PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA
|
|
- Farida Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
2 ABSTRAK Makalah ini membahas tentang pentingnya sikap toleransi dalam kehidupan sehari - hari, khususnya dalam menghadapi keadaan lingkungan yang majemuk/plural seperti di Indonesia. Dengan adanya latar belakang agama yang berbeda beda yang dipeluk oleh masyarakat, adanya sikap toleransi antar sesama ini sangat penting. Diperlukan adanya kesadaran dalam diri manusia untuk dapat menghormati individu yang lain. Agar dapat tercipta suatu kerukunan dalam suatu negara maka seluruh masyarakat diharapkan dapat saling menghargai antara satu individu dengan individu yang lainnya. Kata kunci : toleransi, agama, pluralisme
3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman agama, karena itu diperlukan adanya sikap menghargai. Toleransi merupakan sikap dapat saling menghargai antara individu yang satu dengan yang lain tanpa memperhatikan latar belakang agama setiap individu. Indonesia yang memiliki beragam ajaran agama yang bebas untuk dianut setiap masyarakatnya, membuat sikap toleransi ini sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan dalam masyarakat. Asas Bhineka Tunggal Ika merupakan asas yang mengandung makna berbeda beda tetapi tetap satu jua dimana asas ini menyatakan bahwa meskipun manusia itu berbeda latar belakangnya, namun tetap satu jiwa dalam Indonesia. Adanya sikap toleransi dalam diri setiap manusia harus mulai ditumbuhkan sejak individu tersebut mulai mengenal lingkungan sekitarnya. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam pengembangan sikap toleransi tersebut dalam diri anak. Pluralisme atau yang biasa disebut sebagai kemajemukan adalah suatu konsep yang menyatakan adanya perbedaan latar belakang agama tersebut yang menyebabkan suatu bangsa memiliki keanekaragaman kebiasaan dalam masyarakatnya. Pluralisme beragama mengandung arti adanya keberagaman dari agama. Adanya pluralisme beragama ini merupakan suatu kekayaan bangsa karena setiap latar belakang agama pasti memiliki cara tersendiri dalam hidup bermasyarakat. Negara yang berhasil adalah negara yang dapat menyatukan segala perbedaan dari masing masing latar belakang agama tersebut menjadi sebuah fondasi yang kuat untuk memajukan bangsa. B. Tujuan dan manfaat Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara sikap toleransi dalam menghadapi pluralisme. Manfaat dari toleransi yang dilakukan di lingkungan adalah dapat membangun kerukunan diantara individu karena adanya sikap saling menghargai.
4 C. Rumusan masalah 1. Apa itu pengertian dari toleransi beragama? 2. Apa itu pengertian dari pluralisme? 3. Bagaimana keterkaitan antara sikap toleransi dengan pluralisme? 4. Apa contoh dari peristiwa penyimpangan sikap toleransi? 5. Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kesadaran dalam toleransi? 6. Bagaimana aplikasi sikap toleransi dalam lingkungan? 7. Bagaimana cara menumbuhkan sikap toleransi dalam diri? 8. Bagaimana peran pemerintah dalam menumbuhkan sikap toleransi? D. Landasan Teori Toleransi awalnya berasal dari bahasa Latin, tolerare yang berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan memiliki hati yang lapang bagi orang lain yang memiliki pendapat berbeda. Kata toleransi sendiri juga dalam bahasa Inggris dikenal sebagai tolerance (Wibowo, 2009). Toleransi memiliki definisi yaitu sikap mental sebagai perwujudan dari kesiapan untuk menerima perbedaan dari orang lain, bahkan dipadukan dengan kesiapan untuk memahami diri mereka dalam keberbedaan mereka. Adanya sikap toleransi dapat memberikan kesadaran bagi seseorang untuk memberikan kebebasan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk bisa mengatur kehidupan mereka sendiri (termasuk beribadah) asalkan tidak bertentangan dengan stabilitas di masyarakat (Schumann, 2006). Pluralisme awalnya berasal dari bahasa Latin yaitu plures yang memiliki arti beberapa dengan implikasi perbedaan. Dalam bahasa Inggris dikenal pluralism. Dengan demikian pluralisme beragama dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang memandang keberagaman secara positif dan dapat menerimanya sebagai kenyataan dan berusaha untuk berbuat sebaik mungkin terhadap kenyataan itu. Dari asal usul kata ini diketahui bahwa pluralism beragama tidak menghendaki keseragaman bentuk agama.
5 Sebab jika keragaman sudah terjadi, maka tidak akan ada lagi pluralitas agama. Agama agama jelas berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap agama memiliki konsep partikularitasnya sendiri sehingga sangat tidak mungkin jika semua agama menjadi sama persis. Yang dikehendaki dari gagasan pluralisme adalah pengakuan secara aktif terhadap agama lain (Moqsith, 2009).
6 BAB II TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN A. Pengertian Toleransi Toleransi adalah suatu sifat yang dimiliki dalam diri seseorang untuk dapat saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi berhubungan dengan sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi antara kelompok kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas suatu masyarakat. B. Pengertian pluralisme beragama Pluralisme merupakan suatu kondisi dimana suatu wilayah yang masyarakatnya memiliki keanekaragaman latar belakang. Perbedaan latar belakang tersebut dapat berupa perbedaan suku, agama, ras. Sedangkan pluralisme beragama sendiri adalah suatu kondisi dimana suatu negara memiliki lebih dari satu ajaran agama dan masing masing masyarakat berhak untuk memeluk salah satu ajaran agama tersebut dengan merdeka. C. Keterkaitan antara sikap toleransi dengan pluralisme beragama Indonesia merupakan negara yang menganut pluralisme beragama, dimana di dalamnya masyarakat dapat secara bebas / tanpa paksaan untuk menganut salah satu ajaran beragama tersebut. Setiap ajaran agama tersebut pasti memiliki tata cara tersendiri dalam menjalankan aspek keagamaannya. Meskipun terdapat banyak ajaran agama di Indonesia, namun sejatinya setiap ajaran agama tersebut mengajarkan bahwa Tuhan itu satu dan karena Tuhan itu satu maka setiap individu diperintahkan untuk tetap berbuat kebaikan terhadap sesamanya. Adanya sikap toleransi sangat diperlukan dalam menyikapi perbedaan tersebut dimana manusia akan dapat saling menghormati segala ajaran yang ada, tanpa harus menyamakan sudut pandang menurut ajaran agamanya masing masing dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Setiap agama mempunyai sudut pandang tersendiri dalam menghadapi suatu masalah.
7 Adanya berbagai sudut pandang tersebut seharusnya dapat dikomunikasikan antara satu dengan yang lainnya supaya tidak menimbulkan perselisihan dalam lingkungan masyarakat. Pada akhirnya jika setiap individu mau untuk bertoleransi antar sesamanya maka akan terbentuk kerukunan di dalam masyarakatnya. D. Contoh peristiwa penyimpangan dari sikap toleransi yang terdapat dalam masyarakat Secara kenyataannya, terlampau sering kita menyaksikan di televisi atau media elektronik lainnya, masih terjadi peristiwa perselisihan yang diakibatkan dari kurangnya rasa toleransi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Salah satu contoh kurangnya rasa toleransi antara umat beragama adalah peristiwa perusakan Gereja HKBP Pondok Indah, Jakarta yang dirusak FPI ( Front Pembela Islam ) pada tanggal 8 Agustus 2010 pukul WIB. Kejadian perusakan ini diawali saat kegiatan ibadah baru akan dimulai, tiba-tiba massa FPI datang menerobos ke ruang ibadah. Karena ketakutan, seluruh jemaat gereja pun berusaha melarikan diri. Perusakan gereja ini disinyalir karena banyak warga sekitar yang protes (merasa terganggu) atas kegiatan ibadah umat kristiani tersebut sehingga tanpa piker panjang lagi, akhirnya FPI melakukan kerusuhan di gereja tersebut, dimana banyak warga yang terluka akibat insiden kerusuhan ini. Sebagai umat yang beragama, seharusnya peristiwa seperti ini dapat dihindarkan karena agama apapun tidak ada yang mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan main hakim sendiri. Kurangnya sikap toleransi sangat terlihat dalam kasus ini. Seharusnya masalah ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan, dibicarakan baik baik bersama supaya jelas apa yang menjadi pokok permasalahannya dan pada akhirnya akan menemui titik terang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika sudah terjadi perusakan seperti ini, ajaran agama yang telah mereka jadikan pedoman hidup akan menjadi sia sia.
8 E. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi sikap toleransi dalam individu Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran dalam menumbuhkan sikap toleransi. Faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor internal ( yang terdapat dalam diri seseorang ) dan faktor eksternal ( faktor yang berasal dari lingkungan sekitar / dari luar diri kita ). Faktor internalnya adalah : Adanya sikap tidak peduli pada perbedaan yang ada, dan hanya ingin cara pandang pandangnya sendiri yang diterima oleh masyarakat luas. Kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai maksud Tuhan menciptakan berbagai macam ajaran agama adalah untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lain dalam suatu pemikiran, bukan untuk saling menghakimi. Adanya sikap fanatik dalam seseorang. Fanatik merupakan sifat yang tidak dapat menerima sama sekali terhadap perbedaan ajaran agama yang ada. Orang yang memiliki karakteristik seperti ini tidak segan segan menghakimi setiap orang yang memiliki sudut pandang yang berlainan dengan sudut pandanag yang ia miliki berdasarkan ajaran agama yang dipeluknya. Faktor eksternalya adalah : Lingkungan yang terdekat misalnya keluarga atau teman kurang dapat menanamkan rasa toleransi antara sesama. Pada akhirnya, seseorang tersebut akan terpengaruh dari sikap itu dan menjadi radikal terhadap perbedaan yang ada. F. Contoh aplikasi sikap toleransi terhadap pluralisme beragama di lingkungan Sikap toleransi tidak pernah lepas di setiap keberadaan manusia dan sikap ini dapat diaplikasikan dalam lingkungan sehari hari misalnya : Memberikan kebebasan kepada setiap orang di sekitar kita untuk beribadah sesuai dengan caranya masing masing Ikut bersuka cita dan memberikan ucapan saat hari raya umat beragama lain tanpa sungkan sungkan Tidak memaksakan sudut pandang yang dianut dalam agamanya kepada orang lain
9 G. Cara menumbuhkan sikap toleransi dalam diri Sikap toleransi dalam diri sebenarnya dapat ditumbuhkan dengan cara lebih memahami perbedaan yang ada tersebut murni adanya berasal dari Sang Pencipta, yang dibuat dimaksudkan agar manusia dapat saling memperkaya suatu pengalaman rohani dimana ternyata setiap ajaran agama terebut memiliki keunikan masing masing dalam cara berpikir, cara beribadah. Selain itu adanya peran keluarga dalam menumbuhkan sikap toleransi ini juga sangat penting. Keluarga menjadi tempat kehidupan awal yang dapat mengajarkan suatu individu untuk bersikap menghargai dimana pun mereka berbeda, karena sampai kapanpun perbedaan itu akan ada di setiap keberaaan manusia. Selain itu juga diperlukan peran dari lembaga pendidikan formal untuk mulai memupuk sikap toleransi dalam diri setiap siswanya agar ke depannya bisa mejadikan semua perbedaan latar belakang agama tersebut sebagai suatu anugrah dalam kehidupan. H. Peran pemerintah dalam membangun sikap toleransi antar umat beragama Pemerintah merupakan suatu kelompok individu yang memiliki kekuasaan untuk menjadi wadah aspirasi bagi masyarakat dalam menyampaikan keinginannya. Peran pemerintah dalam memacu perkembangan sikap toleransi ini sangat penting. Banyak kegiatan yang dapat diadakan oleh pemerintah untuk memfasilitasi masyarakatnya untuk lebih memahami perbedaan yang ada. Kegiatan tersebut antara lain bisa berupa dialog antar agama. Dialog antar agama tersebut dapat menjadi fasilitator komunikasi umat beragama untuk saling berbagi pengalaman rohani. Dari kegiatan itu, diharapkan rasa saling peka dapat tumbuh perlahan lahan di hati masyarakat.
10 BAB III KESIMPULAN Indonesia memiliki bermacam macam ajaran agama yang memiliki cara tersendiri untuk dapat berkembang dalam kehidupan. Untuk itu asas Bhinneka Tunggal Ika dapat dijadikan pedoman untuk membina persatuan dan kesatuan yang ditimbulkan oleh rasa toleransi. Meskipun setiap ajaran agama memiliki sudut pandang masing masing, namun setiap agama pasti mengajarkan setiap umat pemeluknya untuk memiliki rasa toleransi untuk menuju kerukunan bangsa. Adanya sikap saling terbuka dan saling membantu antar umat agama yang satu dengan yang lainnya juga dapat mengawali pertumbuhan sifat toleransi dalam hati manusia.
11 SARAN Adanya kesadaran untuk dapat memiliki rasa toleransi antara umat beragama dapat mulai ditumbuhkan sejak manusia itu bertumbuh dalam lingkungannya. Keluarga adalah pemula dari pengembangan sikap toleransi dalam diri anak. Seorang anak akan memiliki sifat toleransi apabila ia telah dibiasakan dalam kehidupan di keluarganya untuk dapat saling mengerti dan menghormati cara dari masing masing ajaran agama untuk dapat menjalankan. Jika kesadaran tersebut telah muncul dalam diri individu, maka rasanya tidak sulit lagi untuk menghormai sesamanya. Lembaga pendidikan formal juga seharusnya ikut dalam berpartisipasi dalam pembentukan karakter diri bangsa dalam menyikapi toleransi, misalnya mulai bisa memberikan kebebasan bagi siswa siswinya untuk menjalankan kegiatan keagamaannya, meskipun lembaga tersebut merupakan lembaga yang menganut prinsip salah satu ajaran agama. Selain itu, dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam meningkatkan rasa peka terhadap sesamanya. Hal ini dapat diwujudkan antara lain dengan cara mengadakan komunikasi antara umat beragama agar masyarakat dapat mengkomunikasikan dengan baik masalah masalah dalam agama yang memungkinkan terjadinya konflik agama.
12 DAFTAR PUSTAKA Moqsith, A., 2009, Merayakan Kebebasan Beragama, ICRP, Jakarta, pp Schumann, O., 2006, Menghadapi Tantangan, Memperjuangkan Kerukunan, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, pp.59. Wibowo, S., 2009, Manusia, Teka Teki Yang Mencari Solusi, Kanisius, Yogyakarta, pp.138.
BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Relasi antarumat Islam dan Kristen di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Kondisi relasi Islam-Kristen berbasis kerukunan di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Kota
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG A. Analisis Penanaman Toleransi Beragama Berdasarkan Aspek Pola Pengajaran Pendidikan di Sekolah Tujuan akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara multikultural yang masyarakatnya memiliki beragam suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Keberagaman tersebut dapat memunculkan sikap
Lebih terperinciNILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA
NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA TUGAS AKHIR disusun oleh Nama Mahasiswa Imam Khanafi Nomor Mahasiswa 11.11.5589 Kelompok F Nama Dosen DR. Abidarin Rosyidi, MMa JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH
Lebih terperinciWAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1
WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan dimana kesemuanya itu merupakan anugrah dari Tuhan yang maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari
Lebih terperinciUKDW BAB I. (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia di tengah keberagamannya menganut falsafah Bhinneka Tunggal Ika. 1 Prinsip ini mengandung makna dan nilai yang sangat dalam serta luas bagi pengembangan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE
ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE MUTHMAINNAH 131211132004 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA hmadib2011@gmail.com1 a. Judul Toleransi yang tak akan pernah pupus antar umat beragama di dalam
Lebih terperinciBAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS
Modul ke: BAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS 14 Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi A. PENDAHULUAN INDONESIA GEREJA DI ANTARA PLURALITAS
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
178 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Berikut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciNILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati
NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Awal dari sebuah kehidupan adalah sebuah penciptaan. Tanpa adanya sebuah penciptaan maka kehidupan di muka bumi tidak akan pernah ada. Adanya Sang Pencipta yang akhirnya berkarya untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah
BAB IV ANALISA DATA A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Keadaan kerukunan di Desa Balonggarut antara Islam dan Hindu masuk dalam kategori damai tanpa konflik. Meskipun dalam suatu
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang Pluralitas agama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat lagi dihindari atau disisihkan dari kehidupan masyarakat umat beragama. Kenyataan akan adanya pluralitas
Lebih terperinciKESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA
KANTOR UTUSAN KHUSUS PRESIDEN UNTUK DIALOG DAN KERJA SAMA ANTAR AGAMA DAN PERADABAN KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA HASIL MUSYAWARAH BESAR PEMUKA AGAMA UNTUK KERUKUNAN BANGSA Jakarta 8-10 Februari 2018
Lebih terperinciPENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pendidikan pancasila Dosen: Drs. Tahajudin Sudibyo DISUSUN OLEH: Nama : NIKA NUR ANINDA Nim : 11.11.5142 Kelompok
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerukunan umat beragama merupakan dambaan setiap umat, manusia. Sebagian besar umat beragama di dunia, ingin hidup rukun, damai dan tenteram dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika
44 BAB IV ANALISIS A. Kualitas Tingkat Toleransi Pada Masyarakat Dukuh Kasaran, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Toleransi antar umat beragama, khususnya di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan
Lebih terperinciC. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender
C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciEKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI
EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI NAMA KELAS : FRANSISCUS ASISI KRISNA DESTANATA : S1SI13 NIM : 11.12.6283 DOSEN KELOMPOK : JUNAIDI IDRUS, S.AG., M.HUM : J LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN Setelah penulis mengumpulkan data penelitian di lapangan tentang toleransi antar umat beragama di kalanga siswa
Lebih terperinciPergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia
Tema : Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Kampus Judul : Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia OLEH NAMA : REGINA S. LUMENTUT NO. STAMBUK :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciPlenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions
Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Parliamentary Event on Interfaith Dialog 21-24 November 2012, Nusa Dua, Bali Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of
Lebih terperinciPERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA
PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama adalah penghubung antara manusia dengan Tuhan. Setiap manusia berhak menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1945
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Kebudayaan Indonesia Akar dari Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun Oleh: Nama : Alif Rizki Andriawan NIM : 11.11.5193 Kelompok Prodi dan Jurusan : E : S1 TI Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : Doni Saputra.P 11.11.5553 F S1/Teknik Informatika Abidarin Rosidi,
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.
Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH
TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun oleh: Nama : Arif Purniawanto Nim : 11.11.4767 Kel : C Dosen : Drs. tahajudin
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah banyak dan sarat akan pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk para penonton film ini.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak. A. Simpulan 1. Simpulan Umum Masyarakat Dusun Kalibago merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan, kelompok dan agama, dan strata sosial. Kondisi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA a. Realitas Kerukunan Antar Umat Beragama di Desa Banyutowo Indonesia adalah negara multi etnis, multi kultur dan multi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial manusia dituntut untuk bisa berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekeliling nya.
Lebih terperinciTUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dengan merujuk pada
189 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dengan merujuk pada beberapa pertanyaan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tokoh masyarakat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU
BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan
Lebih terperinciPancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :
Pancasila dan Budaya STMIK Amikom Yogyakarta oleh : Rossidah 11. 02. 8043 ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika pembimbing : Drs. M. Kalis Purwanto, MM 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI i ii BAB
Lebih terperinciKEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA Tugas Akhir Pendidikan Pancasila NAMA :YULI NURCAHYO NIM : 11.11.5420 KELOMPOK : E JURUSAN : S1 TEKNIK INFORMATIKA DOSEN : Dr. Abidarin Rosyidi M.Ma JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciMENUMBUHKAN RASA SOLIDARITAS ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS SOSIAL TERBUKA. Disusun Oleh: Universitas Airlangga 2012/2013
MENUMBUHKAN RASA SOLIDARITAS ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS SOSIAL TERBUKA Disusun Oleh: Nama : Otto S.M. Silaen NIM : 061211132117 Fakultas/Prodi : FKH/Pend. Dokter Hewan Universitas Airlangga 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa
Lebih terperinciPedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?
Pedoman Pengumpulan Data 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? b. Apa visi dan Misi SMP Negeri 7 Kebumen? c. Apa saja sarana dan prasarana
Lebih terperinciMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN by. EVY SOPHIA A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia. B. Kemajemukkan Dalam Dinamika Sosial Budaya. C. Keragaman & Kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya. D.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja Kristen Pasundan (GKP) berada dalam konteks masyarakat Jawa bagian barat yang majemuk baik suku, agama, budaya daerah dan status sosial ekonomi.
Lebih terperinciPEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan suatu kenyataan
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan
Lebih terperinciWAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan
WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa
Lebih terperinciindustrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL a. Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terkenal kaya akan keanekaragamannya. Keanekaragaman tersebut ditunjukkan dengan adanya berbagai suku, agama, ras, dan kebudayaan.
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciLETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN
PETA LAMONGAN LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN SECARA GEOGRAFIS KABUPATEN LAMONGAN TERLETAK ANTARA 6 51 54 SAMPAI DENGAN 7 23 6 LINTANG SELATAN DAN ANTARA 112 4 41 SAMPAI DENGAN 112 33 12 BUJUR TIMUR, DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu pendidikan yang menuntun masyarakat Indonesia untuk mampu mewujudkan cita cita bangsa. Salah satu pelajaran
Lebih terperinciLEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam interaksi berbangsa dan bernegara terbagi atas lapisanlapisan sosial tertentu. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dengan sendirinya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa macam suku, adat istiadat, dan juga agama. Kemajemukan bangsa Indonesia ini secara positif dapat
Lebih terperinciREVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Fakultas Hukum Universitas Brawijaya BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SPIRIT KONSTITUSI Pasal 36A UUD 1945 menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan memiliki beragam kebudayaan, aliran kepercayaan, suku dan bahasa. Perbedaan itulah yang menciptakan keindahan dan warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik dan memiliki wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan tentang toleransi antar umat beragama dalam Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan beberapa kesimpulan, diantaranya mengenai
Lebih terperinciASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA
Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa, ras, agama, yang berbeda-beda namun tetap dalam satu wadah yang sama, dalam suatu perbedaan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN A. Keharusan Saling Mengenal Di sini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan pemikiran pluralisme agama dalam Islam dan pluralisme agama menurut Alwi Shihab, meliputi:
Lebih terperinciNILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA
NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA Diajukan oleh: Muhammad choirul mustain 11.11.4897 Kelompok D(S1-TI) Dosen: Tahajudin S, Drs Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Pancasila, Ideologi Negara, Implementasi Pancasila di Negara Indonesia. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi
Lebih terperinciKONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA
KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA Dosen : Drs.Tahajudin Sudibyo N a m a : Argha Kristianto N I M : 11.11.4801 Kelompok : C Program Studi dan Jurusan : S1 TI SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
Lebih terperinciOleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA
Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA Jakarta, 6 Oktober 2016 VISI KABINET KERJA: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperincid. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1
Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan
Lebih terperinciPANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN WAISAK NASIONAL TAHUN 2013, DI JI-EXPO KEMAYORAN,
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KARAKTER DAN PEMBENTUKAN BANGSA: APLIKASINYA DALAM SEKOLAH 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
1 PEMBANGUNAN KARAKTER DAN PEMBENTUKAN BANGSA: APLIKASINYA DALAM SEKOLAH 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Pendahuluan Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, etnis, agama, budaya,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman sekarang globalisasi menimbulkan berbagai tantangan yang semakin berat. Cepatnya perubahan yang terjadi akibat globalisasi berdampak dalam berbagai bidang kehidupan
Lebih terperinciESSAY BEBAS STUDY EXCURSIE Kebhinekaan dan Solidaritas Sosial Masyarakat Lamongan
ESSAY BEBAS STUDY EXCURSIE Kebhinekaan dan Solidaritas Sosial Masyarakat Lamongan DISUSUN OLEH : NIKITA AYU DEVIANTI (071211531011) DEPARTEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciTUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN LATIHAN 5
1 TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN LATIHAN 5 DISUSUN OLEH NAMA NIM PRODI : : E1M013017 : PENDIDIKAN KIMIA (III-A) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014 2 Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciMEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Disusun oleh: Nama : Tuzara Adhelia Wibowo No. Absen : 31 Kelas : X MIA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinci