Oleh : Y. Widhiastanto, M.Pd Dosen STKIP PGRI Ngawi Prodi PPKn

Transkripsi

1 Penerapan Metode Kooperatif Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di SMK PGRI IV Ngawi Tahun Pelajaran 2015/ 2016 Oleh : Y. Widhiastanto, M.Pd Dosen STKIP PGRI Ngawi Prodi PPKn ABSTRAK Proses pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila kegiatan pembelajaran dapat dinikmati oleh siswa dan dapat menumbuhkan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa. Tidak terkecuali pada proses pembelajaran Peendidikan Kewarganegaraan. Penggunaan metode kooperatif model STAD diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses belajar sehingga tidak terjadi kejenuhan pada diri siswa, dengan demikian siswa akan terlibat langsung secara fisik, emosional dan bekerjasama yang pada akhirnya diharapkan siswa akan semakin mudah dalam memahami dan menguasai materi kedaulatan rakyat. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah; Apakah ada pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD terhadap prestasi belajar PKn tahun pelajaran 2015/2016? Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum adanya tindakan, siklus I sampai siklus II yaitu, siswa pada kegiatan pembelajaran PKn prasiklus mencapai nilai rata-rata 72,68 dan ketuntasan belajar 60,7 %, pada siklus I menjadi 77,32 dan ketuntasan 78,6 %, dan pada siklus II menjadi nilai rata-rata 86,07 dan ketuntasan belajar 85,7 %. Kata kunci : Metode Kooperatif, Model STAD, Prestasi belajar, PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan sumber daya manusia beriman dan bertakwa. Dalam dunia pendidikan guru dan siswa saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Seorang guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

2 mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar khususnya pelajaran PKn. Selama ini proses pembelajaran PKn di SMK PGRI IV NGAWI proses pembelajaran berpusat pada guru, siswa kurang diberi kesempatan untuk aktif, sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Sehingga minat siswa dalam belajar PKn menurun. Akibatnya prestasi belajar siswa masih kurang dari yang diharapkan. Berdasarkan paparan tersebut diatas, dalam pengajaran PKn dilperlukan suatu inovasi agar siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam ketrampilan Interpersonal siswa (Rusman, 2012). Salah satu pendekatan pembelajaran koperatif adalah dengan tipe STAD Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang optimal. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran PKn. Penelitian ini akan mengujicobakan suatu metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga pengajar dan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

3 juga kepada pihak sekolah untuk dengan cara siswa belajar dan bekerja menggunakan metode pembelajaran dengan kelompok-kelompok kecil yang inovatif untuk meningkatkan motivasi/ keterlibatan siswa dalam secara kolaboratif yang anggotanya erdiri atas 4 sampai 6 orang dengan proses pembelajaran agar prestasi struktur kelompok yang bersifat belajar siswa bias meningkat. heterogen. (Rusman,2012:202) Berdasarkan unsur-unsur KAJIAN TEORI dalam pembelajaran kooperatif, Pembelajaran Kooperatif Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) Pembelajaran kooperatif menyebutkan peranan guru dalam adalah pendekatan pembelajaran yang pembelajaran kooperatif sebagai berfokus pada penggunaan kelompok berikut : kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran a. Menentukan objek pembelajaran. b. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif (cooperative learning) belajar sebelum pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi dimulai. c. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa. d. Menguasai kelompok belajar dan Dalam sistem belajar menyediakan keperluan tugas. kooperatif siswa belajar bekerjasama e. Mengevaluasi prestasi siswa dan dengan anggota lainnya. Dalam model membantu siswa dengan cara ini siswa memiliki dua tangung jawab, mendiskusikan cara kerjasama. yaitu mereka belajar untuk dirinya sediri dan membantu sesame anggota kelompok untuk belajar (Agus,2012 :45) Model STAD Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin Pembelajaran kooperatif dan teman-temannya di Universitas merupakan bentuk pembelajaran John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

4 dengan anggota 4-5 orang, setiap bagi tim untuk berhasil adalah kelompok haruslah heterogen, terdiri membuat anggota tim menguasai atas laki-laki dan perempuan, berasal informasi atau kemampuan yang dari berbagai suku, memiliki diajarkan. kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar Skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya kegiatan atau perangkat pembelajar dibandingkan hasil yang dicapai untuk menuntaskan materi sebelumnya, semua siswa mempunyai pelajarannya dan kemudian saling kesempatan yang sama untuk menjadi membantu satu sama lain untuk bintang tim dalam minggu tersebut, memahami bahan pelajaran melalui baik dengan memperoleh skor yang diskusi dan kuis. lebih tinggi dari rekor mereka Gagasan utama dibalik sebelumnya maupun dengan membuat model STAD adalah untuk memotivasi jawaban yang sempurna, yang selalu para siswa supaya dapat saling akan memberikan skor maksimum mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai pengetahuan tanpa menghiraukan rata-rata skor terakhir siswa. yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan Prestasi Belajar penghargaan tim, mereka harus Prestasi adalah hasil dari membantu teman satu timnya untuk suatu kegiatan yang telah dikerjakan, mempelajari materinya. diciptakan, baik secara individu Meskipun para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang membantu dalam mengerjakan kuis. tidak melakukan kegiatan. Tiapsiswa harus tahu materinya. (Hamdani,2011: ). Prestasi Tanggung jawab individu seperti belajar merpakan bukti keberhasilan memotivasi siswa untuk yang telah dicapai seseorang. Dengan memberipenjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha- Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

5 usaha belajar.(winkel dalam (2000:700) Hamdani,2011:138) Sedangkan belajar menurut Pendidikan Kewarganegaraan Skinner dalam Strategi Belajar Pendidikan kewarganegaraan Mengajar (2010) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak yang berlangsungsecara progresif dan kewajinan suatu warga negara agar Adapun belajar menurut Thursan setiap hal yang di kerjakan sesuai Hakim dalam Strategi Belajar dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan Mengajar (2010) adalah suatu proses tidak melenceng dari apa yang di perubahan di dalam kepribadian harapkan. Karena di nilai penting, manusia dan perubahan tersebut pendidikan ini sudah di terapkan sejak ditampakkan dalam bentuk usia dini di setiap jejang pendidikan peningkatan kualitas dan kuantitas mulai dari taman kanak-kanak hingga tingkah laku seperti peningkatan pada perguruan tinggi agar kecakapan, pengetahuan, sikap, menghasikan penerus-penerus bangsa kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, yang kompeten dan siap menjalankan daya fikir dan lain-lain hidup berbangsa dan bernegara. kemampuannya. Tujuan utama pendidikan Prestasi belajar adalah hasil kewarganegaraan adalah untuk yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang diri individu sebagai hasil dari aktivitas cinta tanah air dan bersendikan dalam belajar. Bangsawan LT, (2006). kebudayaan bangsa, wawasan Prestasi Belajar adalah penguasaan nusantara, serta ketahanan nasional pengetahuan/ ketrampilan yang dalam diri para calon-calon penerus dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga kamus besar bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur, Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

6 berkepribadian, mandiri, maju, negaranya secara konsisten dan tangguh, profesional, bertanggung berkesinambungan dalam cita-cita dan jawab, dan produktif serta sehat tujuan nasional seperti yang di jasmani dan rohani. gariskan dalam pembukaan UUD Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa METODOLOGI PENELITIAN tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai perilaku yang : a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK menghayati nilai-nilai falsafah merupakan penelitian yang berorientasi bangsa. pada penerapan tindakan dengan tujuan b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat berbangsa dan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang bernegara. diteliti dan mengamati tingkat c. Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga negara. d. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara. keberhasilan atau akibat tindakannya. Kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan e. Aktif memanfaatkan ilmu situasi sehingga diperoleh hasil yang pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, lebih baik. (Suharsimi dalam Penelitian Tindakan Kelas,2010:6) bangsa dan negara. Sama seperti pendapat Melalui pendidikan Kewarga Suharsimi, Purwadi menyatakan negaraan, warga negara Republik bahwa Penelitian Tindakan Kelas indonesia diharapkan mampu adalah suatu bentuk penelitian yang memahami, menganalisa, dan dilaksanakan oleh guru dalam menjawab masalah-masalah yang di melaksanakan tugas pokoknya, yaitu hadapi oleh masyarakat, bangsa dan mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam arti Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

7 luas. ( Purwadi dalam Penelitian Tindakan Kelas, 2010) (dalam Suharsimi, Arikunto 2010: 37) yaitu proses tindakan bersiklus yang masing-masing siklus mencakup Setting penelitian Penelitian dilaksanakan langkah di 1) perencanaan SMK PGRI IV Ngawi Penelitian 2) pelaksanaan dilaksanakan pada bulan Januari 3) pengamatan sampai Juni 2016 yang terdiri dari 2 4) refleksi. siklus. Siklus 1 terdiri dari a) Penelitian tindakan kelas ini dilakukan Perencanaan b)pelaksanaan tindakan c) dalam 2 siklus, tiap siklus Observasi/pengamatan d) Refleksi. Siklus 2, tahap-tahap pada siklus 2 sama seperti tahapan siklus 1, namun perencanaan yang dilakukan di siklus 2 dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada fakta-fakta yang ingin diteliti yaitu hasil belajar PKn siswa. disusun berdasarkan hasil refleksi 1. Rancangan/ rencana awal, sebelum siklus1. mengadakan penelitian peneliti Subyek penelitian Subyek penelitian adalah menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, siswa-siswi Kelas TKJ 2 SMK PGRI termasuk di dalamnya instrument NGAWI penelitian dan perangkat Persiapan Penelitian pembelajaran. Sebelum melakukan tindakan 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi penelitian, peneliti melakukan tindakan yang dilakukan oleh observasi awal mengenai keseluruhan kegiatan guru dan siswa dalam proses peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta pembelajaran PKn sebelum mengamati hasil atau dampak dari menggunakan penerapan pembelajaran diterapkannya metode pembelajaran model STAD. Penelitian tindakan kooperatif model STAD. kelas ini mengikuti model yang 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart dan mempertimbangkan hasil atau Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

8 dampak dari tindakan yang 1. Silabus dilakukan berdasarkan lembar Silabus adalah rencana pengamatan yang diisi oleh pembelajaran pada suatu kelompok pengamat. mata pelajaran/tema tertentu yang 4. Rancangan/ rencana yang direvisi, mencakup SK, KD, materi berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran, kegiatan pengamat membuat rancangan yang pembelajaran, indikator pencapaian direvisi untuk dilaksanakan pada kompetensi, penilaian, alokasi siklus berikutnya. waktu,dan sumber belajar. Observasi dibagi dalam 2 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran putaran, yaitu putaran 1, dan 2 dimana Merupakan perangkat masing putaran dikenai perlakuan yang pembelajaran yang digunakan sama (alur kegiatan yang sama) dan sebagai pedoman guru dalam membahas satu sub pokok bahasan mengajar dan disusun untuk tiap yang diakhiri dengan tes formatif di putaran, Maasing-masing RPP akhir masing putaran. Dibuat dalam berisi kompetensi dasar, indikator dua putaran dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar, tujuan memperbaiki sistem pengajaran yang pembelajaran khususnya kegiatan telah dilaksanakan. belajar mengajar. RPP yang Prosedur kegiatan ini digunakan tentang materi direncanakan terdiri dari 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 x pertemuan, siklus II terdiri 1 x pertemuan. kedaulatan rakyat. 3. Lembar kerja siswa Lembar kerja ini Pelaksanaan tindakan pada setiap dipergunakan siswa untuk siklus dilakukan dengan melalui 4 membantu proses pengumpulan dan (empat) tahap : (1) Tahap penyusunan hasil diskusi kelompok. LKS rencana tindakan, (2) Tahap tentang kedaulatan rakyat. pelaksanaan tindakan, (3) Tahap 4. Tes prestasi belajar siswa observasi, (4) Tahap refleksi. Tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan Instrumen Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

9 dicapai dan kisi-kisi soal berjumlah 20 butir yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar PKn Tes terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk ini diberikan setiap akhir siklus. menghitung presentase a. Untuk menilai ulangan atau tes ketuntasan belajar digunakan Peneliti melakukan rumus sebagai berikut : penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi P= Σ Siswa. yang. tuntas. belajar ΣSiswa x 100% dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan : ΣX X = ΣΝ HASIL PENELITIAN Siklus I Berdasarkan catatan observasi oleh peneliti adalah secara umum tujuan pembelajaran hampir tercapai. Dengan : X X nilai siswa = Nilai rata-rata = Jumla semua Meskipun masih tampak siswa yang kurang tekun, kurang disiplin dan kurang aktif. Siswa masih canggung N = Jumlah siswa b. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secaraa klasikal. dalam menyampaikan informasi kepada teman-temannya dalam satu kelompok. Setelah terkondisi siswa sudah mulai nampak kinerjanya meningkat ke arah lebih baik, hal ini Berdasarkan petunjuk dapat dilihat dari keantusiasan siswa pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994 ) disebutkan bahwa seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar baik di kelas tersebut untuk berusaha memberikan suatu hasil yang terbaik. Setiap siswa sudah kelihatan nampak bertanggungjawab terhadap tugasnnya. Hal yang belum memuaskan pada siklus I ini yaitu, semua siswa belum mampu bekerja dengan baik, Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

10 kurang menghargai temannya dan nilai rata-rata tes yang dilaksanakan di akhir siklus I masih belum mencapai hasil yang diharapkan. Siklus II Pembelajaran pada siklus II, sudah mengalami peningkatan dibandingkan dari siklus I. Memberikan tugas rumah sebelum melakukan proses pembelajaran memudahkan siswa memahami konsep-konsep pembelajaran. Hal ini terlihat dari kegiatan diskusi dalam kelompok sudah lancar tidak ada perasaan canggung atau malu memberikan pendapat sampai saat kembali ke kelompok dalam memberi informasi kepada teman-temannya. Siswa termotivasi jika masing-masing individu siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II, secara umum tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga metode kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dan memotivasi belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II adalah 86,19% meningkat dari siklus I,78,57%. 2. Prestasi belajar siswa pada siklus II rata-rata nilai 86, Ketuntasan belajar siswa yang dilakukan diakhir siklus II, mencapai 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ketuntasan belajar siswa telah tercapai, dan sesuai yang diharapkan. KESIMPULAN Metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.. Metode pembelajaran kooperatif model STAD yang diterapkan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dalam setiap siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat menjadikan siswa merasa dirinya Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

11 mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok. Penerapan metode kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatan prestasi belajar siswa di SMK PGRI IV Ngawi tahun pelajaran 2915/2016. Prestasi belajar siswa dapt ditingkatkan, karena siswa bisa lebih aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. Keaktifan siswa ini memberikan motivasi yang lebih untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta, PT. Raja Grasindo Persada Suharsimi Arikunto, 2010, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Jakarta, Bumi Aksara Wahyuni.2001, Pembelajaran Kooperatif. ilmiah. um.ac.id/indek. php/sastra arab/article/view/488(14 april DAFTAR PUSTAKA Agus Supriyono Cooperative Learning, Yoyakarta, Pustaka Pelajar Bangsawan LT, Perkembangan Peserta Didik, Bandung Citra Praya Hamdani,2011: ). Strategi Belajar Mengajar, Bandung Pustaka Setia Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN

12 Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN