KAJIAN CUSTODY TRANSFER MINYAK MENTAH PADA PIPELINE DENGAN MENGGUNAKAN ULTRASONIC FLOW METER BERDASAR STANDAR API MPMS 5.8

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN CUSTODY TRANSFER MINYAK MENTAH PADA PIPELINE DENGAN MENGGUNAKAN ULTRASONIC FLOW METER BERDASAR STANDAR API MPMS 5.8"

Transkripsi

1 KAJIAN CUSTODY TRANSFER MINYAK MENTAH PADA PIPELINE DENGAN MENGGUNAKAN ULTRASONIC FLOW METER BERDASAR STANDAR API MPMS 5.8 Oleh M. Imam Sudrajat 1 Abstract Custody metering in the crude oil transmission pipeline is measuring quantity and quality of the transported fluid for fiscal purpose. All equipment include skid metering that used in custody metering shall be design based on standard and approved by legal government. The custody metering system shall have high accuracy and repeatability. Based on OIML, the minimum accuracy for flow meter in pipeline shall 0.2% and 0.3% for the system. Ultrasonic flow meter is flow meter that have high accuracy, repeatability and also suitable to measure liquid hydrocarbon. The purpose of these research is to produce a design of metering skid to measure crude oil for custody transfer using ultrasonic flow meter based on API MPMS (Manual of Petroleum Measurement standard) 5.8. This research is done by standard/literature study and interview with ultrasonic flow meter vendor / producer. As the result of this research is design of custody metering skid using ultrasonic flow meter as a mains meter based on API MPMS 5.8. And also complete with example of custody metering skid to measure crude oil with flow rate2 billion barrels per day. Keywords: custody, metering, ultrasonic, flow meter, skid, flow rate, API, MPMS 1 Peneliti di Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI 1

2 I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam salah satunya adalah minyak bumi. Proses transaksi jual beli minyak mentah merupakan titik kritis yang harus diberi perhatian lebih. Pegertian dari Custody transfer adalah proses jual beli yang harus dinyatakan sah oleh pihak penjual dan pembeli serta pihak-pihak yang terkait. Salah satu syarat Custody transfer adalah digunakannya alat ukur yang sesuai standar. Pada proses transaksi ini semua pihak yang terlibat harus menyetujui baik dari desain sistem ataupun desain alat ukur yang dipergunakan. Alat ukur yang digunakan selain harus terkalibrasi juga harus memiliki keakurasian dan repeability yang tinggi. Standar American Petroleum Institute (API) Manual of Petroleum Measurement Standard (MPMS) API MPMS merupakan standar khusus yang mengatur tentang beberapa sistem yang seharusnya digunakan pada industri hidrokarbon. Standar API MPMS 5.8 yang disahkan pada tahun 2005 merupakan bagian dari API MPMS yang khusus yang menerangkan desain dasar dari sistem yang menggunakan ultrasonic flow meter (UFM) transit time sebagai alat utamanya. Sampai saat ini beberapa Industri migas di Internasional dan dalam negeri menggunakan standar untuk mendesain instrumen ukur untuk sistem jual beli minyak mentah mereka mengacu pada standar API MPMS didukung dengan beberapa standar lainnya seperti International Organization of Legal Metrology (OIML) dan (Norsk Sokkels Konkuranseposisjon) NORSOK. Sedangkan di Indonesia ini belum ada standar nasional yang mengatur tentang hal ini. Oleh karena itu perlunya standar nasional yang dapat dijadikan acuan untuk proses custody metering ini. Pada sistem custody transfer ini keakurasian dan repeatability alat merupakan hal yang sangat vital karena tingginya harga minyak yang diperjual belikan. Berdasarkan OIML karakteristik alat ukur yang harus dimiliki dalam proses jual beli cairan selain air, harus memiliki nilai minimal keakurasian dan repeatability tertentu. Pada umumnya sistem metering ini dibentuk dalam sebuah paket (skid) yang terkalibrasi. Kelas Tabel 1 Syarat Keakurasian Berdasarkan Standar OIML R117 (1997) Penerapan 0.3 Sistem pengukuran pada pipeline (perpipaan sekala besar) 0.5 Semua pengukuran yang ada dibawah ini. Dispenser bahan bakar untuk motor (selain dari dispenser LPG). Sistem pengukuran pada road tanker untuk cairan yang memiliki nilai viskositas rendah. Sistem pengukuran untuk unloading dari kapal tanker dan kereta tanki.. Sistem pengukuran untuk susu. Sistem pengukuran untuk loading kapal. sistem pengukuran untuk pengisian bahan bakar pesawat 1.0 Sistem pengukuran untuk liquefied gases bertekanan tinggi (kecuali pada dispenser LPG) 2

3 Kelas Penerapan pada suhu diatas atau sama dengan -10 o. Dispenser LPG untuk kendaraan bermotor Sistem pengukuran cairan yang normalnya masuk pada kelas 0.3 atau 0.5 tapi memiliki karakteristik sebagai berikut. memiliki suhu dibawah -10 o C atau diatas 50 o C. memiliki dynamic viscosity lebih tinggi dari 1000mPa.s atau. memiliki volume laju alir tidak lebih dari 20L/h 1.5 Sistem pengukuran pada Liquified Carbon Dioxide Sistem pengukuran pada liquefied gas bertekanan tinggi dengan suhu kurang dari -10 o C (kecuali pada sistem pengukuran menggunakan dispenser). 2.5 Sistem pengukuran cairan yang memiliki suhu dibawah -153 o C Beberapa jenis minyak mentah (Crude oil) sendiri memiliki karakteristik fluida seperti berikut: API Gravity : 28 sampai dengan 46 (diukur pada suhu 60 F) Kandungan Belerang : maksimal 3% Viskositas : 2.74 cst cst (diukur pada suhu 86 F) Tekanan Uap Air : maksimal 10.5 psig Kandungan Wax : maksimal 16.5% Kandungan sedimen dan air : maksimal 1% Suhu operasi : F Beberapa alat yang pada umumnya digunakan untuk mengukur minyak mentah adalah Turbin Flow meter, coriolis, Positive Displacement (PD) Flow meter dan UFM. Keunggulan UFM dibandingkan dengan flow meter-flow meter tersebut adalah tingkat keakurasian dan repeatibily yang relatif lebih tinggi, mampu digunakan dua arah (bidirectional), mampu bekerja pada beberapa nilai kekentalan, tekanan drop yang rendah dan rentang debit yang lebih lebar, serta minim perawatan. Namun dari segi harga UFM cenderung lebih mahal dari pada flow meter yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain sistem custody metering menggunakan UFM sesuai dengan API MPMS 5.8 yang didukung oleh standar yang lain yaitu OIML R117 dan NOSOK I-105. Berdasarkan standar NORSOK kedakpastian pengukuran yang diperbolehkan dalam mengukur kandungan sedimen dan air (BS&W) adalah ± 0.05% volume dari kandungan air sebanyak 0% sampai 1%. Atau ± 5% dari minyak yang memiliki kandungan air yang lebih dari 1%. II METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur standar API, OIML, NORSOK dan literatur lain yang mendukung serta dengan melakukan wawancara dengan beberapa produsen UFM dan skid packager. 3

4 III HASIL PENELITIAN Berdasarkan dari standar API MPMS 5.8 persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem pengukur laju alir cairan hidrokarbon menggunakan UFM antara lain: a. Jenis flow meter yang digunakan adalah jenis ultrasonic transit time, yang disusun dengan skema dasar seperti Gambar 1. b. Sebelum memasuki skid kandungan air pada minyak sebaiknya diminimalisir terlebih dahulu, karena air akan dapat mengurangi keakurasian alat. Besarnya persentase air yang diperbolehkan tergantung pada karakteristik tiap-tiap alat, sehingga harus dikonsultasikan dengan produsen UFM. c. Desain dari skid juga harus dapat menahan adanya tekanan yang berlebihan yang mungkin ditimbulkan oleh penutupan valve secara tiba tiba, oleh karena itu perlunya penambahan alat lain untuk melepaskan tekanan yang berlebih tersebut misalnya dapat menggunakan pressure relive valve. d. Tekanan harus dijaga agar tetap berada diatas tekanan uap fluida. Oleh karena itu pressure drop yang dihasilkan sistem tidak boleh terlalu besar. 4 Gambar 1 Desain Skid Standar untuk UFM e. Untuk sistem yang didesain bidirectional maka pengkondisian fluida juga harus diterapkan pada kedua sisinya serta harus dikalibrasi untuk masing masing arahnya. Jika aliran lebih sering searah maka instrument ukur tekanan,suhu dan densitas harus ditempatkan pada sisi outputnya (downstream). f. Kelas,material dan dimensi dari pipa dan sambungan harus menyesuaikan dengan kondisi fluida dan tekanan yang ada. g. Harus ada ruang yang cukup untuk meletakkan alat ukur dan prover. h. Metalurgi,elastomer, coating dan dan komponen lain harus sesuai dengan sifat fluida.

5 i. Harus diperhatikan juga efek korosi dan erosi yang mungkin ditimbulkan akibat adanya pengotor dalam fluida j. Maksimum viskositas, maksimum dan minimum suhu ambient harus diperhitungkan agar sesuai dengan karakteristik alat k. Mempertimbangkan terjadinya penumpukan lilin (wax). Apabila dibandingkan dengan Turbin flow meter atau PD flow meter UFM lebih tidak terpengaruh terhadap akumulasi lilin ini. Namun dalam skala yang besar penumpukan lilin ini dapat mengakibatkan kesalahan pembacaan akibat sinyal yang terdistorsi. l. Tipe prover dan metode proving. Prover merupakan sebuah alat untuk kalibrasi flow meter. Prover yang digunakan dapat berupa ball prover, compact prover atau master meter. Ball prover memiliki dimensi yang besar dan kuantitas debit terukur yang lebih besar. Namun tipe ini tidak portable dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan Compact prover memiliki desain yang lebih portable sehingga mudah untuk dipindahkan. Ukuran Compact prover yang ada dipasaran hanya sebesar 16 inch, sehingga hanya cocok untuk mengukur UFM yang memiliki diameter sama atau lebih kecil dari 16 inch. Master Meter merupakan Flow meter yang didedikasikan hanya untuk mengkalibrasi flow meter yang lain. Untuk menjamin keakuratan, Master meter ini sebelumnya sudah terkalibrasi secara sistem dengan ball prover atau compact prover. m. Sistem harus dijaga kestabilannya dengan tetap menjaga keamannya, dan memungkinkan untuk diaudit secara berkala. n. Perlunya sistem antar muka dengan sistem lain karena pada umumnya sistem metering terkait dengan proses yang menyertainya. Pada sistem pipeline pada umumnya sudah terintegrasi dengan SCADA atau Supervisory Control and Data Acquisition. o. Penginstalan komponen dan instrument pendukung harus sesuai dengan standar yang ada p. Perlunya pengkondisian aliran fluida dengan menggunakan flow conditioning untuk mengurangi terjadinya olakan (swirl) yang dapat mengurangi keakurasian alat. Flow conditioning ini dapat berupa straightening vane dan/atau dengan penambahan pipa lurus (spool) sebelum masuk dan sesudah keluar flow meter. Panjang pipa lurus yang dibutuhkan pada sisi input flow meter apabila menggunakan straightening vane adalah sepanjang 10 kali diameter pipa atau 20 kali diameter pipa apabila tidak menggunkan straigtening vane. Pada sisi output panjang minimal pipa lurus adalah 5 kali diameter pipa. Pada aliran bidirectional pengkondisian pada kedua sisi adalah sama yaitu menggunakan 20 kali diameter flow meter. Pipa yang digunakan harus memiliki diameter dan material yang sama dengan flow meter. q. Pressure /Flow Control Valve harus diletakkan pada sisi outlet (downstream) dari flow meter sehingga tidak menyebabkan perubahan pola aliran, dan tekanan di dalam flow meter. Drain/Vent valve yang dipasang diantara flow 5

6 meter dan prover harus dilengkapi dengan double block and bleed valve untuk mencegah terjadinya kebocoran. r. Peralatan elektronik pendukung seperti Flow computer, power supply dan alat lainnya harus dipasang pada tempat yang terlindung sehingga memenuhi persyaratan pembagian daerah bahaya. s. Sinyal pada UFM dan pada koneksinya harus terlindungi dari gangguan electromagnetic Interverence (EMI). Sistem juga harus dijauhkan dari sumber daya yang dimungkinkan akan menghasilkan noise yang besar. Pelindung kabel, karet, plastik dan semua peralatan yang diletakkan ditempat yang terbuka harus tahan terhadap sinar ultraviolet, api, oli dan pelumas. t. Sistem pertanahan (grounding) juga harus dipasang dengan baik agar sinyal dari UFM tidak terganggu. u. Untuk menjaga kelangsungan pengukuran diperlukan sebuah Uninterruptable Power Supply (UPS) sebagai tenaga cadangan. v. Meter factor didapatkan dari hasil pembandingan (proving) antara UFM dengan Prover. Proses pembandingan ini harus dilakukan saat sistem berjalan pada kondisi stabil (steady).selama proses ini kondisi lingkungan prover harus dijaga sama dengan lingkungan sekitar UFM. Proses proving dapat dilakukan secara langsung di tempat (in-situ) atau dilakukan di laboratorium. Namun pada umumnya peruses proving yang terbaik dilakukan secara in-situ karena hasil proving di laboratorium sangat tergantung pada kondisi saat pengukuran yang kadang jauh berbeda dengan kondisi di lapangan. w. Pada saat pembandinga Prover dan UFM harus dipasang secara seri dengan kondisi aliran yang sama. Berdasarkan API MPMS 4.8 hasil perbandingan repeatability antara UFM dan prover seharusnya pada 5 kali percobaan tidak melebihi 0.05%. x. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada software pengukur atau pengontrol adalah pengaturan nilai pulsa, zeroing, serta metode koreksi. Performa Ultrasonic flow meter yang ada dipasaran adalah sebagai berikut: Akurasi : 0.1% sampai dengan 3% Repeatability : < 0.02% sampai dengan 1% Uncertainty : < 0.027% sampai dengan 3% Tekanan Operasional maks : ± 3000 psig Suhu : -300 F sampai dengan 500 F Jenis Fluida : Minyak mentah, Ethane, Gasoline, LPG Densitas : 0.04 lb/ft 3 sampai dengan 93.6 lb/ft 3 Viskositas : 0.1 cst sampai dengan 650 cst Debit aliran : barel per jam sampai dengan barel per jam Nilai ini telah memenuhi standar yang ditetapkan OIML yaitu akurasi sebesar 0.2% untuk sebuah flow meter dan 0.3% untuk sebuah sistem pengukuran serta 6

7 memiliki kepresisian 0.05% pada 5 kali pengukuran. Ultrasonic meter memiliki kemampuan untuk mengukur aliran dengan keakurasian optimal pada kondisi antara 20% sampai dengan 100% kemampuan maksimalnya. Di luar kondisi tersebut keakurasian UFM akan berkurang. Performa UFM ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2 Performa Ultrasonic Flow meter IV PEMBAHASAN Berikut adalah contoh dari desain skid Custody Transfer untuk mengukur aliran 2 juta barel per hari (BPD) atau BPH minyak mentah pada pipeline dengan menggunakan UFM. Dari table 2 dapat diambil beberapa konfigurasi yang mungkin. Sebagai contoh misalnya dengan menggunakan UFM berukuran 8 yang mampu mengukur maksimal flow rate sebesar BPH maka dibutuhkan minimal 10 buah UFM berukuran 8 yang disusun parallel sebagai alat ukur utama. Contoh lain adalah dengan menggunakan UFM berukuran 16, maka akan dibutuhkan minimal 4 buah UFM. Apabila menggunakan UFM berukuran 24, maka akan dibutuhkan minimal 1 buah UFM 24 dan 1 buah UFM 8. Semakin besar ukuran UFM maka akan menghemat pemakaian tempat sebagai skid. Alternatif menggunakan UFM yang berbeda ukuran jarang sekali digunakan pada applikasi sebenarnya karena akan menyulitkan pada saat akan mengganti bagian dari UFM apabila mengalami perbaikan, selain itu akan mempersulit proses pengkalibrasian dan proving. Tabel 2 Karakteristik umum Ultrasonic Flow Meter 7

8 Ukuran prover juga akan menjadi kendala saat UFM yang digunakan melebihi 16. Karena ukuran compact prover yang ada dipasaran saat ini hanya sampai 16, sehingga untuk aplikasi yang lebih besar dari pada 16 harus menggunakan ball prover yang memiliki dimensi sangat besar. Desain optimal yang dapat dipergunakan untuk aliran mengukur minyak mentah sebesar 2 BPH adalah dengan menggunakan minimal 4 buah UFM berukuran 16. Agar proses pengukuran tetap dapat berjalan saat salah satu UFM rusak maka diperlukan minimal satu buah UFM berukuran sama yang digunakan sebagai cadangan. Sehingga total UFM yang terpasang berjumlah 5 buah. Turbin Flow meter dengan ukuran yang sama yang dipasang seri digunakan sebagai master meter. Pemasangan master meter memikiki keuntungan antara lain dapat melakukan proving lebih sering sesuai kebutuhan dan menghemat biaya karena harga compact prover atau ball prover jauh lebih mahal daripada satu buah flow meter yang dijadikan master meter. Pemilihan turbin flow meter sebagai master meter dikarenakan karena standar API MPMS 4.5 dan API MPMS 4.8 hanya mengakui Turbin Flow meter dan PD Flow meter sebagai master meter. Sedangkan pemanfaatan UFM sebagai master meter masih dalam pembahasan Gambar 3 Desain Untuk mengukur 2BPD Minyak Mentah Dengan UFM Keterangan: 1 pipa dengan ukuran 20 inch 9 Temperature Transmitter 2 On-Off valve 10 Densitometer dan atau BS&W analyzer 3 saringan (strainer) 11 UFM (Ultrasonic Flow Meter) 16 8

9 4 Pipe reducer 20 to Pipe Expander 16 to 20 5 straightening vane 13 On-Off valve to prover 6 On-off valve 14 Flow control valve 7 Turbin flow meter On-Off Valve 8 Pressure transmitter 16 On-Off Valve back from Prover V PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ultrasonic flow meter dapat digunakan sebagai alat ukur utama pada proses custody metering cairan hidrokarbon. Dengan contoh desain adalah metering skid untuk mengukur 2 BPD minyak mentah. Saran Perlunya standar nasional yang mengatur tentang custody metering, khususnya keakurasian sistem, repeatability, desain, batasan jumlah pengotor berupa sedimen dan air serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses jual beli minyak bumi. VI DAFTAR PUSTAKA 1. American Petroleum Institute Manual of Petroleum Measurement Standards Chapter Measuring of Liquid Hydrocarbon by Ultrasonic Flow Meter Using Transit Time Technology, First Edition February Washington DC 2. Installation/Operation/Maintenance FMC Technologies Ultrasonic Liquid Flowmeter Smith Meter Ultra. Bulletin MNLS NORSOK Fiscal Measurement System For Liquid Hidrocarbon Liquid, Draft 2 for Edition. Lysaker. Norway 4. Organisation Internationale De Metrologie Legale (OIML) R Measuring System for Liquid Other Than Water International Recommendation Edition 1997 (E). OIML Paris. France 5. Product Datasheet DAN-LQ-USM-DS Meter Daniel Model 3804 Liquid Ultrasonic Flow. Emerson Process Management. Singapore 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Pengukuran kualitas dan kuantitas cairan Bahan Bakar Minyak atau sering disebut dengan BBM merupakan kegiatan yang sangat penting dalam hal serah terima perdagangan (custody

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN

METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN JENIS METER GAS INDUSTRI Meter gas industri yang umum digunakan dalam transaksi perdagangan adalah : Positif Displacement ( yang banyak digunakan adalah tipe rotary piston

Lebih terperinci

Sistem Meter Minyak. (TF490 - Kapita Selekta) Bandung, 18 Maret Teknik Fisika ITB

Sistem Meter Minyak. (TF490 - Kapita Selekta) Bandung, 18 Maret Teknik Fisika ITB Sistem Meter Minyak (TF490 - Kapita Selekta) Bandung, 18 Maret 2000 Teknik Fisika ITB Pendahuluan Sub Tema Latar Belakang? Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah Mahasiswa Mengikuti Kuliah TF490

Lebih terperinci

BAB III ULTRASONIK FLOWMETER TIPE CLAMP-ON

BAB III ULTRASONIK FLOWMETER TIPE CLAMP-ON BAB III ULTRASONIK FLOWMETER TIPE CLAMP-ON 3.1 Pendahuluan Jenis ultrasonik flowmeter tipe clamp-on Ultrasonik flowmeter tipe clamp-on memiliki keunggulan tidak perlu adanya shutdown proses, pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dipisahkan dengan suatu kegiatan pengukuran. Pengukuran dapat diartikan sebagai membandingkan harga variabel yg diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pipa penyalur (pipeline) merupakan sarana yang banyak digunakan untuk mentransmisikan fluida pada industri minyak dan gas (migas). Penggunaannya cukup beragam, antara

Lebih terperinci

TOPIK PRESENTASI: Liquid, Steam & Gas Measuring Instrumentation And Its Application. PT. Petrokimia Nusantara Interindo

TOPIK PRESENTASI: Liquid, Steam & Gas Measuring Instrumentation And Its Application. PT. Petrokimia Nusantara Interindo TOPIK PRESENTASI: Liquid, Steam & Gas Measuring Instrumentation And Its Application PT. Petrokimia Nusantara Interindo DIBAWAKAN OLEH: PT. GITA BHAKTI MANDIRI ISI PRESENTASI 1. PENGERTIAN FLOWMETER? 2.

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP Pengaruh Getaran Terhadap Pengukuran Kecepatan Aliran Gas Dengan Menggunakan Orifice Plate Oleh: Rizky Primachristi Ryantira Pongdatu 2410100080 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP. 19650309

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN Sistem Perpipaan merupakan bagian yang selalu ada dalam industri masa kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk mentransportasikan fluida adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup.

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 1 DEFINISI Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 2 CODE DAN STANDARD ASME MFC-18M, Measurement of Fluid Flow Using

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas Metering Station Gas Metering station adalah suatu kumpulan beberapa metering skid dan aksesorisnya yang digunakan sebagai media custody transfer. 2.1.1 Metering Skid Satu

Lebih terperinci

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Pada area pengeboran minyak dan gas bumi Lima, Laut Jawa milik British Petrolium, diketahui telah mengalami fenomena subsidence pada kedalaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian terhadap aliran campuran air crude oil yang mengalir pada pipa pengecilan mendadak ini dilakukan di Laboratorium Thermofluid Jurusan Teknik Mesin. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll.

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll. BAB III. ALAT UKUR ALIRAN FLUIDA LEARNING OUTCOME Bab III ini adalah mahasiswa diharapkan dapat:. memahami jenis dan prinsip kerja alat ukur aliran,. melakukan analisis kuantitatif pada alat ukur aliran

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

NAJA HIMAWAN

NAJA HIMAWAN NAJA HIMAWAN 4306 100 093 Ir. Imam Rochani, M.Sc. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc. ANALISIS PERBANDINGAN PERANCANGAN PADA ONSHORE PIPELINE MENGGUNAKAN MATERIAL GLASS-REINFORCED POLYMER (GRP) DAN CARBON STEEL BERBASIS

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 09 004 Simulasi Line Packing Sebagai Storage pada Pipa Transmisi Gas Studi Kasus:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam kegiatan operasional industri minyak banyak ditemukan berbagai macam alat pengoperasian untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam wujud peralatan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas Di dalam proses produksi migas (minyak dan gas), ada beberapa kejadiaan merugikan yang tidak diinginkan yang bisa mengancam keselamatan. Jika tidak ditangani dengan baik, kejadian tersebut bisa mengarah

Lebih terperinci

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1) FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1) HP: 085269878796 Email: fadhlist_ui@yahoo.com A. FLOWLINE & MANIFOLD Fluida dari sumur dialirkan melalui flowline, manifold dan header selantjutnya menuju ke stasiun

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

5. Turbine Meters. 4. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Prinsip Operasi. Spesifikasi Umum. Kelebihan & Kekurangan

5. Turbine Meters. 4. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Prinsip Operasi. Spesifikasi Umum. Kelebihan & Kekurangan 4. Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik (Faraday s Low), yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa tranducer, maka fluida akan bekerja sebagai

Lebih terperinci

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Oleh : Dwi Heri Sudaryanto *) ABSTRAK Transmitter adalah salah satu instrument yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang minyak masih menjadi kebutuhan bahan bakar yang utama bagi manusia. Minyak sangat penting untuk menggerakkan kehidupan dan roda perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR P3 PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR II P3 PIPELINE STRESS ANALYSIS ON THE ONSHORE DESIGN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kesalahan Utama Pada Perhitungan Unaccounted Gas di Jaringan Pipa Transmisi Gas

Penentuan Tingkat Kesalahan Utama Pada Perhitungan Unaccounted Gas di Jaringan Pipa Transmisi Gas Penentuan Tingkat Kesalahan Utama Pada Perhitungan Unaccounted Gas di Jaringan Pipa Transmisi Gas Karisnda Rahmadani a, Asep Handaya Saputra b Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN III.1 DATA III.1.1 Pipeline and Instrument Diagram (P&ID) Untuk menggambarkan letak dari probe dan coupon yang akan ditempatkan maka dibutuhkan suatu gambar teknik yang menggambarkan

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Monitoring Meter untuk Aplikasi Meter Orifice Menggunakan Perangkat Lunak PI ProcessBook

Perancangan Sistem Monitoring Meter untuk Aplikasi Meter Orifice Menggunakan Perangkat Lunak PI ProcessBook Perancangan Sistem Monitoring Meter untuk Aplikasi Meter Orifice Menggunakan Perangkat Lunak PI ProcessBook Amril 1 Desty Anggita Tunggadewi 1 Hari Hadi Santoso 12 1 Progran Studi Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengurangi emisi gas karbondioksida (CO 2 ) yang terbuang dari

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengurangi emisi gas karbondioksida (CO 2 ) yang terbuang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Pertamina EP Asset 3 Subang Field memiliki Fasilitas Produksi yang mengelola gas bumi menjadi gas berbahan bakar dengan komposisi yang sesuai standar baku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya

Lebih terperinci

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( ) SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI Arif Rahman H (4305 100 064) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc 2. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D Materi

Lebih terperinci

RANGKAIAN POMPA (POM)

RANGKAIAN POMPA (POM) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA RANGKAIAN POMPA (POM) Disusun oleh: Listiani Artha Kevin Timothius C Dr. Tirto Prakoso Meiti Pratiwi, S.T, M.T. Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGELOLAAN AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN HULU MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI DENGAN

Lebih terperinci

RANGKAIAN POMPA (POM)

RANGKAIAN POMPA (POM) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA RANGKAIAN POMPA Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Tirto Prakoso,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir ( Flow Chart ) Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out (FWKO) ke pump suction diberikan pada Gambar 3.1 Mulai Perumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print) Analisa Pengaruh Jarak Sistem Proteksi Water Hammer Pada Sistem Perpipaan (Studi Kasus Di Rumah Pompa Produksi Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karang Pilang 3 Distribusi Wonocolo PT PDAM Surya

Lebih terperinci

Purwarupa Mekanisme Akuisisi Data Rotary Vane Positive Displacement Flowmeter dengan Kompensasi Suhu

Purwarupa Mekanisme Akuisisi Data Rotary Vane Positive Displacement Flowmeter dengan Kompensasi Suhu IJEIS, Vol.4, No.1, April 2014, pp. 101~112 ISSN: 2088-3714 101 Purwarupa Mekanisme Akuisisi Data Rotary Vane Positive Displacement Flowmeter dengan Kompensasi Suhu Ahmad Fajrul Falah* 1, Triyogatama Wahyu

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN STATIS KWANTITAS MINYAK DI TANGKI TEGAK

BAB V PERHITUNGAN STATIS KWANTITAS MINYAK DI TANGKI TEGAK BAB V PERHITUNGAN STATIS KWANTITAS MINYAK DI TANGKI TEGAK V.1 Pengenalan Metode perhitungan statis kwantitas liquid di tangki tegak ini dasarkan atas API MPMS Chapter 12 part 1, yaitu prosedur perhitungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi

Lebih terperinci

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321 Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Stainless Steel, 310, dan 321 pada Aliran Reject 1st Cleaner to 2nd Cleaner OCC Line Voith Unit SP 3-5 di PT. PAKERIN (Pabrik Kertas Indonesia) Budi

Lebih terperinci

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline Bab III Data Perancangan GRP Pipeline 3.2 Sistem Perpipaan Sistem perpipaan yang dirancang sebagai studi kasus pada tugas akhir ini adalah sistem perpipaan penyalur fluida cair yaitu crude dan well fluid

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 38 BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 4.1 Aplikasi Control Valve Pada PT Polichem Indonesia Tbk. PT Polichem Indonesia Tbk. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Teori Pengukuran II.1.1. Pengertian Pengukuran Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%),

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%), BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%), Hydrogen (11-14%), Nitrogen (0.2 0.5%), Sulfur (0-6%), dan Oksigen (0-5%).

Lebih terperinci

Tugas Akhir (MO )

Tugas Akhir (MO ) Company Logo Tugas Akhir (MO 091336) Aplikasi Metode Pipeline Integrity Management System pada Pipa Bawah Laut Maxi Yoel Renda 4306.100.019 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. 2. Ir.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan *Email: reza.fauzan@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang peningkatan jumlah produksi minyak yang diperoleh dari sumur produksi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Kendaraan Bermotor. Komponen. Konveter Kit. Persyaratan Teknis. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR KELOMPOK 6: 1. YUNO PRIANDOKO 4210100060 2. ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR 4211100018 3. AYUDHIA PANGESTU GUSTI 4211100089 4. RAHMAD BAYU OKTAVIAN 4211100068 1 TEORI, FUNGSI, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN KOMPONEN

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur saja, disamping itu juga sebagai alat pengontrol. Oleh karena kedua fungsi tersebut erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 AKTIVITAS PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan merupakan sebuah kajian eksperimental dengan rangkaian urutan aktivitas sebagai berikut: Kajian Pendahuluan Merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan disuatu lokasi lapangan sumur gas Segat di propinsi Riau dan Jakarta. Penelusuran data dilakukan di Jakarta yang merupakan kantor

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya bahan bakar minyak dan gas, menjadi kebutuhan utama untuk dunia transportasi, dunia industri, dan rumah tangga. Setiap tahun kebutuhan akan pasokan bahan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2 1 Analisis Penurunan Head Losses Pada Simpul Pipa Expansion Loop Vertikal Dengan Variasi Tinggi Dan Lebar Simpul (Analisys Redution Head Losses In Pipe Expansion Loop Vertical With Variaton High And Width

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber energi yang membutuhkan proses hingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu bahan bakar fosil yaitu minyak.

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II Asvin B. Saputra 2710 100 105 Dosen Pembimbing: Budi Agung Kurniawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

SISTEM KOMPUTER DI METERING SYSTEM

SISTEM KOMPUTER DI METERING SYSTEM SISTEM KOMPUTER DI METERING SYSTEM Oleh: Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Pengukuran dan perhitungan flow rate dan Total flow untuk aplikasi Metering atau Custody Transfer melibatkan proses pengukuran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENGUJIAN Sistem cascade yang digunakan dalam pengujian ini terdapat di gedung P2M (Salemba). Sebelumnya sistem ini dimanfaatkan untuk mendinginkan komponen pesawat

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA Disusun oleh : 1. Fatma Yunita Hasyim (2308 100 044)

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com)

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellhead merupakan peralatan yang digunakan pada proses pengeboran sumur migas. Wellhead berfungsi untuk mengisolasi tekanan dari dalam sumur migas agar tidak bocor

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka Bandara Soekarno-Hatta harus mengikuti dan memenuhi standar yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

DAFTAR SNI PRODUK/PERALATAN SUB BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

DAFTAR SNI PRODUK/PERALATAN SUB BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI DAFTAR SNI PRODUK/PERALATAN SUB BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI 1. 2. 3. / / / Pipa-pipa baja pengujian tinggi untuk saluran pada industry minyak dan gas bumi 07-0728- 1989 High tested steel pipes for petroleum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor (http://www.world-nuclear.org/, September 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor (http://www.world-nuclear.org/, September 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aliran multifase merupakan salah satu fenomena penting yang banyak ditemukan dalam kegiatan industri. Kita bisa menemukannya di dalam berbagai bidang industri seperti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? 1 1.2. Tujuan Penulisan 1 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN INSTRUMENTASI & SISTEM KONTROL 3 2.1. Mengapa

Lebih terperinci

1 UNIVERSITAS MEDAN AREA

1 UNIVERSITAS MEDAN AREA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hal utama yang harus diperhatikan pada proses transfer molding dengan teknologi yang berinovasi tinggi atau otomatis adalah: 1) Mampu memindahkan fluida air ke dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP Duwi Hariyanto, Gurum Ahmad Pauzi dan Amir Supriyanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Aplikasi Katup Kontrol Pada PT Polychem PT Polychem adalah sebuah perusahaan yang memproduksi produkproduk kimia, di perusahaan ini banyak menggunakan katup kontrol dalam proses

Lebih terperinci