ANALISA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA AMBON ADITIA KINARANG M ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA AMBON ADITIA KINARANG M ( )"

Transkripsi

1 ANALISA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA AMBON ADITIA KINARANG M ( )

2 BAB I PENDAHULUAN

3 LATAR BELAKANG Seiring dengan pertumbuhan penduduk di pulau Ambon dan juga pertumbuhan pusat-pusat perekonomian masyarakat yang terus berkembang, juga berpengaruh terhadap tingkat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di kota Ambon.hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah kecelakaan sejak 5 tahun terakhir. Penyebab kecelakaan bisa disebabkan karena pemakai jalan,kendaraan,jalan itu sendiri ataupun lingkungan sekitar.dari hal-hal tersebut di atas maka perlu ada analisa kecelakaan untuk mengetahui besarnya kerugian yang dialami dari segi material maupun non material.

4 PERMASALAHAN Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Berapa besarnya Accident Rate di setiap ruas jalan di Ambon berdasarkan klasifikasi status jalan dan bagaimana karakteristik kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan korban untuk setiap kualifikasi jalan? 2. Berapa besarnya kerugian ekonomi akibat kecelakaan yang melibatkan korban meninggal dunia dan luka-luka di kota Ambon? 3. Seperti apa diagram tabrakan (collison diagram) di ruas jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan? 4. Dimana letak Black Spot ruas jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan?

5 TUJUAN Guna menyelesaikan permasalahan yang ada, maka tugas akhir ini memiliki beberapa tujuan yaitu : 1. Menghitung besarnya Accident Rate pada jalan di kota Ambon berdasarkan klasifikasi status jalan dan mengetahui bagaimana karakteristik kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan korban untuk setiap kualifikasi jalan. 2. Menghitung besarnya kerugian ekonomi akibat kecelakaan yang melibatkan korban meninggal dunia dan luka-luka di kota Ambon. 3. Membuat Collision Diagram di ruas jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan. 4. Menentukan letak Black Spot di ruas jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan.

6 LINGKUP PEKERJAAN DAN BATASAN MASALAH 1. Masalah kecelakaan yang dibahas adalah masalah kecelakaan yang terjadi di wilayah ruas jalan kota Ambon saja. 2. Daerah penelitian meliputi kawasan Kota Ambon saja. 3. Data-data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Untuk data primer adalah hasil survey geometrik jalan. Untuk data-data sekunder didapatkan dari pihak-pihak terkait. Data kecelakaan merupakan data kecelakaan selama 5 tahun terakhir ( ) yang didapat dari polres Kota Ambon. 4. Tidak membahas hubungan antara jumlah kecelakaan dan terhadap kecepatan, berdasarkan tipe (trend) kecelakaan. 5. Tidak membahas hubungan antara jumlah kecelakaan terhadap cuaca. 6. Tidak membahas penanggulangan kecelakaan. 7. Karena keterbatasan data, perhitungan nilai ekonomi akibat kecelakaan dihitung berdasarkan Metode The Gross Output (Human Capital) yang dijadikan pedoman dasar perhitungan biaya kecelakaan di Indonesia oleh Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum Tahun Kemudian dibatasi lagi, studi hanya dilakukan berdasarkan biaya korbanmeninggal dunia dan korban luka-luka (tingkat keparahan korban).

7 MANFAAT PENELITIAN 1. Dapat mengetahui besarnya Accident Rate pada setiap jalan di Kota Ambon berdasarkan klasifikasi status jalan dan karakteristik kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan korban. 2. Mengetahui besarnya kerugian ekonomi akibat kecelakaan yang melibatkan korban meninggal dunia dan luka-luka di kota Ambon. 3. Mengetahui pola kecelakaan melalui Collision Diagram, di ruas jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan. 4. Mengetahui letak Black Spot di ruas Jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan.

8 Sumber:Polres Ambon dan PP lease TABEL JUMLAH KECELAKAAN DI PULAU AMBON ( )

9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

10 UNSUR-UNSUR LALU LINTAS Unsur-unsur lalu lintas, elemen-elemen keamanan jalan raya, dan Faktor penyebab kecelakaan : 1.pemakai jalan (road users) 2.kendaraan 3.jalan (road) 4.Lingkungan (environment)

11 VOLUME DAN PERANGKAT PENGATUR LALU LINTAS Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu ruas jalan per satuan waktu,dan karena itu diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu.dalam beberapa hal lalu lintas dinyatakan dengan lalu lintas Harian Rata-rata pertahun (AADT=Average Annual Daily Traffic) atau lalu lintas harian Rata-rata (LHR) bila pengamatannya kurang dari 1. Perangkat tersebut dapat berupa : 1. Marka (traffic markings) 2. Rambu-rambu lalu lintas (traffic signs) 3. Lampu-lampu pengatur (traffic signals) dan 4. Tanda-tanda yang ditempatkan di luar jalan,di sisi jalan ataupun menggantung di atas jalan untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan.

12 PERHITUNGAN ANGKA KECELAKAAN Menurut KADIYALI (1983) membagi kecelakaan menjadi : 1.Berdasarkan korban kecelakaan a.kecelakaan luka fatal b.kecelakaan luka berat c.kecelakaan Luka ringan 2.Berdasarkan posisi kecelakaan Posisi kecelakaan lalu lintas di jala raya mungkin dalam posisi :tabrak depan,tabrak belakang,tabrak samping,tabrak sudut,kehillangan kendali Angka Kecelakaan Lalu Lintas Dirumuskan: Dimana: R=C/V R=Kecelakaan luka-luka per sejuta kilometer kendaraan per tahun /Kematian per 100 juta kilometer kendaraan per tahun. C=Jumlah kecelakaan luka-luka per tahun x 10 6 / Jumlah kematiankematian per tahun x 10 6 V= Panjang jalan (Km) x arus lalu lintas per tahun

13 Estimasi Biaya Satuan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Biaya satuan korban kecelakaan lulu lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : BSKOj (Tn) = BSKOj (T0) x (1 + g) t BBKO (Tn) = JKOj x BSKOj (Tn) Dimana : BSKOj (Tn) = Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban. BSKOj (T0) = Biaya satuan korban kecelakaan pada tahun awal untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban. BBKO (Tn) = Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah dalam rupiah/tahun. JKOj = Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban dalam korban/tahun. g g = = Tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan, dalam % (nilai default 11%) Tn = Tahun perhitungan biaya korban T0 = Tahun dasar perhitungan biaya korban (Tahun 2003) T = Selisih tahun perhitungan (Tn T0) J = Kategori korban

14 DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) Mengidentifikasi : 1. Dari data kecelakaan yang diperoleh, dilakukan inventarisasi tempattempat yang dianggap rawan kecelakaan 2. Melakukan seleksi awal terhadap tempat-tempat yang rawan kecelakaan yang telah terinventarisasi, dengan maksud agar dapat dipilih lokasi-lokas rawan kecelakaan yang perlu diteliti lebih lanjut 3. Dari pilihan lokasi, kemudian dilakukan peelitian awal terhadap lokasi yang dimaksud. 4. Kemudian menyusun daftar urut lokasi rawan kecelakaan, untuk diusulkan agar dilakukan penelitian lebih mendalam

15 DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) B.Diagnosis : 1. Melakukan pengumpulan data dan fakta ke lokasi-lokasi dimaksud untuk melengkapi data laopran kecelakaan lalu lintas 2. Melakukan analisis, untuk menghasilkan informasi mengenai pola kecelakaan lalu lintas, faktor-faktor penyebab, serta dampak yang ditimbulkan. 3. Pada langkah ini dilakukan penelitian perilaku manusia pada setiap lokasi yang dipilih dari hasil analisis. 4. Setelah diketahui letak Black Spot di suatu ruas jalan,maka dari situ dapat dilakukan implementasi penanggulangan kecelakaan di lokasi-lokasi tersebut

16 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

17 METODOLOGI 1. Study/tinjauan Pustaka 2. Pengumpulan data berupa: -Data kecelakaan -LHR -Data panjang dan lebar jalan -Data tipe jalan berdasarkan jalur dan lajur. 3. Mengolah dan menganalisa data 4. Kesimpulan dan Saran

18 DIAGRAM METODOLOGI PENELITIAN Start PENDAHULUAN Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan dan batasan-batasan masalah TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori-teori penunjang yang diperlukan dalam penelitan ini PENGUMPULAN DATA 1. Data kecelakaan 2. Data panjang jalan 3. Data volume lalu lintas, dll ANALISA DATA 1. Merekap data-data sekunder yang telah diperoleh seperti data kecelakaan, data panjang jalan dan data volume lalu lintas. 2. Menghitung besarnya accident rate untuk masing-masing lokasi studi kemudian menganalisa hasilnya berdasarkan jenis lajur jalan kota Ambon 3. Menghitung nilainya kerugian ekonomi yang timbul akibat kecelakaan, berdasarkan tingkat keparahan korban. Kesimpulan & Saran

19 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

20 DATA RUAS JALAN NO KECAMATAN TELUK DALAM NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) 1 JL.SULI KOTA 6,20 6,00 2 JL.DURIAN PATAH - HITU PROPINSI 2,10 5,00 TIPE JALAN 4/2 UD 2/1 UD 2/2 UD 3 JL.TAWIRI - LAHA KOTA 2,60 5,00 4 JL.DALAM DESA LAHA KOTA 2,60 4,00 2/2 UD 5 JL.DALAM DESA TAWIRI KOTA 2,60 3,00 2/2 UD 6 JL.HATIVE KOTA 2,60 3,00 2/2 UD 7 JL.DUSUN RIANG KOTA 2,60 3,00 2/2 UD 8 JL.RUMAH TIGA KOTA 7,20 5,00 2/2 UD 9 JL.DALAM DESA RUMAH TIGA KOTA 4,36 4,00 2/2 UD 10 JL.SULTAN HAIRUN KOTA 1,78 4,00 2/2 UD KECAMATAN BAGUALA NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR 1 JL.GALALA - PASSO NASIONAL 7,80 7,00 4/2 UD 2 JL.PASSO - TULEHU NASIONAL 3,00 5,00 2/1 UD 3 JL.PIERRE TENDEAN NASIONAL 6,14 7,00 4/2 UD 4 JL.PASSO - HUTUMURI PROPINSI 12,47 4,00 2/1 UD 5 JL.DALAM KELURAHAN LATERI I - III KOTA 3,34 3,00 2/2 UD 6 JL.DALAM DESA PASSO KOTA 5,98 3,00 2/1 UD 7 JL.PERTANIAN KOTA 1,30 3,00 2/2 UD 8 JL.DALAM DESA HALONG BARU III KOTA 1,40 5,00 2/2 UD 9 JL.DIPONEGORO KOTA 1,37 4,00 2/2 UD 10 JL.DALAM DESA WAIHERU KOTA 1,98 3,50 2/1 UD 11 JL.KOMPLEKS BTN WAIHERU KOTA 2,15 3,00 2/2 UD 12 JL.DALAM BTN NEGERI LAMA KOTA 3,86 3,00 2/2 UD 13 JL HALONG ATAS STIA KOTA 2,87 3,00 2/2 UD 14 JL. SP HALONG ATAS - WAIPOMPA KOTA 3,92 4,00 2/2 UD 15 SULTAN HASANUDDIN KOTA 2,50 4,00 2/2 UD 16 JL.PASSO BATU GONG KOTA 0,95 4,00 2/2 UD 17 JL.SIRIMAU KOTA 2,40 3,00 2/2 UD

21 DATA RUAS JALAN KECAMATAN NUSANIWE NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR 1 JL.DR TAMAELA PROPINSI 0,75 4,50 2/2 UD 2 JL.DR SIWABESSY PROPINSI 1,10 5,00 2/2 UD 3 JL. DR MALAIHOLO PROPINSI 1,40 4,50 2/2 UD 4 JL. AMAHUSU - ERY PROPINSI 2,00 5,00 2/2 UD 5 JL. ERY - SILALE PROPINSI 1,50 5,00 2/2 UD 6 JL. SILALE - HUKUHURI PROPINSI 0,40 5,00 2/2 UD 7 JL. HUKUHURI - TG.LATUHALAT PROPINSI 3,90 4,50 2/2 UD 8 JL. SULTAN BABULLAH PROPINSI 0,72 3,50 2/1 UD 9 JL.DR SITANALA KOTA 0,35 4,00 2/1 UD 10 JL.SAID P. KOTA 0,33 3,50 2/2 UD 11 JL.DR APITULEY KOTA 0,32 4,00 2/2 UD 12 JL.PERMI KOTA 0,28 3,50 2/2 UD 13 JL.CHRISTINA TIAHAHU KOTA 0,18 3,00 2/2 UD 14 JL.MARDIKA KOTA 0,44 3,00 2/2 UD 15 JL.WAYARI & TAWIRI KOTA 0,19 3,00 2/2 UD 16 JL.KOMPLEKS WAIHAONG KOTA 1,50 3,00 2/1 UD 17 JL.KOMPLEKS SILALE KOTA 0,63 3,00 2/2 UD 18 JL.WOLTER MONGINSIDI KOTA 3,40 5,00 2/2 UD 19 JL.PATTIMAUW KOTA 0,45 3,00 2/2 UD 20 JL.POHON PULE KOTA 0,11 3,00 2/1 UD 21 JL.RIJALI KOTA 1,15 5,00 2/2 UD 22 JL.GUNUNG NONA KOTA 3,20 5,00 2/1 UD 23 JL.PATTIMURA KOTA 0,37 3,00 2/2 UD 24 JL.KERAMAT JAYA KOTA 1,00 3,00 2/2 UD 25 JL.KUDAMATI SIWANG SERI KOTA 7,20 4,00 2/2 UD 26 JL.DR KAYADOE KOTA 1,73 5,00 2/2 UD 27 JL.LORONG DR. KAYADOE KOTA 2,49 5,00 2/2 UD 28 JL.FARMASI ATAS KOTA 1,70 5,00 2/2 UD 29 JL.LORONG OSM KOTA 0,86 3,50 2/2 UD 30 JL.ASRAMA PELAYARAN KOTA 0,43 5,00 2/2 UD 31 JL.GUDANG ARANG KOTA 1,16 3,50 2/2 UD 32 JL.BENTENG ATAS KOTA 2,11 4,00 2/2 UD 33 JL.PANJAITAN KOTA 1,61 5,00 2/2 UD 34 JL.DOLOG KOTA 0,28 5,00 2/2 UD 35 JL.SAAR SOPAQUA KOTA 1,30 4,00 2/2 UD

22 DATA RUAS JALAN KEC. NUSANIWE (LANJUTAN) NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR 36 JL.KEBUN CENGKEH KOTA 0,30 3,00 2/2 UD 37 JENDRAL SUDIRMAN KOTA 2,84 5,00 2/2 UD 38 JL.SILALE AIRLOUW KOTA 1,45 3,00 2/2 UD 39 JL.HUKUHURI KOTA 1,43 3,00 2/2 UD 40 JL.SILALE MERCUSUAR KOTA 3,89 3,00 2/2 UD 41 JL.PARIGI DUA KOTA 0,83 3,00 2/2 UD 42 JL. WAILUSUNG KOTA 1,70 3,00 2/2 UD 43 JL.SISINGAMANGARAJA KOTA 0,45 3,00 2/2 UD 44 JL.LRG AMANAHUSE KOTA 0,22 3,00 2/2 UD 45 JL.DALAM DESA AMANHUSE KOTA 3,48 3,00 2/2 UD 46 JL.SETIA BUDI KOTA 0,78 3,50 2/2 UD KECAMATAN LEITIMUR NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR 1 JL.SOYA LATAHAI KOTA 1,90 3,00 2/2 UD 2 JL.HATALAI SIMPANG LIMA KOTA 4,85 5,00 2/2 UD 3 JL.SIMPANG LIMA HUKURILA KOTA 1,38 4,00 2/2 UD 4 JL.HUKURILA LEIHARI RUTONG KOTA 7,90 5,00 2/2 UD 5 JL.RUTONG HUTUMURI KOTA 1,65 3,00 2/2 UD 6 JL.RUTONG AIR BESAR KOTA 2,00 3,00 2/2 UD 7 JL. AMAHUSA KOTA 2,39 4,00 2/2 UD 8 JL.DALAM DESA HUKURILA KOTA 0,77 3,50 2/2 UD 9 JL.DALAM DESA LEIHARI KOTA 0,15 4,00 2/2 UD 10 JL.DESA HUTUMURI KOTA 1,41 3,50 2/2 UD 11 JL.DESA TIOISAPU KOTA 1,48 3,00 2/2 UD

23 DATA VOLUME LALU LINTAS KECAMATAN TELUK DALAM NO NAMA JALAN VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) JL.SULI JL.DURIAN PATAH - HITU JL.TAWIRI - LAHA JL.DALAM DESA LAHA JL.DALAM DESA TAWIRI JL.HATIVE JL.DUSUN RIANG JL.RUMAH TIGA JL.DALAM DESA RUMAH TIGA JL.SULTAN HAIRUN KECAMATAN BAGUALA VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) NO NAMA JALAN JL.GALALA - PASSO JL.PASSO - TULEHU JL.PIERRE TENDEAN JL.PASSO - HUTUMURI JL.DALAM KELURAHAN LATERI JL.DALAM DESA PASSO JL.PERTANIAN JL.DALAM DESA HALONG BARU JL.DIPONEGORO JL.DALAM DESA WAIHERU JL.KOMPLEKS BTN WAIHERU JL.DALAM BTN NEGERI LAMA JL HALONG ATAS STIA JL. SP HALONG ATAS - WAIPOMPA SULTAN HASANUDDIN JL.PASSO BATU GONG JL.SIRIMAU

24 DATA VOLUME LALU LINTAS KECAMATAN NUSANIWE VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) NO NAMA JALAN JL.DR TAMAELA JL.DR SIWABESSY JL. DR MALAIHOLO JL. AMAHUSU - ERY JL. ERY - SILALE JL. SILALE - HUKUHURI JL. HUKUHURI - TG.LATUHALAT JL. SULTAN BABULLAH JL.DR SITANALA JL.SAID P JL.DR APITULEY JL.PERMI JL.CHRISTINA TIAHAHU JL.MARDIKA JL.WAYARI & TAWIRI JL.KOMPLEKS WAIHAONG JL.KOMPLEKS SILALE NO NAMA JALAN VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) JL.WOLTER MONGINSIDI JL.PATTIMAUW JL.POHON PULE JL.RIJALI JL.GUNUNG NONA JL.PATTIMURA JL.KERAMAT JAYA JL.KUDAMATI SIWANG SERI JL.DR KAYADOE JL.LORONG DR. KAYADOE JL.FARMASI ATAS JL.LORONG OSM JL.ASRAMA PELAYARAN JL.GUDANG ARANG JL.BENTENG ATAS JL.PANJAITAN JL.DOLOG JL.SAAR SOPAQUA JL.KEBUN CENGKEH

25 DATA VOLUME LALU LINTAS KEC NUSANIWE (LANJUTAN) NO NAMA JALAN VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) JENDRAL SUDIRMAN JL.SILALE AIRLOUW JL.HUKUHURI JL.SILALE MERCUSUAR JL.PARIGI DUA JL.WAILUSUNG JL.SISINGAMANGARAJA JL.LRG AMANAHUSE JL.DALAM DESA AMANHUSE JL.SETIA BUDI KECAMATAN LEITIMUR NO NAMA JALAN VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) JL.SOYA LATAHAI JL.HATALAI SIMPANG LIMA JL.SIMPANG LIMA HUKURILA JL.HUKURILA LEIHARI RUTONG JL.RUTONG HUTUMURI JL.RUTONG AIR BESAR JL.AMAHUSA JL.DALAM DESA HUKURILA JL.DALAM DESA LEIHARI JL.DESA HUTUMURI JL.DESA TIOISAPU

26 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

27 JUMLAH KECELAKAAN DI SETIAP RUAS JALAN (JANUARI 2006 JANUARI 2007) NO NAMA JALAN JUMLAH KECELAKAAN TINGKAT KEPARAHAN KORBAN MD LB LR 1 JL.PIERRE TENDEAN JL.WOLTER MONGINSIDI JL.JENDRAL SUDIRMAN JL.SULTAN HASANUDDIN JL.PATTIMURA JL.SULTAN BABULLAH JL.MARDIKA JL.SULTAN HAIRUN JL.SAAR SOPAQUA JL.SAID P JL.SETIA BUDI JL.SIRIMAU JL.DR. TAMAELA JL.LATUHALAT JL.DR.SIWABESSY NO NAMA JALAN JUMLAH KECELAKAAN TINGKAT KEPARAHAN KORBAN MD LB LR 16 JL.KAYADOE JL.LATERI JL.KEBUN CENGKEH JL.CHRISTINA TIAHAHU JL.TULEHU JL.RIJALI JL.BATU GAJAH JL.DR.SITANALA JL.PARIGI DUA JL.SISINGAMANGARAJA JL.D.I PANJAITAN JL.SULI JL.AMAHUSA JL.WAILUSUNG JL.MALAIHOLO JL.DIPONEGORO DLL TOTAL

28 Presentase Jumlah kecelakaan di Setiap Ruas Jalan Kota Ambon Dari tabel Jumlah kecelakaan diperoleh prosentase rata-rata Accident Rate lalu lintas selama Januari Januari 2007 adalah: 1. Meninggal Dunia (MD) = 22,61 % 2. Luka Berat (LB) = 4,02 % 3. Luka Ringan (LR) = 73,37 %

29 Presentase Jumlah kecelakaan di Setiap Ruas Jalan Kota Ambon ( )

30 Perhitungan Accident Rate Accident Rate masing-masing ruas jalan pada tugas akhir ini dihitung dengan perumusan sebagai berikut : Accident Rate = Satuan : Jumlah korban kecelakaan = orang LHR = Vehicle/hari Panjang ruas jalan = kilometer Angka kecelakaan = orang per satu juta kilometer kendaraan pertahun

31 Contoh Perhitungan Accident Rate Lokasi Kecelakaan : Jl. Pierre Tendean Panjang ruas jalan : 6,14 Km Jumlah kecelakaan Januari 2006 s/d Januari 2007 Kejadian total dalam setahun = 14 kali Korban MD = 10 Korban LB = 1 Korban LR = 9 Volume Lalu lintas tahun 2006 = Vehicle/hari Maka besarnya Accident Rate pada ruas Jl. Pierre Tendean adalah : Accident Rate gol. MD = (10 x 10 6 )/ (23137)(6,13)(365) = 0,193 orang/sejuta km kendaraan pertahun Accident Rate gol. LB = (1 x 10 6 )/ (23137)(6,13)(365) = 0,02 orang/sejuta km kendaraan pertahun Accident Rate gol. LR = (9 x 10 6 )/ (23137)(6,13)(365) = 0,17 orang/sejuta km kendaraan pertahun

32 Hasil Perhitungan Accident Rate Januari Januari 2007 NO NAMA JALAN LHR (VEHICLE STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE JALAN JANUARI 2006-JANUARI 2007 ANGKA KECELAKAAN* / HARI) MD LB LR 1 PIERRE TENDEAN NASIONAL 6,14 7,00 4/2 UD 0,23 0,02 0,20 2 MONGINSIDI KOTA 3,40 5,00 2/2 UD 0,17 0,00 0,13 3 SUDIRMAN KOTA 2,84 5,00 2/2 UD 0,10 0,05 0,44 4 HASANUDDIN 4871 KOTA 2,50 4,00 2/2 UD 0,22 0,00 1,35 5 PATTIMURA 9517 KOTA 0,37 3,00 2/2 UD 0,00 0,00 1,56 6 BABULLAH 1716 KOTA 0,82 3,00 2/1 UD 1,95 0,00 0,00 7 MARDIKA 7718 KOTA 0,44 3,00 2/2 UD 0,81 0,00 0,00 8 SULTAN HAIRUN 9707 KOTA 1,78 4,00 2/2 UD 0,00 0,00 0,32 9 SAAR SOPAQUA KOTA 1,30 4,00 2/2 UD 0,25 0,00 0,25 10 SAID P KOTA 0,33 3,50 2/2 UD 1,05 0,00 9,44 11 SETIA BUDI 550 KOTA 0,78 3,50 2/2 UD 0,00 0,00 0,00 12 SIRIMAU 214 KOTA 2,40 3,00 2/2 UD 0,00 0,00 16,00 13 DR. TAMAELA 9364 KOTA 0,75 3,50 2/2 UD 0,39 0,00 2,73 14 LATUHALAT 626 KOTA 13,33 6,00 2/2 UD 0,00 0,00 0,98 15 DR.SIWABESSY 819 KOTA 0,79 4,00 2/2 UD 4,23 0,00 21,17

33 Hasil Perhitungan Accident Rate Januari Januari 2007 (Lanjutan) NO NAMA JALAN LHR (VEHICLE STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE JALAN JANUARI JANUARI 2007 ANGKA KECELAKAAN* / HARI) MD LB LR 16 KAYADOE 8003 KOTA 1,80 3,00 2/2 UD 0,00 0,00 0,38 17 LATERI 487 KOTA 1,50 3,00 2/2 UD 7,50 0,00 30,00 18 KEBUN CENGKEH 3548 KOTA 7,20 6,00 2/2 UD 0,21 0,00 0,64 19 CHRISTINA M TIAHAHU 9019 KOTA 1,12 4,00 2/2 UD 0,00 0,00 1,36 20 TULEHU 1211 KOTA 0,54 4,00 2/1 UD 0,00 0,00 12,57 21 RIJALI 8401 KOTA 1,15 5,00 2/2 UD 0,28 0,00 0,00 22 BATU GONG 420 KOTA 0,30 3,00 2/2 UD 0,00 0,00 86,98 23 DR.SITANALA KOTA 0,35 3,00 2/1 UD 0,00 0,00 0,53 24 PARIGI DUA 698 KOTA 0,83 3,00 2/2 UD 4,73 0,00 0,00 25 SISINGAMANGARAJA 1241 KOTA 0,45 3,00 2/2 UD 4,91 0,00 14,72 26 D.I PANJAITAN 9801 KOTA 3,81 5,00 2/2 UD 0,07 0,00 0,37 27 SULI 1402 KOTA 6,20 6,00 4/2 UD 0,32 0,00 0,95 28 AMAHUSA 2466 KOTA 4,40 6,00 2/2 UD 0,51 0,00 0,51 29 WAILUSUNG 1782 KOTA 0,67 4,00 2/2 UD 0,00 0,00 9,18 30 MALAIHOLO 1103 KOTA 1,81 4,00 2/2 UD 0,00 0,00 1,37 31 DIPONEGORO 8921 KOTA 1,37 4,00 2/2 UD 0,67 0,00 0,00

34 Rekapitulasi Accident Rate Berdasarkan Tipe Lajur (Januari 2006 Januari 2007) Setelah perhitungan Accident Rate, akan diklasifikasikan lagi berdasarkan tipe lajur dan di rata-rata sesuai dengan tingkat keparahan korban JANUARI JANUARI 2007 TIPE LAJUR NAMA JALAN ACCIDENT RATE RATA-RATA ACCIDENT RATE MD LB LR MD LB LR JL. SULTAN BABULLAH 1,947 0,000 0,000 2/1 UD JL. TULEHU 0,000 0,000 12,569 0,649 0,000 4,365 JL. DR.SITANALA 0,000 0,000 0,527 JL. WOLTER MONGINSIDI 0,170 0,000 0,128 JL. JENDRAL SUDIRM AN 0,097 0,049 0,438 JL. SULTAN HASANUDDIN 0,225 0,000 1,350 JL. PATTIMURA 0,000 0,000 1,556 JL. MARDIKA 0,807 0,000 0,000 JL. SULTAN HAIRUN 0,000 0,000 0,317 JL. SAAR SOPAQUA 0,249 0,000 0,249 JL. SAID P. 1,049 0,000 9,437 JL. SETIA BUDI 0,000 0,000 0,000 JL. SIRIMAU 0,000 0,000 16,003 JL. DR. TAMAELA 0,390 0,000 2,731 JL. LATUHALAT 0,000 0,000 0,985 2/2 UD JL. DR.SIWABESSY 4,234 0,000 21,172 JL. KAYADOE 0,000 0,000 0,380 1,004 0,002 7,687 JL. LATERI 7,501 0,000 30,004 JL. KEBUN CENGKEH 0,214 0,000 0,643 JL. CHRISTINA M TIAHAHU 0,000 0,000 1,356 JL. RIJALI 0,284 0,000 0,000 JL. BATU GONG 0,000 0,000 86,975 JL. PARIGI DUA 4,729 0,000 0,000 JL. SISINGAMANGARAJA 4,906 0,000 14,718 JL. D.I PANJAITAN 0,073 0,000 0,367 JL. AMAHUSA 0,505 0,000 0,505 JL. WAILUSUNG 0,000 0,000 9,179 JL. MALAIHOLO 0,000 0,000 1,372 JL. DIPONEGORO 0,673 0,000 0,000 4/2 UD JL. PIERRE TENDEAN 0,226 0,023 0,204 JL. SULI 0,315 0,000 0,946 0,271 0,011 0,575 TOTAL ACCIDENT RATE 28,595 0, ,110

35 Rata-Rata Accident Rate Berdasarkan Tipe Lajur MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2007) MD LB LR 2/1 UD 0,649 0,000 4,365 2/2 UD 1,004 0,002 7,687 4/2 UD 0,271 0,011 0,575 MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2008) MD LB LR 2/1 UD 2,824 0,000 4,812 2/2 UD 1,425 0,002 6,442 4/2 UD 0,090 0,011 0,535 MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2009) MD LB LR 2/1 UD 0,000 0,000 6,298 2/2 UD 0,865 0,850 6,754 4/2 UD 0,099 0,011 0,560 MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2010) MD LB LR 2/1 UD 0,528 0,000 4,602 2/2 UD 2,145 0,240 6,111 4/2 UD 0,131 0,071 0,581 RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI DESEMBER 2010) MACAM LAJUR MD LB LR 2/1 UD 1,268 12,964 3,874 2/2 UD 1,898 4,943 1,405 4/2 UD 0,324 0,928 0,376

36 Besarnya pertumbuhan kecelakaan (i) : Angka Pertumbuhan Kecelakaan Dari rumus diatas maka kita dapat menghitung angka pertumbuhan kecelakaan setiap tahunnya ( ) TOTAL ACCIDENT RATE JAN JAN 2007 JAN JAN 2008 PERTUMBUHAN KECELAKAAN I (%) MD LB LR MD LB LR MD LB LR 28,595 0, ,110 45,712 1, ,428 0,599 22,172-0,069 JAN JAN 2008 JAN JAN 2009 MD LB LR MD LB LR 45,712 1, ,428 28,327 22, ,577-0,380 12,386 0,011 JAN JAN 2009 JAN JAN 2010 MD LB LR MD LB LR 28,327 22, ,577 58,239 6, ,626 1,056-0,696-0,119 JAN JAN 2010 JAN DES 2010 MD LB LR MD LB LR 58,239 6, ,626 54, ,968 56,517-0,064 26,561-0,682

37 Perhitungan Biaya Kecelakaan Biaya satuan korban kecelakaan lulu lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : Ex: Perhitungan Biaya Kecelakaan Tahun 2007 Tahun perhitungan (Tn) = 2007 Tahun dasar perhitungan (T0) = 2003 t = Dari tabel di bab 2, diperoleh biaya korban kecelakaan pada tahun 2003 adalah : BSKOj (Tn) = BSKOj (T0) x (1 + g)t BBKO (Tn) = JKOj x BSKOj (Tn) = 4 tahun Korban meninggal dunia = Rp ,- Korban luka berat = Rp ,- Korban luka ringan = Rp ,- Maka biaya korban kecelakaan tahun 2007 (BSKO(T2007))adalah : Korban meninggal dunia adalah : (1+0.11) 4 x Rp = Rp /korban Korban luka berat adalah : (1+0.11) 4 x Rp = Rp /korban Korban luka ringan adalah : (1+0.11) 4 x Rp = Rp /korban

38 Perhitungan Biaya Kecelakaan Kemudian dilakukan perhitungan biaya kecelakaan pada setiap ruas jalan yang ada di kota Ambon dengan mengalikan angka kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan korban dengan biaya kecelakaan. Contoh perhitungan biaya kecelakaan lalu lintas di kota Ambon pada ruas jalan Pierre TendeanTahun 2007 : Jumlah kejadian Korban meninggal dunia Korban luka berat Korban luka ringan = 16 Perkara = 8 orang = 1 orang = 10 orang Biaya kecelakaan lalu lintas per tahun : Meninggal dunia = Rp ,92 x 8 = Rp / Tahun Luka berat = Rp x 1 = Rp / Tahun Luka ringan = Rp ,58 x 10 = Rp ,58 / Tahun

39 Hasil Rekap Perhitungan Biaya Kecelakaan Tahun NAMA JALAN JUMLAH KECELAKAAN TINGKAT KEPARAHAN KORBAN MD LB LR BIAYA KECELAKAAN (Rp/KORBAN) MD (Rp) LB (Rp) LR (Rp) , , ,40 PIERRE TENDEAN , , ,56 WOLTER MONGINSIDI ,38 0, ,19 JENDRAL SUDIRMAN , , ,56 SULTAN HASANUDDIN ,10 0, ,37 PATTIMURA ,00 0, ,79 SULTAN BABULLAH ,10 0,00 0,00 MARDIKA ,10 0,00 0,00 SULTAN HAIRUN ,00 0, ,79 SAAR SOPAQUA ,19 0, ,79 SAID P ,10 0, ,56 SETIA BUDI ,00 0,00 0,00 SIRIMAU ,00 0, ,19 DR. TAMAELA ,10 0, ,77 LATUHALAT ,00 0, ,19 DR.SIWABESSY ,10 0, ,98

40 Collision Diagram Sebelum membuat Collision Diagram, kita harus menentukan ruas jalan yang memiliki nilai pembobotan kecelakaan yang paling tinggi. Untuk menentukan bobot setiap ruas jalan, maka dapat digunakan tabel pembobotan dibawah ini

41 Perhitungan Nilai Bobot Ruas Kecelakaan (Januari 2006 Januari 2007) NAMA JALAN JUMLAH KECELAKAAN TINGKAT KEPARAHAN KORBAN MD LB LR FATAL LUKA BERAT LUKA RINGAN PIERRE TENDEAN WOLTER MONGINSIDI JENDRAL SUDIRM AN SULTAN HASANUDDIN PATTIM URA SULTAN BABULLAH M ARDIKA SULTAN HAIRUN SAAR SOPAQUA SAID P SETIA BUDI SIRIM AU DR. TAMAELA LATUHALAT DR.SIWABESSY KAYADOE LATERI KEBUN CENGKEH CHRISTINA M TIAHAHU TULEHU RIJALI BATU GONG DR.SITANALA PARIGI DUA SISINGAM ANGARAJA D.I PANJAITAN SULI AM AHUSA WAILUSUNG M ALAIHOLO DIPONEGORO DLL TOTAL KETERANGAN TOTAL

42 History Kecelakaan No Sebelum membuat Collision Diagram maka yang perlu dilakukan adalah membuat History kecelakaan di ruas jalan yang paling banyak tinggi bobot kecelakaan yaitu JALAN PIERRE TENDEAN Hari & Tanggal Lokasi Kecelakaan Korban MD LB LR 1 Kamis Jl. Pierre Tendean Tabrak Lari SMRD (tidak jelas No. Polisi) menabrak pejalan kaki dari arah berlawanan 2 Jumat Jl. Pierre Tendean Tabrak Lari SMRD (tidak jelas No. Polisi) menabrak 2 orang pejalan kaki dari arah berlawanan 3 sabtu Jl. Pierre Tendean Laka Tunggal Mobil DE 373 AB terserempet dan terbalik masuk ke dalam selokan 4 jumat Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD DE 6077 AD menabrak pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan 5 Minggu Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD DE 4113 AE menabrak SMRD (tidak ada no, polisi) dari arah berlawanan 6 Rabu Jl. Pierre Tendean Tabrakan Pengemudi SMRD DE 3180 AE terpeleset jatuh dan menabrak bemper belakang mobil Angkot DE Jumat Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD (tanpa BPKB) menyalib 2 SMRD,kemudian menabrak mobil Angkot DE 124 AU dari arah berlawan 8 Minggu Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD AG 3350 EP menabrak SMRD DE 3140 AD dari arah berlawanan dikarenakan mabuk 9 Kamis Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD DE 4862 AF menabrak pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan 10 Sabtu Jl. Pierre Tendean Tabrakan Mobil DE 30 BG menabrak SMRD DE 3461 AD yang sedang parkir kemudian menabrak pejalan kaki 11 Minggu Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD DE 5844 AC menabrak mobil DE 7 VS dari arah berlawanan 12 Kamis Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD 4682 AF dengan kecepatan tinggi menabrak pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan 13 Kamis Jl. Pierre Tendean Tabrakan Truck menabrak Mobil Angkot saat hendak menyalib kendaraan 14 sabtu Jl. Pierre Tendean Tabrakan SMRD De 4569 AB menabrak pejalan kaki yang menyeberang dengan tiba-tiba Total Kasus Keterangan Kecelakaan

43 Collision Diagram Berikut adalah Collision Diagram di ruas jalan pierre Tendean yang dibagi dalam 5 segmen jalan : 1. Segmen 1 Sta (0 + 00) (1 + 30) 2. Segmen 2 Sta (1 + 30) (2 + 30) 3. Segmen 3 Sta (2 + 30) (3 + 60) 4. Segmen 4 Sta (3 + 60) (5 + 00) 5. Segmen 5 Sta (5 + 00) ( )

44 Analisa Black Spot Dari Collision Diagram diatas maka kita dapat menentukan juga letak Black Spot (Titik rawan kecelakaan) dari ruas jalan Pierre Tendean. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Daerah paling rawan dari setiap segmen jalan diwarnai (diarsir warna hitam) dengan radius 100m.

45 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

46 KESIMPULAN a. Accident Rate lalu lintas di kota Ambon pada tahun hampir selalu mengalami kenaikan hal itu dapat dilihat di tabel rekapan berikut adalah sebagai berikut : MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2007) MD LB LR 2/1 UD 0,649 0,000 4,365 2/2 UD 1,004 0,002 7,687 4/2 UD 0,271 0,011 0,575 MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2010) MD LB LR 2/1 UD 0,528 0,000 4,602 2/2 UD 2,145 0,240 6,111 4/2 UD 0,131 0,071 0,581 MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2008) MD LB LR 2/1 UD 2,824 0,000 4,812 2/2 UD 1,425 0,002 6,442 4/2 UD 0,090 0,011 0,535 RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI DESEMBER 2010) MACAM LAJUR MD LB LR 2/1 UD 1,268 12,964 3,874 2/2 UD 1,898 4,943 1,405 4/2 UD 0,324 0,928 0,376 MACAM LAJUR RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI JANUARI 2009) MD LB LR 2/1 UD 0,000 0,000 6,298 2/2 UD 0,865 0,850 6,754 4/2 UD 0,099 0,011 0,560

47 KESIMPULAN b.biaya kecelakaan lalu lintas di kota Ambon tergolong sangat tinggi. Hal itu dapat dilihat dari total biaya kecelakaan di tabel berikut TAHUN TINGKAT KEPARAHAN KORBAN MD (Rp) LB (RP) LR (Rp) 2006 (JANUARI JANUARI 2007) , , , (JANUARI JANUARI 2008) , , , (JANUARI JANUARI 2009) , , , (JANUARI JANUARI 2010) , , , (JANUARI DESEMBER 2007) , , ,30 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya kecelakaan tertinggi terdapat di tahun 2010, dimana terdapat banyaknya korban meninggal dunia dan Luka berat.

48 KESIMPULAN c. Collision Diagram Collision Diagram yang terdapat pada gambar di bab V dapat menunjukan dimana saja letak terjadinya tabrakan di ruas Jalan Pierre Tendean sejak tahun Dengan berbagai macam tipe tabrakan yang terjadi. d.black Spot Adapun ruas jalan di seluruh kota Ambon yang paling banyak terjadi kecelakaan terletak di ruas Jalan Pierre Tendean. Lebih tepatnya terletak di km (0+ 300) (0+400) terhitung sejak stationing awal (0+00). Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan dari para pengemudi di daerah tersebut mengemudi dalam kedaan mabuk ataupun ugal-ugalan. Ditambah lagi dengan adanya pasar di ruas jalan tersebut sehingga terkadang terjadi tabrakan dengan kendaraan yang parkir sembarangan di dekat pasar tersebut.

49 SARAN Dari hasil studi kecelakaan terhadap ruas jalan di Kota Ambon, diperoleh tingginya angka kecelakaan yang juga mengakibatkan kerugian biaya kecelakaan yang sangat tinggi. Yang sangat mengejutkan adalah kecelakaan terjadi dikarenaka behaviour dari pengemudi sendiri yang cenderung sangat senang dengan kebiasaan ngebut dan mengemudi dalam keadaan mabuk. Hal ini diharapkan dapat menjadi sebuah catatan kepada pemerintah kota Ambon, agar lebih memperhatikan keselamatan para pengguna jalan. Dan sudah waktunya dilakukan pengkajian yang lebih dalam terhadap cara-cara penanganan kecelakaan di ruas jalan Kota Ambon untuk mengurangi maupun mencegah terjadinya kecelakaan dan kerugian yang lebih banyak di kemudian hari.

50 SEKIAN DAN TERIMA KASIH

ANALISA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA AMBON

ANALISA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA AMBON ANALISA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA AMBON Nama Mahasiswa : Aditia Kinarang Mokoginta NRP : 3107.100.048 Jurusan : Teknik Sipil FTSP ITS Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widyastuti, MT Abstrak Ambon

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : A. Accident Rate lalu lintas di kota Ambon pada tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut 1. Januari 2006 Januari 2007

Lebih terperinci

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG ANGKY ADHINUGRAHA NRP : 0221020 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto S.,M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : 1. Berikut ini adalah hasil perhitungan accident rate lalu lintas dan karakteristiknya sebagai berikut : a. Accident

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai Markus Branly Siregar 1, Irwan S Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Tabel 2.5 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 Dan Perkiraan maju Tahun 2016 Kota Ambon

Tabel 2.5 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 Dan Perkiraan maju Tahun 2016 Kota Ambon Tabel 2.5 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 Dan Perkiraan maju Tahun 2016 Kota Ambon Nama SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Rencana Tahun 2015 Indikator 1 Urusan Pemerintahan 1.03 Bidang Pemerintahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung memiliki jaringan jalan sepanjang 1.159.573 km yang terdiri dari 299.487 km jalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Dosen pembimbing Budi Rahardjo, ST, MT. Sebastian Bayu Prakoso

Dosen pembimbing Budi Rahardjo, ST, MT. Sebastian Bayu Prakoso Dosen pembimbing Budi Rahardjo, ST, MT Sebastian Bayu Prakoso 3105.100.017 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 Latar belakang Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, 18 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan lalu lintas didefinisikan sebagai kondisi dimana pengguna jalan terhindar dan jauh dari adanya kecelakan. Menurut Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui ) K/L/D/I : Kota Ambon Tahun Anggaran : 2014 1. Penyusunan DED Septik Tank Komunal Kec.Baguala Penyusunan DED Septik Tank Komunal Kec.Baguala Jasa Konsultansi 1 Paket Rp.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI ABASTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumah kepemilikan kendaraan tak dapat dibatasi sehingga semakin banyak pula kebutuhan

Lebih terperinci

STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA ABSTRAK

STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA ABSTRAK STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA Rizky Adelwin NRP : 0621050 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya BAB II TIXJAUAX PUSTAKA 2.1 Umum Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya mempunyai corak lalu lintas yang masih tercampur {mixed traffic) dengan semua jenis kendaraan yang lewattanpa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai 19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah juga yang sering terjadi di Jalan Tanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana transportasi sangat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah yang juga sering terjadi di Jalan Wonosari,

Lebih terperinci

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA AMBON TAHUN 2014

RENCANA KERJA KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA AMBON TAHUN 2014 RENCANA KERJA KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA AMBON TAHUN 2014 NO PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS INDIKATIF I. Program Pembangunan Turap /Talud/ Bronjong Pembangunan Talud Pengaman Pantai 1 Pembangunan Talud

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN KARANGASEM TUGAS AKHIR. Oleh: I KETUT CAHYADI

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN KARANGASEM TUGAS AKHIR. Oleh: I KETUT CAHYADI ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN KARANGASEM TUGAS AKHIR Oleh: I KETUT CAHYADI 0704105034 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2011 UCAPAN TERIMA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian) IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian) AZTRIA DHARMA 1, BAMBANG EDISON. MT 2, RISMALINDA. ST 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global. Hal ini sangat tepat terutama

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA TUGAS AKHIR Program S1 Oleh I DEWA AYU SRI EKA YADNYANI ( 0219151052 ) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK 2009 PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul mempunyai banyak pantai yang indah dan merupakan tempat tujuan wisata dengan berbagai keindahan yang menakjubkan, sehinga

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA KUPANG

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA KUPANG ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA KUPANG Margareth E. Bolla 1 (mgi_ub08@yahoo.com) Jean T. R. N. Blegur 2 (jean_blegur@yahoo.com) Ruslan Ramang 3 (ruslan_ramang@gmail.com)

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN JALAN NASIONAL DESA BABAT-DESA PANDAN PANCUR KABUPATEN LAMONGAN

ANALISIS KECELAKAAN JALAN NASIONAL DESA BABAT-DESA PANDAN PANCUR KABUPATEN LAMONGAN ANALISIS KECELAKAAN JALAN NASIONAL DESA BABAT-DESA PANDAN PANCUR KABUPATEN LAMONGAN Rama Aji Ananta 3108 100 629 Dosen Pembimbing : Hera Widiastuti, Ir. MT. Latar Belakang Kabupaten Lamongan adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 Marwoto 2, Epf. Eko Yulipriyono, Joko Siswanto 3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, di mana pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha meningkatkan taraf hidup bangsanya. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH 3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Kecelakaan Lalu Lintas Pertumbuhan penduduk, kenaikan pendapatan masyarakat, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, pemekaran kota, dan peningkatan aktivitas sosial ekonomi sangat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang 67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengelolaan data dan analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang antara Km 4 sampai dengan Km 17, dapat disimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian dan Definisi Kecelakaan Kecelakaan lalulintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 ayat 1 adalah : Suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Area berisiko sanitasi di Kota Ambon ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi, yang mengacu kepada 3 komponen

Lebih terperinci

Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital)

Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) 1 Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukan perhitungan besaran biaya kecelakaan

Lebih terperinci

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun KATA HANTAR Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, pertolongan, penyertaan dan perlindungan-nya selama penulisan tugas akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Lebih terperinci

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas

Lebih terperinci

Prakata. Pd. T B

Prakata. Pd. T B Prakata Pedoman perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dipersiapkan oleh Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan melalui Gugus kerja Bidang Ekonomi Transportasi pada Sub Panitia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermotor, manusia atau hewan (Suryadharma, Hendra Susanto, Benediktus,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermotor, manusia atau hewan (Suryadharma, Hendra Susanto, Benediktus, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Jalan raya adalah lintasan yang bermanfaat untuk melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Lintasan adalah jalur tanah yang diperkuat / diperkeras dan jalur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Karakteristik kecelakaan berdasarkan beberapa klasifikasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Data Satlantas Polwiltabes Semarang menunjukkan kecelakaan yang terjadi pada jalan non tol di Kota Semarang dalam kurun waktu 2001 2005 cenderung menurun dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi Sub Unit Organisasi : 1. 03 : 1. 03. 06 : 1. 03.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan

Lebih terperinci

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional di satu sisi telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak, tetapi seiring dengan itu pula disisi yang lain menghendaki

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 Pada bab ini akan diuraikan analisis data dari hasil survei primer dan sekunder yang dilakukan pada Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali. Secara geografis Kota Denpasar terletak pada 8 o 35 31 sampai 8 o 44 49 (Lintang Selatan) dan

Lebih terperinci

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia Manajemen Keselamatan Lalu Lintas Mata Kuliah Manajemen Lalulintas Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia Jumlah kecelakaan > 67.000 kecelakaan (2010) Jumlah korban

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini

Lebih terperinci

PEDOMAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital)

PEDOMAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd T-02-2005-B Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Daftar Isi Daftar isi...

Lebih terperinci

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecelakaan lalu lintas itu dapat diuraikan melalui adanya relasi statistik yang

Lebih terperinci

Keselamatan Jalan Raya

Keselamatan Jalan Raya Keselamatan Jalan Raya Achri Taufiqurrohman 101910301061 Penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas berdasarkan peraturan PU STRATEGI PENINGKATAN KESELAMATAN JALAN a. pencegahan kecelakaan b. pengurangan

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA TEBING TINGGI

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA TEBING TINGGI ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA TEBING TINGGI Gom Gom E P Manalu 1, Yusandy Aswad ST.MT 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: gomestosnomos@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Zona Selamat Sekolah (ZoSS) ZoSS adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah.

Lebih terperinci

Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution Di Kota Bandung

Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution Di Kota Bandung Jumlah Kecelaaan 8th Industrial Research Workshop and National Seminar Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution

Lebih terperinci

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II AMBON Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 Tanggal 12 Juni 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II AMBON Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 Tanggal 12 Juni 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II AMBON Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 Tanggal 12 Juni 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT

EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT EVALUATION OF BLACK SPOT LOCATION AND THE ACCIDENT RISK LEVEL

Lebih terperinci

Sastriawan Pratama 1), Siti Mayuni 2), Said 2)

Sastriawan Pratama 1), Siti Mayuni 2), Said 2) IDENTIFIKASI LOKASI RAWAN KECELAKAAN DAN KARAKTERISTIK KECELAKAAN DI KOTA PONTIANAK Sastriawan Pratama 1), Siti Mayuni 2), Said 2) Abstrak Kota Pontianak memiliki jalan jalan dengan fungsi yang penting

Lebih terperinci

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan di jalan raya merupakan issue yang sedang berkembang saat ini. Menurut data dari WHO dalam Sutawi (2006) sejak penemuan kendaraan bermotor lebih dari seabad

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa kesimpulan mengenai topik penelitian yang diambil. Dalam penelitian ini diperlukan 2 macam

Lebih terperinci

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG Muhammad Juhendra Joni Arliansyah Rhaptyalyani Fakultas Teknik Fakultas Teknik Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 2. No, 2, Juli 2014

Jurnal Spektran Vol. 2. No, 2, Juli 2014 ANALISIS BIAYA DAN PENANGANAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA DENPASAR I.G.A Putri Adnya Swari 1, P. Alit Suthanaya 2, I.N. Widana Negara 2 Abstrak: Kota Denpasar memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Evaluasi teknis adalah mengevaluasi rute dari suatu ruas jalan secara umum meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data yang ada atau tersedia

Lebih terperinci

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Daerah yang diteliti adalah sebagian Kabupaten Klaten dan sebagian DIY. Agar penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Inspeksi Keselamatan Jalan Tingginya angka lalu lintas, maka salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecelakaan adalah dengan melakukan Inspeksi Keselamatan Jalan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk mencapai tujuan yang diinginkan perlu disusun suatu tahapan - tahapan dalam suatu penelitian (metodologi). Tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG 57-69 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 16, Halaman 57 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG Inke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan berkembang sangat cepat di berbagai bidang. Perkembangan yang cepat ini didukung dengan tingginya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta

PENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta Laporan Akhir (Final Report) PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Dalam rangka Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi khususnya di Pulau Jawa selain dibutuhkan penciptaan kawasankawasan ekonomi baru,

Lebih terperinci

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon Nama SKPD : DINAS SOSIAL KOTA AMBON Kode 1 URUSAN WAJIB Daerah dan Indikator 1.13 Bidang Urusan : Sosial

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL Studi Kasus Ruas Jalan Tol Serang Timur Merak KM 72 KM 98

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL Studi Kasus Ruas Jalan Tol Serang Timur Merak KM 72 KM 98 ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL Studi Kasus Ruas Jalan Tol Serang Timur Merak KM 72 KM 98 M. Fakhruriza Pradana, ST., MT 1, Arief Budiman, ST., M. Eng 2, Desi Andriyani 3 1,2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK U. Winda Dwi Septia 1) Abstrak Jalan-jalan yang ada di Kota Pontianak merupakan salah satu sarana perhubungan bagi distribusi arus lalu lintas, baik angkutan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Raya Jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir

ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan yang lancar merupakan idaman setiap warga, dengan semakin banyaknya pengguna jalan raya, lalu lintas menjadi tidak lancar, seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak pula aktifitas masyarakat. Salah satu aktifitas manusia yang paling penting adalah berlalu lintas.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kecelakaan di dalam Pedoman penanganan lokasi rawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kecelakaan di dalam Pedoman penanganan lokasi rawan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan di dalam Pedoman penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas (2004) adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangkasangka

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-11-05-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TABRAKAN ANTARA MOBIL BUS PO. SUMBER KENCONO W-7666-UY DENGAN

Lebih terperinci

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi 61 IV. DATA PENELITIAN A. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam analisis yakni terdiri dari data primer dan data sekunder. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN ARTERI PRIMER (STUDI KASUS JALAN MAOSPATI SOLO, SEGMEN , STA )

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN ARTERI PRIMER (STUDI KASUS JALAN MAOSPATI SOLO, SEGMEN , STA ) JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 015, Halaman 538 545 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 015, Halaman 538 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS

Lebih terperinci

PENENTUAN ANGKA KONVERSI TINGKAT KECELAKAAN FATAL DI KOTA BANDUNG

PENENTUAN ANGKA KONVERSI TINGKAT KECELAKAAN FATAL DI KOTA BANDUNG PENENTUAN ANGKA KONVERSI TINGKAT KECELAKAAN FATAL DI KOTA BANDUNG Dinar Khalik Ibrahim NRP : 0621044 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

ANALIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI TUBAN/KM 0,000 - REMBANG/KM 47,900. Tri Surya Fendi 1, Saiful Arfaah 2 ABSTRAK

ANALIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI TUBAN/KM 0,000 - REMBANG/KM 47,900. Tri Surya Fendi 1, Saiful Arfaah 2 ABSTRAK ANALIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI TUBAN/KM 0,000 - REMBANG/KM 47,900 Tri Surya Fendi 1, Saiful Arfaah 2 1 Mahasiswa Program Penelitian Teknik Sipil Universitas Darul Ulum Jombang 2 Dosen

Lebih terperinci

KAJIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN MAYJEND SUNGKONO KOTA MALANG

KAJIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN MAYJEND SUNGKONO KOTA MALANG KAJIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN MAYJEND SUNGKONO KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih JurusanTeknik Sipil Politeknik Negeri Malang Jln. Soekarno Hatta No 9 PO BOX 04 Malang, Telp: (0341) 404424 dwiratna.polinema@gmail.com;

Lebih terperinci

PENENTUAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERDASARKAN METODE EQUIVALENT ACCIDENT NUMBER DI KOTA BANDUNG

PENENTUAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERDASARKAN METODE EQUIVALENT ACCIDENT NUMBER DI KOTA BANDUNG PENENTUAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERDASARKAN METODE EQUIVALENT ACCIDENT NUMBER DI KOTA BANDUNG Rita Louisye Marpaung NRP: 0521023 Pembimbing: Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 Mentary Adisthi Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, 16425 adisthimentary@gmail.com Vinensia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI ABSTRAK

KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI ABSTRAK KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI Hendra Arifin NRP : 9621103 NIRM : 41077011960382 Pembimbing : Wimpy Santosa, ST, M.Eng, MSCE, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN JALAN RAYA PADA JALAN GODEAN KM 1 - KM 5 KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS KECELAKAAN JALAN RAYA PADA JALAN GODEAN KM 1 - KM 5 KABUPATEN SLEMAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 2 (KoNTekS 2) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 6 7 Juni 2008 ANALISIS KECELAKAAN JALAN RAYA PADA JALAN GODEAN KM 1 - KM 5 KABUPATEN SLEMAN JF. Soandrijanie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita jumpai setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yang sudah berada

Lebih terperinci

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG Purnawan Titi Kurniati Deddy Noveyusa Staf Pengajar Staf Pengajar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

ANALISA BLACK SPOT KOTA SEMARANG (STUDI KASUS : SEMARANG SELATAN)

ANALISA BLACK SPOT KOTA SEMARANG (STUDI KASUS : SEMARANG SELATAN) ANALISA BLACK SPOT KOTA SEMARANG (STUDI KASUS : SEMARANG SELATAN) Mudjiastuti Handajani Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang Jl. Soekarno-Hatta, Semarang 50196 Telp : (024) 6702757

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan orang dan barang. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehariharinya, sehingga transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan

Lebih terperinci