PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERDASARKAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI. Oktari Argadewi 1 Eko Budi Santoso 2 Endang Titi Sunarti 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERDASARKAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI. Oktari Argadewi 1 Eko Budi Santoso 2 Endang Titi Sunarti 3"

Transkripsi

1 JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009 PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERDASARKAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI Oktari Argadewi 1 Eko Budi Santoso 2 Endang Titi Sunarti 3 ABSTRAK Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sarana pendidikan tingkat atas yang lulusannya merupakan tenaga terampil dan siap kerja. Pelaksanaan perluasan SMK di semua wilayah sudah mulai berjalan di Kabupaten Kediri. Data pokok pendidikan Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa SMK yang ada bidang keahliannya tidak sesuai potensi wilayah Kabupaten Kediri. Di samping itu, potensi wilayah Kabupaten Kediri juga perlu dikembangkan. Padahal, pendidikan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap perumbuhan ekonoini suatu daerah. Penelitian tentang faktor - faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah dan pemetaan potensi menjadi dasar dalam merumuskan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif dengan pendekatan rasionalistik. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Delphi dan anaiisis LQ. Analisis Delphi digunakan untuk menemukan faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah KabupatenKediri dan merumuskan arahan dalam mengembangkan SMK berdasarkan potensi Kabupaten Kediri. Analisis LQ digunakan untuk menganailsis potensi Kabupaten Kediri. Hasil penelitian ini adalah arahan dalam mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaton Kediri yaitu pendirian SMK jasa di Kabupaten Kediri. Pengembangan SMK yang sudah sesuai dengan potensi wilayah kabupaten dapat ditingkatkan dengen menanggulangi faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi daerah. Juga perlu didirikan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan. Kata kunci: pengembangan SMK, potensi wilayah, Sekolah Menengah Kejuruan PENDAHULUAN Arah kebijakan nasional yang tercantum dalam Renstra Diknas tahun 2004 dilakukan agar lulusan pendidikan yang ada dapat menjadi tenaga terampil di bidangnya karena tenaga terampil meiniliki keterampilan dan peluang yang tinggi untuk bekerja dan produktif. Dalam tingkat pendidikan menengah, penyediaan tenaga terampil dilaksanakan pada lembaga pendidikan SMK. Pemerintah Kabupaten Kediri sudah mulai mengembangkan pendidikan SMK untuk melahirkan tenaga-tenaga yang terampil di bidangnya. Hal ini terlihat dan program-program dalam Renstra Kabupaten Kediri mulai mengarah pada pengembangan SMK, salah satunya adalah program pengembangan kompetensi pendidikan kejuruan (Renstra Kabupaten Kediri, ). 1. Mahasiswa Program Magister Manajemen Pembangunan Kota ITS 2. Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS (Pembimbing I) 3. Pengajar Jurusan Arsitektur ITS (Peinbimbing II) 79

2 Program pemerintah Kabupaten Kediri cenderung belum sejalan dengan keadaan eksisting yang ada. Hal itu dapat dilihat dan semakin menurunnya jumlah SMK di Kabupaten Kediri tiap tahunnya. Data dari data pokok pendidikan Kabupaten Kediri tentang kondisi eksisting pendidikan tingkat atas di Kabupaten Kediri bahwa jumlah SMK tiap tahun semakin berkurang, sedang jumlah SMA yang tetap tetap tahunnya mempunyai siswa yang semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah kejuruan di Kabupaten Kediri belum diininati masyarakat. Masyarakat lebih cenderung meinilih SMA daripada SMK. Mengacu pada keadaan tersebut, pemerintah dan Dinas pendidikan masih harus mensosialisasikan pentingnya pendidikan kejuruan pada masyarakat. Dengan pendidikan kejuruan dapat mencetak tenaga yang siap bekerja dan terampil di bidangnya. Sesuai dengan Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun bahwa peningkatan pendidikan kejuruan salah satunya dititikberatkan pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing. Sehingga secara bertahap SMK berupaya meningkatkan mutu hasil pembelajaran yang relevan dengan keunggulan daerahnya, meiniliki daya saing kuat dan mampu mengisi kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pasar kerja nasional /internasional. Dari perkembangan potensi yang ada di Kabupaten Kediri potensi secara umumnya adalah di sektor pertanian. Sebagian besar wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri potensinya adalah sektor pertanian. Pada tingkat kabupaten, potensi wilayah yang ada dapat dilihat dari produksi yang paling doininan pada wilayah tersebut, seperti pada Kecamatan Pare, produksi yang paling doininan adalah pertanian dengan produksi sebesar kwintal pada tahun 2005 (Kabupaten Kediri dalam Angka, 2006). Sedangkan SMK pertanian ada di Kecarnatan Plosoklaten, sehingga ada ketidaksesuaian program keahilan SMK dengan potensi wilayah yang ada. Jurusan pada SMK pertanian sangat menunjang pengembangan pertanian di suatu wilayah, yaitu tanaman pangan dan holtikultura (Data Pokok Pendidikan Kab Kediri, 2007). Adapun tujuan penelitian ini adalah dapat merumuskan arahan untuk mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri. Sedangkan output dari penelitian ini adalah sebagai benkut: 1. Mengidentiflkasi potensi wilayah Kabupaten Kediri. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri. 3. Merumuskan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri SINTESA TEORI SMK meiniliki multi fungsi dan manfaat yang berkontnbusi besar dalam pembangunan wilayah. Pengembangan wilayah rnerupakan suatu proses kontinyu yang melibatkan aspek ekonoini, aspek sosial, lingkungan dan politik. Sedang potensi wilayah dapat dilihat dari bagaimana wilayah tersebut memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri. Untuk meningkatkan sektor unggulan, maka produktifitas sektor unggulan tersebut haruslah semakin baik. Peningkatan produktifltas didukung oleh tenaga kerja yang terampil di bidangnya. Tenaga kerja yang terampil salah satunya dapat diperoleh dan pendidikan SMK. Tabel 1 berikut adalah variabel-variabel berdasarkan teori. Tabel 1. Variabel Penelitlan No Teori Sumber Veriabel (1) (2) (3) (4) 1. Perkembangan dan Pertumbuhan Wilayah Nugroho (2004) a. Ekonoini b. Sosial 80

3 No Teori Sumber Veriabel (1) (2) (3) (4) c. Lingkungan d. Ketenagakerjaan Alkadrie (2006) a. Pendapatan masyarakat b. Lapangan pekerjaan c. Pemerataan pendapatan d. PDRB Tarigan (2006) a. Jarak b. Aksesibilitas c. Keadaan prasarana d. Ketersediaan sarana Suryadi (2002) a. Kesempatan kerja b. Investasi c. Teknologi 2. Potensi Wilayah Warpani (1980) a. Pendapatan b. Nilai tambah c. Penduduk d. Area / kawasan e. Tenaga kerja 3. Sarana dan Prasarana Sosial Kodoatie (2005) a. Transportasi b. Drainase c. Bangunan gedung d. Fasilitas umum e. Fasilitas pendidikan f. Fasilitas perumahan g. Fasilitas kesehatan h. Ruang Terbuka Hijau Tarigan (2005) a. Fasilitas pendidikan b. Fasilitas kesehatan c. Fasilitas umum d. Fasilitas rekreasi e. Sarana dan prasarana f. Transportasi Pada Tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel dalam perkembangan program keahlian SMK adalah sebagai berikut: a. Faktor internal: 1. Tenaga kependidikan 2. Sarana dan prasarana pendidikan 3. Biaya operasional pendidikan 4. Manajemen pendidikan b. Faktor ekstemal: 1. Persebaran penduduk 2. Sarana dan prsarana sosial 3. Kerjasama dunia kerja dengan lembaga pendidikan 4. Kebijakan pemenntah Sedangkan vanabel untuk merumuskan arahan pengembangan SMK, dapat disimpulkan sebagai benkut: a. SMK bertaraf Intenasional b. Pengembangan SMK berbasis keunggulan Lokal di setiap Kabupaten/Kota. 81

4 c. Pembangunan SMK Baru (USB) d. Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB). e. Rehabilitasi Gedung SMK f. Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) g. Perbaikan sarana dan prasarana SMK yang sudah ada. h. Penambahan sarana dan prasarana SMK. METODE PENELITIAN Tahapan penelitian dalam studi pengembangan SMKberdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut: 1. Analisis potensi wilayah Kabupaten Kediri. Untuk menganalisis potensi wilayah Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ), sehingga diperoleh potensi yang merupakan basis dari masing-masing wilayah di Kabupaten Kediri. 2. Analisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah KabupatenKediri. Dalam analisis tahap kedua dilakukan dengan survai primer menggunakan analisis delphi, sehingga diperoleh faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri. 3. Perumusan arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wllayah di Kabupaten Kediri. Perumusan arahan dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis delphi, sehingga diperoleh rumusan arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Potensi Wilayah Kabupaten Kediri Analisis potensi wilayah Kabupaten Kediri dalam penelitian ini menggunakan analisis LQ. Dalam LQ menggunakan data tenaga kerja per kecamatan tiap sektor ekonoini. Dari hasil penelitian ini diperoleh potensi yang menjadi basis dari tiap kecamatan dan dapat digambarkan pada gambar berikut ini: Gambar 1. Peta Potensi dan SMK 82

5 Analisis Faktor-faktor Penyebab Ketidaksesuaian SMK dengan Potensi Wilayah Kabupaten Kediri Bidang Keahlian Untuk memperoleh faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah dalam penelitian ini dengan menyebar kuisioner pada analisis Delphi kepada 4 responden. Eksplorasi pendapat dart responden dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap I dilakukan eksplorasi tentang faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang diperoleh dari variabel penelitian. Analisis Delphi tahap 2 menggunakan hasil dari analisis tahap 1 sebagai umpan balik. Dalam tahap 2 dilakukan penyebaran kuisioner dengan satu pertanyaan, yaitu Menurut Anda, apakah faktorfaktor berikut yang rnerupakan faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri?, demikian juga pada tahap 3, menggunakan hasil dari tahap 2 sebagai umpan balik dengan pertanyaan yang sama, sehingga diperoleh faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri adalah: 1. Tenaga pendidikan 2. Sarana dan prasarana pendidikan 3. Biaya operàsional pendidikan 4. Sarana dan prasarana sosial 5. Kebijakan pemerintah 6. Kualitas pendidikan 7. Kerjasama dunia kerja dan lembaga pendidikan Perumusan Arahan dalam Pengembangan SMK Berdasarkan Potensi Wilayah Kabupaten Kediri. Pada tahap ini yang dilakukan adalah penggalian (eksplorasi) pendapat dari para responden tentang variabel dalam merumuskan arahan pengembangan SMK di Kabupaten Kediri. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan pendapat dari responden tersebut adalah wawancara terbuka kepada responden terpilih. Para responden akan memberikan pendapatnya beserta alasannya, sehingga diperoleh arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri sebagai berikut: 1. Arahan untuk daerah yang berpotensi pertanian pertanian di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK pertanian yang sudah ada di Kabupaten Kedir Dengan mengembangkan SMK pertanian yang sudah ada, yaitu SMK SPP Plosoklaten Kediri, akan dapat menanggulangi kurangnya tenaga terampil di bidang pertanian yang dibutuhkan oleh kecamatan lain di sekitar Kecamatan Plosoklaten. SMK SPP Plosoklaten merupakan SMK yang memepunyai kompetensi tinggi di bidang pertanian, sehingga Iulusannya akan mampu mengembangakan potensi pertanian meskipun tidak berada di Kecamatan Plosoklaten. Siswa SMK SPP Plosoklaten tidak hanya berasal dan kecamatan itu sendiri, tetapi juga berasal dari kecamatan yang lain. b. Penambahan SMK pertanian yang baru di Kecamatan Mojo atau Kecamatan Semen akan dapat menanggulangi permasalahan kekurangan tenaga terampil di Kabupaten Kediri bagian Barat. Dengan pendirian SMK baru, diharapkan akan dapat meningkatkan potensi pertanian wilayah. 83

6 c. Perbaikan sarana dan prasana penghubung antar kecamatan Perbaikan sarana dan prasarana mutlak diperlukan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah. 2. Arahan untuk daerah yang berpotensi industri industri di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK teknologi Industri yang telah ada SMK teknologi industri yang sudah sesuai dengan potensi industri seperti pada kecamatan Kepung, Papar, Wates dan Ngadiluwih sudah cukup dalam pemenuhan tenaga terampil di bidang industri untuk saat ini sehingga diperlukan pengembangan SMK yang sudah ada. b. Perbaikan dan penambahan fasilitas pendidikan yang sudah ada Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMK teknologi industri perlu diperbaiki dan di tambah karena banyak terdapat sarana praktek yang mengalami kerusakan. 3. Arahan untuk daerah yang berpotensi konstruksi Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahilan SMK dengan potensi konstruksi di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK teknologi industri yang berada di Kecamatan Pare guna mendukung potensi konstruksi. Pengembangan SMK teknologi industri yang sesuai dengan potensi kontruksi di Kecamatan Pare belum diperlukan karena SMK tersebut sudah sangat maju di industri yang lain b. Penambahan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan Penambahan SMK industri di Kecamatan Tarokan diperlukan karena kecamatan tersebut berpotensi konstruksi dan SMK yang akan dibangun lebih difokuskan dalam mengembangkan potensi konstruksi. c. Rehabihtasi gedung SMK yang rusak Gedung-gedung sekolah di SMK industri sudah banyak yang rapuh dan rusak, sehingga dibutuhkan rehabilitasi gedung SMK yang rusak. 4. Arahan untuk daerah yang berpotensi penggalian penggalian di Kabupaten Kediri adalah a. Pengembangan SMK teknologi industri yang sudah berada di kecamatan yang berpotensi penggalian, yaitu kecamatan Kandangan, Kepung, Gampengrejo, dan Papar SMK yang sesuai dengan potensi penggalian sudah cukup banyak, sehingga diperlukan pengembangan SMK tersebut dengan menambah jurusan yang sesuai dengan penggalian. b. Penambahan sarana dan prasrana sekolah pada tiap SMK teknologi industri Sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menghambat siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga penambahan sarana dan prasarana yang baru sangat diperlukan SMK teknologi industri. 5. Arahan untuk daerah yang berpotensi perdagangan perdagangan di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK bisnis dan manajemen di Kecamatan Grogol 84

7 SMK YBPK di Kecamatan Grogol saat ini memerlukan perhatian dari pemerintah kabupaten, agar dapat mengembangkan SMK yang sesuai dengan potensi perdagangan. b. Penambahan ruang kelas baru untuk SMK YBPK Grogol Penambahan ruang kelas yang baru pada SMK YBPK sangat diperlukan karena saat ini kelas yang digunakan bergantian dengan SMP YBPK Grogol. 6. Arahan untuk daerah yang berpotensi Jasa jasa di Kabupaten Kediri adalah: a. Penambahan unit SMK baru yang termasuk kelompok kesejahteraan masyarakat dan kelompok pariwisata SMK yang sesuai dengan potensi jasa pada Kabupaten Kediri belum ada, sehingga penambahan SMK kesejahteraan masyarakat atau SMK pariwisata sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi jasa. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai benkut: 1. Potensi wilayah Kabupaten Kediri yang merupakan potensi unggulan tiap kecamatan, 21% wilayah Kabupaten Kediri berpotensi dl bidang jasa, 17% wilayah Kabupaten Kediri berpotensi di bidang pertanian, perdagangan, dan industri, sedang sisanya berpotensi di bidang konstruksi. 2. Faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri: a. Tenaga kependidikan b. Sarana dan prasarana pendidikan c. Biaya operasional pendidikan d. Sarana dan prasarana sosial e. Kerjasama dunia usaha dengan lembaga pendidikan f. Kebijakan pemerintah g. Kualitas pendidikan 3. Rumusan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri: a. Pengembangan SMK pertanian yang sudah ada di Kabupaten Kediri yaitu SMK di Kecamatan Plosoklaten b. Penambahan SMK pertanian yang baru di Kecamatan Mojo c. Perbaikan sarana dan prasarana penghubung antar kecamatan yang berpotensi pertanian d. Pengembangan SMK teknologi industri di kecamatan e. Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan di SMK bidang teknologi industry f. Pengembangan SMK teknologi industri yang berada di Kecamatan Pare guna mendukung potensi konstruksi g. Penambahan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan h. Rehabilitasi gedung SMK yang rusak di Kecamatan Pare i. Pengembangan SMK teknologi industri yang sudah berada di kecamatan yang berpotensi penggalian, yaitu kecamatan Kandangan, Kepung, Gampengrejo, dan Papar j. Penambahan sarana dan prasarana sekolah pada tiap SMK teknologi industri yang menunjang potensi penggalian k. Pengembangan SMK bisnis dan manajemen dl Kecamatan Grogol 85

8 l. Penambahan ruang kelas baru untuk SMK YBPK Grogol m. Penambahan sarana untuk SMK Umathan Washatan Ngadiluwih n. Penambahan unit SMK baru yang termasuk kelompok kesejahteraan masyarakat dan kelompok pariwisata DAFTAR RUJUKAN Adisasinita, Raharjo. (2008). Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Yogyakarta : Graha Ilmu. Alkadri. (2006). Manajemen Teknologi untuk Perkembangan Wilayah Konsep Dasar, Contoh Kasus, dan implikasi Kebijakan. Jakarta : Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Arikunto, Suharsiini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Barbe, W. B., & Swassing, R. H., with M. N. Inilone. (1979). Teaching through modality strengths: Concepts and practices. Columbus, OH: Zaner-Blosor. Barthos, Basir. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro. Jakarta : PT Buini Aksara. BPS Kabupaten Kediri (2006). Kabupaten Kediri dalam Angka Tahun Kediri: BPS Kabupaten Kediri. BPS Kabupaten Kediri (2006). Kecamatan dalam Angka Tahun Kediri: BPS Kabupaten Kediri Depdiknas. (2007). Data Pendidikan. Ditjen Mandikdasrnen. (2007). Rencana Strategis Djojonegoro, Wardiman, (1999). Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Balai Pustaka. Guruge, Ananda. (2005). Proses Perencanaan Pendidikan. Surabaya: SIC. Hasbullah. (2006). Otonoini Pendidikan: Kebijakan Otorioini Daerah dan lmplikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Human Development Report. ( ). Diakses 4 Juli Jayadinata, T. Johara. (1999). Tata Guna Tanah dalem Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Bandung: Penerbit ITB. Kepmen PU 378IKPTS/ Kodoatie, Robert J. (2005). Pengantar Manajemen lnfrastruktur. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Kompas. (28 Agustus 2003). Seko!ah Menengah Kejuruan di Antara Impian den Kenyataan. Jakarta L. Saaty, Thomas. (1993). Pengambilan Keputusan bagi para Peinimpin, PT Pustaka Binaman Pressindo. Mantra, Ida Bagus. (2000). Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Nugroho, Iwan. (2004). Pembangunan Wliayah: Prespektif Ekonoini, Scsial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES. 86

KONSEP PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERBASIS INDUSTRI DI KABUPATEN SIDOARJO

KONSEP PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERBASIS INDUSTRI DI KABUPATEN SIDOARJO JURNAL PENATAAN RUANG KONSEP PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERBASIS INDUSTRI DI KABUPATEN SIDOARJO Qurrotu Aini 1 Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso 2 Ir. Heru Purwadio, MSP. 3 ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

Identifikasi Kemampuan Pelayanan Ekonomi dan Aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal Ngasem di Kabupaten Kediri

Identifikasi Kemampuan Pelayanan Ekonomi dan Aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal Ngasem di Kabupaten Kediri JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-17 Identifikasi Kemampuan Pelayanan Ekonomi dan Aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal Ngasem di Kabupaten Kediri Rifki Alvian Syafi

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG ) UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI WILAYAH GRESIK

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG ) UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI WILAYAH GRESIK APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG ) UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI WILAYAH GRESIK SOKIB NRP. 2208 206 008 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Program

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI Nama : Puji Rahayu NRP : 3609 100 059 Dosen Pembimbing: Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Dari hasil analisis potensi daerah Kabupaten Buru diperoleh kesimpulan sebagai berikut : PDRB Kabupaten Buru tahun 2006 adalah pada sektor pertanian dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI JURNAL TEKNIK POMITS 2014 1 Abstrak Tingginya produksi jagung di Kabupaten Kediri seharusnya bisa memaksimalkan kegiatan pengolahan jagung. Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri menyebutkan

Lebih terperinci

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE Andi Muhammad Irfan 1, Nurlaela 2, dan Sunardi 3 1,2,3 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri JUNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) C64 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih banyak jumlah pengangguran sehingga tingkat kemiskinan relatif masih tinggi. Kurangnya ketersediaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sektor unggulan yang terbentuk dari

Lebih terperinci

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg Okto Dasa Matra Suharjo NRP 3610 100 050 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg BAB I - Pendahuluan Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Timur Permasalahan Perekonomian Timur di Jawa 1. Pertumbuhan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada kumoro@map.ugm.ac.id website: www.kumoro.staff.ugm.ac.id

Lebih terperinci

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Okto Dasa Matra Suharjo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2004-2009, salah satu target yang ingin dicapai dalam jenjang pendidikan menengah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam 162 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam kaitannya dengan pengujian hipotesis serta berdasarkan deskripsi data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan titik berat pembangunan dalam memasuki era global. Era globalisasi dan pasar bebas tingkat AFTA dan AFLA

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA

TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA Ir. Djuharsa M.D, MM KEPALA BADAN LITBANG DAN INFOMASI A G E N D A I. PROFIL PEKERJAAN LAYAK INDONESIA II. PERBANDINGAN RTKN DAN PROFIL DW INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI WILAYAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS POTENSI WILAYAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS POTENSI WILAYAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUMENEP TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Gelar S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Belitung terletak antara 107 08 BT sampai 107 58 BT dan 02 30 LS sampai 03 15 LS dengan luas seluruhnya 229.369 Ha atau ±2.293,69 Km2. Pada peta dunia Pulau

Lebih terperinci

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP Tugas Akhir PW 09-1333 Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit dikabupaten Siak-Riau Ikhlas Saily NRP 3607 100 027 Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP PROGRAM

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta persaingan di dunia pendidikan yang semakin kompleks, menuntut lembaga pendidikan untuk berubah dari model pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISA VARIABEL PENELITIAN METODE SAMPLING BAB III METODE PENELITIAN 10 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

Kawasan Cepat Tumbuh

Kawasan Cepat Tumbuh Terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Terjadi dorongan kerjasama pembangunan antar wilayah secara fungsional Kawasan Cepat Tumbuh Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk unggulan Tercipta keterpaduan,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SISTEM REAL TIME ONLINE PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SISTEM REAL TIME ONLINE PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jln. Airlangga No.- Paron Telp. (0354) 682997 Fax. (0354) 680420 Website : www.dikpora.kedirikab.go.id E-mail : dikpora@kedirikab.go.id

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24

I. PENDAHULUAN. lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kerangka pengembangan wilayah, perlu dibatasi pengertian wilayah yakni ruang permukaan bumi dimana manusia dan makhluk lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Beberapa permasalahan yang masih dihadapi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Lebih terperinci

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan C12 Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan Ellen Deviana Arisadi dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN SEKOLAH BARU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERSTATUS NEGERI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) pada tahun 2003 yang lalu, APEC pada tahun 2010, dan kesepakatan WTO (world trade organization)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 47 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah tertinggal dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau. Daerah tertinggal adalah daerah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur mempunyai peranan yang vital dalam pemenuhan hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan infrastruktur dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak. Indikator rendahnya mutu pendidikan ini dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional

Lebih terperinci

Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia

Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia Eko Budi Santoso 1 * Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember, * Email : eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Kota-kota besar di

Lebih terperinci

MEMBANGUN SMK BERBASIS POTENSI DAERAH

MEMBANGUN SMK BERBASIS POTENSI DAERAH KARYA ILMIAH MEMBANGUN SMK BERBASIS POTENSI DAERAH DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING DI ERA MEA Disampaikan dalam Simposium GTK Tingkat Nasional dalam rangka Hari Guru Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil dan pembahasan penelitian yang telah. diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan

BAB V PENUTUP. hasil dan pembahasan penelitian yang telah. diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era perdagangan bebas. Persaingan dan tuntutan di dunia kerja pun membutuhkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan bukan suatu hal yang diragukan lagi di suluruh dunia khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Sintang yang produktif, berkualitas, sejahtera, dan demokratis melaui GERBANG EMAS (Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 RTRW Kota Cilegon Djoko Sujarto, Perencanaan perkembangan kota baru,penerbit ITB, 2012, hlm 16

BAB I PENDAHULUAN. 1 RTRW Kota Cilegon Djoko Sujarto, Perencanaan perkembangan kota baru,penerbit ITB, 2012, hlm 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota baru di Indonesia dimulai sejak tahun 1950-an dan terus berkembang menjadi landasan pemikiran konseptual dalam memecahkan masalah mengenai fenomena

Lebih terperinci

Program Penataan dan Pemerataan Guru Pendidikan Menengah

Program Penataan dan Pemerataan Guru Pendidikan Menengah Program Penataan dan Pemerataan Guru Pendidikan Menengah Tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2016 Kronologi PROGRAM DIREKTORAT PGPM, DITJEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik yaitu memiliki kemampuan merancang program

Lebih terperinci

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Tugas Individu : Tugas 7 Filsafat Pendidikan Kejuruan Dosen : Dr. Hj. Hasanah Nur. MT. KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Oleh ; Muhammad Riska Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN TAHUN

ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN TAHUN ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN TAHUN 2017-2021 Yeni Linda Fitria Maisyaroh Desi Eri Kusumaningrum E-mail: yenilindaf@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mufti Ghaffar, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mufti Ghaffar, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAG) merupakan salah satu prodi yang berada di bawah Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4 Salah satu kebijakan pemerintah tentang sekolah menengah adalah penggalakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dan sampai saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi sebagai urat-nadi berkehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional yang sangat penting perannya dalam ketahanan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami dinamika. Dinamika pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2011 hingga 2016 cenderung

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di wilayah ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir Arahan Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Komoditas Unggulan yang Berdaya saing di Kabupaten Indramayu sebagai kawasan

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-184 Pengembangan Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis Kadek Ayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2007-2011 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Bakhtiar Yusuf Ghozali 0810210036 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun 2000-2010. Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) mempublikasikan

Lebih terperinci

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Adinda Putri Siagian dan Eko Budi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di sadari oleh banyak negara bahwa pendidikan merupakan salah satu eskalator sosial penting dan alat transformasi sumberdaya manusia yang strategis baik pada tataran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan pendekatan regional dalam menganalisis karakteristik daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan,

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO Nida Farikha 1),Erwin Widodo 2), Ketut Gunarta 3) 1),2),3 ) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur merupakan bagian penting karena berpengaruh pada sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam Renstra Kementerian PU Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa Kementerian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dalam hierarki struktur pemerintahan, desa adalah menempati posisi terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi terdepan dan langsung

Lebih terperinci

Manado 2 & 3 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Manado 2 & 3 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN AKSESIBILITAS TERHADAP TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN DI KOTA TOMOHON Stevanus Hariona Tricahyo Sumadi¹, Ir. Papia J.C. Franklin,MSi², & Ir. Indradjaja Makainas, M.Ars³ 1 Mahasiswa S1

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis perekonomian

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis perekonomian 76 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis perekonomian kabupaten/kota di DIY dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama pemerintah dari masa ke masa. Permasalahan ini menjadi penting mengingat erat kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerahnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU Fitra Yani (Pembimbing : Dra. Hj. Nursiah Chalid, MS dan Sri Endang Kornita, SE, MSi) Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA DI SMK RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) Oleh: Cucu Ruhidawati Program Studi Pendidikan Tata Busana, Jurusan PKK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (sekarang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan) mulai tahun 2003 mengembangkan program peningkatan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah

Lebih terperinci

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Yeni Ratnasari, Eko Budi

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK KEMENDIKBUD Jakarta, 10 April 2017

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK KEMENDIKBUD Jakarta, 10 April 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia DANA ALOKASI KHUSUS FISIK KEMENDIKBUD Jakarta, 10 April 2017 ARAH DAN KEBIJAKAN DAK 2018 (HASIL KESEPAKATAN TM DAK) DAK Reguler: Menu sesuai dengan

Lebih terperinci

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang U ntuk menindak lanjuti diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 maka dalam pelaksanaan otonomi daerah yang harus nyata dan bertanggung

Lebih terperinci

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko INKONSISTENSI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pengembangan Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis Kd. Ayu Novita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling ketergantungan antara semua sub-sistem

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31 AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 SD/MI % 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 Dinas Pendidikan Jumlah SD/MI jumlah SD/MI kali 1% diharapkan di tahun 218 tinggal 1,1%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004

Lebih terperinci