AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN
|
|
- Harjanti Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 110 MINIMISASI LIMBAH PADA INDUSTRI SEMEN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO (Studi Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk., CiteureupBogor, Jawa Barat) Oleh: Febrianti Lestari 1) ABSTRACT Cement industry based on in its production process is categorized as industries that significantly pollute the environment, as well as a source of environmental degradation in the surroundings areas. In this regard, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (PT.ITP) has conducted an international standard, Environmental Management System(SML) ISO 14001, as an effort to mitigate and prevent environmental pollution and degradation. This research is aimed to analyze the level of efficiency of environmental management particularly for physical parameters implemented by PT.ITP as required in the SML ISO requirements. The results of this research indicated that Waste minimization activities can be conducted in some production processes, i.e., raw mill, suspension preheater, cooler and cement mill.waste minimization efforts conducted by PT.ITP, particularly for dust concentration in the surrounding cement facilities, indicated an efficient performance. Key words: waste minimization, environmental management system, cement industry PENDAHULUAN PT. Indocement yang merupakan salah satu industri semen di Indonesia, termasuk industri pertambangan galian C yaitu batu kapur yang kemudian diolah melalui proses produksi sehingga menghasilkan produk akhir berupa semen Portland, semen Putih (white cement), semen sumur Minyak (oil well cement) dan semen Pozzolan. Industri semen dalam proses produksinya, tergolong kelompok industri yang produksinya berpotensi menggunakan sumberdaya alam yang sangat besar, yakni untuk menghasilkan satu ton semen dibutuhkan Kwh tenaga listrik, K.cal energi panas dan 11,5 ton air. Disamping itu juga berpotensi mengeluarkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Dimana limbah yang dihasilkan pada proses produksi tersebut, pada dasarnya merupakan produk sampingan ditemukan pada saat proses penggilingan dan pembakaran klinker. Berkaitan dengan masalah dampak pencemaran yang ditimbulkan dari kegiatan industri semen yang berimplikasi kepada penurunan kualitas lingkungan, maka pabrik semen PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk., telah menerapkan SML ISO14001 yang merupakan suatu sistem pengelolaan lingkungan dengan membuat program dan rancanganrancangan yang bertujuan untuk mengurangi beban limbah yang masuk ke lingkungan. Selain itu, Sistem Manajemen Lingkungan ISO (SML ISO14001) merupakan suatu perangkat pengelolaan lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary) bertujuan untuk secara berkelanjutan mencapai perbaikan pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan, dengan prinsip kerja yang mengutamakan pencegahan polusi, taat dengan peraturan dan perbaikan berkelanjutan (Hadiwiardjo, 1997, Lestari 2010, 2011). Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan dimaksudkan agar masalah penurunan kualitas lingkungan dapat diatasi dengan tepat, sehingga kepercayaan masyarakat maupun konsumen domestik dan internasional terhadap komuditas semen dapat terujud lebih baik. Sehingga dengan demikian dirasa perlu untuk melakukan identifikasi potensi limbah yang terjadi yang terjadi pada proses produksi dan kegiatan efisiensi minimisasi limbah yang AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN )Staf Pengajar Pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Umrah 110
2 111 telah diterapkan di industri semen yang terkait dalam program implementasi Sistem manajemen Lingkungan ISO 14001, guna terujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi limbah yang dihasilkan pada proses produksi sehingga ditemukan alternatif kegiatan minimisasi limbah yang bisa dilakukan pada industri semen. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian Ini Di Laksanakan Pada Pabrik Semen Pt. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (Pt. Itp), Terletak Di Kecamatan Citeureup, Kecamatan Cilengsi Dan Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pengumpulan Data dan Informasi Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan di dalam pabrik untuk melihat lima tahap proses produksi semen, yang dimuali dari tahap proses di Raw Mill, Suspension Preheater, Rotary kiln, Cooler dan terakhir di Finish Mil (Cement Mill). Observasi lapang ini bertujuan untuk mengamati secara visual penanganan limbah yang terbentuk dari hasil kegiatan proses produksi semen, serta upayaupaya yang dilakukan dalam kegiatan minimisasi limbah. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder bersumber dari rekaman audit internal Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO dan penelusuran datadata hasil pengukuran kualitas lingkungan yang terdapat pada dokumen RKL/RPL pabrik, dan data yang dilakukan oleh LAB HIPERKES Bandung selama periode tahun 1997 sampai 2003, serta datadata dari laporan internal pabrik yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan. Analisis Data Analisis Neraca Bahan Analisis neraca bahan dilakukan untuk mengetahui potensi limbah yang terbentuk dari proses produksi semen. Teknik analisis yang digunakan berdasarkan metode or dan Sailah (1989) yaitu penyelesaian dengan metode secara langsung, dengan konsep jumlah bahan yang masuk sama dengan jumlah bahan yang keluar. HASIL DAN PEMBAHASAN Minimisasi Limbah Pada Proses Produksi Semen Identufikasi potensi limbah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar limbah yang keluar dari setiap daur hidup proses, sehingga dapat diketahui jumlah limbah yang dapat diminimisasi berhubungan dengan kegiatan minimisasi limbah (Waste Minimization) yang telah diterapkan di pabrik, yang merupakan salah satu upaya strategis untuk pengelolaan dampak lingkungan yang dapat dilaksanakan pada proses produksi. Dalam proses produksi semen ini terdapat 5 unit tahap operasi dengan susunan neraca bahan sebagai berikut: Neraca Bahan pada Raw Mill Debu yang masuk EP H 2 O yang teruapkan Bahan Baku RAW MILL Produk Raw Mill AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN
3 112 Tabel Neraca bahan di Raw Mill Bahan baku Batu Kapur Tanah Liat Pasir Silika Pasir Besi H 2 O yg teruapkan Debu yg ke lingk. Debu jadi produk Produk Raw Mil , , , ,68 Produk utama , ,34 Produk samping Kehilangan ,66 288,31 Jumlah , , ,97 Total Input ,78 Total Output ,78 Bahan Baku yang masuk ke Raw Mill sebanyak ,78 kg/hari. Debu yang dapat di reuse sebanyak ,47 kg/hari yang kemudian dikembalikan ke raw mill menjadi produk. Sehingga produk akhir raw mill jadi bertambah menjadi ,81 kg/hari. Sedangkan debu yang masih terbuang ke lingkungan 288,31 kg/hari. Neraca Bahan di Suspension Preheater Debu yang keluar Gas buang SP Massa yang terakumulasi Tepung Baku Suspension Preheater Produk Batubara masuk Udara pendorong batubara Gas buang dari Kiln Udara panas dari Cooler AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN
4 113 Tabel Neraca Bahan di Suspension Preheater Tepung baku masuk SP Batubara masuk Gas buang dari Kiln Udara panas dari cooler Udara pendorong batu bara Debu yang keluar Gas buang SP Produk SP Massa yg berakumulasi , , , Produk utama ,31 Produk Kehilangan samping , , ,44 Jumlah , , , ,44 Total Input ,91 Total Output ,91 Tepung baku masuk SP ,81 kg/hari, dan terjadi proses kalsinasi awal. Sehingga produk SP yang dihasilkan hanya ,31 kg/hari. Sedangkan debu yang keluar dari SP di Reuse di Raw mill dan menghasilkan produk sebanyak ,89 kg/hari. Neraca Bahan pada Rotary Kiln Produk SP Gas buang kiln Rotary Kiln Udara primer Udara pendorong batubara Produk (klinker panas) Massa yang berakumulasi Batu bara masuk Udara sekunder Proses kalsinasi lanjutan terjadi di Rotary Kiln dengan umpan batubara masuk kg/hari, yang akhirnya menghasilkan klinker yang masih panas sebanyak ,88 kg/hari. Selain itu juga di hasilkan gas panas kiln sebesar ,26 kg/hari yang nantinya akan dialirkan dan dimanfaatkan di Suspension preheater untuk membantu proses prekalsinasi. Akibat suhu yang sangat tinggi di Rotary Kiln maka terdapat massa yang terakumulasi yaitu massa yang meleleh kemudian menempel pada bata tahan api sebanyak 23973,03% atau sebesar 0,41% yang akhirnya akan membentuk coating di Kiln. AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN
5 114 Tabel Neraca Bahan pada Rotary Kiln Input Rotary Kiln Umpan Batu bara masuk Udara a. Udara primer b. Udara sekunder c. Udara pendorong batu bara Gas Buang Kiln Produk Kiln (klinker) Massa yg berakumulasi , , Produk utama Produk samping Kehilangan , , ,03 Jumlah , , , ,03 Total Input ,17 Total Output ,17 Neraca Bahan pada Cooler Udara panas keluar Kilnker Panas Debu keluar Cooler Produk cooler Tabel Neraca Bahan di Cooler Klinker masuk cooler Udara pendingin dari 24 cooling fan Debu ke lingkungan Produk Cooler Udara keluar cooler: a. ke Kiln b. ke SP , ,7 Udara pendingin dari 24 cooling fan Produk utama Produk samping Kehilangan , ,99 169, , ,84 Jumlah , , ,7 169,79 Total Input ,58 Total Output ,58 AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN
6 115 Klinker panas masuk Cooler ,88 kg/hari. Debu yang dapat di reduce jadi produk di cooler sebanyak ,10 kg/hari, sehingga produk akhir cooler menjadi ,09 kg/hari. Sedangkan debu yang terbuang ke lingkungan masih tersisa sebesar 169,79 kg/hari. 5. Neraca Bahan pada Cement Mill Klinker Gypsum Debu keluar Cement Mill Produk (Cement) Tabel 5. Neraca Bahan pada Cement Mill Klinker masuk Gypsum masuk Recycle Limbah Debu ke luar EP Produk cement mill Recycle Limbah , , ,25 Produk utama Produk samping Kehilangan , ,77 185,91 Jumlah , ,46 185,91 Total Input ,37 Total Output ,37 Klinker masuk cement mill sebanyak ,09 kg/hari, dan gypsum yang masuk sebanyak ,03 kg/hari. Di cement mill terdapat kegiatan recycle yaitu pemanfaatan Fly ash, slag dan limestone yang jumlahnya mencapai ,25 kg/hari. Sedangkan debu yang dapat di reduce dari kegiatan produksi di cement mill adalah sebesar ,69 kg/hari, sehingga produk akhir yang menjadi semen sebanyak ,46 kg/hari. Debu yang masih terbuang ke lingkungan sebanyak 185,91 kg/hari. Tabel 6. Neraca Bahan Total 5. Raw Mill Suspension Preheater Rotary Kiln Cooler Cement Mill , , , , ,37 Produk utama Produk samping , , , , , , , ,7 Kehilangan , , ,03 169,79 185,91 Jumlah , , , ,14 Total Input ,81 Total Output ,81 AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN
7 116 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan minimisasi limbah di pabrik semen dapat dilakukan pada tahap proses di raw mill, Suspension Preheater, Cooler dan Cement mill. Dan Minimisasi limbah yang telah diterapkan untuk mengurangi massa debu yang masuk kelingkungan menunjukkan nilai yang efisien. Saran Penelitian ini hanya terbatas pada identifikasi potensi limbah dan penemuan kegiatan minimisasi limbah yang bisa dilakukan pada setiap tahap proses produksi semen. Untuk kegiatan selanjutnya penelitian ini dapat dilanjutkan dengan kajian aspek sosial ekonomi maupun biologi mengedai dampak yang ditimbulkan oleh limbah dari industri semen. Disamping itu hasil penelitian ini dapat digunakan pada industri semen lainnya, sehingga upaya mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan dapat terwujud dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Azhar, S Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Tengah Isu Global. Jurnal Lingkungan Manajemen Ilmiah, 2 (6): 59. Djajadiningrat, S. T. 200 Untuk Generasi Masa Depan Pemikiran, Tantangan dan Permasalahan Lingkungan. Studi Tekno Ekonomi, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri ITB, Bandung. Hamner, P A strategic Approach to ISO 1400 Jurnal Asean Institute of Management, cleanerproduction.com/ Hadiwiarjo, H ISO Panduan Penerapan Sistem Manajemen lingkungan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kuhre, W. L Sertifikasi ISO 14001: Sistem Manajemen Lingkungan. Prenhallindo, Jakarta. Maya, G. penerjemah. Terjemahan dari: ISO Certification: Environmenal Management System. Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 200 Status Lingkungan Hidup Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta. Lestari, F Efektivitas Pengelolaan Kualitas Lingkungan Fisik Pada Industri Semen Pasca Implementasi AMDAL dan ISO 1400 Jurnal Agriplus, 20 (02) : Lestari, F. 201 Persepsi Karyawan Terhadap Pengelolaan Lingkungan Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Lingkungan Pada Industri Semen Pasca Implementasi Amdal Dan Iso 1400 Buletin Penelitian Sosek Faperta Unhalu, 20 (02) : or, E., dan I. Sailah Dasar Teknik Kimia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Istitut Pertanian Bogor. Ropke, I. 200 The Environmental Impact of Changing Consumption Patterns: A Survey. International Journal Environmental and Pollution, 15 (2): Russo,M. V, Harrison, N.S. 200 An Empirical Study of Impact of ISO Registration on Emissions Performance. Journal Departement of Management University of Oregon, 12 (3): 49. Sunu, P. 200 Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 1400 Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor Neraca Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Tahun Pemerintah Daerah Bogor, Bogor. Yeo, S.H. and W.M. Ang. 200 Tradeoff Analysis Between Business and Environmental Strategies. Int. J. Environmental and Management, 1 (1): 11 AGRIPLUS, Volume 22 mor : 02 Mei 2012, ISSN
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PADA INDUSTRI SEMEN PASCA IMPLEMENTASI AMDAL DAN ISO
126 EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PADA INDUSTRI SEMEN PASCA IMPLEMENTASI AMDAL DAN ISO 141 Oleh: Febrianti Lestari 1) ABSTRACT Cement industry based on in its production process is
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI..... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv vi xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO
SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul
Lebih terperinciPabrik Ekosemen (Semen dari Sampah) dengan Proses Kering. Oleh : Lailatus Sa adah ( ) Sunu Ria P. ( )
Pabrik Ekosemen (Semen dari Sampah) dengan Proses Kering Oleh : Lailatus Sa adah (2308 030 025) Sunu Ria P. (2308 030 035) Latar Belakang Peneliti Jepang Abu Sampah Semen Pabrik Ekosemen di Indonesia Pabrik
Lebih terperinci5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir yang berjudul Kajian Analisa Perhitungan Pemanfaatan Sekam Padi sebagai Bahan Bakar Tambahan di Calciner PT. Semen Baturaja
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. SEMEN PADANG EFISIENSI PANAS PADA KILN UNIT INDARUNG IV
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. SEMEN PADANG EFISIENSI PANAS PADA KILN UNIT INDARUNG IV Dibuat Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Syarat Yang Diperlukan Pada Kurikulum Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Semen Padang merupakan salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia. PT Semen Padang menjadi industri semen pertama di Indonesia yang dibangun pada
Lebih terperinciSIH Standar Industri Hijau
SIH Standar Industri INDUSTRI SEMEN PORTLAND Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...
Lebih terperinciTUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN
TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN KESNI SAVITRI 0807121210 1. ALAT UTAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS RIAU 2010 2. BLENDING SILO ( Pencampuran dan Homogenisasi)
Lebih terperinciPT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES
PT Semen Padang: Studi Kasus Perusahaan PT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN PT. Semen Padang didirikan pada tahun 1910 dan merupakan pabrik semen tertua di Indonesia. Pabrik berlokasi di Indarung, Padang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut adanya kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut adanya kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai faktor penggerak utama, khususnya dalam
Lebih terperinciISO Nur Hadi Wijaya
ISO 14000 Nur Hadi Wijaya Isu-isu Lingkungan Global Air Pollution Ozone Depletion Global Warming Water & Soil Contamination Degradation of Biodiversity Global Climate Change Environment effect - Global
Lebih terperinciKAJIAN ANALISA PERHITUNGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR TAMBAHAN DI CALCINER PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK
KAJIAN ANALISA PERHITUNGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR TAMBAHAN DI CALCINER PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan S1 Terapan Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melalui 6 tahapan, yaitu raw material extraction, raw material preparation,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri semen membutuhkan jumlah energi yang besar untuk berproduksi. Hampir sekitar 50% biaya produksi berasal dari pembelian energi yang terdiri dari 75% dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian
Lebih terperinciPemanfaatan Abu Batubara BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak indutri telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari minyak (IDO atau MFO) dengan batubara sebagai akibat langka dan mahalnya harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi energi nasional. Seperti
Lebih terperinciPROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH
PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH Dibuat untuk memenuhi persyaratan permohonan Kerja Praktek di PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Plant Cilacap Jawa Tengah Oleh: AHMAD
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semen adalah komoditas yang strategis bagi Indonesia. Sebagai negara yang terus melakukan pembangunan, semen menjadi produk yang sangat penting. Terlebih lagi, beberapa
Lebih terperinciEMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA
J Tek Ling Edisi Khusus Hal 35-39 Jakarta, Juni 2009 ISSN 1441-318X EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA Widiatmini Sih Winanti, Prasetiyadi, Wiharja, Teguh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPengolahan Rafinat Hasil Ekstraksi Spent Catalyst Sebagai Bahan Baku Pembuatan Semen
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011 Pengolahan Rafinat Hasil Ekstraksi
Lebih terperinci2012, No BAB I PENDAHULUAN
5 2012, No.155 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M- IND/PER/1/2012 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGURANGAN EMISI CO 2INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciINTERAKSI ANTARA EKONOMI DAN LINGKUNGAN. EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 3
INTERAKSI ANTARA EKONOMI DAN LINGKUNGAN EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 3 Ekonomi Lingkungan vs Ekonomi Sumberdaya Ekonomi Sumberdaya mempelajari peranan alam sebagai pemasok bahan baku bagi aktivitas produksi
Lebih terperinciEVALUASI EFISIENSI PANAS DAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA ROTARY KILN PABRIK SEMEN. Farisa Ridha Mutiara*), Hadiyanto**)
EVALUASI EFISIENSI PANAS DAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA ROTARY KILN PABRIK SEMEN Farisa Ridha Mutiara*), Hadiyanto**) Abstract Kiln is an equipment which has vital existence in the manufacture of cement.
Lebih terperinciC 3 S C 2 S C 3 A C 4 AF
INDUSTRI SEMEN Khamdi Mubarok, M.Eng Definisi Semen merupakan komoditi strategis yang memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan galian non logam berupa batu kapur, tanah liat, pasir besi dan gipsum (diimpor)
Lebih terperinciPRESENTASI SEMINAR SKRIPSI
PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI LATAR BELAKANG STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SLAG DAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN ADITIF DI FINISH MILL PABRIK SEMEN KOMPOSIT Diusulkan oleh : Eka Partana 2305 100 008 Aries Purijatmiko
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PROGRAM INDUSTRI HIJAU DI PT X, SEBUAH INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA TIMUR
EVALUASI PENERAPAN PROGRAM INDUSTRI HIJAU DI PT X, SEBUAH INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA TIMUR Andi Nurwahidah 1) dan Maria Anityasari 2) 1,2) Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 20-25 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN Lestario Widodo
Lebih terperinciPENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN
J.Tek.Ling Edisi Khusus Hal. 23-27 Jakarta, Juli.. 2006 ISSN 1441 318X PENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN Wiharja dan Widiatmini Sih Winanti Peneliti di Pusat Teknologi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA OLEH LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN (KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN) Bekasi, Hotel
Lebih terperinciPROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN
PROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN PERMASALAHAN SUMBER DAYA ALAM PERMASALAHAN PEMUKIMAN POLUSI LINGKUNGAN KERUSAKAN HUTAN KEPUNAHAN HEWAN & TUMBUHAN PERLUASAN LAHAN KRITIS SANITASI
Lebih terperinciStudi Awal Desain Pabrik Semen Portland dengan Waste Paper Sludge Ash Sebagai Bahan Baku Alternatif
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-164 Studi Awal Desain Pabrik Semen Portland dengan Waste Paper Sludge Ash Sebagai Bahan Baku Alternatif Rasdiana Rahma Nur, Firda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah telah menjadi masalah. Yang lebih
Lebih terperinciSTRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 15-19 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi. Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penggunaan batubara dijadikan sebagai alternatif sumber energi. Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan bakar di industri industri, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan sektor industri terus dipacu pertumbuhan dan pengembangannya dalam upaya memberikan kontribusi positif pada pengembangan ekonomi skala nasional dan daerah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam beserta lingkungan merupakan suatu kesatuan sistem ekologis atau ekosistem yang mempunyai manfaat langsung dan tak langsung bagi manusia. Dalam ekosistem
Lebih terperinciPENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa
PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON Ferdinand Fassa Outline Pertemuan 2 Pendahuluan Semen Pembuatan Semen Portland Komposisi Kimia Pada Portland Cement Kehalusan penggilingan Panas Hidrasi Jenis-Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam setiap aspek kehidupan. Energi listrik merupakan alat utama untuk menggerakkan aktivitas produksi suatu pabrik. Demikian
Lebih terperinciP. T. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk
P. T. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk URAIAN PERUSAHAAN Indocement adalah salah satu produsen semen paling besar di Indonesia. Perusahaan ini telah mempunyai sistem pengoperasian pembuatan semen yang
Lebih terperinciPABRIK CEMENT RETARDER DARI GYPSUM DENGAN PROSES GRANULASI PRA RENCANA PABRIK. oleh : FERO GUNA WIYONO
PABRIK CEMENT RETARDER DARI GYPSUM DENGAN PROSES GRANULASI PRA RENCANA PABRIK oleh : FERO GUNA WIYONO 0831010031 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI SEMEN
1/10/2014 : 1 dari 5 SKEMA Semen Portland (SNI 15-2049-2004) ; Semen Portland Komposit (SNI 15-7064-2004); Semen Portland Pozolan (SNI 15-0302-2004); Semen Portland Campur (SNI 15-3500-2004); Semen Portland
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 70% material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PROSES UNIT BURNING (Studi Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk) Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat
Lebih terperinciPEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI
PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI Arnold Phengkarsa 1, Hendra S. Wibawa 2, Djwantoro Hardjito 3 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari keterkaitannya terhadap lingkungan. Lingkungan memberikan berbagai sumberdaya kepada manusia dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya, sehingga harus senantiasa dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL
PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah
Lebih terperinci50001, BAB I PENDAHULUAN
Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEMEN PORTLAND
LAPORAN PENELITIAN PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEMEN PORTLAND Oleh : YONI DWI PRASETYO (0631010080) CITRA IKA LESTARI (0631010091) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciENVIRONMENT POLLUTION PREVENTIONEnvironm
ENVIRONMENT POLLUTION PREVENTIONEnvironm Environment Pollution Prevention merupakan program pengelolaan lingkungan dengan mengupayakan pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dari setiap aktivitas, produk,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia pembangunan disektor industri terus meningkat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan manusia di dalam mengelola dan mengolah
Lebih terperinci8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2012, bertempat di plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari Industrial Diesel
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sangat diperlukan tenaga kerja agar dalam melakukan pekerjaan selalu terjamin keselamatannya. Selain itu, pekerja merupakan modal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis. 3.1 Gambaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL
PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL OLEH LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN KEPALA PUSLITBANG INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Jakarta, 5 April 2017 INDUSTRI HIJAU INDUSTRI HIJAU DEFINISI DASAR HUKUM UU No.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat
81 BAB V PEMBAHASAN Pada pengujian kualitas batubara di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menggunakan conto batubara yang diambil setiap ada pengiriman dari pabrik. Conto diambil sebanyak satu sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan berbagai sektor di wilayah Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan energi
Lebih terperinciPerusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama
Lebih terperinciDepartemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. United State Environmental Protection Agency DEFINISI
Lebih terperinciCARA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN
CARA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN keberadaan UU No.32 Tahun 2009 KHLS (Kajian Lingkungan hidup Strategis) Tata ruang Baku mutu lingkungan Kreteria baku kerusakan lingkungan Amdal UKL-UPL Perizinan
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK
Media Teknik Sipil, Volume IX, Januari 2009 ISSN 1412-0976 KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Endah Safitri, Djumari Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciSIH Standar Industri Hijau
SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI UBIN KERAMIK Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Limbah merupakan sisa yang tidak digunakan pada proses pengolahan suatu industri atau pabrik. Salah satu industri penghasil limbah batubara adalah industri oleokimia,
Lebih terperinciBAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.
BAB.I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri. Bentuk limbah pada dasarnya cair atau padat yang jumlahnya cukup besar tergantung pada
Lebih terperinciAudit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan
Audit Energi Institut Teknologi Indonesia Teddy Dharmawan 114132512 Pendahuluan Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah PBB, yaitu United Nations Industrial Development
Lebih terperinciKEBERLANJUTAN SUMBERDAYA ALAM 2: MINERAL DAN ENERGI
9 KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA ALAM 2: MINERAL DAN ENERGI BI2001 Pengetahuan Lingkungan Proses geologi Sumberdaya mineral & dampak penggunaannya Energi tak terbarukan Efisiensi energi & energi terbarukan Solusi
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTREPETASI
73 BAB V ANALISA DAN INTREPETASI 5.1 Analisa Proses Produksi Semen Proses produksi dari semen ini dibagi menjadi 6 proses bagian yang besar. Keenam proses ini adalah sebagai berikut : 7. Proses Penambangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Istilah keberlanjutan (sustainability)
Lebih terperinci48 juta ton naik 17,7%
KESIMPULAN PERSAINGAN INDUSTRI KEBUTUHAN KONSUMEN KEPUASAN PELANGGAN 48 juta ton naik 17,7% PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk. ORDINARY PORTLAND CEMENT UNIT RAW MILL P 1-2 KUALITAS RAW MEAL PENYIMPANGAN
Lebih terperinciNama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.
Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN
Lebih terperinciSpecial Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)
Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA
Lebih terperinciPendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:
Kerusakan Lingkungan: Perubahan Langsung dan atau Tidak Langsung terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan atau Hayati Lingkungan Hidup yang Melampaui Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan. Perusakan lingkungan hidup:
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciII. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR/FOTO... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xi ABSTRACT... xii I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
Lebih terperinciSlide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta
Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Slide 1 Pada pertemuan G-20 di Pittsburg tahun 2009, Pemerintah
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TINGKAT INTENSITAS ENERGI SEKTOR INDUSTRI PADA SUB-SEKTOR INDUSTRI SEMEN DAN INDUSTRI TEKSTIL SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TINGKAT INTENSITAS ENERGI SEKTOR INDUSTRI PADA SUB-SEKTOR INDUSTRI SEMEN DAN INDUSTRI TEKSTIL SKRIPSI DAVID KARUNIA MULYONO 0706269672 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciRKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dari rencana kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi
Lebih terperinciPENGARUH GRANULATED BLAST FURNACE SLAG
PENGARUH GRANULATED BLAST FURNACE SLAG DALAM SEMEN TERHADAP KAPASITAS PRODUKSI, KUAT TEKAN MORTAR DAN NILAI EKONOMIS Studi Kasus di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Samsuri 1, Ngudi Tjahjono 2, Chauliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu pembangunan berkelanjutan hanya akan dapat dicapai melalui sinerginya tiga faktor utama; profit, people dan planet. Dengan kata lain, keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dan pengendalian persediaan adalah unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan yang cukup maka dapat menghambat
Lebih terperinciPABRIK PLASTER OF PARIS DARI GYPSUM DENGAN PROSES KALSINASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh: LINA DHARMAWATI NPM:
PABRIK PLASTER OF PARIS DARI GYPSUM DENGAN PROSES KALSINASI PRA RENCANA PABRIK Oleh: LINA DHARMAWATI NPM: 0831010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pemakaian bahan bakar terutama bahan bakar fosil di dunia semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya laju
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENERAPAN AUDIT LINGKUNGAN
Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi di samping kayu dan
Lebih terperinci