Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program
|
|
- Liani Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 PROGRAM BAKOSURTANAL TAHUN 2003 DALAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN KAWASAN TERTINGGAL LAINNYA A. PENDAHULUAN Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) sesuai Keputusan Presiden RI no : 103 tahun 2001 merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden mempunyai tugas: melaksanakan tugas pemerintahan di bidang survei dan pemetaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 1. Tugas BAKOSURTANAL Di dalam Keppres no: 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, menyebutkan bahwa: BAKOSURTANAL mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang survei dan pemetaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Fungsi BAKOSURTANAL Pasal 50 Keppres no: 103 tahun 2001, menyebutkan bahwa fungsi BAKOSURTANAL adalah: a). pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang survei dan pemetaan; b). pembinaan infrastruktur data spasial nasional; c). koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAKOSURTANAL; d). pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang survei dan pemetaan nasional; e). penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga. 3. Kewenangan BAKOSURTANAL Pasal 51 Keppres no: 103 tahun 2001, menyebutkan bahwa kewenangan BAKOSURTANAL adalah: a). penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; b). perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro; c). penetapan sistem informasi di bidangnya; d). kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : 1). perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang survei dan pemetaan; 2). penetapan pedoman dan pemetaan dasar nasional. 4. Visi BAKOSURTANAL Visi BAKOSURTANAL adalah Terwujudnya infrastruktur data spasial yang andal, sebagai landasan tersedianya informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi pembangunan. 1
3 5. Misi BAKOSURTANAL Misi BAKOSURTANAL dalam kurun waktu 2001 s/d 2004 adalah: 1. Menyusun rencana makro dan merumuskan kebijakan nasional dalam bidang survei dan pemetaan, dan meningkatkan koordinasi penyelenggaraan survei dan pemetaan nasional. 2. Memenuhi kebutuhan peta dasar sampai dengan skala menengah untuk keperluan nasional maupun daerah, dan kebutuhan peta tematik dasar wilayah nasional untuk mendukung tugas pemerintahan dan pembangunan serta sekaligus perencanaan pengembangan wilayah di daerah. 3. Membina Sistem Informasi Geografis baik untuk keperluan lingkup nasional maupun Provinsi, Kabupaten dan Kota sehingga bisa bersinergi, efisien dan efektif, dengan meningkatkan kemampuan daerah (pemberdayaan daerah) dalam penyelenggaraan survei dan pemetaan untuk mendukung otonomi daerah. 4. Bersama dengan seluruh komponen/kemampuan nasional di bidang survei dan pemetaan, membangun Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) yang meliputi unsur: kelembagaan, peraturan perundang-undangan, data utama spasial, sumber daya manusia, serta Penelitian dan Pengembangan di bidang survei dan pemetaan, dan meningkatkan pelayanan kebutuhan informasi spasial kepada masyarakat luas. 6. Kebijakan Kebijakan yang ditempuh BAKOSURTANAL dalam pemenuhan visi dan misi di atas adalah : 1. Pemetaan dasar nasional, Survei dasar sumber daya alam, Pembinaan infrastruktur data spasial diarahkan untuk peningkatan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia diarahkan adanya keterpaduan dan efektifitas sumber daya survei dan pemetaan nasional 3. Pembinaan sumber daya dan kelembagaan survei dan pemetaan diarahkan untuk peningkatan pengawasan aparatur negara, penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, peningkatan kapasistas sumber daya manusia dan peningkatan kualitas pelayanan publik serta peningkatan peneelitian dan pengembangan kemampuan sumber daya iptek surta 7. Program Program BAKOSURTANAL merupakan rangkaian kegiatan yang disusun berdasarkan Propenas tahun Dengan demikian program BAKOSURTANAL yang disusun dalam Renstra ini juga dibatasi sampai dengan tahun Secara makro program BAKOSURTANAL diarahkan untuk mendukung keberhasilan 5 Prioritas Pembangunan Nasional. Disamping itu pula, program BAKOSURTANAL akan memberikan kontribusi keberhasilan program pembangunan nasional baik langsung maupun tidak langsung terutama pembangunan di bidang: ekonomi, hukum, politik, pendidikan, sosial dan budaya, sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan. Keterkaitan dan dukungan program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL terhadap program pembangunan nasional, berikut ini adalah identifikasi bidang dan atau program yang tercantum di dalam GBHN dan Propenas yang terkait dengan tugas, fungsi dan wewenang BAKOSURTANAL sebagai berikut: 2
4 a. Bidang Pembangunan Dalam GBHN Bidang Pembangunan dalam GBHN yang terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan BAKOSURTANAL, adalah: 1. Bidang Ekonomi 2. Bidang Politik 3. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup b. Bidang dan Program Pembangunan Dalam Propenas Bidang dan Program dalam Propenas tahun yang berkaitan dengan tugas, fungsi dan kewenangan BAKOSURTANAL antara lain: 1. Bidang Pembangunan Ekonomi a). Program Diseminasi Informasi Teknologi b). Program Pengembangan Kelautan 2. Bidang Pembangunan Politik a). Program Pengawasan Aparatur Negara b). Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan c). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia d). Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 3. Bidang Pembangunan Pendidikan a). Program Penelitian, Peningkatan Kapasistas, dan Pengembangan Kemampuan Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi b). Program Peningkatan Kemandirian dan Keunggulan Iptek 4. Bidang Pembangunan SDA dan LH Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi SDA & LH c. Program BAKOSURTANAL Program BAKOSURTANAL tahun dikategorikan/dikelompokkan menjadi 4 (empat), masing-masing adalah: Pemetaan Dasar Nasional, Survei Dasar dan Sumber Daya Alam, Pembinaan Infrastruktur Data Spasial, dan Pembinaan Sumber Daya dan Kelembagaan Surta. 1. Program Pemetaan Dasar Nasional Program ini bertujuan untuk menghasilkan peta dasar nasional baik matra darat, laut maupun udara, dalam rangka menyediakan data dan informasi spasial untuk seluruh wilayah nasional Indonesia dalam berbagai skala. 2. Program Survei dan Pemetaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program ini bertujuan untuk menginventarisasi Sumber Daya Alam (SDA), menyusun neraca SDA, melaksanakan kajian wilayah dan menyusunnya dalam basis data SDA/tematik dan pemetaan tematik, serta penyediaan atlas sumber daya dan lingkungan. 3. Program Pembinaan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) Program ini bertujuan untuk menyediakan data dasar perpetaan dan menyelenggarakan pembangunan serta pembinaan IDSN. 4. Program Pembinaan Sumber Daya dan Kelembagaan Surta Program ini bertujuan untuk pembinaan perencanaan dan pengawasan dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan, pengembangan sarana dan prasarana baik fisik maupun non fisik, pengembangan sumber daya manusia surta, penelitian dan pengembangan teknologi survei dan pemetaan, serta pembinaan pelayanan jasa dan informasi survei dan pemetaan. 3
5 B. PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN Inputs Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Survei hidrografi wilayah pantai Gorontalo, Kalsel, Kalbar sebesar Rp b. Pemetaan dasar LPI 1: Gorontalo, Kalsel, Muna, Jatim sebesar Rp c. Penyediaan dan pemeliharaan data utama kedirgantaraan sebesar Rp d. Inventarisasi tematik dasar SDA laut Selat Makasar, ALKI II sebesar Rp e. Valuasi ekonomi SDA laut Selat Makasar, ALKI II sebesar Rp f. Basisdata tematik SDA laut dan kajian kewilayahan ALKI II,KTI sebesar Rp Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Lingk. Hidup, yang meliputi kegiatan sebagai berikut: b. Pemetaan dasar Rupa Bumi Indonesia Kalteng dan Kaltim 1: sebesar Rp c. Pemetaan dasar Rupa Bumi Indonesia Sulawesi (generalisasi) sebesar Rp d. Penyusunan NSDAD Gorontalo, NTT; Integrasi NSDA Sulawesi; Bimtek Kalsel, Kalteng; Spesifikasi Teknis sebesar Rp e. Pengembangan basisdata tematik dak kajian wilayah Sulawesi sebesar Rp f. Penyediaan dan pembaharuan data dan LH 1: Papua sebesar Rp Program Peningkatan Iptek Dunia Usaha dan Masyarakat Atlas Pariwisata Provinsi Gorontalo sebesar Rp Program Pengembangan Iptek a. Densifikasi JKH di Kalbar sebesar Rp b. Densifikasi JKV di Kalsel sebesar Rp c. Pembinaan dan Pengembangan Sta. Tetap GPS sebesar Rp d. Pemodelan Geometrik Geodinamika Indonesia dan Asia Tenggara sebesar Rp e. Pembinaan dan Pengembangan Informasi Pasut sebesar Rp f. Pembinaan dan Pengembangan Geoid Nasional sebesar Rp Program Penelitian Iptek a. Penelitian geodinamika dan penyatuan datum tinggi Indonesia sebesar Rp b. Penelitian mitigasi bencana dan degradasi lingkungan DAS Kalbar dan Kalsel sebesar Rp c. Penelitian pengelolaan pulau-pulau kecil di Sultra sebesar Rp Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Iptek a. Pelatihan pengkajian dan penegasan batas wilayah sebesar Rp b. Pelatihan SIG tingkat operator sebesar Rp
6 c. Pelatihan desktop kartografi sebesar Rp d. Pelatihan pemetaan potensi SDA wilayah laut dan pesisir sebesar Rp Program Peningkatan Kerjasama Internasional Pengkajian, demarkasi, delimitasi, pemetaan batas wilayah darat dan laut wilayah NKRI dan batas dengan negara tetangga sebesar Rp Process Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka strategi yang ditempuh sebagai berikut: a. Kelembagaan Kemampuan BAKOSURTANAL di bidang survei dan pemetaan perlu didayagunakan secara efektif dan efisien dengan mengkaji dan mengkoordinasikan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab masing-masing unit kerjanya melalui analisis beban tugas dan tanggungjwabnya masingmasing. Koordinasi dan sinkronisasi yang menjadi beban nasional dilakukan terlebih dahulu penyediaan peraturan perundang-undangan yang diperlukan. Kerjasama dan kemitraan dengan instansi dan negara lain harus ditumbuhkembangkan. b. Peraturan Perundang-undangan Peraturan perundang-undangan seperti RUU Tignas, RPP UU Penataan Ruang, RPP UU Pemerintahan Daerah harus segera diselesaikan. NPPSS di bidang surta harus segera dilengkapi serta produk hukum BAKOSURTANAL perlu disosialisasikan. c. SDM Menciptakan iklim bekerja dan berusaha yang sehat, mengarahkan diklat agar menghasilkan SDM yang berkualitas, kompetitif dan inovatif, meningkatkan iklim kemitraan dan aktif bekerja sama dengan luar negeri. Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM di daerah, BAKOSURTANAL memfasilitasi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan di bidang survei dan pemetaan dengan topik seperti: batas wilayah, sistim informasi geografi dan penginderaan jauh, pemetaan pesisir dan laut, dll. d. Infrastruktur Dengan keterbatasan dana APBN, penyediaan infrastruktur ditempuh dengan strategi yang efektif dan efisien seperti: penyusunan skala prioritas, peningkatan kemitraan nasional dan internasional serta penggalian sumber pembiayaan di luar APBN. Skala prioritas didasarkan atas pertimbangan : pencapaian tujuan program pembangunan nasional, program prioritas lembaga. Pemenuhan cakupan peta dasar sebagai salah satu komponen infrastruktur di atas, diprioritaskan di kawasan timur Indonesia. Penentuan prioritas ini sejalan dengan program pembangunan nasional dan juga pemenuhan data dasar perpetaan yang belum terselesaikan (Maluku, Papua, sebagian Kalimantan). Peta dasar merupakan media didalam penuangan informasi yang diperlukan di dalam pemetaan tematik. Dengan kata lain pemetaan tematik hanya akan bisa dilakukan jika peta dasar tersebut tersedia. e. Litbang Kualitas litbang BAKOSURTANAL diarahkan agar BAKOSURTANAL diakui sebagai lembaga utama penelitian dalam bidang survei dan pemetaan. 5
7 f. Pembiayaan Strategi di bidang pembiayaan ditempuh dengan menitikberatkan aktifitas yang sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya sebagai pemerintah pusat serta menetapkan prioritas pembiayaan yang tersedia dan menggali sumber pembiayaan dari luar. Pemberdayaan pihak swasta di dalam penyediaan data spasial survei dan pemetaan perlu dijajaki dengan penyediaan NPPSS sebagai acuan pelaksanaannya. 3. Outputs Rencana program kegiatan pada tahun 2003 akan menghasilkan: Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Peta LPI 1: b. Peta LBI c. Peta tematik dasar SDA laut berbagai Tema, skala 1: dan 1: d. Valuasi ekonomi SDA laut Selat Makasar, ALKI II, berbagai tema pada skala 1: dan 1: e. Basisdata tematik SDA laut dan kajian kewilayahan ALKI II,KTI berbagai tema Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Lingk. Hidup, yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Peta Dasar Rupa Bumi Indonesia Kalteng dan Kaltim 1: b. Peta Dasar Rupa Bumi Indonesia Sulawesi (generalisasi) skala 1: c. Neraca SDAD Provinsi Gorontalo, NTT; Integrasi NSDA Sulawesi; Bimtek Kalsel, Kalteng; Spesifikasi Teknis d. Basisdata tematik dan kajian wilayah Sulawesi berbagai Tema Program Peningkatan Iptek Dunia Usaha dan Masyarakat Atlas Pariwisata Provinsi Gorontalo Program Pengembangan Iptek a. Titik kontrol geodesi di Kalbar b. Titik Kontrol Tinggi di Kalsel c. 6 Stasiun Tetap GPS di wilayah Indonesia d. Model Geometrik Geodinamika Indonesia dan Asia Tenggara e. Basis data Pasut Nasional f. Model Geoid Nasional Program Penelitian Iptek a. 1 laporan ilmiah b. 1 laporan ilmiah c. 1 laporan ilmiah Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Iptek a. 20 orang b. 20 orang c. 10 orang d. 20 orang Program Peningkatan Kerjasama Internasional CBRF, Peta Perbatasan Wilayah Negara dan Administrasi serta laporan pertemuan JTSC dan JBC 6
8 4. Outcomes Manfaat yang di peroleh dari program kegiatan tersebut : Pengembangan wilayah dan perencanaan wilayah Pengelolaan sumberdaya alam Berkurangnya daerah konflik antar batas Peningkatan sumberdaya manusia survei pemetaan Potensi wilayah 5. Impacts Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Optimalisasi penggunaan informasi keruangan; meningkatnya keselamatan transportasi Perencanaan pembangunan nasional, provinsi, kabupaten/kota lebih baik sehingga mengurangi kemungkinan duplikasi kegiatan Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Lingkungan Hidup Meningkatnya: perekonomian daerah dlm peningkatan PAD; Perencanaan terpadu, terarah, proporsional sesuai daya dukung wilayahnya Meningkatnya akses informasi SDA dan LH untuk perencanaan nasional dan daerah Meningkatnya akses informasi SDA dan LH untuk perencanaan nasional dan daerah Program Peningkatan Iptek Dunia Usaha dan Masyarakat Meningkatnya dunia usaha dan investor, kunjungan wisata, iptek serta ekonomi berbasis SDA Program Pengembangan Iptek Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan surtanas Meningkatnya kemudahan akses, distribusi dan pertukaran data&inf. Spasial Program Penelitian Iptek Berkurangnya korban akibat bencana alam, efisiensi dan efektifitas penggunaan SDA dlm pembangunan nasional Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Iptek Meningkatnya kualitas produk surtanas dalam pendataan wil. Nas & pengelolaan SDA & LH Program Peningkatan Kerjasama Internasional Terpenuhinya komitmen int'l, terjaminnya kepastian hukum taswil, berkurangnya konflik batas, membantu perumusan kebijakan penetapan taswil wilayah baru 7
9 C. PENUTUP Dari kajian yang diuraikan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa programprogram yang dilaksanakan oleh BAKOSURTANAL sesuai dengan arah pembangunan nasional. Penyediaan data dasar perpetaan di kawasan timur Indonesia disamping pemenuhan cakupan peta dasar yang belum selesai dilaksanakan, juga menunjang di dalam membantu penyelesaian batas wilayah dan daerah konflik lainnya. Disamping itu juga dengan peta dasar sebagai media penuangan unsur-unsur tematik yang diperlukan dapat membantu dalam mengetahui potensi sumber daya alam daerah yang bermanfaat untuk perencanaan daerah dan nasional yang terpadu, menyeluruh serta mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup. 8
10 PROGRAM BAKOSURTANAL TAHUN PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN KAWASAN TERTINGGAL LAINNYA Program Input Proses Output Outcome Impacts 1. Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan - Dana sebesar Rp Kelembagaan Peraturan Perundang-undangan SDM Infrastruktur Litbang Pembiayaan Buku Laporan survei hidrografi Peta dasar LPI 1: Data utama Kedirgantaraan Valuasi ekonomi SDA laut Basis data tematik SDA laut & Kajian wilayah ALKI II Pengembangan wilayah dan perencanaan wilayah Pengelolaan Sumberdaya alam Berkurangnya daerah konflik antar batas Peningkatan SDM surta Potensi wilayah Optimalisasi penggunaan informasi keruangan; meningkatnya keselamatan transportasi Perencanaan pembangunan nasional, provinsi, kabupaten/kota lebih baik sehingga mengurangi kemungkinan duplikasi kegiatan 2. Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Lingk. Hidup 3. Peningkatan Iptek Dunia Usaha dan Masyarakat - Dana sebesar Rp Dana sebesar Rp Peta dasar Rupabumi 1: Data Neraca Sumberdaya Alam Darat Basis data tematik & Kajian wilayah Data dasar Papua Atlas Pariwisata Prov. Gorontalo 9 Meningkatnya: perekonomian daerah dlm peningkatan PAD; Perencanaan terpadu, terarah, proporsional sesuai daya dukung wilayahnya Meningkatnya akses informasi SDA dan LH untuk perencanaan nasional dan daerah Meningkatnya akses informasi SDA dan LH untuk perencanaan nasional dan daerah Meningkatnya dunia usaha dan investor, kunjungan wisata, iptek serta ekonomi berbasis SDA
11 4. Pengembangan Iptek - Dana sebesar Rp Penelitian Iptek - Dana sebesar Rp Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Iptek 7. Peningkatan Kerjasama Internasional - Dana sebesar Rp Dana sebesar Rp Data jaringan kontrol horizontal dan vertikal Pemeliharaan Stasiun tetap GPS Model Geometrik Geodinamika Indonesia & Asia Tenggara informasi Pasut Data Geoid Nasional Hasil penelitian geodinamika & datum tinggi Indonesia Hasil penelitian mitigasi bencana & degradasi lingkungan DAS Hasil penelitian pengelolaan pulau-pulau kecil Peningkatan SDM hasil pelatihan batas wilayah Peningkatan SDM hasil pelatihan SIG Peningkatan SDM hasil pelatihan desktop kartografi Peningkatan SDM hasil pelatihan pemetaan potensi SDA wilayah laut dan pesisir Data batas wilayah darat dan laut wilayah NKRI dan antar negara tetangga Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan surtanas Meningkatnya kemudahan akses, distribusi dan pertukaran data& informasi Spasial Berkurangnya korban akibat bencana alam, efisiensi dan efektifitas penggunaan SDA dlm pembangunan nasional Meningkatnya kualitas produk surtanas dalam pendataan wilayah Nasional & pengelolaan SDA & LH Terpenuhinya komitmen internasional, terjaminnya kepastian hukum taswil, berkurangnya konflik batas, membantu perumusan kebijakan penetapan taswil wilayah baru 10
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BAKOSURTANAL 1 PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Meningkatnya Pemanfaatan Peta Dasar Dalam Mendukung Pembangunan
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 65, 2001 Keuangan.Tarif.Bukan Pajak.Penerimaan Negara.Bakosurtanal. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1 of 8 08/07/2009 20:16 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 65, 2001 Keuangan.Tarif.Bukan
Lebih terperinci1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;
pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Instasi Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA 2016
PERJANJIAN KINERJA 2016 Perjanjian Kinerja 2016 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENGERTIAN Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rumusan visi dan misi Badan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 berlandaskan pada tugas pokok dan fungsi yang
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciRANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2011
MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG : WILAYAH DAN TATA RUANG NO FOKUS I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A Peningkatan koordinasi kegiatan survei dan pemetaan nasional
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017
PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciREVITALISASI KEHUTANAN
REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan
Lebih terperinciPENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan
Lebih terperinciMenteri Negara PPN/Kepala Bappenas
Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial Jakarta, 27 April 2016 KERANGKA PAPARAN Pentingnya Informasi Geospasial Permasalahan Informasi
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA 2018
PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN KEPALA BADAN PERTANAHAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR
Lebih terperinciPERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI K NOMOR 009 TAHUN 2015 A TENTANG J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BADAN PENGKAJIAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB III PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR
BAB III I PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR Di sini akan dibahas tentang salah satu instansi penyedia data sumber daya air, yaitu unit organisasi Puslitbang Sumber Daya Air dan salah satu produknya,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota
Lebih terperinciRENCANA TINDAK PRIORITAS BIDANG : WILAYAH DAN TATA RUANG TARGET INDIKATOR
RENCANA TINDAK WILAYAH DAN TATA RUANG BIDANG PEMBANGUNAN : Pembangunan Data dan Informasi Spasial I FOKUS PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan koordinasi kegiatan survei dan pemetaan nasional Tersusunnya
Lebih terperinciLAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013
BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN
Lebih terperinciPROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014
LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 20 MEI 2014 PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 1. RPerpres tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional pertama kali dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988, telah beberapa kali
Lebih terperinciREVIEW RENSTRA SETDA KALTIM
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Kegiatan. Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPeran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Bersama Menata Indonesia yang Lebih Baik Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Priyadi Kardono Kepala Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret
Lebih terperinciKABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN
KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana
Lebih terperinciPAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017
PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinci2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.62, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Daerah Aliran Sungai. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciUPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional
UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,
SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai hal-hal yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan 1.1. LATAR
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G
PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciA. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah
A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Malang Nomor 59
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, pencapaian tujuan pembangunan nasional diprioritaskan untuk terwujudnya Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH - BDAN INFORMASI GEOSPASIAL 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH - BDAN INFORMASI GEOSPASIAL 2012 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2012 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN RENSTRA SKPD Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan
Lebih terperinci2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K
No.31, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Geospasial. Informasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan yang diperoleh Bangsa Indonesia selama tiga dasawarsa pembangunan ternyata masih menyisakan berbagai ketimpangan, antara lain berupa kesenjangan pendapatan dan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015
RENCANA KINERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN LUMAJANG Jalan Hayam Wuruk No.1 Lumajang Telp. (0334) 889308 892600 DAFTAR ISI 1 Halaman
Lebih terperinciPERENCANAAN KINERJA BAB II VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan Terlindung dari Ancaman Bencana. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.
2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.1 Visi Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016 adalah Masyarakat Gorontalo yang siaga dan terlindung dari ancaman bencana VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan
Lebih terperinci2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.
BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mewajibkan seluruh instansi pemerintah
Lebih terperinci