SEJARAH FOTOGRAFI. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Uraian Asal Mulanya. Kegitan Belajar 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH FOTOGRAFI. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Uraian Asal Mulanya. Kegitan Belajar 1"

Transkripsi

1 Kegitan Belajar 1 SEJARAH FOTOGRAFI 1.1 Pendahuluan Selamat berjumpa pada modul ini dalam kegiatan belajar 1. pada kegiatan belajar ini akan diuraikan mengenai sejarah fotografi sebagai uraian awal sebelum Anda mempelajari uraian selanjutnya agar Anda dapat lebih memahami fotografi dengan baik. Apakah Anda sudah siap mengikutinya, jika Anda sudah siap Anda dapat membacanya dengan seksama uraian kegiatan belajar ini. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul kegiatan 1 ini diharapkan Anda memahami sejarah fotografi dan mengetahui bagaimana awalnya perkembangan fotografi dengan benar. Tujuan Instruksional Khusus Dengan modul kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan dapat memahami hal hal sebagai berikut : Asal mula fotografi. Kamera yang telah dihasilkan. Bahan peka dalam memotret. Tokoh tokoh dalam fotografi. Untuk itu Pelajarilah kegiatan belajar ini dengan baik. Selamat mengikuti Uraian berikut ini. 1.2 Uraian Asal Mulanya Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film. Modul Perkuliahan Fotografi 1

2 kamera Obscura Berabad abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang diatas kebawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut Kamera Obscura yang artinya tidak lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat pemotret. Inilah yang mula mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu dindingnya. Siapa yang mula mula membuat kamera obscura berupa alat untuk menangkap bayangan tidak dapat dipastika. Banyak ilmuwan yang pada zamannya menulis tentang alat itu termasuk Ibnu al Haitam, Roger Bacon, Copernicus, Kepler, Leonardo da Vinci, Newton dan Descartes. Giovanni Battista Della Porta adalah orang pertama yang melengkapi alat kamera obscura dengan sebuah lensa sederhana Pinhole Kamera Dalam bentuknya yang paling sederhana, alat untuk memotret berupa sebuah kotak yang tertutup dengan sebuah lubang pada salah satu dindingnya. Dalam bahasa aslinya kamera ini disebut Pinhole Camera yang artinya lubang jarum. Pada pinhole kamera tidak terdapat lensa melainkan lubang sebesar ujung jarum. Lubang yang kecil itulah yang meluluskan cahaya untuk penyinaran. Gambar menunjukan sebuah pinhole kamera dengan lubang sebesar ujung jarum untuk meluluskan cahaya penyinaran. Yang menjulur ke bawah gunanya untuk menutup lubang. Modul Perkuliahan Fotografi 2

3 Bahan Peka Apakah anda mengetahui bahan apa yang digunakan dalam memotret. Yang pasti apapun kamera yang digunakan, yang sederhana atau yang mutakhir, kita tidak dapat memotret. Bila perak nitrat dicampur kapur lalu terkena cahaya akan berubah, mula mula merah tua lalu lembayung biru. Dengan menyinari campuran itu pada cahaya maka memotret kalau tidak ada bahan yang peka akan cahaya. Kalau bahan peka itu seperti yang terdapat pada film sekarang telah disinari dan kemudian dicuci, bahan peka itu menghasilkan negatif. Dari negatif dicetak gambar positif yang bernama foto. Baik pada negatif maupun pada foto, gambar hitam-putih dibentuk oleh berjuta-juta butir perak logam. Adapun bahan kimia yang peka akan cahaya sudah diketahui orang sebelum abad ke 12 Zuber seorang ahli kimia bangsa Arab telah menemukan perak nitrat yang peka akan cahaya, kemudian Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa perak nitrat lebih cepat berubah bila kena sinar lembayung. Jadi pada waktu itu orang telah mengetahui bahwa cahaya matahari dapat diuraikan melalui sebuah prisma. Sceele pula yang dapat menetapkan perubahan itu, sehigga tidak lenyap kembali, untuk itu dia menggunakan amoniak Tokoh Tokoh Fotografi 1. THOMAS WEDGWOOD ( ) Dalam tahun 1802 di Inggris Thomas Wedgwood menemukan suatu metoda untuk memindahkan gambar atau lukisan yang terdapat pada sebidang kaca dengan cahaya keatas atau kulit yang dibuatnya peka lebih dahulu dengan perak nitrat atau perak chloride. Juga gambar gambar silhuet dapat dibuatnya dengan cara yang sama. Tetaapi ketika gambar gambar itu terkena cahaya, gambar tersebut lenyap kembali. Dia hanya dapat melihat eksperimennya itu dengan cahaya lilin saja. Wedgwood belum dapat membuat gambar gambar itu menjadi permanent, walau teman temannya mungkin sudah megetahui tentang percobaan yang dilakukan oleh Scheele untuk menetapkan gambar dengan amoniak. Modul Perkuliahan Fotografi 3

4 2. JOSEPH NICEPHORE NIEPCE ( ) Di Prancis Joseph Nicephore Niepce melakukan berbagai percobaan dengan kamera yang dilengkapi dengan lensa. Begitu pula dengan macam macam bahan kimia. Dalam tahun 1816 dia berhasil membuat gambar negatif dengan cahaya diatas kertas yang dibuatnya peka lebih dahulu dengan perak chloride. Kemudian dalam tahun 1822 dia melumarkan larutan aspal dalam minyak lavendar ke keatas sebidang plat yang terbuat dari campuran timah hitam dan timah putih. Sesudah itu menyinarinya dalam kamera berjam jam lamanya pada terik panas matahari. Plat yang telah disinari itu diolahnya dalam campuran 1 bagian minyak lavender dengan 10 bagian minyak tanah. Campuran minyak lavender dan minyak tanah itu dengan lambat melarutkan bagian aspal yang tidak kena cahaya, sedangkan aspal yang kena cahaya tidak dapat larut. Dengan demikian dia langsung mendapat gambar yang positif. Pada tahun 1829 Niepce menukar plat timah dengan plat yang disepuh dengan perak. Mungkin penemuannya inilah yang membawa Daguerre kemudian bekerjasama dengannya dalam penemuan berupa plat yang dibuat peka dengan perak kemudian diberi uap iodina. Niepce meninggal sebelum kerjasamanya menxapai hasil yang didambakannaya, kerjasamanya itu dilanjutkan oleh putranya bernama Isidore. 3. LOUIS JACQUES MANDE DAGUERRE ( ) Terpisah dari Niepce, mula mula Deguerre membuat percobaan-perxobaan pula untuk membuat permanen hasil pemotretannya. Pada tahun 1826 Deguerre berkenalan dengan Niepce. Tiga tahun kemudian meraka membuat persetujuan untuk saling menukar pengalaman. Sebelum tercapai suatu hasil bersama, Joseph meninggal. Deguerre melumarkan selapis perak ke atas sebidang tembaga yang dipoles licin, kemudian diuapinya dengan iodina dalam kamar gelap. Perak yang diuapi dengan uap iodonia inilah yang seteleh kering menjadi peka akan cahaya. Tembaga dengan bahan peka inilah yang disinarinya dalam kamera selama 30 menit. Tembaga yang telah disinari itu diuapinya dengan uap air raksa dalam tabung yang dapat dipanaskan. Dari kaca yang berwarna dia dapat melihat perkembangan reaksi yang terjadi sampai gambar yang tadinya laten cukup muncul. Gambar ini Modul Perkuliahan Fotografi 4

5 ditetapkannya dengan hipo. Proses yang ditemukan Deguerre ini terkenal dengan nama Dsguerreotipi. Penemuan Deguerre ini dibeli oleh pemerintah Prancis dan pada tanggal 15 Juni 1839 Raja Louis Phillipe mengukuhkan pembelian penemuan baru itu sebagai hadiah untuk seluruh dunia. 4. WILLIAM HENDRY FOX TALBOT ( ) Pada zaman Deguerre, di Inggris William Hendry Fox Talbot giat pula melakukan percobaan sehingga akhirnya menemuan suatu proses untuk membuat foto dengan pinhole kamera. Sehingga bahan peka dia menggunakan perak nitrat kemudian perak chloride. Dengan bahan peka tersebut yang di lumarkannya diatas selembar kertas pada tahaun 1855 dia berhasil memotret rumahnya. Tidak lama kemudian dia menemukan perak bromida yang jauh leih peka. Talbotla yang mula mula menggunakan obat pengembang untuk menimbulkan bayangan laten dari hasil pemotretannya dan kemudian menetapkan gambar yang sudah timbul itu dengan natrium thiosulfat atau hipo yang ditemukan oleh John Hershel dalam tahun sampai sekarang ternyata hipo itumasih digunakan untuk menetapkan. Kemudian negativf kertas itu dibuatnya tembus cahaya dengan lilin. Dari negatif kertas ini dicetaknya gambar positif pada kertas pula yang sebelumnya dilumarinya dengan perak chlorida sehingga merupakan sebuah foto. Bahan pengembangan yang digunakan cuka gallik, proses ini terkenal dengan nama kalotipi yang kemudian disebut juga Talbottipi. Dengan adanya urutan tahap-tahap pengolahan yang dilakukan oleh Talbot dalam menciptakan sebuah foto yaitu memotret, mengembangkan bayangan laten, menetapkannya kemudian mencetak foto dari negatif pada selambar kertas yang peka, maka lengkaplah tahap-tahap pembuatan foto seperti yang dilakukan sekarang. Itulah sebabnya orang sering menyebut Talbot sebagai bapak fotografi moderen, walaupun hasil penemuan Talbot pada waktu itu tidak mengimbangi antusiasme orang-orang di Eropa daratan dengan Daguerreotipi. Modul Perkuliahan Fotografi 5

6 5. GEORGE EASMAN ( ) Bukan dieropa saja orang giat dalam bidang fotografi yang baru ditemukan itu, akan tetapi juga di Amerika Serikat. Salah seorang diantaranya ialah George Easman. Dia memulai karirnya dalam bidang fotografi sebagai tukang membuat plat yaitu kaca yang dilumuri dengan gelatin dimana terdapat ahan peka. Mula mula dia hanya dapat membuatnya dalam jumlah yang terbatas saja. Dalam tahun 1879 dia berhasil membuat sebuah alat yang dapat membuat peka banyak sekali. Ketika tahun 1888 dia memasarkan kamera Box dengan merk Kodak yang mudah cara menggunakannya, terjadilah suatu revolusi dalam bidang fotografi. Apalagi setelah dia menjual gulungan film dengan alas seluloid pada tahun 1891 yang dapat dimasukan ke dalam kamera pada cahaya terang sehingga lebih memudahkan lagi pekerjaan si pemotret. Hanya kamera dan film yang terjangkau oleh kantong rakyat Indonesia waktu itu, maka pada tahun 30-an fotografi sempat menyentuh perhatian beriu-ribu penggemar dinegri kita ini. Demikian populernya fotografi waktu itu sehingga dapat menambah perbendaharaan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Kamera disebut Kodak dan berpotret dakatakan Berkodak. Tidak percuma Easman memilih perkataan Kodak yang tidak ada artinya kecuali maksudnya supaya mudah diingat dan diucapkan oleh semua orang dimuka bumi ini. Suskses yang dicapai Easman lebih-lebih karana waktu itu dibanyak Negara dan tempat terdapat perwakilannya atau cabang perusahaannya. Disitu orang dapat memproses film yang telah disinari, kemudian membuat fotonya dengan ongkos yang tidak mahal. Dengan semboyan You push the button we do rest yang artinya Anda menekan tomol, kami melakukan selebihmya, Kodak menjelajahi dunia dengan jayanya. 1.3 Rangkuman asal mulanya fotografi menggunakan kamera obxcura dan pinhole kamera. Bahan peka yang bisa digunakan dalam memotret yaitu perak nitrat, bahan yang peka akan cahaya. Tokoh tokoh dalam fotografi yaitu Thomas Wedgeood, Joseph Nicephore Niepce, Louis Jacques Mande Deguerre, Willian Hendri Fox Talbot, dan George Easman. Modul Perkuliahan Fotografi 6

7 1.4 Latihan 1 Untuk mengatahui sejauh mana pemahaman anda, cobalah anda kerjakan latihan 1 berikut ini. 1. Jelaskan asal mula dihasilkannya kamera obscura! 2. Apa yang terjadi jiak perak nitrat dicampur dengan kapur lalu terkena cahaya? 3. Sebutkan 3 tokoh fotografi! 1.5 Tes Formatif 1 Berikanlah tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. B - S Fotografi adalah hasil dari dua penemuan yaitu dalam bidang ilmu alam dan ilmu kimia. 2. B - S Roger Bacon adalah orang pertama yang melengkapi alat kemera obscura dengan sebuah lensa seferhana. 3. B - S Pada pinhole kamera terdapat lensa dan lubang sebesar ujung jarum. 4. B - S Perak nitrat tidak cepat berubah jika terkena sinar lembayung. 5. B - S Diagfragma iris pada kamera dan bahan berupa akordeon dapat direnggangkan dan dirapatkan untuk mengatur ketajaman. 6. B - S Talbotlah orang yang mula mula menggunakan obat pengembang untuk menimbulkan bayangan laten dari hasil pemotreten. 7. B - S Kodak adalah merk yang pertama sekali dipasarkan. Modul Perkuliahan Fotografi 7

8 1.6 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanla jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 1 dan tes formatif 1 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1. Rumus : Tigkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100 % 7 Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % % = baik sekali. 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang - 69 % = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 2. bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 % anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1. Modul Perkuliahan Fotografi 8

9 Kegiatan Belajar 2 ANATOMI DAN PERAWATAN KAMERA SLR 2.1 Pendahuluan Selamat berjumpa kembali pada modul ini, sekarang anda memaski kegiatan belajar 2. jika anda mempunyai kamera SLR, siapkanlah kamera anda. Perhatikan dengan seksama setiap sisi kamera yang mempunyai bagian bagian tertentu, untuk memudahkan anda dalam mempelajari uraian kegiatan belajar 2 ini. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan dapat memahami Anatomi dan Perawatan Kamera SLR denga benar. Tujuan Instruksional Khusus DEngan modul kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan dapat menyebutkan hal hal berikut : Bagian-bagian atas kamera SLR. Bagian-bagian bawah kamera SLR. Bagian-bagian depan kamera SLR. Bagian-bagian belakang dan tutup belakang kamera SLR. Perinsip kerja kamera SLR. Perawatan kamera SLR. Pelajari dan amatilah kegiatan belajar ini dengan baik. Selamat mengikuti uraianberikut ini. Modul Perkuliahan Fotografi 9

10 2.2 Uraian Anatomi kamera SLR mempunyai bagian-bagian tertentu untuk itu coba anda perhatikan gambar-gambar kamera berikut dengan memperhatikan nama-nama bagiannya Perinsip Kerja Kamera SLR Kamera SLR mempunyai beberapa prinsip kerja yaitu : 1. Cahaya masuk melalui lensa. 2. Sebelum rana dibuka, cahaya dipantulkan cermin menuju pentaprisma untuk dibalikan karena pada dasarnya bayangan yang masuk kedalam kamera itu terbaik dari keadaan sesungguhnya. 3. Ketika rana dibuaka ( pelepas rana ditekan ), secara bersamaan diagfragma yang udah diatur besarnya menutup ke posisi yang ditentukan. Cermin menutup dan rana membuka ( selama yang ditentukan p[engatur kecepatan rana ). 4. Cahaya yang masuk terekan pada film yang merupakan bahan peka cahaya. 5. Cermin, rana dan diafragma kembali keadaan semula setelah waktu yang kita atur pada pengatur kecepatan rana habis Perawatan kamera Sebuah kamera menuntut pemeliharaan pemiliknya, perhatikanlah petunjuk-petunjuk mengenai pemeliharaan kamera seperti diuraikan dibawah ini : 1. Jangan sekali-kali memperbaiki kamera sendiri. serahkan hal itu kepada ahlinya. Bila memunkionkan kirim kembali ke pabriknya. 2. Kamera ada tasnya, disinilah tempat yang amanbagi kamera. Tas itu dapat melindungi kamera dari benturan-benturan. Bila kamera tidak dipakai maka tutuplah tas itu. 3. Selama mencari sasaran, jangan biarkan lensa terbuka. Pasanglah tutup lensa, agar terhindar dari debu, pasir ataupun yang lainny. Jika ada debu yang halus, apalagi sebutir pasir menempel pada permukaan lensa akibatnnya bisa fatal. Jika tidak hati-hati membersihkannya, butir debu atau pasir bisa menggores Modul Perkuliahan Fotografi 10

11 permukaan lensa. Goresan ini tidak dapat hilang dan akan terus ada pada tiap foto yang dihasilkan. 4. Lensa tidak boleh kena air. Setetes air yang menempel pada permukaan lensa akan meninggalkan bekas putih sesudah kering dan akan jelas terlihat pada foto nantinya bersihkan lensa jika ada bekas putih itu.; 5. Hindari lensa dari jari yang berminyak. Bekas minyak akan tergambar di hasil cetak foto. Bila minyak itu mleket lama pada lensa, permukaan lensa akan rusak dan berjamur. 6. Membersihkan lensa ada caranya. Mula-mula tiuplah debu yang melekat pada permukaan lensa atau sapu dengan kuas halus khusus lensa, kemudian hapus atau gosok perlahan menggunakan kain khusus lensa, jangan menggunakan kain sembarang karena kain sutra sekalipun dapat mempunyai sifat menggores pada lensa dan untuk penggunaan terbaik gunakan cairan khusus. 7. Lensa bisa berjamur kalau terlalu lama tidak dipakai, simpanlah kamera jika tidak dipergunakaan di dalam Dry Box. 8. Jauhkan kamera dari udara dari panas, jangan letakan di ruang yang terkena matahari lamgsung, misalnya ruang kemudi pada kendaraan. 2.3 Rangkuman 1. Anatomi kamera SLR terdiri dari beberpa bagian yaitu bagian atas, bagian bawah, bagian depan dan bagian belakang kamera. 2. Prinsip kerja Kamera SLR pada umumnya berasal dari masuknya cahaya melalui lensa. 3. Sebuah kamera haruslah dirawat dengan baik agar selalu awet dan bersih, terutama pada bagian lensa yang memerlukan perawatan lebih. 2.4 Latihan 2 Istilah pertanyaan berikut ini untuk mengingatkan anda mengenai uraian diatas. 1. Sebutkan bagian depan kamera! 2. Ceritakan dengan singkat prinsip kerja kamera SLR! 3. Mengapa lensa kamera tidak boleh selalu terbuka? Modul Perkuliahan Fotografi 11

12 2.5 Tes Formatif 2 Berilah tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pertanyaan berikut ini : 1. B - S pengatur kecepatan rana terdapat pada bagian atas kanera. 2. B - S Gelang focus terdapat pada bagian bawah kamera. 3. B - S Bayangan yang masuk kekamera terbalik dari keadaan sesungguhnya. 4. B - S Cahaya masuk melalui jendela bidik. 5. B - S Membersihkan lensa dapat menggunakan kain sutera. 6. B - S Untuk menahan udara yang lembab dapat menggunakan silica gel dalam tas kamera. 7. B - S Udara panas baik untuk kamera. 8. B - S Minyak yang menempel dilensa menimbulkan bekas putih. 9. B - S Skala ruang ketajaman pada bagian atas kamera disebut DOF ( Deep Of Field ). 10. B - S Ada tiga bagian pada bagian depan kamera. 2.6 umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocoakanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 2 dan tes formatif 2 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat pnguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 2 ini. Rumus : Tigkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100 % 13 Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % % = baik sekali. 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang - 69 % = kurang Modul Perkuliahan Fotografi 12

13 Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas atau lebih, Anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 3. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 % anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai. Modul Perkuliahan Fotografi 13

14 Kegiatan Belajar 3 MENGOPERASIKAN KAMERA SLR 3.1 Pendahuluan Selamat berjumpa kembali, akhirnya Anda sampai pada kegiatan belajar 3. Apakah Anda sudah siap untuk mengikuti uraian ini? Untuk itu jika Anda mempunyai kamera SLR, Anda dapat menyiapkannya supaya Anda dapat langsung mengetahui cara mengoperasikan kamera Anda. Tapi jika Anda belum mempunyai kamera SLR, Anda bisa memahami uraian modul ini dengan memperhatikan gambarnya. Dalam kegiatan belajar 3 ini akan diuraikan bagaimana cara mengoperasikan kamera untuk menghasilkan foto yang bagus sehingga Anda dapat memahami langkah-langkah memotret dengan baik. Tujuan Instruksional Umum Modul ini dimaksudkan untuk membantu Anda dalam mengetahui cara mengoperasikan kamera dengan memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk memotret. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan lebih memahami hal-hal sebagai berikut: Cara mengisi kamera Cara memegang kamera Cara memotret Cara menggulung film 3.2 Uraian dan Contoh Setelah mengenal berbagai jenis kamera yang ada dan cara kerjanya, maka kita mengira-ngira untuk mengambil sebuah gambar. Hal yang paling penting sebelum pengambilan gambar atau melakukan pemotretan adalah melakukan persiapan-persiapan, daripada hanya sebuah teori. Modul Perkuliahan Fotografi 14

15 Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memotret, yaitu: I. Mengisi Film Untuk sebuah kamera, khususnya kamera SLR atau otomatis, format film yang digunakan adalah standar yaitu 35 mm. Proses ataupun cara pengisian film ke dalam kamera kurang lebih sama. Berikut ini langkah-langkah pengisian film: A. Langkah pertama adalah mempersiapkan yang akan kita isi. B. Lepaskan kancing di bagian kamera dengan menarik tombol rewind ke arah atas, setelah itu buka penuh ke arah kanan C. Selongsongan film dimasukkan pada kamar film di bawah. Tombol rewind dengan ujung spool (kumparan) pusat yang menonjol ke bawah lalu dorong kembali ke bawah. Mungkin Anda harus memutarnya sedikit agar ujung yang bercabang mencapai atau masuk ke dalam spool di ujung kumparan. Tarik film keluar dari selongsongan sepanjang punggung kamera agar mencapai ke spiodle take-up. D. Setelah itu pastikan bahwa lubang-lubang di bagian bawah terikat oleh gigi jendela. E. Tutup punggung kamera yang ada, jika film dikokang terus maka penghitung frame akan menunjuk angka 1 dan Anda siap untuk mengambil gambar yang pertama. Ketika Anda mengokang film, tombol rewind harus berputar juga sebagai tanda bahwa film yang ada tertarik dari selongsongan film. Jika tombol rewind tidak berputar, putar kembali tombol rewind secara perlahanlahan untuk memeriksa apakah film kendur. Jika tombol tidak bisa diputar dengan mudah, dan tetap tidak bergerak ketika Anda menarik film, maka ada yang salah. Gulung kembali untuk mengeluarkan film dan mulai lagi dari awal. Perhatikan gambar 1, cara pengisian film 1. Tarik tombol rewind dan buka punggung kamera 2. Masukkan selongsongan film 3. Tempelkan atau kaitkan ujungnya ke dalam take-up spool 4. Periksa gerakan gigi jendela] 5. Tutupi punggung kamera Modul Perkuliahan Fotografi 15

16 6. Kokang film hingga mencapai angka 0 pada frame angka 7. Steel kecepatan film Gambar 1 Modul Perkuliahan Fotografi 16

17 II. Memegang Kamera Salah satu sebab paling umum mengapa gambar tidak tajam adalah guncangan kamera, yaitu gerakan kamera saat pengambilan gambar. Saat gambar diambil, gambar subjek diproyeksikan pada film oleh lensa. Jika kamera bergerak meskipun tidak terasa, sementara shutter terbuka, maka gambar yang ditempatkan pada film menghasilkan gambar ganda atau banyak. Dalam banyak kasus gerakan atau guncangan kamera begitu kecil sehingga gambar yang sebenarnya berbeda tidak dapat dibedakan. Hasilnya adalah penebalan garis lurus dan pembesaran detail sehingga gambar menjadi kurang tajam dari yang sebetulnya mampu dihasilkan oleh kamera. Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus selalu dilakukan. Peganglah kamera dengan mantap sehingga tidak bergerak meskipun pada kecepatan tinggi. Pada kecepatan yang lebih rendah maka resiko guncangan kamera dengan sendirinya akan lebih besar. Umumnya agar dapat memegang kamera dengan mantap, fotografer harus berdiri tegak dengan kaki sedikit renggang sehingga berat badan terbagi secara merata pada kedua kaki. Kamera dipegang dengan mantap tapi tidak terlalu berat dengan kedua tangan dan lengan menjauhi badan serta membentuk siku yang menekuk. Perhatikan gambar 2, cara memegang kamera Pegangan Horizontal dan Vertikal Perhatikan pada gambar 2.1 pegangan termudah untuk gambar horizontal yaitu tangan kiri memfokus dan menjalankan bukaan diafragma dan jarak lensa, sedangkan tangan kanan memutar film dan melepas shutter. Perhatikan pada gambar 2.2 pegangan untuk gambar vertikal, seperti ditunjukkan berupa jari pertama atau tangan kanan menekan shutter, dan jempol berfungsi untuk memutar film dan tangan kiri berada di posisi bawah tangan kanan dengan memegang lensa. Modul Perkuliahan Fotografi 17

18 Gambar 2 Modul Perkuliahan Fotografi 18

19 Manfaatkan bantuan yang ada di sekitar Anda bisa dengan menyandarkan kamera atau siku pada dinding, punggung kursi atau menyandarkan pada pohon, tiang lampu ataupun yang lainnya atau bahkan dengan bertiarap dan menopangkan siku di tanah. Terkadang anda dapat menggunakan kaki tiga (tripod) pada sebuah kamera dan membiarkan memotret sendiri dengan self timer. Ingatlah bahwa gambar yang tidak tajam bisa dihasilkan oleh penempatan gambar yang terpecah, karena itu sudut pandang yang makin sempit dari lensa dengan focal length yang makin panjang dapat menyebabkan gambar kabur dengan gerakan kamera l;ebih sedikit daripada jika lensa focus atau focal length yang pendek. Kamera harus dalam keadaan diam agar menghasilkan gambar yang tajam. Guncangan kamera adalah musuh gambar yang tajam jadi usahakan pegangan yang mudah dan mantap agar kamera dalam keadaan diam pada saat gambar diambil. III. Memotret Pada tahap ini adalah langkah yang dilakukan setelah Anda mengisi film dan akan melakukan pemotretan. Anda dapat melakukan beberapa langkah yang harus diperhatikan pada saat pemotretan, yaitu: A.. Sesuaikan kamera dengan ASA film yang dipakai, biasanya terdapat pada pengatur kecepatan rana. Angka B pada rana adalah singkatan Bulb yang berarti membukanya rana tergantung lamanya pemotret menekan tombol pelepas rana. A. Jenis Rana a. Between The Lens Shutter Dari namanya kita ketahui letak rana ini yaitu pada lensa. Terdiri dari beberapa keping daun logam menutupi belakang lensa yang membuka hanya jika tombol lepas rana aktif. Rana ini disebut juga leaf shutter. Perhatikan gambar 4.1 berikut: Modul Perkuliahan Fotografi 19

20 b. Focal Plane Shutter Rana ini terletakpersisi di depan film pada badan kamera, menutupi film dari cahaya. Rana ini terdiri dari dua tirai yang terbuat dari kanvas atau logam tipis. Perhatikan gambar 4.2 berikut ini: Perhatikan pada gambar 3, pada ASA ditetapkan standar yang sudah buka untuk porsi cahaya. Biasanya standar ini dituliskan pada bungkus film (Exposure Guide Table) dengan panduan sesuai cahaya, seperti terlihat pada gambar 3.1. B. Memilih Subjek Setelah menyesuaikan kamera dengan ASA film yang digunakan maka langkah adalah mencari subyek foto yang kita inginkan, disini tentunya Anda sebagai Fotografer harus jeli dan sermat dalam melihat lingkungan yang ada disekitar Anda. Setelah mendapatkan sukyek foto yang Anda inginkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda memotret yaitu ada pada langkah selanjutnya. Modul Perkuliahan Fotografi 20

21 C.. Memilih Kecepatan Rana/Shutter. Rana adalah sebuat alat yang mengatur masuknya cahaya dalam waktu yang telah ditentukan. Rana berhubungan dengan waktu maka satuan rana adalah second atau detik. Perhatikanm gambar 4 berikut ini : Secara umum pada kamera SLR untuk rana adalah sebagai berikut : 1, 1/2., 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000 dan B Angka angka tersebut diatas ditulis pada pengatur kecepatan tanpa meniliskan 1: 1, 2, 4, 8, 15, dst. Rana ini mempunyai 2 keuntungan dibanding Bedween-the lans Shutter yaitu: 1. Memungkinkan lensa tukar dibuat dengan biaya lebih murah karena tidak perlu membuat rana pada lensa. 2. Dapat melakukan penyinaran dengan kecepatan yang lebih tinggi. Kecepatan rana harus sesuai dengan subyek karena kecepatan cahaya hingga tingkat tertentu, tergantung pada subyek. Sebuah subyek statis biasanyua dapat difoto pada kecepatan mana saja, baik tinggi atau rendah tapi subyek foto yang bergerak harus difoto pada kecepatan yang tinggi untuk menghindari hasil gambar yang kabur. D. Memilih Bukaan Diafragma. Diafragma adalah bagian dari kamera yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam kamera, hal ini dinyatakan dalam satuan f- stop. a. Bentuk diafragma. Diafragma terdiri dari beberapa daun logam yang membentuk segi banyak dalam suatu lingkaran. Segi banyak yang merupakan lubang masuknya cahaya diantara daun-daun logam tersebut dan dapat diatur besarnya. Modul Perkuliahan Fotografi 21

22 b. F-Stop Nilai diafragma dinyatakan dengan f-stop yang ditulis dengan f / angka. Pada gelang diafragma terlihat angka-angka 2.8, 4, 5.6, 8, 11, 16, 22, berarti bahwa lensa tersebut dapat membuka diafragma dengan f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22. Berikut kita lihat perbedaannya pada gambar 5.1 dan 5.2. Pada gambar terlihat bahwa dengan angka yang kecil, lobang atau seterusnya kita namakan bukaan terbuka besar maka cahaya yang masuk akan lebih banyak. Sebaliknya jika angka besar, bukaan kecil maka cahaya yang masuk akan sedikit. c. Hubungan antar f/stop pada kamera Menaikkan satu f/stop (mengurangi angka f/stop) akan menambah cahaya yang masuk dua kali dari bukaan sebelumnya. Menurunkan f/stop (menambah angka f/stop) akan mengurangi cahaya yang masuk setengah kali bukaan sebelumnya. Contoh: f/4 menyalurkan cahaya dua kali f/5.6 f/11 menyalurkan cahaya setengah kali f/8 Susunan lengkap f/stop dengan perbandingan cahaya masuk setengah kali bukaan sebelumnya (makin lama bukaan makin kecil): Apabila angka-angka yang tertera tidak lagi sesuai dengan aturan ini maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan angka yang berbeda tersebut tidak sama dengan 1:2 (dengan bukaan sebelumnya ataupun sesudahnya) Contoh: f/1.8 menyalurkan cahaya 1.3 kali f/2 f/3.5 menyalurkan cahaya 1.25 kali f/4 f/1.9 kira-kira sama dengan f/2 Untuk menghapal urutan diafragma Anda bisa menulisnya seperti ini: Modul Perkuliahan Fotografi 22

23 E. Melakukan Komposisi Komposisi dalam fotografi adalah cara menyusun elemen foto ke dalam format foto yang tujuannya untuk menyatukan elemen yang berbeda menjadi kkesatuan yang seimbang dan harmonis sehingga foto tersebut enak dilihat dan hidup. Dalam komposisi foto ini Anda harus memperhatikannya. F. Melakukan Pengokangan. Melakukan pengokangan berarti Anda telah melakukan penarikan film dari selongsongan yang ada dalam punggung kamera. Melakukan pengokangan ini biasanya menggunakan jempol kanan. G. Menajamkan Gambar. Cara melakukan penajaman gambar biasanya dilakukan di view finder. Cahaya dibelokkan dari cermin dan dibalikkan oleh pentaprisma kemudian menuju jendela bidik, pada jendela bidik itu ditafsirkan kembali oleh view finder. View finder memberitahu pemotret apakah subjek telah difokuskan dengan benar. Dalam fotografi terdapat bermacam-macam system view finder dalam menentukan fokus: a. Double Image Gambar yang belum focus akan kelihatan berganda dan makin hilang jika mendekati fokus. b. Patah Silang Terdiri dari lingkaran terbelah dua. Jika gambar belum fokus garis yang melalui dua bagian tersebut akan terpotong (hanya dalam lingkarannya) dan jika fokus tepat maka bagian garis pada lingkaran akan menyatu. c. Prisma Mikro Jika belum fokus, secara keseluruhan gambar akan kabur. Modul Perkuliahan Fotografi 23

24 Selain view finder pada jendela bidik terdapat pula informasi-informasi mengenai keadaan kamera. Informasi yang dimuat antara lain mengenai petunjuk kecepatan rana dan light meter indicator. H. Melepaskan bidikan. Jika semua telah siap dan telah kita tentukan dan momen yang Anda anggap tetap, maka Anda dapat melepaskan bidikan dengan menekan tombol shutter dengan jari telunjuk kanan dan usahakan dalam melepaskan bidikan kamera yang Anda gunakan tidak goyang seperti yang telah dijelaskan di depan terlebih dahulu. IV. Menggulung Film Prosedur mengosongkan atau menggulung film dengan kamera di semua model sama. Langkah pertama yaitu periksalah apakah tuas pengokang sudah tidak dapat bergerak lagi atau petunjuk film telah menunjukkan angka akhir banyaknya film. Selanjutnya adalah tekan tombol rewind yang ada di bagian bawah kamera. Sekali ditekan maka tombol akan tetap tertekan. Tarik tombol rewind dan putar sesuai dengan arah panah pada kenop rewind. Dibutuhkan banyak putaran sebelum seluruh selongsongan film tergulung. Anda tahu kapan proses ini selesai karena terdapat pengurangan tegangan secara mendadak pada engkol. Jika proses tersebut telah dilalui maka buka punggung kamera dan keluarkan selongsongan film dengan cara menarik kenop rewind ke atas lagi. Setelah itu kamera siap diisi kembali. Perhatikan gambar 6 cara menggulung film: Modul Perkuliahan Fotografi 24

25 1. Tekan tombol rewind 2. Tarik dan putar engkol tombol rewind hingga film meninggalkan take-up spool 3. Tarik ke atas tombol rewind dan buka punggung kamera 4. Keluarkan selongsongan film 5. Tutup punggung kamera Gambar 6 Modul Perkuliahan Fotografi 25

26 3.3 Rangkuman Anda telahmempelajari cara mengoperasikan kamera dan yang perlu Anda ingat ada beberapa langkah yang diperlukan dalam memotret, yaitu: 1. Mengisi Film 2. Memegang Kamera 3. Memotret 4. Menggulung Film Selamat Memotret Semoga Anda Sukses 3.4 Latihan 3 Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda, cobalah Anda jawab pertanyaan di bawah ini: 1. Ceritakan cara pengisisan film dalam kamera dengan singkat 2. Sebutkan langkah-langkah dalam memotret 3. Apa saja yang harus diperhatikan dlam melakukan komposisi 3.5 Test Formatif 3 Berilah tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut Anda pada pertanyaan berikut ini: 1. B S Langkah pertama dalam melakukan pemotretan adalah dengan menentukan subjek foto yang kita tentukan. 2. B S Pedoman yang digunakan bahwa sebuah film telah terpasang dengan baik yaitu dengan melihat pada frame counter. 3. B S Salah satu yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan yaitu dengan menentukan komposisi yang ada. 4. B S Ada dua cara memegang kamera yaitu dengan pemegangan horizontal dan vertikal. 5. B S Salah satu cara untuk mengetahui bahwa film yang kita gunakan telah habis dengan cara melihat apakah tuas pengokang sudah tidak dapat bergerak lagi. 6. B S Agar memegang kamera dengan mantap maka fotografer harus berdiri tegak dengan kaki rapat sehingga berat badan seimbang. Modul Perkuliahan Fotografi 26

27 7. B S Kecepatan sebuah pelepas shutter 1/60 lebih cepat daripada 1/30 detik. 8. B S Pemegangan kamera yang tidak kuat dapat menyebabkan sebuah foto jadi kabur. 9. B S Hal yang perlu kita perhatikan dalam menggunakan kamera adalah cara pengisian sebuah film. 10. B S Ada tiga jenis cara memfokuskan dan salah satunya yaitu double image. 3.6 Test Uji Coba Untuk mengetahui kemampuan Anda dalam mengoperasikan kamera cobalah Anda lakukan kegiatan di bawah ini dan hasilnya. Anda isi pada kolom penilaian dengan tanda check list pada skor penilaian dan berilah keterangan. No Nama Kegiatan Penilaian Keterangan Ya Tidak 1. Apakah film yang Anda isi pada kamera telah terpasang dengan baik. 2. Apakah Anda sudah dapat memegang kamera dengan pegangan horizontal dan vertikal. 3. Apakah Anda sudah dapat mengatur kecepatan rana ketika akan memotret. 4. Apakah Anda sudah melakukan komposisi yang baik dalam memotret. 5. Apakah dalam menggulung film Anda mendapatkan kesulitan. Modul Perkuliahan Fotografi 27

28 3.7 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban latihan 3 dan test formatif 3 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3. Rumus: Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100 % 13 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 % % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang - 69 % = kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % k eats atau lebih Anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 4. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Modul Perkuliahan Fotografi 28

29 Kegiatan Belajar 4 PENCAHAYAAN 4.1 Pendahuluan Baiklah, setelah mempelajari kegiatan belajar 1 3 ini, kini Anda akan di ajak menyelami masalah yang paling utam dlaam Fotografi. Benar! Ini adalah masalah pencahayaan. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan pencahayaan? Jika tidak, berarti Anda tepat sekali untuk mulai membuka, membaca dan belajar pada kegiatan belajar 4 ini. Selamat membaca dan berkarya! Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari penggalan modul ini, Anda diharapkan dapat memahami masalah pencahayaan dan beberapa aspek yang berperan penting dalam proses penciptaan karya foto Anda. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, Anda diharapkan mampu: Menjelaskan pencahayaan dalam fotografi Menyebutkan sumber cahaya dalam fotografi Membedakan tiga kategori kualitas sinar (intensitas cahaya) Menyebutkan 7 macam arah datangnya sinar / pencahayaan Menjelaskan hubungan antara bukaan difragma, kecepatan rana dan iso film dengan pencahayaan Mempraktekkan proses pencahayaan yang Anda inginkan dengan menggunakan kamera SLR 4.2 Uraian dan Contoh A. CAHAYA DALAM FOTOGRAFI Seperti yang Anda ketahui dari kegiatan belajar sebelumnya, bahwa memotret tidak mungkin dilakukan dalam keadaan gelap gulita, jika Anda menginginkan hasil yang maksimal. Untuk itu memang harus ada sinar atau cahaya yang masuk ke dalam kamera. Nah, unsure cahaya inilah yang menentukan bagus tidaknya hasil pemotretan. Jadi dapat Modul Perkuliahan Fotografi 29

30 disimpulkan, bahwa pencahayaan dalam fotografi adalah hal yang mutlak dan harus ada. Fotografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana menggambar atau merekam dengan bantuan cahaya atau sinar dengan hasil foto atau potret. Cahaya sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu bahan dasar dalam proses menggambar itu. Tanpa ada cahaya maka suatu gambar atau karya fotografi tidak akan tercipta. Tahukah Anda ada berapa pencahayaan dalam fotografi? Pencahayaan dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu: 1. Pencahayaan untuk sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi, atau yang lebih Anda kenal dengan Exposure. 2. Pencahayaan untuk dramatisasi dalam fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (lighting set up) EXPOSURE Exposure di sini berkaitan dengan kecepatan film (ASA), diafragma pada lensa, dan kecepatan shutter kamera. Pencahayaan di sini hanya sekedar untuk menghasilkan gambar yang tidak under atau over exposure, ini adalah pencahayaan yang sangat dasar dalam fotografi. Walaupun demikian, Anda jangan Meremehkannya, karena exposure yang tepat sangatlah mutlak untuk menghasilkan foto yang baik. Hal ini berlaku oleh yang baru belajar fotografi hingga yang sudah ahli. TATA CAHAYA (LIGHTING SET UP) Biasanya kita menggunakan tata cahaya di dalam studio. Walaupun tidak jarang ada yang menggunakannya di luar gedung atau studio. Tata cahaya ini dipakai, setelah anda menguasai exposure yang benar guna menghasilkan gambar yang memeberi kesan artistik ataupun dramatik. Untuk itu anda harus mengetahui arah datangnya sinar/cahaya. Karena dalam tata cahaya kita bermain dengan arah datangnya sinar. Bagaimana proses terciptanya suatu karya fotografi? Proses tersebut terjadi pada saat film yang mempunyai bahan peka cahaya di dalam kamera tersinari dan merekam warna cahaya dari suatu benda yang melintasi kamera. Modul Perkuliahan Fotografi 30

31 Image yang terjadi pada film negatif karena adanya cahaya yang mengenai dan melukai nya sehingga menimbulkan bekas-bekas tertentu. Film memang materi yang dibuat peka cahaya. Namun agar film dapat merekam image dengan baik, harus ada aturan-aturan tertentu. Aturan pertama adalah, cahaya harus datang dengan terarah. Ini adalh tugas lensa. Yaitu memindahkan suatu image tiga dimensi ke dalam badan kamera agar terekam dalam bentuk dua dimensi. Tanpa lensa, tidak ada kamera yang bisa bekerja untuk fotografi. Aturan kedua adalah, jumlah cahaya yang masuk harus pas dengan keadaan film yang terpasang. Dengan demikian untuk mendapatkan jumlah cahaya yang pas, Anda harus mengetahui pula asal sumber cahaya, intensitas cahaya, serta arah dari sinar atau cahaya itu datang mengenai objek. Hal inilah yang nanti akan kita bahas pada point berikutnya. B. SUMBER CAHAYA Mtahari, bulan, bintang, api, lilin, senter, lampu pijar, neon, lampu kilat (flash) studio, dan pantulan cahaya benda mengkilat dapat dikatakan sebagai sumber-sumber cahaya. Sumber-sumber cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini : a. Sumber cahaya alam Yaitu sumber cahaya yang berasal dari Yang Maha Kuasa, biasanya memiliki cahaya yang lebih kuat. Misalnya : matahari, bulan, bintang, dll. b. Sumber cahaya buatan Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat atau diciptakan oleh manusia. Misalnya : lampu pijar, neon, lampu kilat, lilin, lentera, api, dll. Modul Perkuliahan Fotografi 31

32 C. KUALITAS CAHAYA Kualitas cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh sumber cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Keras Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya yang kontras antara gelap dan terang. 2. Sedang Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya lembut antara gelap dan terang. 3. Lemah Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya baur/tidak kentara antara terang dan gelap. D. ARAH CAHAYA Yaitu arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di depan kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara lain : 1. Sinar depan/muka Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi. 2. Sinar belakang (Back Light) Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair, yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara : - Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting. - Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor - Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop Modul Perkuliahan Fotografi 32

33 3. Sinar samping (Side Light) Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera. 4. Sinar atas Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah obyek. 5. Sinar kunci Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi. Masuknya cahaya ke dalam kamera bisa diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember, besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang lain. Kalau embernya besar jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun kalu membuka kerannya makin lebar, waktu mengisipun menjadi semakin singkat. Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda pakai. Makin rendah ISO film yang anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi film dengan ISO 100 membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film dengan ISO 400. Dengan kata lain, film dengan ISO 400 lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film (makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk pemakaian sehari-hari, film yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200 atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya dapat anda pakai untuk keperluan artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto yang akan dicetak dalam ukuran yang sangat besar. Sedangkan film dengan ISO tinggi umumnya dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh menggunakan lampu kilat), misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera. Namun, anda jangan menggunakan ISO film yang tinggi ini, jika anda tidah ingin hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO tinggi mempunyai resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan suasana saat momen atau peristiwa itu terjadi. Modul Perkuliahan Fotografi 33

34 Oleh karena itu, bukaan diafragma (kecepatan rana) ISO film, sangat berpengaruh dalam pemotretan. Kesalahan dalam satu unsur saja, bisa dipastikan akan mempengaruhi hasil pemotretan. Tips untuk anda : 1. Ada 2 titik penting guna memulai pengaturan pada kamera anda yang masih menyangkut tentang pencahayaan yaitu : Apakah kamera yang anda gunakan dilengkapi dengan pengukur cahaya? atau kamera yang anda gunakan sudah tidak dilengkapi oleh pengukur cahaya, atau pengukur cahaya pada kamera anda sudah tidak berfungsi lagi? Bagaimana cara mengatasinya, jika terjadi hal ini? Jangan bingung! Pertama, sebenarnya anda masih bisa memotret dengan sangat baik jika kamera ini hanya sebagai kamere kedua. Artinya, ada kamera lain berpengukur cahaya yang dipakai bersamaan. Penyetelan kamera yang tanpa pengukur cahaya bisa meniru penyetelan lainnya. Namun kalau kamera tanpa pengukur cahaya itu hanya satu-satunya, anda dapat memekainya dengan beberapa catatan : 1) Sebaiknya anda memotret dengan film negatif yang mam pu bertoleransi kesalahan pencahayaan sampai dengan dua stop (ingat penjelasan megenai hal ini di kegiatan belajar sebelumnya). 2) Anda harus tau betul ISO film yang anda pakai saat memotret. 3) Sebaiknya cara ini (tanpa pengukur cahaya) hanya dipakai untuk memotret di alam terbuka saja pada cahaya matahari. 4) Saran selanjutnya, anda harus siap kalau beberapa foto anda sama sekali tidak bisa dipakai akibat kesalahan pencahayaan yang terlalu parah. Dengan pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai dengan ISO film yang anda pakai. Kalau sampai salah, sia-sia saja pengukur cahaya yang ada. Cara menggunakan pengukur cahaya : Pada suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah sasaran, lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over), dan minus (yang artinya under) atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur cahaya Modul Perkuliahan Fotografi 34

35 mengatakan OK, anda dapat mengubah-ubah kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan Rangkuman Cahaya merupakan unsur terpenting dalam fotografi karena ia sebagai salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya suatu karya fotografi yang dapat menimbulkan suatu kesan tertentu. Sumber cahaya terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Sumber cahaya alam 2. Sumber cahaya buatan Pencahayaan secara garis besar terbagi atas : 1. Exposure 2. Tata cahaya Kualitas cahaya dibagi menjadi 3 kategori : 1. Keras 2. Sedang 3. Lemah Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, yaitu : 1. Sinar depan, 2. Sinar belakang, 3. Sinar samping, 4. Sinar atas 5. Sinar kunci, 6. Sinar back ground, 7. Sinar baur Pencahayaan sangat berhubungan erat dengan hasil foto yang baik. Hal ini diantaranya dengan kesesuaian cara pengaturan bukaan diafragma, kecepatan rana dan ISO film yang digunakan. Kamera yang memiliki pengukur cahaya, lebih mudah dalam mengkombinasikan setelan awal dalam memotret suatu peristiwa tertenu dalam suasana tertentu pula Latihan 4 Untuk menhetahui sejauh mana pemahaman nada tentang pencahayaan, kerjakamlah tugas berikut ini dengan jujur! 1. Mengapa pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi? 2. Apa yang dimaksud dengan Exposure? 3. Apa bedanya exposure dengan tata cahaya? 4. Berapa sumber cahaya yang anda ketahui? 5. Apakah maksud kualitas cahaya seimbang? Modul Perkuliahan Fotografi 35

36 Tes Formatif 4 Beri tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pernyataan berikut ini! 1. B S Sinar belakang dimanfaatkan untuk menimbulkan efek aura disekitar siluet obyek. 2. B S Flair maksudnya adalah masuknya bias sinar tidak langsung ke dalam lensa. 3. B S Mengatasi flair hanya bisa diantisipasi dengan mengggunakan cahaya pengisi (fill in) atau reflektor. 4. B S Ukuran setelan pada bukaan diafragma mempengaruhi unsur cahaya yang masuk. 5. B S Film yang ISOnya lebih rendah, membutuhkan sedikit cahaya dibandingkan film dengan ISO yang tinggi. 6. B S Film dengan ISO tinggi biasanya dipakai untuk foto-foto olah raga dan pertunjukan opera. 7. B S Film denga ISO rendah dimanfaatkan untuk mengabadikan momen yang membutuhkan ketajaman detil. 8. B S Kecepatan rana 1/125 detik lebih cepat dari kecepatan rana 1/60 detik. 9. B S Untuk mencegah kondisi under, sebaiknya anda mengganti film dengan ISO yang lebih tinggi. 10. B S Makin besar bukaan diafragma, maka makin blur latar belakang fotonya Umpan Balik Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 4 dan tes formatif 4 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4. Rumus : Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x Arti tingkat penguasaan yang anda capai : Modul Perkuliahan Fotografi 36

37 90 % % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang < 70 % = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 5. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan anda masih di bawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 4. Terutama pada uraian yang belum anda kuasai. Modul Perkuliahan Fotografi 37

38 Kegiatan Belajar 5 PELUANG BISNIS FOTOGRAFI DI KAMPUS a. Pendahuluan Bagaimana kabar anda sekarang, senang dapat berjumpa kembali dengan anda dalam kegiatan belajar yang terakhir ini. Dalam kegiatan belajar yang terdahulu anda sudah banyak mempelajari sejarah fotografi beserta teknik-teknik dasar fotografi. Pada kegiatan belajar 5 ini akan diuraikan bagaimana anda dapat mempromosikan tentang keahlian yang nada miliki yaitu fotografi. Pada uraian ini merupakan hal penting yang harus anda peklajari yaitu dengan melihat peluang bisnis di kampus. Nantinya anda akan melihat begiti banyak peluang bisnis di dalam kampus terutama dalam hal fotografi. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul dalam kegiatan belajar 5 ini, anda diharapkan dapat menembus peluang bisnis fotografi dan mempromosikan diri anda dengan sukses. Tujuam Instruksional Khusus Dengan mempelajari kegiatan belajar 5 modul ini, anda diharapkan dapat mempunyai kemampuan dan melakukan hal-hal sebagai berikut : Percaya diri Ramah dan suka bergaul Pemberani Melihat mmoment fotografi di kampus b. Uraian dan contoh Kampus sebagai tempat dimana mahasiswa belajar, mempunyai sirkulasi yang terbagi tiga, yaitu pertama, sebuah kampus yang sirkulasi mahasiswanya antara mahasiswa per hari. Ini adalah ukuran kampus kecil yang biasanya universitas ini tidak terlalu besar, sedangkan sirkulasi yang kedua adalah sebush kampus yang dihadiri tiap hari oleh mahasiswa mahasiswa per hari, kampus ini merupakan kampus yang relatif cukup besar dan biasanya adalah kampus yang berada dalam satu wilayah Modul Perkuliahan Fotografi 38

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si Fotografi I Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si Kamera Berasal dari bahasa latin Camera Obscura yang berarti kamar gelap/kotak gelap (tidak tembus sinar/cahaya) Kamera foto yg paling sederhana dpt

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi bagian tubuh kamera dengan perhitungan kombinasi angka angka. 2. Memberikan pemahaman mengenai bagian - bagian tubuh kamera. 3. Memberikan pemahaman

Lebih terperinci

Fotografi Dasar. Bayu Widiantoro & Simon Dodit. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum & Komunikasi Unika Soegijapranata

Fotografi Dasar. Bayu Widiantoro & Simon Dodit. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum & Komunikasi Unika Soegijapranata Fotografi Dasar Bayu Widiantoro & Simon Dodit Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum & Komunikasi Unika Soegijapranata Mengapa perlu FOTOgrafi Sisi Positif sebuah GAMBAR Lebih dapat cepat menyampaikan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah film. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan film. 3. Memberikan pemahaman mengenai bagian bagian bahan dasar film. 4. Memberikan

Lebih terperinci

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film Anatomi KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film KAMERA Kotak kedap cahaya yang mempunyai lobang untuk meloloskan cahaya dan tempat untuk memasang film Cahaya yang masuk melalui lobang akan

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

Supaya Foto Tidak Blur

Supaya Foto Tidak Blur Supaya Foto Tidak Blur Supaya Foto Tidak Blur Perhatikan gambar diatas, bagian sisi kanan subjek sangat blur. Biasanya, kesalahan fotografer pemula adalah salah memperhitungkan shutter speed (kecepatan

Lebih terperinci

Oleh : Ari Bowo Sucipto

Oleh : Ari Bowo Sucipto Oleh : Ari Bowo Sucipto PENGENALAN KAMERA A. KAMERA Secara umum pengertian kamera adalah alat untuk merekam obyek, gambar, imaji melalui sebuah lubang pada lensa yang melibatkan pencahayaan disekitar obyek

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

Kecepatan /rana /shutter speed Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik

Kecepatan /rana /shutter speed Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik Mengembangkan Bahan Informasi Teknik Fotografi Apa itu Fotografi? Fotografi adalah seni atau suatu proses penghasilan gambar dan cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk ke lensa kemudian diteruskan ke

Lebih terperinci

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I DASAR-DASAR FOTOGRAFI 1. Antara Mata Manusia Dan Mata Kamera Secara sekilas melakukan potret-memotret adalah perkara yang mudah.beberapa tipe produk kamera saku memang disediakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3! 2.1 Pengelompokan Kamera Foto

PERTEMUAN 3! 2.1 Pengelompokan Kamera Foto PERTEMUAN 3! 2.1 Pengelompokan Kamera Foto Kamera berasal dari kata Camer (Belanda), yang berarti : ruang kedap cahaya Kamera didefinisikan juga sebagai media untuk berkomunikasi dengan baik ataupun kreatif,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman media-media studio foto. 2. Memberikan pemahaman cara kerja media-media studio foto. 3. Memberikan pemahaman efek bayangan dari media-media studio foto.

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai definisi kamera. 2. Memberikan pemahaman jenis jenis kamera berdasarkan pengelompokannya. 3. Memberikan pemahaman mengenai bentuk fisik, fungsi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA Oleh : Suparno Pembinaan Tenaga Pendaftaran Cagar Budaya Makasar, Juli 2013 PENGERTIAN PEMOTRETAN Pemotetan adalah seni dan pengetahuan yang dalam praktek kegiatannya menghasilkan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai definisi kamera. 2. Memberikan pemahaman jenis jenis kamera berdasarkan pengelompokannya. 3. Memberikan pemahaman mengenai bentuk fisik, fungsi

Lebih terperinci

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel Sudah tahukah kamu bagaimana menghasilkan foto yang bagus hanya dengan kamera ponsel? Coba baca dulu artikel ini yuk! Simak 20 tips jitu dari kami yuk! Concept & Creation Indonesia Creative Imaging Solution

Lebih terperinci

Ni Luh Putu Kurniawati, S.Kom. SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011

Ni Luh Putu Kurniawati, S.Kom. SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011 Ni Luh Putu Kurniawati, S.Kom SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011 Merawat Peralatan Multimedia 1. Menjelaskan Langkah-langkah perawatan peralatan Multimedia 2. Membuat kartu perawatan Peralatan Multimedia

Lebih terperinci

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR ) JENIS KAMERA Kamera sederhana FOTOGRAFI JENIS KAMERA Rangefinder (RF) Camera RANGEFINDER (RF) CAMERA Menggunakan dua buah alat untuk menyatukan gambar yang kita lihat. Gambar dilihat melalui viewfinder

Lebih terperinci

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn Teknik Dasar Fotografi Daniar Wikan Setyanto, M.Sn A. FOKUS Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO Saat ini banyak peralatan baru studio foto dengan beragam jenis dan kualitas yang merupakn dampak dari perkembangan teknologi fotografi. Hal ini di samping akan memudahkan pekerjaan,

Lebih terperinci

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat.

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat. Bukaan Lensa Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat. Bukaan lensa biasa juga disebut bukaan diafragma

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR]

Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR] Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR] ANATOMI KAMERA Secara sederhana, kamera adalah sebuah kotak kedap cahaya yang didalamnya terdapat tempat memasang film. Kotak tersebut

Lebih terperinci

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN MIKROSKOP A. PENDAHULUAN Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek

Lebih terperinci

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak D. FILM Selain kamera, film yang digunakan dalam pemotretan mengalami perkembangan tersendiri. Pertama kali film negatif muncul pada tahun 1604. Pada saat itu, Anglo Sala melakukan percobaan terhadap campuran

Lebih terperinci

Created By : Lailatul Khairiah KELAS X ALAT OPTIK (KAMERA)

Created By : Lailatul Khairiah KELAS X ALAT OPTIK (KAMERA) Created By : Lailatul Khairiah 1305786 BAHAN AJAR FISIKA ALAT OPTIK (KAMERA) KELAS X MODUL FISIKA TENTANG KAMERA 0 Bismillahirahmanirrahim, KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah film. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan film. 3. Memberikan pemahaman mengenai bagian bagian bahan dasar film. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret LCC LP3I Balikpapan 20 Maret 2017 Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan Graphos yang artinya melukis. Jadi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman pencahayaan dengan peralatan studio. 2. Memberikan pemahaman pengukuran pencahayaan pada model. 3. Memberikan pemahaman pencahyaan dengan satu sumber

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses pelaksanaan umum BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN Dalam operasional studio setiap bagian pekerjaan haruslah saling mendukung. Dalam studio ini pembagian divisi dilakukan secara mutlak atau harus

Lebih terperinci

Lensa Tele (Telephoto)

Lensa Tele (Telephoto) Lensa Tele (Telephoto) Telephoto Zoom Lenses These high-magnification lenses cover a broad range of focal lengths from wide to telephoto and exhibit outstanding performance whether shooting faraway athletes

Lebih terperinci

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih Fotografi I FILM Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilihat dan dinikmati. Sbg alat rekam,

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

Siapa Saja Bisa Motret! FB: 081522640424 Siapa Saja Bisa Motret! 085298002228 budiekoharto@gmail.com ppekalimantan@gmail.com FB: budihartoeko76@yahoo.com Materi sudah lengkap (aspek legal, teknis website dan penulisan, fotografi)

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 1. Pengamatan dengan mikroskop dimulai dengan menggunakan lensa objektif... Cahaya lemah Cahaya kuat Perbesaran lemah

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

FOTOGRAFI KE SAJIAN MULTIMEDIA

FOTOGRAFI KE SAJIAN MULTIMEDIA FOTOGRAFI KE SAJIAN MULTIMEDIA Sifa Fitria Sifafitria10@gmail.com Abstrak Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI

SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI Mengenal Mode Pengaturan Pada Kamera Digital Fotografi Pemula - Mode Pemotretan apa yang sering Sobat gunakan? Menurut satu sumber yang telah melakukan survei terhadap

Lebih terperinci

Camera. Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, :41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial

Camera. Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, :41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, 2009 9:41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial Terus terang saya bukan seorang photographer professional, jadi yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN I Sejarah Perkembangan Kamera Sebagai Media Dalam Fotografi

PERTEMUAN I Sejarah Perkembangan Kamera Sebagai Media Dalam Fotografi PERTEMUAN I-2 1.2 Sejarah Perkembangan Kamera Sebagai Media Dalam Fotografi Diawali dari seorang penulis Cina, Moli (5 SM) melakukan percobaan dan mencatat bahwa : sinar bergerak melalui garis lurus dan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan seksama,

Lebih terperinci

Setting Kamera. mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving. Fotografi. berdasar Kondisi lapangan. Bayu Widiantoro. Unika SOEGIJAPRANATA

Setting Kamera. mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving. Fotografi. berdasar Kondisi lapangan. Bayu Widiantoro. Unika SOEGIJAPRANATA Setting Kamera berdasar Kondisi lapangan mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving Fotografi Bayu Widiantoro Unika SOEGIJAPRANATA Hal apa yang paling penting dilakukan saat akan menghasilkan sebuah

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah teknologi fotografi. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan dekade teknologi fotografi. 3. Memberikan pemahaman mengenai peralatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan Lampiran I RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : V (Lima) Semester : 2 (Dua) Waktu : 2x35 Menit Pengembang

Lebih terperinci

HOBY, mengabadikan momen indah dengan kamera Friday, 03 September :40

HOBY, mengabadikan momen indah dengan kamera Friday, 03 September :40 Sobat emotioner pasti dah gak asing lagi ama yang namanya kamera digital, nah dikesempatan ini kita lebih mengenalkan kamera digital ni ke sobat-sobat, nah salah satu temen kita juga kebetulan hoby ama

Lebih terperinci

a) Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.

a) Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang. Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Jenis-jenis kamera a) Kamera film, sekarang

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK PERANCANGAN FOTO PRODUK. 3.1 Peranan Praktikan Dalam Perusahaan

BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK PERANCANGAN FOTO PRODUK. 3.1 Peranan Praktikan Dalam Perusahaan BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK PERANCANGAN FOTO PRODUK 3.1 Peranan Praktikan Dalam Perusahaan Peranan Praktikan selama kerja di CV. Nepstate, Praktikan sebagai Fotografer, yang diberi tugas untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai LENSA Lensa terdiri dari beberapa keping kaca khusus yang sifatnya cembung, cekung arau kombinasi keduanya. Fungsi lensa adalah untuk menyalurkan cahaya dari luar tubuh kamera ke dalam kamera. Lensa bertugas

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini FOTOGRAFI, oleh Dr. I Komang Sudarma, M.Pd. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Wahyuningtyas (2011) jenis tanah di Kebun Percobaan Cikabayan merupakan Latosol. Tanah ini memiliki ciri ciri batas horizon yang samar, warna 7.5YR,4/4 (brown), remah

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global Kata Fotografi diambil dari Yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya, dan Grafos yang bararti gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan

Lebih terperinci

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan HUMAN INTEREST A. Pendahuluan Foto-foto human interest sepertinya selalu menarik untuk dilihat. Nilainilai keseharian manusia dapat terekam melalui fotografi ini. Namun untuk menciptakan karya foto human

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Konsep Foto Konsep foto adalah sebuah ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto dan dapat menceritakan

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Kamera film, sekarang

Lebih terperinci

Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia.

Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia. Landscape(Bahasa Indonesia : Lansekap) adalah salah satu jenis fotografi yang pada umumnya banyak disukai karena mengabadikan keindahan suatu tempat yang dituju. Di dalam fotografi landscape sendiri terbagi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manusia selalu berjuang untuk memeuhi kebutuhan hidupnya dengan terus menggali potensi sumber daya alam yang ada. Dengan memanfaatkan sumber daya alam serta

Lebih terperinci

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt Muhammad Shofi 3410100059 IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt DESAIN INTERIOR Desain interior adalah bidang keilmuan yang bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemenelemen

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Pencahayaan Kamera Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id PENCAHAYAAN KAMERA SIFAT DASAR CAHAYA 1. Cahaya dapat

Lebih terperinci

Hubungan Fotografi Dan Teknologi

Hubungan Fotografi Dan Teknologi Hubungan Fotografi Dan Teknologi Oleh: Agung Wijaya NIM : 201121012 PROGRAM STUDI PENCIPTAAN SENI PASCA SARJANA (S2) INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012 Fotografi secara umum baru dikenal sekitar 150

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI 2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI Agar dapat berfungsi dengan balk, maka secara praktis semua piranti fotometri dalam beberapa hal tergantung kepada bagian-bagian optiknya. Jumlah serta jenis bagian optik

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai pencahayaan yang dibutuhkan saat akan melakukan pemotretan. 2. Memberikan pemahaman mengenai definsi definisi pencahayaan. 3. Memberikan pemahaman

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika Oleh: DITA BUDI KURNIAWAN 10.11.3946 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Tiada kata yang dapat kami sampaikan

Lebih terperinci

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal Pengertian Perspektif Menurut Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi relative dan yang relative menjadi datar. Perspektif adalah suatu system matematikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mungkin beberapa di antara kita harus memakai kacamata agar dapat melihat dengan baik. Orangtua kita mungkin juga berkacamata. Kacamata adalah alat bantu bagi seseorang

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 14 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2 Deskripsi Materi Materi ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang teori-teori

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN

BAB III PROSES PENCIPTAAN BAB III PROSES PENCIPTAAN 1. Metode Penciptaan Sebuah proses penggarapan fotografi diawali dari pemahaman atas persoalan atau permasalahan, dan dilanjutkan dengan menggali tentang seluk beluk yang ada

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan 2 Iris Mengatur besar kecil pupil 3 Pupil Mengatur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang DUA Persiapan Pemotretan Still Life pada pemotretan Still Life yang menginginkan efek pencahayaan yang berbeda beda, kita bisa menggunakan cahaya buatan (Artificial Light). Keuntungan dari cahaya buatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom. Apakah kamu sudah siap untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian kamera? Pada saat diskusi 2-2 tentunya kamu telah mengetahui bagian-bagian kamera beserta fungsinya. Untuk melengkapi pemahaman

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa

Lebih terperinci

Fotografi B/W I. Sejarah Fotografi

Fotografi B/W I. Sejarah Fotografi 1 Fotografi B/W I. Sejarah Fotografi Fotografi yang lahir lebih dari seabad yang lalu diartikan melukis dengan cahaya atau proses pembuatan gambar dengan cahaya. Fotografi merupakan suatu proses untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya

PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya BIDANG-BIDANG DALAM FOTOGRAFI JOURNALISTIC HUMAN INTEREST ARCHITECTURE INDUSTRIAL/COMMERCIAL FOOD WEDDING BIDANG-BIDANG FOTOGRAFI TERSEBUT

Lebih terperinci

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN I-1 1.1 FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI Pertanyaan : 1. Apa alasan anda memilih untuk melanjutkan sekolah? 2. Mengapa memilih Fakultas Ilmu Komunikasi? 3. Sebutkan pekerjaan yang dapat mengatur

Lebih terperinci

ASAS FOTOGRAFI. -Jenis-Jenis Kamera -Bahagian Kamera Serta Fungsinya -Jenis-Jenis Filem Dan Aplikasinya -Aksesori Kamera -Pengambilan Gambar Foto

ASAS FOTOGRAFI. -Jenis-Jenis Kamera -Bahagian Kamera Serta Fungsinya -Jenis-Jenis Filem Dan Aplikasinya -Aksesori Kamera -Pengambilan Gambar Foto ASAS FOTOGRAFI -Jenis-Jenis Kamera -Bahagian Kamera Serta Fungsinya -Jenis-Jenis Filem Dan Aplikasinya -Aksesori Kamera -Pengambilan Gambar Foto Jenis-Jenis Kamera -Kamera FFC (Auto Fixed Focus) -Kamera

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS 4.1 Obyek Acuan dan Obyek Masukan Obyek acuan berupa tiga buah huruf vokal (A,I U) dibuat pada media orto. Obyek acuan digunakan untuk membuat tapis intensitas

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fotogrametri Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh pengukuran-pengukuran yang terpercaya dari benda-benda di atas citra fotografik (Avery, 1990). Fotogrametri

Lebih terperinci

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji penetrasi aspal SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

Mengoperasikan Sistem Komputer

Mengoperasikan Sistem Komputer Mengoperasikan Sistem Komputer Kesehatan & Keselamatan Kerja Menghidupkan & Mematikan Komputer Oleh: Pipin Piniman, S. Kom. Nip. 19850316 201101 1 002 Edit your company slogan KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA

Lebih terperinci

1. Gejala Listrik Statis

1. Gejala Listrik Statis 1. Gejala Listrik Statis Gejala kelistrikan diawali dengan diamatinya benda-benda yang secara tidak terduga mampu saling tarik-menarik. Batang plastik yang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus teramati

Lebih terperinci