FREQUENT ASKED QUESTION SOSIALISASI PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

Transkripsi

1 FREQUENT ASKED QUESTION SOSIALISASI PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA 1. Karena ada himbauan bahwa kalau RPIJM belum tersusun, nanti sepulang dari sosialisasi ini baru diusulkan. Apabila dijabarkan waktunya agar dapat ditindak lanjuti. Kalau ditanya semestinya mengacu ke surat DJCK, surat tersebut sudah dilayangkan desember 2005, saat ini agar daerah sudah mempunyai dokumennya. Kalau Daerah mau membangun, maka perlu adanya RPIJM, sehingga ini merupakan kebutuhan daerah dan bukan kepentingan pusat. Selama ini daerah masih mengusulkan hanya tahunan, sehingga tidak dapat ditindak lanjuti dan akhirnya tidak berguna. Sejauh ini pusat kesulitan untuk mnilai skala prioritas daerah. Perlu disadari bersama, kemapuan dana terbatas, sehingga pengalokasian dapat optimal. Untuk itu dapat disusun , yang hanya mencakup beberapa sektor dulu, berapa usulan APBN, mekanismenya bagaimana. Sehingga sudah dapat ditindak lanjuti dalam penanggaran. Sehingga program program CK sudah mendasarkan pada RPIJM. Pada akhir tahun perwncanaan dapat disusun lebih terperinci. Mudah mudahan melalui komitmen bersama apabila RPIJM belum ada, maka daerah tidak dapat memperoleh dukungan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya. RPIJM mengandung konsekuensi pendanaan, termasuk dalam pengalokasian sesuai dengan kemampuan sumberdaya dan sumberdana. Disamping itu, Bali sedang menggarap dengan serbagita jalan dan air minum untuk itu dalam penysuunan RPIJM perlu didukung dalam pembagunan yang lebih baik. 2. Bagaimana menjaga komitmen pendanaan dari kab., prop, dan pusat.? Sehingga tidak perlu pindah pindah atau berubah ubah alokasi, dan budget saat ini karena sesuai dengan Permendagri No. 13/2007 terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh daerah. Permendagri No.13/2007, saat ini sedang proses revisi, dan mana yang menyulitkan bagi daerah, untuk itu mohon masukan dapat diwujudkan melalui tertulis. Selain itu adanya Permendagri No.5/2007 sedang akan diperbaiki. Sementara akan diproses Peraturan

2 Presiden untuk mendorong program nasional pemberdayaan masyarakat, terutama apabila daerah akan mengalokasikan dana untuk berkontribusi untuk pelaksanaan program tersebut. Pembagian kewenangan perlu diperjelas untuk pengalokasian sumberdaya, dimana adanya kerjasama sinergi pada pembiayaan akan mempercepat terwujudnya pembangunan nasional. 3. Bagaimana mekanisme agar dokumen ini menjadi dasar pada musrenbang, sehingga lebih operasional Musrenbang yang dilaksanakan masih bersifat umum dan makro, dan sulit untuk dievaluasi, karena masih berupa keinginan dan masih sulit untuk diwujudkan, sehingga hasil musrenbang sering berbeda dengan kegiatan yang dilaksnakan. Sehingga pada saat menyusun musrenbang, didasarkan pada RPIJM agar menjadi lebih jelas. 4. Bagaimana mekanisme penganggaran untuk jangka menengah, dan perlu kejelasan, sehingga memudahkan daerah dalam mempertahankan plafon anggaran yang diusulkan. Saat ini sudah dilakukan penyusunan DIPA dengan isian KPJM (Keranga Pengeluaran Jangka Menengah), ini akan mendorong penyiapan program tidak hanya dilakukan secara tahunan, tetapi lebih mengarah kepada program multi years. Dari sisi pelaksanaan, panitia dapat bekerja sekali, dan dapat menggarap banyak program pada tahun tahun berikutnya, apabila sudah ada KPJM maka tidak perlu dilakukan ijin kepada Departemen Keuangan, dan mudah mudahan adanya KPJM ini dapat didukung. 5. Multiyears, sampai saat ini DPRD belum mengerti mengenai masalah ini, dan adanya program baru seperti ini, cukup menyulitkan daerah dalam mengalolasikannya Penyerapan anggaran Departemen Pekerjaan Umum sampai dengan saat ini seringkali setiap bulan Agustus baru mulai terserap, dan kedepan perlu dibenahi melalui adanya RPIJM yang menjadi dasar dalam melakukan penyusunan pengeluaran pembangunan yang lebih mapan dan lebih optimal bagi mendukung pembangunan infrastruktur secara utuh. Sistem multiyear yang belum dikenal, apakah perlu edaran dari menteri keuangan, atau dukungan pusat lainnya. Melalui mekanisme multi year dapat dimungkinkan melalui mekanisme kontrak multiyear sehingga dapat dipergunakan dalam pengalokasian, dan

3 dalam DIPA hal ini sudah ada mekanismenya. Kalau ini dilakukan, maka akan memudahkan pada pengalokasian. Untuk itu mulai tahun ini kalau ada sisa dana, maka dialokasikan untuk DED. Sedangkan berkaitan dengan DPRD, dimungkinkan dapat diikutsertakan dalam pembahasan atau sosialisasi RPIJM di tingkat Propinsi, agar dapat memperoleh informasi yang memadai terkait perlunya RPIJM dalam pembangunan daerah. 6. Bagaimana apabila daerah belum mempunyai RTRW atau sedang dilakukan Review RTRW? JAWAB Sesuai dengan UU No. 26/2007 setiap daerah diwajibkan mempunyai RTRW, yang memuat rencana penataan ruang yang sudah dilengkapi dengan indikasi program yang ada. Apabila daerah belum mempunyai RTRW (atau dalam proses review), dapat dipergunakan RTRW yang lama, dengan melakukan adjustment sesuai dengan kebutuhan rencana pembangunan kota yang ada. 7. Ada statement bahwa tanpa RPIJM maka tidak ada dukungan pusat, sebaliknya penyusunan butuh waktu yang tidak sedikit, mungkin kalalu kota kecil tidak ada masalah, dan tahun 2008 kita tidak dapat melakukan apa apa. Mohon ada solusi. Pusat bersikap tegas (usulan daerah tidak lewat RPIJM tidak akan ditanggapi) agar memacu komitmen daerah, dalam upaya mengoptimalkan sumberdaya pembangunan. Pemerintah daerah agar tanggap terhadap perencanaan joint financing pusat dan daerah 8. Ada statement bahwa tanpa RPIJM maka tidak ada dukungan pusat, sebaliknya penyusunan butuh waktu yang tidak sedikit, mungkin kalalu kota kecil tidak ada masalah, dan tahun 2008 kita tidak dapat melakukan apa apa. Mohon ada solusi. JAWAB 9. Pada akhir 2007, RPIJM sudah harus terwujud, kami sudah meminta kepada daerah untuk mengemukakan masterplan masterplan, pada tahun ini baru 2 masterplan, dan 1 gagal dikerjakan karena kesalahan teknis, sedang masterplan yang lain belum sempat dilaksanakan. Untuk dasar penyusunan RPIJM, selain dengan masterplan, apakah ada cara lain? Seperti professional adjustment untuk mewujudkan RPIJM ini. Terkait ada/tidaknya masterpan, sebaiknya kalau ada masterplannya sehingga investasi menjadi lebih layak. Kalau pada kasus tidak ada/belum ada masterplannya, masih perlu

4 waktu. Untuk itu, daerah dapat memfokuskan pada RPIJM untuk sector yang sudah ada masterplannya. Khusus 2007 dibuat yang sudah ada, kemudian dilengkapi pada tahun berikutnya. 10. Ada suatu gambaran yang perlu menjadi pemikiran bersama, RPIJM ini adalah penjabaran dari RPJMD, dimana RPIJM adalah merupakan solusi dari konsistensi perencanaan dan pengendalian yang konsisten. Adanya terobosan penyusunan RPIJM ini yang sebagai pendamping RPJMD? RPIJM pada dasarnya bukan merupakan hal baru dan sebenarnya merupakan turunan dari RPJM, (pusat dan daerah) dan sering dikhawatirkan kesesuaian antara RPJM dengan investasi kita, dimana statement dalam RPJM masih bersifat makro dan luas. Pada kasus air minum, target 60% air minum, perlu disadari bahwa penanganan pusat hanya sampai IPA, bagaimana dengan daerah? Untuk itu perlu disusun penjabaran dalam RPIJM, dimana terdapat sharing alokasi pendanaan dan sumberdaya untuk mendukung pembangunan sesuai dengan target sasaran yang ada. Karena belum adanya RPIJM, kadang pusat membangun di A, propinsi di kawasan B, sedang pemda di kawasan C, hal ini yang akan disinergikan. Hal ini tidak bertentangan dengan Musrenbang, dan RPIJM adalah pendetailan sampai dengan Memorandum Program, yang diharapkan dapat mendukung terciptanya konsistensi program. Sebagai contoh 2008 akan membuat IPA, 2009 akan membuat jaringan distribusi dan seterusnya. Dengan demikian dapat diwujudkan pencapaian program yang jelas. RPIJM terdiri dari program program tahunan maupun dapat direncanakan multi years dengan mencantumkan kemampuan pendanaan, dengan memperhitungkan DAK, DAU, dana APBN serta potensi bantuan propinsi. Dengan demikian RPIJM dapat menjabarkan RPJMD dalam program investasi yang jelas dan terperinci kebutuhan infrastruktur serta dana yang diperlukan, serta rencana pelaksanaannya. Diharapkan RPIJM dapat menjadi pegangan bersama misalnya dalam pembahasan Musrenbangnas dengan Bappenas, ataupun pegangan dalam pembahasan internal Departemen PU seperti Konreg. Terkait waktu yang terbatas, CK akan memprioritaskan alokasi dana untuk mendukung kabupaten/kota yang sudah siap RPIJM nya, banyak kasus yang didapati, Pusat telah membangun treatmen, namun instalasi tidak dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah. Kalau investasi seperti ini diteruskan, maka kita akan tidak optimal dalam melaksanaka pembangunan. Pada anggara 2008 akan dimulai untuk menata pengalokasian dana, diman program daerah yang didukung oleh pusat

5 11. Masalah pendanaan, perlu ada pembagian kewenangan dan pembagian tugas, besaran peran dan pembagian besaran pendanaan antar tingkat kiranya dapat dijabarkan dan dijelaskan. Pembagian kewenangan perlu diperjelas untuk pengalokasian sumberdaya, dimana adanya kerjasama sinergi pada pembiayaan akan mempercepat terwujudnya pembangunan nasional. Musrenbang yang dilaksanakan masih bersifat umum dan makro, dan sulit untuk dievaluasi, karena masih berupa keinginan dan masih sulit untuk diwujudkan, sehingga hasil musrenbang sering berbeda dengan kegiatan yang dilaksnakan. Sehingga pada saat menyusun musrenbang, didasarkan pada RPIJM agar menjadi lebih jelas. RPIJM terdiri dari program program tahunan maupun dapat direncanakan multi years dengan mencantumkan kemampuan pendanaan, dengan memperhitungkan DAK, DAU, dana APBN serta potensi bantuan propinsi. Dengan demikian RPIJM dapat menjabarkan RPJMD dalam program investasi yang jelas dan terperinci kebutuhan infrastruktur serta dana yang diperlukan, serta rencana pelaksanaannya. Diharapkan RPIJM dapat menjadi pegangan bersama misalnya dalam pembahasan Musrenbangnas dengan Bappenas, ataupun pegangan dalam pembahasan internal Departemen PU seperti Konreg. 12. Apakah RPIJM akan mencakup perkotaan saja, dan bagaimana dengan pembangunan perdesaan? RPIJM tidak hanya perkotaan tetapi juga perdesaan, yang tidak hanya menunjang pada pemerataan, etapi juga fokus pada pusat pusat pertumbuhan yang bisa menjadi hinterland dari kota. RPIJM disusun untuk membangun prasarana permukiman yang terpadu fisik, non fisik, sosial dan lingkungan, dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan lingkungan yang layak huni. Selain itu perlu adanya pengaturan untuk meningkatkan daya dukung kawasan dan dengan ini masyarakat dapat merasa nyaman dan dengan lingkungan yang terjaga. Penyusunan RPIJM harus disesuaikan dengan