P e r h i m p u n a n T e l e k o m u n i k a s i I n t e r n a s i o n a l. Akta Akhir Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010)
|
|
- Agus Sanjaya
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 - 1 - P e r h i m p u n a n T e l e k o m u n i k a s i I n t e r n a s i o n a l Akta Akhir Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010) Instrumen yang mengubah Konstitusi dan Konvensi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992) sebagaimana telah diubah pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Kyoto,1994), pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), dan pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006) Aturan Umum Konferensi, Majelis dan Pertemuan Perhimpunan Keputusan Resolusi
2 - 2 - CATATAN PENJELASAN Simbol yang digunakan dalam Akta Akhir Simbol-simbol yang terdapat pada sisi luar halaman menandakan perubahan-perubahan yang diterima pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara,2010) dalam hubungannya terhadap teks-teks dari Konstitusi dan Konvensi (Jenewa,1992) sebagaimana telah diubah oleh Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), oleh Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), oleh Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), dan oleh Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006)dan memiliki arti sebagai berikut: ADD = penambahan dari suatu ketentuan baru MOD = modifikasi dari ketentuan yang telah ada (MOD) = modifikasi editorial dari suatu ketentuan yang telah ada SUP = penghapusan suatu ketentuan yang telah ada SUP* = ketentuan dipindahkan ke tempat lain dalam Akta Akhir ADD* = ketentuan yang telah ada dipindahkan dari tempat lain dalam Akta Akhir ke tempat yang telah ditentukan Simbol-simbol ini diikuti dengan nomor dari ketentuan yang telah ada. Untuk ketentuan-ketentuan baru (simbol ADD), titik di mana simbol akan disisipkan ditunjukkan dengan nomor dari ketentuan sebelumnya, diikuti dengan suatu huruf. Penomoran untuk keputusan, resolusi dan rekomendasi Keputusan-keputusan dan resolusi-resolusi yang baru diterima pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010), telah dinomorurutkan dimulai dari nomor berikutnya mengikuti nomor terakhir yang digunakan pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006). Keputusan-keputusan dan resolusi-resolusi yang direvisi oleh Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010) menggunakan nomor yang sama seperti sebelumnya, diikuti oleh (Rev. Guadalajara, 2010). ITU 2011 Semua hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari publikasi ini yang boleh direproduksi atau digunakan dalam bentuk apapun atau cara apa pun, elektronik atau mekanik, termasuk memfotokopi dan membuat mikrofilm, tanpa seizin tertulis dari ITU.
3 - 3 - Daftar isi Instrumen yang mengubah Konstitusi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992) sebagaimana diubah pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), pada Konferensi Yagn Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), dan pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006) (Perubahan yang diterima pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010)) Halaman BAGIAN I Pendahuluan BAB V Ketentuan Lain Mengenai Pelaksanaan Perhimpunan PASAL 28 Keuangan Perhimpunan BAGIAN II Tanggal Mulai Berlaku Formula Akhir Tanda Tangan Instrumen yang mengubah Konstitusi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992) sebagaimana diubah pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), dan pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006) (Perubahan yang diterima pada Konferensi Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010)) Halaman BAGIAN I Pendahuluan BAB IV Ketentuan Lain PASAL 33 Keuangan BAGIAN II Tanggal Mulai Berlaku Formula Akhir Tanda Tangan Pernyataan dan Pensyaratan... 31
4 - 4 - Aljazair (Republik Rakyat Demokratik) (35, 53, 87) Jerman (Republik Federal) (23, 38, 39, 85) Andorra (Keharyapatihan ) (17) Angola (Republik) (34) Arab Saudi (Kerajaan) (24, 35, 87) Republik Argentina (20) Armenia (Republik) (28) Australia (55, 67, 85) Austria (23, 39, 85) Bahrain (Kerajaan) (35, 87) Barbados (73) Belgia (9, 10, 23, 39, 85) Botswana (Republik) (59) Bulgaria (Republik) (23, 39, 85) Burkina Faso (45) Burundi (Republik) (16) Kamerun (Republik) (25) Kanada (67, 72, 77, 85) Cile (93) China (Republik Rakyat) (40) Siprus (Republik) (11, 23, 39) Vatikan (19, 39) Korea (Republik) (51) Pantai Gading (Republik) (86) Kroasia (Republik) (39, 50, 85) Kuba (32) Denmark (23, 39, 85) Republik Dominika (15) Mesir (Republik Arab) (65) El Salvador (Republik) (4) Uni Emirat Arab (35, 36, 87) Spanyol (23, 26, 39) Estonia (Republik) (23, 29, 39, 85) Amerika Serikat (67, 68, 84, 85) Ethiopia (Republik Demokratik Federal) (92) Federasi Rusia (28) Finlandia (23, 39, 85) Perancis (23, 39, 48, 85) Republik Gabon (74) Yunani (23, 39, 85) Guatemala (Republik) (13) Guinea (Republik) (8) Honduras (Republik) (41) Hungaria (Republik) (23, 39, 85) India (Republik) (76) Indonesia (Republik) (5) Iran (Republik Islam) (35, 47, 87) Irak (Republik) (35, 87) Irlandia (23) Islandia (30, 39, 85) Israel (Negara) (71, 75) Italia (23, 39, 85) Jamaika (95)
5 - 5 - Jepang (62, 85) Kazakhstan (Republik) (28) Kenya (Republik) (63) Kuwait (Negara) (35) Lesotho (Kerajaan) (54) Latvia (Republik) (23, 29, 39, 85) Lebanon (35, 87) Liechtenstein (Keharyapatihan) (30, 39, 85) Lithuania (Republik) (23, 29, 39, 85) Luksemburg (23, 39, 85) Malaysia (35) Malawi (78) Mali (Republik) (49) Maroko (Kerajaan) (35, 87) Mauritania (Republik Islam) (35) Meksiko (70) Mikronesia (Negara Federasi) (42) Moldova (Republik) (28) Montenegro (Republik) (39, 85) Mozambique (Republik) (31) Nikaragua (43) Niger (Republik) ( 14) Nigeria (Republik Federal) (18) Norwegia (30, 39, 85) Selandia Baru (56, 85) Oman ( kesultanan) (35, 80, 87) Uganda (Republik) (66) Uzbekistan (Republik) (28) Papua Nugini (46) Paraguay (Republik) (6) Belanda (Kerajaan) (23, 39, 85) Filipina (Republik) (52) Polandia (Republik) (23) Portugal (23, 39, 85) Qatar (Negara) (35, 79) Republik Arab Syria (35, 61, 87) Republik Kyrgyztan (28) Republik Slowakia (23, 39, 85) Republik Ceko (23, 39, 85) Rumania (23, 39) Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara (23, 39, 85, 90) Rwanda (Republik) (3) San Marino (Republik (12, 39) Samoa (Negara Independen) (57) Singapura (Republik) (7) Slovenia (Republik) (23, 39, 85) Republik Demokratik Somalia (88) Sudan (Republik) (35, 83,87) Sri Lanka (Republik Sosialis Demokratik) (58) Afrika Selatan (Republik) (64) Swedia (23, 39, 85) Swiss (Konfederasi) (39, 85) Swaziland (Kerajaan) (37)
6 Tanzania (Republik Serikat) (60) Chad (Republik) (33) Thailand (2) Republik Togo (82) Trinidad dan Tobago (44) Tunisia (21, 35, 87) Turki (39, 69, 85, 94) Ukraina (28) Uruguay (Republik Timur) (1) Venezuela (Republik Bolivar) (22) Vietnam (Republik Sosialis) (27) Yaman (Republik) (35, 89) Zambia (Republik) (81) Zimbabwe (Republik) (91) - 6 -
7 - 7 - Halaman Peraturan Umum Konferensi, Sidang, dan Pertemuan Perhimpunan 78 BAB III Prosedur Pemilihan Peraturan khusus untuk prosedur pemilihan Negara Anggota dari Dewan Keputusan 5 (Rev. Guadalajara, 2010) Pendapatan dan pengeluaran Perhimpunan untuk periode (Guadalajara, 2010) Pembentukan dan manajemen kelompok kerja Dewan (Guadalajara, 2010) Akses online bebas untuk Publikasi ITU Daftar KEPUTUSAN yang dicabut oleh Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, Resolusi Halaman 2 (Rev. Guadalajara, 2010) Forum kebijakan Telekomunikasi Dunia/ teknologi informasi dan komunikasi Dunia (Rev. Guadalajara, 2010) Lamanya konferensi yang berkuasa penuh Perhimpunan (Rev. Guadalajara, 2010) kegiatan ITU TELECOM (Rev. Guadalajara, 2010) Memperkuat kehadiran regional (Rev. Guadalajara, 2010) Kebijakan-kebijakan khusus untuk negara-negara terbelakang, negaranegara berkembang kepulauan kecil, negara-negara berkembang daratan dan negara-negara dengan ekonomi dalam masa transisi
8 (Rev. Guadalajara, 2010) Bantuan dan dukungan kepada negara-negara dengan kebutuhan khusus untuk pembangunan kembali sektor telekomunikasi mereka (Rev. Guadalajara, 2010) Telekomunikasi/teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan bantuan kemanusiaan (Rev. Guadalajara, 2010) Tunggakan dan rekening tunggakan khusus (Rev. Guadalajara, 2010) Pengelolaan dan pengembangan sumber-sumber daya Manusia (Rev. Guadalajara, 2010) Memperkuat hubungan antara ITU dan organisasi telekomunikasi regional dan persiapan regional untuk Konferensi Yang Berkuasa (Rev. Guadalajara, 2010) Akses non diskriminasi untuk fasilitas, layanan dan aplikasi telekomunikasi/teknologi informasi dan komunikasi modern, termasuk penelitian terapan dan alih teknologi, berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati bersama (Rev. Guadalajara, 2010) Dokumen dan publikasi Perhimpunan (Rev. Guadalajara, 2010) Hari Telekomunikasi dan Masyarakat Informasi Sedunia (Rev. Guadalajara, 2010) Pengarusutamaan gender dalam ITU dan promosi persamaan gender dan pemberdayaan perempuan melalui teknologi informasi dan komunikasi (Rev. Guadalajara, 2010) Rencana strategis Perhimpunan untuk (Rev. Guadalajara, 2010) Menghubungkan perencanaan strategis, keuangan dan operasional dalam ITU (Rev. Guadalajara, 2010) Konferensi, sidang dan forum Perhimpunan di masa datang ( ) (Rev. Guadalajara, 2010) Penggantian biaya untuk beberapa produk dan layanan ITU (Rev. Guadalajara, 2010) Mengaudit rekening Perhimpunan (Rev. Guadalajara, 2010) Status Palestina dalam ITU (Rev. Guadalajara, 2010) Jaringan Internet berbasis protokol
9 (Rev. Guadalajara, 2010) Peran ITU dengan memperhatikan permasalahan kebijakan publik internasional mengenai internet dan pengelolaan sumber Internet dan pengelolaan sumber Internet, termasuk nama dan alamat domain (Rev. Guadalajara, 2010) Peran pengembangan Sidang Standardisasi Telekomunikasi Dunia (Rev. Guadalajara, 2010) Menjembatani kesenjangan standardisasi antara negara berkembang dan maju (Rev. Guadalajara, 2010) Bantuan dan dukungan kepada Palestina untuk membangun kembali jaringan telekomunikasinya (Rev. Guadalajara, 2010) Bantuan dan dukungan kepada Republik Serbia untuk membangun kembali sistem penyiaran publiknya yang hancur (Rev. Guadalajara, 2010) Memperkuat peran ITU dalam membangun kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Rev. Guadalajara, 2010) Indeks teknologi informasi dan komunikasi, dan indikator konektivitas masyarakat (Rev. Guadalajara, 2010) Peran administrasi Negara Anggota dalam pengelolaan nama domain yang internasional (multi bahasa) (Rev. Guadalajara, 2010) Peran ITU dalam pengembangan telekomunikasi/teknologi informasi dan komunikasi, dalam memberikan bantuan dan nasihat teknis kepada negara berkembang, dan dalam melaksanakan proyek nasional, regional, dan antarregional yang relevan (Rev. Guadalajara, 2010) Penggunaan telekomunikasi/teknologi informasi dan komunikasi untuk memonitor dan pengelolaan dalam keadaan darurat dan keadaan bencana untuk peringatan dini, pencegahan, mitigasi dan pemulihan (Rev. Guadalajara, 2010) Peluncuran jaringan generasi masa depan di negara berkembang (Rev. Guadalajara, 2010) Telekomunikasi/teknologi informasi dan komunikasi untuk menjembatani kesenjangan digital dan membangun masyarakat informasi yang terbuka
10 (Rev. Guadalajara, 2010) Peran ITU dalam melaksanakan hasil Konferensi Tingkat Tinggi Dunia mengenai Masyarakat Informasi (Rev. Guadalajara, 2010) Memperluas ketentuan dalam dokumen ITU yang terkait dengan negara berkembang untuk memberlakukan pada negara-negara dengan ekonomi dalam masa transisi (Rev. Guadalajara, 2010) Persetujuan rekening Perhimpunan untuk tahun (Rev. Guadalajara, 2010) Pelaksanaan pengelolaan berdasarkan hasil dalam ITU (Rev. Guadalajara, 2010) Perbaikan pengelolaan dan tindak lanjut penggantian pengeluaran ITU oleh Anggota Sektor dan Asosiat (Rev. Guadalajara, 2010) Penjadwalan sesi Dewan dan konferensi yang berkuasa penuh (Rev. Guadalajara, 2010) Penggunaan enam bahasa resmi Perhimpunan berdasarkan kesetaraan (Rev. Guadalajara, 2010) Menguatkan fungsi pelaksanaan proyek dalam ITU (Rev. Guadalajara, 2010) Isu keuangan untuk pertimbangan Dewan (Rev. Guadalajara, 2010) Bantuan dan dukungan bagi Libanon untuk membangun kembali jaringan telekomunikasi (tetap dan bergerak) (Guadalajara, 2010) Komite penasihat pengelolaan independen (Guadalajara, 2010) Pendirian kelompok kerja Dewan pada Konstitusi ITU yang tetap (Guadalajara, 2010) Pengalokasian kursi dari Negara Anggota Dewan (Guadalajara, 2010) Tenggat waktu untuk penyerahan usulan dan prosedur pendaftaran peserta untuk konferensi dan sidang Perhimpunan (Guadalajara, 2010) Jumlah wakil ketua dari kelompok penasihat Sektor, kelompok kerja dan kelompok lainnya (Guadalajara, 2010) Memperkuat kemampuan ITU untuk pertemuan elektronik dan cara untuk memajukan tugas Perhimpunan (Guadalajara, 2010) Penerjemahan rekomendasi ITU
11 (Guadalajara, 2010) Penerimaan akademisi, universitas dan lembaga penelitiannya yang terkait untuk ikut serta dalam pekerjaan ketiga Sektor Perhimpunan (Guadalajara, 2010) Penerimaan Anggota Sektor dari negara berkembang untuk ikut serta dalam pekerjaan Sektor Komunikasi Radio ITU dan Sektor Standardisasi Telekomunikasi ITU (Guadalajara, 2010) Persiapan untuk konferensi dunia mengenai telekomunikasi internasional tahun (Guadalajara, 2010) Peninjauan kembali menyeluruh dari pelaksanaan hasil Konferensi Tingkat Tinggi Dunia mengenai Masyarakat Informasi (Guadalajara, 2010) Pembajakan dan penyerangan terhadap jaringan telepon tetap dan selular di Libanon (Guadalajara, 2010) Peran ITU dengan memperhatikan kebijakan publik internasional yang terkait dengan resiko penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang melanggar hukum (Guadalajara, 2010) Aksesibilitas telekomunikasi/ teknologi informasi dan komunikasi untuk penyandang disabilitas, termasuk disabilitas yang terkait dengan umur (Guadalajara, 2010) Kerawanan (exposure) manusia terhadap dan pengukuran medan elektromagnetik (Guadalajara, 2010) Kesesuaian dan kemampuan untuk saling beroperasi (Guadalajara, 2010) Peran ITU dalam mengatur kerja pada aspek teknis jaringan telekomunikasi untuk mendukung Internet (Guadalajara, 2010) Peran ITU dalam perlindungan online anak (Guadalajara, 2010) Memfasilitasi transisi dari IPv4 menjadi IPv (Guadalajara, 2010) Definisi dan peristilahan yang berhubungan dengan pembangunan kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
12 (Guadalajara, 2010) Peran telekomunikasi/ teknologi informasi dan komunikasi sehubungan dengan perubahan iklim dan perlindungan lingkungan (Guadalajara, 2010) Aplikasi Telekomunikasi/TIK untuk e-kesehatan (Guadalajara, 2010) Memfasilitasi inisiatif inklusi digital untuk masyarakat madani Daftar KEPUTUSAN yang dicabut oleh Konferensi yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010)
13 INSTRUMEN YANG MENGUBAH KONSTITUSI DAN KONVENSI PERHIMPUNAN TELEKOMUNIKASI INTERNASIONAL (JENEWA, 1992) sebagaimana diubah pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Kyoto 1994), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Minneapolis 1998) dan pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Marrakesh 2002) dan pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006)
14 INSTRUMEN YANG MENGUBAH KONSTITUSI PERHIMPUNAN TELEKOMUNIKASI INTERNASIONAL (JENEWA, 1992) sebagaimana telah diubah pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002) dan pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006) (Perubahan yang diterima pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010)) KONSTITUSI PERHIMPUNAN TELEKOMUNIKASI INTERNASIONAL (JENEWA, 1992) BAGIAN I. Pendahuluan Berdasarkan atas dan dalam pelaksanaan ketentuan yang relevan dari Konstitusi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992), sebagaimana telah diubah pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), oleh Konferensi Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), dan oleh Konferensi yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), khususnya tersebut dalam Pasal 55, maka Konferensi yang Berkuasa Penuh Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Antalya, 2006) telah menerima dalam Konstitusi tersebut perubahan-perubahan sebagai berikut: BAB V Ketentuan Lain Mengenai Bekerjanya Perhimpunan PASAL 28 Keuangan Perhimpunan Bahasa yang digunakan dalam instrument dasar dari Perhimpunan (Konsitusi dan Konvensi) harus dianggap sebagai netral gender
15 MOD PP Pada saat memilih kelas kontribusi, Negara Anggota wajib tidak mengurangi lebih dari 15 persen dari jumlah unit yang telah dipilih oleh Negara Anggota untuk periode sebelum pengurangan, dengan membulatkan kepada jumlah unit di bawahnya dari skala, untuk kontribusi tiga atau lebih unit; atau dengan lebih dari satu kelas kontribusi, untuk kontribusi di bawah tiga unit. Dewan wajib menunjukkannya cara dimana pengurangan wajib dilaksanakan secara bertahap selama periode di antara konferensi-konferensi berkuasa penuh. Namun, dalam keadaan-keadaan luar biasa seperti bencana alam yang mengharuskan program bantuan internasional, Konferensi yang Berkuasa Penuh dapat mengizinkan pengurangan jumlah unit kontribusi lebih besar apabila diminta oleh Negara Anggota yang telah ditentukan tidak dapat mempertahankan kontribusinya pada kelas yang dipilih sebelumnya. BAGIAN II. Tanggal mulai berlaku Perubahan-perubahan yang terdapat dalam instrumen sekarang ini wajib, sebagai suatu keseluruhan dan dalam bentuk instrumen yang tunggal, mulai berlaku pada 1 Januari 2012 antara Negara-Negara Anggota yang pada saat pihak pada Konstitusi dan Konvensi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992), dan telah menyerahkan instrumen sebelum tanggal tersebut, instrumen ratifikasi, penerimaan atau penyetujuan dari, atau akses pada, instrumen perubahan ini. SEBAGAI BUKTI, masing-masing yang diberi kuasa penuh telah menandatangani instrumen ini yang mengubah Konstitusi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional ini (Jenewa, 1992), sebagaimana telah diubah pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002) dan pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006). Dilaksanakan di Guadalajara, 22 Oktober 2010
16 Untuk Afganistan Baryalai HASSAM Abdul Wakil SHERGUL Nader Shah ARIAN Untuk Republik Albania Genc POLLO Gjergji GJINKO Alketa MUKAVELATI Benon PALOKA Untuk Republik Rakyat Demokratik Aljazair Mohamed BAÏT Untuk Republik Federal Jerman Peter VOSS Untuk Andorra Michele GIRI Untuk Angola Pedro Sebastião TETA António Bastos José DIAS António Pedro BENGE Domingos PEDRO ANTÓNIO Untuk Kerajaan Arab Saudi Mohammed Jamil AL-MULLA Fareed Yousef KHASHOGGI Habeeb K. AL-SHANKITI Abdullah A. AL-DARRAB Majed M. AL-MAZYED Untuk Republik Argentina Facundo FERNÁNDEZ BEGNI Untuk Republik Armenia Albert NALBANDIAN Untuk Australia Brenton D. THOMAS Jason Campbell Mein ASHURST Untuk Austria Christian SINGER Susanna WÖLFER Untuk Republik Azerbaijan Ilgar MUKHTAROV Untuk Persemakmuran Bahamas Reginald BOURNE
17 Untuk Kerajaan Bahrain Jameel J. GHAZWAN Sayed Kamel ALI MAHFOODH Untuk Republik Rakyat Bangladesh Sunil Kanti BOSE Hasan Mahmood DELWAR Shameem AL MAMUN Md. Mohsin UL ALAM Md. Abdul HALIM Md. Rakibul HASSAN Md. Mahboob AHMED Md. Rezaul QUADER Untuk Barbados Reginald BOURNE Untuk Belgia Guido POUILLON Etienne DEFRANCE Untuk Belize Rosendo Antonio URBINA Untuk Republik Benin Wilfrid A. Serge MARTIN ABOUBAKAR Untuk Kerajaan Bhutan Phuntsho TOBGAY Untuk Negara Plurinasional Bolivia Waldo REINAGA JOFFRE Untuk Bosnia dan Herzegovina Zeljko KNEZEVIC Untuk Republik Botswana Thari Gilbert PHEKO Martin MOKGWARE Twoba Boikaego KOONTSE Cecil Otukile MASIGA Godfrey RADIJENG Tshoganetso KEPALETSWE Boitshepo Maphoi KOMANYANE Untuk Republik Federasi Brazil Jeferson Fued NACIF Untuk Brunei Darussalam Haji Zaini HAJI PUNGUT Siti Nor I. Hasyyati ROSLI
18 Untuk Republik Bulgaria Andreana R. ATANASOVA Untuk Burkina Faso Lamoussa OUALBEOGO Untuk Republik Burundi Concilie NIBIGIRA Untuk Kerajaan Kamboja Khun SO Untuk Republik Kamerun Jean-Pierre BIYITI BI ESSAM Paulette ABENKOU EBA A Jean-Louis BEH MENGUE Julien BARA Jean-Claude TCHOULACK Suzy F. V. OWONA NOAH Pierre MOUNDOU Lucien NANA YOMBA Calvin D. BANGA MBOM Aboubakar ZOURMBA Untuk Kanada Kathy FISHER Bruce A. GRACIE Untuk Republik Cape Verde David GOMES Untuk Republik Afrika Tengah Thierry Savonarole MALEYOMBO Paul Vincent MARBOUA V. Nadège Carla DEA-KOFFEMBA Syntiche NALIMBI Untuk Cile Catalina ACHERMANN U. Untuk Republik Rakyat China Yonghong ZHAO Untuk Republik Siprus Eleftherios PILAVAKIS Untuk Negara Kota Vatikan Sandro PIERVENANZI Untuk Republik Kongo Dieudonné BABAKISSINA Alain Bernard EWENGUE
19 Untuk Republik Korea Kyu-Jin WEE Keounghee LEE Untuk Kosta Rika Allan RUÍZ MADRIGAL Untuk Republik Pantai Gading Dadié Roger DÉDÉ Aline MOULARÉ N Dakon Simon Koffi Yapi ATSÉ Kakou BI KANVOLI Héraclès Mayé ASSOKO Untuk Republik Kroasia Kreso ANTONOVIC Drazen LUCIC Untuk Kuba Carlos Martínez ALBUERNE Wilfredo LÓPEZ RODRÍGUEZ Untuk Denmark Peter H. Pedersen Christine MÜLLER ANDREASSEN Untuk Republik Djibouti Hussein Ahmed HERSI Untuk Republik Dominika Sócrates MARTÍNEZ DE MOYA Javier GARCIA Paola J. M. TORRES Untuk Republik Arab Mesir Karim ABDELGHANI Untuk Republik El Salvador Oscar Atilio ESTRADA VALLE Untuk Serikat Kesultanan Arab Tariq AL AWADHI Nasser BIN HAMMAD Saad HASSAN Nasser AL MARZOUQI Mohammad Al Mazrouei Untuk Ekuador Javier VÉLIZ MADINYÁ
20 Untuk Spanyol Bernardo LORENZO ALMENDROS Marta CIMAS HERNANDO Blanca González GONZÁLEZ Bárbara FUERTES GONZÁLEZ Laura PÉREZ MARTOS Ruth DEL CAMPO BÉCARES K Untuk Republik Estonia Mart LAAS Untuk Amerika Serikat Philip VERVEER Untuk Republik Demokratik Federal Etiopia Balcha REBA Untuk Federasi Rusia Igor SHCHEGOLEV Untuk Republik Fiji Elizabeth Anne POWELL Untuk Finlandia Petri LEHIKOINEN Mervi KULTAMAA Risto VÄINÄMÖ Untuk Perancis Benoît BLARY Arnaud MIQUEL Marie-Thérèse ALAJOUANINE Untuk Republik Gabon Laure Olga GONDJOUT Lin Mombo Claude AHAVI Stanislas OKOUMA LEKHOUYI Edgard Brice PONGA Fabien MBENG EKOGHA Jacques EDANE NKWELE Bernard LIMBONDZI Florence L-K BIBENDA Untuk Republik Gambia Alhaji A. CHAM Mikheil GOTOSHIA Untuk Ghana Yahaya ISSAH
21 Untuk Yunani Nissim BENMAYOR Vassilios CASSAPOGLOU Elena PLEXIDA Untuk Republik Guatemala Rodrigo ROBLES FLORES Untuk Republik Guinea Talibé DIALLO Mamadou Pathé BARRY Mamadou Cellou DIALLO Untuk Guyana Cris SEECHERAN Untuk Republik Honduras Lidia Estela CARDONA PADILLA Gelbin Rafael PONCE Untuk Republik Hungaria Emília ULELAY Untuk Republik India R. N. JHA Anuraag KOCHAR P. K. GARG Asit KADAYAN Sadhana DIKSHIT R. K. GUPTA Manharsinh YADAV Untuk Republik Indonesia Tifatul SEMBIRING Ikhsan BAIDIRUS Untuk Republik Islam Iran Samad MOEMEN BELLAH Untuk Republik Irak Amir KHADR Untuk Irlandia CAOIMHÍN SMITH Untuk Islandia Ari JOHANNSSON
22 Untuk Negara Israel Eden BAR TAL Naama HENIG Ron ADAM Nati SCHUBERT Liat GLAZER Untuk Italia Luciano BALDACCI Untuk Jamaika Clive MULLINGS Untuk Jepang Masaaki ONO Untuk Kerajaan Hashimiah Yordania Al-Ansari M. ALMASHAKBEH Untuk Republik Kazakhstan Karlygash MAUTENBAYEVA Untuk Republik Kenya Charles J. K. NJOROGE Untuk Kerajaan Lesotho Tseliso MOKELA Untuk Republik Latvia Uldis REIMANIS Untuk Libanon Charbel NAHAS Nouhad MAHMOUD Imad HOBALLAH Maurice GHAZAL Untuk Republik Liberia Jeremiah C. SULUNTEH Angelique WEEKS Lamini A. WARITAY Sekou M. KROMAH Untuk Keharyapatihan Liechtenstein Kurt BÜHLER Untuk Republik Lithuania Rimvydas VASTAKAS Untuk Luksemburg Anne BLAU
23 Untuk Malaysia Mohd Ali BIN MOHAMAD NOR Untuk Malawi Willie KAMANGA Esther NG ONG OLA Ben CHITSONGA Untuk Republik Mali Mariam Flantié Diallo DIARRA M Bodji Sène DIALLO Choguel K. MAÏGA Claude Sama TOUNKARA Moussa OUATTARA Adama KONATÉ Untuk Kerajaan Maroko Mustapha BESSI Mohammed HAMMOUDA Brahim KHADIRI Farid LAABOUDI Hassan TALIB Noureddine LASFAR Rachid EL MOUTARAJJI Untuk Meksiko Héctor OLAVARRÍA TAPIA Untuk Negara-Negara Federasi Mikronesia Jolden J. JOHNNYBOY Untuk Republik Moldova Veaceslav PASCAL Untuk Keharyapatihan Monako Robert FILLON Untuk Montenegro Srdjan MIHALJEVIC Untuk Republik Mozambik Américo F. MUCHANGA Hilário J. L. TAMELE Francisco X. GIROTH Untuk Republik Namibia Stanley SIMATAA Henry J. KASSEN Theodorus G. KLEIN Untuk Republik Demokratik Federal Nepal Narayan Prasad REGMI
24 Untuk Nikaragua José Pablo DE LA ROCA Untuk Republik Niger Abdoulkarim SOUMAÏLA Untuk Republik Federal Nigeria Kilyobas Nyobanga BINGA Okechukwu ITANYI Nnena O. KALU-UKOHA Untuk Norwegia Ottar OSTNES Christina CHRISTENSEN Untuk Selandia Baru Ian R. HUTCHINGS Tracey Elizabeth BLACK Keith DAVIDSON Untuk Kesultanan Oman Ali Mohamed A. AL-FARSI Untuk Republik Uganda Abel KATAHOIRE Patrick MWESIGWA Geoffrey SSEBUGGWAWO Irene KAGGWA-SEWANKAMBO Joanita NAMPEWO Untuk Republik Uzbekistan Asror ISHANKHODJAEV Untuk Papua Nugini Kila GULO-VUI Untuk Republik Paraguay Ladislao MELLO Nicolás EVERS Carlos M. GALEANO DAGOGLIANO Untuk Kerajaan Belanda Wim RULLENS Untuk Peru José D. HURTADO FUDINAGA Untuk Republik Filipina Priscilla F. DEMITION Nestor S. BONGATO
25 Untuk Republik Polandia Anna E. NIEWIADOMSKA Justyna ROMANOWSKA Untuk Portugal Cristina LOURENÇO Joana SANTOS Manuel DA COSTA CABRAL Untuk Negara Qatar Hassan J. AL-SAYED Azhari NUREDDEEN Untuk Republik Arab Syria Imad SABOUNI Nadhim BAHSAS Mohammad AL JALALI Untuk Republik Kyrgyztan Baiysh NURMATOV Untuk Republik Rakyat Demokratik Korea Ri JUNG WON Kyong IL SO Untuk Republik Slovakia Ján HUDACKÝ Jaroslav BLASKO Viliam PODHORSKÝ Untuk Republik Ceko Pavel DVORÁK Untuk Rumania Aurelian Sorinel CALINCIUC Ionela ANDRISOI Untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara Nigel HICKSON Chris WOOLFORD Paul REDWIN Untuk Republik Rwanda Ignace GATARE Abraham MAKUZA Charles SEMAPONDO Vijayakumar KUPPUSAMY Untuk Republik San Marino Michele GIRI Federico VALENTINI
26 Untuk Negara Independen Samoa Ian R. HUTCHINGS Tracey Elizabeth BLACK Untuk Republik Demokratik Sao Tome dan Principe Jeferson FUED NACIF Untuk Republik Senegal François DA SYLVA El Hadji Moda SEYE Untuk Republik Serbia Jasna MATIC Irena POSIN Irini RELJIN Vladimir STANKOVIC Momcilo SIMIC Untuk Republik Singapura Aileen CHIA Ka Wei HO Charmaine CHUA Untuk Republik Slovenia Joze UNK Untuk Republik Demokratik Somalia Ahmed M. ADEN Untuk Republik Sudan Mohamed Abdelmagid ELSADIG Untuk Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka Satyaloka S. SAHABANDU Hapuarachchige P. KARUNARATHNA Jagath K. B. RATHNAYAKE Manodha N. GAMAGE Untuk Republik Afrika Selatan Siphiwe NYANDA Untuk Swedia Anders JONSSON Untuk Konfederasi Swiss Frédéric RIEHL Hassane MAKKI Untuk Kerajaan Swaziland Mandla D. S. MOTSA
27 Untuk Republik Tanzania John S. NKOMA Elizabeth M. NZAGI Joseph S. KILONGOLA Fortunata B. K. MDACHI Alinanuswe A. KABUNGO Victor NKYA Violet ESEKO Innocent P. M. MUNGY Untuk Republik Chad Ndjerabe NDJEKOUNDADE Untuk Thailand Thaneerat SIRIPHACHANA Untuk Republik Demokratik Timor-Leste Nicolau SANTOS CELESTINO Untuk Republik Togo Palouki MASSINA Kossivi DOKOUE Essodessewe PIKELI Untuk Kerajaan Tonga Paula Pouvalu MA U Untuk Trinidad dan Tobago Shelley-Ann CLARKE-HINDS Cris SEECHERAN Untuk Tunisia Ali GHODBANI Moez CHAKCHOUK Untuk Turki Ahmet Erdinç CAVUSOGLU Untuk Ukrainia Olena DOVHALENKO Untuk Republik Timur Uruguay Fernando FONTÁN MARTINEZ Eugenio LLOVET METHOL Untuk Republik Bolivar Venezuela Alcides GONZÁLEZ Untuk Republik Sosialis Vietnam Quan Duy NGAN HA
28 Untuk Republik Yaman Kamal Hassan MOHAMMAD Omer Awadh O. ALI Untuk Republik Zambia Luwani SOKO Untuk Republik Zimbabwe Partson I. MBIRIRI
29 INSTRUMEN YANG MENGUBAH KONVENSI PERHIMPUNAN TELEKOMUNIKASI INTERNASIONAL (Jenewa, 1992) sebagaimana telah diubah pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002) dan pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006) (Perubahan yang diterima pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Guadalajara, 2010)) KONVENSI PERHIMPUNAN TELEKOMUNIKASI INTERNASIONAL (JENEWA, 1992) BAGIAN I. Pendahuluan Berdasarkan atas dan dalam pelaksanaan ketentuan yang relevan dari Konvensi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992), sebagaimana telah diubah pada Konferensi yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), oleh Konferensi yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), oleh Konferensi yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), dan oleh Konferensi yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006), khususnya tersebut dalam Pasal 42, maka Konferensi yang Berkuasa Penuh Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Guadalajara, 2010) telah menerima dalam Konvensi tersebut perubahan-perubahan sebagai berikut: Bahasa yang digunakan dalam instrumen-instrumen dasar Perhimpunan (Konstitusi dan Konvensi) harus dianggap sebagai netral gender.
30 BAB IV Ketentuan Lain PASAL 33 KEUANGAN MOD PP-98 PP ) Skala di mana setiap Negara Anggota, tunduk pada ketentuan-ketentuan No. 468A di bawah, dan Anggota Sektor, tunduk pada ketentuan-ketentuan No. 468B di bawah, akan memilih kelas kontribusinya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang relevan dari Pasal 28 pada Konstitusi, wajib sebagai berikut: Dimulai dari 40 kelas unit hingga 2 kelas unit: Dalam tingkatan satu unit Di bawah 2 kelas unit, adalah sebagai berikut: 1 1/2 kelas unit 1 kelas unit 1/2 kelas unit 1/4 kelas unit 1/8 kelas unit 1/16 kelas unit BAGIAN II. Tanggal Mulai Berlaku Perubahan-perubahan yang terdapat dalam instrumen ini wajib, sebagai suatu keseluruhan dan dalam bentuk instrumen tunggal, mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 20012, antara Negara-Negara Anggota yang pada saat pihak pada Konstitusi dan Konvensi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (Jenewa, 1992), dan telah menyampaikan instrumen sebelum tanggal tersebut, instrumen ratifikasi, penerimaan atau penyetujuan dari, atau akses pada, instrumen perubahan ini. SEBAGAI BUKTI, yang diberi kuasa penuh telah menandatangani instrumen ini yang mengubah Konstitusi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional ini (Jenewa 2006), sebagaimana telah diubah pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Kyoto, 1994), pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Minneapolis, 1998), pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Marrakesh, 2002), dan pada Konferensi Yang Berkuasa Penuh (Antalya, 2006) Dibuat di Guadalajara, 22 Oktober 2010
Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia
Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia Berikut ini adalah daftar negara-negara yang telah terkena atau telah, atau sedang maupun bom curah. Catatan disertakan di bagian bawah tabel untuk menunjukkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan. Bebas Visa. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDaftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya.
Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya. A. Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan
Lebih terperinci7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan
Tabel 8.4.4. Penggunaan Kerja Asing Di Indonesia Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pekerjaan/Jabatan sampai dengan 31 Mei 2010 Jenis Pekerjaan/Jabatan Usaha Produksi, No Lapangan Usaha Kepemimpina Tata
Lebih terperinciCluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember Afganistan 3 Desember September Maret 2012
LAMPIRAN Negara-negara yang sudah mendatangani dan meratifikasi konvensi Bom Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember 2008 Convention on Cluster Munition Negara Penandatangan Meratifikasi Mulai Berlaku
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN
Lebih terperinciTarif IDD Kartu SIM Nilai Tersimpan Rekanan
Kartu SIM Nilai Tersimpan Rekanan Afrika Selatan Albania Algeria American Samoa Amerika Serikat Andorra Angola Anguilla Antartika Antigua & Barbuda Arab Saudi Argentina Armenia Aruba Ascension Australia
Lebih terperinciTarif IDD Kartu SIM Nilai Tersimpan Rekanan
Kartu SIM Nilai Tersimpan Rekanan Afrika Selatan 27 sambungan telap $1.00 seluler $2.00 Albania 355 $14.44 Algeria 213 $15.00 American Samoa 684 $11.69 Amerika Serikat 1 $0.20 Andorra 376 $11.88 Angola
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010
LAMPIRAN Lampiran 1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010 No Kota IPK 1 Denpasar 6.71 2 Tegal 6.26 3 Surakarta 6.00 4 Yogyakarta 5.81 5 Manokwari 5.81 6 Gorontalo 5.69 7 Tasikmalaya 5.68 8 Balikpapan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA
REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan IV dan Januari Desember Tahun 2017 Jakarta, 30 Januari 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN IV DAN JANUARI - DESEMBER 2017:
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.699, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bea masuk. Impor. Benang kapas. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN
Lebih terperinciKETENTUAN INTERNASIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 2. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia
KETENTUAN INTERNASIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 2 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia 1 LATAR BELAKANG Ketentuan Internasional tentang Hak Asasi Manusia terdiri dari DUHAM, Kovenan
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL Fitri Dwi Lestari UNIVERSITAS GUNADARMA 1 IF2151/Relasi dan Fungsi 2 KONSEP IDEOLOGI Ideologi sebagai penegas identitas bangsa atau untuk menciptakan rasa kebersamaan
Lebih terperinciJUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012
JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 Bulan : Januari 2012 Lokasi pengambilan tiket masuk No Negara Asal 1 Afrika Selatan 3 1 4 4 3 7 - - - 11 2 Amerika Serikat 258 315
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA
REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,
Lebih terperinciPRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 87/PMK.011/2011 TENTANG : PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD)
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 61 122 3
Lebih terperinci1 of 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1142, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengamanan Impor Barang. Kawat Besi/Baja. Bea masuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.011/2012 TENTANG PENGENAAN
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 63 124 3 ALJAZAIR
Lebih terperinciBUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciM A K A L A H. Tentang : Negara Maju Dan Berkembang. Disusun Oleh :
M A K A L A H Tentang : Negara Maju Dan Berkembang Disusun Oleh : KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr..Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan
Lebih terperinciStatuta. Komisariat Tinggi
Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan PengunGsi RESOLUSI MAJELIS UMUM 428 (V) 14 Desember 1950 STATUTA KOMISARIAT TINGGI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA URUSAN PENGUNGSI dengan suatu
Lebih terperinciKAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 82 TAHUN 2014 TANGGAL : 19 DESEMBER 2014 TENTANG : PERJALANAN DINAS Jenis dan Kelas Angkutan Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil NO. URAIAN KAPAL KAPAL KERETA
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017
Invest in remarkable indonesia indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in Invest
Lebih terperinciIndonesia Terpilih Kembali Sebagai Anggota ITU Council
Indonesia Terpilih Kembali Sebagai Anggota ITU Council Indonesia berhasil terpilih kembali sebagai anggota ITU Council periode 2014-2018 pada sidang ITU Plenipotentiary Conference 2014 (PP-14) yang diselenggarakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.011/2011 TENTANG
Menimbang Mengingat PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK TALI KAWAT BAJA (STEEL WIRE ROPES) DENGAN POS TARIF 7312.10.90.00
Lebih terperinciLampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-16/BC/2011 Tanggal : 20 April 2011
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-16/BC/2011 Tanggal : 20 April 2011 DAFTAR NEGARA-NEGARA YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK
Lebih terperinci2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe
No.1292, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan. Impor Produk Canai Lantaian dari Besi atau Baja Bukan Paduan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa Gubernur
Lebih terperinciTABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN
TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Destination Country 1 Malaysia 1.807 1.320 1.178 804 1.334
Lebih terperinciWilliam E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional
William E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional Telepon-telepon Dalam Negeri (Amerika Serikat, Kanada & Guam): 1. Melakukan Panggilan Telepon (888) 832-8357
Lebih terperinciVI. PEREDARAN HASIL HUTAN
VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan Ekspor produk kayu olahan, terdiri dari : kelompok kayu gergajian (HS 447), veneer (HS 448), papan partikel (HS 441), kayu lapis (HS 4412), papan
Lebih terperinciPerjanjian Lisensi untuk Kode Mesin
Perjanjian Lisensi untuk Kode Mesin PEMILIK MESIN DI MANA KODE MESIN DIPASANG MENERIMA HAK-HAK TERTENTU DAN BERHAK UNTUK MENGGUNAKAN KODE MESIN DAN MENERIMA TUGAS DAN KEWAJIBAN YANG TERKAIT DENGAN KODE
Lebih terperinciPenyataan tentang Garansi Terbatas
Penyataan tentang Garansi Terbatas Bagian 1 Syarat-syarat Umum Pernyataan tentang Garansi Terbatas ini termasuk Bagian 1 - Syarat-syarat Umum, Bagian 2 - Syarat-syarat Khusus Negara, dan Bagian 3 - Informasi
Lebih terperinciPernyataan Garansi Terbatas Lenovo
Pernyataan Garansi Terbatas Lenovo L814-0010-00 8/2014 Bab 1 Persyaratan Umum Pernyataan Garansi Terbatas ini terdiri dari Bab 1 - Persyaratan Umum, Bab 2 - Persyaratan Khusus Negara, dan Bab 3 - Informasi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 55/PMK.011/2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 55/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK TALI KAWAT BAJA (STEEL WIRE ROPES) DENGAN POS TARIF EX 7312.10.10.00 DENGAN
Lebih terperinciORGANISASI INTERNASIONAL ILO (INTERNASIONAL LABOUR ORGANIZATION) MAKALAH
ORGANISASI INTERNASIONAL ILO (INTERNASIONAL LABOUR ORGANIZATION) MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari Bapak Pepen Supendi, S.Pd., M.M., Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
MENTERI KEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 155/PMK.010/2015 TENT ANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK STEEL WIRE ROD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER!
Lebih terperinciToshiba Global Commerce Solutions Pernyataan Garansi Terbatas
Toshiba Global Commerce Solutions Pernyataan Garansi Terbatas Bagian 1 Ketentuan Umum Pernyataan Garansi Terbatas ini meliputi Bagian 1 - Ketentuan Umum, Bagian 2 - Ketentuan Khusus Negara, dan Bagian
Lebih terperinciNEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU 1 Indikator Negara Berkembang dan Negara Maju 1.1 Indikator Kuantitatif - Dihitung Jumlah dan Kepadatan
NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU 1 Indikator Negara Berkembang dan Negara Maju 1.1 Indikator Kuantitatif - Dihitung 1.1.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 1.1.2 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 1.1.3 Angka Beban
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciPaket Verifikasi Rencana Jalur 3. Sebagai sebuah Organisasi Internasional, IBLCE menggunakan Bahasa Inggris British dalam Publikasinya.
Paket Verifikasi Rencana Jalur 3 Sebagai sebuah Organisasi Internasional, IBLCE menggunakan Bahasa Inggris British dalam Publikasinya. Daftar Isi Kontak Informasi... 3 Penyerahan Rencana Jalur 3 Anda...
Lebih terperinciPRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 6 /PMK.OII/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT MENTERI I
Lebih terperinciCountry Names - Bahasa Malay
Country Names - Bahasa Malay English Afghanistan Åland Islands Albania Algeria American Samoa Andorra Angola Anguilla Antigua and Barbuda Argentina Armenia Aruba Ascension Island Australia Austria Azerbaijan
Lebih terperinciMENTERI KEUANGANN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN TENTANG. Tindakan. Perdagangan. dan Tindakan. b. bahwaa. barang. yang.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.011/2012 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR BARANG YANG BERBENTUK KOTAKK
Lebih terperinciKerja layak bagi pekerja rumah tangga
Konferensi Perburuhan Internasional Sesi ke-100 2011 Laporan IV (2B) Kerja layak bagi pekerja rumah tangga Kantor Perburuhan Internasional, Jenewa ISBN 978-92-2-023107-4 (cetak) ISSN 978-92-2-023108-1
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) DENGAN
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Algoritma Backtracking Graf merupakan cikal bakal dari Depth First Search, Depth First Search merupakan graf khusus atau sering disebut dengan pohon pencarian. 1. Pengertian depth
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-3/BC/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/PMK.010/2017
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/PMK.010/2017 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK CANAl LANTAIAN DARI
Lebih terperinciPT.PRESSTI ASIA INDONESIA
PT.PRESSTI ASIA INDONESIA HUBUNGI : RUSWANDI MOBILE: 085360472726 /087880708027 Specialist Import Door To Door PT.PRESSTI ASIA INDONESIA Jl. Raya Lenteng Agung Kv 22 No.20 Jakarta Tel : (62 21) 7888 6595Fax
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinci2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR
49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan
Lebih terperinciSEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA
SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2/PMK.010/2018 TENT ANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PMK.010/2018 TENT ANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK I DAN H SECTION DARI
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciLaporan Keluarga Angkat (sedikitnya diisi 1 kali selama Inbound tinggal bersama keluarga angkat, dan bila dirasa perlu)
Laporan Keluarga Angkat (sedikitnya diisi 1 kali selama Inbound tinggal bersama keluarga angkat, dan bila dirasa perlu) Nama Inbound * Host Club * Nama Club Konselor * Lama tinggal sampai saat ini* Negara
Lebih terperinciElaun - Tugas Rasmi Luar Negara
Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara Gred Elaun Makan Hotel Lodging Utama/Khas A keatas 370.00 Actual (Standard Suite) Appendix 1 Utama/Khas B dan C 340.00 Actual (Standard Room) Appendix 1 53 to 54 320.00
Lebih terperinciMENTER! KEUANGA.N REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 165/PMK.010/2015 TENT ANG
MENTER! KEUANGA.N SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 165/PMK.010/2015 TENT ANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK COATED PAPER DAN PAPER BOARD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDistr.: Terbatas 15 Oktober Asli: Bahasa Inggris
Perserikatan Bangsa-bangsa Majelis Umum Distr.: Terbatas 15 Oktober 2004 A/C.3/59/L.25 Asli: Bahasa Inggris Sidang kelimapuluhsembilan Komisi Ketiga Agenda urutan 98 Pemajuan wanita Australia, Austria,
Lebih terperinciA. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)
A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others) Kadar Elaun Makan, Bayaran Sewa Hotel Dan Elaun Lojing Semasa Berkursus Termasuk Menghadiri
Lebih terperinciIndonesia dalam Menyampaikan Energi. Hivos
Mengkatalisasi Masyarakat Sipil Indonesia dalam Menyampaikan Energi Berkelanjutan untuk Semua Eco Matser Hivos Hivos 2011 1 Isi 1. Tujuan workshop SE4ALL 2. Latar belakang SE4ALL, apa, kapan, dan siapa?
Lebih terperinciKonvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW)
Penjelasan singkat: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) adalah suatu instrumen standar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Moneter Amerika Serikat Fed menjalankan kebijakan moneter terutama melalui operasi pasar terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve, operasi pasar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi berbeda
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Definisi Aplikasi Aplikasi dapat didefinisikan sebagai suatu program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi berbeda dengan sistem
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.268, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Dextrose. Monohydrate
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA 268, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Dextrose. Monohydrate PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133/PMK.011/2009 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK
Lebih terperinciMENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
MENTER! KEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 12/PMK.Ol0/2015 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK I DAN H SECTION DARI BAJA PADUAN LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187jPMK.Ollj2012
MENTERIKEUANGAN SALINAN '''. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 187jPMK.Ollj2012 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR BARANG YANG BERBENTUK KOTAK ATAU MATRAS ATAU SILINDER YANG
Lebih terperinciPROSEDUR KOMUNIKASI. Lembar Fakta No. 7. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia
PROSEDUR KOMUNIKASI Lembar Fakta No. 7 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENGANTAR Siapapun dapat mengajukan masalah hak asasi manusia untuk diperhatikan PBB, dan ribuan orang di seluruh dunia melakukannya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 57/PMK.OIl/20Il TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BlNDRAT
MENTERIKEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 57/PMK.OIl/20Il TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BlNDRAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciPAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
PAJAK INTERNASIONAL Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Latar Belakang Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa lintas negara Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara
Lebih terperinciMENCAPAI TUJUAN DENGAN CARA YANG BENAR KODE ETIK BISNIS
MENCAPAI TUJUAN DENGAN CARA YANG BENAR KODE ETIK BISNIS MENCAPAI TUJUAN DENGAN CARA YANG BENAR KODE ETIK BISNIS INI MEMBERIKAN GAMBARAN UMUM KEPADA KARYAWAN, PEMASOK, DAN MITRA BISNIS KITA MENGENAI KOMITMEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 58/PMK.Oll/2011
MENTER I KEUANGAN REPUBLIK INDONESiA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 58/PMK.Oll/2011 TENTANG PENGENAAN SEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK SERUPA KAIN TENUNAN DARI KAPAS YANG DIKELANTANG
Lebih terperinciKK/BP(S)/DS10/791/441/6 Jld.2(s.k. 3/2009)(8) KEMENTERIAN KEWANGAN SURAT PEKELILING PERBENDAHARAAN BIL. 8 TAHUN 2010
KK/BP(S)/DS10/791/441/6 Jld.2(s.k. 3/2009)(8) KEMENTERIAN KEWANGAN SURAT PEKELILING PERBENDAHARAAN BIL. 8 TAHUN 2010 Semua Ketua Setiausaha Kementerian Semua Ketua Jabatan Persekutuan PINDAAN PEKELILING
Lebih terperinciPaket Aplikasi Short-Term Provider (Penyedia Jangka Pendek)
Paket Aplikasi Short-Term Provider (Penyedia Jangka Pendek) Diperuntukkan bagi penyedia pendidikan yang sedang mengajukan Continuing Education Recognition Points (s) untuk kegiatan kependidikan mereka
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN, REPUBUK INDONESIA SALINAN
MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMIC 011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI
Lebih terperinciAnggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster Pertama No. Negara 1 Republik Rakyat China Anggota Klaster Kedua No. Negara 1 Malaysia 2 Singapura Anggota Klaster Ketiga No Negara
Lebih terperinciRealokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi
Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi Menambah jumlah kursi DPR menjadi wacana baru dalam formulasi Rancangan Undang- Undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN SEMENTARA TERHADAP IMPOR TEPUNG GANDUM
MENTERIKEUANGAN REPUBlIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 193/PMKOll/2012 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN SEMENTARA TERHADAP IMPOR TEPUNG GANDUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBagian II. Bab III Proses Eksekusi Anggaran
Bagian II Bab III Proses Eksekusi Anggaran Bab ini menyajikan gambaran prosedur dasar yang diikuti setiap pemerintah dalam mengeksekusi anggaran dan dokumen-dokumen yang diperlukan pemerintah untuk mencatat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Desember sebesar US$69,62 juta, naik 49,17 persen
Lebih terperinciBAB IV KEBERHASILAN AMERIKA SERIKAT DALAM KEBIJAKAN TVPRA MENGGUNAKAN PRINSIP 3P
BAB IV KEBERHASILAN AMERIKA SERIKAT DALAM KEBIJAKAN TVPRA MENGGUNAKAN PRINSIP 3P Memerangi perdagangan manusia bukan merupakan pekerjaan yang mudah, namun Amerika Serikat sudah memulai ini sejak tahun
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN FINAL ACTS OF THE PLENIPOTENTIARY CONFERENCE, GUADALAJARA, 2010 (AKTA-AKTA AKHIR KONFERENSI YANG BERKUASA PENUH, GUADALAJARA, 2010) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$62,45 juta, turun 29,68 persen dibanding
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;
LAMPIRAN PERSETUJUAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTAR PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/11/62/Th. IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan ember 2015 sebesar US$49,69 juta, turun 7,90
Lebih terperinciKETAHANAN PANGAN DAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
1 KETAHANAN PANGAN DAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA Pangan dan Hak Assasi Manusia Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi yang harus dipenuhi
Lebih terperinciKEBIJAKAN DANONE UNTUK PEMASARAN PRODUK PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI)
KEBIJAKAN DANONE UNTUK PEMASARAN PRODUK PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI) KEBIJAKAN DANONE UNTUK PEMASARAN PRODUK PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI) (KEBIJAKAN DANONE PEMASARAN PRODUK PENGGANTI ASI) Versi Versi
Lebih terperinciEUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA
EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:
Lebih terperinciLAPORAN MINGGU XI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 20 Maret 2017 pukul WIB
LAPORAN MINGGU XI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB I. Poliomielitis A. Situasi Global Total kasus kumulatif di tahun 2017 sebanyak 4 kasus yaitu 2 (satu) kasus
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinci