ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI
|
|
- Ratna Verawati Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA PADA KONSEP GAYA MENGGUNAKAN TES R-FCI S. P. Sriyansyah 1 *, A. Suhandi 2, D. Saepuzaman 2 1 Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 2 Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia *Alamat Korespondensi: Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung syaktiperdana@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah mahasiswa serta sekaligus mengungkap kesulitan konseptual yang dialami mahasiswa pada konsep gaya. Konsistensi representasi merujuk pada kemampuan mahasiswa menjawab soal isomorfik dengan representasi berbeda secara konsisten tanpa melihat benar atau salah secara ilmiah, sedangkan konsistensi ilmiah merujuk pada kemampuan menjawab yang konsisten dan benar secara fisika maupun representasi. Konsistensi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga level, yaitu konsisten, cukup konsisten dan tidak konsisten. Masing-masing ditentukan berdasarkan perolehan hasil tes Representational Variant of Force Concept Inventory (R-FCI). Tes R-FCI berupa tes isomorfik berbentuk pilihan ganda dengan tiga representasi berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang didasarkan pada tafsiran persentase hasil tes R-FCI. Subjek penelitian sebanyak 31 mahasiswa pendidikan Fisika yang mengambil mata kuliah Fisika Dasar I di salah satu LPTK Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi representasi berturut-turut sebanyak 3% konsisten, 52% cukup konsisten dan 45% tidak konsisten. Sedangkan untuk konsistensi ilmiah, persentase mahasiswa pada tiap level berturut-turut sebanyak 0% konsisten, 3% cukup konsisten dan 97% tidak konsisten. Mahasiswa mengalami kesulitan konseptual pada konsep hukum II Newton dan gravitasi. Oleh karena itu, diperlukan penekanan terhadap pemahaman konsep melalui pemanfaatan multirepresentasi yang mendukung konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. Kata kunci: konsistensi representasi, konsistensi ilmiah, konsep gaya, R-FCI ABSTRACT A study has been conducted to perceive students representational and scientific consistency and simultaneously reveal students conceptual difficulties on force concept. Representational consistency refers to students ability to use different representations consistently (scientifically correctly or incorrectly) between isomorphic (with the context and content as similar as possible) items, while the scientific consistency refers to their ability to answer correctly in term of both physics and representations. Representational and scientific consistency was categorized into three levels: consistent, moderately consistent and inconsistent. Each level was determined based on the acquisition of Representational Variant of Force Concept Inventory (R-FCI) test results. R-FCI form isomorphic multiple choice tests with three different representations. Research method was a descriptive analysis method which is based on the interpretation of the test results. Research subject was 31 students who were attending Introductory Physics I course in Physics Education Departement at LPTK Bandung. The findings showed that the percentage of students at each level of representational consistency respectively 3% consistent, 52% moderately consistent and 45% inconsistent. As for the scientific consistency, respectively 0% consistent, 3% moderately consistent and 97% inconsistent. Students had conceptual difficulties on Newton s 2 nd Law of motion and gravitation. Therefore, it requires emphasis on conceptual understanding through the use of multirepresentations that support the representational and scientific consistency. Keywords: representational consistency, scientific consistency, force concept, R-FCI
2 PENDAHULUAN Fokus penelitian pendidikan fisika dewasa ini menitikberatkan pada aspek pemahaman konsep fisika (McDermott, 2001). Pemahaman konsep senantiasa menjadi tujuan utama yang mesti dikuasai dengan baik oleh siswa maupun mahasiswa dalam setiap pembelajaran. Terlebih bagi seorang calon guru fisika, pemahaman konsep merupakan hal yang paling esensial. Salah satu indikator pemahaman konsep yang baik adalah ditandai dengan kemampuan untuk mengenali dan memanipulasi konsep dalam berbagai representasi yang baik pula (Hestenes, 1997). Mahasiswa yang benar-benar memahami konsep akan mampu menyelesaikan beberapa masalah dengan konsep sama, meski konteks dan representasinya berbeda. Pemahaman konsep akan berkaitan erat dengan konsistensi yang ditunjukkan dalam menyelesaikan masalah. Savinainen dan Virii (2008) mendefinisikan konsistensi sebagai kemampuan mahasiswa dalam menjawab soal yang berbeda yang melibatkan konsep yang sama. Mahasiswa seringkali menggunakan pemahaman konsep yang benar dalam menjawab soal yang diberikan, tapi tidak menerapkan kembali konsep tersebut ketika konteks soal dirubah. Steinberg dan Sabella (1997) berpendapat bahwa perbedaan konteks dan sajian dapat menimbulkan perbedaan respon dari mahasiswa, bahkan sekalipun konsep yang mendasarinya identik. Hal ini jelas menandakan bahwa pemahaman konsep mahasiswa masih belum seluruhnya konsisten. Ketidakkonsistenan pemahaman konsep mahasiswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya pembelajaran. McDrmott (2001) menyebutkan bahwa salah satu permasalahan terkait pembelajaran ialah kurangnya pembelajaran menekankan pada hubungan antara konsep, multirepresentasi, dan konteks dunia nyata. Lasry, Finkelstein, dan Mazur (2009) dan Hake (1998) juga menyebutkan bahwa memang kenyataannya mahasiswa terlalu banyak mendapatkan pelajaran Fisika yang dominan matematis dan terlalu sedikit konsep. Akibatnya, mahasiswa justru lebih cenderung menghafal rumus dan algoritma pemecahan masalah, bukan mencoba membangun pemahaman konseptual yang mendalam (Elby, 1999). Oleh karena itu, wajar apabila mahasiswa tidak konsisten dalam menyelesaikan masalah, karena memang pembelajaran yang mereka terima pun terlalu sedikit konsep dan hanya dominan representasi tertentu saja. Multirepresentasi dibutuhkan untuk membangun pemahaman konsep dan memecahkan masalah (Hestenes, 1997; Van Heuvelen dan Zou, 2001). Banyak penelitian terdahulu telah menunjukkan peran penting multirepresentasi dalam pembelajaran fisika (lihat di McDermott dan Redish, 1999). Ainsworth (1999) juga menjelaskan bahwa multirepresentasi memiliki tiga fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu melengkapi informasi, membatasi interpretasi dan membangun pemahaman konseptual mendalam. Inilah yang menjelaskan mengapa multirepresentasi tidak terlepas dari sebuah proses membangun konsep. Terkait dengan multirepresentasi, hasil penelitian Meltzer (2005) menunjukkan bahwa format representasi dalam sebuah soal juga mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Mahasiswa kadang mampu menerapkan konsep pada konteks dan representasi tertentu, tapi gagal ketika konteks dan representasi itu dirubah (Savinainen dan Virii, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum sepenuhnya memahami konsep dengan baik, karena jika mahasiswa benar-benar memahami konsep, maka mereka akan mampu mengenali dan memanipulasi konsep dalam berbagai format representasi (Hestenes, 1997). Selain itu, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep mahasiswa belum konsisten. Nieminen dkk. (2010) membagi konsistensi yang terkait penggunaan multirepresentasi menjadi dua jenis, yaitu konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. Konsistensi representasi merujuk pada kemampuan mahasiswa menggunakan representasi berbeda secara konsisten (baik benar maupun salah secara ilmiah) untuk menyelesaikan soal isomorfik dengan konteks dan konten yang sama. Sedangkan konsistensi ilmiah merujuk pada kemampuan mahasiswa menjawab secara konsisten dan benar secara fisika maupun representasi. Hasil penelitian Nieminen dkk. (2010) terhadap siswa sekolah menengah (N=168) di Finlandia menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang memiliki konsistensi representasi (42%) dan ilmiah (11%), bahkan setelah pembelajaran. Hal ini menjelaskan bahwa ternyata memang konsistensi
3 representasi dan ilmiah selama ini belum begitu ditekankan dalam pembelajaran, sehingga ketika diberikan soal menggunakan representasi berbeda tapi dengan konsep sama, siswa kesulitan menjawabnya. Nieminen dkk. (2012) juga melaporkan bahwa konsistensi representasi berkorelasi kuat dengan peningkatan hasil belajar siswa, contohnya pada pembelajaran konsep gaya. Siswa yang memiliki konsistensi representasi awal yang baik akan menunjukkan peningkatan pemahaman konsep yang baik pula. Hal ini membuat konsistensi representasi siswa menjadi salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam setiap pembelajaran. Bukan hanya pada siswa, konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa juga penting untuk ditinjau, terlebih lagi mahasiswa calon guru fisika. Apabila konsistensi calon guru tidak konsisten, bagaimana mungkin siswanya nanti akan konsisten. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa calon guru fisika, serta sekaligus mengungkap kesulitan konseptual yang dihadapi mahasiswa. Adapun konsep yang ditinjau adalah tentang gaya, khususnya hukum Newton tentang gerak. Artikel ini memaparkan hasil penelitian terkait konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa serta kesulitan konseptual yang dialami mahasiswa pada konsep hukum Newton tentang gerak. Informasi yang disajikan dalam artikel ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan sebuah pembelajaran konseptual dengan memanfaatkan multirepresentasi yang mendukung konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang menggambarkan konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa serta mengungkap kesulitan konseptual yang dialami mahasiswa pada konsep gaya. Subjek penelitian sebanyak 31 mahasiswa pendidikan Fisika angkatan 2014/2015 yang mengambil mata kuliah Fisika Dasar I di salah satu LPTK Bandung. Untuk keperluan pengumpulan data, digunakan instrumen berupa tes standar Representational Variant of Force Concept Inventory (R-FCI) yang dikembangkan oleh Nieminen dkk. (2010) dari tes standar Force Concept Inventory (Hestenes dkk., 1992). Tes R-FCI berupa tes isomorfik (konsep dan konteks sama) berbentuk pilihan ganda dengan tiga representasi berbeda (verbal, diagram/grafik, dan vektor/piktorial). R-FCI terdiri dari 27 item soal yang terbagi menjadi sembilan tema dan diturunkan dari empat konsep utama, yaitu Newton I, Newton II, Newton III dan Gravitasi. Tes R-FCI diberikan setelah mahasiswa mempelajari tentang hukum Newton tentang gerak. Tujuannya hanya untuk melihat sejauhmana konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran konvensional. Konsistensi representasi didasarkan pada jawaban mahasiswa yang konsisten ditinjau dari representasi, tidak melihat benar atau salah secara fisika. Sedangkan konsistensi ilmiah didasarkan hanya pada jawaban mahasiswa yang benar dan konsisten ditinjau dari fisika maupun representasi. Aturan penilaian konsistensi mengacu pada aturan yang diberikan Nieminen dkk. (2010). a) Skor 2, bila memilih tiga pilihan yang berhubungan pada ketiga item soal dalam satu tema. b) Skor 1, bila memilih dua pilihan yang berhubungan pada dua dari tiga item dalam satu tema. c) Skor 0, bila memilih pilihan yang tidak berhubungan pada ketiga item dalam satu tema. Untuk mengetahui level konsistensi tiap mahasiswa dalam keseluruhan tes, maka dihitung ratarata dari skor yang diperoleh untuk semua tema. Rata-rata skor akan berada dalam selang 0 sampai 2. Berdasarkan rata-rata skor tersebut, konsistensi mahasiswa dikategorikan menjadi tiga level konsistensi, yaitu konsisten, cukup konsisten dan tidak konsisten. Kategori level konsistensi ditunjukkan pada Tabel 1. Sedangkan untuk melihat gambaran pemahaman konsep masing-masing mahasiswa, item soal tes R-FCI diberi nilai 1 jika dijawab benar dan 0 jika dijawab salah. Analisis data untuk mengetahui konsistensi representasi dan ilmiah didasarkan pada rata-rata perolehan skor total tes R-FCI dan tafsiran kecenderungan rata-rata persentase masing-masing level
4 Persentase (%) konsistensi. Sedangkan untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dilakukan melalui analisis secara desriptif terhadap pola jawaban mahasiswa. Tabel 1. Kategori level konsistensi Level Interval Skor (S) Kategori I 1,70 S 2,00 Konsisten (K) II 1,20 < S < 1,70 Cukup konsisten (CK) III 0,00 S 1,20 Tidak konsisten (TK) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsistensi representasi dan ilmiah secara umum Rata-rata nilai hasil tes R-FCI yang diperoleh mahasiswa adalah 17 dari 100 dengan standar deviasi sebesar 19. Ini berarti dari 27 item soal yang diberikan, rata-rata mahasiswa hanya mampu menjawab dengan benar sebanyak 5 soal. Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa tentang gaya ternyata masih sangat rendah, bahkan setelah pembelajaran di kelas. Rendahnya pemahaman konsep mahasiswa menjadi bukti bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes R-FCI. Kesulitan mahasiswa dapat ditinjau dari sisi konsep dan representasi. Keduanya dapat diketahui dengan melihat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah yang ditunjukkan mahasiswa. Adapun penjelasan lebih rinci tentang kesulitan mahasiswa akan dijabarkan pada bagian akhir dalam pembahasan ini Konsisten 52 Cukup konsisten Level KR; N=31 45 Tidak konsisten Gambar 1. Diagram batang persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi representasi (KR) Persentase mahasiswa yang berada pada tiap level konsistensi representasi ditunjukkan pada Gambar 1. Tampak bahwa mahasiswa yang konsisten hanya 1 orang mahasiswa. Sementara sisanya 16 mahasiswa cukup konsisten dan 14 mahasiswa tidak konsisten. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan dengan tiga representasi berbeda yang digunakan untuk menyajikan soal. Besarnya angka mahasiswa yang tidak konsisten juga menandakan bahwa mahasiswa tidak mampu melihat pilihan jawaban yang berhubungan pada ketiga item soal tiap tema, terlepas apakah pilihan itu benar atau salah secara fisika. Hasil ini sejalan dengan hasil Nieminen dkk. (2012) yang melaporkan bahwa konsistensi representasi berkorelasi kuat dengan pemahaman konsep mahasiswa. Kenyataannya dalam penelitian ini, kesulitan representasi yang dialami mahasiswa juga disertai dengan rendahnya pemahaman konsep mahasiswa tersebut. Selain mengalami kesulitan representasi, hasil konsistensi ilmiah juga semakin menjelaskan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan konseptual. Persentase mahasiswa yang berada pada tiap level konsistensi ilmiah ditunjukkan pada Gambar 2.
5 Persentase (%) Konsisten Cukup konsisten Level KI; N=31 97 Tidak konsisten Gambar 2. Diagram batang persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi ilmiah (KI) Pada Gambar 2 tampak bahwa tidak ada satu pun mahasiswa yang konsisten. Sebagian besar mahasiswa berada pada level tidak konsisten. Hanya 1 mahasiswa yang cukup konsisten, sisanya sebanyak 30 mahasiswa tidak konsisten untuk konsistensi ilmiah. Angka ini menjelaskan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan konseptual dalam menjawab soal tes R-FCI tentang konsep gaya. Padahal konsep yang digunakan dalam R-FCI merupakan konsep gaya yang paling dasar. Dugaan ini akan lebih terlihat setelah dilakukan analisis terhadap jawaban mahasiswa. Bila dikaitkan dengan konsistensi representasi, sekalipun banyak mahasiswa yang cukup konsisten dalam konsistensi representasi, tetapi malah sebagian besar mahasiswa tidak konsisten dalam konsistensi ilmiah. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami mahasiswa lebih cenderung pada kesulitan konseptual daripada kesulitan representasi.hal ini berarti konsisten dalam representasi belum tentu menjamin pemahaman konsepnya benar secara ilmiah, sekalipun memang kemampuan multirepresentasi merupakan prasyarat untuk konsistensi ilmiah. Ini sejalan dengan pernyataan Nieminen dkk. (2010). Konsistensi representasi dan ilmiah tiap konsep Tes R-FCI terdiri dari sembilan tema yang diturunkan dari empat konsep utama, yaitu Newton I, Newton II, Newton III dan gravitasi. Masing-masing tema terdiri dari tiga soal dengan representasi berbeda, yaitu verbal, diagram/grafik dan vektor/piktorial. Berdasarkan analisis data, perolehan ratarata skor mahasiswa tiap tema, baik konsistensi representasi maupun ilmiah disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata skor mahasiswa untuk KR dan KI tiap tema Tema Konsep Konteks Rata-rata skor* KR KI T1 Gravitasi Bola jatuh T4 Newton III Tumbukan mobil T13 Gravitasi Gerak vertikal T17 Newton I Lift T22 Newton II Pesawat ruang angkasa T24 Newton I Pesawat ruang angkasa T26 Newton II Wanita mendorong kotak T28 Newton III Dua siswa saling dorong T30 Gravitasi Bola tenis dipukul Semua tema Banyak mahasiswa (N) = 31; *Skor maksimum = 2
6 Persentase (%) Persentase (%) Pada Tabel 2 tampak bahwa untuk keseluruhan tema, konsistensi representasi dan ilmiah mahasiswa berada pada kategori tidak konsisten. Hal ini berarti bahwa secara umum mahasiswa tidak mampu menemukan pilihan jawaban yang berhubungan pada tiga item dalam satu tema, baik benar atau salah secara ilmiah. Data ini makin memberikan penjelasan bahwa secara umum mahasiswa benar-benar mengalami kesulitan di semua tema, baik kesulitan konsep maupun representasi. Analisis tiap tema menunjukkan bahwa rata-rata skor konsistensi ilmiah mahasiswa tertinggi hanya 0,61 (T1), sementara skor terendah 0,03 (T13). Keduanya tidak konsisten pada konsep gravitasi. Sedangkan skor terendah untuk konsistensi representasi juga pada konsep gravitasi (T13). Tampak bahwa mahasiswa sangat kesulitan pada konsep gravitasi, baik secara konsep maupun representasi. Selain itu, mahasiswa juga nampak kesulitan pada konsep Newton II (T26). Tinjauan lebih jauh untuk konsistensi representasi dan ilmiah masing-masing konsep berturut-turut disajikan pada Gambar 3 dan Gambar Newton I Newton II Newton III Gravitasi Level 1 K Level 2 CK Level 3 TK Gambar 3. Diagram batang persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi representasi tiap konsep Tampak pada Gambar 3, konsep gravitasi dan hukum Newton II menjadi konsep dengan persentase mahasiswa konsisten representasi paling sedikit. Sekitar satu atau dua mahasiswa saja yang konsisten. Sementara konsep lainnya cukup banyak yang konsisten. Sekalipun secara umum pada Gambar 1, untuk semua tema hanya terdapat satu mahasiswa yang konsisten, namun tinjauan pada tiap konsep menunjukkan bahwa letak kesulitan mahasiswa dominan pada dua konsep saja, yaitu hukum Newton II dan Gravitasi. Angka mahasiswa yang paling banyak tidak konsisten representasi terletak pada konsep hukum Newton II. Bila dikaitkan dengan tema, kesulitan representasi konsep hukum Newton II itu berada pada T26 dengan konteks soal wanita mendorong kotak. Sedangkan untuk konsep gravitasi, berada pada T13 dengan konteks soal gerak vertikal Newton I Newton II Newton III Gravitasi Level 1 K Level 2 CK Level 3 TK Gambar 4. Diagram batang persentase mahasiswa pada tiap level konsistensi ilmiah tiap konsep
7 Tiap level konsistensi ilmiah pada Gambar 4 semakin memperkuat bukti bahwa selain kesulitan representasi pada konsep gravitasi, mahasiswa juga mengalami kesulitan konseptual. Sekalipun memang secara keseluruhan mahasiswa berada dalam kategori tidak konsisten pada keempat konsep. Hal ini sejalan dengan hasil yang disajikan pada Gambar 2, bahwa memang dalam tinjauan tiap konsep pun sebagian besar mahasiswa tidak konsisten. Selain itu, jika dikaitkan dengan Gambar 3, ternyata pada konsep Newton I dan Newton III sekalipun menunjukkan persentase mahasiswa konsisten representasi berturut-turut 19% dan 35%, namun kenyataannya hanya 3% dan 10% yang konsisten ilmiah. Hal ini berarti bahwa konsisten representasi yang ditunjukkan sebagian mahasiswa adalah konsisten menjawab pilihan yang salah secara ilmiah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa lebih mengalami kesulitan konsep dibanding dengan representasi. Akan tetapi bila ditinjau tiap tema, kesulitan konsep mahasiswa ternyata terletak pada tema yang sama dengan kesulitan representasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pada konsep tersebut, mahasiswa tidak mampu menjawab akibat tidak mengetahui konsep atau karena sajian representasi. Namun dengan melihat rata-rata skor antara konsistensi representasi dengan konsistensi ilmiah pada kedua tema (T13, T26), skor konsistensi ilmiah lebih rendah daripada konsistensi representasi. Hal ini mengindikasikan kesulitan konsep lebih dirasakan daripada kesulitan representasi, sekalipun memang rata-rata skor keduanya sama-sama rendah. Ditambah lagi, rata-rata skor untuk T4, T17 dan T30 makin memperlihatkan bahwa mahasiswa nampaknya sangat kesulitan pada konsep dibanding representasi. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa memang benar konsep menjadi alasan utama mahasiswa tidak mampu menyelesaikan R-FCI, maka dibutuhkan analisis lebih lanjut. Tinjauan kesulitan konsep mahasiswa Pada bagian ini akan dijabarkan kesulitan yang dialami mahasiswa untuk tema T13 dan T26. Analisis didasarkan pada kecenderungan pola jawaban mahasiswa pada masing-masing item soal dalam tema terkait. Teks soal asli pada tema tersebut tidak akan dituliskan dalam artikel ini, demi menjaga kerahasiaan tes FCI. Konsep yang tertuang dalam T13 adalah konsep gravitasi dengan mengambil konteks gerak bola yang dilempar arah vertikal. Mahasiswa dituntut dapat menjelaskan bahwa hanya gaya gravitasi saja yang bekerja atau tidak ada gaya lempar ke atas oleh tangan yang bekerja setelah bola dilempar (lepas dari tangan). T13 mencakup soal nomor 4(i-iii), 13 dan 22. Berikut disajikan contoh pilihan jawaban soal nomor 4 (i-iii) pada Gambar 5. a) b) c) d) e) f) F ke atas F ke atas F ke atas F ke atas G G G G G = gaya gravitasi Fke atas = gaya lempar ke atas Gambar 5. Contoh pilihan jawaban untuk soal nomor 4(i-iii) dengan representasi vektor Soal nomor 4 terbagi menjadi tiga keadaan gerak bola, yaitu (i) bola telah lepas dari tangan dan masih bergerak naik, (ii) bola di titik tertinggi dan (iii) bola bergerak turun, tapi belum mencapai tanah. Untuk keadaan (i) sebanyak 48% mahasiswa memilih A (Fatas>G), 35% memilih B (Fatas=G), hanya 6% memilih jawaban benar C, dan sisanya memilih E (3%) dan F (6%). Ini berarti sebagian besar mahasiswa berpikir bahwa saat bergerak naik, bola masih mendapat gaya ke atas yang lebih besar daripada gravitasi atau kedua gaya sama besar. Mayoritas jawaban mahasiswa menunjukkan bahwa gaya ke atas tetap ada saat bola bergerak naik.
8 Sementara untuk keadaan (ii), hanya 32% mahasiswa yang menjawab dengan benar pilihan C, sisanya masih berpikir di titik tertinggi gaya ke atas tetap ada, namun besarnya bervariasi. Bahkan 19% mahasiswa menjawab tidak ada gaya sama sekali. Untuk keadaan (iii) saat bola bergerak turun, sekalipun 55% mahasiswa benar dengan menjawab pilihan C, namun terdapat 39% memilih F dan 3% memilih A. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa masih berpikir gaya ke atas tetap ada sekalipun gerakannya turun. Kecendrungan konsepsi mahasiswa ini nampak juga pada soal nomor 22 (representasi vektor) dan soal nomor 13 (representasi verbal). Dengan demikian, hal ini perlu diselidiki lebih lanjut, untuk memastikan apakah semua konsepsi mahasiswa tergolong miskonsepsi atau salah konsep. Terlepas dari itu, dapat dikatakan bahwa ternyata mahasiswa memang mengalami kesulitan konseptual yang mendasar. Konsep yang tertuang dalam T26 adalah konsep hukum Newton II dengan mengambil konteks seseorang mendorong sebuah balok pada lantai mendatar dengan gaya konstan yang menghasilkan kelajuan konstan v0. Mahasiswa diminta menjelaskan kelajuan benda jika gaya konstan tersebut digandakan. Mahasiswa harus memahami konsep tentang sebuah gaya (total) konstan yang dikerjakan pada sebuah benda mengakibatkan percepatan konstan atau sebuah gaya (total) tidak sama dengan nol dikerjakan pada benda mengakibatkan sebuah percepatan. T26 mencakup soal nomor 3, 12 dan 21. Berikut disajikan contoh pilihan jawaban soal nomor 3 pada Gambar 6. Soal nomor 3 dijadikan contoh dengan pertimbangan bahwa representasi grafik akan sangat mudah dimengerti oleh mahasiswa, sehingga gambaran pemahaman konsep mahasiswa akan lebih mudah diidentifikasi. a) b) c) d) e) Gambar 6. Contoh pilihan jawaban untuk soal nomor 3 dengan representasi grafik Berdasarkan hasil analisis jawaban mahasiswa, diperoleh sebanyak 16% mahasiswa memilih A, 35% memilih B, 19% memilih C, sisanya memilih E dan satu orang tidak memilih. Sebagian besar mahasiswa berpikir bahwa ketika gaya konstan digandakan, kelajuan benda akan naik beberapa saat kemudian menjadi konstan. Pilihan jawaban pada soal nomor 21 (representasi verbal) dan nomor 12 (representasi piktorial) yang berhubungan dengan pilihan B pada nomor 3, berturut-turut dipilih oleh 39% dan 29% mahasiswa. Ini berarti bahwa mahasiswa memang tidak paham konsep, karena pada soal dengan representasi yang sangat dikenali sekalipun, jawaban mahasiswa salah secara ilmiah tapi konsisten secara representasi. Dengan demikian, hasil analisis terhadap jawaban mahasiswa untuk dua contoh soal R-FCI memberi pengertian bahwa mahasiswa ternyata lebih mengalami kesulitan konseptual daripada representasi. Adapun untuk menggali lebih jauh mengenai konsepsi yang ditunjukkan mahasiswa, diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah mahasiswa, pemahaman konsep dan kemampuan representasi merupakan dua hal yang perlu diperhatikan. Menurut Hestenes (1997) kemampuan mengenali dan memanipulasi konsep dalam berbagai representasi adalah hal yang esensial. Kemampuan tersebut harus dilatihkan dalam setiap pembelajaran. Adapun pembelajaran yang sesuai tentu pembelajaran konseptual dan yang melibatkan
9 penggunaan multirepresentasi di dalamnya. Pemanfaatan multirepresentasi berguna dalam melatih mahasiswa untuk membuat, menginterpretasi, dan memanipulasi representasi pada suatu konsep (Van Heuvelen, 1991b; Van Heuvelen dan Zou, 2001). Dengan demikian, pembelajaran semacam itu dapat meningkatkan pemahaman konsep dan konsistensi representasi serta konsistensi ilmiah mahasiswa. KESIMPULAN Berdasarkan paparan dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum, hasil tes R- FCI menggambarkan pemahaman konsep mahasiswa masih rendah. Sejalan dengan itu, sebagian besar mahasiswa belum konsisten dalam representasi dan hampir seluruh mahasiswa dalam penelitian ini tidak konsisten secara ilmiah. Mahasiswa tidak mampu menjawab dengan benar lebih karena tidak memahami konsep dengan baik daripada akibat representasi berbeda. Hal tersebut mengindikasikan mahasiswa mengalami kesulitan konseptual yang mendasar, terutama pada konsep gravitasi dan hukum Newton II. Oleh karena itu, pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah pembelajaran yang menekankan pada penanaman konsep dan melatih konsistensi representasi maupun ilmiah. Pembelajaran yang demikian tentu harus melibatkan penggunaan berbagai representasi untuk menanamkan pemahaman konsep dan menguatkan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Elby, A. (1999). Another reason that physics students learn by rote. Am. J. Phys. 67 (7), pp. S52-S57. Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Am. J. Phys. 66 (1): Hestenes, D. (1997). Modeling methodology for physics teachers, in the changing role of physics departments in modern universities: Proceedings of the International Conference on Undergraduate Physics Education, College Park, 1996, AIP Conference Proceedings No. 399 edited by E. Redish and J. Rigden (AIP, New York, 1997), pp. 935; Diunduh dari modeling.asu.edu./r&e/modelingmeth-jul98.pdf Hestenes, D., Wells, M. dan Swackhamer, G. (1992). Force Concept Inventory. Phys. Teach. 30. pp Lasry, N., Finkelstein, N., Mazur, E. (2009). Are most people too dumb for physics?. Physc. Teach. 47, pp McDermott. L. C. (2001). Oersted Medal Lecture 2001: Physics Education Research The key to student learning. Am. J. Phys. 69 (11). pp McDermott. L. C., Redish, E. F. (1999). Resource Letter: PER-1: Physics Education Research. Am. J. Phys. 67 (9). pp Meltzer, D. E. (2005). Relation between students problem-solving performance and representational format. Am. J. Phys. 73 (5), pp Nieminen, P., Savinainen, A., dan Virii, J. (2010). Force Concept Inventory-based multiple-choice test for investigating students representational consistency. Phys. Rev. ST. Phys. Educ. Res. 6 (2) (12). Nieminen, P., Savinainen, A., dan Virii, J. (2012). Relation between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, dan scientific reasoning. Phys. Rev. ST. Phys. Educ. Res. 8 (1) (10). Savinainen, A. dan Viiri, J. (2004). A case study evaluating students' representational coherence of Newton's first and second laws. Proceedings of the Physics Education Research Conference, Madison, 2003, AIP Conference Proceedings No. 720, edited by J. Marx, S. Franklin, and K. Cummings (AIP, New York, 2004), pp. 77; Diunduh dari
10 Savinainen, A. dan Viiri, J. (2008). The Force Concept Inventory as a measure of students conceptual coherence. Int. J. Sci. Math. Educ., 6, pp: Steinberg, R. dan Sabella, M. (1997). Performance on multiple-choice diagnostics and complementary exam problems. Phys, Teach., 35, pp: Van Heuvelen, A. (1991b). Overview, Case Study Physics. Am. J. Phys. 59(10). pp Van Heuvelen, A. dan Zou, X. (2001). Multiple representations of work energy processes. Am. J. Phys. 69(2). pp
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education
JPII 4 (1) (2015) 75-82 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesian Journal of Science Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index/php/jpii ANALISIS KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA
Lebih terperinciPROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK
WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK D. Aminudin, A. Sutiadi, A. Samsudin * Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan
Lebih terperinci2015 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS
BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsistensi representasi merupakan kemampuan menggunakan representasi yang berbeda secara konsisten (baik benar atau salah) pada soal-soal yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran telah lama menjadi fokus esensial dalam penelitian pendidikan fisika. Berbagai bentuk pembelajaran telah dirancang sedemikian rupa guna memperoleh bentuk
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Sidik Nulhaq, 2015
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, dkk. (2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No.1.
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM Saeful Karim 1*), Duden Saepuzaman 1), S. P. Sriyansyah 2) 1) Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciAnalisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 39 Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor Susana E. S. H. 1, a) 2, b), Sriyansyah 1 SMA Santa
Lebih terperinciKonsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol. 8 No. 1 April 2017, p32-38 p-issn 2086-2407, e-issn 2549-886X Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, dengan 35 responden menunjukkan bahwa 94,3 % tidak konsisten
Lebih terperinciPenerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA
Penerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA Resta Krishnayanti a), Selly Feranie b), I Made Padri Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang
Lebih terperinciJPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 p-issn: e-issn: Halaman 45
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 45 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Multirepresentasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah Berbasis Multirepresentasi
Lebih terperinciAnalisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN 2338 3240 Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus Ahmad, Muslimin
Lebih terperinciBAB III 1 METODE PENELITIAN
BAB III 1 METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa, maka metode penelitian yang digunakan adalah
Lebih terperinciKata Kunci: pemahaman, gelombang mekanik, pulsa dan gelombang tali
PEMAHAMAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO TERHADAP PERAMBATAN PULSA DAN GELOMBANG TALI PADA MATERI GELOMBANG MEKANIK Kartika Kusumaningtyas Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kahuripan
Lebih terperinciANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU
ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU Wildan Hasyim Amin, Darsikin, dan Unggul Wahyono wildanhasyimamin@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciMENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013
MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Survei Pemahaman Mahasiswa Fisika Pada Materi Kalor Dan Temperatur
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciPemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako
Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Hasnawiyah Unggul Wahyono dan Darsikin E-mail: Hasnawiyahphysics@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 20 23 Volume 6 Nomor 1 20 ISSN : 2302-82 PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III Sepriyanti
Lebih terperinciJurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL PADA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MEMINIMALKAN MISKONSEPSI Oleh: A. Suhandi, P. Sinaga, I. Kaniawati,
Lebih terperinciPROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA KONSEP GERAK, HUKUM NEWTON, USAHA DAN ENERGI
96 Profil Konsistensi Representasi. Murtono, Agus Setiawan, Asmawi Zainul, Dadi Rusdiana PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA KONSEP GERAK, HUKUM NEWTON,
Lebih terperinciPemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik. Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya
Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Email: myusuf@unsri.ac.id ABSTRACT This paper report on a study of student understanding
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ainsworth, S. (1999). The function of multiple representations. Computer & Education, 33. pp
DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S. (1999). The function of multiple representations. Computer & Education, 33. pp. 131-152. Aminudin, D. (2013). Profil konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMP
Lebih terperinci1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale SawalaKampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor INVESTIGASI KEMAMPUAN GURU FISIKA SMA DALAM MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR ASPEK
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Muslimah Sari, I Komang Werdhiana dan Unggul Wahyono Muslimahsari354@gmail.com
Lebih terperinciDaimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II
MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II Selly Feranie dan Yuyu R Tayubi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Jl.
Lebih terperinciPenguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar
Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Wienda Ashadarini 1*, Lia Yuliati 2, Edi Supriana 2 1 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 2 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA
PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA Chandra Sundaygara, Denanda Gaharin Universitas Kanjuruhan Malang chandrasundaygara@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap siswa memiliki perbedaan dalam memahami suatu konsep. Untuk mempermudah proses analisis pemahaman konsep, dilakukan proses pembelajaran yang dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preeksperimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah terdapat variabel luar
Lebih terperinciSTUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA
JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI VOLUME 2, NOMOR 1, JUNI 2009 STUDI KOMPETENSI MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PADA TOPIK ELEKTROSTATIKA Muhamad Yusuf 1), dan Wawan Setiawan 2) 1) Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON
PENGGUNAAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI HUKUM II NEWTON Ambar Sari, Sutopo, dan Wartono Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri
Lebih terperinciPENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIREFRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN TEOREMA USAHA-ENERGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 011 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIREFRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN TEOREMA USAHA-ENERGI
Lebih terperinciPENGARUH BUTIR SOAL DALAM FORMAT ANIMASI TERHADAP HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA.
PENGARUH BUTIR SOAL DALAM FORMAT ANIMASI TERHADAP HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA Andi Suhandi 1), Muhamad Nur 2) 1) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia 2) SMA
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN TES REPRESENTASI THERMODYNAMICS CONCEPT INVENTORY UNTUK MENGUKUR KONSISTENSI PEMAHAMAN SISWA SMA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES REPRESENTASI THERMODYNAMICS CONCEPT INVENTORY UNTUK MENGUKUR KONSISTENSI PEMAHAMAN SISWA SMA Murdiyah¹, I Komang Werdhiana dan Marungkil Pasaribu 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciKata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com
Lebih terperinciVALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA
VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA Fatmaliah Agustina, Sentot Kusairi, dan Muhardjito Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciAnalisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 1 Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur Andinisa Rahmaniar a), Heni Rusnayati, Asep Sutiadi Departemen Pendidikan
Lebih terperinciPeningkatan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konseptual Secara Interaktif
Roswati Mudjiarto,, Peningkatan Pemahaman Kosep Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konseptual Secara Interaktif Roswati Mudjiarto (Universitas pendidikan Indonesia)
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK KINEMATIKA SISWA SMA KELAS X
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 3 No. 1 (2017) PROFIL KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK KINEMATIKA SISWA SMA KELAS X Yustiandi 1,* dan Duden Saepuzaman
Lebih terperinciANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA
ANALISIS REPRESENTASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA Murtono Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK Dalam mengungkapkan konsep Fisika yang dipahami
Lebih terperinciDiagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Momentum
Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Momentum Saeful Karim 1,a), Duden Saepuzaman 1,b), S. P. Sriyansyah 2,c) 1 Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciPengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya
Pengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya Andi Suhandi 1), Muhamad Nur 2), dan Agus Setiawan 3) 1) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2) SMA N 2 Tanjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendidikan adalah membangun kemampuan orang untuk menggunakan pengetahuannya. Whitehead (Abdullah, 2006) menegaskan hal ini dengan menyatakan
Lebih terperinciPENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DASAR II MAHASISWA FISIKA
Momentum: Physics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum Vol 1, No 2, (2017) 111-121 PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN
Lebih terperinciKONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI
KONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI Lili Handayani, Yusuf Kendek dan Jusman Mansyur lilimunif@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memahami sejumlah (a modest amount) konsep dan dapat menerapkan atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan pendidikan fisika di sekolah adalah agar peserta didik dapat memahami sejumlah (a modest amount) konsep dan dapat menerapkan atau mengaplikasikan
Lebih terperinciKepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation (IBMR) dalam Pembelajaran Fisika
ISSN 2086-2407 September 2016 Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 7 (2016) 127-131 http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation
Lebih terperinciDESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS
DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS Anita 1, Lia Anggraeni 2, Matsun 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Pontianak, Jalan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS Rachmat Sahputra Dosen Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak rahmat_ui@yahoo.com Abstract: Learning with the
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH
DOI: doi.org/10.21009/0305010219 PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH Widya Nurhayati a), Vina Serevina b), Fauzi Bakri c) Program Studi
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 7 (1) (2018) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Identifikasi Profil Kesulitan Belajar Fisika Topik Fluida Statis pada Siswa SMA di Kabupaten Demak Alik Sus
Lebih terperinciMENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG
MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG Wayan Suana Universitas Lampung, Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung E-mail:
Lebih terperinciSiti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI MA ANSHOR AL SUNNAH AIR TIRIS Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri
Lebih terperinci2015 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS
DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S. (1999). The functions of multiple representations. Computers & Education, 33(2-3), 131-152. doi: 10.1016/S0360-1315(99)00029-9 Ainsworth, S., & Van Labeke, N. (2004). Multiple
Lebih terperinciKemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Syelfia Dewimarni UPI YPTK Padang: Syelfia.dewimarni@gmail.com Submitted : 25-03-2017, Revised
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA K Lidia, Sugiatno, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email : lidiadebora96@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO
PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO Erwita Yuliana Dewi, Supeno, Subiki Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X
Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X Nurhijrah N. Atjiang dan Darsikin email : nurhijrah.atjiang@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMODELAN MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
PENDEKATAN PEMODELAN MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Email: yusufunsri@yahoo.com Abstract Physics concept can be represented
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)
Yuyu Rachmat, Identifikasi Miskonsep No. 3/XXIV/2005 Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu R. Tayubi (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak
Lebih terperinciPenerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific Skill
Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978-979-98010-6-7 Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Scientific
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA
PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA Fitria, Tomo, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: arifiyantifitria@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN MAHASISWA CALON GURU FISIKA DALAM MEMAHAMI KONSEP GERAK PARABOLA
DOI: doi.org/10.21009/0305010409 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA CALON GURU FISIKA DALAM MEMAHAMI KONSEP GERAK PARABOLA Saeful Karim a), Duden Saepuzaman b) Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas
Lebih terperinciGambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Model yang digunakan penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bahasan optika geometris. Metode penelitian ini
Lebih terperinciANALISIS KESUKARAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA BERDASARKAN REPRESENTASI
92 ANALISIS KESUKARAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FISIKA BERDASARKAN REPRESENTASI Murtono 1, Agus Setiawan 2, Asmawi Zainul 3, Dadi Rusdiana 4 1 UIN Sunana Kalijaga Yogyakarta, 2 Pasca Sarjana
Lebih terperinciKOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB
KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB Tatik Juwariyah Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract
PENINGKATKAN KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI IPA (FISIKA) DENGAN MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 7 JEMBER 1) Ajeng Puspaningrum, 2) I Ketut Mahardika, 2)
Lebih terperinciREPRESENTASI MOMENTUM DAN IMPULS MELALUI DIAGRAM
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 REPRESENTASI MOMENTUM DAN IMPULS MELALUI DIAGRAM Hikmat dan Ridwan Effendi
Lebih terperinciMillathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...
1 Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dalam Pembentukan Konsep Fisika Siswa SMA di Kabupaten Jember (Materi Pokok Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke) (Children Learning in Science
Lebih terperinciANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI
ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI Siti Fatimah Universitas Sebelas Maret FKIP PGSD Kampus VI Kebumen stfatimah89@gmail.com ABSTRACT Waves and sound are included
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TERBATAS TES DIAGNOSTIK FORCE CONCEPT INVENTORY BERFORMAT FOUR-TIER TEST
ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.1 43-49 Februari 2017 PENGEMBANGAN TERBATAS TES DIAGNOSTIK FORCE CONCEPT INVENTORY BERFORMAT FOUR-TIER TEST Aldi Zulfikar 1 *, Achmad Samsudin
Lebih terperinciKONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA
KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran
Lebih terperinciDesain Pembelajaran Student s Conceptual Construction Guider Berdasarkan Kesulitan Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Konsep Gerak Parabola
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 79 Naskah diterbitkan: 30 Desember 2016 DOI: doi.org/10.21009/1.02211 Desain Pembelajaran Student s Conceptual Construction Guider Berdasarkan Kesulitan Mahasiswa
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR Elisa dan Amin Fauzi Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciShinta Riza 1, R Usman Rery 2, Abdullah 3 No.HP: ,
1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DISERTAI MEDIA QUESTION BOX DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 PEKANBARU
Lebih terperinciMULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya email: yusufunsri@yahoo.com ABSTRAK Konsep fisika dapat direpresentasikan dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ainsworth (1999) menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika secara efektif siswa harus memahami penggunaan representasi dalam menjelaskan suatu konsep fisika dan mampu
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MULTIREPRESENTASI
ANALISIS PENINGKATAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MULTIREPRESENTASI Iyon Suyana 1, Shelly Feranie 1 1 Universitas Pendidikan Indonesia, Jl
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti alam, karena fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejalagejala alam, fenomena-fenomena
Lebih terperinciI. Suminar*, P. Siahaan, I. Mustika Sari
ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Februari 2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MULTI REPRESENTASI DIKAITKAN DENGAN KECERDASAN MAJEMUK
Lebih terperinciUtari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :
1 THE APPLICATION OF REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING AND TRANSFERRING) STRATEGY TO IMPROVE STUDENTS LEARNING RESULTS ON THE SUBJECT OF THERMOCHEMICAL IN CLASS XI IPA OF SMAN 14 PEKANBARU
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER 1) Imam Fatkhurofi,
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh Surya Gumilar ABSTRACT This research is aimed to know understanding graph of kinematic student with using Criteria Respon
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA PLUS DARUL HIKMAH 1) Deni Juwita Ningrum, 2) I Ketut Mahardika,
Lebih terperinciKEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP Devi Aryanti, Zubaidah, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : Thevire_yuga@yahoo.com
Lebih terperinciTes Isomorfik Berbasis Komputer untuk Diagnostik Miskonsepsi Diri pada Materi Gaya dan Hukum Newton. Tazkia IIBS Malang 2)
58 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 3, Nomor 2, Juni 2015, Halaman 58 67 Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ ISSN: 2338-9117/EISSN: 2442-3904 Jurnal Pendidikan Sains Vol. 3 No. 2,
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI KONSEP GAYA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPON INDEX (CRI)
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 2 No. 1 (2016) ANALISIS MISKONSEPSI KONSEP GAYA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPON INDEX (CRI) S. Gumilar 1 1 Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
299 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Rahmani Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: rahmasamalanga@yahoo.co.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING DI SD KARTIKA 1-11 SIMPANGHARU KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG
Lebih terperinciJournal of Innovative Science Education PENGEMBANGAN MATERI SUBJEK BAGI MAHASISWA CALON GURU FISIKA
JISE 2 (1) (2013) Journal of Innovative Science Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise PENGEMBANGAN MATERI SUBJEK BAGI MAHASISWA CALON GURU FISIKA Hanik Malichatin Program Pasca Sarjana
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak
Lebih terperinciAnalisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus
Vol. 1 1 Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Agus Pujianto*, Nurjannah dan I Wayan Darmadi *e-mail: Fisika_agus43@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.
Lebih terperinci