BAB 2 LANDASAN TEORI. fisika dan kimia untuk mengubah bentuk (geometry), sifat (properties)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. fisika dan kimia untuk mengubah bentuk (geometry), sifat (properties)"

Transkripsi

1 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Tiga definisi Manufacturing: 1. Secara teknis: Manufacturing adalah pengolahan bahan mentah melalui proses fisika dan kimia untuk mengubah bentuk (geometry), sifat (properties) dan/atau tampilan (appearance) untuk membuat komponen atau produk. Manufaktur juga mencakup perakitan (assembly) berbagai komponen menjadi produk. Manufaktur umumnya memiliki beberapa tahap operasi, dan setiap tahapan operasi membawa bahan mentah lebih dekat ke bentuk akhir. 2. Secara ekonomis: Manufaktur adalah proses transformasi bahan mentah kepada bentuk yang memiliki nilai tambah melalui satu atau lebih proses dan/atau operasi perakitan. Bahan menjadi lebih bernilai melalui proses manufaktur yang dilakukan. 3. Menurut CIRP 1983: Manufacturing adalah satu rangkaian kegiatan yang meliputi: desain produk, pemilihan bahan, perencanaan, manufaktur (pembuatan), jaminan kualitas, manajemen, dan penjualan; yang dilakukan dalam satu perusahaan. (CIRP, 1983).

2 11 Berikut adalah gambar flow umum proses manufaktur : Gambar 2.1 Bagan Flow Umum Proses Manufaktur Klasifikasi dan Karakteristik Pada industri manufaktur proses permesinan merupakan suatu proses pembentukan yang menambah nilai dan menghasilkan benda kerja sesuai standard dengan menggunakan mesin. Permesinan dibagi kedalam 3 kategori besar : 1. Berdarkan Kontrol (Manual/Konvensional, Semi-Otomatis dan Full Otomatis) 2. Berdasarkan Sumber Tenaga (Pneumatik, Hidrolik, Listrik, dll) 3. Berdasarkan Proses yang dapat dilihat pada tabel berikut :

3 12 Geram (Chip) Tabel 2.1 Tabel klasifikasi permesinan berdasarkan proses Metode proses produksi Contoh Tidak menghasilkan geram Casting Welding Plastic working Cutting Sand casting, Metal casting, Special casting, dst. Arc welding, gas welding, resistance welding, dst. Forging, rolling, shearing, bending, extrusion, dst. Turning, milling, drilling, boring Grinding Menghasilkan Machining geram Polishing Manual Finishing Special Machining/Processing Cylinder grind., surface grind. Honing, Lapping, Super Finish. Abrasive finishing, dll. EDM, USM, ECM, Laser M. Didalam proses pembentukan dalam permesinan manufaktur terdapat juga proses pendukung yang juga menggunakan mesin seperti: 1. Treatment : yaitu proses perlakuan terhadap permukaan benda kerja yang telah diproses. contoh : Washing (pencucian), Hardening (pengerasan) dan Coating (Pelapisan). 2. Assy : yaitu proses penggabungan beberapa unit benda kerja menjadi satu kesatuan. contoh : Press joint dan bolt assy Metode Inspeksi Dalam melakukan pengendalian mutu (Quality Control) perlu dilakukan tindakan seperti pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan (inspeksi) untuk memantau kegiatan

4 13 manufaktur (engineering, produksi, inventory) dapat berjalan sesuai dengan sistem yang digariskan. Inspeksi adalah langkah-langkah dalam mengkaji karakteristik objek dalam aspek mutu dalam hubungannya suatu standar yang ditentukan. Adapun langkah-langkah tersebut adalah : a. Menentukan standard dan spesifikasi yang digunakan, b. Mengukur dan menganalisis karakteristik objek, c. Membandingkan butir a dan b, d. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah c, e. Membuat catatan proses diatas. Metode Inspeksi berdasarkan kebutuhan secara umum dibagi dua dalam dua bagian besar yaitu: - Direct Test (Inspeksi Langsung) : Dimana pengukuran dilakukan langsung pada objek atau benda kerja saat objek tersebut diterima atau dihasilkan (proses atau assy). Pada proses produksi inspeksi langsung dilakukan 100% untuk metode-metode pengukuran yang menggunakan indera (visual atau diraba) dan hal-hal yang memiliki poin kritisyang tinggi seperti fungsi. - Indirect Test (Inspeksi Tak Langsung) : Dimana pengukuran ini membutuhkan periode waktu dan sampel dalam melakukan pengujian karena dibatasi oleh kapasitas yang tinggi, teknik ukur yang rumit dan waktu kerja yang sempit.

5 14 Pada pengujian dengan menggunakan sampel terdapat dua metode pengujian yang digunakan yaitu : a. Destruktif tes : Menyebabkan benda kerja rusak/reject, b. Non Destruktif tes : Tidak menyababkan benda rusak Manufaktur Pembentukan Crank Shaft Untuk membentuk crankshaft secara umum dibutuhkan proses permesinan sebagai berikut. 1. Cutting : Non Abrasive cutting : Menghasilkan Chip/Geram Kasar Centering : Proses pembuatan lubang tengah pada benda kerja berupa silindris. Lathe : Proses pemakanan untuk pembentukan diameter benda kerja. Dimana cirri khas dari proses ini adalah benda kerja yang berputar dan cutting tool yang diam. Drilling : Boring : Milling : Threading: Proses pembuatan lubang baru. Proses pembesaran lubang yang sudah ada. Proses perataan permukaan benda kerja. Proses pembentukan ulir pada shaft. Abrasive cutting : Menghasilkan Chip/Geram Halus

6 15 Grinding: Proses pemakanan benda kerja dengan cara menggesekan benda kerja tersebut pada batu gerinda. 2. Forming : Proses pembentukkan benda kerja tanpa menghasilkan chip/geram (proses involute) 3. Surface Treatment : Proses pembentukan profil permukaan benda kerja yang meliputi kekerasan (Hardeness), kehalusan, warna dan anti rusak (karat, aus dan gores). 2.2 Perancangan Sistem Kerja Perancangan dan pengukuran kerja (work measurement) merupakan disiplin yang dirancang terutama untuk memberi pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami hal-hal yang berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi kerja. Perancangan kerja dalam dunia akademis khususnya disiplin Teknik Industri dikenal dengan beraneka ragam sebutan seperti studi Gerak dan Waktu (Motion And Time Study), Perancangan Kerja (work measurement), Teknik Tata Cara Kerja atau Analisa Perancangan Kerja (Methods Engineering). Perancangan dan pengukuran kerja membahas perancangan stasiun kerja dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kerja. Di dalam perancangan stasiun kerja yang efektif dan efisien maka hal pokok yang dipelajari tentang metoda atau tata cara kerja. Efisiensi dapat didefinisikan sebagi keluaran

7 16 (output) dibagi masukan (input). Semakin besar harga rasio ini semakin tinggi efisiensinya. Dalam teknik tata cara kerja pengertian efisiensi diterapkan dalam bentuk perbandingan antara hasil (performance) yang dicapai dengan ongkos yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Sistem kerja adalah suatu sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia (operator), mesin, peralatan kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi. Terdapat empat macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari guna memperoleh metode kerja yang sebaik-baiknya meliputi : 1. Komponen material, meliputi bahan standart, komponen, parts, produk jadi. 2. Komponen manusia, meliputi posisi orang saat bekerja (duduk, berdiri). 3. Komponen mesin, meliputi desain mesin dan peralatan yang ergonomis. 4. Komponen lingkungan kerja fisik, meliputi kenyamanan lingkungan kerja. Berdasarkan pemaparan diatas maka tujuan pokok telaah metode perancangan kerja yaitu : 1. Perbaikan proses dan tata cara penyelesaian pekerjaan 2. Perbaikan dan penghematan penggunan material, tenaga mesin, peralatan 3. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan keletihan 4. Perbaikan tata ruang kerja dengan suasana nyaman dan aman Terdapat lima langkah sistematis untuk memecahkan suatu masalah: 1. Pendefinisian masalah 2. Penganalisaan masalah 3. Pencarian alternatif-alternatif

8 17 4. Mengevaluasi alternatif-alternatif 5. Pengambilan keputusan 2.3 Aspek Ekonomi dan Finansial Studi mengenai ekonomi dan finansial merupakan aspek yang paling penting dalam menentukan kelayakan. Hal tersebut disebabkan karena, meskipun secara aspek teknis menyatakan bahwa proyek tersebut layak, tetapi apabila ekonomi dan finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi Konsep Ekonomi Efektifitas adalah ukuran tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Semakin sempurna atau baik pencapaian tujuan, artinya semakin efektif proses tersebut dilakukan. Efisiensi adalah ukuran tingkat penghematan pemakaian sumber daya (input) dalam suatu proses, dimana semakin hemat memakai sumber daya, maka semakin efisien proses tersebut dilakukan. Produktivitas adalah suatu ukuran yang menjelaskan seberapa besar ratio antara tingkat pencapain tujuan dengan pemakaian sumber daya. Efektifitas Output Produktivitas = = Efisiensi Input Optimal adalah suatu nilai terbesar ataupun terkecil akibat adanya hubungan tidak linear antara dua variabel yang berpengaruh.

9 Cash Flow Cash flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu pada suatu perusahaan. Cash flow terdiri dari: a. Cash-in (uang masuk), umumnya dari manfaat atau benefit yang didapat. b. Cash-out (uang keluar), merupakan kumulatif dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam investasi cash flow bersifat estimasi atau prediksi dan terdapat empat komponen utama, yaitu: 1. Investasi 2. Biaya Operasional 3. Biaya Maintenance 4. Benefit/Manfaat Secara umum bentuk grafis dari cash flow suatu investasiadalah sebagai berikut Benefit Nilai Sisa 1 Investasi n Biaya-biaya Gambar 2.2 Gambar umum cash flow

10 Proyek, Investasi, dan Cost Reducing Project Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Kegiatan suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dan mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point). Baik biaya maupun hasilnya yang penting biasanya dapat diukur. Menurut Gitman (2000: ), investasi (jangka panjang) atau pengeluaran modal (capital expenditure) adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan dating, dua tahun atau lebih. Lebih lanjut, Fitzgerald (1978:6) menyatakan bahwa investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Dengan makna yang sama, van Horne (1981:106) dan J.J. Clark dkk. (1979:3) menyatakan bahwa investasi adalah kegiatan yang memanfaatkan pengeluaran kas pada saat sekarang untuk mengadakan barang modal guna menghasilkan penerimaan yang lebih besar di masa yang akan datang untuk waktu dua tahun atau lebih.

11 20 Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:30), proyek penghematan biaya adalah proyek yang ditujukan untuk memperbaiki proses produksi atau proses bisnis dalam usaha menekan biaya usaha. Proyek ini merupakan bagian dari proyek perusahaan (business sector project, profit motive project), yang dibangun dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan untuk menghasilkan laba Dana Kebutuhan Investasi Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan dibedakan atas: 1. Dana investasi inisial (initial investment), yaitu dana investasi yang diperlukan untuk mengadakan barang modal. 2. Dana modal kerja (working capital), yaitu dana yang diperlukan untuk membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial. Berdasarkan uraian diatas, maka sebuah proyek memerlukan dua macam pengeluaran, yakni: 1. Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi inisial. 2. Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure), yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah memasuki fase komersial.

12 Metode Periode Pengembalian (Payback Period) Metode pemulihan investasi (payback method) adalah metode analisis kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai persoalan kelayakan investasi menurut jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan. Jangka waktu pemulihan modal (payback period) adalah jangka waktu yang diperlukan, biasanya dinyatakan dalam satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan. Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:94,103), acuan untuk menghitung masa pemulihan modal adalah sebagai berikut: 1. Metode arus kumulatif. Metode ini dipakai sebagai alat penilai kelayakan apabila arus kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun. 2. Metode arus rata-rata. Metode ini dipakai apabila arus kas proyek seragam, atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Persamaan yang digunakan adalah: dimana: T = periode pemulihan modal I o = investasi inisial A = Arus kas yang seragam Kriteria kelayakan dari metode ini adalah:

13 22 1. Proyek dikatakan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih pendek daripada usia ekonomis proyek. 2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama daripada usia ekonomis proyek yang bersangkutan Return Of Investment (ROI) ROI merupakan indentifikasi profitibilitas dari suatu investasi terhadap pemasukan yang terjadi. ROI dapat di hitung dengan rumus: ROI = Pemasukan rata-rata Investasi x 100%

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Proses Produksi Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan Aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI OLEH : ANDRY A311 07 679 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

CARA MENGELOLA ALAT DAN BAHAN

CARA MENGELOLA ALAT DAN BAHAN MODUL 16 KEWIRAUSAHAAN SMK CARA MENGELOLA ALAT DAN BAHAN Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A Pengembang dan Penelaah Model : Dr. H. Ahman, M.Pd. Drs. Ikaputera Waspada, M.M Dra. Neti Budiwati,

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami pengertian aset. Definisi aset menurut Weygant, et all (2007:11-12), Aset

Lebih terperinci

ABSTRACT PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT. LIMA UTAMA SURABAYA OLEH: ABDUL HARIS KURNIAWAN

ABSTRACT PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT. LIMA UTAMA SURABAYA OLEH: ABDUL HARIS KURNIAWAN ABSTRACT PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT. LIMA UTAMA SURABAYA OLEH: ABDUL HARIS KURNIAWAN Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis Modal 2.1.1 Pengertian Modal Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan bahwa jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan bahwa jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan bahwa jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi,

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH EVALUASI PROGRAM SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui

Lebih terperinci

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY) 1 MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY) I. TUJUAN PRAKTIKUM a. Tujuan Umum Memperkenalkan kepada Mahasiswa tentang metode Micromotion Study dalam aplikasi pengukuran waktu baku dengan menganalisis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM BIAYA ABC NURHAYATI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM BIAYA ABC NURHAYATI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara PERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM BIAYA ABC NURHAYATI Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sistem Biaya Tradisional Dalam sistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tolak ukur pembangunan nasional adalah pembangunan ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Lingkungan

Pengukuran Kinerja Lingkungan Pengukuran Kinerja Lingkungan Preprint; Oleh Andie T.Purwanto (anditp2000@yahoo.com), 0603 1. PENDAHULUAN Pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Ini merupakan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Disusun Oleh: AGUNG PANDU DWIPRATAMA NIM: 106093003051 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MANAJEMEN ASET

BAHAN AJAR MANAJEMEN ASET BAHAN AJAR MANAJEMEN ASET PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI PENGURUSAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA ACEP HADINATA SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2011 i P a g e KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil

Lebih terperinci

PENERAPAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. SEMEN TONASA PANGKEP SKRIPSI

PENERAPAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. SEMEN TONASA PANGKEP SKRIPSI PENERAPAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. SEMEN TONASA PANGKEP SKRIPSI OLEH : M. ZULKIFLI YUSUF A3 11 06 601 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Saham 1. Pengertian Saham Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001:416) menyatakan: Saham merupakan sebuah

Lebih terperinci

Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen (STUDI KASUS PT. MAKRO INDONESIA CABANG PASAR REBO, JAKARTA)

Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen (STUDI KASUS PT. MAKRO INDONESIA CABANG PASAR REBO, JAKARTA) Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen (STUDI KASUS PT. MAKRO INDONESIA CABANG PASAR REBO, JAKARTA) Ferdinandus Agung Himawan, SE., MM. i dan Juarsah, SE. ii ABSTRAK Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan industri,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan industri, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan industri, didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Akuntansi secara garis besar bisa dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya merupakan tipe akuntani sendiri yang terpisah

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL)

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL) KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Richo Dian Krisno.A 7450406053

Lebih terperinci

Piagam Sumber Daya Alam. Edisi Kedua

Piagam Sumber Daya Alam. Edisi Kedua Piagam Sumber Daya Alam Edisi Kedua Piagam Sumber Daya Alam Edisi Kedua Rantai keputusan piagam sumber daya alam LANDASAN DOMESTIK UNTUK TATA KELOLA SUMBER DAYA Penemuan dan keputusan untuk mengekstraksi

Lebih terperinci

BAB II DIVERSIFIKASI USAHA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II DIVERSIFIKASI USAHA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II DIVERSIFIKASI USAHA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Diversifikasi Usaha Diversifikasi usaha merupakan memperluas pasar dengan mengembangkan produk baru yang sesuai dengan pasar agar memiliki keunggulan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang) Wahyu Eko Yuzandra Pramadhany Shiddiq Nur Rahardjo,

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN DAN INFORMASI BIAYA LINGKUNGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN DAN INFORMASI BIAYA LINGKUNGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.49/DIKTI/Kep/2003 TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN DAN INFORMASI BIAYA LINGKUNGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN Andayani, SE., M.Si Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci