BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Umum Sistem. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Umum Sistem. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001, p13). Menurut O Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input (masukan) dan menghasilkan output (keluaran) dalam proses perpindahan yang telah diatur. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan, dimana terdapat proses input, proses data, dan menghasilkan output Informasi Informasi adalah data yang telah diproses dan telah memiliki arti bagi orang yang menggunakannya (McLeod, 2001, p18). Menurut Laudon (2008, p8), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk baru atau bentuk lain yang memiliki arti dan manfaat bagi manusia. 10

2 11 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pemrosesan data yang diubah menjadi bentuk baru atau bentuk lain sehingga memiliki arti dan manfaat bagi penggunanya Sistem Informasi Sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisir dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi (O Brien, 2005, p5). Sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan atau menerima proses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam suatu organisasi (Laudon, 2008, p8). Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan komponen yang terdiri dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang saling terorganisir untuk melakukan proses pengumpulan data, mengubah data menjadi informasi, penyimpanan dan penyebaran informasi dalam suatu organisasi.

3 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru (McLeod, 2001, p234). Analisis sistem juga dapat diartikan sebagai pendefinisian sistem yang sedang berjalan, masalah, serta rekomendasi umum untuk perbaikan, peningkatan, atau usulan untuk mengganti sistem yang sedang berjalan (Hanif Al Fatta, 2007, p27). Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan penguraian suatu sistem yang sedang berjalan secara utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi, serta memberikan rekomendasi perbaikan demi peningkatan kinerja sistem Perancangan Sistem Perancangan sistem didefinisikan sebagai sebuah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru (McLeod, 2001, p238). Menurut John Burch dan Gary Grudnitski yang diterjemahkan oleh Jogiyanto (1990, p196), perancangan sistem adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh.

4 13 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan pendefinisian elemen-elemen sistem ke dalam bentuk perencanaan dan sketsa sebagai gambaran dari sistem yang baru Penjualan Menurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh Moh. Kurdi (1999, p404), penjualan adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Penjualan akan melibatkan debitur atau disebut juga pembeli serta barang-barang atau jasa yang diberikan dan dibayar oleh debitur tersebut dengan cara tunai ataupun kredit. Proses penjualan umumnya dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit. Menurut Wibowo (2007, p79), penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual pada saat transaksi, yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit merupakan penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa kali berupa cicilan dan umumnya didahului dengan pembayaran uang muka.

5 Distribusi Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk lebih mudah didapatkan konsumen sasarannya (Philip Kotler, 2001, p73). Menurut Mila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008, p174), distribusi adalah kegiatan menyalurkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen dengan mekanisme tertentu. Tujuan dilakukannya distribusi adalah agar produk yang dihasilkan produsen dapat tersebar secara merata kepada konsumen, sehingga konsumen dapat dengan mudah memperoleh dan mendayagunakan produk tersebut secara langsung atau tidak langsung melalui mekanisme tertentu Informasi Geografis Berdasarkan salah satu situs pengenalan tentang sistem informasi geografis ( informasi geografis dapat diartikan sebagai data atau informasi geografis, yakni data yang diidentifikasikan berdasarkan lokasi ataupun berupa data spasial. Dengan kata lain, informasi geografis dapat didefinisikan sebagai informasi kenampakan dari permukaan bumi yang mengandung unsur geografis, hubungan keruangan, atribut, dan waktu.

6 Sistem Informasi Geografis Menurut Lilik Jamilatul Awalin dan Bangun Muljo Sukojo dalam tulisannya (2003), sistem informasi geografis adalah sistem basis data spasial. Menurut Petrus Paryono yang dikemukakan kembali oleh Romenah dalam tulisannya (2005), sistem informasi geografis merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografis merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menganalisis informasi mengenai geografi ataupun obyek-obyek yang terdapat di permukaan bumi. 2.2 Teori-teori Khusus Peranan dan Faktor-Faktor Penghambat Distribusi Menurut Mila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008, p175), peranan distribusi antara lain: a. Pemerataan produk yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. b. Membantu produsen dalam menyebarkan produk hasil produksi. c. Mempermudah konsumen dalam mendapatkan barang yang dibutuhkan.

7 16 Sedangkan faktor-faktor penghambat proses distribusi, di antaranya: a. Tidak tersedianya sarana jalan dan komunikasi yang berperan dalam menunjang kelancaran proses distribusi. b. Terkendalanya sarana transportasi. c. Aspek birokrasi yang berkaitan dengan perundang-undangan tentang distribusi Saluran Distribusi Proses distribusi pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, salah satu aspek penting yang terlibat di dalamnya yakni saluran distribusi (channel of distribution). Menurut Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, Kosim (2007, p332), saluran distribusi adalah lembaga-lembaga penyalur (distributor) yang mempunyai kegiatan menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi selain bertanggung jawab secara fisik memindahkan barang, juga bertanggung jawab agar barang atau jasa tersebut dapat dibeli oleh konsumen Produk dan Jenisnya Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (M. Tohar, 2000, p43). Produk

8 17 dapat meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir semua produk merupakan benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan. Secara garis besar, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis, antara lain: a. Produk Konsumsi (consumer products) Produk konsumsi merupakan barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk dibisniskan atau dijual lagi. Barang-barang yang termasuk produk konsumsi adalah sebagai berikut: Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu barang yang umumnya sering kali dibeli, segera, dan membutuhkan usaha yang tidak terlalu besar untuk memilikinya, misalnya barang kelontong, baterai, dan sebagainya. Barang belanja (shopping goods), yaitu barang yang dalam proses pembelian dibeli oleh konsumen dengan cara membandingkan berdasarkan kesesuaian mutu, harga, dan model, misalnya pakaian, sepatu, sabun, dan sebagainya. Barang khusus (speciality goods), yaitu barang yang memiliki ciri-ciri unik atau merk yang khas dimana kelompok konsumen berusaha untuk membeli atau memilikinya, misalnya mobil, kamera, dan sebagainya.

9 18 b. Produk Industri (business products) Produk industri merupakan barang yang akan menjadi begitu luas dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang-barang yang termasuk produk industri adalah sebagai berikut: Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi bahan baku secara fisik untuk memproduksi produk lain, seperti hasil hutan, gandum, dan sebagainya. Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu barang industri yang digunakan untuk suku cadang yang aktual bagi produk lain, misalnya mesin, pasir, dan sebagainya. Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan seharihari bagi sektor industri, misalnya alat-alat kantor, dan lain-lain Keuntungan Sistem Informasi Geografis Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis, antara lain: 1. Data dapat dikelola dalam format yang jelas. 2. Data dapat dikelola dengan biaya yang murah bila dibandingkan dengan survei lapangan. 3. Data spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersama. 4. Analisis dan perubahan data dapat dilakukan secara efisien.

10 5. Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis terbagi menjadi beberapa subsistem antara lain: 1. Data Input Subsistem yang bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam mengkonversi format data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh Sistem Informasi Geografis. 2. Data Output Subsistem yang menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data Manajemen Subsistem yang mengorganisasikan data spasial dan atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, maupun diperbaiki. 4. Manipulasi dan Analisis Data Subsistem yang menghasilkan informasi-informasi Sistem Informasi Geografis. Subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

11 Komponen Sistem Informasi Geografis Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam melakukan suatu proyek yaitu hardware, software, data, sumber daya manusia, dan prosedur. 1. Hardware Perangkat keras (hardware) yang umumnya digunakan dalam Sistem Informasi Geografis, yaitu: CPU Merupakan pusat pemrosesan data yang terhubung dengan media penyimpanan dengan sejumlah perangkat lainnya. Disk Drive Menyediakan tempat untuk membantu jalannya proses input, membaca, dan menyimpan data. Digitizer Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam bentuk digital dan memasukkannya ke dalam komputer. Printer Digunakan untuk mencetak data yang telah diolah. 2. Software Perangkat lunak (software) pada Sistem Informasi Geografis berfungsi untuk memasukkan, menganalisis, dan menampilkan informasi. Beberapa kemampuan software Sistem Informasi Geografis, antara lain:

12 21 Menyajikan data geografis atau peta berupa layer. Berfungsi untuk melakukan analisis, query, dan visualisasi geogr afis. Penyimpanan data dan manajemen basis data. 3. Data Data merupakan aliran dari fakta-fakta yang merepresentasikan kejadian-kejadian dalam suatu organisasi sebelum disusun ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia (Laudon, 2004, p8). Data memiliki dua sifat, antara lain: Shared: data dapat digunakan secara bersama-sama oleh pengguna. Integrated: data merupakan kesatuan yang sedapat mungkin menghindari pengulangan, sehingga data menjadi lebih valid dan benar. Data yang dibutuhkan dalam Sistem Informasi Geografis meliputi: a. Data Atribut Data atribut merupakan data yang mendeskripsikan karakteristik yang dikandung suatu obyek data dalam peta dan tidak memiliki hubungan posisi geografis. Contoh: data atribut pada sungai berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain.

13 22 Data atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pendeskripsian secara kualitatif menjelaskan tipe, klasifikasi, label suatu obyek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan obyek lain, misalnya hotel, rumah sakit, dan sebagainya. Pendeskripsian secara kuantitatif menjelaskan data obyek yang dapat diukur secara skala ordinat (tingkatan), interval (selang waktu), dan rasio (perbandingan) dari suatu titik tertentu, misalnya populasi sungai 10 sampai 15 ekor ikan, kadar kimia air pada sungai tersebut buruk, dan sebagainya. b. Data Spasial Data spasial merupakan data yang terpaut pada dimensi ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial sebagai berikut: Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol.

14 23 Garis Garis merupakan bentuk linear yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan obyek satu dimensi. Poligon Poligon digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi. Sungai, danau, batas kota adalah tipe-tipe entity yang umumnya direpresentasikan sebagai poligon. titik poligon gar is Gambar 2.1 Komponen Data Spasial Peta Sistem Informasi Geografis Pengertian Peta dan Bagiannya Menurut International Cartographic Association (ICA) yang dikemukakan oleh Hartono (2007, p2), peta adalah suatu gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta merupakan gambaran wilayah geografis dari permukaan bumi. Peta dapat disajikan dengan berbagai cara, seperti peta konvensional yang tercetak ataupun peta digital yang ditampilkan pada layar komputer. Peta dapat menunjukkan informasi penting, misalnya danau, gunung, hutan, batas kota, dan lain-lain.

15 24 Bagian pokok peta terdiri dari: 1. Judul Peta Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul suatu peta dapat diletakkan pada bagian atas tengah layar peta utama, bagian atas kiri atau kanan di luar peta utama, atau di sembarang tempat di luar peta utama dan jangan sampai mengganggu peta utama. 2. Garis Astronomis Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat. Umumnya, garis astronomis dibuat dengan memberi tanda di tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintang. 3. Inset Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Tujuan pemberian inset pada peta adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta. 4. Garis Tepi Peta Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta dapat membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang berada tepat di tengah-tengahnya.

16 25 5. Skala Peta Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran yang sebenarnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta. 6. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta Sumber peta digunakan sebagai informasi dari mana sumber peta diperoleh. Tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk peta dengan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, dan lain-lain. 7. Penunjuk Arah / Mata Angin / Tanda Arah Penunjuk arah digunakan untuk membantu pembaca mengetahui arah angin, yakni arah utara, selatan, timur, dan barat. Penunjuk arah diletakkan di kiri atas atau bagian bawah peta. 8. Simbol Peta Simbol peta merupakan tanda yang umum digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Simbol peta dibagi atas: Simbol titik : melambangkan ketinggian, tanaman, monumen. Simbol garis : melambangkan sungai, jalan, rel kereta api, batas wilayah administrasi. Simbol area : melambangkan pemukiman, area pertanian, dan perkebunan.

17 26 9. Warna Peta Warna peta digunakan untuk menggambarkan keadaan obyek tertentu, misalnya warna biru untuk melambangkan lautan / perairan, warna hijau untuk melambangkan dataran rendah, warna kuning untuk melambangkan dataran tinggi, warna coklat untuk melambangkan pegunungan, warna merah untuk melambangkan bentang hasil budi daya manusia, dan warna putih untuk melambangkan puncak pegunungan salju. Perubahan warna sewaktu-waktu gradual, yang berarti warna tetap sama tetapi tuamudanya warna berbeda. 10. Legenda Legenda merupakan informasi atau keterangan dari simbol-simbol agar lebih mudah dibaca. Legenda umumnya diletakkan di bagian kiri atau kanan bawah suatu peta dan sebaiknya dalam garis tepi peta. 11. Lettering Lettering merupakan semua tulisan atau angka untuk mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada. Lettering biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil dan sebaiknya tidak terlalu sering digunakan. 12. Penggunaan Tulisan pada Peta Judul peta harus ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf harus disesuaikan dengan besar peta. Huruf untuk kenampakan di air menggunakan cetak miring yang besar-kecilnya ditentukan berdasarkan strategisnya.

18 Jenis-Jenis Peta Pada umumnya peta dapat dibagi berdasarkan skala dan data yang disediakan oleh peta tersebut. Berdasarkan skalanya, peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Peta Kadaster, berskala 1:100 sampai dengan 1:5000, menggambarkan peta tanah dan peta sertifikat tanah. 2. Peta Skala Besar, berskala 1:5000 sampai dengan 1:250000, menggambarkan peta wilayah yang relatif sempit, seperti kelurahan dan kecamatan. 3. Peta Skala Sedang, berskala 1: sampai dengan 1:500000, menggambarkan peta wilayah yang agak luas, seperti propinsi, daerah regional, dan pulau. 4. Peta Skala Kecil, berskala 1: sampai dengan 1: , menggambarkan peta wilayah yang cukup luas, misalnya negara. 5. Peta Skala Geografis, berskala lebih dari 1: , menggambarkan peta sekumpulan negara, benua, atau dunia. Berdasarkan data yang disediakan, peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Peta Umum / Peta Ikhtisar Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi daerah ataupun batas-batas administrasi suatu wilayah / negara yang biasanya digunakan untuk berbagai macam tujuan.

19 28 2. Peta Khusus / Peta Tematik Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan hubungan keruangan, kenampakan tertentu di permukaan bumi dalam bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut seperti geologi, geografis, pertanahan, dan sebagainya. Contoh: Peta Geologi : menggambarkan struktur batuan dan sifatsifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk permukaan tanah. Peta Air Tanah : menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu tempat / daerah. Peta Irigasi : menggambarkan aliran sungai, bendungan air, dan saluran irigasi. Peta Transportasi : menggambarkan peta lalu lintas darat, laut, maupun udara. Peta Lokasi : menggambarkan tinggi-rendahnya permukaan bumi. Peta Arkeologi : menggambarkan penyebaran letak bendabenda atau peninggalan purbakala Persyaratan Peta Persyaratan utama yang harus dipenuhi agar peta dapat berfungsi dengan baik, antara lain: Conform : bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambarkan harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.

20 29 Equivalent : luas daerah atau bidang yang digambarkan harus proporsional dengan luas aslinya di alam. Equidistant : jarak yang digambarkan pada peta harus tepat perbandingannya dengan keadaan jarak yang sebenarnya Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Metode Pengembangan Sistem Tradisional. M enurut Dewita (1996, p96), tahaptahap Pengembangan Sistem Tradisional sebagai berikut: Investigasi Awal Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem Sistem Operasional : Pengulangan Kembali (Feed Back Loop) Gambar 2.2 Metode Pengembangan Sistem Tradisional (Sumber: Dewita, 1996, p96)

21 30 Tahap Investigasi Awal Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian terhadap obyek, memperkirakan biaya dan keuntungan, mengevaluasi kemungkinan yang akan terjadi, mendapatkan persetujuan untuk memulai analisis sistem. Analisis Sistem Pada tahap ini dilakukan análisis terhadap kebutuhan perusahaan, menganalisis sistem yang ada, menganalisis keadaan fungsional area dan memutuskan fungsi-fungsi dari sistem yang baru, seperti karakteristik pengguna, dan lain-lain. Desain Sistem Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem, seperti desain basis data, desain aplikasi, dan lain-lain. Implementasi Sistem Pada tahap ini dilakukan persiapan fasilitas untuk perangkat keras, membangun komponen, melatih pengguna, melakukan testing, melakukan penulisan manual untuk pengguna dan administrator, dan lain-lain. Sistem Operasional Pada tahap ini sistem sudah dapat berjalan dengan baik dan sistem sudah dapat dipakai dengan baik oleh pengguna.

22 Pengertian UML Menurut Mathiassen (2000, p331), Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa grafik yang menjawab kebutuhan akan notasi dari proses pengembangan sistem berorientasi obyek, mulai dari analisis awal deskripsi detil perancangan yang dapat membentuk dasar hasil otomatis dari bagian kode pemrograman. UML memberikan suatu standar untuk menulis blueprint dari sistem, melingkupi hal-hal konseptual, seperti proses bisnis dan system function, sebaik hal-hal yang konkrit, seperti class yang ditulis dalam bahasa pemrograman yang spesifik, skema database dan komponen software yang dapat digunakan kembali Konsep Sistem dan Obyek Modelling Obyek, Attribute, Behaviour, dan Operations Menurut Mathiassen (2000, p4), obyek adalah suatu entitas yang mempunyai identitas, state, dan behaviour. Contohnya adalah customer, supplier, karyawan. Attributes adalah property deskriptif dari sebuah kelas atau event (Mathiassen, 2000, p92). Contoh seperti customer (obyek) memiliki nama (attribute). Behaviour adalah deskripsi hal yang dapat dilakukan suatu obyek (Mathiassen, 2000, p90). Dalam analisis berorientasi obyek, behaviour dari obyek biasanya mengacu pada method, operation, dan service.

23 32 Menurut Mathiassen (2000, p252), operation adalah proses spesifikasi property dalam suatu class dan diaktivasi melalui obyek dari suatu class Class Menurut Mathiassen (2000, p4), class adalah deskripsi dari sekumpulan obyek yang memiliki struktur, behavioural pattern dan atribut yang sama. Setiap class harus diberi nama unik yang membedakannya dari class lain. Gambar 2.3 Class (Sumber: Mathiassen, 2000, p253) Notasi Unified Modelling Language (UML) Class Diagram Class diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan antar class tersebut (Mathiassen, 2000, p336). Dalam UML, terdapat cara yang dapat menghubungkan antar benda, baik secara logika atau fisik. Hubungan antar class yang umumnya digunakan, antara lain:

24 33 Generalization (Mathiassen (2000, p72)) Generalization adalah hubungan antara hal-hal umum (biasanya disebut superclass) dan sesuatu yang lebih spesifik dari hal tersebut (biasanya disebut subclass). Generalization berarti bahwa obyek dari subclass dapat digunakan dimana saja superclass berada, tapi tidak kebalikannya. Gambar 2.4 Generalization Structure (Sumber: Mathiassen, 2000, p73) Association (Mathiassen (1999, p77)) Association adalah suatu hubungan struktural khusus obyek dari sejumlah obyek. Gambar 2.5 Association Structure (Sumber: Mathiassen, 2000, p77) Aggregation (Mathiassen (2000, p76) Aggregation adalah superior object (keseluruhan obyek) yang terdiri dari inferior object (bagian obyek).

25 Gambar 2.6 Class Diagram dengan hubungan aggregation (Sumber: Mathiassen, 2000, p236) 34

26 Use Case Diagram Use case adalah sebuah pola interaksi antara sistem dengan actor dan dalam application domain (Mathiassen, 2000, p120), sedangkan actor dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang akan dibuat. Deposit obtain customer deposit cash withdrawal Bank Employee Customer Loan establishment maintain payments Gambar 2.7 Use Case Diagram (Sumber: Mathiassen, 2000, p129)

27 Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Pasar Pasar merupakan faktor penentu dalam kompetisi antar perusahaan. Analisis pasar menjadi salah satu aspek penting dalam pengelolaan pasar. Analisis pasar merupakan kegiatan penelitian dalam perusahaan untuk mengarahkan produk dan layanan dari produsen ke konsumen, termasuk desain produk baru, penentuan harga eceran, iklan, distribusi, dan penjualan yang berhubungan dengan informasi geografis. Untuk memperoleh pelanggan dan daerah penjualan yang lebih banyak, perusahaan menghadapi banyak masalah, seperti dalam memilih lokasi geografis penjualan, tren produk baru, analisis populasi pelanggan, dan ringkasan statistik penjualan. Penggunaan informasi secara efisien yang berhubungan dengan tata ruang menjadi faktor kunci dalam memenangkan pasar dan pelanggan baru. Sistem Informasi Geografis dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam analisis pasar. Sistem Informasi Geografis membantu untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, memberikan, menganalisis dan menampilkan data yang berhubungan dengan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang didukung oleh perangkat keras dan perangkat lunak untuk menyediakan informasi geografis yang dinamis terhadap pengambilan keputusan. Tujuan utama analisis pasar adalah untuk mendistribusikan produk ke masyarakat serta mendapat pengakuan dan kepuasan dari pelanggan. Sistem Informasi Geografis dapat menyediakan berbagai informasi spasial, seperti peta digital dan grafik untuk analisis pasar.

28 Fungsi Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Pasar Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem informasi visual. Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk mewujudkan operasi, seperti analisis statistik penjualan, prediksi pasar, potensi daerah penjualan, dan rencana distribusi Analisis Statistik Penjualan Fungsi pemetaan Sistem Informasi Geografis dapat menampilkan kembali data statistik yang kompleks secara ringkas, terintegrasi untuk membuat distribusi spasial menjadi sangat jelas. Perusahaan dapat menampilkan data penjualan, termasuk jumlah, biaya dan keuntungan dalam bentuk tertentu, seperti bar graph, ataupun pie chart melalui pemetaan Sistem Informasi Geografis. Pemetaan tersebut akan dengan mudah menunjukkan situasi dan potensi tren penjualan. Perusahaan dapat menilai secara akurat situasi layanan, persentase produk yang dijual ke pasar, kemampuan konsumsi dari pelanggan, dan keuntungan yang diperoleh dalam interval waktu tertentu berdasarkan hasil analisis. Perusahaan kemudian dapat menyesuaikan kuota produksi dan membuat perencanaan penjualan yang baru untuk penjualan di seluruh daerah berdasarkan hasil analisis yang telah ada.

29 Analisis Prediksi Pasar Perencanaan penjualan yang sempurna adalah perencanaan yang berdasarkan rincian penyelidikan pasar dan mengarah kepada prediksi dan keputusan pasar yang benar. Penggunaan Sistem Informasi Geografis dapat mengubah data yang awalnya disimpan dalam format tabel ke dalam format grafik digital, sketsa atau pemetaan tertentu untuk mewujudkan visualisasi dari manajemen penjualan, manajemen pasar dan informasi pelanggan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi dapat diambil dari basis data yang berbeda. Seorang analis pasar dapat mengamati penjualan dari setiap daerah dengan menghubungkan data-data yang berbeda, membuat strategi pasar yang baru, penyesuaian harga penjualan produk setelah mengetahui arah dan situasi penjualan. Jika dibandingkan dengan perangkat lainnya, Sistem Informasi Geografis dapat menghemat waktu dalam pengambilan keputusan bagi seorang analis pasar Analisis Potensi Daerah Penjualan dan Rencana Distribusi Rancangan daerah penjualan dan pemilihan lokasi penjualan sangat penting dalam pemasaran produk. Pemasaran tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jumlah penduduk, transportasi, dan tingkat pendapatan masyarakat. Perusahaan dapat membuat pemetaan dengan warna dan simbol yang berbeda untuk mengklasifikasikan lokasi pelanggan yang baru dan pelanggan lama, lokasi penduduk, tingkat distribusi pendapatan dari penduduk di daerah penjualan, dan kondisi

30 39 jaringan transportasi. Perusahaan kemudian dapat menemukan potensi daerah penjualan dan target lokasi terbaik melalui pemetaan Sistem Informasi Geografis. Berdasarkan hal ini, perusahaan dapat menyesuaikan rencana distribusi serta meningkatkan keuntungan penjualan. Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam bidang manajemen pemasaran menjadi cara yang berpotensi dalam teknik analisis. Penerapan ini membawa banyak peluang bisnis dan secara bertahap akan mengubah metode informasi penjualan dalam manajemen pemasaran Sistem Informasi Geografis berbasis Web Teknologi Sistem Informasi Geografis saat ini mulai berkembang dengan pesat. Beberapa wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis yang telah dikenal, seperti Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial. WebGIS merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis yang berbasis web. Saat ini ada beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk membangun WebGIS. Salah satu teknologi yang umum digunakan adalah MapServer, yang menggunakan konsep open source. Untuk teknologi Database Spatial, teknologi yang umum digunakan adalah basis data open source yakni PostgreSQL dengan dukungan ekstensi spasial yang bernama POSTGIS. MapServer ( sebagai salah satu teknologi WebGIS merupakan aplikasi freeware dan open source untuk

31 40 menampilkan Sistem Informasi Geografis berbasis web. MS4W (MapServer For Windows) merupakan paket instalasi MapServer untuk platform Windows. MS4W dilengkapi dengan berbagai modul tambahan yang mempermudah dalam membangun dan mengadministrasikan sistem WebGIS. Modul tambahan tersebut, antara lain: MapLab, yakni modul yang digunakan untuk mempermudah dalam membuat file konfigurasi MapServer (*.map). KaMap Chameleon, yakni framework yang menyediakan berbagai class dan method yang mempermudah dalam membangun interface aplikasi WebGIS. Teknologi MapServer selain dapat diakses sebagai program CGI juga dapat diakses sebagai modul MapScript melalui bahasa pemrograman, seperti PHP, Perl, Python, Java, dan lain-lain. Pengaksesan fungsi-fungsi pada MapServer melalui script akan memudahkan pengembangan aplikasi WebGIS. PostgreSQL ( merupakan basis data open source yang cukup populer dikarenakan kemampuannya dalam mengolah data. PostgreSQL memiliki ekstensi PostGIS ( yang menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial untuk aplikasi Sistem Informasi Geografis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan dalam penyusunan skripsi ini. Penelitian yang berjudul Using Geographical Information

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1.2 TUJUAN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan yang sangat besar akan informasi mendorong berkembangnya teknologi-teknologi baru. Kemajuan di bidang teknologi, menuntut penanganan terhadap segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia adalah tanah atau lahan. Pengertian tanah menurut Sumaryo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan lokasi cabang Mode Fashion di Kota Medan yang begitu cepat harus diimbangi dengan penyampaian informasi dengan cepat dan tepat. Pemetaan lokasi cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi RINGKASAN SKRIPSI Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informatika dengan produk yang bernama Flexi. Telkom Flexi tersebut merupakan suatu operator yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA Windarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Universitas Budi

Lebih terperinci

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 2. Berikut ini ciri-ciri peta, kecuali... a. Berjudul c. bermata angin b. berskala d. bersampul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang memiliki kemampuan dalam memvisualisasikan peta, data spasial berikut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan guna memperbaiki organisasi ke arah yang lebih baik (McLeod, 1998). Menurut Hartono (2005)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun Menurut Jogiyanto (2005), Rancang Bangun (desain) adalah tahap dari setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Model Sekuensial Linear Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur agar sistem yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Jerry, dkk dalam Hartono (1999:1) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG Sujono 1), Melati Suci Mayasari 2) 1) Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2) Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 26 Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Eko Budi Setiawan 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN LAHAN POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN LAHAN POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING REVIEW JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN LAHAN POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DISUSUN OLEH 1. Adriyanto Prasetyo (K3513003) 2. Muhammad Cholid Arrofiq (K3513041) PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, dan menjelaskan system yang digunakan pada kerja praktik ini. Adapun teori-teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Aplikasi Menurut Supriyanto (2005: 117) aplikasi adalah software program yang memiliki aktifitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI SISTEM IFORMASI GEOGRAFI A. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang mulai dibuat dari kulit hewan, sampai peta yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Beberapa ahli menyatakan sebagai ilmu dan sebagai seni, adapula yang memasukkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur unsure alam maupun buatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesibukan maupun kemacetan merupakan kendala pelanggan untuk pergi ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk kendaraan Toyota

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan

BAB I PENDAHULUAN. satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi di dunia saat ini sangat begitu pesat, sehingga membuat masyarakat dunia mencari banyak cara untuk mendapatkan dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pemasaran 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan objek-objek yang saling berhubungan dan berinteraksi serta hubungan antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY Hamidah 1 1, Okkita Rizan 2 2 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat dalam mencari informasi yang sekarang mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat dalam mencari informasi yang sekarang mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi dan arus informasi berkembang dengan pesat. Fenomena teknologi informasi ini harus dicermati dengan baik, terutama untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan

BAB I PENDAHULUAN. SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pulau Bintan yang terdiri dari dua daerah administratif yaitu Pemerintah Kabupaten Bintan dan Pemerintah Kota Tanjungpinang merupakan daerah tujuan wisatawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi sistem informasi, namun harus diketahui terlebih dahulu konsep sistem dan informasi. Dari definisi sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebuah perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebuah perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini, teknologi informasi sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi itu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar perusahaan-perusahaan bisnis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah sistem penerimaan siswa baru SMA Al-Muayyad Surakarta (http://psb.sma-almuayyad.sch.id/),

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan diperbaharui (update) yang dikenal dengan istilah Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan diperbaharui (update) yang dikenal dengan istilah Sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Informasi geografis biasanya digambarkan dalam peta manual dengan ragam informasi yang tertulis dalam lembaran kertas (atlas). Tetapi kini, dengan adanya teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 1.1. User Interface ATM

Gambar 1.1. User Interface ATM 1 Sebuah bank lokal bermaksud untuk menginstal mesin teller otomatis baru (ATM) untuk memungkinkan pengguna (yaitu, Nasabah bank) untuk melakukan transaksi keuangan dasar (Gambar 1.1). Setiap user dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Studio musik yang ada pada saat ini sudah banyak memfasilitasi sebuah band dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan studio musik melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mengenai geografis semakin dibutuhkan oleh banyak pihak misalnya informasi jarak antar daerah, lokasi, fasilitas, sumberdaya alam yang dicari, dan banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Utama 2.1.1 UMKM Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam menyusun laporan skripsi, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam menyusun laporan skripsi, yaitu BAB II LANDASAN TEORI Penyusunan laporan skripsi ini dilandasi dengan beberapa teori yang berkaitan dengan sistem komputerisasi penjualan. Tahap ini akan dibahas mengenai istilah-istilah yang digunakan

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh dengan pesat. Salah satunya adalah bisnis dibidang jasa. Peningkatan bisnis dibidang jasa tak terlepas dari

Lebih terperinci

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK Budi Setiawan, Skom, MMSI Fakultas Sistem Informasi, Universitas Gunadarma Jl. Jalan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Sari Rahma Nursuci(11105521) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi yang banyak digunakan untuk membuat berbagai keputusan, perencanaan, dan analisis. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun

BAB II LANDASAN TEORI. pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Jogiyanto Hartono (2004:8) dalam bukunya yang berjudul pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) daripada kumpulan kebenaran itu sendiri. (Stair, 2006)

BAB III LANDASAN TEORI. order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) daripada kumpulan kebenaran itu sendiri. (Stair, 2006) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Dan Informasi Data adalah sebuah kebenaran, atau kenyataan, contoh nama pegawai, order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) Informasi adalah sekumpulan kebenaran atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Telah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai pembuatan toko online untuk transaksi jual beli pada tahap promosi dan pembelian. Namun pada beberapa penelitian

Lebih terperinci