HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah. yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah. yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat"

Transkripsi

1 17 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah Kecamatan Tigo Lurah merupakan kecamatan pemekaran daerah baru yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, 2013) adalah km 2. Topografi wilayah Kecamatan Tigo Lurah berbukit-bukit dijajaran pegunungan Bukit Barisan yang berjarak km dari ibu kota Kabupaten Solok, dengan ketinggian dari permukaan laut 930 m. Letak geografis daerah ini adalah ' 36'' lintang selatan dan ' 44'' bujur timur dengan curah hujan 635 mm. Kecamatan Tigo lurah merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Solok dengan batasan-batasan wilayahnya sebagai berikut: Sebelah Utara dengan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, sebelah Selatan dengan Kecamatan Hiliran Gumanti, sebelah Barat dengan Kabupaten Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung, sebelah Timur dengan Kecamatan Payuang Sakaki. Luas daerah kecamatan km 2 dengan curah hujan 635 mm, ketinggian dari permukaan laut 930 m. Penggunaan lahan yang paling luas adalah persawahan yaitu seluas Ha. Jenis tanaman lain seperti jagung, ubi kayu dan kacang hijau, serta hasil perkebunan berupa tanaman tua seperti; kopi, coklat, kayu manis, dan karet. Beternak ayam Kukuak Balenggek oleh masyarakat di Kecamatan Tigo Lurah hanya sebagai pekerjaan sambilan, masyarakat memelihara ayam ini dengan sistem pemeliharaan tradisional atau sistem pemeliharaan ekstensif. Berdasarkan pengalaman peneliti, daerah ini memang terisolir dan sangat susah dijangkau oleh masyarakat umum karena selain kondisi

2 18 jalan yang kurang baik masih ada dusun-dusun di Kecamatan Tigo Lurah yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau melewati jalan setapak. Berikut adalah peta Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok: AKB AKB ilustrasi. Peta Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok 4.2 Manajemen Pemeliharaan Ayam Kokok Balenggek Manajemen pemeliharaan ayam Kokok Balenggek yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Tigo Lurah masih sederhana, sehingga untuk pengelolaan manajemen penghasil bibit dari Ayam Kokok Balenggek betina juga sangat sederhana tanpa adanya seleksi tetas. Ayam Kokok Balenggek betina menghasilkan daya tetas yang tinggi yaitu sekitar 90% dengan cara mengerami telur secara alami, dan juga menghasilkan produksi telur yang rendah yaitu hanya 60 butir/tahun (Abbas, 2015).

3 19 Pemberian pakan Ayam Kokok Balenggek di Kecamatan Tigo Lurah hanya berupa padi, pemberian pakan ini diberikan pada pagi dan sore hari, masyarakat percaya padi adalah sebagai pakan pokok utama dan berguna menjaga kualitas suara ayam. Di Ampang Kualo pemberian pakan utama adalah padi dan ditambah dengan dedak, konsentrat, dan tepung jagung. Untuk ayam jantan yang mempunyai kokok balenggek biasanya peternak memberikan makanan tambahan berupa biji-bijian, tomat, cabe yang bertujuan agar suara kokok ayamnya lebih bagus dan terjaga (Abbas dkk, 2014). Perkandangan Ayam Kokok Balenggek di Tigo Lurah masih sederhana, dimana kandang ayam masih dibuat seadanya dibelakang atau di samping dan di kolong-kolong rumah masyarakat. Kandang ini hanya digunakan pada malam hari, sedangkan pada siang hari ayam dibiarkan lepas begitu saja, pada sore hari ketika ayam akan masuk ke kandang ayam tersebut diberi makan. Sistem pemeliharaan ternak Ayam Kokok Balenggek hampir seluruhnya dilakukan secara ektensif (umbaran) malah banyak peternak yang tidak memiliki kandang sehingga ayam tidur di bawah kolong rumah, sedangkan di Ampang Kualo sudah dibuatkan kandang kusus seperti kandang batrai, kandang intensif, dan kandang ektensif. Pada pemeliharaan Ayam Kokok balenggek ada tiga periode yaitu, periode starter dengan pemeliharaan intensif selama 2 bulan, tahap selanjutnya yaitu periode grower berumur 2 bulan sampai 4 bulan, pada tahap ini kebutuhan kandang diperlukan luas yaitu 8-10 ekor/meter, kemudian yang ketiga periode layer setelah berumur 6 bulan dan mulai menunjukan dewasa kelamin, ayam dikandangkan pada kandang individu/batrai untuk bibit baik betina maupun pejantan terpilih (Abbas, 2015).

4 20 Penyakit yang banyak menyerang Ayam Kokok balenggek adalah Newcastle disease (ND), masyarakat sering menyebutnya dengan sebutan akuak. Pada pemeliharaan secara tradisional tingkat kematian ayam dapat mencapai 56 % terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu (Abbas dkk, 2014). Pada umumnya tingkat kematian yang tinggi ini akibat dari pemeliharaan secara tradisional, sehingga penyakit dan predator dengan mudah menyerang ayam ini, sedangkan di Ampang Kualo sudah melakukan program vaksinasi ND yang didapat dari bantuan dinas daerah setempat. 4.3 Sifat Kualitatif Ayam Kokok Balenggek Untuk mempermudah dalam pemaparan, sifat kualitatif Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina dewasa yang berumur bulan penyajian data ditampilkan menjadi tiga bagian yaitu; bagian kepala, bagian badan, dan bagian kaki Bagian Kepala Sifat kualitatif Ayam Kokok Balenggek bagian kepala yang diamati hanya bentuk jengger serta bentuk dan warna paruh. Hasil pengamatan ditampilkan pada Tabel 1-3 dan Gambar Bentuk Jengger Berdasarkan Tabel 1, seluruh bentuk jengger Ayam Kokok Balenggek jantan memiliki bentuk tunggal (single comb) (Gambar No. 1). Bentuk jengger single ini ditemukan pada Ayam Kokok Balenggek disebabkan Ayam Kokok Balenggek berasal dari keturunan Ayam Hutan Merah. Bentuk jengger ini sesuai dengan ciri khas Ayam Hutan Merah yang merupakan moyang sebagian ayam

5 21 piara yang ada sekarang yang mempunyai bentuk jengger tunggal (Nishida, 1980;Mansjoer, 1985). Tabel 1. Sifat Kualitatif Bentuk Jengger Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) -Single Comb Strawberry - 2-6,7 -V-Shape - 1-3,3 Total Pada Ayam Kokok Balenggek betina ditemukan jengger berbentuk single comb (Gambar No. 2), strawberry (Gambar No. 3) dan v-shape (Gambar No. 4). Perbedaan bentuk jengger pada ayam lokal betina dengan Ayam Hutan Merah yang menjadi moyang ayam lokal diduga disebabkan karena pengaruh gen seperti pea, strawberry, v-shape kuat terhadap gen tunggal. Ayam lokal telah menerima aliran gen yang berasal dari bangsa ayam unggul yang memiliki bentuk jengger pea. Nishida, dkk (1982) menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan produksi ayam lokal di Asia Tenggara termasuk Indonesia, telah dimasukkan sejumlah ayam unggul yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Ditemukannya variasi jengger pada ayam lokal saat ini merupakan satu kewajaran. Ini sesuai dengan pernyataan Sartika (2000), variasi bentuk jengger mengindikasikan adanya keragaman genotipik yang dapat dilihat dari frekuensi gen karakter genetik eksternal yang masih sangat beragam pada populasi dasar seleksi pada ayam lokal. Di samping itu, variasi bentuk jengger diduga ada hubungannya dengan proses penjinakan atau domestikasi yang berefek pada terjadinya mutasi sehingga ada perubahan-perubahan bentuk jengger, diantaranya

6 22 bentuk rose, bentuk kapri (pea), bentuk kemiri (walnut), bentuk V, bentuk dupleks dan bahkan tidak berjengger sama sekali (Burns, 1983). a b c d Bentuk Paruh Gambar 1. Bentuk Jengger Ayam Kokok Balenggek a. Jantan Single Comb b. Betina Single Comb c. Betina Strawberry d. Betina V-shape Tabel 2 menunjukan bentuk paruh Ayam Kokok Balenggek jantan dan betina memiliki karakter berbentuk paruh lurus (paruah luruih) dan paruh bengkok (paruah batauik). Karakter paruah luruih pada jantan (33,3%) dan paruah batauik (66,7%). Pada Ayam Kokok balenggek betina memilik karakter berbentuk paruah luruih (16,7%) dan karakter berbentuk paruah batauik (83,3%). Tabel 2. Sifat Kualitatif Bentuk Paruh Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) -Paruh lurus (Paruah luruih) ,3 16,7 -Paruh bengkok 25 66,7 83,3 (Paruah 20 batauik) Total

7 23 Bentuk paruh yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu paruah batauik memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan paruah luruih. Hal ini disebabkan Ayam Kokok Balenggek merupakan keturunan Ayam Hutan Merah dengan Ayam Batu yang mempunyai karakter paruh bengkok. Pada Ayam Pelung karakter bentuk paruh pada ayam pemenang lomba adalah berbentuk lurus memiliki keseragaman sempurna (Denny, 2006). Karakter paruh sasiung bawang (paruh lurus) dominan pada ayam yang berkualitas karena memungkinkan aliran suara saat berkokok tidak terhambat (HIPPAPI, 2003). Sampel yang digunakan pada penelitian yang dilakukan penulis hanya beberapa ayam saja yang pernah mengikuti kontes Ayam Kokok Balenggek, dan sisanya menggunakan ayam milik peternak yang belum pernah mengikuti kontes. a b c d Gambar 2. Bentuk Paruh Ayam Kokok Balenggek a. Jantan Paruh Lurus b. Jantan Paruh Bengkok c. Betina Paruh Lurus d. Betina Paruh Bengkok Warna Paruh Tabel 3 menunjukkan Ayam Kokok Balenggek memiliki warna paruh yang berbeda-beda, warna paruh ini juga dapat mempengaruhi penyebutan pada warna Ayam Kokok Balenggek nantinya. Proporsi warna paruh yang terdapat

8 24 pada Ayam Kokok Balenggek jantan yaitu paruh kuning (paruah kuniang) (46,7%), paruh putih (paruah putiah) (30%), dan paruh hitam (paruah itam) (23,3%). Ayam Kokok Balenggek betina memiliki persentase paruah kuniang (16,7), paruah putiah (46,7%), dan paruah itam (36,7%). Warna paruh Ayam Kokok Balenggek dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 3. Sifat Kualitatif Warna Paruh Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) - Paruh kuning ,7 16,6 (Paruah kuniang) - Paruh putih ,7 (Paruah putiah) - Paruh hitam ,3 36,7 (Paruah itam) Total Ditemukan variasi warna paruh yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek jantan dan betina, disebabkan adanya persilangan antara Ayam Hutan Merah dengan ayam lokal setempat seperti Ayam Ratiah, Ayam Batu, dan Ayam Cantuang Gombak Bauak. Ayam Ratiah adalah ayam yang muncul dari persilangan Ayam Hutan Merah dengan ayam lokal yang berkembang ditengah masyarakat. Kebanyakan warna paruh dari Ayam Ratiah ini adalah kuning. Ayam Batu adalah ayam yang muncul dari persilangan Ayam Hutan Merah dengan ayam lokal yang telah beradaptasi sehingga menghasilkan bentuk kaki pendek, ukuran tubuh sama dengan ayam umumnya dan warna paruh ratarata berwarna putih. Ayam Cantuang Gombak Bauak adalah ayam yang muncul dari beberapa jenis ayam lokal yang mempunyai kelebihan masing-masing yaitu memiliki Cantuang adalah bulu yang mengembang dan terdapat disekitar leher

9 25 ayam, Gombak merupakan bulu yang mengembang diatas kepala ayam, sedangkan Bauak adalah bulu yang mengembang terdapat dibawah leher ayam (Nardi, 2014). Menurut Crawford (1990), warna paruh hitam merupakan hasil pewarnaan oleh pigmen melanin, warna paruh kuning disebabkan oleh penyebaran pigmen karotenoid, sedangkan warna paruh putih kurang atau tidak adanya kandungan pigmen melanin yang terdapat pada paruh ayam sehingga berwarna putih. Pada ayam pelung, Nataamijaya (2005) hanya menemukan satu warna paruh pada ayam Pelung jantan yaitu warna hitam, sedangkan pada ayam Pelung betina ditemukan dua warna, yakni, hitam (80%) dan putih (20%). a b c d e f Gambar 3. Warna Paruh Ayam Kokok Balenggek a. Jantan Paruh Kuning b. Jantan Paruh Putih c. Jantan Paruh Hitam d. Betina Paruh Kuning e. Betina Paruh Putih f. Betina Paruh Hitam

10 Bagian Badan Bentuk Badan Berdasarkan Tabel 4, bentuk badan Ayam Kokok Balenggek Jantan memiliki karakter bentuk jantung pisang (jantuang pisang) (66,7%) dan tabung panjang (tabuang panjang) (33,3%), sedangkan untuk betina memiliki karakter bentuk badan bulat (bulek) (100%). Bentuk badan Ayam Kokok Balenggek dapat dilihat pada gambar 4. Tabel 4. Sifat Kualitatif Bentuk Badan Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) -Jantung pisang 20-66,7 - (Jantuang pisang) -Tabung panjang 10-33,3 - (Tabuang panjang) -Bulat (Bulek) Total Bentuk badan Ayam Kokok Balenggek jantan lebih didominasi bentuk jantuang pisang. Pada Ayam Pelung pemenang lomba juga sama memiliki bentuk badan seperti jantuang pisang (83,3%) (Denny, 2006). a b c Gambar 4. Bentuk Badan Ayam Kokok Balenggek a. Jantan Jantung Pisang b. Jantan Tabung Panjang c. Betina Bulat

11 27 Jantung pisang (jantuang pisang) memiliki rongga dada besar dan agak mengembang, bagian badan ayam yang agak lancip/kerucut memantulkan suara kearah atas dengan gema/suara besar nyaring keluar sehingga menghasilkan suara yang lebih bagus. Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak antara sumber bunyi dan bidang pemantul sangat dekat. Ini menyebabkan selang waktu yang dibutuhkan oleh bunyi pantul untuk kembali berlangsung sangat singkat. Dapat dianggap bahwa bunyi pantul bersamaan waktunya dengan bunyi asli sehingga bunyi pantul memperkuat bunyi asli (Nasri, 2007). Tabung panjang (tabuang Panjang) memiliki bentuk badan yang berbentuk tabung panjang sehingga suara yang dihasilkan akan keluar begitu saja tanpa adanya pantulan ke rongga dada Warna Bulu Berdasarkan Tabel 5, warna bulu Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina dewasa memiliki variasi beragam. Warna dominan yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek jantan dan betina dewasa adalah merah (biriang), hitam (taduang), putih (kinantan), dan kuning (jalak) (Gambar 5-10). Penamaan Ayam Kokok Balenggek tergantung warna bulu, warna paruh, dan warna Shank yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek. Warna bulu yang ditemukan dalam penelitian ini berjumlah 28 warna dengan berbagai corak dan variasi warna yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek jantan dan betina (Lampiran 1).

12 28 Tabel 5. Sifat Kualitatif Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) Warna bulu leher -Merah ,3 -Hitam ,7 -Kuning Putih ,7 26,7 -Cream 1 1 3,3 3,3 -Hijau 1 1 3,3 3,3 -Coklat Warna Bulu Punggung -Merah ,3 3,3 -Hitam Kuning Putih Cream 2-6,7 0 -Hijau 1 1 3,3 3,3 -Coklat Warna Bulu Dada -Merah 2 1 6,7 3,3 -Hitam ,7 20 -Kuning Putih ,3 23,3 -Cream ,3 -Hijau 1 1 3,3 3,3 -Coklat ,3 63,3 Warna Bulu Sayap -Merah ,3 3,3 -Hitam ,7 46,7 -Kuning 4-13,3 0 -Putih ,7 36,7 -Cream Hijau 1 1 3,3 3,3 -Coklat ,3 63,3 Warna Bulu Ekor -Merah ,3 -Hitam Kuning Putih ,3 23,3 -Cream Hijau 1 1 3,3 3,3 -Coklat ,3

13 29 Warna bulu leher yang dominan pada Ayam Kokok Balenggek jantan adalah bewarna merah (50%) dan betina berwarna coklat (60%), sedangkan warna bulu punggung Ayam Kokok Balenggek jantan adalah berwarna merah (63,3%) dan betina berwarna coklat (60%). Warna bulu dada Ayam Kokok Balenggek jantan adalah berwarna hitam (56,7%) dan betina berwarna coklat (63,3%), sedangkan bulu sayap Ayam Kokok Balenggek adalah berwarna hitam (86,7%) dan betina berwarna coklat (63,3%). Warna bulu ekor Ayam Kokok Balenggek jantan didominasi oleh warna hitam (90%) dan betina berwarna coklat (53,3%). Warna bulu hitam dan merah mendominasi warna yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek jantan, sedangkan warna bulu coklat mendominasi warna yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek betina. Berdasarkan hasil penelitian (Abbas dkk, 2014) warna bulu kemerahmerahan adalah warna bulu yang dominan untuk Ayam Kokok Balenggek jantan, warna bulu kemerah-merahan biasa disebut dengan biriang termasuk warna bulu tipe bulu liar. Tingginya persentase warna bulu tipe bulu liar pada Ayam Kokok Balenggek jantan 50% hal ini disebabkan karena Ayam Kokok Balenggek masih mempunyai jarak genetik yang lebih dekat dengan Ayam Hutan Merah Sumatera. Hal ini sama dengan hasil penelitian (Abbas dkk, 1997) dimana warna bulu Ayam Kokok Balenggek yang banyak ditemui adalah warna bulu merah, sebagai mana yang dinyatakan oleh Mufarid (1986) Gallus gallus atau Ayam Hutan Merah banyak hidup disekitar hutan-hutan Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan lain sebagainya, yang mana pada ayam jantan bulu bagian leher, punggung dan sayap berwarna merah, sedangkan bagian dada dan bagian bawah berwarna hitam dan ayam betina bulunya berwarna coklat dan bergaris hitam, sedangkan Hutt (1949)

14 30 menyatakan bahwa salah satu ciri dari Ayam Hutan Merah adalah pada bagian leher, sayap, punggung berwarna merah dan dada sebelah dalam berwarna hitam. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Yuliza pada ayam lokal (2009) maka penelitian ini tidak terlalu berbeda yaitu warna bulu yang banyak ditemui adalah warna bulu tipe bulu liar. Bila dibandingkan dengan warna bulu ayam Pelung atau sesama ayam penyanyi, warna bulu ayam Pelung tidak jauh berbeda dengan Ayam Kokok Balenggek karena berdasarkan penelusuran ilmiah, ayam Pelung diduga merupakan turunan ayam hutan merah (Gallus gallus bankiva) yang terdapat di Pulau Jawa. Hal ini kemudian diperkuat oleh riset molekuler yang dilaporkan oleh Fumihito dkk (1994) yang menyatakan bahwa ayam domestik yang berkembang sekarang di seluruh dunia berasal dari turunan Ayam Hutan Merah. Kuriak adalah jenis Ayam Kokok Balenggek yang berbintik-bintik, mata, kaki, dan paruh berwarna hitam (Murad, 1993). Dalam penelitian ini ditemukan 3 jenis kuriak. Kuriak Anjulai adalah jenis Ayam Kokok Balenggek yang berwarna campuran/berbintik-bintik hitam dan putih di bagian leher dan badan, bagian paha dan ekor berwarna kehitaman, pada bagian shank dan paruh berwarna kuning. Kemudian jenis Ayam Kokok Balenggek Kuriak Bareh Randang, jenis ayam ini menurut tokoh adat di Tigo lurah tradisi adat yang berkembang secara turuntemurun apabila melakukan tradisi turun mandi (pesta kelahiran anak). Ada syarat yang tidak boleh ditinggalkan yaitu merendang beras yang hampir menyerupai warna bulu ayam Kuriak Bareh Randang, itulah kenapa dinamakan Kuriak Bareh Randang, ayam ini adalah simbol adat. Memiliki warna bulu cream dibagian leher, kemerahan campuran dibagian badan, dan coklat dibagian ekor, serta memiliki warna shank dan paruh berwarna putih. Ketiga jenis Kuriak Bungo Tabu

15 31 memiliki warna bulu cream pada bagian leher, hitam dan cream dibagian badan dan berwarna coklat, cream dibagian ekor, warna shank dan paruh berwarna kuning. a b c d e Gambar 5. Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Kuriak a. Jantan Kuriak Anjulai b. Jantan Kuriak Bareh Randang c. Betina Kuriak Anjulai d. Betina Kuriak Bungo Tabu e. Betina Kuriak Bareh Randang Biriang memiliki warna yang sama dengan jalak, kecuali bulu leher, punggung dan pinggang berwarna merah (Yuniko, 1993). Dalam penelitian ini ditemukan 7 jenis Biriang yaitu Biriang, Biriang Merah, Biriang Kuniang, Biriang Kalek, Biriang Balang, Biriang Taduang, Biriang Tempuo. Biriang Merah memiliki leher berwarna merah, bagian badan dominasi merah dan sedikit hitam, ekor berwarna hitam, bagian shank dan paruh berwarna kuning. Biriang

16 32 Kuniang adalah jenis yang didominasi berwarna kuning pada bagian leher, bagian badan kuning kemerahan dan ekor berwarna hitam. Pada bagian shank dan paruh berwarna kuning. Biriang Kalek memiliki warna bulu leher dan punggung kemerahan, kemudian shank dan paruh berwarna abu-abu kehitaman. Biriang Balang warna bulu leher, punggung, dada, dan sayap didominasi warna putih, sedangkan shank dan paruh berwarna kuning. Biriang Taduang memiliki bulu leher kemerahan, bagian badan didominasi warna hitam kemerahan, bagian ekor berwarna hitam dan sedikit berwarna putih dipangkal ekor. Kemudian shank dan paruh berwarna kehitaman. Biriang Tempuo memiliki warna bulu leher kekuningan, bagian badan dominasi coklat, warna shank dan paruh berwarna putih. a b c d e f g Gambar 6. Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Biriang a. Jantan Biriang Merah b. Jantan Biriang Kuning c. Jantan Biriang Kalek d. Jantan Biriang Belang e. Jantan Biriang Taduang f. Betina Biriang g. Betina Biriang Tempuo

17 33 Kinantan memiliki warna kaki, paruh, mata, bulu dada, sayap, ekor, leher, pinggang seluruhnya putih (Yuniko, 1993). Ada 4 kinantan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu Kinantan Bangkeh, Kinantan Bagombak, Kinantan Pucek, Kinantan Bauak. Kinantan Bangkeh adalah jenis Ayam Kokok Balenggek yang memiliki warna bulu leher, badan, dan ekor berwarna putih, warna paruh putih, tapi shank berwarna hitam/abu-abu, kemudian Kinantan Bagombak memiliki warna bulu leher, badan, paruh, ekor, dan shank berwarna putih, tapi ada bulu yang berdiri tegak di atas kepala. Kinantan Pucek memiliki warna bulu leher, badan, paruh, ekor berwarna putih, tetapi shank terlihat sangat pucat. Kinantan Bauak memiliki warna bulu leher, badan, paruh, ekor, shank berwarna putih, dan memiliki bulu yang mengembang dibawah leher. a b c d e f Gambar 7. Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Kinantan a. Jantan Kinantan Bangkeh b. Jantan Kinantan Bagombak c. Jantan Kinantan Pucat d. Betina Kinantan Pucat e. Betina Kinantan Bangkeh f. Betina Kinantan Bauak Jalak memiliki warna shank dan paruh berwarna kuning, bulu dada, sayap, dan ekor berwarna hitam, serta bulu ekor, pinggang berwarna kekuning-kuningan, dada, sayap, dan ekor berwarna hitam (Yuniko, 1993). Ada 6 jalak yang

18 34 ditemukan dalam penelitian ini yaitu Jalak, Jalak Bungo Dama, Jalak Tempuo, Jalak Putiah, Jalak Jurai, Jalak Sarok. Jalak Bungo Dama adalah jenis Ayam Kokok Balenggek yang memiliki warna bulu leher dan badan berwarna cream kekuningan, ekor berwarna hitam, shank dan paruh berwarna putih. Jalak Tempuo memiliki warna bulu leher kekuningan, bagian badan kehitaman dan ada warna campur kekuningan, bagian ekor berwarna kehitaman, paruh berwarna kehitaman, dan shank berwarna kuning. Jalak Putiah memiliki warna bulu pada bagian leher belang hitam putih, bagian badan berwarna cream keputihan, ekor berwarna hitam, paruh dan shank berwarna putih. Jalak Jurai memiliki warna bulu leher kehitaman, bagian badan berwarna cream putih dan bercampur hitam, bagian ekor berwarna hitam kecoklatan, warna paruh dan shank berwarna kuning. Jalak Sarok, sarok dalam bahasa indonesia berarti sampah, memiliki bulu leher, badan, dan ekor berwarna coklat kehitaman, paruh hitam keputihan, shank berwarna hitam. a b c d e f g Gambar 8. Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Jalak a. Jantan Jalak b. Jantan Jalak Bungo Tabu c. Jantan Jalak Tempuo d. Betina Jalak e. Betina Jalak Putih f. Betina Jalak Jurai g. Betina Jalak Sarok

19 35 Taduang adalah jenis Ayam Kokok Balenggek yang memiliki warna bulu seluruh badan hitam kehijau-hijauan, paruh dan shank berwarna hitam (Yuniko, 1993). Ada 2 jenis taduang yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu Taduang dan Taduang Sipatuang Rimbo. Taduang Sipatuang Rimbo memiliki warna seluruh badan hitam dan didominasi warna kehijau-hijauan, memiliki paruh dan shank berwarna hitam. Dalam penelitian ini ditemukan 6 jenis Ayam Kokok Balenggek baru yaitu Bulu Batino, Alang Bangkeh, Alang Cantuang Gombak Bauak, Balang, Karok, dan Tempuo. Bulu Batino adalah persilangan ayam jenis Taduang Sipatuang Rimbo dengan Kuriak, sehingga masyarakat menyebutnya dengan Bulu Betina (Bulu Batino) karna warna yang terdapat pada bulu ayam ini mirip dengan bulu ayam betina, masyarakat melandasi hal ini dengan istilah Alam Takambang Jadi Guru (Alam Berkembang Jadi Guru). Alang Bangkeh adalah persilangan Ayam Hutan Merah dengan jenis ayam Biriang Tempuo, kemudian Alang Cantuang Gombak Bauak adalah jenis ayam kerajaan Pagaruyuang jaman Cindua Mato (tokoh yang berperan dalam kerajaan Pagaruyuang). Balang adalah jenis ayam persilangan Kuriak dengan Kinantan, disebut balang karena warna seluruh tubuh ayam ini belang. Karok adalah jenis ayam persilangan ayam yang berwarna coklat dengan Taduang maupun Biriang Tempuo sehingga akan menghasilkan warna kecoklatan seperti karok (sampah kering). Tempuo adalah jenis ayam persilangan ayam yang berwarna coklat dengan Biriang (Nardi, 2014).

20 36 a b c Gambar 9. Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Taduang a. Jantan Taduang Sipatuang Rimbo b. Betina Taduang c. Betina Taduang Sipatuang Rimbo a b c d e f Gambar 10. Warna Bulu Ayam Kokok Balenggek Bulu Baru a. Jantan Jantan Bulu Betina b. Betina Alang Bangkeh c. Betina Taduang Sipatuang Rimbo d. Betina Belang e. Betina Karok f. Betina Tempuo

21 37 Dengan banyaknya jenis warna bulu pada Ayam Kokok Balenggek, dapat dikatakan sangat beragam. Jenis Ayam Kokok Balenggek yang banyak ditemui dalam penelitian ini adalah jenis Biriang Merah yaitu sebanyak 26,7%. Rostikawati (1995) melaporkan bahwa pada Ayam Hutan Merah jantan warna dominan yang tampak adalah bulu tubuh coklat kemerahan, bulu kepala jingga kecoklatan, bulu leher merah, bulu punggung merah kekuningan, bulu dada hitam kemerahan, bulu sayap hitam dan merah dan bulu ekor hitam mengkilap. Sedangkan Ayam Hutan Merah betina mempunyai warna dominan pada tubuh yaitu merah kekuningan dan lurik coklat, bulu kepala kuning kecoklatan, bulu leher coklat, bulu punggung lurik coklat hitam, bulu sayap coklat kehitaman dan bulu ekor coklat. Dengan sistem pemeliharaan yang lepas secara alami banyaknya corak warna bulu yang muncul disebabkan pada perkawinan yang bebas sehingga memunculkan corak-corak yang bervariasi yang menambah variasi alami dengan faktor alam yang mendukung, menurut penelitian Nardi (2014). Untuk menjadi penentu atau landasan dalam membedakan warna Ayam Kokok Balenggek, tidak hanya melihat bulu luarnya saja tetapi kita juga harus mencocokkan antara warna paruh, warna dasar kaki, dan pedoman dasar yaitu bulu leher dan bulu punggung yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek menurut penelitian Nardi (2014) Warna Kulit Pada Tabel 6, warna kulit yang terdapat pada Ayam Kokok Balenggek jantan dan betina (100%) berwarna putih. Warna kulit pada ayam Pelung, ayam lokal dan Ayam Kokok Balenggek sama yaitu warna putih (Gambar 11). Adanya persamaan sifat tersebut disebabkan karena masing masing ayam tersebut

22 38 berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Ayam Hutan Merah (Rusfidra, 2005). Tabel 6. Sifat Kualitatif Warna Kulit Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) -Warna Kulit Dada Putih (Putiah) Total a b Gambar 11. Warna Kulit Ayam Kokok Balenggek a. Jantan Dada Putih b. Betina Dada Putih Nataamijaya (2005) mengatakan bahwa pada ayam lokal betina maupu jantan, kedua-duanya sama 100% putih. Hal ini dimungkinkan akibat proses perkawinan yang terjadi antara ayam lokal dengan ayam lokal lain yang juga memiliki karakter warna kulit yang sama Bagian Kaki Warna Shank Pada Tabel 7, warna shank Ayam Kokok Balenggek jantan dan betina terdiri atas karakter warna hitam dan abu-abu, kuning, dan putih (Gambar 12).

23 39 Proporsi warna shank terdiri atas hitam, kuning, dan putih. Untuk Ayam Kokok Balenggek jantan proporsi warna hitam dan abu-abu masing-masing (30%), kuning (56,7%), dan putih (13,3%). Untuk Ayam Kokok Balenggek betina proporsi warna hitam dan abu-abu masing-masing (43,3%), kuning (30%), dan putih (26,7%). Menurut penelitian Rizal (2007) Hasil Penelitian diperoleh bahwa warna shank ayam hutan merah jantan maupun betina 100% memiliki warna hitam/abu-abu. Tabel 7. Sifat Kualitatif Warna Shank Ayam Kokok Balenggek Jantan dan Betina Dewasa (N Jantan = 30) (N Betina = 30) Sifat Kualitatif Jantan Betina Persentase Jantan (%) Persentase Betina (%) -Hitam (Itam) ,3 -Kuning (Kuniang) ,7 30 -Putih (Putiah) ,3 26,7 Total Perbedaan warna shank pada ayam diakibatkan perbedaan kombinasi pigmen pada lapisan luar maupun dalam kulit. Warna pigmen shank abu-abu diakibatkan munculnya pigmen karatenoid pada kulit luar dan tidak adanya pigmen melanin, warna shank diakibatkan oleh pigmen melanin pada kulit luar, sedangkan warna shank putih diakibatkan tidak adanya kedua pigmen tersebut (Ensminger, 1992).

24 40 a b c Gambar 12. Warna Shank Ayam Kokok Balenggek a. Shank Hitam b. Shank Kuning c. Shank Putih Warna shank dan warna paruh juga dapat mempengaruhi penyebutan warna bulu pada Ayam Kokok Balenggek contohnya, dipulau Jawa warna paruh dan warna shank tidak mempengaruhi penyebutan ayam, misalnya Kinantan, sedangkan Ayam Kinantan di Sumatera Barat yang memiliki paruh dan shank berwarna kuning itu disebut Kinantan kinangkeh dan apabila paruh dan shank berwarna hitam/abu-abu/hijau itu disebut Kinantan bangkeh. Jadi warna paruh dan shank pada Ayam Kokok Balenggek mempengaruhui penyebutan warna bulu pada Ayam Kokok Balenggek.

Identifikasi Sifat-Sifat Kualitatif Ayam Kokok Balenggek Jantan dan... Wahyu Darisna

Identifikasi Sifat-Sifat Kualitatif Ayam Kokok Balenggek Jantan dan... Wahyu Darisna IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN DAN BETINA DEWASA DI KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT IDENTIFICATION OF QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF FEMALE AND MALE KOKOK BALENGGEK CHICKEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik ternak tinggi, namun sumber daya genetik tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan I.PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki banyak potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan maupun tumbuhan dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Ciamis merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki luasan sekitar 244.479 Ha. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Ayam kampung merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di tanah air. Ayam kampung diindikasikan dari hasil domestikasi ayam hutan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ayam Klasifikasi bangsa ayam menurut Myers (2001) yaitu kingdom Animalia (hewan); filum Chordata (hewan bertulang belakang); kelas Aves (burung); ordo Galliformes; famili Phasianidae;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didirikan pada tanggal 17 Juni Saat ini jumlah populasi Ayam Kokok

HASIL DAN PEMBAHASAN. didirikan pada tanggal 17 Juni Saat ini jumlah populasi Ayam Kokok IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Profil Penangkaran Kinantan Bagombak Usaha penangkaran Kinantan Bagombak Ampang Kualo Kota Solok didirikan pada tanggal 7 Juni 0. Saat ini jumlah populasi Ayam Kokok Balenggek

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba. 1 I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ternak unggas merupakan ternak yang sangat populer di Indonesia sebagai sumber daging. Selain cita rasanya yang disukai, ternak unggas harganya relatif lebih murah dibandingkan

Lebih terperinci

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT HASNELLY Z. dan RAFIDA ARMAYANTI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam di dunia berasal dari daerah Selatan India, pegunungan Himalaya, Assam, Burma, Ceylon dan beberapa daerah di pulau Sumatra dan Jawa. Ditemukan empat spesies ayam liar yang

Lebih terperinci

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN WAFIATININGSIH 1, IMAM SULISTYONO 1, dan RATNA AYU SAPTATI 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam lokal di Indonesia adalah kekayaan alam yang merupakan aset nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung disebut juga dengan istilah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE) PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING S. SOPIYANA, A.R. SETIOKO, dan M.E. YUSNANDAR Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unggas merupakan ternak yang sangat populer di Indonesia sebagai sumber protein hewani daging dan telur. Hal tersebut disebabkan karena ternak unggas harganya relatif murah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki banyak potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan maupun tumbuhan dapat

Lebih terperinci

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI Oleh: CHARLLY CHARMINI ARSIH 0910611005 Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan

Lebih terperinci

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian Lokasi Pengamatan Ayam Ketawa di Peternakan Arawa Peternakan Arawa (ayam Ketawa) berlokasi di sebuah kawasan perumahan mewah Permata Hijau, Kebayoran lama, Jakarta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, 1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Pemeliharaan dan Pakan Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, yang berbatasan dengan desa teras bendung di sebelah utara dan desa jeruk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Identifikasi Karakteristik Suara Ayam Kokok Balenggek Jantan Dewasa...Dio Liandy

Identifikasi Karakteristik Suara Ayam Kokok Balenggek Jantan Dewasa...Dio Liandy IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SUARA AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN DEWASA DI KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT Identification Of Sound Characteristics Of Kokok Balenggek Chickens In Solok Regency, West Sumatera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Ayam yang ada sekarang ini berasal dari empat jenis ayam liar yaitu ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam Srilangka (Gallus lafayetti), ayam

Lebih terperinci

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak

Lebih terperinci

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF AYAM WARENG TANGERANG DI UPT BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DESA CURUG WETAN KECAMATAN CURUG KABUPATEN TANGERANG Andika Mahendra*, Indrawati Yudha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan meningkatnya kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Salah satu produk hasil peternakan yang paling disukai

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN Oleh : Taufik Rizky Afrizal 11.12.6036 S1.SI.10 STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRAK Di era sekarang, dimana ekonomi negara dalam kondisi tidak terlalu baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kedu Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam Kedu berasal dari Desa Karesidenan Kedu Temanggung Jawa Tengah. Ayam Kedu memiliki kelebihan daya

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba Timur terletak di antara 119 45 120 52 Bujur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung puyuh adalah salah satu jenis burung yang hidup secara liar dan keberadaannya di alam bebas dan terbuka. Burung ini biasanya ditemukan dengan cara diburu di hutan-hutan

Lebih terperinci

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Kusnadidi Subekti 1 dan Firda Arlina 1 1 Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang Intisari Penelitian

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek. Burung ini merupakan burung liar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur puyuh utama di Indonesia. Dalam satu tahun puyuh ini mampu menghasilkan 250 sampai 300 butir

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan

Lebih terperinci

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG HASNELLY Z., RINALDI dan SUWARDIH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung Jl. Mentok Km 4 Pangkal Pinang 33134 ABSTRAK

Lebih terperinci

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A.

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. 1. Pokok Bahasan : Jenis dan tipe ayam komersial A.2. Pertemuan minggu ke : 6 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Ayam tipe petelur 2. Ayam tipe pedaging 3. Ayam tipe dwiguna

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan. 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Utara pada koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI

SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI Lusri Andrianto 1, La Ode Baa 2, Muh.Rusdin 2 1) Alumnus Fakultas Peternakan UHO 2) Staf Pengajar Fakultas Peternakan UHO * e-mail : mrusdin74@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan ternak unggas yang cukup popular di masyarakat terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang mungil yang cocok untuk dimasukkan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari kabupaten induknya yaitu kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan..Rifki M.H HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN

Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan..Rifki M.H HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN CORRELATION BETWEEN THE SOUND WITH BODY PARTS MALE COCK CROWING BALENGGEK Rifki Muhammad Husein*, Dani Garnida**, Dudi** Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

PERFORMANS AYAM BURAS DAN BIOSEKURITAS DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI DWIGUNA DAN AYAM

PERFORMANS AYAM BURAS DAN BIOSEKURITAS DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI DWIGUNA DAN AYAM PERFORMANS AYAM BURAS DAN BIOSEKURITAS DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI DWIGUNA DAN AYAM ABU BAKAR 1, GIGIH TRI PAMBUDI 2 dan SUNARTO 3 1 Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Sembawa 2 Koordinator

Lebih terperinci

Tilatang Kamang Kabupaten Agam meliputi Nagari Koto Tangah sebanyak , Gadut dan Kapau dengan total keseluruhan sebanyak 36.

Tilatang Kamang Kabupaten Agam meliputi Nagari Koto Tangah sebanyak , Gadut dan Kapau dengan total keseluruhan sebanyak 36. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produkproduk peternakan akan semakin

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio

Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio LAMPIRAN 124 Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio Gambar 1.1 Penampilan itik Alabio jantan dewasa Gambar 1.2 Penampilan itik Alabio betina dewasa Gambar 1.3 Pengukuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON Amlia 1, Muh. Amrullah Pagala 2, dan Rahim Aka 2 1 Alumnus Fakultas Peternakan UHO 2 Dosen Fakultas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan

Lebih terperinci

Warna bulu sayap. Warna bulu paha. Warna bulu punggung. Coklat putih Coklat putih Coklat putih. Hitam. Hitam putih. Hitam putih. Coklat hitam putih

Warna bulu sayap. Warna bulu paha. Warna bulu punggung. Coklat putih Coklat putih Coklat putih. Hitam. Hitam putih. Hitam putih. Coklat hitam putih LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Kalkun Jantan Dan Kalkun Betina Tabel 16. Hasil Pengamatan Kalkun Jantan Jenis Kalkun No Kalkun keseluruhuan dada ekor punggung sayap paha paruh kepala mata

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI. POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI Sari Yanti Hayanti 1, Masito 1 dan Harun Kurniawan 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi 2

Lebih terperinci

Karakteristik Penampilan Pola Warna Bulu, Kulit, Sisik Kaki, dan Paruh Ayam Pelung di Garut dan Ayam Sentul di Ciamis

Karakteristik Penampilan Pola Warna Bulu, Kulit, Sisik Kaki, dan Paruh Ayam Pelung di Garut dan Ayam Sentul di Ciamis Karakteristik Penampilan Pola Warna Bulu, Kulit, Sisik Kaki, dan Paruh di Garut dan di Ciamis Achmad Gozali Nataamijaya Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor ABSTRACT A study on

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Burung Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rawamangun Selatan, Gg. Kana Tanah Merah Lama, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan empat bulan, yaitu mulai bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan 7 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Karakterisasi Sifat Kualitatif dan Sifat Kuantitatif Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan pada bulan Maret 2016 - Oktober

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Peternakan Ayam Buras Agribisnis adalah kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AYAM NUNUKAN DAN PERMASALAHANNYA DI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN AYAM NUNUKAN DAN PERMASALAHANNYA DI KALIMANTAN TIMUR PENGEMBANGAN AYAM NUNUKAN DAN PERMASALAHANNYA DI KALIMANTAN TIMUR WAFIATININGSIH, SULISTIYONO I. dan BARIROH N.R. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur Jl. Pangeran M. Noor, Sempaja PO

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur maupun daging. Sejak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007) TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Indonesia Ayam diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, subfium Vertebrata, kelas Aves, super order Carinatae, ordo Galliformes dan spesies Gallus gallus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Lokasi Penelitian Suhu dan kelembaban lokasi penelitian diamati tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Rataan suhu dan kelembaban pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

Pemuliabiakan pada ayam. Oleh : Setyo Utomo Smst 1/2015

Pemuliabiakan pada ayam. Oleh : Setyo Utomo Smst 1/2015 Pemuliabiakan pada ayam Oleh : Setyo Utomo Smst 1/2015 KELAS, SEKELOMPOK AYAM YANG DIKEMBANGKAN DI SUATU DAERAH TERTENTU. MISAL KELAS ASIA, INGGRIS, AMERIKA. KLASIFIKASI AYAM BANGSA, SEKELOMPOK AYAM DALAM

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS 1. PENDAHULUAN Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali adalah sapi lokal Indonesia keturunan banteng yang telah didomestikasi. Sapi bali banyak berkembang di Indonesia khususnya di pulau bali dan kemudian menyebar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012. I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Peternakan puyuh di Indonesia saat ini cukup berkembang, hal ini karena semakin banyaknya usaha peternakan puyuh baik sebagai usaha sampingan maupun usaha utama untuk memenuhi

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak unggas penghasil telur, daging dan sebagai binatang kesayangan dibedakan menjadi unggas darat dan unggas air. Dari berbagai macam jenis unggas air yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

PROFIL PETERNAKAN KERBAU DI KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SUMATERA BARAT

PROFIL PETERNAKAN KERBAU DI KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SUMATERA BARAT Seminar dan Lokakarya Nasional Usahaternak Kerbau 2007 PROFIL PETERNAKAN KERBAU DI KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SUMATERA BARAT SAID ALKHUDRI Dinas Peternakan dan Perikanan Sawahlunto Latar belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkembangan Domba Asia merupakan pusat domestikasi domba. Diperkirakan domba merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi oleh manusia kira-kira

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 I. BENIH PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL BENIH DAN BIBIT TERNAK YANG AKAN DIKELUARKAN A. Semen Beku Sapi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Pengamatan Desa Tanjung Manggu, Sindangrasa, Imbanaraga (Kabupaten Ciamis, Jawa Barat) Desa Tanjung Manggu, Sindangrasa,Imbanagara, Ciamis, Jawa Barat merupakan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Itik Itik merupakan salah satu jenis unggas yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Selain sebagai alat pemenuh kebutuhan konsumsi namun juga berpotensi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini

PENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), 1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sejarah Perkembangan Itik Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), golongan terdahulunya merupakan itik liar bernama Mallard (Anas plathytynchos)

Lebih terperinci

RESISTENSI AYAM LOKAL JAWA BARAT: AYAM SENTUL

RESISTENSI AYAM LOKAL JAWA BARAT: AYAM SENTUL RESISTENSI AYAM LOKAL JAWA BARAT: AYAM SENTUL H. IDIH PURNAMA ALAM Dinas Peternakan Pemerintah Propinsi Jawa Barat Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi Jl. Raya Loji Km. 35 Jatiwangi 45454,Telp.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU (The Study of Native Chicken Qualitative Frequency in Menaming Village Rambah Subdistrict

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah Ayam kampung semula I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Wilayah Penelitian. KecamatanKampar merupakan Kecamatan yang termasuk terbesar di Kabupaten Kampar karena terdiri dari 14 Desa dan satu Kelurahan, yaitu Desa Batu Belah,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa pulang anak kambing dari hasil buruannya. Anak-anak kambing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Magelang Bangsa itik jinak yang ada sekarang berasal dari itik liar yang merupakan species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi (Susilorini

Lebih terperinci