TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Ayam yang ada sekarang ini berasal dari empat jenis ayam liar yaitu ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam Srilangka (Gallus lafayetti), ayam hutan abu-abu atau ayam Sonnerati (Gallus sonnerattii) dan ayam hutan Jawa (Gallus varius), meskipun kemungkinan bahwa diantara jenis ayam liar itu, Gallus gallus adalah nenek moyang ayam yang utama (Williamson dan Payne 1993). Nenek moyang ayam-ayam piara yang sekarang tersebar diberbagai wilayah di dunia, berasal dari daerah India, Burma, Srilangka, Semenanjung Malaka, Filipina, Sumatera dan Jawa. Ada empat spesies ayam liar yang semua digolongkan dalam genus Gallus. Keempat ayam liar tersebut dikenal dengan sebutan ayam hutan; ayam hutan merah (Gallus gallus Linneaus), ayam hutan Ceylon (Gallus lafayetii Lesson), ayam hutan abu-abu (Gallus sonneratii Temnick), dan ayam hutan hijau (Gallus varius Shaw). Ayam hutan merah yang disebut juga Gallus bankiva atau Gallus ferrugineus terdapat di daerah India bagian Timur, Burma, Muangthai, Semenanjung Malaka dan Sumatera; ayam hutan Ceylon terdapat di Srilangka; ayam hutan abu-abu terdapat di India bagian Barat dan Timur; ayam hutan hijau yang dikenal juga dengan nama ayam hutan Jawa (Gallus furcatus atau Gallus javanicus) terdapat di Jawa dan pulau-pulau sekitarnya. Selanjutnya terjadi perkawinan campuran antara keempat spesies ayam-ayam hutan tersebut, kemudian para penemu dan pemelihara ayam ayam liar mengembangbiakan dan menjinakkan sehingga menjadi ayam-ayam piara. Di Indonesia ada dua macam ayam hutan yaitu ayam hutan hijau dan ayam hutan merah. Ayam hutan merah merupakan salah satu ayam hutan yang menjadi nenek moyang ayam kampung yang banyak di temukan diseluruh Indonesia (Mansjoer 1985). Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah Klasifikasi ayam hutan merah menurut Gautier (2002) adalah sebagai berikut: Kerajaan Animalia, Filum Chordata, Subfilum Vertebrata, Kelas Aves,

2 6 Ordo Galliformes, Famili Phasianidae, Genus Gallus dan Spesies Gallus gallus gallus. Ciri-ciri umum ordo Galliformes paruh pendek, kaki umumnya beradaptasi untuk mencakar, mengais dan berlari. Hewan muda yang baru menetas berbulu halus dan cepat dewasa (cepat dapat berjalan dan makan sendiri), merupakan hewan buru daratan, beberapa spesies hidup didaratan, berkelompok-kelompok, bersarang di darat, makanan terutama tanam-tanaman dan biji-bijian (Murad 1977). Grzimek, s (1972) menambahkan ayam hutan terdiri dari empat spesies diantaranya Gallus gallus (Red jungle fowl; ayam hutan merah) atau di Indonesia disebut ayam hutan merah Melayu, Gallus varius (Green jungle fowl; ayam hutan hijau), Gallus sonnerattii (Sonnerat s jungle fowl; ayam hutan india/ayam hutan abu-abu), Gallus lafayettii (Lafayette, s jungle fowl; ayam hutan Ceylon/ayam hutan jingga Ceylon). Peta penyebaran tiga sub spesies ayam hutan dapat dilihat pada Gambar 2. Mansjoer (1985) menyatakan dari keempat spesies di atas, ayam hutan merah dan ayam hutan hijau merupakan jenis ayam hutan yang hidup di Indonesia. Lebih lanjut dinyatakan bahwa ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus) atau gallus gallus bankiva merupakan nenek moyang ayam kampung (Gallus gallus var. domesticus) yang terdapat di Indonesia. Hal ini dapat diketahui dengan melihat jarak genetik antara ayam kampung dengan ayam hutan merah lebih dekat dibandingkan dengan ayam hutan hijau (Gallus varius) (Mansjoer 1990, Fumihito et al. 1994). Tingkah laku Nishida et al. (1982) menyatakan bahwa ayam hutan merah di Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah serta Sulawesi musim kawin sepanjang tahun kecuali pada bulan basah (musim hujan), sedangkan di daerah Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumbawa musim kawin terbatas hanya pada musim kering.

3 7 Gambar 2 Penyebaran tiga subspesies ayam hutan merah dan ayam hutan hijau di Asia Tenggara (Nishida et al. 1982). Menurut Soeratmo (1979) ayam hutan tidak toleran terhadap sesama kelompok lainnya dan sering terjadi perkelahian diantara mereka. Sifat ayam hutan sangat liar, penakut dan susah dijinakkan, terutama ayam betinanya. Ayam hutan jantan bersifat poligami yaitu mempunyai pasangan betina yang banyak. Ayam hutan merah hidup berkelompok membentuk suatu kumpulan yang paling besar diantara kerabatnya. Pejantan yang kuat dapat menguasai tiga sampai lima ekor betina. Pejantan muda hidup menyendiri atau membentuk kelompok sendiri sampai tiga ekor. Scott (1972) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku ayam hutan disebut rangsangan, stimulasi atau agants. Rangsangan dalam tubuh berupa perasaan lapar, sifat bermusuhan dan nafsu untuk kawin yang dipengaruhi oleh sistem syaraf dan reaksi hormonal dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh berupa suara, pandangan, tenaga mekanis dan rangsangan kimia. Aktivitas yang ditimbulkan oleh rangsangan dikenal dengan respon (Soeratmo 1979). Grzimek, s (1972) menyatakan inisiatif ayam hutan untuk bergerak, beristirahat maupun tidur biasanya dimulai dari ayam hutan betina. Ayam hutan

4 8 jantan hanya mengawasi anggota/kelompoknya dari ancaman dan bahaya. Salah satu sifat ayam hutan yaitu pandai terbang meskipun dalam jarak pendek, tetapi lebih suka hidup di tanah untuk mencari makan sehingga terkenal dengan hewan terestrial (Burton 1975). Ayam hutan merah pemakan tumbuhan dan insekta seperti jagung, kacang kedelai, cacing, rumput, dan bermacam butiran yang ditemukan disekitarnya. Ayam hutan merah tidak dapat mendeteksi rasa manis, tetapi dapat mendeteksi rasa asin, walaupun tidak disukainya (Damerow 1995 ; Limburg 1975 ; Ponnampalam 2000). North (1978) menyatakan genetik mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku ayam. Perilaku sosial yang berlaku dalam kelompok ayam dapat saja berbeda. Pembentukan tingkat sosial tidak dapat dicegah, terjadi secara lambat atau cepat bergantung pada keadaan kelompok, sifat individu dan luas tempat kelompok. Menurut Hafez (1969) ayam yang ditempatkan dalam kandang yang luas tetapi padat, masing-masing individu jantan dan betina kurang dapat mengenal satu sama lain, dengan demikian akan sukar dan lama terbentuk tingkat sosial. Craig (1981) menyatakan sifat relatif perbedaan besar badan, umur lebih tua dan jenis kelamin merupakan faktor penentu tingkat sosial di dalam kelompok. Hubungan sosial dalam suatu kelompok berubah bila diadakan perubahan susunan individu dalam kelompok. Hubungan sosial yang stabil terbentuk bila dominasi kelompok sudah tercapai. Sifat Kualitatif Sifat yang dapat dibedakan atau dikelompokkan, seperti warna bulu, warna shank dan bentuk jengger pada ayam disebut sebagai sifat kualitatif. Ekspresi sifat kualitatif ditentukan oleh satu gen tunggal sampai dua pasang gen. Perbedaan sifat ini hampir seluruhnya ditentukan oleh perbedaan genetik, sedangkan perbedaan lingkungan memberikan pengaruh yang kecil bahkan tidak ada, sehingga variasi sifat kualitatif juga merupakan variasi genetik (Warwick at al. 1995). Sifat kualitatif sering dipertimbangkan dalam program pemuliaan, karena sifat-sifat ini dapat dijadikan merek dagang tertentu atau dapat juga dijadikan ciri dari breed tertentu. Sifat kualitatif dipengaruhi oleh satu atau

5 9 beberapa pasang gen (Warwick at al ; Noor 1996). Menurut (Noor 1996) bahwa sifat-sifat kualitatif, seperti warna, pola warna, sifat bertanduk, atau tidak bertanduk sangat mudah dibedakan tanpa harus mengukurnya. Tabel 1 menjelaskan lokus dan tipe gen yang mengendalikan karakteristik sifat kualitatif pada ayam. Tabel 1 Karakteristik sifat kualitatif yang diamati dalam penelitian Ekspresi Lokus Genotipe Fenotipe Warna bulu I-i Pola bulu E-e + -e I- ii E- e + - ee Putih Berwarna Hitam Liar Pola kolumbian Kerlip bulu S-s (terkait kelamin) Z S Z - Z s Z s Z S W Z s W Jantan Perak Jantan Emas Betina Perak Betina Emas Corak bulu B-b (terkait kelamin) Z B Z - Z b Z b Z B W Z b W Jantan lurik Jantan polos Betina lurik Betina polos Warna shank Id-id (terkait kelamin) Z Id Z - Z id Z id Z Id W Z id W Jantan Kuning/putih Jantan Hitam/abu-abu Betina Kuning/putih Betina Hitam/abu-abu Bentuk Jengger P-p P- pp Kapri Tunggal Sumber : Nishida (1982) Hutt (1949), Jull (1951), Lasley (1978) dan Buntaran (1984) menyatakan bahwa ayam yang sekarang banyak dipelihara orang mempunyai 78 buah kromosom yang terdiri atas 38 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom kelamin (jantan ZZ dan betina ZW). Ciri-ciri kegenetikaan luar dapat dijadikan patokan untuk menentukan suatu bangsa ayam. Ciri-ciri ini ditentukan oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom autosom maupun kromosom kelamin. Beberapa sifat kualitatif penting yang merupakan ciri-ciri

6 10 khas yang dipakai sebagai patokan untuk penentuan suatu bangsa ayam diantaranya adalah warna bulu, warna kerabang, warna cakar (shank) dan bentuk jengger yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Selanjutnya kemurnian suatu bangsa ayam dapat ditentukan dari keseragaman dalam ciri-ciri kegenetikaan luar tersebut. Ayam mempunyai warna bulu, warna shank dan bentuk jengger yang bervariasi. Warna bulu ada yang hitam (E-), pola warna bulu tipe liar (e + ), pola warna bulu kolumbian (ee), bulu putih (I- atau cc) serta corak bulu lurik (B-). Warna shank ada yang putih/kuning (Id), hitam (id) atau kehijauan. Begitu juga pada bentuk jengger ada yang tunggal (rrpp), ros (R-pp) atau bentuk kapri (rrp-) (Mansjoer et al. 1989). Ayam Kampung didefinisikan sebagai ayam yang tidak mempunyai ciri-ciri khas, dengan kata lain penampilan fenotipenya masih sangat beragam. Sifat-sifat kualitatif seperti warna bulu sangat bervariasi, ada yang berwarna hitam (EE, Ee+, Ee), warna bulu tipe liar (e+e+, e+e), tipe columbian (ee), bulu putih (I-cc) serta warna lurik (B-, Bb) masih bercampur baur. Demikian pula warna kulit ada yang putih/kuning (Id), hitam/abu-abu atau kehijauan (idid). Bentuk jengger ada yang tunggal (pprr), ros (ppr-), walnut (P-R-) atau bentuk kacang polong/pea (P-rr). Mansjoer et al. (1989) mengemukakan bahwa pada ayam Kampung yang dipelihara di pedesaan, frekuensi gen warna bulu hitam sebesar 0,20, warna bulu tipe liar 0,43, tipe columbian 0,35, warna kulit putih/kuning sebesar 0,34 dan bentuk jengger tunggal sebesar 0,37. Warna Bulu Warna bulu dipengaruhi oleh adanya pigmen melanoblast yang dibentuk saat awal embrio sekitar 8 jam inkubasi (Jull 1951). Pada ayam terdapat warna dan pola warna bulu. Keragaman warna bulu pada banyak situasi bergantung pada letak bulu di tubuh ayam. Pola warna bulu adalah hasil interaksi genetik serta adanya pengaruh dari hormon kelamin jantan dan betina (North dan Bell 1990). Karakteristik pola bulu terkait jenis kelamin, yaitu pola bulu lurik (B-) dan pola bulu keperakan (S-). Gen pola bulu lurik (B-) bersifat dominan tidak lengkap dan penampilannya bervariasi yang disebabkan oleh faktor jenis kelamin dan pertumbuhan bulu. Pada betina gen terkaitnya bersifat homozigot, sedangkan

7 11 pada jantan bisa bersifat homozigot atau heterozigot. Gen pola bulu keperakan (S-) dan pola bulu keemasan (ss) merupakan gen terkait kelamin. Hal ini ditemukan oleh Hutt (1949) melalui persilangan berulang antar ayam Brown Leghorn dan Columbian Wyandott. Lebih lanjut dijelaskan bahwa genotip hitam dan putih dapat mempengaruhi alel S dan s yang hanya dapat dibedakan melalui uji perkawinan. Hutt (1949) menyatakan bahwa ayam yang berbulu hitam polos selain memiliki warna hitam (E) juga mempunyai gen warna (C) yang mengatur penampilan warna bulu. Warna bulu keemasan (ss) bersifat resesif terhadap warna hitam dan warna perak (S-). Warna bulu putih yang terdapat pada Leghorn bersifat dominan terhadap bulu berwarna, warna putih tersebut disebabkan oleh adanya gen penghambat (I) terhadap pigmen hitam. Warna buluh putih pada unggas ada juga yang disebabkan oleh tidak adanya pigmentasi pada bulu dan memang tidak memiliki gen warna (C). Ayam tersebut adalah ayam Albino dan sifat gen buluh putih ini bersifat resesif terhadap gen bulu berwarna. Gen warna bulu keemasan (ss) dan perak (S-) terpaut pada kromosom kelamin, demikian pula pola bulu lurik. Ayam hutan merah jantan warna dominan yang tampak adalah bulu tubuh coklat kemerahan, bulu kepala jingga kecoklatan, bulu leher merah, bulu punggung merah kekuningan, bulu dada hitam kemerahan, bulu sayap hitam dan merah, bulu ekor hitam mengkilap, sedangkan ayam hutan merah betina mempunyai warna dominan pada tubuh yaitu merah kekuningan dan lurik coklat, bulu kepala kuning kecoklatan, bulu leher coklat, bulu punggung lurik coklat hitam, bulu sayap coklat kehitaman, bulu ekor coklat (Rostikawati 1995). Warna Cakar (Shank) Menurut Ensminger (1992), beberapa warna cakar berbeda ditemukan pada ayam dari kombinasi pigmen yang berbeda di lapisan atas dan bawah kulit. Warna cakar kuning dipengaruhi oleh adanya pigmen karotenoid pada epidermis dan tidak adanya pigmen melanin. Warna cakar hitam dipengaruhi oleh adanya pigmen melanin pada epidermis. Bila kedua pigmen tersebut tidak ada maka cakar berwarna putih.

8 12 Karakteristik warna cakar kuning atau putih (id) disebabkan oleh kurangnya kandungan melanin pada jaringan kulit (dermis). Kandungan melanin dalam lapisan kulit (dermis) dikontrol oleh gen resesif terkait kelamin (id) dalam keadaan homozigot atau heterozigot. Warna cakar hitam Id (inhibitor dari melanin dermis) bersifat dominan tidak lengkap terhadap id. Pada ayam yang memiliki warna kulit putih dan mengandung gen resesif (idid), warna cakarnya biru gelap dan pada ayam berwarna kulit kuning memiliki warna cakar hijau tua atau abu-abu (Somes 1988; Hutt 1949). Bentuk Jengger Menurut Hutt (1949) sebagian besar ayam piara sekarang ini memiliki bentuk jengger tunggal, seperti yang dimiliki ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan abu-abu dan ayam hutan Ceylon. Selama proses domestikasi terjadi mutasi sehingga ada perubahan-perubahan bentuk jengger diantaranya bentuk ros, bentuk kapri (pea), bentuk kemiri (Walnut), bentuk V, bentuk dupleks dan bahkan tidak berjengger sama sekali. Bentuk jengger pea (kapri) (P) bersifat dominan tidak lengkap terhadap bentuk jengger tunggal (p). Bentuk jengger kapri (P) pada keadaan homozigot adalah bilah kecil dengan tiga baris memanjang dari papillae dan seringkali baris tengah sedikit mencuat keatas. Gen bentuk jengger kapri (P) merupakan gen tidak terkait kelamin yang bersifat dominan tidak lengkap, pada keadaan heterozigot terlihat jelas bilah bagian tengah mencuat keatas dengan dua bilah disampingnya yang lebih pendek dan kecil (Somes 1988; Hutt 1949). Sifat Kuantitatif Sifat-sifat produksi dan reproduksi (produktivitas) atau sifat yang dapat diukur seperti bobot badan, ukuran ukuran tubuh, produksi daging dan telur disebut sebagai sifat kuantitatif. Ekspresi sifat ini ditentukan oleh banyak pasangan gen (poligen) dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Warwick 1995). Berdasarkan ukuran tubuhnya, diketahui bahwa ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam hutan hijau; tetapi ayam hutan merah jawa memiliki ukuran tubuh lebih kecil dan berat tubuh yang lebih ringan dibandingkan dengan

9 13 ayam hutan merah Sumatera maupun ayam hutan hijau (Nishida et al. 1980; 1982). Perbandingan bobot badan dan ukuran ukuran tubuh ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus), ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Galus varius) disajikan pada Tabel 2 Tabel 2 Perbandingan bobot badan dan ukuran ukuran tubuh ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus), ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Galus varius) Gallus gallus Gallus gallus Gallus varius Javanicus gallus Ukuran-ukuran tubuh Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina (n=5) (n=1) (n=6) (n=2) (n=7) (n=7) Bobot badan (g) 718, , Panjang Paha (mm) 73,48 56,3 83,22 70,9 79,79 66,21 Panjang betis (mm) 108,82 92, ,87 96,77 Panjang cakar (mm) 76,50 61,4 82,43 70,1 81,20 68,06 Linkar cakar (mm) ,42 27,5 26,71 22,86 Panjang Jari ketiga (mm) 56, ,18 53,7 60,20 51,91 Panjang Sayap (mm) , ,1 181,7 Tinggi Jengger (mm) 21,13-31,48 11,04 21,16 - Panjang bulu ekor (mm)* 249,77 142,96 239,15 121, (n=5) (n=5) (n=5) Sumber: Nishida at al. 1982; Mansjoer 1985 dan Rostikawati 1995* Keragaman sifat-sifat kualitatif dapat menggambarkan keragaman sifat-sifat produksinya, seperti halnya dikemukakan Mansjoer (1985) bahwa koefisien keragaman performans ayam Kampung yang dipelihara secara tradisional untuk bobot badan dapat mencapai 21,9 24,8%, produksi telur 26%, bobot telur 17,6%, dan daya tetas 23,3%. Koefisien keragaman tersebut dapat dijadikan patokan untuk memperbaiki mutu genetik/seleksi lebih lanjut. Ukuran-ukuran tubuh (morfometrik tubuh) yang penting untuk diamati dan dijadikan penentu karakteristik jenis ayam antara lain adalah bobot tubuh, panjang bagian-bagian kaki, panjang sayap, panjang paruh dan tinggi jengger (Mansjoer et al. 1989). Lebih lanjut Mansjoer et al. (1996) mengemukakan bahwa untuk ayam Kampung jantan dewasa, rataan bobot badan sebesar 2,24 kg, panjang tulang paha/femur 10,93 cm, panjang tulang betis/tibia 16,29 cm, panjang tulang cakar tarsometatarsus 11,67 cm dan tinggi jengger 3,47 cm dengan koefisien keragaman

10 14 untuk bobot badan, panjang tulang paha, panjang tulang betis, panjang tulang cakar dan tinggi jengger berturut-turut sebesar 16,96, 9,61; 9,27, 10,28 dan 48,13%. Ayam Kampung betina dewasa, rataan bobot badan sebesar 1,67 kg panjang tulang paha/femur 9,12 cm, panjang tulang betis/tibia 12,86 cm, panjang tulang cakar/tarsometatarsus 8,99 cm dan tinggi jengger 1,82 cm dengan koefisien keragaman berturut-turut sebesar 19,16; 10,42; 9,33; 8,90 dan 57,69%. Tinggi jengger baik pada jantan maupun betina dewasa mempunyai koefisien keragaman yang paling tinggi. Analisis Komponen Utama (AKU) Principal Componen Anaysis (PCA) diterjemahkan sebagai Analisis Komponen Utama (AKU) adalah salah satu metode multivariat yang paling tua dan banyak digunakan (Everitt dan Dunn 1991). Hayashi et al. ( 1982) menyatakan bahwa AKU merupakan metode yang populer untuk membedakan keragaman suatu populasi. Mulyono dan Pangestu (1996) menambahkan bahwa AKU sering digunakan sebagai penentu diskriminasi diantara populasi-populasi ternak. Nishida et al. (1982) menggunakan AKU untuk membedakan ukuran dan bentuk tubuh pada ayam. Komponen Utama I disetarakan dengan ukuran tubuh, sedangkan komponen Utama II disetarakan dengan bentuk tubuh. Everiit dan Dunn (1991) menyatakan bahwa penggunaan aplikasi AKU dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan matriks kovarian dan matriks korelasi. Menurut Hayashi et al. (1982) Komponen-komponen utama yang berasal dari matriks kovarian mampu menerangkan keragaman total populasi sekitar 76%, sedangkan matriks korelasi hanya sekitar 69%. Komponenkomponen utama yang berasal dari matriks kovarian juga lebih efektif untuk membedakan suatu populasi. Konservasi Satwaliar Sumberdaya alam adalah unsur-unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraannya. Kategori sumberdaya alam meliputi: (1) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui/dipulihkan, seperti tanah, air, hutan,

11 15 padang rumput dan satwa; (2) sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/dipulihkan, seperti minyak bumi, batubara, gas bumi dan biji logam; (3) Sumberdaya alam yang tidak akan habis yaitu energi matahari, energi pasang surut air laut, udara dan air dalam fungsinya sebagai pengatur tata air (siklus hidrologi). Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilanya. Kegiatan konservasi berasaskan pelestarian dan kemampuan serta pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Asas tersebut adalah landasan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia (Widada dkk. 2003). Satwa adalah semua jenis sumberdaya alam hewani yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara. Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun dipelihara oleh manusia (Widada dkk. 2003) Konsevasi sumberdaya alam adalah kegiatan yang meliputi perlindungan, pengawetan, pemeliharaan, rehabilitasi, introduksi, pelestarian pemanfaatan dan pengembangan (Anonim 1985). Sesuai dengan pengertian konservasi sumber daya alam secara umum, maka Alikodra (1990) menyatakan bahwa konservasi satwa liar merupakan kegiatan yang meliputi perlindungan, pengawetan, pemeliharaan, rehabilitasi, introduksi, pelestarian pemanfaatan dan pengembangan satwa liar. Jadi tujuan kegiatan konservasi satwa liar adalah terjaminnya kelangsungan hidup satwa liar dan terjaminnya kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkannya baik langsung ataupun tidak langsung berdasarkan prinsip pelestarian. Alikodra (1990) menyatakan bahwa tujuan kegiatan konservasi dapat dicapai melalui upaya-upaya sebagai berikut : 1) melakukan pembatasan-pembatasan terhadap perburuan liar,

12 16 2) melakukan pengendalian persaingan dan pemangsaan, 3) pembinaan wilayah (suaka) tempat berlindung, tidur, dan berkembang biak baik berupa taman-taman, hutan, maupun suaka margasatwa, cagar alam, taman nasional, dan taman hutan raya ataupun kebun raya, 4) melakukan pengawasan terhadap kuantitas dan kaulitas lingkungan hidup satwa liar seperti ketersediaan makanan, air, pelindung, penyakit, dan faktorfaktor lainnya, 5) meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya konservasi satwa liar, 6) pengembangan pendayagunaan satwa liar baik untuk rekreasi, berburu, obyek wisata alam ataupun penangkaran, dan 7) pengembangan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ayam Klasifikasi bangsa ayam menurut Myers (2001) yaitu kingdom Animalia (hewan); filum Chordata (hewan bertulang belakang); kelas Aves (burung); ordo Galliformes; famili Phasianidae;

Lebih terperinci

FENOTIPE DAN GENOTIPE AYAM HUTAN MERAH (Gallus gallus gallus) DAN AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus) DI WATUTELA DAN NGATABARU SULAWESI TENGAH

FENOTIPE DAN GENOTIPE AYAM HUTAN MERAH (Gallus gallus gallus) DAN AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus) DI WATUTELA DAN NGATABARU SULAWESI TENGAH FENOTIPE DAN GENOTIPE AYAM HUTAN MERAH (Gallus gallus gallus) DAN AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus) DI WATUTELA DAN NGATABARU SULAWESI TENGAH RIZAL Y. TANTU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam di dunia berasal dari daerah Selatan India, pegunungan Himalaya, Assam, Burma, Ceylon dan beberapa daerah di pulau Sumatra dan Jawa. Ditemukan empat spesies ayam liar yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba. 1 I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ternak unggas merupakan ternak yang sangat populer di Indonesia sebagai sumber daging. Selain cita rasanya yang disukai, ternak unggas harganya relatif lebih murah dibandingkan

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Ciamis merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki luasan sekitar 244.479 Ha. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik ternak tinggi, namun sumber daya genetik tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU (The Study of Native Chicken Qualitative Frequency in Menaming Village Rambah Subdistrict

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam lokal di Indonesia adalah kekayaan alam yang merupakan aset nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung disebut juga dengan istilah

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI

SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI Lusri Andrianto 1, La Ode Baa 2, Muh.Rusdin 2 1) Alumnus Fakultas Peternakan UHO 2) Staf Pengajar Fakultas Peternakan UHO * e-mail : mrusdin74@yahoo.com

Lebih terperinci

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN WAFIATININGSIH 1, IMAM SULISTYONO 1, dan RATNA AYU SAPTATI 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON Amlia 1, Muh. Amrullah Pagala 2, dan Rahim Aka 2 1 Alumnus Fakultas Peternakan UHO 2 Dosen Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab Berbagai alasan muncul berkaitan dengan asal-usul penamaan ayam Arab. Beberapa sumber mengatakan bahwa asal mula disebut ayam Arab karena awalnya dibawa dari kepulangan ibadah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung puyuh adalah salah satu jenis burung yang hidup secara liar dan keberadaannya di alam bebas dan terbuka. Burung ini biasanya ditemukan dengan cara diburu di hutan-hutan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT HASNELLY Z. dan RAFIDA ARMAYANTI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Burung jalak bali oleh masyarakat Bali disebut dinamakan dengan curik putih atau curik bali, sedangkan dalam istilah asing disebut dengan white starling, white mynah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Ayam kampung merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di tanah air. Ayam kampung diindikasikan dari hasil domestikasi ayam hutan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unggas merupakan ternak yang sangat populer di Indonesia sebagai sumber protein hewani daging dan telur. Hal tersebut disebabkan karena ternak unggas harganya relatif murah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM WALIK DI SUMEDANG DAN BOGOR SKRIPSI

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM WALIK DI SUMEDANG DAN BOGOR SKRIPSI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM WALIK DI SUMEDANG DAN BOGOR SKRIPSI RESTYMAYA TIRAMA TARIGAN DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. SEJARAH PEMBENTUKAN AYAM KUB-1

II. SEJARAH PEMBENTUKAN AYAM KUB-1 II. SEJARAH PEMBENTUKAN AYAM KUB-1 A. Keberadaan Ayam Kampung di Indonesia Ayam Kampung merupakan hasil domestikasi ayam Hutan Merah (red jungle fowl/gallus gallus) yang telah dipelihara oleh nenek moyang

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan, kecuali Amerika. Awalnya puyuh merupakan ternak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007) TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Indonesia Ayam diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, subfium Vertebrata, kelas Aves, super order Carinatae, ordo Galliformes dan spesies Gallus gallus

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING S. SOPIYANA, A.R. SETIOKO, dan M.E. YUSNANDAR Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sejarah Perkembangan Puyuh Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan terhadap burung puyuh. Mula-mula ditujukan untuk hewan kesenangan dan untuk kontes

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali adalah sapi lokal Indonesia keturunan banteng yang telah didomestikasi. Sapi bali banyak berkembang di Indonesia khususnya di pulau bali dan kemudian menyebar

Lebih terperinci

Oleh: Suhardi, SPt.,MP

Oleh: Suhardi, SPt.,MP Oleh: Suhardi, SPt.,MP Ayam Puyuh Itik Itik Manila (entok) Angsa Kalkun Merpati (semua jenis burung) Burung Unta Merak, bangau, dll Unggas atau khususnya ayam dalam sistematika taksonomi termasuk dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tertentu tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing Kambing diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia; filum Chordata; subfilum Vertebrata; kelas Mammalia; ordo Artiodactyla; sub-ordo Ruminantia; familia Bovidae; sub-familia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur puyuh utama di Indonesia. Dalam satu tahun puyuh ini mampu menghasilkan 250 sampai 300 butir

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Eropa, Asia, dan Australia. Sebagian besar puyuh tersebut hidupnya masih liar dan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Eropa, Asia, dan Australia. Sebagian besar puyuh tersebut hidupnya masih liar dan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sejarah Perkembangan Puyuh Bangsa-bangsa puyuh terdapat di seluruh dunia yaitu di benua Amerika, Eropa, Asia, dan Australia. Sebagian besar puyuh tersebut hidupnya masih liar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Merak hijau 2.1.1 Taksonomi Grzimek (1972) menyatakan bahwa klasifikasi merak hijau jawa (Pavo muticus muticus) sebagai berikut : Kingdom Phyllum : Animalia : Chordata

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Ayam diklasifikasikan ke dalam kelas Aves, ordo Galliformes dan famili Phasianidae (Sulandari et al., 2007 a ). Dijelaskan lebih lanjut bahwa ayam mempunyai jengger (comb)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki banyak potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan maupun tumbuhan dapat

Lebih terperinci

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Kusnadidi Subekti 1 dan Firda Arlina 1 1 Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang Intisari Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kedu Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam Kedu berasal dari Desa Karesidenan Kedu Temanggung Jawa Tengah. Ayam Kedu memiliki kelebihan daya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GE ETIK EKSTER AL AYAM ARAB, PELU G DA KAMPU G SKRIPSI JAKA SAPUTRA PROGRAM STUDI TEK OLOGI PRODUKSI TER AK FAKULTAS PETER AKA

KARAKTERISTIK GE ETIK EKSTER AL AYAM ARAB, PELU G DA KAMPU G SKRIPSI JAKA SAPUTRA PROGRAM STUDI TEK OLOGI PRODUKSI TER AK FAKULTAS PETER AKA KARAKTERISTIK GE ETIK EKSTER AL AYAM ARAB, PELU G DA KAMPU G SKRIPSI JAKA SAPUTRA PROGRAM STUDI TEK OLOGI PRODUKSI TER AK FAKULTAS PETER AKA I STITUT PERTA IA BOGOR 2010 i KARAKTERISTIK GE ETIK EKSTER

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah. yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah. yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat 17 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah Kecamatan Tigo Lurah merupakan kecamatan pemekaran daerah baru yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), 1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sejarah Perkembangan Itik Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), golongan terdahulunya merupakan itik liar bernama Mallard (Anas plathytynchos)

Lebih terperinci

Burung Kakaktua. Kakatua

Burung Kakaktua. Kakatua Burung Kakaktua Kakatua Kakak tua putih Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Psittaciformes Famili: Cacatuidae G.R. Gray, 1840 Subfamily Microglossinae Calyptorhynchinae

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keanekaragaman Burung di Pantai Trisik Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman hayati di Yogyakarta khususnya pada jenis burung. Areal persawahan, laguna

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk kedalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan

Lebih terperinci

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A.

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. 1. Pokok Bahasan : Jenis dan tipe ayam komersial A.2. Pertemuan minggu ke : 6 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Ayam tipe petelur 2. Ayam tipe pedaging 3. Ayam tipe dwiguna

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Burung Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan

Lebih terperinci

Perbandingan Genetik Eksternal Ayam Wareng dan Ayam Kampung yang Dilihat dari Laju Introgresi dan Variabilitas Genetiknya

Perbandingan Genetik Eksternal Ayam Wareng dan Ayam Kampung yang Dilihat dari Laju Introgresi dan Variabilitas Genetiknya Perbandingan Genetik Eksternal Ayam Wareng dan Ayam Kampung yang Dilihat dari Laju Introgresi dan Variabilitas Genetiknya T. SARTIKA 1, D.K. WATI 2, H.S. IMAN RAHAYU 2. dan S. ISKANDAR 1 1 Balai Penelitian

Lebih terperinci

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h. Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan

Lebih terperinci

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF DAN MORFOMETRIK ANTARA AYAM KAMPUNG, AYAM BANGKOK, AYAM KATAI, AYAM BIRMA, AYAM BAGON DAN MAGON DI MEDAN

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF DAN MORFOMETRIK ANTARA AYAM KAMPUNG, AYAM BANGKOK, AYAM KATAI, AYAM BIRMA, AYAM BAGON DAN MAGON DI MEDAN KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF DAN MORFOMETRIK ANTARA AYAM KAMPUNG, AYAM BANGKOK, AYAM KATAI, AYAM BIRMA, AYAM BAGON DAN MAGON DI MEDAN (Diversity of Qualitative Trait and Morphometrics Between Kampung, Bangkok,

Lebih terperinci

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG HASNELLY Z., RINALDI dan SUWARDIH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung Jl. Mentok Km 4 Pangkal Pinang 33134 ABSTRAK

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkembangan Domba Asia merupakan pusat domestikasi domba. Diperkirakan domba merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi oleh manusia kira-kira

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Kambing 2.1.1. Kambing Kacang Menurut Mileski dan Myers (2004), kambing diklasifikasikan ke dalam : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies Upaspesies

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Burung Puyuh Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa burung liar yang mengalami proses domestikasi. Ciri khas yang membedakan burung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

SIMBOL SILSILAH KELUARGA SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika

Lebih terperinci

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI Oleh: CHARLLY CHARMINI ARSIH 0910611005 Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Ayam Sentul Ayam lokal merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di Indonesia. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan

Lebih terperinci

MENGANGKAT POTENSI GENETIK DAN PRODUKTIVITAS AYAM GAOK

MENGANGKAT POTENSI GENETIK DAN PRODUKTIVITAS AYAM GAOK MENGANGKAT POTENSI GENETIK DAN PRODUKTIVITAS AYAM GAOK TIKE SARTIKA 1, S. SULANDARI 2, MSA ZEIN 2 dan S. PARYANTI 2 1 Balai Penelitian Ternak-Ciawi Jl. Veteran PO Box-221-Bogor 162 2 Bidang Zoologi, Puslitbang

Lebih terperinci

INTERAKSI GEN SUATU PROSES INTERAKSI DARI KERJA GENA YANG

INTERAKSI GEN SUATU PROSES INTERAKSI DARI KERJA GENA YANG INTERAKSI GEN Phenotype adalah produk dari gen yang dalam ekspresinya memerlukan faktor lingkungan. Lingkungan selain yang eksternal seperti temperatur dan cahaya, ada juga internalnya berupa enzym. SUATU

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pantai, di rawa-rawa dan juga di daerah sekitar danau yang terdekat di

TINJAUAN PUSTAKA. pantai, di rawa-rawa dan juga di daerah sekitar danau yang terdekat di TINJAUAN PUSTAKA Belibis Kembang (Dendrocygna arcuata) Belibis kembang bisa dijumpai mencari mangsa di daerah tambak dekat pantai, di rawa-rawa dan juga di daerah sekitar danau yang terdekat di pegunungan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu

Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu Qualitative henotype Diversity of Burgo Chicken in Bengkulu Province T. Rafian 1, Jakaria 2, dan N. Ulupi 2 1 Mahasiswa Program Magister

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, 1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Pemeliharaan dan Pakan Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, yang berbatasan dengan desa teras bendung di sebelah utara dan desa jeruk

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas (Srigandono,

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta II KAJIAN KEPUSTAKAN 2.1 Ayam Ras Petelur Ayam ras petelur adalah jenis ayam yang sangat efisien untuk menghasilkan telur (Yamesa, 2010). Tipe ayam ras petelur pada umumnya dibagi menjadi dua macam yaitu

Lebih terperinci

Simbol untuk suatu gen

Simbol untuk suatu gen P F Fenotip Genotip Istilah Simbol untuk suatu gen Homozigot Heterozigot Pengertian Singkatan dari kata Parental, yang artinya induk Singkatan dari kata Filial, yang artinya keturunan Karakter atau sifat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur maupun daging. Sejak

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari kabupaten induknya yaitu kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes TINJAUAN PUSTAKA Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat

Lebih terperinci

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. Selain mengalami berbagai modifikasi fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. ILMU PRODUKSI UNGGAS OLEH : GERMAN YOHANES SOLA, SPt, S.Pd,MM

BAHAN AJAR. ILMU PRODUKSI UNGGAS OLEH : GERMAN YOHANES SOLA, SPt, S.Pd,MM BAHAN AJAR ILMU PRODUKSI UNGGAS OLEH : GERMAN YOHANES SOLA, SPt, S.Pd,MM BAB I KLASIFIKASI DAN PENGENALAN JENIS AYAM PENDAHULUAN Ayam merupakan species/jenis burung yang telah mengalami domestikasi dan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. yang sebenarnya telah dikonsumsi sehari-hari suku indian. Dalam klasifikasinya

KAJIAN KEPUSTAKAAN. yang sebenarnya telah dikonsumsi sehari-hari suku indian. Dalam klasifikasinya 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi Kalkun Kalkun adalah hewan unggas (sejenis burung), asli Amerika Utara, yang sebenarnya telah dikonsumsi sehari-hari suku indian. Dalam klasifikasinya kalkun termasuk

Lebih terperinci

SECARA UMUM CIRI-CIRI TERNAK UNGGAS ADALAH :

SECARA UMUM CIRI-CIRI TERNAK UNGGAS ADALAH : UNGGAS Secara umum termasuk dalam ternak bersayap yg secara taksonomi zoologinya tergolong dalam kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak diantaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa. Ternak unggas adalah

Lebih terperinci

PELESTARIAN AYAM HUTAN MELALUI PEMBENTUKAN AYAM BEKISAR UNTUK TERNAK KESAYANGAN

PELESTARIAN AYAM HUTAN MELALUI PEMBENTUKAN AYAM BEKISAR UNTUK TERNAK KESAYANGAN PELESTARIAN AYAM HUTAN MELALUI PEMBENTUKAN AYAM BEKISAR UNTUK TERNAK KESAYANGAN EKO HANDIWIRAWAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jl. Raya Pajajaran Kav. E-59, Bogor ABSTRAK Sebagai ternak

Lebih terperinci

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka Burung Jalak Bali Burung Jalak Bali Curik Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Jalak Bali, merupakan salah satu spesies burung cantik endemis Indonesia. Burung

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Suksesi dan Restorasi Hutan Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang di dominasi oleh pepohonan. Masyarakat hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup dan tumbuh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR.... Viii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 4 Kegunaan

Lebih terperinci

5. Perhatikan skema daur hidup ubur-ubur Aurelia aurita di atas. Urutan fase hidup dari A, B dan D berturutturut

5. Perhatikan skema daur hidup ubur-ubur Aurelia aurita di atas. Urutan fase hidup dari A, B dan D berturutturut 1. Dalam sistem pengelompokan tumbuhan ada beberapa macam cara tergantung dari macam kelompoknya. Kelompok tumbuhan di bawah ini yang merupakan keanekaragaman tingkat jenis dalam satu genus, adalah...

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak unggas penghasil telur, daging dan sebagai binatang kesayangan dibedakan menjadi unggas darat dan unggas air. Dari berbagai macam jenis unggas air yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi asli Indonesia secara genetik dan fenotipik umumnya merupakan: (1) turunan dari Banteng (Bos javanicus) yang telah didomestikasi dan dapat pula (2) berasal dari hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Domestikasi domba diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat sekitar 9.000 11.000 tahun lalu. Sebanyak tujuh jenis domba liar yang dikenal terbagi

Lebih terperinci

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA DIKTAT 6 GENETIKA volume 4 PENYIMPANGAN HUKUM MENDELL A. Pendahuluan Kadang kala kita melihat bahwa hasil persilangan yang terjadi tidak lah seperti yang kita harapkan atau tidak seperti apa yang diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Umum Kerbau Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795. Walaupun demikian semuanya termasuk dalam genus Bos dari famili Bovidae (Murwanto, 2008).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan ternak unggas yang cukup popular di masyarakat terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang mungil yang cocok untuk dimasukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater

Lebih terperinci