STUDI TENTANG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL(ISDN) Novi Rukhviyanti STMIK IM
|
|
- Harjanti Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI TENTANG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL(ISDN) Novi Rukhviyanti STMIK IM Abstrak Menghadapi beragam persoalan pemetaan, pemerintah tak tinggal diam. Sejak tahun 2000 telah dilakukan terobosan pengembangan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Langkah ini berbekal UU No. 25/2000 mengenai Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang mengamanatkan adanya program pengembangan dan peningkatan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Adapun salah-satu sasaran program tersebut adalah terbangunnya infrastruktur data spasial (IDS). Pemetaan dapat memberikan data akurat mengenai informasi kewilayahan. Dari informasi yang lengkap, pemerintah bisa menentukan beragam kebijakan, termasuk kebijakan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Artinya, data spasial merupakan salah-satu komponen e-government untuk melakukan koordinasi, membantu interaksi sekaligus memetakan persoalan. Kata Kunci : idsn, spacial, gis 1. Pendahuluan Data merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menghasilkan sebuah informasi, begitu juga sistem informasi geografis yang memerlukan data geospasial. Data Geospasial adalah data yang memberikan informasi tentang posisi dan lokasi geografik beserta karakteristiknya dari unsur-unsur alamiah maupun buatan yang ada di bumi termasuk di laut; Pada tanggal 24 April 2001 telah dikeluarkan Inpres No. 6 tahun 2001 tentang perkembangan dan pendayagunaan telematika indonesia. Telematika yang diwakili suatu infrastruktur informasi nasional, berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi, hal tersebut tidak lepas dari sistem informasi geografis. Komponen utama dari infrastruktur informasi nasional tersebut adalah infrastruktur data spasial nasional (IDSN). Ketersediaan data dan informasi spasial nasional pada hakekatnya menjadi tanggung jawab pemerintah, walaupun dalam pelaksanaannya melibatkan pihak swasta dan masyarakat. Namun demikian pengadaan dan pengelolaan data dan informasi spasial tersebut masih dilakukan secara parsial sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan sektornya msing-masing, sehingga menimbulkan kesan berjalan sendiri-sendiri dan kurang koordinatif. Akibatnya daya guna data dan informasi spasial tersebut terbatas pada instansi masingmasing dan sekaligus membatasi pemanfaatannya bagi multi pengguna. Disisi lain, kondisi geografi, keterbatasan dana, teknologi, sumberdaya manusia, dan lain-lain mengakibatkan penyediaan data dan informasi spasial belum spenuhnya mencakup keseluruhan wilayah NKRI. JURNAL INFORMASI 30
2 Dengan menyadari kondisi seperti tersebut di atas dan tuntutan pelayanan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu, maka dibentuk IDSN dengan tujuan adalah untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat luas dalam perolehan dan penyebarluasan informasi spasial guna mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi sosial dan fungsi lingkungan hidup. Ada pun manfaat IDSN, dengan tersedianya data spasial secara tepat, akurat, mudah dan cepat akan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. 2. IDSN (Infrastruktur Data Spasial Nasional) Infrastruktur Informasi Nasional (IIN) digunakan antara lain untuk optimalisasi pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat serta sebagai alat pemersatu bangsa. Komitmen yang kuat dari seluruh jajaran aparatur pemerintah dan pihak lain pengguna IIN adalah untuk melaksanakan, memanfaatkan, mengembangkan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam pembangunan Telematika, salah satunya adalah pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) adalah suatu sistem yang mencakup unsur kelembagaan, kumpulan data dasar spasial berikut standar dan petunjuk teknis, teknologi, peraturan perundang-undangan dan kebijakan, serta sumberdaya manusia yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan dan meningkatkan pemanfaatannya. IDSN meliputi kebijakan, standar, dan prosedur yang dapat dijadikan acuan oleh organisasi untuk menggalang kerjasama dlam hal memproduksi dan berbagi-pakai data geospasial IDSN dituntut keandalannya secara jelas, baku dan harus tepat, akurat, mudah, cepat, aman, dan terjamen perolehannya. Penyelenggaraan Pembangunan Nasional dapat tercapai dengan tepat waktu dan tepat guna serta tepat sasaran apabila didukung dengan tatanan IDSN yang andal. Manfaat data dan informasi spasial sumberdaya alam dan lingkungan hidup telah dirasakan oleh hampir seluruh kalangan, baik institusi pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat umum.pemanfaatan data itu sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dalam hal perencanaan dan pengelolaan kewilayahan yang optimal dan tetap mempertahankan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemetaan dapat memberikan data akurat mengenai informasi kewilayahan. Dari informasi yang lengkap, pemerintah bisa menen-tukan beragam kebijakan, termasuk kebijakan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Artinya, data spasial merupakan salah-satu komponen e-government untuk melakukan koordinasi, membantu inter-aksi sekaligus memetakan persoalan JURNAL INFORMASI 31
3 S OLUS I DAN PEE NANGANAN MAS ALAH Teknologi & Standar Organisasi & Individual Data & Mekanisme Akses Policies & Plans (E vans, 1999) Gambar 1. Solusi dan Penanganan Masalah Akses publik terhadap data geospasial juga harus menjadi perhatian. Solusi dari ketiadaan metadata yang menyangkut siapa, apa, kapan, dimana, kenapa, dan, bagaimana tentang (basis) data geospasial membuat sulit untuk mendapatkan dan berbagai-pakai data.idsn adalah sistem yang berperan serta dalam perolehan dan penyebarluasan informasi spasial. Interkoneksi basis data terdistribusi dengan pemanfaatan information, computing & transportation technologies.data tentang posisi, objek dan hubungannya di ruang bumi (geospasial). Building Block IDS N J aringan Komunikasi Kebijakan Informasi Clearinghouse (P ublication of metadata) Metadata ( (Describing existing data holding) Data TOP OGRAFI Data TE MATIK Standar (allow NS DI to function, ensures compatibility/interoperability) Gambar 2. Building Block IDSN JURNAL INFORMASI 32
4 3. Peran Bakosurtanal Dalam Pemngembangan Idsn Bakosurtanal diberi mandat oleh pemerintah, melalui Kepres No. 34/2003 untuk melakukan pembinaan data spasial dan informasi spasial. Sebagai realisasinya, dilakukan program pembangunan dan pengembangan IDSN. IDSN lebih mengacu pada sistem peran serta dalam perolehan dan penyebaran informasi spasial. Infrastruktur di sini dimaksudkan sebagai interkoneksi basis data agar bisa terdistribudi dengan memanfaatkan teknologi informasi, komputasi dan transpor-tasi. Sementara pengertian data spasial mengacu pada posisi, objek, dan hubungannya di ruang bumi (geospasial). Adapun tujuan dibentuknya IDSN tak lain guna mengoptimalkan peran serta masyarakat luas dalam perolehan dan penyebarluasan informasi spasial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi sosial dan fungsi lingkungan hidup. Selanjutnya, terobosan ini akan menuai manfaat di mana informasi spasial tersedia secara akurat,mudah, cepat, dan aman sebagai pendukung pengambil keputusan yang lebih baik. "Jadi IDSN bukan semata-semata pekerjaan Bakosurtanal, tapi menyangkut lintas sektoral. Semua instansi berkepentingan akan hal ini," tegas Kepala Bakosurtanal, Rudolf Wennemar J. Matindas(1). Kini, IDSN memasuki tahun keempat, dan telah digelar dua kali rapat koordinasi (Rakor). Dalam kesempatan tersebut ditentu-kan siapa melakukan apa. Matindas menandaskan, untuk mewujudkan ketersediaan akses data dan informasi spasial secara optimal dibutuhkan pengaturan dan penataan dalam aspek kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan, data utama, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta SDM. Bila ini terwujud, Matindas optimis, data dan informasi spasial yang tercerai-berai di sejumlah instansi dapat dirangkum dalam sebuah sistem yang ter-conneting. Alhasil sebagai badan koordinasi, Bakosurtanal mengetahui data dan informasi spasial berada di instansi mana. "Bila ada yang membutuhkan tetap bisa bermuara pada Bakosurtanal. Kemudian Bakosurtanal tinggal membuka akses untuk mengetahui di mana data tersebut berada. Bila ada di instansi tertentu, mereka yang membutuhkan, atas informasi dari Bakosurtanal, tinggal merujuk ke departemen bersangkutan." (1) Dikutip dari pernyataan Kepala Bakosurtanal Wennemar J Matindas pada saat mengadakan wawancara dengan redaksi e-government Warta Ekonomi Jum'at, 13 Februari :12 WIB JURNAL INFORMASI 33
5 AGENDA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DATA & INFORMASI SPASIAL Peran Bakosurtanal(Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) dalam mengembangkan IDSN juga tercermin dalam Visi /Misinya yaitu : JURNAL INFORMASI 34
6 V I S I : Terwujudnya Infrastruktur data Spasial yang andal, sebagai landasan tersedianya informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi pembangunan M I S I : 1. Membuat rencana makro dan merumuskan kebijakan nasional dalam bidang survei dan Pemetaan 2. Meningkatkan Koordinasi penyelenggaraan survei dan pemetaan nasional 3. Membina Sistem Informasi Geografis baik untuk keperluan lingkup nasional maupun Propinsi, Kabupaten dan Kota sehingga bisa bersinergi, efisien dan efektif 4. Meningkatkan kemampuan daerah (pemberdayaan daerah) dalam penyelenggaraan survei dan Pemetaan untuk mendukung otonomi daerah 5. Memenuhi kebutuhan peta dasar sampai dengan skala menengah untuk keperluan nasional maupun daerah 6. Memenuhi kebutuhan peta tematik dasar wilayah nasional untuk mendukung tugas pemerintah dan pembangunan serta sekaligus perencanaan pengembangan wilayah di daerah 7. Meningkatkan Jaringan kerjasama yang sinergis antara instansi survei dan pemetaan baik pemerintah maupun swasta 8. Meningkatkan pelayanan kebutuhan informasi spasial kepada masyarakat luas 9. Bersama dengan seluruh komponen/kemampuan nasional di bidang survei dan pemetaan, membangun Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) yang meliputi unsur: kelembagaan, peraturan perundang-undangan, data utama Spasial, sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan di bidang survei dan Pemetaan Program IDSN Program IDSN terdiri dari Program Utama dan Program Pemacu. Program Utama terdiri dari 3 (tiga) kelompok program yaitu: a) Kelembagaan dan Peraturan Perundangan-undangan; b) Data Utama; dan c) Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Sumber Daya Manusia. Program pemacu antara lain berupa: a) pembangunan data direktori; b) peningkatan akses terhadap data; dan c) pemanfaatan data secara bersama. Manfaat IDSN Informasi spasial yang tersedia secara tepat, akurat, mudah, cepat dan aman akan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan fungsi lingkungan hidup. Tujuan IDSN Tujuan dibentuknya IDSN adalah untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat luas dalam perolehan dan penyebarluasan informasi spasial guna mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi sosial dan fungsi lingkungan hidup. Manajemen IDSN Pengelolaan IDSN akan dilaksanakan oleh tim manajemen yang terdiri dari: 1) Panitia Pengarah JURNAL INFORMASI 35
7 2) Panitia Pelaksana 3) Sekretariat 4) Kelompok-kelompok Kerja. Keanggotaan tim manajemen terbuka bagi instansi pemerintah, organisasi non pemerintah, perguruan tinggi, swasta serta masyarakat luas. Dalam hal kelompokkelompok kerja tersebut di atas dimungkinkan untuk dibentuk sub-kelompok kerja yang disesuai dengan kebutuhan Dengan adanya koordinasi mengenai data, sudah saatnya Pemerintah melakukan terobosan untuk membuka akses masyarakat maupun instansi pemerintah terhadap pemetaan. Apalagi selama ini masyarakat tidak mudah mendapatkan produk surta tersebut lantaran tersandung birokrasi yang cukup berbelit. Bahkan dalam sejumlah seminar, lokakarya dan sejenisnya, sering kali terdengar keluhan bahwa instansi pemerintah kesulitan mendapatkan produk Bakosurtanal. Perlu digarisbawahi, kesuksesan IDSN bergantung pada koordinasi. Seperti yang dituturkan Lukman.(2) "Hilangkan arogansi sektoral untuk saling membantu dan bekerja sama." Bila itu terwujud, bukan hal yang tidak mungkin bahwa networking yang bagus bisa tereralisasi. Meski data pemetaan terpisah, namun tetap terwadahi dalam satu sistem yang bagus. Tidak ketinggalan, pendukung infrastruktur untuk mengakses, linking juga harus diperhatikan. "Mestinya dengan teknologi digital semuanya bisa terintegrasi. (2) T.Lukman Azis, Lektor Kepala Jurusan Teknik Geodesi ITB dalam wawancara dengan wartawan warta ekonomi.com Faizah Rozy dan Andy Zoeltom Jum'at, 13 Februari :12 WIB JURNAL INFORMASI 36
8 3. Kesimpulan Data geospasial adalah data yang memberikan informasi tentang posisi dan lokasi geografik beserta karakteristiknya dari unsur-unsur alamiah maupun buatan yang ada di bumi termasuk di laut. Infrastruktur Informasi Nasional (IIN) digunakan antara lain untuk optimalisasi pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat serta sebagai alat pemersatu bangsa. Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) adalah suatu sistem yang mencakup unsur kelembagaan, kumpulan data dasar spasial berikut standar dan petunjuk teknis, teknologi, peraturan perundang-undangan dan kebijakan, serta sumberdaya manusia yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan dan meningkatkan pemanfaatannya. IDSN meliputi kebijakan, standar, dan prosedur yang dapat dijadikan acuan oleh organisasi untuk menggalang kerjasama dlam hal memproduksi dan berbagi-pakai data geospasial Tujuan dibentuknya IDSN adalah untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat luas dalam perolehan dan penyebarluasan informasi spasial guna mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi sosial dan fungsi lingkungan hidup. Bakosurtanal diberi mandat oleh pemerintah, melalui Kepres No. 34/2003 untuk melakukan pembinaan data spasial dan informasi spasial. Sebagai realisasinya, dilakukan program pembangunan dan pengembangan IDSN. Daftar Pustaka [1] Agenda Rakornas IDSN, Tanggal: , diakses tgl : 22 Desember 2004 [2] D. Muhally Hakim, 2004, Resume Kuliah Kapita Selekta Tentang Idsn, Depart. Teknik Geodesi & Geomatika - Ftsp Itb [3] Faizah Rozy dan Andy Zoeltom,2004, Merajut Peta Yang Berserak Lewat IDSN Kamis, 12 Februari :25 WIB - warta ekonomi.com [4] diakses tgl : 22 Desember 2004 [5] Warta Ekonomi,2004,Harus Di-Back Up Undang-Undang,Jum'at, 13 Februari :12 WIB - warta ekonomi.com oo00oo JURNAL INFORMASI 37
Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program
PROGRAM BAKOSURTANAL TAHUN 2003 DALAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN KAWASAN TERTINGGAL LAINNYA A. PENDAHULUAN Badan Koordinasi Survei
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Informasi geografis mempunyai peran yang vital bagi para pengambil keputusan baik pada level lokal, regional maupun global. Pemanfaatannya dapat mendukung
Lebih terperinciPERAN METADATA DALAM PENCARIAN DATA GEOSPASIAL MELALUI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) Oleh. I Wayan Krisna Eka Putra
ISSN 0216-8138 39 PERAN METADATA DALAM PENCARIAN DATA GEOSPASIAL MELALUI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) Oleh I Wayan Krisna Eka Putra Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNDIKSHA E-mail address
Lebih terperinciMenteri Negara PPN/Kepala Bappenas
Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial Jakarta, 27 April 2016 KERANGKA PAPARAN Pentingnya Informasi Geospasial Permasalahan Informasi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Disisi lain, oleh karena berbagai
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA 2016
PERJANJIAN KINERJA 2016 Perjanjian Kinerja 2016 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENGERTIAN Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
Lebih terperinciPENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Soft Launching Atlas One Map Pekanbaru, 27 Februari 2013 Sugeng PRIJADI PUSAT PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2012 Kelompok Kerja Kesekretariatan
Lebih terperinciPeran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Bersama Menata Indonesia yang Lebih Baik Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Priyadi Kardono Kepala Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH
A. Pendahuluan. KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH Dra. Sumartini. Setiap undang-undang dapat dikategorikan sebagai salah satu elemen yang menentukan atau penyebab terjadinya suatu perubahan. Hal ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e-
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e- Government melalui SIMPEG pada Biro Kepegawaian Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, maka
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
[- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung
48 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Lampung merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru, yang dibentuk
Lebih terperinciLaporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN
BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017
PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
DRAFT 18 JUNI 2010 WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SIMPUL JARINGAN DATA SPASIAL DAERAH (SJDSD) KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang :
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciINFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL
INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL RANCANGAN PENGELOLAAN IG STRATEGIS NASIONAL DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SISTEMATIKA PEMBAHASAN: 1. DASAR HUKUM 2. MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI
Lebih terperinciRencana Strategis (RENSTRA)
Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciKEWENANGAN DI BIDANG KEARSIPAN DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH
KEWENANGAN DI BIDANG KEARSIPAN DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH Dra. Monika Nur Lastiyani Kepala Seksi Data TI KAD Prop. DIY A. Latar Belakang Setiap undang-undang dapat dikategorikan sebagai salah satu elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya (hinterland) akan mempunyai struktur (tata) ruang tertentu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota ma 8upun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah "pelayan rakyat". Pelayanan publik (public
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Kabupaten Karawang hakekatnya adalah ingin mewujudkan Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi landasan dalam proses pencapaian
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BAKOSURTANAL 1 PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Meningkatnya Pemanfaatan Peta Dasar Dalam Mendukung Pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9)
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) Forum Konsultasi Publik 18 Mei 2017 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2 STRUKTUR RANCANGAN PERPRES Bab I. Bab II. Ketentuan Umum Tujuan dan Strategi
Lebih terperinciIna-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi
Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Dr. Asep Karsidi, M.Sc BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 11 Agustus 2012 Workshop Geospasial Bandung, 11 Agustus 2012 KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG IG: BIG penyelenggaraan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
Lebih terperinciStandard Operating Procedures
BAOAN INFORMASI DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR INFORMASI PUSAT KELEMBAGAAN DAN STANDARDISASI INFORMASI Standard Operating Procedures Pembinaan Perumusan Kebijakan Simpul Jaringan Informasi Geospasial 01 BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah penduduk yang besar, dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Tentunya untuk memajukan perekonomian
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA 2018
PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 ditetapkan BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan data dan informasi statistik yang beragam, tepat waktu, dan makin cepat disajikan merupakan tuntutan permintaan masyarakat dewasa ini. Disamping itu kebutuhan
Lebih terperinciPendekatan Geospasial untuk mengelola data BMKT. A. Ari Dartoyo
Pendekatan Geospasial untuk mengelola data BMKT A. Ari Dartoyo BMKT Benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam, yang memiliki nilai sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, dan ekonomi, yang tenggelam di
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 1. keberadaan dan ketersediaan data 2. data dasar 3. hasil 4. rancangan IDS untuk identifikasi daerah rawan banjir
BAB IV ANALISIS Dari penyusunan basis data dan kajian mengenai keberadaan data untuk identifikasi daerah rawan banjir dapat dianalisis beberapa hal, yaitu mengenai: 1. keberadaan dan ketersediaan data
Lebih terperinciPROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN
A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL RAPAT KOORDINASI NASIONAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JAKARTA, 9-11 NOVEMBER 2017
RUMUSAN HASIL RAPAT KOORDINASI NASIONAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JAKARTA, 9-11 NOVEMBER 2017 I. PENDAHULUAN Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang dilaksanakan
Lebih terperinciPROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan
Lebih terperinciSISTEM STATISTIK NASIONAL
BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 5 TAHUN 2000 TENTANG SISTEM STATISTIK NASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dengan penjaminan mutu pendidikan, itu terkait fungsi supervisi yang dilakukan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum, stakeholder hanya memahami akuntabilitas LPMP dalam pelaksanan fungsi fasilitasi, sementara fungsi lainnya mereka tidak memahami sama sekali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tolitoli adalah perwakilan BPS di daerah Kabupaten yang bertugas menyelenggarakan tugas dan fungsi BPS dan berada dibawah BPS Propinsi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG
BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung melaksanakan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Bab ini akan menjabarkan visi dan misi pembangunan di Kabupaten Malang selama 5 tahun mendatang (2016-2021). Hal ini sejalan dengan amanat di dalam pasal 263
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
Lebih terperinciPENGABDIAN MASYARAKAT
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON TAHUN 2014 1 2 3 DAFTAR ISI Halaman Surat
Lebih terperinciSISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN
2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciKajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau
PT. Waindo Specterra - 2013 PS-UNDP-REDD / 002 / 2012 Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau PROVISION OF BASELINE DATA AND CADASTRAL MAPS FOR THE RIAU PROVINCE IN INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)
BAB I PENDAHULUAN Peran rumah sakit/rs dalam membangun kesejahteraan masyarakat sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) memiliki tanggung jawab untuk melayani pelanggan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2003 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA STRATEGI DAERAH (RENSTRADA)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Kartografi merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu
Lebih terperinciB A P P E D A ACEH JAYA February 21, 2016 BAB IV PENUTUP
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Bappeda sebagai lembaga teknis Perencanaan daerah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian sasaran dalam prioritas pembangunan Kabupaten Aceh Jaya, Beberapa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciRancangan Teknokratik RENSTRA BAB I. Kondisi Umum dan Permasalahan Satker
BAB I Kondisi Umum dan Permasalahan Satker 1.1. Kondisi Umum Tujuan utama pembangunan statistik BPS Kabupaten Luwu Utara Periode sebelumnya (2010-2014) adalah meningkatkan ketersediaan data dan informasi
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2012-2014 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 yang menggariskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan setiap lembaga
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DATA INFORMASI GEOSPASIAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Lebih terperinciKatalog BPS:
Metadata Kegiatan Statistik Sektoral/Khusus No. Publikasi : 03210.1504 Katalog BPS : 1303074 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman : viii + 128 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik Penyunting: Subdirektorat
Lebih terperinciFebruary 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
Lebih terperinciArtikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA
COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategis pembangunan sanitasi secara komprehensif pada
Lebih terperinciPasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara tegas menyatakan: Negara Indonesia adalah negara hukum.
Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara tegas menyatakan: Negara Indonesia adalah negara hukum. Konsep pembangunan hukum telah dirumuskan dalam RPJPN 2005-2025,
Lebih terperinciPengumuman Kelulusan Tahap akhir dalam Rangka Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan ITS
Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Edisi 09/Februari 2014 ITS Dirikan Pusat Studi untuk Infrastruktur Data Spasial Angkat Pejabat Terkait Pengelolaan
Lebih terperinciKopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun
Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna meningkatkan kualitas manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat terhadap kualitas kinerja publik baik di pusat maupun daerah kini kian meningkat. Kesadaran masyarakat ini berkaitan dengan kepedulian
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016
1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Lebih terperinciMEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK
MATERI MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK Oleh: Muhammad Satria, S.Sos., M.Si 1 INDIKATOR KOMPETENSI Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta dapat: a. Mengidentifikasi Aspek yang diperlukan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci13. Purwadhi Sri Hardiyanti ( 1994 ), Penelitian lingkungan geografis dalam inventarisasi penggunaan lahan dengan teknik penginderaan jauh di
49 DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pertanahan Nasional, (1997), Peraturan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 1 tahun 1997 tentang pemetaan penggunaan tanah perdesaan, penggunaan tanah
Lebih terperinciBab III Profil Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Bab III Profil Pemerintah Kabupaten Bengkalis III.1 Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Bengkalis Pemerintah Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu pemerintah kabupaten yang berada di bawah pemerintah
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manfaat data dan informasi spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup telah dirasakan oleh hampir
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN
BAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN Informasi geospasial tematik (IGT) merupakan informasi geospasial (IG) yang menggambarkan satu
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional pertama kali dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988, telah beberapa kali
Lebih terperinciLEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI e-locker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah)
LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI elocker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah) 1 Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/SKPD : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota
Lebih terperinci