JENIS-JENIS SERANGGA HAMA YANG BERASOSIASI PADA TANAMAN CABAI DI TIGA VARIETAS BERBEDA. Rizky Nurdiansyah Nugraha, Rida Iswati, Fahria Datau ABSTRAK
|
|
- Agus Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 JENIS-JENIS SERANGGA HAMA YANG BERASOSIASI PADA TANAMAN CABAI DI TIGA VARIETAS BERBEDA Rizky Nurdiansyah Nugraha, Rida Iswati, Fahria Datau ABSTRAK RIZKY NURDIANSYAH NUGRAHA.NIM Jenis-Jenis Serangga Hama Yang Berasosiasi Pada Tanaman Cabai Di Tiga Varietas Berbeda. Dibawah bimbingan Rida Iswati dan Fahria Datau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga hama, populasi, kelimpahan dan keragaman pada tanaman cabai di tiga varietas berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani bertempat di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, pada bulan Mei 2013 sampai bulan Agustus Pertanaman tiga varietas tanaman cabai ditata menurut RAK (Rancangan Acak Kelompok). Hasil penelitian terdapat 5 Famili serangga hama yang terdapat pada tanaman cabai dengan tiga varietas berbeda, yakni Famili Aphididae, Triphidae, Coreidae, Acrididae dan Tephritidae. Tingkat kehadiran tertinggi adalah famili Aphididae yaitu 9 kali Kehadiran, populasi tertinggi serangga hama adalah famili Aphididae dengan jumlah rata-rata ekor/petak pada varietas Lado, secara keseluruhan kelimpahan tertinggi adalah famili Aphididae sebesar 67,46 %. Nilai keragaman (H ) serangga hama pada tanaman cabai di tiga varietas berbeda termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu kisaran 0,8-0,9, atau kisaran 1<H. Kata kunci : Serangga Hama, Cabai, Varietas
3 PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum, L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang digolongkan kedalam sayuran dan paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Kebutuhan cabai setiap tahunnya semakin meningkat dengan harga yang semakin meningkat namun kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan meningkatnya produksi cabai (Khasanah 2011) Produktivitas tanaman cabai nasional sekarang ini meningkat 10,12 %, peningkatan produksi cabai di tahun 2012 terjadi di Pulau Jawa sebesar 15,424 ribu ton. Sedangkan di luar Pulau Jawa meningkat sebesar 66,268 ribu ton (Badan Pusat Statistik Nasional, 2012). Sedangkan di Provinsi Gorontalo produktivitas tanaman cabai mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 312 ton dan penurunan pada tahun 2011 sebesar 213 ton (BPS dan Direktorat Jendral Hortikultura, 2011). Salah satu penyebab terjadinya penurunan produktivitas tanaman cabai adalah gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit. Seranga hama dan penyakit tersebut dapat mengakibatkan penurunan hasil produksi bahkan sampai mengakibatkan gagal panen ( Setiawati et. al. 2005) melaporkan terdapat 14 jenis hama penting pada tanaman cabai di antaranya hama trips, kutu daun persik, hama tungau teh kuning, hama ulat tanah, hama gangsir, hama anjing tanah atau orong-orong, hama uret, hama ulat bawang, hama ulat grayak, hama penggorok daun, hama wereng kapas, hama kutu kebul, hama dan hama lalat buah. Kehilangan hasil akibat organisme penggangu tanaman ini dapat mencapai 20 sampai 100%. Pemilihan varietas unggul merupakan salah taktik dalam konsep pengendalian hama terpadu. Pada umunya cabai yanng banyak dibudikayakan oleh petani adalah cabai keriting, cabai merah biasa, paprika dan cabai keriting hibrida ( Tim Bina Karya Tani, 2008). Namun cabai menjadi primadona oleh petani Gorontalo berdasarkan info dari balai pengawasan dan sertifikasi benih provinsi Gorontalo adalah cabe rawit varietas Samiya, cabe lokal Malita FM, dan cabai keriting varietas Lado Berdasarkan uraian diatas pengetahuan akan jenis- jenis hama tanaman cabai dan pemilihan varietas yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan Judul Jenis-Jenis Serangga Hama Yang Berasosiasi Pada Tanaman Cabai Di Tiga Varietas Yang Berbeda.
4 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dari bulan April sampai dengan bulan Juli Alat dan Bahan Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah botol-botol koleksi, alkohol 70 %, aquadest, kertas label, buku identifikasi dan kain kasa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jaring, mikroskop, pinset, lup, kamera digital, alat penagkap hama (aspirator), alat perangkap tanah (pitfall trap) dan alat tulis menulis. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang menggunakan 3 varietas yang berbeda yang terdiri dari 9 petak percobaan yaitu sebagai berikut. V1 = Cabai varietas Malita FM V2 = Cabai varietas Samiya V3 = Cabai varietas Lado Prosedur Penelitian Persiapan lahan Lahan percobaan yang akan di pakai seluas 26 x 12 m 2, selanjutnya di bajak dengan menggunakan traktor sambil membagi menjadi 9 petak yang akan di tanam dengan ukuran 8 x 3 m 2 per petak. Pembibitan/persemaian Benih yang dipakai dalam penelitian ini yaitu berasal dari tiga varietas yaitu cabai varietas Malita FM, cabe varietas Samiya dan cabai varietas Lado. Benih disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu selanjutnya benih disebar merata di atas persemaian kemudian di tutup dengan tanah yang diliwatkan dengan cara di ayak, persemaian diletakan di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan di beri naungan agar tidak terkena hujan deras. Bibit di pindahkan ke tempat penyapihan yang berupa takir yang terbuat dari batang pisang dan bibit yang akan di tanam adalah bibit yang benar-benar kuat batangnya, Bibit cabai lalu di pindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara hari di persemaian ( tingginya berkisar cm). Penanaman Bibit yang berada dalam takir yag terbuat dari batang pisang kemudian dilepaskan dan di tempatkan dalam lubang secara berdiri tegak dan di jaga agar tanah yang berada disekitar akar tidak berhamburan, kemudian di timbun dan dipadatkan dengan tangan sampai lubang tanaman tertutup semua.
5 Penanaman dilakukan pada tiga hari sesudah lubang tanam di persiapkan, dan waktu tanam pada pagi hari karena cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar dari kelayuan Parameter Dan Cara Pengamatan Pengumpulan Serangga Untuk mengetahui jenis serangga hama, pengamatan dilakukan dengan sistim penyapuan ganda, mengambil langsung dengan tangan, secara visual atau perhitungan langsung pada setiap petak percobaan dan dengan menggunakan alat penangkap serangga hama ( aspirator ) dan alat perangkap tanah (pitfall trap), sejak umur tanaman tiga minggu (21 hst) dengan interval waktu seminggu sekali sebanyak 10 kali pengamatan. Identifikasi Serangga Hama Serangga yang di dapatkan di masukan dalam botol koleksi yang berisi alkohol 70 % yang sudah di beri label sesuai dengan plot masing-masing sampel untuk selanjutnya di identifikasi di laboratorium BPTPH Gorontalo dengan mengacu pada buku Kunci Determinasi Serangga karangan Kanisius (1991). Analisis Data Perhitungan keanekaragaman serangga hama dapat dihitung dengan menggunakan rumus Michael (1994) dalam Mediwarman (2010) Nilai Keanekaragaman spesies (H ) H<1 1<H<2 2<H<3 3<H<4 H>4 Tingkat Keanekaragaman Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah famili Keanekaragaman (H ) = Jumlah total individu Sedangkan untuk menghitung kelimpahan dari masing-masing famili yang paling dominan di lapangan dengan rumus Michael (1995) dalam Mediwarman (2010) individu satu famili i Kelimpahan (K) = X 100 total individu seluruh famili Data yang diperoleh diamati menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Serangga Hama pada Tanaman Cabai Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Cabai di Tiga Varietas Berbeda selama 10 minggu terdapat 5 famili yakni Famili Aphididae, Famili Thripidae, Famili Coreidae, Famili Acrididae dan Famili Tephritidae. Dari semua jenis Famili yang disebutkan terdapat cirri-ciri yang berbeda, secara umum cirri-ciri dari masingmasing Famili di ketahui menggunakan buku kunci determinasi serangga karangan Kanisius (1991). A. Aphididae Ciri-cirinya : Pada Famili Aphididae tubuh lunak berbentuk buah pear, panjang tubuh 4-8 mm. Umumnya berwarna hijau. Antena panjang, 3-7 ruas, tidak aktif. Kaki panjang dan ramping, tidak untuk melompat, mempunyai bangunan seperti tanduk sangat kecil di ujung abdomen. Ada yang bersayap dan ada yang tidak. Ditemukan di batang, daun, bunga dan kadang-kadang kulit buah berbagai tanaman (khususnya yang muda). Nimfa yang baru lahir langsung menghisap cairan tanaman secara bergerombol. Phylum Klas Ordo Famili : Arthropoda : Insekta : Homoptera : Aphididae Gambar 1. Aphididae B. Thripidae Ciri-cirinya : Famili ini umumnya berwarna kekuningan, kecoklatan dan coklat kehitaman. Ukuran tubuh 1-1,4 mm, berantena 6-9 ruas. Nimfa biasanya berwarna kuning, oranye atau merah. Akhir periode nimfa biasanya akan menjatuhkan diri ke tanah
7 untuk berpura-pura atau dapat mengalami fase istrahat di dalam tanah bila kondisi sekeliling memburuk. Mempuyai beberapa generasi dalam satu tahun. Baik nimfa maupun dewasa merusak epidermis pucuk tanaman, daun muda, bunga ataupun buah. Phylum Klas Ordo Famili : Arthropoda : Insekta : Thysanoptera : Thripidae Gambar 2. Thripidae C. Coreidae Ciri-ciri : Famili ini memiliki kepala lebih pendek dan lebih sempit dari pada pronotum, membrane sayap depan dengan vena yang banyak, ada yang tibia kaki belakang melebar dan berbentuk lembaran (daun). Ukuran tubuh sedang-besar, antara 7-30 mm, kadang kadang memanjang, biasanya berwarna gelap, coklat hita atau kehijauan. Mempunyai kelenjar bau yang bermuara di atas toxa tengah dan belakang. Phylum Klas Ordo Famili : Arthropoda : Insekta : Hemiptera : Coreidae Gambar 3. Coreidae
8 D. Acrididae Ciri-cirinya : Famili ini memiliki antenna pendek, pronotum tidak memenjang kebelakang, tarsi beruas 3 buah, femur kaki belakang membesar, ovipositor pendek. Ukuran tubuh betina lebih besar dibandingkan dengan yang jantan. Sebagian besar berwarna abu-abu atau kecoklatan dab beberapa mempunyai warna yang cerah dan pada sayap belakang. Phylum Klas Ordo Famili : Arthropoda : Insekta : Orthoptera : Acrididae Gambar 4. Acrididae E. Tephritidae Ciri-cirinya : Famili ini memiliki ukuran tubuh kecil sampai sedang. Warna tubuh dan sayap cerah, sayap bercak-bercak atau bergaris-garis lebar. Jenis tertentu mempunyai bagian sayap yang atraktif yaitu mempunyai rambut tegak satu atau lebih yang letaknya dipertengahan bagian depan sayap. Phylum Klas Ordo Famili : Arthropoda : Insekta : Diptera : Tephritidae Gambar 5. Tephritidae
9 Frequensi Kehadiran (minggu) Populasi Serangga Hama Tinggkat Kehadiran Serangga Hama Selama Pengamatan Dari hasil pengamatan selama sepuluh minggu di tiga varietas berbeda serangga yang terkoleksi sebanyak 5 famili dan menunjukan jumlah kehediran yang berbeda V1 V2 V3 Varietas Aphididae Thripidae Coreidae Acrididae Tephritidae Gambar 6. Tingkat Kehadiran Serangga Hama Selama Pengamatan Gambar 6 menunjukkan bahwa tingkat kehadiran serangga hama yang tertinggi pada tiga varietas berbeda adalah famili Thripidae, yakni 9 kali kehadiran pada 10 minggu pengamatan. Dimana pada minggu pertama pengamatan serangga ini tidak ditemukan dan selanjutnya selalu hadir di semua varietas cabe pada minggu ke 2 sampai dengan minggu ke 10 pengamatan. Kehadiran yang paling tinggi selanjutnya setelah Thripidae adalah famili Aphididae, Coreidae dan Tephritidae, famili Aphididae memiliki tingkat kehadiran tertinggi yaitu 8 kali kehadiran selama 10 minggu pengamatan yang terdapat pada V2 atau varietas Samiya. Selanjutnya yang memiliki tingkat kehadiran 8 kali yaitu Coreidae yang terdapat pada V1 atau varietas Malita Fm, kemudian yang memili tingkat kehadiran yang sama seperti famili Aphididae dan famili Coreidae adalah famili Tephritidae yang terdapat pada V2 atau varietas Samiya selanjutnya kehadiran yang yang paling terendah dari semua famili yaitu famili Acrididae yaitu 2 kali kehadiran, dimana famili ini hanya muncul pada minggu ke 3 dan minggu ke 8 dan juga minggu ke 10 di semua varietas. Dari hasil pengamatan selama 10 minggu, Famili Thripidae memiliki tingkat kehadiran yang paling tertiggi di semua varietas dikarenakan famili ini merupakan hama penting pada tanaman cabai, selanjutnya famili Aphididae, Coreidae dan Tephritidae memiliki tingkat kedua setelah famili Thripidae, famili Aphididae ini merupakan jenis kutu daun yang selalu menyerang daun tanaman terutama pada tanaman cabai, hal ini seperti yang diungkapkan oleh (Riyanto, 2010) famili Aphididae menyebabkan tanaman kerdil, daun keriting, menggulung dan mozaik termasuk yang ditemukan pada tanaman cabai. Selanjutnya famili Coreidae memiliki tingkat kehadiran tertingi ke 2 yaitu 8 kali kehadiran selama 10 kali pengamatan. Selanjutnya famili Tephritidae muncul
10 Populasi ( ekor ) Populasi ( ekor ) Populasi ( ekor ) hanya pada minggu ke 3 pegamatan sampai akhir pengamatan, hal ini di duga pada awal pertumbuhan famili ini datang untuk berkembangbiak dan setelah memasuki fase generatif famili ini menyerang bunga dan buah pada tanaman cabe, seperti yang di ungkapkan oleh (Pracaya, 2011) bahwa famili ini meletakan telurnya ke dalam buah atau jaringan tanaman, selanjutnya larva menjadi pupa dalam jarigan tanaman, dan setelah dewasa famili ini menyerang buah sehingga menjadi rontok sebelum tua. Dan selanjutnya kehadiran terendah yaitu famili Acrididae, famili ini memiliki kehediran terendah dikarenakan famili ini hanya singgah dari tanaman lain atau hanya bermigrasi. Dinamika Populasi Serangga Hama di Setiap Varietas Cabai Dinamika Populasi Serangga Hama di semua varietas tanaman cabai selama pengamatan dapat di lihat pada gambar 7, 8, dan Aphididae Thripidae Coreidae Acrididae Tephritidae Gambar 7. Populasi Serangga Hama Selama Pengamatan Pada Tanaman Cabe Varietas Malita FM Selama 10 Minggu Aphididae Thripidae Coreidae Acrididae Gambar 8. Populasi Serangga Hama Selama Pengamatan Pada Tanaman Cabe Varietas Samiya Selama 10 Minggu Aphididae Thripidae Coreidae Acrididae Tephritidae Gambar 9. Populasi Serangga Hama Selama Pengamatan Pada Tanaman Cabe Varietas Lado Selama 10 minggu
11 Gambar di atas menunjukkan dinamika populasi serangga hama di semua varietas (Gambar 7, 8 dan 9). Kehadiran serangga hama tertinggi di semua varietas terdapat pada famili Aphididae. Famili Aphididae ini tidak memilih varietas apa yang disukai, oleh karena itu famili ini ada di semua varietas. Dinamika populasi hama pada varietas Malita FM dan Varietas Lado menunjukan kondisi yang sama, yaitu terjadi 2 kali peningkatan populasi selang waktu 1 minggu pengamatan, akan tetapi kondisi ini beda dengan varietas Samiya yang hanya memiliki 1 kali peningkatan saja pada minggu ke 2 pengamatan. Pada varietas Malita FM dan varietas Lado terjadi penurunan populasi (punah) setelah minggu ke 7 pengamatan, tetapi untuk varietas Samiya penurunannya terjadi pada minggu ke 3 sampai minggu ke 7 pengamatan. Selanjutnaya famili yang memiliki tingkat kedua dari famili Aphididae adalah famili Thripidae, famili ini tidak terjadi peningkatan yang sangat menonjol seperti yang ada pada famili Aphididae, tetapi famili ini memiliki tingkat populasi yang datar dari pengamatan pertama sampai pengamatan terakhir. Hal ini sama kondisinya dengan famili lain yang ditemukan di semua varietas tanaman cabe, seperti famili Coreidae, Acridide dan Tephritidae. Dari hasil pengamatan famili Aphididae memiliki populasi serangga hama tertinggi di semua varietas hal ini dikarenakan famili Aphididae ini merupakan hama penting di tanaman cabai, seperti yang dikemukakan oleh Nechiyana (2011) bahwa kutu daun Aphis gossypii merupakan hama utama yang menyerang daun pada tanaman cabai. Hama kutu daun menyebabkan kerusakan dengan cara menusuk jaringan dan menghisap cairan sel daun yang mengakibatkan daun menjadi tumbuh tidak normal dan pada bagian daun yang terserang akan menjadi rapuh. Terjadinya perbedaan puncak peningkatan populasi di tiga varietas cabe yaitu 2 kali puncak peningkatan pupulasi pada varietas Malita FM dan Lado serta 1 kali peningkatan di varietas samiya, hal ini dikarenakan faktor makan dari famili Aphididae, seperti yang dikemukakan oleh Salyk dan Sullivan (1982) dalam Darsono (1991) bahwa kutu daun mempunyai kemampuan melakukan pemilihan terhadap makanannya. Pada bagian yang terpilih ia akan menetap dan menimbulkan kerusakan tertentu. Penurunan populasi famili Aphididae pada minggu ke 7 pengamatan dikarenakan persaingan antar individu-individu didalam koloni dan terbatasnya daya dukung tanaman untuk menunjang pertumbuhan pupulasi dan biasanya populasi aphis akan menurun setelah mencapai populasi puncak (Starner dan Hull 1982 dalam Mas,ud, 2010). Famili Triphidae memiliki tingkat populasi tertinggi kedua setelah famili Aphididae hal ini dikarenakan adanya pergantian suksesi dan relung hidup dari kedua jenis famili ini, seperti yang dikemukakan oleh Dibiyantoro (1994) dalam Dibiantoro (1998) Pada awal pertanaman dua jenis hama pengisap yakni thrips dan aphids akan menyerang, namun umumnya aphids lebih predominan (jumlah dan fungsi lebih
12 Populasi (ekor/petak) berperan) dari pada thrips, bilamana tanaman sudah berumur 4-5 minggu, maka Thrips adalah yang paling predominan, hingga tanaman berumur 54 hari. Rata-Rata Populasi Serangg Hama Di Tiga Varietas Berbeda Dari hasil pengamatan jumlah individu serangga hama yang terkoleksi pada tanaman cabai di tiga varietas berbeda menunjukkan jumlah yang berbeda, dapat dilihat pada gambar V1 V2 V3 Varietas Aphididae Thripidae Coreidae Acrididae Tephritidae Gambar 10. Rata-Rata Populasi Serangga Hama Di Tiga Varietas Berbeda Gambar diatas menunjukkan bahwa rata-rata individu tertinggi di semua varietas tanaman cabai adalah famili Aphididae, yakni sebanyak ekor/petak. Rata-rata tertinggi ini terdapat pada varietas Lado, hal ini disebabkan karena famili ini adalah sebagai hama penting pada tanaman cabai. Nelly et al. (2012) mengemukakan bahwa kutu daun Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman cabai. Dari aspek hama itu sendiri tanggapan hama terhadap warna dan intensitas cahaya yang sangat berpengaruh, dalam hal ini perbedaan warna daun dari varietas Lado sangat berbeda dibandingkan dengan warna daun dari varietas Malita FM dan Samiya, pada umumnya warna daun pada varietas Lado hijau pekat serta warna daun varietas Malita FM dan Samiya hijau kekuning-kuningan, sehingga famili Aphididae lebih dominan pada Varietas Lado. Sodiq (2009) mengemukakan serangga hanya mampu memberikan respon terhadap cahaya dengan panjang gelombang antara mµ (warna mendekati ultra violet) sampai mµ (warna jingga). Diantara beberapa warna spektrum cahaya tersebut, ada dua yang menghasilkan respon paling tinggi pada serangga yaitu cahaya mendekati ultraviolet (350 mµ) dan hijau kebiruan (500 mµ). sifat fototaksis yang ada pada serangga umumnya tertuju pada warna yang mendekati ultraviolet tersebut Kelimpahan Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah masing-masing dari serangga hama yang terkoleksi pada tiga varietas yang berbeda pada tanaman cabe.
13 Tabel 1. Persentase Kelimpahan Serangga Hama Tiga Varietas Berbeda. Ekosistem Populasi Famili (%) Aphididae Thripidae Coreidae Acrididae Tepritidae V V V Hasil identifikasi dan hasil perhitungan kelimpahan serangga hama yang terdapat pada tiga varietas tanaman cabe secara keseluruhan kelimpahan tertinggi yaitu pada Famili Aphididae yang terdapat pada ekosistem V3 atau Varietas Lado di mana famili ini memilki persentase yang tinggi yaitu %. Hal ini diduga bahwa famili Aphididae kepidiriannya sangat banyak dan juga siklus hidupnya pendek. Seperti yang di kemukakan oleh Jurgen et al. (1977) dalam Darsono (1991) bahwa siklus hidup A. croccivora pada kondisi yang sesuai berkisar antara 5-8 hari, dengan rata-rata 5.5 hari. Di daerah yang beriklim sedang keperidian dapat mencapai 60 ekor. Serangga bersayap hanya menghasilkan kira-kira separuh dari jumlah keturunan yang dapat dihasilkan serangga tidak bersayap. Di Indonesia A. croccivora yang dibiakan pada kacang tanah mempunyai siklus hidup rata-rata 4 hari. Stadium tiap instar 1 hari. Jumlah nimfa yang dihasilkan oleh seekor betina rata-rata mencapai 115 serangga (Sutarjo, 1978 dalam Darsono, 1978) Sedangkan kelimpahan yang terendah di semua varietas cabe yaitu famili Acrididae dengan jumlah 0.1 %, dikarenakan spesies ini hanya singgah dari tanaman sekitar pertanaman cabai, sehingga populasinya sedikit. Keanekaragaman Hasil pengamatan terhadap keanekaragaman Serangga Hama seluruh famili di tiga varietas yang berbeda disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Keanekaragaman Serangga Hama seluruh Famili di Tiga Varietas yang berbeda Agroekosistem V1 V2 V3 Nilai Keanekaragaman 0,8 0,9 0,8 Dari hasil analisis data di peroleh nilai keanekaragaman (H ) familia secara umum termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu hanya berkisar 0,8 0,9 atau kisaran H<1. Dapat dilihat bahwa keanekaragaman dari ketiga varietas sama, sebenarnya hama penting pada tanaman cabai lebih dari 5 jenis hama, seperti yang
14 dilaporkan oleh ( Setiawati et al. 2005) dalam penelitiannya yaitu terdapat 14 jenis hama penting pada tanaman cabai, tetapi jenis hama lain belum memperoleh kesempatan untuk muncul karena andanya kompetisi antar jenis dan di lingkungan sekitar tanaman cabe, masih banyak tanaman-tanaman liar yang pemanfaatannya belum optimal seperti halnya gulma di samping pertanaman cabai, (Altieri, 1994 dalam Meidiwarman, 2010) mengemukakan bahwa vegetasi liar yang terdapat di sekitar lahan pertanaman dapat meningkatkan populasi musuh alami yang pada giliranya dapat menekan populasi hama pada lahan pertanaman. 5.1 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan yakni : 1. Terdapat 5 family Serangga Hama yang terdapat pada tanaman cabe di tiga varietas berbeda yakni Famili Aphididae, Famili Thripidae, Famili Coreidae, Famili Acrididae dan Famili Tephritidae. 2. Tingkat kehadiran yang paling tertinggi di semua varietas dan selama 10 kali pengamatan adalah Famili Thripidae dan rata-rata populasi tertinggi di semua varietas adalah famili Aphididae dengan jumlah 705,6 ekor/petak terletak pada Varietas Lado 3. Secara keseluruhan kelimpahan tertinggi terdapat famili Aphididae sebesar 67,46 % pada varietas Lado 4. Nilai keragaman (H ) predator pada tanaman cabe dengan varietas yang berbeda termasuk ketegori sangat rendah-rendah yaitu kisaran 0,8 0,9 atau kisaran H < Saran 1. Jenis serangga hama yang harus di waspadai dalam membudidayakan tanaman cabai adalah kutu daun Aphis karena serangga ini dari jumlah populasi dan kelimpahannya paling tinggi 2. Para petani di sarankan untuk menanam cabai jenis cabai rawit varietas Malita FM dan varietas Samiya karena lebih sedikit serangga hama untuk menyerang dibandingkan dengan tanaman cabai keriting.
15 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Produktifitas Cabai Nasional Naik 10.12% (online) tersedia di Di akses pada tanggal 1 februari 2013 Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura Gorontalo Badan Pusat Statistik Nasional dan Direktorat Jendral Hortikultura Produksi Cabe Besar Menurut Provinsi, (online) tersedia di di akses pada tanggal 1 februari 2013 Darsono, S Biologi Dan Perkembangan Populasi Aphis Craccivora Koch. (Homoptera : Aphididae) Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.). Skrpsi (Dipublikasikan). Bogor. Dibiantoro, A.L.H Thrips Pada Tanaman Sayuran. Balai Tanaman Sayuran. Bandung. Penelitian Kanisius, Kunci Determinasi Hama Serangga. Yogyakarta Khasanah, N Struktur Komunitas Arthropoda Pada Ekosistem Cabai Tanpa Perlakuan Insektisida. Jurnal Media Litbang Sulteng IV(1) : Mahdi, S Pengaruh Penggunaan Varietas Dan Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai ( Capsicum Annum L.) Laporan Praktik Keterampilan. Mas ud, S Perkembangan Serangga Aphis Pada Beberapa Galur/Varietas Sorgum Di Maros. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. Meidiwarman Studi Antropoda Predator Pada Ekosistem Tanaman Tembakau Virginia Di Lombok Tengah. Jurnal Crop Agro. Vol 3 (2). Hlm
16 Nelly, N. Trizelia, Qorry, S Tanggap Fungsional Menochilus Sexmaculatus Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) Terhadap Aphis Gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) Pada Umur Tanaman Cabai Berbeda. Jurnal Entomologi Indonesia Vol. 9 No. 1, Nechiyana, Agus, S. Desita, S Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphis Gossypii Glover) Pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.). Jurnal. Pracaya, Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. Redaksi Agromedia Bubidaya Cabai Hibrida. Agromedia Pustaka. Jakarta. Riyanto Kelimpahan Serangga Predator Kutu Daun (Aphis gossypii) (Glover) (Hemiptera : Aphididae) Sebagai Sumbangan Materi Kontekstual Pada Mata Kuliah Entomologi Di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSRI. Seminar Kenaikan Pangkat dari Lektor ke Lektor Kepala di FKIP UNSRI. Samsudin Resistensi Tanaman Terhadap Serangga Hama. (online ) tersedia di =yes&aksi= lihat&id=75. Di akses pada tanggal 12 maret 2013 Setiawati, W., Udiarto, B.K., Muharam, A Pengenalan dan Pengendalian Hama-hama Penting pada Tanaman Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. Sodiq, M Ketahanan Tanaman Terhadapa Hama. Skripsi (Dipublikasikan). Jawa Timur. Tim Bina Karya Tani Pedoman Bertanam Cabai. Yrama Widya. Bandung. Untung, K Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Pres. Yogyakarta. Waluyo, B. dan Kuswanto Model Pendugaan Jumlah Aphid (Aphis Craccivora Koch) Secara In Situ Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sesquipedalis L. Fruwirth). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. No 1, Hlm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Serangga Hama pada Tanaman Cabai Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Cabai di Tiga Varietas Berbeda selama 10 minggu terdapat 5 famili yakni Famili Aphididae, Famili
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan yakni : 1. Terdapat 5 family Serangga Hama yang terdapat pada tanaman cabe di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciIdentifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang
Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciYUNUS DAMA Serangan Hama Kutu Daun Aphis Pada Dua Varietas Tanaman Cabai. Rida Iswati dan Fauzan Zakaria, ABSTRAK Penelitian ini
1 2 YUNUS DAMA. 613 409 005. Serangan Hama Kutu Daun Aphis Pada Dua Varietas Tanaman Cabai. Rida Iswati dan Fauzan Zakaria, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama kutu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Cabai dalam: Menurut Setiadi (2006) klasifikasi tanaman cabai merah termasuk ke Kingdom Diviso Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciHama penghisap daun Aphis craccivora
Hama Kacang tanah Hama penghisap daun Aphis craccivora Bioekologi Kecil, lunak, hitam. Sebagian besar tdk bersayap, bila populasi meningkat, sebagian bersayap bening. Imago yg bersayap pindah ke tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dilokasi penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan yakni : 1. Terdapat 6 family predator yang terdapat pada tanaman jagung dengan
Lebih terperinciMUSUH ALAMI PREDATOR TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) PADA AGROEKOSISTEM BERBEDA ABSTRAK
MUSUH ALAMI PREDATOR TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) PADA AGROEKOSISTEM BERBEDA Abdul Azis Wadia 1), Rida Iswati 2), Wawan Pembengo 3)**) ABSTRAK Abdul Azis Wadia/613408001. Predator Pada Tanaman Padi (Oryza
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Populasi Rhopalosiphum maidis Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kutu daun R. maidis mulai menyerang tanaman jagung dan membentuk koloni sejak tanaman berumur
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI
BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah
Lebih terperinciGambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 343 meter
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 2 Mikroskop video Nikon SMZ-10A (a), dan Alat perekam Sony BLV ED100 VHS (b)
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai dari bulan
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciStatus Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama
Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus
Lebih terperinciAlternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama
Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :
KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :978-979-8304-70-5 ISBN : 978-979-8304-70-5 Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Modul 1 : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN BIOPESTISIDA TERHADAP DAYA KENDALI SERANGAN HAMA KUTU PADA TANAMAN CABE RAWIT OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BIOPESTISIDA TERHADAP DAYA KENDALI SERANGAN HAMA KUTU PADA TANAMAN CABE RAWIT OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA) I. PENDAHULUAN Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan
Lebih terperinciWaspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Pendahuluan Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi Oleh : Ika Ratmawati, SP,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciGambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)
HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya
Lebih terperinciTetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima
Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus
Lebih terperinci1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat
1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd
Lebih terperinciPengorok Daun Manggis
Pengorok Daun Manggis Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan tanaman buah berpotensi ekspor yang termasuk famili Guttiferae. Tanaman manggis biasanya ditanam oleh masyarakat Indonesia di pertanaman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis
KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung
Lebih terperinciBALITSA & WUR the Netherlands,
BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Ketinggian wilayah di Atas Permukaan Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 215 Kecamatan Jumantono memiliki ketinggian terendah 3 m dpl
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI APHID Aphis gossypii (Glover) (Hemiptera: Aphididae) PADA TANAMAN KENTANG DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK
KEPADATAN POPULASI APHID Aphis gossypii (Glover) (Hemiptera: Aphididae) PADA TANAMAN KENTANG DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK Oleh Ana Witra, Jasmi, dan Putri Pratiwi Program Studi
Lebih terperinciTurnip BP. Desita Salbiah, Agus Sutikno, Boby Pamrianus Turnip Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT
Turnip BP PENGARUH JUMLAH BARIS TANAMAN PERANGKAP PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) UNTUK MENGENDALIKAN SERANGAN KUTU DAUN Aphis gossypii Glover (HOMOPTERA: APHIDIDAE) Influence of amount row
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH
PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) Oleh: Ani Nihayah 1), Asep Ginanjar 2), Taufik Sopyan 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi
Lebih terperinciI. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )
Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal
Lebih terperinciTUGAS LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinciMENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Relung Ekologi Relung (niche) menunjukkan peranan fungsional dan posisi suatu organisme dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi juga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and Development, PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Kabupaten Lampung Tengah.
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Jaring Berwarna Terhadap Kelimpahan Serangga Aphis gossypii pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Pengaruh Penggunaan Jaring Berwarna Terhadap Kelimpahan Serangga Aphis gossypii pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) NYOMAN AYU TRISNA ARI UTAMI 1 I NYOMAN WIJAYA 1 I KETUT SIADI 1 I DEWA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar
4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian sekitar 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan iklim di lokasi ini adalah sebagai berikut meliputi curah hujan rata-rata
Lebih terperinciNimfa instar IV berwarna hijau, berbintik hitam dan putih. Nimfa mulai menyebar atau berpindah ke tanaman sekitarnya. Lama stadium nimfa instar IV rata-rata 4,5 hari dengan panjang tubuh 6,9 mm. Nimfa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciHAMA PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA STURT.) DENGAN SISTEM POLA TANAM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI
HAMA PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA STURT.) DENGAN SISTEM POLA TANAM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Herlina Suleman, Rida Iswati, Suyono Dude Program Studi Agroteknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sayuran cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN
KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN Yeni Nuraeni, Illa Anggraeni dan Wida Darwiati Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Kampus Balitbang Kehutanan, Jl.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung juga
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Cabai (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae. Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman perkebunan. Akan tetapi banyak juga diantara serangga-serangga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekian banyak hewan ciptaan Allah SWT baru sedikit sekali yang sudah diketahui dan dimanfaatkan dengan baik oleh manusia. Masih banyak lagi hewanhewan yang dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA UNAND PADANG, 23 APRIL Biodiversitas dan Pemanfaatannya untuk Pengendalian Hama
SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA UNAND PADANG, 23 APRIL 26 Biodiversitas dan Pemanfaatannya untuk Pengendalian Hama Seminar Nasional Biodiversitas 23 April 26 Grand Inna Muara Hotel
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciBudidaya Bawang Putih di Dataran Rendah
Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu
TINJAUAN PUSTAKA Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu pada tepi sayapnya terdapat rambut yang berumbai-umbai ( Jumar, 2000). Thrips merupakan salah satu hama penting
Lebih terperinciAGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)
AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Tanaman ini berasal dari Amerika. Sekitar abad ke-16,
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycines max L. Merril) Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman eksotik yang diperkirakan berasal dari Manshukuw (Cina) yang
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ulat Api (Setothosea asigna) Hama ulat api (Setothosea asigna) merupakan salah satu hama paling penting di Indonesia yang dapat merusak tanaman kelapa sawit. Spesies
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting dibanding dengan jenis sayuran lainnya. Cabai tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon Melon berasal dari lembah Persia, Mediterania. Melon menyebar ke seluruh dunia atas jasa para penjajah dunia. Christophorus Columbus yang
Lebih terperinciALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK
ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK Muhammad Thamrin dan S. Asikin Balai Penelitian Pertanian
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ulat pemakan daun kelapa sawit yang terdiri dari ulat api, ulat kantung, ulat bulu merupakan hama yang paling sering menyerang kelapa sawit. Untuk beberapa daerah tertentu, ulat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa
10 I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat yang terdapat di dalam kubis. Kubis dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan
Lebih terperinciSISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan
SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan yang dilakukan dalam minggu tersebut. Log Kerja Harian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme
TINJAUAN PUSTAKA Komunitas Ekosistem Komunitas adalah sistem kehidupan bersama dari sekelompok populasi organisme yang saling berhubungan karena ada saling pengaruh satu dengan yang lainnya dan berkaitan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi E. furcellata (Hemiptera : Pentatomidae) Menurut Kalshoven (1981) E. furcellata diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum Klass Ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena di dalam Al Qur an telah dijelaskan proses penciptaan alam semesta termasuk makhluk hidup yang
Lebih terperinci