PENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON
|
|
- Ade Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON Ambar Sari, Sutopo, dan Wartono Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang as.ambarsari@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran multi representasi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi hukum II Newton. Subjek penelitian terdiri atas 24 siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Malang. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Instrumen penelitian berupa tes penguasaan konsep materi hukum II Newton yang terdiri atas 6 soal pilihan ganda disertai alasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan desain embedded experimental model. Hasil penelitian diperoleh bahwa skor penguasaan konsep siswa meningkat dari rata-rata 33,33 menjadi 58,33 (p < 0,01) dengan effect size sebesar 1,34 (kategori tinggi) dan N-gain sebesar 0,4 (kategori sedang). Kesulitan dalam mempelajari hukum II Newton yang masih muncul pada pretest dan posttest, yaitu kesulitan dalam menentukan komponen gaya total dan menentukan besar percepatan sistem. Penelitian ini juga menemukan adanya perubahan signifikan dalam hal penggunaan representasi. Pada pretest, representasi yang sering digunakan siswa adalah representasi verbal. Pada posttest, representasi matematis dan diagram benda bebas sering digunakan siswa dalam memecahkan masalah. Kata kunci: hukum II Newton, multi representasi, penguasaan konsep PENDAHULUAN Hukum Newton merupakan bagian dari gaya dan gerak yang penting, namun sulit dipelajari di sekolah. Kesulitan siswa dalam mempelajari konsep gaya dan gerak menjadi sejarah panjang dalam penelitian pendidikan fisika dan pendidikan sains (Brookes dan Etkina, 2009). Gaya dan gerak merupakan konsep fundamental dalam semua ilmu sains dan direlasikan terhadap gejala fisika yang beraneka ragam dalam pengalaman sehari-hari, serta tulang punggung pengembangan konsep-konsep sains lain (Singh dan Schunn, 2009). Mengingat pentingnya 270 hukum Newton dalam pengembangan konsep-konsep lain, maka siswa harus benar-benar menguasainya tanpa mengalami kesulitan. Realitanya, siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari hukum Newton, terutama hukum II Newton. Berbagai macam kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari hukum II Newton antara lain dalam hal: (1) memahami komponen gaya total (Singh dan Schunn, 2009), (2) membuat diagram benda bebas yang benar untuk memecahkan masalah hukum II Newton (Savinainen dkk,. 2013; Heckler, 2010;
2 Rosengrant dkk., 2005), (3) menentukan besar dan arah percepatan benda yang bergerak (Sutopo dkk., 2012). Selain itu, siswa juga salah dalam memahami hubungan antara percepatan dan gaya. Siswa berpikir bahwa hubungan percepatan dan gaya dalam persamaan F = ma adalah bukan hubungan kovarian, melainkan hubungan sebab akibat (Sutopo dkk,. 2012). Kesulitan yang dialami siswa ini berdampak pada penguasaan konsep yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil studi dokumen hasil analisis ujian nasional tahun 2012/2013, penguasaan konsep siswa SMA Indonesia dalam menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebesar 55,65 % (Balitbang, 2013). Terjadinya kesulitan pada materi hukum II Newton ini dapat berdampak pada materi berikutnya, bahkan jenjang pendidikan lebih lanjut. Mengingat dalam mempelajari konsep baru dalam fisika ada kalanya menuntut prasyarat penguasaan atas konsep sebelumnya. Oleh karena itu, kesulitan siswa pada materi hukum II Newton ini harus segera diatasi agar siswa dapat menguasai konsep dengan baik dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan multi representasi diduga dapat membantu siswa mengatasi kesulitannya. Penggunaan multi representasi dalam pembelajaran suatu konsep tertentu memberikan peluang yang cukup baik dalam memahami konsep dan mengkomunikasikannya, serta bagaimana mereka bekerja dengan sistem dan proses suatu konsep fisika tertentu (Meltzer, 2005). Jika selama ini siswa biasanya belajar dengan menghafal rumus matematik, maka dengan multi representasi siswa dapat belajar dengan berbagai format representasi. Rumus matematik hanyalah salah satu format representasi dalam fisika. Diperlukan representasi lain seperti verbal, matematik, gambar atau diagram dan grafik untuk mendeskripsikan konsep fisika secara lengkap (Prain dan Waldrip, 2007). Multi representasi membuat pembelajaran fisika menjadi lebih bermakna dan siswa dapat memahami konsep dengan baik. Representasi dapat digunakan untuk mewakili, menggambarkan, dan menyimbolkan benda atau proses (Rosengrant dkk,. 2009). Multi representasi dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep fisika (Ayesh dkk,. 2010). Penggunaan multi representasi dengan baik merupakan sebagai kunci untuk belajar fisika (Kohl dkk,. 2007). Multi representasi dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam (Ainsworth, 1999). Multi representasi membantu siswa membangun pengetahuan dan memecahkan masalah (Cock, 2012). Multi representasi berguna sebagai acuan untuk konsep yang lebih abstrak seperti percepatan dan hukum II Newton, multi representasi membantu pemahaman siswa (Rosengrant dkk,. 2009). Penelitian Kohl & Finkelstein (2006) menunjukkan bahwa siswa belajar fisika melalui pemberian format representasi yang lebih banyak, kemampuan dalam menyelesaikan tes lebih baik dari mereka yang mendapatkan pengalaman belajar dengan pemberian format representasi yang lebih sedikit. Siswa dengan kemampuan representasi yang tinggi, memiliki peluang yang tinggi untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan sukses (Malone, 2008). Oleh karena itu, penting untuk memfasilitasi siswa mengembangkan kemampuan representasi. Kemampuan representasi siswa dapat diasah melalui pembelajaran dengan pendekatan representasional dan 271
3 pemberian tugas multi representasi (multiple representation task). Tugas multi representasi membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam membangun representasi (Rosengrant dkk, & Etkina dkk,. 2006). Selama ini penelitian mengenai dampak pembelajaran multi representasi terhadap penguasaan konsep sering dilakukan di perguruan tinggi. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak pembelajaran multi representasi terhadap penguasaan konsep pada siswa SMA. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Sejauh mana penggunaan pembelajaran multi representasi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi hukum II Newton? (2) Apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari hukum II Newton? (3) Apa saja representasi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah hukum II Newton? METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan desain embeded experimental untuk menggali secara lengkap data untuk menjawab pertanyaan penelitian (Cresswell & Clark, 2007). Subjek penelitian terdiri atas 24 siswa kelas X IPA 1 SMAN 8 Malang. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Instrumen penelitian berupa tes penguasaan konsep materi hukum II Newton yang terdiri atas 6 soal pilihan ganda disertai alasan disajikan pada Lampiran 1. Tes penguasaan konsep materi hukum II Newton mencakup beberapa aspek sebagai berikut. (1) Menentukan grafik hubungan antara gaya yang bekerja pada benda terhadap waktu berdasarkan grafik hubungan antara kecepatan dan waktu. (2) Menentukan gaya interaksi antara dua benda yang bersinggungan jika salah satu benda diberi gaya, sehingga sistem dipercepat searah gaya. (3) Menganalisis percepatan gerakan sistem benda-benda yang dihubungkan dengan tali. (4) Menentukan skala penunjukkan timbangan yang digunakan untuk menimbang benda dalam lift yang bergerak dipercepat ke atas. (5) Membandingkan resultan gaya yang bekerja pada benda yang bergerak lurus saat benda bergerak dengan kecepatan konstan dan bergerak dipercepat. (6) Menganalisis besar tegangan tali yang menghubungkan dua benda bergerak dipercepat. Pretest dan posttest menggunakan instrumen yang sama. Data yang dikumpulkan terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data kuantitatif didasarkan pada skor pretest dan posttest, sedangkan analisis data kualitatif didasarkan pada alasan siswa dalam merespon pretest dan posttest. Posttest diberikan langsung setelah materi hukum II Newton selesai dibahas. Pembelajaran multi representasi yang diterapkan pada penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. Pembelajaran diawali dengan kegiatan demonstrasi menggunakan set alat seperti terlihat pada Gambar 1. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan menahan m 1 dan kemudian melepas m 1. Kegiatan ini bertujuan menghadirkan fenomena yang relevan dengan hukum II Newton: benda bergerak dipercepat dan sekaligus menghadirkan masalah. Masalah yang diberikan kepada siswa sebagai berikut. (1) Jika m 1 tetap (massa relatif konstan), sedangkan m 2 semakin besar (gaya semakin besar), bagaimana gerakan sistem? Berkaitan dengan besaran apa gerakan sistem tersebut? bagaimana hubungan percepatan dan gaya? (2) Jika m 1 semakin besar (massa semakin besar), sedangkan m 2 tetap (gaya relatif konstan), bagaimana gerakan sistem? Berkaitan 272
4 dengan besaran apa gerakan sistem tersebut? Bagaimana hubungan percepatan dan massa? Melalui kegiatan ini siswa dapat memprediksi hubungan antara gaya, massa dan percepatan pada gerak lurus. Perhatikan gambar dibawah ini! Jika meja licin dan gesekan tali dengan katrol diabaikan, massa tali juga dianggap nol, bagaimana percepatan sistem pada A dan B? Gambar 2 Contoh salah satu soal diskusi Gambar 1. Set alat demonstrasi fenomena yang relevan dengan hukum II Newton: benda bergerak dipercepat Kegiatan dilanjutkan dengan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa dan percepatan pada gerak lurus. Berdasarkan data hasil percobaan, siswa dapat menentukan percepatan sistem dan gaya yang bekerja pada benda. Siswa juga dapat membuat grafik hubungan antara percepatan dan gaya, grafik hubungan antara percepatan dan sepermassa. Selanjutnya, hasil percobaan dipresentasikan di depan kelas. Melalui kegiatan ini siswa mendapatkan hubungan gaya, massa dan percepatan pada gerak lurus. Pemahaman siswa tentang hubungan gaya, massa dan percepatan diperkuat dengan simulasi Phet Force and Motion. Siswa mengamati gerak balok ketika gaya dorong diperbesar sementara massa benda tetap, dan ketika massa benda diperbesar sementara gaya dorong tetap. Selain itu, siswa juga melakuan diskusi untuk memperdalam pemahamannya mengenai hubungan gaya, massa dan percepatan pada gerak lurus. Diakhir pembelajaran, siswa menjawab masalah diawal pembelajaran. Salah satu soal diskusi disajikan pada Gambar 2. Kegiatan latihan pemecahan masalah hukum II Newton dilakukan menggunakan tugas multi representasi (multi representational tasks). Tugas multi representasi diberikan saat pembelajaran di kelas dan tugas rumah. Tugas multi representasi membantu siswa membuat representasi baru dari representasi yang diberikan pada soal. Contoh tugas multi representasi disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Contoh tugas multi representasi (kolom yang kosong diisi oleh siswa) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penguasaan Konsep Hasil pretest dan posttest penguasaan konsep siswa disajikan pada Tabel 1. Untuk menyatakan signifikasi dari peningkatan penguasaan konsep dilakukan uji paired samples t-test, setelah terlebih 273
5 dahulu dilakukan uji kenormalan data dengan skewness. Harga mutlak skewness jauh kurang dari 1, sehingga data pretest dan posttest dapat dianggap terdistribusi normal (Leech dkk,. 2005: 31). Hasil uji t dengan (df = 23) adalah 6,64, p = 0,00 (two tails); menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest adalah signifikan. Hal ini berarti penguasaan konsep siswa pada posttest secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pretest dan pembelajaran dengan multi representasi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi hukum II Newton. Cohen s d-effect size (Cohen dkk,. 2007: 521) diperoleh nilai 1,34 dengan kategori tinggi. Uji rerata Ngain pada skor pretest dan posttest (Hake, 1998), diperoleh nilai g = 0,4 dengan kategori sedang. Untuk memahami terjadinya peningkatan tersebut, berikut dipaparkan respon siswa terhadap masing-masing butir soal. Tabel 1 Statistik Deskriptif Penguasaan Konsep Siswa pada Pretest dan Posttest Statistik Pretest Posttest N Minimum 0 16,70 Maksimum 66, Mean (SD) 33,33 (17,02) (20,26) Median 33,30 58,35 Mode 33,30 50,00 Skewness 0,27-0,002 Catatan: Rentang skor Jumlah siswa yang memilih jawaban benar soal 1, soal 3, soal 4, soal 5, dan soal 6 meningkat dari pretest ke posttest, secara berurutan adalah dari 13% ke 88%, 4% ke 13%, 33% ke 63%, 50% ke 62%, dan 50% ke 67% (Gambar 4). Soal 2 tidak mengalami pergeseran jumlah siswa yang menjawab benar, persentase jawaban benar tetap, yaitu 50%. Masalah pada soal 2 dan soal 3 menjadi penyebab belum tercapainya nilai Ngain ketegori tinggi. Berikut dipaparkan perubahan respon siswa pada setiap butir soal. Gambar 4. Diagram lingkaran jawaban siswa pada pretest dan posttest (N = 24). Jawaban benar ditandai dengan bintang. Jawaban benar untuk gambar (a) sampai (f) berturut turut C, A, C, B, D dan C. Pilihan K untuk jawaban kosong 274
6 Respon siswa terhadap soal 1 Saat pretest, didapatkan 3 siswa (13%) memilih jawaban benar C. Satu siswa tidak memberikan alasan memilih jawaban tersebut, 1 siswa menggunakan konsep bahwa jika kecepatan benda konstan, maka gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Satu dari ketiga siswa lainnya menggunakan persamaan F = ma untuk memecahkan masalah. Jawaban A dipilih oleh 9 siswa (37%) menggunakan konsepsi bahwa gaya sama dengan kecepatan. Enam siswa (25%) memilih jawaban B dengan alasan yang tidak jelas dan tidak cukup untuk membuat klaim atas jawabannya. Enam siswa lainnya (25%) memilih jawaban D dengan menggunakan konsepsi bahwa gaya sebanding dengan kecepatan. Miskonsepsi terhadap resultan gaya sebanding dengan kecepatan juga ditemukan pada penelitian Wenning (2008), Singh & Schunn (2009), Dermichi (2005), Blaz dkk. (2010), Sutopo dkk. (2012), Parno dkk. (2012). Saat posttest, 21 siswa (88%) memilih jawaban benar C. Dua siswa (8%) memilih jawaban B karena salah dalam menentukan kecepatan awal dan kecepatan akhir benda, sehingga salah dalam menentukan percepatan dan gaya yang bekerja pada benda. Masih terdapat siswa yang memilih jawaban A (1 siswa, 4%) Dengan demikian, melalui pembelajaran multi representasi siswa lebih sukses dalam memecahkan masalah hukum II Newton pada soal 1 dan hanya ada 1 siswa yang menggunakan konsepsi gaya sebanding dengan kecepatan. Respon siswa terhadap soal 2. Pada pretest didapatkan 12 siswa (50%) memilih jawaban benar A dengan alasan karena gaya dorong F mendorong dua benda m 1 dan m 2, sedangkan gaya F 1 2 hanya mendorong benda m 2, sehingga besarnya F 1 2 kurang dari besarnya gaya dorong F. Delapan siswa (33%) memilih jawaban B. Jawaban C dipilih oleh 3 siswa (13%). Jawaban B dan C pada pretest dipilih siswa dengan alasan yang tidak jelas dan tidak bisa digunakan sebagai alasan membuat klaim. Terdapat 1 siswa (4%) pada pretest tidak memilih jawaban. Jumlah siswa yang memilih jawaban benar A (12 siswa, 50%) tidak mengalami peningkatan pada posttest. Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam menentukan komponen gaya total. Masalah ini juga diungkapkan oleh Singh & Schunn (2009). Siswa yang memilih jawaban salah C mengalami peningkatan pada posttest, yaitu 6 siswa (25%) dikarenakan siswa salah dalam menentukan komponen gaya total, sehingga siswa mendapatkan F + F 1 2 = ma dan F 1 2 = F + F 2 1. Terdapat 6 siswa (25%) memilih jawaban B saat posttest dengan menggunakan persamaan F = 0 sehingga didapatkan F 1 2 = F. Kesulitan siswa dalam menentukan komponen gaya total disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Contoh kesulitan siswa dalam menentukan komponen gaya total Pergeseran jawaban siswa pada soal 2 disajikan pada Tabel 2. Terhadap soal ini, 8 siswa (33%) tetap memilih jawaban A pada pretest dan posttest. Dua siswa (8%) pada pretest memilih jawaban benar A, sedangkan pada posttest bergeser memilih jawaban B dan C. Dua siswa (8%) memilih jawaban B dan 1 siswa (4%) 275
7 Pretest Pretest Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 memilih jawaban C pada pretest bergeser memilih jawaban benar A pada posttest. Tabel 2 Crosstabulation jawaban siswa pada pretest dan posttest soal 2 Posttest A* B C Total K Jumlah % 4% 0% 0% 4% A* Jumlah % 33% 8% 8% 50% B Jumlah % 8% 13% 13% 33% C Jumlah % 4% 4% 4% 12% Total Jumlah % 50% 25% 25% 100% Respon siswa terhadap soal 3 Hanya terdapat 1 siswa (4%) pada pretest yang memilih jawaban benar C. Sebagian besar siswa (8 siswa, 33%) memilih jawaban D dengan alasan benda tidak bergerak, kecepatan benda nol, sehingga percepatan gerakan sistem juga nol. Tujuh siswa (29%) memilih jawaban B dengan alasan terdapat dua benda di atas meja, sedangkan hanya terdapat satu benda yang menggantung, sehingga percepatan gerakan sistem adalah 1 g. Siswa 2 cenderung fokus pada permukaan masalah untuk menarik kesimpulan (Singh, 2007). Jawaban benar C pada posttest dipilih oleh 3 siswa (13%), dengan membuat diagram benda bebas dan representasi matematis, siswa sukses dalam memilih jawaban yang benar. Saat posttest jawaban salah B mengalami peningkatan (13 siswa, 54%). Sama halnya dengan soal 2, siswa kesulitan dalam menentukan komponen gaya total. Gaya total yang bekerja pada benda adalah jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut (Serway & Jewett, 2010). Dalam memecahkan masalah menggunakan hukum II Newton, gaya total yang bekerja pada benda harus ditentukan dengan tepat. Siswa mengalami kesulitan dalam menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda. Keterampilan ini sangat penting dalam memecahkan masalah menggunakan hukum II Newton dalam berbagai situasi (Singh & Schunn, 2009). Pergeseran jawaban siswa pada soal 3 disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, hanya terdapat 1 siswa (4%) yang memilih jawaban benar C pada pretest dan posttest. Dua siswa (8%) pada pretest memilih jawaban B, sedangkan pada posttest bergeser memilih jawaban benar C. Sebagian besar siswa tetap memilih jawaban B (5 siswa, 21%) dan D (5 siswa, 21%) pada pretest dan posttest. Selain itu, 4 siswa (17%) pada pretest memilih jawaban A, sedangkan pada posttest bergeser memilih jawaban B. Hal ini berarti siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan besar percepatan sistem. Temuan dalam penelitian Sutopo dkk. (2012) juga diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan besar dan arah percepatan. Tabel 3 Crosstabulation jawaban siswa pada pretest dan posttest soal 3 Posttest A B C* D Total K Jumlah % 0% 8% 0% 4% 13% A Jumlah % 0% 17% 0% 4% 21% B Jumlah % 0% 21% 8% 0% 29% C* Jumlah % 0% 0% 4% 0% 4% D Jumlah % 4% 8% 0% 21% 33% Total Jumlah % 4% 54% 13% 29% 100% Respon siswa terhadap soal 4 Sebagian besar siswa memilih jawaban C (11 siswa, 46%) pada saat pretest. Alasan yang diungkapkan siswa adalah semakin jauh dari permukaan bumi, percepatan gravitasi semakin kecil, sehingga penunjukan skala pada 276
8 timbangan kurang dari 5 N. Nilai g berkurang seiring bertambahnya ketinggian (Serway & Jewet, 2010), namun ketinggian lift hanya sedikit perubahannya, sehingga konsep tersebut tidak bisa digunakan sebagai alasan untuk membuat klaim atas jawabannya. Lima siswa (21%) memilih jawaban A dengan alasan lift bergerak dengan kecepatan konstan, sehingga penunjukan skala pada timbangan tetap 5 N. Jawaban benar B dipilih oleh 8 siswa (33%) pada pretest dengan alasan yang salah jika lift dipercepat ke atas, maka percepatan gravitasi menjadi lebih besar, sehingga penunjukan skala pada timbangan lebih dari 5N. Jawaban benar B mengalami peningkatan pada posttest (15 siswa, 63%). Dengan menggunakan diagram benda bebas dan representasi matematis, siswa mendapatkan T = m(g + a), sehingga penunjukan skala pada timbangan lebih dari 5N. Masih terdapat 8 siswa (33%) yang memilih jawaban C dengan alasan yang sama dengan pretest. Respon siswa terhadap soal 5 Pada pretest 12 siswa (50%) memilih jawaban benar D dan mengalami peningkatan menjadi 15 siswa (62%) pada posttest. Alasan yang diungkapkan siswa dalam memilih jawaban D pada posttest, yaitu bola A bergerak dengan kecepatan konstan, besar percepatan bola A nol, sehingga besar F A = 0, sedangkan bola B dan C bergerak dipercepat dengan besar percepatan bola C lebih besar dari pada bola A (F C > F B ), sehingga perbandingan resultan gaya bola A, B dan C adalah F C > F B > F A. Siswa juga membuat diagram gerak dan representasi matematis dalam memecahkan masalah soal 5 pada posttest. Siswa menggunakan persamaan a = v t (untuk menentukan besar percepatan bola) dan F = ma (untuk menentukan besar resultan gaya bola). Terdapat 4 siswa (17%) memilih jawaban B pada saat pretest dan posttest dengan alasan kedua bola B dan C mengalami percepatan, sehingga memiliki besar resultan gaya yang sama. Siswa tidak memperhatikan jarak antar titik-titik pada kedua bola. Dua siswa (8%) pada pretest dan posttest memilih jawaban A dengan alasan benda dipercepat memiliki besar resultam gaya yang lebih kecil daripada benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. Respon siswa terhadap soal 6. Sebagian besar siswa (12 siswa, 50 %) memilih jawaban benar C pada pretest dengan alasan tegangan tali lebih kecil dari m 2 g karena terdapat percepatan, sehingga tali mengendur (alasan ini tidak cukup untuk membuat klaim). Jawaban A (dengan alasan yang tidak jelas) dan D (dengan alasan saat benda dilepas, tali sudah tidak menahan benda, sehingga tegangan tali sama dengan nol ) dipilih oleh 4 siswa (17%) pada pretest. Saat posttest 16 siswa (67%) memilih jawaban benar C dengan menggunakan diagram benda bebas dan representasi matematis siswa mendapatkan T = m(g a). Lima siswa (21%) memilih jawaban A dengan alasan F = 0; T = mg. Tiga siswa (12%) memilih jawaban B dengan mendapatkan persamaan T = m(g + a), persamaan ini diperoleh karena siswa tidak memperhatikan arah gerak benda pada diagram proses. 2. Representasi siswa Siswa membuat berbagai macam representasi dalam memecahkan masalah hukum II Newton. Representasi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah disajikan pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa pada pretest, sebagian besar siswa menggunakan mono representasi dalam memecahkan masalah, seperti representasi verbal dan representasi matematis. Representasi verbal 277
9 paling sering digunakan siswa dalam memecahkan masalah pada pretest, (67 kali dari 24 siswa x 6 soal = 144) dan mengalami penurunan pada posttest (22 kali dari 144). Pada posttest, multi representasi yang sering digunakan siswa dalam memecahkan masalah adalah representasi matematis dan diagram benda bebas (M,FBD) sebanyak 45 kali dari 144. Terjadi perubahan jumlah penggunaan representasi pada pretest dan posttest saat memecahkan masalah disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa melalui penggunaan multi representasi siswa mengalami perubahan dari perilaku novice ke expert dalam memecahkan masalah. Dalam memecahkan masalah, expert menggunakan lebih dari satu representasi dalam memecahkan masalah, sedangkan novice biasanya hanya menggunakan representasi matematis untuk memecahkan masalah. Selain itu, expert membangun diagram selama proses pemecahan masalah, sedangkan novice jarang membangun atau menggunakan diagram (Malone, 2008). Tabel 4 Penggunaan Representasi Saat Memecahkan Masalah Jumlah Pretest Posttest Mono representasi (representasi verbal dan matematis) Multi representasi Siswa lebih sukses dalam memecahkan masalah hukum II Newton pada posttest. Contoh representasi yang dibuat siswa pada posttest disajikan pada Gambar 7. Penggunaan multi representasi dalam pembelajaran suatu konsep tertentu memberikan peluang yang cukup baik dalam memahami konsep dan mengkomunikasikannya, serta bagaimana mereka bekerja dengan sistem dan proses suatu konsep fisika tertentu (Meltzer, 2005). Penelitian Kohl & Finkelstein (2006) menunjukkan bahwa siswa belajar fisika melalui pemberian format representasi yang lebih banyak, kemampuan dalam menyelesaikan tes lebih baik dari mereka yang mendapatkan pengalaman belajar dengan pemberian format representasi yang lebih sedikit. Gambar 6 Representasi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah hukum II Newton (N: Tidak membuat representasi; V: Verbal; M: Matematis; G: Grafik; FBD: Diagram benda bebas; DG: Diagram Gerak) 278
10 (b) (a) (c) Gambar 7 Contoh pemecahan masalah hukum II Newton pada posttest (a) soal 1, siswa membuat representasi verbal dan matematis (b) soal 2, siswa membuat representasi matematis dan diagram benda bebas (c) soal 5, siswa representasi verbal, representasi matematis dan diagram gerak. Multirepresentasi berguna sebagai acuan untuk konsep yang lebih abstrak seperti percepatan dan hukum II Newton, multi representasi membantu pemahaman siswa (Rosengrant dkk,. 2009). Penggunaan multi representasi dengan baik dianggap sebagai kunci untuk belajar fisika (Kohl dkk,. 2007). KESIMPULAN Pembelajaran multi represensentasi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi hukum II Newton secara signifikan (p < 0,01) dengan d- effect size sebersar 1,34 (kategori tinggi) dan N-gain sebesar 0,4 (kategori sedang). Kesulitan-kesulitan yang muncul baik pada pretest dan posttest dalam memecahkan masalah hukum II Newton antara lain dalam hal (1) menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda, (2) menentukan komponen gaya total, (3) menentukan besar percepatan dari suatu sistem. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa tersebut. Ada dampak dalam hal penggunaan representasi. Jika pada pretest siswa sering mengunakan representasi verbal (mono representasi), maka pada posttest siswa sering menggunakan representasi matematis dan diagram benda bebas (multirepresentasi) dalam memecahkan masalah hukum II Newton. Siswa lebih sukses dalam memecahkan masalah hukum II Newton pada posttest. DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S The functions of multiple representations. Computers & Education, 33, Ayesh, Q. N., Tit, N., & Abdelfattah, F The Effect use of the free-body diagram representation on their performance. Internasional Research Journals 1(10): Brookes, D & Etkina, H Force, ontology, and language. Physical Review Special Topics Physics Education Research, 5, Cohen, dkk Research Methods in Education- Sixth Edition. New York, Taylor & Francis e-library. Cresswell, J.W. & Clark, V. L.P Designing and Conducting Mixed Methods Research. United States of Amerika: Sage Publication, Inc. 279
11 de Cock, M Representation use and strategy choice in physics problem solving. Physical Review Special Topics-Physics Education Research, 8, Demirci, N Misconception patterns from students to teachers: An example for force and motion concepts. Journal of Science Education, 2008 (9), Etkina, dkk Scientific abilities and their assessment. Physics Education Research, 2, : 1-3. Hake, Richard R Interactive-engagement versus traditional methods: A sixthousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics, 66 (1). Heckler, Andrew F Some Consequences of Prompting Notice Physics Students to Construct Force Diagram. International Journal of Science Education, 32 (14): Kohl & Finkelstein Effect Of Instructional Environment On Physics Students Representational Skills. Journal of Physics Teacher Education, 2, (2006). Kohl dkk Strongly and weakly directed approaches to teaching multiple representation use in physics. Journal of Physics Teacher Education,3, (2007). Leech,dkk SPSS for introductory statistics: Use and interpretation Second edition. New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates. Malone, K. L Correlation among knowledge strucrure, force concept inventory, and problem solving behaviors. Physical Physical Review Special Topics-Physics Education Research, 4, Meltzer, E.D The Relationship between Mathemathics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. American Journal of Physics, 70 (2), Martin-Blas, dkk Enhancing Force Concept Inventory Diagnostics to Identify Dominant Misconceptions in First-Year Engineering Physics. Europa Journal of Engineering Education, 35 (6): Parno, dkk, Model Pemahaman Tentang Gaya dan Gerak Mahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Fisika UM. FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya. 16 (1). Prain, V., & Waldrip, B.G An exploratory study of teachers and students use of multi-modal representations of concepts primary science. International Journal of Science Education, 28 (15): Rosengrant, dkk Free-body diagrams: Necessary or sufficient? AIP Conference Proceedings 790, Rosengrant, dkk Do students use understand free-body diagrams? Physical Review Special Topics-Physics Education Research,5, (2009). Savinainen, dkk Does using a visualrepresentation tool foster students ability to identify force and construct free body diagram. Physical Review Special Topics- Physics Education Research, 9, Serway, R. A. & Jewett, J. W Physics for Scientist and Engineers with Modern Physics. 8 th Edition. California: Thomson Brooks/Cole. Singh,C Effect of misconceptions on transfer in problem solving, in Proceedings of the Physics Education Research Conference, edited by Hsu, L., Hendersen, C., McCullough, L., AIP Conf. Proc. No. 951, AIP, Melville, NY, 196. Singh, C. & Schunn, C Connecting three pivotal concepts in K-12 science state standards and maps of conceptual growth to research in physics education. Journal of Physics Teacher Education Online, 5(2), 2009: Sutopo, dkk Impact of representational approach on the improvement of students understanding of acceleration. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8 (2012): Wenning, C.J Dealing more effectively with alternative conceptions in science. Journal of Physics Teacher Education,5(1), 2008:
Elok Nur Fauzia Universitas Negeri Malang
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR ILMIAH PADA TOPIK KACAMATA DAN LUP Elok Nur Fauzia Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciKata Kunci: pemahaman, gelombang mekanik, pulsa dan gelombang tali
PEMAHAMAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO TERHADAP PERAMBATAN PULSA DAN GELOMBANG TALI PADA MATERI GELOMBANG MEKANIK Kartika Kusumaningtyas Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kahuripan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI RESITASI PADA MATERI KALOR: STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PONOROGO
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI RESITASI PADA MATERI KALOR: STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PONOROGO Yulia Nurul Munfaati 1), Dwi Haryoto 2), dan Sutopo 3) Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X
Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X Nurhijrah N. Atjiang dan Darsikin email : nurhijrah.atjiang@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA
PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA Chandra Sundaygara, Denanda Gaharin Universitas Kanjuruhan Malang chandrasundaygara@gmail.com,
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciMULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya email: yusufunsri@yahoo.com ABSTRAK Konsep fisika dapat direpresentasikan dalam banyak
Lebih terperinciAnalisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN 2338 3240 Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus Ahmad, Muslimin
Lebih terperinciKUALITAS DIAGRAM BENDA BEBAS BUATAN SISWA DALAM PHYSICS PROBLEM SOLVING
KUALITAS DIAGRAM BENDA BEBAS BUATAN SISWA DALAM PHYSICS PROBLEM SOLVING Nurhayani 1, Jusman Mansyur dan Darsikin 2 rnurhayani@yahoo.com 1 (Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana
Lebih terperinciPROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK
WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK D. Aminudin, A. Sutiadi, A. Samsudin * Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education
JPII 4 (1) (2015) 75-82 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index/php/jpii ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA
Lebih terperinciKata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROGRAM RESITASI BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA TENTANG GAYA DAN GERAK
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA EFEKTIVITAS PROGRAM RESITASI BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA TENTANG GAYA DAN GERAK Sutopo 1), Ida Bagus Rini Jayanti 2), Wartono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek penting dalam Taksonomi Bloom yang harus dimiliki siswa setelah melalui serangkaian pembelajaran adalah aspek kognitif. Dalam pembelajaran
Lebih terperinciPemahaman Mahasiswa Tentang Multirepresentasi Konsep Percepatan
Siprianus L. Angin 1, Sutopo 2, Parno 3 1 Prodi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Malang 2,3 Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No.5, Malang, Jawa Timur Kesulitan pemahaman
Lebih terperinciSTUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA
JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI VOLUME 2, NOMOR 1, JUNI 2009 STUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA Muhamad Yusuf 1), dan Wawan Setiawan 2) 1) Universitas
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciJPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 p-issn: e-issn: Halaman 45
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 45 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Multirepresentasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah Berbasis Multirepresentasi
Lebih terperinciAnalisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 1 Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur Andinisa Rahmaniar a), Heni Rusnayati, Asep Sutiadi Departemen Pendidikan
Lebih terperinciMULTI REPRESENTASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN DALAM FISIKA
MULTI REPRESENTASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN DALAM FISIKA Irwandani, M.Pd. 1 Program Studi Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung dirwansurya@yahoo.co.id Abstrak: Multi representasi adalah model
Lebih terperinciPenerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA
Penerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA Resta Krishnayanti a), Selly Feranie b), I Made Padri Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciANALYSIS OF ABILITY OF REPRESENTATION OF FREE BODY DIAGRAMS IN SOLVING PROBLEMS OF NEWTON LEGAL APPLICATIONS IN STUDENTS MA DAREL HIKMAH PEKANBARU
1 ANALYSIS OF ABILITY OF REPRESENTATION OF FREE BODY DIAGRAMS IN SOLVING PROBLEMS OF NEWTON LEGAL APPLICATIONS IN STUDENTS MA DAREL HIKMAH PEKANBARU Fitri Novianti, Mitri Irianti, Azhar, Email: Fitrinovianti26@gmail.com,
Lebih terperinciStudi Literatur tentang Peningkatan Penguasaan Konsep Mahasiswa Melalui Program Resitasi Berbasis Multi Representasi pada Materi Mekanika Newtonan
Studi Literatur tentang Peningkatan Penguasaan Konsep Mahasiswa Melalui Program Resitasi Berbasis Multi Representasi pada Materi Mekanika Newtonan MUHAMMAD REYZA ARIEF TAQWA1) NINA LILIARTI2) Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
299 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Rahmani Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: rahmasamalanga@yahoo.co.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU
ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU Wildan Hasyim Amin, Darsikin, dan Unggul Wahyono wildanhasyimamin@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciKepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation (IBMR) dalam Pembelajaran Fisika
ISSN 2086-2407 September 2016 Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 7 (2016) 127-131 http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation
Lebih terperinciANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA
ANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA Murtono Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK Dalam mengungkapkan konsep Fisika yang dipahami
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRESTASI GRAFIK MELALUI PENDEKATAN MULTI-REPRESENTASI PADA MATERI GERAK LURUS. Hasbullah 1 dan Lina Nazriana 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRESTASI GRAFIK MELALUI PENDEKATAN MULTI-REPRESENTASI PADA MATERI GERAK LURUS Hasbullah 1 dan Lina Nazriana 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Progran Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KINEMATIKA BERBASIS DIAGRAM GERAK: CARA BARU DALAM PENGAJARAN KINEMATIKA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 PEMBELAJARAN KINEMATIKA BERBASIS DIAGRAM GERAK: CARA BARU DALAM PENGAJARAN
Lebih terperinciPemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako
Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Hasnawiyah Unggul Wahyono dan Darsikin E-mail: Hasnawiyahphysics@yahoo.co.id
Lebih terperinciPhysics Communication
Phys. Comm. 1 (1) (2017) Physics Communication http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pc Pola pemecahan masalah berdasarkan representasi siswa dalam membangun pemahaman konsep fisika Lasiani, Ani Rusilowati
Lebih terperinciMENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013
MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA PLUS DARUL HIKMAH 1) Deni Juwita Ningrum, 2) I Ketut Mahardika,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
Lebih terperinciVALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA
VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA Fatmaliah Agustina, Sentot Kusairi, dan Muhardjito Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ainsworth (1999) menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika secara efektif siswa harus memahami penggunaan representasi dalam menjelaskan suatu konsep fisika dan mampu
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciPemahaman Materi Gerak Melingkar dan Parabola Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Fisika
Pemahaman Materi Gerak Melingkar dan Parabola Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Fisika PARNO, SENTOT KUSAIRI Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang E-mail: parno.fmipa@um.ac.id
Lebih terperinciANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI
ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI S. P. Sriyansyah 1 *, A. Suhandi 2, D. Saepuzaman 2 1 Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING
ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGAJARKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI ILMIAH DAN MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMK Tahun
Lebih terperinciEvriani Yudi Kurniawan Riski Muliyani Prodi Pendidikan Fisika, STKIP Singkawang
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERPADU MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN STRATEGI STUDENT GENERATED RESPRESENTATION (SGRS) Evriani
Lebih terperinciKONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA
KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN HIDROSTATIS DAN HUKUM ARCHIMEDES SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY
Tersedia secara online http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ EISSN: 2502-471X DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN HIDROSTATIS DAN HUKUM ARCHIMEDES SISWA SMP MELALUI
Lebih terperinciPENGARUH MULTI REPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA
PENGARUH MULTI REPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA Chandra Sundaygara Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: chandra150484@gmail.com ABSTRAK: Tujuan penelitian
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Muslimah Sari, I Komang Werdhiana dan Unggul Wahyono Muslimahsari354@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI
ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI Siti Fatimah Universitas Sebelas Maret FKIP PGSD Kampus VI Kebumen stfatimah89@gmail.com ABSTRACT Waves and sound are included
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Sidik Nulhaq, 2015
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, dkk. (2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No.1.
Lebih terperinciPENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 20 23 Volume 6 Nomor 1 20 ISSN : 2302-82 PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III Sepriyanti
Lebih terperinciKemampuan Representasi Siswa SMP dalam The 5E Learning Cycle dengan Reflective Self Assessment pada Materi Kalor
Tersedia secara online http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ EISSN: 252-471X DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI Kemampuan Representasi Siswa SMP dalam The 5E Learning Cycle dengan Reflective Self
Lebih terperinciI. Suminar*, P. Siahaan, I. Mustika Sari
ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Februari 2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MULTI REPRESENTASI DIKAITKAN DENGAN KECERDASAN MAJEMUK
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER 1) Imam Fatkhurofi,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN SAINS
IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN SAINS Endang Susilawati 1, Agustinasari 2 1,2 STKIP TAMAN SISWA BIMA endang272021@yahoo.co.id
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciIdentifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Oktifiyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori pembelajaran konstruktivisme menjelaskan bahwa manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan sesuai dengan pengalamannya
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH KONSEP ENERGI PADA GERAK HARMONIK
EDUSCOPE, Vol. 1 No. 2 Januari 2016 p-issn : 2460 4844 e-issn : 2502-3985 PENYELESAIAN MASALAH KONSEP ENERGI PADA GERAK HARMONIK Eko Sujarwanto Universitas KH. A. Wahab Hasbullah sujarwanto_eko@yahoo.com
Lebih terperinciDesain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI
Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Redaksi: Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung, Indonesia Telp: (022) 2004548 Fax: (022) 2004548 Email: fisika@upi.edu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang
Lebih terperinciDwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK
ISSN: 2338-1027 September 2017 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.2 : 63-67 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN NVICK DIPADUKAN DENGAN STRATEGI CPERATIVE PRBLEM SLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
Lebih terperinciPenggunaan Inquiry Lab dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa
Penggunaan Inquiry Lab dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Chairul Aspan Siregar1,a 1 SMP Negeri 2 Merbau, Jalan Yos Sudarso, Kepulauan Meranti, Indonesia,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP DAN KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG 1 Alesa Martin 1, Eddy Supramono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti alam, karena fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejalagejala alam, fenomena-fenomena
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA Anisa Matinu Saifullah, Wartono, Sugiyanto Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciPENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DASAR II MAHASISWA FISIKA
Momentum: Physics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum Vol 1, No 2, (2017) 111-121 PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN
Lebih terperinciKonsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol. 8 No. 1 April 2017, p32-38 p-issn 2086-2407, e-issn 2549-886X Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui
Lebih terperinciJ. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KOLOID SISWA KELAS XI SMAN 2 MATARAM TAHUN AJARAN 2013/2014 Monica Ayu Chandrai 1, Aliefman Hakim 2, Eka Junaidi 3 1 Alumni Program
Lebih terperinciPembelajaran Inkuiri Demonstrasi Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Materi Optika Geometri
Pembelajaran Inkuiri Demonstrasi Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Materi Optika Geometri TESAR ANTONIO ANDREA1), SUTOPO2,*), SULUR2) Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH
DOI: doi.org/10.21009/0305010219 PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH Widya Nurhayati a), Vina Serevina b), Fauzi Bakri c) Program Studi
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMK
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMK LENI SETIANINGRUM 1), PARNO 2,*), SUTOPO 2) 1) Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang. 2) Jurusan
Lebih terperinci*Maratul Afidah **Ade Purmatisa
38 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN PENDEKATAN SETS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF (Studi Eksperimen di SMP Da wah Pekanbaru T.A 2016/2017) *Maratul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, dengan 35 responden menunjukkan bahwa 94,3 % tidak konsisten
Lebih terperinciPemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik. Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya
Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Email: myusuf@unsri.ac.id ABSTRACT This paper report on a study of student understanding
Lebih terperinciDeskripsi Penggunaan Program Resitasi dalam Meningkatkan Kemampuan Membangun Free-Body Diagrams (FBDs)
Deskripsi Penggunaan Program Resitasi dalam Meningkatkan Kemampuan Membangun Free-Body Diagrams (FBDs) Muhammad Reyza Arief Taqwa, Arif Hidayat, Sutopo e-mail: arief.reyza@yahoo.com Pendidikan Fisika-Pascasarjana,
Lebih terperinciPENERAPAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG FLUIDA
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1781 PENERAPAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG FLUIDA Hamdani 1 Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura Hamdani052185@gmail.com
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dinamika Mahasiswa Pendidikan Fisika Eko Swistoro Warimun Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Bengkulu
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Dewi Sartika Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Sulawesi Barat; e-mail: dewisartika.asrulbatiran@yahoo.co.id
Lebih terperinciTingkat Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret pada Materi Momentum
Tingkat Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret pada Materi Momentum Geraldin Cintia Rosa 1, C. Cari 2, Nonoh Siti Aminah 3 1,3 Program Studi S2 Pendidikan Fisika, Pascasarjana
Lebih terperinciDESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
PENGARUH KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA Ismi Dwi Mustika Arum (1), Abdurrahman (2), I Dewa Putu Nyeneng (2) (1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, ismiii.idma@gmail.com
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK SMP PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN
PROFIL KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK SMP PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN Dian Emma Chaifa 1,2, Markus Diantoro 3, Susriyati Mahanal 4 1) Program Studi Pendidikan Dasar, Pascasarjana,
Lebih terperinciPenguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar
Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Wienda Ashadarini 1*, Lia Yuliati 2, Edi Supriana 2 1 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 2 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).
BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS KELAS XI SMA NEGERI 01 BATU
PENGARUH PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS KELAS XI SMA NEGERI 01 BATU Akhmad Rizal Dzikrillah, Sutarman, Supriyono Koes Handayanto
Lebih terperinciPENGUASAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BERBASIS ARGUMEN
Tersedia secara online http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ EISSN: 252-471X DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 7 Bulan Juli
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract
PENINGKATKAN KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI IPA (FISIKA) DENGAN MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 7 JEMBER 1) Ajeng Puspaningrum, 2) I Ketut Mahardika, 2)
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 3 No. 1 (2017) PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS
Lebih terperinciPenerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific Skill
Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978-979-98010-6-7 Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ECIRR UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI 1 PACET
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ECIRR UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI PACET IMPLEMENTATION OF ECIRR INSTRUCTION MODEL TO REDUCE STUDENT S MISCONCEPTION
Lebih terperinciMutammimah Finnajah, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy Fatmaryanti
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMA BERBASIS MULTI REPRESENTASI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 PREMBUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Mutammimah Finnajah,
Lebih terperinciUtari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :
1 THE APPLICATION OF REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING AND TRANSFERRING) STRATEGY TO IMPROVE STUDENTS LEARNING RESULTS ON THE SUBJECT OF THERMOCHEMICAL IN CLASS XI IPA OF SMAN 14 PEKANBARU
Lebih terperinciKumpulan Soal UN Materi Hukum Newton
Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya karena materi fisika memiliki banyak rumus-rumus matematika
1. BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fisika memiliki tradisi panjang sebagai mata pelajaran sekolah yang dianggap sulit (Angell et al, 2004). Paradigma ini terbentuk karena banyak
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 02, Mei 2015, ISSN:
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERORIENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATERI LEMPENG TEKTONIK UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN EKSPERIMEN DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM VIRTUAL BAGI SISWA SMP
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FLUIDA STATIS
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FLUIDA STATIS Radha Indah Pratiwi*, I Dewa Putu Nyeneng, Ismu Wahyudi FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri
Lebih terperinciFatimatul Munawaroh. Abstrak. Abstract
Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 1, April 217 p-issn: 247-2311 KORELASI ANTARA MATEMATIKA DENGAN DASAR ZAT, PANAS DAN OPTIKA PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA Fatimatul Munawaroh Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan bagian dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dianggap sulit oleh siswa (Angel et all, 2004:2). Penyebabnya adalah dikarenakan siswa
Lebih terperinciElfa Ma rifah, Parno, Nandang Mufti Pendidikan Fisika Pascasarjana-Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang.
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2016 Halaman: 1405 1409 DAMPAK STRATEGI DUAL SAFEGUARD WEB-BASED INTERACTIVE
Lebih terperinci