Perancanaan Proses. Disampaikan oleh: M. Imron Mustajib, S.T., M.T. Teknik Industri UNIJOYO
|
|
- Irwan Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perancanaan Proses Disampaikan oleh: M. Imron Mustajib, S.T., M.T. Penelitian Operasional II (TKI 226) 152) 1 1
2 Referensi 1. Groover, M.P.,(2001), Automation, Production System and Computer Integrated Manufacturing, Prentice Hall. 2. Singh, N., (1996), Systems Approach to Computer- Integrated Design and Manufacturing, John Wiley & Sons. 2
3 Tujuan Instruksional 1. Memperkenalkan cara pikir sistemik terintegrasi dan metoda keteknikindustrian dalam memecahkan permasalahan dalam sistem manufaktur 2. Mahasiswa dapat melakukan analisis dan memodelkan sistem manufaktur 3
4 Apa perencanaan proses? Perencanaan proses merupakan jembatan antara disain dan proses manufaktur Perencanaan proses: menterjemahkan spesifikasi disain menjadi rincian proses manufaktur Pendefinisian: Process planning is set of rules and instructions to create products that meet the specifications 4
5 Proses dalam Manufaktur Material removal chip making Metal forming and sheet metalworking Casting and molding Joining and assembly Cleaning and coating Processes for Electronics 5
6 Proses Material Removal Dasar Turning Drilling Milling Grinding Masing-masing memiliki kemampuan tertentu dan dapat diestimasi parameter-parameter proses seperti: Waktu pemesinan Kecepatan pemotongan (cutting speed) Material removal rate 6
7 Turning(1) Proses yang dapat dilakukan 7
8 Turning(2) Estimasi parameter beberapa proses 8
9 Drilling Boring: memperbesar lubang yang telah dibuat sebelumnya Counterboring: memperbesar hanya satu sisi dari lubang yang telah dibuat Reaming:menghasilkan ukuran yang sesuai dan penghalusan permukaan dari lubang yang telah ada Tapping: membuat ulir di bagian dalam Spot facing: finishing permukaan pada lubang yang telah dibuat Countersinking: memperbesar lubang di satu sisi dengan bentuk conical(tapered) 9
10 Milling Estimasi parameter proses 10
11 Grinding Estimasi parameter proses 11
12 Langkah Dasar dalam Perencanaan Proses Analisis kebutuhan part Pemilihan material dasar Penentuan operasi manufaktur dan urutannya Pemilihan pemesinan Pemilihan tools, workholding devices, inspection equipment Penentuan kondisi pemesinan (cutting speed, feed and depth of cut) dan waktu pemesinan (setup, waktu proses, lead time) 12
13 Analisis kebutuhan part Mengenali feature dari part, contoh:plane, cylinder, cone, step, edge dan fillet Bentukan feature ini bisa dimodifikasi dengan menambahkan: slots, pockets, grooves, dan holes Contoh: feature berbentuk plane dimodifikasi dengan menambah step, slot, side step, blind hole 13
14 Pemilihan material awal Jenis material dan bentuk awal yang tersedia: rod, slab, dll. Dimensi Oversized dimension 14
15 Penentuan operasi dan urutan manufaktur Penentuan urutan sangat penting Batasan dalam proses, cara perakitan, dll menjadi perhatian dalam penentuan urutan Begitu pula surface roughness dan tolerance merupakan pertimbangan Bagaimana urutan operasinya? 15
16 Pemilihan pemesinan Melakukan pemilihan mesin yang akan dipakai Dipengaruhi oleh: Atribut benda kerja: feature, dimensi, toleransi, bentuk bahan baku Atribut mesin: kemampuan proses, ukuran, kemampuan tooling, jenis mesin (manual, otomatis, CNC, dll) Atribut volume produksi: jumlah yang harus dibuat TUJUAN UTAMA: mencari proses dengan biaya paling murah 16
17 Pemilihan Mesin 17
18 Pemilihan tools, workholding devices, inspection equipment Bergantung pada part feature Tools terkait dengan toleransi dan surface roughness Workholding terkait dengan jig-fixture Volume produksi mempengaruhi pula pemilihan workholding 18
19 Pemilihan Tools 19
20 Kondisi pemesinan Menyangkut penentuan: Cutting speed (v) Feed rate (f) Depth of cut (d) Mempengaruhi manufacturing lead time 20
21 Hasil Perencanaan Proses 21
22 Permasalahan 22
23 CAPP: mengapa? Bisa menghasilkan rencana proses yang akurat dan konsisten Mengurangi biaya dan lead time perencanaan proses Kebutuhan ketrampilan perencana proses dapat dikurangi Peningkatan produktivitas perencana proses Memudahkan interface dengan program estimasi biaya, waktu baku, dll. 23
24 Arsitektur CAPP 24
25 Metode dalam CAPP Metode Variant: Rencana proses untuk part baru dibuat dengan memanfaatkan rencana proses part yang mirip yang sudah tersimpan sebelumnya. Rencana proses baru merupakan modifikasi dari rencan proses part sejenis tersebut. Metode Generative: Rencana proses di-generate dengan logika, formula, algoritma dan data tertentu. Dikenal dua macam sistem generative: Geometry based coding scheme Process knowledge 25
26 Metode Variant (1) Langkah-langkah dalam metode ini: 1. Mendefinisikan skema peng-kode-an 2. Menglompokkan kelompok dalam part families 3. Mengembangkan standard rencana proses 4. Menggunakan standard untuk membuat rencana proses part yang baru dengan memodifikasinya 26
27 Metode Variant (2) Langkah 1-3: Langkah 4: 27
28 Metode Generative Rencana proses dibuat berdasarkan pengetahuan mengenai proses yang telah dikumpulkan, seperti: Geometric feature Proses manufaktur Dibuat dalam decision table 28
29 Knowledge Based Process Planning(1) Pengetahuan mengenai proses dapat dikumpulkan dalam sebuah knowledge base Perencanaan proses dapat dilakukan dengan lebih efisien Salah satu contoh: 29
30 Knowledge Based Process Planning(2) 3I-PP (Integrated, Incremental and Intelligent Process Planner) Components: Knowledge base Feature completion module Process selector Process sequencing module 30
31 Pengenalan Feature Data CAD dimanfaatkan untuk CAPP Tidak semua sistem CAD memiliki kemampuan mengenali feature dengan mudah Diperlukan proses mengenali feature sehingga CAPP dapat diintegrasikan dengan CAD Banyak pendekatan yang dilakukan. Secara garis besar dibedakan untuk: Prismatic part Rotational part 31
32 Graph Based Approach (1) Terdiri dari tiga langkah dasar: 1. Mengenerate graph-based representation dari obyek yang akan dikenali 2. Mendefinisikan feture dari part 3. Mencocokkan feature dalam representasi graph Yang dikenali adalah BREP dari basis data CAD 32
33 Graph Based Approach (2) Definition of Attributed Adjacency Graph (AAG) An AAG can be defined as a graph G=(N,A,T) where: N: set of nodes A: set of arcs T: set of attributes to arcs in A such that: For every face f in F, there esxist a unique node n in N For every edge e in E, there esxist a unique arc a in A, connecting nodes n i and n j, corresponding to face f i and face f j, which share the common edge e. Every arc a in A is assigned an attribute t, where:» t=0 if the faces sharing the edge form of a concave angle» t=1 if the faces sharing the edge form of a convex angle 33
34 Graph Based Approach (3) The AAG is represented in the computer in the form of matrix, which defined as follows: F 1 F 2 F 3.. F n F 1 E 1,1 E 1,2.. E 1,n. F 2 E 2,1. F n E n,1 E n,n where E 1,j = 0 if F i forms a concave angle with F j 1 if F i forms a convex angle with F j if F i is not adjacent to F j 34
35 x e 1 e 2 z Graph Based Approach (4) y f 2 f1 f 3 e 1 adalah convex edge e 2 adalah concave edge f 2 dan f 1 adalah convex face f 1 dan f 3 adalah concave face 35
36 Graph Based Approach (5) Untuk feature-feature berikut dapat dilihat representasi graph seperti di samping: a. Step b. Slot c. Three-side pocket d. Four-side pocket e. Pocket (blind hole) f. Through hole 36
37 Graph Based Approach (6) Untuk mengenali feature dilakukan dengan memecah AAG menjadi beberapa sub-graph Dasar pemecahan adalah bahwa jika sebuah face (sisi) berhubungan dengan sisi-sisi yang berdekatan membentuk bidang convex berarti tidak terbentuk feature Di dalam matriks AAG semua baris dan kolom yang tidak memiliki nilai 0 dihapus Sisa matrik adalah sub-graph yang menunjukkan adanya feature. 37
38 Graph Based Approach (7) Contoh 38 38
39 Graph Based Approach (8) Representasi matriks: 39
40 Graph Based Approach (9) Dari matriks tersebut: Baris ke 4 sampai baris ke 10 dicoret karena tidak memiliki nilai 0 Baris ke 13 sampai baris ke 15 dicoret karena tidak memiliki nilai 0 Kolom ke 6 sampai kolom ke 11 dicoret karena tidak memiliki nilai 0 Kolom ke 14 dan kolom ke 15 juga dicoret Tersisa dua sub matriks yang tidak saling berhubungan: F 1 -F 2 ; F 1 -F 4 ; F 1 -F 5 ; F 2 -F 3 ; F 2 -F 5 ; F 3 -F 4 ; F 3 -F 5 F 11 -F 12 ; F 12 -F 13 Set pertama merupakan feature slot dan set kedua merupakan feature pocket (lihat gambar) 40
41 Integrasi CAD-CAPP-CAM geometry workpiece S[0:?] workplan L[0:?] geometry machining_feature 1 S[0:?] machining_workingstep pocket plane hole region machining_operation 1 L[0:?] plane_milling side_milling drilling tool geometry toolpath 1 technology strategy cutter_contact_trajectory cutter_location_trajectory parameterised_path 41
42 Penutup Integrasi design-engineeringmanufacturing dapat mengurangi biaya, waktu dan meningkatkan produktivitas Masalah yang masih perlu diatasi: Pengenalan feature yang lebih efisien Penterjemahan langsung dimensi dan toleransi pada CAD menjadi dimensi dan toleransi pada proses manufaktur CAPP murah untuk SME. 42
TI-2121: Proses Manufaktur
TI-2121: Proses Manufaktur Operasi Pemesinan & Mesin Perkakas Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 1. Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif tentang dasar-dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus proses produksi, fixturing merupakan salah satu tahapan penting dalam proses manufaktur yang berfungsi untuk mendukung, menempatkan, dan menahan workpiece
Lebih terperinciPROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7. Nama : Ismail nur Dwianto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT.
PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7 Nama : Ismail nur Dwianto NPM : 23411729 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. Latar Belakang Front Axle merupakan unit poros penggerak roda
Lebih terperinciPERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGKODEAN FITUR PRODUK (CODING SYSTEM) METODE OPITZ DENGAN MENGGUNAKAN PRO/ENGINEER
Juni 9, Surabaya, Indonesia PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGKODEAN FITUR PRODUK (CODING SYSTEM) METODE OPITZ DENGAN MENGGUNAKAN PRO/ENGINEER Sunardi Tjandra Program Studi Teknik Manufaktur Universitas Surabaya
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin
PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan
Lebih terperinciALGORITMA PEMILIHAN DIAMETER PAHAT PROSES PEMESINAN POCKET 2-1/2D DENGAN METODA HIGH SPEED MACHINING
ALGORITMA PEMILIHAN DIAMETER PAHAT PROSES PEMESINAN POCKET 2-1/2D DENGAN METODA HIGH SPEED MACHINING TUGAS AKHIR Oleh: Denny Nurkertamanda 23400006 BIDANG KHUSUS SISTEM MANUFAKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri
Lebih terperinciB A B I I LANDASAN TEORI
B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL Benda Kerja Maksimal Titik Lokator Titik Cekam Titik X Y Z Titik X Y Z 1 45 0 7,5 a 22,5 60 15 2 90 0 7,5 b 45 60
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Perancangan Alat Bantu Perancangan (desain/design) alat bantu (tools) merupakan: proses mendesain dan mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) tentang mengenai proses pembuatan part hinge rib 4 L5745744320101 komponen pesawat Airbus A380 sampai tahap pengerjaan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya
Lebih terperinciAPLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A
APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Edwin Bagus Yuwono 09 06
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN
BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN Setelah dilakukan penentuan dimesin cetakan, maka selanjutnya dilakukan proses permesinannya. Untuk mensimulasikan proses permesinan cetakan botol digunakan perangkat
Lebih terperinciBAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN
BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Instalasi Alat Percobaan Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan adalah mesin CNC 5 axis buatan Deckel Maho, Jerman dengan seri DMU 50 evolution. Dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGKODEAN FITUR PRODUK (CODING) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PRO/ENGINEER
PERANCANGAN SISTEM PENGKODEAN FITUR PRODUK (CODING) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PRO/ENGINEER Sunardi Tjandra, Arum Soesanti Program Studi Teknik Manufaktur, Fakultas Teknik Universitas Surabaya Jln. Raya
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Sistem Kode/ Bobot : TKM XXXX Status : Mata Kuliah Penunjang Disertasi Prasyarat : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi tentang pemecahan masalah
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tuntutan Sistem Produksi Maju Perkembangan teknologi dan kebudayaan manusia menuntut perubahan sistem produksi dalam dunia manufaktur. Kebutuhan produk yang semakin
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 ALTERNATIF USULAN PROSES PRODUK SILICON PLATE UNTUK MEMINIMUMKAN WAKTU PEMESINAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan spesifikasi mold dan mesin injection mold yang dimiliki perusahaan, didapatkan target output produksi produk cap aqua galon. Namun Jumlah output yang ditargetkan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini mengakibatkan tingkat persaingan produk industri manufaktur modern menjadi sangat ketat. PT Presa Genta Engineering (PT PGE) merupakan salah
Lebih terperinciCOMPUTER-AIDED PROCESS PLANNING BERDASAR PADA DESAIN BERBASIS FEATURE
COMPUTER-AIDED PROCESS PLANNING BERDASAR PADA DESAIN BERBASIS FEATURE Isa Setiasyah Toha Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi Bandung E-mail : isast@attglobalnet &
Lebih terperinciTantangan Industri Manufaktur
Tantangan Industri Manufaktur Disampaikan oleh: M. Imron Mustajib, S.T., M.T. Penelitian Operasional II (TKI 226) 152) 1 1 Referensi 1. Askin, R.G., and Standridge, C.R., (1993), Modeling and Analysis
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN PANEL MCC
BAB III PROSES PERANCANGAN PANEL MCC DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORKS 3.1 Data yang diperlukan Dalam SOP (Standart Operational Prosedur) yang berlaku di PT. Industira, sebelum membuat atau mendesain
Lebih terperinciPERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT
PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN Sutiyoko 1), Muhammad Farid Nur 2) 1),2) Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Politeknik Manufaktur Ceper,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.
BAB III ANALISIS 3.1 Tahap Persiapan Pada Tahap Persiapan Ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part Connecting Lever dengan Part No. 35-94575-0203 untuk bagian ACS.
Lebih terperinciPengaruh Waktu Proses Permesinan dari Penetapan Urutan Pahat Proses terhadap Sumbu z
Performa (2003) Vol. 2, No. 1 15-23 Pengaruh Waktu Proses Permesinan dari Penetapan Urutan Pahat Proses terhadap Sumbu z Lobes Herdiman Jurusan Teknik Industri UNS Laboratorium Perancangan dan Perencanaan
Lebih terperinciAplikasi Metode Group Technology dalam Memperbaiki Tata Letak Mesin untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan (Studi Kasus di Perusahaan Mebel Logam)
Aplikasi Metode Group Technology dalam Memperbaiki Tata Letak Mesin untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan (Studi Kasus di Perusahaan Mebel Logam) Amelia Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL
32 BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL 4.1. Produk Sand Casting 4.1.1.Deskripsi Produk Produk casting yang diambil sebagai obyek penelitian adalah Flange yoke. Flange yoke merupakan salah satu komponen dari
Lebih terperinciOPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM
OPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM Efrizal Saputra 1, Anita Susilawati 2 Laboratorium CAD/CNC/CAM, Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi pembuatan suatu produk manufaktur yang ada didunia hampir seluruhnya memerlukan proses pemesinan. Contoh produk yang memerlukan proses pemesinan adalah
Lebih terperinciTEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)
TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING
PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING NAMA : SOFIAN OKTAVIARDI NPM : 27412096 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : IRWANSYAH, ST., MT. Latar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. iii
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR.. vii INTISARI x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT. Kreasindo Jayatama Sukses Bekasi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: a. Tabel 6.1 di bawah ini menunjukkan strategi toolpath
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Bahan Uji Bahan uji yang digunakan sebagai objek penelitian adalah weight balancer stang. Weight balancer stang yang digunakan sebagai
Lebih terperinciSolidWork Model ( Templates ) SolidWork terdiri dari beberapa bagian :
Pengenalan dasar SolidWork solidworks adalah salah satu software yang digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan part pemesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3d untuk mempresentasikan
Lebih terperinciAnalisis dan Perancangan Perangkat Lunak. IV.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Bab IV Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Bagian ini menjelaskan tentang analisis dan rancangan sistem pendukung keputusan estimasi biaya produk pada IKM manufaktur dengan mempergunakan metode k-means
Lebih terperinciALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi Kasus di Laboratorium SSML)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 ALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING
JTM Vol. 03, No. 3, Oktober 2014 1 ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING ISYA PRAKOSO Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penyusunan karya ilmiah. Tahapan tersebut diperlukan agar penulisan dapat secara urut, sistematis
Lebih terperinciPEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL
PEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Teknik Industri
Lebih terperinciBudi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)
PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMESINAN KECEPATAN TINGGI TERHADAP GEOMETRI DAN KEKERASAN GERAM UNTUK BEBERAPA LOGAM DENGAN VARIASI NILAI KEKUATAN TARIK Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PERMESINAN UNTUK PROSES PENGERJAAN LOWER DIE DRAW (STUDI KASUS DI PT MEKAR ARMADA JAYA)
ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PERMESINAN UNTUK PROSES PENGERJAAN LOWER DIE DRAW 52185 (STUDI KASUS DI PT MEKAR ARMADA JAYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik
Lebih terperinciBerita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.
METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC (CNC Machine) Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC. Telah dilaksanakan kajian penggunaan tentang kinerja mesin CNC yang biasa digunakan untuk proses
Lebih terperinciISSN 1907-0500 benda kerja berbentuk roundupt dan silindris yang dipasang pada meja mesin freis dapat dilihat pada Gambar 4(b) dan 4(c). Gambar 3. Asembling Modular Fixture (a) (b) (c) Gambar 4. Modular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Kemajuan ini juga merambah dunia industri manufaktur. Sebagai contoh dari kemajuan tersebut,
Lebih terperinciManufacturing Systems Evolution
L/O/G/O SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL (FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEMS) WEEK 5 KHAMDI MUBAROK, S.T., M.Eng TEKNIK INDUSTRI - FT - UTM Manufacturing Systems Evolution Sistem manufaktur menggambarkan bagaimana
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,
Lebih terperinciBAB III 3 PEMODELAN SISTEM
BAB III 3 PEMODELAN SISTEM Adapun kecerdasan-kecerdasan utama yang diinginkan wajib dimiliki oleh model mesin bubut cerdas ini adalah: 1. Memiliki fungsi pengelolaan data pendukung seperti penambahan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. fisika dan kimia untuk mengubah bentuk (geometry), sifat (properties)
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Tiga definisi Manufacturing: 1. Secara teknis: Manufacturing adalah pengolahan bahan mentah melalui proses fisika dan kimia untuk mengubah bentuk (geometry),
Lebih terperinciTutorial CATIA : Membuat model Allen Screw
Tutorial CATIA : Membuat model Allen Screw Agus Fikri Rosjadi agus.fikri@gmail.com http://agus-fikri.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di agus-fikri.blogspot.com dapat digunakan, dan disebarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL SOFTWARE Tampilan untuk program konversi khusus untuk kasus general_revolution dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1 Tampilan program konversi Pada jendela
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Lebih terperinciANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY
ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis & Agustinus Christian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciPERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS
PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS Suci Rahmawati SY 1, Vivi Triyolanda 2, Neta Harimeni 3, Meutia Syarah 4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,
Lebih terperinciOPTIMASI JALAN PAHAT DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROSES PEMESINAN CNC LATHE PEMBUATAN PISTON MASTER CYLINDER REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MENGGUNAKAN CAM
OPTIMASI JALAN PAHAT DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROSES PEMESINAN CNC LATHE PEMBUATAN PISTON MASTER CYLINDER REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MENGGUNAKAN CAM Nico Atmadio 1, Anita Susilawati 2 Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PEMODELAN MESIN BUBUT CERDAS TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung Oleh Lindung P. Manik 13103019 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan tantangan bagi industri permesinan masa kini seiring dengan meningkatnya pengetahuan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING
UNIVERSITAS RIAU MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING LABORATORIUM CAD/CAM/CNC JURUSAN TEKNIK MESIN Disusun oleh: Tim Praktikum CNC II (Dedy Masnur, M. Eng., Edi Fitra,) JOB LATHE I. Gambar Kerja
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciTORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal
PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Machining Dengan Software MasterCAM Kemajuan proses produksi dengan menggunakan mesin CNC sudah sangat pesat. Mesin CNC yang sekarang ada di dunia industri
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO
Nama : Otong Irwan NPM : 25412613 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr. Ridwan, ST, MT PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO LATAR BELAKANG Pipa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terciptanya suatu produk baru dengan kualitas yang baik. Dalam dunia industri manufaktur, terdapat banyak kendala
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA
PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA NAMA : DIDI BACHTIAR NPM : 22412075 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : Irvan Septyan Mulyana, ST.,
Lebih terperinciBEKERJA DENGAN MESIN BUBUT
BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN
Lebih terperinciBAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan
BAB li TEORI DASAR Pada bab ini dijelaskan mengenai konsep dasar perancangan, teori dasar pemesinan, mesin bubut, komponen komponen utama mesin dan eretan (carriage). 2.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan
Lebih terperinci- Fungsi : untuk membangun kembali sebuah part, assembly atau drawing 8. File Properties
Menu Toolbar Sebelum kita belajar contoh kita di haruskan mengerti terlebih dahulu tentang menu Toolbar pada DDS SolidWorks. Banyak sekali menu Toolbar pada DDS SolidWorks, di halaman ini kita akan belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan langkah-langkah yang dijadikan pedoman dalam melakukan perancangan agar memperoleh hasil yang lebih baik dan memperkecil kesalahan kesalahan yang
Lebih terperinciProses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Proses Frais Metal Cutting Process Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Cutting tools review questions: Penentuan parameter pemotongan manakah yang paling mempengaruhi keausan alat potong?
Lebih terperinciKAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS
KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PIETER 120401043
Lebih terperinciPROSES PEMESINAN. Learning Outcomes. Outline Materi. Proses pada Bendakerja KLASIFIKASI PROSES PEMESINAN
Prosman - 03 Learning Outcomes Mahasiswa dapat menerangkan dasar-dasar proses pemesinan dalam manufaktur logam. PROSES PEMESINAN Outline Materi Klasifikasi Proses Pemesinan Elemen Dasar Mesin Perkakas
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD
PEMBUATAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD (),, Teknik Mesin, Universitas Majalengka () Email: Asep8rachmat75@gmailcom (2) Email : nabilsaidbasyamchoh@yahoocom (3) Email : ekoswaraek@gmailcom Abstract
Lebih terperinciPERANCANGAN MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES FREIS, MILLING DAN SEKRAP
PERANCANGAN MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES FREIS, MILLING DAN SEKRAP Anita Susilawati (1), Nasir (2), Romi (2) (1) Labor CAD, CNC-CAM, Jurusan Teknik Mesin, Unri (2) Alumni Jurusan Teknik Mesin,Universitas
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool
Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool Sally Cahyati 1,a, Triyono, 2,b M Sjahrul Annas 3,c, A.Sumpena 4,d 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemanfaatan teknologi sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi industri manufaktur dalam menghadapi tantangan kompleksitas produk yang semakin rumit.
Lebih terperinciGambar I. 1 Mesin Bubut
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kata manufaktur berasal dari bahasa latin manus dan factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul
Lebih terperinciBAB III KONVERSI FILE STEP-NC KE G CODE
BAB III KONVERSI FILE STEP-NC KE G CODE 3.1 PEMETAAN (MAPPING) Langkah awal untuk melakukan proses konversi file STEP-NC ke G Code adalah dengan proses mapping. Proses mapping adalah proses memetakan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam
Lebih terperinciPENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI
//digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d PENGARUH
Lebih terperinciPROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.
PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
Lebih terperinciProses Manufaktur I TKM4171 KULIAH KE-1 MANUFAKTUR DAN SISTEM EKONOMI RABU
Proses Manufaktur I TKM4171 KULIAH KE-1 MANUFAKTUR DAN SISTEM EKONOMI RABU 10.10 11.50 Dosen Pengampu Khairul Anam, ST., MSc. Gedung Mesin II, Lantai II Jl. MT Haryono No. 167, Malang 65145 No. HP : +6281336327969
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah PT. Jaya Mandiri Engineering bermula dari bengkel bubut dan las yang beroperasi pada tahun 1998. Hanya bermodalkan
Lebih terperinciOtomasi Proses Manufaktur
Otomasi Proses Manufaktur Disampaikan oleh: M. Imron Mustajib, S.T., M.T. Penelitian Operasional II (TKI 226) 152) 1 1 Referensi 1. Groover, M.P.,(2001), Automation, Production System and Computer Integrated
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penduduk dunia yang meningkat sangat cepat, terhitung mulai tahun 2005 sebanyak 8.3 milliar merupakan pangsa pasar yang besar bagi bidang perindustrian [1]. Semakin
Lebih terperinciGambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang berada di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium
Lebih terperinciJig and Fixture FIXTURE)
ALAT PENEPAT FIXTURE) (JIG AND PENDAHULUAN Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya.
Lebih terperinciANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)
ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) IRVAN YURI SETIANTO NIM: 41312120037 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Material dan Peralatan Penelitian Penelitian ini menggunakan material besi silinder pejal carbonsteel setara ST 41 dengan diameter 20 mm sejumlah 10 buah sampel.
Lebih terperinciGROUP TECHNOLOGY(GT)
GROUP TECHNOLOGY(GT) 258 Teknologi Kelompok (Group Technology) suatu konsep untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mengelompokkan komponen atau produk berdasarkan kesamaan dalam disain dan/atau proses
Lebih terperinciRancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi
Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPendeteksian Fitur Lubang Tembus pada Model 3D untuk Pembuatan Alur Pahat Pengeboran
Pendeteksian Fitur Lubang Tembus pada Model 3D untuk Pembuatan Alur Pahat Pengeboran Achmad Yahya T.P., Novri Tanti, Yohanes Kristiawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln.Prof.Sumantri
Lebih terperinciPERANCANGAN ANGLE GRINDING JIG UNTUK MEMBANTU PROSES PERBAIKAN WEDGEBLOCK MOLD DI MESIN SURFACE GRINDING
PERANCANGAN ANGLE GRINDING JIG UNTUK MEMBANTU PROSES PERBAIKAN WEDGEBLOCK MOLD DI MESIN SURFACE GRINDING TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri
Lebih terperinciTI.4304 Metrologi & Perancangan Alat Bantu KONSEP TOLERANSI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik - Unsika
TI.4304 Metrologi & Perancangan Alat Bantu KONSEP TOLERANSI Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik - Unsika 1 Pendahuluan 2 Pendahuluan Pompa sentrifugal Mengalirkan air sampai ketinggian tertentu
Lebih terperinciKISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN
KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN Standar Guru (SKG) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
Lebih terperinciSistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi
Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PENGEMBANGAN PEMODELAN 3D PRODUK BERBASIS FEATURE BERDASARKAN ALGORITMA FEATURE PENGURANGAN TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Faizal Wahyu Prabowo
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER * Mushafa Amala 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinci