PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG 1 ) Suradi, 2 ) Hamzah, 3 ) Jumiati 1 ) Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar 2,3 ) Mahasiswa Prodi Teknik Industri Fak. Teknik Univ. Islam Makassar Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Adapun hasil penelitian dalam setiap periode produksi benang dibutuhkan 1 1 /3 box bibit F1 China untuk 4 orang tenaga kerja (petani) dan 1 1 /7 box bibit F1 Perum untuk 2 orang tenaga kerja (petani) dengan keuntungan Rp Persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ulat sutra antara lain adalah kapasitas ruangan yang memadai, ventilasi yang cukup, aerasi berjalan dengan baik, mempunyai ruang penyimpanan daun dan ruang penyimpanan alat-alat pemeliharaan. Kata Kunci : Metode Simpleks 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, Pemerintah Kabupaten Enrekang mencanangkan program satu desa satu produk unggulan, teknologi masuk desa, dan pengusaha masuk desa (Sudirman 1996). Dewasa ini, pedesaan umumnya masih berfungsi sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan pengolahan dilakukan di perkotaan. Hal ini terjadi karena teknologi pengolahan hasil pertanian belum masuk desa. Potensi pengembangan usaha persuteraan masih sangat terbuka lebar. Banyak faktor yang mendukung dalam usaha pengembangan persuteraan alam ini, antara lain tanaman murbei yang produksi utamanya berupa daun sebagai pakan ulat sutera sangat mudah untuk dikembangkan, kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri yang tidak memerlukan tingkat pengetahuan tinggi serta prospek pengembangan di masa mendatang yang sangat menjanjikan. Ada beberapa wilayah pengembangan persuteraan alam di Sulawesi Selatan meliputi Kabupaten Tana Toraja, Enrekang, Wajo, Soppeng, Sidrap, Barru, Gowa, Sinjai, Bulukumba, Takalar, Luwu timur, Luwu Utara, serta usaha ini pada umumnya dikerjakan oleh keluarga petani secara sambilan. Pelaksanaan pembangunan kehutanan di bidang Persuteraan Alam sampai sejauh ini masih belum optimal mengingat produksi benang dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan industri pertenunan dalam negeri, dan kualitas benang yang dihasilkan masih rendah. Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri 934 rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan sebuah masalah yakni : 1. Bagaimana cara mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method 2. Bagaimana cara pemeliharaan (maintenance) Ulat Sutra dalam upaya meningkatkan produksi benang sutra alam di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method 2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan (maintenance) Ulat Sutra dalam upaya

2 RANCANGAN SISTEM INFORMASI JURNAL ILMU TEKNIK BERBASIS WEB UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR 1 )Syarifuddin Baco, 2 ) Muh. Swandi, 3 ) A. Rahman Amal 1 )Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Makassar 2,3 ) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Makassar Untuk menghadapi tuntutan persaingan khususnya di bidang informasi tentang ilmu teknik yang dikembangkan melalui jurnal jurnal ilmu teknik harus mengikuti perekembangan jaman dengan memberikan informasi tentang ilmu teknik pada internet. Memberikan informasi ilmu teknik berarti telah membantu masyarakat dan peserta didik memberikan informasi tentang ilmu teknik. Dengan adanya sistem informasi jurnal ilmu teknik secara on-line semua informasi tentang ilmu teknik dapat diperoleh secara langsung beberapa saat setelah suatu kejadian tersebut terjadi dan dapat diakses di setiap tempat. Dari hasil peleitian diperoleh sistem informasi Jurnal Ilmu Teknik yg telah dirancang dalam bentuk website sudah bersifat dinamis dan menggunakan skrip HTML sehingga informasi-informasi yang ditemukan pengguna mudah dilihat dan diunduh. Website yg telah dirancang tersebut menampilkan integrasi HTML dan PHP sehingga dapat memberikan informasi dengan baik, dan berdasarkan uji sistem yang telah dilakukan website tersebut mudah diakses serta hasilnya tepat dan akurat. Kata Kunci : Sistem Informasi, Website, Adobe/Macromedia Flash, Macromedia Dreamweaver 1.1 Latar Belakang World wide web saat ini berkembang dengan pesatnya pada berbagai bidang kehidupan manusia. Terutama penggunaan Internet sangat dirasakan manfaatnya baik dalam bidang Aplikasi sosial,militer serta teknologi dan bisnis besar ataupun kecil. Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Rancang bangun sistem informasi jurnal ilmu teknik sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi maupun pendidikan, mau tidak mau harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Keberhasilan persaingan di internet bergantung pada banyak tanggapan masyarakat pengguna internet yang dapat diajak untuk membuat suatu interaksi. Dua hal penting dalam dunia internet adalah homepage untuk pemajangan data-data produk, informasi serta pelayanan dan e- mail untuk melakukan interaksi tersebut. Untuk menghadapi tuntutan persaingan khususnya di bidang informasi tentang ilmu teknik yang dikembangkan melalui jurnal jurnal ilmu teknik harus mengikuti perekembangan jaman dengan memberikan informasi tentang ilmu teknik pada internet. Memberikan informasi ilmu teknik berarti telah membantu masyarakat dan peserta didik memberikan informasi tentang ilmu teknik. Dengan adanya sistem informasi jurnal ilmu teknik secara on-line semua informasi tentang ilmu teknik dapat diperoleh secara langsung beberapa saat setelah suatu kejadian tersebut terjadi dan dapat diakses di setiap tempat Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang sistem informasi jurnal ilmu teknik dalam bentuk website? 2. Bagaimana cara akses informasi sehingga informasi yang dihasilkan tepat dan akurat? 1.3.Batasan Masalah Pembatasan masalah ini bukan saja untuk menyederhanakan persolaan yang di hadapi, tetapi juga untuk mengarahkan permasalahan tersebut supaya tidak menyimpan dari yang diinginkan. Batasan dari penelitian ini adalah: 1. Wujud perancangan adalah website on-line jurnal ilmu teknik untuk informasi ilmu teknik secara online. 2. Penelitian dilakukan pada script PHP dan HTML yang menangani basis data serta bagaimana keduanya dapat berintraksi Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan : 1. Menampilkan web page informasi jurnal ilmu teknik yang dinamis menggunakan script HTML. 2. Menampilkan integrasi HTML dan PHP sehingga dapat memberikan informasi dengan baik. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Jenis Data Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang terkait, biasanya menggunakan daftar pertanyaan. Peneliti dalam penelitiannya menggunakan perpustakaan untuk mendapatkan data sebagai masukan dan referensi dalam pembuatan sistem informasi jurnal ilmu teknik berbasis web Universitas Islam Makassar.

3 MEMBANGUN VIRTUAL OFFICE STUDI KASUS : CV. THERIMA BLESSAYA Dimyati Thumsum Dosen Sistem Informasi STMIK Kharisma MAKASSAR CV. Therima Blessaya (SAYA Magazine) bergerak dalam bidang penerbitan majalah dan promosi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, mobilitas karyawan CV. Therima Blessaya sangat tinggi dalam rangka mencari berita dan menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Kendala yang sering mereka hadapi antara lain kendala ruang dan waktu, misalnya kesulitan untuk melakukan pekerjaan sewaktu berada jauh dari lokasi kantor dan waktu kerja yang kurang optimal. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dengan pasti bagaimana cara kerja sistem yang berjalan saat ini dan berusaha mempermudah proses kerja yang terjadi dengan merangkum tugas-tugas kantor yang sering dikerjakan dalam sebuah aplikasi berbasis internet sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kendala ruang dan waktu yang mungkin terjadi dalam proses kerja serta menyediakan informasi yang diperlukan. Sistem yang baru yang dirancang tersebut akan diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai pengolah basis datanya. Dalam melakukan penelitian, digunakan metode deduktif untuk menganalisis fakta-fakta yang bersifat umum kemudian diuraikan secara khusus dan terinci dan metode komparatif untuk membandingkan data yang satu dengan beberapa data lain kemudian menarik suatu kesimpulan akhir. Dengan adanya sistem baru ini, diharapkan dapat melengkapi dan mempermudah proses kerja yang terjadi karena para karyawan tidak mutlak harus melakukan pekerjaannya di kantor, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama dapat terhubung dengan jaringan internet. Kata kunci : kantor maya, internet, penerbitan, PHP, MySQL. 1.1 Latar Belakang Masalah Mobilitas karyawan CV. Therima Blessaya sangat tinggi. Sebagian besar waktu kerja dihabiskan di luar kantor, kecuali untuk bagian desain dan layout. Kendala yang sering mereka hadapi antara lain kendala ruang dan waktu. Misalnya, saat berada di luar kota, karyawan akan sulit untuk terus berhubungan dengan kantor dan kurang ter-update dengan kondisi kantor. Penggunaan internet telah sering dimanfaatkan oleh karyawan untuk mendukung aktivitasnya dalam mencari berita dan informasi terkini juga menjalin koneksi dengan perusahaan-perusahaan lain. Oleh karena itu, teknologi internet sudah tidak asing lagi bagi para kru SAYA Magazine, namun pemanfaatannya mungkin dapat diperluas untuk mendukung kegiatan lainnya. Proses kerja yang sedang berjalan masih belum optimal dan efektif, karena meskipun majalah yang telah dihasilkan kualitasnya cukup baik, tetapi proses pengerjaannya masih cukup rumit dan waktu yang lama. Dengan jumlah karyawan yang minimal, yaitu 10 orang, dan ruangan kantor yang kecil, diharapkan kantor fisik tidak lagi menjadi ruang kantor utama, tetapi fungsi kantor dapat digantikan dengan sebuah kantor maya yang dapat diakses dari mana saja. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba memanfaatkan teknologi komputer dan internet untuk membangun sebuah sistem sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kendala ruang dan waktu yang mungkin terjadi dalam proses kerja serta menyediakan informasi yang diperlukan dalam proses kerja. Sistem ini bukan untuk mengubah sistem kerja yang sedang berlangsung, tetapi untuk melengkapi dan mempermudah proses yang terjadi. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana merancang dan membangun suatu konsep virtual office untuk mengefektifkan pekerjaan karyawan dengan mobilitas yang tinggi dan tugas-tugas yang padat pada perusahaan penerbitan CV. Therima Blessaya. 1.3 Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui dan mempelajari proses dan sistem kerja yang diterapkan CV. Therima Blessaya saat ini. b) Untuk merancang suatu aplikasi yang berkonsep virtual office agar proses kerja yang sedang berjalan dapat lebih efektif dan mampu mengatasi masalah ruang dan waktu yang timbul. c) Untuk merancang suatu sistem perkantoran di dunia maya yang memanfaatkan teknologi internet. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Untuk mengetahui lebih jauh mengenai objek penelitian, maka diadakan penelitian pada CV. Therima Blessaya (SAYA Magazine) yang berlokasi di Jl. Sungai Saddang No. 54 A, untuk mengetahui dan 936

4 PERANCANGAN MESIN PENGGILING TEPUNG IKAN PADA NELAYAN DI KABUPATEN JENEPONTO Saripuddin Muddin, A. Haslindah, Jamaluddin Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Makassar Tepung ikan merupakan salah satu komponen makanan ternak yang penting. Permintaan tepung ikan terus meningkat dengan cepat sebagai respon dari meningkatnya kebutuhan daging dan produk peternakan lainnya, terutama produsen ternak unggas. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk merancang mesin giling menjadi tepung ikan, Manfaat utamanya adalah dengan adanya mesin penggiling tepung ikan dapat membantu masyarakat oleh para Kabupaten Jeneponto adalah produksi ikan basah dan ikan kering yang tidak layak dikonsumsi oleh manusia, sudah tidak mempunyai nilai jual lagi dapat dimanfaatkan, memberikan keterampilan masyarakat/nelayan dalam mengolah ikan yang tidak layak konsumsi. Dalam penelitian ini dilakukan pada perancangan mesin penggiling ikan di Kabupaten Jeneponto. Dan objek penelitian pada perancangan mesin tepung ikan. Dilakukan dua tahap tahap I, dilakukan pengukuran benda kerja dan pengujian rantai rol dan sproket, puli, poros, pasak, bantalan, sambungan las, mur dan baut. Pengujian konstruksi. Dan tahap II, dilakukan menganalisa pengujian mesin, serta analisa waktu yang dibutuhkan daproses pengerjaan. Kata Kunci: perancangan, konstruksi. 1.1 Latar Belakang Taraf hidup dalam biasanya berkaitan dengan pola makan, gizi dan nutrisi yang dikomsumsi oleh masyarakat setiap harinya. Misalnya yang dulu hanya memakan sayur, maka sekarang memakan ikan, daging dan makanan instant lainnya. Hal ini berarti akan meningkatkan kebutuhan akan daging, ikan dipasaran. Dengan meningkatnya kebutuhan tersebut maka para nelayan juga harus bersiap agar jangan sampai pangsa pasar itu sampai terlepas. Yang dipersiapkan petani adalah bagaimana mutu dan kualitas dari hewan ternaknya atau ikan yang dipanennya. Dalam hal penjagaan kualitas, maka tidak terlepas dari makanan yang diberikan setiap harinya pada ternak atau ikan tambak. Selain dedak para petani juga biasanya memberikan makanan tambahan berupa tepung ikan yang mempunyai gizi tinggi. Kelurahan Pabbiringan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto adalah wilayah pesisir yang potensial sumber daya alam yaitu salah satunya ikan laut yang melimpah, sehingga ikan yang tidak terjual dan sudah tidak layak dikomsumsi oleh manusia biasanya para nelayan atau penjual ikan membuang begitu saja. Olehnya itu maka perlu ada alat penggiling ikan. Saat ini sudah ada alat penggiling tepung ikan, namun pada alat penggiling tepung ikan ini masih semi mekanis pada bagian utama alat tersebut, yakni pada piringan penggiling yang masih menggunakan tenaga manusia melalui pedal yang diteruskan dengan sproket dan rantai sedangkan sebagai kerangka alat digunakan 937 kerangka sepeda. Namun alat ini memiliki kelemahan yakni kapasitas produksinya rendah karena disebabkan masih menggunakan tenaga manusia. Dengan penggeraknya menggunakan motor listrik sebagai motor penggerak. Maka kapasitas produksi akan meningkat sehingga hasil dari tepung ikan juga akan meningkat. Dengan adanya mesin penggiling ikan ini diharapkan apabila jumlah ikan melimpah, sehingga tidak habis dikomsumsi secara lansung maka ikan tersebut dapat dijadikan tepung ikan. Selain itu dapat juga bertujuan mengikutsertakan nelayan dalam produksi tepung ikan sehingga tarap hidup nelayan juga meningkat. Produksi tepung ikan, diperlukan suatu masukan teknologi pengolahan tepung ikan yang secara ekonomis dan teknis dapat diterima oleh para nelayan dan petani tambak. Dengan memberikan beban produksi tepung ikan tidak hanya pada pabrik pengolahan yang besar, diharapkan sasaran swadaya tepung ikan akan lebih cepat tercapai. Sehingga dibutuhkan sentuhan teknologi untuk mengatasi masalah yang ada. Tepung ikan merupakan salah satu komponen makanan ternak yang penting. Permintaan tepung ikan terus meningkat dengan cepat sebagai respon dari meningkatnya kebutuhan daging dan produk peternakan lainnya, terutama produsen ternak unggas. 1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

5 PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG 1 ) Suradi, 2 ) Hamzah, 3 ) Jumiati 1 ) Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar 2,3 ) Mahasiswa Prodi Teknik Industri Fak. Teknik Univ. Islam Makassar Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Adapun hasil penelitian dalam setiap periode produksi benang dibutuhkan 1 1 /3 box bibit F1 China untuk 4 orang tenaga kerja (petani) dan 1 1 /7 box bibit F1 Perum untuk 2 orang tenaga kerja (petani) dengan keuntungan Rp Persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ulat sutra antara lain adalah kapasitas ruangan yang memadai, ventilasi yang cukup, aerasi berjalan dengan baik, mempunyai ruang penyimpanan daun dan ruang penyimpanan alat-alat pemeliharaan. Kata Kunci : Metode Simpleks 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, Pemerintah Kabupaten Enrekang mencanangkan program satu desa satu produk unggulan, teknologi masuk desa, dan pengusaha masuk desa (Sudirman 1996). Dewasa ini, pedesaan umumnya masih berfungsi sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan pengolahan dilakukan di perkotaan. Hal ini terjadi karena teknologi pengolahan hasil pertanian belum masuk desa. Potensi pengembangan usaha persuteraan masih sangat terbuka lebar. Banyak faktor yang mendukung dalam usaha pengembangan persuteraan alam ini, antara lain tanaman murbei yang produksi utamanya berupa daun sebagai pakan ulat sutera sangat mudah untuk dikembangkan, kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri yang tidak memerlukan tingkat pengetahuan tinggi serta prospek pengembangan di masa mendatang yang sangat menjanjikan. Ada beberapa wilayah pengembangan persuteraan alam di Sulawesi Selatan meliputi Kabupaten Tana Toraja, Enrekang, Wajo, Soppeng, Sidrap, Barru, Gowa, Sinjai, Bulukumba, Takalar, Luwu timur, Luwu Utara, serta usaha ini pada umumnya dikerjakan oleh keluarga petani secara sambilan. Pelaksanaan pembangunan kehutanan di bidang Persuteraan Alam sampai sejauh ini masih belum optimal mengingat produksi benang dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan industri pertenunan dalam negeri, dan kualitas benang yang dihasilkan masih rendah. Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri 938 rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan sebuah masalah yakni : 1. Bagaimana cara mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method 2. Bagaimana cara pemeliharaan (maintenance) Ulat Sutra dalam upaya meningkatkan produksi benang sutra alam di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method 2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan (maintenance) Ulat Sutra dalam upaya

6 meningkatkan produksi benang sutra alam di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. 2.4 Langkah-langkah penelitian 1.3 Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari pemasalahan yang ada maka penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan terhadap masyarakat petani ulat sutra di Desa Mata Allo kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. 2. Data - data persediaan sumber daya dan hasil produksi didapatkan berdasarkan hasil interviw yang dilakukan oleh peneliti kepada masyarakat petani ulat sutra dan dinas yang terkait di Kabupaten Enrekang. Penelitian Pustaka Mulai Pengumpulan Data Pengolahan Data Penelitian Lapangan 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Menambah wawasan bagi penulis khususnya dalam bidang pengembangan produksi dengan simplex method. 2. Menjadi bahan informasi bagi lembaga yang terkait dalam mengambil langkah-langkah kebijakan untuk Pengembangan Agroindustri Persuteraan Alam khususnya di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Hasil Kesimpulan dan Saran Selesai METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang dalam kurung waktu selama kurang lebih 1 bulan 2.2 Sumber sumber data Sumber sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung di lapangan dan penyebaran informasi berupa pertanyaan terstruktur kepada responden. Data sekunder diperoleh dari data pustaka maupun berbagai data yang berkaitan dengan sutra alam, penggalian data di dinas-dinas terkait diantanya dinas pertanian, dinas perkebunan, dan dinas perindustrian dan perdagangan. 2.3 Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan pertanyaan terstruktur. Wawancara yang dilakukan berupa pertanyaan mendalam (deep interview) dengan tujuan untuk menggali data-data tersembunyi yang mungkin enggan untuk diungkapkan responden PEMBAHASAN Dalam tiap periode Desa Mata Allo memproduksi benang sutra dari dua jenis sumber bibit yaitu, bibit china dan bibit Perum. Untuk mengetahui berapa box bibit F1 China dan berapa box bibit F1 Perum yang harus diproduksi agar diperoleh laba produksi yang maksimum maka dapat dilakukan dengan menggunakan simplex methode. Berikut adalah langkah-langkah memaksimalkan suatu fungsi tujuan secara simplex methode. 1) Pembuatan Model Variabel variabel yang digunakan dalam pembuatan model yaitu : a. Variabel keputusan Dalam hal ini kita akan menggunakan dua variabel keputusan yang menunjukkan jumlah dari bibit F1 China dan bibit F1 Perum. 1 = Jumlah bibit F1 China yang diserap 2 = Jumlah bibit F1 Perum yang diserap b. Fungsi tujuan Tujuan memaksimumkan total laba. Laba diperoleh dari jumlah laba benang dari bibit F1 China dan F1 Perum. Laba produksi = Harga penjualan hasil produksi Harga pembelian bahan baku (bibit). - Jumlah laba benang dari bibit F1 China per box = (6 Kg x Rp ) Rp Jumlah laba benang dari bibit F1 Perum per box = (3 Kg x Rp ) Rp

7 Maka laba dari bibit F1 China diperoleh dari laba per unit benang dari bibit F1 China (Rp ) dikalikan jumlah bibit China (1), sedangkan jumlah bibit F1 Perum diambil dari jumlah laba benang dari bibit F1 Perum (Rp ) dikalikan jumlah bibit Perum (2). Jadi total laba hasil produksi adalah dengan Z sebagai lambang total hasil produksi. Sehinggga tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut: Z = dengan Z = Total laba produksi benang sutra = jumlah bibit F1 China = jumlah bibit F1 Perum c. Batasan model - Batasan untuk waktu kerja 1. F1 China : 301 < F1 Perum : 352 < 40 - Batasan untuk jumlah tenaga kerja Untuk setiap pengelolaan bibit F1 China diperlukan 4 orang petani per periode sehingga jumlah petani yang dibutuhkan untuk memproduksi keseluruhan benang sutra China adalah 41, untuk setiap produksi benang Perum adalah 22. jadi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengelola bibit F1 China dan F1 Perum adalah dan dibatasi dengan 167 orang Sehingga batasan untuk jumlah petani adalah : < 167. Dimana : 41 = jumlah tenaga kerja (petani) untuk penyerapan bibit China 22 = jumlah petani untuk pemeliharaan bibit Perum Digunakan kurang sama dengan karena 167 petani merupakan jumlah maksimum yang dapat digunakan, bukan jumlah yang harus digunakan. Batasan non negative 1, 2 > 0 2) Pemecahan Model a. Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasan Fungsi tujuan : Memaksimumkan Z = menjadi Z = 0 dengan batasan 301 < < < 167 menjadi = x4 = = 30 Tabel 3.1 Tabel Lengkap hasil dari perubahan pertama sampai perubahan akhir Variabel Dasar Z NK Z Z / / / /3 Z / / / / /5-1/

8 Jika solusi maksimalnya yaitu 1 = 1 1 /3, 2 = 1 1 /7 dan Z = , disubtitusikan ke persamaan Z = , Maka = ( *1 1 /3) + ( *1 1 /7) Dengan melihat tabel optimalisasi fungsi tujuan dalam simplex method diatas maka dapat diketahui bahwa pemeliharaan atau pengembangan produksi benang dari bibit F1 China memiliki ke unggulan lebih dibandingkan dengan pemeliharaan dan pengembangan dari bibit F1 Perum, kendatipun harga bibit F1 China lebih mahal dari bibit F1 Perum. Oleh karena itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah pada umumnya dan instansi Perhutani pada khususnya untuk mencari solusi pemecahan dalam perbaikan mutu bibit F1 Perum yang merupakan bibit lokal agar dapat memiliki kwalitas lebih atau minimal dapat setara dengan kwalitas bibit F1 China sehingga pengembangan produksi benang dalam negeri dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Balai Persuteraan Alam Petunjuk Teknis Pemeliharaan Bibit Induk Sutra.Bili-Bili : Departemen Kehutanan. Tamrin Laporan Hasil Monitoring kegiatan BPA Enrekang. Enrekang : BPA Enrekang. ngan-sutera-alam-sulsel.html PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode simpleks diperoleh solusi untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal yaitu : 1. Dalam setiap periode produksi benang dibutuhkan 1 1 /3 box bibit F1 China untuk 4 orang tenaga kerja (petani) dan 1 1 /7 box bibit F1 Perum untuk 2 orang tenaga kerja (petani) dengan keuntungan Rp Persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ulat sutra antara lain adalah kapasitas ruangan yang memadai, ventilasi yang cukup, aerasi berjalan dengan baik, mempunyai ruang penyimpanan daun dan ruang penyimpanan alatalat pemeliharaan Saran Untuk menarik minat dan simpati masyarakat petani sutera, maka mutu telur F1 perlu di tingkatkan. Harga telur perlu ditinjau ulang karena terlalu di rasakan mahal, Perlu ada standar harga kokon dan benang sutera. Perlu ada bantuan modal usaha untuk kelompok tani. Rumah ulat besar yang sudah rusak seharusnya ada bantuan perbaikan. Mohon keseriusan pemerintah menangani hasil produksi dari petani. DAFTAR PUSTAKA Kusrin Aplikasi Teknologi Informasi Mangun Widjaja, D Pengembangan Teknologi Proses untuk Agroindustri Bank Indonesia, Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Industri Pemintalan Benang Sutera Alam. Karya tulis Institut Pertanian Bogor (IPB). Agroindustri Sutera Alam 937

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permenhut Nomor P. 56/Menhut-II/2007, Persuteraan Alam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permenhut Nomor P. 56/Menhut-II/2007, Persuteraan Alam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Permenhut Nomor P. 56/Menhut-II/2007, Persuteraan Alam adalah kegiatan agro-industri dengan hasil kokon atau benang sutera, terdiri dari kegiatan budidaya tanaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM

BAB IV ANALISA SISTEM 71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari

Lebih terperinci

BALAI PERSUTERAAN ALAM

BALAI PERSUTERAAN ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL STATISTIK PENGEMBANGAN PERSUTERAAN ALAM TAHUN 2010 BALAI PERSUTERAAN ALAM BILI-BILI, PEBRUARI 2010 KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Persuteraan Alam Biaya produksi usaha persuteraan alam di Kabupaten Polewali Mandar dan Enrekang terdiri dari biaya produksi kokon, biaya produksi benang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pendayagunaan teknologi khususnya teknologi informasi. Penjualan elektronik atau yang akrab di sebut e-commerce ( electronic

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pendayagunaan teknologi khususnya teknologi informasi. Penjualan elektronik atau yang akrab di sebut e-commerce ( electronic BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis penjualan dan pemasaran merupakan bagian yang sangat penting sehingga banyak cara yang ditempuh oleh perusahaan besar atau perusahaan kecil untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinas Kehutanan Kecamatan Tarutung telah memprogramkan penanaman Pinus sebagai tanaman hutan rakyat. Program ini dilihat sebagai peluang ekonomi sehingga bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang global, sehingga kita dapat terkoneksi ke seluruh jaringan di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. yang global, sehingga kita dapat terkoneksi ke seluruh jaringan di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, telah menempatkan internet menjadi layaknya sebuah kebutuhan pokok. Di Indonesia kesadaran masyarakat akan internet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat dan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. 3.2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai pendukung hasil kerja yang lebih efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai pendukung hasil kerja yang lebih efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang pesat. Hal ini semakin dirasakan dengan munculnya berbagai macam layanan yang terdapat di internet, yang semakin memanjakan para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia teknologi informasi, komputer tidak hanya digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia teknologi informasi, komputer tidak hanya digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknologi informasi, komputer tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengolah data menjadi informasi. Komputer diaplikasikan pada berbagai bidang, misalnya

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening.

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 015 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN RUANG LINGKUP TUGAS INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I, II, III, DAN IV PADA INSPEKTORAT PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

A. Malsari Kharisma Alam, A.Amidah A., Sitti Nurani S 83

A. Malsari Kharisma Alam, A.Amidah A., Sitti Nurani S 83 A. Malsari Kharisma Alam, A.Amidah A., Sitti Nurani S 83 PERAN PEREMPUAN PADA USAHA PERSUTERAAN ALAM DI DESA PISING KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG A. Malsari Kharisma Alam 1), A. Amidah Amrawaty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi, perusahaan, organisasi, lembaga serta lingkungan yang berada diluar sistem. Informasi dianggap sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini banyak para wirausahawan memilih berusaha dibidang komputer, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini banyak para wirausahawan memilih berusaha dibidang komputer, karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak para wirausahawan memilih berusaha dibidang komputer, karena komputer sekarang ini bukan lagi hal yang langkah, melainkan kebutuhan bagi setiap orang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja berkembang dari tahun ke tahun yang mulanya hanya sebagai mesin pengolah informasi

Lebih terperinci

BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN

BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN PENDAHULUAN Dalam mendorong ekonomi kerakyatan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengembangkan Gerakan Pembangunan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harian Umum Prabumulih Pos merupakan perusahaan yang menyediakan pelayanan jasa surat kabar yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No. 172 Prabumulih. Harian Umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memegang andil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memegang andil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memegang andil yang sangat besar dalam kehidupan manusia, tidak jarang bahkan hampir ditemukan di setiap tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan informasi dewasa ini semakin meningkat, kemudahan dalam mengakses informasi mutlak diperlukan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen yang membutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya teknologi internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman, penyampaian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet yang popular sering disebut dengan web atau sering juga disebut perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. internet yang popular sering disebut dengan web atau sering juga disebut perangkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk menyajikan data yang lengkap sangatlah diperlukan oleh instansi baik instansi pemerintah maupun instansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi, perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi, perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi, perusahaan, organisasi, lembaga serta lingkungan yang berada diluar sistem. Informasi dianggap sangat

Lebih terperinci

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PROVINSI : SULAWESI SELATAN SKPD : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : DESEMBER 2013 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2013 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya informasi ketersediaan dan perubahan harga bahan pokok.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya informasi ketersediaan dan perubahan harga bahan pokok. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini telah merambah ke berbagai bidang, salah satunya informasi ketersediaan dan perubahan harga bahan pokok. Sistem ini mampu menyimpan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi informasi (TI), kini internet bukan lagi sesuatu yang dianggap baru dan mahal. saat ini internet sudah menjadi kebutuhan vital sama

Lebih terperinci

TIPOLOGI USAHA SUTERA ALAM DI KECAMATAN DONRI- DONRI KABUPATEN SOPPENG

TIPOLOGI USAHA SUTERA ALAM DI KECAMATAN DONRI- DONRI KABUPATEN SOPPENG Tipologi Usaha Sutera Alam di Kecamatan... Nurhaedah dan Wahyudi Isnan TIPOLOGI USAHA SUTERA ALAM DI KECAMATAN DONRI- DONRI KABUPATEN SOPPENG Nurhaedah Muin * dan Wahyudi Isnan Balai Litbang Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang ini, perkembangan informasi dan teknologi komputer saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang ini, perkembangan informasi dan teknologi komputer saat ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, perkembangan informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan akan itu pun semakin diminati oleh semua

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan yang beralamat di Jl. Demang Lebar Daun No.2610, Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Di dalam dunia bisnis penjualan dan pemasaran merupakan bagian yang sangat penting sehingga banyak cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk memperbaiki sistem

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Sulawesi Selatan No. 31/05/Th., 24 Mei 2017 BERTA RESM STATSTK BADAN PUSAT STATSTK PROVNS SULAWES SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet, dimana batasan waktu dan jarak tidak begitu berarti lagi disini.

BAB 1 PENDAHULUAN. internet, dimana batasan waktu dan jarak tidak begitu berarti lagi disini. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi yang ada sekarang ini, tidak hanya yang berada di Indonesia, tapi juga diseluruh belahan dunia sangat berkembang dengan pesat sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penjualan merupakan pembelian suatu barang atau jasa dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan keuntungan dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, media informasi dan edukasi. Internet dengan aplikasinya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, media informasi dan edukasi. Internet dengan aplikasinya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penggunaan fasilitas komputer di zaman yang sudah modern ini bukanlah hal yang baru lagi tetapi sudah dianggap umum untuk digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Lebih terperinci

KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI SULAWESI SELATAN. Armiati dan Yusmasari

KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI SULAWESI SELATAN. Armiati dan Yusmasari KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI SULAWESI SELATAN Armiati dan Yusmasari ABSTRAK Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jln. Perintis Kemerdekaan Km.17,5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. metode efektif, dan persiapan yang lebih singkat. E-Learning merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. metode efektif, dan persiapan yang lebih singkat. E-Learning merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan memerlukan cara baru dalam menyediakan pendidikan secara cepat, metode efektif, dan persiapan yang lebih singkat. E-Learning merupakan salah satu solusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan keefisienan dalam melakukan setiap pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada letak persebaran peserta keluarga berencana ini, akan membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pada letak persebaran peserta keluarga berencana ini, akan membantu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini teknologi semakin berkembang pesat, hampir semua kegiatan manusia sudah menerapkan teknologi komputerisasi untuk membantu kegiatan sehari-hari. Khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi kini menjadi peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi sampai sekarang. Hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing dengan teknologi yang satu ini, bahkan untuk orang awam sekalipun. Berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. asing dengan teknologi yang satu ini, bahkan untuk orang awam sekalipun. Berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi internet makin hari makin tak terbendung. Banyak orang saat ini tidak lagi asing dengan teknologi yang satu ini, bahkan untuk orang awam sekalipun. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan

BAB I PENDAHULUAN. peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini semakin canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi informasi maka kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat. Salah satu piranti teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat. Salah satu piranti teknologi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini dunia teknologi dan informasi perkembangannya sangat pesat, khususnya dunia komputer. Komputer saat ini merupakan kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan di berbagai bidang kehidupan, baik di bidang bisnis, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan di berbagai bidang kehidupan, baik di bidang bisnis, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat sehingga memberikan kemudahan bagi semua kalangan dan pemanfaatannya bisa dirasakan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil dikumpulkan melalui sektor pertekstilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak dalam memfasilitasi sistem pendidikan seperti e-learning, e-consulting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak dalam memfasilitasi sistem pendidikan seperti e-learning, e-consulting dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman pada saat ini sangat pesat, terutama pada teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga memberikan kemudahan bagi semua kalangan, salah satunya internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar serta bertahan suatu unit usaha harus mempunyai kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar serta bertahan suatu unit usaha harus mempunyai kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis sekarang ini sangat ketat. Untuk memperlancar serta bertahan suatu unit usaha harus mempunyai kualitas kerja yang baik dan terstruktur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi pada saat ini yang berkembang dengan sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer yaitu teknologi informasi membuat komputer bukan merupakan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam maupun di luar perusahaan. Tentunya untuk mengikuti perubahan

BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam maupun di luar perusahaan. Tentunya untuk mengikuti perubahan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penjualan merupakan sebuah strategi untuk mempromosikan sebuah produk atau sebuah jasa yang ditujukan untuk menarik minat konsumen. Penjualan juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan website untuk tempat berdagang di atas internet dengan metode e-

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan website untuk tempat berdagang di atas internet dengan metode e- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini website berkembang sangat pesat. Dunia perdagangan juga telah memanfaatkan website untuk tempat berdagang di atas internet dengan metode e- commerce. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ketika menghadapi era globalisasi dibutuhkan tenaga kerja yang siap dipakai menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu kita selalu dituntut untuk berbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk 303 juta jiwa (http://google/www.terselubung.blogspot.com). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. penduduk 303 juta jiwa (http://google/www.terselubung.blogspot.com). Hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bila dilihat dari jumlah penduduknya, Indonesia merupakan Negara terbesar ke empat setelah negara Cina dengan jumlah penduduk 1,3 milliar jiwa, India dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam melakukan setiap pekerjaan. Perkembangan aplikasi web yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam melakukan setiap pekerjaan. Perkembangan aplikasi web yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di bidang komputer saat ini sangat berkembang pesat ke berbagai sisi kehidupan manusia sehingga dapat meningkatkan keefesienan dan efektifitas dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem perusahaan melihat banyak sekali hal yang menjanjikan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem perusahaan melihat banyak sekali hal yang menjanjikan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis, penjualan merupakan bagian yang sangat penting. Sehingga banyak cara yang sering di tempuh untuk memperbaiki sistem penjualan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

PARAPIHAK DALAM PENGEMBANGAN PERSUTERAAN ALAM. Nurhaedah M.

PARAPIHAK DALAM PENGEMBANGAN PERSUTERAAN ALAM. Nurhaedah M. PARAPIHAK DALAM PENGEMBANGAN PERSUTERAAN ALAM Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl.Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243, telp. (0411)554049, fax. (0411) 554058 e-mail: nurhaedah_muin@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi komputer sangatlah penting dalam kebutuhan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi komputer sangatlah penting dalam kebutuhan informasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi komputer sangatlah penting dalam kebutuhan informasi dan komunikasi yang akurat, tepat, dan cepat, dalam menyajikan data yang sangat lengkap merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang

BAB I PENDAHULUAN. Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin maju. Hal ini terbukti dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri kecil, menengah maupun besar, yang merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghindari kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh user atau pegawai. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. menghindari kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh user atau pegawai. Selain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia komputer yang semakin kompleks mendorong setiap individu ataupun kelompok mau tidak mau harus menerapkannya dalam segala aktivitas. Ada satu kalimat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat dan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, salah satu media informasi tersebut adalah internet. Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media untuk mendapatkan informasi juga semakin mudah diakses dari mana saja.

BAB I PENDAHULUAN. media untuk mendapatkan informasi juga semakin mudah diakses dari mana saja. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat saat ini membuat arus kebutuhan dalam dunia teknologi informasi turut berkembangan cepat. Internet sebagai salah satu media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Sang Hyang Seri (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang perbenihan pertanian dalam arti luas, yaitu meliputi benih tanaman

Lebih terperinci

BISNIS ONLINE TAS CANTIK

BISNIS ONLINE TAS CANTIK BISNIS ONLINE TAS CANTIK Disusun oleh : Nama : ALITTA MARIANA CAHYANI NIM : 10.12.4798 Jurusan : S1/SI-2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman ABSTRAK Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan lahir dan pesatnya perkembangan dari Internet menjadi salah satu infrastruktur komunikasi yang termurah dan dengan tingkat penerimaan yang luas, maka penggunaan

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober Desember 2015

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober Desember 2015 PELATIHAN DAN PENYULUHAN PEMBUATAN TELUR ITIK ASIN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN BARU DI DESA TANJUNG HARAPAN CUPAK KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI Yusma Damayanti, Suandi, dan Emi Kernalis

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Informasi yang cepat dan akurat merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengandalkan iklan dan selebaran untuk memajukan bisnis yang dijalankannya. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengandalkan iklan dan selebaran untuk memajukan bisnis yang dijalankannya. Saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan meluasnya perdagangan global, tidak cukup bagi perusahaan hanya dengan mengandalkan iklan dan selebaran untuk memajukan bisnis yang dijalankannya. Saat

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan sebagian atau keseluruhan rangkaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PD. Soleh Aman Sahuri berdiri sejak awal tahun 1995 dengan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) No. 00387/10-14/PK/IX/1995/B dari Departemen Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah berkembang pesat dan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, salah satu media informasi tersebut adalah internet. Internet merupakan

Lebih terperinci

PERSUTERAAN ALAM. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS MURBEI DAN KOKON ULAT SUTERA Bombyx mori L. DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERSUTERAAN ALAM. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS MURBEI DAN KOKON ULAT SUTERA Bombyx mori L. DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT UPAYA PENINGKATAN KUALITAS MURBEI DAN KOKON ULAT SUTERA Bombyx mori L. DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TIM SUTERA BALITBANGHUT PERSUTERAAN ALAM MORIKULTUR SERIKULTUR 1 FAKTOR KEBERHASILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha yang mayoritas merupakan usaha kecil. Saat ini masih banyak UKM

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha yang mayoritas merupakan usaha kecil. Saat ini masih banyak UKM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat dengan UKM merupakan sebuah istilah yang mengacu kepada kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebutuhan dari pengguna (user needs). Sesuai dengan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebutuhan dari pengguna (user needs). Sesuai dengan paradigma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem e-learning adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman dengan dukungan teknologi informasi dimana semua menuju ke era digital, baik

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi yang begitu cepat membawa pengaruh yang besar dalam dunia bisnis dan industri. Kebutuhan menangani data dan memperoleh informasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi didunia saat ini sangat begitu pesat, sehingga membuat masyarakat dunia mencari cara untuk dapat mengetahui perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan aplikasi web yang semakin pesat sejak munculnya teknologi internet sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan aplikasi web yang semakin pesat sejak munculnya teknologi internet sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan aplikasi web yang semakin pesat sejak munculnya teknologi internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman, penyampaian dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, penggunaan komputer memegang peranan penting diberbagai bidang yang saling mendukung dalam aspek kehidupan.

Lebih terperinci

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (INDONESIAN NUTRITION ASSOCIATION) PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (INDONESIAN NUTRITION ASSOCIATION) PROVINSI SULAWESI SELATAN rektur RS. Kab/Kota Se-Sulsel (daftar terlampir) dalam kegiatan Akreditasi Pelayanan RS dan khususnya yang Pelayanan Kesehatan, : Gedung Fajar, Graha Pena Makassar Narasumber : 1. DR. Minarto, MPS ( DPP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat sejalan meningkatnya kebutuhan akan informasi, seperti dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama didominasi oleh perangkat digital non-komputer, menjadi. tanpa dibatasi lagi oleh ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama didominasi oleh perangkat digital non-komputer, menjadi. tanpa dibatasi lagi oleh ruang dan waktu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi internet telah mengubah wajah komunikasi dunia yang sejak lama didominasi oleh perangkat digital non-komputer, menjadi komunikasi komputer yang global. Teknologi

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sulawesi Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sulawesi Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sulawesi Selatan Tahun 2013 sebanyak 980.604 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sulawesi Selatan Tahun 2013 sebanyak 118 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kendala tersebut sehingga pendapatan nelayan dan petani tambak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. karena kendala tersebut sehingga pendapatan nelayan dan petani tambak menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kemiskinan masih menjadi masalah yang butuh perhatian semua pihak. Kemiskinan yang diartikan sebagai ketidakberdayaan untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kemudahan bagi pengguna atau user yang membutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kemudahan bagi pengguna atau user yang membutuhkan. 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan aplikasi web yang semakin pesat sejak munculnyateknologi internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman, penyampaian dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan teknologi, setiap orang dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan tersebut. Pengguna teknologi biasanya sering melihat layar monitor

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 65/1/73/Th. VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan pada Agustus 2014 mencapai 3.715.801

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah Kota Prabumulih merupakan instansi yang bergerak di bidang pelayanan perpustakaan, dokumentasi dan arsip-arsip. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah dimensi baru dalam kehidupan manusia. Kehadiran internet dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah dimensi baru dalam kehidupan manusia. Kehadiran internet dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia internet yang mulai banyak diperbincangkan mulai dekade tahun 90-an, adalah sebuah dimensi baru dalam kehidupan manusia. Kehadiran internet dalam kehidupan

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahu merupakan makanan khas daerah Sumedang, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Tahu merupakan makanan khas daerah Sumedang, sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahu merupakan makanan khas daerah Sumedang, sebagian besar masyarakat sumedang bermata pencaharian bergantung pada makanan khas ini. Baik sebagai produsen,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini membawakan pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini membawakan pengaruh yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini membawakan pengaruh yang cukup signifikan dalam keberlangsungan hidup manusia. Pengaruh teknologi terhadap masyarakat

Lebih terperinci