara entity set dengan relationship setnya. 2.6 State Transition Diagram (STD) STD dibuat dengan tujuan untuk mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangakaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antara state, menunjukan bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD pertama kali dikembangkan untuk membantu merancang kompiler. (William S. Davis and David C. Yen, 2000, p235) 2.7 Database Database merupakan koleksi bersama dari data logikal yang saling berhubungan, dan deskripsi dari data tersebut didesain untuk menemui kebutuhan informasi suatu organisasi. (Connoly, 2002, p14) Database adalah kumpulan terintegrasi dari occcurances file atau tabel yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. (Mohammad Subekti, 1997, p8) Suatu database merepresentasikan entity, attribut, dan hubungan logical antar entity. Entity adalah distinct object pada organisasi yang akan dipresentasikan pada

20 26 database. Entity dapat berupa orang, tempat, barang, konsep, atau event. Attribut adalah properti yang mendeskripsikan beberapa aspek dari objek yang ingin kita record dan relationship adalah asosiasi antar entity. 2.8 Shortest Pathfinding Penggunaan shortest pathfinding adalah untuk menentukan lintasan terpendek dan termurah yang mungkin dari vertex awal ke vertex akhir. Jika edge tidak memiliki nilai, maka shortest path adalah path dengan jumlah edge yang paling sedikit. Jika edge memiliki nilai, maka shortest path merupakan path dengan nilai akumulasi minimum dari semua edge pada path. Shortest path problem berbeda dengan minimum spanning tree problem. Minimum spanning tree problem bertujuan untuk mencari tree termurah yang menghubungkan semua vertex dalam tree. Sedangkan, Shortest path problem bertujuan untuk mencari lintasan termurah di antara beberapa vertex. Permasalahan yang terjadi pada network dapat ditransformasikan ke dalam Shortest path problem, seperti permasalah transportasi dan komunikasi di dalam network. Secara umum algoritma shortest pathfinding dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Algoritma Uniformed Search Merupakan algoritma yang tidak memiliki keterangan tentang jarak atau biaya dari path dan tidak memiliki pertimbangan akan path mana yang lebih baik. Yang termasuk dalam algoritma ini antara lain algoritma Breath-First Search.

21 27 2. Algoritma Informed Search Merupakan algoritma yang memiliki keterangan tentang jarak atau biaya dari path dan memiliki pertimbangan berdasarkan pengetahuan akan path mana yang lebih baik. Yang termasuk algoritma ini antara lain algoritma Djikstra dan A Star Theorema Pythagoras Dalam matematika theorema pythagoras merupakan sebuah hubungan antara geometri euclidean dengan tiga sisi dari sebuah segitiga sama sisi. Theorema ini dinamakan dari seorang yunani yang bernama pythagoras, yang secara tradisi terdaftar atas penemuannya dan pembuktian theorema ini. Theorema pythagoras merupakan suatu penjumlahan dari suatu area dari dua persegi pada sisi alas (b) dan tingginya (a) yang menghasilkan area persegi pada sisi miringnya (c), yang mana pada hal ini pythagoras dirumuskan menjadi c 2 = a 2 + b 2 atau c = a 2 + b 2. c a b Gambar 2.4 Segitiga Tetapi pada penulisan skripsi ini theorema pythagoras yang dipakai merupakan teori yang mencari jarak terpendek antara 2 titik yang mana titik tersebut dimisalkan sebagai koordinat cartesius, yang mana sering disebut sebagai rumus jarak dalam koordinat

22 28 cartesius. Rumus ini berasal dari theorema pythagoras, jika ada dua titik di mana titik yang pertama berada pada koordinat (x 0, y 0 ) dan titik kedua pada koordinat (x 1, y 1 ) yang berada pada suatu bidang, lalu ada jarak antara dua titik tersebut yang biasa disebut jarak euclidean. Pada kasus ini maka untuk pencarian jarak terpendek antara dua titik maka dapat dirumuskan sebagai berikut : pytha = (x 1 - x 0 ) 2 +(y 1 - y 0 ) 2. ( 2.9 Bus Rapid Transit (BRT) Definisi BRT Bus Rapid Transit merupakan suatu fitur desain sistem bus yang menyajikan kualitas yang tinggi dan servis transit dengan efektifitas biaya yang tinggi. Sistem BRT ini dijalankan dengan jarak kedatangan antar bus pada suatu halte sebesar 2-6 menit. Hal ini dikemukakan oleh Victoria Transport Policy Institute ( Sistem yang dipakai dalam pengaplikasian BRT meliputi : Jalur khusus yang terpisah, berada di sebelah kanan, meliputi busway (jalur khusus bus), jalur HOV (untuk bus, tempat parkir van, mobil) dan ukuran prioritas transit lainnya. Beberapa sistem biasanya menggunakan pembatas yang secara otomatis menggerakkan bus melaju pada rutenya. Kapasitas servis yang baik, yang menyebabkan penumpang menunggu kurang dari 10 menit selama jam sibuk.

23 29 Kendaraan yang berkualitas tinggi, mudah ditumpangi, bersuara pelan, bersih dan nyaman dikendarai. Sistem pembayaran ongkos terintegrasi, yang menghindari kesalahan perhitungan atau lolos pembayaran antar rute. Informasi pengguna yang nyaman dan program marketing yang baik. Stasiun bus berkualitas tinggi dengan orientasi pengembangan transit pada area sekitarnya. Customer service yang baik. Sekuritas yang dikembangkan bagi pengguna transit dan pejalan kaki. Integrasi modal dengan koordinasi servis BRT dengan fasilitas pejalan kaki dan pengendara sepeda, pengguna taxi, bus dalam kota, transit kereta, dan pengguna transportasi lainnya. Pada umumnya sistem BRT ini mungkin akan mengurangi area parkir atau secara umum mengurangi jalur kendaraan sehingga akan mengubah pola arus kendaraan karena mengganggu sebagian orang (misalnya, bisnis yang dibangun di pinggir jalan), oleh karena itu maka dalam pengimplementasiannya maka sistem BRT memerlukan banyak investasi pada kendaraan, fasilitas dan tanggung jawab manajemen yang baik. Walaupun akan mengurangi jalur kendaraan tapi secara besar sistem ini akan meningkatkan efektifitas penggunaan jalan, tergantung dari segi evaluasi sistem ini. Sistem ini telah diimplementasikan pada beberapa negara, antara lain : Mexico City Metrobus ( Adelaide Bahn ( dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia (

24 Pengimplementasian BRT Sistem BRT diimplementasikan dengan dukungan dan kerjasama yang melibatkan agen-agen perencanaan dan penyedia servis transit. Untuk menjadi efektif BRT memerlukan koordinasi manajemen desain jalan, pembelian bus, operasi transit, perencanaan keputusan penggunaan lahan dan program marketing transit. Beberapa keuntungan dari pengimplementasian sistem BRT : - Pengurangan kemacetan jalan raya. - Penghematan biaya fasilitas jalan dan tempat parkir. - Penghematan biaya konsumen. - Mengurangi polusi. - Meningkatkan keselamatan pengguna jalan. - Mengurangi biaya penyediaan dari jasa transit Pengenalan Busway Busway merupakan salah satu transportasi massal (MRT) yang sesuai dengan keebutuhan dan kemampuan masyarakat di Jakarta dan juga merupakan suatu program yang berorientasi pada jasa pelayanan publik. Keuntungan maksimum bukanlah tujuan akhir dari program Busway ini tapi tujuannya adalah pemerataan, kesinambungan, pembangunan dan lain-lain Jalur Transportasi Busway Pada penulisan skripsi ini hanya membahas rute koridor 1 sampai koridor 7 yang sudah berjalan rutenya. Koridor dan halte didalamnya akan dijelaskan di bawah ini :

25 31 Koridor 1 Panjang koridor 12,9 km, mempunyai jumlah halte 20 buah, jarak rata-rata antar halte 650 m, jumlah bus yang beroperasi 70 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Terminal Blok M - Masjid Agung - Bundaran Senayan - Gelora Bung Karno - Polda Metro Jaya - Bendungan Hilir - Karet - Setia Budi - Dukuh Atas 1 - Tosari - Bundaran HI - Sarinah - Bank Indonesia - Monumen Nasional - Harmoni Central Busway - Sawah Besar - Mangga Besar - Olimo - Glodok - Kota. Koridor 2 Panjang koridor 14 km, mempunyai jumlah halte 23 buah, jarak rata-rata antar halte m, jumlah bus yang beroperasi 34 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Terminal Pulo Gadung - Bermis - Pulo Mas - Asmi - Pedongkelan - Cempaka Timur - RS Islam - Cempaka Tengah - Pasar Cempaka Putih - Rawa Selatan - Galur - Senen - Atrium Senen - RSPAD - Deplu - Gambir 1 - Masjid Istiqlal - Djuanda - Pecenongan - Harmoni Central Busway - Balai Kota - Gambir 2 - Kwitang. Koridor 3 Panjang koridor 19 km, mempunyai jumlah halte 12 buah, jarak rata-rata antar halte m, jumlah bus yang beroperasi 40 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Kalideres - Pesakih - Sumur Bor - Rawa Buaya -

26 32 Jembatan Baru - Dispenda - Jembatan Gantung - Taman Kota - Indosiar - Jelambar - Harmoni Central Busway - Pasar Baru. Koridor 4 Panjang koridor 11,85 km, mempunyai jumlah halte 15 buah, jarak rata-rata antar halte m, jumlah bus yang beroperasi 29 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Terminal Pulo Gadung - Pasar Pulo Gadung - TU Gas - Layur - Velodrome - Sunan Giri - UNJ - Pramuka Lia - Utan Kayu - Pasar Genjing - Matraman 2 - Manggarai - Pasar Rumput - Halimun - Dukuh Atas 2. Koridor 5 Panjang koridor 13,5 km, mempunyai jumlah halte 16 buah, jarak rata-rata antar halte m, jumlah bus yang beroperasi 33 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Kampung Melayu - Pasar Jatinegara - Kebon Pala - Slamet Riyadi - Tegalan - Matraman 1 - Salemba - Kramat Sentiong NU - Pal Putih - Senen Sentral - Budi Utomo - Pasar Baru Timur - Jembatan Merah - Pademangan - Ancol. Koridor 6 Panjang koridor 13,3 km, mempunyai jumlah halte 19 buah, jarak rata-rata antar halte m, jumlah bus yang beroperasi 30 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Ragunan - Departemen Pertanian - SMK 57 - Jati

27 33 Padang - Pejaten - Buncit Indah - Warung Jati - Imigrasi - Duren Tiga - Mampang Prapatan - Kuningan Timur - Patra Kuningan - DEPKES - GOR Sumantri - Karet Kuningan - Kuningan Madya - Setiabudi Aini - Laturharhari - Halimun. Koridor 7 Panjang koridor 12,80 km, mempunyai jumlah halte 14 buah, jarak rata-rata antar halte m, jumlah bus yang beroperasi 26 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Kampung Rambutan - Tanah Merdeka - Fly Over Raya Bogor - RS Harapan Bunda - Pasar Induk - Pasar Kramat Jati - PGC - BKN - Cawang UKI - BNN - Cawang Otista - Gelanggang Remaja - Bidara Cina - Kampung Melayu.

Halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 1 adalah:

Halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 1 adalah: LAMPIRAN Koridor Gambar L.1 Koridor 1 Bus Transjakarta koridor 1 beroperasi dengan rute Terminal Blok M sampai Halte Stasiun Kota. Jalan yang dilalui oleh koridor 1 adalah Jalan Sisingamangaraja, Jend.

Lebih terperinci

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia adalah tanah atau lahan. Pengertian tanah menurut Sumaryo

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data kedatangan pengguna TransJakarta dilakukan sejak tanggal 12 Maret 2012 hingga 29 Juni 2012. Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut subsistem) yang saling berkaitan dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 2. Berikut ini ciri-ciri peta, kecuali... a. Berjudul c. bermata angin b. berskala d. bersampul

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi RINGKASAN SKRIPSI Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informatika dengan produk yang bernama Flexi. Telkom Flexi tersebut merupakan suatu operator yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan dalam penyusunan skripsi ini. Penelitian yang berjudul Using Geographical Information

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem

Lebih terperinci

PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS (STUDI KASUS BUSWAY TRANSJAKARTA)

PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS (STUDI KASUS BUSWAY TRANSJAKARTA) PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS (STUDI KASUS BUSWAY TRANSJAKARTA Winarni Jurusan Matematika FKIP Universitas Adhi Buana Surabaya email: winarni_its@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014

GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014 COVER Page 1 MODUL GEOGRAFI GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014 Wahyu Gilang Ramadan, S.Pd SMA BAKTI IDHATA, JAKARTA Jl. Melati, No. 25 Cilandak barat, Cilandak Jakarta Selatan 12260

Lebih terperinci

Daftar Rute Jalur Busway - Transjakarta

Daftar Rute Jalur Busway - Transjakarta Untuk naik busway transjakarta caranya cukup mudah. Anda tinggal datang ke loket yang pasti ada di tiap-tiap halte busway. Beli tiket seharga Rp. 3.500 (Rp. 2.000 dari jam 5 sampai jam 7 pagi) di loket.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Kios Informasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak Untuk mengimplementasikannya, aplikasi kios informasi ini memerlukan perangkat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI

Lebih terperinci

Simulasi Pencarian Rute Terpendek Bagi Pengguna. Transportasi Bus Trans Jakarta Indonesia

Simulasi Pencarian Rute Terpendek Bagi Pengguna. Transportasi Bus Trans Jakarta Indonesia Novie Theresia Br. Pasaribu dan Ratnadewi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract Traffic jams occur in the capital city of Jakarta. The price increase of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 Matakuliah Waktu : Sistem Informasi Geografis / 3 SKS : 100 menit 1. Jelaskan pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG). Jelaskan pula perbedaan antara SIG dan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA. Jumlah Penumpang di Terminal Awal Akhir. Dalam mengatur headway atau selang waktu keberangkatan dari suatu

BAB IV DATA DAN ANALISA. Jumlah Penumpang di Terminal Awal Akhir. Dalam mengatur headway atau selang waktu keberangkatan dari suatu BAB IV DATA DAN ANALISA 4. Presentasi Data 4.I. Jumlah Penumpang di Terminal Awal Akhir Dalam mengatur headway atau selang waktu keberangkatan dari suatu armada bus, peranan demand menjadi pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN LAYANAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN LAYANAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM BADAN LAYANAN UMUM III.1 Sejarah Singkat Badan Layanan Umum III.1.1 Gambaran Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melaksanakan program unggulan untuk pengembangan transportasi

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG Didi Susianto 1, Rahmad Adi Guntoro 2 1) Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar

Lebih terperinci

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI SISTEM IFORMASI GEOGRAFI A. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang mulai dibuat dari kulit hewan, sampai peta yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur unsure alam maupun buatan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Gunung Mas Parahyangan merupakan perusahaan dengan skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin tekstil.

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Padatnya jumlah penduduk dan tingkat kemacetan di kota-kota besar seringkali menimbulkan keresahan bagi sebagian besar warganya, terutama dalam bidang usaha dikarenakan

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Rute LRT (Light Rail Transit) Sebagai Moda Pengumpan (Feeder) MRT Jakarta

Studi Perencanaan Rute LRT (Light Rail Transit) Sebagai Moda Pengumpan (Feeder) MRT Jakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (201) 1-6 1 Studi Perencanaan Rute LRT (Light Rail Transit) Sebagai Moda Pengumpan (Feeder) MRT Jakarta Mercyano Febrianda, Ir. Wahju Herijanto, MT. Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Umum Sistem. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Umum Sistem. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001, p13). Menurut O Brien (2005,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem O Brien(2005,p22) menjelaskan pengertian sistem sebagai sekumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA

PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA 10 PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB 4 SEGMENTASI WILAYAH POTENSI BANJIR MENGGUNAKAN DATA DEM DAN DATA SATELIT

BAB 4 SEGMENTASI WILAYAH POTENSI BANJIR MENGGUNAKAN DATA DEM DAN DATA SATELIT BAB 4 SEGMENTASI WILAYAH POTENSI BANJIR MENGGUNAKAN DATA DEM DAN DATA SATELIT Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ekstraksi ketinggian permukaan tanah dari data DEM, penggabungan Peta Aliran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

BAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN

BAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN www.bimbinganalumniui.com 1. Ilmu yang mempelajari pemetaan disebut a. Geomorfologi b. Kartografi c. Hidrologi d. Pedologi e. Oseanografi 2. Gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 9.607.787 jiwa. Salah satu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

Materi Bahasan. Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG. Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial

Materi Bahasan. Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG. Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG JURUSAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013 Materi Bahasan Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial 2 1 Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. masukan-masukan (input) dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. masukan-masukan (input) dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Administrasi 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sebuah kumpulan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial Sistem Informasi Geografis Model Data Spasial Representasi Grafis Untuk Objek Secara umum dikenal tiga jenis data. Ketiganya merupakan abstraksi sederhana dari objek-objek nyata yang lebih rumit. Titik:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat pertumbuhan kendaraan di Indonesia khususnya di Kota Jakarta. Pada jaman yang berkembang pesat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar) 1 Medyantiwi Rahmawita, 2 M. Afdal 1,2 Program Studi Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pemasaran 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan objek-objek yang saling berhubungan dan berinteraksi serta hubungan antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peta merupakan media yang digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta di permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung, dan danau.

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-11 Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Definisi GIS

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Bab ini berisi tinjauan terminal Tipe B di kawasan Stasiun Depok Baru yang dibahas melalui tinjauan tapak terminal, data umum angkutan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis 2.1.1. Pengertian SIG Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang proses kehidupan manusia sebagai penunjang media perpindahan arus barang, orang, jasa serta informasi.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI PENDUKUNG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN (RTHKP) KOTA BANJARMASIN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI PENDUKUNG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN (RTHKP) KOTA BANJARMASIN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI PENDUKUNG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN (RTHKP) KOTA BANJARMASIN Subandi 1 1 Teknik Informatika, Politeknik Negeri Banjarmasin Email : subandi@poliban.ac.id

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PETA DAN PEMETAAN D. SIMBOL PETA. a. Berdasarkan Wujudnya

GEOGRAFI. Sesi PETA DAN PEMETAAN D. SIMBOL PETA. a. Berdasarkan Wujudnya GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 02 Sesi NGAN PETA DAN PEMETAAN D. SIMBOL PETA Semua objek dalam peta ditampilkan dalam bentuk simbol. Artinya, simbol peta mewakili objek baik objek fisik maupun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta

Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta Jeremia Kavin Raja Parluhutan / 13514060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah

Lebih terperinci

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : SATYA

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah meningkatkan persaingan dalam dunia bisnis. Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat akan memperlancar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

Lebih terperinci

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan Mengumpulkan data yang dibutuhkan Mempersiapakan alat dan bahan penelitian Observasi Wawancara Data Penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang penulis lakukan yaitu di CV. Widagdo Production Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

Lebih terperinci

1. Konsep dan Prinsip Analisa

1. Konsep dan Prinsip Analisa 1. Konsep dan Prinsip Analisa Pendataan industri dan perdagangan merupakan salah satu bagian dari ketersediaan data statistik industri dan perdagangan. Data yang mencakup di dalamnya yaitu : data kecamatan,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Najid 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara,

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

GEOGRAFI 1 LATIHAN SOAL

GEOGRAFI 1 LATIHAN SOAL GEOGRAFI 1 LATIHAN SOAL XII SMA IPS SEM I 2015 KUNJUNGI KAMI DI : Website : www.bimbelalumniaceh.com Twitter : @Bimbel_Alumni Facebook : bimbel-alumni aceh Gunakan Petunjuk A dalam menjawab soal nomor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem informasi geografi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI Sistem didefinisikan sebagai seperangkat obyek (komponen, subsistem) dengan interaksi antar obyek dan secara keseluruhan mempunyai satu tujuan/fungsi. Contoh:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Hardware Spesifikasi hardware minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG Afif Luthfi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email : luthrev@gmail.com ABSTRAK : Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: melalui proses transformasi. (O Brien, 2008).

BAB 2 LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: melalui proses transformasi. (O Brien, 2008). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: 1. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerja sama untuk mencapai

Lebih terperinci

SIG berdasarkan penggunaannya. Data PENUNJAN G. Data DASAR. Data POKOK

SIG berdasarkan penggunaannya. Data PENUNJAN G. Data DASAR. Data POKOK BAB XVI PENGERTIAN SIG berdasarkan penggunaannya Data DASAR Data PENUNJAN G Data POKOK SIG berdasarkan sumbernya Data Primer yaitu data yang lansung diperoleh dengan mengadakan survei, pengamatan atau

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA HALTE BUSWAY DI JAKARTA Abstrak ANDRI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode

LAMPIRAN. Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode 43 LAMPIRAN Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode 1993-2013 44 Lampiran 2 Data Kependudukan DAS Ciliwung Hilir Kecamatan Kelurahan Penduduk Kepadatan

Lebih terperinci

Pemetaan. sumber.hayati.laut

Pemetaan. sumber.hayati.laut - Pemetaan. sumber.hayati.laut Abu Bakar Sambah Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya Malang Fungsi Peta a) menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem Informasi dibangun oleh dua unsur utama yaitu sistem dan informasi. Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai Sistem Informasi, maka definisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teoriteori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah pula fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah pula fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Barat menyebabkan meningkat pula kebutuhan akan bahan bakar kendaraan bermotor. Berbagai tingkatan profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah

Lebih terperinci