BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Barat mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup memadai untuk mendukung dikembangkannya berbagai macam aktifitas usaha. Luas hutan yang ada di Jawa Barat adalah ha yang terdiri dari Hutan Negara ha dan Hutan Milik/Hutan Rakyat mencapai.. ha, Selaian dapat menghasilkan hasil hutan berupa kayu dari kawasan hutan tersebut dapat dimanfaatkan juga berbagai macam aneka usaha kehutanan antara lain berupa jasa lingkungan, pemanfaatan sumber daya air, sumber daya mineral, sumberdaya nabati dan hewani. Potensi yang dimiliki oleh hutan dan hasil hutan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, baik kenaekaragaman pemanfaatannya maupun rendahnya pemanfaatan ruang dan lahan yang ada, hal ini terjadi selain disebabkan oleh keterbatasan keterampilan, informasi potensi dan pasar, serta masih kurangnya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kegiatan usahanya. Lebah madu madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk dikembangkan dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan. Produk yang dihasilkan oleh lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya teknologi maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau obat-obatan, dan permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin tinggi. Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan pemanfaatan produk yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly, tepung sari (bee polen), lilin, perekat (propolis) dan racun madu. Selain itu juga 1 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

2 budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat tidak langsung yaitu yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya hutan, peningkatan produktifitas tanaman melalui simbiosis yang saling menguntungkan antara tanaman dan lebah madu karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu proses penyerbukan bunga tanaman. Pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Provininsi Jawa Barat yang bertugas menangani berbagai kegiatan di bidang kehutanan perlu memfasilitasi kegiatan pengembangan budidaya lebah madu, baik dalam hal peningkatan pengetahuan, penguatan modal usaha serta pemasaran hasil produksinya sehingga diharapkan kegiatan budidaya lebah madu ini semakin berkembang baik kualitas mapun kuantitasnya, yang pada akhirnya diharapkan kesejahteraan para petani disekitar hutan semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan hasil hutan semakin berkurang. B. Maksud dan Tujuan Maksud dibuatnya Petunjuk Teknis Budiaya Lebah Madu ini adalah untuk memberikan pedoman bagi semua pihak dalam pelaksanaan budidaya lebah madu, sedangkan tujuannya adalah agar lebih berkembangnya kegiatan budidaya lebah madu baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga diharapkan kesejakteraan masyarakat semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan hasil hutan semakin berkurang. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu ini meliputi pengenalan lebah madu dan produk yang dihasilkannya, persyaratan lahan budidaya, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan pemasarannya, dan analisa usaha budidaya lebah madu. 2 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

3 BAB. II MENGENAL LEBAH MADU A. Sejarah Perkembangan Lebah Madu Hasil penelitian para arkeologi menunjukan bahwa lebah madu sudah ada sejak jaman tertier atau kira-kira 56 juta tahun yang lalu, dalam mitologi hindu digambarkan bahwa Dewa Wisnu yang merupakan lambang kehidupan dan perdamaian digambarkan dengan lebah madu jantan digambarkan sedang beristrirahat di atas bunga teratai. Kegiatan budidaya lebah madu sudah dikenal oleh bangsa mesir kuno sejak 3000 tahun sebelum masehi walaupun masih bersifat tradisional dan hanya berkembang disekitar Sungai Nil. Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal sejak pelopori oleh Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841, namun perkembangannya sangat jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan kegiatan serupa yang ada di Negara Australia, Jerman, Mexico, India, Jepang dan China. B. Anatomi dan Jenis Lebah Madu Lebah madu termasuk kedalam kerajaan Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insekta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Genus Apis dan species Apis cerana, Apis melifera, Apis dorsata dan Apis florae. Secara umum tubuh lebah madu dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian, terdiri dari : 1. Kepala (caput) dan peralatannya a. Antena berfungsi sebagai radar b. Mata c. Mulut 2. Dada (thorax) dan peralatannya a. Sayap, berjumlah 2 pasang b. Kaki, berjumlah 3 pasang 3. Perut (abdomen) a. Kantong madu/nectar b. Kantong racun/bisa 3 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

4 C. Jenis Lebah Madu Dari kegiatan budidayanya lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Species yang telah dibudidayakan a. Apis cerana Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara lain tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia, Lebah madu jenis Apis cerana dapat dibudidayakan secara tradisional dalam glodok maupun secara modern yang dibudidayakan di dalam kotak (stup) yang dapat dipindah-pindahkan. Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1 tahun dengan produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun. Lebah madu jenis Apis cerana kurang potensial untuk dikembangkan karena selain produksi madunya kecil dibanding lebah madu Apis mellifera juga lebah madu ini relative masih ganas. b. Apis mellifera Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari Italia, tetapi lebah madu jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di Indonesia. Lebah madu jenis Apis mellifera memiliki ukuan tubuh lebih besar apabila dibandingkan dengan Apis cerana, memiliki temperamen yang tidak ganas dan sangat mudah untuk dibudidayakan. Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu jenis ini dapat memproduksi madu kg per tahun per koloni. 2. Species lebah madu yang belum bisa dibudidayakan Jenis lebah madu yang belum bisa dibudidayakan adalah Apis dorsata dan Apis florea, jenis lebah madu ini sangat sulit untuk dibudidayakan karena masih bersifat liar, bersifat sangat ganas dan belum ada teknologi yang bisa merekayasa tempat hidupnya, sehingga apabila dibudidayakan jenis lebah madu ini tidak betah menetap pada sarangnya. a. Apis Dorsata Apis dorsata hanya berkembang di Asia antara lain di Negara India, Philipina, Cina dan Indonesia, lebah madu jenis ini dikenal dengan nama lebah madu alam atau lebah madu hutan. Di Indonesia jenis lebah madu ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera, Maluku, Sulawesi Irian Jaya, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sarang Apis dorsata 4 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

5 dibangun secara tunggal dengan satu sisiran sarang, sarang tersebut di gantung pada cabang pohon dan tebing batuan, produksi madu yang dihasilkan oleh jenis ini dapat mencapai Kg per tahun per koloni. b. Apis Florea Lebah madu jenis Apis florea tersebar di Negara Oman, Iran, India dan Indonesia. Dibeberapa tempat lebah madu jenis ini dapat hidup bersama-sama dengan lebah madu jenis Apis cerana, Apis mellifera dan Apis dorsata. Lebah madu jenis Apis florea dapat memproduksi madu dalam satu tahun mencapai 1-3 kg per koloni. D. Koloni dan Pembagian Tugas Dalam hidupnya lebah madu mempunyai sifat gotong royong dan saling ketergantungan antara satu strata dengan strata yang lainnya, dalam satu koloni lebah madu terbagi kedalam tiga strata yaitu strata ratu lebah, lebah pekerja dan lebah pejantan. Setiap strata mempunyai tugas pokok dan fungsi yang berbeda, tugas pokok dan fungsi masing-masing strata tersebut adalah sebagai berikut : 1. Strata Ratu Lebah Ratu lebah mempunyai ukuran panjang lebih besar apabila dibandingkan dengan lebah pekerja dan lebah pejantan, dalam satu koloni lebah madu hanya mempunyai 1 ekor Ratu Lebah. Ratu lebah ini mempunyai tugas untuk bertelur, kemampuan bertelur ratu lebah mencapai butir per hari, umumnya ratu lebah dapat hidup antara 3 sampai dengan 5 tahun. 2. Strata Lebah Pekerja Strata lebah pekerja merupakan strata yang jumlahnya paling banyak dalam satu koloni yaitu sekitar ekor, untuk mempertahankan hidupnya lebah pekerja mempunyai senjata berupa sengat berduri yang menyerupai bentuk kail yang dilengkapi dengan kantong racun, Lebah pekerja bisa berumur mencapai hari tetapi apabila sengat berduri tersebut digunakan maka lebah pekerja tersebut akan langsung mati walau pun belum mencapai umur hari. 5 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

6 Lebah Pekerja mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Mengumpulkan makanan untuk koloninya berupa nectar, tepungsari dan air yang berasal dari berbagai macam tanaman yang menghasilkan bunga; b. Merawat Ratu, lebah jantan dan larva; c. Membangun sel sarang d. Menjaga sarang dari musuh-musuhnya e. Membersihkan sarang, menyimpan madu dalam sel dan memperbaiki sel sarang yang rusak 3. Strata Lebah Jantan Strata lebah jantan merupakan strata kedua terbesar dalam koloni lebah madu, jumlah lebah jantan dalam satu koloni rata-rata mencapai ekor. Tugas utama lebah jantan adalah mengawini ratu lebah, tetapi yang berhak mengawini ratu lebah adalah lebah jantan yang paling kuat dan sehat, perkawinan ini dilakukan dialam terbuka dan setelah melakukan perkawinan lebah jantan ini akan mati, umur lebah jantan bisam mencapai usia hari. E. Produk yang dihasilkan 1. Madu Pada umumnya masyarakat mengenal produk yang dihasilkan dari lebah adalah madu, madu adalah cairan manis yang berasal dari nectar tanaman yang diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan tersimpan dalam sel-sel sarang lebah. Madu mengandung berbagai macam komponen yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu dapat dilihat pada table di bawah ini : 6 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

7 Table 1. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu No. Komposisi Jumlah (%) Keterangan Air Fruktosa Glukosa Maltosa Karbohidrat Sukrosa Enzim, Mineral dan Vitamin Energi (kalori/100 grm 17,0 38,5 31,0 7,2 4,2 1,5 0,5 29,4 2. Serbuk Sari (Bee Polen) Serbuk Sari (Bee Polen) adalah serbuk sari bunga yang diambil oleh lebah pekerja, disimpan pada kaki lebah (pollen basket) yang digunakan lebah sebagai sumber protein. Bee polen sering kali disebut sebagai intisari kehidupan karena kandungan nutrisinya sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, terutama untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Bee polen mengandung 10 jenis asam amino; protein esensial; asam lemak esensial; 10 jenis mineral, Vitamin (A,B,C,D,E); hormon pertumbuhan, hormon reproduksi dan berbagai jenis alkaloid yang berfungsi melakukan stabilitasi metabolism sel dan untuk regenerasi /rehabilitasi sel. 3. Royal Jelly Royal Jelly adalah cairan berupa jeli/cream/milk yang disekresikan oleh lebah pekerja muda dari bahan baku pollen yang dipergunakan oleh lebah sebagai makanan khusus bagi larva calon ratu lebah dan larva lebah pekerja.royal Jelly bermanfaat untuk memelihara dan menjaga kebugaran serta meningkatkan vitalitas tubuh. Adapun komposisi nutrisi yang terkandung dalam royal jelly dapat dilihat pada table di bawah ini. 7 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

8 Tabel 2. Komposisi Nutrisi yang terkandung dalam Royal Jelly No. Komposisi Jumlah Keterangan Kadar Air Protein Kasar Gula Total a. Fruktosa b. Glukosa c. Sukrosa d. Lain-lain Asam Lemak Total Abu : a. Mineral K b. Mineral Mg c. Mineral Na d. Mineral Ca e. Mineral Zn f. Mineral Fe g. Mineral Cu h. Mineral Mu Bahan yang belum teridentifikasi 67,0 % 12,5 % 11,0 % 6,2 % 4,2 % 0,3 % 5,0 % 1 % 5,500 mg/gr 700 mg/gr 600 mg/gr 300 mg/gr 80 mg/gr 30 mg/gr 25 mg/gr 7 mg/gr 3,5 % 4. Lem (Propolis) Propolis adalah bahan perekat bersifat resin yang dikumpulkan lebah pekerja dari kuncup, kulit atau bagian lain dari tumbuhan. pada sarang lebah propolis digunakan untuk menutup celah-celah, mendempul retakanretakan, memperkecil dan menutup lubang. Susunan kimia yang terkandung dalam propolis sangat komplek antara lain mengandung zat aromatic, pewangi dan mineral. Dikarenakan propolis mengandung zat antibiotic maka dalam ilmu farmasi propolis banyak dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan untuk luka dan tambal gigi. 8 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

9 5. Lilin Lebah (Malam, Beeswax) Lilin lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar lilin (wasxgrands) yang terdapat pada bagian bawah perut lebah pekerja. Lilin lebah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lilin, industry kosmetik, industry farmasi serta sebagai bahan baku untuk pembuatan batik. 6. Racun Lebah (Bee Vonem) Racun lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar racun dalam bentuk cairan bening yang berbau menyengat, rasanya pahit dan pedas, aroma sfesifik dan cepat kering yang terdapat pada lebah pekerja. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada Racun lebah antara lain : Triftopan, kolin, gliserin, asam fospat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, petida, enzim, hystamin dan mellitin. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan racun lebah banyak digunakan untuk pengobatan yang dilakukan melalui sengatan lebah, beberapa penyakit yang dapat disembuhkan melalui sengatan lebah antara lain : penyakit neuritis, reumatik otot, asthma bronchial, penyakit pembuluh darah kapiler dan impotensi. F. Pakan Lebah Madu Hampir semua tumbuhan berbunga dapat dijadikan sebagai pakan lebah baik tanaman kehutanan, tanaman pertanian dan tanaman perkebunan. Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan adalah tumbuhan berbunga yang mengandung : 1. Nektar Nektar adalah suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar necterifier tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang bervariasi sesuai dengan jenis dan tempat tumbuh tanaman tersebut. Komponen utama dari nectar tersebut adalah sukrosa, fruktosa dan glukosa, tetapi juga nectar ini mengandung zat gula lainnya walaupun jumlahnya sangat sedikit antara lain maltose, melibiosa, ratinosa turunan karbohidrat lainnya, asam organisk, resin garam dan mineral. Nectar dibutuhkan oleh lebah sebagai sumber karbohidrat/energy, sumber air, sumber vitamin dan mineral. 9 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

10 2. Pollen (Tepung Sari). Polen diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh antenna sebagai sel kelamin jantan tumbuhan, polen dimakan oleh lebah madu sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat dan mineral. Satu koloni lebah memerlukan pollen sekitar 50 kg per tahun, dari jumlah tersebut separauhnya dipergunakan sebagai sumber pakan bagi larva. Pollen dibutuhkan oleh lebah sebagai sumber protein untuk menjaga kesehatan lebah dan pertumbuhan anakan lebah. 3. Ekstrafloral Ekstrafloral adalah cairan manis yang secara alami keluar dari pucuk daun muda atau tangkai batang daun tanaman pakan lebah. Cairan tersebut merupakan suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar nectarizer tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi bervariasi sesuai dengan jenis tanaman dan tempat tumbuhnya. Komponen utama yang terkandung dalam nectar adalah sukrosa, fruktosa dan glukosa Apabila sumber pakan yang berasal dari tumbuhan berkurang (kondisi ini terjadi apabila musim kemarau), sebagai pakan lebah dapat diberikan stimulan berupa cairan manis yang terbuat dari campuran gula dan air dengan perbandingan 1 : 1, selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan pollen dapat diganti dengan menggunakan dedak halus, tepung kacang ijo, dan aren. 10 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

11 BAB III TEKNIK BUDIDAYA LEBAH MADU A. Persiapan 1. Lokasi Budidaya Kesesuaian lokasi budidaya merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya lebah madu, hal-hal yang perlu diperhatian dalam penentuan lokasi kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut : a. Ketersediaan pakan, produksi madu yang dihasilkan oleh lebah dipengaruhi oleh : 1) Jenis dan jumlah pakan, semakin tinggi potensi pakan maka semakin tinggi pula produksi madu yang dihasilkan; 2) Jarak antara stup lebah dengan sumber pakan, dalam mencari pakan lebah mempunyai daya jelajah maksimal 6 km, jarak yang paling ideal antara stup madu dan sumber pakan maksimal 2 km, semakin jauh jarak antara stup lebah dengan sumber pakan maka semakin sedikit pula produksi madu yang dihasilkan. 3) Kesesuaian jumlah pakan dengan jumlah koloni lebah, produksi madu tidak akan meningkat meskipun jumlah koloni lebah bertambah apabila tidak dibarengi dengan penambahan sumber pakan. Jenis tumbuhan sumber pakan yang ideal untuk budidaya lebah madu adalah tumbuhan yang menghasilkan pollen dan nektar yang berkualitas/bernilai gizi tinggi dan disukai oleh lebah; serta tumbuhan yang menghasilkan pollen dan nektar secara terus menerus. b. Ketersediaan air, selain sumber pakan yang dibutuhkan oleh lebah madu adalah air, sebaiknya penentuan lokasi budidaya lebah madu sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang mempunyai ketersediaan iar sepanjang tahun. c. Suhu dan Tofografi, suhu yang ideal untuk budidaya lebah madu adalah diatas 20ºC, dengan ketinggian antara m di atas permukaan laut. 11 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

12 d. Predator, pada lokasi budidaya terbebas dari predator yang merusak koloni dan madu yang dihasilkan seperti ngengat lilin, tungau/acarina dan semut. 2. Peralatan Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan budidaya lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi : a. Peralatan Utama Peralatan utama dalam budidaya lebah madu adalah tempat hidup berkembang biak koloni, tempat dan berkembang biak koloni ini dapat berupa Stup atau Glodok, tetapi yang dianjurkan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah stup, karena memiliki banyak kentungan antara lain : Keadaan koloni lebah dapat diperiksa tanpa merusak sarangnya. Pemanenan dapat dilakukan secara selektif, sehingga tidak merusak sarang yang berisi anakan. Kotak/Stup koloni lebah terdiri dari : 1) Tutup Atas, berfungsi untuk melindungi kotak lebah dari sinar matahari dan hujan, terbuat dari kayu yang dilapisi seng. 2) Tutu Pengaman (Kasa), berfungsi sebagai penyangga antara tutup luar dan kotak lebah serta untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam kotak lebah, terbuat dari triplek yang bagian tengahnya dipasang ram. 3) Kotak Super, berfungsi sebagai tempat penyimpanan madu pada sisiran, sehingga memudahkan dalam pemanenan. 4) Sekat Ratu, terbuat dari kayu dan triplek serta kawat atau jari-jari sepeda yang disusun seperti kerai, berbentuk segi empat dengan kayu dan triplek sebagai bingkainya, jarak antar kawat sekitar 3-4 mm, sehingga hanya bisa dilalui oleh lebah pekerja.. 5) Bingkai Stimulasi, terbuta dari kayu dan triplek berupa bejana persegi empat sebagai penyimpanan stimulasi pakan lebah, dalam pengesian stimulant hendaknya tidak diisi penuh, selain stimulant pada bingkai stimulant dimasukan juga ranting-ranting kecil sebagai tempat bertenggernya lebah, selain sebagai tempat stimulant bingkai ini juga 12 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

13 berfungsi sebagai penyekat yang dapat meningkatkan temperatur dalam kotak lebah. 6) Kotak Lebah/Eram, berfungsi sebagai tempat hidup dan berkembang biak lebah. Secara umum bentuk dan ukuran stup koloni lebah dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini : Gambar 1. Kotak/Stup Koloni Lebah 13 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

14 Table 3. Perbandingan ukuran kotak eram Apis cerana dan Apis melifera No Uraian Ukuran (cm) Bahan Apis Ceranam Apis Mellifera 1. Tutup Luar 42 x 38 50,5x50,5 Papan dan seng 2. Tutup Pengaman Kasa 35,2 x30,5 25 x20 3. Badan Kotak 31,2x30,5 36x30,5 4. Alas 2 x 1 Pelipit 36x1 (2 bh) 30,5 x1 (1 bh) 50,5x45,5 25x20 46,5x36,5 52,5x40,5 52,5x40,5 Triplek, kasa Papan 2 cm Papan 2cm & 1cm 5. Pintu Lihat gambar Kayu+triplek 6. Sketsa Badan Kotak Lihat gambar Lihat gambar b. Peralatan Pelengkap Peralatan pelengkap sangat diperlukan untuk mempermudah kegiatan budidaya lebah madu, sehingga dalam pelaksanaannya dapat efektif dan efisien, peralatan pelengkap terdiri dari : 1) Fondasi sarang (comb foundation), berguna untuk mempercepat pembangunan sarang. 2) Sekat Ratu (queen excluder), berguna untuk menahan gerak lebah ratu agar tidak naik ke kotak super. 3) Kurungan Ratu (queen cell), digunakan untuk membuat calon ratu dan mengamankan ratu lebah supaya tidak kabur pada waktu pemindahan koloni. 4) Bingkai stimulasi (feeder prame), berguna sebagai wadah pakan tambahan bagi lebah madu. 5) Penyangga Stup, berfungsi untuk menghindari serangan rayap, ular atau binatang lainnya, tinggi penyangga stup dari permukaan tanah berkisar antara cm, agar lebih kuat dan awet penyangga stup ini dapat dibuat menggunakan besi. c. Perlengkapan Petugas Perlengkapan yang dibutuhkan oleh petugas dalam pelaksanaan budidaya lebah madu adalah sebagai berikut : 14 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

15 1) Pengasap (smoker), digunakan untuk menjinakan lebah pada waktu pemeliharaan atau pemanenen. 2) Penutup muka (masker), berfungsi untuk melindungi muka dari sengatan lebah. 3) Pengungkit (Hive Tool), membantu mengangkat sisiran yang melekat pada kotak lebah. 4) Pakaian lapangan, warna pakain lapangan di anjurkan berwarna putih untuk menghindari serangan lebah. 5) Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan lebah. 6) Sikat Lebah (bee brush), membantu untuk menghalau lebah dari sisiran. Bentuk perlengkapan petugas dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 3. Sumber Daya Manusia Lebah madu merupakan mahluk hidup yang berasal dari alam tergolong kedalam satwa liar sehingga mempunyai karakteristik yang khas, kegiatan budidaya lebah madu harus didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai keahlian baik dalam teknik budidaya, teknik produksi serta teknik penanganan pasca panen. Sebagian besar kegagalan budidaya lebah madu disebabkan karena factor manusia. B. Pemindahan Lebah Madu Koloni lebah madu yang dibudidayakan dapat bersumber dari alam atau dari koloni hasil budidaya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemindahan koloni lebah kedalam stup adalah : 1. Persiapan peralatan kerja seperti baju lapangan, masker, sarung tangan dan smoker agar terhindar dari sengatan lebah. 2. Pemindahan koloni sebaiknya dilakukan pada malam hari atau sebelum matahari terbit, karena kalau siang hari lebah akan semakin agresif/mudah menyerang. 3. Untuk mengusir lebah pekerja yang melindungi ratu lebah, maka koloni lebah diberi asap dengan mempergunakan smoker. 4. Cari ratu lebah, ambil dan masukan kedalam pengamanan ratu lebah lalu tempatkan kedalam stup. 15 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

16 5. Pilihlah sisiran sarang yang didalamnya terdapat telur, larva, pupa, tepungsari bunga dan sedikit madu, 6. Sisiran sarang tersebut disayat dan dilekatkan pada bingkai sisiran dengan diikat menggunakan tali rapia, kemudikan masukan kedalam stup yang didalamnya terdapat ratu lebah. 7. Masukan semua koloni lebah kedalam stup, tutup pintunya dan taruhlah pada tempat yang sudah dipersiapkan. 8. Apabila koloni lebah sudah tenang makan pintu pada kotak ratu lebah dapat dibuka. 9. Stup lebah dapat di pindahkan ke tempat lain apabila sarang lebah sudah melekat pada sisiran sarang dan tali rapia terlepas sendiri digihit oleh lebah pekerja. 10. Sebaiknya stup lebah madu ditempatkan mengarah pada matahari terbit. C. Pemeliharaan Tindakan yang perlu diambil dalam kegiatan pemeliharaan stup dan koloni lebah adalah : 1. Pemeriksaan bagian dalam dan luar stup lebah, pemeriksaan kondisi koloni diperlukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan koloni, sehingga dengan mengetahui kondisi koloni dapat diketahui pula tindakan-tindakan yang perlu diambil agar koloni dapat berkembang dengan baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan bagian dalam koloni lebah adalah : a. kondisi lebah baik lebah pekerja, ratu lebah maupun lebah pejantan; b. kondisi anakan lebah (telur, larva dan pupa); c. serta kondisi sisiran sarang. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan bagian luar adalah : a. Kegiatan lebah pekerja dalam mencari pakan hal ini diperlukan untuk mengetahui ketersediaan sumber pakan apakah ketersediaannya masih memadai atau tidak; b. Kesibukan lebah berdasarkan intensitas suara; c. Kegiatan lebah perampok d. Kondisi bangkai di luar kotak; 16 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

17 e. serta kondisi lilin lebah dan kotoran yang berada di bagian bawah dan bagian atas kotak lebah, apabila terdapat kotoran maka kotoran tersebut harus segera dibersihkan. Agar kondisi lebah dan tindakan penanganan segera diketahui disarankan pemeriksaan ini dilakukan secara rutin setiap 2 minggu sekali. 2. Penambahan sisiran baru,penambahan sisiran baru perlu dilakukan apabila bingkai yang teredia sudah penuh, sebaiknya penambahan sisiran dilakukan pada bagian tengah bingkai terpasang tetapi apabila kondisi koloni lebah sedang lemah sebaiknya penambahan bingkai dilakukan pada bagian tepi bingkai terpasang. Setelah 3 hari, posisi bingkai yang baru di pasang harus dibalikan agar pembuatan sarangnya merata. 3. Penggabungan Koloni, dilakukan untuk mempertahankan kondisi koloni yang lemah, hal ini sering terjadi jika kondisi cuaca sedang tidak baik terutama pada saat intensitas hujan cukup tinggi. 4. Pemecahan Koloni, bertujuan untuk memperbanyak jumlah koloni dengan bertambahnya koloni maka produksi produk yang dihasilkan oleh lebah akan semakin meningkat. Pemecahan koloni ini perlu dilakukan seiring dengan terbentuknya ratu lebah baru, karena apabila sudah terbentuk ratu lebah baru maka ratu lebah yang lama akan memisahkan diri dengan diikuti sebagian dari anggota koloni. Selain hal tersebut di atas, kondisi yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pemeliharaan lebah adalah : 1. Masa Paceklik, yaitu kondisi dimana tanaman sumber pakan sedang tidak berbunga (tidak tersedianya pakan lebah secara alami), untuk itu perlu penanganan melalui penambahan sumber pakan buatan/stimulant. 2. Perampokan, keadaan dimana terjadinya pengambilan madu oleh anggota koloni lebah lain yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pakan. 3. Tersesat, keadaan dimana lebah tidak menemukan koloninya, hal ini biasanya terjadi ketika ada angin kencang atau hujan secara tiba-tiba. 4. Hijrah (absconding), yaitu kondisi dimana semua anggota lebah meninggalkan sarangnya, hal ini biasa terjadi disebabkan oleh penggunaan insektisida yang intensif disekitar lokasi budidaya; tidak mencukupinya sumber pakan; gangguan hama penyakit dan perubahan kondisi lingkungan. 17 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

18 D. Penangkaran Ratu Penangkaran ratu perlu dilakukan untuk mempercepat terbentuknya ratu baru, karena dengan terbentuknya ratu baru maka akan terbentuk pula koloni lebah yang baru, dengan demikian diharapkan produksi produk yang dihasilkan oleh lebah akan meningkat. Penangkaran lebah baru hendaknya berasal dari bibit lebah yang memiliki keuanggulan antara lain koloni lebah yang sehat dan kuat, ratu lebah produktif, produksi madu tinggi, tidak mudah diserang hama dan penyakit, serta tidak terlalu agresif/jinak. Sebaiknya budidaya ratu lebah dilakukan saat musim bunga/ketersediaan pakan dan pejantan cukup memadai. Penangkaran ratu lebah dilakukan antara laian dengan cara : 1. Cara Alami Dilakukan dengan cara memecah koloni menjadi dua bagian, sebagai koloni yang ada ratunya dipisahkan ketempat lain dengan jarak 400 m dari tempat koloni awal, lalu ambil sel calon ratu lebah kemudian ditempatkan di bagian bawah sisiran sarang anakan yang tidak ada ratunya untuk diperkenalkan pada koloni lebah yang telah dipersiapkan. 2. Cara Buatan Metode Sederhana Tahapan kegiatan penangkaran ratu lebah dengan cara buatan metode sederhana dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pilih koloni lebah yang kuat dan sehat b. Ambil sisiran yang belum ada telurnya c. Kerat sisiran tersebut sehingga membentuk beberapa segitiga yang menghadap kebagian atas. d. Kemudian letakan sisiran tersebut di koloni bagian tengah e. Biarkan beberapa hari sampai pada keratan tersebut akan sel-sel calon ratu lebah. f. Pilih sel ratu yang baik dan biarkan, sehingga siap untuk dipindahkan ke calon koloni baru. 3. Cara Buatan Metoda Mangkokan Ratu Tahapan kegiatan penangkaran ratu lebah dengan cara buatan metode mangkokan ratu dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pilih koloni yang kaut dan baik. 18 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

19 b. Siapkan mangkokan ratu sebanyak buah dengan mempergunakan bahan yang berasal dari lilin lebah, dengan diameter + 6 mm, lalu mangkokan lilin lebah tersebut di tempatkan pada sisiran. c. Untuk memperkenalkan calon ratu lebah sisiran lebah yang sudah dipasang mangkokan ratu dimasukan kedalam koloni lebah selama 1 hari. d. Setelah itu mangkokan ratu tersebut dikeluarkan untuk dimasukan telur atau larva yang berumur 1-3 hari dengan mempergunakan kuas, setelah itu mangkokan ratu dimasukan kembali kedalam koloni. e. Biarkan calon ratu lebah dirawat di dalam koloni selama 5-10 hari. f. 1-2 hari sebelum ratu lebah dimasukan, terlebih dahulu harus disiapkan koloni yang mempunyai pejantan cukup banyak serta didalamnya terdapat madu, pollen dan anakan dengan jumlah minimal 3 sisir, g. Calon ratu lebah dicangkokan kedalam koloni yang telah dipersiapkan 1-2 hari sebelum ratu lebah menetas (periode mulai dari mulai bertelur sampai dengan menetas memerlukan waktu selama 16 hari). h. Empat hari setelah menetas, lebah ratu tersebut harus diperiksa untuk memastikan apakah lebah tersebut sudah meletakan telut atau belum, apabila belum ratu lebah harus dimatikan untuk diganti dengan ratu lebah yang baru. E. Hama dan Penyakit. Jenis hama yang sering menyerang koloni lebah antara lain : 1. Ngengat Lilin, bentuknya seperti kupu-kupa biasa menyerang pada malam hari dengan meletakan telur pada stup, kemudian setelah menetas ulatnya akan menyerang lilin sarang lebah sehingga sisiran sarang menjadi rusak. 2. Tungau (akarina), menyerang dengan menghisap cairan tubuh lebah mulai dari larva sampai tingkat dewasa, sehingga mengakibatkan pertumbuhan lebah tidak sempurna bahkan mati. 3. Semut, menyerang koloni dengan memakan anakan, pollen atau madu. 4. Tabuhan Vespa, sejenis kumbang menyerang dengan memakan lebah. Jenis penyakit yang sering menyerang koloni lebah madu diantaranya : 1. Busuk Larva, disebabkan oleh kekurangan pangan, cuaca yang buruk, dan terserangnya bakteri, untuk menanggulangi serangan busuk larva perlu 19 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

20 diambil langkah-langkah sebagai berikut : kuatkan koloni; berikan stimulasi pollen; berikan stimulasi gula yang dicampur terramycin serta memusnahkan sisiran yang sudah diserang. 2. Keracunan, terjadi diakibatkan karena penggunaan insektisida disekitar lokasi apiary, biasanya ditandai dengan matinya lebah disekitar pintu atau dibawah kotak. Untuk menanggulangi serangan keacunan ini perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut : melakukan koordinasi dengan pertani yang menggunakan insektisida disekitar lokasi apiary; apabila disekitar lokasi ada penggunaan insektisida pintu lebah harus ditutup selama 2-3 hari, tetapi sebelumnya pada koloni lebah terlebih dahulu disiapkan stimulant gula. 3. Mencret,sebagai gejala awal dapat diketahui dari adanya kotoran cair yang sudah membeku berwarna putih kekuningan, serangan ini disebabkan oleh cuaca buruk; berkurangnya sumber pollen; koloni lebah terlalu banyak diberikan stimulasi gula. Cara-cara penanggulangannya antar lain berikan stimulasi pollen; kurangi pemberian stimulasi gula dan stimulasi gula konsentratnya dipertinggi. 20 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

21 BAB IV. PENGELOLAAN PASCA PANEN A. Koloni Lebah Siap Panen Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya bahwa produk yang dihasilkan oleh lebah madu diantaranya madu sebagai produk utama, serbuk sar (bee pollen), Royal Jelly, lem (propolis), lilin lebah dan racun lebah (bee vonem). Secara umum ciri-ciri koloni lebah madu yang siap dilakukan pemanenan adalah sebagai berikut : 1. Pada kaki lebah pekerja terdapat cairan madu yang berwarna kuning. 2. Ukuran lebah lebih besar dibandingkan dengan ukuran biasanya. 3. Tumbuhan yang ada disekitar stup lebah bunganya sedang mekar. 4. Kotak koloni lebah lebih berat apabila dibandingkan dengan waktu penempatan awal. B. Peralatan Pemanenen Peralatan yang harus dipersiapkan dalam kegiatan pemanenan madu diantaranya : 1. Pisau pengupas madu 2. Kain kasa 3. Pencepit Kayu 4. Saringan Madu 5. Ekstraktor 6. Ember 7. Botol kemasan C. Tata Cara Pemanenan 1. Pemanenan madu dari Kotak Eram, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan madu dari kotak eram adalah sebagai berikut : a. Madu yang berasal dari kotak eram dapat dipanen apabila sisiran yang berisi madu telah tertutup oleh lili. b. Apabila sisiran belum menggunakan pondasi sarang, maka terlebih dahulu dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu. 21 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

22 c. Pisau yang digunakan untuk mengupas sisiran madu terlebih dahulu harus direndam dalam air panas. d. Sisiran yang berisi anakan harus dimasukan kembalikan kedalam sarang e. Pengambilan madu yang berasal dari sisiran yang belum menggunakan pondasi dilakukan dengan diperas menggunakan kain kasa dan penjepit kayu, sedangkan apabila sudah menggunakan pondasi sarang pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan ekstraktor madu. f. Sisa lilin yang berasal dari hasil pemanenan madu jangan dibuang sembarangan karena dapat dimanfaatkan kembali. g. Sisiran yang mengandung madu jangan dipanen semuanya, sebaiknya di sisakan satu buah sisiran. h. Untuk menghindari pencemaran pada madu, maka madu yang telah dipanen harus segera dimasukan kedalam wadah, tutup dengan rapat dan simpan pada tempat yang kering dan tidak berbau. 2. Pemanenan madu dari Kotak Super, system pensuperan adalah suatu cara budidaya lebah madu agar madu yang dihasilkan dari sisiran terbebas dari anakan, dilakukan dengan cara menyusun stup menjadi dua tingkatan atau lebih. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan madu yang berasal dari kotak pensuperan adalah sebagai berikut : a. Agar volume madu dalam sisiran merata maka harus dilakukan pemindahan posisi antara sisiran madu bagian atas dan sisiran madu bagian bawah. b. Antara kotak bagian atas dan bagian bawah harus harus dipisah dengan sekat. c. Pemanenan dapat dilakukan apabila sisiran sudah dipenuhi oleh madu. d. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan ekstraktor atau apabila menghendaki madu dalam bentuk sisiran, maka sisiran tersebut dapat dipotong langsung dengan ukuran 10 x 10 cm. e. Untuk menghindari pencemaran pada madu, maka madu yang telah dipanen harus segera dimasukan kedalam wadah, tutup dengan rapat dan simpan pada tempat yang kering dan tidak berbau. 22 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

23 D. Kualitas Madu Kualitas madu yang dihasilkan oleh koloni lebah dipangaruhi oleh sumber pakan, teknik budidaya dan teknik pengelolaan pasca panen, oleh sebab itu maka pada hakekatnya teknik pengelolaan pasca panen dilaksanakan agar produk madu yang dihasilkan dapat menghasilkan madu yang berkualitas tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah telah menetapkan standar mutu madu melalui SNI Adapun kandungan komposisi madu yang disyaratkan dalam Standar Mutu Indonesia SNI dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Kandungan madu sesuai SNI No Uraian Kadar Air Madu Kadar Abu Keasaman Padatan tak larut dalam air HMF (Hidroxymethil Furfural) Aktifitas enzim diastase Gula pereduksi Sukrosa Cemaran logam - Pb - Cu Cemaran arsen Jumlah yang dipersyaratkan Max 22 % Mak 0,5% Max 40 ml/kg Max 0,5 % Max 40 mg/kg Min 3 DN Min 60% Mak 10% 1 mg/kg 5 mg/kg 0,5 mg/kg 23 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

24 BAB V ANALISA USAHA A. Biaya Modal yang diperlukan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Modal Investasi Modal Investasi adalah modal tetap yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang habis dalam periode waktu tertentu, sehingga dalam analisa usaha yang diperhitungkan hanyalah tingkat penyusutannya saja. Dalam usaha budidaya lebah madu yang termasuk kedalam modal investasi antara lain : a. Stup Lebah b. Standar Stup yang terbuat dari besi c. Koloni lebah/bibit lebah d. Alat pembuat mangkokan ratu, terdiri dari : lilin, cetakan mangkokan, panci, bingkai dan alat pemanas/kompor e. Alat pembuat kurungan ratu (queen cage) terdiri dari : paralon, benang, pistol plastik dan lem. f. Sikat Lebah g. Pisau pengupas sel madu h. Smoker i. Ekstraktor j. Ember k. Koloni lebah l. Jliken m. Kain kasa n. Saringan madu o. Penjepit kayu p. Perlengkapan petugas (masker, pakaian lapangan, topi pengaman) 2. Modal Kerja Modal kerja adalah biaya variable yang dibutuhkan dalam periode tertentu dan sifatnya habis dalam periode tersebut. a. Makanan stimulasi 24 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

25 b. Transportasi (biaya sewa angkutan, bongkar dan muat) c. Biaya hidup selama penggembalaan Adapun rincian biaya, perhitungan produksi dan keuntungan kegiatan usaha budidaya lebah madu dapat dilihat di bawah ini : Asumsi-asumsi : 1. Waktu analisa usaha : 1 tahun 2. Jenis lebah : Apis mellifera 3. Kekuatan peralatan produksi : 3 tahun 4. Rata-rata produksi madu : 20 kg/stup/tahun 5. Rata-rata produksi lilin : 20 % dari produksi madu 6. Rata-rata produksi bee pollen : 2 kg/stup/tahun 7. Harga jual madu : Rp ,- per kg 8. Harga jual bee pollen : Rp ,- per kg 9. Harga jual lilin : Rp ,- per kg 10. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tidak diperhitungkan 11. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun 12. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali 13. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun 1) Biaya Tetap, terdiri dari : a) Koloni Lebah, 100 unit Rp ,- = Rp ,- b) Kotak Lebah, 100 Unit Rp ,- = Rp ,- c) Dudukan stup (terbuat dari besi) 100 bh Rp ,- = Rp ,- d) Alat pengaman ratu (Paralon, benang, pistol plastic dan lem), 4 pkt x ,- = Rp ,- e) Alat pembuat mangkokan ratu (lilin,cetakan mangkokan, Alat pemanas, bingkai lebah), 2 pkt x Rp ,- = Rp ,- f) Alat pemanenan (smoker, pisau, sikat lebah Pengungkit) 2 pkt Rp ,- = Rp ,- 25 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

26 g) Alat pasca panen Ekstraktor 2 unitx@rp ,- = Rp ,- Jliken, 20 bhx@rp ,- = Rp ,- Ember, 5 bh = Rp ,- Saringan Madu, 5bh Rp ,- = Rp , h) Perlengkapan petugas (masker,topi pengaman Baju lapangan) 2 unitx Rp ,- = Rp , Jumlah 1 = Rp ,- 2) Biaya Operasional a) Biaya opersional penggembalaan 90H x Rp ,- = Rp ,- b) Biaya Transportasi (sewa kendaraan, Upah bongkar muat) 2 paket x Rp ,- = Rp ,- c) Sewa lahan, 1 paket x Rp ,- = Rp , Jumlah 2 = Rp ,- 3) Penyusutan biaya tetap/investasi 30% dari Biaya Investasi = Rp , Total Jumlah = Rp ,- Total jumlah = Rp ,- B. Perhitungan Produksi dan Keuntungan Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh lebah madu antara lain madu, bee pollen dan lilin dalam kurun waktu satu tahun. Adapun rincian pendapatan yang dihasilkan dari budidaya lebah madu adalah sebagai berikut : 1) Hasil penjualan madu, 200 kg x Rp ,- = Rp ,- 2) Hasil penjualan lilin, 500 Kg x Rp ,- = Rp ,- 3) Hasil penjualan bee pollen, 200 KgxRp ,- = Rp ,- 26 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

27 Jumlah = Rp ,- Keuntungan kotor diperoleh dari selisih penjualan hasil produksi/pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (satu tahun), sedangkan keuntungan bersih diperoleh dari selisih penjualan hasil produksi/pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (satu tahun) dikurangi dengan beban bunga pinjaman dari total biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya lebah madu tersebut. Adapun rincian keuntungan budidaya lebah madu adalah sebagai berikut : Keuntungan Kotor = Pendapatan Biaya = Rp ,- - Rp ,- = Rp ,- Keuntungan Bersih = Keuntungan Kotor Besarnya Bunga Pinjaman = Rp (16% x Rp ,-) = Rp ,- - Rp ,- = Rp ,- C. Analisa Kelayakan Analisa kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan pada usaha budidaya lebah madu, adapun analisis kelayakan dapat diketahui dengan mengetahui tingkat break event point (BEP), benefit cost ratio (BC ratio) dan return of investment (ROI). 1) Break event point (BEP). BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga produk rata-rata dimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan keuntungan/titik inpas. BEP tercapai apabila biaya produksi sama dengan nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu (madu, lilin dan bee pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut : Total Biaya Produksi BEP volume produksi rata-rata = Rata-rata harga jual hasil produksi Harga rata-rata : 27 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

28 Madu = Rp ,- x 74% = Rp ,- Lilin = Rp ,- x 19 % = Rp ,- Bee pollen = Rp ,- x 7 % = Rp , Jadi harga rata-rata per kg adalah = Rp ,- Rp ,- BEP, Volume produksi rata-rata = Rp ,- = 911 kg/tahun Jadi usaha budidaya lebah madu akan kembali modal/mencapai titik inpas apabila total produksi madu, bee pollen dan lilin dalam satu tahun mencapai produksi rata-rata 911 kg per tahun, yang terdiri dari produksi madu 674 kg, produksi lilin 173 kg dan produksi bee pollen 64 kg. Total Biaya Produksi BEP harga produksi rata-rata = Jumlah produksi rata-rata Harga rata-rata : Madu = kg,- x 74% = kg Lilin = 500 kg,- x 19 % = 95 kg Bee pollen = 200 kg,- x 7 % = 14 kg Jadi volume produksi rata-rata per tahun adalah = kg Rp ,- BEP, Harga produksi rata-rata = kg = Rp ,- per kg Jadi usaha budidaya lebah madu akan kembali modal/mencapai titik inpas apabila harga rata-rata madu, bee pollen dan lilin mencapai Rp per kg. 2) Benefit cost ratio (B/C ratio) B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan modal dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut : Keuntungan B/C = Biaya Produksi 28 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

29 Rp ,- = Rp = 1,99 diketahui angka B/C ratio adalah 1,53 artinya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan budidaya lebah madu sebesar Rp ,- akan menghasilkan keuntungan mencapai Rp ,- 3) Return of investment (ROI) Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal yang dipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu, adapun ROI kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut : Pendapatan ROI = x 100 % Biaya Produksi Rp ,- = x 100 % Rp = 298 % Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan ROI tersebut di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian modal dalam Kegiatan usaha budidaya lebah madu ini akan menghasilkan pendapatan mencapai 298 % dari total biaya yang dikeluarkan. 29 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

PERLEBAHAN DI INDONESIA

PERLEBAHAN DI INDONESIA PERLEBAHAN DI INDONESIA Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi QUIZ 1. Yang mana sarang lebah madu? 1 2 3 4 1 QUIZ 2 2 1 3 5 4 A. dorsata A. laboriosa A. dorsata binghami A. cerana A.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : 07.12.2638 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2012 - Abstraksi Lebah merupakan insekta

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU Disusun Oleh : Muhammad Burhan Kurniawan NIM : 10.11.4556 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Meraup Untung dari Usaha Lebah Madu Abstraksi Bisnis lebah madu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman dahulu, manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan

Lebih terperinci

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana,

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana, 48 Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya disebut peternakan lebah.orang yang bertenak lebah disebut peternak lebah.selain madu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica )

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) CARA PRAKTIS Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Oleh : TIM PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Investasi, Penyusutan, dan Bunga Modal Peternakan Madu Odeng

Lampiran 1 Investasi, Penyusutan, dan Bunga Modal Peternakan Madu Odeng Lampiran 1 Investasi, Penyusutan, dan Bunga Modal Peternakan Odeng Komponen Jumlah Satuan Harga satuan (Rp,000,-/unit) Umur Teknis (tahun) Nilai Sisa Total Investasi Penyusutan Bunga Modal Pemeliharaan

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian yang I. PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang lndonesia sangat cocok untuk usaha peternakan lebah, karena sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU Firman Jaya 1 KARAKTERISTIK MADU SIFAT FISIK SIFAT KIMIA Sifat Higrokopis Tekanan Osmosis Kadar Air Warna Madu Karbohidrat Enzim Keasaman Komposisi Kimia Madu Granulasi

Lebih terperinci

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak Kmoditi Lebah Madu: Prof. Dr. Ir. H. MOCHAMMAD JUNUS, MS Disusun oleh : Kelompok 4 / Kelas

Lebih terperinci

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh I. Latar Belakang Tanaman pala merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Klasifikasi Lebah Madu Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki tiga tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

BAB II INFORMASI TENTANG LEBAH MADU. merupakan satu ordo dengan tawon. Lebah madu dapat

BAB II INFORMASI TENTANG LEBAH MADU. merupakan satu ordo dengan tawon. Lebah madu dapat BAB II INFORMASI TENTANG LEBAH MADU 2.1 Lebah Madu Lebah madu adalah serangga sosial yang termasuk dalam ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening. Dalam ordo ini terdapat 100.000 species serangga, termasuk

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa A. Luas Hutan Tanaman khususnya HTI Nasional: Definitif : 9 juta Ha Target s/d

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang

Lebih terperinci

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana 48 V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Persyaratan Teknis Penangkaran 1. Tempat pemeliharaan Penangkaran lebah madu pada dasarnya ada dua macam, yaitu penangkaran sederhana dan penangkaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya lebah madu merupakan salah satu alternatif usaha peternakan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk madu secara nasional. Beberapa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UMBI GADUNG

PENGOLAHAN UMBI GADUNG PENGOLAHAN UMBI GADUNG Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American

Lebih terperinci

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL

KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL Oleh: Sri Agung Fitri Kusuma, M.Si., Apt UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI JANUARI 2009 LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU

Lebih terperinci

Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer)

Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer) Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer) Rahmawasiah, Rahman Hairuddin dan Abdul Jalil Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH

BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH Oleh : Septiantina Dyah Riendriasari, S. Hut PENDAHULUAN Dulu, banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya lebah madu Trigona sp ini. Hanya jenis Apis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti 11 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-06 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN PRODUK

PROPOSAL PENAWARAN PRODUK PROPOSAL PENAWARAN PRODUK PENDAHULUAN Tubuh kita terdiri dari sel-sel yang membentuk jaringan. Setiap jaringan-jaringan yang sejenis, akan membentuk organ organ. setiap organ yang berkaitan akan membentuk

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Produk Lebah Madu

TINJAUAN PUSTAKA. Produk Lebah Madu 3 TINJAUAN PUSTAKA Produk Lebah Madu Madu Menurut Badan Standardisasi Nasional (2004), madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber protein dan mengandung asam amino esensial yang tidak disuplai dari bahan pangan lain, sehingga sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Lebah Madu Apis cerana, Fabr Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan perlebahan yang berupa kekayaan sumber daya alam hayati seperti berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, I. PENDAHULUAN Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa Serang terletak pada ketinggian 800-1200 dpl dan memiliki curah hujan bulanan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, bukan merupakan bahan khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LEBAH HUTAN

PENGELOLAAN LEBAH HUTAN PENGELOLAAN LEBAH HUTAN Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi POSISI LEBAH HUTAN DALAM KELUARGA LEBAH MADU FAMILY Apidae SUBFAMILY Apinae GENUS Apis SUBFAMILY Meliponinae GENUS Trigona, Mellipona,

Lebih terperinci

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Tikus 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah subtropika. Tanaman tebu dapat tumbuh pada berbagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid RUANG LINGKUP BUDIDAYA PEMELIHARAAN JANGKRIK KALUNG KUNING A. UDJIANTO Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Ciawi Bogor RINGKASAN Komoditas jangkrik ini dapat memberikan tambahan penghasilan disamping

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam TINJAUAN PUSTAKA Upaya pengembangan produksi minyak atsiri memang masih harus dipicu sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya di pasar luar negeri tetapi juga pasar dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda 116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan resistensi hama terhadap insektisida, tercemarnya tanah dan air, dan bahaya keracunan pada manusia yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

BUDIDAYA TERNAK LEBAH

BUDIDAYA TERNAK LEBAH TTG BUDIDAYA PETERNAKAN BUDIDAYA TERNAK LEBAH 1. SEJARAH SINGKAT Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perunggasan saat ini sangat berkembang pesat. Tidak hanya jenis unggas konsumsi, tetapi juga unggas hias. Salah satu unggas hias yang paling diminati para pecinta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK MATERI: LEBAH MADU Apis mellifera Oleh: Sohibul Himam Haqiqi (0710510087) Kelompok 8 Kelas B FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Uswatun Chasanah dan Hikma Ellya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur hikmapolihasnur@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and Development, PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Kabupaten Lampung Tengah.

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TERNAK LEBAH

BUDIDAYA TERNAK LEBAH BUDIDAYA TERNAK LEBAH 1. SEJARAH SINGKAT Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lebah Trigona Lebah trigona adalah lebah yang tidak memiliki sengat atau dikenal dengan nama Stingless bee (Inggris), termasuk famili Apidae. Berikut adalah klasifikasi dari lebah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Rencana Bisnis Madu KPHP Limau Unit VII Hulu Kabupaten Sarolangun PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN SAROLANGUN, AGUSTUS 2015 RENCANA OPERASIONAL CORE BUSINESS MADU (Apis cerrana dan Apis trigona) DI KAWASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu tropis basah dan tropis kering yang masing-masing sangatlah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan SILASE TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PENGEMBANGAN SUMBER PAKAN TERNAK BAMBANG KUSHARTONO DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan silase tanaman jagung sebagai alternatif

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alpukat Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah, termasuk famili Lauraceae, yaitu suatu famili tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat yang terdapat di dalam kubis. Kubis dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan

Lebih terperinci