ESENSI, Vol.9 No.3/2006 ANALISIS KINERJA PT DANKOS LABORATORIES Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ESENSI, Vol.9 No.3/2006 ANALISIS KINERJA PT DANKOS LABORATORIES Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA PT DANKOS LABORATORIES Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) F. Agung Himawan STIE Nusantara ABSTRAK Penelitian ini menganalisis kinerja PT Dankos Laboratories Tbk dengan menggunakan metode EVA, untuk tahun 2002 sampai dengan tahun Dari laporan keuangan perusahaan, maka EVA yang dicapai untuk tahun 2002 adalah sebesar Rp , untuk tahun 2003 sebesar Rp dan untuk tahun 2004 sebesar Rp Dengan adanya pencapaian EVA yang positif tahun 2002 dan 2004, berarti bahwa pendapatan yang mampu dihasilkan oleh kinerja perusahaan melebihi biaya modal yang pada dasarnya adalah tuntutan para investor atas modal yang diinvestasikan kepada perusahaan. Sedangkan EVA yang negatif tahun 2003 berarti perusahaan tersebut tidak menciptakan nilai tetapi mengalami penurunan nilai kekayaan (destroy value). Pendapatan yang dihasilkan oleh kinerja perusahaan lebih kecil dari biaya modalnya. Walaupun EVA tahun 2003 negatif, namun perusahaan bisa meningkatkan EVA kembali di tahun Hal ini mungkin disebabkan investasi yang dilakukan perusahaan sudah memperoleh hasilnya dan dari laporan keuangan juga terlihat perusahaan sudah melunasi beberapa hutang jangka panjang yang menanggung bunga. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating costs) dan biaya modal (cost of capital). Metode EVA memperhitungkan biaya modal, dihitung dari bunga pinjaman dan cost of equity. Kondisi EVA positif mencerminkan kompensasi yang lebih tinggi ketimbang biaya modal. Ini berarti, manajemen mampu menciptakan peningkatan kekayaan (create value) bagi perusahaan/pemilik modal. Sebaliknya, EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan (destroy value). EVA merupakan alat ukut ideal bagi perusahaan untuk mengoptimalkan dana yang telah diinvestasikan. Dengan pendekatan EVA, kemampuan perusahaan dalam memberdayaan kapitalnya menjadi transparan, karena semua biaya modal, termasuk premi risikonya, dihitung. 1.2 Batasan Masalah Pembahasan pada penulisan ini dititikberatkan pada pengukuran kinerja PT Dankos Laboratories Tbk untuk tahun 2002, 2003 dan 2004 dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja PT Dankos Laboratories Tbk untuk tahun 2002, 2003 dan 2004 dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA)? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan nilai Economic Value Added (EVA) setiap tahunnya? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitan F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 38

2 a. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Dankos Laboratories Tbk untuk tahun 2002, 2003 dan 2004 dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan nilai Economic Value Added (EVA) setiap tahunnya. 2. LANDASAN TEORI Pengertian dan Tujuan Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan menurut Agus Sartono adalah sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien, Agus Sartono, halaman 6 [1]. Max Value of The Firm Definisi nilai perusahaan menurut David Young dan Stephen F. O Byrne adalah jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu, David Young, hal 26 [2]. Perusahaan dapat menciptakan nilai bagi pemegang saham ketika mereka berinvestasi dalam proyek, produk, teknologi, atau strategi yang mereka harapkan mendapatkan pengembalian lebih besar dibandingkan biaya modalnya. Tujuan yang harus dicapai dalam investasi jangka panjang adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan melalui maksimisasi harga saham. Jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Peningkatan nilai perusahaan dari investasi ini akan tercermin pada meningkatnya harga saham. Investasi Pengertian dan Tujuan Investasi Definisi investasi menurut Abdul Halim adalah merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang, Abdul Halim, hal 4 [3]. Definisi investasi menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (assets) selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi, Farid Harianto dan Siswanto Sudomo, hal 2 [4]. Jenis-jenis Investasi (1) Investasi pada asset-aset finansial (Financial Assets) Investasi pasa aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham dan obligasi. (2) Investasi pada aset-aset riil (real assets) Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan pembukaan perkebunan. F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 39

3 Risk and Return Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai risiko sebagai berikut: Risk refers to the chance that some unfavorable event will occur, Eugene F. Brigham, hal 145 [5]. Risiko adalah kans (chance) atau kemungkinan (probability) peristiwa yang merugikan akan terjadi, Eugene F. Brigham, hal 31 [6]. Risiko adalah peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi, Eugene F. Brigham, hal 178 [7]. Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan kemungkinan peristiwa yang merugikan akan terjadi. Dalam melakukan investasi, pemodal akan memperkirakan berapa tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode tertentu di masa datang. Namun, setelah periode investasi berlalu, belum tentu tingkat penghasilan yang terrealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang diharapkan; tingkat penghasilan yang direalisasikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Ketidakpastian akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi, yaitu bahwa pemodal selalu harus mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan risiko investasi. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai pengembalian yang diharapkan atas portofolio (expected return on a portfolio) sebagai berikut: The expected return on a portfolio is simply the weighted average of the expected returns on the individual assets in the portfolio, with the weights being the fraction of the total portfolio invested in each asset, Eugene F. Brigham, hal 157 [5]. Hasil yang diharapkan atas suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari hasil yang diharapkan atas semua aktiva finansial dalam portofolio, Eugene F. Brigham, hal 37 [6]. Pengembalian yang diharapkan atas portofolio adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan atas aktiva yang disimpan dalam portofolio, Eugene F. Brigham, hal 192 [7]. Tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu portofolio adalah merupakan rata-rata tertimbang tingkat keuntungan dari berbagai asset keuangan dalam portofolio tersebut, Agus Sartono, hal 143 [1]. Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembalian yang diharapkan atas portofolio (expected return on a portfolio) merupakan rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan atas aktiva yang disimpan dalam portofolio.. Investor seharusnya melakukan investasi pada portofolio dan bukan pada satu sekuritas saja. Dengan demikian sangat penting untuk memperhatikan tingkat risiko sekuritas secara individu dan pengaruhnya terhadap tingkat risiko portofolio. Capital Asset Pricing Model (CAPM) menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang disyaratkan sekuritas portofolio. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Konsep CAPM mendasarkan pada asumsi bahwa pasar modal adalah efisien. Dalam pasar modal yang efisien semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna atau perfectly divisible dan likuid dapat diperjualbelikan F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 40

4 setiap saat. Artinya investor dapat melakukan diversifikasi hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rates of return (RRR) dari investasi asset yang berisiko. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai Capital Asset Pricing Model (CAPM) sebagai berikut: CAPM is an important tool used to analyze the relationship between risk and rates of return, Eugene F. Brigham, hal 164 [5]. CAPM adalah suatu alat penting yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian, Eugene F. Brigham, hal 200 [7]. Kesimpulan utama dari CAPM ini adalah: risiko yang relevan dari saham individu adalah kontribusinya terhadap risiko portofolio yang didiversifikasi dengan baik. Koefisien beta, b, mengukur tingkat pergerakan pengembalian saham yang telah ada terhadap saham pasar, Eugene F. Brigham, hal 201 [7]. Beta merupakan ukuran atas derajat volatilitas (valatility) suatu saham relatif terhadap saham rata-rata, Eugene F. Brigham, hal 40 [6]. Hubungan antara risiko yang diukur dengan beta dengan RRR ditunjukkan oleh garis pasar sekuritas (security market line SML). Dalam hal ini jika beta suatu saham dapat diukur dengan tepat, maka dalam keadaan ekuilibrium RRR juga dapat diperkirakan. Penaksirannya didasarkan pada hasil investasi bebas risiko ditambah dengan premi risiko pasar dikalikan dengan beta. Dengan demikian SML dapat dirumuskan sebagai berikut: SML = Rf + { E(Rm) (Rf) } ßi dimana : Rf = tingkat pengembalian atas investasi bebas risiko E(Rm) = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan ß = kepekaan atas tingkat pengembalian saham i terhadap ER pasar E(Ri) Rf = premi risiko saham i E(Rm) Rf = premi risiko pasar Untuk menghitung beta digunakan rumus sebagai berikut: ß = N (ΣXY) (ΣX) (ΣY) N (ΣX 2 ) (ΣX) 2 dimana: N = Jumlah data X = IHSG-BEJ Y = IHSI Rumus rate of return saham (Ri): Ri = (IHSI t IHSI t-1 ) / IHSI t-1 dimana: IHSI t = indeks harga saham individu pada periode t IHSI t-1 = indeks harga saham individu pada periode t 1 Rumus rate of return pasar (Rm) : Rm = (IHSG t IHSG t-1 ) / IHSG t-1 F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 41

5 dimana: IHSG t = indeks harga saham gabungan pada periode t IHSG t-1 = indeks harga saham gabungan pada periode t 1 Beberapa ukuran beta sebagai berikut: b = 0.5 berarti saham tersebut setengah volatil, atau setengah berisiko dari saham rata-rata (naik atau turun setengahnya) b = 1.0 berarti saham naik atau turun sama dengan rata-rata pasar pada umumnya (pasar naik/turun 10%, saham tersebut juga naik/turun 10%) b = 2.0 berarti saham dua kali volatil saham rata-rata, atau dua kali risiko pasar Karena koefisien beta saham menentukan bagaimana saham mempengaruhi risiko portofolio yang didiversifikasi, maka beta adalah ukuran yang paling relevan dari setiap risiko saham. Pengukuran Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan sangat berpengaruh bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk investasi di perusahaan tersebut. Perusahaan yang kinerjanya bagus, akan lebih mudah mendapatkan dana, karena investor percaya perusahaan tersebut mampu mendatangkan keuntungan baginya. Sedangkan perusahaan yang kinerjanya tidak bagus, mungkin akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana dari investor. Dengan data-data dari laporan keuangan perusahaan maka dapat diukur kinerja perusahaan tersebut, dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan Economic Value Added (EVA). Analisis Rasio Keuangan Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan. Di samping itu juga perlu disadari bahwa analisis rasio keuangan ini hanya memberikan gambaran satu sisi saja, oleh sebab itu masih diperlukan lagi tambahan data agar dapat lebih baik. Akhirnya analisis rasio keuangan ini hanya bermanfaat apabila dibandingkan dengan standar yang jelas, seperti standar industri, kecenderungan atau standar tertentu sebagai tujuan manajemen. Selain itu perlu diperhatikan apabila membandingkan rasio satu perusahaan dengan perusahaan yang lain adalah menyangkut sistem akuntansi yang dipergunakan. Rasio keuangan terdiri dari: (1) rasio likuiditas, memperlihatkan hubungan aktiva lancar perusahaan terhadap kewajiban lancarnya, dan sekaligus menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi utangnya pada saat jatuh tempo; (2) Rasio pengelolaan aktiva, mengukur seberapa efektif suatu perusahaan mengelola aktivanya; (3) Rasio pengelolaan utang, mengungkapkan (a) sampai sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang dan (b) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utangnya; (4) Rasio profitabilitas, memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva, dan pengelolaan utang terhadap hasil operasi; (5) Rasio nilai pasar, mengkaitkan harga saham perusahaan terhadap labanya dan nilai buku per lembar saham Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan terpenting yang disampaikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu maupun hasil operasinya selama periode lalu. Walaupun demikian, nilai riel dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 42

6 tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen perusahaan di masa mendatang Neraca (Balance Sheet) Definisi neraca menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, Eugene F. Brigham, ha 39 [7]. Definisi neraca menurut Horngren, Harrison, Robinson & Secokusumo adalah daftar seluruh aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun, Horngren, hal 22 [9] Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi mengandung informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban. Jika beban melebihi pendapatan, maka hasilnya adalah kerugian bersih untuk periode tersebut Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik (The Statement of Owner s Equity) Laporan perubahan ekuitas pemilik menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Penambahan dalam ekuitas pemilik berasal dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan. Pengurangan ekuitas pemilik dari pembagian dividen dan kerugian bersih selama periode berjalan Laporan Arus Kas (Cash Flows Statement) Definisi laporan arus kas menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode akuntansi, Eugene F. Brigham, hal 48 [7]. Laporan arus kas menggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pembayaran dan pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu. Economic Value Added (EVA) Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennet Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya The Quest For Value (Harper Business, 1991). Konsep EVA menjadi sistem manajemen keuangan yang hangat dewasa ini. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai EVA sebagai berikut: EVA is an estimate of a business s true economic profit for the year, and it differs substantially from accounting profit. EVA represents the residual income that remains after the opportunity cost of all capital has been deducted, whereas accounting profit is figured without imposing a charge for equity capital, Eugene F. Brigham, hal 63 [5]. EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating costs) dan biaya modal (cost of capital), Amin Widjaja Tunggal, hal 1 [10]. F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 43

7 Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan suatu pendekatan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang memperhitungkan biaya modal atas tingkat pengembalian dalam penciptaan nilai tambah, berbeda dengan laba akuntansi yang dihitung tanpa memperhitungkan biaya modal. EVA merupaka tujuan korporat untuk meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor dan pemegang saham telah tanamkan dalam operasi usaha. EVA merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax / NOPAT) dikurangi dengan biaya modal (Cost of Capital) Penciptaan Nilai Tambah Ekonomis dengan Menggunakan EVA Penggunaan metode EVA juga mendorong manajemen perusahaan hati-hati dalam melakukan transaksi dan investasi. Soalnya, investasi membutuhkan dana yang tidak murah. Jadi, harus benar-benar dikalkulasi secara masak. Jika investasi tidak memberikan hasil optimal, laba yang diperoleh kecil. Sementara itu, disisi lain, biaya modal makin tinggi. Dan hal ini akan membuat EVA negatif. Apabila perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, maka dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah menciptakan nilai (creating value). Sebaliknya, apabila nilai EVA negatif, dinamakan distructing atau destroying value. Berdasarkan rumus yang ada, kita dapat melihat bahwa EVA meningkat, dan nilai diciptakan, ketika sebuah perusahaan dapat mencapai yang berikut ini: 1.Meningkatnya pengembalian atas modal yang ada. Jika RONA meningkat sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap, EVA meningkat. Perusahaan meningkatkan pengembalian atas modal dengan memotong biaya, menciptakan ekuitas merek, dan meningkatkan efisiensi aktiva. 2.Pertumbuhan yang menguntungkan. Ketika sebuah investasi diharapkan mendapatkan pengembalian lebih besar dari WACC, nilai diciptakan. Bahkan jika sebuah strategi pertumbuhan diharapkan mengurangi RONA, nilai diciptakan selama pertambahan RONA melebihi WACC. 3.Pelepasan dari aktivitas yang memusnahkan nilai. Modal yang diinvestasikan menurun ketika sebuah bisnis atau divisi dijual atau ditutup. Jika pengurangan modal lebih mengganti kerugian dengan peningkatan perbedaan RONA dan WACC, EVA meningkat. 4. Periode yang lebih panjang di mana diharapkan mendapatkan RONA lebih besar daripada WACC. Semakin lama perusahaan dapat mempertahankan keunggulan kompetitif, semakin lama pula perusahaan mampu memperoleh pengembalian lebih besar dari biaya modal. 5.Pengurangan biaya modal. Jika biaya modal berkurang dan hal lainnya tetap (modal yang diinvestasikan, RONA, CAP, dan tingkat pudar) maka nilai perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya RONA. Dengan perkataan lain, berkurangnya WACC telah memiliki efek yang sama dengan penciptaan nilai, untuk suatu perubahan persentase tertentu, demikian pula RONA meningkat. Setiap tindakan atau strategi yang menyebabkan meningkatnya selisih akan menghantarkan nilai bagi pemegang saham. F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 44

8 2.6.2 Fungsi dan Kelebihan EVA Fungsi dan kelebihan EVA adalah pengukuran kinerja yang: 1. Dapat dihitung pada tingkat divisi, sehingga menyediakan garis pandang bagi manajer divisi. Eva dapat dihitung untuk setiap kesatuan, termasuk divisi, departemen, lini produk, dan segmen bisnis secara geografis. 2. Merupakan aliran, bukan saham, karenanya dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu. Eva merupakan suatu aliran sebab ia mengukur laba. 3. Meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham. EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini akan membantu memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham Perhitungan EVA Untuk menghitung EVA digunakan rumus sebagai berikut: EVA = NOPAT Biaya Modal EVA = NOPAT (IC x WACC) dimana : EVA = Nilai tambah ekonomis (Economic Value Added) NOPAT = Laba operasi bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax) IC = Modal yang diinvestasikan (Invested Capital) WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) NOPAT (Net Operating Profit After Tax) Definisi NOPAT atau laba bersih setelah pajak menurut David Young & Stephen F. O Byrne adalah merupakan laba operasi perusahaan, setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan, David Young, hal 39 [2]. Penggunaan NOPAT menjadi penting sebab pendapatan bersih (net income) tidak selalu menunjukkan kinerja operasi perusahaan yang sebenarnya atau keefektifan manajer operasi dan karyawan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Untuk menghitung NOPAT digunakan rumus sebagai berikut: NOPAT = Pendapatan operasi + pendapatan bunga + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) + pendapatan investasi lainnya pajak penghasilan pembebasan pajak terhadap biaya bunga Modal Yang Diinvestasikan (Invested Capital/IC) Definisi Invested Capital menurut David Young & Stephen F. O Byrne adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yg tidak menanggung bunga (non-interest-bearing liabilities), seperti utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages), dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes), David Young, hal 39 [2]. Untuk menghitung modal yang diinvestasikan digunakan rumus: IC = A t NIBL F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 45

9 dimana : IC = Modal yang diinvestasikan (Invested Capital) A t = Aktiva total (Total Asset) NIBL = Kewajiban yang tidak menanggung bunga (Non- Interest-Bearing Liabilities) Biaya Modal (cost of capital) Definisi Biaya modal menurut David Young & Stephen F. O Byrne adalah untuk investasi manapun, apakah dalam suatu proyek, sebuah divisi bisnis, atau suatu perusahaan keseluruhan, adalah tingkat dari pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan di tempat lainnya, dalam suatu proyek, aktiva, atau perusahaan dengan risiko yang sebanding. Dengan perkataan lain, biaya modal adalah suatu biaya kesempatan, David Young, hal 148 [2]. Komponen modal adalah salah satu jenis modal yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang, Eugene F. Brigham, hal 406 [7]. Empat komponen struktur modal yang utama adalah utang, saham preferen, laba ditahan, dan penerbitan saham biasa baru. Biaya setiap jenis modal tersebut ditunjukkan dengan symbol-simbol berikut: k d = suku bunga utang baru perusahaan = biaya komponen utang sebelum pajak k d (1 T) = biaya komponen utang setelah pajak, dimana T merupakan tariff pajak marjinal perusahaan. k d (1 T) merupakan biaya utang yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. k ps = biaya komponen saham preferen k s = biaya komponen laba ditahan (atau ekuitas internal). k s didefinisikan sebagai tingkat pengembalian yang diperlukan atas saham biasa. k e = biaya komponen ekuitas eksternal, atau ekuitas yang diperoleh dengan menerbitkan saham biasa baru sebagai pengganti laba ditahan. WACC = biaya modal rata-rata tertimbang Biaya Hutang, k d (1 T) Biaya utang adalah suku bunga atas utang baru, bukan atas utang yang masih beredar, Eugene F. Brigham, hal 408 [7]. Biaya hutang setelah pajak, k d (1 T) adalah biaya yang relevan dari hutang baru, mengingat kemampuan bunga mengurangi pajak; digunakan untuk menghitung WACC, Eugene F. Brigham, hal 407 [7]. Biaya hutang setelah pajak (after-tax cost of debt), k d (1 T), digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang, dan hal ini merupakan suku bunga utang, k d, dikurangi penghematan pajak yang dihasilkan karena bunga sudah dikurangi. Perhitungan ini sama dengan k d dikalikan dengan (1 T), dimana T merupakan tarif pajak marjinal perusahaan: Biaya komponen utang setelah pajak = suku bunga penghematan pajak = k d - k d T = k d (1 T) F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 46

10 Biaya Saham Preferen, k ps Biaya saham preferen, k ps adalah tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas saham preferen perusahaan, k ps, yang dihitung sebagai dividen saham preferen, D ps, dibagi dengan harga penerbitan bersih, P n, Eugene F. Brigham, hal 409 [7]. Komponen biaya saham preferen (cost of preferred stock) yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang, k ps, adalah dividen saham preferen, D ps, dibagi dengan harga penerbitan bersih, P n, yang merupakan harga yang diterima perusahaan setelah dikurangi biaya flotasi: Komponen biaya saham preferen = k ps = D ps / P n Biaya Laba Ditahan, k s Biaya laba ditahan, k s adalah tingkat pengembalian yang diperlukan pemegang saham atas saham biasa perusahaan, Eugene F. Brigham, hal 410 [7]. Biaya laba ditahan (cost of retained earnings), k s, merupakan tingkat pengembalian yang diperlukan pemegang saham atas modal ekuitas perusahaan yang diperoleh dari laba ditahan. Salah satu pendekatan untuk mengestimasi biaya laba ditahan adalah menggunakan Model Penetapan Harga Aktiva Modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM), dengan menggunakan rumus sebagai berikut: k s = k RF + (k M k RF ) b i dimana: k s = biaya laba ditahan k RF = suku bunga bebas risiko k M = tingkat pengembalian yang diharapkan atas pasar, atau atas rata-rata saham b i = koefisien beta saham perusahaan ke-i Biaya Penerbitan Baru Saham Biasa (Ekuitas Eksternal),k e Biaya ekuitas saham biasa baru, k e adalah biaya ekuitas eksternal; berdasarkan biaya laba ditahan, tetapi meningkat karena biaya flotasi, Eugene F. Brigham, hal 415 [7]. Biaya ekuitas saham biasa baru (cost of new common equity), k e, atau ekuitas eksternal, lebih tinggi daripada biaya laba ditahan, k s, karena biaya flotasi terlibat dalam penerbitan saham biasa baru. Untuk saham dengan pertumbuhan konstan, dicari dengan menerapkan rumus sebagai berikut: k e = [ D 1 / { P 0 (1 F)}] + g dimana: F = persentase biaya flotasi (flotation cost) yang terjadi dalam penjualan saham baru P 0 (1 F) = harga bersih per saham yang diterima perusahaan g = growth WACC (Weighted Average Cost of Capital) WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar, David Young, hal 39 [2]. F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 47

11 WACC adalah rata-rata tertimbang komponen biaya hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, Eugene F. Brigham, hal 418, [7]. Biaya modal suatu perusahaan bergantung tidak hanya pada biaya utang dan pembiayaan ekuitas tetapi juga seberapa banyak dari masingmasing itu dimiliki dalam struktur modal. Pembobotan untuk utang dan ekuitas didasarkan pada nilai pasar, bukan nilai buku akuntansi, karena kita ingin mengetahui berapa banyak itu akan membiayai perusahaan untuk menghimpun modal hari ini, dan biaya itu timbul dari nilai pasar, bukan nilai buku. Proporsi target utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa, bersama dengan komponen biaya modal, digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital/WACC). Rumus untuk menghitung WACC adalah sebagai berikut: WACC = w d k d (1 T) + w ps k ps + w ce k s dimana : atau WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) k d = biaya komponen utang sebelum pajak k d (1 T) = biaya komponen utang setelah pajak k ps = biaya komponen saham preferen k s = k e = biaya komponen laba ditahan (atau ekuitas internal) biaya komponen ekuitas eksternal, atau ekuitas yang diperoleh dengan menerbitkan saham biasa baru sebagai pengganti laba ditahan w d = bobot yang digunakan untuk utang w ps = bobot yang digunakan untuk saham preferen w ce = bobot yang digunakan untuk ekuitas saham biasa WACC = utang/pembiayaan total (biaya utang) (1-T) + ekuitas/pembiayaan total (biaya ekuitas) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian deskriftif analatis dipilih sebagai dasar untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan teori EVA dengan menggunakan data-data keuangan pada laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan tahun 2002, 2003 dan 2004 yang dibahas dalam analisis pembahasan. 3.2 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah PT Dankos Laboratories Tbk. Perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur dan distribusi produk farmasi. Dengan menggunakan data-data keuangan pada laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan tahun 2002, 2003 dan Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks Harga Saham Individu (IHSI) yang diperoleh melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ). b. Data sekunder. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2002, 2003 dan 2004 yang diterbitkan oleh PT. Dankos Laboratories Tbk. F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 48

12 Kewajiban PT Dankos Laboratories Tbk Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang Usaha: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban jangka panjang - jatuh tempo satu tahun: Pinjaman bank Hutang obligasi bersih Hutang sewa guna usaha Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban jangka panjang: Pinjaman bank Hutang obligasi bersih Hutang sewa guna usaha Hutang hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan bersih Estimasi kewajiban kesejahteraan Karyawan Jumlah kewajiban tidak lancar F.Agung Himawan Analisis Kinerja JUMLAH KEWAJIBAN Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam ribuan rupiah Ekuitas PT Dankos Laboratories Tbk Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Modal saham Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan Laba (Rugi) belum direalisasi atas kenaikan (penurunan) nilai pasar dari investasi ( ) Saldo laba telah ditentukan

13 penggunaannya Saldo laba belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam ribuan rupiah Laba Rugi PT Dankos Laboratories Tbk Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Penjualan Harga pokok penjualan ( ) ( ) ( ) Laba kotor Beban Usaha ( ) ( ) ( ) Laba Usaha Rupa-rupa bersih ( ) ( ) Pendapatan operasi Pendapatan bunga Pendapatan ekuitas Pendapatan investasi lain Pajak penghasilan Pembebasan pajak terhadap biaya bunga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) NOPAT Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam ribuan rupiah 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian lapangan Penelitian lapangan yaitu melakukan penelitian terhadap obyek penelitian, sehingga data-data dapat diperoleh. Penelitian lapangan dilakukan dengan mendatangi Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk memperoleh data-data, diantaranya laporan keuangan tahun 2002, 2003 dan 2004 yang diterbitkan PT. Dankos Laboratories Tbk, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Harga Saham Individu (IHSI) dan mendatangi Bank Indonesia untuk memperoleh tingkat suku bunga SBI tahun 2002, 2003 dan b. Penelitian perpustakaan Penelitian perpustakaan dengan tujuan mencari bahan-bahan yang berhubungan erat dengan masalah yang dibahas dalam penulisan ini. 3.5 Metode Analisis Data a. Menentukan laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT). Laba operasi bersih sesudah pajak diperoleh dengan cara menambahkan pendapatan operasi dengan pendapatan bunga, pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) dan pendapatan investasi lainnya, kemudian dikurangi pajak penghasilan dan pembebasan pajak terhadap biaya bunga. Rumus : NOPAT = Pendapatan operasi + pendapatan bunga + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) + pendapatan investasi lainnya pajak penghasilan pembebasan pajak terhadap biaya bunga b. Menentukan modal yang diinvestasikan (Invested Capital). Modal yang diinvestasikan diperoleh dengan cara mengurangkan kewajiban jangka pendek, tanpa menanggung bunga dari total aktiva. Atau dapat juga diperoleh dengan cara menjumlahkan utang jangka pendek, utang jangka panjang, kewajiban jangka panjang lain dan ekuitas pemegang saham. Rumus : IC = A t NIBL (Non-Interest-Bearing Liabilities). F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 50

14 c. Menentukan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital). Biaya modal diperoleh dengan cara menjumlahkan semua utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham dan kemudian ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar. Untuk menghitung WACC, maka harus ditentukan biaya utang (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity). Rumus WACC = utang/pembiayaan total (biaya utang) (1-T) + ekuitas/pembiayaan total (biaya ekuitas) d. Setelah semuanya ditentukan, maka EVA dihitung dengan mengurangkan hasil dari perkalian modal yang diinvestasikan dan biaya modal rata-rata tertimbang dengan laba operasi bersih sesudah pajak. Rumus : EVA = NOPAT - (IC x WACC) e. Interprestasi EVA. Apabila perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, maka dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah menciptakan nilai (creating value). Sebaliknya, apabila nilai EVA negatif, dinamakan distructing atau destroying value. 4. ANALISIS DATA, PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Perhitungan EVA Untuk menghitung EVA, data yang digunakan yaitu data laporan keuangan PT Dankos Laboratories Tbk, berupa laporan neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement). Data-data keuangan dalam laporan tahunan tersebut masih harus diolah sedimikian rupa agar tingkat EVA yang dicapai perusahaan dapat diketahui. Berikut ini adalah pengolahan data-data keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat EVA yang dicapai perusahaan dari beberapa tahun. Sistematika perhitungan untuk memperoleh informasi tentang EVA dan halhal yang berhubungan dengannya akan dimulai dengan NOPAT (Net Operating Profit After Tax), kemudian dilanjutkan dengan IC (Invested Capital), WACC (Weighted Average Cost of Capital) dan EVA Perhitungan NOPAT (Net Operating Profit After Tax) Langkah pertama didalam penghitungan EVA adalah dengan menghitung NOPAT perusahaan. Berdasarkan data laporan laba rugi (income statement) perusahaan, maka NOPAT yang dicapai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: NOPAT = Pendapatan operasi + pendapatan bunga + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) + pendapatan investasi lainnya pajak penghasilan pembebasan pajak terhadap biaya bunga Dengan menggunakan rumus diatas, maka NOPAT untuk tahun 2002 dapat dihitung sebagai berikut: PERHITUNGAN NOPAT TAHUN 2002 Pendapatan operasi ( ) juta + pendapatan bunga juta + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) (2.512) juta + pendapatan investasi lainnya (26.273) juta - pajak penghasilan (34.253) juta - pembebasan pajak terhadap biaya bunga ( x 30%) (12.980) juta NOPAT juta F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 51

15 Dengan cara yang sama, maka NOPAT tahun 2003 sebagai berikut: PERHITUNGAN NOPAT TAHUN 2003 Pendapatan operasi ( ) juta + pendapatan bunga juta + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) (892) juta + pendapatan investasi lainnya (9.326) juta - pajak penghasilan (50.596) juta - pembebasan pajak terhadap biaya bunga ( x 30%) (11.504) juta NOPAT juta Selanjutnya dengan cara yang sama, maka NOPAT untuk tahun 2004 dihitung sebagai berikut: PERHITUNGAN NOPAT TAHUN 2004 Pendapatan operasi ( ) juta + pendapatan bunga juta + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) juta + pendapatan investasi lainnya - - pajak penghasilan (78.250) juta - pembebasan pajak terhadap biaya bunga ( x 30%) (10.138) juta NOPAT juta Hasil perhitungan NOPAT disajikan dalam Tabel 4-1 berikut ini. menunjukkan peningkatan NOPAT terjadi dari tahun ke tahun. Namun demikian NOPAT tersebut belum dapat memberikan informasi yang cukup tentang kinerja perusahaan karena banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan EBIT. TABEL 4-1 HASIL PERHITUNGAN NOPAT UNTUK TAHUN Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Pendapatan operasi + pendapatan bunga + pendapatan ekuitas (- kerugian ekuitas) + pendapatan investasi lainnya - pajak penghasilan - pembebasan pajak terhadap biaya bunga (2.512) (26.273) (34.253) (12.980) (892) (9.326) (50.596) (11.504) (78.250) (10.138) NOPAT Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam jutaan rupiah Perhitungan IC (Invested Capital) Langkah kedua didalam penghitungan EVA adalah dengan menghitung modal yang diinvestasikan. Untuk menghitung modal yang diinvestasikan PT. Dankos Laboratories Tbk, data yang digunakan adalah data laporan neraca (balance sheet). Modal yang diinvestasikan perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu dengan mengurangkan kewajiban yang tidak menanggung bunga (Non-Interes-Bearing Liabilities/NIBL) dari Total Aktiva. F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 52

16 Laporan keuangan tahunan perusahaan menunjukkan beberapa akun kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang yang tidak menanggung beban bunga. Akun-akun yang termasuk dalam NIBL adalah : hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, hutang hubungan istimewa, kewajiban pajak tangguhan, dan estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan. Dengan dasar tersebut diatas, maka A t dan NIBL untuk tahun 2002 adalah sebagai berikut: A t(2002) = Rp juta NIBL (2002) = Rp juta IC( 2002) = A t(2002) NIBL (2002) = Rp juta - Rp juta = Rp juta Dengan cara yang sama, maka A t dan NIBL untuk tahun 2003 adalah sebagai berikut: A t(2003) = Rp juta NIBL (2003) = Rp juta IC( 2003) = A t(2003) NIBL (2003) = Rp juta - Rp juta = Rp juta Selanjutnya dengan cara yang sama, maka A t dan NIBL untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut: A t(2004) = Rp juta NIBL (2004) = Rp juta IC( 2004) = A t(2004) NIBL (2004) = Rp juta - Rp juta = Rp juta Hasil perhitungan invested capital disajikan dalam Tabel 4-2 pada halaman berikut ini. Tabel 5-2 menunjukkan peningkatan invested capital terjadi dari tahun ke tahun. Peningkatan invested capital ini secara tidak langsung dapat menerangkan terjadinya peningkatan NOPAT perusahaan. TABEL 4-2 HASIL PERHITUNGAN IC (INVESTED CAPITAL) UNTUK TAHUN Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Total Aset NIBL : - Hutang usaha - Hutang lain-lain - Biaya yang masih harus dibayar - Hutang pajak - Hutang hubungan istimewa - Kewajiban pajak tangguhan - Estimasi kewajiban kesejahteraan karyawan F.Agung Himawan Analisis Kinerja Total NIBL IC Catatan: Angka dalam dinyatakan dalam jutaan rupiah Perhitungan WACC (Weighted Average Cost of Capital)

17 Langkah selanjutnya dalam penghitungan EVA adalah menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital). WACC merupakan rata-rata tertimbang biaya hutang dan modal sendiri yang menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Perhitungan WACC dimulai dengan menentukan komponen biaya modal, yaitu biaya hutang (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity) Biaya Hutang (cost of debt) Biaya hutang (k d ) didapat dengan menggunakan tingkat bunga pinjaman yang dilakukan perusahaan. Tingkat bunga pinjaman yang dilakukan oleh PT. Dankos Laboratories Tbk adalah sebagai berikut: - Pinjaman jangka pendek Tahun 2002 bunga pinjaman berkisar antara 18,50% - 19,50% per tahun, tahun 2003 antara 14% - 18,50% per tahun, dan tahun 2004 antara 12,25% - 14,50% per tahun. Tingkat bunga yang digunakan adalah rata-rata, sehingga untuk tahun 2002 adalah sebesar 19%, tahun 2003 sebesar 16,25% dan untuk tahun 2004 sebesar 13,375%. - Hutang jangka panjang : a. Bank Tahun 2003 dan 2004 bunga pinjaman berkisar antara 14% - 15% per tahun, sehingga rata-ratanya adalah 14,5% pertahun. b. Hutang obligasi Dengan tingkat bunga tetap sebesar 17,5% per tahun. c. Hutang sewa guna usaha Dengan tingkat bunga 14,19 % untuk tahun 2003 dan 13,28% untuk tahun Dengan adanya variasi tingkat bunga ini maka diperlukan penyesuaian tingkat bunga yang layak diterapkan dalam menghitung tingkat bunga yang diterapkan atas hutang perusahaan secara keseluruhan. Penyesuaian dilakukan dengan menperhitungkan proporsi setiap unsur hutang atas total hutang perusahaan. Pada tahun 2002, komposisi hutang beserta tingkat bunga yang dikenakan adalah sebagai berikut: - Pinjaman jangka pendek Total = Rp juta Tingkat bunga = 19% p.a. - Hutang jangka panjang : Hutang Bank = Rp 868 juta Tingkat bunga = 14,5% p.a. Maka total hutang perusahaan untuk tahun 2002 adalah sebesar Rp juta. Sedangkan tingkat bunga yang diterapkan untuk masing-masing hutang yang tersebut diatas, dihitung sebagai berikut: Pinjaman jangka pendek = x 19% = 17,91% Hutang bank = 868 x 14,5% = 0,83% Sehingga didapat tingkat bunga yang diterapkan atas total hutang yang merupakan penjumlahan dari semua tingkat bunga yang diterapkan dari masing-masing hutang tersebut diatas, yaitu: k d(2002) = 17,91% + 0,83% = 18,74% F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 54

18 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung tingkat bunga yang diterapkan untuk tahun Pada tahun 2003, komposisi hutang beserta tingkat bunga yang dikenakan adalah sebagai berikut: - Pinjaman jangka pendek Total = Rp juta Tingkat bunga = 16,25% p.a. - Hutang jangka panjang : a. Hutang Bank = Rp juta Tingkat bunga = 14,5% p.a. b. Hutang obligasi = Rp juta Tingkat bunga = 17,5% p.a. c. Hutang sewa guna usaha = Rp juta Tingkat bunga = 14,19% p.a. Maka total hutang perusahaan untuk tahun 2003 adalah sebesar Rp juta. Sedangkan tingkat bunga yang diterapkan untuk masing-masing hutang yang tersebut diatas, dihitung sebagai berikut: Pinjaman jangka pendek = x 16,25% = 0,48% Hutang bank = x 14,5% = 2,36% Hutang obligasi = x 17,5% = 13,48% Hutang sewa guna usaha = x 14,19% = 0,53% k d(2003) = 0,48% + 2,36% + 13,48% + 0,53% = 16,85% Selanjutnya dengan cara yang sama, maka dapat dihitung tingkat bunga yang diterapkan untuk tahun Pada tahun 2004, komposisi hutang beserta tingkat bunga yang dikenakan adalah sebagai berikut: - Pinjaman jangka pendek Total = Rp 914 juta Tingkat bunga = 13,375% p.a. - Hutang jangka panjang : a. Hutang obligasi = Rp juta Tingkat bunga = 17,5% p.a. b. Hutang sewa guna usaha = Rp juta Tingkat bunga = 13,28% p.a. Maka total hutang perusahaan untuk tahun 2004 adalah sebesar Rp juta. Sedangkan tingkat bunga yang diterapkan untuk masing-masing hutang yang tersebut diatas, dihitung sebagai berikut: Pinjaman jangka pendek = 914 x 13,375% = 0,06% Hutang obligasi = x 17,5% = 16,9% Hutang sewa guna usaha = x 13,28% = 0,4% k d(2004) = 0,06% + 16,9% + 0,4% = 17,36% Hasil perhitungan tingkat bunga yang diterapkan disajikan dalam Tabel 4-3 sampai dengan Tabel 4-5 berikut ini. Dari hasil perhitungan yang terdapat F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 55

19 pada Tabel 4-3 sampai dengan Tabel 4-5 menunjukkan bahwa dengan peningkatan total hutang yang sangat tinggi, menimbulkan beban bunga yang terlalu besar, bahkan lebih besar apabila dibandingkan dengan rata-rata tingkat suku bunga SBI. TABEL 4-3 PERHITUNGAN TINGKAT BUNGA YANG DITERAPKAN PADA TOTAL HUTANG PERUSAHAAN UNTUK TAHUN 2002 Pinjaman jangka pendek Hutang jangka panjang: - Hutang Bank Jumlah (Rp) Suku bunga (%) 19 Proporsi terhadap total hutang (%) 94,24 Suku bunga diterapkan (%) 17, ,50 5,76 0,83 Total ,00 18,74 Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam jutaan rupiah TABEL 4-4 PERHITUNGAN TINGKAT BUNGA YANG DITERAPKAN PADA TOTAL HUTANG PERUSAHAAN UNTUK TAHUN 2003 Pinjaman jangka pendek Hutang jangka panjang: - Hutang Bank - Hutang Obligasi - Hutang sewa guna usaha Jumlah (Rp) Suku bunga (%) 16,25 14,50 17,50 14,19 Proporsi terhadap total hutang (%) 2,95 16,31 77,01 3,73 Suku bunga diterapkan (%) 0,48 2,36 13,48 0,53 Total ,00 16,85 Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam jutaan rupiah TABEL 4-5 PERHITUNGAN TINGKAT BUNGA YANG DITERAPKAN PADA TOTAL HUTANG PERUSAHAAN UNTUK TAHUN 2004 Pinjaman jangka pendek Hutang jangka panjang: - Hutang Obligasi - Hutang sewa guna usaha Jumlah (Rp) 914 Suku bunga (%) 13,375 Proporsi terhadap total hutang (%) 0,46 Suku bunga diterapkan (%) 0, ,50 13,28 96,55 2,99 16,90 0,40 Total ,36 Catatan: Angka dalam satuan mata uang Rupiah dinyatakan dalam jutaan rupiah F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 56

20 Biaya Ekuitas (cost of equity) Biaya ekuitas dihitung dengan pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Untuk menghitung biaya ekuitas digunakan rumus sebagai berikut: k s = k RF + (k M k RF ) b i Risk free (R f ) atau tingkat bebas risiko diwakili oleh tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 1 bulan yang rata-ratanya untuk tahun 2002, 2003 dan 2004 masing-masing adalah sebesar 14,95%, 9,94% dan 7,43% yang ditunjukkan dalam tabel 4-6 berikut ini: TABEL 4-6 TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA JANGKA WAKTU SATU BULAN UNTUK TAHUN Bulan SBI 2002 SBI 2003 SBI 2004 Januari % % 7.86 % Februari % % 7.48 % Maret % % 7.42 % April % % 7.33 % Mei % % 7.32 % Juni % 9.53 % 7.34 % Juli % 9.10 % 7.36 % Agustus % 8.91 % 7.37 % September % 8.66 % 7.39 % Oktober % 8.48 % 7.41 % November % 8.49 % 7.41 % Desember % 8.31 % 7.43 % Rata-rata % 9.94 % 7.43 % Sumber : Selanjutnya beta yang merupakan ukuran atas derajat volatilitas (valatility) suatu saham relatif terhadap saham rata-rata, dihitung dengan rumus sebagai berikut: ß = N (ΣXY) (ΣX) (ΣY) N (ΣX 2 ) (ΣX) 2 Tabel 4-7 sampai dengan Tabel 4-9 berikut ini menyajikan data yang terdiri dari IHSG BEJ dan IHSI PT Dankos Laboratories Tbk. TABEL 4-7 DAFTAR IHSG-BEJ DAN IHSI UNTUK TAHUN 2002 Tahun Bulan IHSG IHSI (X) (Y) (XY) (X 2 ) 2002 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 451, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,360 F.Agung Himawan Analisis Kinerja... 57

21 Oktober November Desember 369, , , , , , , , ,253 Σ 5.467, , ,826 TABEL 4-8 DAFTAR IHSG-BEJ DAN IHSI UNTUK TAHUN 2003 Tahun Bulan IHSG IHSI (X) (Y) (XY) (X 2 ) 2003 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 388, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,375 F.Agung Himawan Analisis Kinerja , , , , , , , , , , , ,691 Σ 6.206, , ,35 7 TABEL 4-9 DAFTAR IHSG-BEJ DAN IHSI UNTUK TAHUN 2004 Tahun Bulan IHSG IHSI (X) (Y) (XY) (X 2 ) 2004 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 752, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,053 Σ 9.668, ,782 Dari data diatas, maka dapat dihitung ß untuk tahun 2002 dengan data sebagai berikut: N (2002) = 12 bulan ΣX (2002) = 5.467,582

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suwito (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perusahaan (Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK 1 ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK NUR FAHMI*), SUTARDI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia *Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA Hendry Chong Email: kegispringfield16@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk.

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Mardianto Abun Email: mardianto43un@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI PT Astra Agro Lestari, Tbk. adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 RKAP PT ASURANSI JASINDO 2003 2007 Di bawah ini adalah Tabel IV.1 yang berisikan nilai nilai RKAP dari PT. Asuransi Jasindo selama tahun 2003 hingga tahun 2007.

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pasar Modal Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Suliono Email: sulionosung@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

APA ITU COST OF CAPITAL?

APA ITU COST OF CAPITAL? 1 APA ITU COST OF CAPITAL? Merupakan batas tingkat hasil minimum yang harus dapat dicapai oleh suatu investasi supaya dapat menaikkan nilai perusahaan. Returnyang diharapkan investor atas investasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Menurut Young (2001: 17), EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Napitupulu (2008), Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga Emiten Terbaik 2006.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

Hadi Suryadinata Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Hadi Suryadinata   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT CIPUTRA PROPERTY,Tbk. DAN ENTITAS ANAK Hadi Suryadinata email: hsuryadinata@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE 2008-2012 NAMA KELAS : Anindya Dita Khoirina : 3EB13 NPM : 20210864 FAKULTAS : EKONOMI

Lebih terperinci

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang terdaftar di BEJ 3.2. Populasi dan Sampel Bagi perusahaan yang belum go pubilk metode EVA

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP PENINGKATAN NILAI TAMBAH MODAL DAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN PADA PT. XYZ INDONESIA, Tbk

ANALISIS IMPLEMENTASI KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP PENINGKATAN NILAI TAMBAH MODAL DAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN PADA PT. XYZ INDONESIA, Tbk ANALISIS IMPLEMENTASI KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP PENINGKATAN NILAI TAMBAH MODAL DAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN PADA PT. XYZ INDONESIA, Tbk IBRAHIM HAFID STIE YPUPMAKASSAR ABSTRACT Implication

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Struktur Modal Perusahaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Struktur Modal Perusahaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Struktur Modal Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Keuangan Perusahaan dan Manajer Keuangan Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak 1. Konsep laporan keuangan 2. Laba akuntansi dan arus kas bersih 3. Modifikasi data akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial Muniya Alteza Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) (Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel Tbk Periode )

Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) (Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel Tbk Periode ) Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) (Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel Tbk Periode 2012-2016) Meutia Dewi Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kebijakan Hutang 1. Pengertian Kebijakan Hutang Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan. Pada prinsipnya hutang akan menguntungkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Moderasi membutuhkan kajian teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, perkembangan saham sangatlah pesat. Saham menjadi instrumen yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dan definisi dari saham itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian Kinerja 1. Pengertian Penilaian Kinerja Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan kinerja itu sendiri. Kinerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti pengorbanan dollar sekarang. Dua berbeda atribut biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN Terbit online :

JURNAL MANAJEMEN Terbit online : JURNAL MANAJEMEN Terbit online : http://jurnalfe.ustjogja.ac.id PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AMIN SUNARYO PS B200 060 165 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK Indah Febrina 23210493 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Feny

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

Raden Muh. Adlan Rahim

Raden Muh. Adlan Rahim PENERAPAN ECONOMIC VALUE ADDED DALAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. (Periode Akuntansi 2012-2014) Raden Muh. Adlan Rahim 25212843 Latar Belakang Perusahaan Otomotif Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank telah menjadi alat mediator keuangan yang cukup efektif bagi pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank telah menjadi alat mediator keuangan yang cukup efektif bagi pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank merupakan institusi keuangan yang paling penting dalam ekonomi, bank telah menjadi alat mediator keuangan yang cukup efektif bagi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif 29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analisis. Peneltian deskriptif analisis menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber dan Jenis Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian untuk penelitian ini adalah PT Mandom Indonesia, Tbk. PT Mandom Indonesia Tbk, dahulu bernama PT Tancho Indonesia, Tbk, didirikan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Kusuma W dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) : KONSEP BARU UNTUK MENGUKUR LABA EKONOMI SUATU PERUSAHAAN LILIS PUSPITAWATI

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) : KONSEP BARU UNTUK MENGUKUR LABA EKONOMI SUATU PERUSAHAAN LILIS PUSPITAWATI bidang EKONOMI ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) : KONSEP BARU UNTUK MENGUKUR LABA EKONOMI SUATU PERUSAHAAN LILIS PUSPITAWATI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Unikom EVA bukanlah konsep yang baru. Esensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada laba (profit oriented) menjadi tujuan yang berorientasi pada nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. pada laba (profit oriented) menjadi tujuan yang berorientasi pada nilai (value 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sangat mendorong perusahaan untuk berinvestasi ke seluruh dunia dengan membawa perubahan yang berorientasi pada laba (profit oriented)

Lebih terperinci