BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eselon II Depkeu ( ) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I (1993-

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eselon II Depkeu ( ) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I (1993-"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sejarah Kementerian BUMN Kementerian Negara BUMN merupakan transformasi dari unit kerja Eselon II Depkeu ( ) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I ( dan ). Tahun dan tahun 2001 sampai sekarang, unit kerja tersebut menjadi Kementerian BUMN. Organisasi Pemerintah yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) melaksanakan pembinaan terhadap Perusahaan Negara/Badan Usaha Milik Negara di Republik Indonesia telah ada sejak tahun 1973, yang awalnya merupakan bagian dari unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya, organisasi tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan perkembangan. Dalam periode 1973 sampai dengan 1993, unit yang menangani pembinaan BUMN berada pada unit setingkat Eselon II. Awalnya, unit organisasi itu disebut Direktorat Persero dan PKPN (Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara). Selanjutnya terjadi perubahan nama menjadi Direktorat Persero dan BUN (Badan Usaha Negara). Terakhir kalinya pada unit organisasi 10

2 11 setingkat eselon II, organisasi ini berubah menjadi Direktorat Pembinaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sampai dengan tahun Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Negara, dalam periode 1993 sampai dengan 1998, organisasi yang awalnya hanya setingkat Direktorat/Eselon II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I, dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-PBUN). Mengingat peran, fungsi dan kontribusi BUMN terhadap keuangan negara sangat signifikan, pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Republik Indonesia mengubah bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi setingkat Kementerian. Awal dari perubahan bentuk organisasi menjadi Kementerian terjadi di masa pemerintahan Kabinet Pembangunan VI, dengan nama Kementerian Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001, struktur organisasi Kementerian ini dihapuskan dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di lingkungan Departemen Keuangan. Namun, di tahun 2001, ketika terjadi suksesi kepemimpinan di Republik Indonesia, organisasi tersebut dikembalikan lagi fungsinya menjadi setingkat Kementerian sampai dengan periode Kabinet Indonesia Bersatu ini. (Sumber

3 Visi dan Misi BUMN Sebagai institusi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam rangka mengelola aset negara, Kementerian BUMN memiliki visi dan misi sebagai berikut: A. Visi Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden dalam masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, posisi keberadaan BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2 UUD 1945, serta maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2003, maka Kementerian BUMN menetapkan Visi sebagai berikut: Menjadi Pembina BUMN yang Profesional untuk meningkatkan nilai BUMN B. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Kementerian BUMN menetapkan misi sebagai berikut: 1. Mewujudkan organisasi modern sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik 2. Meningkatkan daya saing BUMN di tingkat nasional, regional, dan internasional 3. Meningkatkan Kontribusi BUMN kepada ekonomi nasional (sumber renstra kementerian bumn )

4 Tugas Pokok dan Fungsi BUMN Sesuai dengan Perpres Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara, tugas Kementrian BUMN adalah membidangi urusan pemerintahan dibidang pembinaan badan usaha milik Negara ddalam pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyeleggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatur dalam pasal 2 (dua) kementrian BUMN menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan dan penetapan kebijakan dibidang pembinaan badan usaha milik negara. b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dibidang pembinaan badan usaha milik negara. c. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementrian BUMN. d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas dilingkungan Kementrian BUMN. (Sumber: Per-05/MBU/2010)

5 Auditing Pengertian Auditing Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi yaitu suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang. Pengertian auditing menurut Arens (2008;4) yang diterjemahkan oleh Gina Gania. Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Sukrisno Agoes (2004:3) pengertian auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian audit adalah suatu komunikasi yang dilakukan oleh pihak independen (auditor) kepada pihak manajemen perusahaan mengenai pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang disusun manajemen dengan melakukan penelusuran, observasi terhadap buktibukti dan catatan-catatan guna memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Jenis-jenis Audit Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit dapat dibedakan atas:

6 15 1. General Audit (Pemeriksaan Umum) Adalah suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan dimana tingkat kewajaran disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Special Audit (Pemeriksaan Khusus) Adalah suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP independen dan pada akhirnya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan akan tetapi pendapat diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa. Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit dapat dibedakan atas: 1. Management Audit (Operational Audit) Adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Efektif berarti kegiatan operasi dapat mencapai tujuan atau sasaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau berhasil atau dapat bermanfaat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

7 16 Efisien berarti kegiatan operasi berjalan dengan biaya tertentu dapat mencapai hasil atau manfaat yang telah ditetapkan atau berdaya guna. Ekonomis berarti kegiatan operasi berjalan dengan pengorbanan yang serendah-rendahnya dapat mencapai hasil yang optimal atau dilakanakan secara hemat. 2. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan) Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern. Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal audit. 3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern) Adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Laporan internal audit berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya (recommendations).

8 17 4. Computer Audit Adalah pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing) System. ( Sukrisno Agoes 2004:9) Standar Auditing Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150), standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan Standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok besar, yaitu: a. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indepedensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

9 18 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan, keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

10 19 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor. (IAI,2001:150.1&150.2). 2.3 Kertas Kerja Pemeriksaan Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan Menurut Alfred F Kaunang (2012,50), Kertas kerja pemeriksaan adalah dokumen yang berisi seluruh informasi yang diperoleh, analisis yang dibuat, dan kesimpulan yang didapat selama melaksanakan audit. Kertas kerja pemeriksaan terdiri dari semua dokumen yang dibuat sendiri dan juga yang diperoleh dari hasil kerja auditor sebagai dasar informasi yang dipakai untuk membuat suatu kesimpulan dan opini Kegunaan Kertas Kerja Pemeriksaan a. Bahan bukti dalam memberikan pendapat dan saran perbaikan (audit report). b. Membantu dalam merencanakan, menjalankan dan mereview proses audit.

11 20 c. Memungkinkan atasan untuk langsung menilai bahwa pekerjaan yang didelegasikan telah dilaksanakan dengan baik. d. Membantu auditor untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan sesuai dengan rencana, dan mencakup semua aspek financial serta operasional yang dapat disajikan pedoman untuk memberikan pendapat dan saran perbaikan. e. Sebagai dasar bahwa prosedur audit telah diikuti, pengujian telah dilakukan, informasi telah diterima, masalah ditemukan, sebab-sebab masalah diketahui, dan akibat dari masalah diungkapkan untuk mendukung pendapat dan saran perbaikan yang diberikan. f. Memungkinkan staf auditor lain untuk dapat menyesuaikan dengan tugas yang diberikan dari periode ke periode sesuai dengan rencana penggantian staf audit. g. Sebagai alat bantu untuk mengembangkan profesionalisme bagi Internal Audit Division. h. Menunjukkan kepada pihak lain bahwa suatu pekerjaan audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar keahlian yang dimiliki oleh staf audit hingga laporan evaluasi akhir yang sesuai dengan audit proses Isi dan Bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan a. Isi dan bentuk kertas kerja tidak dapat ditentukan secara pasti dan standar karena sangat bergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan serta

12 21 tujuan dibuatnya kertas kerja. Meski demikian, kertas kerja pemeriksaan harus mencakup aspek: 1. Perencanaan 2. Pengujian dan evaluasi atas kecukupan dan keefektifan dari system internal control yang ada. 3. Audit prosedur yang telah dijalankan, informasi yang telah didapat, dan kesimpulan yang diambil. 4. Review 5. Reporting 6. Follow up b. Kertas kerja harus lengkap, termasuk bukti pendukung untuk mendapatkan suatu kesimpulan. c. Selain hal-hal diatas, kertas kerja juga dapat menyampaikan: 1. Dokumen perencanaan dan audit program 2. Control questionnaire, flowchart, checklist, dan narrative 3. Catatan dan memo hasil interview 4. Data organisasi, misalnya struktur organisasi dan job description 5. Fotokopi dari kontrak-kontrak dan perjanjian yang penting 6. Informasi tentang kebijakan operasional dan financing 7. Hasil dan evaluasi atas kontrol yang ada 8. Surat konfirmasi 9. Analisis atas transaksi, proses, dan saldo akun 10. Hasil dari prosedur analytical review

13 Audit report dan komentar manajemen 12. PICA (Problem Indentification & Corrective Action) dari auditee d. Media kertas kerja dapat berbentuk kertas, disket, foto, maupun media lainnya. e. Jika auditor menggunakan informasi keuangan dalam laporannya, maka kertas kerja harus mendokumentasikan dokumen akuntansi yang dipakai atau rekonsiliasi atas data tersebut. f. Kertas kerja dapat dikategorikan sebagai permanent file dan current file Persiapan Pembuatan Kertas Kerja Kertas kerja audit harus rapi, jelas, ringkas, dan komentar yang disampaikan harus bersifat umum dan dapat diterima. Hindari pernyataan atas praduga yang tanpa dasar, semua komentar harus didukung dengan data dan fakta. Memanfaatkan laporan, daftar, dan schedule yang dibuat oleh petugas dari perusahaan yang sedang diaudit sangat membantu dibandingkan menyalin kembali dan menyesuaikannya dengan bentuk kertas kerja (standard audit working paper), dengan catatan bahwa kertas kerja tersebut sudah direview, diberi tanda oleh staf yang mengerjakan, serta tanggal (sama seperti kertas kerja yang umum) dibuat oleh staf audit, dan ini merupakan bagian dari kertas kerja auditor. Kertas kerja harus dibuat dan disesuaikan dengan standar formulir yang tersedia. Penyajian yang lebih jelas dan keterangan yang rinci harus dibuat

14 23 sebagai dukumen pendukung yang disajikan secara terpisah, dan merupakan satu kesatuan dengan kertas kerja induk. Sebagian kertas kerja hanya akan memuat daftar pertanyaan atau catatancatatan atas diskusi yang telah dilakukan sebelumnya, hal yang sangat penting adalah menyediakan tempat yang cukup dalam kertas kerja untuk membuat catatan-catatan penting agar sesuatu yang dievaluasi diketahui dengan jelas. Semua schedule atau daftar-daftar dan kertas kerja harus dapat dikaitkan satu sama lain sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi, dan dapat disajikan sebagai sumber informasi Filling Semua kertas kerja audit harus di-file berurutan sesuai dengan indeks yang diberikan. Setiap file kertas kerja harus dapat diidentifikasikan, dan pada halaman pertama tertera: a. Index file-file reference b. Nama perusahaan c. Subjek yang diaudit d. Tempat e. Tanggal kunjungan hingga selesai f. Tanggal laporan g. Nomor file (jika ada lebih dari satu file)

15 Pengawasan dan Pengamanan Kertas kerja yang berisi informasi rahasia perlu dijaga,diamankan, dan disimpan pada tempat yang tidak mudah diambil atau dibaca oleh staf lain, atau orang yang tidak mempunyai kepentingan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh internal audit. Setiap staf internal audit wajib menjaga dan mengamankan kertas kerja secara terus-menerus. Jika file kerta kerja (audit working paper file) hilang, hal itu harus segera dilaporkan pada corporate controller. Setiap tugas yang telah selesai, semua audit file, harus dikembalikan pada tempat yang telah disiapkan Review Procedure Semua kertas kerja harus direview: a. Diparaf atau diberi tanda pada setiap kertas kerja oleh staf yang diberi tanggung jawab penugasan. b. Secara berkala direview oleh corporate controller. c. Kesimpulan yang diperoleh atas hasil audit harus diungkapkan, sedangkan file kertas kerja umumnya berisikan bukti-bukti yang menyatakan bahwa pekerjaan audit telah selesai dan telah direview oleh staf yang bertanggungjawab, serta semua masalah telah diungkapkan.

16 Standar Kode Audit (Audit Tick Mark) Kode atau tanda telah diperiksa (audit ticks) merupakan standar yang lazim dipakai oleh auditor dalam melaksanakan tugas dengan maksud untuk menghemat waktu. Semua kode yang digunakan harus diberi penjelasan di dalam kertas kerja dan harus ada hubungan dengan audit program, serta sebagai pembuktian atas pekerjaan yang telah dilakukan (audit procedure) Standar kode audit sebagai berikut: = vouch = contra o / s = outstanding c / f = cross footing ɸ = nil β = balance \ = paid in slip c = calculation / = bank statement

17 26 Catatan: Kode audit harus ditempatkan pada angka dimana telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan audit prosedur atau program, atau jika tidak dilakukan prosedur pemeriksaan, sebaiknya pemberian tanda tersebut diabaikan. Pada saat memberikan kode pada buku besar, journal entry, dan dokumen lainnya disarankan menggunakan pulpen merah dan memberi tanda kecil yang terlihat jelas. Penggunaan kode audit pada kertas kerja harus disertai dengan penjelasan tentang dokumen apa yang diperiksa dan dokumen apa yang tidak tersedia. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebagai dasar pemeriksaan harus dibuatkan kertas kerja. Jika didapatkan suatu pencatatan atas transaksi yang tidak umum atau wajar, dokumen tersebut sebaiknya difotokopi dan ditelusuri hingga ke dokumen asli atas transaksi tersebut untuk diyakinkan kebenarannya, dan dokumen itu harus di file sebagai salah satu kertas kerja Audit File yang Permanent Permanent file terdiri dari berbagai macam schedule dan ada hubungannya dengan setiap pelaksanaan audit, yang pada umumnya digabungkan menjadi 1 (satu) dengan permanent file. Schedule atau daftar yang diperoleh harus berupa sumber informasi yang berhubungan dengan aktivitas, kelangsungan bisnis

18 27 perusahaan, sistem, prosedur, dan ketentuan atau kebijaksanaan lain yang sangat penting untuk kepentingan audit. Isi permanent file harus selalu direview dan diupdate pada setiap pekerjaan audit yang dilakukan dan harus mengacu pada situasi terkini. Isi dari permanent audit file pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Struktur organisasi perusahaan 2. Daftar kantor-kantor cabang dan lokasinya 3. Daftar sewa beli serta sewa dan biaya yang dibayarkan 4. Daftar polis asuransi 5. Daftar personil perusahaan 6. Daftar tanda tangan dari personil yang diberi wewenang serta batasan wewenang 7. Contoh tanda tangan 8. Daftar nama bank 9. Daftar petty cash 10. Daftar evaluasi pengendalian internal 11. Buku petunjuk operasional, finance dan accounting 12. Chart of account 13. Flowchart 14. Daftar dokumen penjualan (perjanjian), kontrak, dan standar perjanjianperjanjian yang ada dalam perusahaan (peraturan kepegawaian) 15. Rencana audit yang akan datang

19 Current Working Paper Current file dibuat setiap melaksanakan audit. Kertas kerja ini harus dibuat dengan jelas dan secara eksplisit memberikan informasi berikut: a. Hasil review dari internal controll dan pengembangan dari sebuah rencana audit, atau update dari planning. b. Korespondensi dari auditee untuk memulai suatu audit, konfirmasi, memvalidasi temuan, dan mengonfirmasi semua tindakan perbaikan yang diambil. c. Melakukan suatu tes untuk mencapai tujuan audit yang telah diidentifikasi. d. Kesimpulan yang diambil oleh auditor dari hasil kerja. e. Audit report dan distribusinya. 2.4 Audit Internal Pengertian Audit Internal Menurut Busra Emka (2006:27) Pemeriksaan Intern (Internal Auditing) adalah suatu kegiatan yang bebas dalam suatu organisasi untuk memeriksa kembali semua kegiatan perusahaan. Selain itu pemeriksaan intern berfungsi memberikan laporan kepada manajemen, atau merupakan suatu alat pengendalian manajemen yang berfungsi untuk mengukur dan mengevaluasi efektivitas dari Sistem Pengendalian Intern. Menurut Amin Widjadja (2009:1) Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

20 29 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa audit internal merupakan suatu kegiatan dimana di dalamnya terdapat pihak yang independen yang bertugas melakukan pemeriksaan dan mengevaluasi kinerja operasional suatu perusahaan dan memberikan saran-saran perbaikan kepada pihak manajemen perusahaan Auditor Internal Pengertian auditor Internal menurut Amin Widjadja Tunggal (2009:44). Auditor internal adalah yang melaksanakan pengendalian langsung secara teratur dari waktu ke waktu. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal yang berkompeten akan meningkatkan nilai tambah organisasi dan harus selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan. Menurut Wuryan Andayani (2008:16), auditor internal memiliki peranan penting dalam semua hal berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resikoresiko dalam menjalankan usaha. Auditor internal harus melakukan kontrol dibidang akuntansi sedangkan auditor eksternal bertujuan untuk menentukan kewajaran atas penyajian posisi keuangan perusahaan apakah telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.

21 Tahap Audit Internal Pelaksanaan kegiatan audit intern merupakan tahapan-tahapan penting yang dilakukan oleh seorang internal auditor dalam proses auditing untuk menentukan prioritas, arah dan pendekatan dalam proses audit intern. Tahapantahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit intern, menurut Hiro Tugiman (2006:53) adalah sebagai berikut : a. Tahap perencanaan audit b. Tahap pengujian dan pengevaluasian informasi c. Tahap penyampaian hasil audit d. Tahap tindak lanjut (follow up) hasil audit Penjelasan dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut : a. PerencanaanAudit Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan audit inten, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan diaudit atau prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan waktu, dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses auditing. Menurut Hiro Tugiman (2006:53) audit intern haruslah merencanakan setiap pemeriksaan. Perencanaan haruslah didokumentasikan dan harus meliputi : 1. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan

22 31 2. Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan yang akan diperiksa 3. Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit 4. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu 5. Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan pengawasan-pengawasan 6. Penulisan program audit 7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan disampaikan 8. Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit b. Pengujian dan pengevaluasian informasi Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit. Menurut Hiro Tugiman (2006:59), proses pengujian dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut : 1. Dikumpulkannya berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pemeriksa dan lingkup kerja 2. Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasirekomendasi 3. Adanya prosedur-prosedur audit, termasuk teknik-teknik pengujian

23 32 4. Dilakukan pengawasan terhadap proses pengumpulan, penganalisaan, penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi 5. Dibuat kertas kerja pemeriksaan c. Penyampaian hasil pemeriksaan Laporan audit intern ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk memperkuat penngendalian audit intern, untuk menentukan ditaati tidaknya prosedur atau kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Audit intern harus melaporkan kepada manajemen apabila terdapat penyelewengan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam suatu fungsi perusahaan dan memberikan saran-saran atau rekomendasi untuk perbaikannya. Menurut Hiro Tugiman (2006:68) audit intern harus melaporkan hasil audit yang dilaksanakannya yaitu : 1. Laporan tertulis yang ditandatanngani oleh ketua audit intern 2. Pemeriksa intern harus terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi 3. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat terstruktur dan tepat waktu 4. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil dari pelaksanaan pemeriksaan 5. Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi

24 33 6. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan 7. Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan Audit intern terus menerus meninjau atau melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. Audit intern harus memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan. 2.5 Kas Kas merupakan hal penting bagi sebagian besar organisasi karena sebenarnya penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu. Pengeluaran untuk siklus perolehan dan pembayaran biasanya dibayarkan dari akun ini, dan penerimaan kas dari siklus penjualan dan penerimaan kas disetorkan ke akun ini.

25 Pengertian Kas Sebagaimana dibawah ini pengertian kas yang dikemukakan oleh Soemarso ( 2002:296) menyatakan bahwa: Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nominalnya. Adapun pengertian kas yang dikemukakan oleh Konrath yang diterjemahkan oleh Sukrisno Agus ( 2008:145) menyatakan bahwa: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat digunakan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar, yang memenuhi syarat : 1. Setiap saat dapat diukar menjadi uang. 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga. Dari uraian di atas, kas dapat diartikan sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan kapan pun karena memiliki sifat siap sedia dan mudah diuangkan Klasifikasi Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009: 22) menyatakan bahwa: Kas terdiri dari; saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro. Setelah kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan

26 35 yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan Tujuan Audit Kas Adapun tujuan dari audit kas menurut Sukrisno Agoes (2012:167) adalah sebagai berikut: 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas dan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan Bank, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Pemisahan tugas dan tanggung jawab. b. Rekonsiliasi bank dibuat rutin dan harus ditelaah (direview). c. Digunakan imprest fund system untuk mengelola kas kecil. d. Penerimaan kas, check dan giro, disetor ke Bank. e. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman dan dikelola dengan baik. f. Blangko check dan giro disimpan ditempat yang aman. g. Check dan Giro ditulis atas nama dan ditandatangani oleh 2 orang. h. Kasir diasuransikan atau diminta uang jaminan. i. Gunakan kwitansi yang bernomor urut cetak (prenumbered). j. Pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel lunas. 2. Memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki perusahaan (Existence.)

27 36 3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. 4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke Laba Rugi tahun berjalan. 5. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Presentation dan Disclosure.) Prosedur Audit Kas Prosedur audit kas menurut Mulyadi (2002: 379) 1. Prosedur Awal a. Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang ada. Untuk memeperoleh keyakinan bahwa saldo kas yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo kas yang dicantumkan di neraca di usut ke akun buku besar berikut ini: 1. Kas : merupakan rekening di bank 2. Kas dalam perjalanan : merupakan penerimaan kas yang pada tanggal pembuatan laporan keuangan belum disetor ke bank 3. Dana kas kecil : berupa sisa uang tunai yang berada di tangan pemegang dana kas kecil.

28 37 b. Hitung kembali saldo akun kas dibuku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun kas, auditor menghitung kembali saldo akun tersebut, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah pengkreditan akun tersebut. c. Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun kas, auditor memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalm menanggapi koreksi yang diajukan auditor. d. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas. Ketidakberesan dalam transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun kas. e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke jurnal yang bersangkutan. Pendebitan di dalam akun kas diusut ke jurnal penerimaan kas dan kredit akun tersebut di usut ke jurnal pengeluaran kas untuk

29 38 memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan kas berasal dari jurnal. 2. Prosedur Analitik Pada tahap awal pengujian substantif terhadap kas, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalm menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini: Ratio : Ratio kas dengan aktiva lancar Formula : Kas Aktiva lancar Sumber : Mulyadi (2002,379) Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya rasio tahun yang lalu, rasio industri atau rasio yang dianggarkan. Disamping itu, auditor perlu membandingkan saldo akun kas yang tercantum di neraca dengan saldo kas pada akhir tahun yang lalu. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan; a. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa. b. Perubahan akuntansi. c. Perubahan usaha. d. Fluktuasi acak. e. Salah saji. 3. Pengujian terhadap transaksi rinci a. Verifikasi Pisah Batas (Cutoff)

30 39 Dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalm memperhitungkan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam tahun yang diperiksa dibanding tahun sebelumnya. b. Buatlah Daftar Transfer Bank dalm Periode Sebelum dan SesudahTanggal Neraca untuk Menemukan Kemungkinan Terjadinya Kemungkinan Check Kitting. Check kitting dilakukan untuk menutupi pemakaian kas perusahaan dengan cara melakukan transfer rekening dari bank ke rekening bank yang dananya digelapkan pada saat bank-bank menyiapkan pembuatan rekening koran bank. Pengertian kitting yang dikemukakan oleh Arrens et al ( 2008:396) yang telah diterjemahkan oleh Gina Gania bahwa: Kitting adalah transfer uang dari satu bank ke bank lainnya tetapi pencatatannya tidak benar sehingga dana dicatat sebagai aktiva pada kedua akun; praktik ini digunakan oleh penggelap uang untuk menutupi pencurian kas. Jika misalnya perusahaan memiliki rekening giro di Bank BNI dan di Bank Niaga, dan pejabat perusahaan menggunakan uang untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan uang yang ada di Bank BNI. Untuk menutupi kecurangannya, pejabat perusahaan tersebut membuat cek untuk mengeluarkan uang dari bank Niaga dan ditransfer ke rekening giro bank BNI. Dengan demikian rekening koran dari kedua bank tersebut

31 40 menunjukan saldo kas dibank seolah-olah tidak terjadi pemakaian oleh pejabat tersebut. c. Buatlah dan Lakukan Analisis terhadap Rekonsiliasi Bank 4 (Empat) Kolom Rekonsiliasi bank 4 (empat) kolom digunakan oleh auditor untuk membuktikan kebenaran saldo kas di bank. Contoh dari rekonsiliasi bank 4 (empat) kolom PT XXX Pembuktian Ketelitian Saldo Kas Saldo peneri- Penge- Saldo Awal maan luaran Akhir Saldo Kas menurut rekening koran Setoran dalam perjalanan Cek yang beredar Cek kosong Saldo bank setelah di-adjust Sumber; Mulyadi, AUDITING edisi 6, 2002 d. Periksa adanya Kemungkinan Penggelapan Kas dengan Cara Lapping Penerimaan dan Pengeluaran kas. Lapping dapat terjadi jika penyimpanan kas merangkap fungsi sebagai pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Lapping dilakukan oleh karyawan tersebut dengan cara tidak mencatat penerimaan kas dari debitur tertentu dan memasukan uang yang diterima tersebut ke

32 41 dalam sakunya sendiri. Untuk menutupi kecurangannnya dengan mengkredit akun piutang kepada debitur lain digunakan untuk menutupi kecurangannya dengan mengkredit akun piutang kepada debitur pertama. 4. Pengujian terhadap Akun Rinci Keberadaan kas yang dicantumkan dineraca dibuktikan dengan menghitung kas yang ada ditangan klien pada tanggal neraca dan untuk kas klien yang disimpan di bank dengan cara memeriksa rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca dan mengirim surat konfirmasi bank. a. Hitung kas yang ada ditangan klien. b. Rekonsiliasi catatan kas dengan catatan rekening koran bank yang bersangkutan. c. Lakukan konfirmasi saldo kas dibank. d. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening koran bank. Untuk membuktikan penyelesaian cek yang beredar pada tanggal neraca, auditor mengusut penguangan cek tersebut ke dalam rekening koran bank yang diterima klien. 5. Verifikasi Penyajian Kas di Neraca a. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakian rekening tertentu klien di bank. Seperti tersebut dalam prinsip penyajian kas di neraca, kas yang disimpan di bank hanya dapat disajikan sebagai unsur kas jika tidak terdapat batasan penggunaanya dari bank atau batasan yang dikenakan oleh kontrak perjanjian tertentu. Dari jawaban konfirmasi bank dapat diketahui batasan-

33 42 batasan, jika ada yang dikenakan oleh bank atas penggunaan rekeningrekening bank klien. b. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien. Informasi mengenai batasan atas penggunaan berbagai dan kas yang dibentuk oleh klien dapat diperoleh dari wawancara dengan manajer keuangan. Informasi ini akan menentukan apakah suatu unsur disajikan dalm kasus atau harus dipisahkan tersendiri dalm kelompok aktiva lancar, atau bahkan harus disajikan terpisah dalam kelompok aktiva tidak lancar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Auditing Jasa auditing digunakan secara meluas baik pada perusahaan swasta maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

CASH & CASH EQUIVALENT AUDIT

CASH & CASH EQUIVALENT AUDIT CASH & CASH EQUIVALENT AUDIT PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 SIFAT KAS DAN SETARA KAS Kas adalah Alat Pembayaran yang siap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

BAB 1 PENGANTAR AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas 2.1.1. Definisi Kas Setiap perusahaan pasti memiliki alat tukar transaksi yang berlaku resmi di Negara dimana perusahaan tersebut berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN KAS

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN KAS LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN KAS KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan skripsi di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem O Brien, James A.(2010:32) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan Gelinas, U. J.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tujuan Umum Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan PABU Tujuan Khusus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS A. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG I. Deskripsi Utang jangka panjang Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kas dan Kas Kecil 2.1.1 Definisi Kas Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang kertas atau sejenisnya yang bisa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga nirlaba sebagai salah satu representasi dari civil society merupakan sektor yang relatif unik. Idealisme yang disandangnya ternyata masih belum didukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON)

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI KEUANGAN DAN INVENTARIS AMGPM

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI KEUANGAN DAN INVENTARIS AMGPM PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI KEUANGAN DAN INVENTARIS AMGPM I. PENGERTIAN Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan : 1. Verifikasi Keuangan AMGPM adalah, pengawasan represif melalui pengujian secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Hall ( 2011 : 6 ), Sistem adalah kelompok kelompok dari dua atau lebih komponenatau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01)

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01) 1). Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan

Lebih terperinci

Pengertian dan Tujuan Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Pada Rekonsiliasi Bank

Pengertian dan Tujuan Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Pada Rekonsiliasi Bank 1. Pengertian dan Tujuan Rekonsiliasi adalah merupakam salah satu alat / cara untuk menentukan hal-hal yang nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak dalam catatan pemegang giro (Perusahaan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

AUDIT. Setelah dijelaskan oleh Seci, Pak Edu sedikit bisa memahami.

AUDIT. Setelah dijelaskan oleh Seci, Pak Edu sedikit bisa memahami. AUDIT Sudah beberapa hari ini, Ergon, Manajer Keuangan Supermarket Berta itu, pontangpanting. Ia sibuk mengumpulkan berbagai dokumen dari hasil kegiatan usaha. Raut mukanya terlihat kusut. Rupanya Supermarket

Lebih terperinci

BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU 1. PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS dan investasi adalah bagian dari aset lancar yang ada di neraca. Aset lancar adalah aset yang dapat berubah jadi kas dalam waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan. Pada akhir pemeriksaan, auditor independen akan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KAS DAN BANK

AKUNTANSI KAS DAN BANK AKUNTANSI KAS DAN BANK PENDAHULUAN Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membiayai

Lebih terperinci

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum KAS (CASH) PENGERTIAN SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan Zaki Baridwan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai satuan ukuran dalam akuntansi Kas yaitu

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Audit 2 - Sururi Halaman 1 Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kas Kas merupakan harta yang paling likuid dan media pertukaran baku dan dasar bagi pegukuran akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor 1. Pengertian Internal Audit Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit unit operasi perusahaan, jenis usaha,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemudian pengertian Audit menurut Arens dan Loebbecke (2006:4), audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemudian pengertian Audit menurut Arens dan Loebbecke (2006:4), audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit sebagai : Pengertian Auditing menurut Sukrisno Agoes (01:3), auditing adalah: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENUGASAN

PELAKSANAAN PENUGASAN PELAKSANAAN PENUGASAN STANDAR KINERJA STANDAR 2300 PELAKSANAAN PENUGASAN Auditor internal harusmengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasi informasi yang memadai untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan 5 II.LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Intern Berdirinya sebuah perusahaan harus disertai dengan terbentuknya manajemen yang handal dan dapat menjamin lancarnya operasional, baik itu pengamanan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing dan Standar Auditing 2.1.2 Pengertian Auditing Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi mempunyai pengertian umum yaitu suatu komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, maka diperlukan suatu. dengan prisip akuntansi yang berlaku umum.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, maka diperlukan suatu. dengan prisip akuntansi yang berlaku umum. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang beguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Demi meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. b. Manajer akunting dijabat oleh karyawan yang telah berpengalaman dalam bidangnya selama min. 3 tahun dan berpendidikan minimal S1 akuntansi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan (Arens dan Lobbecke: 2000). Kemudian prosedur audit adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan (Arens dan Lobbecke: 2000). Kemudian prosedur audit adalah 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROSEDUR AUDIT Menurut Arens dan Loebbecke prosedur audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

Pertemuan 1 AUDITING

Pertemuan 1 AUDITING Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Audit Audit atas laporan keuangan diperlukan untuk menghindari ketidakakuratan suatu laopran baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN PADA PT.FESTO VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit internal Penjualan a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh

Lebih terperinci