STRATEGI PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI RIAU (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI RIAU (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau)"

Transkripsi

1 STRATEGI PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI RIAU (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau) CHAIRUL RISKI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir kajian Strategi Program Layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau) adalah benar karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semuan sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir kajian ini. Bogor, Mei 2011 Chairul Riski NRP. I

3 ABSTRACT CHAIRUL RISKI. Strategic Program Secretariat Services Bureau Public Relations Riau Province (Section of Information Studies at the Bureau of Public Relations Secretariat Riau Province). Supervised by Setyawan Sunito and Sarwititi S. Agung. Act No. 14 of 2008 concerning freedom of public information into a new challenge for the government. The aforementioned act is an effort to bring transparency and accountability in the daily operation of government as a form of implementation of good governance which is characteristic of countries that uphold the values of democracy. According to the TOR of the Bureau of Public Relations Division Secretariat of Information Riau Province Riau Governor stipulated under Regulation No. 11 of 2009 the third part, the Bureau of Public Affairs section 47 explains that the head of the Bureau of Public Affairs is coordinating the tasks of public relations programs for information gathering, presentation of information, enlightenment and information. In relation to the new challenges in realizing transparency a good governance it is necessary to study the profile of Information Bureau Public Relations Division Secretariat of Riau Province, the form of program services in field of Public Relations Bureau of Information, the problems faced by the Bureau of Information and Public Relations to be able Division to formulate the draft strategy and action plan Bureau Public Relations Division of Information in order to develop its organization in accordance with main tasks and functions. The study take the form of qualitative assessment through observation participation interviews of some stakeholders (internal and external) to obtain primary data.. Information on past and present activities were obtained throught SWOT analysis. Currently, the implementation of the Bureau of Public Relations Information Division has begun to refer to the nine elements of good governance, although not entirely satisfaction. For the future Bureau Public Relations Division of Information will focused on community development aspects such as the development of advocacy, capacity building and development of communication, information and education, as a form implementation of good governance. The final result that is expected from this study is the acquisition of new strategies for improvement of the services of the bureau of Public Relation, that will support good governance of the Riau Provincial government. public relations firm that good governance Riau Provincial Government. Keywords : Good Governance, Two-Way Communication, Information Services, Community Development Methodologies.

4 STRATEGI PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI RIAU (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau) CHAIRUL RISKI Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Pengembangan Masyarakat SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Penguji Luar komisi pada Ujian Tugas Akhir : Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi

6 Judul Tugas Akhir : Strategi Program Layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau) Nama : Chairul Riski NRP : I Disetujui Komisi Pembimbing : Dr. Satyawan Sunito Ketua Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS Anggota Mengetahui: Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc. Agr Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :

7

8 PRAKATA Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyusun penulisan kajian ini yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pascasarjana di Program Studi Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Kajian ini berjudul Strategi Program Layanan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau).Di bawah bimbingan Dr. Setyawan Sunito, MS dan Dr. Sarwititi S. Agung, MS. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Setyawan Sunito, MS selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 2. Ibu Dr. Sarwititi S. Agung, MS selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 3. Bapak dan ibu Dosen Program Studi Pengembangan Masyarakat, sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 4. Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang telah memberikan banyak masukan dan kemudahan kepada penulis selama pelaksanaan kajian ini. 5. Rekan rekan wartawan media cetak dan elektronik yang telah menyumbangkan pemikiran dalam tesis ini 6. Rekan-rekan mahasiswa Program Profesional Pengembang Masyarakat, sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 7. Istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan semangat dan inspirasi kepada penulis. Penulis manyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat berbagai kekurangan, nanum demikian penulis berharap bahwa hasil kajian ini akan tetap berguna terutama bagi para petugas pengambang masyarakat. Untuk itu penulis berharap adanya kritikan dan masukan guna kesempurnaan kajian ini. Bogor, Mei 2011 Chairul Riski

9 I RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru, pada tanggal 16 desember 1965,sekolah Dasar diselesaikan di SD Teladan Pekanbaru pada tahun 1979, dan Sekolah Menegah Pertama Negeri IV Pekanbaru selesai pada tahun 1982, dan Sekolah Menegah Atas Negeri XXXIV Jakarta diselesaikan pada tahun 1985, dan penulis mendapat gelar Sarjana Sosial Politik Program Study Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Jakarta pada Tahun 1990, Selanjutnya pada tahun 2006 Penulis diterima pada Program Studi Manajemen Pengembangan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau dan ditempatkan di bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah. Penulis merupakan suami dari Syuzaria Ningsih, dan dikarunia dua putri dan satu putra. Bogor, Mei 2011 Chairul Riski I

10 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru, pada tanggal 16 desember 1965,sekolah Dasar diselesaikan di SD Teladan Pekanbaru pada tahun 1979, dan Sekolah Menegah Pertama Negeri IV Pekanbaru selesai pada tahun 1982, dan Sekolah Menegah Atas Negeri XXXIV Jakarta diselesaikan pada tahun 1985, dan penulis mendapat gelar Sarjana Sosial Politik Program Study Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Jakarta pada Tahun 1990, Selanjutnya pada tahun 2006 Penulis diterima pada Program Studi Manajemen Pengembangan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau dan ditempatkan di bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah. Penulis merupakan suami dari Syuzaria Ningsih, dan dikarunia dua putri dan satu putra. Bogor, Mei 2011 Chairul Riski I

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Kajian Manfaat Kajian... 7 iii iv v II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations (Humas) Manajemen Public Relations (Humas) Good Governance Keterbukaan Informasi Publik Teori Pengembangan Masyarakat Kode Etik Humas Pemerintah Strategi Pengembangan Masyarakat Analisis SWOT III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Kajian Metode Pengumpulan Data Sumber Data Metode Analisis Data Rancangan Penyusunan Program IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 4.1. Kedudukan,Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Humas Daerah Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Hubungan Masyarakat Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Penerangan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tugas Pengelolaan Bagian Penerangan Peran Bagian Penerangan Humas Hubungan dengan Pihak Lain Peran sebagai Komunikator Peran sebagai Pembangun Hubungan Peran sebagai Pendukung Manajemen Peran sebagai Pembentukan Citra Positif

12 ii 4.6. Implikasi Tugas Bidang Penerangan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 5.1. Keragaan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Program dan Kegiatan Program Pengembangan Masyarakat Melalui Biro Humas Bidang Penerangan Persepsi Masyarakat terhadap Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dalam Citra Pemerintah Provinsi Riau VI. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 6.1. Strategi Pengembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 7.1. Penyusunan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Rancangan Program Program Jangka Pendek Program Jangka Panjang VIII. PENUTUP 8.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL Halaman 1. Stakeholder dan Kepentingannya Interaksi SWOT Jadwal Kajian Matrik kelengkapan metode pengumpulan data Program dan Kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Susunan organisasi Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau berdasarkan pendidikan dan jabatan Tahun Matrik SWOT Kegiatan Pegembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Penilaian komponen-komponen SWOT pada kegiatan pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan Analisa faktor-faktor strategi internal kegiatan pengembangan Masyarakat Analisa faktor-faktor eksternal kegiatan pengembangan masyarakat Pemilihan Strategi pada kegiatan pengembangan masyarakat biro Humas bidang penerangan Relevansi Tupoksi Biro Humas Bidang Penerangan untuk Mencapai Good Governance Pemerintah Provinsi Riau Rancangan Program Pelayanan Biro Humas

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Model fungsi humas dalam organisasi Model strategi pengembangan masyarakat Kerangka Pemikiran Strategi Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Riau Strategi Metodologi Program Layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Daftar Nama Informan Kajian Dokumentasi Kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau

16 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintah sehari-hari sebagai wujud dari pelaksanaan Good Governence atau tata kelola pemerintah baik dan merupakan ciri dari Negara yang menjunjung tinggi nilainilai demokrasi. Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 menjadi tantangan bagi segenap jajaran pemerintah (birokrat) untuk mengukur sejauh mana mereka telah mengubah kultur birokrat Indonesia yang masih dinilai negatif dari masyarakatnya. Kondisi di lapangan menunjukkan, reformasi yang terjadi di Indonesia telah mendorong perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia kearah penyelenggaraan birokrasi (pemerintah maupun swasta) yang transparan dan akuntabel serta public service yang prima, maka dorongan-dorongan tersebut memberi peluang kepada Humas atau public relations di Indonesia berkembang cepat, dengan memperbaiki paradigma lama serta mengembangkan bentuk arena kajian baru sehingga keterpakaiannya dirasakan oleh masyarakat (Morissan, 2008). Pengelolaan Informasi diwujudkan dalam bentuk pelembagaan humas (hubungan masyarakat), khususnya bidang penerangan. Perkembangan dunia kehumasan telah mengalami perkembangan yang cepat. Pada awalnya humas hanya berfungsi untuk memberikan informasi dari internal organisasi kepada masyarakat atau pihak umum, kemudian berubah menjadi bagian dari strategi organisasi untuk mengangkat citra atau nama baik (goodwill) dimata publik melalui pengelolaan informasi yang baik. Informasi merupakan sesuatu hal yang harus terkelola, ter- manage secara baik dan profesional. Informasi akan memberikan keuntungan apabila dikelola dengan baik, disisi lain akan merugikan apabila gagal dalam mengelola dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain dengan tujuan yang negatif.

17 2 Pemerintah Provinsi Riau telah meletakkan institusi Biro Humas di bawah Sekretariat Daerah Provinsi Riau, untuk mengatur arus informasi pembangunan kepada masyarakat sebagai subjek pembangunan maupun kepada instansi internal (satuan kerja) sebagai unit pelayan masyarakat. Untuk itu Biro Humas dalam kegiatan tugas pokok dan fungsinya meletakkan bagian penerangan sebagai bidang pengelola informasi dan kegiatan kehumasan lainnya, dengan kata lain 80 persen pekerjaaan Biro Humas dikerjakan oleh bidang penerangan. (Biro Humas Setda Prov. Riau, 2009) Selain itu fungsi humas bidang penerangan juga bertujuan guna memperoleh kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding) dan citra yang baik (good image) dari masyarakat (public opinion). Sasaran humas bidang penerangan adalah menciptakan opini publik yang favorable dan menguntungkan semua pihak. Tugas itu tentu tidaklah mudah, upaya-upaya yang dilakukan humas, haruslah terarah pada penciptaan hubungan harmonis antara suatu badan organisasi dengan publik dan masyarakat luas melalui suatu proses komunikasi timbal balik atau dua arah. Kantor-kantor pemerintah seperti departemen atau instansi pemerintah lainnya, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat, bersih dan berwibawa diperlukan kritikan yang membangun dari pihak lain atau pendapat publik. Salah satu lembaga yang berada di kantor pemerintah yang mewujudkan bentuk keterbukaan dan mudah diakses adalah bidang hubungan masyarakat (humas), khusunya bidang penerangan. Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 11 tahun 2009 bagian ketiga, Biro Hubungan Masyarakat pasal 47 menerangkan bahwa kepala Biro Hubungan Masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas dari program kehumasan untuk pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan informasi. Biro Hubungan Masyarakat Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, sesuai dengan pasal 49 Pergub Riau Nomor 11 tahun 2009 ayat 1. terdiri dari ; (1) Bagian pengumpulan informasi; (2) Bagian penyajian informasi; (3) Bagian penerangan; (4) Bagian

18 3 publikasi. Dan ayat 2 menyatakan bahwa masing-masing bagian dipimpin oleh kepala bagian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala biro. Penempatan biro hubungan masyarakat (humas) di dalam suatu struktur organisasi Pemerintah Provinsi Riau, pasti akan sangat berpengaruh pada pelayanan yang bisa diberikan pada masyarakat, sehingga sangat wajar apabila humas diberikan peran dan tempat tersendiri yang sifatnya mandiri. Hal ini dimaksudkan agar humas dapat langsung mengakses kepada semua komponen stakeholder di Kantor Pemerintah Provinsi Riau, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang kinerja humas akan makin baik dan sesuai dengan tugas dan fingsinya. Sesuai dengan struktur organisasi di Pemerintah Provinsi Riau, Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dituntut dan selalu berupaya untuk dapat terus menerus melakukan berbagai kegiatan yang mengacu kepada kepuasan publik penggunan (end-user) nya, baik untuk publik internal kantor Gubernur Riau, maupun publik eksternal (media dan masyarakat umum), serta dalam upaya menjalin hubungan baik dengan sesama instansi pemerintah yang lain. Berbagai kegiatan telah coba dimunculkan oleh bagian humas bidang penerangan, yang antara lain adalah kegiatan untuk menyiapkan bahan informasi bagi semua publik yang dilayaninya, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang sifatnya memberikan bahan penerangan dan publikasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen. Saat ini Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau aktif melakukan beberapa layanan, diantaranya adalah layanan konferensi pers, pers release, dan kliping media. Kegiatan layanan konferensi pers, misalnya, hanya dilakukan apabila ada informasi dari pemerintah daerah yang perlu disampaikan kepada publik, sehingga frekuensi dan jumlah kegiatan konferensi pers, tidak dilakukan secara rutin, dan tidak bisa ditentukan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan press release merupakan kegiatan rutin dilakukan dengan media massa, baik media cetak atau media elektronik, yang berisi tentang berbagai informasi yang terjadi di Pemerintah Provinsi Riau, yang dianggap perlu untuk diketahui oleh publik. Selain itu, ada juga kegiatan pengklipingan media yang disampaikan namun hanya untuk konsumsi dan kepentingan publik internal departemen saja.

19 4 Humas yang biasanya lebih populer disebut dengan public relations tidak lain merupakan suatu upaya yang terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan menjaga hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi dan publik atau khalayak. Roeslan Rusady 1997, menyatakan bahwa dunia public relations mempunyai peran ganda, disatu pihak berupaya menjaga citra, baik terhadap lembaga atau organisasi yang diwakilinya, dan pihak lain ia harus berhadapan dengan berbagai situasi yang menguntungkan seperti opini publik yang negatif, controversial, bertentangan, hingga menghadapi saat yang paling genting (crucial point) dan krisis kepercayaan dan citra, kegiatan ini yang menjadi pekarjaan utama biro humas bidang penerangan. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa tugas Biro Humas Bidang Penerangan adalah memberikan informasi tentang keadaan suatu lembaga atau organisasi tersebut kepada publiknya secara jujur, sehingga dapat membentuk saling pengertian atau pemahaman publik tentang lembaga dimana humas itu berada. Disinilah letak peran pentingnya humas, yakni dalam upaya pembentukan serta peningkatan citra suatu lembaga atau organisasi. Komunikasi interaktif, penerimaan umpan balik dan masukan, pembentukan atau peningkatan citra di hadapan publik merupakan alasan utama mengapa humas sangat diperlukan oleh setiap lembaga atau instansi pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu fungsi layanan humas bidang penerangan sebagai aparatur pemerintah menjadi penting mengingat sebagai unit pelayanan publik biro humas harus mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mencerna setiap isu-isu perkembangan pembangunan dengan lebih baik dan meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan yang merupakan salah satu subjek penting dalam rangka pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan program-program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, sebagai sebuah kajian bagi rekomendasi strategi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau.

20 Perumusan Masalah Keberadaan humas pada instansi besar seperti pemerintah provinsi, kota atau kabupaten hingga negara, masih banyak dilatarbelakangi oleh kepentingan dari para pimpinan organisasi dimaksud, dalam hal ini gubernur, walikota/bupati, menteridan seterusnya. Mengingat para pimpinan tersebut mempunyai lingkup tugas yang sangat berat dalam membawa roda organisasi departemen atau instansi yang dipimpinnya, tentunya para pemimpin tersebut mempunyai visi dan misi agar organisasi yang dipimpinnya menjadi suatu organisasi atau departemen yang mempunyai konotasi atau nama baik yang melekat sesuai dengan harapan mereka selaku para pimpinan yang menjadi pimpinan tertinggi dari suatu instansi atau organisasi dimaksud. Selain itu untuk dalam melakukan tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah juga dituntut untuk solid dan bertanggungjawab sekaligus dapat menjalan pemerintahan secara efisien dan efektif, serta mampu menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat/society. Bentuk tatakelola ini dituangkan dalam bentuk kebijakan dan pelaksaan pembangunan yang kemudian oleh Biro Humas bidang penerangan dikomunikasikan kepada masyarakat dalam bentuk informasi yang berimbang dan benar. Hal inilah yang mendorong mengapa keberadaan humas di dalam struktur organisasi pemerintah penting. Kepentingan tersebut tidak lain adalah menempatkan biro humas bidang penarangan sebagai corong atau jalur media komunikasi dari para pimpinan suatu lembaga, instansi atau departemen kepada publiknya, sebagai bentuk pelaksanaan good governance. Perkembangan demokrasi dan kebebasan mengeluarkan pendapat yang terjadi pada masyarakat akhir-akhir ini telah mendorong beberapa instansi pemerintah mulai menerapkan fungsi humas yang tidak hanya sekedar corong atau jalur media komunikasi para pimpinan lembaga, instansi atau pemerintah saja. Humas sekarang ini mulai diberikan porsi untuk mempunyai peran dan fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan kegiatan-kegiatan baik yang ditujukan ke dalam (internal public relations) dan ataupun kegiatan-kegiatan yang ditujukan ke luar (external public relations). Humas mulai diberikan tempat

21 6 khusus untuk dapat memberikan masukan atau saran-saran yang diperlukan oleh pimpinan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Kegiatan-kegiatan humas bidang penerangan diharapkan dapat menjadi indera penglihatan dan pendengaran atau sebagai mata dan telinga bagi organisasi atau instansi yang bersangkutan. Oleh karenanya, humas bidang penerangan kemudian berkembang ruang lingkup tugasnya, yang antara lain meliputi ; (1) Membina hubungan ke dalam (public internal), yaitu publik yang menjadi bagian dari unit/badan/organisasi itu sendiri, sehingga diharapkan mampu untuk mengidentifikasi atau mengenal hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam organisasinya sendiri atau masyarakat internalnya, sebelum kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi; (2) Membina hubungan ke luar (public external), yaitu publik umum (masyarakat) mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Bentuk kegiatan ini juga harus mencerminkan pelaksanaan good governance dengan muatan metodologi pengembangan masyarakat yang menempatkan masyarakat sebagai subjek dari pembangunan. Untuk lebih memahami identifikasi permasalahan tersebut di atas sehingga didapatkan hasil yang maksimal (positif) dalam rencana tindak lanjut kajian ini, secara lebih rinci permasalahan tersebut akan diarahkan untuk memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : 1. Bagaimana profil Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau secara umum (SDM, anggota,organisasi, manajemen) dalam hubungannya terhadap pengembangan masyarakat? 2. Bagaimana program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam kaitannya terhadap pengembangan masyarakat untuk melaksanakan good governance? 3. Apa saja permasalahan yang dihadapi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya?

22 7 4. Bagaimana strategi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat untuk mencapai good governance? 1.3. Tujuan Kajian Tujuan yang ingin dicapai dari kajian ini adalah : 1. Mengetahui profil Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau secara umum (SDM, anggota, organisasi, manajemen), serta hubungannya terhadap kegiatan pengembangan masyarakat. 2. Mengetahui bentuk program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, terutama keterkaitannya terhadap upaya pengembangan masyarakat dan pelaksanaan good governance. 3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. 4. Merumuskan rancangan strategi dan rencana tindak lanjut dari Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau untuk mengembangkan organisasinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dengan muatan metodologi pengembangan masyarakat untuk good governance Manfaat Kajian Kajian tentang Strategi Program Layanan Biro Hubungan Masyarakat Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak di dalam pelaksanaan kegiatan biro humas ke depan, diantaranya yaitu : 1. Kajian ini berguna untuk menambah wacana pemikiran bagi penulis dan pekerja komunitas dan praktisi humas. Bagi akademisi, kajian ini diharapkan dapat berguna sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kehumasan. Dalam hasil kajian ini penulis berharap dapat menyumbangkan pemikiran pelaksanaan kegiatan pada biro hubungan pada kantor pemerintah khususnya

23 8 pada Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Riau, mengenai strategi pemberdayaan komunitas untuk masa yang akan datang, yang dihubungkan dengan proses pengembangan masyarakat untuk menciptakan good governance. 2. Diharapkan kajian ini dapat mengatasi dan memberikan rekomendasi penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam mengembangkan dan menjalankan tugas pokok dan fungsinya 3. Diharapkan kajian ini dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berwenang dalam merumuskan strategi baru dalam pengembangan kegiatan biro humas pemerintah.

24 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations (Humas) Aktivitas public relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu. Humas di satu pihak mempunyai persamaan memiliki kekuatan (power of opinion) dalam membentuk opini publik, dengan kata lain lebih menekankan fungsi untuk menggalang pengertian antar lembaga yang diwakilinya dengan publik yang menjadi target sasarannya (target audience). Berbeda dengan wartawan atau media pers adalah alat kontrol sosial Public Relations didefenisikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. (Rosady Ruslan, 1997). Howard Stephenson (1971), menyatakan bahwa defenisi humas adalah The practice off skilled art of service based on training, a body of knowledge, adherence to agree on standard of ethics. Artinya, kegiatan humas atau public relations merupakan profesi secara praktis memiliki seni keterampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etika. Peran humas atau kehumasan dalam pemerintahan ke depan semakin dibutuhkan, terutama pada era dimana transparansi dan akuntabilitas menjadi keharusan yang utama serta era kemajuan teknologi. Era transparansi dan perkembangan teknologi informasi telah menjadikan masyarakat lebih kritis dan cenderung terjadi perubahan yang cepat di masyarakat. Kondisi seperti ini menuntut instansi/organisasi untuk mengakomodir dan mengantisipasi keinginan masyarakat untuk memperoleh informasi. Perkembangan teknologi informasi

25 10 telah melahirkan perkembangan yang cukup pesat pada media cetak dan elektronik (Journal of Public Relations Research, 2007) Dengan kondisi tersebut diperlukan kelembagaan humas dalam setiap instansi pemerintah untuk mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu-waktu dapat merugikan instansi pemerintah. Pembentukan humas instansi pemerintah berfungsi untuk menterjemahkan kebijakan kepada intern (pegawai) atau masyarakat (publik) dan untuk memonitor setiap tingkah laku publik untuk disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai bahan pengambil keputusan. Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Humas pemerintah dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Memberikan informasi secara teratur tentang kebijakan, rencanarencana tentang peraturaan dan perundang-undangan dan sebagainya. Semuanya itu berpengaruh kepada kehidupan masyarakat. Tugas humas pemerintah harus memberikan masukan serta saran bagi para pejabat pemerintah atau pejabat negara tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat terhadap kebijakan lembaga, baik yang sedang dilaksanakan ataupun sedang diusulkan.( Journal of Public Relations Research, 2007) 2.2. Manajemen Public Relations (Humas) Manajemen humas dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi) dalam kegiatan-kegiatan kehumasan. McElreath, 1993, menyatakan bahwa mengelola kehumasan berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan sederhana seperti penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai pada kegiatan yang sangat komplek seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit. Dengan demikian kegiatan kehumasan dalam hal ini harus dilihat sebagai kegiatan komunikasi antara organisasi dan para publiknya. Kegiatan kehumasan pada dasarnya dapat dipilah menjadi tiga yakni : (1) kegiatan yang disebut sebagai event(s); (2) campaign; dan (3) program. Event

26 11 adalah kegiatan humas yang terjadi dalam kerangka waktu terbatas dan jelas kapan dimulai dan berakhir. Event ditujukan untuk satu atau beberapa publik terpilih dengan satu tujuan. Campaign hampir sama dengan event, namun biasanya diadakan dalam waktu yang lebih panjang dan dapat terdiri dari berbagai event. Sedangkan program biasanya terdiri dari berbagai event yang biasanya tidak punya batas jelas kapan berakhirnya. (Hunt dan Grunig, 1984) Secara skematis, humas dalam organisasi dapat digambarkan seperti skema berikut: (I Gusta Ngurah Putra, 1999) Bagian Humas Komunikasi Komunikasi Subsistem Manajemen Konsekuensi-konsekuensi Publik-Publik Gambar 1. Model fungsi humas dalam organisasi Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau terdiri atas; (1) bagian pengumpulan informasi; (2) bagian penyajian informasi; (3) bagian penerangan; (4) bagian publikasi. Setiap bagian dipimpin oleh satu orang kepala bagian dan bertanggung jawab kepada kepala biro Good Governance Definisi good governance menurut LAN dan BPKP adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat/society (rokeu.depperin.go.id. 2005).

27 12 Definisi umum governance adalah tradisi dan institusi yang menjalankan kekuasaan di dalam suatu negara, termasuk (1) proses pemerintah dipilih, dipantau, dan digantikan,(2) kapasitas pemerintah untuk memformulasikan dan melaksanakan kebijakan secara efektif, dan (3) pengakuan masyarakat dan negara terhadap berbagai institusi yang mengatur interaksi antara mereka. (padmaindo.org. 2008). Good Governance dalam pelaksanaannya mempunyai sembilan elemen yang merupakan idikator pelaksanaannya yaitu; (1) partisipasi; (2) penegakan hukum; (3) transparansi; (4) responsive; (5) efektifitas; (6) efisiensi; (7) Akuntabel; (8) keadilan dan (9) manajemen konflik (Biro Humas Provinsi Riau, 2009) Keterbukaan Informasi Publik Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan tidak terlepas dari pentingnya keterbukaan informasi publik yang dimanatkan oleh Undang undang Nomor 14 tahun 2008 dimana pada Bab IV pasal 4 ayat satu menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pada pasal dua disebutkan bahwa setiap orang berhak melihat dan mengetahui informasi publik, menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh informasi publik, mendapatkan salinan informasi publik melalui permohonan sesuai dengan undang-undang, serta menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan tujuan dari Undang undang Nomor 14 tahun 2008 pada pasal tiga adalah: (1) menjamin hak warga Negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alas an pegambilan suatu keputusan publik; (2) mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; (3) meningkatkan peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; (4) mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

28 Teori Pengembangan Masyarakat Paradigma pengembangan masyarakat (community development) merupakan koreksi terhadap pembangunan yang selama ini top down yang berorientasi kepada produksi telah mengakibatkan terjadinya kesenjangan yang lebar antara program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dengan kebutuhan nyata masyarakat. Paradigma pembangunan yang dijalankan sekarang lebih mengedepankan proses perencanaan pembangunan yang berbasis masyarakat people centered development. Melalui pendekatan pembangunan yang berbasis kepada masyarakat diharapkan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam proses pembangunan baik dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi serta menikmati manfaat hasil pembangunan. Pembangunan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya untuk suatu kemajuan. Tonny dan Dharmawan (2006), mengemukakan bahwa pembangunan adalah proses dimana anggota-anggota suatu masyarakat meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk menghasilkan perbaikanperbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai aspirasi mereka sendiri. Pusat perhatian pembangunan dalam perkembangannya mengalami pergeseran, yang oleh Pranaka dan Vidhyandika dalam Hikmat Harry (2001), menyatakan bahwa dalam pergeseran aliran pembangunan pusat perhatian bertumpu pada manusia dan kebutuhannya menurut ukuran mereka sendiri, bukan sebagaimana yang diperkirakan para praktisi pembangunan pada masa lalu. Pengembangan masyarakat merupakan suatu aktivitas pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan. Syarat pembangunan kerakyatan menurut Korten (1990) adalah tersentuhnya aspek-aspek keadilan, keseimbangan sumber daya alam dan adanya partisipasi masyarakat. Dalam konteks tersebut pembangunan merupakan proses dimana anggota-anggota suatu masyarakat meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan dan

29 14 merata dalam kualitas hidup sesuai aspirasi mereka sendiri. Hal ini didukung oleh Hikmat (2001) yang mengemukakan bahwa model pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan alternatif baru untuk meningkatkan hasil produksi pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan asas-asas dasar partisipatif dan keadilan. Hasil-hasil akhirnya harus dapat dilestarikan untuk kelangsungan hidup manusia di dunia ini Kode Etik Humas Pemerintah Dalam konteks pemerintah, karena pelayanan pemerintah pada dasarnya merupakan monopoli yang bersifat alamiah, masyarakat tidak mempunyai pilihan lain selain mendapatkan pelayanan dari pemerintah walaupun dengan konsekuensi pelayanan tersebut tidak memuaskan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Berbeda dengan organisasi bisnis yang apabila tidak mampu menjaga mutu pelayanannya terhadap konsumen dapat menurunkan loyalitas pelanggan. Dalam pemerintah hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara langsung. Apabila pelayanan pemerintah kepada masyarakat buruk maka konsekuensi yang diterima adalah menurunnya kredibilitas dari pemerintah itu sendiri. Selain itu dampak yang secara langsung dirasakan adalah kurang tertariknya investor untuk menanamkan investasinya, menurunnya daya saing produk nasional dan daerah akibat terlalu susahnya proses birokrasi. Tugas dari lembaga humas adalah menginformasikan segala hal mengenai kebijakan pemerintah. Informasi mengenai pelayan publik menempati porsi terbesar. Masyarakat di edukasi agar bagaimana pelayanan publik dapat diakses oleh masyarakat secara optimal. Hal-hal yang terkait dengan transparansi seperti prosedur pelayanan atau biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat merupakan hal terpenting yang harus ada di dalam kegiatan humas pemerintah. (Biro Humas Provinsi Riau, 2009) Kegiatan humas pemerintah diatur melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 371/KEP/M.Kominfo/8/2007 tentang kode etik humas pemerintahan seperti yang tercantum dalam bab I mengenai ketentuan umum pasal 1 ayat dua yang berbunyi kode etik humas pemerintah adalah pedoman bersikap, berprilaku, bertindak dan berucap para praktisi humas

30 15 pemerintah. Kemudian pasal 6 menyebutkan bahwa humas pemerintah adalah segenap tindakan yang dilakukan oleh suatu instansi/perusahan dalam usaha membina hubungan yang harmonis dengan khalayak internal dan eksternal dan membina martabat instansi/perusahaan dalam pandangan khalayak internal dan eksternal guna memperoleh pengertian, kepercayaan, kerjasama, dukungan dari khalayak internal dan eksternal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Strategi Pengembangan Masyarakat Ada berbagai strategi yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan masyarakat, antara lain : advokasi, pengorganisasian komunitas, pengembangan jaringan, pengembangan kapasitas dan komunikasi, informasi dan edukasi. Kelima strategi tersebut bersifat saling menguatkan satu sama lain. Bahkan dalam praktek implementasi program masyarakat, disadari atau tidak, kelima strategi tersebut dipraktekkan secara bergantian. (Djuara P. Lubis, 2007). Advokasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pengorganisasian Komunitas Pengembangan Kapasitas Pengembangan Jaringan Gambar 2. Model strategi pengembangan masyarakat

31 16 1. Advokasi (Advocacy) Yaitu upaya untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku penentu kebijakan agar berpihak pada kepentingan publik secara lebih bertanggung jawab. Strategi advokasi pada umumnya diterapkan dalam proses penyusunan rancangan peraturan pemerintah, atau perbaikan manajemen suatu organisasi dimana pihak luar tidak mengambil keputusan apapun dalam hal yang menjadi perhatian organisasi mitra kerjanya. Advokasi adalah suatu proses yang bersifat strategis dan mengarahkan berbagai kegiatan yang dirancang dengan cermat kepada berbagai pemangku kepentingan (stake holder) dan pembuat kebijakan. Perjuangan advokasi diarahkan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan kebijakan, baik berupa undang-undang, peraturan, program, ataupun sistim anggaran yang merupakan wewenang di tingkat tertinggi berbagai institusi pemerintah, publik, maupun swasta. Makna yang pokok dari advokasi adalah pembelaan yang identik dengan support, lengkapnya adalah suatu bentuk pendukungan yang aktif, terutama berupa tindakan membela atau membantah terhadap sesuatu hal (biasanya kebijakan pemerintah), seperti suatu penyebab masalah, gagasan atau kebijakan (Syahyuti, 2006). 2. Pengorganisasian Komunitas (Community Organizing) Agar masyarakat mempunyai media untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan atas masalah di sekitarnya. Pendekatan ini dipakai oleh hampir semua kegiatan pengembangan masyarakat dimana kelompok-kelompok sebagai wadah refleksi dan aksi bersama anggota komunitas. Pengorganisasian ini bisa dibentuk berjenjang: di tingkat komunitas, antar komunitas di tingkat desa, antar desa di tingkat kecamatan dan seterusnya sampai ke tingkat nasional bahkan regional (Djuara P. Lubis, 2007) 3. Pengembangan Jaringan (Networking Atau Alliance Building) Artinya menjalin kerjasama dengan pihak lain (individu, kelompok dan atau organisasi) agar bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan.

32 17 Unsur terpenting dalam jaringan sosial adalah saling percaya (trust) dalam usaha mencapai kepentingannya masing-masing. Pada umumnya pada komunitas yang mempunyai jaringan yang baik, sumber daya yang ada pada seluruh komponen komunitas dan komponen lain yang terbangun dalam jaringan akan dapat dimanfaatkan bersama-sama (Djuara P. Lubis, 2007) 4. Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat di segala bidang. Pengembangan kapasitas mencakup tiga hal, yaitu : kapasitas individu, kapasitas institusi, dan kapasitas sumber daya (Djuara P. Lubis, 2007) Capacity building adalah upaya penguatan sebuah komunitas dengan bertolak dari kekayaan tata nilai dan juga prioritas kebutuhan mereka, dan mengorganisasikan mereka untuk melakukannya sendiri. Disamping itu capacity building adalah satu strategi yang dapat dipraktekkan dalam aktifitas pembangunan, terutama yang menyangkut aktifitas bersama dengan masyarakat (Syahyuti, 2006). 5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi Menyangkut proses pengelolaan informasi, pendidikan masyarakat, dan penyebaran informasi untuk mendukung keempat komponen di atas. Pengelolaan informasi juga menyangkut mencari dan mendokumentasikan informasi agar informasi selalu tersedia bagi masyarakat yang memerlukannya. Kegiatan edukasi perlu dilakukan agar kemampuan masyarakat dalam segala hal meningkat, sehingga masyarakat mampu mengatasi masalahnya sendiri setiap saat. Untuk mendukung proses komunikasi, berbagai media komunikasi (modern tradisional; massa individual kelompok) perlu dimanfaatkan dengan kreatif. Penggunaan komponen ini juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan komunitas, melalui tahapan sadar, menaruh perhatian, mengambil keputusan dan melakukan tindakan (Djuara P. Lubis, 2007) Dari lima strategi pengembangan masyarakat tersebut di atas, Biro Humas bidang penerangan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya hanya

33 18 melaksanakan tiga strategi pengembangan masyarakat yaitu strategi Komunikasi, edukasi dan informasi, strategi pengembangan advokasi serta strategi pengembangan kapasitas, sedangkan strategi lainnya dilaksanakan oleh satuan kerja lain yang mempunyai kompetensi dan tugas pokok dan fungsi menyangkut kelima strategi pengembanga masyarakat tersebut Analisis SWOT Dengan analisis SWOT dapat dilakukan identifikasi berbagai faktor internal maupun eksternal dalam merumuskan rancangan strategi program layanan biro humas, Analisis ini dikembangkan berdasarkan sistematika logika yang dapat mengoptimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threath). Menurut Soesilo (2002), proses untuk melakukan analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif mencakup langkah-langkah berikut : 1. Identifikasi stakeholder utama Sebelum menjabarkan analisis SWOT dengan langkah-langkahnya maka yang paling utama harus diputuskan adalah siapakah yang menjadi pemangku kepentingan utama (stakeholder). Penentuan ini sangat penting untuk mencegahnya adanya konflik kepentingan dari masing-masing stakeholder, karena terdapat lebih dari satu stakeholder. Dalam tabel 1 berikut ini disajikan identifikasi stakeholder dalam kepentingannya masing-masing.

34 19 Tabel 1. Stakeholder dan Kepentingannya Stakeholder Pemerintah Provinsi Riau Biro Humas Bidang Penerangan Media Massa Kepentingan dan Pengaruhnya Terciptanya good governance Pemerintah Provinsi Riau dengan indiktor Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Pembangunan serta meningkatkan Citra Positif Pemerintah Menjalankan kegiatan kehumasan untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus menjalankan usaha-usaha atau kegiatan yang mendorong peningkatan citra positif pemerintah Menyebarkan informasi terkait perkembangan pembangunan, kontrol sosial masyarakat dan kontrol kebijakan publik DPRD (Legislatif) Memberikan dukungan politik terhadap terciptanya kebijakan-kebijakan publik yang sesuai dengan kebutuhan publik Publik/Masyarakat Mendapatkan pelayanan dari pemerintah, baik informasi serta sistem pelayanan pembangunan lainnya yang sesuai dengan kebutuhannya, serta memberikan dukungan partisipasi dalam pembengunan 2. Pemetaan interaksi SWOT Setelah analisis faktor internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah memetakan dengan cara memadukan elemen internal dengan eksternal sehingga didapatkan 4 alternatif strategi seperti ditampilkan tabel berikut: Tabel 2. Interaksi SWOT Internal Eksternal S W O Strategi SO Strategi WO T Strategi ST Strategi WT a. Strategi SO Strategi ini adalah yang paling murah karena dengan bekal yang paling sedikit dapat didorong kekuatan yang sudah ada untuk maju

35 20 (mengadakan kekuatan komparatif). Pertimbangan yang dipakai pendekatan utilitarian yang beruapa memaksimalkan utility atau tingkat institusi dari kekuatan dan kesempatan yang telah ada untuk pertumbuhan. b. Strategi ST Strategi ini sedikit lebih mahal karena dengan bekal yang paling sedikit dapat diatasi ancaman yang ada untuk maju sehingga harus dilakukan mobilisasi. Mobilisasi issue menghadapi 2 pilihan yakni : 1. Melawan ancaman, memelihara status quo. 2. Merubah ancaman menjadi kesempatan atau merubah status quo. c. Strategi WO Adalah strategi investasi (pemerataan) atau divestasi (subsidi) yang lebih sulit karena orientasinya adalah memihak pada kondisi yang paling lemah tetapi dimanfaatkan untuk menangkap peluang. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan pertumbuhan tetapi dari yang terlemah. Dalam hal ini investasi/divestasi memiliki 3 pilihan yaitu : 1. Melakukan investasi di program yang menjadi titik lemah yaitu dengan cara merubahnya menjadi kuat sehingga memiliki keunggulan komparatif. 2. Divestasi (tidak melakukan investasi) sehingga kesempatan tersebut menjadi hilang. 3. Status quo, menunggu sampai situasi membaik. d. Strategi WT Adalah strategi yang paling sulit karena orientasinya adalah memihak pada kondisi yang paling lemah atau paling terancam sehingga yang dilakukan adalah mengontrol kerusakan agar tidak semakin parah. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan pertahanan (defensive) yaitu bahwa ada upaya institusi untuk meminimalkan sesuatu yang membawa kerugian akibat adanya kelemahan dan ancaman.

36 21 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran. Peran humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentunya memerlukan strategi yang mengacu kepada prinsip pengembangan masyarakat. Artinya respons masyarakat terhadap kegiatan pemerintah yang dinformasikan oleh biro humas harus dapat dilihat sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah, walaupun bentuknya adalah sebuah kritikan akan tetapi bila lebih dikaji secara mendalam dapat dijadikan sebagai sumber masukan yang membangun. Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam upayanya menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan peraturan gubernur nomor 11 tahun 2009 secara umum berfungsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Propinsi Riau, dalam hal ini haruslah melaksanakan sebahagian tugas pokok yang ditugaskan oleh Pemerintah Provinsi Riau, yaitu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sebagaimana yang disebutkan pada pembukaan UUD Untuk itu kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh biro humas harus sejalan dengan upaya upaya yang mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembengunan melalui kegiatan pengembangan masyarakat dengan tujuan utama menciptakan good governance Pemerintah Provinsi Riau. Untuk mencapai dan mewujudkan citacita tersebut, haruslah diterapkan suatu kinerja yang maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang sudah tersedia. Kajian ini merupakan Upaya yang dilakukan dalam kajian ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilihat dari tugas pokok dan fungsinya serta dapat pula dilihat sebagai pendekatan pengembangan masyarakat. Kajian ini dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu (1) Gambaran umum kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau. (2) Analisis kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau (3) Strategi rancangan kegiatan lanjutan dan (4) Kondisi yang diharapkan. Dapat dilihat pada gambar kerangka pemikiran di bawah ini :

37 22 Eksternal Masyarakat, LSM, Media Masa, Wawancara, Diskusi kelompok dan pengamatan berperanserta Analisis Kegiatan Pengembangan SDM dan Organisasi Biro Humas 16 BIRO HUMAS KANTOR GUBERNUR Internal a. Lingkungan Manajemen Biro Humas - Aspek yang membuat persepsi negatif b. Kebijakan Gubernur (Pergub) 1. Bagian Pengumpulan Informasi 2. Bagian Penyajian Informasi 3. Bagian Penerangan 4. Bagian Publikasi Permasalahan 1. Persepsi masyarakat terhadap pemerintah masih negatif 2. Kinerja Biro Humas sangat minim dalam penggunaan prinsip pengembangan masyarakat dan penciptaan good governance 3. Arus informasi masih dominan satu arah (dari pemerintah ke masyarakat). 4. Belum ditemukan format yang tepat dalam pengelolaan humas yang berbasis pengembangan masyarakat dan penciptaan good governance 1. Performance kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan: - Program Layanan (pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi 2. Pengembangan program Biro Humas berbasis pengembangan masyarakat a. Komunikasi, edukasi dan informasi b. Pengembangan Advokasi c. Pengembangan Kapasitas 3. Persepsi Masyarakat pada program Biro Humas Bidang Penerangan, Wawancara, Diskusi kelompok dan pengamatan berperanserta Analisis SWOT STRATEGI DAN RANCANGAN PROGRAM a. Penerapan strategi pengembangan masyarakat dalam kinerja Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau b. Penyusunan program Biro Humas Bidang Penerangan basis pengembangan Masyarakat Komunikasi, edukasi dan informasi Pengembangan Advokasi Pengembangan Kapasitas c. Pelaksanaan 9 eleman good governance Dukungan Pemerintah dan Masyarakat KONDISI YANG DIHARAPKAN Terciptanya good governance Pemerintah Propinsi Riau melalui Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dengan prinsip pengembangan masyarakat Gambar 3. Kerangka Pemikiran Strategi Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau 16

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations (Humas)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations (Humas) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations (Humas) Aktivitas public relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 21 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran. Peran humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentunya memerlukan strategi yang mengacu kepada prinsip masyarakat. Artinya respons masyarakat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan masyarakat lebih bisa berprilaku kritis. Di kondisi seperti ini, menuntut instansi atau organisasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya beberapa perubahan undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengembangan kapasitas pendidikan dan pelatihan berbasis pelayanan dan pemberdayaan publik pada UPT Provinsi Riau disusun bersasarkan hasil analisis terhadap

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu organisasi, baik pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai perusahaan atau instansi, baik swasta maupun negeri yang bergerak pada berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting peranan Humas seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah) YUDO JATMIKO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatkan peranan publik ataupun pembangunan, dapat dikembangkan melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita yang kompleks namun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS Sesuai tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Pacitan berperan melaksanakan uruan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, bidang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 Solo, 20 November 2013 Yth. Menteri Komunikasi dan Informatika

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia PARADIGMA BARU PELAYANAN INFORMASI DALAM ERA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK *) Oleh : Amin Sar Manihuruk, Drs,

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 71 VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 7.1. Penyusunan Program Layanan Biro Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Program layanan biro humas bidang penerangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

Inilah Tugas dan Fungsi Humas Inilah Tugas dan Fungsi Humas Menjawab Saudara Mario Sina Oleh: Even Edomeko Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka Penanggungjawab www.humas.sikkakab.go.id Senang, saya membaca tulisan saudara saya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI

GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI A. Kondisi Pelayanan Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali saat ini Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali di dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Istilah kualifikasi dapat diterjemahkan sebagai keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu. Keahlian tersebut yaitu hal-hal

Lebih terperinci

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Organisasi Penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam sebuah organisasi pemerintahan merupakan elemen penting dan prinsip utama untuk mendukung lahirnya sebuah tata kelola

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG Jalan Panji No. 70 Kelurahan Panji Telp. (0541) 661322. 664977 T E N G G A R O N G 75514 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : 600.107/ BAP-I/IV/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak ada yang mampu menyangkal pentingnya suatu kemampuan komunikasi, baik antara individu dengan individu, maupun antara suatu instansi dengan publik dan sebaliknya.

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 540 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM AUDIT KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

PEDOMAN UMUM AUDIT KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH PEDOMAN UMUM AUDIT KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Dalam rangka perwujudan tata kelola pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan negara yang tanpa batas, proses globalisasi bergerak dengan sangat cepat menembus hampir kesegala aspek kehidupan seperti ideologi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH. KATA PENGANTAR Penyusunan Renstra (Rencana Strategis) Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI Tahun 200 204, dimaksudkan guna mencapai tujuan dan sasaran strategis dalam rangka pencapaian visi dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25 tahun 1999 merupakan titik awal berjalannya otonomi daerah (reformasi pemerintahan daerah dan reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007 dan Keputusan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) TENTANG FOINI Freedom of Information Network Indonesia (FOINI) merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu yang intensif

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008 1 1. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis, batasan penelitian serta model operasional

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kegiatan CSR yang baik dan sukses dilapangan dimulai dari manajemen CSR yang baik dapat tercermin melalui manajemen relasi yang memadai dan efektif pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang digulirkan oleh pemerintah setelah runtuhnya rezim Orde Baru merupakan sebuah jawaban atas berbagai gejolak yang terjadi di dalam masyarakat akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dampak perkembangan zaman yang sangat pesat, seperti majunya teknologi dan persaingan-persaingan di segala

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dalam hal ini

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi politik yang bergulir sejak Tahun 1998 merupakan upaya untuk mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu pemerintahan yang berkeadilan,

Lebih terperinci

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era reformasi, pemerintah dituntut untuk mampu menggalang partisipasi, mengedepankan transparansi dan akuntabilitas agar tercapai good governance. Kondisi ini berlaku

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP Bab terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dianalis. Bab ini juga memberikan saran terkait dengan masalah yang diteliti untuk pengembangan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan Masyarakat (humas) merupakan bentuk kegiatan dan sekaligus suatu proses komunikasi. Proses komunikasi dalam kegiatan humas merupakan hal yang penting bagi

Lebih terperinci

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula.. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di era globalisasi dan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tatacara penyelenggaraan pemerintah mengelola dan mengatur pemerintah sangat mempengaruhi baik atau buruknya suatu pemerintahan berjalan. Pemerintah yang dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi segala hal khususnya dalam dunia kerja. Kemajuan ini dianggap sebagai salah satu cara perusahaan, instansi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KOTABUMI Jl. Letjend. Alamsyah Ratu Perwira Negara No. 138 Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara - 34513 Telp/Fax.

Lebih terperinci