BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus
|
|
- Devi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian Kinerja 1. Pengertian Penilaian Kinerja Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan kinerja itu sendiri. Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tertentu (Sugiyarso dan Winarni, 2006:111) Mulyadi dan Setiawan (2001:628) mengungkapkan bahwa penilaian bagaimana aktivitas dan proses diselenggarakan merupakan dasar yang melandasi usaha untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian kinerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Salah satu tujuan terpenting dalam melakukan penilaian kinerja adalah untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai suatu organisasi mampu dicapai, 7
2 8 sehingga mampu memenuhi tuntutan dari anggota-anggota nya (investor, kreditur, pemegang saham). Penilaian kinerja keuangan perusahaan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering kali dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi posisi dan kinerja di masa depan. 2. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pihak-pihak yang Berkepentingan a. Tujuan Penilaian Kinerja S. Munawir (2002:31) manyatakan bahwa tujuan dari penilaian kinerja keuangan adalah : Mengetahui tingkat likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya saat ditagih berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan ilikuid. Perusahaan dikatakan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancarnya. Mengetahui tingkat solvabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Mengetahui tingkat rentabilitas Rentabilitas atau disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif
3 9 Mengetahui tingkat stabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya. Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja keuangan perusahaan berguna untuk mengevaluasi sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian diharapkan manajer dapat mengetahui kelemahan ataupun kelebihan perusahaan ditinjau dari sektor keuangannya. Sehingga manajer dapat mengambil keputusan-keputusan ataupun kebijakan-kebijakan dengan tepat berkenaan dengan kondisi keuangan perusahaan yang dipimpinnya b. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terdapat banyak individu dan kelompok berbeda yang berkepentingan atas keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Beberapa kelompok yang paling utama adalah pemilik (investor), manajer, pemberi pinjaman (kreditor), karyawan, organisasi pekerja, agen pemerintah, serta masyarakat umum. Pihak yang paling dekat dengan perusahaan dari sudut pandang sehari-hari dan juga yang bertanggungjawab atas kinerja jangka panjang adalah manajemen organisasi yang bersangkutan. Manajer mempunyai kepentingan ganda dalam analisis kinerja keuangan yaitu menilai efisiensi dan profitabilitas operasi serta menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan. Penilaian atas operasi sebagian besar dilakukan berdasarkan analisis atas laporan laba rugi, sedangkan efektifitas penggunaan sumber daya biasanya dilakukan dengan mengkaji ulang neraca dan laba rugi.
4 10 Pemilik perusahaan berkepentingan dengan profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi modal yang mereka tanamkan. Mereka mengharapkan laba dan dividen yang meningkat, yang akan membawa pertumbuhan pada nilai ekonomi modal yang mereka investasikan. Manajemen bertanggung jawab kepada pemilik atau investor perusahaan. Daya tarik utama bagi investor suatu perusahaan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik. Pemilik tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya, yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen kepada mereka. Hubungan antara laba yang diperoleh dengan investasi kepemilikan dapat diukur dari pengembalian atas kekayaan bersih dan pengembalian atas ekuitas saham biasa serta laba per saham, yang mengukur partisipasi proporsional dari setiap unit investasi dalam laba perusahaan pada satu periode. Kelompok pemberi pinjaman dan kreditor memberikan dana bagi perusahaan untuk berbagai jangka waktu yang berbeda. Mereka berkepentingan atas kemampuan pembayaran bunga yang jatuh tempo, kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok pinjaman, dan ketersediaan aktiva residual yang memberikan marjin perlindungan terhadap risiko. Sementara pemerintah, tenaga kerja dan masyarakat mempunyai tujuan spesifik bagi kepentingan mereka sendiri, misalnya keandalan pembayaran pajak,
5 11 kemampuan untuk membayar upah, stabilitas ketenagakerjaan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban sosial dan lingkungan. 3. Alat-alat Penilaian Kinerja Pada dasarnya, pengukuran kinerja perusahaan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori (Helfert dalam Pradhono dan Christiawan, 2004:142), yaitu: Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk dalam kategori ini adalah Earning Per Share (EPS), Return On Investment (ROI), Return On Assets (RONA), Return On Capital Employed (ROCE) dan Return On Equity (ROE) Cash Flow Measures, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi (operating cash flow). Termasuk dalam kategori ini adalah Free Cash Flow, Cash Flow Return On Gross Investment (ROGI), Cash Flow Return On Investment (CFROI), Total Shareholder Return (TSR), dan Total Business Return (TBR) Value Measures, yang mendasarkan kinerja pada nilai manajemen (value based management), termasuk dalam kategori ini adalah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Cash Value Added (CVA), dan Shareholder Value (SHV). Alat-alat penilaian kinerja terutama penilaian kinerja keuangan yang paling sering digunakan adalah financial ratio. Namun jika hanya mengandalkan rasio keuangan, investor tidak dapat mengetahui tingkat pengembalian sebenarnya yang dihasilkan perusahaan atas modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Karenanya dikembangkanlah suatu metode yang dapat menginformasikan besarnya tingkat pengembalian tersebut, yaitu metode Economic Value Added (EVA). Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, tetapi tidak terlepas dari beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati karena rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh penafsiran yang
6 12 berbeda. Penggunaan data industri sebagai pembanding perlu pula ditaksirkan dengan hati-hati. Mungkin saja prestasi dan kondisi keuangan seluruh industri memang kurang memuaskan. Dengan demikian untuk satu perusahaan yang kebetulan berada diatas rata-rata, belumlah dapat dikatakan sebagai hasil yang memuaskan. B. Laporan Keuangan Brigham dan Houston (2001:36) menyatakan bahwa tujuan dari manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan, dimana nilai ini didasarkan pada aliran laba dan arus kas yang akan diperoleh perusahaan dimasa depan. Seorang investor memerlukan informasi keuangan dalam melakukan penilaian sebelum memutuskan untuk melakukan investasi terhadap suatu perusahaan ataupun memutuskan apakah mempertahankan ataupun menjual kembali saham yang dimilikinya atas suatu perusahaan. Penilaian suatu perusahaan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan perusahaan baik dari sisi neraca, laporan laba rugi dan laporan-laporan keuangan lainnya. 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 06 (IAI, 2004) diatur sebagai berikut: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,
7 13 laporan keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 07 (IAI, 2004) dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan Neraca, pada suatu waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan (aktiva), kewajiban perusahaan (pasiva atau utang), dan selisih bersih antara aktiva dan kewajiban, yang mewakili ekuitas atau modal pemilik (Stice, Stice, dan Skousen, 2004:12). Laporan laba rugi, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan aktiva bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan (pendapatan), aktiva bersih yang digunakan (beban), dan selisihnya, yang disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomis suatu perusahaan pada periode tertentu (Stice, Stice, dan Skousen, 2004:12). Laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen,
8 14 meggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersagkutan (PSAK No.1 Paragraf 66). Laporan arus kas, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu: operasi, investasi, dan pendapatan. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang paling objektif karena tidak menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi (Stice, Stice, dan Skousen, 2004:12). Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk penyajian laporan keuangan secara wajar (PSAK No.1 paragraf 70). 2. Tujuan Pelaporan Keuangan Dalam PSAK No.1 paragraf 05 (IAI, 2004) dinyatakan tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
9 15 Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan (IAI, 2004:4), khususnya untuk kepentingan penilaian kinerja keuangan perusahaan demi tercapainya tujuan organisasi. 3. Karakteristik Kualitatif Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi para pemakai. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 24 (IAI, 2004) menetapkan empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan, yaitu: Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pamakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi dipandang material (dipandang dari kelalaiannya) kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pamakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang
10 16 tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. C. Analisis Laporan Keuangan Untuk melakukan analisis laporan keuangan dalam kaitannya dengan penilaian kinerja keuangan perusahaan, item-item yang akan dianalisis adalah pos-pos yang terkandung pada neraca dan laporan laba rugi. Djarwanto (2001:5) menyatakan bahwa neraca merupakan suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), hutang (liabilities), dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan laporan laba rugi yaitu hasil usaha perusahaan dalam setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, yang dituangkan dalam laporan. Analisis laporan keuangan mencakup, pertama pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sejenis, dan kedua evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan Houston, 2001:78). Dengan adanya pembandingan dan evaluasi tersebut maka manajer akan termotivasi untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dari sudut pandang investor penilaian kinerja keuangan melalui analisis laporan keuangan maupun dengan metode-metode yang lain ditujukan untuk
11 17 memprediksi masa depan perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen analisis tersebut ditujukan untuk membantu mangantisipasi kondisi di masa depan dan yang paling penting yaitu sebagai tolak ukur untuk merencanakan kegiatan ataupun tindakan yang akan berdampak ke masa depan. Tujuan adanya analisis laporan keuangan adalah untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2002:31). Datadata yang disajikan dalan laporan keuangan akan lebih bermakna jika disajikan dalam dua periode atau lebih. Hal ini dilakukan sebagai bahan perbandingan antara tahun yang baru berakhir dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga akan diperoleh data yang mendukung dalam pengambilan keputusan. Bahkan sekarang ini banyak perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam bentuk triwulan. Sehingga progress yang dihasilkan perusahaan dalam setahun lebih terlihat lagi. Dua teknik analisis laporan keuangan yang biasanya digunakan oleh analis dalam menganalisis laporan keuangan adalah: (1) analisis horisontal, yaitu dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode yang ditujukan untuk menilai perkembangannya; (2) analisis vertikal, yaitu analisis yang hanya menilai laporan keuangan untuk satu periode saja, dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan, analisis ini disebut juga dengan analisis statis karena kesimpulan yang diperoleh hanya untuk satu periode saja tanpa melihat perkembangannya.
12 18 D. Rasio Keuangan Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah financial ratio, yaitu dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menghitung berbagai macam rasio. 1. Pengertian Rasio Keuangan Van Horne (2001:202) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisis rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama perbandingan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, maka akan diperoleh informasi tentang komposisi perubahan-perubahan sehingga dapat diketahui apakah kondisi keuangan dan prestasi perusahaan mengalami perbaikan dan peningkatan atau malah sebaliknya selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan performa atau proyeksi, dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu. Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama (perbandingan eksternal). Perbandingan ini memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan sehingga pengguna informasi dapat memberikan pertimbangan yang realistis dalam pengambilan keputusan.
13 19 Selain itu, perbandingan ini juga dapat membantu mengidentifikasikan penyimpangan apapun dari rata-rata industri yang dapat dipergunakan (standar). 2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan diklasifikasikan dalam enam kelompok utama, yaitu: liquidity ratio, asset activity ratio, leverage ratio, coverage ratio, profitability ratio dan market value ratio. Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia. Pengukuran tingkat likuiditas perusahaan dilakukan karena secara umum persediaan dalam aktiva lancar adalah merupakan komponen yang kurang cair dibandingkan dengan kas, surat-surat berharga dan piutang. Jenis-jenis rasio likuiditas antara lain: Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio. Analisis struktur keuangan disebut juga dengan analisis leverage yaitu untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio-rasio leverage yang umum digunakan adalah Rasio utang atau Debt ratio (Debt to Total Asset Ratio), Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio), Rasio Laba terhadap Beban Bunga atau TIE (Times Interest Earned), Rasio Penutupan Beban Tetap (Fixed Charge Coverage).
14 20 Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period), Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover), Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover), Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover). Rasio penilaian adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio risiko dan rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian yang umum digunakan adalah Rasio Harga terhadap Laba (Price to Earnings Ratio), Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (Market to Book Ratio). Kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio profitabilitas yang umum digunakan adalah Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Bersih (Profit Margin on Sales), Rentabilitas Ekonomi (Basic Earning Power), Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets) dan Hasil Pengembalian atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity).
15 21 Analisis rasio keuangan yang berkaitan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan pemegang saham adalah return on assets dan return on equity. 1). Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets): ROA = Net Income Total Assets Rasio ini didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam modal tersebut. 2). Hasil Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity) ROE = Net Income Net Worth Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha.
16 22 3. Kelebihan dan Kelemahan Rasio Keuangan Kelebihan dari penggunaan financial ratio sebagai pengukur kinerja keuangan adalah karena mudahnya dalam proses perhitungannya, selama data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap (Iramani 2005:2). Dengan melakukan analisis rasio keuangan perusahaan, dapat diketahui kelemahan serta hasil-hasil yang telah dianggap cukup baik sehingga dapat dilakukan perbaikan di masa yang akan datang, baik dalam hal perencanaan maupun pengambilan keputusan. Kelemahan dari financial ratio adalah karena perhitungannya berdasarkan data akuntansi. Salah satu kelemahan dari pengukur akuntansi adalah rasio-rasio tersebut dihasilkan dari nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar (Iramani 2005:2). Misalnya, jika terdapat dua perusahaan yang identik, baik asset maupun struktur modalnya, namun berbeda waktu pendiriannya, maka perusahaan yang lebih dulu berdiri memiliki laba bersih yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berdiri kemudian. Hal ini tentu saja dapat dipahami, karena perusahaan yang lebih dahulu berdiri cenderung memiliki akumulasi penyusutan yang lebih kecil. Distorsi lain dari penggunaan data akuntansi adalah penggunaan metode penyusutan maupun metode dalam menilai persediaan (Iramani, 2004:3). Metode penyusutan saldo menurun akan menghasilkan laba bersih lebih besar pada akhir umur ekonomis aktiva sedangkan metode garis lurus untuk penyusutan aktiva akan mengakibatkan biaya penyusutan yang relatif stabil sepanjang umur aktiva tersebut.
17 23 Di sisi lain, penggunaan rata-rata industri sebagai standar pembanding perlu ditaksirkan dengan hati-hati karena terdapat kemungkinan bahwa prestasi dan kondisi keuangan seluruh industri yang sejenis memang sedang kurang memuaskan. Dengan keadaan yang demikian untuk suatu perusahaan yang rasio keuangannya kebetulan diatas rata-rata tidak bisa dikatakan memuaskan. Disamping itu pengklasifikasian industri juga tidak bisa seratus persen tepat. Tidak jarang ditemui terjadinya kesulitan untuk memasukkan perusahaan yang menghasilkan berjenis-jenis produk atau jasa ke dalam salah satu kelompok industri. Perbedaan ukuran atau besar perusahaan juga akan mempengaruhi perbandingan dengan rata-rata industri. E. Biaya Modal (Cost of Capital) EVA dirancang untuk mengukur profitabilitas perusahaan yang sebenarnya, yang dihitung dengan mengurangkan nilai laba operasi setelah pajak dengan biaya tahunan dari semua modal yang digunakan perusahaan. Konsep yang mendasari munculnya EVA adalah bahwa, suatu perusahaan dikatakan benar-benar menguntungkan ataupun menciptakan nilai hanya jika labanya melebihi biaya semua modal yang digunakan untuk membiayai operasi. Ukuran konvensional kinerja, yaitu laba bersih, hanya memperhitungkan biaya hutang, yang diperlihatkan pada laporan keuangan sebagai beban bunga, tetapi tidak mencerminkan biaya ekuitas. Karena itu sebuah perusahaan dapat melaporkan laba bersih yang positif walaupun masih tidak menguntungkan secara ekonomis jika laba bersih lebih kecil dari biaya ekuitas. EVA memperbaiki kekurangan ini
18 24 dengan memperkenalkan ukuran kinerja perusahaan yang lebih tepat, dengan memperhitungkan biaya modal ekuitas. 1. Pengertian Biaya Modal Biaya modal adalah tingkat dari pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan di tempat lainnya, dalam suatu proyek, aktiva, atau perusahaan dengan risiko yang sebanding (Young dan O Byrne, 2001:148). Dengan kata lain biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa. Biaya modal adalah uang yang harus dikeluarkan atau yang harus dibiayai untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan jangka panjang. Biaya modal perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan dan investasi. Jadi biaya modal juga dipengaruhi oleh jenis modal yang digunakan perusahaan, kebijakan dividen, dan jenis proyek investasi yang dilakukan, yang akan berpengaruh pada tingkat risikonya. Namun beberapa faktor juga bersumber dari situasi pasar, yang berada di luar kendali perusahaan. Hal-hal yang termasuk dalam kategori ini adalah tingkat suku bunga perekonomian, kebijakan pajak, serta kondisi pasar perusahaan. Brigham dan Houston (2001:418) menyatakan bahwa proporsi target utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, bersama dengan komponen biaya
19 25 modal, digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital/wacc). Berdasarkan pada beberapa penelitian bobot tersebut dapat didasarkan baik atas nilai akuntansi yang diperlihatkan pada neraca perusahaan (nilai buku) maupun atas nilai pasar sekuritas yang berbeda. Secara teori, bobot tersebut harus didasarkan atas nilai pasar, tetapi jika bobot nilai buku perusahaan secara layak mendekati bobot nilai pasarnya, maka bobot nilai buku dapat digunakan sebagai dasar atau mandat terhadap bobot nilai pasar. Untuk menentukan total biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap masing-masing komponen biaya modal tersebut. Kemudian menentukan biaya modal rata-rata tertimbang yang merupakan biaya modal perusahaan berdasarkan proporsi masing-masing di dalam struktur modal perusahaan. Dalam konteks ini penghitungannya dilakukan dengan menggunakan konsep WACC (weighted average cost of capital), karena biaya modal harus merefleksikan biaya rata-rata dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan, tidak hanya biaya ekuitas perusahaan. Setelah diketahui proporsi biaya modal dan WACC untuk setiap biaya modal tersebut, selanjutnya adalah menentukan jumlah modal yang diinvestasikan. Menurut Young dan O Byrne (2001:52), untuk menentukan besarnya modal yang diinvestasikan adalah dengan menghitung rata-rata dari penggunaan modal di tahun fiskal dengan modal yang diinvestasikan pada awal tahun, namun beberapa analis lebih menyukai menghitung EVA atas dasar modal yang diinvestasikan pada awal dibandingkan pada rata-rata modal yang diinvestasikan untuk tahun itu.
20 26 2. Komponen-Komponen Biaya Modal Komponen-komponen biaya modal suatu perusahaan terdiri dari: a. Biaya Modal Hutang (Cost of Debt) Brigham dan Houston (2001:407) menyatakan bahwa biaya hutang yang digunakan dalam menghitung rata-rata biaya modal tertimbang adalah biaya hutang setelah pajak. Biaya modal utang ditentukan dengan mengurangkan suku bunga utang (k b ) dengan penghematan pajak yang dihasilkan (k b T) karena bunga sudah dikurangi. Alasan penggunaan biaya utang setelah pajak adalah karena nilai saham yang ingin dimaksimumkan bergantung pada arus kas setelah pajak (Brigham dan Houston, 2001:407). Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan, maka bunga menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya utang bersih, yang membuat biaya utang setelah pajak lebih kecil dibandingkan dengan biaya utang sebelum pajak. b. Biaya Saham Preferen (Cost of Prefered Stock) Sama halnya dengan hutang, saham preferen mewajibkan perusahaan untuk melakukan pembayaran secara periodik. Jika terjadi likuidasi, klaim para pemegang saham preferen didahulukan dari pada pemegang saham biasa, namun kegagalan dalam membayar saham preferen tidak akan berakibat kepailitan seperti yang terjadi jika perusahaan gagal membayar bunga obligasi. Komponen biaya saham preferen yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (k ps ) adalah dividen (D ps ) dibagi dengan harga
21 27 penerbitan bersih (Pn), yang merupakan harga yang diterima perusahaan setelah dikurangi biaya flotasi (Brigham dan Houston, 2001:409). Tidak ada penyesuaian pajak yang dilakukan ketika menghitung biaya modal rata-rata tertimbang untuk saham preferen ini karena dividen saham preferen, tidak seperti bunga utang, tidak dapat dikurangkan. c. Biaya Modal Saham (Cost of Capital) Biaya modal saham merupakan biaya ekuitas saham biasa. Terdapat dua metode dalam mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham biasa yang digunakan dalam penentuan biaya modal ekuitas, yaitu Dividend Growth Model dan Capital Asset Pricing Model. 1). Model Pertumbuhan Dividen (Dividend Growth Model) Harga saham maupun tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham biasa tergantung juga pada dividen yang diharapkan atas saham. Tingkat pengembalian (k s ) dapat ditentukan dengan membagikan dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun (D 1 ) dengan harga saham saat ini (P 0 ) kemudian ditambahkan dengan kenaikan nilai modal atau capital gain (g), (Weston dan Brigham, 2001:411). 2). Model Penentuan Harga Aktiva Modal (Capital Asset Pricing Model) CAPM is a statement of a relationship between expected return and risk in which risk is captured by the systematic risk (beta) for the risk asset (Keown et al., 2000:388). Pendakatan CAPM ini merupakan tingkat pengembalian saham
22 28 biasa (aktiva beresiko yang diharapkan oleh investor) sama dengan tingkat bebas risiko (suku bunga bebas risiko) ditambah dengan premi risiko (premi risiko pasar yang mencerminkan harga yang dibayar oleh pasar saham untuk seluruh investasi ekuitas yang disesuaikan dengan faktor risiko yaitu beta). Pengembalian yang diharapkan atas aktiva beresiko (k c ), seperti investasi ekuitas, sama dengan pengembalian aktiva tanpa risiko (R f ) ditambah dengan suatu premi risiko (β[r m -R f ]), (Brigham dan Houston, 2001:410). Dalam CAPM (Capital Asset Pricing Model), risiko didefinisikan sebagai beta (β) yaitu representasi dari tingkat sensitivitas laju pengembalian (return) suatu aset terhadap situasi pasar. Sebuah aset disebut berisiko tinggi bila mempunyai korelasi yang kuat dengan pasar. Aset yang tidak terpengaruh terhadap volatilitas pasar dianggap sebagai aset yang tidak berisiko. Semakin tinggi nilai β berarti semakin tinggi risiko. Bila β = 1, aset bereaksi sama dengan pasar, artinya deviasi standar return dari aset akan sama dengan deviasi standar return dari pasar, dimana jika IHSG naik 100% maka harga saham perusahaan tersebut juga mengalami kenaikan yang sama yaitu sebesar 100%. Bila β < 1, aset bereaksi kurang sensitif terhadap pasar dan bila β > 1 aset akan lebih sensitif dibandingkan pasar. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Modal Konsep biaya modal dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana. Kalkulasi biaya modal dihitung dari cara pembiayaan yang digunakan yaitu pada pos-pos yang
23 29 terdapat di sisi kanan neraca seperti utang, saham preferen, dan saham biasa, serta komponen biaya modal lainnya. Faktor-faktor yang menentukan biaya modal itu sendiri terdiri dari faktorfaktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan seperti tingkat suku bunga dan tarif pajak, dan faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan seperti kebijakan struktur modal, kebijakan dividen, dan kebijakan investasi (Brigham dan Houston, 2001:429). Tingkat Suku Bunga Jika suku bunga dalam perekonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang. Tarif Pajak Tarif pajak yang berada jauh di luar kendali perusahaan, memiliki pengaruh penting terhadap biaya modal. Tarif pajak digunakan dalam perhitungan biaya modal utang yang akan digunakan dalam mengitung WACC, yang dijadikan sebagai proporsi biaya modal atas investasi yang dilakukan pemegang saham. Kebijakan Struktur Modal Disumsikan bahwa perusahaan memiliki target struktur modal tertentu, dan digunakan bobot yang didasarkan atas target struktur tersebut untuk menghitung WACC, dimana jelas diketahui bahwa perusahaan dapat
24 30 mengubah struktur modalnya sehingga akan mempengaruhi biaya modal. Kebijakan dividen Laba ditahan merupakan laba yang belum dibayarkan sebagai dividen. Karenanya semakin tinggi rasio pembayaran dividen, semakin rendah jumlah laba ditahan, yang secara langsung akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Besar kecilnya dividen juga menentukan besar kecilnya return individual yang nantinya akan digunakan dalam menghitung risiko sistematis atas biaya modal ekuitas. Kebijakan Investasi Dalam menghitung EVA, biaya modal ditentukan dari jumlah modal yang diinvestasikan dikalikan dengan WACC. Dalam hal ini yang digunakan adalah rata-rata dari jumlah modal yang diinvestasikan diawal dengan jumlah modal yang diinvestasikan pada tahun fiskal. Tingkat biaya tersebut mencerminkan risiko aktiva yang dimiliki perusahaan. Karenanya jika perusahaan melakukan investasi atas aktiva yang berbeda maka tingkat biaya modal perusahaan juga akan berubah. F. Economic Value Added (EVA) EVA merupakan suatu alat analisis keuangan untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Konsep EVA merupakan suatu konsep yang berangkat dari konsep biaya modal, yaitu suatu konsep yang digunakan untuk mengetahui
25 31 berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal atau pun modal kerja. 1. Pengertian Economic Value Added Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal dalam Iramani, 2005:3). Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan oleh pemegang saham. Pernyataan Tunggal tersebut didukung oleh Young dan O Byrne (2001:49) yang menyatakan bahwa EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Biaya modal disini merupakan tingkat biaya modal dikalikan dengan total modal yang diinvestasikan. Penilaian kinerja melalui pendekatan EVA dapat memberikan informasi kepada calon investor dalam hal menentukan perusahaan mana yang memungkinkan untuk memberikan tingkat pengembalian yang paling optimal, sehingga investor dapat memutuskan kepada perusahaan mana akan menanamkan modalnya.
26 32 2. Langkah-Langkah Menghitung EVA Economic Value Added (EVA) disebut sebagai total faktor kinerja karena EVA memasukkan semua unsur yang terdapat dalam laporan laba rugi dan neraca perusahaan, EVA memadukan size dengan ROIC (return on investment capital) menjadi satu nilai tunggal, dimana biasanya perusahaan hanya memfokuskan pada salah satunya saja (Surya, 2002:26). EVA dapat dirumuskan sebagai berikut: EVA = NOPAT Cost of Capital Keterangan: EVA NOPAT Cost of Capital = Nilai tambah ekonomi = Laba operasi bersih setelah pajak = Biaya modal Prosedur penghitungan EVA dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a. Menghitung Biaya Modal Hutang Rumusnya: k d = k b (1-T) Keterangan: kd = biaya modal utang setelah pajak kb = biaya modal utang sebelum pajak T = pajak Dimana: k b = I D Keterangan: I = beban bunga jangka panjang D = hutang jangka panjang T = PPh Laba Kena Pajak
27 33 Keterangan: T = tarif efektif pajak PPh = pajak penghasilan badan b. Menghitung Biaya Modal Saham Rumusnya: k s = Rf + β (Rm-Rf) Keterangan: Ks = tingkat keuntungan yang diharapkan pemegang saham Rf = tingkat suku bunga investasi bebas risiko Rm = tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar β = tingkat risiko sistematis atas pengembalian saham biasa Dimana: Rm = (IHSG t IHSG t-1 ) IHSG t-1 Keterangan: Rm = tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar IHSG t = harga penutupan IHSG akhir hari transaksi IHSG t-1 = harga penutupan IHSG akhir hari transaksi bulan lalu β = nσrm.ri ΣRm.ΣRi nσrm 2 (ΣRm) 2 Keterangan: β = tingkat risiko sistematis atas pengembalian saham biasa n = jumlah observasi Rm = tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar Ri = tingkat pengembalian saham Ri = P t P t-1 + D t P t-1 Keterangan: Ri = tingkat pengembalian saham = harga saham pada periode t P t
28 34 P t-1 = harga saham pada periode t-1 D t = dividen yang dibayarkan pada periode t c. Menghitung Struktur Permodalan 1). Menghitung jumlah modal Jumlah modal = Utang jangka panjang + Ekuitas 2). Menghitung proporsi utang Proporsi utang = Utang jangka panjang Jumlah modal 3). Menghitung proporsi modal saham Proporsi modal saham = Ekuitas Jumlah modal d. Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Biaya modal merupakan rata-rata tertimbang dari komponen biaya utang, saham preferen, dan ekuitas biasa (Brigham dan Houston, 2001:418). Dalam menghitung WACC mengacu proporsi dari masing-masing struktur modal dari perusahaan terkait. Rumusnya: WACC = (k e x Proporsi Utang) + (k d x Proporsi Modal Saham) Keterangan: WACC = biaya modal rata-rata tertimbang k e = biaya modal utang = biaya modal saham k d
29 35 e. Menentukan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT merupakan penjumlahan dari seluruh laba usaha termasuk pendapatan bunga, bagian laba/rugi bersih perusahaan asosiasi, laba rugi bersih penjualan aktiva tetap atau saham, serta laba/rugi lain yang terkait dengan operasional perusahaan dikurangkan dengan beban operasional, termasuk beban pajak penghasilan dan beban bunga. Penghitungan NOPAT tidak mengikutsertakan faktor nonoperasional dan laba rugi luar biasa juga akun-akun dalam laba rugi yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yang tidak diterangkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan. f. Menghitung EVA EVA dihitung dengan rumus: EVA = NOPAT Cost of Capital Keterangan: NOPAT = laba operasi bersih setelah pajak Dimana: Cost of Capital = WACC x Invested Capital Nilai EVA mengindikasikan seberapa besar perusahaan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Dimana jika EVA > 0 mengindikasikan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan melebihi biaya modal atas investasi yang dilakukan pemegang saham. Hal ini berarti perusahaan telah menciptakan nilai (create value) bagi pemegang saham. Apabila EVA = 0 mengindikasikan bahwa perusahaan secara ekonomis berada pada titik impas, karena seluruh laba operasi yang dihasilkan habis
30 36 digunakan untuk memenuhi kewajiban kepada penyedia dana, baik kreditur maupun pemegang saham. Namun jika EVA < 0 menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan tidak mencukupi biaya modal atas investasi pemegang saham. Dengan demikian perusahaan bukannya menciptakan nilai tambah bagi perusahaan namun malah menghancurkan nilai pemegang saham (destroy value) karena laba yang tersedia tidak dapat memenuhi harapanharapan penyedia dana khususnya pemegang saham. 3. Keunggulan dan Kelemahan EVA Salah satu metode yang paling sesuai dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah metode EVA, karena EVA dapat menunjukkan dengan jelas apakah perusahaan menciptakan atau menghancurkan nilai bagi pemegang saham dan berapa tingkat pengembalian yang diciptakan perusahaan bagi investor atas investasi yang dilakukannya. Namun disamping keunggulan-keunggulan yang dimilikinya EVA juga mempunyai beberapa kelemahan yang tidak bisa dipungkiri. Keunggulan EVA antara lain: Penilaian kinerja dengan menggunakan metode EVA mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Dengan adanya EVA para manajer akan memilih investasi yang dapat memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga akan memaksimumkan nilai perusahaan.
31 37 EVA dapat dihitung pada tingkat divisi ataupun untuk perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan kompensasi manajemen pada semua tingkatan (Brigham dan Houston, 2001:53) EVA merupakan aliran, bukan saham, karenanya dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu (Young dan O Byrne, 2001:31). EVA merupakan suatu aliran, sebab pengukurannya dengan menggunakan laba. Kelemahan EVA antara lain: EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai untuk satu periode tertentu. Sedangkan nilai perusahaan adalah akumulasi dari EVA selama umur perusahaan. Sehingga mungkin saja suatu perusahaan memiliki EVA yang positif pada satu periode tertentu, namun nilai perusahaan tersebut rendah karena EVA untuk periode mendatangnya adalah negatif. Perhitungan EVA tetap mendasarkan pada laporan keuangan, khususnya laba perusahaan. Seperti yang telah diketahui, bahwa laporan keuangan dapat dikelola untuk dapat memberikan gambaran sesuai dengan keinginan pengelola. Istilah dikelola tersebut biasa disebut dengan window dressing atau pengelolaan manajemen laba (earnings management).
32 38 Meskipun metode EVA telah mengungguli laba akuntansi, namun secara praktis belum tentu setiap perusahaan dapat menerapkan EVA dengan mudah. Karena perhitungan EVA membutuhkan estimasi untuk biaya modal. Estimasi ini sulit dilakukan dengan tepat, kesalahan dalam melakukan estimasi yang berkaitan dengan biaya modal akan mengurangi manfaat dari EVA itu sendiri. 4. Manfaat EVA sebagai Alat Penilai Kinerja Keuangan Perusahaan Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan seperti yang dikemukakan oleh Tunggal dalam Iramani, (2005:3) antara lain: (1) EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend); (2) Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Dengan perhitungan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan yang lebih realistis. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis. Karena seorang investor yang rasional tentu akan mendasarkan keputusannya pada data keuangan yang terkini bukannya data yang bersifat historis.
33 39 EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pegukuran laba suatu perusahaan kita harus adil mempertimbangkan harapan setiap penyedia dana. Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada, yang digambarkan melalui konsep WACC dalam menghitung biaya modal yang digunakan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai
Lebih terperincihendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :
PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK
Lebih terperinciRASIO LAPORAN KEUANGAN
RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Lebih terperinciBAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di
BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,
Lebih terperinciANALISA LAPORAN KEUANGAN.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian nasional saat ini mengarah pada pemulihan krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang tercermin dalam kondisi ekonomi makro. Sejalan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
Lebih terperinciANALISIS KEUANGAN. o o
ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan
Lebih terperinciHasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara
Lebih terperinciBab 9 Teori Rasio Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN
Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI
LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun
Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dalam perusahaan memegang peranan yang penting untuk menigkatkan kinerja dalam suatu organisasi. yang didukung oleh Visi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar
Lebih terperinciFinancial Performance (2)
Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri
Lebih terperinciAnalisa Rasio Keuangan
Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur di Bursa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran
Lebih terperinciEvaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi
Lebih terperinciANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan
ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan berikut: Menurut Gitman (2012:4), pengertian keuangan adalah sebagai Finance can be defined as the science and art of
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan
Lebih terperinciBab 2: Analisis Laporan Keuangan
Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.
LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinci