III. METODOLOGI KAJIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI KAJIAN"

Transkripsi

1 21 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran. Peran humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentunya memerlukan strategi yang mengacu kepada prinsip masyarakat. Artinya respons masyarakat terhadap kegiatan pemerintah yang dinformasikan oleh biro humas harus dapat dilihat sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah, walaupun bentuknya adalah sebuah kritikan akan tetapi bila lebih dikaji secara mendalam dapat dijadikan sebagai sumber masukan yang membangun. Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam upayanya menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan peraturan gubernur nomor 11 tahun 2009 secara umum berfungsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Propinsi Riau, dalam hal ini haruslah melaksanakan sebahagian tugas pokok yang ditugaskan oleh Pemerintah Provinsi Riau, yaitu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sebagaimana yang disebutkan pada pembukaan UUD Untuk itu kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh biro humas harus sejalan dengan upaya upaya yang mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembengunan melalui kegiatan masyarakat dengan tujuan utama menciptakan good governance Pemerintah Provinsi Riau. Untuk mencapai dan mewujudkan citacita tersebut, haruslah diterapkan suatu kinerja yang maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang sudah tersedia. Kajian ini merupakan Upaya yang dilakukan dalam kajian ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilihat dari tugas pokok dan fungsinya serta dapat pula dilihat sebagai pendekatan masyarakat. Kajian ini dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu (1) Gambaran umum kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau. (2) Analisis kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau (3) Strategi rancangan kegiatan lanjutan dan (4) Kondisi yang diharapkan. Dapat dilihat pada gambar kerangka pemikiran di bawah ini :

2 22 Eksternal Masyarakat, LSM, Media Masa, Wawancara, Diskusi kelompok dan pengamatan berperanserta Analisis Kegiatan Pengembangan SDM dan Organisasi Biro Humas 16 BIRO HUMAS KANTOR GUBERNUR Internal a. Lingkungan Manajemen Biro Humas - Aspek yang membuat persepsi negatif b. Kebijakan Gubernur (Pergub) 1. Bagian Pengumpulan Informasi 2. Bagian Penyajian Informasi 3. Bagian Penerangan 4. Bagian Publikasi Permasalahan 1. Persepsi masyarakat terhadap pemerintah masih negatif 2. Kinerja Biro Humas sangat minim dalam penggunaan prinsip masyarakat dan penciptaan good governance 3. Arus informasi masih dominan satu arah (dari pemerintah ke masyarakat). 4. Belum ditemukan format yang tepat dalam pengelolaan humas yang berbasis masyarakat dan penciptaan good governance 1. Performance kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan: - Program Layanan (pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi 2. Pengembangan program Biro Humas berbasis masyarakat a. Komunikasi, edukasi dan informasi b. Pengembangan Advokasi c. Pengembangan Kapasitas 3. Persepsi Masyarakat pada program Biro Humas Bidang Penerangan, Wawancara, Diskusi kelompok dan pengamatan berperanserta Analisis SWOT STRATEGI DAN RANCANGAN PROGRAM a. Penerapan strategi masyarakat dalam kinerja Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau b. Penyusunan program Biro Humas Bidang Penerangan basis Masyarakat Komunikasi, edukasi dan informasi Pengembangan Advokasi Pengembangan Kapasitas c. Pelaksanaan 9 eleman good governance Dukungan Pemerintah dan Masyarakat KONDISI YANG DIHARAPKAN Terciptanya good governance Pemerintah Propinsi Riau melalui Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dengan prinsip masyarakat Gambar 3. Kerangka Pemikiran Strategi Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau 16

3 23 Kerangka fikir pada Gambar 3. menerangkan bahwa kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dipengaruhi oleh faktor Eksternal yang berasal dari masyarakat, LSM serta media masa, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti lingkungan manajemen biro humas, kebijakan gubernur (pergub), serta bagian-bagian lain dalam internal struktur organisasi biro humas bidang penarangan. Berdasarkan faktor yang berpengaruh tersebut, kajian ini juga merumuskan bentuk permasalahan yang mungkin terjadi dalam kegiatan layanan biro humas, seperti persepsi masyarakat yang masih negative terhadap pemerintah, kinerja biro humas bidang penarangan yang masih minim dalam penggunaan prinsip mengembangan masyarakat dan good governance, Arus informasi masih dominan satu arah serta belum ditemukannya format yang tepat dalam pengelolaan humas yang berbasis masyarakat dan penciptaan good governance. Melalui wawancara, diskusi kelompok dan pengamatan berperan serta, dikumpulkan data-data yang kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana performance kegiatan biro humas bidang penerangan, program biro humas berbasis masyarakat seperti, komunikasi, edukasi dan informasi, advokasi dan kapasitas, serta persepsi mayarakat pada program Biro Humas Bidang Penerangan. Untuk merancang strategi program layanan Biro Humas di masa yang akan datang, dilakukan analisis SWOT dengan mengoptimalkan kekuatan dan kelemahan serta memanfaatkan peluang yang ada serta meminimalisir ancaman yang ada. Pembuatan strategi juga mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan SDM dan organisasi Biro humas serta dukungan pemerintah dan masyarakat. Strategi yang dibuat meliputi penerapan strategi masyarakat dalam kinerja Biro Humas Bidang Penerangan, penyusuna program Biro Humas bidang penerangan dengan tiga strategi masyarakat, serta pelaksanaan Sembilan elemen good governance. Kondisi yang diharapkan

4 adalah Terciptanya good governance Pemerintah Propinsi Riau melalui Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dengan prinsip masyarakat Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilaksanakan di Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang dilaksanakan pada tanggal 5 November 2009 sampai dengan 10 Maret Sasaran kajian adalah perkembangan kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau sejak Pergub Nomor Nomor 11 tahun 2009, baik mengenai tugas pokok dan fungsinya, serta bagaimana strategi masyarakat diterapkan dalam kegiatan Biro Humas. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa kegiatan humas merupakan hal baru di kantor pemerintahan, kemudian penulis juga berkeinginan untuk melihat bagaimana program humas di laksanakan, serta bagaimana prinsipprinsip pengambangan masyarakat diterapkan dalam kegiatan kehumasan di Sekretariat Daerah Propinsi Riau. Jadwal kajian lapangan terdiri beberapa tahapan yaitu; tahapan pertama adalah melihat profil Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau baik sumberdaya manusia anggota, organisasi, dan manajemen, Tahap Kedua yaitu menganalisis kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan Tahap ketiga adalah merancang strategi dan rencana tindak lanjut kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang lebih baik dengan memasukkan prinsip-prinsip masyarakat dalam program kegiatannya. Kajian akhir berupa studi kasus dengan judul Strategi Program Layanan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsisi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau) untuk penyusunan program rencana aksi ke depan. Adapun jadwalnya sebagai berikut :

5 25 Tabel 3. Jadwal Kajian NO JENIS KEGIATAN 1. Survey lokasi 2. Penyusunan Proposal 2. Kolokium 3. Kajian Lapangan 5. Penyusunan Tugas Akhir 7. Seminar dan Ujian BULAN BULAN BULAN Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data yang dipergunakan dalam kajian ini adalah berasal dari berbagai sumber, baik melalui pengumpulan data primer (diskusi/wawancara langsung dengan tokoh formal dan informal, baik di Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun masyarakat, dengan cara individual, diskusi kelompok terfokus maupun pengamatan lapangan), pengumpulan data skunder (data statistik, laporan tertulis dari berbagai sumber data, kajian pihak lain serta publikasi lainnya). Tahapan dan pendekatan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data primer adalah : (1) diskusi dan wawancara mendalam yang dilakukan dengan kepala bagian atau staff Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun staff-nya; (2) observasi lapangan, digunakan untuk mengumpulkan data yang berkenaan implementasi program Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun strateginya, data juga digunakan untuk mencari potensi-potensi baru yang perlu dikembangkan serta diberdayakan. Pengumpulan data skunder dalam kajian ini bersumber dari Biro Humas Bagian Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, seperti dokumentasi pelaksanaan program, laporan kegiatan dan surat-surat resmi yang mendukung kecukupan data meliputi; (2) strategi pelaksanaan kegiatan program biro humas; (3) perkembangan pelaksanaan program biro humas bidang penerangan; (3)

6 laporan kegiatan biro humas bidang penerangan tahun 2009; (4) struktur organisasi dan kelembagaan biro humas Sumber Data Metode pengumpulan data lapangan dalam kajian ini dilakukan berdasarkan tujuan yang telah dirancang. Konsentrasinya meliputi; penentuan sumber data yakni melalui pemilihan responden yang berasal dari Karyawan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan stafnya yang terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang kepala bidang dan 2 orang staff. Untuk pihak ekesternal dipilih 4 orang yang berasal dari media masa lokal dan nasional yang berkedudukan di Kota Pekanbaru, tokoh masyarakat Riau 2 orang dan aktivis LSM 1 orang. data yang diambil berdasarkan kebutuhan setiap jenis data yang ingin dikumpulkan. Pengumpulan data baik berupa data primer maupun data sekunder dilakukan dari berbagai sumber. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau seperti manajemen, sumberdaya manusia, organisasi, program layanan lainnya berasal dari kantor biro humas, serta tanggapan maupun masukan dari masyarakat terhadap kinerja biro humas. Untuk proses pengklasifikasian pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 4.

7 27 Tabel 4. Matrik Kelengkapan Metode Pengumpulan Data Tujuan Jenis Data Sumber Data Analisis Data 1. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi Informan : Analisis data organisasi Setda dan biro humas Kepala Bagian Biro kualitatif 2. Strategi pelaksanaan kegiatan program Humas bidang biro humas (bagian penerangan) penerangan, staf Biro 3. Perkembangan pelaksanaan program Humas bidang biro humas (bagian penerangan) penerangan 4. Laporan kegiatan biro humas (bagian penerangan) mulai dari tahun Struktur organisasi dan kelembagaan biro humas Mengetahui profil Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau secara umum (SDM, anggota, organisasi, manajemen) Mengetahui bentuk program layanan biro kehumasan (bagian penerangan) Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Mengetahui permasalahan yang dihadapi biro humas (bagian penerangan) Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Merumuskan rancangan strategi dan rencana tindak lanjut dari biro humas (bidang penerangan) Sekretariat Daerah Provinsi Riau untuk mengembangkan organisasinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya a. Program Layanan 1. Layanan pengumpulan informasi 2. Layanan penyajian informasi 3. Layanan Penerangan 4. Layanan Publikasi b. format pengelolaan humas bagian penerangan yang berbasis masyarakat c. Bentuk Program masyarakat biro humas d. Penerapan strategi masyarakat : 1. Komunikasi, informasi dan edukasi. 2. Pengembangan Partisipasi masyarakat 3. Persepsi masyarakat terhadap Pemerintah Propinsi Riau a. Permasalahan Internal b. Permasalahan Eksternal c. Kemanfaatan program biro humas dilihat dari : 1. Kinerja biro humas bagian penerangan dengan penggunaan prinsip masyarakat. 2. Arus informasi yang diterima masyarakat dan pemerintah 1. Potensi SDM, sumber kebijakan dan akses lainnya. 2. Penerapan strategi masyarakat dalam program kegiatan biro humas (bagian penerangan) 3. Penyusunan program tindak lanjut dengan memasukkan prinsip masyarakat (Komunikasi, informasi dan edukasi serta partisipasi) Responden : Wartawan media massa Informan : Kepala Bagian Biro Humas bidang penerangan, staf Biro Humas Responden : Wartawan media massa, tokoh masyarakat dan aktivis LSM Informan : kepala bagian biro humas bidang penerangan, staf biro humas Stakeholders : Kepala biro humas, Kepala bagian biro humas, staf biro humas Pekanbaru. Wartawan media massa Analisis data kualitatif Analisis data kualitatif Analisis SWOT FGD (Diskusi Kelompok) Analisis data kualitatif

8 Metode Analisis Data Untuk menganalisis program Biro Humas Bidang Penerangan Sekretriat Daerah Provinsi digunakan analisis kualitatif. Metode analisis kualitatif akan menghasilkan data-data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari pimpinan maupun staff Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang diamati serta diwawancarai secara mendalam di lapangan. Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Reduksi data, yaitu melakukan pemilihan, pemilahan dan penyederhanaan data. Kegiatan dalam reduksi data ini adalah menyeleksi data, membuat ringkasan dan menggolongkan data. 2. Penyajian data, yaitu mengkonstruksikan data dalam bentuk narasi, matriks, grafik atau bagan, sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan, yaitu menghubungkan antar data (fenomena) secara kualitatif dan berdasarkan landasan teoritis yang meliputi mencari arti tindakan masyarakat, mancari pola hubungan, penjelasan, alur sebab akibat dan proposisi. 4. Verifikasi kesimpulan, yaitu meninjau kembali kesimpulan yang telah dilakukan dengan meninjau catatan lapangan dan bertukar pikiran dengan pimpinan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau serta stafnya. Dalam kajian ini juga dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu analisis kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memformulasikan strategi dalam suatu kegiatan (Rangkuti, 2000). Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari faktor-faktor internal, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari faktor-faktor internal Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau.

9 Rancangan Penyusunan Program Penyusunan program untuk kegiatan aksi ke depan pada Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau bidang penerangan dilaksanakan setelah semua hasil riset dan analisis kajian diketahui maka untuk itu rancangan yang dirumuskan harus mempertimbangkan beberapa faktor : 1. Kondisi terkini dari kegiatan program pada Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau bidang penerangan sesuai dengan Peraturan Gubernur 2. Tugas pokok dan fungsi staff di Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau 3. Persepsi dan penilaian stakeholder terhadap kinerja program biro humas bidang penerangan 4. Program utama Pemerintah Propinsi Riau pada masa yang akan datang yang dihubungkan dengan kinerja biro humas dalam mendukung program tersebut. Semua unsur tersebut di atas akan dirancang dengan memanfaatkan partisipasi staff Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan stakeholders, dalam kajian ini dibatasi pada kalangan pers (wartawan). Penyusunan rancangan program Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilaksanakan secara terpadu antara fungsi peneliti sebagai fasilitator dalam pelaksanaan FGD yang menghadirkan responden dari internal biro humas bidang penerangan dan stakeholders yang disebutkan di atas. Agar rancangan program lebih fokus pada program biro humas bidang penerangan dengan pendekatan masyarakat, maka analisis SWOT akan lebih efektif apabila telah dilakukan terlebih dahulu analisis pada kegiatan program biro humas dari aspek kegiatan yang telah dilakukan oleh staff dan seberapa besar aspek masyarakat telah dilakukan dalam menjalankan program di tingkat masyarakat, sehingga dapat diketahui dampak yang terjadi pada performance kinerja pemerintah Propinsi Riau yang dinilai oleh masyarakat atau stakeholder yang ada.

10 30 Rancangan program yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan dari FGD (diskusi kelompok) dilakukan secara partisipatif yang dihadiri oleh staf Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun stakeholder. Bentuk rancangan program masyarakat tersebut merupakan wujud dari jawaban pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan 5 W + 1 H. rumusan dimaksud merupakan jawaban terhadap isi rancangan program (What), terhadap kelompok siapa dilakukan program (Whom), siapa yang berperan melakukannya (Who), dimana rencana lokasi program dilaksanakan (Where) dan saat kapan mulai diselenggarakan (When) serta bagaimana teknis pelaksanaannya (How).

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 28 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan dari tinjauan pustaka pada bab terdahulu, dapat dibuat suatu kerangka pikir yang berupa hipotesa pengarah dalam melakukan kajian ini, hipotesis

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian 3.1.1. Batas-Batas Kajian Kajian pengembangan aktifitas usaha kecil ini adalah dengan memberdayakan kekuatan sumber daya lokal sebagai potensi dalam proses pengembangan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Rancangan penelitian yang dilakukan dalam melakukan kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tipe Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Kajian METODE KAJIAN Tipe Kajian Tipe kajian dalam rancangan ini adalah Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan, dan lain-lain); penilaian dan perumusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Strategi Kajian Batas-batas kajian atau penelitian menurut Spradly (dalam Sugiyono, 2005) terdiri dari yang paling kecil, yaitu situasi sosial (single social

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian METODE KAJIAN Tipe Dan Aras Kajian Tipe Kajian Tipe kajian dalam kajian ini adalah tipe evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 METODOLOGI PENELITIAN Metode Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pilihan strategi studi kasus. Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 71 VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 7.1. Penyusunan Program Layanan Biro Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Program layanan biro humas bidang penerangan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasar dari tinjauan pustaka pada bab terdahulu, dapat dibuat suatu kerangka pikir berupa hipotesa pengarah dalam melakukan kajian ini. Hipotesa pengarah dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Tipe Kajian

METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Tipe Kajian METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan strategi studi kasus. Studi kasus merupakan pilihan yang relevan untuk mengkaji suatu komunitas, karena karakter

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk masalah tertentu.

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Keberlanjutan dari sebuah program pemberdayaan masyarakat dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang melibatkan masyarakat secara partisipatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN 35 BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usaha skala mikro dan kecil/pedesaan sangat potensial karena jumlahnya sangat besar. Dalam kondisi krisis, usaha skala mikro dan kecil terbukti ikut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN. Kerangka Pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 29 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi pencadangan pembangunan HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang yang secara administratif terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian 34 III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Kajian ini menggunakan tindak eksplanatif. Tindak eksplanatif adalah suatu kajian yang menggali informasi dengan mengamati interaksi dalam masyarakat. Interaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menuntut banyak perubahan, perbaikan serta peningkatan diberbagai bidang. Jika dihubungkan dengan sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,

Lebih terperinci

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA 91 BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA Kegiatan KT dalam mengatasi permasalahan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL ORGANISASI

BAB IV PROFIL ORGANISASI 1 BAB IV PROFIL ORGANISASI IV.1. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga VISI KEMENPORA Terwujudnya kualitas sumber daya pemuda dan olahraga dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, kepemimpinan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Kajian ini menitikberatkan pada pengkajian program-program yang ada dalam Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Aqua Golden Mississipi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengertian yang mendalam tentang suatu gejala, fakta atau realita. Fakta, realita,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengertian yang mendalam tentang suatu gejala, fakta atau realita. Fakta, realita, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode Penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Menurut Semiawan (2010: 1 2) metode Kualitatif adalah mencari pengertian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru dan lokasi penelitiannya adalah Kantor Gubernur Riau tepatnya di biro hubungan masyarakat yang berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 2021 BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengembangan kapasitas pendidikan dan pelatihan berbasis pelayanan dan pemberdayaan publik pada UPT Provinsi Riau disusun bersasarkan hasil analisis terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Menurut Nazir (2008: 63) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Tipe kajian yang digunakan dalam kajian ini adalah tipologi Kajian Deskripsi. Menurut Sitorus dan Agusta (2004) kajian deskripsi merupakan kajian yang mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Interaksi Sosial antar Pedagang ini mengambil lokasi penelitian di Kawasan Obyek Wisata Ketep Pass, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif.

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif. 33 BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan berupa (a) full enumeration survey, yaitu mewawancarai seluruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik paparan secara deskriptif maupun pengujian hipotesis yang telah ditetapkan pada hubungan antara iklim organisasi

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 41 5.1. Keragaan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan. 5.1.1. Program dan Kegiatan Program layanan biro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu organisasi, baik pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun

Lebih terperinci

3.1 Metode Pengumpulan Data

3.1 Metode Pengumpulan Data 24 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua data, antara lain: 1. Data Primer Data primer merupakan data penelitian yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi potensi budaya yang ada di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian adalah deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) 1, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian berikut Menurut Semiawan (2010:1), pengertian metodologi adalah sebagai kata metode dan metodologi sering dicampur adukkan dan disamakan. Padahal keduanya

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian METODOLOGI KAJIAN Metode dan Strategi Kajian Metode kajian yang digunakan dalam kajian pengembangan ini adalah metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Menurut Stake (1994) dan Yin (1996):

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Boyolali khususnya di Pasar Kota Boyolali. Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu Pasar Kota Boyolali yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pati yang terletak di Jl Jenderal Ahmad Yani No. 4 Pati dan SMA Negeri 9 Semarang yang berada di Jl.Cemara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber Alam Resort Cipanas Garut yang terletak dikecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dalam analisis

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN CIVIL SOCIETY DAN PEMERINTAH LOKAL

POLA HUBUNGAN CIVIL SOCIETY DAN PEMERINTAH LOKAL POLA HUBUNGAN CIVIL SOCIETY DAN PEMERINTAH LOKAL (Studi Kasus Kegiatan NGO dalam Mendorong Keterbukaan Informasi Publik di Kota Mataram Tahun 2011-2015) Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. 46 BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan untuk merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data-data sekunder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK. 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3.

PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK. 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3. PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3. Manajemen Proyek PROYEK Apa Proyek itu??? Suatu keseluruhan aktifitas

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian Besarnya potensi sumberdaya laut Kabupaten Halmahera Utara dan masih tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir terutama nelayan menjadi alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 yang beralamatkan di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Partisipasi merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan koperasi. Dengan kata lain partisipasi menjadi alat bagi anggota koperasi untuk bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan uraian analisa pembahasan data pada bab-bab sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan sosialisasi keistimewaan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis ini digunakan dengan pertimbangan bahwa hasil penelitian diharapkan akan mampu memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan 39 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, memegang peran penting dalam penelitian ilmiah. Selain

Lebih terperinci

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan daerah semestinya dilaksanakan secara terpadu, baik dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya dan hukum yang berdasarkan kekhasan dan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Yakni penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nawawi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Menurut Sugiono (2008) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keleluasan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keleluasan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan Negara kesatuan yang menganut asas Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasan kepada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisa atribut kualitas pelayanan yang perlu diperbaiki oleh PT Jeruk Nipis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bogdan dan Guba dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini mutlak diperlukan adanya suatu metode penelitian yang nantinya akan memberikan arah bagi sipeneliti sehingga tidak keluar dari jalur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keinginan penulis yang berusaha semaksimal mungkin yang didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. keinginan penulis yang berusaha semaksimal mungkin yang didasarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian Objek penelitian merupakan langkah utama yang paling penting dalam melakukan penelitian, apalagi menentukan masalah apa yang harus di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan secara langsung terjun ke lapangan oleh penulis untuk mengumpulkan

Lebih terperinci