Abstract. Keywords: Family Planning Program, Knowledge, Prosperity. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstract. Keywords: Family Planning Program, Knowledge, Prosperity. Abstrak"

Transkripsi

1 Hubungan antara Pengetahuan tentang Program Keluarga Berencana (KB) dan Tingkat Kesejahteraan dengan Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Wilayah Pesisir (Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Doni Kosdiansah, Yus Darusman, Siti Fadjarajani Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup, Program Pascasarjana, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Abstract Development of Indonesia population on the last decade has increased very fast, so it was predicted that it would have over population. Therefore the government tries to control number of population by applying family planning program. Based on that problem, successfully of family planning program is examined and researched by proposing to describe; (1) the relationship between knowledge of family planning program with successfully of family planning program; (2) the relationship prosperity level with successfully of family planning program; (3) the relationship between knowledge of family planning program and prosperity level with successfully of family planning program. This research is done in one of the coast area. It is in Cibenda Village, Subdistrict of Parigi, District of Pangandaran. Number of population research is paterfamilias by the number of sample is 102 paterfamilias that is taken based on education level by proportional stratified random sampling technique. The method is used on this research is quantitative descriptive by collecting data technique through observation, questioner, interview, documentation study, and literature study. The result of research shown; (1) the relationship between knowledge of family planning program with successfully of family planning program in coast area is shown by correlation value (r) amounts 0,314 that is on low level. Determination coefficient value (r 2 ) which is acquired (0,314) 2 x 100 % = 9,86% and the rest is 90,14% from other factor; (2) the relationship prosperity level with successfully of family planning program in coast area is shown by correlation value (r) amounts 0,508 that is on middle level. Determination coefficient value (r 2 ) which is acquired (0,508) 2 x 100 % = 25,81% and the rest is 74,12% from other factor; and (3) the relationship between knowledge of family planning program and prosperity level with successfully of family planning program in coast area is shown by correlation value (r) amounts 0,542 that is on middle level. Determination coefficient value (r 2 ) which is acquired (0,542) 2 x 100 % = 29,30% and the rest is 70,70% from other factor. Keywords: Family Planning Program, Knowledge, Prosperity. Abstrak Pertumbuhan penduduk Indonesia dalam dekade terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, sehingga diprediksi akan terjadi ledakan penduduk (over population). Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk mengendalikan jumlah penduduk dengan mencanangkan program keluarga berencana (KB). Berdasarkan masalah tersebut, keberhasilan program keluarga berencana (KB) dikaji dan diteliti dengan tujuan untuk mendeskripsikan; (1) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana 1

2 (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB); (2) hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB); dan (3) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB). Penelitian ini dilaksanakan di salah satu wilayah pesisir yaitu Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Populasi penelitian berjumlah kepala keluarga dengan sampel berjumlah 102 kepala keluarga yang diambil berdasarkan tingkat pendidikan melalui teknik proportional stratified random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, kuisioner, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan; (1) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,314 yang berada pada tingkat rendah. Adapun nilai koefisien determinasi (r 2 ) yang diperoleh sebesar (0,314) 2 x 100% = 9,86% dan sisanya sebesar 90,14% dari faktor lain; (2) hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,508 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r 2 ) yang diperoleh sebesar (0,508) 2 x 100% = 25,81% dan sisanya sebesar 74,12% dari faktor lain; dan (3) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,542 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r 2 ) yang diperoleh sebesar (0,542) 2 x 100% = 29,30% dan sisanya sebesar 70,70% dari faktor lain. Kata Kunci: Program Keluarga Berencana (KB), Pengetahuan, Kesejahteraan. Pendahuluan Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak jiwa dengan komposisi laki-laki dan perempuan. Kabupaten Pangandaran yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Ciamis bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki laju pertumbuhan penduduk 0,47% (Sensus Penduduk Tahun 2010). Secara administratif, enam dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Pangandaran yakni Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Sidamulih, Parigi, Cijulang, dan Cimerak merupakan wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Desa Cibenda merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Parigi yang berada di wilayah pesisir. Persoalan pembangunan masyarakat pesisir dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu (1) masalah sosial yang mencakup isu kemiskinan, kesenjangan sosial, dan konflik sosial nelayan; (2) masalah lingkungan yang mencakup isu kerusakan ekosistem pesisir-laut, pulau-pulau kecil, dan kelangkaan sumber daya perikanan; serta (3) masalah modal 2

3 pembangunan yang mencakup isu pengelolaan potensi sumber daya yang belum optimal dan masalah kepunahan desa nelayan atau surutnya peranan ekonomi desa nelayan beserta tradisi maritimnya. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan sosial terutama yang berhubungan dengan kependudukan telah lama dilaksanakan, diantaranya adalah program keluarga berencana (KB) yang merupakan salah satu program pembangunan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun pada pelaksanaanya program keluarga berencana (KB) tersebut banyak mengalami berbagai hambatan. Contoh kasus terjadi pada masyarakat di Desa Cibenda yang saat ini masih banyak ditemukan masyarakat yang menikah dibawah usia ideal perkawinan, dengan rata-rata usia perkawinan 18 tahun untuk perempuan, dan usia 22 tahun untuk laki-laki, dengan rata-rata jumlah anak dalam satu keluarga sebanyak 3 orang, dan rata-rata jarak kelahiran 3 tahun antara anak pertama dengan anak berikutnya. Padahal dalam sepuluh butir perilaku hidup berwawasan kependudukan (PHBK) telah dijelaskan bahwa usia ideal perkawinan 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, dengan memiliki 2 anak lebih baik serta jarak ideal kelahiran 5 tahun antara anak yang pertama dengan anak berikutnya. Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengikuti program keluarga berencana (KB) dalam upaya pengendalian masalah kependudukan masih tergolong rendah, sehingga pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) menjadi salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program keluarga berencana (KB) di Desa Cibenda. Selain itu tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Cibenda sebagian besar berada pada tahapan Keluarga Sejahtera Tahap I yang merupakan keluargakeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs) seperti kebutuhan akan pendidikan dan keluarga berencana (KB). Keadaan tersebut sangat berpengaruh pula terhadap kemampuan masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana (KB). Sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program keluarga berencana (KB) di Desa Cibenda. 3

4 Atas dasar itulah, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang menghubungkan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) pada masyarakat di Wilayah Pesisir Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi korelasional. Deskripsi artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sedangkan korelasional mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. (Hasan, 2002:23). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif korelasional merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada melalui hubungan antara variabelvariabel yang diteliti. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) (X 1 ) dan tingkat kesejahteraan (X 2 ). Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir (Y). Populasi penelitian berjumlah kepala keluarga dengan pengambilan sampel sebanyak 5% dari jumlah populasi dengan pembulatan, yaitu berjumlah 102 kepala keluarga yang diambil berdasarkan tingkat pendidikan melalui teknik proportional stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuisioner, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan teknik pengolahan data secara kuantitatif dengan perhitungan SPSS. Uji persyaratan data dilakukan dengan menguji normalitas masing-masing variabel, uji homogenitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi. Analisis data dilakukan melalui uji korelasi, uji determinasi, dan uji regresi. Adapun untuk mengetahui keberhasilan program keluarga berencana (KB), nilai yang diperoleh selanjutnya dikonfirmasikan kedalam rambu-rambu analisis sebagai berikut. 85% - 100% = sangat baik (sangat berhasil) 65% - 84% = baik (berhasil) 4

5 55% - 64% = cukup (cukup berhasil) 0% - 54% = kurang (kurang berhasil) (Zainal Aqib, 2011:53 dalam Permatasari, 2012:102). Hasil Penelitian Instrumen tes pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) berjumlah 30 item. Hasilnya diperoleh skor minimum sebesar 88, skor maksimum sebesar 117 dengan jumlah , nilai rata-rata (mean) sebesar 105,0196 dan standar deviasi sebesar 6,694. Adapun pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir termasuk kategori cukup. Instrumen kuisioner tingkat kesejahteraan berjumlah 30 item. Hasilnya diperoleh skor minimum sebesar 68, skor maksimum sebesar 110 dengan jumlah 8942, nilai ratarata (mean) sebesar 87,667 dan standar deviasi sebesar 7,908. Adapun tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir termasuk kategori cukup. Instrumen kuisioner keberhasilan program keluarga berencana (KB) berjumlah 45 item. Hasilnya diperoleh skor minimum sebesar 107, skor maksimum sebesar 176 dengan jumlah , nilai rata-rata (mean) sebesar 130,8725 dan standar deviasi 13,063. Adapun keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir termasuk kategori rendah. Uji persyaratan data dilakukan dengan menguji normalitas masing-masing variabel, uji homogenitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi dengan hasil uji persyaratan secara keseluruhan dinyatakan terpenuhi. Pembahasan Pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir yang meliputi indikator konsep dasar keluarga berencana (KB), konsep perilaku hidup berwawasan kependudukan (PHBK), dan konsep program pembinaan keluarga sejahtera secara keseluruhan menunjukkan kriteria cukup. Namun jika dilihat dari tingkat pendidikan responden, pemahaman mengenai pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) ditunjukan oleh responden yang tingkat pendidikannya lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin tinggi pula pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB). 5

6 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir berada pada tingkat rendah. Hubungan tersebut terjadi karena sebagian masyarakat telah terlebih dahulu menggunakan alat kontrasepsi sebagai bagian dari program keluarga berencana (KB) tanpa terlebih dahulu mencari tahu tentang konsep keluarga berencana (KB) itu sendiri. Selain itu, masyarakat banyak mengetahui tentang program keluarga berencana (KB) bukan dari pihak pemerintah, melainkan dari orang tua mereka yang secara langsung menganjurkan untuk membatasi anak, agar hidup mereka lebih sejahtera. Karena masyarakat di wilayah pesisir saat ini tidak lagi beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. Hal inilah yang diduga membuat hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir menjadi rendah. Selain itu, pembinaan yang berkaitan dengan program keluarga berencana (KB) yang dilakukan oleh pihak pemerintah, juga jarang diikuti oleh masyarakat. Mereka lebih memilih untuk langsung mengikuti program keluarga berencana (KB) lebih karena manfaat yang ingin mereka dapatkan, dibanding rasa keingintahuannya terhadap program keluarga berencana (KB). Hasil penelitian tersebut didukung dengan teori yang menyebutkan bahwa pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya akan bisa menggali dan menjelaskan segala sesuatu yang ada secara objektif, (Prawironegoro, 2010:131). Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, maka dia akan melaksanakan apa yang dia ketahui selama hal tersebut dianggap baik atau berguna bagi dirinya. Tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir pada penelitian ini sebagian besar berada pada tahapan Keluarga Sejahtera Tahap I, yaitu keluargakeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. 6

7 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat kesejahteraan masyarakat dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir berada pada tingkat sedang. Korelasi tersebut menunjukkan koefisien positif, dengan kata lain peningkatan tingkat kesejahteraan akan diikuti dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB). Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori yang menjelaskan bahwa kesejahteraan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya, (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial). Tingkat kesejahteraan dapat dicapai melalui aktivitas guna meningkatkan penghasilan. Besarnya penghasilan dapat mempengaruhi taraf hidup seseorang. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi pula taraf hidupnya. Apabila penghasilan seseorang termasuk kategori tinggi, maka masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Begitu pula pada keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang salah satunya ditunjang oleh tingkat kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir pada penelitian ini termasuk kategori berhasil. Berdasarkan hasil penelitian, keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir mencapai 72,71%. Adapun hubungan pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan secara bersamaan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir berada pada tingkat sedang. Keberhasilan program keluarga berecana (KB) tersebut ditentukan oleh pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan. Akan tetapi kedua faktor tersebut bukan merupakan faktor mutlak yang mempengaruhi keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir. Masih banyak terdapat faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang diantaranya adalah kinerja tenaga penggerak desa (TPD), budaya masyarakat yang bersifat religius, fasilitas dan pelayanan petugas, kendala biaya untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) dan sebagainya. Secara umum program keluarga berencana (KB) di Indonesia dapat dikatakan berhasil. Karena dengan program keluarga berencana (KB), 7

8 pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat terkendali. Setidaknya selama kurun waktu 39 tahun ( ) program keluarga (KB) di Indonesia dapat mencegah kelahiran yang tidak diinginkan sebanyak kelahiran. Keberhasilan program keluarga berencana (KB) itu sendiri dapat diketahui dari pencapaian tujuan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan program keluarga berencana (KB) adalah untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas yang dilakukan melalui upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian untuk pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan, sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,314 yang berada pada tingkat rendah. Adapun nilai koefisien determinasi (r 2 ) yang diperoleh sebesar (0,314) 2 x 100% = 9,86% dan sisanya sebesar 90,14% dari faktor lain; (2) hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,508 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r 2 ) yang diperoleh sebesar (0,508) 2 x 100% = 25,81% dan sisanya sebesar 74,12% dari faktor lain; dan (3) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,542 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r 2 ) 8

9 yang diperoleh sebesar (0,542) 2 x 100% = 29,30% dan sisanya sebesar 70,70% dari faktor lain. Saran Adapun saran-saran yang penulis kemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, adalah sebagai berikut: (1) pengetahuan masyarakat mengenai program keluarga berencana (KB) perlu ditingkatkan. Upaya tersebut dapat ditempuh diantaranya melalui sosialisasi program keluarga berencana (KB) secara berkelanjutan, pendekatan petugas kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat melalui aktivitas kader, dan kegiatan perlombaan guna memotivasi masyarakat demi tercapainya keberhasilan program keluarga berencana (KB); (2) peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu dioptimalisasi melalui program pemerintah yang bukan hanya bersumber dari program subsidi, melainkan pada kemandirian masyarakat itu sendiri untuk memberdayakan pengetahuannya agar dapat meningkatkan pengahasilan sebagai dasar pencapaian tingkat kesejahteraan; (3) keberhasilan program keluarga berencana (KB) tidak mungkin dapat dicapai secara maksimal apabila tidak didukung oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu perlu sinergitas dan integrasi dari semua pihak, baik itu dari unsur pelaksana, tokoh masyarakat, maupun masyarakat itu sendiri sebagai sasaran dari program keluarga berencana (KB); (4) keberhasilan program keluarga berencana (KB) tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan dan tingkat kesejahteraan, melainkan masih banyak faktor lain yang mendukung keberhasilan program tersebut, diantaranya kinerja tenaga penggerak desa (TPD), ketersediaan fasilitas, pelayanan petugas puskesmas, dan persepsi masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan referensi guna penelitian berikutnya, dan; (5) penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga banyak kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan memberikan kesempatan kepada penulis lain untuk meneliti secara lebih mendalam dan terperinci tentang keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang ditinjau dari faktor-faktor yang lain. 9

10 Daftar Pustaka BKKBN Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/08) Provinsi Jawa Barat. BKKBN Buku Pegangan Tenaga Pengerak Desa/Kelurahan. Bandung: Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat. Dahuri, Rokhmin, dkk Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Fahrudin, Adi Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Hasan, M. Iqbal Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kusnadi Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Bandung: Humaniora. Notoatmodjo, Soekidjo Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Permatasari, Dini Aji, dkk Pembelajaran Roll Depan Menggunakan Matras Bidang Miring untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2, 102. Prawironegoro, Darsono Filsafat Ilmu. Jakarta: Nusantara Consulting. Rochmad Revisi Taksonomi Bloom (a Revision of Bloom s Taxonomy). Semarang: Unnes. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama. 10

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH (Studi pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang

dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGARANG ARGUMENTASI TENTANG LINGKUNGAN DAN SIKAP TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU MEMELIHARA KELESTARIAN LINGKUNGAN SEKOLAH (The Relationship Between The Ability

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI HIDUP BERSIH DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI HIDUP BERSIH DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI HIDUP BERSIH DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi di Desa Karangpari Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis) Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh Ai Kurniasih, H. Yus Darusman dan H.Dedi Heryadi Program Studi

Lebih terperinci

di lingkungan sekolah, kepala sekolah jarang menegur siswa ataupun guru yang tidak memelihara kebersihan. Selain peranan kepala sekolah sebagai

di lingkungan sekolah, kepala sekolah jarang menegur siswa ataupun guru yang tidak memelihara kebersihan. Selain peranan kepala sekolah sebagai HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DAN PARTISIPASI GURU DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (The Relationship Between The

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Tahun Pelajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya) HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

Key Word : the teacher competence, the teacher performance the student achievement in the environmental education

Key Word : the teacher competence, the teacher performance the student achievement in the environmental education HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN KINERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) (Studi Pada Guru SD di Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya) Oleh Aep

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Waste Recycling Relationships, Creativity Utilizing Garbage, Trash Managing Behavior. Abstrak

Abstract. Keywords: Waste Recycling Relationships, Creativity Utilizing Garbage, Trash Managing Behavior. Abstrak Hubungan Pengetahuan Daur Ulang Sampah dan Kreativitas Siswa dalam Memanfaatkan Sampah dengan Perilaku Mengelola Sampah di Lingkungan Sekolah (Studi pada Siswa Kelas XI SMK Mitra Batik Tasikmalaya) Linda

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL)

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL) HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL) DAN PARTISIPASI GURU DALAM PROGRAM SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL) DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA TANAMAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH (The

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN ANGKA KAWIN USIA MUDA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN ANGKA KAWIN USIA MUDA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN ANGKA KAWIN USIA MUDA (Studi Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Oleh Ali Nurdin, H Yus Darusman, Siti Fadjarajani

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA INTERNET DAN BUKU AJAR DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP-UMS ANGKATAN TAHUN 2015/2016 Disusun

Lebih terperinci

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD 1 PENGARUH BUKU PENUNJANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO PALU RENA A 351 09 033 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) WILAYAH SULUTTENGGO AREA PALU

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) WILAYAH SULUTTENGGO AREA PALU PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) WILAYAH SULUTTENGGO AREA PALU Abdul Jawad Muhammad abd_jawad@ymail.com Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA Pengaruh Nilai Uji (Wahyudi) 1 PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA THE INFLUENCE OF VOCATIONAL COMPETENCE SCORE AND WORKPLACE INFORMATION TO STUDENTS

Lebih terperinci

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi. HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN MOTIVASI MEMILIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH MAHASISWA TINGKAT I UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2011 Budi Seyarini 1 Widodo Hs 2 Musthofa

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan dibantu dengan

Lebih terperinci

lingkungannya, juga dikembangakn tingkat kesadarannya serta didorong partisipasinya dalam melestarikan keseimbangan lingkungan.

lingkungannya, juga dikembangakn tingkat kesadarannya serta didorong partisipasinya dalam melestarikan keseimbangan lingkungan. HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI TENTANG LINGKUNGAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (The Relationship Between The Ability To Write

Lebih terperinci

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS 1 ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS by Yuda Ardi Saputra *, Erni Mustakim **, Syaifuddin Latif *** Bandar Lampung City Email: Yudaardisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG Yulia Rasmadesi 1), Gusmaweti ), dan Nawir Muhar ) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang memandang realitas/gejala/fenomena

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Minat Belajar... (Anas Fatoni) 27 HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR RELATIONSHIP BETWEEN INTERESTS IN LEARNING, TEACHER-STUDENT COMMUNICATION

Lebih terperinci

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Gustri Wandi, Drs. Khairudin, M.Si, Ashabul khairi, S.T, M.Kom Pendidikan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA 1 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA BABUL HASANAH A 351 09 037 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Ayuza, D 1), Sibero, HT 2), Karyus, A 3) Medical Faculty of Lampung University

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Auditor, Time Budget Pressure, Audit Complexity, Quality Audit. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Auditor, Time Budget Pressure, Audit Complexity, Quality Audit. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the factors which affect the quality of audit s result in Public Accounting Firm. This research is important to be done because the increase of financial

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berstatus Sekolah Adiwiyata yang berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Populasi dari

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT 207 PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT Lestariningsih 1, Baqiyatus Sholichah 2 1,2 STKIP PGRI Sidoarjo e-mail: 1) lestariningsih@stkippgri-sidoarjo.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 HALAMAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN GABUCCI COLLECTION TASIKMALAYA

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN GABUCCI COLLECTION TASIKMALAYA PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN GABUCCI COLLECTION TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Rismawati Amin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH. HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH Betris Sonita PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A MOTIVASI BERWIRAUSAHA DALAM PERSPEKTIF PERAN PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN TAHUN 2013 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Deni Maryana Abstract This research aims to find out

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL OLEH: IKHSAN RESTU FAUZI NIM. 08010154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP ABSTRACT Title Name NIM Department : THE INFLUENCE OF FAMILY, PEER GROUP AND MASS MEDIA TO THE FISIP UNDIP STUDENT POLITICAL ORIENTATION : Nurvania Dwi Arindi : D2B004118 : Science of Government This research

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL Faktor Faktor Pendukung Keterlaksanaan...(Hassan Munawar A.)2 FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Cilacap.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:

Lebih terperinci

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK ABSTRAK HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG by Desty Yusniarti.

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba PENGARUH KINERJA DAN KREATIVITAS GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA SE-KABUPATEN BULUKUMBA EFFECT OF PERFORMANCE AND CREATIVITY OF CHEMISTRY TEACHER MOTIVATION HIGH SCHOOL STUDENT LEARNING

Lebih terperinci

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana Abstrak Keyakinan (belief) siswa terhadap pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuki meneliti

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK

PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK Chalin Mey Chatun Sri Wahyu Andayani Prodi PKK JPTK FKIP UST Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui: 1) pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif, yaitu penelitian berupa angka-angka dan analisis. dan variabel dependen (variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif, yaitu penelitian berupa angka-angka dan analisis. dan variabel dependen (variabel 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Mengetahui adanya pengaruh sistem bagi hasil dan pendapatan terhadap keputusan anggota untuk menabung di Koperasi BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Hesti Handayani 1 Soewalni Soekirno 2 dan Ema Butsi

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung

Lebih terperinci

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 4, No. 1 (Januari 2018) Hal E-ISSN:

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 4, No. 1 (Januari 2018) Hal E-ISSN: PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU MENJAGA KELESTARIAN KAWASAN BUKIT SEPULUH RIBU DI KOTA TASIKMALAYA Ruli As ari Jurusan Pendidikan Geografi FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yaitu metode

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Penilaian kinerja dan Kompensasi terhadap Produktivitas kerja (Studi Pada PT Sinar Sakti Matra Nusantara). Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di SD Negeri se Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan, dengan jumlah sebanyak 32 SD. Tiga puluh dua SD tersebut adalah: SDN 1,2,3, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Agustin Sa adah Maisyaroh Ahmad Supriyanto E-mail: umifaiza18@yahoo.com Jurusan AP FIP UM, Jl. Semarang 5 Malang 65145 Abstract: The purpose

Lebih terperinci

Edu Geography

Edu Geography Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI Agus Arifin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai

Lebih terperinci

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh : KURNIA WATI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan diluar kemauan mereka sendiri. Manusia dianggap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene

attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN (The Relationship Between The Knowledge about The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN USIA IBU PUS DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LULUK ERDIKA GRESTASARI

Lebih terperinci

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 149

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 149 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan dilakukan dengan

Lebih terperinci

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret. PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : Octavena Mellinda

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERSEDIAAN BUKU IPS DENGAN PRESTASI SISWA KELAS VIII DI SMP N 4 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT

HUBUNGAN KETERSEDIAAN BUKU IPS DENGAN PRESTASI SISWA KELAS VIII DI SMP N 4 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT 1 HUBUNGAN KETERSEDIAAN BUKU IPS DENGAN PRESTASI SISWA KELAS VIII DI SMP N 4 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO Nopiyardi 1, Ranti Nazmi 2, Juliandry Kurniawan Junaidi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode ABSTRAK Skripsi dengan judul Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Antara Menggunakan Model Discovery Learning dan Model Problem Based Learning Materi Perbandingan pada Siswa SMPN 1 Karangrejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012) adalah target populasi yang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh : ARI TRISNAWANDI NPM

Oleh : ARI TRISNAWANDI NPM PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AKTIVA TETAP TERHADAP PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection Sumelap Tasikmalaya) Oleh : ARI TRISNAWANDI NPM. 093403076 (Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA JURNAL

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA JURNAL HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA JURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN (The Relationship Between The Leadership of Kiai and Participation of

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 73 Pada

BAB III METODE PENELITIAN. statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 73 Pada 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL Passing Bawah Bolavoli (Wahyudi) 1 UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL Oleh : Wahyudi / NIM. 13604227005 Fakultas / Universitas : Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN )

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN ) PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN ) TIKA KARTIKA (093403117) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation ABSTRACT Development in technology and information era has impact on changing the way companies in doing business and change behavior, consumer preferences and demands. The key to success for the company

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PEELITIA A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Islamic Centre Al-Hidayah Kampar Kabupaten Kampar.. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA Artikel Publikasi Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penellitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory research). Yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci