PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DAN KONDISI FISIK BANGUNAN RUMAH DI DESA MANDURO KECAMATAN KABUH KABUPATEN JOMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DAN KONDISI FISIK BANGUNAN RUMAH DI DESA MANDURO KECAMATAN KABUH KABUPATEN JOMBANG"

Transkripsi

1 PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DAN KONDISI FISIK BANGUNAN RUMAH DI DESA MANDURO KECAMATAN KABUH KABUPATEN JOMBANG Suhanda Eka Budiana, Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (1) Dr. I Nyoman Ruja, M.S (2) Satti Wagistina, S.P, M.Si Jln. Semarang 5, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia Suhandaeka1@gmail.com ABSTRACT: The purpose of this study was to determine the effect of poverty on children's education and physical condition of the house in the village of Manduro. The data was collected using interviews, documentation and observation of 89 respondents, and then analyzed using a single tabulation, cross tabulation and statistical analysis. The results showed that (1) Poverty has no effect on children's education, (2) Poverty affects the physical condition of the house. Based on these results it can be given some suggestions, which are (1) Promotion of the surgical program, (2) Extension of a healthy home, (3), further research on poverty. Keywords: Poverty, child education, physical condition of the house ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara kemiskinan terhadap pendidikan anak dan kondisi fisik bangunan rumah di Desa Manduro. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi dari 89 responden, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan tabulasi tunggal, tabulasi silang dan analisis statistik. Hasil penelitian didapatkan bahwa (1) Kemiskinan tidak berpengaruh terhadap pendidikan anak; (2) Kemiskinan berpengaruh terhadap kondisi fisik bangunan rumah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diberikan beberapa saran, diantaranya adalah (1) Penggalakan program bedah rumah; (2) Penyuluhan rumah sehat; (3) Penelitian lanjutan tentang kemiskinan. Kata Kunci: Kemiskinan, pendidikan anak, kondisi fisik bangunan rumah Pemberantasan Kemiskinan merupakan salah satu isi dari delapan sasaran pembangunan millennium (Millineum Develompment Goals-MDGs) yang telah ditandatangani oleh negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tahun 2000 (Adisasmito, 2008). Indonesia merupakan salah satu Negara yang ikut berkomitmen dalam penanggulangan kemiskinan. penduduk miskin yang besar merupakan masalah yang harus segera diselesaikan. Data Kementrian sosial tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah kemiskinan di Indonesia mencapai jiwa, lebih dari 50% diantaranya tinggal di Pulau Jawa. Provinsi di Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk miskin tebanyak

2 adalah Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencapai jiwa (Kementrian Sosial, 2012). Salah satu Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin yang tinggi di JawaTimur adalah Kabupaten Jombang. Tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jombang mencapai jiwa (BPS, 2009). Data pendidikan di Kabupaten Jombang tidak kalah mencengangkan dibandingkan dengan data kemiskinan. Data IPM tahun 2011 di Kabupaten Jombang menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah pada umur 15 tahun ke atas baru mencapai 7,08 tahun, yang berarti tidak jauh dari lulusan SD. Salah satu Kecamatan yang memiliki rata-rata lama sekolah yang rendah adalah Kecamatan Kabuh. Berdasarkan data IPM tahun 2011 menunjukkan angka bahwa rata-rata lam sekolah hanya mencapai angka 5,56, yang berarti berada hanya pada jenjang SD saja (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang, 2011). Salah Desa di Kecamatan Kabuh yang jumlah penduduknya pada usia 15 tahun keatas hanya memiliki pendidikan SD dan SMP adalah Desa Manduro. Rendahnya pendidikan di Desa Manduro salah satunya diakibatkan oleh daya tamping sekolah pada jenjang pendidikan SMA di Kecamatan Kabuh hanya terdapat satu SMA, sehingga kapasitas muridnya terbatas. Terbatasnya kapasitas pada jenjang SMA di Kecamatan Kabuh memaksa penduduk untuk memilih pendidikan pada jenjang SMA di luar Kecamatan Kabuh. Tingginya biaya transportasi mengakibatkan anak yang berada pada keluarga dibawah garis kemiskinan memilih untuk bekerja dan mencari nafkah dibandingkan dengan melanjutkan pada jenjang pendidikan SMA. Selain partisipasi terhadap pendidikan yang rendah dan kemiskinan, kondisi fisik bangunan rumah penduduknya juga terlihat tidak layak dan tidak memenuhi standart rumah sehat. Mayoritas penduduk di Desa Manduro masih menggunakan kayu dan bambu sebagai dinding rumah. Padahal menurut Notoatmojo (2003) bahwa dinding rumah yang baik adalah tembok, dinding rumah yang berupa bambu atau kayu akan susah untuk dibersihkan sehingga banyak debu yang akan menempel. Rumah penduduk di Desa Manduro juga banyak yang tidak memiliki ventilasi sebagai tempat pergantian udara, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Desa Manduro masih menggunakan bambu sebagai dinding rumah sehingga tidak dapat

3 dipasang ventilasi pada dinding rumah mereka. Penggunaan tanah sebagai lantai bangunan juga masih terlihat menjadi mayoritas rumah penduduk di Desa Manduro. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survey. Penentuan Responden dalam penelitian ini berdasarkan penerima BLSM, namun dalam analisis kriteria kemiskinannya menggunakan kriteria kemiskinan Sayogyo. Dalam penentuan berapa banyak sampel yang dibutuhkan menggunakan rumus Dixion dan B.Leach dan diperoleh 89 responden. Penentuan sampel setiap dusunnya menggunakan Proportional Random Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan tabulasi tunggal dan silang yang kemudian di uji menggunakan SPSS 15 for windows dengan analisis diskriminan. HASIL 1. Kemiskinan Kemiskinan dalam penelitian ini berdasarkan tingkat pendapatan rata-rata responden dalam keluarga yang diukur dengan dengan menggunakan ekivalen beras menurut Sayogyo (1985), yaitu dengan kriteria paling miskin, miskin sekali, dan miskin. Deskripsi tingkat kemiskinan rata-rata dalam keluarga di Desa Manduro dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Klasifikasi Kemiskinan Responden di Desa Manduro Tahun 2013 Klasifikasi Kemiskinan Frekuensi % Keterangan <Rp Paling Miskin >Rp Rp Miskin Sekali >Rp Rp Miskin Berdasarkan klasifikasi kemiskinan responden pada tabel 1 menunjukkan bahwa kelurga responden yang tergolong klasifikasi paling miskin memiliki presentase terbanyak yaitu mencapai 88%. Klasifikasi kemiskinan yang memiliki presentase paling sedikit adalah pada klasifikasi miskin, yaitu hanya 1%.

4 Banyaknya responden yang tergolong kedalam klasifikasi paling miskin diakibatkan oleh jenis pekerjaan responden responden yang sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Bekerja sebagai buruh tani mengakibatkan responden dalam sebulan hanya memperoleh pendapatan antara Rp Rp Penghasilan tersebut juga dipergunakan untuk kebutuhan anak, termasuk biaya untuk bersekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka terlihat bahwa responden sudah sesuai untuk menerima BLSM, hal ini dikarenakan sesuai dengan salah satu kriteria penerima BLSM point 12 yang berbunyi Pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan setengah hektar, buruh tani, kuli bangunan, tukang batu, tukang becak, pemulung, atau bekerja informal lainnya dengan pedapatan maksimal Rp per bulan. 2. Pendidikan Anak Pendidikan anak dalam penelitian ini meliputi pendidikan dasar SD sampai dengan pendidikan menegah SMA. anak dari 89 responden adalah 168 anak. ini terlihat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden. Hal ini dikarenakan terdapat responden yang tidak hanya memiliki satu anak, namun memiliki 2-6 anak. Untuk melihat tingkat pendidikan anak di Desa Manduro dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa pendidikan anak responden mayoritas adalah berada pada jenjang pendidikan SD pada usia >12 tahun dengan total 79 anak, sedangkan yang paling sedikit terdapat pada jenjang pendidikan SMA pada usia >18 tahun dengan 2 anak. Tingginya partisipasi anak pada jenjang pendidikan SD disebabkan di Desa Manduro terdapat 2 sekolah SD, sehingga mampu untuk menampung anak di Desa Manduro yang ingin bersekolah pada jenjang pendidikan SD. Tabel 2 Tingkat Pendidikan Anak berdasarkan Umurnya di Desa Manduro Tahun 2013 Tingkat Usia (Tahun) Pendidikan 6-12 > > >18 F % SD/MI SMP/MTS SMA/MA

5 Rendahnya partisipasi pada jenjang pendidikan SMA diakibatkan oleh hanya terdapat 1 SMA di Kecamatan Kabuh dan hanya terdapat 12 kelas, sehingga terlihat bahwa kapasitas SMA tidak mampu untuk menampung seluruh anak yang ingin bersekolah pada jenjang SMA. Hal ini menyebabkan partisipasi sekolah pada jenjang SMA rendah. Seperti yang terlihat pada tabel 2 bahwa hanya terdapat 2 anak yang telah selesai menempuh jenjang pendidikan SMA dan terdapat 6 anak yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang SMA. 3. Kondisi Fisik Bangunan Kondisi fisik bangunan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi ventilasi, lantai, dinding, atap, rata-rata luas bangunan per orang, pondasi rumah dan fasilitas buang air. berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data mengenai kondisi fisik bangunan rumah di Desa Manduro, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Kodisi fisik bangunan berdasarkan ventilasinya dapat dilihat pada tabel 3 bahwa terdapat 79% rumah responden yang memiliki rumah tidak berventilasi dan 21% rumah responden yang memiliki ventilasi <10% dari luas lantai rumahnya. Kriteria rumah sehat berdasarka ventilasinya menurut Notoatmojo (2003) bahwa ventilasi rumah harus >10% luas lantai rumah, hal ini dikarenakan agar keseimbangan O 2 yang diperlukan peghuni rumah seimbang. Kondisi fisik rumah berdasarkan lantai rumahnya terbagi menjadi 3 kriteria yaitu tanah, plester, dan kramik. Menurut Notoatmojo (2003) bahwa lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak lembab. Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihka, jadi paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik apabila di kramik. Berdasarkan tabel 3 bahwa lantai rumah responden keseluruhan masih menggunakan tanah sebagai lantai rumah, sehingga tidak termasuk kedalam kriteria lantai rumah yang dianjurkan oleh Notoatmojo. Kondisi fisik rumah berdasarkan dindingnya terbagi menjadi 3 bahan untuk dinding rumah yaitu bambu, kayu berkualitas rendah, kayu berkualitas tinggi, dan tembok. Menurut Notoatmojo bahwa diding rumah yang baik adalah berdiding Tembok. Hal ini dikarenakan rumah yang memiliki dinding bambu atau kayu akan susah untuk dubersihkan. Berdasarkan tabel 3 bahwa 51% responden masih

6 menggunakan bambu, 29% menggunakan kayu berkualitas rendah, dan 20% menggunakan kayu berkualitas tinggi. Tabel 3 Kondisi Fisik Bangunan Rumah di Desa Manduro pada Tahun 2013 Kondisi Bangunan Frekuensi % Ventilasi tidak ada ventilasi < 10% luas bangunan > 10% luas bangunan 0 Lantai Tanah Plester 0 Kramik 0 Dinding Bambu kayu berkualitas rendah kayu berkualitas tinggi Tembok 0 Atap genteng tidak berplafon Genteng berplafon 0 0 luas bangunan <8 m2 per orang >8 m2 per orang Pondasi tidak ada pondasi memiliki pondasi 0 Toilet Sungai Bersama Sendiri Berdasarkan kondisi atapnya, kondsi fisik rumah dibagi menjadi genteng tidak menggunakan plafon dan genteng yang menggunakan plafon. Plafon berfungsi sebagai penghalang agar debu tidak langsung masuk kedalam rumah, sehingga rumah menjadi bersih. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa 100% responden memiliki genteng rumah yang tidak memiliki plafon. Hal ini akan mengakibatkan rumah menjadi cepat kotor dikarenakan debu akan mudah masuk

7 kedalam rumah. Berdasarkan rata-rata luas per orangnya maka dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu < 8 m 2 rata-rata per orangnya dan > 8 m 2 rata-rata per orangnya. Berdasarkan tabel 3 bahwa 27% responden memiliki rumah dengan luas luas per orangnya <8 m 2 sedangkan yang memiliki rumah dengan rata-rata luas per orangnya >8m 2 mencapai 73%. Hal ini dikarenakan harga tanah yang berada di desa lebih murah dibandingkan dengan harga tanah yang berada di kota dan masih luasnya tanah kosong yang dijadikan sebagai warisan kepada anak-anaknya yang kemudian dibangun sebagai rumah. Rumah yang kokoh dan tahan lama harus memiliki pondasi yang kuat agar tidak mudah roboh diterpa oleh angin. Pondasi rumah biasanya berupa kerangka besi yang diberi semen dan tertanam pada tanah. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa seluruh rumah dari responden yang ada tidak memiliki pondasi sebagai penahan dari terpaan angin. Hal ini akan mengakibatkan rumah responden rawan untuk roboh apabila diterpa oleh angin kencang. Fasilitas buang air baik besar maupun kecil harus mutlak dipenuhi oleh setiap manusia, karena tidak dapat dielakkan lagi bahwa itu merupakan kebutuhan bagi manusia. Hal ini tidak seperti yang terjadi di Desa Manduro, bahwa sebagian besar rumah tidak memiliki fasilitas buang air pada rumahnya. Responden yang menggunakan sungai sebagai fasilitas buang air terdapat 24%, penggunaan sungai sebagai fasilitas buang air besar dikarenakan rumah responden yang lebih dekat dengan sungai dibandingkan dengan toilet bersama, untuk responden yang memiliki tolet sendiri terdapat 37% dari total responden. Responden yang memiliki toilet sendiri ini dapat dikarenakan responden mampu membangun fasilitas buang air besar responden dan alasan yang kedua adalah karena rumah responden jauh dari sungai dan toilet bersama. PEMBAHASAN 1. Pendidikan Anak berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan Responden Pendidikan anak meliputi pendidikan dasar mulai dari SD, SMP dan pendidikan menengah yaitu SMA. Pada sub bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum pendidikan anak berdasarkan umur yang dilihat dari klasifikasi kemiskinannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.

8 Tabel 4 Pendidikan Anak berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan di Desa Manduro Tahun 2013 Klasifikasi Kemikinan SD SMP SMA 6-12 > > >18 F % paling miskin miskin sekali Miskin Berdasarkan tabel 4 didapatkan gambaran bahwa anak yang tergolong kedalam klasifikasi keluarga paling miskin terlihat paling banyak yang sedang menempuh atau telah menadapatkan ijasah pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Terlihat bahwa di Desa Manduro terdapat 14 anak yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang SMP dan 50 anak yang telah lulus dari pendidikan SMP. 14 anak yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan SMP seluruhnya berada pada klasifikasi keluarga paling miskin, sedangkan 50 anak yang telah lulus pada jenjang SMP 37 diantaranya berada pada lingkup keluarga paling miskin. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak responden telah mampu untuk menempuh wajib belajar 9 tahun, walaupun anak tersebut berada pada lingkup klasifikasi keluarga paling miskin. Tabel 4. Juga memperlihatkan pendidikan anak pada jenjang SMA. Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa terdapat 6 anak yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan SMA dan 2 anak yan telah menyelesaikan studinya pada jenjang tersebut. 6 anak yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang SMA, 5 diantaranya berada pada klasifikasi paling miskin, sedangkan 2 anak yang telah menyelesaikan studinya pada jenjang SMA 1 diantaranya juga berada pada lingkup keluarga paling miskin. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keterbatasan biaya tidak menghalangi anak untuk menempuh wajib belajar 12 tahun yang pada awal tahun 2013 sudah dicanangkan oleh MENDIKBUD. Hal ini dikarenakan banyaknya bantuan yang telah disiapkan oleh pemerintah untuk anak yang berada pada keluarga di bawah garis kemiskinan, diantaranya adalah BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan BSM

9 (Bantuan Siswa Miskin). Hal ini sesuai dengan analisis statistik dengan menggunakan SPSS dengan analisis discriminant. Berdasarkan hasil analisis discriminant didapatkan bahwa nilai chi-square hitung adalah 9,190 dengan df 6 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai chisquare tabel dengan df6 adalah 12,592. Taraf signifikansi hasil perhitungan juga memperlihatkan nilai 0,163 yang berada jauh dibandingkan dengan taraf signifikan yang hanya 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara kemiskinan dengan pendidikan anak. Dan H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara kemiskinan terhadap pendidikan anak di tolak. 2. Kondisi Fisik Bangunan Rumah berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan Kondisi fisik bangunan rumah ini meliputi ventilasi, lantai, dinding, atap, luas rata-rata per orang, pondasi, dan fasilitas buang air. Di dalam sub bab ini yang pertama di bahas adalah gambaran umum mengenai luas dan keberadaan ventilasi berdasarkan tingkat kemiskinan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Luas Ventilasi Rumah Responden Berdasarkan Tingkat Kemiskinannya di Desa Manduro Tahun 2013 Tingkat Pendapatan Tidak ada % Ventilasi <10% luas lantai % >10% luas lantai % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa 74% responden yang tidak memiliki ventilasi pada rumahnya, 69% diantaranya berada pada klasifikasi keluarga paling miskin. Rumah responden yang memiliki ventilasi <10% dari luas lantai rumah terdapat 23%, 17% diantaranya berada pada klasifikasi paling miskin. Ventilasi rumah yang dianjurkan oleh Notoatmojo (2003) adalah >10% dari luas lantai rumah. Ketiadaan biaya megakibatkan responden lebih banyak memilih bambu sebagai dinding rumah sehingga tidak dapat dipasang ventilasi pada dinding rumah responden.

10 Kondisi fisik bangunan rumah tidak hanya membahas tentang ventilasinya saja namun juga pada lantai rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal. Gambaran umum mengenai lantai rumah tempat tinggal berdasarkan tingkat kemiskinannya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Jenis Lantai Rumah Berdasarkan Tingkat Kemiskinannya di Desa Manduro Tahun 2013 Klasifikais Kemiskinan Lantai Tanah % Plester % kramik % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin Berdasarkan tabel 6 kita dapat melihat bahwa 89 responden atau 100% dari responden memiliki rumah yang lantainya berupa lantai tanah. Hal ini dikarenakan ketiadaan biaya untuk memplester lantai rumah responden. Anak responden yang sudah bekerja tidak sepenuhnya membantu perekonomian keluarga. Hasil kerja anak responden hanya untuk kebutuhan anak responden sendiri. Biaya perawatan dan perbaikan rumah masih ditanggung oleh responden dan Istri responden, sedangkan responden dan istri responden mayoritas adalah bekerja sebagai petani dan buruh tani sehingga pendapatan yang responden dapatkan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak mampu untuk memplester lantai rumah. Jenis dinding yang digunakan responden dapat digunakan untuk melihat kondisi fisik bangunan rumah. Pada tabel berikut akan diuraikan tentang gambaran umum tentang jenis dinding yang digunakan berdasarkan tingkat kemiskinannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7 Jenis Dinding yang Digunakan Berdasarkan Tingkat Kemiskinannya di Desa Manduro Tahun 2013 Klasifikasi Kemiskinan Bambu % Dinding Kayu Kayu Berkualitas Berkualitas Rendah % tinggi % Tembok % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin

11 Berdasarkan tabel 7 didapatkan bahwa 50% responden masih menggunakan bambu sebagai dinding rumah responden, 40% diantaranya berada pada klasifikasi paling miskin. Terlihat bahwa keluarga yang berada pada klasifikasi paling miskin mayoritas masih menggunakan bambu sebagai dinding rumah. Ketiadaan biaya yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan responden yang mayoritas sebagai buruh tani mengakibatkan responden hanya membangun rumah yang seadanya. Padahal menurut Notoatmojo dinding yang baik digunakan adalah tembok. Kemiskinan yang terjadi kepada responden ini mengakibatkan ketidakmampuan responden untuk membangun rumah yang berdindingkan tembok. Kondisi fisik bangunan juga dapat dilakukan dengan analisis pada bagian atapnya. Untuk melihat kondisi fisik bangunan dilihat dari atapnya berdasarkan klasifikasi kemiskinan dapat dilihat pada tabel 8: Tabel 8 Atap Bangunan Responden dilihat Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan di Desa Manduro Tahun 2013 Tingkat Pendapatan Genteng Tidak Berplafon % Atap Genteng tidak berplafon % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa keseluruhan responden tidak menggunakan plafon untuk melapisi genteng rumah. Hal ini dikarenakan rumah responden berdinding kayu sampai dengan bambu sehingga tidak dapat dipasang plafon untuk melapisi atap rumah responden yang berupa genteng. Padahal plafon ini juga berfungsi sebagai penghalang agar debu tidak langsung masuk kedalam rumah yang nantinya akan mengakibatkan penyakit terhadap penghuninya. Hal ini juga diakibatkan oleh kemiskinan yang responden alami. Tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumah, mengakibatkan responden hanya beratapkan genteng yang tidak dilapisi oleh plafon. Luas lantai bangunan rumah yang sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya. Oleh karena itu luas lantai bangunan rumah juga dipakai untuk melihat

12 kondisi fisik bangunan rumah. Untuk melihat luas lantai rumah berdasarkan klasifikasi kemiskinannya dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Luas Lantai Bangunan Rumah Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan di Desa Manduro Tahun 2013 Klasifikasi Kemiskinan luas bangunan <8m2 % >8m2 % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin Berdasarkan tabel 9 didapatkan bahwa 72% responden memiliki presentase rata-rata luas bangunan perorangnya >8 m 2. Hal ini dikarenakan tanah di desa tidak semahal tanah yang berada dikota, selain itu masih banyaknya tanah warisan dari orang tua responden sebagai tempat untuk membangun rumah, sehingga responden tidak memiliki permasalahan dengan presentase rata-rata luas bangunan rumah perorangnya. Terlihat bahwa kemiskinan tidak berpengaruh terhadap presentase luas bangunan rumah responden. ada beberapa responden yang terlihat adanya pengaruh antara kemiskinan terhadap presentase luas bangunan rumah perorangnya. Hal ini dikarenakan banyaknya anak atau beban tanggungan keluarga dalam keluarga responden sehingga membuat presentase luas perorangannya menjadi turun. Pondasi merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh rumah. Rumah yang tidak memilikim pondasi maka akan rentan untuk roboh apabila terdapat angin kencang. Untuk melihat gambaran umum pondasi bangunan yang terdapat di Desa Manduro berdasarkan klasifikasi kemiskinannya dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini: Tabel 10 Pondasi Rumah dilihat Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan di Desa Manduro Tahun 2013 Tingkat Pendapatan Pondasi tidak memiliki pondasi % memiliki pondasi % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin

13 Berdasarkan tabel 10 didapatkan bahwa seluruh responden baik yang tergolong dalam klasifikasi kemiskinan paling miskin sampai dengan miskin pada bangunan rumahnya tidak memiliki pondasi. Hal ini dikarenakan rumah responden yang hanya terbuat dari bambu dan kayu sehingga tidak dibutuhkan pondasi untuk membangun rumah tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan seluruh responden tidak memiliki pondasi pada bangunan rumahnya walaupun terdapat responden yang termasuk kedalam klasifikasi tidak miskin. Fasilitas dalam buang air kecil maupun besar juga harus diperhatikan dalam penilaian kondisi fisik bangunan, dikarenakan setiap manusia pasti membutuhkan fasilitas ini. Gambaran umum mengenai kepemilikan toilet berdasarkan klasifikasi kemiskinannya dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 Fasilitas Toilet dilihat Berdasarkan Klasifikasi Kemsikinan di Desa Manduro Tahun 2013 Tingkat Pendapatan Toilet Sungai % Bersama % Sendiri % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa 23% responden yang masih menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar, dan 21% diantaranya berada pada klasifikasi paling miskin. Pada klasifikasi ini pendapatan responden berada < Rp , sehingga tidak mampu untuk membangun fasilitas buang air besarnya sendiri, hal ini juga didukung dengan rumah responden yang dekat dengan sungai sehingga responden memilih sungai sebagai fasilitas tempat buang air besar. Pada penggunaan toilet bersama juga terlihat memiliki presentase yang tinggi yaitu 39%., 35% diantaranya berada pada klasifikasi paling miskin. Hal ini dikarenakan ketiadaan biaya sehingga tidak mampu untuk membangun fasilitas buang air besarnya sendiri. Responden yang memiliki toilet sendiri sebanyak 38% dan yang terbanyak adalah pada klasifikasi kemiskinan paling miskin. Hal ini dikarenakan rumah responden jauh dari sungai dan toilet bersama, sehingga memaksa responden untuk membangun fasilitas buang air besarnya sendiri. Toilet yang dibangun oleh

14 responden yang berada pada klasifikasi paling miskin ini terlihat sangat tidak layak karena hanya tertutup kain dan medianya langsung tanah, sehingga terlihat bahwa kemiskinan berpengaruh terhadap fasilitas buang air besar responden. Setelah responden di dapatkan tentang data kondisi fisik bangunannya maka kemudian data tersebut diolah dan dihasilkan dua klasifikasi rumah yaitu rumah sehat dan rumah tidak sehat. Untuk melihat gambaran umum mengenai kemiskinan dan kriteria rumah dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini: Tabel 12 Kriteria Rumah dilihat Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan di Desa Manduro Tahun 2013 Tingkat Pendapatan Klasifikasi Rumah Sehat Tidak Sehat % Sehat % F % Paling Miskin Miskin Sekali Miskin Berdasarkan tabel 12 didapatkan bahwa 75% terdapat dalam klasifikasi tidak sehat dan 70% diantaranya berada pada klasifikasi paling miskin. Hal ini dikarenakan rumah responden yang tidak memiliki ventilasi presentase tertinggi terdapat pada klasifikasi paling miskin, penggunaan tanah sebagai lantai rumah responden juga memiliki presentase yang tinggi, penggunaan bambu sebagai dinding bangunan rumah responden juga terlihat paling banyak, penggunaan sungai sebagai fasilitas buang air besar juga paling banyak terdapat pada klasifikasi paling miskin. Hal-hal inilah yang mengakibatkan rumah responden menjadi tidak sehat. Tabel 12 juga menunjukkan keadaan bahwa rata-rata responden tergolong dibawah garis kemiskinan yang memiliki kriteria rumah tidak sehat mencapai 75%. Berdasarkan tabulasi silang terlihat adanya keterkaitan antara kemiskina dengan kondisi fisik bangunan. Ini sesuai dengan perhitungan SPSS dengan analisis discriminant. Hasil dari analisis SPSS dengan menggunakan analisis discriminant didapatkan bahwa nilai Chi-Square antara kemiskinan dan kondisi fisik bangunan menunjukkan nilai 17,530 dengan df 1, nilai tersebut berada diatas Chi-Square tabel dengan df 1 adalah 3,841. Sehingga terlihat bahwa Chi-Square hitung berada jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Chi-Square tabel. Nilai signifikansi juga

15 menunjukkan 0,000 dengan taraf kepercayaan 5% maka terlihat bahwa menunjukkan adanya pengaruh antara kemiskinan terhadap kondisi fisik bangunan sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti H1 yang berbunyi terdapat pengaruh antara kemiskinan terhadap kondisi fisik bangunan diterima. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari temuan dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tidak terdapat pengaruh antara kemiskinan dengan pendidikan anak di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. 2. Pendidikan anak tidak terpengaruh dari kemiskinan, namun terlihat masih terdapat 79 anak yang hanya memiliki pendidikan SD. 3. Terdapat pengaruh antara kemiskinan terhadap kondisi fisik bangunan rumah responden. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran/rekomendasi yang diajukan dirumuskan sebagai berikut: a. Penggalakan kejar paket B dan C Pemerintah Kabupaten Jombang harus melakukan penggalakan untuk kejar paket B dan C untuk anak yang berada di Desa Manduro, meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kemiskinan dan pendidikan anak, namun masih terdapat jumlah yang cukup besar untuk anak responden yang hanya memiliki pendidikan SD. b. Penggalakan program bedah rumah Kepala Desa di Desa Manduro harus mengkoordinir kepala dusun di Desa Manduro untuk dapat mengusulkan program pembangunan perumahan melalui Pemerintah Daerah sehingga kondisi fisik rumah yang tidak sehat dapat diatasi. c. Penyuluhan rumah sehat

16 Instansi pemerintah yang terkait dengan masalah perumahan dan pemukiman dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan, sehingga pengetahuan masyarakat meningkat terutama tentang rumah sehat. d. Penelitian lanjutan Dibuat penelitian lanjutan mengenai usaha-usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga terlepas dari kemiskinan dan mampu untuk membangun rumah yang sehat sendiri. DAFTAR RUJUKAN Adisasmito, wiku Analisis Kemiskinan, MDGs dan Kebijakan Kesehatan Nasional. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kementrian Sosial Analisa Data Kemiskinan Berdasarkan Pendapatan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Jakarta: Kementrian Sosial Republik Indonesia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang Laporan Akhir: Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Jombang Tahun Jombang: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang Badan Pusat Statistik Data dan Informasi Kemiskinan Surabaya: Badan Pusat Statistik Jawa Timur Notoatmojo, Soekidjo Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Putra Sajogjo, Pudjiwati Sosiologi Pembangunan. Jakarta: FPS IKIP Jakarta dan BKKBN

17

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DI DUSUN PASEKAN DESA GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Lebih terperinci

Edu Geography

Edu Geography Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI Agus Arifin,

Lebih terperinci

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN Eka Nurjanah ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN Eka Nurjanah ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 211 Eka Nurjanah ABSTRAK Rumah sehat adalah sebuah rumah dekat dengan air bersih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap peserta didik berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (71 dari 100) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG Ragil Kurnianingrum

Lebih terperinci

Indikator Karakteristik Fisik Rumah Dominan dalam Penentuan Status Kemiskinan untuk Program Rehab Rumah tidak Layak Huni di Kabupaten Sidoarjo

Indikator Karakteristik Fisik Rumah Dominan dalam Penentuan Status Kemiskinan untuk Program Rehab Rumah tidak Layak Huni di Kabupaten Sidoarjo Indikator Karakteristik Fisik Rumah Dominan dalam Penentuan Status Kemiskinan untuk Program Rehab Rumah tidak Layak Huni di Kabupaten Sidoarjo Anita Diyanti Puteri, Hari Basuki Notobroto Departemen Biostatistika

Lebih terperinci

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Nanang Ahmad Fauzi nanangahmad.fauzi@yahoo.com Sukamdi kamdi_cpps@yahoo.com Abstract The aim of this

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORBIDITAS BALITA DI DESA KLAMPAR KEC.PROPPO KAB.PAMEKASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORBIDITAS BALITA DI DESA KLAMPAR KEC.PROPPO KAB.PAMEKASAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORBIDITAS BALITA DI DESA KLAMPAR KEC.PROPPO KAB.PAMEKASAN Sri Ira Suharwati, Ach. Fatchan, dan Budijanto Pendidikan Geografi FIS Universitas Negeri Malang Email: sriirasuharwati@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna

Lebih terperinci

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI 29 PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI Bab berikut menganalisis pengaruh antara variabel ketimpangan gender dengan tingkat kemiskinan pada rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo Karakteristik Pasangan Usia Subur yang Tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Lebih terperinci

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini

Lebih terperinci

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI DESA LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI DESA LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI DESA LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA POVERTY AND POVERTY REDUCTION IN LAUT DENDANG VILLAGE PERCUT SEI TUAN SUB-DISTRICT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Moh. Taufiq Fudloli *) & Sukidin **) Abstract: Working age population is the population

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara dukungan orang tua dan self-esteem. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i SMP X Bandung

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

PADUAN WAWANCARA PENELITIAN. : Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah. : Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung

PADUAN WAWANCARA PENELITIAN. : Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah. : Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung PADUAN WAWANCARA PENELITIAN Judul Skripsi Lokasi Penelitian : Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah : Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung I. Identitas Informan 1. Nama : 2. Tempat Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terintegrasi dan komprehensif dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang tidak terpisahkan. Di samping mengandalkan

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KALI BERSIH DI BANTARAN KALIREYENG

Lebih terperinci

Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo- Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis

Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo- Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis Petunjuk Sitasi: Susanti, L., Zadry, H. R., & Fithri, P. (2017). Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo-Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B168-173). Malang:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, PENDAPATAN DAN JUMLAH ANAK TERHADAP KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Ulfa Miftachur Rochmah Mahasiswa S1 Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 ABSTRAK Etik Sulistyorini, SST 1 Tri Rahayu 2 Masalah

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH DI KELURAHAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI

Lebih terperinci

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN : Vol. Nomor Januari Jurnal Medika Respati ISSN : 97-7 HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK USIA 6 TAHUN DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAIRASA SUMBA TENGAH

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO

HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO Safrizal.SA Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar E-mail: friza.maulanaboet@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (196 dari 221) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN TINGGINYA ANGKA KELUARGA MISKIN DI DESA SUMBERJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG

FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN TINGGINYA ANGKA KELUARGA MISKIN DI DESA SUMBERJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG Faktor- Faktor yang Menyebabkan Tingginya Angka Keluarga Miskin di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN TINGGINYA ANGKA KELUARGA MISKIN DI DESA SUMBERJO KECAMATAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Setiap melakukan penelitian ilmiah perlu ditetapkan metode. Suatu metode penelitian akan memberikan arah dan cara untuk memecahkan suatu permasalahan penelitian

Lebih terperinci

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN Partisipasi Pria Dalam Program KB di Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten (Hasan Muhari) 1 PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN MEN'S

Lebih terperinci

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode penelitian yang dilakukan adalah Explanatory Research (penelitian penjelasan), karena penelitian menjelaskan hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. KERANGKA KONSEP Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pelaku industri Sanitasi Hygiene Hasil monitoring keamanan produk industri rumah tangga (PIRT) pada makanan dan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Kuesioner

Daftar Pertanyaan Kuesioner Daftar Pertanyaan Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Jorong Kandang Melabung Nagari Lawang Mandahiling Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar No. Responden

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER 1 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER THE LABOR FORCE PARTICIPATION RATE OF POOR IN RT.01 RW.06 TEGAL GEDE VILLAGE

Lebih terperinci

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG 1 WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN KRITERIA RUMAH USULAN REHAB RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BULUNGAN No. 03/10/65/XIX, 4 Oktober 2016 KONDISI PERUMAHAN KABUPATEN BULUNGAN 2015 88,9 PERSEN PENDUDUK BULUNGAN MENGGUNAKAN LISTRIK PLN Rumah yang ditempati rumah tangga Kabupaten Bulungan

Lebih terperinci

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN Sonya Simangunsong 1 dan Walbiden Lumbantoruan 1 1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada wilayah kerja Puskesmas Nuangan Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Jambangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya, Jawa Timur. Terletak pada 07 0 21 0 Lintang Selatan dan 112

Lebih terperinci

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN Ratna Wahyu Utami 1, Satti Wagistina 2, Bagus Setiabudi Wiwoho 3 1 Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang 2 dan 3 Dosen Geografi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Data yang telah

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG I. PENDAHULUAN LAMPIRAN : NOMOR : 38 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 DESEMBER 2011 a. Latar Belakang Salah satu program pembangunan Kabupaten Karawang adalah Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni merupakan Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Novita Febriyana* Siti Arifah** Abstract Diarrhea has become one

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 59 TAHUN 203 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN 7.1. Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Strategi Sosial 7.1.1. Hubungan Usia dengan Strategi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian 61 62 Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian Pantai Patra Sambolo 63 64 Lampiran 3. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN I. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA

HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA Aprinda D.S. dan Soedjajadi K., Hubungan Tingkat Kesehatan Rumah HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA Association

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP REMITANSI PEDAGANG WARUNG MAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Juta) Percentace (%)

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Juta) Percentace (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, yang memiliki berbagai latar belakang dan penyebab. Bahkan, dibeberapa negara menunjukan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN Di Desa Prajegan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo Oleh : PIPIT WIDYA ANGGRAINI NIM 12631271

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG Correlation Between Behavior of Pregnant Women with Antenatal Care Utilization in Puskesmas Antang Nurul Miftah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

Pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia A. LATAR BELAKANG Tema peringatan hari tahun 2013 adalah Meningkatkan kualitas dan akses berkeadilan. Tema tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan dalam upaya percepatan keseluruh warga Negara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sebelum seorang peneliti memulai kegiatannya meneliti, mereka harus memulai membuat rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama desain penelitian.

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPEDULIAN KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MA RIYADLOTUT THALABAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Ilmu pengetahuan dan perekonomian menjadi tolak ukur global sejauh mana suatu negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data lembar isian dengan judul Pengetahuan Masyarakat Tentang Syarat Rumah Sehat secara

Lebih terperinci

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Analisis Model Log Linier untuk Mengetahui Kecenderungan Perilaku Anak Jalanan Binaan di Surabaya (Kasus Khusus Yayasan Arek Lintang-ALIT) Oleh : Silvira Ayu Rosalia (1309 105

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan Indonesia sebagai negara termiskin ketiga di dunia. Pertambahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN ENYAKIT ISA ADA BALITA (Suatu enelitian Di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten ) SISKA RISTY YOLANDA ADAM DJAFAR NIM : 811409020

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenawi, dan Kecamatan Karangpandan di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan. menikah, dan sukarela dalam mengikuti penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenawi, dan Kecamatan Karangpandan di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan. menikah, dan sukarela dalam mengikuti penelitian. 24 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Lokasi Penelitian Pengambilan data dilakukan pada Juni-Agustus 2014 di empat kecamatan, yaitu Kecematan Gondangrejo, Kecamatan Jaten, Kecamatan Jenawi, dan Kecamatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap

Lebih terperinci

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (STUDI DI DESA MENDALAN KECAMATAN WINONGAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2012) Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik ABSTRACT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN Husniyatur Rohmah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko Martini***.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian akan dilakukan di instansi wilayah kecamatan Margorejo Kab.PATI tepatnya pada Unit Pengelola Program Keluarga Harapan (UPPKH) yang merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA Albani Musyafa 1 1 Teknik

Lebih terperinci

AN EXPLORATION STUDY OF SOCIOECONOMIC CONDITIONS OF NGLINGGO TOURISM VILLAGE, PAGERHARJO VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULONPROGO REGENCY

AN EXPLORATION STUDY OF SOCIOECONOMIC CONDITIONS OF NGLINGGO TOURISM VILLAGE, PAGERHARJO VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULONPROGO REGENCY Studi Eksplorasi Kondisi. (Tri Pradanang) STUDI EKSPLORASI KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA WISATA NGLINGGO, DESA PAGERHARJO, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO Tri Pradanang Pendidikan Ekonomi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sheila Anggri Aswari 201410104073 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO 260 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Veryudha Eka Prameswari 1*, Indah Kusmindarti 2, Linda

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Perhitungan Komponen CDI CDI dihitung pada level kota dan menggambarkan ukuran rata-rata kesejahteraan dan akses terhadap fasilitas perkotaan oleh individu. CDI menurut

Lebih terperinci

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI DI DESA KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2015 Wildan Akbar*, Jootje M.L. Umboh *, Paul A.T. Kawatu*

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 3 (1) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik yang pernah suntik ulang minimal 2 kali penyuntikan sebanyak 38 orang.

Lebih terperinci