Selamat belajar, semoga sukses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Selamat belajar, semoga sukses"

Transkripsi

1 Unit-3 MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDAHULUAN Selamat berjumpa lagi para mahasiswa...! Kali ini kita akan mengkaji unit tiga yaitu Pendekatan Pengembangan Kurikulum. Sebelumnya Anda sudah mempelajari dua unit, yaitu unit satu membahas tentang Hakekat Kurikulum, dan unit dua membahas tentang Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Sebelum berlanjut pada pembahasan unit tiga, bagaimana dengan hasil mempelajari unit satu dan dua?, apakah ada kesulitan? bisa difahami...? Jika masih ada yang belum difahami sebaiknya coba ulangi lagi, karena unit satu dan dua memiliki hubungan dengan unit tiga yang akan dibahas berikut ini. Adapun contoh model pengembangan kurikulum yang diterapkan pada lembaga pendidikan di Indonesia saat ini menganut pendekatan sentraldesentral. Untuk melaksanakan suatu pekerjaan terdapat beberapa pendekatan/model yang dapat ditempuh sehingga pekerjaan tersebut bisa dikerjakan dengan efektif dan efisien. Dari beberapa pendekatan/model sebagai alternatif biasanya dipilih jenis pendekatan/model yang dianggap paling baik, misalnya prosesnya bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya maksimal. Pendekatan/model pengembangan kurikulum merupakan suatu proses atau prosedur kerja dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu kurikulum. Terdapat beberapa pendekatan/model pengembangan kurikulum, antara lain: Model Ralph Tyler, Administratif, Grass Roots, Demosntrasi dll. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan, dan oleh karenanya setiap model bersifat alternatif. Setelah mempelajari unit 3 di atas, Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan minimal 3 pendekatan/model pengembangan kurikulum 2. Menganalisis pendekatan/model pengembangan kurikulum yang diterapkan pada jenjang pendidikan dasar (SD) di Indonesia Selamat belajar, semoga sukses 43

2 3 1 2 Subunit 3.1 Pendekatan Administratif dan Grass Roots dalam Pengembangan Kurikulum SD URAIAN Untuk memahami ketiga pendekatan/model pengembangan kurikulum di atas, terlebih dahulu silahkan perhatikan tiga anak panah berikut ini: Setelah memperhatikan anak panah diatas, berdasarkan pada posisi/penunjuk ketiga anak panah tersebut, dan kemudian dikaitkan dengan pengembangan kurikulum kira-kira bisa ditafsirkan seperti apa? 1. Anak panah 1: Anak panah 2:

3 3. Anak panah 3: Ketiga anak panah di atas dimaksudkan untuk mempermudah Anda dalam memahmi tiga pendekatan atau model dalam mengembangkan kurikulum. Sebelum menjelaskan setiap pendekatan pengembangan kurikulum di atas, terlebih dahulu mari kita uraikan pengertian pendekatan/model pengembangan kurikulum itu sendiri. Setelah itu baru kita bahas satu persatu secara utuh dari ketiga pendekatan pengembangan kurikulum tersebut. A. Hakekat Pendekatan/Model Pengembangan Kurikulum Sebelum membahas satu persatu pendekatan/model pengembangan kurikulum, terlebih dahulu sangat penting difahami apa yang dimaksud dengan Pendekatan/Model terutama dikaitkan dengan pengembangan kurikulum. Hal ini penting, mengingat terdapat beberapa istilah lain yang sering dihubungkan dengan pendekatan dan model, yaitu seperti: metode, strategi, teknik. Dalam pembahasan ini tidak akan membahas secara terurai dari masing-masing istilah tersebut, tetapi untuk memperoleh gambaran umum terhadap makna semuanya secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu cara. Adapun yang membedakannya terletak pada ruang lingkup dan keluasan bidang garapannya. Pendekatan merupakan suatu cara melaksanakan sesuatu kegiatan yang masih sangat umum dan masih memubutuhkan tindaklanjut dalam bentuk model, metode, strategi dan teknik. Adapun metode, strategi, dan teknik merupakan suatu cara melaksanakan sesuatu yang sudah sangat spesifik dan terukur. Menurut kamus Bahasa Indonesia pendekatan adalah Proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu Dikaitkan dengan pengembangan kurikulum memiliki arti sebagai suatu proses, metode atau cara yang ditempuh oleh para pengembang kurikulum untuk menghasilkan suatu 45

4 kurikulum yang akan dijadikan pedoman pendidikan/pembelajatan. Adapun Model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran. Sekarang mari kita kaji pengertian pendekatan/model di atas dihubungkan dengan Pendekatan/Model Pengembangan Kurikulum. Menurut tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran dijelaskan bahwa pendekatan/model pengembangan kurikulum adalah merupakan Prosedur umum dalam kegiatan mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum (Tim Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009). Dengan demikian dapat dimaknai bahwa pendekatan pengembangan kurikulum merupakan prosedur sistematis yang ditempuh dalam menyusun kurikulum. Secara operasional langkah atau prosedur pengembangan kurikulum tersebut meliputi tiga tahap kegiatan yaitu: pertama mendesain, kedua melaksanakan, dan ketiga mengevaluasi kurikulum. Dalam buku yang sudah ditulis terdahulu Pengembangan Kurikulum SD, secara terperinci telah dikemukakan dan dibahas jenis-jenis pendekatan/model pengembangan kurikulum seperti: Model Zais, Adminsitrasi, Grass Roots, Terbalik, Pemecahan Masalah dan model Rogers. Setiap model masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu sifatnya merupakan pilihan (alternatif), dan setelah mempertimbangkan keterkaitan dengan berbagai aspek, kemudian bisa diputuskan pendekatan atau model pengembangan kurikulum mana yang akan ditempuh. Berdasarkan pada orientasi sasaran yang ingin dihasilkan dari pengembangan kurikulum, selain menggunakan pendekatan/model yang telah disebut di atas, pendekatan pengembangan kurikulum fokusnya ada yang berorientasi pada kompetensi, mata pelajaran, rekonstruksi sosial, 46

5 teknologis, dan lain sebagainya. Sesuai dengan fungsinya bahan ajar yang dikembangkan ini adalah merupakan suplemen terhadap bahan ajar yang sudah disusun sebelumnya, maka pengayaan pembahasan hanya difokuskan pada tiga pendekatan/model pengembangan kurikulum saja. Dua pendekatan (Administratif dan Grass Roots) merupakan pengayaan dan perluasan terhadap pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, sedangkan satu pendekatan lagi (sentral dan de-sentral?) merupakan tambahan, karena belum dibahas pada buku yang sudah disusun sebelumnya. B. Pedekatan Administratif VS Grass roots dalam Pengembangan Kurikulum Dalam prakteknya kedua pendekatan ini (Administratif dan Grass Roots) tidak harus dipertentangkan, dan akan lebih bijak jika keduanya dijadikan model pengembangan kurikulum yang saling melengkapi. Akan tetapi untuk mempermudah Anda dalam memahami terhadap kedua pendekatan di atas, secara terperinci kita bahas satu persatu. 1. Pendekatan Administratif Ada beberapa istilah yang digunakan untuk pengembangan kurikulum model Administratif, antara lain yaitu: top down approach dan line staf procedure. Semuanya memiliki arti yang sama yaitu suatu pendekatan atau prosedur pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh suatu tim atau para pejabat tingkat atas sebagai pemilik kebijakan. Secara teknis operasioanal pengembangan kurikulum model administratif ini menempuh beberapa langkah sebagai berikut: pertama Tim pengembangan kurikulum mulai mengembangkan konsep-konsep umum, landasan, rujukan maupun strategi (naskah akademik); kedua Analisis kebutuhan; ketiga secara operasional mulai Tim Penyusun SEKOLAH 47

6 merumuskan kurikulum secara komprehensif; keempat kurikulum yang sudah selesai dibuat kemudian dilakukan uji validasi dengan cara melakukan uji coba dan pengkajian secara lebih cermat oleh tim pengarah (tenaga ahli); kelima revisi berdasarkan pada masukan yang diperoleh; keenam sosialisasi dan desiminasi dan; ketujuh monitoring dan evaluasi. Lebih jelas tahap-tahap pengembangan kurikulum tersebut di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Pengembangan Naskah Akademik Analisis Kebutuhan Pengembangan Draft Kurikulum Sosialisasi & Desiminasi Revisi Uji Coba/Vaildasi Monitoring & Evaluasi Gambar Pendekatan Grass Roots Pendekatan Grass roots merupakan kebalikan dari pendekatan Adminidtratif. Pendekatan grass roots yang disebut juga dengan istilah pendekatan bottom-up, yaitu suatu proses pengembangan kurikulum yang diawali dari keinginan yang muncul dari tingkat bawah (sekolah/guru). Keinginan ini biasanya didorong oleh hasil pengalaman yang dirasakan pihak sekolah/guru, di mana kurikulum yang sedang berjalan dirasakan terdapat beberapa masalah atau ketidaksesuaian dengan kebutuhan dan potensi yang tersedia di lapangan. 48

7 Untuk terlaksananya pengembangan kurikulum model grass roots ini diperlukan kepedulian dan profesionalisme yang tinggi dari pihak sekolah antara lain yaitu. a. Sekolah/guru bersifat kritis untuk menyikapi terhadap kurikulum yang sedang berjalan b. Sekolah/guru memiliki ide-ide inovatif dan bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki c. Sekolah/guru secara terus menerus terlibat dalam proses pengembangan kurikulum d. Sekolah/guru bersikap terbuka dan akomodatif untuk menerima masukan-masukan dalam rangka pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum model grass roots ini secara teknis operasional bisa dilakukan dalam pengembangan kurikulum secara menyeluruh (kurikulum utuh), maupun pengembangan hanya terhadap aspek-aspek tertentu saja. Misalnya pengembangan untuk satu mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran tertentu, pengembangan terhadap metode dan strategi pembelajaran, pengembangan visi dan misi serta tujuan, dan lain sebagainya. Dengan demikian yang dimaksud pengembangan kurikulum baik dengan pendekatan top down approach maupun grass roots approach secara teknis bisa pengembangan terhadap Pemerintah (legalisasi) SEKOLAH/ GURU kurikulum secara menyeluruh (kurikulum utuh), atau pengembangan hanya berkenaan dengan bagian atau aspek-aspek tertentu saja sesuai dengan 49

8 kebutuhan. Adapun perbedaan yang sangat mendasar bahwa pendekatan grass roots, inisiatif perbaikan dan penyempurnaan muncul dari arus bawah (sekolah/guru) seperti tertera pada tanda panah disamping ini. Adapun tahap-tahap yang dilakukan ketika mengembangkan kurikulum dengan menggunakan pendekatan grass roots pada dasarnya sama dengan langkah-langkah pendekatan administratif approach (administratif top down sedangkan grassroot bottom up, yaitu seperti bagan berikut: Implementasi & Monev Legalisasi Revisi Pengembangan Naskah akademik Pengembangan draft Kurikulum Uji Coba/Vaildasi Sekolah/guru (identifikasi masalah) Gambar LATIHAN Setelah Anda mempelajari pembahasan topik tentang pendekatan Administratif dan Grass roots dalam pengembangan kurikulum, berikut ini dikemukakan satu tugas untuk menganalisis. 1. Kelebihan dan kekurangan pendekatan Administratif dalam pengembangan kurikulum SD 2. Kelebihan dan kekurangan pendekatan Grass roots dalam pengembangan kurikulum SD 50

9 PETUNJUK PENGERJAAN LATIHAN Untuk membantu Anda menganalisis terhadap kedua pertanyaan tersebut di atas, sekilas bisa dicermati dari pengertian dan prosedur dari kedua pendekatan tersebut. Pertama pendekatan Adminsitratif yairu suatu proses pendekatan pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi, sesuatunya ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk kemudian dilaksanakan oleh pihak sekolah; kedua pendekatan Grass roots kebalikan dari pendekatan pertama yaitu inisiatif pengembangan kurikulum mucul dari pihak bawah (sekolah / guru). RANGKUMAN Setiap kurikulum dikembangkan berdasarkan pada suatu pendekatan / model tertentu. Adapun yang dimaksud dengan Pendekatan/model pengembangan kurikulum adalah merupakan Prosedur umum dalam kegiatan mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum Secara umum dibedakan atas dua pendekatan pengembangan kurikulum, yaitu pendekatan adminstratif yang merupakan pendekatan pengembangan sentralisasi; kedua pendekatan Grass roots yaitu pendekatan pengembangan yang muncul atas prakarsa dari bawah Dalam pengembangan kurikulum, pendekatan model apapun yang digunakan, secara prosedural menempuh tahapan: identifikasi masalah / kebutuhan, pengembangan naskah akademik, pengembangan draft kurikulum, uji coba / validasi, revisi, legalisasi, implementasi kemudian monitoring & evaluasi (monev). 51

10 TES FORMATIF Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf yang dianggap paling tepat. 1. Suatu pola yang masih bersifat umum dan memerlukan tindak lanjut dengan cara yang lebih spesifik dan operasional, disebut A. Model C. Strategi B. Pendekatan D. Metode 2. Suatu prosedur umum mendesain, menerapkan, dan megevaluasi kurikulum, lebih tepat dikategorikan sebagai A. Pendekatan/model pengembangan kurikulum B. Strategi pengembangan kurikulum C. Teknik pengembangan kurikulum D. Metode pengembangan kurikulum 3. Secara operasional prosedur pengembangan kurikulum menempuh tiga kegiatan utama, yaitu A. Mendesain, menerapkan, mengevaluasi B. Mendesain, sosialisasi, monitoring dan evaluasi C. Mendesain, uji coba, monitoring dan evaluasi D. Mendesain, distribusi, monitoring dan evaluasi 4. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah (sentralisasi) untuk diterapkan oleh pihak sekolah, disebut jenis pendekatan A. Grass roots approach C. Administratif approach B. Sentral de-sentral D. Top down approach 5. Langkah-langkah pengembangan kurikulum Adminsitratif approach adalah sebagai berikut A. Analisis kebutuhan merumuskan naskah akademik merumuskan draft kurikulum uji coba revisi - Monev B. Analisis kebutuhan Merumuskan draft kurikulum merumuskan naskah akademik uji coba revisi Monev 52

11 C. Merumuskan naskah akademik Analisis kebutuhan merumuskan draft kurikulum uji coba revisi Monev D. Merumuskan naskah akademik Analisis kebutuhan merumuskan draft kurikulum uji coba revisi - Monev 6. Pengembangan kurikulum yang diawali oleh inisiatif sekolah (bawah) untuk dijadikan bahan masukan dalam pengembangan kurikulum, disebut jenis pendekatan A. Grass roots approach C. Administratif approach B. Sentral de-sentral D. Top down approach 7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam pengembangannya menganut jenis pendekatan/model pengembangan kurikulum A. Sentral de-sentral C. Top down approach B. Grass roots approach D. Administratif approach 8. Itsilah lain yang sering digunakan untuk jenis pendekatan Adminsitratif approach dalam pengembanagn kurikulum adalah A. Top down approach dan Bottom up approach B. Top down approach dan Line Staf Procedure C. Line staf procedur dan grass roots approach D. Line staf procedur dan bootom up approach 9. Manakah pernyataan berikut yang tidak termasuk prinsip untuk pengembangan kurikulum model Grass roots approach adalah A. Pemerintah (pusat) aktif melakukan eksperimen pengembangan B. Sekolah/guru bersifat kritis menyikapi kurikulum yang berjalan C. Sekolah/guru memiliki ide-ide inovatif pengembangan kurikulum D. Sekolah/guru terus menerus terlibat dalam proses pengembangan 10. Menurut anda pendekatan apa yang lebih mudah untuk menghasilkan kurikulum yang seragam untuk seluruh wilayah Republik Indonesia A. Grass roots approach C. Sentral de-sentral approach B. Bottom up approach D. Administratif approach 53

12 Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar. Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: % = Baik sekali % = Baik % = Cukup 70 % = Kurang 54

13 Subunit 3.2 Pendekatan Sentral-Desentral dalam Pengembangan Kurikulum SD A. Pendekatan Sentral-desentral Agar Anda dengan mudah dapat memahami pendekatan pengembangan kurikulum sentral de-sentral, terlebih dahulu harus melihat kembali dua pendekatan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu pendekatan Administratif dan Bottom up approach. Kedua pendekatan tersebut merupakan proses pengembangan kurikulum yang sangat kontradiktif, dimana pendekatan administratif merupakan proses pengembangan kurikulum dari atas ke bawah (sentralisasi), sedangkan pendekatan Bottom-up kebalikannya yaitu proses pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh para pelaksana (guru/sekolah) di lapangan. Adapun pendekatan sentral de-sentral merupakan proses pengembangan kurikulum yang menggabungkan kedua pendekatan tersebut di atas, yaitu menyatukan pendekatan administratif dan pendekatan grass roots. Dengan demikian dalam pendekatan sentral de-sentral antara pemerintah di pusat sebagai pemilik kebijakan bekerjasama dengan pihak di bawah (sekolah, guru dan para stakeholder), sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing berkolaborasi mengembangkan kurikulum (merancang, melaksanakan, mengontrol). Pendekatan sentral de-sentral dapat menjadi solusi alternatif untuk memperkecil permasalahan-permasalahan yang ditempuh melalui 55

14 pendekatan administratif maupun grass roots. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, manajemen kurikulum sentralistik (Administrtaif) mempunyai beberapa kelbihan di samping kekurangan atau kelemahan. Kelemahannya antara lain: 1) kurikulum sentralistik tidak dapat mengakomodasi seluruh keragaman wilayah suatu negara, 2) pemahaman kurikulum nasional oleh seluruh wilayah tanah air memerlukan waktu yang relatif lama, 3) penerapan kurikulum sentralisasi oleh wilayah yang sangat luas akan menghadapi banyak hambatan dan kemungkinan penyimpangan. Demikian juga model manajemen pengembangan kurikulum grass roots (desentralistik) disamping terdapat beberapa kelebihan juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, kelemahannya antara lain: 1) tidak semua guru dan tenaga kependidikan memiliki keahlian atau kecakapan dalam mengembangkan kurikulum, 2) kurikulum yang bersifat lokal kemingkinan lulusannya kurang memiliki daya saing secara nasional, 3) desain kurikulum sangat beragam, sehingga berdampak pada kesulitan melakukan pengawasan, dan 4) perpindahan siswa dari satu sekolah/daerah ke daerah lain akan menimbulkan kesulitan. Pendekatan sentral-desentral sebagai pola yang menggabungkan kedua model (terpusat dan arus bawah), secara teknis masih bisa dilakukan secara bervariasi. Artinya apakah masih lebih banyak muatan ke pusat atau ke bawah, atau mungkin setengah-setengah. Menurut Kemp dalam Brady (1990) pendekatan pengembangan kurikulum harus dilihat dalam suatu kontinum at one extrime is center-based or top down curricumum development in which the curriculum is determined by the centre, and there is little autonomy for school. At the other extreme is the bottom-up or school-based curriculum, developed entirely by individual school. Pendapat Kemp tersebut menegaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa bervariasi yaitu bisa seluruhnya atau sebagian dikembangkan oleh pusat 56

15 dan sebagian lagi oleh daerah. Oleh karena itu mengingat pola yang dikembangkan ini menggabungkan keduanya (pusat dan daerah), maka pendekatannya disebut dengan manajmen pengembangan sentral-desentral. B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum di Indonesia Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi penduduk sangat banyak dan tersebar di wilayah yang sangat luas meliputi 33 provinsi terbentang dari Sabang sampai Merauke, sudah mengalami beberapa kali penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan bekenaan dengan isi kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan lain sebagainya. Penyempurnaan lainnya berkenaan dengan kebijakan pendekatan pengembangan kurikulum, dimana selama masa orde baru kurang lebih 30 tahun segala tatanan kehidupan selalu berorientasi ke pusat (sentralisasi), tak ketinggalan juga dengan manajemen pengembangan kurikulum. Setelah kekuatan orde baru berahir dan munculah orde reformasi, dimana dampak dari reformasi tersebut antara lain munculnya kekuatan daerah lokal, termasuk keinginan kuat untuk memberikan masukan dan berperan terhadap pengembangan program pendidikan (kurikulum). Terkait dengan perkembangan politik yang mempengaruhi terhadap berbagai tatanan kehidupan termasuk kebijakan dalam program pendidikan, pemerintah mengeluarkan Permen Diknas no. 24 tahun 2006 yaitu manajemen pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan demikian sejak keluarnya Permen tersebut di atas secara resmi Indonesia menerapkan manajemen pengembangan kurikulum berbasis sekolah (School based curriculum development) atau istilah yang digunakan di Indonesia yaitu KTSP. Model manajemen pengembangan kurikulum berbasis sekolah, bukan berarti seluruh kebijkan, isi, proses, dan evaluasi kurikulum 57

16 dilakukan oleh pihak sekolah sendiri, akan tetapi ada sebagian yang menjadi tugas dan wewenang serta tanggung jawab sekolah, dan ada sebagian yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah (pusat). Standar kompetensi lulusan, standar kompetensi, kompetensi dasar, kerangka dasar dan struktur kurikulum disusun secara terpusat oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), dan penjabarannya seperti membuat silabus, program pembelajaran tahunan atau semester, satuan pelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), rencana penilaian dan perangkat kurikulum-pembelajaran lainnya dikembangkan oleh sekolah. Dengan adanya pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab dalam mengembangkan KTSP, dan dihudungkan dengan hakekat dua model/pendekatan yang telah dibahas sebelumnya yaitu administratif dan grass roots, maka manajemen KTSP menganut kedua pendekatan tersebut atau bisa dikategorikan ke dalam pendekatan sentral-desentral. LATIHAN Sehubungan dengan pendekatan sentral de-sentral tersebut, coba kemukakan jenis kegiatan yang menjadi wewenang pusat, dan jenis kegiatan yang menjadi wewenang daerah (sekolah) dalam tabel berikut ini. Wewenang pusat (Sentraliasi) Wewenang daerah (sekolah) 58

17 PETUNJUK PENGERJAAN LATIHAN Untuk mengerjakan latihan di atas Anda tinggal mengemukakan jenis-jenis kegiatan yang menjadi wewenang pemerintah pusat dan jenis-jenis kegiatan yang menjadi wewenang daerah (sekolah) ketika mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). RANGKUMAN Sentral de-sentral adalah merupakan pendekatan pengembangan kurikulum selain dari dua pendekatan yang telah dibahas dalam unit 3.1 sebelumnya. (apa esensinya?, sebaiknya digabung dgn poin berikutnya) Pendekatan sentral de-sentral merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang memadukan antara yang menjadi wewenang pusat dan wewenang daerah (sekolah) secara terintegrasi Pendekatan pengembangan kurikulum SD yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah menganut pendekatan sentral de-sentral Penerapan pendekatan sentral de-sentral tersebut bisa dilihat dari perpaduan antara wewenang pemerintah pusat yaitu menetapkan SKL, SI, SK, dan KD; Adapun jenis kegiatan yang menjadi wewenang TES FORMATIF daerah (sekolah) adalah menetapkan indikator, pengembangan materi, metode, media, pengembangan evaluasi, dan Kerjakan mengembangkan soal berikut sarana ini dengan dan prasarana memberi penunjang tanda silang pembelajaran. pada salah satu huruf yang dianggap paling tepat. 59

18 TES FORMATIF 1. Istilah yang sering digunakan untuk pendekatan pengembangan kurikulum yang dilakukan dari atas ke bawah ialah... A. Bootom up approach C. Grass root approach B. Top down approach D. Personality approach 2. Pendekatan pengembangan kurikulum yang menggabungkan antara sentralisasi dan desentralisasi disebut... A. Sentral de-sentral C. Top down approach B. De-sentral sentralisasi D. Desentraliasi 3. Pendekatan pengembangan kurikulum yang dilakukan dari bawah ke atas disebut... A. Top down approach C. Bootom up approach B. Personality approach D. Sentral de-sentral 4. Kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan sentral de-sentral meliputi tiga kegiatan yaitu... A. Merancang melaksanakan mengontrol B. Merancang melaskanakan merevisi C. Merancang monitoring evaluasi D. Merancang mengendalikan - merevisi 5. Menurut Nana Syaodih beberapa kekurangan model pendekatan sentralistik yaitu, antara lain, kecuali... A. Tidak dapat mengakomodasi seluruh keragaman wilayah B. Sosialisasi dan desiminasinya tidak akan sampai ketempat pelosok C. Pemahaman kurikulum nasional memerlukan waktu yang lama D. Penerapan kurikulum sentraliasi kemungkinan terjadinya penyimpangan 6. Kelemahan pendekatan pengembangan kurikulum grass root yaitu, kecuali... A. Tidak semua sekolah memiliki tenaga ahli B. Lulusan dari kurikulum lokal kemungkinan kurang bisa bersaing C. Resistensi atau enolakan dari pusat (sentraliasi) akan semakin kuat D. Perpindahan siswa dari lokasi ke lokasi lain akan mengalami kesulitan 7. Setelah sekian lama menganut sistem pengembangan kurikulum sentraliasi, kini pemerintah menetapkan kebijakan dengan penerapan KTSP, yaitu dengan terbitnya peraturan... A. Permen diknas no. 25 tahun 2006 C. Permen diknas no 24 tahun 2006 B. PP no. 19 tahun 2005 D. Permen diknas no. 22 tahun

19 8. Istilah lain untuk model manajmen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ialah... A. School based curriculum activity B. School based curriculum development C. School based curiculum reality D. School based curriculum integrity 9. Jenis kewenangan yang dilakukan oleh daerah / sekolah dalam pengembangan KTSP yaitu aspek... A. Standar kompetensi dan kompetensi dasar B. Standar kompetensi lulusan dan standar isi C. Indikator dan pengembangan alat evaluasi D. Indikator dan standar kompetensi 10. Jenis kewenangan pusat dalam pengembangan KTSP yaitu berkenaan dengan aspek A. Standar kompetensi lulusan dan standar isi B. Kompetensi dasar dan indikator C. Standar kompetensi dan pengembangan alat evaluasi D. Standar isi dan indikator pembelajaran Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar. Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: % = Baik sekali % = Baik % = Cukup 70 % = Kurang 61

20 DAFTAR PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia Kemp Planning and Producing Instructional Media, Fifth Edition. New York: Harper &Row Publisher. Mulyasa, E Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars Nurgiyantoro, Burhan Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah; Sebuah Pengantar Teoretis dan Pelaksanaan. Yogyakarta: BPFE. Sukmadinata, Nana Syaodih Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah GLOSARIUM Model Administratif Grass Root : pola-pola yang dipakai dalam mengembangkan kurikulum : model pengembangan kurikulum yang dilakukan secara terpusat : model pengembangan kurikulum yang dilakukan dari bawah 62

21 Central-Desentral KTSP : model pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan administrative dan grass root : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu model manajemen yang dikembangkan oleh satuan pendidikan 63

22 KUNCI JAWABAN Subunit B 2. A 3. A 4. D 5. A 6. A 7. A 8. B 9. A 10. D Subunit B 2. A 3. C 4. A 5. D 6. C 7. C 8. B 9. C 10. A 64

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Disampaikan Oleh: Badru Zaman, M.Pd (PG-PAUD UPI) A. KONSEP KURIKULUM Pengembangan kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan.

Lebih terperinci

Selamat belajar, semoga sukses

Selamat belajar, semoga sukses PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN SD Unit-8 PENDAHULUAN Dalam membuat suatu program kadang-kadang dibedakan atas dua jenis kegiatan yaitu pertama program umum dan kedua program yang lebih khusus. Misalnya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

Selamat belajar, semoga sukses

Selamat belajar, semoga sukses HAKIKAT KURIKULUM Unit-1 PENDAHULUAN Selamat berjumpa lagi para mahasiswa. Tahukan Anda bahwa setiap aktivitas yang baik selalu ada Rencana atau Program yang telah dibuat sebelumnya, yang dapat digunakan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA REFLEKSI POSISI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM KEBIJAKAN KURIKULUM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA Email: delaningrat@gmail.com A. Abstrak

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004 1 KONSEP DASAR KURIKULUM 2004 Oleh: Bambang Subali UNY Makalah disampaikan pada Kegiatan Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004 di Madrasah Aliayah Bidang Ilmu Sosial dan Bahasa di PPPG Matematika

Lebih terperinci

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan salam sejahtera untuk kita semua Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas

Lebih terperinci

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2011 VOL. XII NO. 1, 59-67 TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Azhar M. Nur Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Abstract Teacher as a curriculum developer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan program pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, mengukur

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

Peta Sistem Pendidikan

Peta Sistem Pendidikan Peta Sistem Pendidikan INSTRUMENTAL INPUT Kebijakan Pend, Kurikulum, staf, Sarana dan fasilitas RAW INPUT Siswa (intelektual, fisik, Sosial,afektif) PROSES Proses Pembelajaran, Evaluasi, pengelolaan, aktivitas

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Model Konsep Kurikulum dan Organisasi Kurikulum

Inisiasi 2 Model Konsep Kurikulum dan Organisasi Kurikulum Inisiasi 2 Model Konsep Kurikulum dan Organisasi Kurikulum Saudara mahasiswa, pertemuan kali ini adalah pertemuan kita yang ke dua dalam tutorial on-line mata kuliah pengembangan kurikulum Sekolah Dasar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tentang kurikulum yang termasuk kategori pola lama seperti yang dikemukakan

BAB II KAJIAN TEORI. tentang kurikulum yang termasuk kategori pola lama seperti yang dikemukakan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 1. Kurikulum Terdapat beberapa batasan tentang kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli, baik yang termasuk kategori pola lama maupun kategori pola baru Batasan tentang

Lebih terperinci

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH A. Identitas Mata kuliah Nama Mata Kuliah : Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Kode Mata kuliah : KD303 Sks : 3 SKS Kelompok Mata Kuliah : MKDP B. Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA Makalah Disajikan pada kegiatan Workshop Monev Pelaksanaan KTSP MI, MTs, dan MA Angkatan I Tingkat Propinsi Jawa Barat pada

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan 1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional PENDAHULUAN Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) YANG MENGACU PADA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN MODEL PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) YANG MENGACU PADA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PENGEMBANGAN MODEL PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) YANG MENGACU PADA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Oleh : 1. Lely Halimah, 2. R. Deti Rostika, 3. Encep Sudirjo, ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI 31/03/2010 file andrian-kurikulum 2006 1 Nuryani Y. & Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI 31/03/2010 file andrian-kurikulum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X F. B. Bayon Sukma, Lia Yuliati, Sentot Kusairi Universitas Negeri

Lebih terperinci

Inisiasi 3 Pengembangan dan Strategi Pengembangan Kurikulum Sekolah dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Inisiasi 3 Pengembangan dan Strategi Pengembangan Kurikulum Sekolah dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Inisiasi 3 Pengembangan dan Strategi Pengembangan Kurikulum Sekolah dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Saudara mahasiswa, pertemuan kali ini adalah pertemuan kita yang ke tiga

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN (Pengembangan Silabus) oleh Dra. Masitoh, M.Pd. NOPEMBER 2006 SUB BAHASAN

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN FIP UPI ? SDM Bermutu AREAS OF INQUIRY WITHIN EDUCATION (Charles M. Reigeluth) EDUCATION INSTRUCTION CURRICULUM COUNSELING ADMINISTRATION EVALUATION DESIGN DEVELOPMENT

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN KTSP? 2. MENGAPA MUNCUL KTSP? Dra. Masitoh, M.Pd. 3. BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KTSP? PENGERTIAN KTSP KTSP adalah kurikulum operasional

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Tutik Shahidayanti, Atmini Dhoruri, MS Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, di mulai sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, di mulai sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kurikulum pendidikan di negara kita mengalami beberapa kali perubahan, di mulai sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL Penelitian ini mempunyai 3 data yakni proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggara pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI MELALUI PENGEMBANGAN MODEL STUDENT MANUAL

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI MELALUI PENGEMBANGAN MODEL STUDENT MANUAL IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI MELALUI PENGEMBANGAN MODEL STUDENT MANUAL MATA KULIAH DASAR KEAHLIAN (MKK) DI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON Oleh: Mumu

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 : Prinsip, Pendekatan, dan Langkah-langkah dalam Pengembangan Kurikulum Modul 3 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kegiatan Belajar 2 : Prinsip, Pendekatan, dan Langkah-langkah dalam Pengembangan Kurikulum Modul 3 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Biologi (PEBI4303) merupakan mata kuliah dengan bobot 3 sks yang diperuntukkan bagi Anda mahasiswa S1 Pendidikan Biologi. Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dikerjakan secara sadar serta terencana untuk mewujudkan keadaan serta sistem evaluasi supaya peserta didik secara aktif dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) didefinisikan sebagai berikut pendidikan kejuruan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengajar model pembelajaran terpadu pada mahasiswa

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 2 KONSEP DASAR KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI KONSEP DAN KERANGKA

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENGEMBANGAN KURIKULUM Tugas Mingguan Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PENGEMBANGAN KURIKULUM Penjelasan Umum seputar Pengembangan Kurikulum Akhmad Ari Wibowo (201110060311063) 2013 M i n g g u k e - 1 M i n g g u k e - 6

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN Pengertian Silabus/Perencanaan Pembelajaran Silabus atau perencanaan pembelajaran adalah suatu proses rancangan atau pengembangan yang harus dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN. Oleh. Dra. Hj. Mimin Karmini, M.Pd. Dian Budiana, M.Pd.

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN. Oleh. Dra. Hj. Mimin Karmini, M.Pd. Dian Budiana, M.Pd. SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Oleh Dra. Hj. Mimin Karmini, M.Pd. Dian Budiana, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Ilmiah. Oleh : KHOIROTUN NISA A

Naskah Publikasi Ilmiah. Oleh : KHOIROTUN NISA A ANALISIS KESULITAN YANG DIALAMI GURU KELAS BAWAH DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD NEGERI WONOTUNGGAL 03 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Ilmiah Oleh : KHOIROTUN NISA A 510 090

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri, dan berkualitas, sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga

Lebih terperinci

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Mei Anggriani Aruan Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA ARTIKEL JURNAL SATYA WIDYA NOMOR : 2 Volume 29 IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA Sri Muryani, Entri Sulistari, Alex D Ch Mirakaho

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses

Lebih terperinci

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Oleh karena itu, Pendidikan yang mampu mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development / R&D).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK By: Estuhono, S.Pd, M.Pd PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM Estuhono, S.Pd, M.Pd I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah, sentralisasi ke desentralisasi, multikultural,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. ujuan...... C. Ruang Lingkup... II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai dengan berlakunya undang-undang Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 1999 dan disempurnakan dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO Diajukan untuk Memenuhi sebagian Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Apakah Kurikulum itu?

Apakah Kurikulum itu? Apakah Kurikulum itu? Secara konseptual Kurikulum merupakan rancangan dan proses pendidikan yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan komunitas, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak, sebagai penjabaran dari ayat 3 pasal 31 Undang undang Dasar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR ISAH CAHYANI INPUT 1. Kebijakan kurikulum 2. Kebijakan penilaian hasil belajar 3. Kebijakan sertifikasi pendidik 4. Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah program yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional kita telah beberapa kali mengalami pembaharuan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994 sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM SMP/SMA. Dra. Masitoh, M.Pd. Oleh: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI

PENGEMBANGAN SILABUS DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM SMP/SMA. Dra. Masitoh, M.Pd. Oleh: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI PENGEMBANGAN SILABUS DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM SMP/SMA Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Pengertian Silabus Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok

Lebih terperinci

MANAJEMEN KURIKULUM KELAS BILINGUAL

MANAJEMEN KURIKULUM KELAS BILINGUAL MANAJEMEN KURIKULUM KELAS BILINGUAL Yuli Ernawati e-mail: yuli.ernawati@gmail.com Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145 Abstract: This study aimed to obtain a clear description of the

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BERITA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BERITA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BERITA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS Oleh: Iin Purnamasari 1, Djariyo 2, Riana Martin 3 Email: iinpurnamasari@ymail.com Prodi S1.PGSD FIP IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan

Lebih terperinci

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci