Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education"

Transkripsi

1 JPII 4 (1) (2015) Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI S. P. Sriyansyah 1 *, A. Suhandi 2, D. Saepuzaman 2 1 Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 2 Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia Diterima: 8 Januari Disetujui: 3 April Dipublikasikan April 2015 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah mahasiswa serta sekaligus mengungkap kesulitan konseptual yang dialami mahasiswa pada konsep gaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik yang didasarkan pada tafsiran persentase hasil tes R-FCI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi representasi berturut-turut sebanyak 3% konsisten, 52% cukup konsisten dan 45% tidak konsisten. Sedangkan untuk konsistensi ilmiah, persentase mahasiswa pada tiap level berturut-turut sebanyak 0% konsisten, 3% cukup konsisten dan 97% tidak konsisten. ABSTRACT A study has been conducted to perceive students representational and scientific consistency and simultaneously reveal students conceptual difficulties on force concept. Research method was a descriptive analysis method which is based on the interpretation of the test results. The findings showed that the percentage of students at each level of representational consistency respectively 3% consistent, 52% moderately consistent and 45% inconsistent. As for the scientific consistency, respectively 0% consistent, 3% moderately consistent and 97% inconsistent Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang Keywords: representational consistency, scientific consistency, force concept, R-FCI PENDAHULUAN Fokus penelitian pendidikan fisika dewasa ini menitikberatkan pada aspek pemahaman konsep fisika (McDermott, 2001). Pemahaman konsep senantiasa menjadi tujuan utama yang mesti dikuasai dengan baik oleh siswa maupun mahasiswa dalam setiap pembelajaran. Terlebih bagi seorang calon guru fisika, pemahaman konsep merupakan hal yang paling esensial. Salah satu indikator pemahaman konsep yang baik adalah ditandai dengan kemampuan untuk mengenali dan memanipulasi konsep dalam berbagai representasi yang baik pula (Hestenes, 1997). Mahasiswa yang benar-benar memahami konsep akan mampu menyelesaikan beberapa masalah dengan konsep sama, meski konteks dan representasinya berbeda. Pemahaman konsep akan berkaitan erat dengan konsistensi dalam menyelesaikan masalah. Savinainen dan Virii (2008) mendefinisikan konsistensi sebagai kemampuan mahasiswa dalam menjawab soal yang berbeda yang melibatkan konsep yang sama. Mahasiswa seringkali menggunakan pemahaman konsep yang benar dalam menjawab soal yang diberikan, tapi tidak menerapkan kembali konsep tersebut ketika konteks soal berubah. Steinberg dan Sabella (1997) berpendapat bahwa perbedaan konteks dan sajian dapat menimbulkan perbedaan respon dari mahasiswa, bahkan sekalipun konsep yang mendasarinya identik. Hal ini jelas menandakan bahwa pemahaman konsep mahasiswa masih belum seluruhnya konsisten. *Correspondece Address: syaktiperdana@gmail.com

2 76 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) Ketidakkonsistenan pemahaman konsep mahasiswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya pembelajaran. McDrmott (2001) menyebutkan bahwa salah satu permasalahan terkait pembelajaran ialah kurangnya pembelajaran menekankan pada hubungan antara konsep, multirepresentasi, dan konteks dunia nyata. Lasry, Finkelstein, dan Mazur (2009) dan Hake (1998) juga menyebutkan bahwa memang kenyataannya mahasiswa terlalu banyak mendapatkan pelajaran Fisika yang dominan matematis dan terlalu sedikit konsep. Akibatnya, mahasiswa justru lebih cenderung menghafal rumus dan algoritma pemecahan masalah, bukan mencoba membangun pemahaman konsep yang mendalam (Elby, 1999). Oleh karena itu, wajar apabila mahasiswa tidak konsisten dalam menyelesaikan masalah, karena memang pembelajaran yang mereka terima pun terlalu sedikit konsep dan hanya dominan pada representasi tertentu saja. Multirepresentasi dibutuhkan untuk membangun pemahaman konsep dan memecahkan masalah (Hestenes, 1997; Van Heuvelen dan Zou, 2001). Banyak penelitian terdahulu telah menunjukkan peran penting multirepresentasi dalam pembelajaran fisika (lihat di McDermott dan Redish, 1999). Ainsworth (1999) juga menjelaskan bahwa multirepresentasi memiliki tiga fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu melengkapi informasi, membatasi interpretasi dan membangun pemahaman konsep mendalam. Inilah yang menjelaskan mengapa multirepresentasi tidak terlepas dari sebuah proses membangun konsep. Terkait dengan multirepresentasi, hasil penelitian Meltzer (2005) menunjukkan bahwa format representasi dalam sebuah soal juga mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Mahasiswa kadang mampu menerapkan konsep pada konteks dan representasi tertentu, tapi gagal ketika konteks dan representasi itu berubah (Savinainen dan Virii, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa belum sepenuhnya baik, karena jika mahasiswa benarbenar paham konsep, maka mereka akan mampu mengenali dan memanipulasi konsep dalam berbagai format representasi (Hestenes, 1997). Selain itu, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep mahasiswa belum konsisten. Nieminen dkk. (2010) membagi konsistensi yang terkait penggunaan multirepresentasi menjadi dua jenis, yaitu konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. Konsistensi representasi merujuk pada kemampuan mahasiswa menggunakan representasi berbeda secara konsisten (baik benar maupun salah secara ilmiah) untuk menyelesaikan soal isomorfik dengan konteks dan konten yang sama. Sedangkan konsistensi ilmiah merujuk pada kemampuan mahasiswa menjawab secara konsisten dan benar secara fisika maupun representasi. Hasil penelitian Nieminen dkk. (2010) terhadap siswa sekolah menengah (N=168) di Finlandia menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang memiliki konsistensi representasi (42%) dan ilmiah (11%), bahkan setelah pembelajaran. Hal ini menjelaskan bahwa ternyata memang konsistensi representasi dan ilmiah selama ini belum begitu ditekankan dalam pembelajaran, sehingga ketika diberikan soal menggunakan representasi berbeda tapi dengan konsep sama, siswa kesulitan menjawabnya. Nieminen dkk. (2012) juga melaporkan bahwa konsistensi representasi berkorelasi kuat dengan peningkatan hasil belajar siswa, contohnya pada pembelajaran konsep gaya. Siswa yang memiliki konsistensi representasi awal yang baik akan menunjukkan peningkatan pemahaman konsep yang baik pula. Hal ini membuat konsistensi representasi siswa menjadi salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam setiap pembelajaran. Bukan hanya pada siswa, konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa juga penting untuk ditinjau, terlebih lagi mahasiswa calon guru fisika. Apabila calon guru tidak konsisten, bagaimana mungkin siswanya nanti akan konsisten. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa calon guru fisika, serta sekaligus mengungkap kesulitan konseptual yang dihadapi mahasiswa. Adapun konsep yang ditinjau adalah tentang gaya, khususnya hukum Newton tentang gerak. Artikel ini memaparkan hasil penelitian terkait konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa serta kesulitan konseptual yang dialami mahasiswa pada konsep hukum Newton tentang gerak. Informasi yang disajikan dalam artikel ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan sebuah pembelajaran konseptual dengan memanfaatkan multirepresentasi yang mendukung konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah.

3 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis yang menggambarkan konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa serta mengungkap kesulitan konseptual yang dialami mahasiswa pada konsep gaya. Subjek penelitian sebanyak 31 mahasiswa pendidikan Fisika angkatan 2014/2015 yang mengambil mata kuliah Fisika Dasar I pada salah satu LPTK Bandung. Untuk keperluan pengumpulan data, digunakan instrumen berupa tes standar Representational Variant of Force Concept Inventory (R-FCI) yang dikembangkan oleh Nieminen dkk. (2010) dari tes standar Force Concept Inventory (Hestenes dkk., 1992). Tes R-FCI berupa tes isomorfik (konsep dan konteks sama) berbentuk pilihan ganda dengan tiga representasi berbeda (verbal, diagram/grafik, dan vektor/piktorial). R-FCI terdiri dari 27 item soal yang terbagi menjadi sembilan tema dan diturunkan dari empat konsep utama, yaitu Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton dan Gravitasi. Tes R-FCI diberikan setelah mahasiswa mempelajari tentang hukum Newton tentang gerak. Tujuannya hanya untuk melihat sejauhmana konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran konvensional. Konsistensi representasi didasarkan pada kekonsistenan jawaban mahasiswa ditinjau dari representasi, tidak melihat benar atau salah secara fisika. Sedangkan konsistensi ilmiah didasarkan pada kebenaran dan kekonsistenan jawaban mahasiswa ditinjau dari fisika maupun representasi. Aturan penilaian kedua konsistensi mengacu pada aturan yang diberikan Nieminen dkk. (2010), yaitu sebagai berikut: a) Skor 2, bila memilih tiga pilihan yang berhubungan pada ketiga item soal dalam satu tema; b) Skor 1, bila memilih dua pilihan yang berhubungan pada dua dari tiga item dalam satu tema; c) Skor 0, bila memilih pilihan yang tidak berhubungan pada ketiga item dalam satu tema. Untuk mengetahui level konsistensi tiap mahasiswa dalam keseluruhan tes, maka dihitung rata-rata dari skor yang diperoleh untuk semua tema. Rata-rata skor akan berada dalam selang 0 sampai 2. Berdasarkan rata-rata skor tersebut, konsistensi mahasiswa dikategorikan menjadi tiga level konsistensi, yaitu konsisten, cukup konsisten dan tidak konsisten. Untuk melihat gambaran pemahaman konsep masingmasing mahasiswa, setiap item soal tes R-FCI diberi skor 1 jika dijawab benar dan 0 jika dijawab salah. Analisis data untuk mengetahui konsistensi representasi dan ilmiah didasarkan pada rata-rata perolehan skor total tes R-FCI dan tafsiran kecenderungan rata-rata persentase masing-masing level konsistensi. Sedangkan untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dilakukan melalui analisis secara deskriptif terhadap pola jawaban mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata nilai hasil tes R-FCI yang diperoleh mahasiswa adalah 17 dari 100 dengan standar deviasi sebesar 19. Ini berarti dari 27 item soal yang diberikan, rata-rata mahasiswa hanya mampu menjawab dengan benar sebanyak 5 soal. Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa tentang gaya ternyata masih sangat rendah, bahkan setelah pembelajaran di kelas. Rendahnya pemahaman konsep mahasiswa menjadi bukti bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes R-FCI. Kesulitan mahasiswa dapat ditinjau dari sisi konsep dan representasi. Keduanya dapat diketahui dengan melihat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah yang ditunjukkan mahasiswa. Adapun penjelasan lebih rinci tentang kesulitan mahasiswa dijabarkan pada bagian akhir pembahasan ini. Persentase mahasiswa yang berada pada tiap level konsistensi representasi ditunjukkan pada Gambar 1. Tampak bahwa mahasiswa yang konsisten hanya 1 orang mahasiswa. Sementara sisanya 16 mahasiswa cukup konsisten dan 14 mahasiswa tidak konsisten. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan dengan tiga representasi berbeda yang digunakan untuk menyajikan soal. Besarnya angka mahasiswa yang tidak konsisten juga menandakan bahwa mahasiswa tidak mampu melihat pilihan jawaban yang berhubungan pada ketiga item soal tiap tema, terlepas apakah pilihan itu benar atau salah secara fisika. Hasil ini sejalan dengan hasil Nieminen dkk. (2012) yang melaporkan bahwa konsistensi representasi berkorelasi kuat dengan pemahaman konsep mahasiswa. Kenyataannya dalam penelitian ini, kesulitan representasi mahasiswa juga disertai dengan rendahnya pemahaman konsep mahasiswa tersebut. Selain mengalami kesulitan representasi, hasil konsistensi ilmiah juga semakin menjelaskan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan konseptual.

4 78 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) Persentase (%) Konsisten Cukup Tidak konsisten konsisten Level KR; N=31 Gambar 1. Diagram batang persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi representasi (KR) Persentase (%) Konsisten 97 Cukup Tidak konsisten konsisten Level KI; N=31 Gambar 2. Diagram batang persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi ilmiah (KI) Persentase mahasiswa yang berada pada tiap level konsistensi ilmiah ditunjukkan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 tampak bahwa tidak ada satu pun mahasiswa yang konsisten. Sebagian besar mahasiswa berada pada level tidak konsisten. Hanya 1 mahasiswa yang cukup konsisten, sisanya sebanyak 30 mahasiswa tidak konsisten untuk konsistensi ilmiah. Angka ini menjelaskan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan konseptual dalam menjawab soal tes R-FCI tentang konsep gaya. Padahal konsep yang digunakan dalam R-FCI merupakan konsep gaya yang paling dasar. Ini akan lebih terlihat pada hasil analisis jawaban mahasiswa. Bila dikaitkan dengan konsistensi representasi, sekalipun banyak mahasiswa yang cukup konsisten dalam konsistensi representasi, tetapi malah sebagian besar mahasiswa tidak konsisten dalam konsistensi ilmiah. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami mahasiswa lebih cenderung pada kesulitan konseptual daripada kesulitan representasi. Hal ini berarti konsisten dalam representasi belum tentu menjamin pemahaman konsepnya benar secara ilmiah, sekalipun memang kemampuan multirepresentasi merupakan prasyarat untuk konsistensi ilmiah. Ini sejalan dengan pernyataan Nieminen dkk. (2010). Tes R-FCI terdiri dari sembilan tema yang diturunkan dari empat konsep utama, yaitu Newton I, Newton II, Newton III dan gravitasi. Masing-masing tema terdiri dari tiga soal dengan representasi berbeda, yaitu verbal, diagram/grafik dan vektor/piktorial. Berdasarkan analisis data, perolehan rata-rata skor mahasiswa tiap tema, baik konsistensi representasi maupun ilmiah disajikan pada Tabel 1.

5 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) Tabel 1. Rata-rata skor mahasiswa untuk KR dan KI tiap tema Tema Konsep Konteks Rata-rata skor* T1 Gravitasi Bola jatuh T4 Newton III Tumbukan mobil T13 Gravitasi Gerak vertikal T17 Newton I Lift T22 Newton II Pesawat ruang angkasa T24 Newton I Pesawat ruang angkasa T26 Newton II Wanita mendorong kotak T28 Newton III Dua siswa saling dorong T30 Gravitasi Bola tenis dipukul Semua tema Banyak mahasiswa (N) = 31; *Skor maksimum = 2 Pada Tabel 1 tampak bahwa untuk keseluruhan tema, konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa berada pada kategori tidak konsisten. Hal ini berarti bahwa secara umum mahasiswa tidak mampu menemukan pilihan jawaban yang berhubungan pada tiga item dalam satu tema, baik benar atau salah secara ilmiah. Data ini makin memberikan penjelasan bahwa secara umum mahasiswa benar-benar mengalami kesulitan di semua tema, baik kesulitan konsep maupun representasi. Analisis tiap tema menunjukkan bahwa rata-rata skor konsistensi ilmiah mahasiswa tertinggi hanya 0,61 (T1), sementara skor terendah 0,03 (T13). Keduanya tidak konsisten pada konsep gravitasi. Sedangkan skor terendah untuk konsistensi representasi juga pada konsep gravitasi (T13). Tampak bahwa mahasiswa sangat kesulitan pada konsep gravitasi, baik secara konsep maupun representasi. Selain itu, mahasiswa juga nampak kesulitan pada konsep Newton II (T26). Konsep gravitasi dan hukum II Newton menjadi konsep dengan persentase mahasiswa yang memiliki konsisten representasi paling sedikit. Sekitar satu atau dua mahasiswa saja yang konsisten. Sementara konsep lainnya cukup banyak yang konsisten. Sekalipun secara umum pada Gambar 1, untuk semua tema hanya terdapat satu mahasiswa yang konsisten, namun tinjauan pada tiap konsep menunjukkan bahwa letak kesulitan mahasiswa dominan pada dua konsep saja, yaitu hukum II Newton dan Gravitasi. Angka mahasiswa yang paling banyak tidak konsisten dalam konsistensi representasi terletak pada konsep hukum II Newton. Bila dikaitkan dengan tema, kesulitan representasi konsep hukum II Newton itu berada pada T26 KR KI dengan konteks soal wanita mendorong kotak. Sedangkan untuk konsep gravitasi, berada pada T13 dengan konteks soal gerak vertikal. Tiap level konsistensi ilmiah semakin memperkuat bukti bahwa selain kesulitan representasi pada konsep gravitasi, mahasiswa juga mengalami kesulitan konseptual. Sekalipun memang secara keseluruhan mahasiswa berada dalam kategori tidak konsisten pada keempat konsep. Hal ini sejalan dengan hasil yang disajikan pada Gambar 2, bahwa memang dalam tinjauan tiap konsep pun sebagian besar mahasiswa tidak konsisten. Selain itu, ternyata pada konsep Newton I dan Newton III sekalipun menunjukkan persentase mahasiswa konsisten representasi berturut-turut 19% dan 35%, namun kenyataannya hanya 3% dan 10% yang konsisten ilmiah. Hal ini berarti bahwa konsisten representasi yang ditunjukkan sebagian mahasiswa adalah konsisten menjawab pilihan yang salah secara ilmiah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa lebih mengalami kesulitan konsep dibanding dengan representasi. Akan tetapi bila ditinjau tiap tema, kesulitan konsep mahasiswa ternyata terletak pada tema yang sama dengan kesulitan representasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pada konsep tersebut, mahasiswa tidak mampu menjawab akibat tidak mengetahui konsep atau karena sajian representasi. Namun dengan melihat rata-rata skor antara konsistensi representasi dengan konsistensi ilmiah pada kedua tema (T13, T26), skor konsistensi ilmiah lebih rendah daripada konsistensi representasi. Hal ini mengindikasikan kesulitan konsep lebih dirasakan daripada kesulitan representasi, sekalipun memang rata-rata skor keduanya

6 80 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) a) b) c) d) e) f) F ke atas F ke atas F ke atas F ke atas G G G G G = gaya gravitasi Fke atas = gaya lempar ke atas Gambar 3. Contoh pilihan jawaban untuk soal nomor 4(i-iii) dengan representasi vektor sama-sama rendah. Ditambah lagi, rata-rata skor untuk T4, T17 dan T30 makin memperlihatkan bahwa mahasiswa nampaknya sangat kesulitan pada konsep dibanding representasi. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa memang benar konsep menjadi alasan utama mahasiswa tidak mampu menyelesaikan R-FCI, maka dibutuhkan analisis lebih lanjut. Pada bagian ini akan dijabarkan kesulitan yang dialami mahasiswa untuk tema T13 dan T26. Analisis didasarkan pada kecenderungan pola jawaban mahasiswa pada masing-masing item soal dalam tema terkait. Teks soal asli pada tema tersebut tidak akan dituliskan dalam artikel ini, demi menjaga kerahasiaan tes FCI. Konsep yang tertuang dalam T13 adalah konsep gravitasi dengan mengambil konteks gerak bola yang dilempar arah vertikal. Mahasiswa dituntut dapat menjelaskan bahwa hanya gaya gravitasi saja yang bekerja atau tidak ada gaya lempar ke atas oleh tangan yang bekerja setelah bola dilempar (lepas dari tangan). T13 mencakup soal nomor 4(i-iii), 13 dan 22. Berikut disajikan contoh pilihan jawaban soal nomor 4 (i-iii) pada Gambar 3. Soal nomor 4 terbagi menjadi tiga keadaan gerak bola, yaitu (i) bola telah lepas dari tangan dan masih bergerak naik, (ii) bola di titik tertinggi dan (iii) bola bergerak turun, tapi belum mencapai tanah. Untuk keadaan (i) sebanyak 48% mahasiswa memilih A (F atas >G), 35% memilih B (F atas =G), hanya 6% memilih jawaban benar C, dan sisanya memilih E (3%) dan F (6%). Ini berarti sebagian besar mahasiswa berpikir bahwa saat bergerak naik, bola masih mendapat gaya ke atas yang lebih besar daripada gravitasi atau kedua gaya sama besar. Mayoritas jawaban mahasiswa menunjukkan bahwa gaya ke atas tetap ada saat bola bergerak naik. Sementara untuk keadaan (ii), hanya 32% mahasiswa yang menjawab dengan benar pilihan C, sisanya masih berpikir di titik tertinggi gaya ke atas tetap ada, namun besarnya bervariasi. Bahkan 19% mahasiswa menjawab tidak ada gaya sama sekali. Untuk keadaan (iii) saat bola bergerak turun, sekalipun 55% mahasiswa benar dengan menjawab pilihan C, namun terdapat 39% memilih F dan 3% memilih A. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa masih berpikir gaya ke atas tetap ada sekalipun gerakannya turun. Kecendrungan konsepsi mahasiswa ini nampak juga pada soal nomor 22 (representasi vektor) dan soal nomor 13 (representasi verbal). Dengan demikian, hal ini perlu diselidiki lebih lanjut, untuk memastikan apakah semua konsepsi mahasiswa tergolong miskonsepsi atau salah konsep. Terlepas dari itu, dapat dikatakan bahwa mahasiswa memang mengalami kesulitan konseptual yang mendasar. Konsep yang tertuang dalam T26 adalah konsep hukum Newton II dengan mengambil konteks seseorang mendorong sebuah balok pada lantai mendatar dengan gaya konstan yang menghasilkan kelajuan konstan v 0. Mahasiswa diminta menjelaskan kelajuan benda jika gaya konstan tersebut digandakan. Mahasiswa harus memahami konsep tentang sebuah gaya (total) konstan yang dikerjakan pada sebuah benda mengakibatkan percepatan konstan atau sebuah gaya (total) tidak sama dengan nol dikerjakan pada benda mengakibatkan sebuah percepatan. T26 mencakup soal nomor 3, 12 dan 21. Berikut disajikan contoh pilihan jawaban soal nomor 3 pada Gambar 4. Soal nomor 3 dijadikan contoh dengan pertimbangan bahwa representasi grafik akan sangat mudah dimengerti oleh mahasiswa, sehingga gambaran pemahaman konsep mahasiswa akan lebih mudah diidentifikasi. Berdasarkan hasil analisis jawaban mahasiswa, diperoleh sebanyak 16% mahasiswa memilih A, 35% memilih B, 19% memilih C, sisanya memilih E dan satu orang tidak memilih.

7 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) Gambar 4. Contoh pilihan jawaban untuk soal nomor 3 dengan representasi grafik Sebagian besar mahasiswa berpikir bahwa ketika gaya konstan digandakan, kelajuan benda akan naik beberapa saat kemudian menjadi konstan. Pilihan jawaban pada soal nomor 21 (representasi verbal) dan nomor 12 (representasi piktorial) yang berhubungan dengan pilihan B pada nomor 3, berturut-turut dipilih oleh 39% dan 29% mahasiswa. Ini berarti bahwa mahasiswa memang tidak paham konsep, karena pada soal dengan representasi yang sangat dikenali sekalipun, jawaban mahasiswa salah secara ilmiah tapi konsisten secara representasi. Dengan demikian, hasil analisis terhadap jawaban mahasiswa untuk dua contoh soal R- FCI memberi pengertian bahwa mahasiswa ternyata lebih mengalami kesulitan konseptual daripada representasi. Adapun untuk menggali lebih jauh mengenai konsepsi yang ditunjukkan mahasiswa, perlu penyelidikan lebih lanjut. Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah mahasiswa, pemahaman konsep dan kemampuan representasi merupakan dua hal yang perlu diperhatikan. Menurut Hestenes (1997) kemampuan mengenali dan memanipulasi konsep dalam berbagai representasi adalah hal yang esensial. Kemampuan tersebut harus dilatihkan dalam setiap pembelajaran. Adapun pembelajaran yang sesuai tentu pembelajaran konseptual dan yang melibatkan penggunaan multirepresentasi di dalamnya. Pemanfaatan multirepresentasi berguna dalam melatih mahasiswa untuk membuat, menginterpretasi, dan memanipulasi representasi pada suatu konsep (Van Heuvelen, 1991b; Van Heuvelen dan Zou, 2001). Dengan demikian, pembelajaran semacam itu dapat meningkatkan pemahaman konsep dan konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa. PENUTUP Berdasarkan paparan dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum, hasil tes R-FCI menggambarkan pemahaman konsep mahasiswa masih rendah. Sejalan dengan itu, sebagian besar mahasiswa belum konsisten dalam representasi dan hampir seluruh mahasiswa dalam penelitian ini tidak konsisten secara ilmiah. Mahasiswa tidak mampu menjawab dengan benar lebih karena tidak memahami konsep dengan baik daripada akibat representasi berbeda. Hal tersebut mengindikasikan mahasiswa mengalami kesulitan konseptual yang mendasar, terutama pada konsep gravitasi dan hukum II Newton. Oleh karena itu, pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah pembelajaran yang menekankan pada penanaman konsep dan melatih konsistensi representasi maupun ilmiah. Pembelajaran yang demikian tentu harus melibatkan penggunaan berbagai representasi untuk menanamkan pemahaman konsep dan menguatkan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Elby, A. (1999). Another reason that physics students learn by rote. Am. J. Phys. 67 (7), pp. S52-S57. Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A sixthousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Am. J. Phys. 66 (1): Hestenes, D. (1997). Modeling methodology for

8 82 S. P. Sriyansyah, A. Suhandi, D. Sepuzaman / JPII 4 (1) (2015) physics teachers, in the changing role of physics departments in modern universities: Proceedings of the International Conference on Undergraduate Physics Education, College Park, 1996, AIP Conference Proceedings No. 399 edited by E. Redish and J. Rigden (AIP, New York, 1997), pp. 935; Diunduh dari modeling.asu.edu./r&e/modelingmethjul98.pdf Hestenes, D., Wells, M. dan Swackhamer, G. (1992). Force Concept Inventory. Phys. Teach. 30. pp Lasry, N., Finkelstein, N., Mazur, E. (2009). Are most people too dumb for physics?. Physc. Teach. 47, pp McDermott. L. C. (2001). Oersted Medal Lecture 2001: Physics Education Research The key to student learning. Am. J. Phys. 69 (11). pp McDermott. L. C., Redish, E. F. (1999). Resource Letter: PER-1: Physics Education Research. Am. J. Phys. 67 (9). pp Meltzer, D. E. (2005). Relation between students problem-solving performance and representational format. Am. J. Phys. 73 (5), pp Nieminen, P., Savinainen, A., dan Virii, J. (2010). Force Concept Inventory-based multiple-choice test for investigating students representational consistency. Phys. Rev. ST. Phys. Educ. Res. 6 (2) (12). Nieminen, P., Savinainen, A., dan Virii, J. (2012). Relation between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, dan scientific reasoning. Phys. Rev. ST. Phys. Educ. Res. 8 (1) (10). Savinainen, A. dan Viiri, J. (2004). A case study evaluating students' representational coherence of Newton's first and second laws. Proceedings of the Physics Education Research Conference, Madison, 2003, AIP Conference Proceedings No. 720, edited by J. Marx, S. Franklin, and K. Cummings (AIP, New York, 2004), pp. 77; Diunduh dari resentations_perc_2003.pdf Savinainen, A. dan Viiri, J. (2008). The Force Concept Inventory as a measure of students conceptual coherence. Int. J. Sci. Math. Educ., 6, pp: Steinberg, R. dan Sabella, M. (1997). Performance on multiple-choice diagnostics and complementary exam problems. Phys, Teach., 35, pp: Van Heuvelen, A. (1991). Overview, Case Study Physics. Am. J. Phys. 59(10). pp Van Heuvelen, A. dan Zou, X. (2001). Multiple representations of work energy processes. Am. J. Phys. 69(2). pp

ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI

ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI S. P. Sriyansyah 1 *, A. Suhandi 2, D. Saepuzaman 2 1 Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran telah lama menjadi fokus esensial dalam penelitian pendidikan fisika. Berbagai bentuk pembelajaran telah dirancang sedemikian rupa guna memperoleh bentuk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Sidik Nulhaq, 2015

DAFTAR PUSTAKA. Sidik Nulhaq, 2015 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, dkk. (2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No.1.

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

2015 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsistensi representasi merupakan kemampuan menggunakan representasi yang berbeda secara konsisten (baik benar atau salah) pada soal-soal yang memiliki

Lebih terperinci

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK D. Aminudin, A. Sutiadi, A. Samsudin * Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM Saeful Karim 1*), Duden Saepuzaman 1), S. P. Sriyansyah 2) 1) Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor

Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 39 Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor Susana E. S. H. 1, a) 2, b), Sriyansyah 1 SMA Santa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, dengan 35 responden menunjukkan bahwa 94,3 % tidak konsisten

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol. 8 No. 1 April 2017, p32-38 p-issn 2086-2407, e-issn 2549-886X Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui

Lebih terperinci

Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus

Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN 2338 3240 Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus Ahmad, Muslimin

Lebih terperinci

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA

Penerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA Penerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA Resta Krishnayanti a), Selly Feranie b), I Made Padri Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang

Lebih terperinci

ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU

ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU Wildan Hasyim Amin, Darsikin, dan Unggul Wahyono wildanhasyimamin@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar

Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Wienda Ashadarini 1*, Lia Yuliati 2, Edi Supriana 2 1 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 2 Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Survei Pemahaman Mahasiswa Fisika Pada Materi Kalor Dan Temperatur

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Survei Pemahaman Mahasiswa Fisika Pada Materi Kalor Dan Temperatur SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN BAB III 1 METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa, maka metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

Kata Kunci: pemahaman, gelombang mekanik, pulsa dan gelombang tali

Kata Kunci: pemahaman, gelombang mekanik, pulsa dan gelombang tali PEMAHAMAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO TERHADAP PERAMBATAN PULSA DAN GELOMBANG TALI PADA MATERI GELOMBANG MEKANIK Kartika Kusumaningtyas Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kahuripan

Lebih terperinci

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL PADA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MEMINIMALKAN MISKONSEPSI Oleh: A. Suhandi, P. Sinaga, I. Kaniawati,

Lebih terperinci

JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 p-issn: e-issn: Halaman 45

JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 p-issn: e-issn: Halaman 45 p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 45 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Multirepresentasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah Berbasis Multirepresentasi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ainsworth, S. (1999). The function of multiple representations. Computer & Education, 33. pp

DAFTAR PUSTAKA. Ainsworth, S. (1999). The function of multiple representations. Computer & Education, 33. pp DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S. (1999). The function of multiple representations. Computer & Education, 33. pp. 131-152. Aminudin, D. (2013). Profil konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMP

Lebih terperinci

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Hasnawiyah Unggul Wahyono dan Darsikin E-mail: Hasnawiyahphysics@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON

PENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON PENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON Ambar Sari, Sutopo, dan Wartono Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA

PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA Chandra Sundaygara, Denanda Gaharin Universitas Kanjuruhan Malang chandrasundaygara@gmail.com,

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA

STUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI VOLUME 2, NOMOR 1, JUNI 2009 STUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA Muhamad Yusuf 1), dan Wawan Setiawan 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA Fatmaliah Agustina, Sentot Kusairi, dan Muhardjito Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Muslimah Sari, I Komang Werdhiana dan Unggul Wahyono Muslimahsari354@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III

PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 20 23 Volume 6 Nomor 1 20 ISSN : 2302-82 PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III Sepriyanti

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II

MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II Selly Feranie dan Yuyu R Tayubi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA

ANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA ANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA Murtono Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK Dalam mengungkapkan konsep Fisika yang dipahami

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DASAR II MAHASISWA FISIKA

PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DASAR II MAHASISWA FISIKA Momentum: Physics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum Vol 1, No 2, (2017) 111-121 PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIREFRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN TEOREMA USAHA-ENERGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA

PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIREFRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN TEOREMA USAHA-ENERGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 011 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIREFRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN TEOREMA USAHA-ENERGI

Lebih terperinci

Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation (IBMR) dalam Pembelajaran Fisika

Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation (IBMR) dalam Pembelajaran Fisika ISSN 2086-2407 September 2016 Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 7 (2016) 127-131 http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preeksperimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah terdapat variabel luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendidikan adalah membangun kemampuan orang untuk menggunakan pengetahuannya. Whitehead (Abdullah, 2006) menegaskan hal ini dengan menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap siswa memiliki perbedaan dalam memahami suatu konsep. Untuk mempermudah proses analisis pemahaman konsep, dilakukan proses pembelajaran yang dapat

Lebih terperinci

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA KONSEP GERAK, HUKUM NEWTON, USAHA DAN ENERGI

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA KONSEP GERAK, HUKUM NEWTON, USAHA DAN ENERGI 96 Profil Konsistensi Representasi. Murtono, Agus Setiawan, Asmawi Zainul, Dadi Rusdiana PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA KONSEP GERAK, HUKUM NEWTON,

Lebih terperinci

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH DOI: doi.org/10.21009/0305010219 PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH Widya Nurhayati a), Vina Serevina b), Fauzi Bakri c) Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR 299 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Rahmani Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: rahmasamalanga@yahoo.co.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memahami sejumlah (a modest amount) konsep dan dapat menerapkan atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat memahami sejumlah (a modest amount) konsep dan dapat menerapkan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan pendidikan fisika di sekolah adalah agar peserta didik dapat memahami sejumlah (a modest amount) konsep dan dapat menerapkan atau mengaplikasikan

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X

Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X Nurhijrah N. Atjiang dan Darsikin email : nurhijrah.atjiang@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

REPRESENTASI MOMENTUM DAN IMPULS MELALUI DIAGRAM

REPRESENTASI MOMENTUM DAN IMPULS MELALUI DIAGRAM Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 REPRESENTASI MOMENTUM DAN IMPULS MELALUI DIAGRAM Hikmat dan Ridwan Effendi

Lebih terperinci

1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale SawalaKampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor INVESTIGASI KEMAMPUAN GURU FISIKA SMA DALAM MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR ASPEK

Lebih terperinci

PROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA

PROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

ANALISIS KESUKARAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA BERDASARKAN REPRESENTASI

ANALISIS KESUKARAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA BERDASARKAN REPRESENTASI 92 ANALISIS KESUKARAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA BERDASARKAN REPRESENTASI Murtono 1, Agus Setiawan 2, Asmawi Zainul 3, Dadi Rusdiana 4 1 UIN Sunana Kalijaga Yogyakarta, 2 Pasca Sarjana

Lebih terperinci

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya email: yusufunsri@yahoo.com ABSTRAK Konsep fisika dapat direpresentasikan dalam banyak

Lebih terperinci

Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur

Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 1 Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur Andinisa Rahmaniar a), Heni Rusnayati, Asep Sutiadi Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA Fitria, Tomo, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: arifiyantifitria@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik. Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya

Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik. Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Email: myusuf@unsri.ac.id ABSTRACT This paper report on a study of student understanding

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA K Lidia, Sugiatno, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email : lidiadebora96@gmail.com

Lebih terperinci

Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konseptual Secara Interaktif

Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konseptual Secara Interaktif Roswati Mudjiarto,, Peningkatan Pemahaman Kosep Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konseptual Secara Interaktif Roswati Mudjiarto (Universitas pendidikan Indonesia)

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER 1) Imam Fatkhurofi,

Lebih terperinci

Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Momentum

Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Momentum Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Momentum Saeful Karim 1,a), Duden Saepuzaman 1,b), S. P. Sriyansyah 2,c) 1 Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific Skill

Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific Skill Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978-979-98010-6-7 Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific

Lebih terperinci

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

2015 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S. (1999). The functions of multiple representations. Computers & Education, 33(2-3), 131-152. doi: 10.1016/S0360-1315(99)00029-9 Ainsworth, S., & Van Labeke, N. (2004). Multiple

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 2 (1) (2013) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODELLING METHODS OF PHYSIC INSTRUCTION UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA SMP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES REPRESENTASI THERMODYNAMICS CONCEPT INVENTORY UNTUK MENGUKUR KONSISTENSI PEMAHAMAN SISWA SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES REPRESENTASI THERMODYNAMICS CONCEPT INVENTORY UNTUK MENGUKUR KONSISTENSI PEMAHAMAN SISWA SMA PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES REPRESENTASI THERMODYNAMICS CONCEPT INVENTORY UNTUK MENGUKUR KONSISTENSI PEMAHAMAN SISWA SMA Murdiyah¹, I Komang Werdhiana dan Marungkil Pasaribu 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMODELAN MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENDEKATAN PEMODELAN MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PENDEKATAN PEMODELAN MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Email: yusufunsri@yahoo.com Abstract Physics concept can be represented

Lebih terperinci

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG Wayan Suana Universitas Lampung, Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung E-mail:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRESTASI GRAFIK MELALUI PENDEKATAN MULTI-REPRESENTASI PADA MATERI GERAK LURUS. Hasbullah 1 dan Lina Nazriana 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRESTASI GRAFIK MELALUI PENDEKATAN MULTI-REPRESENTASI PADA MATERI GERAK LURUS. Hasbullah 1 dan Lina Nazriana 2 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRESTASI GRAFIK MELALUI PENDEKATAN MULTI-REPRESENTASI PADA MATERI GERAK LURUS Hasbullah 1 dan Lina Nazriana 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Progran Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 7 (1) (2018) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Identifikasi Profil Kesulitan Belajar Fisika Topik Fluida Statis pada Siswa SMA di Kabupaten Demak Alik Sus

Lebih terperinci

Physics Communication

Physics Communication Phys. Comm. 1 (1) (2017) Physics Communication http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pc Pengembangan alat peraga Hukum Archimedes untuk siswa kelas VIII SMP Eko Dian Pratiwi 1), Suharto Linuwih 2) 1)

Lebih terperinci

Pemahaman Mahasiswa Tentang Multirepresentasi Konsep Percepatan

Pemahaman Mahasiswa Tentang Multirepresentasi Konsep Percepatan Siprianus L. Angin 1, Sutopo 2, Parno 3 1 Prodi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Malang 2,3 Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No.5, Malang, Jawa Timur Kesulitan pemahaman

Lebih terperinci

KONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI

KONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI KONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI Lili Handayani, Yusuf Kendek dan Jusman Mansyur lilimunif@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI

ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI Siti Fatimah Universitas Sebelas Maret FKIP PGSD Kampus VI Kebumen stfatimah89@gmail.com ABSTRACT Waves and sound are included

Lebih terperinci

I. Suminar*, P. Siahaan, I. Mustika Sari

I. Suminar*, P. Siahaan, I. Mustika Sari ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Februari 2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MULTI REPRESENTASI DIKAITKAN DENGAN KECERDASAN MAJEMUK

Lebih terperinci

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEKNIK POLYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATEMATIKA II Yul Ifda Tanjung yulifda84@gmail.com Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design. 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Model yang digunakan penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bahasan optika geometris. Metode penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep

BAB I PENDAHULUAN. konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ainsworth (1999) menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika secara efektif siswa harus memahami penggunaan representasi dalam menjelaskan suatu konsep fisika dan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti alam, karena fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejalagejala alam, fenomena-fenomena

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS Anita 1, Lia Anggraeni 2, Matsun 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Pontianak, Jalan

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK KINEMATIKA SISWA SMA KELAS X

PROFIL KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK KINEMATIKA SISWA SMA KELAS X http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 3 No. 1 (2017) PROFIL KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK KINEMATIKA SISWA SMA KELAS X Yustiandi 1,* dan Duden Saepuzaman

Lebih terperinci

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Vol. 1 1 Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Agus Pujianto*, Nurjannah dan I Wayan Darmadi *e-mail: Fisika_agus43@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, 214-218 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS

Lebih terperinci

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB Tatik Juwariyah Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS Rachmat Sahputra Dosen Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak rahmat_ui@yahoo.com Abstract: Learning with the

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KINEMATIKA BERBASIS DIAGRAM GERAK: CARA BARU DALAM PENGAJARAN KINEMATIKA

PEMBELAJARAN KINEMATIKA BERBASIS DIAGRAM GERAK: CARA BARU DALAM PENGAJARAN KINEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 PEMBELAJARAN KINEMATIKA BERBASIS DIAGRAM GERAK: CARA BARU DALAM PENGAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan, dan asesmen. Asesmen merupakan

BAB I PENDAHULUAN. materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan, dan asesmen. Asesmen merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar atau perkuliahan terdapat tiga komponen penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mahasiswa, yaitu materi perkuliahan,

Lebih terperinci

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar JPF Volume Nomor 1 ISSN: 0-899 7 Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Analisis Proses Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikir Dan Kecerdasan Jamak Pada Praktikum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TERBATAS TES DIAGNOSTIK FORCE CONCEPT INVENTORY BERFORMAT FOUR-TIER TEST

PENGEMBANGAN TERBATAS TES DIAGNOSTIK FORCE CONCEPT INVENTORY BERFORMAT FOUR-TIER TEST ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.1 43-49 Februari 2017 PENGEMBANGAN TERBATAS TES DIAGNOSTIK FORCE CONCEPT INVENTORY BERFORMAT FOUR-TIER TEST Aldi Zulfikar 1 *, Achmad Samsudin

Lebih terperinci

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi***   No. Hp : 1 THE APPLICATION OF REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING AND TRANSFERRING) STRATEGY TO IMPROVE STUDENTS LEARNING RESULTS ON THE SUBJECT OF THERMOCHEMICAL IN CLASS XI IPA OF SMAN 14 PEKANBARU

Lebih terperinci

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang.   ABSTRAK ISSN: 2338-1027 September 2017 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.2 : 63-67 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN NVICK DIPADUKAN DENGAN STRATEGI CPERATIVE PRBLEM SLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

PENGARUH BUTIR SOAL DALAM FORMAT ANIMASI TERHADAP HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA.

PENGARUH BUTIR SOAL DALAM FORMAT ANIMASI TERHADAP HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA. PENGARUH BUTIR SOAL DALAM FORMAT ANIMASI TERHADAP HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA Andi Suhandi 1), Muhamad Nur 2) 1) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia 2) SMA

Lebih terperinci

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)... 1 Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dalam Pembentukan Konsep Fisika Siswa SMA di Kabupaten Jember (Materi Pokok Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke) (Children Learning in Science

Lebih terperinci

Tes Isomorfik Berbasis Komputer untuk Diagnostik Miskonsepsi Diri pada Materi Gaya dan Hukum Newton. Tazkia IIBS Malang 2)

Tes Isomorfik Berbasis Komputer untuk Diagnostik Miskonsepsi Diri pada Materi Gaya dan Hukum Newton. Tazkia IIBS Malang 2) 58 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 3, Nomor 2, Juni 2015, Halaman 58 67 Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ ISSN: 2338-9117/EISSN: 2442-3904 Jurnal Pendidikan Sains Vol. 3 No. 2,

Lebih terperinci

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu Rachmat, Identifikasi Miskonsep No. 3/XXIV/2005 Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu R. Tayubi (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh Surya Gumilar ABSTRACT This research is aimed to know understanding graph of kinematic student with using Criteria Respon

Lebih terperinci

Pengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya

Pengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya Pengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya Andi Suhandi 1), Muhamad Nur 2), dan Agus Setiawan 3) 1) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2) SMA N 2 Tanjung

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA PLUS DARUL HIKMAH 1) Deni Juwita Ningrum, 2) I Ketut Mahardika,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 3 No. 1 (2017) PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS

Lebih terperinci

KUALITAS DIAGRAM BENDA BEBAS BUATAN SISWA DALAM PHYSICS PROBLEM SOLVING

KUALITAS DIAGRAM BENDA BEBAS BUATAN SISWA DALAM PHYSICS PROBLEM SOLVING KUALITAS DIAGRAM BENDA BEBAS BUATAN SISWA DALAM PHYSICS PROBLEM SOLVING Nurhayani 1, Jusman Mansyur dan Darsikin 2 rnurhayani@yahoo.com 1 (Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Arini Rosa Sinensis Thoha Firdaus Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Email: thohaf@stkipnurulhuda.ac.id

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci