BAB III TUJUAN DALAM LINTASAN SEJARAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TUJUAN DALAM LINTASAN SEJARAH"

Transkripsi

1 BAB III TUJUAN DALAM LINTASAN SEJARAH Yang dimaksud di sini tentu bukan Tuhan sesungguhnya yang lalu ditulis biografinya oleh manusia, namun yang ingin digagas dan bab ini adalah sejarah perkembangan ide-ide mengenai Tuhan. Setiap manusia mempunyail ide tentang Tuhan, akan tetapi tidak semuanya percaya dan yakin akan keheradaannya. ide manusia tentang Tuhan sangat beragam, sesuai dengan keberagaman kualitas pemikirannya, sehingga sulit ditemukan pemikiran manusia tentang Tuhan yang betulbetul komprehensif dan utuh. Biasanya ide yang muncul bersifat parsial dan salah satu segi atau sudut pandang manusia. Filsafat sebagai salah satu cara manusia memahami Tuhan dalam hal ini tidak dapat menghakimi dan menentukan ide mana yang benar dan juga tidak dapat memaksakan keyakinan pada manusia. Itu semua karena Tuhan sebagai Yang Tak Terbatas merupakan suatu misteri besar yang tak bisa diungkap secara tuntas oleh manusia yang terbatas. Diskursus mengenai masalah ketuhanan telah menyita waktu sepanjang kehidupan manusia dengan pola dan gaya pembahasan yang berbeda-beda. Baik teologi (dalam hal ini agama), mistik, maupun filsafat mempunyai kontnibusi yang besar dan tak boleh disia-siakan dalam usaha manusia memahami Tuhan. OIeh karena itu akan coba ditelusuri dan aspek kesejarahan mereka-mereka yang berkecimpung di bidang tersebut dengan harapan membantu menguak pemahaman manusia terhadap Tuhan secara lebih baik. Ide-ide manusia tentang Tuhan mengalami suatu perkembangan. Para filsuf telah mulai memikirkan masalah ketuhanan sejak 600 tahun sebelum masehi dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Pendekatan historis menjadi penting untuk memahami pokok persoalan dan solusi yang pernah diajukan para filsuf sebelurn kita mampu memberikan solusi yang jauh lebih memadai dan sesuai dengan tuntutan jaman. Pokok persoalan yang menarik perhatian para filsuf adalah apa dan siapa Tuhan itu, bagaimana bukti-bukti yang mendukung akan eksistensi-nya, apa peranan Tuhan, bagaimana proses penciptaan alam, lalu bagaimana huhungan Tuhan dengan alam terjalin. Pembahasan berikut ini kurang Iebih akan berkaitan dengan hal-hal tersebut.

2 1. Pandangan Para Filsuf Yunani Kuno tentang Tuhan Abad keenam sebelum masehi para filsuf pertarna Yunani Kuno berupaya menjelaskan asas pertama alam semesta. Secara implisit barangkali saat itulah persoalan ketuhanan mula pertama ditemukan dalam pembahasan-pembahasan para filsuf. Pokok pembahasan saat itu adalah asal muasal segala sesuatu dan alam semesta mi yang diistilahkan dengan arche. Thales pernah mengatakan bahwa all things are full of gods. Pencarian arche ini kernudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang yang tetap dan yang berubah, yang tunggal dan yang jamak. Lalu muncullah pula kaurn sofis yang rnulai memperlihatkan bibit-bibit ateisrne (Patterson, J970: 12). Sokrates muncul dengan para pengikutnya yang Iebih memusatkan perhatian kepada rnasalah manusia. Plato-lah filsuf besar pertama yang secara eksplisit berbicara tentang Tuhan, kernudian disusul oleh Aristoteles, lalu tokoh neo-platonis yaitu Plotinus. Ketiga filsuf besar ini (sekalipun yang disebut terakhir kelahiran Mesir, namun dapat dikatakan sehagai penerus langsung tradisi Filsafat Yunani) sangat besar pengaruhnya baik pada filsuf-keagamaan maupun filsuf lain setelahnya. Pandangan dari ketiga filsuf besar itulah yang diurai di bawah ini : a. Plato ( SM) Tuhan bagi Plato adalah Yang Esa, Dzat Yang Tidak Terbatas, sumber bagi kesatuan dan pluralitas di dunia. Dia adalaha yang menciptakan ide-ide. Tuhan adalah kebaikan yang mengatasi nasib dan kekuasaan. Prinsip ultimate yang tidak terlukiskan (flew, 1984: ) Plato tidak percaya kepada ilah-ilah yang memberi hukuman atau yang melakukan tindakan amoral. Dia juga tidak percaya ilah yang memberikan imbalan kepada orang yang berdoa, memberi persembahan, dan bentukbentuk pemujaan lain kepadanya. Kebaikan dan keburukan hanya dapat dibedakan dengan mengasumsikan adanya tuhan. Alam semesta sebagai kosmos dan bukan khaos, karena adanya jiwa yang cerdas dan bertujuan, dan jiwa ini diduga sebagai realisasi kebaikan yang tidak lain adalah Tuhan. Tuhan sebagai pencipta tidak menciptakan dunia dari dirinya sendiri. Tuhan bagaikan pelukis yang ingin mengungkapkan visinya di atas kanvas dan menggunakan bahan-bahan terbaik yang tersedia di tangannya. Sebagai pencipta Ia ingin membuat dunia yang sedekat mungkin menyerupai dirinya. Namun karena materi senantiasa memberikan resistensi kepada bekerjanya

3 roh, dunia yang diciptakan akan mengandung ketidak sempurnaan di dalamnya. Plato percaya kepada keabadian jiwa. Ide yang merupakan standar kesempurnaan tidak dapat diderivasikan dari pengalaman yang terbatas pada objek-objek yang sampai tingkatan tertentu mengandung ketidak sempurnaan. Ide-ide yang hadir dalam pikiran manusia bersifat abadi dan diingat dan eksistensi yang sebelumnya. Karena ide termuat di dalam jiwa, maka jiwa juga abadi. Badan manusia tersusun dan materi yang dapat hancur namun jiwa yang bersemayam di dalam badan tidak dapat mengalami kerusakan. Jiwa meninggalkan badan setelah terjadinya proses. kematian dan memasuki bentuk eksistensi yang lain (Patterson, 1970: 27-28). b. Aristoteles ( SM) Aristoteles mendekati persoalan ketuhanan dan teka-teki lama tentang gerakan (bagaimana gerakan itu bermula?). Aristoteles tidak menerima kemungkinan bahwa gerakan itu bukan tanpa permulaan sebagaimana dia memahami materi. Materi mungkin abadi, karena ía hanya merupakan kemungkinan abadi dan bentuk-bentuk masa depan, namun bagaimana dan kapan proses gerakan dan formasi bermula yang pada akhirnya memenuhi alam semesta dengan bentuk-bentuk yang tidak terbatas? Pastilah gerakan itu memiliki satu sumber, dan jika tidak dapat dirunut mundur secara tidak terbatas, harus ditempatkan satu penggerak pertama yang tidak digerakkan primurn mobile inmotum,), pengada yang tidak berbadan, tidak dapat dibagibagi, melampui ruang waktu, tidak berubah, tidak bernafsu, sempurna dan abadi. Tuhan menggerakkan dunia bukan karena kekuatan mekanis, namun karena motif total dan seluruh operasi di dunia. Dia adalah kausa formal dan alam, pendorong dan tujuan dan segala sesuatu, bentuk bagi dunia, prinsip hidupnya, jumlah keseluruhan dan kemampuan dan proses vitalnya, entelechy (tujuan) yang memberikan tenaga bagi segala-galanya. Dia adalah energi murni, actus purus. c. Plotinos ( SM) Plotinos adalah tokoh utama Neoplatonisme. Pembuktiannya tentang eksistensi Tuhan dan teori emanasinya membuat dirinya terkenal. Bagi Plotinos Tuhan dan materi merupakan dua kutub dan alam semesta. Tuhan

4 adalah kekuatan aktif, sedangkan materi merupakan penerima yang bersifat pasif. Karena materi tidak memiliki realitas melalui dirinya sendiri, maka hanya ada satu prinsip yang tertinggi dan itu ada)ah Tuhan. Meski pun Tuhan itu satu, Dia bukan satu dalarn arti nurnerik yang dapat dibagi-bagi menjadi bagian. Tuhan itu sumber dan segala sesuatu yang ada, namun bukan merupakan satu hal yang bersifat partikular. Tuhan itu tidak berkehendak maupun berpikir dalam arti manusiawi dari kata-kata ini. Tuhan itu melampuai kehendak dan pemikiran, karena Dia tidak dibatasi oleh ketidaktahuan maupun keinginan. Tuhan itu tidak bebas dan juga tidak terikat. Untuk menetapkan kualitas tertentu pada Tuhan secara niscaya berarti menempatkan keterbatasan pada kodratnya. Singkatnya, bahkan manusia tidak mengatakan bahwa Tuhan itu ada, sebab Ia melampui segala eksistensi yang terbatas. Tuhan lebih dan sekedar yang dapat dipikirkan oleh manusia, namun herpikir merupakan sarana yang tidak dapat dielakkan untuk sampai kepada ambang perlindungan yang dan tempat itu manusia memasuki kesatuan mistik dengan Yang Ilahi. Menurut Plotinos, alam semesta itu beremanasi dan Tuhan bagaikan panas dan cahaya yang beremanasi dan api sentral. Semakin dekat dengan api, semakin besar panas dan cahayanya. Semakin jauh dan api, panas dan cahaya yang hadir sernakin berkurang. Ketika jarak dan api terlampau jauh, panas dan cahaya akan lenyap sama sekali. Hal yang sama juga berlaku dalam kaitannya dengan kedekatan atau kejauhan objek dan Tuhan. 20 B. Pandangan Agama-Agama Langit tentang Tuhan Yang dimaksud agama-agama langit di sini adalah agama yang mempunyai catatan kesejarahan atas wahyu yang dijadikan pegangan mereka. Dalam hal ini akan dibatasi hanya pada tiga agama besar yang dikenal sebagai Abrahamic religions atau agama turunan dari Nabi Ibrahim, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. 1. Agama Yahudi Konsepsi Musa tentang ketuhanan memberi petunjuk yang berbeda dengan pandangan tentang dewa-dewa dan bangsa-bangsa Israel pada masa sebelumnya yang mempertuhankan benda serta kekuatan alam sekitar. Musa datang dengan membawa ajaran yang memberantas konsepsi ketuhanan yang sesat tersebut dan mengganti dengan konsepsi ketuhanan yang monoteistik. Di

5 dalam kitab perjanjian lama berkali-kali ditegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu, yaltu Yahweh yang membebaskan bangsa Israel dan perbudakan bangsa Mesir (Deutoromonia 33:29). Bahkan yang lebih tegas lagi adalah suatu pernyataan Yahweh yang ditujukan kepada bangsa Israel pada saat itu dalam Ten Commandments berbunyi sebagai berikut: dengarkanlah hal bangsa Israel bahwa Tuhan kita adalah Tuhan Yang Maha Esa. (Arifin, 1990:123). Agama Yahudi melarang penggambaran Tuhan pada bentuk manusia (antropomorphisme), karena Tuhan tidak memiliki sifat-sifat seperti manusia. J.N.D. Anderson menyatakan bahwa Tuhan Yahudi itu adalah pribadi yang sempurna, bebas dari semua pembatasan-pembatasan dan jauh dan ketidaksempurnaan. Ia adaiah roh yang murni dan jiwa universum. Agama Yahudi menunjukkan bahwa alam semesta dan fenomena-fenomenanya merupakan bukti adanya Tuhan pencipta alam (Arifin, 1990:124). 2. Agama Nasrani Konsepsi ketuhanan agama Nasrani semasa Nabi Isa masih hidup bersifat monoteisme murni. Akan tetapi sepeninggalnya keyakinan itu berubah sifat. Sejak keluamya keputusan dan konsili Konstantinopel pada tahun 381 M, maka semakin kuatlah keyakinan akan trinitas. Timbulnya pemikiran Trinitas ini tidak terlepas dan pengaruh filsafat Yunani, terutama konsepsi logos dan heraklitos (Bakry, 1986: 144). Konsep Trinitas mengajarkan adanya Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Bagi kaum Nasrani Tninitas ini menupakan monoteisme. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang mempunyai satu kebenaran yang esa, sebab Tuhan anak dan Roh Kudus merupakan bagian dan Tuhan Bapak. Dapat dikatakan bahwa ketiganya ada dalam ke-esa-an, ke-esa-an dalam ke-tiga-an. Ketiganya menyatakan diri dengan tiga cara berada. Agama Nasrani berpandangan bahwa Yang Esa memperkenalkan diri-nya sebagai Allah di atas kita (Tuhan Bapa), sebagal Tuhan beserta kita (Tuhan anak dalam Yesus Kristus), dan sebagai Tuhan dalam kita (Roh &uaus). (Abu Ahmadi, 1991: 193). 3. Agama Islam Konsepsi ketuhanan agama Islam adalah monoteisme yang tegas. Agama mengajarkan bahwa Tuhan itu esa, tiada berbilang, tiada pula yang rnenyamai-nya. Setiap pengikut ajaran Islam sebelumnya harus mengucapkan

6 Syahadat, yaitu pengakuan atau persaksian adanya Tuhan Yang Maha Esa dan mengakui Muhammad Rasul Tuhan. Setiap orang yang mengucapkan kalimat syahadat ini dianggap telah beragama Islam. Tuhan menurut agama Islam adalah tidak berjasad atau berbadan yang berbentuk tertentu (personifikasi). Tuhan bersifat gaib, tidak tampak dengan nyata(konkrit), karena sebagai Sang Maha Pencipta mustahil Tuhan sama dengan ciptaan-nya. Dalam Al-Qur an terdapat banyak surat dan ayat yang menerangkan tentang keesa-an Tuhan. Surat Al-Anbiya ayat 22 misalnya, menerangkan bahwa: Seandainya di langit dan di bumi ini ada Tuhan selain Allah, niscaya keduanya akan hancur binasa, Maha Suci Allah yang bersemayam di atas arsy- Nya dan segala macam persifatan mereka itu. Begitu pula dalam surat Al- Ikhlas 1-4: Katakanlah, Allah itu esa. Dialah tempat bermohon, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tiada sesuatu yang menyamai-nya. C. Perkembangan Konsep-Konsep Ketuhanan Setiap agama mempunyai konsep tentang kepercayaan akan adanya Tuhan atau kekuatan adikodrati. Kepercayaan tentang keberadaan Tuhan atau kekuatan adikodrati ini merupakan titik sentral dan ajaran suatu agama. Akan tetapi kepercayaan ini mengambil bentuk yang sangat beragam pada setiap agama, sehingga secara umum terdapat banyak konsep tentang Tuhan. Sementara itu pada diri manusia kepercayaan ketuhanan itu tidaklah lahir dengan begitu saja sebagaimana diajarkan oleh ajaran-ajaran agama. Kepercayaan itu mengalami proses pada diri manusia. Paling tidak ada dua penjelasan mengenai proses kepercayaan ketuhanan. Pertama, kepercayaan itu berawal dari hal yang sederhana menuju pada kepercayaan yang lebih tinggi sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Kedua,kepercayaan awal adalah suatu bentuk monoteisme murni yang seiring dengan perjalanan hidup manusia mengalami kemerosotan dan menjadi kabur, bahkan lebih jauh kemudian dimasuki kepercayaan-kepercayaan dinamisme dan animisme. Kedua penjelasan sama-sama melihat ada perubahan dalam kepercayaan ketuhanan dan tidak bersifat beku atau statis. Namun keduanya berbeda dalam melihat arah perubahan tersebut. Yang pertama memandang arah perubahan itu adalah menuju ke tingkat yang Iebih baik (maju), matang, kompleks. Pandangan ini dipelopori oleb F.B. Taylor, yang dalam beberapa hal dipengaruhi oleh teori evolusi

7 Darwin yang begitu populer saat itu. Menurutnya kepercayaan awal adalah dinamisme. Yang kedua memandang perubahan itu adalah penurunan atau degradasi dan yang awal mula. Pandangan ini Iebih mirip dengan Teori Termodinamika dalam ilmu fisika yang menjelaskan bahwa alam ini awalnya tercipta utuh dan sempurna, kemudian Iama-kelamaan mengalami keausan dan akhirnya hancur. Masing-masing pandangan mempunyal kelemahan, di mana yang pertama pandangannya tidak didukung bukti yang cukup kuat bahwa kepercayaan awal adalah dinamisme. Bahkan ada kecenderungan penemuan para antropolog yang rnengarah pada penolakan asumsi dinamisme sebagai bentuk kepercayaan awal. Sementara jika benar terjadi perubahan ke arah yang Iebih baik (maju), terbukti dinamisme masih ada hingga sekarang. Terlebih jika dikatakan pula bahwa yang lama lebih jelek dan yang baru, hal ini tentu tidak bisa diterima sepenuhnya. Namun demikian ini juga yang menjadi titik lemah pandangan yang kedua, yakni pada umumnya yang awal belumlah sempuma. Hal ini didukung oleh kenyataan di lapangan. Katakanlah monoteisme yang diajarkan agama-agama besar sekarang tentulah Iebih sempurna dibanding yang awal karena didukung oleh rumusan teologis yang begitu rupa banyak dan rumitnya. Dari kedua pandangan tersebut muncullah pandangan yang mengakui adanya evolusi kepercayaan kepada yang adikodrati (supranatural, ghaib), tetapi juga kepercayaan itu terkadang mengalami perubahan baik menuju kesempurnaan maupun kemerosotan. Bentuk-bentuk kepercayaan yang mewujudkan konsepsi ketuhanan yang ada dalam perkembangan pemikiran manusia itu antara lain sebagal berikut: 1. Dinamisme Dinamisme adalah kepercayaan yang lahir disebabkan ketergantungan manusia pada alam dan kenyataan akan kekuatan yang dimiliki alam. Kekuatan alarn ini melekat pada benda-benda yang disebut dengan berbagai nama, semisal mana (Melanesia), kumi (Jepang), hari & shakti (India), oudah (Pigmi Afrika), wakun, orenda, maniti (Indian Amerika), tuah (indonesia). Mereka yang berkepercayaan ini yakin bahwa mana bisa berada di berbagai benda atau orang. Ia adalah kekuatan tersembunyi dan yang bisa menguasainya memperoleh tempat terhormat dalam masyarakat dalam hal ini biasanya adalah dukun dan tukang sihir. Mana sendiri mempunyai sifat: 1. Berkekuatan

8 2. Tidak dapat dilihat 3. Tidak mempunyal tempat yang tetap 4. Tidak baik dan tidak juga buruk 5. Terkadang bisa dikontrol, terkadang tidak. Tujuan manusia dalam kepercayaan dinamisme ini adalah memperoleh mana sebanyak mungkin sehingga terjamin keselamatan. 2. Animisme Suatu kepercayaan yang menganggap setiap benda baik yang bemyawa maupun yang tidak bernyawa mempunyai roh atau jiwa. Animisme berasal dan kata latin anima yang berarti jiwa atau roh. Kepercayaan ini banyak dianut oleh masyarakat primitif yang belum mampu membedakan antara materi dan roh dengan jelas. Mereka masih mempersonifikasikan roh tersebut, sehingga mereka beranggapan bahwa roh-roh itu makan, minum, tidur, berbentuk tinggi, berkehendak, mempunyai kekuatan, dan sebagainya. Roh-roh itu harus diperlakukan seperti manusia, misalnya diberi makan, diadakan pesta-pesta khusus untuk menghormatinya. Para penganut animisme menganggap roh dan benda-benda dan nenek moyang yang berkuasa harus dihormati, dijunjung tinggi dan bahkan disembah. Semua itu dilakukan agar mereka dapat menolong manusia dan tidak membahayakan umat manusia. Untuk semua itu diperlukan adanya perantara antara manusia dengan roh-roh tersebut. Perantara-perantara tersebut dinamakan dukun yang bertindak menyampaikan segala keinginan roh-roh terhadap manusia dan sebaliknya. Menurut Tylor agama primitif muncul dari animisme. Harun Nasution melihat agama primitif muncul sebagai respon dan ketakutan yang berujung pada penyembahan, sementara agama wahyu berasal dan kecintaan menuju pemujaan. 3. Politeisme Paham yang dianggap perkembangan lebih lanjut dan animisme ini mengambil bentuk kepercayaan pada adanya banyak dewa. Peningkatan mana sebagai sesuatu kekuatan gaib menjadi roh dan seterusnya menjadi dewa serta tuhan mudah dibayangkan terutama terkait dengan derajat kekuasaan yang dimiliki. Dewa dianggap Iebih tinggi, mulia dan berkuasa

9 dibanding roh, penyembahannya pun tidak hanya dilakukan oleh kalangan terbatas tetapi sudah Iebih umum. Dewa dianggap mempunyal pekerjaan tertentu, sehingga bentuk dan sifat kepercayaan terhadapnya Iebih jelas dibanding roh. Dalam politeisme terdapat pertentangan tugas karena berlainannya tugas dewa-dewa yang tidak selalu bekerja sama. 4. Henoteisme Pertentangan tugas para dewa dalam paham politeisme melahirkan gagasan adanya tuhan yang utama. Paham ini disebut heneteisme atau monolatry (heno=satu ;latreuin=menyembah). Pengikut henoteisme memuja satu tuhan yang utama sementara tuhan-tuhan yang lain tidak diingkari keberadaannya. Sering pula dipaharni tuhan-tuhan yang lain itu adalah sebagai saingan bagi Tuhan yang utama. 5. Monoteisme Tuhan-tuhan lain yang dianggap saingan atau musuh tidak diakui lagi dalam paham monoteisme. Di seluruh alam ini hanya ada satu tuhan yang menciptakan semuanya. Kepercayaan ini dianggap sebagai tahap paling tinggi atau paling akhir dan kepercayaan terhadap adanya Tuhan. Bentuk-bentuk lain teisme terkait dengan alam: Deisme: Paham yang menyatakan bahwa Tuhan berada jauh di luar alam (transcendent) dan tidak dalam alam (tidak imanent). Paham ini pertama kali dikemukakan oleh Newton ( ) di Inggris. Deisme berpandangan bahwa Tuhan menciptakan alam tetapi setelah itu dibiarkannya berjalan sesuai hukum-hukum yang telah ditentukannya. Telah ada mekanisme yang berjalan di alam semesta sejak awal mula penciptaannya. Deisme mengibaratkan Tuhan seperti tukang atau pembuat jam yang berpengalaman, jam yang telah diciptakan akan berjalan menurut mekanisme yang ada, yang tidak berubah-ubah. Tukang jam itu tidak perlu memperbaiki atau menyempurnakan jam tersebut, karena semuanya telah berjalan secara mekanis. Deisme menolak adanya mukjizat-mukjizat, sebab bagi mereka hal itu bertentangan dengan peraturan alam. Adanya mukjizat berarti bahwa Tuhan

10 telah ikut campur tangan dalam mengatur alam semesta, itu berarti Tuhan mengubah peraturan alam semesta yang te!ah tercipta dan implikasinya Tuhan adalah Dzat yang sewenang-wenang. Wahyu dan doa tidak diperlukan lagi. Manusia tidak perlu berdoa pada Tuhan dan minta bantuan, sebab semuanya telah berjalan mengikuti peraturan alarn. Akal manusia akan mengetahui yang baik dan yang buruk, sehingga agama wahyu tidak dapat mereka terima, yang ada hanyalah agama yang bersifat kodrati atau akal. Perkembangan Iebih lanjut dan paham ini adalah paham naturalisme yang melihat bahwa alam ini berdiri sendiri, serba sempurna dan beroperasi menurut sifat-sifat yang ada dalam dirinya. Panteisme: Panteisme berasal dan bahasa Yunani, Pan (seluruh) dan Theos (Tuhan) yang berarti seluruhnya Tuhan. Paham ini menyatakan bahwa seluruh kosmos ini adalah Tuhan. Semua yang ada dalam keseluruhan ialah Tuhan, dan Tuhan ialah semua yang ada dalam keseluruhannya. Benda-benda yang dapat ditangkap dengan indera adalah bagian dan Tuhan. Tuhan itu dekat sekali dengan alam (imanent), Ia berada dalam alam ini bukan di luar. Perbedaan dan perubahan yang terjadi di alam hanyalah ilusi, karena hanya ada satu yang tetap dan sernua hal yaitu Tuhan. Perbedaan antara Tuhan dan alam semesta dapat digambarkan seperti perbedaan antara laut dan ombak (Louis Leahy, 1986; 132). Pananteisme : Paham yang menyatakan bahwa seluruhnya berada dalam Tuhan. Paham ini berbeda dengan panteisme. Tuhan dianggap mempunyai dua kutub, yaitu kutub potensi dan kutub aktual. Di kutub potensi Tuhan berkuasa atas segala hal dan mampu bertindak sekehendaknya, tetapi terkait dengan alam ciptaannya, Tuhan berada di aktual tidak akan bertindak berlawanan dengan hukum-hukum yang diterapkannya pada alam, di sini Ia menjadi terbatas kekuasaannya agar tidak terjadi kontradiksi. Agnosticisme: Paham yang menyatakan bahwa manusia tidak mempunyal pengetahuan positif tentang Tuhan, karena itu tidak mengakui atau menolak penjelasan tentang Tuhan. Thomas Henry Huxley ( ) merupakan tokoh yang dianggap mewakili paham ini sebagai lawan kaurn gnostic yang

11 menyatakan mampu mengetahui Tuhan secara positif. Secara sederhana mereka mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat seperti yang dikehendaki oleh ilmu metafisika, baik hakekat materi maupun hakekat rohani. (Bakry, 1978: 53). Metafisika mengakui adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan yang dapat dikenal. Walaupun dalam prakteknya belum ada orang yang mengenalnya dan dapat menerangkan secara konkrit. ini berarti bahwa pernyataan Tuhan ada atau Tuhan tidak ada adalah pernyataan yang secara nil ada, dan dikenal. Namun mengenai kebenaran apakah Tuhan ada atau apakah Tuhan tidak ada, orang secara konkrit belum mengenalnya.

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..

Lebih terperinci

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) INTRODUCTION Nama : Ismuyadi, S.E., M.Pd.I TTL : Kananga Sila Bima, 01 Februari

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN A. Kemampuan Manusia Mengenal Tuhan. Manusia diakui memiliki kemampuan yang Iebih dibanding makhluk Iainnya untuk mengetahui kebenaran, membedakan yang baik dan yang buruk.

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Manusia dan Ketuhanan Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perkataan yang selalu diterjemahkan Tuhan, dalam al-qur`an

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam Sasaran bab : Anda dapat: 1. Menjelaskan falsafah ketuhanan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Rumusan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertiaan Agama Berbicara tentang agama berarti berbicara tentang Allah. Kadang kalah di pikiran kita timbul apa itu Agama? Agama adalah suatu pencariaan manusia

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria KEKEKALAN DAN KEMATIAN Kekekalan artinya keadaan atau kualitas yang tidak dapat mati. Para penerjemah Alkitab menggunakan kata kekekalan untuk menerjemahkan istilah Yunani athanasia, ketidakmatian, dan

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Konsep Ketuhanan Dalam Islam 1 Konsep Ketuhanan Dalam Islam Disusun Oleh : Natasya Coniyanti Putri 10510013 Dedana Demisyarep 10510018 Rizki Fitriani 10510024 Nungky Anandhyta 10510030 Deasy Anisa Natalia R 10510044 Sejarah Pemikiran

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada

Lebih terperinci

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita: Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING Intro Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita: Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut. BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KELOMPOK 1 1 Anggota. Harish Ghani (10510023) Anita Yuwita (10510003) Karina Dewi (10510014) Ratih Fauziah (10510039) Yusran abdillah M (10510055) 2 Tuhan itu ada???? Lalu

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DR. Ramlan Yusuf Rangkuti, M.A. Disampaikan Pada Mata Ajar Agama Islam Pogram BHP 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara A. Filsafat Ketuhanan dalam Islam Siapakah

Lebih terperinci

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel. Lesson 10 for December 9, 2017 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (Roma 9:1-2)

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL 071211133053 KETUA 2. MAS ULA 071211132008 SEKRETARIS 3. VINANDA KARINA D. P

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Risalah tentang Kebangkitan (The Treatise on Resurrection)

Risalah tentang Kebangkitan (The Treatise on Resurrection) Risalah tentang Kebangkitan (The Treatise on Resurrection) Anakku Rheginos 1, beberapa orang ingin menjadi terpelajar. Inilah yang menjadi tujuan hidup mereka ketika mereka memecahkan suatu masalah. Jika

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Pernahkah saudara bertanya-tanya dalam hati bagaimana Allah memberikan Alkitab kepada kita? Apakah Alkitab itu mungkin disiapkan oleh malaikat dan kemudian ditinggalkan

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI I. AKAR FILSAFAT ------------------------------------------------- [1.1. Filsuf-filsuf pertama] Pemikiran filsafat mulai berkembang sekitar awal abad 6 SM. Maksud pemikiran filsafat,

Lebih terperinci

PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU

PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU PENDAHULUAN Wahyu 21:1 Langit dan bumi yang sedang kita tempati inilah yang akan dibaharui oleh Tuhan. Tidak akan ada penciptaan bumi yang baru. Baru disini

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah 124 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu Antara Lain: Agama Islam Tuhan adalah Allah, Esa, Ahad, Ia merupakan dirin-nya sendiri tunggal dalam sifatnya

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM A. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM Tuhan(ilah) sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-nya. Tercakup didalamnya

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Kemarin, 28 Maret 1999, umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1419 H, yang merupakan perayaan pengingatan kembali (sebuah

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Modul ke: Pendidikan Pancasila Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Makna Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab

Lebih terperinci

Apakah Allah Mengharapkan Terlalu Banyak?

Apakah Allah Mengharapkan Terlalu Banyak? Apakah Allah Mengharapkan Terlalu Banyak?... Rencana-Nya begitu besar! Sam berumur tujuh belas tahun dan untuk pertama kalinya ia jauh dari rumah. Di kota kelahirannya dia telah menyelesaikan sekolah dasar

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR 69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan

Lebih terperinci

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? Salah satu prinsip yang diterapkan untuk mengambil arti dari nas-nas Alkitab adalah agama sejati

Lebih terperinci

Ordinary Hope. Timothy Athanasios

Ordinary Hope. Timothy Athanasios Ordinary Hope Timothy Athanasios Bab I Menyelamatkan Masa Depan All the world s a stage and all men and women are merely players... William Shakespeare Siapapun Anda yang membaca tulisan ini, saya berharap

Lebih terperinci

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim Jika Tuhan itu ada, Mahabaik, dan Mahakuasa, maka mengapa membiarkan datangnya kejahatan?

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Salah satu ayat yang paling serius di dalam Alkitab adalah ketika Yahushua mengucapkan: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat

Lebih terperinci

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang kompetisi etnisnya sangat beragam. Begitu pula dengan agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, orientasi kultur kedaerahan serta

Lebih terperinci

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 Pengantar Mengapa kita harus berbahasa roh? Bagi saya, kedengarannya seperti orang menyerepet saja. Bukankah bahasa roh itu biasanya menimbulkan masalah dalam

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : 118114058 PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Kelahiran dan kematian manusia Template Modul PERMASALAHAN Titik tolak

Lebih terperinci

Ota Rabu Malam. Musik Ritual. Disusun oleh Hanefi

Ota Rabu Malam. Musik Ritual. Disusun oleh Hanefi Ota Rabu Malam Musik Ritual Disusun oleh Hanefi MUSIK RITUAL Disusun oleh Hanefi Sistem Kepercayaan Pendekatan Sosiologis Tokoh: Emile Durkheim (1858-19170 Bentuk agama yang paling elementer dapat ditemukan

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

BAB 2 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN DEFINISI AGAMA DEFINISI AGAMA. Manusia dan Agama (IDA 102) 1/10/2013. Maruwiah Ahmat 1

BAB 2 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN DEFINISI AGAMA DEFINISI AGAMA. Manusia dan Agama (IDA 102) 1/10/2013. Maruwiah Ahmat 1 1 2 BAB 2 MANUSIA DAN AGAMA Pendahuluan Definisi agama Keperluan manusia kepada agama Agama samawi dan agama budaya Agama samawi dan kitab-kitab suci Kesimpulan Maruwiah Ahmat IDA 102 MANUSIA DAN AGAMA

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 14Fakultas Psikologi SEJARAH GEREJA, ALIRAN, TOKOH DAN PENGARUHNYA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. PENGANTAR : Abad pertama sejarah gereja

Lebih terperinci

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Bimbingan Ruhani.  Penanya: Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 9 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 9, oleh Chris McCann.

Revelation 11, Study No. 9 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 9, oleh Chris McCann. Revelation 11, Study No. 9 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 9, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

TAHUN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LITURGI SABDA

TAHUN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LITURGI SABDA TAHN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Yer 31 : 31-34) Aku akan mengikat perjanjian baru, dan takkan lagi mengingat dosa mereka. Bacaan diambil dari Kitab Yeremia Beginilah

Lebih terperinci

Pelajaran 8. Yesus Adalah Penguasa Ajaib. suatu kejadian di tempat jauh - "disana". Kata orang" ada tanda ajaib di desa

Pelajaran 8. Yesus Adalah Penguasa Ajaib. suatu kejadian di tempat jauh - disana. Kata orang ada tanda ajaib di desa Pelajaran 8 Yesus Adalah Penguasa Ajaib Apakah tanda ajaib atau mujizat itu? Kita sering mendengar berita tentang mujizat-mujizat yang terjadi di dunia ini. Biasanya berita itu adalah mengenai suatu kejadian

Lebih terperinci

Benarkah di Kitab Perjanjian Lama. tidak ada kata YAHWEH?

Benarkah di Kitab Perjanjian Lama. tidak ada kata YAHWEH? Benarkah di Kitab Perjanjian Lama tidak ada kata YAHWEH? Tgl. 25 Januari 2010 lalu, saya menerima sebuah sms yang isinya: "Berita dari teman di Malaysia. Ada 15 gereja lagi dibakar di Malaysia. Doakan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.unri.ac.id FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6 SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA Week 6 Agama Islam menganggap etika sebagai cabang dari Iman, dan ini muncul dari pandangan dunia islam sebagai cara hidup manusia. Istilah etika yang paling

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN

Lebih terperinci

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Setelah Allah selesai menciptakan langit, bumi dan segala isinya maka pada hari ke 6 Allah menciptakan manusia supaya berkuasa atas segala ciptaannya (Kejadian

Lebih terperinci

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan 354 2 Petrus 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus kepadamu semua yang telah menerima iman yang sama harganya dengan yang kami telah terima. Kamu menerima iman itu karena Allah dan Juruselamat

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya Yesus Kristus "Ya, tentu saja saya percaya kepada Yesus Kristus," kata teman baru saya. "Ia seorang nabi besar, seorang utusan Allah yang memberi banyak ajaran yang harus kita ikuti." "Baik sekali," jawab

Lebih terperinci

ALLAH SEBAGAI PENCIPTA

ALLAH SEBAGAI PENCIPTA ALLAH SEBAGAI PENCIPTA Bacaan Alkitab: Kej. 1:1-31 Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi AT : Allah adalah Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. AK : Allah sebagai sumber dan Penyebab Awal

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley Yesus yang Asli oleh Kermit Zarley Yesus dari Nazaret adalah manusia yang paling terkenal yang pernah hidup di muka bumi ini. Namun siapakah dia? Untuk mengenal dia, kita perlu mengarahkan perhatian kepada

Lebih terperinci

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017 PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN Lesson 1 for July 1, 2017 Paulus adalah penulis surat kepada jemaat di Galatia. Dia memperkenalkan dirinya sebagai berikut: Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (1/10)

Seri Iman Kristen (1/10) Seri Iman Kristen (1/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Penciptaan Alam Semesta Kode Pelajaran : DIK-P01 Pelajaran 01 - PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu.  Tetapi Pelajaran Empat Yesus Itu Adalah Hakim Agung Menurut Alkitab Allah akan mengadakan suatu hari pengadilan, pada hari kiamat, ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

MANUSIA DAN KETUHANAN

MANUSIA DAN KETUHANAN Modul ke: MANUSIA DAN KETUHANAN Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id Kata Ilah berasal dari

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Tatkala Allah membuat satu perjanjian (covenant) dengan manusia, kita melihat ada semacam satu paradoks yang sering dilupakan sekaligus sering

Lebih terperinci

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN Bagian Satu 11 Kompendium Katekismus Gereja Katolik *************************************************************** BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN 12 Kompendium 14 Kompendium Lukisan ini menggambarkan tindakan

Lebih terperinci

WAWASAN DUNIA KRISTEN. Dosen Pengampu: Amirrudin Zalukhu, M.Th

WAWASAN DUNIA KRISTEN. Dosen Pengampu: Amirrudin Zalukhu, M.Th WAWASAN DUNIA KRISTEN Dosen Pengampu: Amirrudin Zalukhu, M.Th Baca Buku EFESUS 6:10-11 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata

Lebih terperinci

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini?

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini? MALAM KETIGA Yesus Adalah Utusan (Rasul) Tuhan A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini? B: Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khususnya

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Pendahuluan Reaksi-reaksi spontan telah dikemukakan oleh beberapa orang. Tetapi, tentu, reaksi-reaksi itu belum terumuskan dengan baik. Namun,

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS Achmad Jainuri, PhD IAIN Sunan Ampel, Surabaya Abstraksi Harold Coward menulis sebuah buku menarik, Pluralism Challenge to World Religions. Gagasan pluralisme dewasa

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci