Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2, Bulan Desember 2013, ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2, Bulan Desember 2013, ISSN:"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN PIMPINAN TERHADAP TINGKAT KESIAPAN KARYAWAN DALAM BEKERJA Ratna Deli Sari 1 ratna.deli@yahoo.com ABSTRACT A leader must be able to precisely direct individual goals to organizational goals. Leadership Style is one aspect of leadership in optimizing the ability of natural resources, financial and human resources to achieve organizational goals. The most appropriate leadership style will depend on the function of the leader, subordinates and the situation. Leadership effectiveness can be achieved if the leadership style can adjust to the level of development of the subordinate to the existing situation. In this study, the tool used is a situational leadership style that conveyed by Hersey and Blanchard. Situational leadership model, it can measure the extent of the effectiveness of leadership styles used by the leadership. The method used is descriptive survey. Data obtained, using questionnaires, interviews, and other internal data that is needed. The results of these studies indicate that leadership style and development level of subordinates are not on the same level, still has not been effective results. Thus, it can be concluded that the effectiveness of leadership style that is used is still low, amounting to 57%. With these results it is, the level of employee satisfaction is low there is a leadership shown by the percentage by 56%. Keyword: leader, subordinates, situational leadership, Leadership effectiveness 1 Mahasiswa Program DoktorIlmuAdministrasiBisnis, FISIP UniversitasPadjajaran. 59

2 A. PENDAHULUAN Pada jaman dimana Masyarakat Ekonomi Asean mulai masuk pada awal 2015, diperlukan sebuah organisasi yang mempunyai kemampuan untuk berubah. Banyaknya ahli yang percaya bahwa, untuk dapat terus maju, maka perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk berubah lebih cepat. Kemampuan tersebut, digunakan agar perusahaan dapat menghadapi para pesaing. Salah satu jalan untuk menjadi organisasi yang mampu belajar cepat adalah kemampuan kepemimpinan dari pemimpin yang mampu memimpin secara ekfektif dengan melihat kesiapan karyawan. Kepemimpinan, mempunyai arti sebagai kegiatan untuk mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan juga berhubungan dengan pengembangan dan cara mengkomunikasikan sebuah visi, penciptaan lingkungan, dan dimana setiap orang yang bekerja menuju kesebuah tujuan atau sasaran. Menurut Stephen Robbin, kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan 2. Didalam kepemimpinan terdapat proses untuk mempengaruhi dan memotivasi para pengikut agar tujuan organisasi dapat tercapai. Hal ini termasuk aktivitas, pemeliharaan hubungan kerja antar individu dan kelompok serta mencari dukungan kerja dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi. Hal yang serupa dikatakan oleh Kotter (1998) 3 bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi aktivitas suatu organisasi dalam upaya menetapkan dan 2 Robbins, P.Stephen., Perilaku Organisasi (Alih Bahasa Benyamin Molan),Edisi Kesepuluh Jakarta: PT Indeks 3 Kotter, John P., 1998, The Leadership Factor, The Fee Press, New York: A Division of MacMillan Inc. mencapai tujuan. Terdapat tiga implikasi penting dalam hubungannya dengan aktivitas kepemimpinan 4, yaitu: 1. Kepemimpinan akan melibatkan orang lain, seperti bawahan dan atasan 2. Kepemimpinan akan melibatkan pendistribusian kekuasaan secara seimbang, karena bawahan juga memiliki kekuatan/ daya 3. Pemimpin akan menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara. Tulisan ini, akan menjelaskan penelitian mengenai efektivitas gaya kepemimpinan pimpinan terhadap tingkat kesiapan karyawan pada PT Jalawave Cakrawala di Bandung, sebagai salah satu dari penyedia jasa pelayanan akses internet (ISP) di Indonesia. Sampel diambil pada pimpinan dan karyawan PT Jalawave Cakrawala, dengan pertimbangan bahwa produk yang ditawarkan berupa jasa pelayanan yang mendudukan peran sumber daya manusia sebagai faktor yang sangat signifikan. PT. JalaWave Cakrawala adalah salah satu perusahaan Internet Service Provider yang berdiri pada tahun 2000 dan berkantor pusat di kota Bandung. Awal pembentukan perusahaan oleh 8 (delapan) orang mahasiswa ITB jurusan Elektronika, mencoba semacam terobosan dengan menghadirkan solusi akan kebutuhan akses Internet yang menggunakan media teknologi infrastruktur wireless, yang pada saat itu masih belum banyak dikenal dan diaplikasikan oleh masyarakat luas. Ternyata mendapat sambutan yang baik oleh kalangan teman mahasiswa, dosen dan rekan-rekan. Dengan perkembangan yang baik dan didukung oleh infrastruktur masyarakat Bandung yang 4 Rivai, Veithzal., Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 59

3 semakin modern, maka gagasan tersebut kemudian diimplementasikan dengan mendirikan sebuah perusahaan IT yang diberi nama PT. JalaWave Cakrawala. Krisis moneter yang melanda Indonesia tentunya mendera sektor IT yang notabene semuanya Import, ISP lokal termasuk PT Jalawave, satupersatu mulai menghitung-hitung kembali pada titik/biaya dan biaya untuk dapat beroperasi Komponen cost yang cukup besar bagi ISP tentunya biaya infrastruktur, biaya telekomunikasi (backbone), dan biaya Internet Access ke Global ISP. Biaya ini berkisar puluhan atau ratusan juta rupiah yang tentu saja harus dikeluarkan setiap bulannya. Belum lagi ditambah oleh persaingan oleh perusahaan serupa dan banyaknya provider atau operator telepon yang juga menyediakan jasa internet melalui telepon gengam (mobile celulllar). Hal ini memberikan efek yang signifikan pada PT Jalawave Cakrawala, yang dapat terlihat dari grafik jumlah pendapatan tahun 2008 sampai 2011 berikut ini. Keterangan : IIX = Indonesia Bandwith; CIR = International bandwith Tabel 1. Jumlah Pendapatan Kepemimpinan yang efektif dapat dilakukan dengan memilih gaya kepemimpinan yang manakah yang akan digunakan pemimpin untuk memimpin pengikutnya (follower). Gaya kepemimpinan tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan tingkat perkembangan karyawan atau pengikut (follower). Kesesuaian gaya tersebut akan menimbulkan tingkat kepercayaan pengikut pada pemimpin sehingga pengikut merasa puas akan kepemimpinan pemimpinnya. Seperti yang disampaikan oleh Yulk 5 bahwa followers feel trust and respect toward the leader and they are motivated to do more than they are expected to do Sehingga, jika pengikut (follower) sudah merasa puas dengan kepemimpinan pemimpinnya, maka pengikut akan termotivasi untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari yang diharapkan oleh pemimpin. B. GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL HERSEY- BLANCHARD II (THE SITUASIONAL LEADERSHIP II MODEL) DR. Paul Hersey dan DR. Ken Blanchard adalah peneliti di bidang manajemen kepemimpinan yang berasal dari Negara Amerika Serikat, berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen. Tiga komponen tersebut adalah pemimpin, bawahan (follower), serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s) yang dapat dinotasikan : k = f (p, b, s). 6 Dimana, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang 5 Yukl, G.A. (1989b). Managerialleadership: A review of theory and research. Yearly Review ofmanagement, IS, P. Hersey and K.H. Blanchard, So You Want to Know Your Leadership Style? Training and Development Journal, akses 14 Juni

4 telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Bawahan (b) adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau bawahan yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para bawahannya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpin dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin. Adapun situasi (s) adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saatsaat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan. Pendapat tersebut, dikenal dengan teori Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard. Pada Gaya Kepemimpinan ini, kepemimpinan akan menjadi efektif jika melalui pendekatan situasi yang berfokus pada bawahan (follower). Pemimpin akan bertindak pada kesiapan dan kebutuhan bawahan (follower). Penyesuaian ini dilakukan karena bawahan (follower) adalah orang yang melakukan pekerjaan/aksi yang diarahkan oleh pimpinan. Pimpinan memberikan pengarahan agar bawahan (follower) mau melakukan dan mempunyai keinginan atas tugas yang diberikan. Keberhasilan pemimpin ditentukan oleh seberapa tepat pemimpin mengunakan gaya kepemimpinan kepada bawahannya. Konsep dasar dari Kepemimpinan Situasional adalah saling mempengaruhi antara: 7 1) Jumlah bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin (Task behavior); 2) Jumlah dukungan social emosional (relationship behavior) yang disediakan oleh pemimpin serta; 3) Tingkat perkembangan bawahan (follower) yang ditunjukkan dalam tugas yang diberikan secara fungsional dan sesuai dengan tujuan. Hal ini diperlukan agar para pemimpin dapat menentukan peran yang efektif sesuai dengan tingkat perkembangan bawahan (follower). Pada kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard ini, gaya kepemimpinan seorang pemimpin ditentukan oleh persepsi dari bawahannya. yang didasarkan oleh dua perilaku utama, yaitu: 8 1. Perilaku Tugas (Task Behavior) 2. Perilaku Hubungan (Relationship Behavior) Tinggi dan rendahnya, kedua perilaku ini, menghasilkan empat kuadran yang berbeda. Empat dasar kuadran perilaku kepemimpinan ini, ditandai dengan: 7 Hersey and K.H. Blanchard, Organizational Behavior: Utilizing Human Resources, 6th ed. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1993).p Fred Luthans.Organizational Behaviour. McGraw Hill. Singapore.2008.p

5 High Task and Low Relationship High Task and High Relationship; High Relationship and Low Task; Low Relationship and Low Task; Keempat gaya kepemimpinan tersebut, dihubungkan dengan tingkat perkembangan kerja karyawan. Sehingga, Model Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey Blanchard II (Situasional Leardership II) adalah sebagai berikut: Gambar 3 Situational Leadership Model 9 Model Kepemimpinan Situasional II (SL II) terdiri atas dua bagian perilaku yaitu : Directive behavior : pemimpin memberikan arahan kepada bawahan dan melakukan pengawasan yang ketat atas penampilan (performance) pekerjaannya dan; 9 Ken Blanchard Leading at a higher level.new Jersey: FT Press, p.77 Supportive behavior : pemimpin memberikan semangat, dukungan dan umpan balik (feedback). Setiap perilaku dapat tinggi atau rendah yang hasilnya menjadi empat kemungkinan gaya kepemimpinan, dari tipe Gaya 1 (S1) sampai dengan Gaya 4 (S4) yaitu: 1) S1: Directing (Telling Leader) Gaya kepemimpinan direktif ditandai dengan perilaku yang tinggi arahan dan sedikit dukungan. 2) S2: Coaching/ Selling Leader. Gaya kepemimpinan membimbing mempunyai kombinasi dari perilaku dengan arahan yang tinggi dan dukungan yang tinggi. Perbedaannya dengan gaya kepemimpinan S1 adalah pemimpin mulai memberikan kesempatan pada bawahan untuk dapat berkomunikasi, misalnya penjelasan dari pimpinan, mengapa pekerjaan ini perlu dilakukan, bukan hanya penjelasan cara menyelesaikan pekerjaan itu saja 3) S3: Supporting (Participating Leaders) Gaya kepemimpinan partisipasi ditandai dengan arahan yang rendah dan dukungan yang tinggi. Pemimpin lebih banyak melakukan komunikasi dua arah diskusi serta dukungan motivasi kepada bawahan. 4) S4: Delegating Leader Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan arahan yang rendah dan dukungan yang rendah. Pemimpin tetap terlibat dalam keputuasan dan penyelesaian masalah, tetapi tanggung jawab sepenuhnya sudah berada pada bawahan. 1. Tingkat Perkembangan Bawahan (Follower) Tingkat Perkembangan Bawahan didefinisikan sebagai the extent to which a follower has the ability and willingness to accomplish a 62

6 specific task. 10 Tingkat perkembangan setiap bawahan (follower) berbeda-beda pada setiap tugas yang diberikan. Misalkan bawahan (follower) A yang sudah mencapai tingkat perkembangan P4 untuk tugas marketing, tetapi baru mencapai tingkat perkembangan D1 untuk penyelesaian tugas administrasi. Sehingga, tingkat perkembangan ditujukan untuk pekerjaannya bukan kepada seseorang atau individunya. Agar mendapatkan gaya kepemimpinan yang terbaik, maka gaya kepemimpinan tersebut disesuaikan dengan Tingkat Perkembangan Bawahan (Development Level). Tingkat Perkembangan (development level) adalah bagaimana perkembangan bawahan (follower) untuk dapat menampilkan tugas yang diberikan 11. Tingkat Perkembangan tergantung pada tingkat kemampuan (competence) dan tingkat komitmen (commitment). Tingkat kemampuan (Competence) adalah pengetahuan, pengalaman dan keahlian dari seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan tugas atau melakukan kegiatan tertentu. 12 Tingkat Kemampuan (Competence) merupakan fungsi dari : Pengetahuan mengenai tugas yang diberikan Pengalaman mengenai tugas atau hal yang berhubungan Keahlian atau tampilan kerja karena telah berhasil menyelesaikan tugas yang sama atau serupa. Sementara Tingkat komitmen (commitment) adalah sejauh mana seseorang atau kelompok mempunyai rasa percaya diri, dan motivasi untuk menyelesaikan tugas tertentu yang 10 Hersey and K.H. Blanchard, Organizational Behavior: Utilizing Human Resources, 6th ed. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1993).p ibid, p ibid, p.190. diberikan. 13 Tingkat Komitmen (commitment) merupakan fungsi dari: Percaya diri, yaitu orang yang merasa bisa melakukannya, dan Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukannya. Efektivitas kepemimpinan dapat dicapai jika gaya kepemimpinan dapat menyesuaikan diri dengan level perkembangan bawahan terhadap situasi yang ada. Berikut ini adalah Level Perkembangan yang dibagi menjadi 4 (empat) level perkembangan yaitu: 14 D1:Bawahan(Follower) baru yang bersemangat/ Enthusiastic Beginner ditandai oleh kompetensi yang rendah dan tinggi komitmen; D2: Bawahan(Follower) yang kecewa/ Disillusioned Learner ditandai oleh kompetensi yang rendah sampai rata-rata dan komitmen yang rendah; D3: Bawahan(Follower) yang Mampu tetapi berhati-hati/ Capable but Cautious ditandai oleh Kompetensi yang tinggi dengan komitmen yang berubah-ubah; D4: Bawahan (follower)sukses yang percaya diri/ Self-Reliant Achiever ditandai oleh kompetensi yang tinggi dan tinggi komitmen. 2. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard II Efektivitas gaya kepemimpinan situasional Hersey Blanchard dilihat dari gaya kepemimpinan pemimpin yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan bawahannya. Penilaian gaya kepemimpinan, diberikan kepada bawahan (follower) untuk menentukan gaya kepemimpinan apakah yang digunakan pemimpin sesuai dengan situasi yang ada. 13 ibid, Ken Blanchard Leading at a higher level.new Jersey: FT Press, p.78 63

7 Masalah pada kepemimpinan situasional tergantung perilaku bawahan (follower). Perilaku bawahan (follower) tersebut mempengaruhi gaya kepemimpinan. Efektivitas akan suatu gaya kepemimpinan tergantung dari seberapa jauh gaya kepemimpinan tersebut dapat diterapkan sesuai dengan tingkat perkembangan bawahan (follower). Jika pemimpin tidak mampu menerapkan gaya yang diharapkan, dapat juga menunjukkan kemungkinan sukses untuk gaya lain,. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Kemungkinan keberhasilan untuk masing-masing gaya 15 C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data diperoleh, dengan menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner disebarkan kepada responden dalam hal ini kepada pemimpin dan karyawan PT. Jalawave Cakrawala. Penetapan populasi dilakukan agar penelitian terarah dan tepat sasaran. Dari hasil survey pendahuluan, diperoleh data bahwa jumlah karyawan di kantor pusat adalah 40 orang. Penetapan subjek penelitian dilakukan melalui struktur organisasi. Seperti dapat dilihat pada gambar berikut: Level Perkemban gan Tinggi (palin g tinggi) Kemungkinan Efektif Kedua Ketiga Rendah (tinggi) (rendah) (paling rendah) D1(rendah) S1 S2 S3 S4 D2 (rendah S2 S1 S3 S4 ke ratarata) D3 (ratarata S3 S2 S4 S1 ke tinggi) D4 (tinggi) S4 S3 S2 S1 Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa, efektifitas tertinggi berada pada kolom paling tinggi, dimana jika level perkembangan bawahan D1 yang paling efektigf adalah S1 dan seterusnya. Jika situasi ini tidak diraih maka kemungkinan mengunakan gaya kepemimpinan pada kolom kedua (tinggi). Selanjutnya, kolom ketiga (rendah) dan kolom paling rendah adalah kolom yang harus dihindari, karena efektifitasnya sangat rendah. 15 Hersey and K.H. Blanchard, Organizational Behavior: Utilizing Human Resources,6th ed. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1993).p

8 Gambar 5 Struktur Organisasi PT. Jalawave Cakrawala Bandung Para pemimpin akan dinilai gaya kepemimpinannya oleh para bawahan langsung. Sedangkan para bawahan akan dinilai tingkat perkembangan kerjanya oleh para pemimpinnya langsung. Agar peneliti dapat melakukan penelitiannya dengan baik dan tepat, maka diperlukan data. Data tersebut digunakan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan atau menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Pengumpulan data yaitu satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. 16 Sumber data yang digunakan terdiri dari data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data). Sumber data ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang memadai. 1. Menghitung Efektivitas Gaya Kepemimpinan Efektivitas Gaya Kepemimpinan di PT Jalawave Cakrawala di Bandung dengan sub variabel dan indikatornya mengadaptasi dari Blanchard s 16.Ibid,.280 Leadership Model, yang dijabarkan menjadi 20 pertanyaan, sebagai berikut: 1. Gaya Directing/ Telling Leader Pemimpin banyak memberikan panduan kepada karyawan dan sedikit dalam dukungan. Pemimpin memberikan banyak instruksi secara spesifik dan secara ketat mengawasi penyelesaian tugas. Gaya ini diperlukan untuk karyawan/ follower yang tidak memiliki kemampuan dan keinginan serta membutuhkan banyak pengarahan (Level Perkembangan 1 D1). 2. Gaya Coaching/ Selling Leader Pada gaya ini, pemimpin banyak memberikan pengarahan yang spesifik dan bimbingan. Pemimpin menjelaskan keputusan yang diambilnya dan mulai mendengarkan saran-saran dari karyawannya. Pemimpin tetap memberikan arahan dan mulai melakukan pembicaraan mengenai kendala-kendala atau usulan mengenai pekerjaan tersebut serta memberikan nasehat-nasehat Hal ini karena karyawan pada tahap ini, butuh dibangkitkan rasa percaya dirinya, mengingatkan kembali komitmennya yang sudah 59

9 diucapkan dan mendorongnya untuk mengeluarkan inisiatif sendiri untuk mau menyelesaikan pekerjaan. Gaya ini sesuai untuk karyawan atau kelompok yang keahliannya masih rata-rata, tetapi berusaha mencoba dan memiliki kemauan dan keyakinan (Level Perkembangan 2- D2). 3. Gaya Dukungan/ Participating Leader Perilaku pemimpin pada gaya ini adalah sedikit memberikan panduan tetapi memberikan dukungan yang tinggi dan komunikasi dua arah. Pada gaya ini pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan karyawan dan mendorong usaha karyawan untuk menyelesaikan tugas. Pemimpin dan karyawan saling bertukar pikiran dalam pengambilan keputusan. Pemimpin aktif mendengarkan dan aktif memberikan dorongan. Gaya ini sesuai untuk karyawan atau kelompok yang mampu tetapi tidak memiliki keyakinan untuk melakukannya sendiri (Level Perkembangan 3- D3). 4. Gaya Delegasi/ Delegating Leader Perilaku pemimpin pada kelompok ini adalah memberikan karyawan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab dan mengerjakan sendiri. Pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan karyawan dan mendorong usaha karyawan untuk dalam penyelesaian tugas. Gaya ini untuk karyawan atau kelompok yang memiliki kemampuan, keinginan dan keyakinan dalam melakukan tugas (Level Perkembangan 4- D4). 2. Analisis Perhitungan dengan Blanchard Model Langkah-langkah yang digunakan untuk mengolah perhitungan Blanchard Model adalah: A. Pindahkan jawaban kuesioner gaya kepemimpinan kedalam kolom S1, S2, S3 dan S4 pada kotak Fleksibilitas Gaya. Pada setiap situasi (1 sampai 20). Lingkari huruf yang sama dengan pilihan yang ada pada kuesioner gaya kepemimpinan B. Jumlahkan huruf-huruf yang dilingkari dalam kolom yang sesuai dan cantumkan jumlah tersebut ke dalam kotak-kotak yang bertuliskan total. Tabel 3 Menentukan Fleksibilitas Gaya Kepemimpinan S1 S2 S3 S4 1 A C D B 2 A C B D 3 A B C D 4 C B D A 5 D A C B 6 A C D B 7 B D A C 8 C B A D 9 D B A C 10 B C D A 11 B C D A 12 A C B D 13 B C D A 14 D B A C 15 A C B D 16 B D C A 17 B C A D 18 A B C D 19 B D A C 20 D A C B Total... Selisihnya dengan : Sub Total.... =. Setelah langkah tersebut, maka dianalisis gaya kepemimpinan sebagai berikut: A. Kolom (S1, S2, S3 dan S4) dengan jumlah paling besar merupakan gaya utama. Jumlah tersebut dimasukkan kedalam kuadran yang sesuai di 60

10 kotak Gaya Utama. Jika terdapat beberapa kolom memiliki jumlah yang sama dalam gaya utama, cantumkan jumlah-jumlah tiap gaya tersebut ke dalam kuadran pada kotak gaya utama. B. Kolom dengan jumlah 4 atau lebih huruf yang dilingkari disamping gaya utama, maka digunakan sebagai gaya kepemimpinan kedua. Cantumkan jumlah tersebut dalam kuadran yang sesuai pada kotak gaya kedua. C. Kolom manapun yang berjumlah kurang dari 4 huruf yang dilingkari, maka hendaknya dipertimbangkan sebagai gaya yang mungkin perlu dikembangkan. Cantumkan jumlah tersebut ke dalam kuadran yang sesuai pada gaya yang perlu dikembangkan. D. Untuk mendapatkan nilai fleksibilitas gaya, maka menghitung selisih antara 5 dengan masing-masing jumlah tiap kolom (S1, S2, S3, dan S4). E. Jumlahkan, hasil dari perhitungan masing-masing jumlah tiap kolom (S1, S2, S3, dan S4), kemudian kurangkan jumlah tersebut dari 30, dan cantumkan dalam kotak nilai Fleksibilitas Gaya. Kemudian,cantumkan ke Grafik Fleksibilitas Gaya. Nilai yang mendekati 0, mempunyai tingkat fleksibilitas yang tidak dapat ditolerir (jelek). Nilai rendah diperoleh apabila gaya yang dipilih tidak sesuai dengan tuntutan situasi. Nilai tinggi (mendekati 30) bearti tingkat fleksibilitas gaya yang baik sekali. Nilai tinggi diperoleh bila masingmasing gaya dipilih sesuai dengan tuntutan situasi. F. Agar memperoleh nilai yang tinggi pada efektivitas gaya tidak hanya harus menunjukkan tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam pemilihan gaya, tetapi juga harus memilih gaya yang paling sesuai bagi setiap situasi. Jumlah bagian bawah dari kolom-kolom efektivitas gaya menunjukkan seberapa sering pemilihan gaya kepemimpinan tidak dapat ditolerir dengan criteria Jelek =J, Cukup= C, B=Baik dan E= Efektif/Sangat Baik. G. Perolehan efektivitas gaya dengan cara mengalikan jumlah yang terdapat pada kolom J, C, B dan E dengan angka dibawahnya yaitu 1, 2, 3, 4 kemudian dijumlahkan. Cantumkan penjulahan tersebut dalam kotak nilai Efektivitas gaya. Nilai dapat bertingkat dari 20 sampai 80. Nilai yang mendekati angka 20 menunjukkan gaya dengan tingkat efektivitas yang rendah. Hal ini terjadi karena sejumlah gaya jelek dan cukup untuk ke-20 situasi. Nilai yang mendekati 80 diperoleh karena banyak memilih gaya yang baik dan efektif di setiap situasi. I. Kemudian cantumkan nilai pada Grafik Efektivitas Gaya. J. Untuk melengkapi pemahaman bagaimana cara untuk meningkatkan efektivitas, maka dilakukan pemilihan gaya kepemimpinan atas situasi tersebut. Angka-angka pada bagian kanan dalam kolom J dan C menunjukkan gaya kepemimpinan bagi alternatif yang dipilih. Catat jumlah gaya 1,2,3,4 yang dipilih pada kolom J dan C, dan cantumkan jumlah tersebut dalam kuadran yang sesuai pada kotak diagnosa gaya. K. Gaya yang berulang dari empat atau lebih jawaban dalam kategori jelek (J) dan Cukup (C) bagi satu gaya kepemimpinan berarti pemimpin cenderung tidak mempertimbangkan tingkat perkembangan kesiapan karyawan. 61

11 3. Menghitung Tingkat Perkembangan Karyawan Untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka menerapkan efektifitas gaya kepemimpinan, maka dibutuhkan instrument yang digunakan untuk menganalisis. Instrumen ini terdiri dari langkah-langkah yang harus diisi oleh pemimpin terhadap karyawan. Analisis tingkat perkembangan tersebut terdiri dari empat komponen yaitu: Penampilan kerja, Kesiapan, Motivasi dan Keyakinan Penampilan kerja, yaitu tingkat perkembangan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. 2. Kesiapan, yaitu keterampilan yang ditunjukkan dalam pengambilan keputusan dan/ atau pemecahan 4. Keyakinan diri, yaitu rasa yakin atas kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan baik. Komponen tersebut diisi oleh pemimpin dengan menetapkan apakah rendah (sangat rendah atau minimal) atau tinggi (dapat diterima atau sangat baik). Kemudian member tanda (cek list) pada tempat yang sesuai terhadap hasil pertimbangan pemimpin pada setiap skala kemampuan. Selanjutnya, dengan mengunakan decision tree, pada gambar 3.7. ditetapkan tingkat perkembangan karyawan. Apabila terdapat dua tingkat perkembangan misalanya pada P3/P2, berarti analisis tidak mengindikasi pada suatu tingkat tertentu,, tetapi tingkat perkembangan diantara keduaunya. Gambar 3.7 Decision Tree 1 masalah dalam melaksanakan sendiri pekerjaan/ tugas yang diberikan. 3. Kemauan, yaitu keinginan/ antusiasme untuk melaksanakan tugas dengan baik. 17 Agus Dharma, SH, M.Ed., Gaya Kepemimpinan yang efektif bagi Para Manajer, Penerbit CV. Sinar Baru, Jakarta. 1984, p.74. Walaupun, bobot yang lebih besar diberikan kepada tingkat perkembangan yang pertama yaitu P3. D. ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis hasil penelitian dimulai dari penyebaran kuesioner gaya kepemimpinan dan kuesioner tingkat kepuasan karyawan terhadap gaya kepemimpinan. Kuesioner ini diberikan 62

12 kepada 39 orang karyawan di kantor pusat PT Jalawave Cakrawala Bandung. Sedangkan, kuesioner tingkat perkembangan karyawan diberikan kepada 7 (tujuh) orang pemimpin, yang terdiri dari 1(satu) orang direktur, 1(satu) orang operational manager serta 5(lima) orang kepala divisi. Kuesioner gaya kepemimpinan memiliki 20 butir pertanyaan dengan gambaran situasi yang berbeda. Pada setiap pertanyaan situasi, diberikan empat pilihan gaya kepemimpinan. Karyawan (bawahan langsung) memilih gaya manakah yang paling sering digunakan oleh pemimpin 1. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Terhadap Tingkat Kesiapan Karyawan Peranan dari seorang pemimpin dalam suatu organisasi sangat penting, karena kepemimpinannya dapat membuat orang lain atau karyawannya bekerja lebih baik dan lebih maju serta mencapai kesuksesan secara organisasi dan secara pribadi. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin, akan menyebabkan karyawan atau bawahannya lebih memahami akan apa yang akan mereka lakukan dalam mencapai tujuan bersama. Perilaku perkembangan pengikut atau bawahan mempengaruhi gaya kepemimpinan tetapi dapat juga terjadi sebaliknya. Agar perkembangan bawahan dapat maksimal dibutuhkan kesesuaian gaya kepemimpinan. Efektivitas gaya kepemimpinan tergantung dari seberapa jauh gaya kepemimpinan tersebut dapat sesuai dengan tingkat perkembangan kesiapan bawahan. Dari keseluruhan variasi kesesuaian gaya kepemimpinan terhadap tingkat perkembangan bawahan, maka berikut ini adalah tabel rekapitulasi dari keseluruhan variasi tersebut : Tabel 5 Persentase distribusi tingkat efektivitas keseluruhan Efektivitas Gaya Paling Tinggi Tinggi Rendah Paling Rendah Jumlah Persentase 43% % Secara keseluruhan tingkat efektivitas gaya kepemimpinan cenderung berada di tingkat rendah sebesar 57% yang ditandai oleh 4 orang pemimpin dan berada di tingkat paling tinggi sebesar 43% oleh 3 orang pemimpin. 2. Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan secara Keseluruhan Analisis tingkat kepuasan karyawan terhadap gaya kepemimpinan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6 Persentase distribusi tingkat kepuasan karyawan terhadap gaya kepemimpinan secara keseluruhan Tingkat Kepuasan Kepemimpinan Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Jumlah Persentase 14% 28% 28% 28% Sehingga, rata-rata tingkat kepuasan karyawan terhadap gaya kepemimpinan pemimpinnya, berada pada posisi tingkat kepuasan yang rendah, yang dijelaskan pada masingmasing persentase tidak puas dan sangat tidak puas sebesar 28%. E. KESIMPULAN Tingkat perkembangan karyawan merupakan penilaian dari persepsi pemimpin mengenai penampilan kerja, kesiapan, motivasi dan keyakinan diri mengenai bawahan 63

13 langsungnya. Sebagian besar karyawan telah berada di tingkat perkembangan P4 (41%) sebanyak 16 orang karyawan. Perbandingan ini sangat sedikit berbeda jika dibandingkan dengan 15 orang karyawan juga telah berada di tingkat perkembangan P3 (38%).Sehingga, jika disimpulkan bahwa sebanyak 31 karyawan dari 40 karyawan yang diteliti telah berada pada tingkat perkembangan yang tinggi. Jika dikaitkan dengan karakteristik responden dimana sebagian besar karyawan adalah pria (70%) dengan masa kerja 3 sampai 5 tahun dengan tingkat pendidikan S1 (48%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata karyawan telah kenal dengan suasana kerja perusahaan dan telah terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya selama ini. Gaya kepemimpinan utama yang paling sering digunakan oleh pemimpin perusahaan adalah gaya kepemimpinan delegasi sebanyak 57%. Walaupun ada juga pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan direktif sebesar 29%. Sementara, Gaya kepemimpinan partisipasi sebesar 14%. Tidak ada yang menggunakan gaya kepemimpinan membimbing (coaching) sebagai gaya kepemimpinan utamanya. Gaya kedua yang pernah digunakan digunakan oleh para pemimpin adalah gaya kepemimpinan partisipasi sebesar 50%. Sebagian pemimpin juga mengganti gaya kepemimpinannya dengan gaya kepemimpinan membimbing sebesar 36% dan gaya kepemimpinan delegasi sebesar 14 %. Serta tidak ada pemimpin yang mengganti gaya kepemimpinannya dengan gaya kepemimpinan direktif (0%) Gaya kepemimpinan yang dikembangkan adalah gaya kepemimpinan yang dianggap tidak pernah digunakan oleh pemimpin. Paling besar, gaya yang tidak pernah digunakan adalah gaya kepemimpinan direktif sebesar 57%. Pergantian gaya kepemimpinan disebut dengan fleksibilitas gaya kepemimpinan yang merupakan kemampuan pemimpin untuk mengubah gaya kepemimpinannya menurut situasi dan perkembangan karyawan. Tingkat fleksibilitas pemimpin secara keseluruhan dianggap rendah, sehingga rata-rata pemimpin tidak mengubah gaya kepemimpinannya karena menggangap situasi pekerjaan yang cenderung tidak berubah serta bawahan yang mempunyai masa kerja yang lama. Dengan gaya kepemimpinan yang cenderung berada pada gaya kepemimpinan Delegasi, tetapi tidak sesuai dengan perkembangan bawahan yang masih berada di tingkat perkembangan 3 atau bawahan (follower) yang mampu tetapi sangat berhati-hati dalam menampilkan disebut dengan Capable but Cautious Performer. Pada tahap ini. bawahan (follower) sudah mampu menyelesaikan pekerjaannya banyak tanpa campur tangan dari pemimpin. Tetapi saat pemimpin mulai mempercayai kompetensinya, bawahan (follower) tersebut malah merasa tidak yakin akan pekerjaan yang dikerjakannya sendiri tanpa bantuan pemimpin. Mereka mulai menolak pekerjaan dan rasa ketertarikan pada pekerjaan mulai hilang karena dibayangi rasa takut berbuat kesalahan. Hasil penelitian menunjukkan, gaya kepemimpinan dan tingkat perkembangan bawahan tidak berada di tingkat yang sama, sehingga tingkat kesesuaian belum efektif. Rata-rata efektifitas gaya kepemimpinan yang digunakan masih rendah, sebesar 57%. Dengan hasil tersebut maka, tingkat kepuasan karyawan menjadi rendah yang ditunjukkan oleh persentase sebesar 56%. 64

14 F. SARAN Gaya kepemimpinan Situasional yang diberikan oleh Hersey dan Blanchard, adalah jumlah dari arahan (directive) dan dukungan (support) yang diberikan oleh pemimpin. Prinsip dasar dari kepemimpinan Situasional ini adalah seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk dapat menilai tingkat kemampuan (ability) dan tingkat kemampuan (willingness) dari bawahannya. Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pemimpin, agar dapat efektif dalam menjalankan Kepemimpinan Situasional II yaitu pemimpin harus mempunyai: 1. Kemampuan mendiagnosa (diagnosis) Kemampuan mendiagnosa pertama adalah menetapkan level perkembangan yang akan dilakukan, yaitu dengan dua cara: a) Melihat kompetensi Bawahan (Follower) Kompetensi adalah jumlah pengetahuan dan keahlian yang ada didalam individu bawahan (follower) yang digunakan untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan tugas. Untuk menentukan seberapa besar kompetensi seseorang, dilihat dari penampilan kerjanya (performance). Penampilan pekerjaan dapat berupa bagaimana cara menyelesaikan laporan, mengatur/ mengorganisasi pekerjaan, menyelesaikan masalah dan cara berkomunikasi ketika menyelesaikan pekerjaan tersebut. Termasuk juga seberapa waktu yang digunakan dan apakah tepat waktu. Kompetensi dapat ditingkatkan melalui pendidikan formal, pelatihan, pengalaman dan dapat meningkatkan waktu arahan dan dukungan. b) Komitmen Komitmen adalah berhubungan dengan motivasi dan kepercayaan diri seseorang bawahan (follower) untuk menyelesaikan tugas tertentu yang diberikan. Seberapa tertarik dan semangatnya akan pekerjaan yang diberikan. Seberapa besar keyakinannya untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika tingkat motivasi dan konfidensinya tinggi, maka komitmennya tinggi. 2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri (Flexibility) Ketika pemimpin sudah merasa mampu menggunakan Gaya Kepemimpinan Situasional II, maka tugas pemimpin selanjutnya adalah mampu menyesuaikan diri. Ketika seorang bawahan (follower) sudah dapat melewati salah satu level perkembangan, maka gaya kepemimpinannya harus disesuaikan. Menurut penelitian Blanchard 18, bahwa kebanyakan pemimpin lebih menyukai satu gaya kepemimpinan. Pada kenyataannya, 54% pemimpin menggunakan satu gaya, 35% menggunakan 2 gaya dan 10% pemimpin menggunakan 3 gaya, hanya 1% pemimpin yang menggunakan 4 gaya. Untuk lebih efektif, maka pemimpin harus menggunakan gaya yang berbedabeda. 18 Drea Zigarmi, Carl Edeburn, and Ken Blanchard, Gettingto Know the LBAII: Research, Validity, and Reliability of the Self and Other Forms, 4th Edition (Escondido, CA: The Ken Blanchard Companies, 1997) 65

15 3. Menjadi teman dalam penyelesaian tugas (Partnering for performance) Langkah selanjutnya adalah pemimpin lebih meningkatkan lagi jumlah dan kualitas berkomunikasi dengan bawahan (follower). Hal ini disebabkan karena komunikasi yang disampaikan oleh pemimpin sering salah interpretasi oleh bawahan (follower). Sebagai contohnya ketika seorang pemimpin mendelegasikan sebuah pekerjaan kepada seorang bawahan (follower). Para pemimpin di PT Jalawave Cakrawala Bandung, khususnya di kantor pusat, hendaknya mengadaptasikan berbagai gaya sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapi bagi terciptanya tujuan kelompok dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Jika gaya kepemimpinan sesuai dengan yang ada belum efektif, maka tingkat kepuasan karyawan terhadap pimpinan akan tinggi yang berakibat pada performance kerja karyawan secara keseluruhan. Para pemimpin dapat melakukan suatu kepemimpinan transformasional, demi terciptanya sumber daya manusia yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Agus Dharma, SH, M.Ed., Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Para Manajer, Penerbit CV. Sinar Baru, Jakarta. 1984, p.77. Fiedler, F. E., Chemers, M. M. and Mahar, L. (1976) Improving leadership effectiveness: The leader match concept, New York: John Wiley and Sons. Fred Luthans.Organizational Behaviour. McGraw Hill. Singapore.2008.p.447 Hersey and K.H. Blanchard, Organizational Behavior: Utilizing Human Resources, 6th ed. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1993).p.127 Ken Blanchard Leading at a Higher Level.New Jersey: FT Press Kootnz, Harold dan Heinz Weihrich, Essential of management. 5 th Edition,, Singapore: McGraw_Hill Book. editor Hutauruk, 1996:146 Kotter, John P., 1998, The Leadership Factor, The Fee Press, New York: A Division of MacMillan Inc. Rivai, Veithzal., Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Robbins, P.Stephen., Perilaku Organisasi (Alih Bahasa Benyamin Molan),Edisi Kesepuluh Jakarta: PT Indeks Veitzal Rifai, Manajemen Sumber Daya Manusia, Grafindo, Jakarta, 2003 Yulk, Gary. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Penerbit PT Indeks Jakarta. Jurnal : C.F. Fernandez and R.P.Vecchio, "Situational Leadership Theory Revisited: A Test of an Across- Jobs Perspective," Leadership Quarterly, Vol.8, No. 1, 1997, p. 67.(Akses 12 Maret 2011). Jui-Chen Chen, Colin Silverthorne, (2005) "Leadership effectiveness, leadership style and employee readiness", Leadership & Organization Development Journal, Vol. 26 Iss: 4, pp , akses 20 Mai

Pengembangan Kepemimpinan

Pengembangan Kepemimpinan Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Pengembangan Kepemimpinan KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Mahasiswa dapat mengetahui tentang kepemimpinan situasional Pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden karyawan tetap pada

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR 27 GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR Florensia Limantara dan Roy Setiawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

LEADERSHIP IN A DYNAMIC ENVIRONMENT

LEADERSHIP IN A DYNAMIC ENVIRONMENT LEADERSHIP IN A DYNAMIC ENVIRONMENT ABOUT ME PARTONO, Arif 1967, May S1 1991 Unpar S2 1994 Unpad S3 2016 (in progress) Legal, Retail, Franchise, HR, OB, KM, Telco 1991 Store Spv 1994 - Training Coord 1999

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, ABSTRAK Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah factor kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan yang ingin

Lebih terperinci

Leadership and The One Minute Manager.indd 3

Leadership and The One Minute Manager.indd 3 Leadership and the ne Minute Manager Meningkatkan Efektivitas Melalui Kepemimpinan Situasional II Ken Blanchard #1 New York Times Bestselling Coauthor of The One Minute Manager Patricia Zigarmi Drea Zigarmi

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA BIDANG PADA SELURUH UNIT KERJA KANTOR REGIONAL V BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA BIDANG PADA SELURUH UNIT KERJA KANTOR REGIONAL V BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA BIDANG PADA SELURUH UNIT KERJA KANTOR REGIONAL V BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Nama Penulis: Valendo Batara Dosen Pembimbing: Afiati Indri Wardani Program

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN SITUASI. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si. MM

KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN SITUASI. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si. MM KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN SITUASI Dr. Alimatus Sahrah, M.Si. MM Kerangka Teori-Teori Kepemimpinan Great Man Theory & Trait Theory Teori Perilaku & Teori Kepemimpinan Partisipasi Teori Situasi Teori Kontigensi

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 188~192 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN 188 Isah Aisyah 1, Srie Wijaya Kesuma Dewi 2 1 Universitas BSI

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan berisikan teori-teori mengenai variable-variable, teori subjek penelitian yang akan diteliti dan juga kerangka berfikir. Teori variable akan terdiri dari teori

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi, kelompok atau masyarakat tentunya membutuhkan dan memiliki pemimpin. Masyarakat yang ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun

Lebih terperinci

ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT RAJAWALI INTI PROBOLINGGO

ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT RAJAWALI INTI PROBOLINGGO ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT RAJAWALI INTI PROBOLINGGO Sinta Luciana Rio Margadinata Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

KEPEMIMPINAN DOSEN : DIANA MA RIFAH KEPEMIMPINAN DOSEN : DIANA MA RIFAH MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN Kepemimpinan (Leadership) Merupakan proses mengarahkan & mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok Ada

Lebih terperinci

ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. INTI KARYA UTAMA

ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. INTI KARYA UTAMA ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. INTI KARYA UTAMA Melly Cahyani dan Roy Setiawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI HALAMAN ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Kinerja dan Kompensasi Oleh Maulya Septiani (125030200111113) Robertus Jovian (125030200111123)

Lebih terperinci

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 2011 1 MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN 1. Tujuan Instruksional Umum Dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan. viii

ABSTRAK. Kata Kunci : partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan. viii ABSTRAK Penelitian ini meneliti pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai tipe budaya organisasi pada organisasi penelitian internasional X Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi deskriptif

Lebih terperinci

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat

Lebih terperinci

OLEH: ARDI YULIANTO LEMBONO

OLEH: ARDI YULIANTO LEMBONO PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL SERTA KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR BEJI PASURUAN OLEH: ARDI YULIANTO LEMBONO

Lebih terperinci

PEOPLE HANDLING AND CONFLICT MANAGEMENT IN BUSINESS. Josua Tarigan, SE, MBA, CMA, CFP, CSRS, CSRA

PEOPLE HANDLING AND CONFLICT MANAGEMENT IN BUSINESS. Josua Tarigan, SE, MBA, CMA, CFP, CSRS, CSRA PEOPLE HANDLING AND CONFLICT MANAGEMENT IN BUSINESS Josua Tarigan, SE, MBA, CMA, CFP, CSRS, CSRA CAN YOU HANDLE PEOPLE? S (Setuju); TT (Tidak Tahu); TS (Tidak Setuju) 1. Jika saya jadi pimpinan maka saya

Lebih terperinci

Aspek Kepemimpinan dalam Manajemen Proyek

Aspek Kepemimpinan dalam Manajemen Proyek Aspek Kepemimpinan dalam Manajemen Proyek APAKAH LEADERSHIP? Bennis, 1959 : Proses seseorang mempengaruhi bawahan untuk berperilaku sesuai yang diinginkan Fiedler, 1967 : Mengarahkan & mengkordinasikan

Lebih terperinci

Bab 5 Simpulan, Diskusi, Saran

Bab 5 Simpulan, Diskusi, Saran Bab 5 Simpulan, Diskusi, Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil uji korelasi spearman menunjukan bahwa adanya hubungan antara tipe gaya kepemimpinan situasional terhadap stres kerja pada karyawan di Jakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Persaingan yang semakin ketat membuat banyak organisasi menyadari pentingnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas dan memiliki komitmen yang tinggi untuk mampu mendorong

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja karyawan

ABSTRAK. Kata kunci: kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja karyawan ABSTRACT This study aims to determine the relationship between financial compensation, leadership style and motivation to the employee s performance of company. The number of respondent in this study were

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI KABUPATEN SIJUNJUNG

PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI KABUPATEN SIJUNJUNG PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI KABUPATEN SIJUNJUNG Neni Marlina Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstact The background

Lebih terperinci

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Jurnal Telematika, vol. 9 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Anggoro Prasetyo Utomo #1 Karinka Priskila Tehupeiory #2

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi CV X Bandung, dengan menggunakan metode studi deskriptif terhadap 42 orang karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (devinisi operasional dan hipotesis), subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (devinisi operasional dan hipotesis), subjek BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (devinisi operasional dan hipotesis), subjek penelitian (populasi, karakteristik, dan teknik pengambilan sampel), desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan 299 BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Kesesuaian antara nilai nilai individu dosen tetap dengan organisasi (person-organization

Lebih terperinci

ENYKA CUMALLA SARI B100

ENYKA CUMALLA SARI B100 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan) Hary Prima Indianto Djudi Mukzam Arik Prasetya Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN Noerlina Jurusan komputer Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya menjalankan usaha, setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa maupun industri pasti memiliki tujuan yang harus dicapai dan

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku Abstract PT. Wenang Permai Sentosa continues to create

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komitmen organisasional merupakan faktor penting bagi setiap karyawan agar dapat loyal pada suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaannya akan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi

BAB II LANDASAN TEORI. Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi BAB II LANDASAN TEORI A. Kesejahteraan Psikologis 1. Definisi Kesejahteraan Psikologis Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

MSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

MSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Handout 10 Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia Latar belakang Organisasional dan Gaya individual Dalam sessi ini akan disampaikan hal-hal yang terjadi dan berlaku dalam suatu organisasi yang melatar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GAYA KEPEMIMPINAN DI KANTOR PUSAT PT (PERSERO) ANGKASA PURA II

PENERAPAN MODEL GAYA KEPEMIMPINAN DI KANTOR PUSAT PT (PERSERO) ANGKASA PURA II PENERAPAN MODEL GAYA KEPEMIMPINAN DI KANTOR PUSAT PT (PERSERO) ANGKASA PURA II PROYEK AKHIR Oleh: Garnita Pratiwi NIM : 29104192 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DI SEKOLAH

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DI SEKOLAH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DI SEKOLAH Media Agustina 1, Kusmintardjo 2, Mohammad Huda AY 3 E-mail: meychabee@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : WASTI SEMBIRING

SKRIPSI OLEH : WASTI SEMBIRING SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL PADA PT. FANTASI UTAMA NUSANTARA HILLPARK SIBOLANGIT OLEH : WASTI SEMBIRING 080521109

Lebih terperinci

Keywords: User competence, leadership style, and performance of accounting information system.

Keywords: User competence, leadership style, and performance of accounting information system. PENGARUH KOMPETENSI PENGGUNA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Survei Perusahaan Asuransi Kota Bandung) ¹Wita Yunita, ²Nunung Nurhayati, ³Magnaz L.Oktaroza ¹.²,³ Prodi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT INDONUSA TELEMEDIA (TRANSVISON) REGIONAL OFFICE SUMBAGUT MEDAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT INDONUSA TELEMEDIA (TRANSVISON) REGIONAL OFFICE SUMBAGUT MEDAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT INDONUSA TELEMEDIA (TRANSVISON) REGIONAL OFFICE SUMBAGUT MEDAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

Key Words: Situational Leadership and Employee s Performance.

Key Words: Situational Leadership and Employee s Performance. ABSTRACT In order to improve the company's performance in maintaining survival, the company is trying to fix aspects of leadership and performance level of employees. Situational leadership is the interaction

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN MANAGER OPERASIONAL PT. BANK X CABANG PAMANUKAN. Lisa Widawati, Wilma Wirachmaria Sari

STUDI DESKRIPTIF TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN MANAGER OPERASIONAL PT. BANK X CABANG PAMANUKAN. Lisa Widawati, Wilma Wirachmaria Sari STUDI DESKRIPTIF TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN MANAGER OPERASIONAL PT. BANK X CABANG PAMANUKAN Lisa Widawati, Wilma Wirachmaria Sari l_wido@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya

Lebih terperinci

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab l Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini banyak membawa perubahan, baik itu perubahan pada manusia, alam ataupun teknologi. Perubahan ini juga telah menyebabkan pola berpikir

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. TRI TUNGGAL ABADI

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. TRI TUNGGAL ABADI ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. TRI TUNGGAL ABADI Jessica Vidya Lukijanto, Roy Setiawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN Adman, S.Pd, M.Pd

PENGANTAR MANAJEMEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN Adman, S.Pd, M.Pd PENGANTAR MANAJEMEN Adman, S.Pd, M.Pd Email: fuad_adm@yahoo.com UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN TUJUAN Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

Budiawan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Abstrak. Kondominium Kintamani dengan memiliki 4 Tower yaitu Tower A, Tower B, Tower C,

Budiawan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Abstrak. Kondominium Kintamani dengan memiliki 4 Tower yaitu Tower A, Tower B, Tower C, ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA, MOTIVASI KARYAWAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA ORGANISASI PT. INTILAND Tbk (STUDI KASUS: KONDOMINIUM

Lebih terperinci

Teori Kepemimpinan Fiedler

Teori Kepemimpinan Fiedler TEORI SITUASIONAL Model Fiedler Tiga aspek situasi yang menentukan efektivitas kepemimpinan 1. Hubungan pemimpin anggota. (baik atau buruk) Baik, bila pemimpin memiliki dukungan dan kesetiaan bawahan

Lebih terperinci

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) Abstract Politic is a life reality in an organization.

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT PRAMONO IRINDO JAYA

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT PRAMONO IRINDO JAYA AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 314 GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT PRAMONO IRINDO JAYA Yohanes Calvin Gunawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI YOKOBENTO CABANG KOTA BEKASI

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI YOKOBENTO CABANG KOTA BEKASI PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI YOKOBENTO CABANG KOTA BEKASI SKRIPSI Oleh: Ayu Dewi 201110415010 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan penerbangan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Pada saat ini persaingan di dunia penerbangan pun semakin ketat dengan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung 2010 1-1 Tujuan Pengajaran Definisi Leadership Traits theories Behavioral theories Contingency

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Kepemimpinan 2.1.1 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Leadership style, financial compensantion, and employee performance. viii

ABSTRACT. Keywords: Leadership style, financial compensantion, and employee performance. viii ABSTRACT Employee performance variable (Y) is an important aspect in an organization, because it can determine the capability, productivity and service levels that can in target them. Leadership style

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, maka salah satu usaha pengembangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, maka salah satu usaha pengembangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Untuk menyeleraskan antara kondisi perusahaan dengan situasi kompetisi yang ada saat ini, maka salah satu usaha pengembangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam sebuah organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah organisasi. Disamping

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK (UKM) merupakan institusi pendidikan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan UKM dalam persaingan global adalah sumber daya manusia (SDM). SDM berhubungan dengan kondisi internal dan eksternal.

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi, maka organisasi tersebut harus dapat mengembangkan potensi SDM dan memperketat budaya sehingga mampu menyesuaikan dengan perubahan. Adanya kesesuaian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Total Quality Management, Leadership Style, Productive Behavior of Employees, Company Performance. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Total Quality Management, Leadership Style, Productive Behavior of Employees, Company Performance. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The upcoming AEC which will be applied at the end of 2015 Global competition will be perceived in each company with more extensive environment. This situation encourages each company to improve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Pay satisfaction; management compensation; employee performance. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Pay satisfaction; management compensation; employee performance. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Generally, a company existed to fulfill human desire for goods and service. In the realization there is always an interaction between a company with their environment. At the end, an interaction

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL DAN GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Baedawi (2004) dengan judul Pengaruh gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Komponen-komponen yang

Lebih terperinci

Oleh: Arni Lisnawati. Abstraksi. Keyword : Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, Komitmen Organisasi

Oleh: Arni Lisnawati. Abstraksi. Keyword : Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, Komitmen Organisasi PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. POS INDONESIA WILAYAH SURABAYA SELATAN Oleh: Arni Lisnawati Abstraksi Dengan kecanggihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara lain, menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan)

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan) PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan) Neno Apriyanto Kusuma Mochammad Djudi Arik Prasetya Fakultas

Lebih terperinci

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Kinerja dan Kompensasi Oleh Maulya Septiani (125030200111113) Robertus Jovian (125030200111123)

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO Noldison Lotje Sontje M. Sumayku Sofia A. P. Sambul Abstraks. Background of this research conducted

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : atasan menerapkan gaya kepemimpinan Initianting Structure dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : atasan menerapkan gaya kepemimpinan Initianting Structure dan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di bab 5, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : audit, audit operasional, kinerja karyawan. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : audit, audit operasional, kinerja karyawan. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Karyawan merupakan salah satu sumber daya utama pada perusahaan yang perlu diperhatikan kinerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bersaing pada era globalisasi ini. Kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Hoyt (2005:P6) Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Hoyt (2005:P6) Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kepemimpinan Menurut Hoyt (2005:P6) Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni memengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan aktivitasnya selalu didukung dengan adanya manajemen kerja yang efektif dan hal tersebut merupakan kunci keberhasilan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: operational audit, effectiveness, internal control, purchase. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: operational audit, effectiveness, internal control, purchase. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The situation of tight competition, require company to maintain its company operational continuity in order to be able to compete with other companies. Management must believe that one factor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lain. Keberhasilan suatu perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu alat utama yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu alat utama yang mendukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu alat utama yang mendukung kelangsungan kehidupan suatu departemen atau institusi (Munandar 2001). Hasibuan (2005) selanjutnya

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior. Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada UD. Kariasih di Mengwi Badung Nama : I Putu Adi Satyawan NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal ataupun informal, membutuhkan seorang pribadi pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk

Lebih terperinci

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization Abstract This study was conducted to verificate communication supervisor and its impact on job satisfaction

Lebih terperinci

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) ABSTRAK Sumberdaya manusia mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan karena sumberdaya manusia adalah aset organisasi yang sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Budaya Organisasi pada Karyawan Bank X Kantor Cabang Y Bandung. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran budaya organisasi pada

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama Manajemen Sumber Daya Manusia

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama Manajemen Sumber Daya Manusia digilib.uns.ac.id PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KINERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Psychological contract, transactional, relational, balanced. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Psychological contract, transactional, relational, balanced. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tipe psychological contract yang berkaitan dengan diberlakukannya komitmen DCL pada karyawan departemen production di PT X Bandung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perusahaan yaitu budaya perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki budaya khas yang dominan di dalamnya,

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Lebih terperinci

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN LANGSUNG DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SIJUNJUNG

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN LANGSUNG DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SIJUNJUNG PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN LANGSUNG DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SIJUNJUNG Ferdy Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study phenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan karyawan Koperasi Prima Mandiri Pati. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas

Lebih terperinci